Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe
-
Upload
isniazzahra -
Category
Documents
-
view
21 -
download
6
description
Transcript of Kesehatan Lingkungan Desa Boronloe
BAB III
HASIL PENDATAAN
DAN
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Hasil Pelaksanan Kegiatan
Survey Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Jurusan Sipil Program
Studi Teknik Lingkungan Universitas Hasanuddin ini dilaksanakan di
Lingkungan Borong selama 3 hari mulai dari tanggal 4 Maret 2014
sampai tanggal 6 Maret 2014. Selama pelaksanaan survey ini sangat
memberikan pengalaman, pengetahuan dan meningkatkan
kesadaran kami tentang bagaimana kesehatan lingkungan yang
berada di Wilayah Borong dan terlebih lagi bagaimana cara kita
untuk bisa banyak bersyukur atas kondisi yang Kami amati dimana
Wilayah lingkungan Borong termasuk pada kategori ekonomi
menengah kebawah.
Pada survey ini memberikan pengetahuan yang lebih kepada
kami yang selama ini kami tidak dapatkan di lingkungan kampus.
Tugas ini memberikan kesempatan untuk turun langsung ke masyarakat
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan melihat gambaran
karakteristik masyarakat itu sendiri dan situasi masalah khususnya kesehatan yang
terjadi dalam masyarakat.
Selama pelaksanaan survey, kelompok kami telah melakukan
kegiatan-kegiatan yaitu mengadakan pertemuan dengan masyarakat
antara lain ketua RW, ketua RT, Kepala Lingkungan Borong RW 1,
serta tokoh masyarakat untuk menyampaikan maksud kedatangan
kami di daerah tersebut. Selanjutnya, kami melakukan kegiatan
pendataan dan wawancara dengan setiap kepala rumah tangga yang
ada di lingkungan Borong khuhsnya di RW 1 sampai pada
penginputan data dan analisis data.
Adapun tahap-tahap yang dilalui yaitu:
1. Sosialisasi dan Pengenalan Lokasi
Untuk pengenalan lokasi, kami telah melakukan observasi lapangan pada hari
pertama kedatangan kami, namun sebelumnya kami bertemu dengan Kepala
Ligkungan Borong untuk mendapatkan informasi tentang wilayah Lingkungan
Borong RW1 untuk membantu proses pengambilan data dan mapping
2. Pendataan
Pendataan dilaksanan oleh setiap anggota kelompok yang langkah awal dibagi 6
kelompok dan disebar di 2 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Borong RW 1
sampai pendataan selesai. Jumlah rumah warga yang berhasil kami data adalah
sebanyak 130 rumah dan 143 KK atau kepala rumah tangga atau kepala
keluarga.
3. Peran serta masyarakat terutama dari Kelurahan Borongloe, RW/RT, dan tokoh
masyarakat sangat membantu dalam kelancaran survey kami khususnya dalam
proses pengambilan data yang kami butuhkan dimasyarakat. Namun, masih
banyak masyarakat yang menganggap kami sebagai mahasiswa yang
melaksanakan KKN, PBL, Tim sukses dari beberapa Calon Legislatif yang
ingin memberikan bantuan, ataupun membawa proyek pengadaan bantuan
perbaikan WC dan dana masyarakat yang mengharapkan JPS setelah didata,
serta bantuan BLT.
4. Mapping (Pemetaan)
Pemetaan dilakukan dengan mellihat secara langsung lokasi dan bantuan Peta
yang terpajang di Kantor Keluran Borongloe dengan kordinator kantor
Kelurahan yang telah diberi tanggung jawab dalam proses pembuatan mapping
pada Mapping ini kami menggunakan software Autocad dan Google Earth dan
diberikan keterangan lainnya agar sesuai dengan hasil pendataan dan
wawancara yang telah kami laksanakan.
5. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan dilakukan dengan kerjasama kelompok yang kompak
dengan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
Berdasarkan hasil pendataan yang kami lakukan menggunakan metode
wawancara dan observasi lapangan, dapat diketahui bahwa terdapat masalah yang
berhubungan langsung dengan kesehatan masyarakat dan lingkungannya.
1.Data Anggota Rumah Tangga
a. Hubungan dengan KK
Tabel 1.1Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Hubungan dengan KK
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Hubungan Dengan KK N %
Kepala Rumah Tangga 143 25.3Istri / Suami 129 22.8
Anak 262 46.4Menantu 31 5.5
Total 565 100.0Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut hubungan anggota rumah
tangga dengan kepala keluarga di lingkungan Borong RW 01 didapatkan bahwa jumlah
kepala rumah tangga yaitu 25.3%, istri/suami dari KK yaitu 22.8%, anak dari KK yaitu
46.4%, dan menantu dari KK yaitu 5.5%. Maka dapat disimpulkan anggota keluarga
terbanyak yang memiliki hubungan dengan kepala keluarga adalah anak yaitu sebesar
46.4%.
