KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN …
Transcript of KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN …
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8
TANJUNG JABUNG BARAT
SKRIPSI
PIRA MUSDALIPAH
NIM: TK.161792
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DLAM PENGELOLAAN KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 8
TANJUNG JABUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan
Pira Musdalipah
NIM: TK.161792
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
MOTTO
ه ٱىزيه أوتىا أيهب ٱىزيه ءامىىا ل تتخزوا ٱىزيه ٱتخزوا ديىنم هزوا وىعبب م
ب مه قبينم وٱىنفبس أوىيبء ي ٱىنت
ؤمىي إن مىتم م وٱتقىا ٱلل
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu,
orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di
antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang
kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-
betul orang-orang yang beriman.”(Q.S AL-Ma’iddah 57)
iv
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8
Tanjung Jabung Barat itu sendiri adalah dengan membentuk koordinator untuk
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada.Dalam meningkatkan bakat dan minat
siswa perlu adanya pengelolaan ekstrakurikuler, dalam pengelolaan ini di
perlukan seorang pemimpin yang berkompetensi, yang mampu mengelola
kegiatan ekstrakurikuler dengan baik sehingga dapat menghasilkan peserta didik
yang cerdas dan berkualitas.Peran kepala sekolah sangat besar untuk
meningkatkan pengelolaan ekstrakurikuler, yang merupakan salah satu sumber
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mendalami permasalahan di atas,
maka tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan
datanya berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun temuan
penelitian adalah sebagai berikut: (1) Adapun pelaksanaan pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler di Sekolah MenengahAtas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
dilakukan dengan melalui dua tahapan yaitu: perancanaan, lalu kemudian masuk
ke tahapan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. (2) Kepemimpinan kepala
sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas
Negeri 8 Tanjung Jabung Barat telah berjalan dengan baik, dimana kepala sekolah
telah melakukan beberapa hal yaitu: menyusun program dan jadwal kegiatan
ekstrakurikuler, kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kegiatan
ekstrakurikuler, dan kepala sekolah melakukan inovasi dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler. (3) Faktor pendukung kepala sekolah dalam pengelolaan
kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung
Barat antara lain karena adanya: pengalaman kepemimpinan dari kepala sekolah,
adanya tanggung jawab dan komitmen dari kepala sekolah dan majelis guru di
SMAN 8 Tanjabar guna memajukan kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang sudah terprogram dengan sistematis. Sedangkan yang
menjadi faktor penghambatnya adalah: kurangnya sosialisasi sekolah, kekurangan
dana, kurangnya sarana dan prasarana, dan adanya agenda yang padat dari
seorang kepala sekolah.
Kata kunci: Kepemimpinan, Kepala Sekolah, Ekstrakurikuler.
v
ABSTRACT
The management of extracurricular activities at SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
itself is to form a coordinator for each existing extracurricular activity. In
increasing the talents and interests of students, extracurricular management is
needed, in this management, a competent leader is needed, who is able to manage
extracurricular activities well so that they can produce smart and quality
students. The role of the principal is very large in improving extracurricular
management, which is one source in improving the quality of education. To
explore the above problems, this paper uses a qualitative approach with data
collection techniques in the form of: observation, interviews, and documentation.
The research findings are as follows: (1) The implementation of the management
of extracurricular activities at the State Senior High School 8 Tanjung Jabung
Barat is carried out through two stages, namely: planning, then entering the stage
of implementing extracurricular activities. (2) The leadership of the principal in
the management of extracurricular activities at State Senior High School 8
Tanjung Jabung Barat has been going well, where the principal has done several
things, namely: compiling a program and schedule for extracurricular activities,
the principal supervising extracurricular activities, and the principal. schools
make innovations in the implementation of extracurricular activities. (3)
Supporting factors for the principal in managing extracurricular activities at the
State Senior High School 8 Tanjung Jabung Barat, among others, are due to: the
leadership experience of the school principal, the responsibility and commitment
of the principal and the teacher council at SMAN 8 Tanjabar to advance
extracurricular activities. , and extracurricular activities that have been
programmed systematically. Meanwhile, the inhibiting factors are: lack of school
socialization, lack of funds, lack of facilities and infrastructure, and the existence
of a busy agenda from a school principal.
Keywords: Leadership, Principal, Extracurricular
PERSEMBAHAN
vi
Puji syukur Penulis ucapkan tiada henti-hentinya atas khadirat Allah SWT,
dimana berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, karena dari beliaulah penulis mendapatkan karunia ilmu dan sumber dari
suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu, sumber segala kebenaran yaitu
Allah SWT, dengan mengharap rahmat dan ridho-Nya dengan penuh keyakinan
dan ketetapan hati, kupersembahkan skripsi ini kepada
Ayahandaku Sakkarudin dan Ibundaku Nura Baiti yang telah membimbing,
mendidik dan memberikan dorongan motivasi serta do‟a dan kasih sayang dengan
penuh kesabaran, keikhlasan perjuangan dan dengan tetesan keringat sertajerih
payah demi tercapainya cita-cita untuk buah hatinya ini.
Teruntuk , adikku tersayang Firman Syahban, terimakasih sudah selalu
mendukung dan memberkekuatan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
keberkahan dan kesuksesan untuk kalian.
Aamiin ya rabbal‟alamiin…
vii
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمه الرحيم
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas ridhanya hingga
skripsi ini dapat dirampungakan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa
risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultahn Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak yang
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs.H. M. Amin Jamaluddin selaku Dosen Pembimbing I dan ibu
Riftiyanti Safitry, S.Ag. M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr.Mahmud MY, S.Ag, M.Pd selaku ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam
5. Bapak Effi Rubianto, S.Pd, M.Si selaku kepala Sekolah Menengah Atas
Negeri 8 Tanjung Jabung Barat yang memberikan kemudahan pada
penulis dalam memperoleh data di lapangan.
6. Siswa/Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat yang
telah membantu penulis dalam memperoleh data lapangan.
viii
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti
hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2016
Akhitnya kepada Allah SWT penulis berserah diri, dan ucapan terimakasih
pada semua pihak atas segala doa dan dukungannya semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang mereka berikan kepada penulis.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb
Jambi, 28 September 2020
Penulis,
PIRA MUSDALIPAH
TK. 161792
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. .................................................................................................... Lata
r Belakang Masalah ................................................................................ 1
B...................................................................................................... Fok
us Penelitian ........................................................................................... 5
C...................................................................................................... Ru
musan Masalah ....................................................................................... 5
D. .................................................................................................... Tuj
uan dan Kegunaan Penelitian ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. .................................................................................................... Kaji
an Teoritik .............................................................................................. 7
B...................................................................................................... Stud
i Relevan ................................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
x
A. .................................................................................................... Pen
dekatan Penelitian .................................................................................. 25
B...................................................................................................... Setti
ng dan Subjek Penelitian ........................................................................ 26
C...................................................................................................... Jeni
s dan Sumber Data ................................................................................. 27
D. .................................................................................................... Tek
nik Pengumpulan Data ........................................................................... 28
E. ..................................................................................................... Tek
nik Analisis Data .................................................................................... 31
F. ..................................................................................................... Tek
nik Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 33
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. .................................................................................................... T
emuan Umum ......................................................................................... 35
1. ................................................................................................ S
ejarah Singkat SMAN 8 Tanjung Jabung Barat ............................... 36
2. ................................................................................................ L
etak Geografis SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat ..................... 36
3. ................................................................................................ V
isi dan Misi SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat .......................... 38
4. ................................................................................................ S
truktur Organisasi ............................................................................. 40
5. ................................................................................................ K
eadaan Tenaga Pendidik SMA Negeri 8 Tanjung Jabung
Barat ................................................................................................. 41
6. ................................................................................................ K
eadaan Peserta Didik ........................................................................ 44
7. ................................................................................................ K
eadaan Sarana dan Prasarana ........................................................... 45
xi
B...................................................................................................... T
emuan Khusus ........................................................................................ 47
C...................................................................................................... A
nalisis Peneliti ........................................................................................ 58
BAB V PENUTUP
A. .................................................................................................... K
esimpulan ............................................................................................... 64
B...................................................................................................... S
aran-saran ............................................................................................... 65
C...................................................................................................... K
ata Penutup ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
Tabel 4.2 Daftar Pendidik dan Kependidikan SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Daftar Data Informan
Lampiran II : Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran III : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran IV : Kartu Bimbingan Skripsi I
Lampiran V : Kartu Bimbingan Skripsi II
Lampiran VI : Dokumentasi Penelitian
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
1 2 3
Tidak dilambangkan ا
B ب
T ت
Ts ث
J ج
ḥ h (titik bawah) ح
Kh خ
D د
Dz ذ
R ر
Z ز
S ش
Sy ش
ṣ s (titik bawah) ص
ḍ d (titik bawah) ض
ṭ t (titik bawah) ط
ẓ z (titik bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ ع
Gh غ
F ف
Q ق
K ك
L ل
M م
N ن
W و
H ھ
La لا
Apostrop ء
Y ي
1. Vokal Tunggal
Tanda Huruf Latin Keterangan
A -
I -
ۥ U -
2. Vokal Rangkap
Tanda Huruf Latin Keterangan
xv
- Ay ي .....
- Aw و .....
Contoh: حسيه : Husayn
3. Maddah
Tanda Huruf Latin Keterangan
 a dan garis di atas ا
Î i dan garis di atas لى
Û u dan garis di atas لو
4. Ta‟ Marbutah
لمديوةالمورةا : al-Madînah al-Munawwarah
Fâtimah : فاطمة
Wizârat al-Tarbîyah : وزارةالتربية
5. Shaddah
Rabbana : ربوا
Nazzala : ىسل
6. Kata Sandang
al-Syams : الضمص
لقلم ا : al-Qalam
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
disebutkan bahwa:“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengambangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup manusia, yang pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia,
mendewasakan manusia, merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas menjadi lebih
baik.
Pendidikan sangatlah diutamakan karena kemajuan suatu Negara tentu tidak
terlepas dari adanya manusia yang terdidik dan terampil. Begitu juga Negara Indonesia
yang merupakan Negara yang sedang berkembang dan sedang giat-giatnya dalam
melaksanakan pembangunan, baik itu pembangunan dibidang yang bersifat fisik
maupun yang bersifat nonfisik. Apalagi era tinggal landas seperti sekarang ini,
pembangunan dibidang pendidikan sangatlah diperhatikan.
Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci utama dalam pembangunan
sebuah bangsa. Bangsa Indonesia tertinggal dengan bangsa lain karena lebih
membanggakan sumber daya alamnya dari pada sumber daya manusianya. Upaya
peningkatan sumber kualitas pendidikan di indonesia menunjukan kesadaran atas
pentingnya kualitas sumber daya manusia itu bagi pembangunan bangsa. Dalam
kaitannya dengan kegiatan unsur pendidikan yang sangat penting menentukan
tercapainya tujuan adalah sumber daya guru.
Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan
berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat. pengajaran bertgugas mengarahkan
proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Usaha peningkatan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan guru sebagai
agen perubahan adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler , dan pendidikan karakter
murid, perubahan sistem lainnya. Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemajuan
17
sekolah sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat kegiatan ekstrakurikuler.
Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang
tercapainya tujuan organisasi sekolah. Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola
kegiatan sekolah lainya. Salah satunya mengelola di bidang non akademik
(ekstrakurikuler).
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembinaan kesiswaan yang
dilaksanakan diluar kegiatan intrakurikuler sebagaimana telah di amanatkan dalam
Permendiknas No.39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan pasal 3 ayat
1:”Kegiatan ekstrakurikuler bersifat sebagai kegiatan penunjang program intrakurikuler
di sekolah. Sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ekstrakurikuler sifatnya tidak
mengikat .keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan lebih
bergantung pada bakat, minat, dan kebutuhan siswa. (Permendiknas,2008).
Kegiatan ekstrakurikuler dapat di simpulkan bahwa kegiatan tambahan yang
dilaksanakan di luar jam tambahan dengan tujuan agar kegiatan tambahan tersebut dapat
membantu siswa untuk memahami, menghayati, dan mengerti dengan memperhatikan
tuntunan untuk menghormati orang lain dalam hubungan bermasyarakat. Ada dua fungsi
kegiatan ekstrakurikuler: rekrestiatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik
yang menunjang proses perkembangan. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan
ektrakurikuler untuk mengembangkan persiapan karir peserta didik.(Herry, 2003,
hlm.145). Dalam adanya kegiatan ekstrakurikuler terdapat pengelolaan dan menurut
Drs. Winarto Hamiseno di dalam bukunya Suryosubroto pengelolaan adalah subtantifa
dari mengelola sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang di mulai dari
perencanaan, mengorganisasian, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan
penelitian. Dijelaskan selanjutnya bahwa pengelolaan menghasilkan suatu dan sesuatu
itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya
Kegiatan ekstrakurikuler tidak akan berhasil apabila tidak dikelola dengan baik
oleh sekolah. Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan secara efektif tidak
hanya mendukung keberhasilan program intrakurikuler, namun dapat mendukung
keberhasilan pendidikan secara luas. Untuk meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler
harus memperhatikan dan mempertimbangkan setiap kemampuan sekolah. Perbedaan
kemampuan sekolah menuntut perlakuan yang berbeda terhadap setiap sekolah.
Ditetapkannya SMAN 8 Tanjung Jabung Barat, sebagai lokasi dalam penelitian
ini yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang mendukung
18
keberhasilan tujuan Pendidikan Nasional. Sekolah ini berlokasi di Jl. Beringin Kuala
Tungkal, Patunas, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat adalah salah satu sekolah yang berusaha untuk
terus maju dan berkembang, sekolah ini merencanakan dan melaksanakan program-
program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah di antaranya sebagai berikut: (Observasi,
16 April 2020)
1. Bidang keagamaan (rohis, pesantren kilat setiap bulan ramadhan).
2. Bidang Pendidikan (pembinaan mata pelajaran olimpiade, debat bahasa inggris
dan bahasa indonesia),
3. Bidang Olahraga (bola voli, tenis meja, badminton, futsal, senam)
4. Bidang Kesenian (seni teater, cipta dan baca puisi, hadrah, angklung, tari, seni
bela diri, drum band).
