Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom
Transcript of Kelainan Sturuktur Dan Fungsi Ribosom
MAKALAH biologi selKerusakan pada struktur dan fungsi ribosom
DISUSUN OLEH :
Kenanga Sari 24020110130053M.choirul Anam 24020110110035Adriamin Aziz 24020110120005Martha Dian I 24020110120014Febry Nurmala Y 24020110120031Sesaria Esa S A 24020110130047
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
BIOLOGI SEL
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan karunianya.Makalah Biologi sel ini dapat kami selesaikan dengan baik.Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah Biologi sel ini.Meskipun penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam laporan ini.
Secara keseluruhan Makalah ini berisi berbagai penjelasan mengenai struktur dan fungsi dari ribosom.
Struktur dan fungsi padaorganela ribosom yang akan dibahas pada makalah ini adalah memngenai struktur sel,fungsi,dan kelainan penyakit yang ditimbulkan dari adanya kelainan dari ribosom.
Makalah ini disusun secara sistematis,Namun kami sangat mengharapkan kritikan dan solusi yang mambangun agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.Kami menyadari,bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Walaupun demikian tidak ada yang sia-sia jika kita menjalaninya .Semoga laporan yang kami buat ini dapat memberikan tambahan ilmu tidak hanya di bidang biologi sel namun menyangkut bidang lain secara keseluruhan.Kami berharap Makalah biologi sel ini mampu dilanjutkan untuk studi mengenai sel kedepannya
Semarang, JANUARI 2011
Penulis
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 2
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
KELAINAN STURUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM
Deskripsi
Ribosom merupakan partikel padat yang tidak dibatasi membran. Ribosom terdiri dari
sub unit besar dan sub unit kecil. Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesisi
protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah
ribosom yang sangat banyak. Misal, sel hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak
mengejutkan jika sel yang aktif dalam mensintesis protein juga memiliki nukleus yang
terlihat jelas.
RIBOSOM
Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein,
melekat atau tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa
protein.
a. Struktur
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada
sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut dapat
dipisahkan sehingga dapat penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unit-sub unit
berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur yang memisahkannya.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit
Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk
keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil).
Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan
40S untuk yang kecil).
Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom
adalah 29 nm dengan besar 21 nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22
nm.
Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2
ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit
besar menyerupai ribosom E. coli.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 3
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Gambar 2.1 Skema bentuk ribosom
Susunan ribosom merupakan susunan yang rumit antara RNA ribosom (rRNA) dan
protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Perbandingan keduanya yaitu 65%
rRNA dan 35% RNP. Pembagian ribosom berdasarkan subunit besar dan subunit kecil.
Subunit kecil mengikat mRNA (messeger RNA), sedangkan yang besar mengikat tRNA
(transport RNA).
Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada retikulum
endoplasma, yang disebut RE kasar. Tiap ribosom terdiri dari 2 sub unit yang berbeda
ukuran. Dua sub unit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion
magnesum.
Gambar 2.2 Ribosom bebas dan yang melekat pada RE
b. Komposisi Kimia
Asam nukleat ribosom:
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 4
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
- Sub unit besar dibentuk dari protein dan RNA dalam kuantitas yang seimbang,
mengandung 2 tipe rRNA, yakni:
• Satu rRNA 28S
• Satu rRNA SS
- Sub unit kecil mengandung r RNA 18s.
Diketahui bahwa, dengan ketiadaan RNA 185, maka sub unit besar tidak dapat
berasosiasi pada sub unit kecil. Sedangkan RNA 28s memungkinkan asosiasi tersebut.
RNA SS melekat pada sequence asam nukleat ini yaitu tRNA. Bilamana terbaca maka
tRNA melekat pada site yang merupakan bagian RNA 285. Perpindahan dari tRNA yang
melekat pada molekul mRNA menyebabkan pergerakan translasi mRNA masing-masing.
Protein ribosomal
a. Sub unit kecil (30S prokariot): 21 protein digambarkan berturut-turut dengan
huruf S dan satu angka antara 1 dan 21 (S1, S2, S21). Berat moleku130.000 -
40.000 Dalton. Berada pada permukaan ribosom, mengelilingi rRNA. Protein
memainkan peranan sebagai reseptor pada faktor pemanjangan sedangkan yang
lainnya mengontrol transducti.
b. Sub unit besar: 33 protein dikenal sebagai Li sampai L33. Terlibat dalam:
Translokasi oleh adanya GTP (melekat pada ribosam) yang memberikan
energi untuk memindahkan inRNA dan pembebasan tRNA asetil.
Fiksasi (protein L7 dan L1z) dari suatu faktor pemanjangan (EF-6)
Dalam pembentukan suatu ikatan peptida antar rantai peptida yang telah
dibentuk dan suatu asetil-NH2 baru.
Dalam konstruksi suatu alur longitudinal, menempatkan rantai protein dengan
pembentukan dan melindunginya meiawan enzim proteolitik. Alur ini
memiliki panjang sesuai dengan rantai polipeptida 35 asetil-NH2.
FUNGSI RIBOSOM
Ribosom memiliki fungsi untuk mensintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis
protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misal, sel
hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam
mensintesis sejumlah protein juga memiliki nukleus yang terlihat dengan jelas.
Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian
besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom
terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 5
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel.
Proses pembentukan protein
SINTESIS PROTEIN
Sebelum pembelahan sel, DNA di dalam kromosom mengganda sehingga setiap sel
anak memiliki kromosom yang sama. DNA bertanggungjawab untuk mengkode semua
protein. Setiap asam amino di kode oleh satu atau lebih triplet nukleotida. Kode ini dihasilkan
dari satu untai DNA melalui proses yang disebut dengan transkripsi. Proses ini menghasilkan
mRNA yang akan dibawa keluar dari inti untuk selanjutnya diterjemahkan menjadi protein.
Hal ini dapat dilakukan karena pada sitoplasma terdapat kelompok ribosom yang disebut
dengan poliribosom. Atau dapat dilakukan pada ribosom yang menempel pada reticulum
endoplasma.
Kode seperti yang disebut di atas diterjemahkan pada suatu struktur yang disebut
ribosom yang juga dibuat di dalam inti. Ribosom ini merupakan tempat bagi mRNA di mana
mRNA akan terikat. Asam amino untuk sintesis protein akan di bawa ketempat ini oleh RNA
transfer (tRNA). Setiap tRNA memiliki triplet yang akan berikatan dengan urutan nuklotida
yang sesuai pada mRNA. Sebagai contoh fenil alanin yang terikat pada tRNA yang miliki
tiplet AAA (adenin-adenin-adenin) akan berikatan dengan urutan nukleotida yang sesuai pada
mRNA yaitu UUU (urasil, urasil, urasil).
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 6
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Inisiasi
Gambar di bawah memperlihatkan proses inisiasi. Proses tersebut dimulai ketika
ribosom subunit kecil berikatan dengan mRNA. Inisiator tRNA yang membawa metionin
berikatan pada daerah AUG yang mengkode asam amino metionin. Selanjutnya ribosom sub
unit besar akan menempel Pada ribosom subunit kecil. Catatan, sisi A dan sisi P merupakan
tempat pengikatan tRNA.
