Indah Hati - Indahlah Kata_ Kenapa Harus Malu Untuk Bertaubat
Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia
-
Upload
heri-satono -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
description
Transcript of Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia
By: Kurnada
Kenapa Sih Harus Sukses Dan Kenapa Sih Harus Bahagia ?
“Kenapa dong?” Begitu teman saya bertanya dengan sedikit mendesak.
Jujur saya bingung menjawabnya. Lalu saya balik pertanyaannya
“Memang kenapa sih tidak harus sukses dan tidak harus bahagia?”. Wah
malah bengong dia.
Pertanyaan diatas biasanya diajukan oleh orang yang merasa dirinya tidak
sukses. Orang ini merasa sedih karena tidak bisa mencapai kriteria sukses
yag umum berkembang di masyarakat. Banyak sekali orang seperti ini
disekitar kita. Dan saya adalah orang yang mendukung pertanyaan itu,
meskipun saya tahu bahwa itu adalah pertanyaan yang bersifat
pembelaan diri. Membela diri dari dianggap tidak sukses oleh orang lain
dan lingkunganya.
Apakah hanya orang yang berharta yang berhak disebut sukses? Apakah
ukuran sukses itu jabatan yang tinggi dan berpengaruh? Apakah kalau
sudah punya jabatan tinggi atau sudah kaya terus otomatis bahagia?
Kalau ini patokanya, wah berarti Tuhan gak adil dong. Masak untuk urusan
sukses dan bahagia saja Tuhan diskriminatif?
Saya lalu mencoba mencari dan berangkat dari sukses itu apa? Saya terus
bertanya pada diri saya, Ketika mendengar kata sukses apa yang terlintas
di benak saya? Apakah Kekayaan, kebahagiaan, ketenangan hidup,
pendapatan besar, keharmonisan rumah tangga, keterkenalan dan nama
besar, reputasi baik dan martabat tinggi, kedudukan sosial yang mapan,
atau apa?
Beberapa kelebat lintasan dalam benak saya menyatakan bahwa suskes
adalah menjadi terkenal dan berpenghasilan besar. Menjadi hartawan dan
dermawan. Ah betapa menyenangkankanya saat mengakses bayangan
itu. Namun kelebat lain tiba-tiba muncul dalam pikiran, kalau kaya tapi
tidak bahagia gimana ? kalau berharta tapi keluarga berantakan gimana ?
dan banyak lagi gimana-gimana lain yang berkelebatan dalam hitungan
detik. Wah bukan sukses seperti ini yang saya inginkan. Saya maunya
meraih sukses tapi juga diikuti perasaan bahagia.
Rupanya saya sudah terjebak dengan definisi sukses yang ada di kamus-
kamus. Yang ujung-ujung dari definisinya umumnya merujuk pada
keberhasilan meraih sesuatu yang diinginkan. Parameternya jadi material
banget sehingga perasaan bahagia yang sifatnya bukan materi kadang
kala tertinggal meskipun seseorang sudah meraih sebuah kesuksesan.
Sukses Harusnya Bahagia
Ah judul diatas sepertinya provokativ sekali ya? Tapi begitulah idealnya.
Orang yang sukses harusnya bahagia. Lalu mengapa dibanyak kasus yang
pernah kita dengar dan lihat diberita, sukses tidak selalu identik dengan
bahagia?
Menurut saya karena definisi sukses yang digunakan tidak sesuai dengan
default atau fitrah penciptaan manusia sehingga sukses akhirnya tidak
selalu sama dengan bahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata sukses didefinisikan sebagai Berhasil atau Beruntung. Sementara
menurut kamus Oxford kata sukses didefinisikan sebagai pencapaian atas
hal yang diinginkan. Dengan demikian tidak salah kalau seseorang telah
berhasil mencapai apa yang diinginkannya maka akan disebut bahwa
orang tersebut sukses.
Sayangnya sekali lagi pemahaman ini cenderung untuk menjadikan
parameter materi, kekayaan dan kekuasaan sebagai simbol kesuksesan.
Sehingga ujung dari pencapaian kesuksesan yang idealnya adalah
tercapainya juga kebahagiaan menjadi tidak selalu beriringan.
Banyak sekali orang yang merasa sudah mencapai cita-cita atau
mencapai puncak kesuksesan baik karier ataupun materi, tetapi
merasakan sesuatu yang “hampa dan kosong”. Ternyata pada akhirnya,
uang harta, kehormatan, dan kedudukan bukanlah sesuatu yang mereka
cari selama ini. Orang-orang yang kelihatanya sukses namun tidak
bahagia menurut istilah Arvan Pradiansyah1 adalah orang yang dasar
kesuksesanya adalah ambisi dan bukan happiness.
Kekosongan jiwa pada akhirnya mendorong ke arah tindakan penyalah
gunaan obat dan yang lebih ekstrim adalah tindakan bunuh diri. Presiden
direktur Hyundai yang meninggal secara mengenaskan adalah salah satu
contohnya, ia mati bunuh diri dengan melompat dari gedung pencakar
langit. Ada juga beberapa tahun lalu seorang top eksekutif Indonesia yang
mati bunuh diri dengan terjun bebas dari sebuah apartemen di Jakarta
berlantai 56.
Maxwell2 menjelaskan sikap terhadap kesuksesan ini dengan baik.
