KESUBURAN TANAH
-
Upload
riki-maulana-yusup -
Category
Documents
-
view
43 -
download
1
description
Transcript of KESUBURAN TANAH
MAKALAH KESUBURAN TANAH
DAN NUTRISI TANAMAN
Oleh :
Nama : Rizkananda F.R
NPM : 150510100007
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini
dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kesuburan
Tanah dan Nutrisi Tanaman. Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat,
agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Keamanan Jaringan Informasi.
Penulis
Rizkananda F R
2
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………...1
Kata Pengantar ………………………………………………………………2Daftar Isi …………………………………………………………………….3BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………4BAB IIPembahasan2.1 Unsur hara makro dan mikro ……………………………………………52.2 Bahan organik dan bahan pembenah tanah …………………………….112.4 Defisiensi dan Toksisitas Unsur di Dalam Tanah dan Tanaman………..132.4 Pupuk dan Pemupukan………………………………………………….14
2.5 teknik pengambilan sampel tanah dan tanaman………………………………15
2.6 Cara Penghitungan kebutuhan pupuk…………………………………..17
BAB III
Penutup
Kesimpulan ………………………………………………………………...19
Daftar pustaka ……………………………………………………………..20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Unsur hara memiliki banyak kegunaan bagi tanaman yang ada di bumi ini.
Tanaman dapat tumbuh subur dengan menyerap unsur-unsur hara dalam
tanah. Unsur hara dibagi menjadi dua yaitu unsur hara makro dan unsur hara
mikro. Unsur makro diperlukan tanaman dalam jumlah banyak seperti N, P,
K, dll. Sedangkan unsur mikro diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit
seperti Fe, Mn, Cu, dll.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang dibuat di dalam makalah ini adalah semua peranan yang
terkandung di dalam tanaman seperti unsur hara baik makro maupun mikro,
defisiensi dan toksinitas didalam tanah dan tanaman.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah yang di buat ini adalah untuk mengetahui kandungan
unsur makro maupun mikro dalam tanah dan tanaman. Tujuannya adalah
untuk melengkapi nilai dari mata kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur Hara Makro dan Mikro
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman :
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron
(B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong
unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1.Unsur Hara Makro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
2.Unsur Hara Mikro
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil
Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k)
Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi
kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk
tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi
masing-masing unsur tersebut :
Nitrogen ( N )
*Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
*Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
*Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
*Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
*Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun
hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat
menguning dan mati.
Phospat ( P )
*Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
*Merangsang pembungaan dan pembuahan
*Merangsang pertumbuhan akar
5
*Merangsang pembentukan biji
*Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
*Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
*Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan
mineral termasuk air.
*Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
*Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi
lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,
ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
UNSUR HARA MIKRO YANG DIBUTUHKAN TANAMAN
Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain
Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B),
Klor(Cl).
Berikut tulisan dari Setio Budi Wiharto (09417/PN) dari UGM Jogjakarta.
A.Besi(Fe)
Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+)
ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan
bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3),
gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi
dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk
khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat
yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau
sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan
penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe.
Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan
efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan
berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang
mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara
ringkas sebagai berikut:
6
a. Catalase : H2O + H2O O2 + 2H2O
b. Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O
Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses
metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase
nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan
akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe
menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah
ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan
oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua
enzim.
B.Mangan(Mn)
Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn
dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering
disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih
tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat
dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama
pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit
(MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan
ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan.
Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan
manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000
ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi
dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi
dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis
protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam
siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam
kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn
antara lain : pada tanaman
berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih
banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak
7
warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan
pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
C. Seng (Zn)
Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin
diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm
bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat
diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan
kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam
tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte (ZnCO3), zinkit
(ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim
anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase,
histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon
anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin,
pemanjangan sel dan ruas batang.
Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering
menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi
sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur.
Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang
memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daun-
daun muda dan intermedier serta adanya nekrosis.
D.Tembaga(Cu)
Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam
bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine
tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid). Dalam
getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk
kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem
> 99% dalam bentuk kompleks.
Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya
kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit
(Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit
[Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4].
8
Kebanyakan Cu terdapat dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin.
Senyawa ini mempunyai berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing
molekul mengandung satu atom Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil,
karotenoid,plastokuinon,plastosianin.
Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase,
askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme
protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif,
berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala
defisiensi / kekurangan Cu antara lain: pembungaan dan pembuahan terganggu,
warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering
serta batang dan tangkai daun lemah.
E.Molibden(Mo)
Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan
toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga
berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara
mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya
tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam
tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo)
dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah
organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan
senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari
pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo
dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III)
oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat
reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo
hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun
menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila
defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-
tulang daun lebih dominan.
9
F.Boron(B)
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar
antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-.
Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam
tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses
aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa
organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses
substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang
mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang
mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan
sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit
(Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat
oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam
nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga
berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas
membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara
lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati
pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan,
mudah terserang penyakit.
G.Klor(Cl)
Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan
dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya
daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering.
Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap
masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral,
sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering
berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan
defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman. Klor berfungsi
sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan
air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa
10
dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting. Juga berperan dalam
fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.
Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala
wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada
tanaman kol daun berbentuk mangkuk.
2.2 Bahan Organik dan Bahan Pembenah Tanah
Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa
organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga
mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada
didalamnya.
(1) sumber primer, yaitu:
jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa:
daun,ranting dan cabang, batang, buah, dan akar.
(2) sumber sekunder, yaitu:
jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan
mikrofauna.
(3) sumber lain dari luar, yaitu:
pemberian pupuk organik berupa: pupuk kandang, pupuk hijau,
pupuk bokasi (kompos), dan pupuk hayati.
Peranan bahan organik tidak hanya berperan dalam penyediaan
hara tanaman saja, namun yang jauh lebih penting terhadap
perbaikan sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah lainnya seperti
terhadap pH tanah, kapasiatas pertukaran kation dan anion tanah,
daya sangga tanah dan netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn
dan logam berat lainnya termasuk netralisasi terhadap insektisida.
Berkaitan dengan kesuburan fisika tanah, bahan organik berperan
dalam memperbaiki struktur tanah melaui agregasi dan aerasi
tanah, memperbaiki kapasitas menahan air, mempermudah
pengolahan tanah dan meningkatkan ketahanan tanah terhadap
11
erosi. Pengaruh terhadap biologi tanah, bahan organik berperan
meningkatkan aktivitas mikrobia dalam tanah dan dari hasil
aktivitas mikrobia pula akan terlepas berbagai zat pengatur tumbuh
(auxin), dan vitamin yang akan berdampak positip bagi
pertumbuhan tanaman.
Bahan Pembenah Tanah
Selama kurun waktu 25 tahun terakhir, terjadi peningkatan
penggunaan pupuk kurang lebih lima kali lipat, sementara produksi
pertanian cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan pupuk sangat tidak efisien, karena penurunan
produktivitas lahan sebagai akibat dari penurunan kandungan
bahan organik tanah.
Masyarakat pertanian konvensional berusaha memacu produksi
tanpa memperhatikan kesuburan tanah terutama ketersediaan bahan
organik tanah dan faktor lingkungan, sehingga terjadi penurunan
kesuburan tanah, tandus dan kerusakan lingkungan. Untuk
memulihkan kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan
dibutuhkan masa istirahat (bero) dalam waktu yang cukup lama
dan masukkan bahan organik yang cukup.
Keadaan tanah yang optimal untuk pertumbuhan tanaman
diperlukan bahan organik tanah di lapisan olah (top soil) minimal
2%. Untuk mencapai kondisi tanah tersebut, diperlukan
penambahan bahan organik berupa limbah pertanian dan limbah
peternakan minimal 8-9 ton/ha setiap tahun.
Pupuk kompos, terutama pupuk kompos kotoran ternak ialah bahan
pembenah tanah yang paling baik dan alami dibandingkan bahan
pembenah tanah sintetis. Secara umum pupuk kompos
mengandung unsur hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung
unsur hara mikro dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman.
Bahan organik berupa kotoran ternak yang telah mengalami proses
pengomposan, sangat baik dan menjadi pupuk organik yang stabil
12
yang mempunyai C/N antara 10/1-15/1. Pemberian pupuk kompos
kotoran ternak dapat meningkatkan kesuburan tanah karena dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dan sekaligus
sebagai penyedia unsur hara dalam waktu lama sehingga tanaman
dapat tumbuh dengan baik.
