Kel.5 Perawatan Orang Sakit
-
Upload
iant-retalica -
Category
Documents
-
view
133 -
download
6
Transcript of Kel.5 Perawatan Orang Sakit
TUGAS KELOMPOK
PERAWATAN ORANG SAKIT
Mata Kuliah :
AISMUH II
Dosen :
Pathul Khair, S. SOS.i
Kelompok 5 :
Anggy Hastrianto
Devi Hasti Nurrayda
Seri Mentari
Siti Halwa
Warihardi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2012
PEMBAHASAN
A. Definisi Keperawatan
Keperawatan adalah pelayanan profesional, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif. Profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah
“body of knowledge” yang jelas. (Rifki Muslim, 2010).
Jadi secara umum, keperawatan merupakan pelayanan yang professional, baik
dari segi biologis, sosiologis, psikologis dan spiritual itu sendiri. Hal ini berarti
keperawatan mencakup semua segi kehidupan manusia, dimana manusia tidak dapat
hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini, merupakan
keperawatan yang didefinisikan secara umum, tetapi bagaimana dengan
keperawatan islami? Keperawatan islami adalah keperawatan kepada klien baik
dalam tindakan, asuhan keperawatan, sikap, cara merawat pasien yang semuanya
berpedoman pada nilai-nilai islami, tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah.
1. Pengobatan
Pengobatan adalah segala upaya untuk menyembuhkan penyakit
seseorang. Pengobatan dapat berupa fisik, kimiawi, operatif dan sebagainya.
Islam mengajarkan agar pasien diobati selain dengan cara medis, juga mereka
dianjurkan agar bersabar, berdoa, berdzikir dan bertawakkal kepada Allah SWT
dan mendoakan orang yang sakit untuk kesembuhannya.
2. Perawatan
Perawatan adalah cara pengobatan dimana si sakit harus menginap di
rumah sakit. Sebagai tenaga kesehatan harus memberi perhatian penuh,
memonitor dan menilai perkembangan penyakit dan kesembuhannya.
Berbagai tugas mulia harus dilakukan dengan tekun dan tulus, seperti :
membantu buang hajat, mengganti pakaian, menjaga auratnya, jasmaninya selalu
bersih / thaharah, membantu berjalan, berbicara, makan-minum.
Juga membantu untuk beribadah / shalat karena dalam keadaan apapun
seorang muslim diwajibkan untuk melaksanakan shalat kecuali dalam keadaan
tidak sadarkan diri, membaca Al-Qur’an, mendengar radio, berilah hiburan yang
berjiwa keagamaan, ciptakan pula suasana yang Islami dan sebagainya.
Namun, bila pasien sudah dalam keadaan sakaratul maut, ia dituntun
membaca : Laa ilahaa illallah, muhammadarrusulullah. Apabila ia meninggal,
segera tutupkan kelopak mata dan mulutnya, kemudian menutupinya dengan
kain yang bersih.
B. Tujuan Keperawatan Islami
1. Tujuan utama perawatan islami yakni sebagai media dakwah dan ibadah,
Lillahita’ala.
2. Competitive advantage layanan rumah sakit Islam dengan non Islam
3. Keperawatan adalah Core bisnis rumah sakit
4. Interaksi kepada pasien lebih banyak (40% untuk rawat inap), sehingga
perawatan selama pasien menginap merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
perawat agar dapat membimbing pasien sebagaimana posisinya dengan sebaik-
baiknya.
C. Prinsip-prinsip Keperawatan Islami
1. Profesional
Perawatan yang professional yakni perawatan yang sesuai kaidah ilmiah
yang berlaku, perawat yang Fathonah yakni pandai, berilmu dan cerdas.
Sesuai dengan Al Qur’an Surat Al Mujadalah ; 11
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-
orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”
2. Ramah
Ramah merupakan satu diantara prinsip perawatan pada pasien (orang
sakit) yakni Komunikasi dengan pasien dan keluarganya dengan cara :
- Good Communication (sifat Tabligh)
- Muka Cerah / berseri
- Senyum, Senyum bagaikan penyejuk hati, Senyum non obat bagi pasien
tetapi stimulus untuk ketenangan dan keakraban.
