Kerangka Acuan Manajemen Risiko

13
Panduan Manajemen Risiko RSUP H ADAM MALIK

description

management risiko HAM

Transcript of Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Page 1: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Panduan

Manajemen Risiko

RSUP H ADAM MALIK

Page 2: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

I. Pendahuluan:

A. Risiko

Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan konsekuensi medik yang cukup berat.

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.

Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama di RS. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik (Bury PCT, 2007).

Menurut Dwipraharso (2004) risiko medis dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: 1. Tingkat probabilitas dan keparahannya minimal (umumnya bersifat foreseeable but

unavoidable, calculated, controllable).2. Risiko ‘bermakna’ tetapi harus diambil karena ‘the only way’ (unavoidable).

Risiko 1 dan 2 memerlukan informed consent sehingga bila terjadi dokter tidak bertanggung jawab secara hukum.

3. Risiko yang unforeseeable = untoward results

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :

Faktor Komponen yang berperan

Organisasi dan Manajemen Sumber dan keterbatasan keuangan Struktur organisasi Standar dan tujuan kebijakan Safety culture

Lingkungan pekerjaan Kualifikasi staf dan tingkat keahlian Beban kerja dan pola shift Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes Dukungan administratif dan manajerial

Tim Komunikasi verbal Komunikasi tulisan

Page 3: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Supervisi dan pemanduan Struktur tim

Individu dan staf Kemampuan dan ketrampilan Motivasi Kesehatan mental dan fisik

Penugasan Desain penugasan dan kejelasan struktur penugasan Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada Ketersediaan dan akurasi hasil tes

Karakteristik pasien Kondisi ( Keparahan dan kegawatan) Bahasa dan komunikasi Faktor sosial dan personal

Langkah-langkah untuk meminimalkan risiko:

Meningkatkan peran RS dan manajemen dalam mencegah error dengan cara mengembangkan sistem yang selain bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan juga menjamin bahwa setiap upaya, prosedur dan sistem pelayanan yang dilakukan aman untuk pasien, petugas dan lingkungan. Hal tersebut dipresentasikan dalam bentuk SPO, clinical practice guidelines (PPK), clinical pathway (Alur Klinis) dll.

Meningkatkan peran staf RS agar terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan kesehatan di RS untuk mampu mengenali, mengidentifikasi dan menganalisis kejadian medical error dan melakukan upaya yang adekuat untuk mengatasi error yang sudah terlanjur terjadi.

Setiap staf harus menyadari bahwa mereka adalah bagian dari tim yang bekerja dalam satu sistem. Kerja tim yang baik juga sangat ditentukan oleh kinerja manajemen rumah sakit yang baik, mulai dari dukungan moral, finansial, ,teknis dan oprasional hingga terjalinnya komunikasi yang baik antara pihak manajemen dengan pihak praktisi.

Dalam setiap pusat pelayanan kesehatan harus dibangun sistem yang dapat menjamin bahwa setiap tindakan medik yang dilakukan haruslah aman bagi pasien maupun petugas dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dapat dilakukan disebut dengan manajemen risiko.

B. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcare Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian pada pasien, pengunjung dan institusi RS.

Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses berkelanjutan dari identifikasi secara sistemik, evaluasi dan penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi organisasi maupun individu.

Page 4: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Rumah Sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen risiko . Upaya manajemen risiko adalah : (RR, Balsamo dan MD, Brown., 1998)

Manajemen risiko dilakukan berdasarkan Risk Management Logic (Dwipraharso, 2004), yaitu:

What are the hazards (identifikasi risiko)

Probability, Severity , Exposure

Level of risk ?

Yes Acceptable? No

Accept the risk Can it be eliminated?- Eliminated Can it be reduced?

- Reduced Cancel the mission?

Manajemen risiko merupakan upaya yang proaktif untuk mencegah masalah dikemudian hari, dilakukan terus menerus dan dalam suasana no blame culture. Tahapan manajemen risiko adalah:

1. Risk Awareness. Seluruh staf RS harus menyadari risiko yang mungkin terjadi di unit kerjanya masing-masing, baik medis maupun non medis. Metode yang digunakan untuk mengenali risiko antara lain: Self-assessment, sistem pelaporan kejadian yang berpotensi menimbulkan risiko (laporan insiden) dan audit klinis.

2. Risk control (and or Risk Prevention). Langkah-langkah yang diambil manajemen untuk mengendalikan risiko. Upaya yang dilakukan:

Mencari jalan untuk menghilangkan risiko (engineering solution) Mengurangi risiko (control solution) baik terhadap probabilitasnya maupun

terhadap derajat keparahannya. Mengurangi dampaknya.

