Keselamatan Penerbangan

32
Keselamatan Penerbangan BAB I Pengertian Keselamatan Penerbangan Keselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. VISI: "TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”. MISI: a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan; menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi; b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable); c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien. “a combination of measures, human and material resoursces that are intended to safeguard civil

description

keselamatan penerbangan diindonesia

Transcript of Keselamatan Penerbangan

Page 1: Keselamatan Penerbangan

Keselamatan Penerbangan

BAB I

Pengertian Keselamatan PenerbanganKeselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan

keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara,

angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum

lainnya.

VISI:

"TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI

UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI

TAMBAH”.

MISI:

a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan;

menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal

dan terintegrasi;

b.   Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan

(sustainable);

c.   Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien.

“a combination of measures, human and material resoursces that are

intended to safeguard civil aviation against acts of unlawful interference”.

(reff.annex 17-security)

“Gabungan sumber daya manusia dan materil yang digunakan untuk

melindungi penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.

Page 2: Keselamatan Penerbangan

“suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari

tindakan melawan hokum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia

fasilitas dan procedure”

Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia penerbangan, tidak ada

kompromi dan toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa "Safety is Number One"

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992.

Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan

ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan juga

kecenderungan perkembangan ekonomi global. Sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi nasional yang semakin membaik, peran Pemerintah yang semula sebagai

penyedia jasa dan pelaku kegiatan ekonomi, akan berubah peran menjadi sebagai

regulator.

Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan,

melaksanakan sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya

transportasi udara yang memenuhi standar keselamatan penerbangan.

Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan

Sipil (National Civil Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk

keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan

penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap

penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para petugas di darat dan

masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan melawan hukum.

Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan

penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan

Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa.

Sebagai langkah konkrit ke depan sesuai dengan ketentuan ICAO yang baru,

Pemerintah telah memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety

Management System/ SMS) di bidang penerbangan.

Page 3: Keselamatan Penerbangan

Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring

yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang

memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari

perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko

dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal

keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan

Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety.

Pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Keselamatan Penerbangan/CASR untuk memasukkan persyaratan Sistem

Manajemen Keselamatan berupa tanggung jawab keselamatan oleh Presiden

Direktur, sistem mengidentifikasi bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut

mengurangi resiko, kewajiban melakukan evaluasi keselamatan secara berkala,

indikator keselamatan, internal evaluasi, emergency response plan yang dituangkan

dalam safety manual airline.

Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan

persyaratan CASR dan dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen

keselamatan (safety) kepada Pemerintah dengan menetapkan safety target yang

dapat diterima (acceptable safety).

BAB II

Program Keselamatan Nasionala.     Peraturan keselamatan penerbangan;

Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia,

Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan antara lain:

Page 4: Keselamatan Penerbangan

a.     Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan;

b.     PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan;

c.      Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation

Safety Regulation (CASR) part 135;

d.     Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation

Safety Regulation (CASR) part 121;

e.      Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan

keamanan penerbangan;

f.       Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan

keselamatan dan keamanan penerbangan.

Peraturan keselamatan juga meliputi  :

a.     Airspace Utilization

b.     Aircraft Operation

c.      Airport Development

b.     Sasaran keselamatan penerbangan;

a)     Target kinerja keselamatan penerbangan,

b)    Indikator kinerja keselamatan penerbangan, dan

c)     Pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan

c.      Sistem pelaporan keselamatan penerbangan;

d.     Analisis data dan pertukaran informasi keselamatan penerbangan (safety data

analysis and exchange);

e.      Kegiatan investigasi kecelakaan dan kejadian Penerbangan (accident and incident

investigation);

f.       Promosi keselamatan penerbangan (safety promotion);

g.     Pengawasan keselamatan penerbangan (safety Oversight); dan

a.       Audit;

Page 5: Keselamatan Penerbangan

b.       Inspeksi;

c.       Pengamatan (surveillance);

d.       Pemantauan (monitoring).

Pengawasan Keselamatan Perhubungan dilaksanakan oleh suatu unit

pelaksana tersendiri dan yang kemudian menyampaikan hasilnya ke menteri

perhubungan, setelah mendapatkan hasil laporan tersebut, menteri melakukan

tindakan perbaikan dan penegasan hukum. Tindakan hukum ini dapat berupa

sanksi administratife yaitu berupa peringatan, pembekuan ijin, pencabutan ijin

operasi, dan yang kedua adalah sanksi pidana. 