Elongasi
Pada gambar di di bawah terlihat bahwa kompoleh tRNA bergerak dari sisi A ke sisi
P. Sisi A meruapakan tempat bagi tRNA berikitnya. Pada contoh ini adalah tRNA yang
membawa prolin yang dibawa oleh tRNA yang memiliki kode GGC. tRNA ini akan
berpasangan dengan urutan nukleotida CCG pada mRNA. Setelah menempel pada sisi A,
metionin dan protein akan diikat oleh ikatan peptida. Selanjutnya tRNA yang pertama (yang
membawa metionin) akan meninggalkan ribosom dan tRNA yang membawa prolin akan
berpindah kesisi A. Ribosom selanjunya akan bergerak ke triplet berikutnya dengan arah 5' -
3' (ditunjukkan oleh arah panah pada mRNA). Sedangkan tRNA akan bergerak dari arah 3' –
5.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 7
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Ribosom selanjutnya akan membaca kode dengan arah 5' - 3' dan menambahkan asam
amino pada rantai peptide. Pada gambar tRNA yang membawa glisin yang dikode oleh CCA,
berpasangan dengan basa GGU pada mRNA. Proses ini akan berjalan terus sampai mencapai
stop codon. Pada gambar di bawah diperlihatkan dengan tanda merah.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 8
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Akhir translasi (terminasi)
Ketika robosom mencapai stopkodon, dan tidak ada tRNA yang menempel maka
ribosom sub uni kecil dan besar akan terpisah dan meninggalkan mRNA.
Poliribosom
Kelompok ribosom dapat menempel pada mRNA dan setiap ribosom mensintesis satu
untui polipeptida.kelompok ini disebut dangan poliribosom.
Ribosom merupakan suatu partikel ribonukleoprotein yang berukuran kecil (20 X 30
nm). Ribosom terdiri dari dua unit. Yang dihasilkan didalan nukleolus. Ribosom
meninggalkan inti sebagai unit terpisah melalui pori inti. Ribosom utuh dibentuk di dalam
sitoplasma. Penyatuan ribosom di ditoplasma adalah untuk mencegah terjadinya sintesis
protein didalam inti. Gambar di atas memperlihatkan kelompok ribosom yang sedang
melakukan suinteisi protein.
Unit Ribosom-Retikulum Endoplasma
Gambar di bawah (kiri) memperlihatkan poliribosom yang tikat pada mRNA.
Ribosom tersusunt sebagai suatu roset dan ini dapat dilihat dalam sitoplsma dengan
menggunakan mikroskop elektron. Pada gambar sebelah kanan memperlihatkan susunan
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 9
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
poliribosom pada reticulum endoplasma kasar. Terlihat bahwa rantai polipeptida yang sedang
tumbuh (diproyeksikan pada bagian bawah ribosom sub unit besar) menembun membran
menuju sisterna dari retikulm endoplasma kasar.
Gambar di bawah memperlihatkan binding site pada reticulum endoplasma kasar. RE
kasar memeiliki reseptor yang berikatan dengan ribosom sub unit besar. Reseptor memiliki
pori yang memungkinkan protein yang baru disintesis masuk dan disimpan pada sisterna atau
lumen RE kasar.
Gambar di bawah memperlihatkan penampang membujur hasil mikroskop elektron.
This. Tampak ribosom pada permukaan luar.Pada bagian dalam kantong (sisterna) terdapat
protein yang baru disintesis. Struktur detail ribosom tidak tampak pada gambar. Ribosom
terlihat seperti bola yang tidak teratur pada sisi luar membran.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 10
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau
tidak pada permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein.
Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan negatif,
tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang
memiliki dimensi berbeda.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit
Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan
ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah
80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).Sintesis
proten terdiri dari tiga tahap inisiasi, elongasi dan terminasi.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 11
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
PENYAKIT AKIBAT KELAINAN PADA RIBOSOM
1. SINDROMA TREACHER COLLINS
Sindroma Treacher Collins adalah kelainan yang diturunkan secara autosomal
dominan yang timbul akibat penyimpangan dalam perkembangan struktur wajah selama
morfogenesis histodiferensiasi antara 20 hari dan minggu ke-12 IU.
Treacher Collins Syndrome adalah gangguan herediter yang ditandai oleh beberapa
anomali kraniofasial dan manifestasi klinis akibat mutasi pada gen TCOFI, yaitu pada kromosom
5q31.3-q33.3. Gen ini mengkode protein yang disebut treacle, dan berperan selama tahap tertentu
dalam perkembangan embrio, khususnya pada struktur kepala dan wajah.
Etiologi
Sindroma Treacher Collins merupakan gangguan perkembangan kraniofasial yang
disebabkan kelainan genetik. Kelainan genetik ini dapat terjadi karena diturunkan oleh orang
tua ataupun mutasi baru
Pertama, terjadinya Sindroma Treacher Collins sebagai hasil dari mutasi de novo
(60% dari kasus Ini berarti bahwa kedua orang tua pasien menurunkan gen yang normal
kepada anaknya dan terjadinya mutasi akibat perubahan salah satu gen.
Kedua, jika salah satu dari orang tua menderita Sindroma Treacher Collins maka
dapat diasumsikan bahwa penyebab terjadinya sindroma ini diperoleh dari gen orang tua yang
diturunkan secara autosomal dominan kepada anaknya (40 % dari kasus). Terdapat
probabilitas 50% bagi anak untuk menderita Sindroma Treacher Collins apabila salah satu
dari orang tua memiliki gen abnormal pada kromosom autosomal. Namun, dapat terjadi
hambatan secara klinis untuk mengetahui apakah orang tua pasien menderita sindroma ini.
Karena orang tua pasien mungkin hanya mengalami gejala yang ringan sehingga tidak
terdeteksi.
Patogenis
Terjadinya Sindroma Treacher Collins disebabkan karena adanya mutasi dari gen
TCOF1. Gen TCOF1 terpeta dalam kromosom band 5q31.3-33.3. Gen ini mengkode protein
treacle, yang diperlukan dalam perkembangan kraniofasial yang normal Mutasi tunggal pada
gen ini mengakibatkan terminasi prematur dari produk protein (The Treacher Collins
Syndrome Collaborative Group, 1996; Wise, 1997).
