Kelompok 10
-
Upload
adrian-siie-cheaterss-atlantianss -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Kelompok 10
Makalah Agama
ISLAM, SAINS, DAN TEKNOLOGI
Dosen Pembimbing: Muhammad Zakir, S.Pd MA
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Nanda Masturah H 1404101010028
Yelfi Agusria 1404101010020
Dara Meutia 1404108010003
Isna Rosifa 1404108010024
Cut Tari Aulia 1404108010063
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Agama mengenai Islam,
Sains, dan Teknologi ini. Makalah ini dibuat agar dapat menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai agama Islam.
Dan tak lupa terima kasih kami kepada yang telah membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Kami selaku penulis menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik.
Kami selaku penulis berharap makalah ini dapat menjadi manfaat dan
dapat memberi informasi bagi para pembaca serta utnuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Banda Aceh, 10 April 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 2
BAB II Pembahasan......................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Prinsip Sains dan Teknologi dalam Al-Quran............ 3
2.2 Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Sains dan Teknologi....... 6
2.3 Al-Quran dan Hadist Sebagai Bukti Kebenaran Teknologi Modern... 8
BAB III Penutup............................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 13
3.2 Saran.................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menyandingkan sains modern dengan Al-Quran bagi sebagian banyak
orang yang belum memahami Islam secara benar mungkin merupakan sesuatu
yang mengherankan. Bagi kalangan saintis Barat yang kebanyakan terpengaruh
oleh teori materialis, agama yang pada mulanya hanya ditujukan kepada agama
Yahudi dan Kristen tidak lebih dari cerita-cerita mitologi dan legenda sehingga
tidak ada kaitannya sama sekali dengan sains sebagai produk penalaran empirik.
Khusus tentang Islam, kebanyakan orang Barat memiliki gambaran yang salah
dan penilaian yang salah, sehingga sampai saat ini mereka sulit untuk
mendapatkan gambaran yang tepat tentang Islam yang sebenarnya.
Ini diungkapkan Mautice Bucaille, Ahli Bedah dan Islamolog
berkebangsaan Perancis, sekitar 30-an tahun yang lalu, namun tampaknya
gambaran tersebut masih berlaku hingga hari ini, terutama setelah terjadi tragedi
WTC yang menurut keyakinan mereka dilakukan oleh kelompok Islam radikal al-
Qaida. Secara jujur ia mengakui bahwa Barat salah menilai Islam sebagai akibat
dari kebodohan atau akibat sikap meremehkan dan mencemoohkan yang
dilakukan secara sistematis. Akan tetapi kekeliruan yang paling berbahaya adalah
pemalsuan fakta sebenarnya tentang Islam yang didasarkan semata-mata
kebencian atau apriori.
Membicangkan sains dan Al-Quran sama artinya membicangkan
menafsirkan Al-Quran dengan bantuan teori-teori ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya sudah lama dikenal dalam sejarah peradaban Islam. Sejak awal
kemunculannya, Islam adalah agama yang tegas mewajibkan pemeluknya agar
mencari ilmu dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Adalah suatu kenyataan
penting, bahwa Al-Quran mengajak manusia untuk memperdalam sains. Dengan
demikian, membicarakan sains dalam Al-Quran tidak harus melihat banyaknya
cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul didalamnya, tidak pula dengan
menunjukkan kebenaran Al-Quran yang didukung teori-teori ilmiah. Tetapi
1
pembahasan hendaknya lebih diarahkan kepada adanya jiwa ayat-ayat Al-Quran
yang mendorong dan menyemangati kemajuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka berikut penulis akan merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian dan prinsip sains dan teknologi dalam Al-Quran?
b. Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan sains?
c. Sebutkan Al-Quran dan Hadist sebagai bukti kebenaran teknologi modern?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan pembahasan makalah ini, yaitu berdasarkan
rumusan masalah di atas:
a. Untuk memahami pengertian dan prinsip IPTEK sesuai ajaran Islam
b. Untuk memahami tentang perkembangan IPTEK dari kacamata Islam
c. Untuk mengetahui bukti-bukti kebenaran IPTEK dalam Al-Quran
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Prinsip Sains dan Teknologi dalam Al-Quran
1) Pengertian Sains dan Teknologi
Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau
mengetahui. `Ilm menurut bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang
terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Ilmu adalah pengetahuan
yang jelas tentang segala sesuatu. Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu
usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan
melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah pengetahuan atau juga
dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah.
Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan
metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai
Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan science.
Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah
guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah
ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan.
Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu
pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah
hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik
yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk
memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.
2) Prinsip Sains dan Teknologi
Sains Islam adalah sains yang tumbuh dan berkembang dalam pandangan
hidup Islam. Dengan pengertian ini Islamisasi sains pada dasarnya adalah sebuah
3
proses menempatkan sains dalam kerangka pandangan hidup Islam (worldview of
Islam). Penting untuk dipahami bahwa gagasan Islamisasi sains bukanlah untuk
menolak sains Barat secara keseluruhan, sebab tidak semua yang dari Barat itu
bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan tidak sedikit darinya yang bermanfaat
bagi kemajuan dunia Islam. Di masa lalu pengembangan sains dalam Islam
banyak mengambil pelajaran dari non-Islam yang sudah lebih dahulu berkembang
seperti Yunani, Cina, atau India dengan terlebih dahulu menyeleksinya menurut
timbangan ajaran Islam.
Meski demikian, mungkin saja ada ilmuwan tertentu terpengaruh dengan
pandangan hidup tersebut, namun sebagai suatu umat yang diikat oleh pandangan
hidup yang kuat berkat terpeliharanya wahyu (Al-Qur’an dan Hadist), selalu ada
dari kalangan umat Islam yang mengoreksi kekeliruan tersebut kepada pandangan
hidup Islam yang lurus.
Islamisasi sains juga bukanlah sekedar labelisasi seperti matematika Islam,
fisika Islam, astronomi Islam, dan seterusnya atau turunannya dalam bentuk
teknologi Islam seperti pesawat Islam, komputer Islam, atau mobil Islam.
Islamisasi sains juga hendaknya tidak dipersempit oleh aneka perbantahan
mengenai kesesuaian al-Qur’an dengan teori sains modern yang terkadang tidak
produktif bagi perkembangan sains dunia Islam.
Untuk memahami sains dalam Islam perlu dipahami terlebih dahulu makna
alam sebagai objek ilmu sains. Dalam pandangan hidup Islam, alam memiliki
makna yang khas yang tercermin dari makna kata alam itu sendiri. Ditinjau dari
Bahasa Arab, kata alam (‘ālam) berasal dari kata yang sama dengan ilmu (‘ilm),
yaitu ‘-l-m (‘ain-lam-mim) atau ‘alam, yaitu adalah segala sesuatu selain Allah.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu selain Allah itu merupakan makhluk
(ciptaan) Allah. Oleh karena itu alam pada hakikatnya merupakan ciptaan yang
menunjukkan adanya sosok Pencipta (Khalik) makhluk tersebut, yaitu Allah
Subḥānahu wa Taʻālā.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa alam ini disediakan Allah untuk memberi
manfaat bagi manusia di dunia. Sebagian dari manfaat alam itu masih berupa
potensi-potensi dan baru bisa dimanfaatkan setelah melalui pengolahan tertentu.
4
Hal ini menuntut manusia memiliki kemampuan untuk mengolah berbagai benda
atau makhluk-makhluk di alam. Untuk dapat mengolah semua ini manusia
memerlukan ilmu sains untuk mengetahui bagaimana cara kerja alam. Tanpa
sains, banyak sekali potensi alam yang hanya akan menjadi bahan mentah yang
masih terbatas manfaatnya. Itu berarti ilmu sains merupakan kunci bagi manusia
untuk bisa mengaktualisasikan manfaat alam tersebut. Dengan merasakan manfaat
alam ini diharapkan tumbuh rasa syukur manusia terhadap pemberian Tuhannya
yang kemudian mendorongnya untuk menjadi hamba Allah yang baik.
Untuk memahami alam ini, manusia tidak hanya diberikan karunia berupa
indra dan kecerdasan akal saja, tetapi juga wahyu. Melalui wahyu ini Allah
membuka mata manusia mengenai berbagai isyarat ilmiah yang ada di alam.
Dalam banyak kasus, informasi al-Qur’an dapat berperan memberikan informasi
yang penting guna membantu manusia memahami pola-pola alam. Hal itu
ditunjukkan al-Qur’an lewat berbagai ayat yang berbicara tentang isyarat-isyarat
ilmiah diantaranya tentang proses penciptaan manusia, khasiat madu bagi
kesehatan, pergerakan benda langit, pergerakan air, dan lain sebagainya. Hasil
penelitian Maurice Bucaille, seorang ahli kedokteran Perancis, menunjukkan
bahwa tidak terdapat kontradiksi antara ayat al-Qur’an dengan hasil penelitian
sains modern.
