KEMITRAAN E-BISNIS GO-JEK DENGAN PENGENDARA …
Transcript of KEMITRAAN E-BISNIS GO-JEK DENGAN PENGENDARA …
KEMITRAAN E-BISNIS GO-JEK DENGAN PENGENDARA
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Studi Go-jek di Kota Jambi)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syariah
Pada Fakultas Syariah
MUTOHAROH
NIM: SHE. 151813
PEMBIMBING
Drs. A. Faruk, MA
Fauzi Muhammad, M. Ag
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2020
v
MOTTO
...
Artinya :“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran (QS. Al-maidah (5): 2).
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini akan penulis persembahkan kepada:
Allah SWT atas segala kasih sayang, anugrah dan kemudahan bagi penulis
dalam hidup dan kehidupan penulis.
Rasulullah SAW yang telah menjadikan contoh yang baik dan memberikan
petunjuk kepada umat manusia di dunia.
Orang tua tercinta, Ayahanda Ali Ma’ruf dan Ibunda Mudrifah yang telah
membimbing, mendidik, dan memberikan semangat, motifasi dan memberikan
kesempatan pendidikan, untuk penulis dan juga telah memberikan cinta dan kasih
sayang yang tak terhingga dan doa yang tak pernah letih mendoakan penulis,
sampai kapanpun penulis tidak akan bisa membalas seperti apa yang telah kalian
berikan kepada penulis, (ya Allah .... ampunilah dosa-dosa mereka dan sayangi
mereka sebagaimana menyayangi penulis sejak dini)
Keluarga besar penulis, kakak penulis Ahmad Kholel dan ayuk penulis Masruro
yang tersayang terima kasih atas sayang dan motifasinya.
Drs. A. Faruk, MA (Dosen Pembimbing I)
Fauzi Muhammad, M.Ag (Dosen Pembimbing II)
Guru-guru penulis yang mulia yang telah memperkarya khazanah keilmuan
penulis, sahabat penulis Yuli Astuti S.H, Siti Aminang S.H,Siti Nurdia, serta
teman-teman jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu namanya, dengan kalianlah penulis memperoleh arti sebuah
perjuangan yang telah menghiasi hari-hari indah penulis dengan penuh suka,
duka, dan perjuangan bersama-sama sampai kita mendapatkan gelar sarjana,
terima kasih semuanya.
Dan abang ku Rahmad Saidin terimakasih untuk semangat dan motifasinya yang
selalu diberikan dan telah bersedia mendampingiku dari awal sampai
menyelesaikan kuliah ini.
vii
ABSTRAK
Mutoharoh: SHE. 151813 Kemitraan E-bisnis Go-jek dengan Pengendara
Perspektif Hukum Islam (Studi go-jek di Kota Jambi)
Islam mengajarkan saling bekerja sama dan saling tolong menolong dalam
kehidupan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Kemitraan E-bisnis Go-jek
dengan Pengendara Perspektif Hukum Islam di Kota Jambi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di kota Jambi dan mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap
kemitraan e-bisnis go-jek dengan Pengendara di Kota Jambi. Skripsi ini
menggunakan pendekatan deskripsi kualitatif dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Mengenai pelaksanaan
kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota Jambi yaitu kerjasama yang
menggunakan aplikasi gojek yang harus di downloud terlebih dahulu baru bisa
menarik pelanggan dan harus menggunakan atribut go-jek dengan menggunakan
sistem cicilan yang telah dijalankan oleh para pengendara go-jek di Kota Jambi
hal ini diperbolehkan dan tidak ada unsur penipuan, Perjanjian kerja sama e-bisnis
go-jek dengan pengendara di Kota Jambi dilakukan secara lisan dan juga secara
tertulis dan Tinjauan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi sudah sesuai dengan rukun dan syarat syirkah, dan
termasuk kedalam syirkah abdan, dimana gojek mempunyai aplikasi sedangkan
pengendara mempunyai motor lalu melakukan kesepakatan dan perjanjian agar
keuntungan dibagi sesuai dengan profesi masing-masing, dan diperbolehkan
menurut Hukum Syariah Islam sedangkan dalam akad atribut menggunakan
sistem sewa menyewa dimana pihak go-jek memberikan atribut yang digunakan
saat menarik penumpang dan dimanfaatkan oleh pihak pengendara akad ini tidak
dilarang oleh syara‟ maka kemitraan antara e-bisnis go-jek dengan pengendara
hukumnya sah.
Kata kunci: Kemitraan, E-bisnis Go-jek, Pengendara, Hukum Islam.
viii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بســــــــــــــــــم الله الر
Alhamdulillah wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,
sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan iman dan Islam.
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang banyak
memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak.
Skripsi ini berjudul “Kemitraan E-bisnis Go-jek dengan Pengendara
Perspektif Hukum Islam (Studi Go-jek di Kota Jambi)” dapat terselesaikan
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana
Strata Satu (S.1) Program Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Diharapkan dengan tersusunya skripsi ini menjadi bagian yang
terintegrasikan dalam menemukan bentuk bisnis didalam system ekonomi yang
Islami yang secara ideal berorientasi pada keadilan dan kesejahteraan bersama
sebagai bukti bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, yang dalam hal ini melalui bisnis
yang Islami.
Dalam penulisan skripsi ini, tentu masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, hal ini dikarenakan terbatasnya ilmu dan kemampuan penulisan. Oleh
sebab itu dalam menyelesai kannya tidak terlepas dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
dalam memberikan bantuan sehingga tersusunnya skripsi ini seperti yang
dihadapan pembaca, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suadi Asyari, MA., Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag., MH, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, MA, MIR., Ph.D, selaku Wakil Dekan I bidang
Akademik Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
4. Bapak Rasito, SH., M.Hum dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy, selaku
Ketua dan Sekertaris Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Drs. A. Faruk, MA dan Fauz Muhammad, M. Ag selaku Pembimbing I
dan Pembimbing II skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Namun disamping itu, penulis berkeyakinan bahwa tak ada gading yang tak
retak. Begitu juga dengan skripsi ini niscaya masih ada kekurangan dan masih
dirasa belum sempurna. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk
dapat memberikan kontribusi pemikiran maupun saran demi kesempurnaan skripsi
ini.
Jambi, Mei 2020
Penulis
MUTOHAROH
SHE. 151813
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Batasan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 5
E. Kerangka Teori ............................................................................ 5
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 24
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 30
B. Sumber Data ................................................................................ 30
C. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 31
D. Teknik Analisis Data ................................................................... 32
E. Sistematika Penulisan .................................................................. 34
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya go-jek di Kota Jambi ..................................... 37
B. Visi dan misi go-jek di kota Jambi .............................................. 38
C. Struktur organisasi pt. Gojek di kota jambi ................................. 39
D. Isi perjanjian kerja sama dengan mitra ....................................... 42
E. Jenis-jenis layanan go-jek............................................................ 51
xi
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota
Jambi .......................................................................................... 53
B. Tinjauan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi .......................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 65
B. Saran ............................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, teknologi dan komunikasi, perkembangan
kerja sama melalui media internet pun banyak bermunculan. Fenomena yang
masih hangat di perbincangkan dan di anggap menjadi salah satu solusi
transportasi di negeri ini adalah munculnya perusahaan jasa transportasi motor
roda dua melalui media internet (online).
Salah satu contoh terbaru kerja sama dalam bidang transportasi motor roda
dua di Indonesia secara online adalah Go-Jek. Go-Jek didefinisikan sebagai
perusahaan yang memimpin revolusi industri transportasi motor roda dua (ojek)
secara online. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem
Makarim.
Dalam menjalankan usahanya, Go-Jek melakukan kerja sama dengan para
mitra pengendara yang disebut sebagai driver atau pengendara. Setelah berjalanya
waktu bahwa jasa layanan antar jemput berbasis online Go-Jek berhasil menarik
perhatian publik, dan berbondong-bondong mendatangi kantor pendaftaran Go-
Jek.1 Go-jek merupakan salah satu bentuk usaha dalam bidang jasa teknologi
untuk memberikan pelayanan transportasi kendaraan bermotor atau dikenal
dengan ojek yang di jalankan dengan menggunakan aplikasi khusus secara online.
Sehingga kapanpun masyarakat membutuhkan jasa transportasi ini, cukup
mengaksesnya melalui aplikasi di smartphone. Maka para driver pun siap datang
1Http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/30/141847/pendaftaran-membludak-gojek-
batasipenerimaan-driver, diakses pada 7 September 2016.
2
untuk mengantarkan penumpang ketempat yang ingin dituju. Bisnis yang
dikenal juga dengan ojek online ini berkembang begitu pesat dan mendapat
perhatian banyak, baik dari kalangan masyarakat sampai pada kalangan
pemerintah.
Di Jambi, Go-Jek mulai beroperasi pada tanggal 31 Maret 2017. Perusahaan
Go-Jek Jambi berkantor di Jalan Hayam Wuruk, Jelutung, Kota Jambi. Akhir-
akhir ini ribuan driver Go-Jek berseragam jaket hijau terlihat lalu-lalang di tengah
Kota Jambi, mengantar orderan setelah pemesanan via android dan IOS. PT.Go-
Jek Indonesia mencari mitra untuk bekerja sama, dan bukan mencari pekerja.
Dengan hanya bermodalkan satu unit sepeda motor yang layak di pakai
untuk di jadikan alat transportasi, Fotocopy Surat Izin Mengemudi, Kartu Tanda
Penduduk, Surat Tanda Nomor Kendaraan dan Fotocopy Kartu Keluarga,
sedangkan untuk syarat riwayat pendidikan terakhir adalah SMP (sekolah
Menengah Pertama) dan batas umur maksimal adalah 55 tahun. Sedangkan untuk
jaminannya adalah berupa salah satu dari dokumen berikut yakni ijasah/bukti
pemilikan kenderaan bermotor /kartu keluargak/akta kelahiran/ surat nikah asli.
Setelah memenuhi kriteria, akan ada pemberitahuan dari Go-Jek kepada
calon mitra pengendara. Pihak Go-Jek memberitahukan sistem dan tata cara
bergabung menjadi mitra pengendara. Setelah calon mitra pengendara memahami
sistem yang di terapkan oleh pihak Go-Jek, dan para calon mitra pengendara
memahami dan setuju untuk bekerja sama dengan pihak Go-Jek, maka pihak Go-
Jek dan calon mitra pengendara melakukan perjanjian. Pihak yang bersepakat
dalam perjanjian itu adalah PT.Aplikasi KaryaAnak Bangsa (AKAB) yaitu
3
pemilik aplikasi Go-Jek. PT.Go-Jek Indonesia yaitu pengelola kerja sama mitra
dan menyediakan jasa operasional paramitra, dan Mitra Pengendara yaitu pihak
yang melaksanakan antar jemput barang maupun orang, pesan antar barang yang
telah dipesan konsumen, atau jasa lainnya yang melalui aplikasi Go-Jek dengan
menggunakan kendaraan bermotor roda dua yang dimiliki oleh mitra pengendara.
pihak mitra pengendara wajib mengenakan atribut jaket dan helm Go-Jek yang
dipinjamkan kepada mitra oleh Go-Jek di Kota Jambi. Berkaitan dengan ketentuan
yang ditetapkan dalam perjanjian mengenai atribut helm dan jaket, pihak Go-Jek
mengenakan biaya atas atribut helm dan jaket yang dipinjamkan kepada mitra
dengan diadakannya sistem cicilan atas biaya atribut helm dan jaket karena atribut
tersebut telah dimanfaatkan oleh mitra pengendara tersebut.
Besarnya cicilan yang dikenakan kepada mitra pengendara adalah Rp.5000,-
(lima ribu rupiah) selama 42 hari untuk setiap atribut yang dipinjamkan. Apabila
atribut yang dipinjamkan tersebut rusak atau hilang, maka pengendara harus
membayar sebesar Rp200.000. Apabila mitra pengendara tidak lagi bekerja sama,
atribut helm dan jaket yang dipinjamkan dalam keadaan baik (tidak rusak)
tersebut dikembalikan kepada go-jek di kota Jambi.2 Fakta awal tersebut
menunjukkan adanya ketidak jelasan akad yang digunakan untuk penggunaan
atribut helm dan jaket mitra pengendara. Dalam perjanjian disebutkan bahwa
atribut tersebut dipinjamkan. Dalam Hukum Islam, akad pinjaman disebut akad
„ariyah. Akad „ariyah adalah akad yang memanfaatkan suatu barang tanpa
imbalan (kompensasi) dari peminjam. Tetapi di bagian lain perjanjian disebutkan
2Wawacara dengan Bapak Enggar selaku engendara
4
bahwa mitra pengendara yang dipinjami atribut dikenakan biaya. Mencicil karena
atribut tersebut telah dimanfaatkan oleh mitra pengendara. Dalam Hukum Islam,
akad yang bersifat mengeluarkan biaya atas penggunaan manfaat barang disebut
akad ijarah. Apabilah rusak atau hilang atribut tidak dikembalikan Fakta-fakta ini
semua memunculkan kesan tentang adanya ketidak pastian dalam akad yang
digunakan berkenaan dengan atribut helm dan jaket.
Dari permasalahan diatas, penulis melihat adanya keganjalan dalam
melakukan akad menggunakan atribut helm dan jaket yang telah dipakai oleh
mitra pengendara, untuk itu penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih
lanjut dalam sebuah penelitian skripsi yang berjudul “KEMITRAAN E-BISNIS
GO-JEK DENGAN PENGENDARA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi
Go-jek di Kota Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota
Jambi?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi?
