Keratosis Seboroik

4
Keratosis Seboroik (KS) Etiologi - Etiologi pasti belum diketahui, kemungkinan: genetik, paparan matahari, infeksi virus - Mayoritas pasien: RPK (+) - Iregularitas ekspresi apoptosis markers p53 dan Bcl-2 (lokus gen belum terdeteksi) - Infeksi virus diduga karena klinis menyerupai kutil dan pada biopsi epidermodysplasia verruciformis-associated HPV DNA didapatkan pada 76% pasien SK (control: 27%) - Adanya polimorfisme pada reseptor androgen manusia - Munculnya SK dikaitkan juga dengan circulating epidermal growth factors dan melanocyte-derived growth factors selain adanya peningkatan ekspresi local TNF dan endothelin-converting enzyme (keduanya menyebabkan peningkatan ekspresi keratinocyte melanogen, endothelin-1 sehingga terjadi hiperpigmentasi) Epidemiologi - Tumor jinak kulit paling umum - Seringkali menjadi pemikiran pasien karena bentuknya yang bervariasi - Paling banyak pada individu berusia pertengahan (dapat juga pada dewasa muda) Bentuk klinis - Bentuk klinis bervariasi - Umumnya berupa bercak coklat/tan, berbatas tegas, ‘dull’ datar kemudian tumbuh menonjol (papul) menjadi ‘waxy’, verukosa, dan stuck-on- Lesi “pseudohorn cysts” (menggambarkan plugged follicular orifices) - Muncul pada permukaan non-mukosa dan terdistribusi dalam pola Christmass tree” atau Blaschko’s lines - Warna lesi dari putih pucat hingga hitam - Lesi kadang susah dibedakan dengan nevus/ melanoma melanoma/ BCC/ keganasan kulit lain dapat muncul di atas KS (terutama pada lesi yang muncul cepat, simtomatik, tidak umum)

description

Keratosis seboroik

Transcript of Keratosis Seboroik

Page 1: Keratosis Seboroik

Keratosis Seboroik (KS)

Etiologi

- Etiologi pasti belum diketahui, kemungkinan: genetik, paparan matahari, infeksi virus- Mayoritas pasien: RPK (+)- Iregularitas ekspresi apoptosis markers p53 dan Bcl-2 (lokus gen belum terdeteksi)- Infeksi virus diduga karena klinis menyerupai kutil dan pada biopsi epidermodysplasia

verruciformis-associated HPV DNA didapatkan pada 76% pasien SK (control: 27%)- Adanya polimorfisme pada reseptor androgen manusia- Munculnya SK dikaitkan juga dengan circulating epidermal growth factors dan melanocyte-

derived growth factors selain adanya peningkatan ekspresi local TNF dan endothelin-converting enzyme (keduanya menyebabkan peningkatan ekspresi keratinocyte melanogen, endothelin-1 sehingga terjadi hiperpigmentasi)

Epidemiologi

- Tumor jinak kulit paling umum- Seringkali menjadi pemikiran pasien karena bentuknya yang bervariasi- Paling banyak pada individu berusia pertengahan (dapat juga pada dewasa muda)

Bentuk klinis

- Bentuk klinis bervariasi- Umumnya berupa bercak coklat/tan, berbatas tegas, ‘dull’ datar kemudian tumbuh menonjol

(papul) menjadi ‘waxy’, verukosa, dan “stuck-on”- Lesi “pseudohorn cysts” (menggambarkan plugged follicular orifices)- Muncul pada permukaan non-mukosa dan terdistribusi dalam pola “Christmass tree” atau

Blaschko’s lines- Warna lesi dari putih pucat hingga hitam- Lesi kadang susah dibedakan dengan nevus/ melanoma melanoma/ BCC/ keganasan kulit lain

dapat muncul di atas KS (terutama pada lesi yang muncul cepat, simtomatik, tidak umum)

Klasifikasi Klinis HistopatologiCommon seborrheic keratosis

Papul verukosa, “stuck on”, pseudohorn cysts

Umumnya asimtomtik (kadang gatal)

Tidak mengenai telapak tangna/kaki dan mukosa

Hiperkeratosis, akantosis, papilomatosis, kadang ada peningkatan melanosit

Skin tags Pedunculated papules, rough, 1-2mm pada area gesekan (aksila, inframammae, leher) dapat regresi spontan

Reticulated seborrheic keratosis (adenoid

Papul/ bercak pigmentasiSering didahului solar lentigo

small horn cysts suspended among interwoven strands of basophilic cells

Page 2: Keratosis Seboroik

SKs)

Stucco keratosis Lesi verukosa, tepi bergerigi, hiperkeratotik, menjariPapul putih-tan, permukaan datar, 1-3mm, lengket pada permukaan kulit pada tungkai bawah

Dibedakan dengan veruka plana karena tidak ditemukannya keratinocytic vacuolar changes/ viral cytopathic changes

Clonal seborrheic keratosis

KS teriritasi/ terlibat dalam respon imunologiBisa karena trauma/ inflamasi spontan“Meyerson phenomenon”: perubahan eczematosa di sekitar lesi

Dermis: infiltrat peradangan padat terutama limfosit, kadang-kadang lichenoid/ kaya neutrophilEpidermis: sel-sel keratinosit eosinofilik tersusun terpilin (swirled)

Irritated seborrheic keratosis

Seborrheic keratosis with squamous atypia

Squamous atypia yang tampak dapat bervariasiBowenoid transformation: perubahan menjadi SCC in situJarang mjd SCC/Basalioma

Melanoacanthoma (pigmented seborrheic keratosis)

Slow growing, menyerupai melanoma, lokasi badan/ kepala/ leher

“melanoacanthoma” karena kelompok (nested) melanosit dan keratinosit

Dermatosis papulosa nigra

Papul coklat gelap-hitam pada wajah Fitzpatrick tipe 4/lebih

PA Identik dengan KS tetapi klinis mirip melanoakantoma

Leser-Trélat sign KS eruptif + multipleSering dikaitkan keganasan adenoCa pada lambung (jg paru & usus besar)

Page 3: Keratosis Seboroik

Dikaitkan juga dg leukemia, limfoma, lepra LL, HIV, eczema eritrodermik, melanomaSering terjadi ketika kemoterapi (tu cytarabine)Sering terkait dengan acahnthosis nigricans (terjadi karena mekanisme reaktif)Diduga disebabkan respon imun abnormal

Association with Skin Cancers

Histologi KS+keganasanLesi menggambarkan collision tumors transformasi ganas menjadi BC, SCC, dan melanomaKeganasan tersering: SCC in situ > BCC > SCC invasive.

KS yang tumbuh cepat/ atipikal harus dibiopsi untuk menyingkirkan keganasan

Pengobatan:- Indikasi pengobatan pada lesi yang simtomatik atau tidak diinginkan secara kosmetik- Cryotherapy- Electrodesikasi + kuret- Kuret + desikasi- Laser ablative- Dermabrasi/ fluorouracil topical (pada lesi besar dalam cm)- Rekurensi terjadi jika destruksi perimeter tidak tercapai- Eksisi bedah (pada lesi pedunculated)

Komplikasi:- Skar- Perubahan warna- Pembuangan tidak lengkap- Rekurensi

Biopsi PA, indikasi:- Pada lesi keganasan di atas KS- Possible collision lesions antara lesi KS & keganasan pembuangan lesi untuk biopsi jaringan

sekitar, tidak menghancurkan lesinya untuk pemeriksaan patologi lebih lanjut- Keganasan:

o Pertumbuhan cepato Gambaran morfologi atipikalo Lokasi lesi tidak umumo Simtomatik