Dengan cara pandang seperti di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu
yang dihasilkan dari kegiatan memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
ini sekurangnya memiliki dua tujuan pokok. Pertama, tujuan spiritual atau
ruhaniah, yaitu agar menjadi sarana manusia mengenal Allah. Kedua, tujuan
praktis atau lahiriah, yaitu agar pola-pola alam dapat dipahami sehingga manusia
dapat mempertahankan hidupnya dari berbagai kesulitan dan mengolah alam
untuk diambil manfaatnya. Tujuan pertama merupakan tujuan yang tertinggi,
sebab ia terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk beribadah
kepada Allah. Sekiranya manusia tidak mengenal Allah, maka tidak mungkin
manusia dapat beribadah kepada-Nya. Semakin dalam pengenalan seseorang
kepada Allah, maka semakin besar pula kualitas ibadahnya kepada Allah.
5
Kedua tujuan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan
harus berjalan bersama-sama, sebab tujuan kedua berfungsi untuk
menyempurnakan tujuan pertama, dan begitu pula sebaliknya. Ketika manusia
meneliti alam agar dapat merasakan manfaat dari alam, maka hal itu akan menjadi
jalan baginya semakin bersyukur kepada Allah sebab semua manfaat itu tidak
dapat diperolehnya kecuali dengan pertolongan Allah. Sedangkan ketika manusia
meneliti alam ini sebagai upaya semakin mengenal Allah, maka manusia akan
memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang diridhai Allah sehingga alam ini
terjaga dari berbagai kerusakan yang dapat merugikan manusia sendiri.
2.2 Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Sains
Sains dan Islam merupakan bidang ilmu pengetahuan yang memiliki cara
pandang yang berbeda dalam menyikapi kehidupan di zaman ini. Namun
disamping perbedaan teresebut masih ada hubungan timbal-balik yang sangat
dahsyat diantara sains dan Islam, apabila dikeduanya diintegrasikan dengan pola
baik.
Islam memiliki kepedulian dan perhatian penuh kepada ummatnya agar
terus berproses untuk menggali potensi-potensi alam dan lingkungan menjadi
sentrum peradaban yang gemilang. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan
antara sains dan Islam, dimana keduanya berjalan seimbang dan selaras untuk
menciptakan khazanah keilmuan dan peradaban manusia yang lebih baik dari
sebelumnya.
Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak
pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat
mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal
apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah
termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat
Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia
sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
6
Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-
prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW yang berbunyi:
) خلق الذي ك رب باسم اإلنسان) ١اقرأ (منخلق ك) ٢علق ورب اقرأ
) (٣األكرم ( بالقلم م عل ذي يعلم) (٤ال لم ما اإلنسان م )٥عل
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-alaq: 1-5).
Ayat lain yang mendukung pengembangan sains adalah firman Allah
SWT. yang berbunyi bahwa:
ألولي آليات هار والن يل الل واختالف واألرض ماوات الس خلق في إن
) جنوبهم) ١٩٠األلباب وعلى وقعودا قياما ه الل يذكرون ذين ال
باطال هذا خلقت ما نا رب واألرض ماوات الس خلق في رون ويتفك
ار ( الن عذاب فقنا )١٩١سبحانك
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, Maka
peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Ali-Imran: 190-191).
Ayat-ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada
hamba-Nya untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam
semesta ini. Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk bersama-sama
melakukan penggalian keilmuan yang lebih progresif sehingga mencapai puncak
7
keilmuan yang dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalau seorang ahli sains Barat,
Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian terhadap Al-Quran dan Bibel
dari sudut pandang sains modern, menyatakan bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara
objektif dan tanpa prasangka. Mula-mula saya mengerti, dengan membaca
terjemahan, bahwa Qur’an menyebutkan bermacam-macam fenomena alamiah,
tetapi dengan membaca terjemahan itu saya hanya memperoleh pengetahuan yang
ringkas. Dengan membaca teks arab secara teliti sekali saya dapat menemukan
catatan yang membuktikan bahwa Alquran tidak mengandung sesuatu pernyataan
yang dapat dikritik dari segi pandangan ilmiah di zaman modern”.
Selain banyak memuat tentang pentingnya pengembangan sains, Alquran
juga dapat dijadikan sebagai inspirasi ilmu dan pengembangan wawasan berpikir
sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Hanya saja,
untuk menemukan hal tersebut, dibutuhkan kemampuan untuk menggalinya
secara lebih mendalam agar potensi alamiah yang diberikan Tuhan dapat
memberikan kemaslahatan sepenuhnya bagi keselarasan alam dan manusia.
