Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

15
PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang wholesaling dan retailing bagi segmen konsumen bisnis maupun segmen konsumen akhir. PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang 45% sahamnya dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan keuangan PT. Arkeikum di tahun 2012. Nominal Akuntansi Penjualan bruto 74,350,000,000 Retur penjualan (1,875,000,000) Diskon penjualan (576,500,000) Penjualan netto 71,898,500,000 Harga Pokok Penjualan Persediaan barang dagangan awal (15,432,500,000) Pembelian barang dagangan (56,984,500,000) Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000 (35,559,500,00 0) Laba bruto 36,339,000,000 Biaya pemasaran Gaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000) Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000) Pembagian sembako (364,835,000) Pendidikan karyawan (986,320,000) Promosi dan iklan (3,876,500,000) Jamuan makan (284,250,000)

description

Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Transcript of Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Page 1: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang bergerak di bidang wholesaling dan retailing bagi segmen konsumen bisnis maupun segmen konsumen akhir. PT. Arkeikum merupakan perusahaan yang 45% sahamnya dimiliki oleh publik dan diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya.

Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan keuangan PT. Arkeikum di tahun 2012.

Nominal Akuntansi

Penjualan bruto 74,350,000,000 Retur penjualan (1,875,000,000)Diskon penjualan (576,500,000)

Penjualan netto 71,898,500,000

Harga Pokok PenjualanPersediaan barang dagangan awal (15,432,500,000)Pembelian barang dagangan (56,984,500,000)Persediaan barang dagangan akhir 36,857,500,000

(35,559,500,000)

Laba bruto 36,339,000,000

Biaya pemasaranGaji dan bonus pegawai tetap (1,864,000,000)Tunjangan pajak penghasilan (92,740,000)Pembagian sembako (364,835,000)Pendidikan karyawan (986,320,000)Promosi dan iklan (3,876,500,000)Jamuan makan (284,250,000)Telepon, air, dan listrik (734,250,000)Penyusutan (50,625,000)Biaya bahan bakar dan tol (54,320,000)

Total biaya pemasaran (8,307,840,000)

Page 2: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Biaya umum dan administrasi (G&A)

Gaji dan bonus pegawai tetap (2,465,000,000)PPh 21 ditanggung perusahaan (143,400,000)Honorarium dan komisi pegawai tidak tetap (1,486,542,000)Seragam satpam gudang (94,560,000)Telepon, air, dan listrik (1,055,600,000)Biaya sewa kantor (1,633,500,000)Penyusutan (1,254,000,000)Royalti (660,000,000)Biaya pembangunan pabrik baru (4,365,000,000)Penghapusan piutang (4,763,480,000)Pemeliharaan kendaraan (87,200,000)Alat tulis kantor (154,380,000)Biaya bahan bakar dan tol (328,600,000)Asuransi kendaraan (364,700,000)PBB gudang (762,300,000)Riset (3,860,000,000)Pendidikan karyawan (1,340,000,000)Family gathering (134,700,000)

Total biaya umum dan administrasi (G&A) (24,952,962,000)

Laba operasional 3,078,198,000 Pendapatan non operasi

Dividen dari PT. Negarakertagama 382,500,000 Dividen dari PT. Sutasoma 134,900,000 Sewa mesin 67,400,000 Bunga deposito (setelah pajak) 34,280,000 Dividen dari Bremen Ag. 276,500,000

Page 3: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Total pendapatan non operasi 895,580,000

Biaya non operasiDividen bagi PT. Smaradhahana (28,700,000)Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha (16,300,000)Dividen bagi publik (60,000,000)Bunga pinjaman (76,275,000)Sumbangan (764,820,000)Denda pajak (452,300,000)Rugi selisih kurs (124,890,000)Biaya lain - lain (742,950,000)

Total biaya non operasi (2,266,235,000)Laba sebelum pajak 1,707,543,000

KERTAS KERJA REKONSILIASI FISKAL

   