C. Batasan masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar pembahasan dan
tujuan terarah dan tidak menjalar menjadi luas, maka dalam penelitian ini penulis
hanya membahas tentang kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara dan atribut
5
go-jek perspektif Hukum Islam pada Perusahaan Go-Jek berkantor di Jalan
Hayam Wuruk, Jelutung, Kota Jambi pada tahun 2019.
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
Adapun tujuan adanya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara
di Kota Jambi
2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek
dengan pengendara di Kota Jambi
Sementara kegunaan penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi e-bisnis go-jek
dengan pengendara dalam menjalin kerjasama bisnis yang berselaras dengan
Hukum Islam.
2. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca, dan sebagai
sarana untuk menambah wawasan keilmuan yang telah didapat selama
dibangku perkuliahan.
3. Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual
bagi mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN STS
Jambi sekaligus sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
(S1) pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
E. Kerangka teori
Dari penjelasan diatas, maka untuk melengkapi suatu peneliti perlunya
disusun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian dan
sebagai penjelasan konsep tersebut. Untuk itu penulis memberikan definisi
6
mengenai istilah-istilah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, istilah yang
berkaitan dengan penulis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kemitraan
a. Pengertian kemitraan
Pengertian kemitraan adalah Kemitraan diadaptasi dari kata partnership
yang berarti persekutuan atau perkongsian. Kemitraan dapat dimaknai sebagai
bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan
kerjasama. Hal ini dilakukan atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan
dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha
tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.3
Kemitraan merupakan jalinan usaha yang merupakan strategi bisnis yang
dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling
memperbesar dan saling menguntungkan. Hubungan ini dapat terlihat karena pada
dasarnya masing-masing pihak akan saling melengkapi dalam arti pihak yang satu
akan mengisi dengan cara melakukan pembinaan terhadap kelemahan yang lain
dan sebaliknya.
Sedangkan menurut Sentonoe Kertonegoro yang dikutip oleh Rukmana
mengatakan, kemitraan adalah kerjasama yang saling menguntungkan antara
pihak yang bermitra, dengan menempatkan kedua pihak dalam posisi sederajat.4
Hafsah menjelaskan pengertian kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
3Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan (Yogyakarta:
GavaMedia, 2004), hlm.129. 4NanaRukmana, Strategic Partnering For Education Management Model Manajemen
Pendidikan Berbasis Kemitraan, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 60.
7
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. Kemitraan yang dikatakan sebagai strategi bisnis, maka
keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diatara yang
bermitra dalam menjalanan etika bisnis.5
Dalam UU No. 9 tahun 1995 adalah kerjasama antara usaha kecil dengan
usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan
oleh usaha menengah atau usaha besar dengan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.6
b. Prinsip menjalin kemitraan
Dalam menjalin sebuah kemitraan ada prinsip yang sangat penting dan tidak
dapat ditawar-tawar adalah saling percaya tentang intuisi atau lembaga yang
bermitra. Nana Rukmana membagi tiga prinsip kunci yang perlu dipahami dalam
membangun suatu kemitraan oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu sebagai
berikut:
a. Prinsip kesetaraan (equit)
prinsip kesetaraan diartikan bahwa organisasi atau institusi yang telah
bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya
dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati. Hal ini berarti tidak ada
yang lebih kuat maupun yang lebih lemah kedudukannya. Semuanya memiliki
tanggung jawab yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
b. Prinsip keterbukaan
5Muhammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999), hlm.
43. 6 UU No.9 Tahun 1995.
8
Organisasi atau institusi yang menjalin kemitraan tersedia terbuka terhadap
kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumbernya
yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak
awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Saling terbuka satu sama
lain akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membentuk diantara
golongan (mitra)
c. Prinsip azas
Manfaat bersama organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan
memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi
masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efesien dan efektif bila
dilakukan bersama.
c. Tujuan dan manfaat kemitraan
Hafsah mengatakan, bahwa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan
kemitraan meliputi beberapa hal berikut yaitu:7
a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan Masyarakat
b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan
c. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan
d. Memperluas kesempatan kerja
e. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
Dan manfaat dari kemitraan yang dikatakan oleh Hafsah yaitu:
a. Mencapainya produktifitas yang tinggi
b. Tercapainya efisiensi
7Putri Indra Ningrum, Skripsi “Pengembangan Program Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)
Gunung kidul Melalui Model Kemitraan”, (Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), hlm. 43.
9
c. Jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
d. Penanganan resiko
e. Meningkatkan nilai tambah bagi pelaku kemitraan
f. Menumbuhkan ekonomi pedesaan, daerah dan nasional
g. Memperluas kesempatan kerja
2. Hukum bisnis
Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnis. Istilah bisnis sendiri diambil
dari kata business (bahasa inggris) yang berarti kegiatan usaha. Oleh karena itu,
secara luas kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh
orang atau badan usaha (perusahaan) secara teratur dan terus menerus, yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas
untuk diperjualbelikan, atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan.8
Menurut Richard Burton Simatupang, 1996: 1 usaha dalam bidang bisnis ini
dapat dibedakan dalam tiga bidang berikut yaitu:
a. Usaha dalam arti kegiatan perdagagan (commerce)
Yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang atau
badan-badan, baik didalam maupun diluar negeri ataupun antar negara untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Contoh untuk kegiatan ini adalah menjadi dealer,
agen, grosir, toko, dan lain sebagainya.
b. Usaha dalam arti kegiatan industri
8Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaan Di Indonesia, (jakarta, 2005),
hlm. 31.
10
Yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang
nilainya yang lebih berguna dari asalnya. Contohnya industri pertanian,
perkebunan, pertambangan, pabrik, dan sebagainya.
c. Usaha dalam arti kegiatan melaksanakan jasa-jasa (service)
Yaitu kegiatan yang melaksanakan atau menyediakan jasa-jasa yang
dilakukan baik oleh perorangan maupun suatu badan. Contohnya melakukan
kegiatan untuk jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, dan
sebagainya
Dirumuskan dengan kegiatan diatas, maka dicoba untuk dirumuskan bahwa
Hukum Bisnis adalah serangkai peraturan yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dengan urusan-urusan perusahaan dalam menjalankan roda
perekonomian.9
3. Syirkah
a. Pengertian syirkah
Syirkah secara etimologi mempunyai arti percampuraan, yakni
bercampurnya salah satu dari dua harta dengan harta lainya, tanpa dapat
dibedakaan antara keduanya. Sedangkan secara terminologis, menurut Kompilasi
Ekonomi Syariah, syirkah adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.
Pengertian syirkah dengan ikhtilath (percampuran) banyak ditemukan dalam
literatur fiqih mazhab empat, baik Maliki, Hanafi, Syafi‟i, maupun Hanbali.
9Ibid., hlm, 32.
11
Syirkah diartikan ikhtilath karena didalamnya terjadi percampuran harta antara
beberapa orang berserikat, dan harta tersebut kemudian menjadi satu kesatuan
modal bersama.10
a. Menurut Hanafiah
Menurut Hanafiah Syirkah adalah suatu ungkapan tentang akad (perjanjian)
antara dua orang yang berserikat didalam modal dan keuntungan.
b. Menurut Malikiyah
Menurut Malikiyah Syirkah adalah persetujuan untuk melakukan tasarruf
bagi kedaunya beserta diri mereka yakni setiap orang yang berserikat memberikan
persetujuan kepada teman serikatnya untuk melakukan tasarruf terhadap harta
keduanya di samping masih tetapnya hak tasarruf bagi masing-masing peserta.
c. Menurut Syafi‟iah
Syirkah menurut Syafi‟iah adalah suatu ungkapan tentang tetapnya hak atas
suatu barang bagi dua orang atau lebih secara bersama-sama.
d. Menurut Hanabilah
Menurut Hanabilah Syirkah adalah suatau akad antara dua orang atau lebih
untuk melakukan suatu perbuatan secara bersama-sama.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan
bahwa syirkah adalah suatau akad atau perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk bekerja sama dalam suatu kegiatan usaha, dimana modal dan keuntungan
dibagi bersama kepada semua pihak yang berserikat.11
b. Rukun dan Syarat Syirkah
10
Ahmad Wandi Muslich, fiqh muamalat, cet. Ke-3, (jakarta: Amzah, 2015), hlm. 340. 11
Ibid., hlm. 341
12
Secara umum rukun syirkah ada tiga yaitu:
a. Sighat atau ijab qabul, yaitu uangkapan dari masing-masing kedua belah pihak
yang bertrasaksi yang menunjukkan kehendak untuk melaksanakannya.
b. Orang yang berakad yaitu dua belah pihak yang melakukan transaksi. Syirkah
tidak sah kecuali adanya kedua pihak ini. Disyaratkan bagi kedua belah pihak
ini adanya kelayakan melakukan transaksi yaitu baliqh, berakal, pandai dan
tidak dicekal untuk membelanjakan hartanya.
c. Obyek akad yakni modal dan pekerjaan yaitu modal pokok syirkah. Ini bisa
berupa harta ataupun pekerjaan. Modal syirkah ini harus ada, maksudnya tidak
boleh berupa harta yang terhutang atau harta yang tidak diketahui karena tidak
dapat dijalankan sebagaimana yang menjadi tujuan syirkah, yaitu mendapat
keuntungan.
Syarat syirkah secara umum yaitu sebagai berikut:
a. Ada barang berharga yang berupa dirham dan dinar
b. Modal kedua belah pihak yang terlibat syirkah harus sama jenis dan
macamnya.
c. Menggabungkan keduan harta yang dijadikan modal.
d. Masing-masing pihak mengizinkan rekannya untuk menggunakan harta
tersebut.
e. Untung dan rugi menjadi tanggungan bersama.
Pertama, syarat-syarat syirkah yang disepakati oleh ulama mazhab fiqh
adalah sebagai berikut:
13
a. Dua pihak yang melakukan transaksi mempunyai kecakapan/keahlian
(ahliyah) untuk mewakilkan dan menerima perwakilan. Demikian ini dapat
terwujud bila seseorang bersetatus merdeka, baliq, dan pandai. Hal ini karena
masing-masing dari dua pihak itu posisinya sebagai mitra jika ditinjau dari
segi andilnya sehingga ia menjadi wakil mitranya dalam membelanjakan
harta.
b. Modal syirkah diketahui.
c. Modal syirkah ada pada saat transaksi.
d. Besarnya keuntungan diketahui dengan penjumlahan yang berlaku, seperti
setengah dan lain sebagainya.
Kedua, syarat-syarat syirkah yang diperselisihkan adalah sebagai berikut:
a. Menurut syafi‟iyyah, modal syirkah berasal dari barang yang ada yakni barang
yang bisa ditakar dan ditimbang. Selain itu, juga harus berupa barang yang
boleh dijual belikan seperti emas dan perak. Mazhab-mazhab lain tidak
mensyaratkan demikian. Bahkan, hanafiyah dan salah satu riwayat dari
Hanabilah menyebutkan bahwa modal syirkah harus berupa nilai (harga),
bukan barang, meskipun dapat ditakar dan ditimbang. Adapun Malikiyah dan
riwayat lain dari Hanabilah berpendapat bahwa modal syirkah tidak
disyaratkan berupa barang yang dapat ditakar dan ditimbang, tetapi boleh
selain barang tersebut.
b. Syafi‟iyah mensyaratkan bahwa untuk keabsahan syirkah, dua harta harus
tercampur, tetapi fuqakha tidak mensyaratkan hal itu.
14
c. Malikiyah dan Syafi‟iyah mensyaratkan bahwa dalam pembagian keuntungan
ditentukan persentase modal seorang mitra yang diinvestasikan dari
keseluruhan modal syirkah. Berbeda dengan Hanafiyah dan Hanabilah yang
berpendapat bahwa pembagian keuntungan boleh didasarkan pada
kesepakatan para mitra.
Pada dasarnya prinsip yang dikembangkan dalam syirkah adalah keadilan
dalam kemitraan antara pihak yang terkait untuk meraih keuntungan prinsip ini
dapat ditemukan dalam prinsip islam ta’awun dan ukhuwah dalam sektor bisnis,
dalam hal ini syirkah merupakan bentuk kerjasama antara pemilik modal untuk
mendirikan suatu usaha bersama yang lebih besar, atau kerja sama antara pemilik
modal yang tidak memiliki keahlian dalam menjalankan usaha yang tidak
memiliki modal atau yang memerlukan modal tambahan, bentuk kerjasama antara
pemilik modal dan pengusaha merupakan suatu pilihan yang lebih efektif untuk
meningkatkan etos kerja.
c. Dasar Hukum Syirkah
Syirkah merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Alqur‟an, Sunnah,
dan Ijma‟. Dasar dari Alqur‟an antara lain:
a. Surah An-Nisa‟(4) ayat 12:
...
... Artinya: “Tapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam sekutu sepertiga itu”. 12
b. Surah Shad (38) ayat 24:
12
An-nisa ayat (4): 12
15
...
...
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyaan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan amat sedikitlah mereka
itu”. 13
Dalam surah An-nisa‟ (4) ayat 12, pengertian syirkah adalah bersekutu
dalam memiliki harta yang diperoleh dari warisan. Sedangkan dalam surah Shad
(38) ayat 24, lafal al-khulatha’ diartikan syuraka’ yakni orang-orang yang
mencampurkan harta mereka untuk dikelola bersama.
Adapun dasar dari Sunnah antara lain:
Dari Hadis Abu Hurairah :
سل عى قال: قال رسل الله صلى الله علي ريرة رضي الله تعالى: عه أبي أوام: "قال الله
د اي أب دا ما" ر ما صاحب، فإرا خان خرجت مه بيى ثالث الشهريكيه ما لم يخه أحذ
صحح الحاكم
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia merofa‟kannya kepada Nabi, beliau bersabdah
sesungguhnya Allah berfirman: saya adalah piak ketiga dari dua orang
yang berserikat, selagi salah satunya tidak mengkhianati temannya.