Berdsarkan grand tour yang peneliti lakukan di lapangan tampak bahwasanya
kegiatan bidang ekstrakurikuler yang diterapkan di sekolah memiliki keunikan
dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain disekitarnya msalya dari segi jenis kegiatan
ekstrakurikulernya sangat beragam, kemudian Pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat itu sendiri adalah dengan membentuk koordinator untuk
setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada, pesera ekstrakurikuler bahkan seringkali
memenangkan kompetisi di tingkat provinsi.( Observasi, 20 Juli 2020)
Kegiatan Eksrakurikuler di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat memiliki tujuan
untuk meningkatkan bakat dan minat siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
adanya pengelolaan ekstrakurikuler yang tentunya di koordinir langsung oleh seorang
kepala sekolah yang berkompetensi, yang mampu mengelola kegiatan ekstrakurikuler
dengan baik sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang cerdas dan berkualitas.
Bagaimanakah upaya kepala sekolah demi mewujudkan program Ekstrakurikuler di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat tentu saja menghadapi kendala-kendala dilapangan
untuk itulah perlu sebuah penelitian mendalam untuk menguraikan keunikan dan
tantangan manejerial dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut dalam bentuk
skripsi yang berjudul: “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS NEGERI 8 TANJUNG JABUNG BARAT.”
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini digunakan agar peneliti tidak menyimpang dari tujuan
semula. Pada pembahasan ini peneliti berfokus pada pengelolaan kegiatan
19
ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat yang
dilakukan oleh kepada sekolah. Berdasarkan lokasinya, penelitian inipun hanya berfokus
di SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat dikarenakan disekolah tersebut peranan kepala
sekolah sangat intens dalam kelancaran kegiatan ekstra kurikuler.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakan upaya yang
telah dilakukan oleh kepada sekolah di SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat dalam
mengatur kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut dengan baik? Untuk menjawab
pertanyaan pokok ini, maka disusunlah beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas
Negeri 8 Tanjung Jabung Barat?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi kepala sekolah dalam
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8
Tanjung Jabung Barat?
3. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah maka tujuan pokok yang ingin dicari
melalui penelitian ini adalah untuk menguraikan upaya yang telah dilakukan oleh
kepada sekolah di SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat dalam mengatur kegiatan
ekstra kurikuler di sekolah tersebut dengan baik. Untuk mencapai tujuan pokok
tersebut, maka tujuan penelitian ini secara spesifiknya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam
mengelola ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung
Jabung Barat
c. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengelolaan ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung
Jabung Barat
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dibagi kepada dua kategori, yaitu kegunaan
teoritis dan kegunaan praktis yang mana dijelaskan sebagai berikut:
20
a. Kegunaan Teoritis
1) Sebagai bahan kajian untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dalam tema
penelitian yang sebidang;
2) Sebagai bahan diskusi di kalangan mahasiswa MPI UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi;
3) Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya untuk mencari studi
relevan.
b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai masukan kepada Kepala Sekolah dan pihak SMAN 8 Tanjung
Jabung Barat
2) Untuk melatih diri di dalam mempraktekkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh melalui teori perkuliahan.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
a. Konsep kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya
disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut
terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak
lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu,
mempelopori, mengarahkan pokiran atau pendapat orang lain, membimbing,
menuntut, dan menggerakan orang lain melalui pengaruhnya (Suprayogo, 1999,
Hal.161).
Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam menentukan berhasil
tidaknya suatu organisasi, karena menyangkut perilaku seorang pemimpin dalam
rangka mempengaruhi para pegawai/karyawannya, sehingga para pegawai mau
bekerja sama dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Kepemimpinan
berfungsi sebagai tindakan yang dilakukan pemimpin dalam upaya menggerakan
bawahan agar berbuat sesuatu guna menyukseskan program-program yang
dirumuskan.
Dalam islam istilah kepemimpinan dikenal dengan istilah khalifah dan ulil
amri. Kata khalifah mengandung makna ganda. Di suatu pihak khalifah di artikan
sebagai kepala Negara dalam pemerintahan, di lain pihak Khalifah diartikan sebagai
wakil tuhan di muka bumi. Yang di maksud wakil tuhan itu bisa dua macam,
pertama yang di wujudkan dalam jabatan.Kedua fungsi manusia itu sendiri d muka
bumi sebagai ciptaan Tuhan.(Modjiono, 2002, hal.10).
Menurut M. surya adalah suatu proses guna mempengaruhi kegiatan
kelompok supaya teratur dalam tugas dan usahanya untuk merumuskan dan
mencapai tujuan ( Rohani dan Ahmadi, 1991, hal. 87). Menurut sujanto (2009:68)
kepemimpinan yaitu perilaku seorang pemimpin untuk mengarahkan,
mempengaruhi, dan menjelaskan kepada bawahan, berinisiasi, memelihara
kekompakan kelompok, sikap konsisten agar setiap anggota dapat memberikan
22
sumbangan secara efektif kepada organisasi demi tercapainya tujuan.
Kepemimpinan adalah suatu pokok dari keinginan manusia yang besar untuk
menggerakan potensi organisasi, kepemimpinan juga salah satu penjelas yang
paling popular untuk keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi.Artinya
organisasi sekolah atau institusi pendidikan jika dinyatakan berhasil dan gagal
factor penentunya utamanya adalah kepemimpinannya.Kepemimpinan yang kuat
dan tangguh serta memiliki komitmen yang kuat didialam menyelenggarakan
program organisasi amat diperlukan dalam suatu organisasi.Weber menjelaskan
kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam mimbimbing suatu kelompok
sedemikian rupa sehinggah tercapainya tujuan kelompok itu yang merupakan tujuan
bersama.
Kepemimpinan merupakan sebuah proses atau sejumlah aksi dimana satu
orang atau lebih menggunakan pengaruh, wewenang atau kekuasaan terhadap orang
lain dalam menggerakan system social guna mencapai tujuan system
social.(Sagala,2009,hal.145).praktik kepemimpinan berkaitan dengan
mempengaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain baik secara individual maupun
kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui proses kepemimpinan dapat
membantu mengarahkan orang dan ide-ide yang telah difikirkan bersama agar
terwujud dan teraplikasi dengan baik. Nanang Fattah menyebut bahwa
kepemimpinan dalam suatu kegiatan atau tindakan seseorang yang mempunyai
kemampuan memengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan.
Menurut Daft dalam Priyono (2003:50) kepemimpinan di definisikan
sebagai,” kemampuan mempengaruhi orang lain yang mengarahkan pada
pencapaian tujuan.dari definisi kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah merupakan suatu cara bagaimana seorang pemimpin
menggunakan pengaruhnya untuk mencapai tujuan organisasi melalui hubungan
yang baik dengan bawahan.(Priyono, 2007, hal.45).
Kepala sekolah atau kepala madrasah suatu personel sekolah/madrasah yang
membimbing dan memimiliki tanggung jawab bersama anggota lain untuk mencapai
tujuan. Kepala sekolah secara resmi diangkat oleh pihak atasan, kepala sekolah ini
disebut pemimpin resmi atau official leader.(Helmawati, 2014, hal.17).
Sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan hendaknya mementingkan
apa yang di butuhkan masyarakat dan yang di butuhkan dalam organisasi tersebut
23
agar mercapai tujuan yang diinginkan. Seperti mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler agar minat dan bakat siswa di sekolah bisa dikembangkan dengan
baik. Sebagaimana dijelaskan dalam Alqur‟an surah An-nisa ayat 58 sebagai berikut:
أهيهب وإرا حنمتم بيه ٱىىبس أن تحنمىا ب ت إىى ى وا ٱلم يأمشمم أن تؤد و إن ٱلل ٱلىعذه إن ٱلل ب يعظنم بهۦ إن ٱلل عم
ب بصيشا مبن سميع
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
maha melihat”.( Q.S. An-Nisa:58)
Ayat di atas menjelaskan tentang bagaimana cara pemimpin bersikap amanah
dalam tugasnya sebagai pemimpin yang menyampaikan amanath untuk membuat
generasi yang berkualitas dan berpotensi baik.Kepala sekolah adalah pejabat
tertinggi di sekolah, merupakan penanggung jawab utama dilembaga pendidikan
secara struktural dan administratif di sekolah. Ia juga berfungsi sebagai menjalankan
kepemimpinannya yang berada didalam otoritas kepala sekolah dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan
dan mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau proses
untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita,
ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman,
penghargaan, otoritas, dan bujukan. Di dalam islam kepemimpinan ientik dengan
istilah Khalifah yang berarti wakil.Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah SAW
menyentuh juga maksud yang terkandung didalam perkataan “amir” (yang jamaknya
umara) atau pegusaha. Oleh karena itu kedua istilah ini di dalam bahasa Indonesia
disebut pemimpin formal, namun, jika merujuk dalam firman Allah SWT dalam
surah Al-Baqarah (2) ayat 30 yang berbunyi:
ا أتجعو فيهب مه يفسذ فيه ئنة إوى جبعو فى ٱلسض خييفة قبىى مبء ووحه وسبح وإر قبه سبل ىيمي ب ويسفل ٱىذ
بحمذك ووقذس ىل قبه إوى أعيم مب ل تعيمىن
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
24
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah :
30).
Kepemimpinan sering diidentikan dengan otoritas, wewenang, pengaruh,
dominasi, dan tentu saja materi.Wajar jika banyak orang yang mengira bahwa
kepemimpinan hanya dikitari dengan halphal menyenangkan. Dan banyak yang
berambisi meraih kepemimpinan, namun hanya sedikit orang yang mampu
menjalankannya secara efektif (Djafar,2003, hal.2).
b. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Menurut Asmendri dalam Kristiawan,Safitri, Lestari(2012:211) ada 4 gaya
kepemipinan yaitu sebagai berikut:
1) Tipe Otoriter
Merupakan pemimpin yang membuat keputusan sendiri karena kekuasaan
terpusat dalam diri satu orang, ia memikul tanggung jawab dan wewenang
penuh. Gaya kepemimpinan ini berdasarkan pada bahwa segala aktifitas dalam
organisasi akan dapat berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan apabila
semuanya diputuskan oleh pemimpin. Biasanya pemimpin ini bertindak sebagai
penguasa tunggal dan tidak melibatkan bawahan dalam pengambilan
keputusan, dan tidak menghargai ide, pendapat dan inspirasi bawahan.
2) Demokratis
Merupakan pemimpin yang berkonsultasi dengan kelompok mengenai
masalah yang menarik perhatian mereka serta mereka dapat menyumbangkan
sesuatu.Tipe ini merupakan kebalikan dari tipe pertama. yaitu pemimpin
berusaha melipatkan kelompok dalam pengambilan keputusan, menghargai
inisiatif, pendapat dan ide dari anggota, lebih mementingkan kepentingan
bersama daripada individual, adanya pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab dan biasanya keputusan diambil atau dilakukan dengan musyawarah.
3) Kendali bebas (Laizes faire)
Merupakan pemimpin memberikan kekuasaan pada bawahan.Kelompok
dapat mengembangkan sasarannya sendiri dengan memecahkan masalah
sendiri, pengarahan tidak ada atau hanya sedikit.Pada tipe ini, pemimpin seperti
tidak melakukan fungsi kepemimpinan dan sifat kepemimpinnya tidak tampak.
4) Tipe Pseudo Demokratis
Tipe ini juga disebut tipe demokratis semu.Seorang pemimpin yang
mempunyai tipe ini nampaknya saja yang demokratis, padahal sebenarnya
25
tindakanya bersifat otoriter atau absolut. Hersey dan Blanchard mengatakan
bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah gaya kepemimpinan
yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan (kematangan atau maturity)
bawahan. (Kristiwan, Safitri, Lestari, 2017, hal.120)
c. Fungsi dari Jabatan Kepala Sekolah
Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar
memutuskan dan berkerja, antara lain:
1) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama,
dengan penuh rasa kebebasan.
2) Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta
dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian
menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama
dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok
untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab
untuk melatih kelompok menyadari proses da nisi pekerjaan yang
dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif
5) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi organisasi. (Muhaimin, 2009, hal.126)
Ada beberapa macam Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah dalam penjelasan
Aswarni sujud, moh. Saleh dan tatang M amirin dalam (AA. Ketut Jelantik,2015,
Hal 68) menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan kerja dan pembuatan kebijakan Sekolah
b. Pengaturan tata kerja sekolah, yang mengatur pembagian tugas dan
mengatur petugas pelaksana, menyelenggaran kegiatan.
c. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kegiatan,
mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksnaan kegiatan,
membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksanaan.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikanadalah:
26
a. Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sebagai lembaga
pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi
pencapaian.
b. Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur organisasi,
menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing–masing staf.
c. Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal
marketing dan memberi contoh eksternal marketing.
d. Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan
membimbing semua staf dan warga sekolah.
e. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar
pendidian dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving
baik secara analitis sistematis maupun pmecahan masalah secara kreatif
dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.
Pendekatan yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam menjalankan
fungsi kepemimpinan bervariasi, tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya
diri seorang pemimpin (Saiful Bahri, 2010, Hal, 48). Secara garis besar, pendekatan
kepemimpinan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, antaralain: (1)
Teori Kepemimpinan yang ditinjau berdasarkan orang (Person-Based Theories),
yaitu kepemimpinan yang didasarkan pada pendekatan orang, (2) Teori Situasional
(Situational Theories),yaitu kepemimpinan yang tergantung pada kesiapan
pengikut. (3) Teori Terpencar (Dispersed Theories), yaitu Teori Kepemimpinan
yang dipertimbangkan untuk melawan teori yang berdasarkan pada orang. (4) Teori
Pertukaran (Exchange Theories), yaitu Teori Kemampuan pemimpin untuk
mengartikulasikan suatu visi yang atraktif bagi masa depan.
