KELAINAN TELINGA TENGAH

5
Lo 2 : satria KELAINAN TELINGA TENGAH I. GANGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal seperti tuba terbuka secara abnormal, dan obstruksi tuba. 1. Tuba terbuka abnormal Tuba terbuka abnormal adalah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke telinga tengah waktu respirasi. Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini kadang-kadang sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami stres berat. 2. Obstruksi tuba Obstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring, peradangan adenoid atau nasofaring. Gejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan tuba oleh tumor adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa). II. BAROTRAUMA (AEROTITIS) Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. Keluhan pasien berupa kurang dengar, autofoni, perasaan ada air di dalam telinga dan kadang-kadang tinitus dan vertigo. III. OTITIS MEDIA

Transcript of KELAINAN TELINGA TENGAH

Page 1: KELAINAN  TELINGA TENGAH

Lo 2 : satria

KELAINAN TELINGA TENGAH

I. GANGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS

Gangguan fungsi tuba dapat terjadi oleh beberapa hal seperti tuba terbuka secara

abnormal, dan obstruksi tuba.

1. Tuba terbuka abnormal

Tuba terbuka abnormal adalah tuba terus menerus terbuka, sehingga udara masuk ke

telinga tengah waktu respirasi. Keluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga

atau autofoni (gema suara sendiri terdengar lebih keras). Keluhan ini kadang-kadang

sangat mengganggu, sehingga pasien mengalami stres berat.

2. Obstruksi tuba

Obstruksi tuba dapat terjadi oleh berbagai kondisi, seperti peradangan di nasofaring,

peradangan adenoid atau nasofaring. Gejala klinik awal yang timbul pada penyumbatan

tuba oleh tumor adalah terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa).

II. BAROTRAUMA (AEROTITIS)

Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di

luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam yang menyebabkan tuba gagal

untuk membuka. Keluhan pasien berupa kurang dengar, autofoni, perasaan ada air di dalam

telinga dan kadang-kadang tinitus dan vertigo.

III. OTITIS MEDIA

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Ahli membagi otitis media menjadi otitis

media supuratif (otitis media akut (oma), otitis media superatif kronis (omsk)), dan otitis

media non supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretoria otitis media musinosa, otitis

media efusi).

1. Otitis media akut

Otitis media akut terjadi karna faktor pertahan tubuh menurun. Sumbatan tuba

eusthachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media.

STADIUM OMA

a. Stadium oklusi tuba eustachius

Tanda adanya tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat

terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-

Page 2: KELAINAN  TELINGA TENGAH

Lo 2 : satria

kadang membran timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh

pucat. Efusi mungkin telah terjadi tapi tidak dapat dideteksi.

b. Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran

timpani atau seluruh membaran timpani tampak hiperemis serta edem.

c. Stadium supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,

menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah telinga luar. Pada

keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri

di telinga terasa hebat.

d. Stadium perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi

kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar

mengalir dari telinga ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang

menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini

disebut dengan otitis media akut stadium perforasi.

e. Stadium resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani berlahan-lahan

akan normal keembali.

2. Otitis media supuratif kronis

Otitis media supuratif kronis dahulu disebut otitis media perforata atau dalam sebutan

sehari-hari congek. Yang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di

telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga

tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kenta, bening atau

berupa nanah. Dikataan kronis bila perforasi lebih dari 2 bulan.

3. Kolesteatoma

Kolesteatoma merupakan suatu kista epiterial yang berisi deskuimasi epitel (keratin).

Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar.

4. Otitis media serosa

Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang nonpurulen di telinga tengah,

sedangkan membran timpani utuh. Adanya cairan di telinga tengah dengan membran

timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi disebut juga otitis media dengan efusi. Apabila

efusi tersebut encer disebut otitis media serosa dan apabila efusi tersebut kental seperti

Page 3: KELAINAN  TELINGA TENGAH

Lo 2 : satria

lem disebut otitis media mukoid (glue ear). Otitis media serosa otitis media mukoid

memiliki etiologi yang sama.

5. Otitis media adhesiva

Otitis media adhesiva adalah keadaan terjadinya jaringan fibrosis di telinga tengah akibat

proses peradangan yang berlangsung lama sebelumnya. Keadaan ini dapat merupakan

komplikasi dari otitis media supuratif atau non supuratif yang menyebabkan rusaknya

mukosa telinga tengah. Gejala klinis berupa pendengaran berkurang dengan adanya

riwayat infeksi telinga sebelumnya, terutama di waktu kecil. Pada pemeriksaan otoskopik

gambaran membran timpani dapat bervariasi mulai dari sikatriks minimal, suram sampai

sikatriks berat disertai bagian-bagian yang atrofi atau plak timpanosklerosis.

6. Atelektasis telinga tengah

Atelektasis telinga tengah adalah retraksi sebagian atau seluruh membran timpani akibat

gangguan fungsi tuba yang kronik. Keluhan mungkin tidak ada atau berupa gangguan

pendengaran ringan. Pada pemeriksaan otoskopik tampak membran timpani menjadi tipis

atau atrofi bila retraksi berlangsung lama. Pada yang tidak terlalu berat retraksi mungkin

terjadi hanya pada satu kuadran saja, sedangkan pada kasus yang lanjut seluruh membran

timpani dapat menempel pada inkus, stapes dan promontorium.

IV. OTOSKLEROSIS

Otosklerosis merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami

spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku dan tidak dapat

menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik.

Daftar pustaka:

Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. Buku ajar ilmu kesehatan, TELINGA HIDUNG

TENGGOROK KEPALA DAN LEHER. Fakultas kedokteran iniversitas Indonesia

Jakarta,2012