Dixon (1996) meninjau gambaran klinis dan molekular Sindroma Treacher Collins,
dari total 20 mutasi gen TCOF1, 2 diantaranya merupakan mutasi nonsense, 5 terjadi insersi,
11 terjadi delesi, dan 2 terjadi mutasi penyambungan. Keseluruhan mutasi diamati
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 12
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
menyebabkan terminasi kodon yang prematur, sehingga terjadi haploinsufisiensi dimana hal
ini sebagai mekanisme molekular yang mendasari terjadinya sindroma ini. Menurut Dixon,
selama perkembangan embrio, treacle dinyatakan berada pada level puncak dalam lengkung
brakhial pertama dan kedua
Gambar 2.3 Dasar perkembangan anomali kraniofasial Sindroma Treacher Collins2
2A.Pewarnaan Skeletal pada embrio tipe liar, 2B. Pewarnaan Skeletal pada embrio yang terkena
STC menunjukkan keparahan hipoplasia frontonasal, 2C. Terjadi migrasi neural-crest pada
embrio tipe liar, 2D. Terjadi pengurangan populasi sel neural-crest yang parah pada embrio yang
terkena STC, 2E. Pewarnaan untuk melihat apoptosis pada embrio tipe liar menunjukkan
rendahnya level kematian sel endogen, 2F. Pewarnaan untuk melihat apoptosis pada embrio yang
terkena STC menunjukkan peningkatan tingkat kematian sel , 2G. Pewarnaan untuk melihat
proliferasi embrio tipe liar, 2H. Pewarnaan untuk melihat proliferasi yang terkena STC
menunjukkan penurunan proliferasi sel, 2I. Pewarnaan untuk melihat ribosom pada embrio tipe
liar, 2J. Pewarnaan untuk melihat ribosom pada embrio yang terkena STC menunjukkan
kekurangan biogenesis ribosom
Sel neural crest adalah populasi sel yang multipoten, stem dan progenitor, dibentuk
dalam ektoderm neural pada batas dengan ektoderm non-neural sepanjang sumbu tubuh
selama awal embriogenesis. Sel neural crest menjalani sebuah transisi ephitelial-mesenkimal
dan di region kranial, sel-sel ini dideliminasi dari ektoderm neural dan bermigrasi ke jarak
yang luas ke perifer wajah, menjadi tulang rawan, tulang, jaringan ikat dan jaringan saraf
perifer di kepala. Kebanyakan kelainan kraniofasial diperkirakan disebabkan oleh defek pada
pembentukan, proliferasi, migrasi dan atau diferensiasi dari sel neural crest kranial
Treacle merupakan protein yang sangat sederhana yang dikode oleh TCOF1 dan
berperan dalam biogenesis ribosom serta mengatur kelangsungan hidup neuroepithelial dan
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 13
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
proliferasi sel neural crest. Haploinsufisiensi TCOF1 mengurangi biogenesis ribosom yang
diukur dengan produksi 28s subunit dalam neuroepithelial dan sel neural crest, dimana
defisiensi biogenesis ribosom berhubungan dengan kurangnya proliferasi dalam sel neural
crest dan sel neuroepithelial yang diamati pada mutan TCOF1. Akibat kekurangan biogenesis
ribosom yang tidak dapat mengimbangi kebutuhan seluler dan metabolik dari populasi sel
yang berproliferasi tinggi, menyebabkan terjadinya aktivasi p53. Stabilisasi p53
mengaktifkan banyak gen efektor proapoptotik, seperti Ccng1, Trp53inp1, Noxa, Perp dan
Wig1, dalam neuroepithelium, yang secara kolektif bertanggungjawab terhadap tingginya
tingkat kematian jaringan tertentu yang diamati dalam patogenesis Sindroma Treacher
Collins.
Korelasi langsung antara stabilisasi nuklear protein p53, aktivasi transkripsi gen p53
dependent, dan induksi apoptosis neuroepithelial menunjukkan defisiensi yang diamati dalam
migrasi sel neural crest pada Sindroma Treacher Collins. Dari percobaan yang dilakukan,
diketahui penghambatan p53 secara genetik berhasil menghambat apoptosis neuroepithelial
yang terjadi tanpa mengubah biogenesis ribosom yaitu dengan menghambat p53 secara
genetik dan khemis, aktivitas Ccng1 diblok dan mengembalikan populasi migrasi sel neural
crest dan mencegah hipoplasia kraniofasial dan menghasilkan perkembangan kraniofasial
yang normal setelah dilahirkan.
Gambar. A. Gambar kiri menunjukkan perkembangan neuroepithelium yang normal, gambar
tengah menunjukkan apoptosis neuroepithelium dan pengurangan pembentukan dan migrasi sel
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 14
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
neural crest, gambar kanan menunjukkan penghambatan p53 dan migrasi sel neural crest yang
normal, B. Diagram alir yang menunjukkan patogenesis terjadinya Sindroma Treacher Collins.
Tulang Tengkorak Abnormalitas yang terjadi umumnya secara bilateral dan simetris.6 Panjang kranial
anterior lebih pendek dengan kompensasi peningkatan panjang kranial posterior, dan panjang
keseluruhan tulang tengkorak normal atau berkurang dibandingkan dengan kontrol. Prosesus
mastoideus sering tidak memiliki rongga (unpneumatized) dan mungkin skrelotik.3,9,18
Basis kranial secara progresif mengalami pembengkokan (kyphotic) dan kalvaria umumnya
normal. Sudut basis kranial tinggi, menyebabkan penyempitan anteroposterior dari ruang
faring
Gambar . Tulang tengkorak dengan defek kraniofasial pada pasien Sindroma Treacher Collins
Derajat ketidak berkembangan atau absennya tulang malar bervariasi dan cenderung
cukup simetris. Hipoplasia tulang malar menyebabkan orbit menjadi dangkal dan berotasi
secara inferolateral, menghasilkan bentuk oval. Selain tulang malar dan arkus zigoma yang
tidak berfusi, sinus paranasal juga mengalami hipoplasia
Gambar . CT Scan pada pasien
Sindroma Treacher Collins tanpa
tulang pipi20
Hidung dan Jaringan Lunak Wajah Sudut frontonasal yang tinggi dan hipoplastik tulang malar dan ridge supraorbital
membuat hidung tampak lebih menonjol. Lebar dasar hidung meningkat, tetapi hidung
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 15
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
biasanya berukuran normal atau optimal. Sekitar 25% dari kasus, kulit berambut meluas turun
ke pipi dari regio temporal. Kulit yang melapisi tulang malar yang hipoplastik sering tipis
dengan jaringan subkutan yang minimal
Mata Hampir seluruh pasien dilaporkan memiliki beberapa masalah okular dan adneksal.3
Pasien Sindroma Treacher Collins sering memiliki mata yang miring ke arah bawah, bulu
mata yang jarang dan ada lekukan (notch) di kelopak mata bawah yang disebut koloboma.
Kemiringan antimongoloid pada celah palpebra dan ligamen lateral kanthus yang terletak
inferior dan rudimenter hampir seragam. Koloboma sejati terjadi pada 25% kasus, dan
koloboma pseudo muncul sekitar 50% kasus, dimana cenderung berada di sepertiga luar dari
kelopak mata bawah. Yang umum terjadi adalah gangguan refraktif, dan jarang terjadi
ambliopia
Gambar A. Mata yang miring ke bawah pada Sindroma Treacher Collins26
B. Adanya koloboma pada kelopak mata bawah
Telinga Pada telinga luar (pinna) penderita Sindroma Treacher Collins dapat terjadi kelainan
yang berbeda dalam bentuk, ukuran dan posisi. Pinna juga mungkin relatif normal dalam
bentuk dan ukuran, diikuti kehadiran ada penonjolan kecil (tag) telinga dengan satu atau
lebih.3 Dengan derajat kecacatan apapun, pinna cenderung terletak lebih anterior dan inferior
dan tampak kusut.