Lebih jauh Osman Bakar mengungkapkan bahwa dalam Islam, kesadaran
religius terhadap tauhid merupakan sumber dari semangat Ilmiah dalam seluruh
wilayah pengetahuan. Oleh karena itu, tradisi intelektual Islam tidak menerima
gagasan bahwa hanya ilmu alam yang ilmiah atau lebih ilmiah dari ilmu-ilmu
lainnya. Demikian pula, gagasan objektivitas dalam kegiatan ilmiah menurutnya
tidak dapat dipisahkan dari kesadaran religius dan spiritual.
2.3 Al-Quran dan Hadist Sebagai Bukti Kebenaran Teknologi Modern
1) Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an.
Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut yang
artinya:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat
dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
8
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk
besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita
mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan
dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang
sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa
logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di
angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti
bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur
yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan
dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang
suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang,
bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak
melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini,
meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta
dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya
gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi
melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui
meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat
tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad
ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
2) Fakta tentang jenis kelamin bayi
Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin
seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat
kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat kelaki-
lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom x yang
mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada
9
sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y. Alquran telah
menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46,
“...Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air
mani, apabila dipancarkan.”
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis
kelamin berasal dari wanita, bukan dari air mani si pria.
3) Sungai di bawah laut
Definisi sungai sendiri adalah aliran air yang besar, memanjang, kemudian
mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Namun
melihat penelitian yang baru saja dilakukan oleh ilmuan Jacques-Yves Cousteau,
pakar peneliti dunia bawah laut asal Mexico, sepertinya sungai perlu didefinisikan
ulang. Penelitian yang ia tekuni menemukan bahwa terdapat sungai di dalam
lautan. Jadi akan ada bagian dari lautan yang mempertemukan antara air tawar dan
asin. Sungai bawah laut tersebut terjadi karena terdapat perbedaan tekanan lapisan
air. Hal inilah yang telah disampaikan al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 19-20
artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang
10
ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
4) Ditemukannya jasad Fir’aun.
”...Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir’aun) supaya kamu
dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan Kami.” (QS. 10:92)
5) Madu adalah Obat.
”...Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.” (QS. 16:69)
6) Segala yang hidup di muka bumi diciptakan dari air.
”...Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. 21:30)
7) Fenomena berpasang-pasangan atas segala sesuatu.
”...Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” (QS. 36:36)
8) Kejadian manusia di dalam rahim.
”...Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan sesuatu yang melekat dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
11
dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. 23:14)
”...Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam
tubuhnya roh (ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati.” (QS. 32:9)
9) Peredaran benda-benda angkasa dalam garis edarnya.
“...Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
(Al Qur’an, 21:33)
“...Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
“...Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.” (Al Qur’an, 51:7)
10) Bagian otak yang mengendalikan gerak kita.
“...Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi
durhaka.” (Al Qur’an, 96:15-16)
12
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antara islam dan sains harus berjalan dengan selaras atau seimbang. Sains memerlukan Islam sebagai rujukan dalam melakukan observasi dan mengingatkan manusia akan fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan sehingga tidak mendewakan akal serta tidak sombong dengan apa yang dihasilkannya. Karena semua itu semata-mata atas kemurahan Allah yang maha Kuasa. Islam juga mengajarkan kepada umatnya agar apa yang telah diperoleh dari perkembangan sains dapat menambah keimanan terhadap Allah SWT.
Disamping itu sains juga memiliki andil dalam islam. Dengan adanya sains, umat islam dapat mengetahui arah qiblat, penentuan waktu sholat dan konversinya serta penentuan 1 ramadhan dan 1 syawal lewat Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama yang mana Badan Hisab dan Rukyat menggunakan sains dalam menentukan hal-hal tersebut.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis
juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan
makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://risqifardiansyah07.blogspot.com/2012/12/makalah-pengantar-studi-islam- tentang.html ( diakses pada 10 April 2015 pukul 20:31)
http://www.gallerydunia.com/2011/01/alquran-induk-dari-semua-teknologi.html (diakses pada 10 April 2015 pukul 20:37)
Soejoeti, Zalbawi. dkk.. 1998. Al-Islam dan Iptek. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.
Gojali, Nanang. 2004. Manusia, Pendidikan, dan Sains dalam Perspektif Tafsir Hermeunetik. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdul Fatah, Rohadi dan Sudarsono. 1990. Ilmu dan Teknologi dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
14