3. Risk containment. Dalam hal telah terjadi suatu insiden, baik akibat suatu tindakan atau kelalaian ataupun akibat dari suatu kecelakaan yang tidak terprediksikan sebelumnya, maka sikap yang terpenting adalah mengurangi besarnya risiko dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dalam mengelola pasien dan insidennya. Unsur utamanya biasanya adalah respons yang cepat dan tepat terhadap setiap kepentingan pasien, dengan didasari oleh komunikasi yang efektif.

4. Risk transfer. Akhirnya apabila risiko itu akhirnya terjadi juga dan menimbulkan kerugian, maka diperlukan pengalihan penanganan risiko tersebut kepada pihak yang sesuai, misalnya menyerahkannya kepada sistem asuransi.

Page 5: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Dari sisi sumber daya manusia, manajemen risiko dimulai dari pembuatan standar (set standards), patuhi standar tersebut (comply with them), kenali bahaya (identify hazards), dan cari pemecahannya (resolve them).

II. Maksud :

Maksud manajemen risiko di RSUP H. Adam Malik adalah upaya-upaya yang dilakukan RS yang dirancang untuk mencegah cedera pada pasien atau meminimalkan kehilangan finansial. Manajemen risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan memperbaiki kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame culture)

III. Tujuan dilakukannya manajemen risiko :

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUP H. Adam Malik.

b. Meningkatkan akuntabilitas.

c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).

d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

e. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya antisipasi risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.

f. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya.

Page 6: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

IV. Pelaksana:

Sub Komite Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien

V. Tata Cara Pelaksanaan

1. Identifikasi risiko.Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenali risiko, kemudian dibuat daftar risiko. Daftar risiko dilengkapi dengan deskripsi risiko termasuk menjelaskan kejadian dan persitiwa yang mungking terjadi dan dampak yang ditimbulkannya.

Identifikasi dilakukan pada: Sumber risiko, area risiko, peristiwa dan penyebabnya dan potensi akibatnya. Metode identifikasi risiko dilakukan dengan proaktif melalui self asessment, incident reporting sistem dan clinical audit dan dilakukan menyeluruh terhadap medis dan non medis.

2. Urutkan prioritas risiko dengan mengukur tingkat risiko.Pengelolaan risiko diawali dengan menilai konsekuensi yang dapat diakibatkan sebuah insiden dan kemungkinan terjadinya risiko setelah teridentifikasi. Kemudian risiko dievaluasi lalu diberikan skor untuk menentukan bobot dan prioritas risiko yang telah terjadi. Sesuai dengan bobotnya ditentukan tindakan yang akan diberlakukan terhadap masing-masing risiko. Bila bobotnya ringan dan tidak prioritas tindakannya dapat hanya mentoleransi saja dan menjadikannya catatan. Namun bila risiko yang terjadi memiliki bobot besar dan mengganggu pencapaian tujuan RS, maka ditentukan sebagai prioritas utama dan harus diatasi atau ditransfer, atau bahkan menghentikan kegiatan yang meningkatkan terjadinya risiko.

Tujuan menentukan prioritas risiko adalah membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko.

Menentukan prioritas risiko dengan menggunakan rumus:

TINGKAT RISIKO = Nilai Keparahan x Nilai Probabilitas Kejadian x Nilai kemungkinan terdeteksi

Nilai Keparahan

Nilai

Deskripsi Definisi

1 Tidak ada atau sedikit akibat

Tidak diketahui oleh individu yang dilayani dan tidak memengaruhi proses

2

3 Dapat berakibat pada individu yang dilayani dan menimbulkan beberapa akibat pada proses

Page 7: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

4

5 Akibat sedang Dapat berakibat pada individu yang dilayani dan menimbulkan akibat yang besar pada proses

6 Kerugian kecil Akan berakibat pada individu yang dilayani dan menimbulkan akibat yang besar pada proses

7

8 Kerugian besar Akan berakibat besar pada individu yang dilayani dan menimbulkan akibat yang besar pada proses

9

10 Mengakibatkan bencana, kerugian terminal, atau kematian

Sangat berbahaya, kegagalan dapat mengakibatkan kematian bagi individu yang dilayani

Probabilitas Kejadian

Nilai Deskripsi Probabilitas Definisi

1 Sangat jarang sampai tidak ada

1 dari 10.000

Tidak ada atau sedikit kejadian, kemungkinan suatu kondisi tidak terjadi tinggi

2

3 Kemungkinan kejadian rendah

1 dari 5.000 Mungkin terjadi, namun tidak ada data yang menunjukkan; suatu kondisi terjadi pada kasus-kasus yang jarang, tapi kemungkinannya rendah

4

5 Kemungkinan kejadian sedang

1 dari 200 Tercatat, namun tidak sering; suatu kondisi secara rasional mempunyai kemungkinan untuk terjadi