2.3 Defisiensi dan Toksisitas Unsur di Dalam Tanah dan Tanaman
Gejala Kekurangan Unsur Hara Makro
1. Kekurangan Unsur Nitrogen ( N )
Gejala sehubungan dengan kekurangan unsur hara ini dapat terlihat
dimulai dari daunnya, warnanya yang hijau agak kekuningan selanjutnya
berubah menjadi kuning . Jaringan daun mati dan inilah yang
menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah
kecoklatan
2. Kekurangan unsur fosfor ( P )
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa fungsi fosfat dalam tanaman adalah:
dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, mempercepat dan
memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya, meningkatkan
produk biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman padi-padian sehingga
tidak mudah rebah. Karena itu defisiensi unsur hara ini akan menimbulkan
hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti
misalnya pada tanaman serealia (padi-padian, rumput-rumputan, jewawut,
gandum, jagung) daunnya berwarna hijau tua/ keabu-abuan, mengkilap,
sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya
mati. Tangkai daun kelihatan lancip. Pertumbuhan buah jelek, merugikan
hasil biji.
3. Kekurangan Unsur Kalium ( K )
Defisiensi Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala
ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan
dengan gejala-gejala karena difisiensi N dan P. Gejala yang terdapat pada
daun terjadi secara setempat-setempat. Padapermulaannya tampak agak
mengkerut dan kadang-kadang mengkilap dan selanjutnya sejak ujung dan
tepi daun tampakmenguning, warna seperti ini tampak pula di antara
13
tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor,
berwarna coklat, sering pula bagian yang bercak ini jatuh sehingga daun
tampak bergerigi dan kemudian mati. Pada tanaman kentang gejala yang
dapat dilihat pada daun yang mana terjadi pengkerutan dan peng-gulungan,
warna daun hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-titik coklat. Gejala
yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-pendek
sehinga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah misalnya
buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang
masaknya buahpun berlangsung sangat lambat. Bagi tanaman yang
berumbi menderita defisiensi K hasil umbinya sangat kurang dan kadar
hidrat arangnya demikian rendah.
TOKSISITAS UNSUR HARA
Toksisitas (keracunan), keracunan tanah biasanya diakibatkan oleh sisa
lahan pertambangan yang menciptakan kemasaman tanah dan tingginya
kandungan logam yang menghancurkan unsur hara yang baik. Akibat
keasaman sisa penambangan selalu menyebabkan bertambahnya unsur Fe
atau senyawa sejenis Fe, senyawa yang berasal dari rusaknya tanah akibat
hujan yang menghasilkan asam sulfur. Dibeberapa lahan pasca tambang
emas dan tembaga kandungan logamberat seperti: Cu, Al, Zn dan Fe dapat
juga menjadi toksik dan membahayakan pertumbuhan tanaman.
2.4 Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah Bahan/Unsur-unsur dalam bentuk senyawa Kimia Organik
maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman.
Pemupukan adalah Pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik
maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan
mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas
tanaman.
14
5 tepat pemupukan :
1) Tepat Jenis è Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan
tanaman.
2) Tepat Dosis è Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn
jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan
tanaman.
3) Tepat Waktu è Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap
fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg
baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau,
(b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam
11 siang)
4) Tepat Cara è Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik
pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi
tanah.
5) Tepat Sasaran è Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk,
misal; (1) Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk
harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum
dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-
gulma pengganggu.
(2) Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan
pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik &
kimia tanah.
2.5 teknik pengambilan sampel tanah dan tanaman
Teknik Pengambilan Sampel Tanah dan Tanaman
Cara mengambil contoh tanah dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan tempat pengambilan contoh tanah individu, terdapat dua
cara yaitu (1) cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan
(2) cara acak (gambar 1).
2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan
organic segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh
tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah
15
sedang yaitu kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan tanah).
Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya diambil pada
kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.
4. Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau
tabung) atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh
tanah individu diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan,
sedalam +20 atau lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul
dan sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk
seperti huruf v), kemudian tanah pada sisi yang tercangkul diambil
setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop (gambar 2)
5. Contoh- contoh tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata
dalam ember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar.