Ada beberapa macam kunci kesuksesan kepemimpinan kepala sekolah,
diantaranya ialah(AA. Ketut Jelantik,2015, Hal 68):
a. Visi yang utuh.
b. Tanggung jawab.
c. Keteladanan.
d. Memberdayakan staf.
e. Mendengarkan orang lain.
f. Memberikan layanan prima.
g. Mengembangkan orang.
h. Memberdayakan sekolah.
27
i. Fokus pada peserta didik.
j. Manajemen yang mengutamakan praktis.
d. Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemipinan yang berkualitas sangat di perlukan oleh suatu lembaga
pendidikan luar biasa.Kualitas pendidikan harus di tempuh melalui pengembangan
berfikir, dengan tetap berasa dalam kendali iman. Peningkatan kemampuan berfikir
itu secara langsung berpengaruh pada kemampuan berfikir itu secara langsung pada
kemampuan menetapkan keputusan, yang akan mewarnai kegiatan setiap orang
yang dipimpin, disamping itu juga harus diiringi dengan peningkatan kemampuan
mengkomunikasikannya, agar mampu mewarnai dan mempengaruhi cara berfikir
dan berperilaku orang-orang yang dipimpin. Peningkatan kemampuan berfikir dan
mengkomunikasikan hasilnya berupa keputusan-keputusan, pada dasarnya berarti
juga mampu memecahkan masalah secara efektif dan bersifat aplikatif (Nawawi,
1993, hal.335).
Kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh kelompok pemimpin dalam suatu
organisasi sangat menentukan berhasil tidaknya organisasi itu mencapai tujuan yang
ditentukan dengan efesien.Syarat ideal seorang pemimpin dalam lembaga
pendidikan ada dua kapasitas pokok sebagai point yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin yaitu managerial skill dan technical skill.
Sukses tidaknya sorang pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya, tidak hanya ditentukan oleh tingkat keterampilan
teknis(technicak skill) yang dimiliki, akan tetapi lebih banyak ditentukan oleh
keahlian menggerakkan orang lain untuk berkerja dengan baik (managerial skill).
Dalam hal ini perlu dipahami oleh sorang pemimpin adalah seorang yang tidak
melaksanakan sendiri tindakan-tindakan yang bersifat operasional.tetapi mengambil
keputusan yang diambil sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan.
Tugas terpenting dari pemimpin ialah memimin orang, memimpin
pelaksanaan pekerjaan dan menggerakan sumber-sumber material untuk
melaksanakan tugas dengan baik.
2. Pengelolaan
a. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “managment” terbawa oleh
derasnya arus penambahan kata punggut ke dalam bahasa Indonesia, istilah Inggris
tersebut lalu di Indonesiakan menjadi “manajemen” atau “manejemen”.
28
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manusyang berarti
tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu digabungkan menjadi kata kerja
manager yang artinya menangani.Managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris
dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager
untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke
dalam bahsa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. (Usman, 2008, hal.4)
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto,1993, hal.31) banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, pengadministrasian, dan
memang itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikansebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkian kerja dalam mencapai tujan tertentu.
Asal kata pengelolaan adalah kelola ditamah awalan “pe” dan akhiran “an”.
Istilah lain dari pengelolaan adalah manajemen yang berarti ketatalaksanaan atau
tata pimpinan. Secara harfiah, pengelolaan adalah proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang berkaitan dalam pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan. Nanang Fattah, berpendapat bahwa:
“Proses pengelolaan terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
seorang manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (Organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Oleh karena itu pengelolaan diartikan sebagai proses
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segaka aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efesien.” (Fattah, 2004,hal.1).
Dikatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan
keputusan,
b. Fungsi-fungsi pengelolaan
Berdasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) secara garis besar dapat
disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi:
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Penelitian ini,
peneliti cenderung berpedoman pada pendapat Terry dalam The Liang Gie
(2000:21) yang menyatakan fungsi manajemen meliputi;
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan pemilihan dan penghubungan fakta ,menguatkan
29
asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan perumusan
kegiatan yang diusulkan dan memang di perlukan untuk mencapai hal yang
diinginkan. Pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai dengan pendapat
para ahli manajemen. Menurut sutarno NS (2004:109) perencanaan diartikan
sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku
itu, atau pelaksanaan dan bagaimana tata cara mencapainya itu.
Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Adapun
aspek perencanaan meliputi:
a) Apa yang dilakukan?
b) Siapa yang melakukan?
c) Di mana akan dilakukan?
d) Apa saja yang diperlukan agar tercapainya tujuan yang dapat
dilakukan?
e) Bagaimana melakukannya?
f) Apa saja yang dilakukan agar tercapainya tujuan dapat maximum ?
(Suharsimi arikunto, 1993: 38)
Dengan demikian kunci keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau
manajemen tergantung atau terletak pada perencanaannya. Perencanaan
merupakan suatu proses dan kegiatan pemimpin (manager) yang artinya setiap
kali timbul sesuatu yang baru, perencanaan merupakan langkah awal setiap
manajemen. Perencanaan merupakan kegiatan yang akan dilakukan di masa
depan dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah
perencanaan yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi
panduan langkah selanjutnya.oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah
mencapai permulaan pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan
organisasi.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dr.Sp.Siagian MPA mendefinisikan bahwa pengorganisasian adalah
keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-lat, tugas-tugas, tanggung
jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang
30
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang
ditetapkan.(Manulang,1990,hal.17)
Dalam suatu organisasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Organisasi merupakan suatu
prose untukmerancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjan diantara para anggota organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipilih
orang yang memiliki kempuan dan kompetensi dalam melaksanakan tugas. Oleh
karena itu perlu memilih orang yang akan dipercaya atau diposisikan dalam
posisi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan dalam hal
proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan pengembangan anggota-
anggota organisasi.
3. Pengarahan(Actuating)
Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti
keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan
secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang
perusahaan/atau organisasi, termasuk didalam nya memberitahukan orang lain
apa yang harus dilakukan.
Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin, mempengaruhi
bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri tetapi menyelesaikan
tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain.
Fungsi pengarahanadalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja secara maksimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan pemeriksaan apakah semua yang terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan, instruksi yang dikeluarkan sesuai dengan
prinsip yang telah ditetapkan (Sofyan safri,1996,hal.282)
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang
atau sudah dilaksanakan dengan criteria, norma-norma standard atau rencana-
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS,, 2004,hal.128).
31
pengawasan atau control yang merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen
dilaksanakan untuk mengetahui:
a. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana
sebelumnya.
b. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, keruguan,
penyalahgunaan, kekuasaan dan wewenang, penyimpangan, dan
pemborosan.
c. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang, pemyimpangan, dan pemborosan
d. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas organisasi
Dengan demikian perencanaan merupakan proses awal atau suatu kegitan
pengelolaan yang keberadaannya sangat diperlukan dalam memberikan arahan
atau patokan .dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian,berkaitan
dengan penyatuan sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan
pelaksana kegiata. Tahapan berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan
yang selalu berpedoman pada perencanaan yang telah ditetapkan. Tahapan
terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring dan evluasi
tersebut, dapat dilakukan perbaikan selama kegiatan berlangsung atau untuk
memperbaiki selama kegiatan ber langsung atau untuk memperbaiki program
kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah rencanakan dapat tercapai dengan
baik.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Ekstrakurikuler menjelaskan bahwa”ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan
yang dilakukan oleh peserta didik yang dilakukan di luar jam belajar kurikulum
standard sebagai perluasan perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian,
bakat, minat, kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum.”
Berdasarkan definisi tersebut maka kegiatan di sekolah maupun diluar
sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan
ekstrakurikuler, Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang
harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi
32
tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
tersebut, Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat
diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.
(Kompri, 2016,hal.226)
Definisi ekstrakurikuler menurut direktorat pendidikan menengah
kejuruan adalah:
“Kegiatan yang dilakukan di luar sekolah, aolgar lebih memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di
pelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum”.(Suryosubroto,
2002, hal.271).
Hastuti, dalam Kurniawan (2016:63) Ekstrakurikuler merupakan program
sekolah, berupa kegiatan siswa, optimasi pelajaran terkait, menyalurkan bakat,
dan minat, kemampuan dan keterampilan untuk memantapkan kepribadian siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler tersebut memperoleh manfaat dan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam kegiatan yang diikuti Kegiatan.(Kurniawan, 2016, hal.63).
Ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang
pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa.Misalnya olahraga.Kesenian,
berbagai macam keterampilan dan kepramukaan di selenggarakan di sekolah
diluar jam pembelajaran.Istilah kegiatan ekstrakurikuler berarti pengalaman di
luar lingkungan kurikulum sekolah.Istilah tersebut digunakan untuk
maksudkegiatan kurikulum sekolah dan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun efektif, mengembangkan bakat
serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya,
mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran
dengan yang lainnya. (Mulyono,2008, hal.188).
Pengembangan potensi peserta didik menurut permendikbud Nomor 81A
Tahun 2013, dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan
salah satu kegiatan dalam program kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler tersebut
adalah program kurikuler yang lokasi waktunya idak di tetapkan dalam
kurikulum.Program ekstrakurikuler di pengaruhi oleh misi dan filosofi serta
membutukan lingkungan belajar yang membuat peserta didik berkembang,
belajar dan mengekspresikan dirinya.(Subroto, 2002, hal.271).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
adalah suatu proses pengelolaan kegiatan yang dilaksanakan di luar jam
33
pembalajaran guna menumbuh kembangkan minat dan bakat yang dimiliki
peserta didik.
b. Jenis kegiatan ekstrakurikuler kegiatan
Ekstrakurikuler yang dapat dilaksanakan di sekolah beragam jenisnya.
Menurut juknis panduan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang di terbitkan oleh diretorat pembinaan SMA, jenis kegiatan ekstrakurikuler
adalah sebagai berikut:
a. Bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
yaitu: olimpiade siswa nasional (ONS), debat bahasa inggris, cerdas
cermat, karya ilmiah remaja, dan lain sebagainya.
b. Bidang olahraga, yaitu: basket football, karate, taekwondo dan lain
sebagainya.
c. Bidang seni, yaitu: cheeleders, panduan suara, band, tari.
d. Bidang pembinaan Akhlak, social dan masyarakat, yaitu: pengajian,
PMR, pramuka, paskibraka.
e. Bidang kewirausahaan, yaitu: koperasi siswa.(Direktorat pembinaan
SMA, 2010, hal.81)
Sedangkan menurut Oteng Sutisna ada beberapa macam kegiatan
ekstrakurikuler yaitu:
(1) Organisasi murid seluruh sekolah; (2) organisasi kelas dan
organisasi tingkat-tingkat kelas; (3) kesenian:band, karawitan, tari,
paduan suara.Klub-klub hobi: fotografi, jurnalistik, pidato, dan
drama; (4) Klub-klub yang berpusat pada mata pelajaran: Klub IPA,
klub IPS, dan seterusnya; (5) Publikasi sekolah: Koran sekolah, buku
tahunan sekolah dan lain sebagainya; (6) Atletik dan olahraga;
(7organisasi yang disponsori secara kerja sama: pramuka
(Suryosubroto, 2002, Hal. 289).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah beragam, namun secara umum adalah bidang
olahraga, bidang seni, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang
kewirausahaan, serta pembinaan akhlak dan social.Tujuan dan fungsi kegiatan
Ekstrakurikuler menurut suryosubroto: ”Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan
untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati".
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
34
menurut direktorat pendidikan mengengah kejuruan di dalam bukunya suryo
subroto adalah:
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa
beraspek kognitif, efektif, dan pesemotorik.
b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya positif.
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu
pelajaran dengan pelajaran lainya.
Direktorat pendidikan mengengah kejuruan menegaskan bahwa ruang
lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat
menunjang serta dapat mendukung program intra kurikuler dan program
kurikuler.(Subroto, 1997, hal.272).
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi
pengembangan, social, rekreatif, dan persiapan karir.Berdasarkan fungsi
tersebut dapat dipahami bahwa fungsi kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya
untuk mengembangkan diri sesuai hobi, bakat, dan minat peserta didik, tetapi
juga berfungsi untuk mengembangkan kurikulum dan membangun hubungan
antara sekolah dan masyarakat.
c. Asas kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan asas-asas
pelaksanaan berikut:
a. Persiapan yang mantap dalam hal program, pelaksanaan dan mungkinn
pembiayaan. Untuk itu perlu kordinasi antara kepala sekolah, wali kelas,
guru maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Materi kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dapat memberikan pengayaan
terhadap peserta didik.
c. Agar memanfaatkan potensi alam lingkungan, kegiatan industry atau dunia
usaha
d. Pelaksanaannya dapat diikuti oleh keseluruhan atau sebagian peserta didik
berdasarkan jenis dan fungsinya. ( Soebahar, hal.12)
B. Studi Relevan
Berikut ini terdapat beberapa literature terdahulu yang memiliki kesamaan dan
perbedaan dengan skripsi yang disusun oleh peneliti. Beberapa karya tersebut adalah
sebagai berikut:
35
1. penelitian yang dilakukan oleh Noor Yanti, yang berjudul “Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan nilai-nilai karakter siswa untuk
menjadi warga Negara yang baik di SMA Banjarmasin.Jurnal milik Noor Yanti
berbeda dengan studi ini, karena tujuan dari karya ilmiah ini adalah ingin
mendapatkan data empiris, sementara studi bertujuan untuk mengetahui secara
jelas tentang keberadaan sekolah yaitu tentang pengembangan nilai-nilai karakter
siswa untuk menjadi warga Negara yang baik.