Cacat meatus auditorius eksternal berkisar dari menjadi paten hingga oklusi tulang
yang komplit. Pada sebagian besar kasus, sangat sedikit terjadi stenosis jaringan lunak.
Telinga tengah hampir selalu hipoplastik dengan sebagian besar mempengaruhi rongga timpani
bagian atas di atas membran timpani (attic). Rantai osikular sering abnormal dan keparahannya
bervariasi, rantai sering berpindah secara anterolateral. Telinga dalam biasanya normal dengan
beberapa pemendekan dan perpindahan anterior dari nervus fasialis yang desending
Gambar . Malformasi bentuk telinga luar
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 16
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Mandibula
Komponen mandibula sering mengalami hipoplasia, dengan bentuk cekung pada
permukaan bawah bodi mandibula. Terjadi hipoplastik mandibula pada ramus ascending ,
bodi dan proyeksi dari dagu. Selain itu mandibula juga menunjukkan adanya hipoplasia
kondilus dan koronoid sehingga secara klinis tampak sebagai dagu yang retrusi. Notch
antegonial yang ditandai muncul dengan sudut gonial yang tumpul dan kecenderungan dagu
untuk berputar inferior. Ini memberikan mandibula tampak dibengkokkan. Pola pembengkokan
ini berbeda dari yang tampak pada kondisi lain seperti penyakit Still’s, dan beberapa perbedaan
telah diukur. Selain itu juga dijumpai abnormalitas perlekatan muskular dari pterigomasseter
Gambar 8. Retrognasia pada pasien SindromaTreacher Collins.
Maksila Maksila cenderung memiliki palatum yang melengkung tinggi atau celah palatum
(30% kasus). Tinggi gigi posterior menjadi rendah dengan tingkat hiperproyeksi maksila.
Pada beberapa kasus, hiperproyeksi tampak sangat nyata, dan menjadi sulit untuk
memastikan apakah abnormalitas terletak pada maksila atau basis cranial. Choanal atresia
mungkin terjadi, dimana keberadaannya menyebabkan masalah jalan nafas, terutama pada
periode neonatal. Hubungan skeletal rahang biasanya Klas II dengan gigitan terbuka anterior.
Gigi biasanya berkembang dengan normal dan mempunyai ukuran normal. Namun,
mandibula yang mempunyai lengkung sempit dan berbentuk abnormal sering mengakibatkan
gigi berjejal yang parah.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 17
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Derajat malformasi yang terlihat sewaktu bayi dilahirkan dengan Sindroma Treacher
Collins diyakinkan relatif stabil dan tidak progresif seiring usia. Robert dkk (1975) meninjau
berturut-turut radiografi sefalometri dari pasien Sindroma Treacher Collins dan
mendokumentasikan stabilitas batas inferior mandibula dari waktu ke waktu. Garner (1967)
melaporkan penemuannya terhadap analisis sefalometri 3 pasien dengan variasi umur yang
dikonfirmasikan menderita Sindroma Treacher Collins. Dia mendokumentasikan deformasi
yang relatif stabil yang diobservasi pada umur yang bervariasi. Tidak ada bukti pasti yang
mengkonfirmasi secara signifikan bahwa dismorfologi Sindroma Treacher Collins makin
memburuk dengan pertumbuhan wajah
DiagnosisDiagnosa Sindroma Treacher Collins ini dibuat berdasarkan gambaran klinis karena
karakteritiknya yang khas dengan mata yang miring ke bawah, abnormalitas telinga dan
rahang bawah yang kecil dan pemeriksaan radiografi seperti Computerized tomography
(CTscan) dapat digunakan untuk menentukan derajat ketidakberkembangan struktur tulang
wajah.
Ada banyak sindroma yang penampilan wajahnya menyerupai Sindroma Treacher
Collins. Pemeriksaan fisik yang lengkap terhadap sistem tubuh yang lain dapat membantu
menegakkan diagnosis Sindroma Treacher Collins. Sindroma Treacher Collins dapat
dibedakan dari Sindroma Nager dan Sindroma Miller jika tidak ada abnormalitas pada tangan
atau lengan. Dengan keterlibatan wajahnya bilateral (mengenai kedua sisi wajah) dan spinal
column normal, Sindroma Treacher Collins dapat dibedakan dari kondisi
Oculoauriculovertebral (OAV) seperti Sindroma Goldenhar.
Jika terdapat beberapa orang dalam sebuah keluarga mengalami Sindroma Treacher
Collins, studi hubungan (linkage) genetik dapat dilakukan. Studi hubungan ini memerlukan
sampel darah dari berbagai anggota keluarga, yang terkena dan yang tidak terkena.30
Ditandai pada gen TCOF1 dan dianalisa serta dibandingkan untuk menentukan terjemahan
gen yang dibagi kepada anggota keluarga yang terkena. Gen yang menyebabkan terjadinya
Sindroma Treacher Collins ada pada semua anggota keluarga yang terkena, dan absen pada
semua anggota yang tidak terkena. Studi hubungan dapat dilakukan pada bayi belum lahir
untuk menentukan apakah bayi mewarisi gen yang menyebabkan sindroma tersebut.
Ultrasonografi prenatal dapat digunakan untuk melihat gambaran fasial dari sindroma ini.
Adapun beberapa laporan tentang diagnosa prenatal dengan ultrasonografi saja, bayi dengan
manifestasi ringan dapat terlihat normal. Deteksi tergantung pada keterampilan dokter yang
melakukan ultrasonografi dan pengalamannya terhadap gambaran Sindroma Treacher Collins.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 18
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
2. Berlian Blackfan Anemia (Diamond-Blackfan Anemia)
Tulang mewarisi sindrom yang dapat menyebabkan kegagalan sumsum (IBMFS)
yang ditandai oleh kelainan hematologi, keterlambatan pertumbuhan umum, dan peningkatan
insiden transformasi ganas. Gangguan ini meliputi:
Diamond-Blackfan anemia (DBA)
sindrom Shwachman-Diamond (SDS)
tulang rawan-rambut hipoplasia (CHH)
dyskeratosis congenita (DC).