- Bersikap menyejukkan
“Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak dengan hartamu,
maka (dapat juga) kamu menolong mereka dengan muka berseri dan pekerti
yang baik” (HR. Abu Ya’la)
3. Amanah
Sifat amanah diantaranya :
- dapat dipercaya
- jujur
- bertanggung jawab
“Sesungguhnya Allah memperintahkan kamu sekalian untuk menunaikan
amanat kepada ahlinya” (QS An Nisa ; 58)
4. Istiqomah
Istiqomah ini merupakan perbuatan yang didasari oleh rasa sungguh-
sunggah. Istiqomah ini juga memiliki banyak makna diantaranya ialah :
- Konsisten
- Komitmen tinggi
- Bekerja secara sungguh-sungguh
- Bekerja keras, ulet
- Tidak mengenal lelah yakni merupakan Salah satu sifat Rasulullah SAW
5. Sabar
Yakni sebuah kata yang memiliki arti untuk tetap menahan amarah,
menahan nafsu dari perbuatan tidak terpuji serta menjadi keimanan diri sebagai
hamba Allah SWT. Sabar ini juga memiliki banyak pengertian diantaranya
sebagai berikut :
- Bekerja dengan tenang
- Tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat
- Tetap sabar walaupun pasien / keluarganya rewel
- Sabar tidak berarti lamban
- Innallaaha ma’ashobiriin (Sesungguhnya Allah menyukai orang yang sabar)
6. Ikhlas
Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa. Ikhlas ini suatu kata yang mudah
saja diucapkan oleh stiap otang, tetapi sangat sulit untuk diaplikasikan dalam
kehidupan atau untuk dilaksanakan. Oleh itulah butuh perbaikan niat setiap
saatnya agar setiap yang kita lakukan bernilai pahala di mata Allah, tanpa
mengharap pujian dari manusia.
- Al ‘amalu bin niyah (Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya)
- Niat ikhlas maka Allah akan memberi pahala.
- Tidak ikhlas maka konsekuensinya tidak berpahala
“Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus”
(QS Al Bayyinah ; 5)
D. Filosofi Perawat Islami
1. Memiliki nilai spiritual
2. Meyakini Allah-lah yang memberi kehidupan dan kematian
3. Meyakini dan menyebarkan keyakinan kepada pasien dan keluarganya bahwa
Faidza maridtu fahuwa yasfin (Jika engkau sakit maka Allah lah yang
menyembuhkan)
4. Memiliki sikap yang tangguh (sabar, memberi kesan terpercaya, sopan pada
semua, dan rendah hati)
Mempunyai pengetahuan tentang fikih orang sakit.
E. Landasan Normatif dan Sosiologis Perawatan Orang Sakit
Islam memandang profesi keperawatan merupakan manifestasi kekuatan iman
(QS. 39:39, 9:105, 3:110)
Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya
aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui”.
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada(Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan
Profesi keperawatan dimana tugas dan pekerjaannya adalah memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) merupakan pekerjaan mulia yang
mendapat legalitas agama.
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
Dari aspek sosiologis, manusia adalah makhluk social (zoon politicon),
memiliki rasa kemanusiaan, belas kasihan dan tolong menolong. Profesi
keperawatan merupakan refleksi dari rasa kemanusiaan.
"Perumpamaan orang-orang beriman di dalam kecintaan, kasih sayang, dan
hubungan kekerabatan mereka adalah bagaikan tubuh. Bila salah satu anggotanya
mengaduh sakit maka sekujur tubuhnya akan merasakan demam dan tidak bisa
tidur."
F. Karakteristik Perawat Muslim dalam Perawatan Orang Sakit
• Dapat bekerjasama dengan baik
• Berpenampilan sesuai dengan kaidah seorang muslim
• Menghindari banyak tawa dan senda gurau (yang tidak perlu) saat memberikan
pelayanan pada pasien.
• Berdoa sebelum bekerja dan sebelum melakukan tindakan keperawatan.
• Membimbing pasien berdoa saat pasien akan operasi
• Tulus ikhlas dalam bekerja / tidak terjebak dalam rutinitas kerja.
• Sabar dalam menghadapi masalah
• Berdoa untuk pasien
• Tidak membanggakan diri.
• Selalu berbuat baik kepada orang lain. (pasien, keluarga pasien, teman sejawat
dll)
• Menjaga kebersihan hati (tidak iri, sombong dll).
