Strategy Frameworks

Contents

Sources of Competitive Advantage frameworkSumber Framework Keunggulan Kompetitif

Five forces frameworkFramework 5 kekuatan

Value-net frameworkValue-Net Framework

A firm's profits depend on how much value (economic surplus)it creates, and how much of that surplus it obtains as profits

Keuntungan sebuah perusahaan tergantung pada berapa besar nilai (keekonomian surplus) yang diciptakan dan seberapa besar nilai surplus tersebut yang dapat diraih

There is usually some rate at which customers are willing to trade off price and quality

Biasanya ada sekian % nilai di mana pelanggan bersedia untuk trade off harga dan kualitas

A firm can have a cost-based advantage if it can lower costs by more than it must lower price

Suatu perusahaan dapat memiliki keunggulan berbasis biaya jika dapat menurunkan biaya lebih dari penurunan harga terendah yg dapat dicapainya.

There are many different potential sources for cost advantages“Ada banyak sumber potensi untuk meraih keunggulan biaya”

GENERAL COST DRIVERS– Cost drivers related to firm size or scope (economies of scale, economies of scope, capacity utilization, specialization)“Cost driver yang berhubungan dengan ukuran perusahaan atau ruang lingkup (skala ekonomi, skop ekonomi, peningkatan kapasitas, spesialisasi) “

– Cost drivers related to cumulative experience (learning curve)“Cost Drivers yang berhubungan dengan pengalaman sejarah (learning curve)”

– Cost drivers related to the organization of transactions (vertical integration, long-term contracts, management and control)“- Cost Drivers yang terkait dengan organisasi transaksi (integrasi vertikal, kontrak jangka panjang, pengelolaan dan pengendalian) “

– Other cost drivers (input prices, location, economies of density)“Cost Driver lainnya (harga input, lokasi, ekonomi density)”

Hard decision is when something must be sacrificed in order to obtain a cost advantage.“Keputusan yang sulit ketika sesuatu harus dikorbankan untuk mendapatkan keuntungan biaya.”

A firm can have a differentiation-based advantage if it can raise price by more than it must increase costs“Suatu perusahaan dapat memiliki keunggulan berbasis diferensiasi jika dapat menaikkan harga lebih dari meningkatkan biaya seharusnya”

There are many different potential sources for differentiation advantages“Ada banyak sumber potensi berbeda untuk meraih keuntungan diferensiasi”

GENERAL BENEFIT DRIVERS– Physical characteristics of product (performance, durability, quality, features, aesthetics, ease of use)“Karakteristik fisik produk (kinerja, daya tahan, kualitas, fitur, estetika, kemudahan penggunaan) “– Quality of complementary goods (postsale service, spare parts,warranties, maintenance and repair services)“Kualitas barang komplementer (layanan purna jual, suku cadang, garansi, pemeliharaan dan perbaikan) “– Characteristics associated with sale or delivery (timeliness,convenience, credit, location, quality of sales staff)“Karakteristik yang berhubungan dengan penjualan atau pengiriman (ketepatan waktu, kenyamanan, kredit, lokasi, kualitas staf penjualan)”– Characteristics that shape consumers' perceptions or expectations (reputation, installed base, network externalities)“Karakteristik bahwa persepsi atau ekspektasi (reputasi, dasar terinstal, eksternalitas jaringan) bentuk konsumen “– Subjective image (prestige, status) “Image Subjektif (prestise, status)”

Again, hard decision is when something must be sacrificed in order to obtain a cost advantage.“Sekali lagi, keputusan yang sulit ketika sesuatu harus dikorbankan untuk mendapatkan keuntungan biaya.”

If customers differ in their price-quality trade-off, strategic choices are expanded“Jika pelanggan berbeda dalam hal trade-off harga-kualitas mereka, pilihan strategis diperluas.

If customers differ in their preferences over attributes, firms can have competitive advantage in a niche“Jika pelanggan berbeda dalam preferensi mereka atas atribut, perusahaan dapat memiliki keunggulan kompetitif di ceruk (pasar)”

NICHE-BASED ADVANTAGE– For some products, customers do not agree about what makes a quality product“Untuk beberapa produk, pelanggan tidak setuju tentang apa yang membuat produk lebih berkualitas “– For example, which is the better product?

• Coke or Pepsi?• Windows or Mac OS?• Harley-Davidson or Ducati?• "Sense and Sensibility" or "Lara Croft Tomb Raider"?