6

7 Kemungkinan kejadian tinggi

1 dari 100 Tercatat dan sering; suatu kondisi terjadi secara teratur dan/atau selama jangka waktu yang rasional

8

9 Pasti terjadi 1 dari 20 Tercatat, hampir pasti; tidak dapat dihindarkan akan terjadi selama periode waktu yang lama dan khas untuk suatu langkah tertentu

10

Page 8: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Tingkat Kemungkinan Terdeteksi

Nilai Deskripsi Probabilitas Deteksi

Definisi

1 `Pasti terdeteksi

10 dari 10 Hampir selalu terdeteksi dengan segera

2

3 Kemungkinan tinggi

7 dari 10 Cenderung terdeteksi

4

5 Kemungkinan sedang

5 dari 10 Kemungkinan untuk terdeteksi sedang

6

7 Kemungkinan rendah

2 dari 10 Kecenderungan tidak terdeteksi

8

9 Hampir pasti tidak

terdeteksi

0 dari 10 Deteksi tidak dimungkinkan pada kondisi apapun

10

3. Tentukan Respon RS.

Respon RS ditentukan melalui asesmen risiko atau pengelolaan risiko, yang meliputi 3:

- Identifikasi potensial risiko dan hazard.

- Menelusuri siapa dan apa yang dapat dirugikan serta bagaimana caranya.

- Evaluasi temuan risiko, analisa apakah pengelolaannya sudah cukup atau perlu diubah untuk mencegah terjadinya insiden.

- Catat temuan lalu buat rencana pengelolaanya.

- Evaluasi pengelolaan secara menyeluruh dan perbaiki bila perlu.

Proses menganalisa risiko yang perlu dipertimbangkan adalah dampak dari risiko tersebut bila benar terjadi. Risiko yang dampaknya besar harus segera ditindaklanjuti dan mendapat perhatian dari pimpinan . Risiko yang dampaknya medium-rendah akan dikelola oleh Sub Komite Manajemen risiko bersama Kepala Unit Kerja/Instalasi untuk membuat rencana tindak lanjut dan pengawasan.

Page 9: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Kriteria Skor Risiko (R)

Skor Kriteria Keterangan

Lebih dari 400

Sangat tinggi Hentikan kegiatan dan perlu perhatian manajemen puncak.

200 – 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan tindakan perbaikan segera di lakukan.

70 – 199 Substantial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan keterlibatan pihak manajemen puncak.

20 – 69 Menengah; Tindakan perbaikan dapat dijadualkan kemudian dan penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada

<20 Rendah Risiko dapat diterima

4. Kelola kasus risiko untuk meminimalkan kerugian (Risk Control).Perlakukan risiko adalah upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat mengurangi atau meniadakan dampak serta kemungkinan terjadi risiko. Perlakuan yang dapat dipilih adalah;

Pengendalian = upaya-upaya untuk mengubah risiko yang merupakan langkah-langkah antisipatif yang direncanakan dan dilakukan secara rutin untuk mengurangi risiko.

Penanganan = langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi risiko jika tindakan pengendalian belum memadai. Dapat juga bermakna langkah-langkah yang telah direncanakan dan akan dilakukan apabila risiko benar-benar terjadi.

Sementara menurut NHS (National Health System) pengelolaan risiko adalah:1. Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan

keuntungan lebih besar daripada kerugian 2. Mentoleransi risiko 3. Mentransfer risiko pada pihak ke 3 seperti asuransi4. Menghentikan aktivitas yang menimbulkan risiko

Page 10: Kerangka Acuan Manajemen Risiko

Opsi Perlakuan Risiko :

Klasifikasi Jenis Pengendalian

Menghindari risiko Menghentikan kegiatanTidak melakukan kegiatan

Mengurangi risiko Membuat KebijakanMembuat SPOMengganti atau membeli alatMengembangkan sistem informasiMelaksanakan prosedurpengadaan, perbaikan dan pemeliharaan bangunan dan instrumen yang sesuai dengan persyaratan; pengadaan bahan habis pakai sesuai dengan prosedur dan persyaratan; pembuatan dan pembaruan prosedur, standar dan check-list; pelatihan penyegaran bagi personil, seminar, pembahasan kasus, poster, stiker

Mentransfer risiko Asuransi

Mengeksploitasi risiko Mengambil kesempatan dengan kondisi yang ada dengan mempertimbangkan keuntungan lebih besar daripada kerugian

Menerima risiko

Dalam hal ini adalah monitoring dan reviu. Monitoring adalah pemantauan rutin terhadap kinerja aktual proses manajemen risiko dibandingkan dengan rencana atau harapan yang akan dihasilkan. Review adalah peninjauan atau pengkajian berkala atas kondisi saat ini dan dengan fokus tertentu.

Kelola pembiayaan risiko (Risk Financing). Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian atau penanganan yang dilakukan.