b. Jenis Kelamin
Tabel 1.2.Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Kelamin
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Jenis Kelamin N %
Laki laki 274 48.5
Perempuan 291 51.5
Total 565 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis kelamin di lingkungan
Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang berjenis kelamin laki-laki
sebanya 48,5% dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 51.5%. Dapat disimpulkan
anggota keluarga berjenis kelamin perepuan lebi banyak daripada anggota keluarga yag
berjenis kelamin laki-laki
c. Umur
Tabel 1.3Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Umur
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Umur N %
1-10 90 15.9
11-20 106 18.8
21-30 83 14.7
31-40 90 15.9
41-50 100 17.7
51-60 57 10.1
61-70 28 5.0
71-80 1 0.2
81-90 10 1.8
Total 565 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut umur di lingkungan Borong
RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang berumur 1-10 tahun sebanyak 15.9%,
11-20 tahun sebanyak 18.8%, 21-30 tahun sebanyak 14.7%, 31-40 tahun sebanyak
15.9%, 41-50 tahun sebanyak 17.7%, 51-60 sebanyak 10.1%, 61-70 sebanyak 5%, 71-
80 tahun sebanyak 0,2%, dan 81-90 tahun sebanyak 1.8%. Dapat disimpulkan anggota
keluarga terbanyak berusia 11-20 tahun yaitu 18.8%
d. Perkerjaan
Tabel 1.2Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Pekerjaan N %Tidak Kerja 141 25.0
Sekolah 130 23.0Ibu Rumah Tangga 81 14.3PNS / TNI / Polri 52 9.2Pegawai Swasta 66 11.7
Wiraswasta / Pedagang 51 9.0Petani / Nelayan / Buruh 18 3.2
Lainnya, Sebutkan 26 4.6Total 565 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut pekerjaan di lingkungan
Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak bekerja yaitu sebanyak
25%, yang bersekolah sebanyak 23%, yang merupakan ibu rumah tangga sebanyak
14.3%, yang bekerja sebagai PNS/TNI/Polri sebanyak 9.2%, yang bekerja sebagai
pegawai swasta sebanyak 11.7%, wiraswasta/pedagang sebanyak 9%.
Petani/nelayan/buruh sebanyak 3.2% dan lainnya sebanyak 4.6%. Dapat disimpulkan
25% dari penduduk di lingkungan Borong RW 01 tidak bekerja dan merupakan jumlah
terbesar.
e. Pendidikan
Tabel 1.5Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Pendidikan N %Tidak Pernah Sekolah 13 2.3
Tidak / Belum Tamat SD 163 28.8Tamat SD 67 11.9
Tamat SMP 97 17.2Tamat SMA 176 31.2
Tamat Perguruan Tinggi 49 8.7Total 565 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut pendidikan di lingkungan
Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak pernah bersekolah
sebanyak 2.3%, tudak/belum tamat SD sebanyak 28.8%, tamat SD sebanyak 11.9%,
tamat SMP sebanyak 17.2%, tamat SMA sebanyaj 31.2% dan tamat perguruan tinggi
sebanyak 8.7%. Dapat disimpulkan penduduk yang tidak/belum tamat SD merupakan
yang terbanyak yaitu 28.8%.
f. Merokok
Tabel 1.6Distribusi Anggota Rumah Tangga Berdasarkan Merokok atau Tidak
Lingkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Merokok N %Tidak 407 72.0
Ya 158 28.0Total 565 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut merokok atau tidaknya di
lingkungan Borong RW 01 didapatkan bahwa anggota keluarga yang tidak merokok
sebanyak 72% dan yang merokok sebanyak 28%. Maka dapat disimpulkan warga yang
tidak merokok lebih banyak dibandingkan warga yang tidak merokok.
2.Data Rumah Tangga
a. Jenis rumah
Tabel 2.1
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Rumah PendudukLigkungan Borong RW 01 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Jenis Rumah Penduduk N %
Permanen 110 84.6
Semi Permanen 13 10.0
Panggung 7 5.4
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis rumah penduduk di
lingkungan Borong RW 01 bahwa penduduk memiliki rumah jenis permanen sekitar
84.6%, jenis rumah semi permanen yaitu 10.0% dan penduduk yang memiliki rumah
panggung sekitar 5.4%. Maka dikatakan bahwa rata-rata penduduk di lingkungan
Borong RW 01 memiliki rumah permanen sebagai tempat tinggal.
b. Dialiri Listrik PLN
Tabel 2.2Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Ada Tidaknya Aliran Listrik PLN
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Dialiri Listrik PLN N %
Tidak 0 0.0
Ya 130 100.0
Total 0 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut ada tidaknya aliran listrik PLN di lingkungan Borong RW 01 bahwa 100.0 % rumah sudah dialiri aliran listrik PLN.
c. Pendapatan Perbulan
Tabel 2.3Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Pendapatan Perbulan N %
< Rp 1.000.000 18 13.8%
Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 83 63.8%
Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 21 16.1%
>Rp 6.000.000 8 6.1%
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut rata-rata pendapatan di lingkungan Borong RW 01 bahwa <Rp 1.000.000 terdapat 18 rumah tangga dengan 13.8 %, dan pendapatan tertinggi masyarakat Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 sebanyak 83 rumah tangga dengan 63.8 %, untuk pendapatan Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 sebanyak 16.1%, dan >Rp 6.000.000 sebanyak 6.1%. sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat lingkungan Borong RW 01 berada pada status ekonomi menengah kebawah.