Apabila ia berkhianat kepada temannya, maka saya akan keluar dari
antara keduanya”.(H.R Abu Daud).
Dari beberapa hadis tersebut jelaslah bahwa syirkah merupakan akad yang
dibolehkan oleh syara‟. Bahwa dari hadis yang kedua dijelaskan bahwa syirkah
merupakan akad yang sudah dilaksanakan sebelum Islam datang. Setelah Islam
datang, kemudian akad tersebut ditetapkan sebagai akad yang berlaku dan
dibolehkan dalam Islam.
13
As-shad (38): 24
16
Legalitas syirkah pun diperkuat, ketika Nabi diutus, masyarakat sedang
melakukan syirkah. Beliau bersabdah: “kekuasaan Allah akan senantiasa berada
pada dua orang yang bersekutu selama keduanya tidak berkhianat”. Selain itu,
kebolehan akad syirkah merupakan ijma‟ ulama (kesepakatan ulama)
d. Macam-macam Syirkah
Pada dasarnya syirkah itu dibagi menjadi dua macam yaitu syirkah Al-
Amlak dan syirkah Al-„Uqud.14
1. Syirkah Al-Amlak
Pengertian syirkah milik adalah suatu sirkah dimana dua orang atau lebih
bersama-sama memiliki suatu barang tanpa melakukan akad syirkah. Seperti, dua
orang diberikan hibah sebuah rumah. Dalam contoh tersebut rumah ini dimiliki
oleh dua orang melalui hibah, tanpa akad syirkah antara dua orang yang diberi
hibah tersebut.
Syirkah milik terbagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Syirkah Ikhtiyariyah
Yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul karena perbuatan
orang-orang yang berserikat: contohnya A dan B membeli sebidang tanah, atau
dihibahi atau diwasiati sebuah rumah oleh orang lain, dan keduanya menerima
hibah atau wasiat tersebut. Dalam contoh ini pembeli yaitu A dan B orang yang
dihibahkan dan orang yang diberi wasiat bersama-sama memiliki tanah atau
rumah tersebut, secara sukarela tanpa paksaan dari pihak lain.
b. Syirkah jabariyah
14
Mardani, fiqh Ekonomi Syariah Fiqih Muamalah, (Jakarta : kencana, 2013), hlm. 225
17
Yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang timbul bukan karena
perbuatan orang-orang yang berserikat, melainkan harus terpaksa diterima oleh
mereka. Contohnya si A dan B menerima warisan sebuah rumah. Dalam contoh
ini rumah tersebut dimiliki bersama oleh A dan B secara otomatis (paksa) dan
keduanya tidak bisa menolak.
Hukum kedua syirkah ini adalah bahwa masing-masing orang yang
bersyerikat seolah-olah orang lain dalam bagian teman serikatnya. Ia tidak boleh
melakukan tasarruf terhadap barang yang menjadi bagian temannya tanpa izin
temannya itu, karena meskipun mereka bersama-sama menjadi pemilik atas
barang tersebut, namun masing-masing anggota serikat tidak memiliki kekuasaan
atas barang yang menjadi bagian temannya.15
2. Syirkah Al-„Uqud
Syirkah „Uqud adalah suatu ungkapan tentang akad yang terjadi antara dua
orang atau lebih untuk bersekutu didalam modal dan keuntungannya.
Pengertian tersebut pada dasarnya sama dengan syirkah yang dikemukakan
oleh Ulama Hanafiah sebagaimana telah disebutkan diatas.
Syaid Sabiq membagi lagi syirkah „uqud (akad) menjadi empat bagian yaitu:
a. Syirkah inan
Syirkah inan menurut Sayid Sabiq adalah suatu persekutuan atau kerja sama
antara dua pihak dalam harta (modal) untuk diperdagangkan dan keuntungan
dibagi diantara mereka.
15
Ahmad Mardi Muslich, fiqh.., (Jakarta: amzah, 2015), hlm. 344
18
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa syirkah inan adalah persekutuan
dalam modal dan keuntungan, termasuk kerugian. Dengan demikian, dalam
syirkah inan seorang persero tidak dibenarkan hanya bersekutu dalam keuntungan
saja, sedangkan dalam kerugian dia dibebaskan.
Dalam syirkah inan tidak disyaratkan adanya persamaan dalam modal,
tasarruf (tindakan hukum) dan keuntungan serta kerugian. Dalam demikian dalam
syirkah inan antara peserta yang satu dengan peserta yang lainnya, modal yang
diinvestasikan boleh sama dan boleh berbeda.
Dalam hal modal yang diinvestasikan sama, maka keuntungan yang
dibagikan boleh sama antara para peserta dan boleh pula berbeda. Hal tersebut
tergantung dalam persepakatan yang dibuat oleh para peserta pada waktu
terbentuknya akad. Adapun dalam hal kerugian maka perhitungannya disesuaikan
dengan modal yang diinvestasikan. Hal ini sesuai dengan kaidah yang berbunyi:
“keuntungan diatur sesuai dengan syarat yang mereka sepakati, sedangkan
kerugian tergantung pada besarnya modal yang diinvestasikannya”.
b. Syirkah Mufawadhah
Mufawadhah dalam arti bahasa adalah Al-musawah, yang artinya
persamaan. Syirkah yang kedua ini dinamakan syirkah mufawadhah karena di
dalamnya terdapat unsur persamaan dalam modal, keuntungan, melakukan
tasarruf (tindakan hukum), dan lain-lainnya. Menurut satu pendapat, mufawadhah
diambil dari kata at-tafwidh (penyerahan), karena masing-masing peserta
menyerahkan hak untuk melakukan tasarruf kepada teman serikat yang lainnya.
19
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa syirkah mufawadhah adalah
suatu perjanjian kerja sama antara beberapa orang untuk mengerjakan suatu
pekerjaan, dimana setiap peserta menjadi penanggung jawab atas peserta yang
lainya. Yakni masing-masing peserta terikat dengan tindakan yang telah
dilakukan oleh peserta yang lain dalam semua hak dan kewajiban. Dengan
demikian, semua peserta saling menanggug hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan kegiatan usaha yang dilakukan. Setiap peserta berkedudukan sebagai
wakil dari peserta lainya, sekaligus sebagai pinjaman atas kewajiban-
kewajibannya.
Dari definisi tersebut juga dapat diketahui bahwa dalam syirkah
mufawadhah terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu:
1) Persamaan dalam modal. Apabila salah satu peserta modalnya lebih besar dari
pada peserta yang lainya, maka syirkah hukumnya tidak sah.
2) Persamaan dalam hak tasarruf. Maka tidak sah syirkah mufadhah antara anak
yang dibawah umur dan orang dewasa. Karena hak tasarruf keduanya tidak
sah.
3) Persamaan dalam agama. Dengan demikian tidak sah syirkah mufadhah antara
orang muslim dan orang kafir.
4) Tiap-tiap peserta harus menjadi penanggung jawab atas peserta yang lainnya
dalam hak dan kewajiban sekaligus sebagai wakil. Dengan demikian, tindakan
hukum peserta yang satu tidak boleh lebih besar dari pada tindakan hukum
peserta lainya.
20
Apabila syarat-syarat persamaan tersebut dipenuhi maka akad syirkah
dengan bentuk mufadhah hukumnya sah dan setiap peserta menjadi wakil dan
penanggung jawab atas peserta yang lainnya.
c. Syirkah wujuh.
Syirkah wujuh menurut Sayid Sabiq adalah pembelian yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih dari orang lain tanpa menggunakan modal, dengan berpegang
kepada penampilan mereka dan kepercayaan para pedagang terhadap mereka
dengan ketentuan mereka bersekutu dalam keuntungan.16
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa syirkah wujuh adalah suatu
syirkah atau kerja sama antara dua orang atau lebih untuk membeli suatu barang
tanpa memberikan modal. Mereka berpegang kepada penampilan mereka adan
kepercayaan para pedagang terhadap mereka. Dengan demikian transaksi yang
dilakukan adalah dengan cara berutang dengan perjanjian tanpa bekerja dan tanpa
harta (modal).
d. Syirkah abdan
Syirkah abdan menurut Sayid Sabiq adalah kesepakatan antara dua orang
atau lebih untuk menerima suatu pekerjaan dengan ketentuan upah kerjaannya
dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan.
Syirkah abdan yaitu disebut juga syirkah amal suatu bentuk kerja sama
antara dua orang berprofesi untuk menerima pekerjaan bersama dan berbagi
keuntungan dari pekerjaan itu.17
16
Ibid., hlm. 350. 17
Dimyauddin djuwaini, pengantar fiqh muamalah,(Yogyakarta: pustaka pelajar), hlm. 212
21
Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa syirkah abdan atau disebut juga
syirkah a‟mal adalah suatu bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
mengerjakan suatu pekerjaan bersama-sama, dan upah kerjanya dibagi diantara
mereka sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama. Contohnya, tukang
batu dengan beberapa temannya berserikat dalam mengerjakan pembangunan
sebuah gedung sekolah. Kerja sama tersebut bisa dalam satu jenis pekerjaan yang
sama seperti tukang batu dengan tukang batu dan bisa juga dalam jenis-jenis
pekerjaan yang berbeda, seperti tukang batu dengan tukang kayu dalam
mengerjakan pembangunan sebuah gedung kantor. Syirkah ini bisa disebut
dengan syirkah abdan, syirkah a‟mal, syirkah ash-shanai, atau syirkah taqabbul.
e. Hal-hal yang membatalkan syirkah
Hal yang membatalkan syirkah ada yang sifatnya umum dan berlaku untuk
semua syirkah dan yang khusu s untuk syirkah tertentu tidak untuk syirkah yang
lain.18
a. Sebab-sebab yang membatalkan syirkah secara umum
Sebab-sebab yang membatalkan syirkah secara umum adalah sebagai
berikut:
a) Pembatalan oleh salah seorang anggota serikat.
b) Meninggalnya salah seorang anggota serikat.
c) Murtadnya salah seorang anggota serikat dan berpindah domisiliannya ke
Darul Harb. Hal ini disamakan dengan kematian.
18
Ahmad Mardi Muslich, fiqh.., (Jakarta: amzah, 2015), hlm. 363.
22
d) Gilanya peserta yang terus menerus, karena gila menghilangkan status wakil
dari wakalah, sedangkan syirkah mengandung unsur wakalah.
b. Sebab-sebab yang membatalkan syirkah secara khusus.
Adapun hal-hal yang menyebabkan batalnya syirkah secara khusus adalah
sebagai berikut:
a) Rusaknya harta syirkah seluruhnya atau harta salah seorang anggota serikat
sebelum digunakan untuk membeli barang dalam syirkah amlak.
b) Tidak terwujudnya persamaan modal dalam syirkah mufawadhah ketika akad
akan dimulai. Hal tersebut karena adanya persamaan antara modal pada
permulaan akad merupakan syarat yang penting untuk keabsaan akad.
c. Tujuan dan manfaat syirkah
Tujuan dan manfaat syirkah yaitu:
a. Memberikan keuntungan kepada para anggota pemilik modal
b. Memberikan lapangan kerja kepada para karyawannya.
c. Memberikan bantuan keuangan dari sebagian hasil usaha syirkah untuk
mendirikan tempat sekolah, dan sebagainya
4. E-bisnis
a. Pengertian e-bisnis
Istilah e-bisnis muncul setelah adanya fenomena mengenai e-commerce
dijagat internet, yang juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi komputer, baik
dalam perangkat keras komputer (Hadware) maupun perangkat lunak komputer
(Software), serta kemajuan dari teknologi internet itu sendiri. IBM
(www.ibm.com) merupakan perusahaan yang pertama kali mencetuskan istilah
23
tentang e-bisnis sebagai sebuah hal yang bukan hanya mencakup hal-hal yang
dilakukan didalam e-commerce. Lalu apakah yang dimaksud dengan e-bisnis?
Definisi-definisi dijelaskan e-bisnis tersebut:
1. Menurut IMB sendiri, e-bisnis merupakan bentuk perubahan dari proses-
proses kunci dari suatu bisnis kedalam pemanfaatan teknologi internet. Proses-
proses kunci dari suatu bisnis meliputi segala proses kunci dari suatu bisnis
berupa riset produk dan riset pasar, pengembangan produk dan jasa, penjual
atau pemasaran, prosuksi dan lain-lain
2. Definisi lain menyatakan bahwa e-bisnis merupakan bentuk transformasi dari
proses-proses didalam suatu organisasi untuk mewujudkan customer dengan
memanfaatkan teknologi-teknologi komputer, aplikasi komputer, filosofi
komputer, paradigma komputer, yang menjadi bentuk dari ekonomi dunia
baru.
3. E-bisnis merupakan hal dimana e-commerce termasuk didalamnya, terkait
dengan proses-proses eksternal yang dilakukannya, namun juga memuat
proses-proses internal berupa pengembangan produk, investori, manajeman
resiko, manajeman sumber daya , dan lainnya19
Maka dapat disimpulkan bahwa e-bisnis meliputi segala macam fungsi dan
kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, sehingga e-bisnis berkaitan secara
menyeluruh dengan proses bisnis termasuk pembelian secara elektronik,
manajemen rantai suplei, pemrosesan order elektronik, penanggungan dan
pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama kepada mitra bisnis.
19
Putu Agus Eka Pratama, E-Commerce, E-Business Dan Mobile Commerce, (Bandung:
Informatika), hlm. 42.
