KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA DALAM...
Transcript of KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA DALAM...
ii
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA
DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN IPA
DI SMP NEGERI 1 BANCAK
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Hikmatul Arifah
NIM. 23060160022
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020
iii
ii
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA
DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN IPA
DI SMP NEGERI 1 BANCAK
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Hikmatul Arifah
NIM. 23060160022
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020
iii
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]
SKRIPSI
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA
DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN IPA
DI SMP NEGERI 1 BANCAK
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Disusun Oleh:
Hikmatul Arifah
NIM. 23060160022
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tangal 07 Agustus 2020 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Pengujian
Ketua Penguji : Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. ………………………
Sekretaris : Wulan Izzatul Himmah, M. Pd. ………………………
Penguji I : Dr. Fatchurrohman, S. Ag., M. Pd. ………………………
Penguji II : Fenny Widiyanti, M. Pd. ………………………
Salatiga, 07 Agustus 2020
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Prof. Dr. Mansur, M. Ag.
NIP. 19680613 199403 1 004
v
vi
MOTTO
ن هو قان ت آناء الليل ساجدا وقا ئما يحذر الخرة ويرجوا رحمة رب ه قل هل يستوي الذين يعلمون أم
والذين ل يعلمون إنما يتذكر أولو اللباب
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
(QS. Az – Zumar: 9)
“Andaikan aku ditakdirkan mampu menyuapkan ilmu kepadamu, pasti kusuapi
engkau dengan ilmu”.
(Imam Syafi’i)
Knowledge without action is insanity, and action without knowledge is vanity
“Ilmu tanpa amal adalah kegilaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan”.
(Imam Ghazali)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat serta karunia-
Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu saya tercinta, yang telah ikhlas memberikan dukungan serta do’a
yang tidak terlepas dari ucapannya dalam memperlancar memperoleh gelar
sarjana ini dan kesuksesan bagi anak-anaknya. Semoga selalu diberi kesehatan,
dilindungi dari segala bahaya, diberi kelancaran dalam segala hal serta selalu
bahagia.
2. Kedua adik saya tersayang, Kholid Ulfi Ulin Nuha dan Kafa Katsiru Rozaq,
yang telah banyak memberi semangat dan menghibur dalam memperoleh gelar
sarjana ini. Semoga kesehatan dan kebahagiaan selalu menyertai.
3. Erwin Dwi Setiawan yang sudah mau menjadi pendengar baik untuk berkeluh
kesah. Semoga dilancarkan segala urusannya dan terealisasi segala yang dicita-
citakan.
4. Kakak sepupu saya, Novi Anggreini yang telah memberikan dukungan dan
membantu dalam memperoleh gelar sarjana ini. Semoga sukses selalu.
5. Keluarga besar Bani Yasmin dan Bani Sumiyati.
6. Untuk sahabat saya “Saseta Squad” (Sifak Ulfa A., Asmawati, Sekar
Wakhidatun N., Emilia Mar’atus S., Erda Farid H., serta Tri Rahayu) yang
selalu mendukung dan memberi semangat. Semoga segala kebaikan diberi
balasan baik dari Allah SWT.
viii
7. Ibu Anggun Zuhaida, M. Pd dan Bapak Widi Widayat, M. Pd yang telah
memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang sangat luar
biasa. Semoga senantiasa diberi kesehatan dan dilancarkan segala urusannya.
8. Seluruh dosen Tadris IPA yang telah mengajar, membimbing, serta menguji.
Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat di dunia dan di akhirat serta Bapak/
Ibu Dosen mendapat pahala yang tiada tara.
9. Keluarga besar Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T. IPA) angkatan 2016
10. Teman-teman Asdos kimia, PPL dan keluarga besar posko 204 yang banyak
memberi pengalaman dan ilmunya. Semoga selalu bahagia.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Program Studi Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam (Tadris IPA) dengan judul “Keefektifan Penggunaan
Laboratorium IPA dalam Mendukung Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak
Tahun Pelajaran 2019/2020” yang disusun sesuai dengan harapan.
Sholawat beriring salam, penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, kekasih Allah yang dengan segala perjuangan beliau kita dapat
merasakan nikmatnya Islam saat ini. Penulis menyadari adanya keterbatasan
kemampuan yang dimiliki dalam penyusunan skripsi ini sehingga banyak
mendapatkan bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Tadris Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Agama Islam Negeri Salatiga periode 2019-2023,
yang memberikan banyak kebijaksanaan dan memikirkan berbagai
permasalahan terkait studi mahasiswa.
x
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M. Pd. sebagai dosen pembimbing yang banyak
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, arahan, serta petunjuk sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Dr. H. Wahyudhiana, M. M. Pd. sebagai dosen pembimbing akademik
yang banyak memberikan arahan dan bimbingan selama menjalani
perkuliahan.
6. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku ketua penguji, Bapak Dr.
