Kejang Demam

15
11BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38,5 o C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. 11 The National Institutes of Health (NIH) dan the International League against Epilepsy (ILAE) mendefinisikan kejang demam sebagai kejang pada anak-anak yang berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat, tidak ada kejang tanpa provokasi sebelumnya, tidak ada penyebab lain (gangguan elektrolit, dll). 12,13 Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. 14 Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari lima tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan lain harus dipertimbangkan misalnya infeksi sistem saraf pusat, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. 15 Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyaki saraf seperti meningitis, ensefalitis atau ensefalopati. Kejang pada kondisi ini mempunyai prognosis yang berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai sistem saraf pusat. 14 3

description

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38,5oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.11 The National Institutes of Health (NIH) dan the International League against Epilepsy (ILAE) mendefinisikan kejang demam sebagai kejang pada anak-anak yang berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat, tidak ada kejang tanpa provokasi sebelumnya, tidak ada penyebab lain (gangguan elektrolit, dll).12,13 Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.14 Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari lima tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan lain harus dipertimbangkan misalnya infeksi sistem saraf pusat, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.15

Transcript of Kejang Demam

11BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38,5oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.11 The National Institutes of Health (NIH) dan the International League against Epilepsy (ILAE) mendefinisikan kejang demam sebagai kejang pada anak-anak yang berhubungan dengan demam yang tidak disebabkan oleh infeksi sistem saraf pusat, tidak ada kejang tanpa provokasi sebelumnya, tidak ada penyebab lain (gangguan elektrolit, dll).12,13 Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.14 Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari lima tahun mengalami kejang didahului demam, kemungkinan lain harus dipertimbangkan misalnya infeksi sistem saraf pusat, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.15 Definisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyaki saraf seperti meningitis, ensefalitis atau ensefalopati. Kejang pada kondisi ini mempunyai prognosis yang berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai sistem saraf pusat.142.2. Epidemiologi

Kejang demam terjadi pada 2% - 4% dari populasi anak usia 6 bulan 5 tahun. 80% merupakan kejang demam sederhana, sedangkan 20% kasus adalah kejang demam kompleks. 8% berlangsung lama (lebih dari 15 menit). 16% berulang dalam waktu 24 jam. Kejang pertama terbanyak diantara usia 17-23 bulan. Anak laki-laki lebih sering mengalami kejang demam.162.3. Faktor ResikoFaktor resiko pertama yang penting pada kejang demam adalah demam. Selain itu juga terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung yang menunjukkan kecenderungan genetik. Selain itu terdapat faktor perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, cepatnya anak mendapat kejang setelah demam timbul, dan temperatur yang rendah saat kejang.142.4. Etiologi

Penyebab kejang demam hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi saluran perkemihan.152.5. PatofisiologiSel neuron dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal, membran sel dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion kalium dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion natrium rendah, sedangkan di luar sel neuron terjadi sebaliknya. Kaena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut sebagai potensial membran dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATPase yang terdapat di permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi, atau aliran listrik dari sekitarnya, dan perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.10Pada keadaan demam, kenaikan 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% -15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat sampai 20%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun membran sel tetangganya dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.102.6. Klasifikasi

Kejang demam menurut Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI 2006 memiliki 2 bentuk yakni kejang demam sederhana dan kejang demam komplek.21. Kejang Demam Sederhana

Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) memiliki beberapa kriteria, yakni:

Kejang berlangsung singkat < 15 menit

Kejang berhenti sendiri tanpa pengobatan

Kejang bersifat umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan umum

Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam2. Kejang Demam Komplek

Kejang demam komplek (complex febrile seizure) memiliki kriteria sebagai berikut:

Kejang berlangsung lama > 15 menit

Sifat kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului oleh suatu kejang parsial

Kejang berulang atau terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam

Menurut Livingstone, kejang demam komplek digolongkan sebagai epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Kejang tipe ini mempunyai suatu dasar kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang, sedangkan demam hanya merupakan faktor pencetus saja.22.7. Manifestasi Klinik

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh proses infeksi di luar sistem saraf pusat. Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dan dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik klonik , tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.172.8. DiagnosisDiagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan kriteria Livingston yang telah dimodifikasi, yang merupakan pedoman yang dipakai oleh Sub Bagian Saraf Anak IKA FKUI-RSCM Jakarta, yaitu:

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan 6 tahun

Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit

Kejang bersifat umum

Kejang timbul 16 jam pertama setelah timbulnya demam

Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

Pemeriksaan EEG yang dibuat setidaknya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan

Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali

Kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari ketujuh kriteria modifikasi Livingston di atas digolongkan pada epilepsi yang diprovokasi oleh demam.18a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.19b. Pungsi lumbal

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 0,6% - 6,7%. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas. Oleh karena itu, pungsi lumbal dianjurkan pada:20 Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan.

Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan.

Bayi lebih dari 18 bulan tiak rutin, bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.

c. ElektroensefalografiPemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh karena itu, tidak direkomendasikan. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya kejang demam komplek pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal.20d. Pencitraan

Pencitraan jarang sekali dilakukan, tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti:19 Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)

Paresis nervus VI

Papiledema

2.9. Diagnosis BandingKejang bukan merupakan suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari penyakit,. Berikut ini beberapa penyakit dan gangguan metabolit yang dapat menyebabkan kejang.21Kejang

InfeksiMetabolitLain-lain

Meningitis

Ensefalitis

Abses otak

Tetanus

Hipoglikemia

Defisiensi vit. B6

Gangguan elektrolit seperti hiponatremi, hipokalsemi

Epilepsi

Trauma kepala

2.10. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kejang demam pada anak mencakup dalam tiga hal:1. Pengobatan fase akut

Penghentian kejang:7, 9Jam ke 0 - 5 menit:

-Prioritas utama adalah menjaga agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk mencegah aspirasi.- Monitoring tanda vital, pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur, kalau perlu dilakukan intubasi.2,3,9- Suhu tubuh dapat diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik.2,3,9,10 - Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara cepat

- Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksiJam ke 5 - 10 menit:

- Pemasangan akses intarvena

- Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit

- Pemberian diazepam 0,2 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rectal 0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu dua kali setelah 5 10 menit..

- Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.Jam ke 10 - 15 menit

- Cenderung menjadi status konvulsivus

- Berikan fenitoin 15 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%

- Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 10 mg/kgbb sampai maksimum dosis 30 mg/kgbb.Jam ke 30 menit

- Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 15 menit.

- Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda-tanda depresi pernafasan.

- Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.

2. Mencari dan mengobati penyebab dengan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal pada saat pertama sekali kejang demam. Fungsi lumbal juga dianjurkan pada anak usia kurang dari 2 tahun karena gejala neurologis sulit ditemukan. Pemeriksaan laboratorium penunjang lain dilakukan sesuai indikasi.3. Pengobatan profilaksis.Pengobatan profilaksis hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu)5:

Kejang lama > 15 menit Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus. Kejang fokal Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:

Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.

Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan

Kejang demam > 4 kali per tahunObat profilaksis yang diapakai terus menerus pada kondisi ini berdasarkan data adalah fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis atau asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis tiap hari untuk mencegah berulangnya kejang demam. Pemberian obat ini tentu harus dipertimbangkan antara khasiat tarapeutik obat dan efek sampingnya. Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan2.11. PrognosisKejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.5Apabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang menjadi :

a. Kejang demam berulang

Faktor resiko terjadinya kejang demam berulang adalah :

Riwayat kejang demam dalam keluarga

Usia kurang dari 15 bulan

Temperatur yang rendah saat kejang

Cepatnya kejang saat demam

Jika seluruh faktor diatas ada, maka kemungkinan 80% akan terjadi kejang demam yang berulang, dan terjadi pada tahun pertama.

b. Epilepsi

Faktor resiko terjadinya epilepsi antara lain :

Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama

Kejang demam kompleks

Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

Jika kombinasi faktor diatas ada, maka kemungkinan 10-49% akan berlanjut menjadi epilepsi.22

BAB III

KESIMPULAN

Kejang demam merupakan bangkitan kejang akibat peningkatan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 380C) yang diakibatkan proses ekstrakranial, biasanya menyerang anak usia 3 bulan sampai 5 tahun. Kejang pada anak merupakan suatu peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Hal ini disebabkan komplikasi yang dapat ditimbulkan, pada sebagian kecil kasus disebutkan bahwa kondisi kejang lama dapat mengakibatkan kerusakan otak.5 Oleh karena tingginya angka kejadian berulang serta epilepsi pada anak yang mengalami kejang demam, maka perlu kiranya mengetahui berbagai macam penatalaksanaan yang menyeluruh, terutama dalam hal pengobatan dari kejang demam. Bagi orang tua beberapa hal yang perlu diperhatiakn ketika terjadi kejang di rumah adalah :

1. Tetap tenang dan tidak panik

2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher

3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.

4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.

5. Tetap bersama pasien selama kejang

6. Berikan diazepam rectal dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.

7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebihGambar 2.1 Algoritma penatalaksanaan fase akut kejang demam

12