24
Kegiatan e-bisnis dapat di kelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan
prilaku bisnis yang saling berhubungan yaitu:
a. Busines to business (B2B): merupakan hubungan bisnis antara perusahaan
b. Buiness to Costomer (B2C): merupakan hubungan bisnis antar perorangan
konsumen
c. Costomer to business (C2B): merupakan hubungan bisnis antara perorangan
konsumen
d. Busines to goverment (B2G): merupakan hubungan bisnis antara perusahaan
dengan pemerintahan.20
F. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini pada aspek tema yang diteliti. Dibawah ini ada beberapa
peneliti yang mendekati diantaraya:
Skripsi pertama yang disusun oleh Horidatul Bahiyah yanghasilnya
dirangkum dalam karya skripsi pada tahun 2016 dengan judul“Studi Komparasi
Hukum Islam dan Hukum Perdata terhadap Kontrak Cicilan Gadget oleh Pekerja
di Perusahaan Gojek Surabaya”. Penelitian tersebut berdasarkan dari 2 (dua)
rumusan masalah penulis yang pertama membahas tentang kontrak kerja cicilan
gadget oleh pekerja di perusahaanGo-Jek Surabaya dan studi komparasi hukum
Islam dan kedua membahas tentang hukum perdata mengenai kontrak cicilan
gadget tersebut, Kesimpulan yang di dapat dalam skripsi ini adalah bahwa
terdapat praktik jual beli gadget secara cicilan dalam praktik kontrak cicilan
20
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perspektif E-Busineess Tinjauan Teknis Manajerial Dan
Strategi, (Yogyakarta: Andi, 2001)
25
Gadget olehpekerja di perusahaan Gojek Surabaya. Ditinjau dari Hukum Islam
bahwa jual beli dalam sistim kredit itu sah, dan ditinjau dari hukum Perdata,
istilah cicil tidak selamanya diartikan sebagai jual beli cicilan, melainkan sewa
beli dan tanpa memperhatikan konsep kontraknya.21
Skripsi kedua yang disusun oleh Niamatus Sholikha juga
melakukanpenelitian tentang Go-Jek yang dirangkum dalam judul skripsi
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Jasa Transportasi Online Gojek berdasarkan
Contract Drafting dengan Akad Musharakah yang diterapkan oleh PT.Gojek
Indonesia Cabang Tidar Surabaya”. Berdasarkan dari 2 (dua) rumusan masalah
penulis, yang pertama membahas tentang praktik jasa transportasi online yang
diterapkan oleh Go-Jek Indonesia di Surabaya dan kedua membahas tentang
tinjauan Hukum Islam terhadap praktik pemesanan jasa transportasi online. Go-
Jek berdasarkan dengan akad musharakah di Go-Jek Surabaya cabang Tidar
tersebut, kesimpulan yang didapat dari skripsi ini adalah praktik jasa transportasi
yang diterapkan oleh Go-Jek berdasarkan contract drafting akad musharakah yaitu
melalui aplikasi gojek yang sudahdi install dan praktik pelayanan jasa transportasi
ojek yang dilakukan oleh driver yang diambil secara manual menurut Hukum
Islam tidak diperbolehkan, sebab hal itu terdapat unsur penipuan dalam bagi hasil
walaupun dalam cotract draftingakad musharakah perbuatan tersebut tidak
melanggar perjanjian yang disepakati karena pelayanan jasa transportasi ojek yang
21
Horidatul Bahiyah, “Studi Komparasi Hukum Islam dan Hukum Perdata terhadap Kontrak
Cicilan Gadget oleh Pekerja di Perusahaan Gojek Surabaya”, (Skripsi--UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2016)
26
dilakukan oleh driveryang diambil secara manual tidak tercantum dalam
perjanjian yang di tentukan.22
Ketiga Skripsi yang disusun oleh Kaspurrahman yang hasilnya dirangkum
dalam karya skripsi pata tahun 2016 dengan judul ”Implementasi Contract
Drafting PT. Go-jek Jambi Dalam Tinjauan Ekonomi Syaria ”. Penelitian tersebut
berdasarkan 3 (tiga) rumusan masalah penulis, yang pertama membahas tentang
Implementasi contract antara mitra dengan PT. Go-jek Indonesia cabang Jambi
dan kedua membahas tentang kendala dalam Implementasi contract drafting
antara mitra dengan PT. Go-jek Indonesia cabang Jambi dan yang ketiga
membahas tentang contract drafting di PT. Go-jek Indonesia cabang Jambi dalam
Persepektif Ekonomi Syariah, kesimpulan yang terdapat dalam skripsi ini adalah
implementasi contract drafting di PT. Go-jek Indonesia cabang Jambi bersama
mitra dilakukan dengan dan menandatangani perjanjian yang memuat tentang
rincian tugas, wewenang dan menanda tangani perjanjian yang memuat tentang
rincian tugas, wewenang dan tanggung jawab mitra, perjanjian bagi hasil, serta
larangan-larangan. Kendala dalam Implementasi contract drafting di PT. Go-jek
Indonesia cabang Jambi bersama mitra diantaranya adalah dalam prakteknya
hingga saat ini terdapat beberapa para driver driver baik custumer masih
menggunakan secara manual (offline) atau tidak menggunakan aplikasi yang telah
disediakan oleh perusahaan. Contract drafting di PT. Go-jek Indonesia cabang
Jambi bersama mitra telah memenuhi unsur akad musyarakah, hanya saja terdapat
pelanggaran yang dilakukan oleh mitra seperti driver tidak menggunakan
22Niamatus Sholikha, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Jasa Transportasi Online
Gojekberdasarkan ContrackDrafting dengan Akad Musyarakah yang diterapkan oleh PT.Gojek
Indonesia Cabang Tidar Surabaya” , (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016)
27
pelayanan jasa transportasi secara online dan mendapatkan keuntungan yang tidak
diketahui oleh perusahaan, hal tersebut termasuk dalam memakan harta dengan
jalan yang batil karena perbuatan tersebut merupakan kecurangan dalam
melakukan kerja sama, serta pihak driver sudah mengetahui bahwa hal tersebut
tidak benar dan tidak sesuai dengan perjanjian namun tetap saja dilaksanakan.23
Keempat Skripsi yang disusun oleh Evita Adillah Putri yang hasilnya
dirangkum dalam karya skripsi pada tahun 2018 dengan judul “Analisis Fiqh
Terhadap Praktik Driver Go-jek (Studi Kasus di PT. Go-jek Bandung). Penelitian
tersebut berdasarkan tiga rumusan masalah penulis, yang pertama membahas
tentang pandangan fiqh muamalah tentang konsep musyarakah dan kedua
membahas tentang praktik musyarakah dalam gojek dan yang ketiga membahas
tentang pandangan fiqh muamalah terhadap praktik driver gojek dengan
perusahaan gojek, kesimpulan yang didapat dari skripsi ini adalah musyarakah
adalah akad kerja sama antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan dana atau modal dan mereka sepakat
berbagai keuntungan dan kerugian bersama.24
Hubungan yang terjalin antara PT.
Gojek dengan driver merupakan hubungan kerja yang sudah sesuai dengan akad
musyarakah. Hal ini dapat terjadi karena terpenuhinya rukun dan syarat
musyarakah dalam menjalin kemitraan, dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan ketika melakukan akad. Dalam
23
Kaspurrahman, “Implementasi Contract Drafting PT. Go-jek Jambi Dalam Tinjauan
Ekonomi Syariah”, (Skripsi UIN STS Jambi, Jambi, 2016) 24
Evita Adilah Putri,”Analisis Fiqh Muamalah Terhadap Praktik Driver Gojek di
Bandung” , (Skripsi Universitas Islam Bandung, Bandung, 2018)
28
praktik kerja sama yang dilakukan oleh driver, dalam hal ini ada sebagian driver
yang tidak memenuhi rukun dan syarat, yaitu adanya driver yang melakukan
perbuatan curang, berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan,
terdapat tiga orang driver yang telah penulis wawancarai yang tidak memenuhi
syarat, terdapat unsur penipuan yang dilakukan oleh driver semata-mata hanya
untuk memperoleh keuntungan lebih. Didalam Hukum Islam perbuatan dalam
melakukan penipuan merupakan penghianaatan dalam kerja samapada hakikatnya
tidak sah dan haram dilakukan, dapat dikatakan dalam kerja sama tersebut
terdapat unsur penipuan karena adanya driver yang berbuat curang dengan
melakukan orderan fiktif.
Dari peneliti terdahulu yang sudah ada sebelumnya, penelitian yang akan
dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian atau karya yang sudah ada, yang
membedakan peneliti yang sebelumnya adalah peneliti lebih mengkaji tentang
kemitraan e-bisnis Go-jek dengan pengendara persepektif Hukum Islam.
29
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian berasal dari kata Bahasa Inggris research, dari dua suku
kata Re dan Search. Secara leksikal re diartikan “kembali” dan searche diartikan
“mencari”, sehingga secara harfiah diartikan pencarian kembali.
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana studi penelitian dilaksanakan.
Metode penelitian membicarakan tentang cara pelaksanaan penelitian, prosedur
penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau
mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian metode penelitian melingkupi
prosedur dab teknik penelitian.25
Metode penelitian dalam prosedur penelitian dan teknik penelitian yang
digunakan dapat disesuaikan mpenggunaannya menurut kebutuhan dan
kepentingan penelitian dan arah-arahan bimbingan. Dalam penelitian dikenal
istilah metode penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif yang diperuntukkan
dalam menyebutkan pendekatan apa yang selalu digunakan untuk keduanya.
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen yang berfariasi agar data yang
terkumpul dapat lengkap, akurat, dan terperinci, dengan sumber data yang banyak
tetapi tidak harus mendalam. Sedangkan penelitian kualitatif bersifat mendalam,
mengikuti proses dilakukan oleh peneliti sendiri, tidak boleh diwakilkan atau
menyuruh orang lain untuk mengumpulkan data.
Penelitian ini digunakan dalam skripsi adalah yuridis empiris, penelitian ini
fokus untuk mengetahui tentang kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara.
25
M. Hasbi Umar, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: syariah press, 2014),
hlm. 4-5.
30
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian
(geografis, masyarakat, dan lain-lain), berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagainya, Dengan cara datang langsung kelokasi dimana tempat penelitian itu
dilakukan guna memperoleh data yang valid dan relevan dengan peristiwa yang
terjadi dimasyarakat.
Menurut creswell yang dikutib dalam buku yang berjudul metode penelitian
kualitatif karya raco bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral.
Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta
penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dengan
pertanyaan yang agak luas. Informasi tersebut biasanya berbentuk data yang
berupa kata-kata atau teks-teks tersebut kemudian dianalisis.26
Jadi, pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman
yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena social dan
masalah manusia.27
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan
maupun memberikan gambaran mengenai kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara dikota jambi menurut Hukum Islam.
B. Sumber data.
1. Data primer
26
Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya), (jakarta :
PT. Gramedia, 2010), hlm. 7. 27
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi : Syariah press, 2014), hlm. 33
31
Data primer yaitu data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian,
atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, data primer
tidak diperoleh melalui sumber perantara atau pihak kedua danseterusnya. Dalam
hal ini data yang dikumpulkan berasal dari wawancara dan observasi yang
diklasifikasikan dalam tiga tingkatan hurup p yaitu
a. P = person, merupakan sumber data yang diambil dari orang, yaitu antara lain
PT. Gojek, pengendara dan pihak-pihak yang terkait.
b. P = palance, merupakan sumber data yang berupa tempat, yakni di Kota Jambi
c. P = paper, merupakan sumber data yang berupa angka, gambar atau sumber
yang ada yang berpengaruh pada penelitian ini.28
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi,
buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam
bentuk laporan, skripsi, tesis, disertai dan peraturan perundang-undangan.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain, sebagai
pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok yang diteliti.29
Penelitian ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga
tidak bersifat autentic, karena diperoleh dari tangan ketiga dan seterusnnya.
C. Instrumen pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk menjaga akurasi dan hasilnya pada penelitian
ini adalah meote observasi atau pengamatan, wawancara atau dokumentasi
28
Sayuti Una (editor), Pedoman Penulisan Skrips, Edisi Revisi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah
IAIN STS Jambi dan syariah press, 2012 ), hlm. 45 29
Zaidinin ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafik, 2014), hlm. 106
32
1. Observasi
Observasi adalah proses pencatatan yang dilakukan dengan cara sistematis.
Pada pengamatan ini tahap yang dilakukan meliputi pengamatan secara umum
mengenai hal-hal yang sekiranya ada kaitannya dengan masalah yang diteliti,
setelah itu dimulai dengan mengidentifikasikan aspek-aspek yang menjadikan
pusat perhatian, kemudian melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan.30
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai
disebut interview.31
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip dan dokumen baik yang berada ditempat penelitian ataupun yang berada
diluar tempat penelitian, yang ada hubungannya dengan penelitiaan tersebut.
Teknik ini merupakan penelahan terhadap referensi-referensi yang
berhubungan dengan focus permasalahan penelitian. Dokumentasi pribadi,
dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto, rekaman kaset.32
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data-data yang mampu melengkapi serta
memperkuat penelitian.
D. Teknik analisis data
30
Muhammad Idris, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT. Glora Aksara, 2016),
hlm. 148. 31
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2008), hlm. 52 32
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), hlm. 134
33
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu , analisis data
kualitatif dapat dilakukan dengan cara data reduktion (reduksi data), data display
(penyajian data), serta menarik kesimpulan
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumblahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti itu telah di kemukakan, semakin
lama peneliti kelapangan, maka jumlah semakin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari pena polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,
dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.33
2. Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay kan
data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam
bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga
akan semakin dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
33
Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung : alfabeta, 2014), hlm. 338
34
Penyajian data ini dapat membantu penulisan dalam memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan dan pemahaman yang
penulis dapat dari penyajian-penyajian tersebut.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten pada saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.34
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga
tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
E. Sistematika penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pembahasan skripsi ini, maka
perlu kiranya disusun sistematis. Adapun sistematika yang dipergunakan dalam
skripsi ini adalah yang terdiri dari empat bab dari setiap bab tersebut diuraikan
kembali dalam sub-sub yaitu bagian uraian lebih kecil dari skripsi ini. Semua
34
Ibid., hlm. 345.