Adapun Undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan pengawasan

keselatan penerbangan ada dalam PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAWASAN KESELAMATAN

PENERBANGAN UNTUK INSPEKTUR NAVIGASI PENERBANGAN

h.     Penegakan hukum keselamatan penerbangan (law enforcement).

a.     Tata cara penegakan hukum;

b.     Penyiapan personel yang berwenang mengawasi penerapan aturan di bidang

keselamatan penerbangan;

c.      Pendidikan masyarakat dan penyedia jasa penerbangan serta para penegak hukum;

dan 

d.     Penindakan.

  

Alat dan prosedur yang digunakan untuk menjaga

keselamatan pada saat penerbanganSabuk Pengaman atau Safety Belt

Page 6: Keselamatan Penerbangan

Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka

sabuk pengaman dengan baik dan benar. Terdapat dua macam sabuk pengaman,

satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan anda,

diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman sewaktu anda duduk dan

sewaktu lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan.

Masker Oksigen atau Oxygen Mask

Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude

lebih dari batasan yang telah ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara

otomatis dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda segera lakukan adalah

menarik masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih

dahulu sebelum memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga,

dan lainnya). Mengapa anda diharuskan untuk memakai terlebih dahulu? Logika

sederhana jika kita yang kehilangan oksigen dan lalu pingsan, belum tentu atau kita

tidak akan dapat menolong orang lainnya terutama anak-anak. Setelah memasang

Page 7: Keselamatan Penerbangan

masker oksigen, langkah selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah

terpasang dengan baik, langkah terakhir adalah bernafas seperti biasa.

Tambahan: masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi

dekompresi atau decompression yaitu kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba

yang dapat disebabkan dua hal secara umum, perlahan (mungkin berupa lubang

kecil atau kegagalan alat pengatur tekanan udara) dan cepat(ada lubang besar

seperti pintu yang lepas dan lain-lain).

Baju Pelampung atau Life Vest

Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju pelampung anda, biasanya

terletak di bawah tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara

menggunakan dan mengikatnya, dan bagaimana cara mengembungkannya. Fitur

yang ada pada baju pelampung umumnya terdiri dari pipa tiup untuk menambah

udara pada baju pelampung, lampu yang akan menyala secara otomatis jika

terendam di dalam air dan juga peluit yang berguna untuk menarik perhatian.

Tambahan: anda (baik orang dewasa dan anak-anak) diharapkan untuk tidak

mengembungkan baju pelampung di dalam kabin pesawat dan hanya boleh

Page 8: Keselamatan Penerbangan

dikembungkan di ujung pintu sebelum melompat keluar. Mengapa? Logika

sederhana, jika semua panik dan mengembungkan baju pelampung di dalam kabin,

apa yang anda dapat pikirkan terjadi, anda akan susah untuk keluar dari  dalam

pesawat dan akan berujung pada kegagalan evakuasi.

Lalu, baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit berbeda cara

penggunaannya dikarenakan ukuran bayi juga, tetapi fitur yang ada akan tetap

sama dengan baju pelampung pada orang dewasa.

Kartu Keselamatan atau Safety Information Card or Safety Leaflet

Kartu keselamatan terletak di kantung kursi di hadapan anda dan dapat membantu

dalam pemahaman bilamana memerlukan tambahan informasi atau ada yang

terlewatkan pada saat demo sedang berlangsung. Kartu ini juga bisa membuat anda

ingat dengan demo yang sudah diberikan sebelumnya.

Jalur Pintu Evakuasi, dan Rakit Keselamatan

Page 9: Keselamatan Penerbangan

Di sini akan diinformasikan bagaimana cara keluar dari pesawat, pintu mana saja

yang dapat digunakan, lokasi rakit keselamatan, dan juga bagaimana jika terdapat

asap di dalam kabin, yaitu dengan membungkuk dan mengikuti lampu yang ada di

lantai  yang mengarah keluar dari pesawat. Setelah semua informasi keselamatan

diberikan maka ada baiknya juga jika kita sebagai penumpang untuk mengetahui

tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukungnya, berikut diantaranya:

Tempat meletakkan barang bawaan

Page 10: Keselamatan Penerbangan

1.     Meletakkan barang bawaan di ruang penyimpanan di atas atau di bawah tempat

duduk di hadapan anda. Mengapa? Dikarenakan jika sewaktu-waktu terjadi

evakuasi maka barang bawaan anda tidak akan menghalangi jalur evakuasi.