Fatchurrohman, S. Ag., M. Pd., selaku penguji pertama, dan Ibu Fenny
Widiyanti, M. Pd. selaku penguji kedua yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral, material,
motivasi, dukungan, semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Endang Widiastuti, S.Pd., M. Pd selaku Kepala Sekolah di SMP Negeri 1
Bancak yang telah mengijinkan untuk mengadakan penelitian di sekolah
tersebut. Bapak Sabar, S. Pd dan Bapak Slamet Riyadi, S. Pd selaku guru IPA
yang telah membimbing selama melakukan penelitian serta Bapak/ Ibu Guru
di SMP Negeri 1 Bancak.
9. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat
serta ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan menyusun
skripsi ini.
xi
Semoga segala bantuan yang diberikan pihak terkait diatas menjadi amal
kebaikan dan amal ibadah serta mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, oleh
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ v
MOTTO ............................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xvi
ABSTRAK ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ........................................................................ 8
E. Penegasan Istilah ........................................................................ 9
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 12
1) Landasan Teori ............................................................................ 12
1. Keefektifan .............................................................................. 12
2. Laboratorium ........................................................................... 13
3. Pembelajaran IPA..................................................................... 36
4. Peran Laboratorium dalam Pembelajaran.................................. 39
2) Kajian Pustaka .............................................................................. 41
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 46
C. Sumber Data............................................................................... 47
D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 48
E. Analisis Data ............................................................................. 52
F. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................... 54
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ..................................... 56
A. Paparan Data ............................................................................. 56
1. Kesesuaian laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak ............. 56
2. Keefektifan pengunaan laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak 60
3. Faktor yang memengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium
IPA SMP Negeri 1 Bancak .................................................... 81
B. Analisis Data ............................................................................. 82
1. Kesesuaian laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak ............. 82
2. Keefektifan pengunaan laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak 83
3. Faktor yang memengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium
IPA SMP Negeri 1 Bancak ..................................................... 89
BAB V PENUTUP ............................................................................... 90
A. Simpulan .................................................................................... 90
B. Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................... 96
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Manfaat Praktik Laboratorium ............................................... 18
Tabel 2.2 Frekuensi Penggunaan Laboratorium IPA............................... 22
Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA ............. 24
Tabel 3.1 Daftar Informan ..................................................................... 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Laboratorium IPA .................................................. 32
Gambar 4. 1 Penggunaan Harian Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak 64
Gambar 4.2 Alokasi Waktu Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak ... 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil SMP Negeri 1 Bancak ............................................... 97
Lampiran 2 Visi Misi SMP Negeri 1 Bancak.......................................... 99
Lampiran 3 Struktur Organisasi Laboratorium IPA SMP N 1 Bancak .... 100
Lampiran 4 Rekapitulasi Data SMP Negeri 1 Bancak ............................ 101
Lampiran 5 Daftar Peserta Didik Kelas VIII........................................... 102
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Keefektifan laboratorium IPA .............. 107
Lampiran 7 Pedoman Observasi ............................................................. 109
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Kepala Laboran dan Guru Mapel IPA 110
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Peserta Didik .................................... 112
Lampiran 10 Hasil Observasi ................................................................. 114
Lampiran 11 Hasil Wawancara Kepala Laboratorium ............................ 118
Lampiran 12 Hasil Wawancara Guru Mapel IPA ................................... 122
Lampiran 13 Hasil Wawancara Peserta Didik......................................... 127
Lampiran 14 Pengajuan Judul Skripsi .................................................... 137
Lampiran 15 Form Pengajuan Surat Penunjukkan Pembimbing ............. 138
Lampiran 16 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi .............................. 139
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ........................................................... 140
Lampiran 18 Surat Keterangan Kegiatan ................................................ 141
Lampiran 19 Lembar Konsultasi ........................................................... 142
Lampiran 20 Jadwal Penggunaan Laboratoratorium ............................... 144
Lampiran 21 Daftar Sarana, Alat, Bahan dan Kesesuaian Materi IPA ..... 145
Lampiran 22 Dokumentasi Peneliti ........................................................ 177
Lampiran 23 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................. 180
Lampiran 24 Identitas Mahasiswa .......................................................... 181
xvii
ABSTRAK
Arifah, Hikmatul. 2019. Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA dalam
Mendukung Pembelajaran IPA Di SMP Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran
2019/2020. Skripsi, Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembimbing: Wulan Izzatul Himmah, M. Pd.