d. Status Kepemilikan Rumah
Tabel 2.4Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Status Kepemilikan Rumah N %
Milik Sendiri 92 70.8
Kontrak 1 0.8
Rumah Dinas 35 26.9
Lainnya 2 1.5
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut status kepemilikan rumah
penduduk di lingkungan Borong RW 01 bahwa penduduk memiliki rumah sendiri
permanen sekitar 70.8%, yang berkediaman di rumah kontrak yaitu 0.8%, kemudian
penduduk yang bermukim di rumah dinas sekitar 26.9%, dan yang lainnya itu 1.5%
e. Memiliki Pekarangan
Tabel 2.5Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan Pekarangan Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribui rumah tangga menurut Kepemilikan Pekarangan yaitu
sekitar 14.6% masyarakat lingkungan Borong RW 01 yang tidak memiliki pekarangan,
sedangkan yang memiliki pekarangan sekitar 85.4%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa memiliki
f. Bahan Lantai Rumah
Tabel 2.6Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Lantai Rumah
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Bahan Lantai Rumah N %
Semen/ Keramik/ Ubin 109 83.8
Kayu/Papan 21 16.2
Tanah 0 0.0
Lainnya 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan lantai rumah di
lingkungan Borong RW 01 dapat diketahui bahwa rumah yang dengan lantai semen /
Memiliki Pekarangan N %
Tidak 19 14.6
Ya 111 85.4
Total 130 100.0
keramik / ubin paling banyak yaitu 109 rumah atau sekitar 83.8%. Sedangkan rumah
dengan bahan lantai kayu / papan yaitu 16.2 %. Pada bahan rumah yamg memakai
tanah dan bahan lainnya yaitu 0.0% karena sudah tidak ada masyarakat yang memakai
tanah di zaman modern ini.
g. Bahan Atap Rumah
Tabel 2.7Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Atap Rumah
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Bahan Atap Rumah N %
Genteng 16 12.3
Seng 113 86.9
Asbes 1 .8
Batu / Semen 0 0.0
Ijuk / Bambu 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan atap rumah di
lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang terdata, yang
memakai genteng sebagai bahan atap rumah sebanyak 12.3 %, seng yaiu 86.9 %, dan
asbes yaitu 0.8 %. Untuk batu / semen maupun ijuk / bambu adalah 0.0 % Sehingga
dapat disimpulkan bahwa bahan terbanyak yang digunakan oleh penduduk setempat
sebagai atap rumah adalah seng.
h. Bahan Dinding Rumah
Tabel 2.8Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Bahan Dinding Rumah
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Bahan Dinding Rumah N %
Semen/ Keramik/ Ubin 99 76.2
Kayu/Tripleks 31 23.8
Bambu 0 0
Seng 0 0
Lainnya 0 0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut bahan dinding rumah di
lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yng telah didata, penduduk
yang memiliki bahan dinding rumah yaitu semen / keramik / ubin 76.2 %, kayu/
tripleks 23.8 %, dan untuk bambu dan seng 0.0% Sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata penduduk menggunakan bahan semen / keramik / ubin yang digunakan
dirumahnya.
i. Sumber Penerangan RumahTabel 2.9
Distribusi Rumah Tangga Berdasarkan Sumber PeneranganLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga berdasarkan penerangan rumah di
lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,
penduduk yang mendapatkan penerangan dirumahnya sebanyak 85.4% dan yang tidak
Penerangan Rumah N %
Tidak 19 14.6
Ya 111 85.4
Total 130 100.0
mendapatkan penerangan dirumahnya sebanyak 14.6%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata penduduk memiliki penerangan dirumahnya.
3.Informasi Kesehatan Lingkungan
a. Memiliki Jamban
Tabel 3.1Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi data menurut kepemilikan jamban pada tabel diatas,
diketahui bahwa terdapat 10 rumah yang tidak memiliki jamban, dan sebanyak 120
rumah telah memiliki jamban sendiri.
b. Jenis Jamban
Tabel 3.2Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Jamban
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Memiliki Jamban N %
Tidak 10 7.7
Ya 120 92.3
Total 130 100.0
Jenis Jamban N %
Tidak memiliki Jamban 10 7.7
Leher Angsa 113 86.9
Cemplung 7 5.4
Lainnya 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut jenis jamban di lingkungan
Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata, penduduk yang
memiliki jenis jamban leher angsa yaitu 86.9 %, sedangkan untuk jamban jenis
cemplung 5.4%, dan lainnya 0.0% Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
penduduk menggunakan jenis jamban leher angsa yang duduk ataupun jongkok untuk
digunakan dirumahnya.