Nominal Akuntansi

Koreksi Positif  

Koreksi Negatif

Nominal Fiskal

Penjualan bruto74,350,0

00,000      74,350,0

00,000

Retur penjualan(1,875,00

0,000)      (1,875,00

0,000)

Diskon penjualan(576,500,

000)      (576,500,

000)

Penjualan netto71,898,5

00,000      71,898,5

00,000              Harga Pokok Penjualan          

 

Persediaan barang dagangan awal

(15,432,500,000)      

(15,432,500,000)

  Pembelian barang (56,984,5       (56,984,5

Page 4: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

dagangan 00,000) 00,000)

 

Persediaan barang dagangan akhir

36,857,500,000      

36,857,500,000

   (35,559,5

00,000)      (35,559,5

00,000)Laba bruto  

36,339,000,000      

36,339,000,000

             Biaya pemasaran          

 Gaji dan bonus pegawai tetap

(1,864,000,000)      

(1,864,000,000)

 Tunjangan pajak penghasilan

(92,740,000)      

(92,740,000)

 Pembagian sembako

(364,835,000)

364,835,000     0

 Pendidikan karyawan

(986,320,000)      

(986,320,000)

  Promosi dan iklan(3,876,50

0,000)      (3,876,50

0,000)

  Jamuan makan(284,250,

000)104,250,

000    (180,000,

000)

 Telepon, air, dan listrik

(734,250,000)

1)

150,000,000    

(584,250,000)

  Penyusutan(50,625,0

00)2)

14,375,000    

(36,250,000)

 Biaya bahan bakar dan tol

(54,320,000)

13,580,000    

(40,740,000)

Total biaya pemasaran(8,307,84

0,000)      (8,307,84

0,000)             Biaya umum dan administrasi (G&A)          

 Gaji dan bonus pegawai tetap

(2,465,000,000)      

(2,465,000,000)

 

PPh 21 ditanggung perusahaan

(143,400,000)

143,400,000     0

  Honorarium dan (1,486,54       (1,486,54

Page 5: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

komisi pegawai tidak tetap 2,000) 2,000)

 Seragam satpam gudang

(94,560,000)      

(94,560,000)

 Telepon, air, dan listrik

(1,055,600,000)      

(1,055,600,000)

 Biaya sewa kantor

(1,633,500,000)

3)

980,100,000    

(653,400,000)

  Penyusutan(1,254,00

0,000)4)

466,500,000    

(787,500,000)

  Royalti(660,000,

000)5)

110,000,000    

(550,000,000)

 

Biaya pembangunan pabrik baru

(4,365,000,000)

4,365,000,000     0

 Penghapusan piutang

(4,763,480,000)

1,500,000,000    

(3,263,480,000)

 Pemeliharaan kendaraan

(87,200,000)

5,000,000    

(82,200,000)

  Alat tulis kantor(154,380,

000)      (154,380,

000)

 Biaya bahan bakar dan tol

(328,600,000)

24,645,000    

(303,955,000)

 Asuransi kendaraan

(364,700,000)      

(364,700,000)

  PBB gudang(762,300,

000)      (762,300,

000)

  Riset(3,860,00

0,000)1,930,00

0,000    (1,930,00

0,000)

 Pendidikan karyawan

(1,340,000,000)      

(1,340,000,000)

  Family gathering(134,700,

000)      (134,700,

000)Total biaya umum dan administrasi (G&A)

(24,952,962,000)      

(24,952,962,000)

             

Laba operasional3,078,19

8,000      3,078,19

8,000 Pendapatan non operasi          

Page 6: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

 Dividen dari PT. Negarakertagama

382,500,000    

(191,250,000)

191,250,000

 Dividen dari PT. Sutasoma

134,900,000      

134,900,000

  Sewa mesin67,400,0

00      67,400,0

00

 Bunga deposito (setelah pajak)

34,280,000    

(34,280,000) 0

 Dividen dari Bremen Ag.

