Kepemimpinan kharismatik kyai
-
Upload
herawatisuryanegara -
Category
Leadership & Management
-
view
106 -
download
6
Transcript of Kepemimpinan kharismatik kyai
Di tengah era modern ini, adalah menarik
untuk mencermati keberadaan kyai dalam
peranannya di kehidupan masyarakat.
Modernisasi dan globalisasi membuat
masyarakat banyak mendapat gempuran
nilai-nilai asing yang mengharuskan mereka
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang
seringkali membuat mereka gamang .Seorang
kyai hadir dan menjadi salah satu sosok
pencerah dan problem solver yang penting
bagi permasalahan mereka
Kyai dianggap sebagai orang yang tepat untuk
diminta nasihat dan saran-saran.
Oleh karena itu eksistensi kyai dalam sosial
budaya masyarakat adalah unik. Keberadaan
mereka sebagai sosok pemimpin tetap
penting dan dibutuhkan meski kemudian
banyak terlahir pemimpin-pemimpin baru
sebagai hasil dari pendidikan modern
Pada masyarakat tradisional, kyai dianggap
sebagai pemimpin yang serba bisa dan
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh
manusia lain. Oleh karena itu, masyarakat taat
dan patuh kepada para kyai dan mencintai
para kyai melebihi kecintaan mereka kepada
para pejabat negara. Para santri dan
masyarakat seringkali memiliki anggapan
bahwa kyai adalah kepanjangan tangan Tuhan
Dalam hal pemeliharaan tradisi Islam, keberadaan Kyai adalah sebagai pemimpinsuatu lembaga pendidikan juga merangkapsebagai pembina dan pemimpin umat. Semakin tinggi tingkat keilmuan dan charisma seorang Kyai, maka akan semakin besar pula pengaruhnya pada kepatuhan para murid danmasyarakat kepadanya.Kepemimpinanseorang kyai yang memiliki charisma, biasanya mengikat secara emosional paramuridnya dimanapun mereka berada
Berdirinya pesantren-pesantren modern tidakmenyurutkan keberadaan dan perananpesantren tradisional. Pesantren tradisionalsampai saat ini tetap berkembang dan eksisditengah masyarakt menjadi buktikeberadaannya tetap diperlukan dandibutuhkan. Begitupun suara dan nasihat parakyai dari pesantren tradisional tetap berperandalam kehidupan sosial budaya tidak hanyapada masyarakat tradisional tetapi juga padamasyarakat modern.
Hakikat kepemimpinan menurut Rivai. 2013
Merupakan proses kegiatan seseorang dalam
memimpin,membimbing, mengarahkan dan
bahkan mengontrol. Dalam hal ini pemimpin
pastinya mempunyai pengaruh karena
memiliki kecakapan. Pemimpin mampu
menjalnkan pemerintahan haruslah dengan
segala aturannya yang ditopang dengan
kesehatan jasmani, keilmuan, kecakaan dan
akhlaqul karimah
Weber .1978
“there are three pure types of legitimate domination. The validity of the claims to legitimacy maybe based on : 1)Rational grounds-resting on belief in legality of enacted rules and the right of those elevated to authority under such rules to issue commands (legal authority). 2)Traditional grounds-resting on established belief in the sanctity in immemorial traditions and legitimacy of those exercising authority under them (traditional authority) ;or
finally,3)Charismatic ground-resting on
devotion to exceptional sanctity, heroism or
exemplary character of an individual person,
and of the normative patterns or order
revealed or ordained by him (charismatic
authority)
Tipe otoritas dengan dominasi hukum (legal rational) adalah dimana kekuasaan dilegalkansesuai peraturan-peraturan yang ditetapkanpemerintah, tipe traditional dibangun atasdasar suatu kepercayaan yang telah adasecara turun temurun. Sedangkan otoritaskharismatik menurutnya bertumpu padapengabdian kepada kesucian yang luar biasa, kepahlawanan atau karakter teladan seorangindividu, dan pola normative atas perintahyang diwahyukan
Menurut Eggi Sudjana. 2008, kepemimpinan
dalam Islam berarti sesuatu yang diikuti. Ia
adalah seseorang yang mengepalai suatu
jabatan kepala.
Georger R. Terry dalam Rivai. Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha mencapai tujuan
bersama.
Overton 2002
“leaders tend to have the following general
characteristics :
Intelligence – leader tend to have higher
intelligence than their followers. (this doesn’t
necessarily mean academic achievement)
Sosial Maturity – leaders tend to be
emotionally mature and have a broad range of
interest
Motivation and achievement orientation –leaders want to accomplish things, when they achieve one goal they seek another. Their motivation is not usually dependent on outside forces
Self confidence and good communication skill – leaders recognize the need to work with others and respect other peoples individuality. They tend to use their communication skill to promote a feeling of mutual co-operation and support.”