c. Saluran Akhir Pembuangan
Tabel 3.3Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan Saluran Akhir PembuanganLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Saluran Akhir Pembuangan N %
Tidak Memiliki Saluran Pembuangan 10 7.7
Tangki Septik 101 77.7
SPAL 1 0.8
Kolam / Sawah 0 0.0
Sungai / Danau / Laut 0 0.0
Lubang Tanah 18 13.8
Pantai / Tanah Lapang / Kebun 0 0
Lainnya 0 0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut saluran akhir pembuangan di
lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,
penduduk yang tidak memiliki saluran pembuangan yaitu sebanyak 7.7%,
menggunakan tangki septik sebanyak 77.7%, di SPAL sebanyak 0.8%, dilubang tanah
sebanyak 13.8% dan yang meggunakan kolam/sawah/sungai/danau/laut/pantai/tanah
lapang/kebun dan lainnya sebanyak 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
penduduk telah menggunakan tangki septik sebagai saluran akhir pembuangannya.
d. Tempat Buang Air besar
Tabel 3.4Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan Tempat Buang Air BesarLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Tempat Buang Air Besar N %
Memiliki Jamban 115 88.5
Wc Tetangga /Umum 10 7.7
Pekarangan 0 0.0
Sungan / Pantai / Got 2 1.5
Semak2 / Tempat Terbuka 3 2.3
Lainnya 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan data distribusi rumah tangga menurut tempat untuk membuang air
besar di lingkungan Borong RW 01 diketahui bahwa dari 130 rumah yang telah didata,
penduduk yang telah memiliki jamban yaitu 88.5%, ymenggunakan wc tetangga/wc
umum yaitu 7.7%, disemak-semak atau tempat terbuka yaitu 2.3%, disungai/pantai/got
yaitu 1.5% dan dipekarangan atau lainnya yaitu 0%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata penduduk memiliki jamban sendiri dirumahnya untuk buang air besar.
e. Memiliki Tempat Sampah
Tabel 3.5Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kepemilikan Tempat Sampah
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Kepemilikan Tempat Sampah N %
Tidak 14 10.8
Ya 116 89.2
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut kepemilikan tempat
sampah di lingkungan Borong RW 01 bahwa hanya sekitar 10.8% rumah tangga yang
tidak memiliki tempat sampah dan yang memiliki tempat sampah sudah sangat banyak
yaitu 89.2%.
f. Jenis Tempat Sampah
Tabel 3.6Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Jenis Tempat Sampah
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Jenis Tempat Sampah N %
Tidak Memiliki Tempat Sampah 14 10.8
Permanen(Batu/semen) 9 6.9
Semi permanen(Tong/keranjang) 84 64.6
Lubang dihalaman 15 11.5
Lainnya 8 6.2
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut jenis tempat sampah di
lingkungan Borong RW 01 bahwa sekitar 10.8% tidak memiliki tempat sampah, yang
memiliki tempat sampah permanen (Batu/semen) sebanyak 6.9%, tempat sampah jenis
semi permanen (tong/keranjang) sebanyak 64.9%, yang menggali lubang di halaman
11.5%, dan yang lainnya 6.2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis tempat
sampah terbanyak yang digunakan yaitu tempat sampah permanen.
g. Cara Mengolah Sampah
Tabel 3.7Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Cara Pengolahan Sampah
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Cara Mengolah Sampah N %
Dibuang ke TPS 16 12.3
Diangkut petugas langsung ke TPA 6 4.6
Ditimbun dalam tanah 17 13.1
Dibakar 77 59.2
Dibuang ke kali/got 3 2.3
Dibuang sembarangan 9 6.9
Lainnya 2 1.5
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan table 3.7 dapat disimpulkan bahwa sekitar 12.3%
sampah dibuang ke TPS, sampah yang diangkut oleh petugas
langsung ke TPA sekitar 4.6%, ditimbun dalam tanah 13.1%, dibakar
59.2%, dibuang ke kali got 2.3%, dibuang sembarang tempat 6.9%,
dan lainnya 1.5%. Dapat simpulkan bahwa cara pengolahan sampah
terbanyak adalah dengan membakar di halaman ataupun di suatu
lubang. 12.3%.
h. Sumber Air bersih
Tabel 3.8Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Bersih
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Sumber Utama Air Bersih N %
Air ledeng / PDAM 51 39.2
Air Ledeng Eceran / membeli 0 0.0
Sumur Bor/Gali 75 57.7
Mata air 2 1.5
Penampungan air hujan 2 1.5
Air sungai / Danau 0 0.0
Lainnya 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa sekitar 39.2%
masyarakat lingkungan Borong RW O1 menggunakan air
ledeng/PDAM sebagai sumber utama air bersih (MCK), untuk air
ledeng eceran/membeli 0.0%, yang menggunakan sumur bor/gali
sebesar 57.7%, mata air 1.5%, untuk penampuangan air hujan 1.5%,
dan yang menggunakan air sungai/danau dan lainnya 0.0%.
i. Sumber Air Minum
Tabel 3.9Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Sumber Air Minum
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Sumber Utama Air Minum N %
Air ledeng / PDAM 21 16.2
Air Ledeng Eceran / membeli 1 0.8
Sumur Bor/Gali 33 25.4
Isi Ulang / Refill / Galon 73 56.2
Air Botol Kemasan 2 1.5
Air sungai / Danau 0 0.0
Lainnya 0 0.0
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan table 3.9 dapat disimpulkan bahwa sekitar 39.2%
masyarakat lingkungan Borong RW O1 mengguanakan air
ledeng/PDAM sebagai sumber utama air minum 16.5%, untuk air
ledeng eceran/membeli 0.8%, yang menggunakan sumur bor/gali
sebesar 25.4%, air isi ulang/refill/galon 56.2%, air botol kemasan
1.5%, air sungai/danau dan lainnya 0.0%. Dapat disimpulkan bahwa
sumber air minum yaang terbanyak yang di gunakan oleh
masyarakat adalah air isi ulang/refill/galon yaitu 56.2%.