• Menjaga kata-kata ketika bercakap/dapat berkomunikasi dengan baik.
• Berusaha memberikan pelayanan yang lebih dari apa yang diharapkan pasien
G. Asuhan Keperawatan Islam
Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama ”Al Asiyah “ dari kata Aasa yang
berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan
obat. Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW
dengan seorang perawat wanita yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat
menghargai seorang petugas kesehatan karna petugas ini adalah petugas
kemanusiaan yang sangat mulia.
Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang
membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien.
Hubungan antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan
pemakai jasa.
Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah
suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian.
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental
maupun kesehatan lingkungan.
H. Hak dan Kewajiban antara Perawat dengan Pasien
1. Kewajiban Petugas Keperawatan
Melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan
Memberikan pelayanan dengan baik
Menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat
Mengusahakan keringanan biaya
Bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang
disebabkan oleh kesalahan perawat
Melindungi pasien dari sasaran propaganda agama lain
Menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada keluarganya
Membantu pemakaman jenazah secepat mungkin
Menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan ajaran agama.
2. Hak-Hak Petugas Keperawatan
Mendapatkan Gaji dan Honorer
Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah
Mendapat perlindungan hokum
Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya.
Menolak pelanyanan kesehatan yang bertentangan dengan ajaran Agama
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang
mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai
dengan syari’ah islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan
dalam islam.dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa:
“Bertolong-tolonglah kamun dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu
bertolong-tolong dalam hal keburukan atau kejahatan”.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an menganjurkan
untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada
keadaan sakit. Seperti yang dicontohkan oleh Rufaidah di zaman Rasulullah
Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana cara bersuci
dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.
Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:
Artinya : “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu”(QS.Al-baqarah;185)
3. Tata Cara Bersuci Bagi Orang Yang Sakit
1. Diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika
berhadats besar
2. Jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat
kesembuhan, maka boleh tayamum
3. Bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain
4. Jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap
balutan tadi dengan air
5. Cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali
pukulan, kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya
6. Jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air jika
membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias
bertayamum
7. Dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci
8. Jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain yang
mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan
9. Orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak
mungkin maka ia solat apa adanya, dan solatnya sah
10. Orang yang sakit wajib menggunakan pakaian yang suci dalam melaksanakan
solat jika tidak memungkainkan maka solat apa adanya dan solatnya sah
11. Orang yang sakit juga wajib solat ditempat yang suci jika tidak mungkin
maka cara sholat ditempat apa adanya dan sholatnya sah.
4. Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit
1. Diwajibkan berdiri meskipun tidak tegak atau bersandar pada dinding atau
bertumpu pada tongkat
2. Bila tidak mampu berdiri maka hendaklah solat dengan duduk
3. Bila tidak mampu duduk maka solat dengan berbaring miring dengan bertumpu
pada sisi tubuh sebelah kanan menghadap kiblat
4. Jika tidak mampu berbaring maka dapat dengan telentang dan kaki menuju arah
kiblat dan kepala agak ditinggikan
5. Jika tidak mampu juga maka solat dengan menggunakan isyarat tubuh seperti
kepala jika kepala tidak mampu maka dengan mata
6. Jika memang semua itu tidak mampu maka dapat solat didalam hati
7. Jika orang sakit merasa kesulitan mengerjakan solat pada waktunya, maka
dibolehkan menjamak
Para pemimpin rumah sakit-rumah tidak boleh menugaskan seorang perawat
laki-laki dan seorang perawat wanita untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu
kesalahan dan kemungkaran besar, dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji.
Jika seorang laki-laki hanya berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak
bisa dijamin aman dari godaan setan untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-
sarananya.
Karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepian dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) kecuali yang ketiganya setan"
Menurut islam kesehatan yang bersifat (Preventif) lebih diutamakan dari pada
Kuratif (pengobatan).
Hak dan kewajiban petugas kesehatan lebih besar dari pada hak dan kewajiban
pasien karna hak dan kewajiban petugas kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan
raga pasien.