35
bagian dari skripsi ini merupakan suatu kesatuan antara yang satu dengan yang
lainnya. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendaguluan bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan latar
belakang permasalahan, perumusahan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Merupakan bab yang membahas mengenai metodologi penelitian, yang
didalamnya membahas mengenai pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data dan
sistematika penulisan.
BAB III Bab ini merupakan gambaran umum lokasi
BAB IV Bab ini berisikan tentang pembahasan dan hasil penelitian
BAB V Penutup, bab ini berisikan :
A. Kesimpulan yang berupa pernyataan atau jawaban langsung dari
permasalahan yang dirumuskan dari bab pertama sampai bab
ketiga.
B. Saran yang merupakan dari identifikasi masalah.
36
F. Jadwal penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2018-2020
Ok
tob
er
Janu
ari
Maret
Sep
temb
er
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajun Judul x
2 Pembuatan Proposal x x x x x x x x x x
3 Perbaikan Proposal
dan Semiar
x x x
4 Surat Izin Riset x x x x
5 Pengumpulan Data x X x
6 Pengolahan dan
Analisis Data
x X x
7 Pembuatan Laporan x X x
8 Bimbingan dan
Perbaikan
x X
9 Agenda dan Ujian
Skripsi
X
10 Perbaikan dan
Penjilidan
X x X x
37
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya PT. Gojek
Ide go-jek muncul oleh seorang pemuda yang sangat kreatif yaitu
Michaelanglo dan Nadiem Makarin. Awalnya pada saat Nadiem Makarin,
bercengkrama dengan tukang ojek langganannya. Ternyata lebih dari 70% waktu
kerjanya hanya menunggu pelanggan. Para tukang ojek pangkalan tersebut
menunggu dari 8 sampai 10 jam, akan tetapi mereka hanya mendapatkan
penumpang 4 sampai 7 orang saja. Nadiem Makarin pun langsung wawancara
tukang ojek lainnya. Ternyata mereka semuanya mengeluh susah cari pelanggan.
Apalagi dijakarta kemacetan semakin memburuk.
Nadiem Makarin diketahui pernah bekerja disebuah perusahaan Mckinsey
dan Company sebuah konsultan ternama di Jakarta dan menghabiskan waktu
selama tiga tahun bekerja disana. Diketahui pula ia pernah bekerja sebagai Co-
funder dan Managing Editor di Zalora Indonesia kemudian menjadi Chief
Innovation Officer kartuku. Berbekal banyak pengalaman selama bekerja, Nadiem
Makarin memberanikan diri untuk berhenti dari pekerjaannya. Melihat para ojek
pangkalan yang hampir seharian menghabiskan waktu dan belum tentu
mendapatkan penumpang. Nadiem Makarim bersama Michaelango Maron
membantu para tukang ojek pangkalan untuk mendapatkan penumpang dengan
cara yang lebih cepat dan efesien yaitu dengan mendirikan perusahaan yang diberi
nama PT gojek Indonesia pada tanggal 13 Oktober 2010. Gojek merupakan
38
sebuah perusahaan transportasi asal Indonesia yang melayani angkutan
manusia dan barang yang bertujuan untuk menghubungkan jasa ojek dengan
penumpang. Untuk saat ini gojek telah berkembang tidak hanya di Jakarta saja
melainkan di Indonesia.
Trend ojek online disejumblah kota besar di Indonesia akhirnya merambah
jambi. Perusahaan ojek online ini telah menjalin kerjasama dengan ratusan ribu
mitra diseluruh Indonesia. Go-jek dinilai mudah, cepat dan efesien. Untuk jambi
go-jek mulai beroprasi sejak 31 Maret 2017. Perusahaan Go-jek Jambi berkantor
di Jalan Hayam Wuruk, Jelutung, Kota Jambi.35
B. Visi dan Misi PT. Gojek di Kota Jambi
Pengertian Visi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
tim penyusun Kamus Pusat Bahasa adalah suatu pandangan atau wawasan yang
dirancang oleh para pendiri perusahaan sedangkan misi dalam perusahaan adalah
tindakan untuk melakukan tugas dalam mewujudkan visi yang telah dibuat oleh
pendiri perusahaan. Dalam E-bisnis PT. Gojek memiliki visi dan misi yaitu
sebagai berikut :
1. Visi
Membatu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia, memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti
mengirim dokumen, belanja harian, dengan menggunakan layanan fasilitas kurir,
serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Kota Jambi dan Indonesia
kedepannya.
35
Dokumentasi dari kantor go-jek di Kota jambi
39
2. Misi
a. Menjadi acuang pelaksanaa kepatuhan dan tata kelola struktur transportasi
yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi
b. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada pelanggan
c. Membuka lapangan kerja selebar-lebarnya bagi masyarakat Indonesia
d. Meningkatkan keperdulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sosial
e. Menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait dengan usaha
ojek online.36
C. Struktur organisasi PT. Gojek di Kota Jambi
36
Dokumentasi go-jek
Direktur Utama
Wakil Direktur
Manager/Co
. Tukang
ojek
Manager/Co.
keuangan
Manager/Co
karyawan front
office &
pemasaran
Manager/Co
Bidang IT
Karyawan
bidang IT.
- Program
- Web
Karyawan
Akuntansi
Karyawan
Tukang ojek
Karyawan front
office :
- customer servis
- administrasi
- pemasaran
40
Dalam Struktur Organisai memiliki tugas dan tanggung jawab kerja
masing-masing, yaitu sebgai berikut.
a. Direktur utama
1) Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
2) Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
3) Bertanggung jawab ats keuntungan dan juga kerugian yang dialami
perusahaan.
4) Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan perusahaan.
5) Menentukan strategi untuk mencapai Visi dan Misi perusahaan.
6) Mengkordinasi dan mengawasi semua kegiatan perusahaan mulai bidang
administrasi, kepegawaian, hingga pengadaan barang.
b. Wakil Direktur
1) Membantu semua tugas direktur utama yang merupakan wakil dimasing-
masing area.
c. Manajer IT
1) Mengembangkan dan menyusun strategi dan rencana IT Gojek dalam hal
mempermudah pekerjaan dan dalam pelayanan kepada pelanggan
2) Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan sofware, handware, brainware
dan jaringan bidang TIK untuk mencapai kinerja optimum Gojek Indonesia.
3) Mengelola layanan perancangan system komputer dan program aplikasi
perangkat yang terintegrasi.
4) Menyediakan data-data yang diperlukan oleh bagian lain yang berkaitan
dengan IT
41
d. Manager karyawan front office dan pemasaran
1) Melatih, menetapkan, dan mengevaluasi karyawan front office
2) Memastikan bahwa sanya karyawan mengetahui system komputereisasi, etika
menerima keluhan secara langsung atau via telepon dan standart operasional
Gojek
3) Menangani keluhan pelanggan yang tidak bisa diselesaikan bahwasanya
4) Membuat laporan daftar pelanggan
5) Menjaga kedisiplinan petugas kantor dengan memberikan sanksi dan
peringatan bagi yang melanggar
6) Merencanakan dan menetapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemasaran
e. Manager Akutansi
1) Mengkoordinasi perencanaan anggaran
2) Menggambarkan format pengajuan dan pertanggung jawaban keuangan
3) Mengkoordinasi pelaksanaan audit
4) Melakukan system pencatatan keuangan
5) Bertanggung jawab terhadap wakil direktur
6) Merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan atas semua aktivitas
akutansi
7) Menerima laporan arus kas keluar dan masuk keperusahaan
f. Manager Ojek
1) Membuat kelompok-kelompok tukang ojek
2) Mengkoordinir semua karyawan tukang ojek
42
3) Selalu melakukan pengontrolan disetiap link pangkalan Gojek
4) Bertanggung jawab kepada wakil direktur atas semua karyawan tukang ojek
g. Karyawan
1) Bidang programming
a) Melakukan semua pekerjaan yang ditetapkan olehmanager IT dibidang
programming
b) Bertanggung jawab mengenai program kepada manager IT
2) Bidang Web
a) Melakukan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manager IT dibidang
Web
b) Bertanggung jawab mengenai program aplikasi maupun web gojek
3) Front office (costumer servis, administrasi dan pemasaran)
a) Melakukan semua pekerjaan front office yang ditetapkan oleh manager
front office dan administrasi
b) Bertanggung jawab kepada manager front office dan administrasi
h. Tukang ojek
1) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manager bagian ojek
2) Mengantarkan penumpang dan pesanan sesuai dengan waktu ditetapkan dan
menjaga hubungan baik dengan pelanggan
3) Bertanggung jawab kepada atasannya.
D. Isi Perjanjian kerja sama dengan mitra
Isi perjanjian kerja sama kemitraan ini sebagai mitra, mengakses atau
menggunakan aplikasi go-jek ada lima yaitu sebagai berikut:
43
1. Ketentuan umum
Persyaratan yang tertera dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini
(Perjanjian) mengatur hubungan antara anda, perorangan (Mitra), PT GO-JEK
Indonesia, yang beralamat di Jl. Jenderal Sudirman Kav.52-53, Sudirman Central
Business District (SCBD) Lot. 9, Gedung Equity Tower, 35th Floor, Jakarta
12190, Indonesia (GO-JEK), dan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang
beralamat di Gedung Pasaraya Blok M, Gedung B, Lantai 6 & 7, Jl. Iskandarsyah
II No. 2, Kelurahan Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160,
Indonesia (AKAB), dengan ketentuan-ketentuan sebagai tertera dibawah ini yang
dituangkan dalam bentuk Kontrak Elektronik.37
Definisi-definisi sebagaimana disebutkan dibawah ini berlaku dalam
Perjanjian ini,
a. Akun adalah akun yang didapatkan dan atas nama Mitra setelah Mitra
mendaftarkan diri melalui Aplikasi GO-JEK;
b. Aplikasi GO-JEK adalah aplikasi elektronik yang dapat dimanfaatkan setiap
orang (konsumen) untuk memperoleh jasa layanan maupun pihak-pihak ketiga
yang bekerja sama dengan GO-JEK ataupun AKAB sebagai wadah untuk
menyalurkan jasa untuk antar-jemput barang dan/atau orang layanan pesan-
antar barang dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat atau
jasa lainnya yang terkait;
c. AKAB adalah pemilik Aplikasi GO-JEK yang dimanfaatkan konsumen yang
telah terdaftar untuk memperoleh jasa layanan antar-jemput barang dan/atau
37
Dokumentasi, dalam aplikasi driver
44
orang, layanan pesan antar barang ataupun jasa lainnya dengan kendaraan
bermotor roda dua maupun roda empat atau jasa lainnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1);
d. DAB atau PT Dompet Anak Bangsa adalah sebuah perusahaan yang
berafiliasi dan bekerjasama dengan AKAB yang melakukan kegiatan usaha
penyelengaraan sistem uang elektronik
e. GO-JEK adalah sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha sebagai
pengelola penyedia jasa pihak ketiga yang bekerjasama dengan AKAB;
f. Mitra adalah pihak yang melaksanakan antar-jemput barang dan/atau orang,
pesan-antar barang yang sebelumnya telah dipesan konsumen, atau jasa
lainnya melalui Aplikasi GO-JEK dengan menggunakan kendaraan bermotor
roda dua yang dimiliki oleh Mitra sendiri;
g. PAB atau PT Paket Anak Bangsa adalah sebuah perusahaan yang berafiliasi
dan bekerjasama dengan AKAB yang melakukan kegiatan usaha
penyelengaraan pos;
h. Ponsel Pintar adalah telepon selular yang dapat terhubung dengan Aplikasi
GO-JEK;
i. Persyaratan adalah syarat dan ketentuan Perjanjian ini atau syarat dan
ketentuan penggunaan Aplikasi GO-JEK maupun fitur fitur didalam Aplikasi
GO-JEK (sebagaimana berlaku dan termasuk namun tidak terbatas kepada
setiap syarat dan ketentuan yang diberlakukan oleh PAB maupun DAB
sehubungan dengan penyelengaraan jasa pos yang dilakukan Mitra dan/atau
sehubungan dengan setiap penggunaan sistem uang elektronik);
45
j. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui sistem
elektronik sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik..
Hubungan Kerjasama.
2. Hubungan kerja sama
a. Perjanjian kerjasama ini berlaku efektif sejak tanggal 25 April 2019. Dengan
ini Mitra memberikan persetujuannya atas syarat dan ketentuan yang
tercantum di dalam perjanjian kerjasama ini dengan cara melakukan tindakan
mengklik persetujuan secara elektronik atas Perjanjian ini, mengakses dan
menggunakan Aplikasi GO-JEK, Mitra akan diartikan telah setuju untuk
terikat oleh Persyaratan, yang merupakan sebuah hubungan kontraktual kerja-
sama antara Mitra, GO-JEK dan AKAB. Mitra mempunyai kewajiban untuk
mentaati setiap kebijakan dalam Persyaratan dalam penggunaan dan
pemanfaatan Aplikasi GO-JEK. Dengan memberikan persetujuan atas
perjanjian kerjasama ini, Mitra juga memberikan persetujuan atas (i)
hubungan kerjasama antara Mitra dengan (a) PAB sehubungan dengan setiap
penyelengaraan jasa pos yang dilakukan Mitra dan (b) DAB sehubungan
dengan setiap penggunaan sistem uang elektronik dalam penyediaan jasa yang
dilakukannya melalui Aplikasi, dan (ii) setiap syarat dan ketentuan yang
diberlakukan oleh PAB maupun DAB, sebagaimana dapat dirubah atau
ditambahkan oleh PAB maupun DAB dari waktu ke waktu, sehubungan
dengan penyelengaraan jasa pos maupun penggunaan sistem uang elektronik,
46
sebagaimana berlaku, sebagaimana diinformasikan atau diumumkan kepada
Mitra melalui media elektronik ataupun media komunikasi lain yang dipilih
oleh PAB maupun DAB.