j. Mengolah Air Minum
Tabel 3.10Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Mengolah Air Minum
Lingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Mengolah Air Minum N %
Tidak 54 41.5
Ya 76 58.5
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi data kesehatan lingkungan menurut ada tidaknya
pengolahan air minum di lingkungan Borong RW 01 bahwa hanya sekitar 41.5% yang
tidak mengolah air minum dan 58.5% yang mengolah air minum.
k. Cara Mengolah Air Minum
Tabel 3.11Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Cara Pengolahan Air Minum
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Mengolah Air Minum N %
Tidak Mengolah Air Minum 54 41.5
Dengan pemanasan/dimasak 71 54.6
Dengan penyinaran/UV 1 0.8
Disaring/filtrasi 3 2.3
Lainnya 1 .8
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan table 3.11 dapat disimpulkan bahwa masyarakat
lingkungan Borong RW O1 mengguanakan tidak mengolah air minum
yaitu 41.5%, pengolahan air minum dengan pemanasan/dimasak
54.6%, dengan penyinaran/UV 0.8%, dan pengolahan dengan
disaring/filtrasi sebagai sumber utama air minum 2.3% dan lainnya
0.8%. Dapat disimpulkan bahwa yang melakukan pengolahan air
minum terbanyak adalah dengan memasak yaitu sebanyak 54.6%.
l. Kaualitas Air Minum
Tabel 3.12Distribusi Informasi Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Kualitas Air Minum
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Mengolah Air Minum N %
Keruh 5 3.8
Berwarna 5 3.8
Berasa 8 6.2
Berbau 2 1.5
Baik 110 84.6
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan tabe; 3.12 dapat disimpulkan bahwa masyarakat
lingkungan Borong RW O1 yang memiliki air minum yang keruh 3.8%,
berwarna 3.8%, yang berasa 6.2%, berbau sekitar 1.5%, dan
berkualitas baik 84.6%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk RW 01 mengkonsumsi air minum yang berkualitas baik
yaitu sebanyak 84.6%.
4.Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a. Narasumber Merokok
Tabel 4.1Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berdasarkan Merokok Tidaknya NarasumberLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Narasumber Merokok N %
Tidak 85 65.4
Ya 45 34.6
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut
merokok tidaknya narasumber di lingkungan Borong RW 01 bahwa sekitar 65.4% yang
tidak merokok, dan 34.6% merokok.
b. Anggota Keluarga MerokokTabel 4.2
Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Berdasarkan Ada Tidaknya Anggota Keluarga Merokok
Ligkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. BontomarannuKab. Gowa Tahun 2014
Anggota Keluarga Merokok N %
Tidak 44 33.8
Ya 86 66.2
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut ada
tidaknya anggota keluarga yang merokok di lingkungan Borong RW 01
bahwa sekitar 33.8% yang tidak merokok, dan 66.2% yang merokok.
c. Kebiasaan Merokok dalam Rumah
Tabel 4.3Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berdasarkan Ada Tidaknya yang Terbiasa Merokok Dalam RumahLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Biasa Merokok dalam Rumah N %
Tidak 57 43.8
Ya 73 56.2
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut
ada tidaknya anggota keluarga yang biasa merokok di lingkungan Borong
RW 01 bahwa sekitar 43.8% yang tidak merokok dalam rumah, dan 66.2% yang
merokok dalam rumah.
d. Melakukan 3M
Tabel 4.4Distribusi Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Berdasarkan Melakukan 3MLingkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Melakukan 3 M N %
Tidak 50 38.5
Ya 80 61.5
Total 130 100.0
Sumber: Data Primer, Maret 2014
Berdasarkan distribusi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut
ada tidaknya keluarga melakukan 3M di lingkungan Borong RW 01 bahwa
sekitar 38.5% yang tidak melakukan 3M dalam rumah, sedangkan 61.5% yang
melakukan 3M di dalam rumah.
5. Akses ke Sarana Umum
a. Jalan Utama/Aspal Terdekat
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh Jalan Utama/Aspal TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
tempat jalanan utama, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 10-20 dengan waktu tempuh
1-2 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%, penduduk yang memiliki jarak 21-30
dengan waktu tempuh 2,1-3,1 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 23.07%, penduduk
yang memiliki jarak 31-40 dengan waktu tempuh >3.2 menit dari rumah ke jalan utama
sebesar 9.23%.
b. Puskesmas
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh PuskesmasLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
tempat Puskesmas, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,2-1,5 dengan waktu tempuh
5-7 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%, penduduk yang memiliki jarak 1,6-1,9
dengan waktu tempuh 8-10 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 23.07%, penduduk yang
memiliki jarak 2,0-2,3 dengan waktu tempuh 11-13 menit dari rumah ke jalan utama sebesar
9.23%.