Setelah bersih dan teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg
dan dimasukkan kedalam kantong plastic (contoh tanah komposit).
Untuk menghindari kemungkinan pecah pada saat pengiriman,
kantong plastic yang digunakan rangkap dua.Pemberian label luar dan
dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan dimasukkan
diantara plastikpembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah,
sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium
tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan plastic.
Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor
contoh tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal
pengambilan, nama dan alamat pemohon. Selain label yang diberi
keterangan, akan lebih baik jika contoh tanah yang dikirim dilengkapi
dengan peta situasi atau peta lokasi contoh.
6. Informasi tambahan yang dibutuhkan antara lain penggunaan lahan ;
penggunaan pupuk, kapur, bahan organik;waktu terakhir penggunaan
pupuk, kapur atau bahan organic; kemiringan lahan; posisi/ letak pada
lereng (bagian atas tengah atau bawah); bentuk lereng (rata, cembung,
atau cekung); bentuk wilayah (datar, berombak, bergelombang atau
berbukit); keadaan pertanaman; tanaman terakhir atau sebelumnya;
16
hasil yang telah dicapai dan yang diinginkan. Seluruh informasi lokasi
pengambilan contoh tanah dicatat dalam formulir isian yang berlaku.
2.6 Cara Penghitungan kebutuhan pupuk
Hasil analisis jaringan tanaman merekomendasikan untuk melakukan
pemupukan pada tanaman perkebunan dengan 150 gram N, 75 gram P2O5,
dan 150 gram K2O pertanaman. Pupuk yang tersedia di pasaran adalah Urea
(45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60% P2O). Berdasarkan rekomendasi
pemupukan, bobot setiap pupuk yang diperlukan untuk memenuhi
rekomendasi di atas adalah :
Urea yang diperlukan adalah : 100/45 x 150 g = 333,3 gram
SP-36 yang diperlukan adalah : 100/36 x 75 g = 208,3 gram
KCl yang diperlukan adalah : 100/60 x 150 g = 249,9 gram
Menghitung kebutuhan pupuk per hektar
Misalnya kita menganggap lahan yang akan kita tanami membutuhkan unsur
hara N, P dan K. Dari percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang
optimal direkomendasikan untuk diberikan pemupukan dengan dosis 60 kg N,
30 kg P2O5 dan 40 kg K2O. Bila pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), ES
(18% P2O5) dan KCl (60% K2O)
• ZA = 100 /21x 60 = 286 kg/ha
• ES = 100 /18 x 30 = 167 kg/ha
• KCl = 100 /60 x 40 = 67 kg/ha
Menghitung kebutuhan pupuk untuk luas tertentu
Sebidang lahan pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis per
hektar 120 kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45%
N), TSP (46% P2O5) dan ZK (50% K2O)
• Urea = 750/10.000 x 100/45 x 120 kg = 20 kg
• TSP = 750/10.000 x 100/46 x 45 kg = 7,3 kg
• ZK = 750/10.000 x 100/50 x 50 kg = 7,5 kg
Menghitung kebutuhan pupuk bila yg tersedia pupuk majemuk dan pupuk urea
Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan 90 kg N dan 20 kg P2O5
Pupuk yang tersedia adalah Complesal 20-20-0 dan Urea
Berapakah masing-masing pupuk yang harus disediakan ?
17
• Dosis per hektar : 90 kg N + 20 P2O5
• Penuhi dengan Complesal 20-20-0 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5 dan
sisanya sebanyak 70 kg dengan Urea
• Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah 100 kg Complesal 20-20-0
yang mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5
• Pupuk Urea sebanyak 100/45 x 70kg = 155 kg
BAB III18
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah kali ini adalah,semua tanaman membutuhkan
unsur-unsur yang terkandung didalam tanah baik dalam jumlah sedikit maupun
banyak,unsur hara itu bisa didapat dari sumbernya secara langsung yaitu
tanah,dan dapat juga diberikan secara buatan dengan dosis tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
19
http://suntoro.staff.uns.ac.id/2009/04/02/232/
http://id-id.facebook.com/note.php?note_id=135400966470311
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo (Jakarta)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk
20