Masing-masing gangguan memanifestasikan fenotipe klinis yang berbeda. Mirip
dengan fitur klinis mereka, dasar-dasar molekul dari IBMFS memiliki karakteristik yang baik
dan khas. Penyimpangan dalam sintesis ribosom telah dikaitkan dengan penyakit yang dapat
menyebabkan kegagalan sumsum (IBMFS).hal tersebut akan memberikan target molekul
umum untuk mutasi patogen dalam gen penyakit terkait. Dalam beberapa kasus, ribosom
tampaknya menjadi target utama dalam lesi patogen, sedangkan pada orang lain, efek pada
sintesis ribosom yang sekunder dan tampaknya memiliki pengaruh memodifikasi pada
presentasi penyakit. Misalnya, target utama dari lesi patogen dalam dyskeratosis congenita
telomerase yang membedakannya dari IBMFS lainnya. Bentuk terkait-X dari dyskeratosis
congenita, bagaimanapun, mempengaruhi baik fungsi telomerase dan sintesis ribosom dan
jauh lebih parah daripada bentuk-bentuk somatik dari penyakit yang hanya mempengaruhi
telomerase. Dengan demikian, perbedaan dalam target utama lesi patogen dapat menjelaskan
presentasi klinis yang berbeda dari IBMFS tertentu..
Etiologi
Diamond Blackfan Anemia (DBA) Ini merupakan penyakit warisan, yang menyerang
sekitar lima bayi dari setiap 1 juta, menurut Neal Young, MD, dari National Heart, Lung, dan
Darah Institute di "Williams Hematologi." Anak-anak memiliki anemia karena sumsum
tulang tidak membuat cukup sel darah merah. Sekitar 33 persen mungkin memiliki kelainan
fisik, termasuk mengatur lebar mata, telinga rendah-set, leher berselaput dan perawakan
pendek Beberapa anak di diagnosis memiliki kelainan tulang dan memiliki kelainan jantung.
Patogenis
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 19
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Dalam kasus lain, sintesis ribosom di mana tampaknya menjadi target utama penyakit
menyebabkan mutasi, dasar manifestasi klinis yang beragam masih belum diketahui. Tubuh
kerja yang disajikan dalam disertasi ini difokuskan pada sindrom Shwachman-Diamond dan
Diamond-Blackfan anemia, dua IBMFS mana cacat dalam sintesis ribosom tampaknya
mendasari patofisiologi penyakit. Pendekatan ini menggunakan model ragi dari kedua
penyakit untuk mengeksplorasi mekanisme yang sintesis ribosom terpengaruh menggunakan
subunit 60s ribosom sebagai target molekul umum. subunit 60s biogenesis dipengaruhi oleh
mekanisme yang berbeda dalam dua model penyakit dan bahwa perbedaan ini dapat
memberikan dasar-dasar molekuler untuk presentasi klinis yang berbeda diamati pada pasien
DBA dan SDS. Penelitian lebih lanjut pada mekanisme yang subunit 60s biogenesis
terpengaruh dalam model SDS memiliki implikasi yang jelas untuk pengobatan gangguan ini
Menurut National Institutes of Health, atau NIH, penyakit ini adalah karena mutasi di
tujuh gen. Beberapa gen bermutasi memberikan instruksi kepada sel tentang bagaimana
membuat protein ribosom, sementara yang lain membantu ribosom membuat protein.
cmoderat atau tidak lengkap, akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia
atau dalam beberapa kombinasi tertentu.
Gambar. Dengan menggunakan pemeriksaan sinar x-rays menunjukan tulang aksesori di ibu
jari bagian kiri dengan konfigurasi biphalangeal normal dari jempol kanan.
Diamond-Blackfan anemia (DBA) adalah anemia hipoplasia langka bawaan yang biasanya
menyajikan awal pada masa bayi. Anomali kongenital, khususnya dari kepala dan anggota
badan atas, dalam pemeriksaan 25% pasien melaporkan bahwa:
(1). DBA juga telah disebut sebagai aplasia sel merah murni bawaan, anemia aregenerative
kronis, erythrogenesis imper-fecta dan anemia hipoplasia kongenital.
(2). Diagnosis dari penyakit ini adalah meraih dengan ditemukannya sebuah normokromik,
anemia makrositik atau normositik mewujudkan awal kehidupan, reticulocytopenia,
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 20
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
normocellular sumsum tulang dengan erythroid hipoplasia. Untuk saat ini, total sekitar 600
pasien telah dilaporkan di seluruh dunia. 354 pasien telah terdaftar di Diamond Blackfan
Anemia registri Amerika Utara dan 229 pada kelompok DBA dari Perancis, Jerman dan
delapan negara lain
(3). Kami melaporkan enam kasus seperti didiagnosis di klinik kami yaitu Division of
Pediatric Hematology-Oncology, Department of Pediatrics, L.T.M.M. College and General
Hospital, Sion, Mumbai, India.
Aplasia sel merah murni bawaan pertama kali dijelaskan oleh Joseph pada tahun 1936
dan dua tahun kemudian pada tahun 1938, DBA biasanya terlihat pada masa bayi, meskipun
kasus telah terdeteksi sebagai sebagai akhir pada usia 6 tahun. Rasio antara Laki-laki dan
perempuan adalah 1,2:1. Dan dilaporkan empat kasus diduga sebagai Diamond dan Blackfan.
Sekitar 1/4th untuk 1/3rd pasien memiliki anomali kongenital yang melibatkan
anggota badan atas dan kepala, dan sistem urogenital atau kardiovaskular. Namun, hubungan
antara malformasi dan eritropoiesis yang rusak adalah tidak jelas dan cacat dalam suatu
molekul yang bekerja pada kedua pengembangan embrio dini dan hematopoiesis telah
diusulkan. Kebanyakan kasus sporadis dengan warisan diamati pada sekitar 10% pasien,
dengan pola, dominan atau, lebih jarang resesif. Salah satu lokus pada kromosom 19q13.2
pengkodean protein ribosom S19 menyumbang seperempat pasien dengan baik dominan atau
bentuk sporadis (1,4). Lokus lain dalam hubungan dengan DBA telah terdeteksi pada 8p
kromosom (5). Keluarga tidak terkait dengan salah satu dari lokus juga telah dijelaskan (4,5).
Cacat dasar diduga terjadi penurunan jumlah atau fungsi dari prekursor erythroid,
baik CFU-E dan BFU-E. Tingkat tinggi dari erythropoietin dalam serum menunjukkan
ketidakpekaan progenitor untuk erythro-poietin .Selain itu, faktor imunologi seluler juga telah
dianggap bertanggung jawab atas patogenesis dalam DBA .Namun, penelitian anekdotal
membantah temuan ini .Diagnosis diferensial terdekat dari sindrom ini adalah TEC (transien
erythro-blastopenia masa kanak-kanak). Namun, usia rata-rata diagnosis TEC adalah 26 dan
28 bulan pada pria dan wanita masing-masing, sedangkan untuk DBA adalah 5.2 dan 6,6
bulan (2). MCV biasanya normal di TEC dan meningkat dalam DBA, dan riwayat penyakit
virus sebelumnya dengan tidak ada kelainan kongenital ciri TEC (2). HBF umumnya normal
pada diagnosis dalam TEC, sedangkan tinggi dalam DBA. Selain itu, TEC pulih secara
spontan dalam 1 sampai 2 bulan onset, terlepas dari pengobatannya (2).