Kata Kunci: Keefektifan; Laboratorium IPA; Pembelajaran IPA
SMP Negeri 1 Bancak merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di
Kecamatan Bancak yang telah memiliki ruang laboratorium sendiri sehingga
pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran IPA memengaruhi keefektifan
laboratorium IPA di sekolah tersebut. Rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:
1) bagaimana kesesuaian laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak dengan
standar laboratorium IPA berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, 2)
bagaimana keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak, dan
3) faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Bancak. Tujuan penelitian ini, yaitu: 1) untuk mengetahui
kesesuaian labratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak dengan standar laboratorium
IPA berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, 2) untuk mengetahui
keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak serta 3) untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Bancak.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif
deskriptif analisis. Jenis penelitian ini berupa studi kasus. Pada penelitian ini
meliputi data primer berupa wawancara yang dilakukan dengan informan dan data
sekunder berupa dokumentasi yang berkaitan dengan laboratorium IPA. Subjek
dalam penelitian ini koordinator laboratorium, guru mata pelajaran IPA beserta 3
peserta didik yang diambil dengan teknik sampel purposive dengan pertimbangan
untuk koordinator laboratorium dan guru memiliki kualifikasi Pendidikan IPA serta
sebelumnya telah pernah menjadi pendamping peserta didik dalam melakukan
praktikum mata pelajaran IPA. Sedangkan 3 peserta didik yang dipilih menjadi
informan dengan pertimbangan guru mapel IPA yang didasarkan pada nilai mata
pelajaran IPA yang baik di sekolah tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Uji
keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alat dan bahan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak sesuai dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007,
keefektifan penggunaan laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak dan kategori
cukup baik dibuktikan dengan frekuensi penggunaan laboratorium IPA sebesar
41,6%, faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA
berupa fekuensi penggunaan laboratorium, kesesuaian sarana, alat dan bahan sesuai
Permendiknas No. 24 Tahun 2007, kesesuaian alat dan bahan dengan materi yang
dipraktikumkan, alokasi yang cukup untuk melakukan praktikum.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak negara di dunia ini yang telah memiliki sistem pendidikan
yang baik tetapi terdapat beberapa negara dimana pendidikannya masih dalam
taraf berkembang serta sebagian lainnya masih dalam kategori rendah, untuk
itu perlu dilakukan perbaikan agar pendidikan menjadi baik. Pendidikan
merupakan suatu proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas
salah satunya adalah pendidikan di Indonesia. Inti dari sistem pendidikan di
Indonesia adalah mengembangkan potensi peserta didik hal itu berguna untuk
mencapai tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang
memiliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi sampai sekarang ini
Indonesia masih memiliki masalah terhadap dunia pendidikan. Telah banyak
solusi yang telah ditawarkan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
maupun pelaku pendidik demi memperbaiki permasalahan yang terjadi dalam
dunia pendidikan. Pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan
peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta
di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu masalah
yang di hadapi oleh dunia pendidikan di negara kita, yaitu lemahnya proses
pembelajaran di sekolah. Pada saat proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan hanya diarahkan
2
kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami
informasi yang diingatnya itu untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari (Ferazona, 2016: 68).
Mutu Pendidikan yang rendah akan menghambat penyediaan sumber
daya manusia yaitu keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh negara.
Guna meningkatkan keahlian dan keterampilan agar pembangunan bangsa di
berbagai bidang dapat meningkat diperlukan kerja sama yang ideal dari
keseluruhan aspek baik secara pendidikan ataupun non pendidikan.
Keterampilan dan keahlian berhubungan erat dengan kecerdasan. Kecerdasan
akan membuat seseorang memiliki kemampuan untuk memahami lingkungan
dengan baik, tidak hanya itu dengan kecerdasan serta memiliki keterampilan
dan keahlian menjadi tombak untuk menghadapi tantangan dan kompetesi
yang terjadi dalam dunia pendidikan terutama ilmu pengetahuan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-rum ayat 22 yang
berbunyi:
لك ليات لل عالمين و من آياته خلق السماوات والرض واختلف ألسنتكم وألوانكم إن في ذ
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan keberagaman bahasa dan kulitmu, sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berilmu
(QS. Ar-rum {30}: 22).
3
Ayat diatas merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang
menerangkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia. Dengan
ilmu, manusia dapat mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah SWT, yang
telah menciptakan langit dan bumi baik makhluk hidup dengan bermacam
bahasa dan jenis kulit (ras) sebagai petunjuk dan pelajaran bagi orang yang
berilmu. Betapa besar kekuasaan Allah SWT dalam segala ciptaannya. Hal
tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendidikan agar memiliki ilmu
sebagai salah satu hal yang paling utama, serta menjadi tolak ukur
perkembangan suatu bangsa agar tidak tertinggal dari negara lain.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan pendidikan yang baik.
Pendidikan adalah kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan
berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
diinginkan untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Saefullah, 2012: 165).
