KELAINAN TELINGA TENGAH
-
Upload
satria-panca-karta -
Category
Documents
-
view
124 -
download
19
Transcript of KELAINAN TELINGA TENGAH
Lo 2 : satria
KELAINAN TELINGA TENGAH
I. GANGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS
Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal seperti tuba terbuka secara
abnormal, dan obstruksi tuba.
1. Tuba terbuka abnormal
Tuba terbuka abnormal adalah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke
telinga tengah waktu respirasi. Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga
atau autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini kadang-kadang
sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami stres berat.
2. Obstruksi tuba
Obstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring,
peradangan adenoid atau nasofaring. Gejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan
tuba oleh tumor adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa).
II. BAROTRAUMA (AEROTITIS)
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di
luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam yang menyebabkan tuba gagal
untuk membuka. Keluhan pasien berupa kurang dengar, autofoni, perasaan ada air di dalam
telinga dan kadang-kadang tinitus dan vertigo.
III. OTITIS MEDIA
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Ahli membagi otitis media menjadi otitis
media supuratif (otitis media akut (oma), otitis media superatif kronis (omsk)), dan otitis
media non supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretoria otitis media musinosa, otitis
media efusi).
1. Otitis media akut
Otitis media akut terjadi karna faktor pertahan tubuh menurun. Sumbatan tuba
eusthachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media.
STADIUM OMA
a. Stadium oklusi tuba eustachius
Tanda adanya tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-
Lo 2 : satria
kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh
pucat. Efusi mungkin telah terjadi tapi tidak dapat dideteksi.
b. Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran
timpani atau seluruh membaran timpani tampak hiperemis serta edem.
c. Stadium supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah telinga luar. Pada
keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri
di telinga terasa hebat.
d. Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar
mengalir dari telinga ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang
menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini
disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.
e. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani berlahan-lahan
akan normal keembali.
2. Otitis media supuratif kronis
Otitis media supuratif kronis dahulu disebut otitis media perforata atau dalam sebutan
sehari-hari congek. Yang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di
telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kenta, bening atau
berupa nanah. Dikataan kronis bila perforasi lebih dari 2 bulan.
3. Kolesteatoma
Kolesteatoma merupakan suatu kista epiterial yang berisi deskuimasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar.
4. Otitis media serosa
Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah,
sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila
efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti
Lo 2 : satria
lem disebut otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa otitis media mukoid
memiliki etiologi yang sama.
5. Otitis media adhesiva
Otitis media adhesiva adalah keadaan terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah akibat
proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya. Keadaan ini dapat merupakan
komplikasi dari otitis media supuratif atau non supuratif yang menyebabkan rusaknya
mukosa telinga tengah. Gejala klinis berupa pendengaran berkurang dengan adanya
riwayat infeksi telinga sebelumnya, terutama di waktu kecil. Pada pemeriksaan otoskopik
gambaran membran timpani dapat bervariasi mulai dari sikatriks minimal, suram sampai
sikatriks berat disertai bagian-bagian yang atrofi atau plak timpanosklerosis.
6. Atelektasis telinga tengah
Atelektasis telinga tengah adalah retraksi sebagian atau seluruh membran timpani akibat
gangguan fungsi tuba yang kronik. Keluhan mungkin tidak ada atau berupa gangguan
pendengaran ringan. Pada pemeriksaan otoskopik tampak membran timpani menjadi tipis
atau atrofi bila retraksi berlangsung lama. Pada yang tidak terlalu berat retraksi mungkin
terjadi hanya pada satu kuadran saja, sedangkan pada kasus yang lanjut seluruh membran
timpani dapat menempel pada inkus, stapes dan promontorium.
IV. OTOSKLEROSIS
Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami
spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat
menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik.
Daftar pustaka:
Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku ajar ilmu kesehatan, TELINGA HIDUNG
TENGGOROK KEPALA DAN LEHER. Fakultas kedokteran iniversitas Indonesia
Jakarta,2012