Jalan Utama (m) Waktu Tempuh (menit) N %10-20 1-2 88 67,721-30 2,1-3,1 30 23,0731-40 >3,2 12 9,23
Puskesmas (km) Waktu Tempuh (menit) N %1,2-1,5 5-7 88 67,71,6-1,9 8-10 12 23,072,0-2,3 11-13 30 9,23
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Rumah Sakit TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
tempat Rumah Sakit Terdekat, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 4-4.5 km dengan
waktu tempuh 20-25 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang
memiliki jarak 4.8-5.5 dengan waktu tempuh 48-55 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar
36.15%.
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Tempuh Pasar TerdekatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
tempat Pasar Terdekat, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 350-700 m dengan waktu
tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak
701-1000 m dengan waktu tempuh 4-6 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%.
penduduk yang memiliki jarak 1001-1100 m dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke
rumah sakit sebesar 20,76%.
Rumah sakit (km) Waktu Tempuh (menit)
N %
4-4,5 20-25 83 63,84,8-5,5 48-55 47 36,15
Pasar Terdekat (meter) Jarak Tempuh (Menit)
N %
350 -700 2 – 4 83 63,8701 – 1000 4 – 6 20 15,41001 – 1100 6 -8 27 20,76
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Kantor LurahLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
Kantor Lurah, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,2 km – 1,5 km waktu tempuh 5 –
7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak 1,6 km –
1,9 km dengan waktu tempuh 8 – 10 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%.
penduduk yang memiliki jarak 1,9 - 2,2 km dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke
rumah sakit sebesar 20,76%.
Tabel 5...Distribusi Akses ke Sarana Umum
Berdasarkan Jarak & Waktu Kantor CamatLigkungan Borong RW 1 Kel. Borongloe, Kec. Bontomarannu
Kab. Gowa Tahun 2014
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,3 – 1,4 waktu tempuh 5 – 7
menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%, penduduk yang memiliki jarak 1,4 – 1,8 km
dengan waktu tempuh 8 – 10 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 15,4%. penduduk yang
memiliki jarak 1,9 - 2,1 km dengan waktu tempuh 6-8 menit dari rumah ke rumah sakit
sebesar 20,76%.
Kantor Lurah Menit N %1,2 km – 1,5 km 5 - 7 83 63,81,6 km – 1,9 km 8 – 10 20 15,4
1,9 - 2,2 km 11 - 13 27 20,7
Kantor Camat (Km) Jarak Tampuh (Menit)
N %
1,3 – 1,4 5 - 7 83 63,81,4 – 1,8 8 – 10 20 15,41,9 – 2,1 11 - 13 27 20,7
B. Pembahasan Pelaksaan kegiatan
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di
suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Adapun pengertian sehat menurut UU Kesehatan No.36 Tahun
2009 tentang kesehatan bahwa : “Kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”
Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan menurut
Blum adalah :
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan Kesehatan
4. Keturunan
Dalam segitiga epidemiologi juga dijelaskan bahwa masalah
kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agent (penyebab), host
(pejamu), dan environment (lingkungan). Karenanya, kami selaku
mahasiswa PBL I berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan yang ada di masyarakat lingkungan Kampung Beru,
tentunya dengan memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
Menurut WHO Kesehatan Masyarakat (Public Health) ,yaitu: Public health
refers to all organized measures (whether public or private) to prevent disease,
promote health, and prolong life among the population as a whole. Its activities aim to
provide conditions in which people can be healthy and focus on entire populations, not
on individual patients or diseases. Thus, public health is concerned with the total
system and not only the eradication of a particular disease. (WHO : 2008).
Menurut Prof. Umar Fahmi Achmadi,M.P.H., Ph. D, Kesehatan Masyarakat
adalah upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat atau komunitas
dengan teknis berbasis wilayah, bersifat preventif dan promotif,ada keikutsertaan
masyaraskat dalam upaya tersebut,pendekatan multidisiplin dan kemitraan atau
partnership.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.1
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
2. Pembahasan Hasil Pendataan
a. Data Anggota Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pendataan yang dipereoleh kita dapat
mengetahui bahwa rumah yang telah di data adalah 130 dan
yang tidak terdata adalah 61 rumah. Hal ini terjadi disebabkan
karena banyaknya perpindahan penduduk, sedang tidak berada
di rumah, bahkan tidak ingin di data.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di daerah lingkungan Borong RW 01
terdapat 565 penduduk yang di dalamnya terdapat 143 kepala keluarga (KK),
sebagian besar penduduk merupakan anak dari kepala keluarga dengan jumlah
262 anak dengan persentase 46,6 %.
Dari 565 penduduk, terdapat 274 laki-laki dengan persentase 48,5 %
sedangkan 291 perempuan dengan 51,5 %. Dari data tersebut dapat dilihat jumlah
laki-laki dan perempuan hampir sama dengan jenis kelamin perempuan lebih
mendominasi.
Banyak dari penduduk lingkungan Borong RW 01 sebagian besar usia
remaja dengan interval umur 11-20 tahun dengan jumlah 106 kepala, 18,8 % dan
sedikitnya 1 orang dengan interval umur 71-80 tahun , 2 %.