2. penelitian yang dilakukan oleh Fathan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sistem pengelolaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahragadi
SMA/MAN/sederajat di Kab.Sleman, Yogyakarta pada tahun 2012.Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptifkualitatif-kuantitatif.Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes.Subjekdalam
penelitian ini adalah seluruh guru pend.jas orkes SMA/MAN/sederajat di kab.
Sleman, Yogyakarta pada tahun2012, yang diambil secara incidental sampling,
yaitu semua guru pend.jas orkes yang hadir dalam kegiatan MGMPSMA/MAN
yang berjumlah 13 orang pend.jas orkes.Instrumen yang digunakan untuk
melakukan pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket
terbuka.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif kualitatif-kuantitatif dengan persentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwadari 13 orang guru di 13 sekolah SMA/MAN/sederajat di
kab.Sleman, Yogyakarta secara rinci ada 12 sekolahtelah melaksanakan
pengelolaan dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan baik
dan hanya1 sekolah saja yang belum; (Fathan, 2013 : hal. 1).
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif.Kualitatif deskriptif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan
situasi social tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh
kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis yang relevan yang
diperoleh oleh situasi alamiah. (Satori,2011, hlm.250).
Pendekatan penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dengan desain
penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan masalah yang di selidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Pemelitian ini mendiskripsikan data
yang telah di terima, menghimpun data yang telah di peroleh dari hasil penelitian
mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat dengan fokus permasalahan kepemimpinan kepala
dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler sehingga di peroleh data yang sesuai dengan
fakta dan sesuai dengan yang ada di lapangan. Informasi yang diperoleh di sajikan
dalam bentuk kata-kata tertulis berdasarkan hasil observasi,wawancara dan
dokumentasi.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif (cara pemikiran yang
berlain dari kaidah khususn untuk menentukan kaidah umum), dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (simpulan umum dari suatu
kejadian) (Sugiono, 2016, hlm.1)
Penelitian mengadakan pengamatan atau wawancara secara langsung terhadap
objek atau subjek penelitian oleh karena itu peneliti terjun langsung ke lapangan dan
terlibat langsung. Tujuan menggunakan pendekatan desktiptif kualitatif pada penelitian
adalah untuk mendiskripsikan pengelolaaan, kendala dan peningkatan ekstrakurikuler di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
37
Setting atau lokasi penelitian yaitu tempat dimana situasi social tersebut akan
diteliti, misalnya disekolah, di perpustakaan, di lembaga pemerintahan, di jalan, di
rumah dan lain-lain (Sugiyono, 2017,hlm.399).Lokasi penelitian ini dilaksanakan di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat yang beralamat Jalan Beringin, Kel.Petunas Kec.
Tungkal Ilir. Menurut pengamatan penulis sekolah ini merupakan salah satu sekolah
yang mempunyai pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler yang baik bisa di dilihat dari
banyaknya kiegiatan ekstrakurikuler yng ada di sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian
Menurut Faisal yang di cetuskan dalam buku Suharismi Arikunto: “Subjek
dalam penelitian adalah menunjuk pada orang, individu, kelompok, yang di jadikan
unit atau satuan yang akan diteliti.(Arikunto, 1993, hal.10) sedangkan Suhaimi
Arikunro lebih lanjut menjelaskan bahwa:” subjek penelitian adalah benda, keadaan,
atau orang tempat data melekat di permasalahan.Subjek yang di teliti adalah orang
yang memberi informasi tentang hal-hal yang ditelti atau orang yang banyak
memberikan informasi, sekaligus paham dengan masalah yang diteliti.
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, salah satu
guru di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat, Waka kesiswaan, dan Ketua OSISdengan
menggunakan cara purposive sampling, purposive sampling yaitu teknik yang di
dasarkan pada ciri-ciri tertentu yang ada pada populasi yang diperkirakan erat
sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat yang ada dalam populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
Maka di tetapkan Informan Kunci(Key Informan) adalah Kepala Sekolah dan
Guru,Waka kesiswaan, dan Siswa sebagai Informan tambahan. Jadi Purposive
sampling ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai
hubungan erat dengan masalah yang diteliti tentang kepemimpinan dan Pengelolaan
Ekstrakurikuler di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara melalui wawancara
informan yang menjadi sampel pada saat penelitian. Jadi data perimer merupakan
data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama melalui observasi dan
wawancara (Sugiono, 2015, hal 193).
Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada
38
sumbernya, tanpa adanya perantara.Sumber yang dimaksud dapat berupa benda,
situs, atau manusia.Teknik pengumpulan data primer ini tergantung dari jenis data
yang diperlukan, jika yang diperlukan adalah tentang manusia, maka peneliti dapat
memperolehnya dengan menyiapkan seperangkat alat instrumen melakukan
observasi langsung terhadap subjek atau setting yang diteliti (Mukhtar 2010, hal.
86).
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama baik
individu maupun perseorangan seperti hasil wawancara yang bisa dilakukan peneliti.
Dalam hal ini peneliti akan memperoleh data dari Kepala Sekolah dan Guru di
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data (Sugiono, 2013). Data sekunder ini merupakan data
yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti catatan, dokumentasi,
literatur dan bacaan yang berkaitan dengan yang akan dibahas oleh peneliti.
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulan oleh
peneliti, misalnya dari biro stastik, majalah, koran, keterangan-keterangan atau
publikasi lainnya. Jadi, data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga dan
seterusnya, artinya melewati suatu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.
Oleh kerena itu, data sekunder yang penulis maksud adalah data yang
diperoleh dari data yang sudah terdokumtasi yang ada hbungannya dengan
pembahasan judul skripsi ini, adapun data sekunder yang dimaksud ialah sebagai
berikut:
1) Historis dan geografis Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung
Barat.
2) Struktur organisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung
Barat.
3) Jumlah guru dan karyawan Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung
Jabung Barat.
3. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Meleong 2005, hlm.
157).Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Apalagi penulis
menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya dapat beruapa benda, gerak
39
atau proses sesuatu. Apabila penulis menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi
atau catatanlah yang menjadi sumber data.
Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data
yang dipeoleh dari peneliti ini adalah:
a. Kepala SekolahSMAN 8 Tanjung Jabung Barat
b. Waka Kesiswaan SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
c. Guru dan Pembina Ekstrakulikuler SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
d. Siswa dan siswi SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi data-
data yang diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi (Sugiyono, 2016, hal
64).
Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian, jadi mereka yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktifitas peneliti. Tetapi dalam suatu
saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghadari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan
(Sugiyono, 2015, hal. 312). Kegunaan observasi awal bagi peneliti yaitu mengetahui
langsung latar belakang masalah yang terjadi pada lembaga tersebut, sehingga
memperoleh data yang akurat.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian dalam pengertian psikologik,
observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra (Suharsini 2010, hlm. 199).
Teknik observasi yang digunkaan dalam peneliti ini adalah teknik observasi
non partisipan.Penulis tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.Penulis
mencatat, menganalisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang fakta
dilapanagan. Teknik observasi non partisipan tidak menuntut adanya partisipasi
penulis kegiatan yang dilakukan oleh nara sumber. Metode observasi nonpartisipan
40
ini digunakan untuk menggali informasi melalui pengamatan secara langsung
terhadap kondisi objek penelitian.Hal ini dapat membantu penulis untuk
mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut, wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide mulai tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono,
2016, hal 72).
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu
dilakukan oleh dua public, yaitu pewawancara yang mengajukan pertyanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong 2005, hlm.
186).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
terstruktur, yaitu wawancara yang bebas dimana penulis tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis
besar permaslahan yang akan ditanyakan. Dalam teknik wawancara yang dilakukan
adalah dengan mengajukan beberapa butir pertanyaan kepada narasumber, mengenai
data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Wawancara dilakukan oleh peneliti berpedoman pada daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan penulis/peneliti yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
informasi yang diperoleh dilapangan mengenai kepemimpinan kepala sekolah dalam
mengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan.
Dokumentasi yang berbentuk gambar misalnya, foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa
gambar, patung dan lain-lain (Sugiyono, 2016, hal 82).
Data dokumentasi penulis gunakan sebagai instrumen utama untuk
41
memperoleh semua data yang berhubungan dengan gambaran umun di SMAN 8
Tanjung Jabung Barat seperti:
a. Historis dan Geografis sekolah
b. struktur organisasi sekolah
c. Keadaan guru dan siswa
d. Keadaan sarana dan prasaran
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisirkan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2017,hal 244).
Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh (Sugiyono, 2016, hal.91)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis dan kualititaf dilakukan secara interaktif
dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data, yaitu reducation, data display, dan conclusion
drawing/ferivication.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiyono, 2016, hal. 92).
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemutusan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data yang muncul dari catatan
lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan terperinci.Semakin banyak, kompleks dan
rumit.Untuk itu maka perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data.Mereduksi databerarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya (Meleong 2005.hlm.260)
Reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
42
mengintendifikasi adanya hubungan dari data yang telah diperoleh yang mempunyai
makna yang sama, memilih hal-hal pokok dan membuat kode pada setiap satuan
data, sehingga dengan mudah dapat menelusuri data yang diperlukan sesuai dengan
tujuan penelitian.
2. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal
ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh (Sugiyono, 2016, hal.95)
menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian data adalah dengan teks yang bersiat naratif.
Langkah selanjutnya adalah dengan menyajikan data.Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
flowhart atau dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja
selanjutnya. Pada langkah ini penulis berusaha menyusun data yang ada, sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu, dengan
cara menampilkan dan membuat hubungan anatar variable (sukardi 2012, hlm. 75).
Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penyusunan data
yang dilakukan dengan cara membuat uraian singkat, atau dengan sebuah bagan, hal
ini dilakukan untuk mempemudah memahami suatu makna dan memudahkan
rencana kerja selanjutnya guna menyusun data yang diperlukan sesuai dengan tujuan
penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubrman
adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih kesimpulan sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikut. Tetapi apabila
kesimpulan kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-
bukti yang valid. Konsisten saat peneliti kembali kelapangan pengumpulan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupaka kesimpulan yang kredibel
(Sugiyono, 2016, hal 99).
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data penulis merencanakan menempuh cara sebagai
berikut:
43
1. Ketekunan Pengamatan
Peneliti berupaya untuk mempertajam pengamatan agar mendapatkan data
yang lengkap, akurat sesuai dengan focus penelitian. Dengan melakukan
pengamatan dengan tekun maka penulis akan dapat memahami masalah yang diteliti
secara menyeluruh dan mendalam sehingga hasil penelitiannya akan valid.
2. Triangulasi
Triangulasi dilakukan melalui pengecekan data dari pihak lain sebagai
pembanding yaitu penulis membandingkan antara hasil observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi dengan sumber data yang merupakan subjek penelitian yaitu
kepala sekolah, guru dan siswa. Sehingga data yang diperoleh nantinya benar-benar
dapat menggambarkan keadaan sebenarnya yang ada dilapangan.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
suatu yang lain (Moleong 2005, hlm.178).terdapat 2 triangulasi dalam penelitian ini
yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan membandingkan data mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu yang berbeda
(Burhan 2007, hlm. 264). Hal ini paat dicapai dengan cara membandingkan apa
yang dikatakan oleh didepan umum dengan apa yang dikatkannya secara pribadi,
membandingkan apa yang dikatkan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan
prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa dan orang yang berpendiidkan (Meleong 2005, hlm.331).
Triangulasi sumber yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu dengan
membandingkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, kepala
urusan tata usaha,guru dan masyarakat sekitar. Mengecek apakah data yang
diperoleh tersebut sama, dengan teknik yang sama dengan sumber yang berbeda.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Mengecek apakah
informasi yang didapat sama dengan metode wawancara serta observasi (Burhan
2007,hlm.265).
Triangulasi teknik yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dengan
membandingkan teknik pengumpulan data yang satu dengan teknik yang lain yaitu
44
antara teknik pengumpulan data wawancra, dengan dokumentasi dan observasi. Dengan
mengecek apakah data yang diperoleh sama dengan menggunkan teknik pengumpulan
data yang berbeda.
G. Jadwal Penelitian
Table 3.1 Jadwal Penelitian
No Jenis Kegiatan
Penelitian
Desember Januari Februari Maret Agustus September November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Pembuatan proposal
3 Pengajuan proposal
dan menunjukkan
dosen pembimbing
4 Perbaikan proposal
5 Izin seminar dan
perbaikan hasil
seminar
6 Pengumpulan Data
7 Verifikasi dan
analisis data
8 Konsultasi
pembimbing
9 Perbaikan
10 Agenda skripsi
NB: Jadwal penelitian ini bersifat tentative. Akan berubah sesuai kondisi dan situasi
dilapangan
45
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Singkat SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat yang di dirikan pada tanggal 18
Februari 2006, masih melaksanakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
2006 hingga tahun pelajaran 2016/2017. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan masing-
masing satuan pendidikan, yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.Kurikulum 2013 akan
dilaksanakan pada tahun pelajaran selanjutnya. Untuk melaksanakan kurikulum
2013 suatu sekolah tingkat menengah atas idealnya memenuhi standard yang telah
ditetapkan.Untuk sarana laboratorium kimia, fisika dan biologi serta bahasa idealnya
harus dimiliki.