Potensi tersebut meliputi potensi spiritual kepribadian, pengendalian diri,
kecerdasan, keagamaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan yang baik mampu memfasilitasi peserta didik secara
maksimal sehingga mampu berkontribusi positif untuk perkembangan serta
pembangunan nasional. Salah satu komponen pendidikan yang ada dalam
pendidikan yaitu sarana dan prasarana. Lembaga pendidikan diharuskan
memiliki berbagai sarana dan fasilitas yang berfungsi menunjang proses
pembelajaran di sekolah. Secara umum fasilitas sekolah terdiri dari dua
4
bagian besar berupa fasilitas fisik (meliputi ruang dan perlengkapan belajar di
kelas) dan fasilitas non fisik (meliputi kesempatan, biaya, dan berbagai
peraturan serta kebijakan manajemen sekolah).
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam peningkatan
pembelajaran peserta didik. Sarana pendidikan mencakup semua peralatan
dan perlengkapan yang secara langsung menunjang proses pendidikan,
sedangkan prasarana pendidikan mencakup semua peralatan dan
perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.
Pemanfaatan sarana dan prasarana di sekolah salah satunya dengan
pemanfaatan laboratorium. Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang
atau tempat untuk melakukan percobaan atau penelitian. Ruang yang
dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam
terbuka. Setiap sekolah biasanya memiliki berbagai jenis laboratorium seperti
Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain
sebagainya.
Keberadaan laboratorium menunjang dan mendukung keberhasilan
pembelajaran serta harus memenuhi standar minimal sarana dan prasarana
yang baik sesuai dengan standar minimal sarana dan prasarana yang ada pada
Permendiknas No. 24 tahun 2007. Di dalam pembelajaran sains, laboratorium
berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan
mungkin sebaliknya, bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains
adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang.
Dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar, sangat
5
diperlukan laboratorium sebagai tempat berlatih untuk mengadakan
percobaan serta pengamatan.
Laboratorium IPA dalam suatu sekolah tidak hanya membangun
pemahaman peserta didik mengenai teori yang sudah didapatkan lalu
dipratikkan saja, tetapi juga dapat menumbuhkan sikap cermat, jujur, berfikir
kritis dan memiliki keterampilan ilmiah bagi peserta didik. Namun apabila
kita melihat sekolah-sekolah khususnya tingkat SMP/MTs, masih banyak kita
temui sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium IPA yang lengkap dan
sudah sesuai dengan standar minimal laboratorium tetapi belum dimanfaatkan
secara maksimal. Banyak hal yang mendasari hal tersebut, bisa karena tidak
memiliki teknisi laboran yang kompeten, guru kurang memahami cara
penggunaan alat-alat praktikum yang ada di laboratorium, dan lain-lain.
Seperti halnya di Kecamatan Bancak.
Kecamatan Bancak merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Semarang. Di Kecamatan Bancak terdapat 1 SMPN dan 2 MTs.
Dari 3 sekolah tersebut, 2 MTs diantaranya memiliki ruang laboratorium IPA
yang berfungsi juga sebagai ruang seni dan ruang UKS sedangkan SMP N 1
Bancak telah memiliki ruang laboratorium tersendiri.
Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2020
di SMP Negeri 1 Bancak, dapat diketahui bahwa SMP Negeri 1 Bancak telah
memiliki laboratorium IPA. Keberadaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Bancak belum sepenuhnya digunakan sebagaimana fungsinya. Laboratorium
IPA tersebut sudah dapat dibilang cukup baik karena terdapat meja, kursi,
6
serta tempat penyimpanan alat dan bahan praktikum IPA. Walaupun
jumlahnya terbatas dan kurang terawatnya serta munculnya anggapan bahwa
di tingkat SMP/MTs tidak membutuhkan alat-alat praktikum yang terlalu
lengkap, karena dalam pembelajaran tidak terlalu menekankan pada proses
praktikum. Pada dasarnya yang terpenting peserta didik dapat mengetahui apa
itu laboratorium IPA dan apa saja yang ada didalamnya.
Dari pihak guru IPA (SA), selama ini berusaha memanfaatkan secara
optimal alat-alat yang ada di laboratorium IPA tersebut sebaik mungkin.
Meskipun dalam memanfaatkannya, menjaga dan mengelolanya banyak
kendala dihadapi. Salah satu kendalanya berupa kurang tenaga laboran yang
benar-benar kompeten dan ahli dalam mengelola laboratorium IPA sehingga
guru harus menyiapkan sendiri untuk alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum. Hal tersebut menyebabkan kurang efektifnya waktu yang
dimiliki oleh guru, sehingga banyak guru yang memilih untuk melakukan
pembelajaran di ruang kelas daripada melakukan praktikum di laboratorium
IPA. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian di SMP Negeri 01 Bancak dengan judul: “Keefektifan
Penggunaan Laboratorium IPA dalam Mendukung Pembelajaran di
SMP Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2020/2021”.
