KESELAMATAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
-
Upload
phungkhuong -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
Transcript of KESELAMATAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Naklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
KESELAMATAN DALAM PENGELOLAANLIMBAH RADIUM - 226
AisyahPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BAT AN
ABSTRAKKESELAMATAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER RADIUM-226.
Aplikasi iptek nuklir di Indonesia untuk mendukung program pembangunan nasionalperlu mempertahankan aspek keselamatan bagi pekerja maupun masyarakat sertamenjamin perlindungan terhadap potensi bahaya radiasi bagi generasi mendatang.Pemanfaatan radiasi dalam bidang radioterapi sudah berjalan cukup lama di beberaparumah sakit di Indonesia. Salah satu teknik yang dipakai adalah teknik brakhiterapimenggunakan sumber radiasi Ra-226, Cs-137, Co-60 dan Ir-192. Rekomendasi IAEAmenyebutkan bahwa sebaiknya tidak menggunakan sumber radiasi Ra-226 dalamradioterapi. Radium-226 merupakan radionuklida berumur paro panjang dan dalammasa peluruhannya memproduksi gas radon yang cukup berbahaya bagi kesehatan,sehingga memerlukan pengelolaan dengan tingkat keselamatan tinggi. Pengelolaanlimbah sumber Ra-226 dilakukan dengan teknik kondisioning yaitu dengan pewadahanberganda yang menempatkan limbah sumber Ra-226 dalam kapsul stainless steel yangdilas rapat. Selanjutnya kapsul dimasukkan dalam long term storage shield dankemudian dimasukkan dalam shell drum. Selanjutnya shell drun1 disimpan padatemp at penyimpanan. Dengan teknik kondisioning ini limbah sumber Ra-226 akantersimpan dengan aman.Kata kunci : Limbah sumber radiasi, Radium-226.
ABSTRACTTHE SAFETY OF TREATMENT OF SPENT RADIUM-226 SOURCES.
Utilization of nuclear technology for supporting of national development in Indonesiamust maintain the safety of the worker and the public, and as well must protects nextgenerations from the potential radiation danger. The application of radiation inradiotherapy at some Indonesian hospitals has emerged long time ago. One of them isBrach-therapy technique using Ra-226, Cs-13 7, Co-60 ore Ir-192. The IAEA hasrecommended to stop the use of Ra-226 in radiotherapy. Radium-226 is a long halflived radio-nuclide; it decays by emitting radon which is dangerous for human,therefore the utilization of Ra-226 in medical involves full precautions and measures inthe treatment of the spent Ra-226 sources. The technique for conditioning of the spentRa-226 source is carried out by loading the spent source into stainless steel capsules,and placed in a long term storage shield. The long term storage shield is loaded into ashell drum. The shell drum then stored in waste storage. By this techniques, the Ra-226spent sources can be disposed safely.Keywords: Spent radiation source, Radium-226
236
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 1I Des~mber 2003
PENDAHULUAN
ISSN 1693 - 7902
Sampai saat ini aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran baik untuk tujuan
diagnostik maupun terapi dirasakan sangat bermanfaat. Pemanfaatan radiasi pengion
dalam bidang radioterapi sudah berjalan cukup lama di beberapa rumah sakit di
Indonesia. Radioterapi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengobati
penyakit dengan memanfaatkan kemampuan radiasi pengion yang dapat membunuh
sel-sel yang tumbuh abnormal seperti tumor atau kanker. Brakhiterapi adalah suatu
radioterapi dengan zat radioaktif sebagai sumber radiasinya. Brakhiterapi dilakukan
dengan cara penyinaran pada jarak sangat dekat bahkan pada kondisi tertentu sumber
radiasi tertutup dimasukkan kedalam tubuh pasien. Di Indonesia sumber radiasi yang
digunakan adalah Radium-226, Cs-137, Co-60 dan Ir-I92(1).
Dimasa lampau Indonesia banyak menggunakan Radium-226 sebagai sumber
radiasi yang dipakai dalam brakhiterapi. Selain dalam bidang kedokteran, Radium -226
juga dimanfaatkan sebagai penangkal petir. Di negara maju sudah sejak sekitar tahun
1960 an pemakaian Ra-226 baik dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal
petir sudah dihentikan, sedangkan di beberapa negara lain sumber Ra-226 hingga saat
ini masih ada dengan pemakaian yang sudah mulai berkurang.