2.     Menegakkan sandaran kursi saat lepas landas dan sesaat sebelum mendarat.

Mengapa? Tindakan ini dapat dilihat dari beberapa fase. Pada saat lepas landas dan

akan mendarat, jika posisi kursi telalu miring maka kemungkinan kita akan

terlepas dari kursi kita sendiri bukanlah tidak mungkin. Pada saat terjadinya

evakuasi, maka kursi yang miring dapat memperlambat dalam proses.

3.     Melipat meja yang terbuka pada saat lepas landas, mendarat, dan jika tidak

digunakan pada saat penerbangan. Mengapa? Seperti penjelasan pada nomor dua,

meja yang terbuka dapat memperlambat proses evakuasi.

4.     Menurunkan sandaran tangan. Mengapa? Sandaran tangan sangat membantu pada

saat terjadi goncangan yang secara tiba-tiba dan bersifat keras. Seperti turbulensi

atau

5.     Membuka penutup jendela pada saat lepas landas dan mendarat.

6.     Menon-aktifkan alat-alat elektronik seperti MP3, laptop, CD, handphone,dan lain-

lainnya. Selain dikarenakan akan memancarkan sinyal yang dapat mengganggu

alat-alat navigasi di dalam kokpit, jika ada tanda dan sinyal evakuasi, dapat

dipastikan anda tidak dapat mendengar dengan jelas.Tambahan: anda dapat

menggunakan alat-alat tersebut setelah lepas landas dan lampu tanda kenakan

sabuk pengaman dipadamkan. Jika menggunakan handphone, dapat

menggunakannya dalam flight mode dan harus di non-aktifkan kembali pada saat

akan mendarat. Pastinya anda juga tidak diharapkan untuk merokok selama

penerbangan. Jika tertangkap, maka ada sanksi atau hukumannya.

Page 11: Keselamatan Penerbangan

Jika terbang pada malam hari atau pagi hari dan masih gelap, pada beberapa

maskapai ada yang menggelapkan lampu kabin atau bahkan memadamkan

semuanya. Hal ini berhubungan dengan adaptasi mata terhadap gelap terang.

Kesimpulan: Hal-hal yang kita sebagai penumpang mungkin merepotkan atau

berlebihan terhadap perlakuan yang didapat percayalah, bahwa keselamatan dalam

penerbangan merupakan syarat dan alasan utama. Penting bagi kita untuk tahu,

menaati, dan mendukung upaya keamanan dan keselamatan bagi kita sendiri dan

sesama.

Personel Penerbangan yang terkait dengan keselamatan :

a.     Personel Pesawat Udara, yaitu personel yang terkait dengan pengoperasian

pesawat udara.

b.     Personel Navigasi Penerbangan, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan

pengoperasian ndan pemeliharaan fasilitas Navigasi Penerbangan.

c.      Personel Bandar Udara, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan

pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Bandar Udara.

Ketiga personel tersebut harus memiliki lisensi yang sah dan sertifikasi yang masih

berlaku.

Ada 3 unsur yang memberikan kontribusi pada keselamatan

penerbangan

1.     Pesawat terbang itu sendiri, bagaimana peswat terbang itu di desain, dan dirawat.

2.     Sistem Penerbangan  Negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic controls.

3.     Airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan pengoperasian

pesawat di airlines.

Dengan demikian tanggung jawab regulator penerbangan suatu negara

adalah memastikan keselamatan penerbangan pada tingkat yang tertinggi pada

Page 12: Keselamatan Penerbangan

ketiga unsur tersebut. Itulah sebabnya ketika terjadi kecelakaan beruntun awal

2007 lalu, FAA menjatuhkan penilaiannya kepada regulator atau otoritas

penerbangan Indonesia, bukan kepada maskapai penerbangannya.

Keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah tergantung pula

pada keamanan dari Bandar udara yang memberangkatkan pesawat tersebut.

Mengingat banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hokum baik saat

pesawat di darat maupun di udara. Juga instalansi pendukung lainnya di sebuah

Bandar udara.