Sementara di SMAN 8 Tanjung jabung barat hanya memiliki satu
laboratorium IPA, sedangkan untuk tenaga pendidik bidang studi idealnya harus
memiliki 3 jenis bahasa asing sementara di SMAN 8 Tanjungjabung Barat hanya
memiliki 2 bahasa asing yakni bahasa Iggris dan bahasa Arab. Demikian untuk
tenaga pendidik geografi, sosiologi, seni budaya, dan penjaskes belum memiliki guru
tetap yang sesuai dengan latar belakang pendidikan. Sedangkan pada Tenaga Tata
Usaha dibutuhkan 3 orang pegawai tetap, sementara yang dimiliki hanya satu
pegawai tetap, sedangkan yang lainnya masih tenaga honor komite dan latar
belakang bukan pustakawan. Sementara dari segi sarana ruang belajar saat ini
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat memiliki 9 Ruang belajar yang sesuai standar, 3
ruang lainnya adalah ruang yang ada yang dikondisikan sebagai ruang belajar.
Dalam lampiran permendiknas No. 22 tahun 2006 yang diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 64 tahu 2013 dinyatakan bahwa
salah satu prinsip pengembangan KTSP adalah “ berpusat pada potensi,
pengembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya”.
Berkaitan dengan hal tersebut, sebelum menyusun KTSP setiap sekolah terlebih
dahulu melakukan analisis kondisi
46
2. Letak Geografis SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat ini terletak di jalan beringin Kelurahan
Tungkal III Kecematan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung jabung Barat No NSS /
NSM / NDS 30.1.10.04.03.008, No NIS / NPSN 3000041/10505075.Diatas areal
tanah milik pemerintah dengan luas tanah 20.000m2, dan luas seluruh bangunan 972
M2. Adapun batas wilayah yang terbangun di SMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
adalah sebagai berikut
a. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan beringin;
b. Sebelah timur berbatasan dengan Kihajar Dewantara;
c. Sebelah utara bersebelahan dengan rumah warga;
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Tembusan.
3. Visi Dan MisiSMA Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
a. Visi Sekolah
“Terdidik, Berprestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa.”
b. Misi Sekolah
1) Membekali siswa dengan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui bimbingan, pembinaan, dan pelatihan agar mampu berkompetisi
melanjutkan ke perguruan tinggi yang diminati, serta memiliki kecakapan
hidup bermasyarakat berdasarkan iman dan taqwa.
2) Meyalurkan bakat dan minat siswa melaui bimbingan, pembinaan dan
pelatihan secara terpadu dibidang akademik maupun non akademik
melalui kegiatan ekstra kurikuler sehingga berprestasi berdasarkan iman
dan taqwa.
3) Membekali siswa dengan iman dan taqwa melalui bimbingan,
pembinaan, dan pelatihan keagamaan/kerohanian agar mampu
mengendalikan diri dalam berbuat dan bertindak di manapun.
4) Menerapkan Manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah, orang tua /wali murid, masyarakat dan dunia usaha melalui
komite sekolah.
5) Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga setiap siswa
mengalami perkembangan secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
6) Mengaktualisasikan semangat berprestasi secara insentif kepada seluruh
warga sekolah, orang tua dan masyarakat.
47
7) Meningkatkan kerja sama yang harmonis masyarakat, dunia usaha, dan
alumni sehingga tumbuh partisipasi dukungan terhadap program sekolah.
c. Tujuan Sekolah
1) Meningkatnya skor ( GSA ) – 0,05 pertahun
2) siswa berhasil lulus dengan prestasi memuaskan dan mampu
berkompetensi untuk melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi yang
diminati.
3) Dapat menjuarai LCC dan Olimpiade Tingkat Kabupaten
4) Menjuarai 2 (dua) cabang olah raga Tingkat OOSN
5) Lulusan SMA Negeri 3 Kuala Tungkal dalam bermasyarakat memiliki
kecakapan hidup mandiri berdasarkan iman dan taqwa
6) Terciptanya kerukunan dan kenyamanan berkomunikasi antar warga
sekolah dengan orang tua atau wali murid, masyarakat serta
meningkatnya partisipasi usahawan melalui komite sekolah.
7) Meningkatkan proporsi lulusan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi
8) Meningkatkan disiplin sekolah dengan harapan presentase kehadiran
guru, pegawai dan siswa rata-rata 98% per bulan
9) Mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi ICT
10) Meningkatkan profesionalisme guru agar dapat melaksanakan KBM
sebagaimana mestinya
11) Meningkatkan pelayanan pendidikan dengan prima dengan mengikuti
perkembangan teknologi
12) Menjadikan sekolah sebagai sumber pengembangan ilmu agama dan ilmu
pengetahuan
13) Meningkatkan frekwensi dan kualitas pengembangan diri sehingga
terbentuk Tim olah raga minimal 3 cabang ( Bola Voli Putra-Putri,
Tenis Meja Putra-Putri, dan Atletik)
14) Memiliki rasa peduli lingkungan sebagai dasar untuk melestarikan alam
dan lingkungan hidup , baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat
15) Memiliki tim kesenian yang berkualitas yang mampu tampil pada acara
setingkat kabupaten
16) Meningkatkan kualitas pengembangan diri ( Pramuka, Olahraga yang
berprestasi)
48
17) Menjadikan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat secara jasmani dan
rohani
18) Terpeliharanya rasa kebersamaan antara personil sekolah dengan
lingkungan masyarakat.
4. Struktur Organisasi
Salah satu bagian yang paling penting dari keberadaan sekolah sebagai
system adalah adanya struktur organisasi sekolah. Pembentukan organisasi
sekolah adalah merupakan bagian dari pedoman dan arah kepemimpinan yang
menunjukan adanya pembagian tugas, koordinasi, dan kewenangan dalam
jabatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari tata usaha, maka dapat
dikemukakan struktur organisasi SMAN 8 Tanjung Jabung Barat adalah
sebagai berikut:
49
Tabel 4.1
Strutur Organisasi
SMA NEGERI 8
TANJUNG JABUNG BARAT
KEPALA SEKOLAH
Effi Rubinto, M.Si
NIP.197007169960011001
Komite
WAKA SARPRAS
Majelis Guru
Arianto, S.Pd NIP. 197510232006041010
Drs. Jasman NIP. 196309102006041 001
WAKA AKADEMIK
TIM PENGEMBANG SEKOLAH
Drs. Jasman NIP. 196309102006041 001
WAKA KURIKULUM
Intyas Yuli Astuti, S.Pd NIP. 19710721200604 2 015
KEPALA TATA
USAHA
Rika Midayani, A.Md NIP. 19790114 200604 2 019
50
5. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik (Guru) di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat mempunyai tugas
utama dalam mengelola pelajaran untuk di sampaikan kepada siswa.Ketentuan yang ada
menunjukan bahwa tenaga pengajar dalam suatu lembaga pendidikan harus mempunyai
ijazah sarjana yang memiliki kemampuan sebagai seorang guru untuk mengajar.
Tenaga pendidik merupakan orang yang paling berperan penting dalam kegiatan
pembejaran terutama dalam pembentukan SDM yang berkualitas tenaga pendidik
bertugas melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, mrmbantu
memperlancar proses pembelajaran.
Seorang guru mempunyai tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan
potensi anak didiknya.Adapun guru-guru yang ada di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
berjumlah 35 orang dengan latar pendidikan yang berbeda-beda.Hal ini sangat
mendukung bagi kemajuan pendidikan di sekolah itu sendiri.Dari segi sumber daya
mengajar, mereka rata-rata mempunyai kompetensi sebagai guru, baik di lembaga
pendidikan umum maupun lembaga pendidikan agama.Keadaan tenaga pendidik (Guru)
Di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Nama Tenaga Pendidik
No Nama Guru Jenis PTK Mapel yang
Diajarkan
1 Ahmad Luthfi
Guru Mapel Penjaskes
2 Angga Riadi Petugas
keamanan
-
3 Bahtiar Guru Mapel PAI/Budi Pekerti
4 Effy rubiyanto Kepala
Sekolah
Biologi
5 Eka Angriani Dewi Putri Guru Mapel Bahasa Indonesia
6 Eriza Aryuni Guru Mapel PKN
7 Eva Melisusanti Guru Mapel Bahasa Inggris
51
8 Hery Effendi Tenaga
Administrasi
sekolah
-
9 Intyas Yuli Astuti Guru maple Ekonomi
10 Jasman Guru Mapel Pendidikan agama
islam dan budi pekeri
11 Maisarah Guru Mapel Ekonomi
12 Muhammad Nasrullah Petugas
keamanan
-
13 Murni Indrowati Guru Mapel Matematika
14 Nanang Febri Guru Mapel Penjaskes
15 Nora Handayani Guru Mapel Bahasa
Indonesia/Inggris
16 Nuri Istifah Khasanah Guru Mapel Fisika
17 Nurwahidah Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
18 Rahmat Firmansyah Guru Mapel Matematika
19 Ratnawati Guru mapel Kimia
20 Rian Cristian Guru maple Sosiologi dan seni
budayaa
21 Rika Febrianti Guru Mapel Seni Budaya
22 Rika Midayani Tenaga
Administrasi
-
52
Sekolah
23 Ririn Indriani Guru BK Bimbingan dan
Konseling
24 Riris Novita Guru Mapel Geografi
25 Rujiah
Penjaga
Sekolah
-
26 Rukmini Okvianti
Guru Mapel
Biologi dan Geografi
27 Sabari
Guru maple
Sejarah Indonesia dan
Sejarah
28 Silvia Marniati Guru Mapel Matematika
29 Srindari widiyaningsih Guru Mapel Sejarah Indonesia dan
Sejarah
30 Sundari Guru Mapel Bahasa Arab
31 Suparlin Guru Mapel Fisika
32 Syofiany. K Guru Mapel
Kimia, Prakarya dan
Kewirausahaan
33 Tuti Mustapa Dewi Guru Mapel Prakarya dan
Kewirausahaan,
Biologi
34 Widiastuti Guru Mapel Bahasa indonesia
35 Yeni sara Tenaga
Administrasi
Sekolah
-
53
6. Peserta Didik
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data peserta didik kelas X,XI,XII
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Peserta Didik
No
Nama
Rombel
Tingkat
kelas
Jumlah siswa
Jumlah LK PR
1 X IPS 1 10 21 9 30
2 X IPS 2 10 23 8 31
3 X MIPA 1 10 7 15 22
4 X MIPA 2 10 6 15 21
5 XI IPS 11 23 17 40
6 XI MIPA 1 11 18 17 35
7 XI MIPA 2 11 19 16 35
8 XII IPS 1 12 17 9 26
9 XII IPS 2 12 17 7 24
10 XII MIPA 1 12 14 16 30
11 XII MPA 2 12 12 12 24
12 XII MIPA 3 12 11 12 23
JUMLAH 189 153 342
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan pembelajaran, SMAN 8 Tanjung
Jabung Barat didukung oleh beberapa gedung. Sarana dan prasana merupakan
tempat berlangsungnya proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan
juga dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Sementara prasarana
merupakan fasilitas yang membantu dan menunjang proses pembelajaran.
Sarana dan prasarana merupakan factor yang secara langsung maupun tidak
54
langsung ikut menunjang dan menentukan kelancaran kegiatan pendidikan dan
pengajaran.Fungsinya untuk mempermudah tercapainya tujuan pendidikan.Oleh
karena itu sarana dan prasana sangatlah penting baik di lembaga formal maupun
lembaga non formal.
Untuk menunjang lancarnya proses belajar mengajar, sarana dan prasana
sangat diperlukan. Tanpa adanya sarana dan prsarana, pendidikan dan pengajaran
tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar.SMAN 8 tanjung jabung barat sebagai
lembaga pendidikan formal tidak terlepas dari sarana dan prasarana. Tetapi hal itu
tidak dapat terpenuhi semua akan tetapi hal itu bukan penghambat bagi kelancaran
proses belajar mengajar.
Dengan adanya sarama dan prasarana yang sesuai dengan keinginan dunia
pendidikan saat ini, hal ini dapat memberikan hasil yang optimal dan berhasil guna
mencetak generasi yang berilmu. Hal inipun salah satu usaha dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa sesuai dengan di amanatkan UUD 194
Tabel 4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah
No Nama Sarana/ Prasarana Jumlah Luas
(M2) Kondisi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jaringan Internet
Ruang Teori / Kelas
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Majelis Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang BK
Ruang Keterampilan
Ruang Serba Guna
Ruang OSIS
Ruang UKS
Ruang Pramuka
Mushalla
Laboratorium IPA
Laboraturium Komputer
Laboraturium Bahasa
Perpustakaan
WC, terdiri dari :
1
9
1
1
1
1
-
1
1
1
1
-
1
-
-
2
1
-
648
18
72
72
13
-
-
13
13
13
-
144
-
-
12x8 m
3
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Belum Ada
Baik
Baik
Baik
Baik
Belum Ada
Baik
Belum Ada
Belum Ada
1 Rusak Berat
-
55
18
- WC Kepala Sekolah
- WC Guru
- WC TU
- WC Siswa
Lapangan Olah Raga :
- Lapangan Bola
- Lapangan Volly
- Lap. Badminton
- Lapangan Basket
-Lapangan Takraw
- Lap. Tenis Meja
1
1
1
2
-
1
1
-
-
1
3
3
6
3
-
Cukup
Cukup
-
cukup
cukup
Baik
Baik
Baik
Rusak Berat
Belum Ada
Baik
Baik
Belum Ada
Belum Ada
Baik
B. Temuan Khusus
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan dan juga dengan hasil olahan
data di lapangan, dapat dijelaskan beberapa temuan seabgaimana dijelaskan dalam
paragrafi di bawah ini:
1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikulerdi Sekolah Menengah Atas Negeri 8
Tanjung Jabung Barat
Kegiataan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat
diluar jam pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk meningkatkan
pegetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun efektif, pengembangan bakat serta
minat siswa dalam membangun pribadi yang berakhlakul karimah, serta
membedakan mana yang baik dan yang buruk untuk dirinya dan lingkungannnya
(Observasi tanggal 22 Juni 2020). Beberapa kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8
Tanjung Jabung barat diantaranya sebagai berikut (Dokumen Sekolah, 22 Juni
2020):
a) Ekstrakurikuler di Bidang Keagamaan, Berdasarkan data-data yang telah peneliti
kumpulkan dilapangan, telah diketahui bahwasanya di SMAN 8 Tanjung
jabung Barat memiliki kegiatan Ekstrakurikuler dibidang keagamaan yang
meliputoi: Rohis, dan Pesantren kilat yang biasanya khusus dilaksanakan
disetiap memasuki bulan suci ramadhan. Keterangan ini berdasarkan hasil
wawancara penliti dengan salah seorang siswi Ririn Andriani (Siswi, 22 Juni
2020) yang memberikan keterangan sebagai berikut:
“iya kak, saya sudah lebih kurang satu tahun aktif dalam ekskul rohis di
sekolah ini.Alhamdulillah saya sangat senang bergabung di sini karena di
56
samping mendapatkan ilmu pengetahuan, juga kita dapat menambah
wawasan dan jaringan pertemanan yang lebih luas.“
Berdasarkan keterangan wawancara diatas selain aktifitas rohis ternyata
disekolah tersebut juga memiliki kegiatan ekskul yang disebut pesantren kilat.