Atas rekomendasi IAEA, Indonesia juga telah menghentikan pemakaian Ra-226,
sehingga saat ini terdapat limbah sumber Ra-226 terutama yang berasal dari bekas
pemakaian brakhiterapi. Sebagian limbah sumber Ra-226 ini masih tersebar di
beberapa rumah sakit di Indonesia dan saat ini DEPKES sedang berupaya menarik
semua limbah terse but. Limbah sumber radium ini harus dikelola dengan tingkat
keselamatan tinggi (strong safe), karena limbah ini mengandung radionuklida yang
berumur paro sangat panjang dan dalam masa peluruhannya memproduksi gas radon
yang berbahaya bagi kesehatan,(2).
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 pasal 23 ayat (1) menyebutkan
bahwa pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan oleh Badan Pelaksana, dalam hal ini
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedangkan dalam pasal 24 ayat (1)
menyebutkan bahwa penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang
wajib mengumpulkan, mengelompokkan atau menyimpan sementara limbah tersebut
sebelum diserahkan kepada Badan Pelaksana. Dari kedua pasal ini jelas bahwa pihak
penimbul limbah (dalam hal ini rumah sakit atau industri) yang mempunyai limbah
237
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
radioaktif wajib menyimpan sementara limbah yang dihasilkannya dengan memenuhi
standar keselamatan sebelum dikirim ke P2PLR- BATAN(3).
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif telah melakukan
pengelolaan beberapa limbah sumber Ra-226 yang berasal dari rumah sakit dan industri.
Dengan pertimbangan faktor keselamatan yang tinggi, pengelolaan limbah radium
dilakukan dengan teknik kondisioning yang dilengkapi dengan wadah yang sekaligus
berfungsi sebagai shielding, sehingga dapat dicapai keselamatan bagi pekerja dan
masyarakat dari potensi radiasi dan kontaminasi.
SUMBER RADIASI RADIUM
Radium dengan simbol kimia Ra termasuk jenis radioaktif alam yang
mempunyai isotop Ra-226, Ra-224 dan Ra-228. Radium adalah radionuklida yang
terbentuk dari peluruhan uranium dan thorium. Sebagian besar Ra-226 berasal dari
peluruhan uranium alam (U-238), sedangkan Ra-228 dan Ra-224 berasal dari peluruhan
Th-232. Radium-226 merupakan isotop yang biasa dimanfaatkan dalam medis,
memancarkan radiasi alfa dan gama dengan waktu paro 1600 tahun, Ra-228 merupakan
pemancar beta dengan waktu paro 5,75 tahun dan Ra-224 mempunyai waktu paro 3,66
hari. Isotop-isotop radium meluruh menjadi isotop-isotop radon yang berlainan,
misalnya Ra-226 meluruh menjadi Ra-222 dan Ra-228 meluruh menjadi Ra-224
sebelum akhimya membentuk gas radon (Ra-220)(4).
Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas
maksimum 4 GBq (100 mg) dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200 MBq (5,6
mg) untuk yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7mg) untuk yang berbentuk
kapsul. Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dengan aktivitas
yang lebih tinggi, misalnya dalam sumber netron Ra-Be aktivitas radium sekitar 20 GBq
(5000 mg) dan dalam pemakaian lainnya aktivitas radium sekitar 40 GBq (1000 mg).
Sumber radium untuk keperluan medis dan industri biasanya dibungkus dengan
platina, platina-iridium atau paduan lainnya dan bahkan kadang-kadang dengan emas.
Sumber dapat dalam bentuk seperti jarum atau kapsul tergantung dari penggunaannya.
Bentukjarum mempunyai diameter 1,7 mm dan panjang 15 - 20 mm, sedangkan kapsul
mempunyai diameter 3 mm dan panjang 20 -25 mm. Untuk penggunaan khusus, dalam
dunia medis dapat menggunakan jarum dengan ukuran sampai 60 mm dan biasa disebut
238
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
cell. Gambar 1. menunjukkan berbagai bentuk penggunaan radium dalam dunia medis(2).
PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER RADIUM
Pengelolaan limbah sumber Ra-226 meliputi beberapa tahapan, seperti pada
skema yang disajikan pada Gambar 2. (5)
Preparasi Awal dan Pengepakan
Limbah sumber Ra-226 hams dipersiapkan (preparasi) terlebih dahulu untuk
pengangkutan ke fasilitas kondisioning. Preparasi meliputi kompilasi data sumber bekas
radium, kontrol penanganan dan pengepakan. Riwayat sumber bekas dapat diperoleh
dari pemilik sumber dan data ini diperlukan pada pengelolaan sumber tersebut. Personil
yang menangani preparasi dan pengangkutan hams memenuhi kualifikasi dan
pekerjaan yang dilakukan hams memenuhi standar jaminan mutu. Adapun data-data
penting dari sumber terse but adalah (6):
• Pemasok sumber
• Waktu produksi
• Aktivitas radionuklida
• Bentuk fisika dan kimia
• Dimensi dan geometri sumber
• Hasil dan waktu pengujian kebocoran
• Pengguna sumber
• Pengukuran dosis paparan radiasi
• Detail shielding
• Berat total (termasuk shielding)
Informasi dosis paparan radiasi pada jarak tertentu (biasanya 1 m) sangat penting.
Kontrol integritas sumber dapat dilakukan dengan inspeksi fisik dan monitoring
disekitar sumber terhadap emanasi gas radon dan kontaminasi permukaan.
Semua hal yang akan dilakukan terhadap limbah tersebut tersebut hams telah
direncanakan sebelum dilakukan penanganan. Limbah hams ditangani menggunakan
gunting atau tang panjang dan jangan sekali-kali kontak dengan tangan secara langsung
Selumh operasional penanganan limbah hams dilakukan didaerah yang terkontrol.
239
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
Daerah sekitar limbah memerlukan pengukuran kontarninasi selarna dan setelah
penanganan limbah sumber Ra-226.
Jika didapati adanya kebocoran pada limbah Ra-226, maka limbah terse but harus
segera dipindahkan kedalarn kontainer yang sesuai sebelum kemudian dilakukan
pengepakan untuk pengangkutan. Disarankan limbah ditempatkan dalarn kapsul seperti
wadah pada saat kondisioning nanti, kalau perlu disegel untuk sementara.
Jika hal ini tidak memungkinkan, maka sebaiknya limbah ditempatkan dalam
kaleng metal yang sederhana yang kemudian disegel untuk mencegah penyebaran
kontarninan. Ukuran kaleng diupayakan seminimal mungkin.
Pengangkutan
Sering kali limbah-limbah sumber Ra-226 disimpan sementara ditempat pengguna
(rumah sakit, lembaga penelitian, industri dan sebagainya) dan kemudian harus
diangkut ke fasilitas kondisioning. Pengangkutan limbah harus dilakukan oleh personil
yang berpengalarnan dalarn bidang pengangkutan bahan radioaktif dan harus
memenuhi peraturan national dan atau intemasional tentang pengangkutan. Sebelum
pengangkutan dilakukan harus dipastikan bahwa tingkat radiasi dan kontarninasi berada
dalarn batas yang diperkenankan. Jika pengangkutan dilakukan hanya dalarn I negara
maka peraturan pengangkutan nasional yang harus dipakai sebagai acuan. Narnun jika
pengangkutan melibatkan 2 atau lebih negara maka peraturan setiap negara yang terkait
harus diakomodasikan. Sangat penting untuk memenuhi setiap persyaratan sebelum
dilakukan pengangkutan (5)
Kondisioning
Dalarn rangka meminimalkan pengangkutan bahan radioaktif akan lebih baik jika
kondisioning dan penyimpanan sementara limbah sumber Ra-226 dilakukan di fasilitas
yang sarna. Kondisioning limbah sumber Ra-226 adalah salah satu tahapan pengelolaan
limbah sumber Ra-226 yang dimaksudkan untuk mengkondisikan limbah sedemikian
agar arnan dalarn penyimpanan.
Kondisioning harus mempertimbangkan fakta bahwa kriteria penerimaan pada
pengelolaan limbah sumber Ra-226 yang telah terkondisioning untuk masa depan belum
spesifik. Oleh karena itu sebaiknya mempertimbangkan ide retrievability dan
reversibility, sehingga teknik kondisioning diupayakan tidak menyulitkan penanganan
240
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desemt!er 2003 ISSN 1693 - 7902
suatu saat nanti, misalnya harus dihindari kesulitan atau biaya yang tinggi untuk
rekondisioning sumber bekas tersebut. Perlu dihindari pengolahan limbah sumber Ra
226 dengan langsung imobilisasi dalam matriks tertentu (semen) karena hal ini dirasa
belum tentu kompatibel dengan langkah pengolahan dimasa mendatang. Oleh karena
itu kondisioning harns dilakukan dengan prinsip kemudahan membongkar kembali
limbah tersebut dimasa mendatang.