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang yang dipaparkan, pertanyaan penelitian
difokuskan pada:
7
1. Bagaimana kesesuaian laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak dengan
standar laboratorium IPA berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007?
2. Bagaimana keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Bancak?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kesesuian laboratrium IPA di SMP Negeri 1 Bancak
dengan standar laboratorium IPA berdasarkan Permendiknas No. 24
Tahun 2007.
2. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Bancak.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan
penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan oleh
peneliti, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan IPA
8
dan dapat dijadikan acuan serta bahan referensi penelitian mengenai
keefektifan penggunaan laboratorium IPA dalam mendukung
pembelajaran di SMP Negeri 1 Bancak.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan membantu peserta didik dalam
mendukung pembelajaran IPA sehingga peserta didik dapat memiliki
keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium IPA.
b. Bagi Guru
Informasi tentang penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam
menganalisa penggunaan laboratorium sehingga dapat menjadi salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan laboratorium
IPA dalam melakukan praktikum.
c. Bagi Sekolah
Membantu sekolah dalam meningkatkan mutu serta kualitas sarana
dan prasarana pendidikan sehingga penggunaan laboratorium IPA
dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan standar yang ada
serta sesuai dengan yang diharapkan.
d. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang keefektifan penggunaan
laboratorium IPA dalam melakukan penelitian serta memiliki
keterampilan dalam memanfaatkan laboratorium IPA yang akan
membantu peneliti ketika terjun dalam dunia pendidikan.
9
E. Penegasan Istilah
Istilah-istilah yang perlu didefinisikan secara operasional dalam
keefektifan penggunakan laboratorium IPA dalam mendukung pembelajaran
IPA di SMP Negeri 1 Bancak, yaitu:
1. Keefektifan
Dalam penelitian ini, sebuah laboratorium IPA dikatakan efektif
dapat dilihat dari beberapa indikator berupa frekuensi penggunaan
laboratorium, kelengkapan alat dan bahan di laboratorium, kesesuaian alat
yang tersedia di laboratorium dengan materi IPA, serta alokasi waktu yang
cukup untuk kegiatan praktikum.
2. Laboratorium IPA
Laboratorium IPA yang dimaksud pada penelitian ini adalah
laboratorium IPA yang berada di SMP Negeri 1 Bancak yang dimanfaatkan
sebagai sumber belajar, tempat untuk berlatih dan mengembangkan
keterampilan intelektual, mengembangkan keterampilan motorik dan lain
sebagainya. Di sekolah tersebut terdapat laboratorium biologi,
laboratorium fisika, dan laboratorium kimia. Standar laboratorium IPA
dalam penelitian ini mengacu pada Permendiknas No. 24 Tahun 2007.
3. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran IPA yang dikalaborasikan dengan memanfaatkan
laboratorium IPA untuk mengadakan, mendukung dan membantu proses
berfikir peserta didik sehingga proses belajar megajar menjadi terarah dan
10
efektif misalnya pembelajaran IPA materi pencemaran lingkungan. Materi
tersebut akan lebih efektif setelah peserta didik mendapatkan pengetahuan
teoritis tentang pencemaran lingkungan untuk mengadakan praktikum
tentang materi tersebut dengan memanfaatkan alat dan bahan di
laboratorium.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pada penulisan ini meliputi 3 bagian, yaitu: (1) bagian
awal, (2) bagian inti, (3) bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar
berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian penulis, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran
Pada bagian inti skripsi terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I pendahuluan,
pada bab ini memuat uraian yang berisi latar belakang masalah, fokus
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan.
Bab II kajian pustaka berisi tentang menjelaskan tentang teori-teori
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan
menjelaskan tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti.
Bab III membahas tentang metode penelitian yang berisi jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.
11
Bab IV paparan dan analisis data, memuat tentang uraian yang berisi
paparan data dan analisis data yang telah didapatkan setelah penelitian. Bab
V Penutup menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Dalam hal ini akan dijelaskan standar laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Bancak berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007, keefektifan
penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Bancak serta berisi saran kepada pihak-pihak yang terkait antara lain,
lembaga yang menjadi sumber penelitian. Untuk bagian akhir terdiri dari
daftar pustaka yang digunakan sebagai pedoman peneliti, lampiran-lampiran
tentang penelitian dan daftar riwayat hidup peneliti.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Toeri
1. Keefektifan
Efektifitas secara etimologi (bahasa) dalam kamus Bahasa
Indonesia yaitu sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang
timbulkan, membawa hasil dan keberhasilan dari suatu usaha atau
tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya
tujuan khusus yang direncanakan (Siregar, 2013: 15). Hal tersebut sangat
penting peranannya untuk melihat perkembangan dan kemajuan dari apa
yang telah dicapai.