Hal ini diketahui berdasarkan keterangan dari wawancara kepada bapak Bahtiar,
S.Pd.I (Guru Agama, 25 Juni 2020) yang mengatakan sebagai berikut:
“Disekolah ini ada pula ekskul pesantren kilat .yang mana selalu kami
adakan sepanjang bulan suci ramadhan. Biasanya diselengarakan
disekolah dengan mengundang narasumber yang berasal dari luar
institusi sekolah ini. Harapannya melalui ekskul ini peserta didik lebih
mengenal makna ibadah dalam islam khususnya makna puasa.”
b) Ekstrakurikuler di Bidang Pendidikan
Selanjutnya dalam kesempatan yang lain, peneliti meperoleh informasi
bahwa di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat juga terdapat kegiatan ekskul
dibidang pendidikan yang mengambil program antara lain: pembinaan mata
pelajaran olimpiade, ekskul debat bahasa inggris, dan ekskul depat bahasa
Indonesia. Sebagaimana yang di ungkapkan ibu Ratnawati,S.Pd ( Guru Kimia,
06 Juli 2020)
“Khusus disekolah kita kami melayani siswa-siswi yang memilki bakat
dan minat terutama untuk pelajaran-pelajaran olimpiade sekolah
membuka program ekskul yang disebut dengan club pecinta sains.
Diekskul ini mereka diasah kemampuan sains mereka” .
Disamping club sains ada pula ekskul debat bahasa Inggris dan ekskul
debat bahasa Indonesia dimana setiap siswa-siswi yang memiliki minat bahasa
asing pihak sekolah juga menyedikan sarana penyaluran bakat anak-anak
disekolah tersebut melalui pelajaran tambahan disekolah. (obsevasi, 06 Juli
2020).
c) Ekstrakurikuler di Bidang Olahraga
Di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat juga terdapat ekstrakurikuler untuk
mewadahi minat dan bakat siswa dan siswi dibidang olahraga khususnya untuk
cabang: Ekstrakurikuler bola voli, tenis meja, badminton, futsal, dan senam.
(Observsi, 06 Juli 2020).
d) Ekstrakurikuler di Bidang Kesenian
Kegiatan Ekstrakurikuler yang lain yaitu dibidang kesenian yang mana
terdapat beberapa cabang seni yang ditawarkan oleh SMAN 8 Tanjung Jabung
Barat. Secara spesifiknya kegiatan tersebut berupa: Ekstrakurikulr seni teater,
57
Cipta dan baca puisi, Hadrah, Angklung, Tari, Seni bela diri, Drum Band.
(Observasi, 06 Juli 2020).
e) Ekstrakurikuler di Bidang Kesehatan
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat juga memilki ekstrakurikuler dibidang
kesehatan yang mana terdapat dua program yang disebut Palang Merah Remaja
PMR) dan Kader Kesehatan Remaja (KRR). Kegiatan ekskul ini biasanya berisi
aktfitas social seperti kegiatan donor darah.(Observasi 06 Juli 2020)
f) Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka)
Di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat juga terdapat kegiatan Ekstrakurikuler
Paskibraka yang biasanya mulai padat aktifitasnya pada saat menjelang upacara
17 Agustus dalam rangka HUT Kemedekaan RI yang mana pihak sekolah
sengaja mendatangkan seorang pelatih yang merupakan alumni juga dari
paskibraka dari tahun yang lalu. (Observasi, 06 Juli 2020)
g) Pramuka
Terakhir, ada pula kegiatan ekstrakurikuler yang disebut dengan pramuka
kegiataan ini bertujuan agar peserta didik memilki kecekatan, keterampilan,
ketangkasan dan kecintaan dengan alam.Biasanya latihan pramuka dilaksanakan
setiap hari sabtu.(Observasi 06 Juli 2020).
Dari hasil wawancara sekaligus observasi yang telah diuraikan diatas dapat
dinyatakan bahwasanya SMAN 8 Tanjung Jabung Barat memiliki 7 Bidang
Kegiatan ekstrakurikuler yang sangat pvariatif .bentuk-bentuk kegiatan
ekstrakurikuler tersebut berjalan cukup baik, dan telah dikelola dalam program-
program yag ada disekolah trsebut.
SMAN 8 Tanjung Jabung Barat adalah suatu lembaga pendidikan yang
memiliki sistem pengelolaan ekstrakurikuler. Adapun pelaksaan pengelolaan
ekstrakurikuler nya sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih
tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Rencana dapat berupa informal dan
formal.Rencamna informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
tujuan bersama anggota organisasi.Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis
yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.Rencana formal
merupakan bersama anggota koporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk menciptakan kesepahaman
58
tentang apa yang harus dilakukan (Observasi tanggal 13 Juli 2020).Dalam hal ini kepala
sekolah, waka kesiswaan serta pembina membuat perencanaan tentang ekstrakurikuler.
b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengembangan diri merupakan salah satu komponen K-13 pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah, baik pada pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, maupun pendidikan khusus. Meskipun demikian, pengembangan diri
bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi bisa juga
difasilitasi oleh konselor, atau tenaga kependidikan lain yang dapat dilakukan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam struktur kurikulum pendidikan
umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler (Observasi tanggal 06 Juli 2020).
Pada sekolah tertentu pengelolaan ekstrakurikuler belum menunjukkan
hasil yang maksimal.Tentunya hal ini yang perlu dibenahi.Sekolah sekarang
jangan hanya buat program ekstrakulikuler tetapi juga melaksanakannya dengan
penuh tanggung jawab.Menjadikan ekstrakurikuler sebagai salah satu andalan
sekolah bukanlah persoalan mudah, banyak hal yang harus dibenahi.
Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Effy Rubiyanto, M.Si (Kepala Sekolah,
15 Juli 2020) memberikan keterangan sebagai berikut:
“Saya sebagai kepala sekolah sejauh ini saya menilai bahwa kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah ini sudah memadai,
walaupun belum sesempurna yang kita harapkan bersama, karena masih
banyak kegiatan-kegiatan esktrakurikuler yang seharusnya diberikan
kepada siswa belum bisa dilaksanakan seperti, kegiatan raboratorium
karena terkendala dengan sarana dan prasaranaya dan kegiatan
pengembangan diri lainnya”.
Setelah melakukan pengamatan secara langsung peneliti melihat,
memang hanya beberapa kegiatan saja yang dilaksanakan di SMAN 8 Tanjabar.
Hal yang hampir sama juga dikatakan bapak Bahtiar, S.Pd.I(Guru Agama, 25
Juni 2020):
“Pelaksanaan kegiatan ekskul berjalan dengan baik karena kami sebagai
pembina merasa bertanggung jawab atas tugas tambahan yang diberikan
kepala sekolah dalam mengembangkan bakat yang dimiliki siswa,dan
59
juga kegiatan yang paling kami tekankan adalah bagi siswa yang tidak
bisa membaca Al Quran karena ini sangat penting, karena siswa/i hampir
keseluruhan adalah Muslim”.
Untuk lebih menyakinkan peneliti juga melakukan wancara secara terpisah
dengan informan yang lain hal yang senada juga disampaikan Bapak Nanang
Febri, S.Or (Guru Olahraga, 25 Juni 2020) yang dikatakan:
“Kami melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan
sekolah, walupun ada kegiatan-kegiatan yang lain yang diminati siswa
seperti basket, bola kaki, belum ada”.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan Kegiatan
Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah pada tanggal 27 Juli
2020 tentnng factor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat sebagai berikut. Bapak Effi
rubiyanto, M.Si menuturkan:
“Faktor pendukung pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8
Tanjung Jabung Barat diantaranya adalah kinerja para guru dan pembina
untuk kegiatan ekstrakurikuler yang semangat untuk melatih para siswa serta
siswa itu sendiri yang antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sert
adanya dukungan dari komite dan wali murid dalam sebagian kegiatan
ekstrakurikuler”.
Kemudian peneliti kelanjutan wawancara kepada waka kesiswaan dan ibu
intiyas Yuli Astuti, S.Pd menuturkan Banyak hal yang menyebabkan kepala sekolah
sukses dalam melakukan tugasnya sebagai manajer di sekolahnya, seharusnya kepala
sekolah lebih memahami hal tersebut karena itu merupakan sebuah kekuatan dan
peluang yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Setelah dilakukan wawancara dengan kepala sekolah daninforman yang lain serta
melakukakan observasi peneliti dapat menemukan faktor pendukung pengawasan
kepala sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8 Tanjabar:
1) Pengalaman sebagai kepala, jadi sudah terbiasa melaksanakan program-
program kerja yang ada di sekolah.
2) Adanya tanggung jawab dan komitmen dari kepala sekolah bersama guru
untuk meningkatkan kemajuan dibidang ekstrakurikuler.
3) Sifat dan kepribadian guru Pembina esktrakurikuler yang penuh dengan
kekeluargaan.
4) Kegiatan yang telah terprogram (Observasi, tanggal 20 Agustus 2020)
60
Tidak tertutup kemungkinan, bahwa seorang kepala sekolah sering terbentur
dan mengalami kesulitan ketika mereka memimpin sekolahnya karena berbagai
problema yang dihadapi baik dari segi manjerialnya sampai tingkat bawahan yang
dipimpinnya. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala sekolah dan informan
yang lain serta melakukakan observasi peneliti dapat menemukan faktor penghambat
pengawasan kepala sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 8 Tanjabar
diantaranya:
1) Kurangnya sosialisasi yang dilakukan sekolah.
2) kurangnya dana untuk keperluan ekstrakurikuler.
3) kurangnya nilai kesadaran dan keterampilan yang dimiliki oleh guru
4) Pembina ekstrakurikuler.
5) kurangnya sarana dan prasarana.
6) kesibukan dan keterbatasan waktu yang dimiliki kepala sekolah (Observasi
tanggal 01 September 2020).
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler
di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
Kepala sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu factor yang dapat mendorong sekolah mewujudkan VISI dan MISI tujuan
serta sasaran sekolahnnya, melalui program-program yang dilaksanakan secara
terencana dan bertahap. Dalam kedudukan sebagai pemimpin lembaga pendidikan,
Kepala Sekolah memiliki posisi yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan
suatu kegiatan pembelajaran.Kepala Sekolah juga berperan penting dalam
pengelolaan ekstrakurikuler di sekolah.Kewajiban untuk berusaha agar semua
potensi yang ada di lembaganya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi
tercapainya tujuan yang diharapkan. Oleh karenya, kepemimpinan kepala sekolah
menjadi salah satu faktor penting yang dapat mendorong sumber daya sekolah untuk
mewujudkan visi,misi, tujuan, dan sasaran sekolah (Observasi 15 Juli 2020).
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan bapak selaku
kepala sekolah SMAN 8 Tanjung Jabung Barat, kepala sekolah berperan sebagai
motivator, dan memberikan ide-ide serta solusi terkait kepemimpinan kepala sekolah
dalam pengelolaaan kegiatan ekstrakurikuler.Adapun hasil interview kepala sekolah
tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di
SMAn 8 Tanjung Jabung barat sebagai berikut.
61
a. Kepala Sekolah menyusun Program dan Jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler
Dalam menyusun program ekstrakurikuler kepala sekolah tentunya
membutuhkan perencanaan yang matang agar kegiatan tersebuat berjalan sesuai
yang diinginkan. Kepala sekolah SMAN 8 Tanjabar juga telah menyusun
program dan kelengakapan administrasi sebagaimana yang dikatakan Bapak Effi
Rubiyanto, M.Si (Kepala Sekolah, 15 Juli 2020) sebagai berikut:
“Kegiatan ekskul ini saya rapatkan dengan guru-guru pada awal semester
dan rapat tahunan, ekskul apa saja yang diadakan dan menunjuk guru
pembina sesuai bidang masing-masing untuk satu tahun atau 2 smester”.
Hal yang senada juga dikatakan oleh Ibu Intiyas Yuli Astuti, S.Pd (Waka
Kesiswaan, 06 Agustus 2020):
“Kami mengadakan rapat diawal semester untuk menyusun program
kegiatan yang lain termasuk kegiatan eskul dan menunjuk Pembina dan
penanggung jawab masing-masing kegiatan yang dilaksanakan”.
Pernyataan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
tersebut juga dikuatkan oleh salah seorang guru Pembina ekstrakuriuler Ibu
Ratnawati, S.Pd (Guru Kimia, 10 Agustus 2020) sebagai berikut:
“Perencanaan kegiatan ekskul ini dimulai ketika rapat awal smester
dan ditunjuk guru pembina masing-masing kegiatan”.
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat
erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.Secarah spesifik
kepala sekolah harus mampu untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi kearsipan, dan mengelola admininistrasi keuangan (Observasi
tanggal 20 Juli 2020).
Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan keterangan tentang laporan
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 8 Tanjabar sebagai mana yang
dikatakan Bapak Effi Rubiyanto,M.Si (Kepala Sekolah, 15 Juli 2020) sebagai
berikut:
“Saya menerima laporan dari guru pembina ekskul masing-masing
bidang, untuk memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik, tetapi masih
ada kendala juga yaitu masih ada diantara pembina ekskul yang belum
begitu paham cara membuat laporan, terkadang hanya absensi saja dan
kebanyakan seperti itu”.
62
Hal yang senada juga dikatakan oleh Bapak Nanang Febri, S.Or (Guru
Olahraga, 25 Juni 2020) ekstrakurikuler sebagai mana yang beliau katakana:
“Kami pembina ekskul diminta kepala sekolah untuk membuat laporan
tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler untuk dijadikan bahan
evaluasi”.
Untuk lebih meyakinkan dalam pengawasan dibidang laporan ini ini
peneliti melakukan pengecekan di ruangan tata usaha menegenai struktur
organisasi dan data siswa yang mengikuti ekskul menurut bidangnya memang
benar adanya, tetapi semua data tersebut tidak dimiliki oleh kepala sekolah
secara pribadi, artinya laporan dari guru Pembina ekskul hanya dipegang oleh
guru pembina ekskul masing-masing, struktur kegiatan juga tidak dibuat dalam
bentuk tertulis di papan struktur (Observasi tanggal 06 Agustus 2020).
Sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang guru Pembina ekstrakurikuler
Ibu Ratnawati,S.Pd yang mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah memang meminta kami laporan bulanan dansmesteran
tetapi tidak diserahkan kepada beliau hanya dipegangoleh guru Pembina
masing-masing, dan struktur organisasi ekstrakurikuler juga belum dibuat
sampai sekarang, data siswa yang mengikuti bidang eskul hanya dimiliki
masing masingPembina tidak dipegang oleh kepala sekolah”.
Dalam kegiatan apapun dimanapun dan bagaimanapun jenis kegiatan yang
dilakukan tentunya dibutuhkan evaluasi dari kinerja yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana perencanaan yang telah dibuat dapat
dilaksanakan.Kegiatatan ekstrakurikuler tentunya juga dibutuhkan evaluasi untuk
mengukur sejauh mana program ini mencapai tingkat keberhasilan. Sesuai yang
dikatakan bapak Effi Rubiyanto,M.Si (kepala sekolah, 15 Juli 2020) ketika
peneliti melakukan wawancara sebagai berikut:
“Saya dengan guru pembina yang lain mengevaluasi kegiatan
ekstrakurikuler pada setiap semester, seiring dilakukan evaluasi
pembelajaran intrakurikuler”
Untuk menguji kebenaran informasi dari informan utama tersebut peneliti
melakukan wawancara dengan informan pendukung hal yang hampir senada juga
dikatakan bapak Bahtiar, S.Pd.I (Guru Agama, 25 Juni 2020) sebagai berikut :
“Biasanya kepala sekolah mengevaluasi program ini seiring evaluasi
pembelajaran yang lain yaitu pada setiap satu semester”.
Berkaitan dengan keterangan diatas tentunya kepala sekolah harus mengambil
63
tindakan ketika melihat deviasi pada kegiatan ekstrakurikuler agar bisa disetir
lagi ketujuan yang telah ditetapkan sebagaimana yang dikatakan bapak Effi
Rubiyanto, M.Si (kepala sekolah, 15 Juli 2020) sebagai beikut:
“Dalam hal ini saya serahkan kepada guru Pembina ekskul tentang
bagaimana caranya melakukan perbaikan terhadap hasil kegiatan siswa
tersebut”.
b. Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler
Aktivitas mengawasi dalam sebuah organisasi terkait dengan upaya
pencapaian target dan output organisasi yang telah ditentukan. Pengawasan
dalam hal ini berperan, tidak hanya untuk menjaga kesinambungan kinerja
kelembagaan, tetapi juga berupaya mengevaluasi berbagai pelaksanaan sistem
dan prosedur pelaksanaan tugas dan program.setelah peneliti melakukan
wawancra dengan informan tentang bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh
Bapak Effi Rubiyanto, M.Si (Kepala Sekolah, 15 Juli 2020):
“Saya melakukan pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler ada dua
cara yaitu, pertama dengan melihat kegiatan esktrakurikuler secara
langsung untuk memastikan kegiatan ini terlaksana. Kedua dengan cara
mengecek laporan bulanan dari Pembina ekstrakurikuler, apakah
terlaksana kegiatan ini dan bagaimana perkembangannya dan jadwal
kegiatan ini saya susun bersama guru Pembina. Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler yaitu khusus hari Sabtu”.
Hal yang hampir sama juga dikatakan oleh Ibu Intiyas Yuli Astuti (Waka
Kesiswaan, 06 Agustus 2020) sebagai berikut:
“Kepala sekolah melihat secara langsung dan meminta laporan terhadap
kegiatan ini ditanyakan pada rapat bulanan”.
Untuk mengetahui apakah kepala sekolah menggunakan teknik atau cara
lain dalam melakukan pengawasan peneliti juga mewawancarai informan
pendukung bapak Nanang Febri, S.Or (Guru Olahraga, 25 Juni 2020) :
“Kepala sekolah tidak melakukan penggunaan angket dan tidak ada
meminta kebutuhan siswa tentang kegiatan eskul atau berdialog dengan
siswa tentang kebutuhan mereka hanya semata-mata kebijakan yang
dilakuka oleh sekolah”.
Proses pengawasan yang berlangsung ditempat kerja sangat diperlukan
karena akan melihat objek yang diawasi secara langsung. Wawancara peneliti
dengan guru Pembina ekstrakurikuler Ibu Ratnawati,S.Pd (03 Agustus 2020)
sebagai berikut:
“Kepala sekolah melakukan pengawasan ketika kegiatan dilaksanakan
64
karena hari Sabtu tersebut tidak ada kegiatan lain hanya khusus kegiatan
ekskul dan seluruh guru-guru yang lain diwajibkan untuk datang, karena
iu beliau bisa melakukan pengawasan kalau tidak ada kegiatan dinas di
luar sekolah”.
c. Kepala Sekolah Melakukan Inovasi dalam Memajukan Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kepala sekolah merupakan manajer administrator sekolah dan suvervisor
sekolah. Sebagai kepala sekolah, ia dituntut untuk senantiasa meningkatkan
pertumbuhannya diri dan jabatannya. Ia sedapat mungkin berusaha lebih banyak
berpartisifasi dalam aktivitas-aktivitas propesionalnya. Dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler kepala sekolah dituntut untuk lebih aktif lagi
memberikan layanan kepada guru pembina ekstrakurikuler dan siswa agar
kegiatan ini lebih dipahami dan diminati oleh siswa. Berkaitan dengan masalah
diatas penulis mendapatkan data ketika wawancara dengan Bapak Effi
Rubiyanto, M.Si (Kepala Sekolah, 15 Juli 2020) beliau mengatakan:
“Saya sebagai kepala sekolah dan guru pembina yang lain belum
memberikan seminar tentang pentingnya kegiatan ini karena keterbatasan
waktu dan dana juga, tetapi saya selalu berpesan kepada pembina
esktrakurikuler agar menyampaikan akan pentignya mengikuti kegiatan
ini karena sangat bermanfaat dalam mengembngkan bakat dan kreatifitas
siswa”
Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah seorang guru Bapak
Bahtiar, S.Pd.I (Guru Agama, 25 Juni 2020) beliau mengatakan:
“Kalau saya melihat upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk lebih
mengenalkan kegiatan ini kepada siswa masih kurang dan masih
membutuhkan kegiatan-kegiatan khusus seperti bimbingan agar setiap
anak yang mengikuti ekskul ini lebih semangat dan tidak terkesan hanya
memenuhi kewajibannya sebagai siswa tetapi memahami manfaat dari
kegiatan tersebut”.
Peneliti juga melakukan wanwancara dengan salah seorang siswa Wahyu
Ramadhan (Siswa,10 Agustus 2020) yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sebagaimana yang dikatakannya:
“Kami diberitahu akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler oleh guru
pembina masing-masing. Kalau mengadakan seminar belum ada”
Dari uraian kepala sekolah dan pembina ekstrakurikuler diatas maka
seharusnya dibutuhkan cara khusus atau sosialisasi oleh sekolah dalam kegiatan
ekstrakurikuler agar kegiatan ini lebih diminati siswa agar dalam
65
pelaksanaanyapun siswa lebih bersemangat.
c. Analisis Peneliti
Setelah data didapatkan melalui wawancara dengan informan atauresponden,
kemudian dilanjutkan dengan pengecekan data melaluiwawancara dengan informan
yang lain seperti guru pembina esktrakurikuler, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan,
dan siswa yang dikenal dengan trianggulasi data, kemudian diperkuat dengan
dokumentasi yang ada seperti, absensi, laporan kegiatan, prestasi siswa, perlengkapan
sarana dan prasarana kemudian dilanjutkan dengan analisis data.
Dalam melakukan analisis penelitian, penulis menganalisis berdasarkan susunan
indikator yang penulis jabarkan pada konsep operasional untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dijelaskan pada bab I maka peneliti menyajikan analisis data sebagai
berikut:
1. Analisis terkait pengawasan Kepala Sekolah
Pengawasan yang efektif harus melibatkan semua tingkat manajer dari
tingkat atas sampai tingkat bawah, dan kelompok-kelompok kerja.Konsep
pengawasan efektif ini mengacu pada pengawasan mutu terpadu atau Total Quality
Control (TQC). TQC sebagai suatu system untuk memadukan bermacam-macam
kualitas (pemeliharaan, perbaikan pengembangan) produksi, dan pemasarannya
dengan tingkat harga paling ekonomis tetapi dapat memberikan kepuasaan bagi
pemakainya. Dalam dunia pendidikan QTC akan dapat efektif, jika pada setiap
tingkatan pendidikan mempunyai keterpaduan, kerja sama yang baik antara
kelompok kerja (guru) dan pimpinan dalam melakukan pengawasan. Prinsip yang
digunakan adalah kontribusi setiap anggota dan ide diterima dan dipertimbangkan
yang relevan dengan program dan nilai-nilai yang dimiliki.
Berdasarkan data yang telah didapatkan mengenai pelaksanan kegiatan
ekstrakurikuler bahwasanya kepala SMAN 8 Tanjabar sudah melaksankan kegiatan
ekstrakurikuler namun belum maksimal karena melihat bakat dan kreatifitas siswa/i
masih belum terpenuhi dan tersalurkan sebagaima mestinya seperti kegiatan yang
diminati siswa belum bisa dilaksanakan dan diadakan oleh pihak sekolah (Observasi
tanggal 09 Agustus 2020).
Dalam perencanaan kegiatan ekstrakurikuler kepala sekolah sudah
melakukan dengan maksimal, yaitu dengan proses melakukan rapat dengan dengan
guru-guru pembina ekstrakurikuler serta membuat jadwal kegiatan dan pembagian
tugas kepada guru pembina ekstrakurikuler sesuai bidangnya masing-masing
66
(Observasi tanggal 03 Agustus 2020).
Dalam mengontrol laporan kepala SMAN 8 Tanjung Barat sudah
melaksanakan dan menerapkan pengawasan dengan laporan tertulis maupun lisan
namun belum maksimal karena, laporan tersebut tidak dimiliki oleh kepala sekolah
secara pribadi, artinya belum dirangkap dengan begitu sistematis dan hanya dimiliki
oleh masing-masing pembina ekstrakurikuler. Idealnya kepala sekolah membuat
laporan, baik laporan untuk keseluruhan program kegiatan ekstrakurikuler dan untuk
setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler ataupun untuk pertangg ungjawaban keuangan
yang telah dialokasikan/digunakan untuk kegiatan yang dimaksudkan (Observasi
tanggal 02 September 2020).
Untuk laporan kegiatan, hendaknya dibuat format yang sederhana tetapi
cukup komprehensif dan mudah dipahami, misalnya mencakup, kata pengantar,
daftar isi, latar belakang, pengertian dari jenis kegiatan ekstrakurikuler, tujuan,
sasaran, hasil yang diharapkan. Penyelenggaraan kegiatan yang meliputi persyaratan
peserta, bentuk dan materi kegiatan, organisasi penyelenggaraan, jadwal dan
mekanisme pelaksanaan, bentuk penghargaan, hasil yang diperoleh, kesulitan yang
dijumpai dan usaha mengatasi kesulitan itu, kesimpulan keseluruhan dan saran-saran
yang diajukan, serta lampiran-lampiran yang diperlukan (Observasi tanggal 09
September 2020).
Kepala sekolah juga membuat program ektrakurikuler dengan mengevaluasi
program tersebut namun belum maksimal, dikarenakan jenis evaluasi yang
digunakan untuk setiap kegiatan belum dirumuskan dengan begitu jelas. Dalam
bidang ekstrakurikuler olah raga misalnya, target apa yang dicapai, Evaluasi
program kegiatan ekstrakurikuler sangat penting, dimaksudkan untuk
mengumpulkan data atau informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai
siswa. Penilaian dapat dilakukan sewaktu-waktu untuk menetapkan tingkat
keberhasilan siswa pada tahap-tahap tertentu dan untuk jangka waktu tertentu
berkenaan dengan proses dan hasil kegiatan ekstrakurikuler. Penilaian program
ekstrakurikuler menekankan pada penilaian/tes tindakan yang dapat mengungkapkan
tingkat unjuk perilaku belajar siswa (Observasi tanggal 12 September 2020).
Penetapan tingkat keberhasilan untuk program ekstrakurikuler didasarkan
atas standar minimal tingkat penguasaan kemampuan yang disyaratkan dan bersifat
individual.Penilaian secara inklusif mempertimbangkan pembentukan kepribadian
yang terintegrasi, jiwa kemandirian atau kewirausahaan, sikap dan etos perilaku
67
belajar dan disiplin siswa dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.Perilaku itu
mempertimbangkan kemahiran dalam pemecahan masalah dan berkomunikasi,
mempertimbangan strandar keadilan dan keragaman secara individual bagi setiap
siswa, dan mempertimbangkan tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dilakukan (Observasi tanggal 12 September 2020).