Apabila Mitra tidak setuju dengan Persyaratan ini, Mitra dapat memilih
untuk tidak mengakses atau menggunakan Aplikasi GO-JEK. Mitra setuju bahwa
GO-JEK atau AKAB dapat secara langsung menghentikan penggunaan Aplikasi
GO-JEK oleh Mitra, atau secara umum berhenti menawarkan atau menolak akses
Mitra kedalam Aplikasi GO-JEK atau bagian mana pun dari Aplikasi GO-JEK,
kapan pun untuk alasan apa pun.
b. AKAB, sebagai pemilik dari Aplikasi GO-JEK, atas dasar pertimbangannya
sendiri, dapat mengubah atau menambahkan Persyaratan dari waktu ke waktu.
Perubahan atau penambahan atas Persyaratan tersebut akan berlaku setelah
AKAB mengumumkan perubahan atau penambahan Persyaratan tersebut
melalui media elektronik ataupun media komunikasi lain yang dipilih oleh
AKAB yang dapat mencakup perubahan atau penambahan kebijakan yang
sudah ada dalam Persyaratan atau syarat dan ketentuan tambahan. Mitra
menyetujui bahwa akses atau penggunaan Mitra yang berkelanjutan atas
Aplikasi GO-JEK maupun kelanjutan kerjasama Mitra setelah tanggal
pengumuman atas perubahan Persyaratan akan diartikan bahwa Mitra setuju
untuk terikat oleh Persyaratan, sebagaimana telah diubah atau ditambahkan.
c. GO-JEK, AKAB, PAB, DAB dan Mitra merupakan mitra kerjasama dimana
masing-masing merupakan subjek hukum yang berdiri sendiri dan independen.
Perjanjian kerjasama ini tidak menciptakan hubungan ketenagakerjaan,
47
outsourcing atau keagenan diantara masing-masing GO-JEK, AKAB, PAB,
DAB dan Mitra.
d. Bergantung pada kepatuhan Mitra terhadap Persyaratan, GO-JEK, melalui
hubungan kontraktual kerja-sama ini dan berdasarkan hak yang diberikan oleh
AKAB, memberi Mitra lisensi terbatas, non-eksklusif, tidak dapat
disublisensikan, tidak dapat dicabut, dan tidak dapat dialihkan untuk: (i)
mengakses dan menggunakan Aplikasi GO-JEK pada perangkat Ponsel Pintar
yang dimiliki atau dikuasai oleh Mitra semata-mata terkait dengan
penggunaan Mitra atas Aplikasi GO-JEK; dan (ii) mengakses dan
menggunakan konten/isi, informasi dan materi terkait yang dapat disediakan
melalui Aplikasi GO-JEK, dan semata-mata untuk Mitra sebagai penggunaan
pribadi.
Aplikasi GO-JEK dan semua hak yang terkait dengan Aplikasi GO-JEK
merupakan dan akan tetap menjadi milik AKAB. Hak apa pun yang tidak
diberikan secara tegas dalam Perjanjian ini merupakan hak AKAB sebagai
pemilik dari Aplikasi GO-JEK. Penggunaan Mitra atas Aplikasi GO-JEK maupun
pemberian hak oleh GO-JEK kepada Mitra atas penggunaan Aplikasi GO-JEK,
tidak dapat diartikan menyatakan atau memberi Mitra hak kepemilikan apa pun
atas Aplikasi GO-JEK.
e. Untuk dapat disetujui menjadi Mitra, Mitra diwajibkan untuk memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh GO-JEK sebagai berikut:
Mampu mengendarai kendaraan bermotor roda dua dan memiliki Surat Ijin
Mengemudi (SIM) yang sesuai dan masih berlaku dan perijinan lainnya yang sah
48
untuk mengemudikan dan memberikan jasa pengangkutan/pengantaran dengan
kendaraan roda dua, serta jasa lainnya yang terkait lainnya melalui Aplikasi GO-
JEK (sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku);
Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor roda dua yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku serta aman dan
nyaman untuk dikendarai di jalan;
Memiliki rekening pada Bank yang direkomendasikan oleh AKAB;
Mempunyai catatan prestasi yang baik dan tidak pernah masuk dalam daftar
hitam Kepolisian Republik Indonesia;
Berjanji untuk, pada setiap saat, memenuhi semua syarat dan ketentuan
sebagaimana dinyatakan dalam bagian "Kode Etik dan Kewajiban Mitra" dalam
Perjanjian ini dan kualifikasi minimum GO-JEK yang akan dijelaskan secara
terpisah namun tetap menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dalam perjanjian
ini.
Mitra menyetujui bahwa GO-JEK, atas dasar pertimbangannya sendiri,
mempunyai hak untuk memberlakukan syarat-syarat tambahan selain yang
disebutkan diatas, termasuk namun tidak terbatas kepada meminta Mitra untuk
menyerahkan barang atau dokumen tambahan untuk disimpan oleh GO-JEK
(termasuk namun tidak terbatas kepada, kartu keluarga atau barang atau dokumen
lain yang ditentukan oleh GO-JEK) selama Perjanjian ini berlaku ataupun untuk
periode lain sebagaimana dapat ditentukan oleh GO-JEK sendiri, memeriksa
keadan fisik maupun surat-surat pendaftaran (Surat Tanda Nomor Kendaraan
maupun Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor atau dokumen lainnya) atas
49
kendaraan bermotor roda dua yang dimiliki atau dikuasai Mitra, meminta Mitra
untuk membayarkan deposit dan menjagas jumlah deposit tersebut dalam rekening
Mitra yang terdaftar pada bank yang ditunjuk oleh GO-JEK, AKAB atau afiliasi
dari AKAB (deposit mana dapat ditarik kembali oleh Mitra apabila Perjanjian ini
diakhiri), maupun, apabila diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku, meminta Mitra untuk memproses ataupun mendapatkan perizinan lainnya
atas nama Mitra pribadi sebagaimana diharuskan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. penggunaan aplikasi gojek
a. pendaftaran
b. penggunaan aplikasi
c. pembayaran oleh konsumen
d. kode etik dan kewajiban mitra
e. ketentuan terkait akun go-pay
4. keberlakuan perjanjian
a. Perjanjian ini berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal Mitra mengklik
persetujuan secara elektronik pada akhir dari Perjanjian ini. Apabila Perjanjian
ini tidak diakhiri oleh salah satu Pihak sesuai dengan syarat dan ketentuan
Perjanjian ini, maka periode keberlakuan Perjanjian ini akan diperpanjang
secara otomatis setelah berakhirnya periode 1 (satu) tahun yang disebutkan
pada awal pasal ini.
b. GO-JEK, AKAB maupun Mitra berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara
sepihak sewaktu-waktu sebelum berakhirnya masa berlaku Perjanjian dengan
50
mengesampingkan ketentuan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.
c. Dalam hal pengakhiran Perjanjian ini, paling lambat 3 (tiga) hari sejak
berakhirnya Perjanjian, Mitra wajib melunasi setiap jumlah-jumlah yang
masih terhutang kepada GO-JEK, AKAB maupun pihak ketiga lainnya yang
terkait termasuk tagihan Ponsel Pintar yang terhutang apabila ada kepada GO-
JEK dan/atau Vendor dan/atau uang penalti atas pelanggaran yang dilakukan
oleh Mitra. Pada saat Mitra melunasi setiap jumlah yang terhutang, GO-JEK
atau AKAB akan mengembalikan setiap barang atau dokumen lainnya yang
telah diserahkan oleh Mitra kepada GO-JEK atau AKAB pada waktu
pendaftaran Aplikasi GO-JEK maupun yang mungkin diminta oleh GO-JEK
maupun AKAB dari waktu ke waktu. GO-JEK maupun AKAB mempunyai
hak untuk menahan barang atau dokumen lainnya yang telah diserahkan oleh
Mitra kepada GO-JEK maupun AKAB setelah Perjanjian ini berakhir dalam
halnya Mitra mempunyai kewajiban, dalam bentuk apapun, kepada GO-JEK
ataupun AKAB yang belum dipenuhi oleh Mitra.
d. Mitra mengetahui dan menyetujui bahwa GO-JEK, berdasarkan hak yang
diberikan oleh AKAB kepadanya, ataupun AKAB mempunyai hak untuk
menutup akses mitra kepada Akun yang dimilikinya dalam Aplikasi GO-JEK
dalam halnya Perjanjian ini diakhiri.
5. Ketentuan lain.
a. Penyelesaian sengketa
b. Kontrak elektronik
51
c. Penggunaan informasi pribadi
d. Pengalihan
e. Keterpisahan
f. Keseluruhan dan keberlanjutan perjanjian
g. Persetujuan para pihak38
E. Jenis-jenis layanan go-jek
Jenis-jenis layanan go-jek yaitu sebagai berikut:
a. Go-ride
Yaitu pada layanan go-ride, anda akan mengantarkan pelanggan dari tempat
penjemputan ketempat tujuan. Go-ride adalah pilihan trnasfortasi yang
memberikan kecepatan, kemudahaan pemesanan, dan kemudahan menentukan
tujuan pengantaran, dan yang terpenting adalah keamanan dan kenyamanan.
Pelanggan akan memasukkan tempa t penjemputan dan tujuan mereka kedalam
aplikasi ketika memesan layanan go-ride dengan jarak maksimum 30 km.39
b. Go-food
Yaitu layanan pesan antar makanan dengan lebih dari 75.000 restoran yang
terdaftar di aplikasi go-jek. Pada layanan go-food anda akan membelikan
makanan yang dipesan oleh pelanggan dan pengantarnya kelokasi pelanggan
sesuai dengan keterangan diaplikasi. Maksimal jarak pengantaran pada layanan
go-food adalah 25 km
c. Go-send
38Dokumentasi, dari aplikasi go-jek
39Https:// Driver Go-jek.com diakses 22 juli 2019
52
Yaitu pada layanan ini anda akan mengantarkan barangdari pelanggan
ketempat tujuan sesuai dengan pemesanan diaplikasi. Anda dapat mengantarkan
barang dari pelanggan ketempat tujuan sesuai dengan pemesanan diaplikasi. Anda
dapat mengantarkan barang dalam satu area yang sama dengan maksimal berat
barang 20 kg dan maksimal 70x50x50 cm
d. Go-shop
Yaitu layanan belanja yang meudahkan pelanggan untuk membeli barang
atau makanan ditoko yang tidak terdaftar pada layanan go-food dan go-mart
dalam satu area yang sama. Lokasi pembelian dan mengantaran sesuai dengan
yang tertera pada pemesanan pelanggan di aplikasi. Maksimal jarak mengantaran
dari tempat belanja kelokasi pelanggan 30 km.
e. Go-med
Yaitu yang ini bekerja sama dengan holodoc, merupakan layanan untuk
pelanggan yang ingin membeli obat, vitamamin, dan kebutuhan kesehatan lainnya
di apotik berlisensi yang sudah tersedia dilayanan go-med. Pada layanan go-med
anda akan membelikan dan mengantarkan obat atau kebutuhan kesehatan lainnya
kepada pelanggan, sesuai dengan pemesanan pelanggan diaplikasi.40
40
Dokumen dari aplikasi pengendara
53
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Kemitraan E-bisnis Go-jek dengan Pengendara di Kota
Jambi
Kemitraan dapat dimaknai sebagai bentuk persekutuan antara dua pihak atau
lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama. Hal ini dilakukan atas dasar
kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas
dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat
memperoleh hasil yang baik.
Pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota Jambi
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Mendaftar online melalui email go-jek
2. Setelah mendaftar online menunggu balasan dari go-jek satu sampai dua hari
baru mendapatkan hasilnya diterima
3. Setelah mendaftar online dan diterima, kemudian disuruh membawa
persyaratan-persyaratan yang sudah ditentukan oleh perusahaan ke kantor
jelutung
4. Setelah sampai kekantor jelutung disuruhlah mendownlod aplikasi driver,
setelah kita mengetahui isi aplikasi tersebut disitulah terdapat perjanjian-
perjanjian mitra dengan e-bisnis go-jek apabila pengendara setuju atau sepakat
maka pihak e-bisnis gojek meminta nomer hp untuk mengakses aplikasi yang
telah didownlod tersebut.