Menurut Arikunto (2019: 4), efektifitas adalah taraf untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan, dimana pengelolaan yang
efektif ialah apabila pengelolaan itu dilakukan dengan cara tertentu
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Hal tersebut membuat pekerjaan
yang benar, mengkreasi alternatif-alternatif, mengoptimalkan sumber-
sumber pendidikan, memperoleh hasil pendidikan, serta menunjukan
keuntungan pendidikan.
Efektif juga memiliki makna apabila hasil nyata dan pencapaian
sekolah sesuai dengan tujuan sekolah dan kehebatannya telah dicapai.
Target yang ditetapkan atau masalah yang dipilih dan ditentukan oleh
sekolah untuk diatasi sudah dipecahkan dan menunjukan kinerja sekolah
13
sehubungan dengan kesuksesan sekolah dalam menghasilkan kondisi dan
peringkat yang diharapkan (Depdiknas, 2008: 5).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keefektifan
merupakan suatu kondisi dimana yang telah dilakukan dapat
meningkatkan suatu hal atau tercapainya suatu tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Jadi suatu pekerjaan dikatakan efektif apabila
pekerjaan tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria/ syarat
yang telah ditetapkan semula.
2. Laboratorium
a. Pengertian Laboratorium
Menurut Kemendikbud (2014: 14), laboratorium sekolah
merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar
serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang
berhubungan dengan fisika, biologi dan sebagainya. Sedangkan
Rusman (2012: 163), laboratorium adalah suatu tempat dimana
percobaan dan penyelidikan dilakukan.
Laboratorium adalah tempat bekerja untuk mengadakan
percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti
fisika, kimia, biologi dan sebagainya (Sani, 2018: 7). Dalam
pengertian yang terbatas laboratorium merupakan suatu ruangan
tertutup dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan yang
ditunjang oleh adanya perangkat alat-alat dan bahan-bahan yang
digunakan untuk kegiatan praktikum (Sagala, 2010: 17).
14
Dari pernyatan di atas mengenai laboratorium, dapat
disimpulakan bahwa laboratorium merupakan tempat untuk
mengaplikasikan teori keilmuan yang telah didapat, kemudian
melakukan pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan
sebagainya dengan menggunakan alat bantu di laboratorium yang
menjadi kelengkapan.
b. Fungsi dan Peranan Laboratorium IPA
Menurut Munandar (2016: 91), secara garis besar fungsi
laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji
gejala-gejala alam.
2) Mengembangkan keterampilan motorik peserta didik. Peserta
didik akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan
alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.
3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat
kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan
sosial.
4) Memupuk rasa ingin tahu peserta didik sebagai modal sikap
ilmiah seseorang calon ilmuwan.
5) Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan
pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
15
Menurut Kemendikbud (2014: 16), jika ditinjau dari
perannya dalam proses pembelajaran, laboratorium sekolah
digunakan untuk:
1) Tempat penyelidikan berbagai masalah, yakni pemunculan
permasalahan dan upaya memecahkan masalah tersebut.
2) Tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan
menemukan suatu masalah secara teliti.
3) Tempat untuk mendorong semangat peserta didik dalam upaya
memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau
diamatinya.
4) Tempat untuk melatih peserta didik dalam bersikap cermat,
bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5) Tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya.
Menurut Richard (2013: 116), fungsi laboratorium IPA
adalah sebagai berikut:
1) Memperkuat pemahaman tentang konsep IPA, baik bagi peserta
didik ataupun bagi guru IPA.
2) Menumbuhkan minat, inspirasi, motivasi dan percaya diri dalam
mempelajari IPA.
3) Memperkuat daya imajinasi peserta didik dan seluruh individu
yang terlibat dalam kegiatan dilaboratorium IPA, memicu
inspirasi, serta dapat mengembangkan kreativitas para peserta
16
didik dalam melakukan eksperimen mengenai materi-materi
pelajaran IPA.
4) Melatih keterampilan eksperimen.
5) Mengembangkan kemampuan para peneliti untuk membuat
keputusan (judgment) dalam pengujian teori ataupun
eksperimentasi.
6) Wadah memperbaiki pendapat atau pemahaman yang salah atau
miskonsepsi tentang pelajaran atau teori-teori yang ada dalam
IPA.
7) Wahana bagi peserta didik untuk menciptakan sikap ilmiah
seperti para ahli sains, khususnya dalam hal materi IPA.
8) Para peserta didik akan memperoleh kejelasan konsep,
visualisasi konsep.
9) Sebagai media untuk menumbuhkan nalar kritis terhadap
peserta didik di sekolah agar mereka mampu bernalar dan
berpikir secara ilmiah, sehingga mereka akan menjadi calon-
calon ilmuwan dunia.
Dari berbagai uraian diatas, secara umum sebuah
laboratorium dapat digunakan untuk beberapa fungsi dan peranan
sebagai berikut:
1) Sebagai sumber belajar.