Dalam menerapkan kedisiplinan pembina ekstrakurikuler kepala sekolah
sudah melakukannya dengan maksimal, yakni dengan cara memberikan nasehat,
memberikan teguran dengan sopan dan akan diingatkan kembali ketika
malaksanakan rapat bulanan hal ini yang membuat para guru-guru selalu menghargai
dan menghormati kepala sekolah sehingga iklim kerja organisasi di SMAN 8
Tanjabar ini tetap kondusif (Observasi tanggal 30 Agustus 2020).
Kepala sekolah juga harus mempunyai keterampilan mendelegasikan tugas
dan wewenangnya kepada para bawahan. Delegasi wewenang ini di satu sisi akan
memudahkan tugas-tugas kepala sekolah sehingga ia bisa berkonsentrasi untuk
menjalankan tugas-tugas yang strategis dan mendelegasikan tugas-tugas operasional
sehari-hari kepada bawahannya. Di sisi lain, delegasi wewenang akan membuat
bawahan merasa dihargai sekaligus menjadi proses pembelajaran kepemimpinan
bagi mereka. Sehingga proses operasional organisasi bisa berjalan dengan lancar.
Dalam pendelegasian ini kepala sekolah sudah melaksanakan dengan maksimal
yaitu, memberikan tugas dan wewenang kepada guru pembina ekstrakurikuler sesuai
bidangnya.
2. Analisis terkait Faktor Pendukung Pengawasan oleh Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa
narasumber termasuk kepala sekolah yang sudah dipaparkan pada penyajian data,
diperoleh analisis jawaban mengenai faktor pendukung kepala sekolah SMAN 8
Tanjabar dalam melakukan pengawasan bidang ektrakurikuler, yaitu:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler yang Sudah Terprogram
Pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuleryang
baik dan teratur, akan membawa hasil yang baik pula. Kalau kitacermati
berbagai kegiatan ekskul di beberapa sekolah telahdikembangkan sampai
puluhan jenis jumlahnya, baik yang bersifatilmiah, keolahragaan, nasionalisme,
maupun ketrampilan.Penyampaian materi yang baik, dapat memotivasi siswa
untuklebih responsif dalam kegiatan ekskul.Selain pembimbing dari luar,seorang
guru juga dapat membimbing dan mengarahkan siswa untukmengembangkan
68
potensi diri. Bagi guru yang jeli, ia juga dapat melihatseberapa besar apresiasi
siswa terhadap proses belajar mengajar dengankegiatan ekstrakurikuler. Jika
siswa terlalu asyik dengan kegiatanekstrakurikuler, maka guru dapat
mengingatkan bahwa janganmeninggalkan hal yang wajib.Guru juga dapat
memberikan motivasipengembangan diri bagi siswa yang kesulitan belajar
melalui kegiatanekstrakurikuler.
b. Sifat dan Karakter Staff dan Bawahan yang dipimpin Oleh Kepala
Sekolah
Diantara faktor pendukung pengawasan kepala sekolah ialah sifat dan
karakter bawahan yang dipimpinnya. Pengalaman dan keterampilan bawahan
juga menjadi faktor pendukung lainnya seperti yang dialami oleh kepala sekolah
SMP Negeri 4 Tapung, yaitu memiliki sifat dan karakter bawahan atau guru
Pembina ekstrakurikuler seperti yang dipaparkan pada penyajian data bahwa
guru Pembina ekstrakurikuler bersifar kekeluargaan dan memiliki keterampilan
yang baik serta guru Pembina yang memiliki sertifikat (Observasi tanggal 09
Agustus 2020).
c. Adanya komitmen dari Kepala Sekolah dan Stakeholder untuk
Meningkatkan Kemajuan Dibidang Ekstrakurikuler
Faktor pendukung lain yang juga sangat penting adalah dukungan dari
kepala sekolah baik itu dari segi materi maupun non materi. Sebagai guru yang
mendapat tugas tambahan, kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekolah. Karena ia sebagai
lokomotif yang menggiring aparat sekolah menjalankan roda edukasi di
sekolahnya.
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan berusaha
menjalankan tugas dengan baik, untuk melaksanakan pengembangan pendidikan
yang diembannya.Kompleksitas tugas yang diemban oleh kepala sekolah
menuntutnya untuk memiliki keterampilan pada taraf tinggi dalam bidang
konsep keadministrasian, kemampuan melakukan hubungan manusiawi dengan
staf secara perseorangan dan kelompok.
Hubungan dalam organisasi menunjukkan kaitan antara tanggung jawab,
wewenang dan pelaporan atau akuntabilitas.Akuntabilitas adalah keharusan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas yang mengacu kepada sasaran
yang ingin dicapai oleh organisasi.Oleh karena itu, kepala sekolah membutuhkan
69
kerjasama dengan guru dan staf lainnya dalam menjalankan setiap kegiatan
eksrakurikuler.Seperti yang peneliti paparkan pada penyajian data bahwa kepala
sekolah telah berupaya memberikan kesempatan kepada guru Pembina untuk
mengikuti berbagai penataran dan pelatihan.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian tentang temuan dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMAN 8 tanjung Jabung Barat terdiri dari
tujuh Jenis kegiatan yaitu: Bidang Keagamaan, bidang Pendidikan, Bidang
Olahraga, Bidang Kesenian, Bidang Kesehatan, Paskibraka dan Pramuka.
Pelaksanaan pengelolaan tujuh kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah
MenengahAtas Negeri 8 Tanjung Jabung Barattersebut dilakukan dengan
melalui dua tahapan yaitu: perancanaan, lalu kemudian masuk ke tahapan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
2. Faktor pendukung kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat antara lain karena
adanya: pengalaman kepemimpinan dari kepala sekolah, adanya tanggung jawab
dan komitmen dari kepala sekolah dan majelis guru di SMAN 8 Tanjabar guna
memajukan kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler yang sudah
terprogram dengan sistematis. Sedangkan yang menjadi faktor penghambatnya
adalah: kurangnya sosialisasi sekolah, kekurangan dana, kurangnya sarana dan
prasarana, dan adanya agenda yang padat dari seorang kepala sekolah.
3. Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat telah berjalan dengan
baik, dimana kepala sekolah telah melakukan beberapa hal yaitu: menyusun
program dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler, kepala sekolah melakukan
pengawasan terhadap kegiatan ekstrakurikuler, dan kepala sekolah melakukan
inovasi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
B. Saran-saran
Berdasarkan pembahasan, temuan, dan kesimpulan yang berhasil penulis
ungkapkan, maka peneliti menyampaikan beberapa saran dan semoga saran-saran ini
dapat diambil manfaatnya serta hikmahnya bagi para pembaca, antara lain sebagai
berikut:
71
1. Sekolah hendaknya terus menerus mengupayakan peningkatan akreditasi dalam
semua segi baik itu mutu,sarana prasarana dan para guru dan karyawan sekolah.
2. Pihak sekolah supaya lebih mengoptimalkan pelaksanaan peningkatan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dan dapat dievaluasi dikemudian hari agar melalui
kegiatan tersebut menghasilkan output yang semakin psoitif bagi seluruh peserta
didik.
3. Kepala sekolah agar dapat meningkatkan pengawasan dan pengelolan dibidang
ekstrakurikuler terutama dalam melakukan tindakan perbaikan terhadap hasil
evaluasi, menyusun laporan kegiatan ekstrakurikuler dengan sistematis sehingga
bisa dijadiakan bahan acuan dan pertimbanganuntuk merumuskan kegiatan
kedepannya, menjalin kerjasama denganpihak luar dalam memajukan kegiatan
ini.
C. Kata Penutup
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam karena atas petunjuk dan Ridha-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha yang maksimal,
walaupun terdapat beberapa rintangan dan hambatan yang dihadapi tetapi kesemuanya
itu penulis anggap sebagai tantangan dalam meraih ilmu dan kesuksesan.
Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnan
dan mungkin terdapat beberapa kekeliruan yang penulis tidak sadari sewaktu dalam
penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
seluruh pembaca guna penyempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.
Semoga apa yang dihasilkan oleh peneliti pada hari ini menjadi suatu ibadah
dalam mensyukuri nikmat Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Al-Qur’an dan terjemahnya. Departemen Agama Republik
Indonesia: Pustaka Agung Harapan
Danim,Sudarman. 2000.Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Direktorat Pembinaan SMA, 2010, Juknis Penyusunan Program
Pengembangan Diri Melalui Kegiatan ekstrakurikuler di SMA, Jakarta::
Direktorat Pembinaan SMA
Djafar, Dwi Septiawi, 2003, Hakikat Kepemimpinan, No 2/XV Juni-Juli Majalah Wanita
Ummi
Drs. M. Manulang, 1990, dasar-dasar manajemen, Jakarta:Ghalia Indonesia
72
H.M Ahmad Rohani dan Ahmadi (1991), Pedoman Penyenggaran
AdministrasiPendidikan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara
Hadri Nawawi (1993), Kepemimpinan Menurut Islam, Yogyakarta: Gajah Mada Press
Halim. 2009, manajemen Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren
Helmawati, (2014), Meningkatkan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui
Managerial Skilis. Jakarta: Rineka Cipta
Husaini Usman, 2008, Manajemen,Teori,Praktek, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Kompri, 2016, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Muhaimin (2009), Manajemen Pendidikan, Jakarta: Predana Media Groub
Nanang Fattah, 2008, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah,
Bandung: Pustaka Bani Quraisy
Priyono, 2007, Pengantar Manajemen, Surabaya:Zifatama Publisher
Rusman, 2011, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Press.
Samsul kurniawan, 2016, Pendidikan karakter konsepsi dan Implementasi Secara
Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat.
Subroto,Surya 2002,Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiono (2016), Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 1993, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rhineka Cipta
Sujanto, Bedjo, 2009. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah: Model Pengelolaan
sekolah di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Sagung Seto
Syaiful (2009), Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
Alfabeta
Syarifuddin, Irwan Nasution, 2005, manajemen pembelajaran, Bandung: Ciputat Press
73
DATA INFORMAN
PANGKAT NAMA
Kepala Sekolah Effy Rubiyanto,M.Si
Waka Kesiswaan Intyas Yuli Astuti, S.Pd
Guru Olahraga Ahmad Luthfi, S.Pd
Guru Agama Bahtiar, S.Pd.I
Siswi Ririn Andriani
Siswa Wahyu Ramadhan
74
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
JUDUL SKRIPSI: Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Kegiatan
Ekstrakurikuler Di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Tanjung Jabung Barat
A. PEDOMAN OBSERVASI
Untuk data observasi yang penulis gunakan untuk meneliti secara langsung latar
belakang penelitian serta memiliki hal-hal yang berkenaan dengan: suasana sekolah
tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
1. Peneliti mengamati kepemimpinan kepala sekolah di SMAN 8
Tanjung Jabung Barat
2. Peneliti mengamati bagaimana pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
3. Peneliti mengamati apa saja langkah-langkah yang diambil kepala
sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
B. PEDOMAN WAWANCARA
1. Wawancara yang digunakan untuk kepala TU yang bertanggung jawab untuk
administrasi sekolah.
a. Sejarah Berdirinya SMAN 8 Tanjung Jabung Barat?
b. Letak Geografis SMAN 8 Tanjung Jabung Barat?
c. Visi dan Misi SMAN 8 Tanjung Jabung Barat?
d. Struktur Organisasi SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
e. Keadaan Guru, Pegawai, SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
f. Keadaan Siswa SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
g. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 8 Tanjung Jabung Barat?
2. Wawancara yang digunakan untuk Kepala Sekolah SMAN 8 Tanjung Jabung
Barat
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
b. Bagaimana bapak sebagai kepala sekolah dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
d. Bagaimana program bapak dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler?
e. Apakah menurut bapak pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
ini sudah berjalan dengan baik?
75
f. Bagaimana peran bapak sebagai kepala sekolah dalam mengelola
kegiatan ekstrakurikuler?
g. Bagaimana pengawasan kepala sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler?
3. Wawancara yang dilakukan untuk guru di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
b. Apa saja jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
c. bagaimana peran kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
d. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
e. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
f. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler
4. Wawancara yang dilakukan untuk waka kesiswaan
a. Apa saja jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini?
c. Bagaimana peran kepala sekolah dalam mengolala kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
d. Apakah kepala sekolah sudah berperan dalam pengelolaan kegiatan
ekstrakuruler disekolah ini?
e. Apa saja factor pendukung dan penghambat dalam mengelola kegiatan
ekstrakurikuler?
f. Bagaimana penyusunan kegiataan ekstrakurikuler di sekolah ini?
5. Wawancara yang dilakukan untuk siswa di SMAN 8 Tanjung Jabung Barat
a. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang diikuti?
b. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam memperkenalkan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah ini?
76
RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Informasi Diri
Nama : Pira Musdalipah
Jenis Kelamin : Perempuan
Temapat/Tgl Lahir : Pulau Kijang, 04 Mei 1999
Alamat : Sei Saren, Rt 11 Kel.Bram Itam kiri Kec. Bram Itam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : 081355620211
B. Riwayat Hidup
Pendidikan formal
1. SDN 015 Limau Manis : 2010
2. MTsS Nurussa‟dah Sei Saren : 2013
3. MAN 2 Kuala Tungkal : 2016
4. S1 UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi : 2020
Motto Hidup:
“Semakin banyak belajar semakin kita sadar bahwa masih banyak yang belum kita
ketahui.”
Jambi, September2020
Penulis
PIRA MUSDALIPAH
NIM.TK 161792
77
DOKUMENTASI
78
79