Berdasarkan jenis pekerjaan masyarakat lingkungan Borong RW 01, adalah
sebagian besar penduduknya tidak bekerja yaitu 141 orang dengan persentase 25
%, dan sedikitnya 18 orang petani. Dari jumlah tersebut membuktikan bahwa
lingkungan ini kurang menyediakan lapangan pekerjaan. Dari 141 kepala yang
tidak bekerja, di dalamnya termasuk anak-anak yang putus sekolah.
Berdasarkan dari tingkat pendidikan masyarakat lingkungan borong RW 01
dari 565 penduduk banyaknya 176 orang yang tamat SMA dengan persentase
31,2 % . Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah penduduk yang tergolong
tidak/belum tamat SD yaitu 163 orang. Dari jumlah tersebut ada pula yang
tergolong tidak pernah bersekolah dengan jumlah 13 orang, persentase 2.3 %.
Dari 100% penduduk lingkungan borong lebih dari 50% penduduknya
tergolong tidak merokok, yaitu 407 orang dengan persentase 72 % sedangkan
yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 158 orang dengan persentase 28%.
Dari 158 orang yang memiliki kebiasaan meroko tersebut sebagian besar
merupakan kepala keluarga(KK).
b. Data Rumah Tangga
Berdasarkan jenis rumah penduduk di lingkungan Borong RW 01 bahwa
mayoritas penduduk memiliki rumah jenis permanen yaitu sebanyak 84.6%, dan
rumah milik sendiri yaitu 70.8%, untuk rata-rata pendapatan masyarakat tertinggi
yaitu Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 hal ini menandakan bahwa penduduk yang
memiliki rumah jenis permanen berbanding lurus dengan gaji yang didaptkan
selama perbulan.
Ada berberapa rumah yang memiliki pekarangan yaitu sebesar 111%,
menurut data berdasarkan bahan utama lantai rumah terluas yaitu 109 rumah, dan
yang memiliki atap rumah seng yaitu 86.9% ini adalah penggunaan yang cukup
banyak, untuk bahan dinding rumah yaitu sebesar 76.2% atau 99 rumah, seluruh
rumah yang berada di lingkungan Borong RW 01 memiliki sumber penerangan
utama yang dialiri listrik PLN 100.0%.
Berdasarkan Data Distribusi Rumah Tangga Menurut Total
Pendapatan Keluarga perbulannya yaitu pendapatan minimal
masyarakat <Rp 1.000.000 terdapat 18 rumah tangga dengan
13.8 %, dan pendapatan tertinggi masyarakat Rp 1.000.000 – Rp
3.000.000 sebanyak 83 rumah tangga dengan 63.8 %, sehingga
dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat lingkungan
Borong RW 01 berada pada status ekonomi menengah kebawah.
c. Data Informasi Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan kepemilikan jamban di lingkungan Borong RW 01
tergolong sangat baik karena 92.3 % penduduk yang telah memiliki
jamban diwc-nya. Tetapi, masih ada sekitar 7.7 % penduduk yang
tidak memiliki jamban hal ini tidak terlalu mempengaruhi. Dari
jumlah jamban, yang memiliki saluran pembuangan berupa tangki
septik ada 77.7% atau sekitar 101 tangki septik, dan yang membuat
lubang di tanah sekitar 13.8%. Untuk masyarakat yang membuat
lubang tanah sebagai saluran pembuangan menurut kami, hal ini
dapat menimbulkan pencemaran terhadap air tanah jika terjadi
pembocoran pada lubang tanah, dan hal ini juga dapat
mempengaruhi bakteri-bakteri pengurai yang ada di tanah.
Dari 92.3% yang memiliki jamban sekitar 86.9% yang memiliki
jenis jamban leher angsa dan jenis jamban cemplung sekitar 5.4%.
Mayoritas warga yang tidak memiliki jamban pribadi buang air besar
di sungai sebanyak 1.1 %, menumpang di WC tetangga maupun WC
keluarga sebesar 7.7 %, dan semak-semak 2.3%.
Kepemilikan jamban perlu bagi setiap rumah maupun Kepala
Keluarga (KK) untuk menekan penularan penyakit dan mencegah
terkontaminasi dengan bakteri, patogen, ataupun cacing-cacing,
sebagai syarat-syarat kesehatan lingkungan.
Berdasarkan kepemilikan tempat sampah yang dimiliki oleh
warga di lingkungan Borong RW 01, sebesar 10.8% atau sekitar 14
rumah tangga yang tidak memiliki tempat sampah, dan sebesar
89.2% yang memiliki tempat pembuangan sampah. Hal ini
menunjukkan adanya kesadaran warga untuk membuang sampah
pada tempatnya. Mayoritas penduduk yang memiliki jenis tempat
pembuangan sampah semi permanen yang berupa tong atau
keranjang sebesar 64.6%, masyarakat dominan mengelolah sampah
rumah tangga dengan membakar sebanyak 59.2%,
Sumber air minum masyarakat lingkungan Bonto Rihu sebagian
besar dari sumur tidak bercincin sekitar 40.1 %, sumur tidak
bercincin digunakan sebagai sumber air minum dengan pengolahan
air minum dengan cara dimasak terlebih dahulu, pada penggunaan
air untuk MCK sendiri juga menggunakan air dari sumur tidak
bercincin. Penyediaan air bersih merupakan salah satu penilaian
kesehatan lingkungan, air adalah unsur penting yang sangat
berperan dalam kehidupan manusia. Karena sekitar 80% tubuh
manusia terdiri dari cairan, akan tetapi juga karena di dalam air
terdapat mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik manusia
dan kesehatan manusia pada umumnya.