276,500,000

6)

118,500,000    

395,000,000

Total pendapatan non operasi

895,580,000      

895,580,000

             Biaya non operasi          

 Dividen bagi PT. Smaradhahana

(28,700,000)

28,700,000     0

 Dividen bagi PT. Arjuna Wiwaha

(16,300,000)

16,300,000     0

 Dividen bagi publik

(60,000,000)

60,000,000     0

  Bunga pinjaman(76,275,0

00)7)

64,275,000    

(12,000,000)

  Sumbangan(764,820,

000)764,820,

000     0

  Denda pajak(452,300,

000)452,300,

000     0

  Rugi selisih kurs(124,890,

000)      (124,890,

000)

  Biaya lain - lain(742,950,

000)742,950,

000     0

Total biaya non operasi(2,266,23

5,000)      (2,266,23

5,000)

Laba sebelum pajak1,707,54

3,000 12,419,5

30,000  (225,53

0,000)13,901,5

43,000

Page 7: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Keterangan :

1) Koreksi positif atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran

= 50% Biaya pulsa direktur + Pembelian PDA yang seharusnya dikapitalisasi

= 50% * ¼ * 400.000.000 + ¼ * 400.000.000

= 50.000.000 + 100.000.000

= 150.000.000

2) Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran

Penyusutan bidang pemasaran menurut akuntansi

= 20% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 50% * 100.000.000

= 5.000.000 + Penyusutan smartphone + 25.000.000

= 30.000.000 + Penyusutan smartphone

Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal

= 50% * 25% * 25.000.000 + Penyusutan smartphone + 6/12 * 25% * 100.000.000

= 3.125.000 + Penyusutan smartphone + 12.500.000

= 15.625.000 + Penyusutan smartphone

Koreksi positif atas penyusutan bidang pemasaran :

Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal

= (30.000.000 + Penyusutan smartphone) - (15.625.000 + Penyusutan smartphone)

= 14.375.000

3) Koreksi positif atas biaya sewa kantor

= Proporsi biaya sewa dibayar di muka

= 18/30 * 1.633.500.000

= 980.100.000

4) Penyusutan bidang G&A menurut fiskal

= Penyusutan kendaraan niaga + Penyusutan kendaraan direktur

= 12,5% *6.000.000.000 + 50% * 3/12 * 12,5% * 2.400.000.000

= 750.000.000 + 37.500.000

Page 8: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

= 787.500.000

Gedung pabrik lama tidak disusutkan menurut fiskal, sebab telah melewati batas masa manfaat fiskal selama 20 tahun.

Koreksi positif atas penyusutan bidang G&A

= Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal

= 1.254.000.000 - 787.500.000

= 466.500.000

5) Koreksi positif atas biaya royalti

= Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan

= 20% / 120% * 660.000.000

= 110.000.000

6) Koreksi positif atas dividen dari Bremen Ag.

= Beban pajak luar negeri yang seharusnya tidak di-netto-kan

= 30% / 70% * 276.500.000

= 118.500.000

7) Koreksi positif atas bunga pinjaman :

Pokok deposito

= 100% / 80% * 34.280.000 / 8%

= 535.625.000

Pokok pinjaman

= 100% / 12% * 76.275.000

= 635.625.000

Bunga pinjaman yang boleh dibebankan

= Selisih pokok pinjaman dan pokok deposito * Tingkat bunga pinjaman

= (635.625.000 - 535.625.000) * 12%

= 12.000.000

Koreksi positif atas bunga pinjaman :

= Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga pinjaman menurut fiskal

= 76.275.000 – 12.000.000

Page 9: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

= 64.275.000

Contoh Kasus 2PT. MICHELIN Tbk (Terbuka) yang berdiri 1 Januari 2005 berusaha dibidang pertenunan. Berikut ini laporan laba-rugi yang berakhir 31Desember 2009 :