Menurut Islam bahwasanya orang sakit wajib melakukan berobat untuk
mengobati penyakit nya.sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
“Berobatlah kamu, hai hamba-hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT
tidak membuat penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya,
ialah sakit tua.” (Hadis riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)
Menurut hukum Islam, seseorang yang melakukan praktek kedokteran dan
pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya, misalnya, ia “Kunter” (dukun yang
melakukan praktek dokter seperti operasi), atau “Terkun “ (dokter yang melakukan
praktek dukun)
Seperti ia tidak memberikan resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan
disiplin ilmu kedokteran yang ia pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas
kerugian pasien nya, jiwa / materialnya. Hal ini berdasarkan sabda Hadist Nabi :
“Barang siapa melakukan praktek kedokteran/pengobatan, sedangkan ia
bukan ahlinya, maka ia harus bertanggung jawab menggung kerugian”.
Kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi pasien yang
perempuan hendaknya dirawat oleh perawat perempuan begitu juga
sebaliknya,pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki pula.
Ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek dan keadaan yang sesuai dengan
kaidah dan aturan dalam islam, misalnya
Tata cara dan aturan tentang alat kontrasepsi atau KB
Proses dan pasca melahirkan
Transplantasi organ tubuh
Tranfusi darah
Aturan dan cara pengadopsian anak dan lain sebagainya.
Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional sesuai
fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan. Dengan demikian, dapat tercapai
pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syari’ah Islam.
ANALISA
Kesimpulan dari kelompok kami terhadap apa yang telah di paparkan pada
pembahasan, bahwa keperawatan merupakan bentuk pelayanan professional yang
ditujukan pada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara holistik
(menyeluruh), mencakup aspek biologi, psikologi, sosio, kultural dan spiritual, dimana
aspek-aspek tersebut tidak pernah lepas atau hilang.
Dari aspek-aspek tersebut jugalah (biologi, psikologi, sosio, kultural dan spiritual)
maka permasalahan yang dikaji tidak hanya pada permasalah biologis pasien, tetapi
juga spriritual pasien. Oleh sebab itu, secara tidak langsung bahwa keperawatan ini
juga dapat sebagai media dakwah dan ibadah, seperti halnya salah satu tujuan dari
keperawatan Islam.
Dari sejarah yang telah ada dapat kita ketahui bahwa islam juga sangat berperan
terhadap masalah kesehatan, salah satunya dalam keperawatan, yang dimana salah satu
tokoh keperawatan Islam yakni Rufaidah. Keperawatan islami itu sendiri merupakan
keperawatan yang dilakukan kepada klien baik dalam tindakan, asuhan keperawatan,
sikap, cara merawat pasien yang semuanya berpedoman pada nilai-nilai islami, tidak
menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Oleh karena itu, tentunya dalam keperawatan Islam juga sangat memiliki filosofi
tersendiri, prinsip keperawatan, memiliki landasan normatife dan sosiologis pada
perawatan orang sakit, memiliki karakteristik perawatan muslim dalam perawatan
orang sakit, memiliki asuhan keperawatan, memiliki hak dan kewajiban antara perawat
dengan pasien. Seperti yang telah di paparkan diatas.
Dan dalam melakukan tindakan keperawatan hendaknya sebagai perawat muslim
harus berprinsip kepada prinsip-prinsip keperwatan Islam, dimana sebagai seorang
perawat kita harus bersikap profesional maksudnya, mampu memberikan pelayanan
kesehatan semaksimal mungkin dan se-profesional mungkin sesuai dengan apa yang
seharusnya dilakukan. Bersikap ramah dalam memberikan pelayan, amanah dalam
mengemban tanggung jawab, istiqomah, sabar dan ikhlas dalam menjalankan segala
tugas dan tanggung jawab.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Islami adalah keperawatan kepada klien baik dalam tindakan,
asuhan keperawatan, sikap, cara merawat pasien yang semuanya berpedoman pada
nilai-nilai Islami, tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Prinsip-prinsip keperawatan Islami antara lain : profesional, ramah, amanah,
istiqomah, sabar, dan ikhlas.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang
bagaimana keperawatan menurut islam, sehingga kita dapat menjadi perawat yang
professional, ramah, amanah, istiqomah, sabar dan ikhlas sesuai dengan ajaran dan
nilai-nilai islami, tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta kita dapat
mengaplikasikan nya ke dalam kehidupan sehari-hari.