Dengan menimbang berbagai alasan tersebut,maka organisasi penerbangan

dunia yang termasuk di dalam PBB yang di sebut ICAO mengeluarkan beberapa

aturan untuk menjaga keamanan serta keselamatan sebuah penerbangan juga

bandar udara sipil dari tindakan melawan hukum.Pada pembentukan dari ICAO

tersebut pada tahun 1944 di Chicago lahir beberapa lampiran/ Annex dari Annex 1

s/d Annex 18.Dimana keamanan sendiri diatur dalam Annex 17 dan Annex 18.

Annex 17 mengatur tentang tata cara pengamanan penerbangan sipil dari tindakan

gangguan melawan hukum.Dan Annex 18 sendiri mengatur tata cara pengangkutan

bahan dan/atau barang berbahaya yang diangkut menggunakan pesawat udara

sipil.Di negara kita sendiri mengacu pula terhadap aturan aturan tersebut yang di

atur pula di berbagai Undang Undang mulai dari UU No2 thn 1976,UU No 1 thn

2009 yg merupakan revisi dari UU No.15 thn 1992 yang mengatur tentang

Penerbangan.Yang di dalamnya mengatur tentang penerbangan sipil di dalam

negeri,mulai dari standar keamanan dan keselamatan sebuah pesawat

terbang,standar keamanan dan keselamatan sebuah bandar udara sipil,serta tentang

tata cara pemeriksaan keamanan di dalam sebuah bandar udara sipil.Penerapan

Undang Undang tersebut di perjelas pula dengan berbagai aturan aturan lain seperti

Peraturan Presiden ( PP No.3 thn 2001 ), Keputusan Menteri Perhubungan Udara (

KM.09 thn 2010 ), juga dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen HubUd antara

Page 13: Keselamatan Penerbangan

lain seperti SKEP/2765/VIII/2010 tentang tata cara pemeriksaan keamanan,

SKEP/100/VII/2003,serta SKEP/43/III/2007 yang mengatur tentang Liquid

Aerosol dan Gel.

Hanya ada dua kategori dalam standar keselamatan penerbangan global,

yaitu kategori 1 pass ( lulus ), dan kategori 2 failure ( tidak lulus ). Bila regulator

atau otoritas penerbangan suatu Negara tidak kompeten, maka seluruh maskapai

penerbangan di negara itu pun praktis tidak terjamin keamanannya. Akan tetapi

sebaliknya, jika regulator negara itu lulus atau masuk kategori 1, tapi ditemukan

adanya pelanggaran berat pada salah satu atau beberapa airlines di negara tersebut,

maka yang terkena sanksi hanya maskapai yang melanggar tersebut, seperti terjadi

dengan PIA Pakistan Airlines. Kasus seperti PIA ini mudah dan cepat dapat

diselesaikan karena ini murni kesalahan dari maskapai tersebut yang tidak

ditemukan di maskapai lainnya.

Sistem Manajemen keselamatan Penyedia Jasa Penerbangan :

A. Kebijakan dan sasaran keselamatan;

B. Manajemen risiko keselamatan;

C. Jaminan keselamatan; dan

D. Promosi keselamatan.

Budaya Keselamatan Penerbangan

Menetapkan kebijakan dan program budaya tindakan keselamatan, keterbukaan,

komunikasi, serta penilaian dan  penghargaan terhadap tindakan keselamatan

penerbangan.

Titik – titik rawan dari pengoperasian penerbangan

a.       Air crew

Page 14: Keselamatan Penerbangan

Semua crew yang bekerja di dalam suatu penerbangan harus mempunyai surat ijin

atau lisensi keahlian, tujuannya agar dia mengetahui barang atau hal apa saja yang

harus di lakukan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

b.       Gate check

Tidak semua orang dapat masuk ke dalam bandara atau terminal, karena Setiap

orang yang masuk harus ada boarding pass

c.       Catering

Didalam pengiriman catering ke dalam pesawat juga merupakan cela dimana

terdapat terjadinya kriminal, bisa saja catering yang di berikan kepada penumpang

di beri obat yang membuat penumpang sakit bahkan meningal.

d.     Cargo and mail

Kiriman yang akan di muat kedalam cargo bisa saja berisi bahan berbahaya yang

menyebabkan ledakan yang cukup besar.

e.      Refueling

Merupakan titik rawan yang dapat terjadi kriminal, karena di dalam pengisian fuel

bisa saja ada celah atau orang yang tidak bertanggung jawab memasukan berupa

zat atau cairan yang dapat meledakan pesawat.

f.       Checked baggage

Bagasi yang disimpan di dalam kargo, bisa saja berisi bahan-bahan berbahaya.