5. Setelah itu mitra pengendara diberikan atribut go-jek berupa helm dan jaket
6. Setelah dari kantor gojek yang ada dijelutung dibuat rekening dari bank CIMB
niaga
7. Setelah selesai rekening tersebut barulah pengendara bisa menarik
menumpang.41
Berdasarkan wawancara dengan pak Tomi selaku pengendara e-bisnis go-jek
mengatakan:
Pertama kali saya menjadi pengendara e-bisnis go-jek saya disuruh
douwnlod terlebih dahulu perjanjian kemitraan, setelah saya membaca
41
Wawancara dengan karyawan di perusahaan go-jek
54
perjanjian tersebut saya sepakat dengan apa yang telah diterapkan oleh e-
bisnis gojek lalu saya diminta no hp untuk mengakses aplikasi tersebut.42
Dalam uraian dan wawancara diatas, terdapat fakta-fakta yang dapat
dikemukakan berkenaan dengan praktik e-bisnis go-jek dengan pengendara,
menjelaskan bahwa pertama kali pengendara harus mendownlod terlebih dahulu
aplikasi kemitraan e-bisnis go-jek saat ingin menjalin kemitraan dengan go-jek
setelah mendownlod aplikasi tersebut terdapat perjanjian kerjasama dengan mitra
lalu pengendara membaca perjanjian-perjanjian yang tertera dalam aplikasi
kemitraan maka pengendara bisa menentukan setuju atau tidak setuju dalam
persyaratan tersebut jika pengendara tidak setuju dengan persyaratan tersebut,
mitra bisa memilih untuk tidak mengakses atau menggunakan aplikasi go-jek,
namun jika pengendara menyetujui persyaratan tersebut maka pihak manajemen
meminta no. Hp agar bisa mengakses aplikasi pintar yang dimiliki mitra atau
pengendara.
Dalam kemitraan sangat dibutuhkan suatu perjanjian. Pengertian perjanjian
sebagaimana yang telah diatur dalam kitab undang-undang hukum perdata pasal
1313, yaitu bahwa perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih. Bentuk-bentuk perjanjian dapat dibagi menjadi dua yaitu tertulis dan lisan.
Perjanjian tertulis adalah suatu bentuk perjanjian yang dibuat oleh para pihak
dalam bentuk tulisan, sedangkan perjanjian oleh lisan adalah suatu bentuk
42
Wawancara dengan Pak Tomi, pengendara e-bisnis go-jek, tanggal 04 Oktober 2019
55
perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk lisan (cukup kesepakatan
para pihak).43
Dalam e-bisnis go-jek dengan pengendara terdapat perjanjian secara tertulis
yang ditanda tangani di atas matrai isi perjanjian tersebut yaitu: Perjanjian
kerjasama dengan mitra I (go-jek) sedangkan mitra II (pengendara) untuk
mengadakan kerja sama mitra II, dalam surat perjanjian saat ditandatangani oleh
pihak pengendara kewajiban mitra II antara lain:
1. Mitra II berkewajiban untuk melakukan order yang diberikan oleh mitra I,
dengan sebaik-baiknya serta memegang teguh disiplin dan rahasia mitra I.
2. Mitra II wajib menaruh salah satu dokumen yang disyaratkan sebagai jaminan
kepada mitra I.
3. Mitra II wajib memiliki kendaraan bermotor roda dua yang masih baik dan
layak, memiliki ijin mengemudi yang masih berlaku untuk melaksanakan
kerjasama kemitraan ini
4. Mitra II dalam melaksanakan tugasnya wajib menjaga kebersihan penampilan,
bersepatu, menggunakan seragam dan atribut yang dipinjamkan oleh Mitra I
5. Mitra I meminjamkan kepada mitra II berupa : 2 buah jaket go-jek, 2 buah
helm go-jek dan mitra II wajib menjaga serta memelihara seragam dan atribut
tersebut, kehilangan maupun kerusakan atas atribut tersebut diatas dikenakan
biaya penggantian sebesar Rp200.000,- persatuan seragam/atribut.
Dari perjanjian diatas bahwa Hal tersebut tercantum dalam klausul
perjanjian kerjasama kemitraan antara PT.Go-Jek Indonesia (Mitra I) dan driver-
nya (Mitra II), Jika ditinjau dari sisi hukum perdata akad ini termasuk kepada
Pinjam-pakai yakni suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan
suatu barang kepada pihak lainnya dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa yang
menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu
tertentu, akan mengembalikannya (BW Pasal 1740).44
43
Kitab Undang-Undang Hukum perdata pasal 1313 44
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), hlm. 118.
56
Kemudian saya menanyakan langsung kepada pihak pengendara e-bisnis
go-jek apakah sesuai dengan perjanjian diawal. Dengan Bapak Abdullah
mengatakan bahwa :
Setelah saya menjadi anggota e-bisnis go-jek saya diberikan atribut go-jek
setelah itu saya menarik pelanggan dan ada notifikasi melalui sms disitu
dijelaskan bahwa“anda dapat membeli satu paket seragam pengemudi motor
dikantor kami, helm dan jaket Harga: Rp5000 pengemudi yang telah
membeli dan menggunakan seragam ini akan memperoleh prioritas pada
saat pembagian order.” Kira-kira isi sms tersebut seperti itu Setelah ada
notifikasi setiap hari diambil secara otomatis selama kita narik penumpang
dalam waktu 30 hari paling lambat. Pembayaran melalui rekening dengan
cara memotong saldo yang kita isi.45
Setelah peneliti menanyakan, disitu dijelaskan bahwa pengendara harus
mencicil atribut yang digunakan pengendara tidak bisa secara tunai harus
menggunakan cicilan apabila pengendara mendapat pelanggan lalu pelanggan
tersebut membayar secara go-pay dengan otomatis saldo tersebut masuk ke
aplikasi pengendara dari situlah secara otomatis pula dipotong untuk mencicil
atribut tersebut.
Sedangkan dalam perjanjian tidak ada disebutkan masalah cicilan atribut
didalam perjanjian hanya disebutkan “Mitra I meminjamkan kepada mitra II
berupa: 2 buah jaket go-jek, 2 buah helm go-jek dan mitra II wajib menjaga serta
memelihara seragam dan atribut tersebut, kehilangan maupun kerusakan atas
atribut tersebut diatas dikenakan biaya penggantian sebesar Rp200.000,- persatuan
seragam/atribut” lalu peneliti menanyakan kembali kepada bapak Abdullah pihak
pengendara menjelaskan bahwa:
Saya tidak merasa dirugikan dengan adanya cicilan atribut dan juga kerja
sama dengan e-bisnis go-jek sebab apabila cicilan tersebut telah lunas maka
45
Wawancara dengan Bapak Abdullah, pengendara e-bisnis go-jek, tanggal 5 Oktober 2019
57
saldo dalam aplikasi tidak ditarik kembali jadi, saldo yang kami dapat
melalui penumpang hanya buat pengendara saja dan juga pengendara merasa
senang dengan mudahnya bisa mendapatkan penumpang hanya melalui
gejed saja.46
Dari hasil wawancara diatas dalam perjanjian memang tidak dijelaskan
masalah cicilan atribut go-jek namun saat menarik pelanggan pihak go-jek
mengirim notifikasi melalui sms diberi tahu terlebih dahulu agar pihak
pengendara tidak merasa dirugikan dan setelah pihak pengendara membaca
notifikasi tersebut maka cicilan tersebut dipotong secara otomatis sebanyak
Rp5000,- selama 42 hari dan pembelian jaket dan helm tidak dapat dilakukan
secara terpisah, dengan saldo minimal Rp20.000-50.000 didalam rekening
pengendara. Pihak pengendara tidak merasa keberatan dikarenakan tarif yang
ditarik tidak banyak hanya Rp5000,- saja perharinya dan dalam melakukan
kemitraan dengan e-bisnis go-jek pengendara merasa senang menjalin kemitraan
dengan e-bisnis gojek di Kota Jambi sebab bisa membantu pengendara untuk
mempermudah mencari pelanggan hanya dengan cara menggunakan gejed yang
dimiliki oleh pengendara bisa mendapatkan penumpang atau orderan.
Kemudian peneliti menanyakan lagi kepada pihak pengendara Bapak Jay
selaku driver
Pertama kali saya mendaftar karna ingin menjadi driver go-jek karena kawan
ojak pangkalan sebagian ikut ojek online jadi saya ingin menjadi driver juga
sebab kata temen saya lebih mudah mendapatkan penumpang dari pada
duduk dipangkalan jadi saya tertarik untuk menjadi mitra. Setelah saya
daftar secara online dan berkas pendaftaran tersebut diterima saya langsung
disuruh keperusahaan untuk mendownlod dan membaca perjanjian di
aplikasi setelah saya setujui lalu di beri atribut dipimjankan dari pihak go-
jek kepada mitra setelah saya membuat rekening saya pun bisa langsung
menarik penumpang. Setelah keesokan harinya saya tiba-tiba mendapatkan
46
Wawancara dengan Bapak Jay, pengendara e-bisnis go-jek, tanggal 3 Oktober 2019
58
sms disuruh mencicil atribut go-jek sedangkan dalam perjanjian awal tidak
disebutkan pembelian atribut hanya dipinjamkan tapi dalam trening
dijelaskan bahwa atribut harus dijaga dan tidak boleh rusak dan setiap
harinya harus dicicil sampi Rp200.000 dengan perharinya Rp5000,- selama
42 hari dan atribut tersebut sudah menjadi milik kita setelah lunas.
Saya menanyakan kembali kepada pihak pengendara dengan Bapak Sobirin
mengatakan:
Saya dulu pernah menjadi anggota go-jek sebagai pengendara saya juga
melakukan hal yang sama seperti peneliti katakan setiap harinya dpotong
buat bayar atribut Rp5000,- peratribut, setelah lunas tidak dipotong lagi,
lalu saya ingin berhenti dari kemitraan karena saya ingin bekerja yang lain
jadi saya datang kekantor agar aplikasi diberhentikan oleh pihak go-jek
setelah saya mengatakan ingin berhenti dari mitra pihak go-jek menyuruh
saya agar mengembalikan atribut yang saya miliki dan saya kembalikan
atribut tersebut.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa atribut di berikan oleh pihak
pengendara lalu pihak pengendara disuruh mencicil dengan cara dipotong
perharinya Rp5000,- kira-kira selama 42 hari dan jika lunas maka atribut tersebut
sudah menjadi milik pengendara dan tidak dikenakan potongan lagi. Tapi dalam
wawancara yang kedua jika pihak pengendara berhenti dari kemitraan maka
atribut yang digunakan harus dikembalikan agar tidak disalah gunakan atribut
tersebut.
Sebab-sebab berakhirnya kerjasama kemitraan antara lain: mitra I tidak
mempunyai pekerja untuk mitra II karena, selesainya perjanjian kerja sama mitra I
dengan perusahaan, mitra satu tidak mempunyai proyek kerja lagi yang cocok
untuk mitra II, kesehatan yang tidak baik/sakit berkepanjangan, cacat, yang
menyebabkan tidak bisa melakukan aktifitas pekerjaan, meninggal dunia.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendara dengan
menjalin kemitraan e-bisnis go-jek merasa lebih mudah dan lebih enak untuk
59
mencari pelanggan yang biyasanya hanya bisa didapati pada pos-pos tertentu kini
bisa membentuk sebuah jaringan terintegrasi yang melayani masyarakat dengan
cepat. Namun, dalam melakukan akad atribut yang di gunakan oleh pengendara
mengunakan cicilan dan saat melakukan akad barang sudah ada ditempat cuman
pembayaran tidak bisa dilakukan secara tunai harus membayar secara angsur dan
selama 42 hari saat melakukan akad mitra. Akad atribut yang digunakan pihak e-
bisnis go-jek dengan pengendara yaitu akad sewa menyewa dimana pihak
pengendara harus membayar dengan persepakatan bersama dan setelah tidak
menjalin mitra maka sewa tersebut dinyatakan selesai jadi atribut harus
dikembalikan. Jadi, cara mengatasi agar tidak terjadi kesalah fahaman atau merasa
salah satu pihak yang dirugikan harus mencantumkan langsung apabila atribut
tersebut menggunakan sistem sewa menyewa dengan cara atribut dibayar secara
ansur atau cicilan disetiap harinya selama 42 hari dalam surat perjanjian tersebut
agar ditulis di perjanjian tertulis agar transparan.
B. Pandangan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi
Kegiatan muamalah merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari manusia melakukan transaksi dan
melakukan akad. Perhatikanlah semua barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari
bahan makanan, pakaian, elektronik, kebutuhan kamar mandi dan lain
sebagainya.47
Semua itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang mesti
terpenuhi demi kelangsungan hidup mereka. Namun dalam hal ini bukan berarti
47
Rizki Aulia Harahap,”Praktik Penimbangan Dalam Jual Beli Buah Kelapa Sawit
Menurut Perspektif Hukum Islam,”, ( Skripsi-UIN STS Jambi, Jambi, 2019)
60
manusia harus mengabaikan nilai-nilai luhur kepercayaan, yaitu dalam nilai-nilai
syariah. Dalam syariah juga diatur mengenai tata cara dalam bertransaksi mulai
dari akad dan lainnya sebagainya sehingga transaksi pun terlaksana secara baik
dan benar tanpa harus merugikan bagi orang lain.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa poin besar yang
menjadi bahan untuk dianalisis dengan mengkaji dari Hukum Islam dalam praktik
kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota Jambi. Untuk lebih
memudahkan analisis peneliti membagi bagian-bagian yang sesuai dengan apa
tujuan penelitian tersebut, dari data yang dikumpulkan telah dijelaskan bahwa
kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara mengunakan unsur kerja sama
dalam fiqih muamalah disebut pula dengan syirkah.
Syirkah yaitu suatu akad atau perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk
bekerja sama dalam suatu kegiatan usaha, dimana modal dan keuntungan dibagi
bersama kepada semua pihak yang berserikat.48
Syirkah dibagi menjadi dua macam yaitu syirkah amlak dan syirkah uqud,
syirkah amlak yaitu dimana dua orang atau lebih bersama-sama memiliki suatu
barang tanpa melakukan akad syirkah seperti dua orang dihibah sebuah rumah.