Weber dalam Holmes. Menyatakan bahwa
kekuasaan yang bersumber dari
kepemimpinan kharismatik lahir karena
mereka dianggap istimewa dan menginspirasi
loyalitas. Karakter ini biasanya dimiliki oleh
pemimpin dari berbagai sekte agama.
“the authority of charismatic figures derives
from the belief that they are special,that they
possess some execeptional ability or magic
that inspires the loyality of their followers.
Such is the pervasive character of leaders of
various religious cults, such as the moonies.
Talcot Parson menyatakan karakteristik
system sosial adalah sebagai berikut : (1) dua
orang atau lebih yang saling mempengaruhi,
(2) dalam tindakannya mereka
memperhitungkan bagaiman orang lain
bertindak, dan (3) kadang-kadang mereka
bertindak bersama-sama untuk mengejar
tujuan bersama.
Menurut Koentjaraningrat, unsur-unsuruniversal dari kebudayaan meliputi :
Sistem religi dan upacara keagamaan,
System dan organisasi kemasyarakatan
System pengetahuan
Bahasa
Kesenian
System mata pencaharian hidup
System teknologi dan peralatan.
Weber :
“the term charisma will be applied to a certain quality of an individual personality by virtue of which he is considered extraordinary and treated as endowed with supernatural, superhuman, or at least specifically exceptional powers or qualities. These are such as are not accessible to ordinary person, but are regarded as of divine origin or as exemplary,and on the basis of them the individual concerned is treated as a leader.”
Weber, karisma diterapkan pada kualitastertentu dari kepribadian seseorangberdasarkan yang ia dianggap luar biasa dandiperlakukan sebagai dikaruniai supranatural, manusia super, atau paling tidak secarakhusus kekuatan luar biasa atau kualitas. Iniseperti tidak dapat diakses oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai asal ilahi atausebagai teladan, dan atas dasar itu individuyang bersangkutan diperlakukan sebagaiseorang pemimpin
Prof. DR. Idrus Affandi, SH
Prof. DR. Endang Komara, M.Si
DR. Jajang Hendar Hendrawan, M.Pd
SPECIAL THANKS :
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ali, A. (2013). Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum. In W. Heryani. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Arifin, I. (1993). Kepemimpinan Kiai : Studi Kasus PondokPesantren Tebuireng. Malang: Kalimasada Press.
Arja Ropo;Micha Popper;Lessey;Melanie Kan. (2002). Grounding Leadership Theory and Research. America: Age Publishing Inc.\
Brown, R. (1952). Structure and Function In Primitive Society, Essays and Adresses. Illinois: The Free Press.
Communication, M. (2007). The Power of Leader. Jakarta: Akbar.
Conger, J. (1989). The Charismatic Leader : Behind The Mystique Of Exeption Leadership. San Fransisco: JooseeyBass.
DAFTAR PUSTAKA
Coper, D. R. (1997). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Dhofier, Z. (2011). Tradisi Pesantren Studi Pandangan HidupKyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Durkheim, E. (2012). The Elementary Forms Of The Religious Life. (W. S. Joseph, Trans.) Project GuitenbergEbook.
Endang, K. (2012). Penelitian Tindakan Kelas danPeningkatan Profesionalitas Guru. Bandung: Refika Aditama.
Fiol, C. M. (1999, February). CHARISMATIC LEADERSHIP: STRATEGIES FOR EFFECTING SOCIAL CHANGE. Retrieved Desember 22, 2014, from wharton.upenn.edu.
Holmes, R. (1988). Fundamentals Of Sociology. Toronto: Holt, Rineehart and Winston Of Canada, Limited.
Robert, J. H. (1976). Theory Of Charismatic Leadership.Illinois: Toronto Univ.(Ontario).
Salman, O. (2005). Teori Hukum. Bandung: Refika Aditama.
Sashkin, M. (2011). Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Erlangga.
Schein, E. H. (2010). Organization Culture and Leadership.Unites State of America: Jossey-Bass.
Shaleh, M. (2014). Ilmu Budaya Dasar. Sukabumi: CandraCendikia.
Soekanto, S. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo Persada.
Sutrisno, M. (2005). Teori-Teori Kebudayaan. (H. Putranto, Ed.) Yogyakarta: Kanisius.
Suwito. (2004). Sejarah Sosial Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana.
T, O. (2006). Pokok-Pokok Antropologi Budaya.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Upe, A. (2010). Tradisi Aliran Dalam Sosiologi.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Weber, M. (1978). Economy and Society : An Outline of Interpretive Sociology. (G. R. Claus, Ed.) Los Angeles: University of California Press.
Weber, M. (1966). The Theory of Social and Economic Organization. (T. Parson, Trans.) New York: The Free Press.