Yang dapat menyebabkan kerusakan kepada cargo lainnya.

g.     Ground staff

Ground staff yang bekerja di lapangan, antara lain cargo, teknik baik penumpang

maupun staff harus juga di waspadai atau dicegah dengan suatu alat ex-ray,

WTMD( walk through metal detector ), dan HHMD ( hand held metal detector )

h.       Passenger and carry on baggage

1)    Penumpang, awak pesawat udara dan bagasi harus diperiksa sebelum memasuki

daerah steril dan sisi udara

Page 15: Keselamatan Penerbangan

2)    Penumpang harus melapor pada Perusahaan angkutan udara

3)    Nama dalam tiket harus sama dengan identitas penumpang

4)    Penumpang transit dan transfer dilakukan pemeriksaan

5)    Kabandara atau Adbandara dapat melakukan pemeriksaan di dalam pesawat udara

6)    Batas waktu check-in 30 menit sebelum jadwal keberangkatan

7)    Daerah check-in merupakan daerah terbatas yang harus dijaga petugas

Jalur yang menghubungkan daerah chek-in dengan sisi udara harus dilengkapi

pintu dan dikunci saat tidak dipergunakan       :

-         Pintu lalu lintas petugas harus dijaga petugas sekuriti dan dikunci apabila tidak

dipergunakan

-         Petugas lain turut mengawasi dibawah koordinasi petugas sekuriti bandara

-         Perusahaan angkutan udara dapat menolak mengangkut penumpang yang dapat

membahayakan keselamatan penerbangan

-         Bagasi harus diperiksa sebelum diserahkan di tempat check-in (KM 14/1989 Ps. 3)

-         Bagasi harus dilengkapi identitas pemilik(KM14/1989 Ps.4)

-         Bagasi yang ditolak dengan alasan keamanan penerbangan tidak dibenarkan untuk

diangkut(KM 14/1989 Ps.5)

-         Senjata api, senjata tajam serta benda lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk

mengancam atau memaksakan kehendak dilarang dimasukkan atau ditempatkan di

dalam kabin pesawat udara (KM14 Ps. 6)

-         Kargo dan kiriman pos harus diperiksa sebelum dimasukkan ke gudang atau

pesawat udara (KM 14/1989 Ps.7)

-         Pemeriksaan pos perlu memperhatikan kelancaran pengirimannya (KM 14/1989

Ps. 7 ayat 2

-         Pemeriksaan pengangkutan barang-barang berbahaya harus memperhatikan

ketentuan yang berlaku (KM 14/1989 Ps.8)

h.     Airport service personels

Page 16: Keselamatan Penerbangan

Contohnya petugas cleaning service yang berada di airport dapat di curigakan, dan

harus dilakukan pemeriksaan kepada semua airport service personels

mengantisipasi ada yang teroris yang menyamar menjadi cleaning service yang

dapat menyebabkan keadaan sekitar berbahaya.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara

Nomor : SKEP / 100 / XI / 1985 tentang Peraturan Tata Tertib Bandar Udara,

siapapun dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum,

keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara, yang berupa:

1.     Permainan layang – layang.

2.     Perjudian dalam bentuk apapun.

3.     Perbuatan tidak susila.

4.     Mabuk atau pemakaian bahan narkotika.

5.     Gangguan dalam bentuk apapun termasuk jual beli tiket secara tidak sah /

liar ( calo ).

6.     Penggembalaan ternak.

7.     Berjalan atau melintasi Bandar Udara selain dijalan, jalur atau bagian jalur lalu

lintas yang telah ditentukan ataupun Unsur – unsur pengamanan adalah: 

1.     Peralatan pengamanan adalah barang / alat yang digunakan untuk mengamankan

sesuatu.

2.     Petugas pengamanan adalah personil bandar udara atau personil pesawat udara

yang bersertifikat dan bertugas untuk melakukan pengamanan penerbangan sipil

Tugas unit pengamanan / petugas pengamanan bandar udara : Unit pengamanan

bandar udara memiliki tugas untuk memelihara, melindungi dan mengamankan

manusia dan material secara fisik dari segala bentuk ancaman keamanan yang

Page 17: Keselamatan Penerbangan

ditimbulkan oleh manusia dan barang di daerah lingkungan kerja bandar udara.