Sedangkan syirkah uqud yaitu suatu ungkapan tentang akad yang terjadi antara
dua orang atau lebih untuk bersekutu didalam modal dan keuntungannya. Syirkah
uquh dibagi menjadi lima macam yaitu:
a. Syirkah inan yaitu suatu persekutuan atau kerja sama antara dua pihak dalam
harta untuk diperdagangkan dan keuntungan dibagi di antara mereka
48
Ahmad Wandi Muslich, fiqh muamalat..., hlm. 340
61
b. Syirkah mufawadhah yaitu suatu perjanjian kerja sama antara beberapa orang
untuk mengerjakan suatu pekerjaan, dimana setiap peserta menjadi penaggung
jawab atas peserta yang lainnya dengan syarat modalnya sama.
c. Syirkah wujuh yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih untuk membeli
auatu barang tanpa menggunakan modal.
d. Syirkah abdan yaitu disebut juga syirkah amal suatu bentuk kerja sama antara
dua orang berprofesi untuk menerima pekerjaan bersama dan berbagi
keuntungan dari pekerjaan itu.49
Dari penjabaran syirkah diatas maka kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi termasuk dalam syirkah abdan atau sering disebut
dengan syirkah amal dimana salah satu pihak mempunyai profesi yang berbeda
satunya sebagai ojek dan satu sebagai mengelola aplikasi dan mereka pun
melakukan syirkah dan keuntungan yang dilakukan kemitraan e-bisnis go-jek
dengan pengendara yaitu dimana pihak pengendara mendapatkan keuntungan dari
dia mencari pelanggan melalui aplikasi e-bisnis go-jek sedangkan go-jek
mendapatkan keuntungan melalui aplikasi yang digunakan setiap pengendara.
Dan akad tersebut diperbolehkan hal ini berlandasan dengan ayat al-quran
as-shad (38) ayat 24:
...
...
Artinya: “Dan sesungguhnya kebanyaan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali
49
Dimyauddin djuwaini, pengantar fiqh muamalah,(Yogyakarta: pustaka pelajar), hlm. 212
62
orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan amat sedikitlah mereka
itu”. 50
Dari segi praktik dalam kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di
Kota Jambi itu diperbolehkan karena Islam meninjau dari segi manfaat yang ada
dalam pelaksanaan perjanjian kemitraan, sebab kemitraan ini memberi manfaat
dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Definisi ijaroh dapat dikemukakan bahwa ijaroh atau sewa menyewa adalah
akad atas manfaat dengan imbalan. Dengan demikian, objek sewa menyewa
adalah manfaat atas suatu barang. Rukun dan syarat ijaroh, rukun ijaroh adalah
orang yang menyewakan dan orang yang menyewa, ijab dan qabul, uang sewa
atau upah, manfaat. Sedangkan syarat ijaroh yaitu syarat terjadinya akad(berakal),
syarat berlangsungnya akad(terpenuhinya hak pemilikan), syarat sahnya
akad(objek, pelaku, upah), syarat mengikatnya akad(benda disewakan terhindar
dari cacat, tidak terdapat alasan yang membatalkan ijaroh).
Dasar hukum sewa menyewa itu diperbolehkan dijelaskan dalam surat Ath-
Thalaq (65) ayat 6:
... ...
Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka
berikanlah kepada mereka upahnya”.51
Dalam akad sewa menyewa atribut yang dilakukan oleh e-bisnis go-jek
dengan pengendara di Kota Jambi selaras dengan yang dijelaskan diatas namun,
dalam sewa menyewa atribut yang dilakukan antara e-bisnis go-jek dengan
50
As-shad (38): 24 51
Alquran surat Ath-Thalaq (65) ayat 6
63
pengendara tersebut tidak menggunakan ucapan namun menggunkan perbuatan.
Dalam fiqh menjelaskan akad melalui perbuatan ataupun ucapan itu
diperbolehkan berdasarkan adat kebiasaan selagi tidak ada larangan dalam alquran
maupun hadis.
Dan dalam melakukan pembelian atribut tidak diberi nota oleh pihak e-
bisnis go-jek di Kota Jambi, sedangkan dalam Al-quran dijelaskan:
Alquran surah Al-Baqarah (2) ayat 282
...
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya.52
Dari ayat yang telah dijelaskan diatas maka seharusnya pihak e-bisnis go-jek
mencatat saat melakukan akad atribut. Atribut e-bisnis go-jek dalam fiqh, disebut
dengan ijaroh yaitu sewa menyewa. Dari segi imbalannya, ijaroh ini mirip dengan
jual beli, tetapi keduanya berbeda, karena dalam jual beli subjeknya benda
sedangkan dalam ijaroh objeknya adalah manfaat dari benda.
Jadi, dalam kemitraan e-bisnis go-jek di Kota Jambi dengan pengendara
melalui akad atribut tidak secara tunai itu diperbolehkan selagi tidak ada pihak
yang dirugikan dan barang-barang juga jelas hanya saja akad tidak dibayar
dimuka tapi tetap sah atas dasar persepakatan bersama seperti dalam fiqh
muamalah apabila melakukan transaksi harus ada dasar suka sama suka. Dan saat
melakukan akad pihak e-bisnis go-jek memang tidak mencatat atau memberikan
52
Al-quran surah Al-baqarah ayat 282
64
nota kepada pengendara namun, saat pengendara sudah mengambil atribut dan
menarik penumpang pengendara dapat notifikasi dari e-bisnis go-jek untuk
mengingatkan harus membayar cicilan.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dan
untuk mempermudah para pembaca memahami dengan singkat dan jelas tentang
pemahaman yang tertera dalam skripsi ini, maka penulis akan memaparkan
kesimpulan skripsi ini:
1. Mengenai pelaksanaan kemitraan e-bisnis go-jek dengan pengendara di Kota
Jambi yaitu kerjasama yang menggunakan aplikasi gojek yang harus di
downloud terlebih dahulu baru bisa menarik pelanggan dan harus
menggunakan atribut go-jek dengan menggunakan sistem cicilan yang telah
dijalankan oleh para pengendara go-jek di Kota Jambi hal ini diperbolehkan
dan tidak ada unsur penipuan. Perjanjian kerja sama e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi dilakukan secara lisan dan juga secara tertulis.
2. Tinjauan Hukum Islam terhadap kemitraan e-bisnis go-jek dengan
pengendara di Kota Jambi sudah sesuai dengan rukun dan syarat syirkah, dan
termasuk kedalam syirkah abdan, dimana gojek mempunyai aplikasi
sedangkan pengendara mempunyai motor lalu melakukan kesepakatan dan
perjanjian agar keuntungan dibagi sesuai dengan profesi masing-masing, dan
diperbolehkan menurut Hukum Syariah Islam sedangkan dalam akad atribut
menggunakan sistem sewa menyewa dimana pihak go-jek memberikan atribut
yang digunakan saat menarik penumpang dan dimanfaat kan oleh pihak
66
pengendara akad ini tidak dilarang oleh syara‟ maka kemitraan antara e-bisnis
go-jek dengan pengendara Hukumnya sah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, tanpa mengurangi rasa hormat kepada
siapapun, dan segala kerendahan hati dan demi kemajuan dan keberhasilan kerja
sama e-bisnis go-jek di Kota Jambi,
1. Untuk perjanjian atribut seharusnya ditambahkan perjanjian yang berisi
tentang cicilan atribut dan dijelaskan menggunakan sistem sewa menyewa
dimana atribut harus dikembalikan jika sudah tidak menjadi mitra agar
pengendara tidak bingung dan Untuk perusahaan agar memberikan nota
kepada pengendara sebab adanya nota atau catatan maka selaras dengan
Hukum Islam sebab sesuatu yang tidak secara tunai dengan waktu yang telah
ditentukan hendaklah kamu mencatatnya.
2. Untuk para pengendara apabila ada yang menjaggal dalam pembelian atribut
harus langsng ditanyakan kepada perusahaan jangan acuh karna dapat
mengakibatkan diri sendiri.
C. Penutup
Sebagai penghujung dari pembahasan karya ilmiyah ini, penulis berharap
semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Menjadi ilmi yang bermanfaat dan
memberikan penjelasan bagi yang membutuhkan keterangan keterangan mengenai
hal tersebut, serta memberikan kebaikan didunia dan diakhirat yang diiringi niat
tulus.
67
Syukur Alhamdulillahhi Robbil Alammiin penulis haturkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan Rahmad, Taufiq, Hidayah, Hikmah kesehatan
jasmani dan rohani dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir kuliah berupa Skripsi.
Tulisan ini memang masi jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan trimakasih kepada semua pihak
yang telah menerima bantuan kepada penulis, kepada orang tua atas dorongan
doa, masyarakat Kota Jambi dan trimakasih kepada Bapak dosen pembimbing dan
sahabat-sahabat penulis yang selalu memberikan dorongan semangat pada penulis.
Akhirnya, kepada Allah SWT segala kita sandarkan, berharap usaha kita
dinilaikannya sebagai suatu kebaikan yang menambah nilai ibadah kita disisi-Nya
atas segala pengorbanan dan usaha kita bersama.
Aamiin, ya Rabbal Aalamiin...
68
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Amzah, 2015
Abu daud, Sulaiman bin Al-Asy‟ats As-Sajtani, Sunan Abu Daud, Juz 3, Dar Al-
Fikr, Beriut, t.t, hlm. 256
Ahmad Wandi Muslich, fiqh muamalat, cet. Ke-3, (jakarta: Amzah, 2015).
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan
(Yogyakarta:GavaMedia, 2004).
Dimyauddin djuwaini, pengantar fiqh muamalah,(Yogyakarta: pustaka pelajar,
2015).
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (
Jakarta : Bumi Aksara, 2008).
Mardani, fiqh Ekonomi Syariah Fiqih Muamalah, (Jakarta : kencana, 2013).
M. Hasbi Umar, Pedoman Penulisan Skripsi Edisi Revisi, (Jambi: syariah press,
2014).
Muhammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1999).
Muhammad Idris, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT. Glora Aksara,
2016).
Putu Agus Eka Pratama, E-Commerce, E-Business Dan Mobile Commerce,
(Bandung: Informatika).
69
Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya),
(jakarta : PT. Gramedia, 2010).
R. Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989).
Sayuti Una (editor), Pedoman Penulisan Skrips, Edisi Revisi, (Jambi: Fakultas
Syari‟ah IAIN STS Jambi dan syariah press, 2012 ).
Sugiono, metode penelitian pendidikan, (Bandung : alfabeta, 2014).
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaan Di Indonesia, (jakarta,
2005).
Zaidinin ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafik, 2014).
B. Lain-lain
Budi Sutedjo Dharma Oetomo, Perspektif E-Busineess Tinjauan
TeknisManajerial Dan Strategi, (Yogyakarta: Andi, 2001).
Evita Adilah Putri,”Analisis Fiqh Muamalah Terhadap Praktik Driver Gojek di
Bandung” , (Skripsi Universitas Islam Bandung, Bandung, 2018)
Horidatul Bahiyah, “Studi Komparasi Hukum Islam dan Hukum Perdata terhadap
Kontrak Cicilan Gadget oleh Pekerja di Perusahaan Gojek Surabaya”,
(Skripsi--UIN Sunan Ampel,Surabaya, 2016)
https:// Driver Gojek. Com, akses 22 juli 2019
Http://news.metrotvnews.com/read/2015/06/30/141847/pendaftaran-membludak-
gojek-batasipenerimaan-driver, akses pada 7 September 2016.
Kaspurrahman, “Implementasi Contract Drafting PT. Go-jek Jambi Dalam
Tinjauan Ekonomi Syariah”, (Skripsi UIN STS Jambi, Jambi, 2016)
70
Nana Rukmana, Strategic Partnering For Education Management Model
Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan, (Bandung: Alfabeta, 2006).
Niamatus Sholikha, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Jasa Transportasi Online
Gojekberdasarkan ContrackDrafting dengan Akad Musyarakah yang
diterapkan oleh PT.GojekIndonesia Cabang Tidar Surabaya”, (Skripsi--
UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016)
Rizki Aulia Harahap,”Praktik Penimbangan Dalam Jual Beli Buah Kelapa Sawit
Menurut perspektif Hukum Isam,”,( Skripsi-UIN STS Jambi, Jambi, 2019)
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi : Syariah press, 2014).
Utri Indra Ningrum, Skripsi “Pengembangan Program Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) Gunung kidul Melalui Model Kemitraan”, (Universitas Negeri
Yogyakarta, 2015).
DOKUMENTASI
Wawancara dengan karyawan dan pengendara go-jek di kantor go-jek di
jelutung pada tanggal, 28, maret 2019
Wawancara dengan pengendara gojek di sipin pada tanggal 3 april 2019
Wawancara dengan Bapak Abdullah selaku pengendara gojek di Kota Jambi
pada tanggal 3 april 2019
Wawancara dengan pengendara gojek di Sipin 3 april 2019
(CURRICULUM VITAE)
A. Identitas Diri
Nama : Mutoharoh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat & Tanggal Lahir : Sido Mukti, 31 Mai 1996
Alamat : Desa Sido Mukti Rt 02 kec. Dendang kab.
Tanjung Jabung Timur
No.Telp/ HP : 0822-1048-3057
Nama Ayah : Ali Ma‟ruf
Nama Ibu : Alm. Mudrifah
B. Riwayat Pendidikan
Motto hidup : pantang menyerah sebelum mencoba
Jambi, Mei 2020
MUTOHAROH
SHE 151813
No Pendidikan Tahun
Tamat
Alamat
1. SDN 10/X 2006 Sido mukti
2. MTS
RIYADHUL
AMINAH
2012 Dano lamo
3. SMA ISLAM
AL-ARIEF
2015 Pal 18 km mestong jambi
4. UIN STS Jambi 2020 Sungai duren