Kondisioning limbah sumber Ra-226 diperlukan sebelum penyimpanan jangka
panjang. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lepasnya bahan radioaktif dan untuk
meminimalkan paparan radiasi. Direkomendasikan bahwa pengungkungan sumber
bekas tersebut dilakukan dengan enkapsulasi yang mempunyai tingkat integritas yang
tinggi sehingga dapat mengatasi masalah emanasi gas radon yang timbul dari peluruhan
Ra-226 tersebut. Paparan radiasi harns seminimal mungkin dengan shielding yang tepat.
Kontainer shielding harus didisain untuk memaksimalkan keamanan limbah.
Proses kondisioning dilakukan dengan tahapan seperti skema yang disajikan pada
Gambar 3(2). Proses kondisioning diawali dengan pendataan dan inventarisasi limbah
sumber Ra-226 yang akan diolah. Limbah sumber Ra-226 dipindahkan dari tempat
penyimpanan sementara limbah ke fasilitas pengolahan. Di dalarn glove box dilakukan
pemilahan pemuatan limbah sumber Ra-226 ke dalarn kapsul stainless steel. Disini
dilakukan penimbangan setiap limbah sumber Ra-226 yang akan dimasukkan ke dalam
kapsul sehingga terpenuhi persyaratan aktivitas atau berat setiap kapsul. Dalarn masa
peluruhannya limbah sumber Ra-226 akan memproduksi gas Radon sehingga kapsul
stainless steel harus dilas rapat. Untuk meminimalkan paparan radiasi, maka proses
pengelasan dilakukan dalam wadah Pb. Untuk menjamin tidak ada kebocoran gas radon
dari dalarn kapsul maka dilakukan uji kebocoran pada setiap kapsul yang berisi limbah
sumber Ra-226 dan yang telah dilas. Media untuk pengujian kebocoran adalah larntan
glycol dengan sistem vacuum. Kapsul yang lolos dari pengujian kebocoran selanjutnya
dimasukkan ke dalarn Long Term Storage Shield (LTSS) yang terbuat dari Pb dengan
maksud untuk meminimalkan paparan radiasi yang cukup tinggi. Dengan demikian
limbah sumber Ra-226 telah siap disimpan dalam tempat penyimpanan dengan arnan.
Gambar 4 menyajikan bentuk kapsul stainless steel, pengelasan kapsul dalarn wadah
Pb, LTSS dan penempatan LTSS dalam shell drum 200 liter(2)
241
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desembcr 2003
Penyimpanan Semen tara
·ISSN 1693 - 7902
Penyimpanan sementara dapat dilakukan dengan 2 altematif :
• Long Term Storage Shield dimasukkan dalam shell drum 200 liter untuk
kemudian disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas
Rendah dan Sedang .
• Long Term Storage Shield dimasukkan dalam drum stainless steel 60 liter
untuk kemudian dimasukkan dalam lubang di Penyimpanan Sementara
Limbah Aktivitas Tinggi (PSLA T).
Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) telah melakukan
kondisioning limbah sumber Ra-226. Limbah sumber Ra-226 berasal dari rumah sakit
dan dari industri. Berdasarkan atas saran IAEA penyimpanan sementara hasil
kondisioning dilakukan dengan mengambil altematif pertama yaitu memasukkan
LTSS kedalam shell drum 200 liter dan kemudian disimpan sementara di tempat
Penyimpanan Sementara Limbah Radioaktif Aktivitas Rendah dan Sedang.
Hams selalu dipertimbangkan ketahanan paket kondisioning termasuk tanda
identititas yang hams tetap jelas selama pereode penyimpanan atau lebih lama lagi. Hal
hal lain yang hams diperhatikan adalah bahwa penyimpanan hams aman, khususnya
yang berkaitan dengan radiasi, kontaminasi, resiko kebakaran dan keselamatan fisik
lainnya dengan secara kontinyu dilakukan pengontrolan.
PERTIMBANGAN KESELAMA TAN
Pertimbangan faktor keselamatan senantiasa dilakukan dalam setiap langkah
pengelolaan limbah radioaktif termasuk pengelolaan limbah Ra-226, yang dimulai sejak
dari pengangkutan, proses kondisioning sampai dengan penyimpanan sumber radiasi
setelah kondisioning(2).