Fungsi unit pengamanan / petugas pengamanan bandar udara :

  Mengawasi dan mengendalikan ketertiban dan keteraturan pergerakan penumpang

dan barang yang masuk / keluar gedung terminal penumpang dan terminal kargo.

  Bekerjasama dengan pertugas pengamanan perusahaan angkutan udara dan

perusahaan pelayanan darat ( ground handling agent ) dalam melaksanakan

pemeriksaan penumpang, bagasi, kargo dan pos sebelum dimuat / dibongkar ke /

dari pesawat udara.

  Mengawasi dan memeriksa tanda pengenal / pas orang dan kendaraan yang

mempunyai hubungan ke / dari daerah steril dan kawasan sisi udara ( air side )

lainnya, terutama di sekitar pesawat udara.

  Melaksanakan survey pengamanan bandar udara dan melaporkan kepada Komite

Pengamanan Bandar Udara.

  Melakukan pengawasan / pengendalian / penjagaan / pengamatan / patroli di daerah

batas bandar udara ( perimeter )

  Menjaga instalasi / bangunan penting seperti : VIP Room, gedung listrik, tempat

penampungan air / pompa air, fasilitas alat bantu navigasi udara ( lampu landasan,

stasiun pemancar / penerima, DVOR, NDB, ILS, Radar, dll ), fasilitas bahan bakar

minyak pesawat udara, dll.

  Mengumpulkan dan meneruskan / menyebarkan informasi yang berhubungan

dengan masalah pengamanan penerbangan / bandar udara kepada yang

berkepentingan.

  Melakukan penyelidikan atas kejadian – kejadian / pelanggaran yang terjadi di

bandar udara dan melaporkan kepada komandan / pimpinan satuan pengamanan

bandar udara / komite pengamanan bandar udara.

Page 18: Keselamatan Penerbangan

  Membina hubungan yang erat dengan instansi – instansi lain yang terkait di bandar

udara ( misalnya : perusahaan angkutan udara, POLRI, Imigrasi, Bea & Cukai,

Karantina, dll)

  Selalu melakukan koordinasi dengan pihak yang berwenang atas perencanaan

bandar udara sehingga semua aspek yang menyangkut pengamanan penerbangan

mendapat perhatian dalam setiap perencanaan / desain / renovasi bangunan dan

fasilitas bandar udara.

  Melakukan latihan pengamanan penerbangan di bandar udara secara teratur

sedikitnya sekalli dalam setahun

  Mengalihkan tanggung jawab kepada POLRI bilamana terjadi tindak kriminal di

bandar udara

  Bekerjasama dan mengalihkan pengendalian bilamana terjadi peningkatan ancaman

keamanan di bandar udara kepada POLRI / TNI sesuai ketentuan

  Melakukan kerjasama dengan pihak – pihak terkait dan melaksanakan tindak

penanggulangan dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan Airport Emergency

Plan.

Keselamatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu

1.      faktor kondisi fisik pesawat

Pesawat yang akan dioperasikan terlebih dahulu harus memenuhi standar kelaikan

pesawat udara, yaitu terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara dan dalam

aman untuk beroperasi.

 Kondisi fisik suatu pesawat juga tergantung dari perawatan yang dilakukan.

Semakin baik perawatan sebuah pesawat, maka makin besar pula biaya yang harus

dikeluarkan. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri jika suatu airline dengan high

cost, tingkat pelayanan kepada penumpang pun sangat memuaskan. Berbeda

Page 19: Keselamatan Penerbangan

dengan pelayanan dari airline yang low cost. Perawatan yang dilakukan juga

dilihat dari umur suatu pesawat. Pesawat dengan umur yang tua, perawatan serta

pemeriksaannya harus lebih cermat dibandingkan dengan pesawat baru. Oleh

karena itu, tidak heran apabila perawatan pesawat yang berumur tua tersebut lebih

mahal dibandingkan dengan pesawat yang baru.

2.     kondisi awak pesawat,

faktor manusia juga berperan penting dalam pencapaian suatu keselamatan

penerbangan. Bukan hanya pilot pesawat, tetapi juga petugas lain, termasuk yang

bertanggung jawab dalam penanganan dan pemeriksaan penumpang pesawat.

Mereka harus menjalankan prosedur sesuai dengan UU No 1 tahun 2009 tentang

penerbangan yang didalamnya mengatur tentang tugas dan tanggungjawab pihak

bandara dalam hal keamanan dan keselamatan penerbangan.