Transfusi sel darah merah adalah modalitas pengobatan hanya tersedia pada zaman
sebelumnya. Meskipun, masih tetap merupakan bentuk penting dari terapi bagi mereka yang
refrakter terhadap obat lain, beberapa baru-macologic agen farmasi telah ditemukan effica-
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 21
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
mencurigakan. Terlepas dari konvensional lisan prednison (tingkat respons keseluruhan 60%
sampai 70%) dan dosis tinggi intravena metil prednisolon-, berbagai obat telah dicoba dengan
keberhasilan yang terbatas (2). Ini termasuk androgen, danazol, 6-mercaptopurine, cyclo-
phosphamide, globulin antilymphocyte, vincristine dll (2). Siklosporin telah dicoba dengan
hasil yang bertentangan dalam studi yang berbeda .Sel induk alogenik transplanta-tion
dengan HLA-identik donor terkait telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, meskipun
laporan anekdotal kegagalan telah dilaporkan.
Biasanya, sumsum tulang memproduksi semua sel darah yang dibutuhkan tubuh anak
Anda, tapi kadang-kadang, cacat genetik dapat mengganggu kemampuan sumsum untuk
membuat sel-sel penting. Diamond Blackfan anemia (DBA) adalah kelainan darah yang
langka genetik yang terjadi ketika sumsum tulang gagal membuat sel-sel darah
merah. Anemia Fanconi Di Bone Marrow & Klinik Kegagalan Multidisiplin di Children 's
Hospital Boston, tim kami dari ahli hematologi pediatrik menyediakan perawatan yang
komprehensif untuk para penderita Diamon Blackfan Anemia atau biasa disingkat DBA.
Diamond Blackfan anemia sangat jarang untuk di temukan dan salah satu penyakit yang
langka.
Pengobatan
DBA adalah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa yang dapat menyebabkan
anemia berat dan membutuhkan perawatan medis yang berlangsung secara terus-menerus.
Hal ini dapat terjadi juga pada laki-laki dan perempuan, dan telah didiagnosis pada hampir
semua kelompok etnis yang ada di seluruh dunia baik Asia, Afrika maupun Eropa.
Kebanyakan bayi didiagnosis sebelum ulang tahun pertama mereka.
Kortikosteroid oral (yang meningkatkan produksi sel darah merah) merupakan pengobatan
andalan untuk DBA; perawatan lainnya termasuk transfusi darah dan transplantasi sumsum
tulang.
Baris pertama pengobatan adalah untuk memberikan anak obat steroid, biasanya
prednison. Obat mungkin tiba-tiba berhenti bekerja untuk orang setiap saat. Jika seseorang
tidak merespons obat steroid, atau kebutuhan dosis terlalu tinggi untuk menjaga / nya sel
darah merah menghitung, pengobatan menjadi transfusi darah. Orang itu kemudian perlu
untuk mengambil obat yang mengambil kelebihan zat besi keluar dari tubuh. Satu-satunya
obat yang tersedia untuk Blackfan berlian anemia adalah transplantasi sumsum tulang, yang
menggantikan sumsum tulang yang rusak seseorang dengan sumsum yang sehat.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 22
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Pada Anak-anak, kita akan melakukan pendekatan dalam pengobatan pada anak
Anda dengan sensitivitas dan dukungan-untuk anak Anda dan seluruh keluarga Anda. Ini
akan menjadi tujuan konstan kita untuk memaksimalkan kesehatan anak Anda dan kualitas
hidup. Sementara DBA dapat akan sulit untuk mengobati, Anda dapat yakin bahwa anak
Anda dalam perawatan dari beberapa ahli terkemuka di dunia dalam hematologi anak.
Kami menawarkan pilihan diagnostik dan pengobatan khusus, termasuk sel induk
hematopoietik transplantasi dengan arahan langsung ke program Stem Pediatric Dana-
Farber/Children 's Hospital Cancer Center Transplantasi your, salah satu program tertua dan
paling berpengalaman dalam transplantasi sel induk pediatrik. Pakar pediatrik hematologi
kami memberikan perawatan tindak lanjut yang komprehensif untuk mengelola gejala DBA.
Para peneliti di Anak-anak yang mempelajari gen ribosomal protein dan gen lain dari anak-
anak dengan DBA untuk mengidentifikasi mutasi genetik baru yang terkait dengan gangguan
tersebut.
Gambar. Skema Penurunan Penyakit DBA.
Diamond Blackfan anemia (DBA) adalah aplasia erythroid bawaan yang biasanya
menyajikan pada masa bayi. Penyebab pastinya tidak jelas, tetapi masalah tampaknya
menjadi kesalahan dalam salah satu langkah awal produksi sel darah merah. Dalam Blackfan
berlian anemia sumsum tulang tubuh menghasilkan sedikit atau tidak ada sel darah
merah. Hal ini juga dikaitkan dengan mutasi genetik pada beberapa individu. Anemia berat
sering ditemukan pada saat lahir dan mayoritas individu didiagnosis sebelum mereka
pertama ulang tahun. Sebagai tepuk ients mencapai dewasa, mereka memiliki
peningkatan risiko mengembangkan leukemia akut atau kegagalan sumsum tulang.Diamond
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 23
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Blackfan efek anemia anak laki-laki dan perempuan sama. Telah dilaporkan di hampir semua
kelompok etnis. diperkirakan sekitar tujuh dalam satu juta orang beresiko terkena DBA.
Diagnosis
Anemia berlian Blackfan biasanya didiagnosis dalam dua tahun pertama kehidupan,
bahkan terkadang dengan kelahiran, Orang dengan anemia Diamond Blackfan memiliki
gejala yang umum untuk semua jenis anemia lainnya, termasuk kulit pucat, mengantuk,
denyut cepat, dan berbisik-bisik jantung. Pada sekitar sepertiga dari anak-anak lahir dengan
gangguan ada cacat fisik seperti cacat tangan atau cacat jantung, tapi yang jelas dari tanda-
tanda belum diidentifikasi. Gejala-gejala juga dapat sangat bervariasi, dari sangat ringan
sampai parah dan mengancam jiwa. Diamond Blackfan anemia ditandai dengan rendahnya
jumlah sel darah merah dengan nenek moyang erythroid menurun di sumsum tulang. Hal ini
biasanya berkembang selama periode neonatal. Individu juga memiliki berbagai kelainan
bawaan, termasuk malformasi kraniofasial, ibu jari atau kelainan ekstremitas atas, cacat
jantung, malformasi urogenital, dan langit-langit sumbing. Berat lahir rendah dan hambatan
pertumbuhan umum kadang-kadang diamati.
Gambar. Anak yang terkena Diamond Blackfan Anemia yang dirawat di Rumah Sakit
Anemia Fanconi Di Bone Marrow & Klinik Kegagalan Multidisiplin di Children 's Hospital
Boston.
3.Dyskeratosis Congenita (DC).
Dyskeratosis Congenita (DC) juga diseebut sebagai Zinserr Cole Engman Syndrome.