2) Memupuk objektivitas dan rasa ingin tahu peserta didik yang
merupakan sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh setiap peneliti.
17
3) Tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan
intelektual.
4) Mengembangkan dan memupuk keberanian untuk mencari
hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan
alam.
5) Mengembangkan keterampilan motorik peserta didik dalam
menggunakan alat-alat yang tersedia untuk mencari dan
menemukan kebenaran.
6) Mengembangkan rasa percaya diri dengan menguasai
keterampilan dan pengetahuan, atau kesanggupan menemukan
solusi, prinsip, atau hukum melalui penyelidikan.
c. Manfaat Pembelajaran IPA di Laboratorium
Menurut Kustiana (2019: 19), pembelajaran IPA dengan
praktik laboratorium dapat berguna bagi peserta didik sebagai:
1) Pengalaman realitas yang lebih nyata daripada sekedar penjelasan
tertulis, analisis persamaan matematik, atau diagram yang ada
pada buku teks.
2) Ajang pembentukan kreativitas dan inovasi dalam mengatasi
suatu permasalahan melalui kegiatan penyelidikan di
laboratorium.
3) Membentuk keterampilan proses dalam melakukan metode
ilmiah.
18
4) Latihan menguji dan menginformasikan perkiraan-perkiraan
teori.
Kegiatan dengan praktik di laboratorium juga dapat
digunakan untuk mengembangkan sikap dan nilai peserta didik
terhadap sains. Berikut ini dideskripsikan manfaat kegiatan praktik di
laboratorium dalam tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan
efektif pada Tabel 2.1 (Kustiana, 2019: 20).
Tabel 2.1 Manfaat Praktik Laboratorium
Ranah Manfaat
Kognitif - Meningkatkan perkembangan intelektual
- Memperkuat pembelajaran konsep-konsep
ilmiah
- Mengembangkan keahlian pemecahan masalah
- Mengembangkan cara berfikir kreatif
- Meningkatkan pemahaman sains dan metode
ilmiah
Afektif - Memperkuat sikap positif terhadap sains
- Meningkatkan persepsi yang positif terhadap
kemampuan peserta didik untuk memahami dan
untuk mempengaruhi lingkungannya
Psikomotor - Mengembangkan keahlian melakukan
investigasi ilmiah
- Mengembangkan keahlian menganalisis data
investigasi
- Mengembangkan keahlian berkomunikasi
- Mengembangkan keahlian kerjasama
Sumber: Kustiana (2019: 20).
Manfaat laboratorium sangat penting, karena laboratoium
merupakan pusat proses belajar untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan atau penelitian (Aril, 2007: 53). Adapun manfaat
laboratorium sekolah antara lain:
19
1) Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai
masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah
tersebut.
2) Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih
keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan
sikap teliti.
3) Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong
semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari
suatu fakta yang diselidiki atau diamati.
4) Laboratorium sekolah berfungsi sebagai tempat untuk melatih
peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta
berfikir kritis dan cekatan.
5) Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 16).
d. Pengelolaan Laboratorium IPA
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan
tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh
karena itu, setiap orang yang terlihat harus memiliki kesadaran dan
merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja (Depdiknas, 2014: 7). Pengelola laboratorium
hendaknya memilki pemahaman dan keterampilan kerja di
laboratorium. Untuk memahami tugas, tanggung jawab, dan
20
kewenangannya sebagai pengelola laboratorium sekolah, hal tersebut
sesuai dengan Permendiknas No. 26 Tahun 2008 sebagai berikut:
Pasal 1
1) Standar tenaga laboratorium sekolah/ madrasah mencakup
kepala laboratorium sekolah/madrasah, teknisi laboratorium
sekolah/ madrasah dan laboran sekolah/madrasah.
2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga laboratorium
sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar tenaga
laboratorium sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional.
Dari pasal diatas disimpulkan bahwa setiap tenaga
laboratorium baik kepala laboratorium, teknisi laboran maupun
laboran sekolah baik yang ada di madrasah maupun sekolah harus
memiliki kualifikasi dan standar tenaga laboratorium sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional sebagai berikut:
Kualifikasi
a) Kepala Laboratorium
(1) Jalur Guru:
(a) Pendidikan minimal S1 (sarjana).
(b) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum.
(c) Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
21
(2) Jalur Laboran/ Teknisi:
(a) Pendidikan minimal D3 (diploma).