3.     infrastruktur,

Dalam hal ini, Pemerintah juga memegang peranan penting. Salah satunya dengan

memperbaiki infrastruktur penerbangan. Seperti bangunan, struktur, lampu

aerodrome, landasan pacu, kendaraan, fasilitas radar, komunikasi, situs web dan

lain-lain.

4.     serta faktor alam.

Page 20: Keselamatan Penerbangan

Mungkin kita yang belum tahu bahayanya burung bagi pesawat terbang dapat

melihat pada beberapa saat yang lalu ada kecelakaan pesawat yang disebabkan

oleh kawanan burung yang bertabrakan dengan pesawat yang disebut dengan bird

strike, atau bird hit, atau BASH - Bird Aircraft Strike Hazard.

Beruntung, pilotnya bisa mendaratkan pesawat ke sungai meskipun semua mesin

dalam keadaan mati, dan Semua penumpang selamat.

KENAPA BURUNG BERBAHAYA?

Ancaman yang paling utama pada kasus bird strike adalah pada pesawat jet.

Maksud pesawat jet di sini adalah pesawat turbojet ataupun jet (ramjet, dll) pada

umumnya. Tidak seperti mobil yang mesinnya tertutup rapi, pada pesawat jet,

Page 21: Keselamatan Penerbangan

bagian depan mesin pesawat terbuka untuk menyedot udara untuk pembakaran.

Benda-benda yang tidak diinginkan bisa tersedot dan merusak bagian dalam mesin

pesawat. Benda-benda ini disebut FOD (Foreign Object Damage).

UPAYA MENANGGULANGINYA

Untuk mengusir burung di beberapa bandar udara di luar negeri mereka

memasang perangkat pengusir burung. Cara kerjanya adalah dengan pengeras

suara yang menghasilkan suara pemangsa burung-burung yang ada di sekitar

bandar udara. Dengan suara ini diharapkan burung-burung akan menyangka ada

bahaya pemangsa di dekat mereka dan akan pergi ke tempat lain untuk

menghindari pemangsanya tersebut.

Bandar udara tanpa perangkat canggih pun melakukan pengusiran burung

dengan cara konvensional, biasanya dengan menembakkan senapan dengan suara

yang keras untuk menakut-nakuti burung. Padahal suara pesawatpun sudah cukup

keras untuk mengusir burung. Tapi karena biasanya suara pesawat terdengar

setelah pesawat lewat maka pengusiran burung harus dilakukan sebelum pesawat

lewat untuk lepas landas atau mendarat.

Cara lain untuk mengusir burung adalah dengan burung pemangsa (falcon

dll), lampu, pyrotechnics (semacam kembang api), pesawat radio-controlled,

lasers, anjing dan lain-lain.

TNO, sebuah institut penelitian di Belanda telah berhasil mengembangkan

ROBIN (Radar Observation of Bird Intensity) untuk Royal Netherlands

Airforce. ROBIN adalah hampir real-time monitoring system untuk memantau

pergerakan burung terbang. ROBIN mengenali kumpulan burung  dari radar

systems yang besar. Informasi ini digunakan untuk penerbang AU Belanda

sewaktu lepas landas dan mendarat. Tabrakan pesawat militer Belanda dengan

burung berhasil dikurangi sampai 50 % dengan sistem ini. Sayangnya belum ada

sistem yang sama yang digunakan oleh sipil.

Page 22: Keselamatan Penerbangan

BAHAYA LAIN

Selain burung, binatang lain juga bisa membahayakan penerbangan jika

mereka ada dan dibiarkan berlalu lalang di bandar udara pada waktu pesawatlepas

landas. Pada waktu mendarat, menabrak binatang di landas pacu mungkin tidak

terlalu membahayakan, biarpun dapat membuat kerugian yang sangat besar.

Kejadian yang cukup besar pernah terjadi di Indonesia adalah sebuah pesawat

B737 yang menabrak seekor kerbau di bandar udara Aceh beberapa tahun lalu.

Selain binatang, ternyata manusia juga bisa menyebabkan FOD pada saat

pesawat terbang. Yaitu dengan menerbangkan layang-layang di sekitar jalur lepas

landas dan pendaratan pesawat. Biarpun tidak bisa terbang tinggi, layang-layang

jika dimainkan tepat di jalur pendaratan pesawat atau jalur lepas landas

mempunyai efek bahaya yang sama dengan burung pada kasus bird strike.