PT. MICHELIN Tbk (Terbuka)Laporan Perhitungan Laba-rugi

per 31 Desember 2009Penjualan Rp. 765.300.000,00HPP (Rp. 450.000.000,00)Laba Kotor Rp. 315.300.000,00Total Biaya Usaha (Rp. 212.900.000,00)Laba Sebelum Pajak Rp. 102.400.000,00Pajak Penghasilan (Rp 13.220.000,00)Laba Setelah Pajak Rp 89.180.000,00

Total Biaya Usaha tersebut terdiri dari :a. Gaji karyawan Rp. 120.000.000,00b. Penyusutan mesin Rp. 10.000.000,00c. Penyusutan gedung Rp. 25.000.000,00d. Penyusutan tanah Rp. 2.000.000,00e. Biaya pengeluaran saham Rp. 500.000,00f. Premi asuransi kebakaran Rp. 200.000,00g. Sumbangan korban Merapi Rp. 100.000,00h. Piutang ragu- ragu Rp. 500.000,00i. Cadangan umum Rp. 20.000.000,00j. Deviden yang dibayar Rp. 30.000.000,00k. PPh Pasal 25 yang dibayar Rp. 4.600.000,00Total Biaya Usaha Rp. 212.900.000,00

Informasi Tambahan:1) Dalam jumlah gaji karyawan sebesar Rp. 120.000.000,00 termasukjuga pengeluaran pribadi direktur utama sebesar Rp. 150.000,00sebulan untuk biaya sopir dan iuran asuransi kecelakaan dankematian karyawan Rp. 10.000.000,00 dan beras yang dibagikankepada karyawan Rp. 2.000.000,002) Hasil stock opname ditemukan nilai persediaan akhir lebih tinggiRp 50.000.000,00 dari nilai yang dilaporkan dalam laporan rugilaba.3) Harga perolehan mesin adalah Rp. 50.000.000,00 dan disusutkansetahun 20% (metode saldo menurun), mesin tersebut memilikimasa manfaat 4 tahun4) Gedung dengan harga perolehan Rp. 250.000.000,00 disusutkansebesar 10% setahun (metode garis lurus)5) Tanah disusutkan 2% setahun (metode garis lurus)6) Piutang ragu-ragu dihapuskan karena yang bersangkutan ternyatatelah mening-galkan Indonesia untuk selamanya tanpa diketahuialamatnya7) Cadangan umum adalah penyisihan laba untuk tujuan umum(merupakan pem-bentukan cadangan).

Page 10: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

Diminta : Buatlah laporan rekonsiliasi fiskal, dan hitunglah PPh yang masihharus dibayar.(a) Buatlah kertas kerja koreksi untuk menghitung laba-rugi fiskal PT.MICHELIN Tbk per 31 Desember 2009!(b) Tentukan besarnya PPh yang terutang dan PPh yang masih harusdibayar oleh PT. MICHELIN Tbk untuk masa pajak 2009!

PenyelesaianPenjelasan :a. Dalam jumlah gaji karyawan sebesar Rp. 120.000.000,00 termasuk jugapengeluaran pribadi direktur utama sebesar Rp. 150.000,00 sebulanuntuk biaya sopir dan iuran asuransi kecelakaan dan kematiankaryawan Rp. 10.000.000,00 dan beras yang dibagikan kepadakaryawan Rp. 2.000.000,00Analisis :Karena Rp 150.000,00 merupakan pengeluaran pribadi, maka tidak bolehdikurangkan terhadap penghasilan bruto perusahaan,sehingga dalam satutahun (Rp 150.000,00 X 12 bln) jumlahnya Rp 1.800.000,00. Demikian pulauntuk iuran asuransi kecelakaan dan kematian karyawan yang dibayar olehkaryawan Rp 10.000.000,00 juga tidak boleh dikurangkan terhadappenghasilan bruto perusahaan. Adapun beras yang dibagikan kepadakaryawan termasuk natura sehingga tdk boleh dikurangkan terhadappenghasilan bruto perusahaan. Total koreksi sejumlah Rp 13.800.000,00harus dikoreksi fiscal positif karena koreksi ini mengakibatkan laba kenapajaknya meningkat.