Yang merupakan suatu kelaiinan bawaan/ kongenital yang sangat langka. Para penderita
penyakit ini di tandai dengan adanya penuaan dini pada tubuhnya (mirip dengan progeria)
dan terdapat kerusakan pada sistem organ dan abnomali pada sum-sum tulang.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 24
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Penderita DKC telah terbukti memiliki penurunan tingkat TERC yang mempengaruhi
fungsi normal dari. Dengan tingkat TERC turun, pemeliharaan telomer selama
pengembangan tidak akan berjalan secara normal. Pada manusia, telomerase aktif mengikuti
perkembangan tahap awal (kecuali dalam kasus-kasus ekstrim seperti kanker). Jadi, jika
telomerase tidak mampu secara efisien mempengaruhi DNA pada awal kehidupan,
ketidakstabilan kromosom menjadi lebih besar.
Etiologi
Penyakit ini diwariskan adalah lebih umum pada laki-laki daripada perempuan dan
terlihat di salah satu anak dari setiap 1 juta, tulis Dr Segal dalam "Williams
Hematologi." Gejala dimulai ketika seorang anak adalah sekitar 5 tahun. Mereka mungkin
memiliki bintik-bintik cokelat atau abu-abu pada kulit mereka, kelainan kuku, dan rambut
rontok dari mereka, bulu mata alis dan kulit kepala. Kemudian anak-anak atau sebagai orang
dewasa muda, mereka biasanya mengembangkan aplastik aneia, dimana sumsum tulang tidak
membuat cukup sel darah merah, sel darah putih atau trombosit. Penyakit ini disebabkan oleh
gen yang dibutuhkan untuk membuat ribosom.
DKC dapat dicirikan oleh pigmentasi kulit, beruban dini, distrofi dari kuku,
leukoplakia mukosa mulut, lakrimasi terus menerus karena atresia dari saluran-saluran
lakrimal, sering trombositopenia, anemia, atrofi testis pada operator laki-laki, dan
kecenderungan untuk kanker. Banyak dari gejala-gejala ini khas geriatri, dan mereka
membawa bentuk yang lebih serius dari penyakit ini sering memiliki rentang hidup singkat
secara signifikan.
Patogenis
Meskipun patologi yang tepat dari penyakit ini belum sepenuhnya dipahami, bukti
menunjukkan sebagian besar congenita dyskeratosis yang terutama gangguan pemeliharaan
telomer yang miskin. Secara khusus, penyakit ini terkait dengan satu atau lebih mutasi yang
secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi komponen RNA telomerase vertebrata
(TERC).
Telomerase, pada eukariota yang lebih tinggi, adalah reverse transcriptase yang
mempertahankan dalam mengulangi urutan DNA, telomer, selama perkembangannya
. Telomeres ditempatkan oleh telomerase pada kedua ujung kromosom linier sebagai cara
untuk melindungi DNA linier dari bentuk umum dari kerusakan kimia dan untuk mengoreksi
akhir memperpendek kromosom yang terjadi selama replikasi DNA normal. Akhir ini adalah
hasil pemendekan dari polimerase DNA eukariotik tidak memiliki mekanisme untuk sintesis
nukleotida akhir hadir di ujung "untai lagging" DNA beruntai ganda. DNA polimerase hanya
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 25
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
dapat mensintesis DNA baru dari untai DNA yang tua di arah 5'-> 3 '. Mengingat bahwa
DNA memiliki dua helai yang saling melengkapi, satu untai harus 5'-> 3 'sementara yang lain
adalah 3'-> 5'. Ketidakmampuan untuk mensintesis di 3'-> 5 'directionality dikompensasi
dengan penggunaan fragmen Okazaki, potongan pendek DNA yang disintesis 5'-> 3' dari 3'->
sebagai replikasi bergerak garpu '5.Seperti DNA polimerase RNA memerlukan primer untuk
pengikatan DNA dalam rangka untuk memulai replikasi, setiap fragmen Okazaki demikian
didahului oleh RNA primer pada untai yang disintesis. Ketika ujung kromosom tersebut
tercapai, primer RNA akhir ditempatkan pada daerah ini nukleotida, dan itu adalah pasti
dihapus. Sayangnya begitu primer dihapus, DNA polimerase tidak dapat mensintesis basis
tersisa.
Gambar. Mutasi oleh DKC1 yang di
derita oleh anak yang berasal dari
China .Anak tersebut menderita
Dyskeratosis Congenita.
Gambar. Dengan X-rays penderita dyskeratosis congenitaKomponen komponen RNA telomerase (TERC), salah satu kunci penting adalah
kotak H/ACA domain. Domain H/ACA ini bertanggung jawab untuk pematangan dan
stabilitas dari TERC dan karena itu dari telomerase secara keseluruhan. Ribonucleoprotein
H/ACA mamalia berisi empat subunit protein: dyskerin, Gar1, Nop10, dan Nhp2. mutasi
pada Nop10 dan dyskerin1 telah menunjukkan bahwa mutasi ini mempengaruhi aktivitas
telomerase negatif mempengaruhi pra-RNP Majelis dan pematangan manusia telomerase
RNA. Meskipun demikian, mutasi yang secara langsung mempengaruhi komponen
telomerase RNA mungkin akan ada dan harus juga menyebabkan penuaan dini atau DKC-
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 26
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
gejala seperti. Memang, tiga keluarga dengan mutasi pada gen TERC manusia telah dipelajari
dengan hasil yang menarik. Dalam dua keluarga, dua keluarga-khusus satu nukleotida
polymorphisms ada sementara yang lain ada bertahan penghapusan skala besar (pasangan
basa 821 DNA) pada kromosom 3 yang mencakup 74 basis kode untuk bagian dari H/ACA
domain. Mutasi ini tiga berbeda menghasilkan bentuk ringan dyskeratosis congenita yang
unik mengikuti pola dominan autosomal warisan. Premature mulai memutih, awal kehilangan
gigi, kecenderungan untuk kulit kanker, serta memperpendek telomer panjang terus
karakteristik dari penyakit ini.
Fitur mukokutan dari DKC biasanya berkembang antara usia 5 dan 15 tahun.Median usia
onset dari Cytopenia perifer adalah 10 tahun.Seks rasio laki-laki ke-perempuan adalah sekitar
3:1.Secara Fisik yaitu adanya hiperpigmentasi kulit, kuku distrofi, dan leukoplakia ciri
DKC. Sindrom ini secara klinis heterogen; di samping fitur mukokutan diagnostik dan
kegagalan sumsum tulang, individu yang terkena dapat memiliki berbagai fitur klinis lainnya.
distrofi kuku yang terlihat di sekitar 90% pasien, dengan keterlibatan kuku sering keterlibatan
kuku sebelumnya. Distrofi kuku Progresif dimulai dengan membelah ridging dan
longitudinal. Atrofi progresif, menipis, pterygium, dan distorsi terwujud di kecil, kuku
rudimenter, atau tidak ada.