Dari data mengenai tempat pembuangan sampah pada
masyarakat di lingkungan ini bahwa sekitar 42.7 % rumah yang
memiliki tempat sampah sedangkan yang belum memiliki tempat
sampah sekitar 57.3 %, kemudian sampah tersebut dibuang ke
lingkungan sekitar rumah dengan pengolahan sampah dengan
dibakar yaitu sebanyak 41.4%. Namun, yang perlu diperhatikan
dalam membakar sampah di sekitar rumah adalah hasil
pembakaran berupa asap, yang bersifat polutan yang dapat
mengotori udara dan bila tidak terbakar sempurna sisanya dapat
mengotori lingkungan.
Apabila kita tinjau dari aspek sumber utama air bersih ( bukan
untuk diminum ), memperoleh hasil presentase sebanyak 57,7 %,
yakni memilih sumur bor/ gali sebagai media sumber air bersih,
sedangkan sumber utama air minum, memiliki presentasi paling
tinggi, sebanyak 56,2 % memilih untuk menggunakan air isi ulang/
refill/ galon. Hal ini, menunjukkan bahwa selain bersifat praktis,
higeinis, lagi ekonomis. Namun, berdasarkan data primer , sebanyak
58,5 % yang memilih sumber air minum melakuakan pengolahan
sebelum diminum, seperti dimasak sebanyak 54,6 %. Artinya,
masyarakat lebih mempercayai teknik pengolahan air, sebanyak
84,6 % sebelum dikonsumsi, karena memiliki kualitas dan mutu
yang baik, sesuai dengan standarisasi.
d. Data Informasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berbicara mengenai informasi perilaku hidup bersih dan
sehat, ada beberapa point yang mendukung, seperti kebiasaan dan
berperilaku merokok dan melakukan kegiatan 3M ( Menguras,
Mengubur, dan Menutup ). Berdsarkan data yang telah diperoleh
untuk narasumber yang tidak merokok sebesar 65.4% dan
narasumber yang merokok 34.6%, hal ini juga bisa kita tinjau dari
ada tidaknya orang yang merokok dalam suatu rumah tangga, dan
yang tidak merokok dalam rumah yaitu sebesar 31.5% dan yang
merokok dalam rumah sebesar 56.2%, adapun yang melakukan
kegiatan 3M sebesar 61.5% dan yang tidak melakukan kegiatan 3M
yaitu berkisar 38.5%.
Persentase ini mungkin akan berpengaruh pada kesehatan
masyarakat karena jika suatu rumah penduduk dalam perbulannya
tidak melakukan kegiatan 3M sekiranya dapat menimbulkan
penyakit malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD) yang
diakibatkan oleh bersarangnya nyamuk di bak-bak kamar mandi.
Jika masyarakat menggunakan air minum dari bak-bak tempat air
minum yang sudah tercemar oleh jentikan nyamuk maka dapat
menyebabkan penyakit diare.
e. Data Akses ke Sarana Umum
Seperti yang kita ketahui sarana umum sangat dibutuhkan
bagi masyarakat khususnya yang berada di pedesaan. Dimana
sarana ini sebagai penujang memudahkan masyarakat
mengakses segala keperluan yang berhubungan dengan
kesehatan salah satunya yaitu Rumah Sakit Terdekat,
Puskesmas, dan adapula sarana umum lainnya seperti pasar
terdekat, jalan utama, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan.
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh
dari rumah ke tempat jalanan utama, yang terbanyak yaitu penduduk dengan
menempuh jarak 10-20 dan dengan waktu tempuh 1-2 menit dari rumah ke jalan
utama sebesar 67.7%,
Untuk akses sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari rumah ke
puskesmas, terbanyak penduduk dengan menempuh jarak 1,2-1,5 dengan waktu
tempuh 5-7 menit dari rumah ke jalan utama sebesar 67.7%,
untuk akses sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari rumah ke rumah
sakit banyaknya penduduk dengan menempuh jarak 350-700 m dengan waktu
tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%,
Berdasarkan akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh
dari rumah ke Pasar Terdekat, terbanyak penduduk yang memiliki jarak 350-700
m dengan waktu tempuh 2-4 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%.
Untuk akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh ke
Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk dengan jarak tempuh 1,3 – 1,4, waktu
tempuh 5 – 7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%.
Untuk akses distribusi sarana umum menurut jarak dan waktu tempuh dari
rumah ke Kantor Kecamatan, banyaknya penduduk yang memiliki jarak 1,3 – 1,4
dengan waktu tempuh 5 – 7 menit dari rumah ke rumah sakit sebesar 63.8%,