b. Hasil stock opname ditemukan nilai persediaan akhir lebih tinggi Rp50.000.000,00 dari nilai yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba.Analisis :Stock opname merupakan cara penghitungan persediaan akhir secara fisikatau secara langsung. Nilai persediaan akhir ini berpengaruh pada nilai hargapokok penjualan. Jika hasil stock opname ditemukan nilai persediaan akhirlebih tinggi Rp 50.000.000,00 dari nilai yang dilaporkan dalam laporan rugilaba,maka nilai persediaan akhir tersebut perlu dikoreksi agar sesuai dengannilai persediaan akhir sesungguhnya. Akibatnya harga pokok penjualan jugaperlu dikoreksi, jika nilai perse-diaan akhir naik sebesar Rp 50.000.000,00,maka harga pokok penjualan-nya akan turun Rp 50.000.000,00. Turunnyaharga pokok penjualan ini berakibat naiknya laba kotor atau laba kena pajak,maka koreksi sebesar Rp 50.000.000,00 ini disebut koreksi fiscal positif.

c. Harga perolehan mesin adalah Rp. 50.000.000,00 dan disusutkansetahun 20% (metode saldo menurun), mesin tersebut memiliki masamanfaat 4 tahun.Analisis :Penyusutan merupakan cara penghitungan manfaat ekonomis dinikmati atau

Page 11: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

terpakai selama satu tahun. Nilai penyusutan ini akan mempengaruhi nilaiekonomis dari mesin tersebut. Peraturan Perpajakan menetapkan bahwa tarifpenyusutan untuk harta tetap yang disusutkan dengan metode saldomenurun sebesar 50% dari harga perolehannnya. Dengan demikian, wajibpajak dalam melakukan penyusutan harta tetapnya ini kurang 30%, sehinggabesarnya penyusutan mesin ini perlu ditambah atau dikoreksi sebesar 30%dari harga perolehannya yaitu 30% X Rp 50.000.000 atau Rp 15.000.000,00.Karena adanya penambahan biaya penyusutan ini, biaya penyusutannyamenjadi lebih besar atau naik sebesar Rp 15.000.000,00. Hal ini menjadikanturunnya laba kena pajak sebesar Rp 15.000.000,00 juga maka koreksifiskalnya disebut koreksi fiskal negatif.

d. Gedung dengan harga perolehan Rp. 250.000.000,00 disusutkansebesar 10% setahun (metode garis lurus)Analisis :Peraturan Perpajakan mengklasifikasikan bangunan menjadi bangunanpermanen dan bangunan tidak permanen. Besarnya tarif penyusutan untukbangunan permanen sebesar 5% dan bangunan tidak permanen sebesar 10%dari harga perolehannya. Karena gedung merupakan bangunan permanen,maka tarifnya 5% X Rp 250.000.000,00, sehingga besarnya penyusutanbukan Rp 25.000.000,00 tetapi Rp 12.500.000,00. Oleh karena itu biayapenyusutan gedung perlu dikoreksi menjadi Rp 12.500.000,00, atau biayanyaturun Rp 12.500.000,00. Turunnya biaya penyusutan ini berakibat naiknyalaba kotor atau laba kena pajak, maka koreksi sebesar Rp 12.500.000,00 inidisebut koreksi fiskal positif.

e. Tanah disusutkan 2% setahun (metode garis lurus)Analisis :Tanah, dalam UU Perpajakan tidak boleh disusutkan, kecuali tanah yangdigunakan produksi, misal untuk pembuatan batu bata, genting, gerabah dansejenisnya. Tidak berlaku jika tanah yang digunakan untuk memproduksibatu-bata, genting dan sejenisnya tersebut dari hasil membeli. Dengandemikian, penyusutan atas tanah ini harus dikoreksi atau harus dikeluarkandari cara penghitungan laba kena pajak. Akibat koreksi terhadap biayapenyusutan tanah ini, maka laba kena pajaknya akan naik sebesarpenghapusan biaya penyusutan tanah tersebut, maka koreksi fiscal ata biayapenyusutan tanah sebesar Rp 2.000.000,00 ini disebut koreksi fiscal positif.