Selama pengangkutan limbah sumber Ra-226, paparan radiasi harus selalu
diupayakan berada pada batas yang aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam setiap langkah kegiatan, senantiasa dilakukan pembatasan radiasi seSUal
dengan prinsip ALARA. Oleh karena itu keberadaan perisai radiasi yang memadai
diperlukan selama kegiatan berlangsung. Penggunaan perisai radiasi dilakukan sejak
dari awal proses yaitu mulai dari preparasi sumber sampai penyimpanan sumber setelah
kondisioning. Pengelasan kapsul yang berisi limbah sumber Ra-226 pada proses
242
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 -7902
kondisioning dilakukan dalam wadah Pb dengan ketebalan yang cukup dan setelah
selesai pengelasan, kapsul ditempatkan dalam Long Term Storage Shield (LTSS) yang
juga terbuat dari Pb. Pembatasan paparan radiasi masih terus berlanjut dengan
penempatan LTSS pada shell drum. Shell drum adalah drum dengan volume 200 liter
yang didalamnya dilapisi dengan beton sehingga dapat berfungsi sebagai perisai
radiasi. Hal ini semua dilakukan untuk meminimalkan paparan radiasi yang ditimbulkan
selama kegiatan.
Kegiatan kondisioning dilakukan dalam suatu glove box yang berada dalam
ruangan yang dilengkapi dengan hepa filter dan setiap personil yang terlibat pada
kegiatan ini selalu menggunakan masker.
Monitoring personil dan daerah kerja selalu dilakukan sejak awal hingga akhir
kegiatan. Monitoring personil dilakukan dengan pemakaian dosimeter (film badge
maupum cincin) yang segera dievaluasi diakhir kegiatan. Seluruh kegiatan dilakukan
dalam daerah yang terkontrol yang selalu dilakukan monitoring terhadap paparan radiasi
maupun kontaminasinya. Smear test dan sampling udara dilakukan untuk mengevaluasi
kontaminasi dan airborne yang kemungkinan timbul selama kegiatan.
Penyimpanan sementara limbah sumber Ra-226 yang telah terkondisioning
dilakukan ditempat penyimpanan sementara limbah radioaktif. Daerah ini didisain
termasuk dalam daerah yang terkontrol guna membatasi kemungkinan penyebaran
kontaminasi radioanuklida dan meminimalkan paparan radiasi pengion, yang secara
tetap dan kontinyu dilakukan monitoring tingkat radiasi dan kontaminasinya. Deteksi
airborne dan kontaminasi permukaan dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
kebocoran limbah . Setiap personil yang memasuki daerah ini diharuskan selalu
memakai pelindung seperti baju kerja, shoe cover, dosimeter maupun masker.
Keamanan tempat penyimpanan antara lain dilakukan dengan memasang monitor, alarm
dan penjagaan oleh personil pengamanan. Limbah sumber radiasi yang telah
terkondisioning ditempatkan pada shell drum atau shell beton yang cukup·berat.
Untuk penyimpanan jangka panjang atau penyimpanan lestari limbah sumber Ra
226 sesuai dengan konsep penyimpanan tanah dalam (geological disposal) yang dapat
berada pada kedalaman 500 - 1000 meter di bawah tanah. Saat ini BA TAN telah
melakukan studi tentang penyimpanan lestari limbah radioaktif. Gambar 5.
menyajikan konsep penyimpanan tanah dalam.
243
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir • Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
Uraian diatas merupakan pertimbangan keselamatan yang diupayakan IPLR
dalam pengelolaan limbah radioaktif maupun limbah sumber Ra-226 'dengan harapan
dapat melindungi pekerja dan masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi nuklir baik
bagi generasi saat ini maupun generasi mendatang.
KESIMPULAN
Dimasa yang lampau Indonesia banyak menggunakan Radium-226 sebagai
sumber radiasi yang dipakai dalam brakhiterapi. Selain dalam bidang kedokteran,
Radium -226 juga dimanfaatkan sebagai penangkal petir .. Limbah sumber Ra-226
hams dikelola dengan tingkat keselamatan yang cukup tinggi (strong safe), karena
limbah ini mengandung radionuklida yang berumur paro sangat panjang dan dalam
masa peluruhannya mengeluarkan gas radon yang berbahaya bagi kesehatan. Saat ini
disarankan untuk tidak menggunakan sumber radium baik untuk keperluan rumah sakit
maupun penggunaan lainnya. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
(P2PLR) telah melakukan pengelolaan limbah sumber Ra-226 dengan mengacu pada
standar IAEA. Dengan pertimbangan faktor keselamatan yang tinggi, pengelolaan
limbah sumber Ra-226dilakukan dengan teknik kondisioning yang dilengkapi dengan
wadah yang sekaligus berfungsi sebagai shielding, sehingga dapat dicapai keselamatan
bagi pekerja dan masyarakat dari potensi radiasi dan kontaminasi.