– For such products, firms can have a competitive advantage if they serve well a particular niche.“Untuk produk tersebut, perusahaan dapat memiliki keunggulan kompetitif jika mereka melayani dengan baik niche pasar tertentu.”– In order to be successful at such a strategy, firms must...• differentiate on attributes customers really care about“Benar benar peduli pada pembeda attribut pelanggan”• have a large enough niche“memiliki niche yang cukup besar”• be able to produce at a low enough cost given prices that can be charged“mampu memproduksi dengan biaya yang rendah pada posisi “given” harga yang ditetapkan”

Which strategy a firm should pursue depends on the options that are available given its cost structure, customers, etc.“Strategi mana yang harus dikejar perusahaan tergantung pada pilihan yang tersedia yang diberikan oleh struktur biaya, pelanggan, dll”

COST-BASED WHEN...– Economies of scale are potentially significant but unexploited“Skala ekonomi yang berpotensi signifikan namun belum digali”– There are few opportunities to enhance benefits“Seberapa peluang untuk meningkatkan keuntungan”– Customers are price sensitive, or unwilling to pay a premium forquality “Pelanggan sensitif thd harga, atau tidak mau membayar lebih untuk kualitas “– A firm is likely to differ from competitors in cost“Sebuah perusahaan mungkin berbeda tingkat pesaingannya dari sisi biaya”

BENEFIT-BASED WHEN...– Some customers are willing to pay a premium for quality“Beberapa pelanggan bersedia membayar lebih untuk kualitas” – Customers are heterogeneous in their preferences“Pelanggan heterogen dalam preferensi mereka “– Learning or economies of scale are exploited already“Tahap belajar atau ketika skala ekonomi telah dilakukan.

Industry analysis, or "five forces" analysis, is a tool to understand the profitability of an industry“Analisis industri, atau "lima kekuatan" analisis, merupakan alat untuk memahami tingkat profitabilitas sebuah industri”

Industry analysis is a useful tool for understanding a firm's economic context“Analisis industri adalah alat yang berguna untuk memahami konteks ekonomi suatu perusahaan”

Force 1: Rivalry with competitors dissipates industry profits through low prices“Rivalitas dengan pesaing yang mengancam keuntungan industri melalui harga rendah”

RIVALRY WITH COMPETITORS– Characteristics of the market that threaten profits through fierce rivalry:“Karakteristik pasar dimana mengancam keuntungan melalui persaingan sengit: “• many sellers “banyak penjual”• homogeneous products “produk homogen”• low buyer switching costs “pembeli beralih (beli) dengan biaya rendah”• buyers motivated to search, willing to shop for price “motivasi beli pembeli hanya mencari harga terendah”• large and infrequent (lumpy) sales “kapasitas besar dan penjualan jarang”• excess industry capacity and/or declining demand “Kelebihan produksi / permintaan turun”• cost structure with high fixed costs, low marginal costs “struktur biaya dengan beban tetap tinggi dan tingkat margin rendah”

– Measures of rivalry• 4 or 8 firm concentration ratio: Combined market share of the largest 4 or 8 firms• Herfindahl-Hirschmann Index (HHI): Sum of squares of market shares of all firms

If a firm lowers its price a little, it's sales are likely to increase a lot“Jika suatu perusahaan menurunkan harganya sedikit saja, penjualan cenderung meningkat banyak”

Force 2: Entry both lowers market share and affects rivalry“Masuk pada keduanya dengan menurunkan pangsa pasar dan mempengaruhi persaingan”

ENTRY– Characteristics of the market that threaten profits by making entry easy:“Karakteristik pasar yang mengancam keuntungan karena mudah masuk:” • no economies of scale, low minimum efficient scale relative to the size of the market“tidak ada skala ekonomi, skala efisien rendah relatif terhadap ukuran pasar”• no learning or experience curve “tidak ada pembelajaran atau pengalaman”• easy access to inputs and distribution “akses mudah ke input dan distribusi “• necessary technology is readily available to entrants (patents, trade secrets, and intellectual property not important) “teknologi yang diperlukan sudah tersedia bagi pendatang (paten, rahasia dagang, dan hak milik intelektual tidak penting) “• no strong brand identity or reputation for incumbents “identitas merek yang kuat atau reputasi sudah mapan” • low exit costs (?) “biaya exit murah”

– Measures of ease of entry “Pengukuran kemudahan masuk”• estimated cost of entry at minimum efficient scale “estimasi biaya masuk pada skala efisien minimum”• time to recoup initial investment “waktu yg dibutuhkan untuk mengembalikan investasi awal”

Force 3: Substitutes are analogous to entry, but with a different product instead of a different producer“Pengganti analog untuk masuk, tetapi dengan berbeda produk, bukan produsen yang berbeda

SUBSTITUTES– Characteristics of a product that threatens profits by substitutability:“Karakteristik produk yang mengancam keuntungan dengan substitusi: “• fulfills the same customer need (whether or not a similar product)“memenuhi kebutuhan pelanggan yang sama (apakah produk serupa atau tidak)”• similar performance characteristics, availability, ease of use, etc.“karakteristik kinerja yang sama, ketersediaan, kemudahan penggunaan, dll “• similar cost per unit of usage“biaya yang sama per unit penggunaan”

– Measures of substititutability• Antitrust: Would a 5-10% increase in the price of good X increase the demand for Y? If so, the products are substitutes.• Cross price elasticity: %ΔQY / %ΔPX=> If the cross price elasticity is positive, X and Y are substitutes.=> If the cross price elasticity is negative, X and Y are complements.