f. Piutang ragu-ragu dihapuskan karena yang bersangkutan ternyatatelah meninggalkan Indonesia untuk selamanya tanpa diketahuialamatnyaAnalisis :Metode penghapusan piutang, dalam akuntansi ada 2 (dua) yaitu metodeindirect (tidak langsung) dan metode direct (langsung). Metode Indirect,penghapusan piutang menggunakan cara taksiran terhadap piutang yangtelah melebihi waktu tagihannya. Semakin lama umur tagihan piutang makadimungkinkan semakin kecil tingkat tertagihnya. Piutang yang tidakdimungkinkan ditagih dianggap sebagai Kerugian Piutang, sehingga cara inidikenal sebagai metode Cadangan Kerugian Piutang. Adapun metode direct,penghapusan piutang jika benar-benar telah tidak dapat ditagih secara riil,

Page 12: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

tidak berdasar taksiran. UU Perpajakan menggunakan metode langsung ini,untuk menghapuskan piutang yang tidak tertagih. Pada kasus ini, makapiutang ragu-ragu ini dapat diklasifikasikan sebagai piutang yang tidak dapatditagih secara riil, sehingga telah sesuai dengan aturan perpajakan dan dapatdiperlakukan sebagai pengurang penghasilan dalam menghitung laba kenapajak. Dengan demikian dalam hal ini tidak terjadi koreksi fiskal.

g. Cadangan umum adalah penyisihan laba untuk tujuan umum(merupakan pem-bentukan cadangan).Analisis :Segala macam dan jenis pembentukan cadangan tidak diperkenankan dalamperpajakan maka cadangan umum ini harus dikoreksi atau dikeluarkan dariunsur pengurang penghasilan. Karena cadangan sifatnya mengurangi labakena pajak maka adanya koreksi terhadap cadangan umum ini maka laba kenapajak menjadi bertambah maka koreksinya disebut koreksi fiskal positif.

h. Sumbangan korban merapiAnalisis :Segala macam dan jenis sumbangan tidak diperkenankan dalam perpajakankecuali sumbangan yang diatur secara resmi oleh Pemerintah melalui peraturanpemerintah misal sumbangan GNOT, PMI dan sejenisnya. Sumbangankorban merapi ini tidak dapat dikategorikan dalam jenis ini, maka harusdikoreksi atau dikeluarkan dari unsur pengurang penghasilan ( mengurangilaba kena pajak), sehingga adanya koreksi terhadap sumbangan korban merapiini, laba kena pajak menjadi ber-tambah maka koreksinya disebut koreksi fiskalpositif.

i. Deviden yang dibayarAnalisis :Segala macam pembayaran deviden dalam perpajakan tidak diperkenakanmengurangi penghasilan bruto dalam menghitung laba kena pajak, sehinggaperlu dilakukan koreksi. Akibatnya laba kena pajak akan bertambah, makakoreksinya disebut koreksi fiskal positif.

j. PPh Pasal 25Analisis :Segala macam dan jenis pajak penghasilan serta sanksi perpajakannya tidakdiperkenankan mengurangi penghasilan bruto dalam menghitung laba kenapajak maka adanya koreksi terhadap pajak penghasilan pasal 25 (PPh Pasal25) ini laba kena pajak menjadi bertambah sehingga koreksinya disebutkoreksi fiskal positif.

Page 13: Kertas Kerja Rekonsiliasi Fiskal

KERTAS KERJA REKONSILIASI FISKALPT. MICHELIN

Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang :

28% X Rp 220.400.000,00 = Rp 61.712.000,00

PPh Pasal 25 yang dibayar (Rp 4.600.000,00)

PPh yang masih harus dibayar Rp 57.112.000,00