DAFT AR PUST AKA
1. BADAN PENGA WAS TENAGA NUKLIR; Diktat Pelatihan Petugas Proteksi
Radiasi, Jakarta;
2. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Conditioning and Interim
Storage of Spent Radium Sources, IAEA- TECDOC-886, Vienna, June 1996;
3. Undang- Undang No.10/1997 Tentang Ketenaganukliran;
4. TSUGUO GENKA; Radioactivity in Dust, October, 1997;
5. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Handling, Conditioning
and Storage of Spent Sealed Radioactive Sources , IAEA-TECDOC-1145,
Vienna, 2000;
6. M. AL-MUGHRABI, Technical Manual For Conditioning of Spent Radium
Sources, IAEA, Vienna, 1998.
244
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
Jarum
ISSN 1693 - 7902
IJ5 mg
L x ~ : 14,5xl,7 mm.t : 0,5 mm
LefT.: 7,0 mm
Kapsul
IJ10 mg
Lx ~ : 19,0 xl,7 mmt : 0,5 mm
LefT: 12,0 mm
5 mgLx ~ : 21,7x 2,65 mm
t: 1,0mm
LefT.: 15,0 mm
15 mgLx ~ : 22,5 x 2,9 mm
t : 1,0mm
LefT: 15,0 mm
Cell
IJ
25mg
Lx ~ : 23,0 x 3,25 mmt : 1,0mm
LefT: 15,0 mm
IJImg
Lx ~ : 27,7x 1,65 mmt : 0,5 mm
LefT.: 15,0 mm
2mg
Lx ~: 44,0 x 1,65 mmt : 0,5 mm
LefT: 30,0 mm
3 mgLx ~ : 60,Ox 1,65 mm.
t : 0,5 mmLefT: 45 mm
Gambar 1. Bentuk dan Dimensi Sumber Radium Dalam Bidang Kedokteran(2)
245
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Te!1aga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
PREP ARASI AWAL
PENGANGKUT AN
PENYIMPANAN AWAL SEBELUM KONDISIONING
KONDISIONING
PEMINDAHAN
PENYIMP ANAN SEMENT ARA
PENGELOLAAN LEBIH LAN JUT
(SSN 1693 - 7902
Gambar 2. Tahapan Pengelolaan Limbah Sumber Radium-226 (5)
246
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 DesemberZ003
LIMBAH SUMBER RADIUM - 226
~ ISSN 1693 - 7902
~
GLOVE BOX
Pembongkaran, sortir dan pengisian kapsul stainless steel dengan Ra-226
,Ir
PENGELASANPengelasan kapsul stainless steel
UJI KEBOCORAN
PERISAI RADIASI PAD A PENYIMPANAN
Pemuatan kapsul stainless steel dalam LTSS
SHELL DRUM 200 L
1DRUM STAINLESS STEEL 60 L
,FASILITAS PENYIMPANANSEMENT ARA
FASILIT AS PENYIMP ANANSEMENTARA LIMBAHAKTIVIT AS TINGGI (pSLA T)
Gambar 3. Skema Kondisioning Limbah Sumber Ra-226 (2)
247
Seminar Tahunan Pen:;awasan Pemanfaatan TeAaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003
A
c D
B
ISSN 1693 - 7902
Gambar 4(2). A) Kapsul Stainless SteelB) Pengelasan Kapsul Stainless SteelC) Long Term Storage Shield (LTSS)D) Penempatan LTSS Dalam Shell Drum 200 Liter
248
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir· Jakarta, II Desember.2003
Embedded Waste
Host RockOverpack
[SSN 1693 - 7902
-- - - -- --. ---- -. - .--- - ------ ...- -- - -- - - -- ...- - - -. - -- - -- -- --- --- ---
Multibarrier
Gambar 5. Sistem Penyimpanan Tanah Dalam (geological disposal)
249