Temuan leukoplakia mukosa Mukosa terjadi pada sekitar 80% dari pasien dan
biasanya melibatkan mukosa bukal, lidah, dan orofaring. Leukoplakia dapat menjadi
verrucous, dan ulserasi dapat terjadi. Pasien juga mungkin memiliki peningkatan prevalensi
dan tingkat keparahan penyakit periodontal. Situs mukosa lainnya mungkin terlibat
(misalnya, kerongkongan, meatus uretra, kelenjar penis, saluran lakrimal, konjungtiva,
vagina, anus). Penyempitan dan stenosis dapat terjadi di situs tersebut, dengan pengembangan
selanjutnya dari disfagia, disuria, fimosis, dan epiphora.
Kegagalan sumsum tulang Sekitar 90% memiliki Cytopenia perifer dari satu atau
lebih garis keturunan. Dalam beberapa kasus, ini adalah presentasi awal, dengan usia rata-rata
onset 10 tahun. Kegagalan sumsum tulang adalah penyebab utama kematian, dengan sekitar
70% dari kematian yang berhubungan dengan perdarahan dan infeksi oportunistik sebagai
akibat dari kegagalan sumsum tulang.
Komplikasi paru Sekitar 20% dari individu dengan DKC mengembangkan komplikasi
paru, termasuk fibrosis paru dan kelainan pembuluh darah paru.Rekomendasi adalah bahwa
pasien DKC menghindari mengambil obat dengan toksisitas paru (misalnya, busulfan) dan
bahwa mereka memiliki paru-paru mereka terlindung dari radiasi selama BMT.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 27
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Peningkatan risiko keganasan Pasien memiliki peningkatan prevalensi neoplasma
ganas mukosa, terutama sel squamous karsinoma, mulut nasofaring, esofagus, rektum, vagina
leher rahim, atau. Ini sering terjadi dalam situs leukoplakia.Prevalensi karsinoma sel
skuamosa kulit juga meningkat. Keganasan lain melaporkan termasuk limfoma Hodgkin,
adenokarsinoma saluran pencernaan, dan karsinoma bronkus dan laring. Keganasan
cenderung berkembang pada dekade ketiga kehidupan. Sistem temuan neurologis: Pasien
mungkin memiliki kesulitan belajar dan keterbelakangan mental.
Sistem temuan Kedokteran: DKC dilaporkan berhubungan dengan konjungtivitis,
blepharitides, dan pterygium. Stenosis duktus lakrimal sehingga epiphora (yaitu, berlebihan
merobek) terjadi pada sekitar 80% dari pasien.Temuan sistem kerangka: Pasien mungkin
memiliki hipoplasia mandibula, osteoporosis, nekrosis avascular, dan scoliosis.
Temuan sistem pencernaan: Ini mungkin termasuk jaring esofagus, hepatosplenomegali, dan
sirosis.
KESIMPULAN
Ribosom merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh makhluk hidup karena
dapat mengendalikan cara kerja tubuh tumbuh-tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kata
ribosom didapat dari penggabungan kata yaitu ribonucleic acid dan kosakata Yunani, soma,
yang artinya tubuh. Ribosom merupakan organel terkecil dalam sel yang berbentuk bulat
padat dengan diameter sekitar 20 sampai 25 nm. Ribosom tersuspensi dalam sitosol atau
terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 28
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Struktur dari ribosom berupa susunan yang rumit antara RNA ribosom (rRNA) dan
protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Perbandingan keduanya yaitu 65%
rRNA dan 35% RNP. Pembagian ribosom berdasarkan subunit besar dan subunit kecil.
Subunit kecil mengikat mRNA (messeger RNA), sedangkan yang besar mengikat tRNA
(transport RNA).
Fungsi dari Ribosom adalah mensintesis protein. Sel yang memiliki laju sintesis
protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misal, sel
hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Tidak mengejutkan jika sel yang aktif dalam
mensintesis sejumlah protein juga memiliki nukleus yang terlihat secara jelas.
Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian
besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom
terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk
pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel.
Proses pembentukan protein.
Akibat dari adanya kelainan dari biogenesis ribosom adalah adanya Treacher Collins
Syndrome yang merupakan gangguan herediter yang ditandai oleh beberapa anomali kraniofasial
dan manifestasi klinis akibat mutasi pada gen TCOFI, yaitu pada kromosom 5q31.3-q33.3. Gen
ini mengkode protein yang disebut treacle, dan berperan selama tahap tertentu dalam
perkembangan embrio, khususnya pada struktur kepala dan wajah.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., Johnson, A., Lewis, J. Raff, M., Roberts, K., Walter, P. 2002. Molecular
Biology of the Cell. 4 th ed. Garland Science. New York
Chapman S, Nakielny R. Large Head In Infancy. In :Aids to Radiological Differential
Diagnosis. 4thEd. Pennyslvania: Elsevier Inc.; 2003. p 421-5.
Farabee, M.J Cells . 2007.Cellular Organization. Wikibook. Diambil pada tanggal 11
Desember 2011, dari http://www.emc.maricopa.edu/BioBookglossN.html
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 29
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM] BIO SEL
Horenstein M. Aqueductal stenosis causing obstructive hydrocephalus. 2009
September 25. [cited 2009 october 21]. Available From : URL :
http://www.ultrasound-images.com. (on line).
Solomon, E.P, Berg, L.R, Martin, D.W. 2002. Biology. 6th Ed. Brooks/Cole
Thompson Learning.USA
Stryer, L. 1988. Biochemistry. 3rd ed. W.H. Freeman and Company. New York
White J. M. 2007. Cell Structure and Function. University of Virginia Health System.
Diambil pada tanggal 11 Desember 2011, dari http://www.w3.org/1999/xhtml
Wolfe, S.L. 1993. Molecular and Cellular Biology. Wadsworth Publishing Company.
California
Eisenberg RL, Margulis AR. Normal Pressure Hydrocephalus. In :The Right Imaging Study
A Guide for Physicians. 3rd. New York: Springer; 2008. p 506-9.
Scarabino T, Salvolini U, Jinkins JR. Intracranial Hypertension. In : Emergency
Neuroradiology. New York: Springer Berlin Heilberg; 2006. p 203-11.
Kurtz AB, Johnson PT. Hydranencephaly. In :Radiology. Philadelphia: RSNA; 1999. p 419-
22.
Barnes P, Levine D. MR Imaging of Fetal CNS Abnormalities. In : Levine D, Editor. Atlas of
Fetal MRI. New York: Taylor & Francis; 2005. p 25-47.
Bardo DME. 2009 Agustus. [cited 2009 october 21]. Available from : URL :
http://www.appliedradiology.com. (on line).
Sjair Z. Tomografi Komputer Kepala. In : Ekayuda I, Editor. Radiologi Diagnostik FKUI.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p 387-91.
Tanenbaun LN. Degenerative, Toxic, and Metabolic Diseases. In : Zee CS, Editor.
KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI RIBOSOM Page 30