Menurutnya banyak sikap yang keliru dalam memaknai kesuksesan ini
diantaranya adalah membayangkan diri kita seperti orang yang jelas
bukan diri kita, menyamakan sukses dengan semacam prestasi,
menyamakan sukses dengan mencapai suatu tujuan atau meraih suatu
sasaran. Sukses yang disandarkan pada pengertian seperti ini biasanya
sangat egoistis dan akan meluncur pada arah yang berlawanan pada satu
titik tertentu.
Oleh karena itu definisi sukses menurut Maxwell adalah;
Mengetahui maksud anda dalam kehidupan, Bertumbuh untuk meraih
potensi maksimal anda, dan Menaburkan benih yang menguntungkan
sesama.
Saya cenderung sependapat dengan definisi ala Maxwell ini.
Kecendrungan saya untuk sependapat dengan definisi Maxwell bukan
tanpa alasan. Semua aspek yang disebut dalam definisi sukses Maxwell
tersebut sebenarnya sudah ada jawabanya langsung dari Tuhan. Maxwell
mengatakan bahwa sukses berarti Mengetahui maksud anda dalam
kehidupan , Bukankah Tuhan telah berfirman “Dan tidaklah Kuciptakan jin
dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.”3 Maxwell juga
mengatakan bahwa sukses berati Bertumbuh untuk meraih potensi
maksimal anda, dan Menaburkan benih yang menguntungkan sesama,
dan bukankah anda sering mendengar kalimat ini “Sebaik-baik manusia
diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”4. Jadi
jelaslah bahwa maksud anda diciptakan dalam kehidupan ini adalah untuk
beribadah atau berbakti. Anda mungkin juga sudah sering mendengar
bahwa ibadah bukan hanya ritual keagamaan, bekerja adalah juga ibadah.
Kontribusi yang anda pilih dalam pekerjaan anda adalah ibadah anda.
Ketika anda bekerja dengan kualitas tinggi pada bidang yang anda sukai
dan anda menjadi ahli didalamnya maka anda telah mencapai potensi
maksimal anda. Dibidang apapun anda memilih untuk berkontribusi dalam
kehidupan ini jika anda melakukanya dengan potensi maksimal anda,
maka anda akan dikenal orang, semakin banyak orang mengenal anda
maka semakin banyak kesempatan anda untuk menebar benih kebaikan.
Sukses dalam sudut pandang ini lebih menekankan pada proses dalam
diri individu dibandingkan dengan apa yang mereka raih. Orang yang
menggunakan prinsip sukses ini dalam hidupnya tidak akan terlena oleh
arogansi kekuasaan yang dipegangnya, dan tidak pula tergoda hidup
berlebihan dengan kekayaan yang dimilikinya. Orang ini akan fleksibel
dimanapun dia berada, tidak dzalim pada tubuh fisik dan spiritualnya.
Karena sukses baginya adalah menebarkan sebanyak mungkin manfaat.
Menebar manfaat prinsipnya adalah berbagi, berbagi manfaat, berbagi
pengetahuan, berbagi rejeki dan bahkan dengan hanya berbagi senyum
sekalipun. Orang yang menggunakan sudut pandang sukses dari definisi
ini tangannya akan selalu diatas. Menempatkan dirinya sebagai pelayan
atau petugas Tuhan dalam menebar sebanyak-banyak manfaat.
Secara default atau Fitrah, kita memang diciptakan untuk menjadi
Pelayan atau Petugas Tuhan. Ya Tuhan menggerakkan kaki kita untuk
melangkah. Tuhan menggerakkan tangan kita untuk berbagi. Tuhan
menggerakkan mata kita untuk melihat, Tuhan menggerakkan telinga kita
untuk mendengar, Tuhan menggerakkan mulut kita untuk menyampaikan.
Namun Tuhan menyerahkan keputusan itu pada kita. Kitalah lagi yang
memutuskan adakah sukses bagi kita adalah menjadi petugas Tuhan yang
berkontribusi sebaik mungkin melalui bidang pekerjaan kita dan menebar
sebanyak-banyak manfaat melalui pekerjaan kita itu.
Ketika definisi sukses ini yang digunakan maka pencapaian, kekayaan dan
kedudukan yang diperoleh hanyalah sekedar batu lompatan untuk bisa
memberi manfaat lebih banyak lagi. Orang seperti ini jelas tidak
memerlukan pelarian lagi untuk mencari rasa bahagia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia ke·ba·ha·gi·a·an adalah kesenangan dan
ketenteraman hidup (lahir batin). Kebahagiaan apakah lagi yang melebihi
kebahagiaan sebagai petugas Tuhan?. Orang di Jogja bersedia hanya
dibayar Rp. 7.000,- / bulan asal bisa bertugas sebagai abdi dalem. Karena
bukan materi yang mereka cari namun pengabdian. Banyak panitia pada
acara-acara kegiatan sosial yang rela tidak dibayar asal kegiatanya
berjalan lancar. Sayangnya Tuhan tidak pernah memberi gaji sekecil itu,
semua kebutuhan petugasnya PASTI dicukupkanya secara berkelimpahan.
Dengan sudut pandang seperti ini maka sukses adalah bahagia dan
kesuksesan identik dengan kebahagiaan. Ya memang seharusnya begitu.
Jadi sepertinya saat ini kita sudah punya jawaban atas pertanyaan teman
saya tadi? Kenapa sih harus sukses dan kenapa sih harus bahagia? Ya
anda benar, karena default setting kita memang demikian. Dengan kita
sukses dan bahagia berarti kita sudah memenuhi fitrah penciptaan kita
sebagai petugas dan abdi dari Tuhan.