(b) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai
laboran/teknisi
(c) Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b) Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi teknisi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai
berikut:
(1) Minimal lulusan program D2 (diploma dua) yang
relevan dengan peralatan laboratorium, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
(2) Memiliki sertifikat teknisi laboratorium
sekolah/madrasah dari pergurungan tinggi atau lembaga
pemerintah.
c) Laboran Sekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai
berikut:
(1) Minimal lulusan D1 (diploma satu) yang relevan dengan
laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
22
(2) Memiliki sertifikat laboran/ madrasah dari perguruan
tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. Indikator Keefektifan Laboratorium IPA
Menurut Elseria (2016: 23), keefektifan penggunaan
laboratorium dilihat dari beberapa indikator, yaitu:
1) Frekuensi penggunaan laboratorium, yaitu seberapa sering
laboratorium digunakan dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan laboratorium yang efektif dalam pembelajaran yaitu
apabila laboratorium digunakan sebanyak 4 kali dalam 1 semester
untuk setiap kelasnya (Min 20 peserta didik).
𝑃 =𝑓
𝑁 𝑋 100%
Keterangan:
P = Persentase Pengunjung
f = Frekuensi Pengunjung di Laboratorium
N = Jumlah rata-rata Total Pengunjung
Tabel 2.2 Frekuensi Penggunaan Laboratorium
No. Persentase Keterangan
1. 81% – 100% Baik Sekali
2. 61% – 80% Baik
3. 41% – 60% Cukup
4. 21% – 40% Kurang
5. ˂ 21% Sangat Kurang
Sumber: Maratush (dalam Yawaransyah. 2011: 51)
2) Kelengkapan alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium, yaitu
ketersediaan alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium harus
23
lengkap sehingga dapat menunjang proses praktikum yang akan
dilakukan.
3) Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium dengan materi IPA,
yaitu adanya kesesuaian antara alat-alat yang tersedia di
laboratorium dengan materi yang akan diajarkan atau
dipraktikumkan.
4) Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum, yaitu
mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan praktikum agar
proses praktikum dapat berlangsung dengan baik dan lancar.
f. Standar Laboratorium IPA
Berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana telah dijelaskan secara rinci tentang
standar minimal sarana dan prasarana laboratorium IPA di SMP
sebagai berikut:
1) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
2) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu
rombongan belajar.
3) Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta
didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari
20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas
24
ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium IPA 5 m.
4) Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk
memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan
mengamati obyek percobaan.
5) Tersedia air bersih, sebagaimana tercantum pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium IPA
No. Jenis Rasio Deskripsi
Perabot
1. Kursi 1 buah/peserta
didik, ditambah
1 buah/guru
Kuat, stabil, dan mudah
dipindahkan.
2. Meja peserta
didik
1 buah/7 peserta
didik
Kuat dan stabil. Ukuran
memadai untuk menampung
kegiatan peserta didik secara
berkelompok maksimum 7
orang
3. Meja
demonstrasi
1 buah/lab Kuat dan stabil. Luas meja
memungkinkan untuk
melakukan demonstrasi dan
menampung peralatan dan
bahan yang diperlukan.
Tinggi meja memungkinkan
seluruh peserta didik dapat
mengamati percobaan yang
didemonstrasikan.
4. Meja persiapan 1 buah/lab Kuat dan stabil. Ukuran
memadai untuk menyiapkan
materi percobaan.
5. Lemari alat 1 buah/lab Ukuran memadai untuk
menampung semua alat.
Tertutup dan dapat dikunci.
6. Lemari bahan 1 buah/lab Ukuran memadai untuk
menampung semua bahan
dan tidak mudah berkarat.
Tertutup dan dapat dikunci.
7. Bak cuci 1 buah/ 2
kelompok,
Tersedia air bersih dalam
25
Lanjutan Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium
IPA
No. Jenis Rasio Deskripsi
ditambah 1 buah
di ruang
persiapan.
jumlah memadai
8. Lemari 1 buah/ sekolah Ukuran memadai untuk
menyimpan seluruh alat
peraga. Tertutup dan dapat
dikunci. Dapat
memanfaatkan lemari yang
terdapat di ruang kelas
Peralatan Pendidikan
1. Stopwatch 6 buah/ lab Ketelitian 0,2 detik.
2. Rol meter 1 buah/ lab Panjang minimum 5 m,
ketelitian 1 mm
3. Thermometer
100 C
6 buah/ lab Ketelitian 0,5 derajat.
4. Gelas ukur 6 buah/ lab Ketelitian 1 ml.
5. Massa logam 3 buah/ lab Dari jenis yang berbeda,
minimum massa 20 g.
6. Multimeter AC/
DC, 10 kilo
ohm/ volt
6 buah/ lab Dapat mengukur tegangan,
arus, dan hambatan.
Batas minimum ukur arus
100 mA-5 A.
Batas minimum ukur
tegangan untuk DC 100 mV-
50 V.
Batas minimum ukur
tegangan untuk AC 0-250 V.
7. Mistar 6 buah/ lab Panjang minimum 50 cm,
ketelitian 1 mm.
8. Jangka sorong 6 buah/ lab Ketelitian 0,1 mm.
9. Timbangan 3 buah/ lab Memiliki ketelitian berbeda.
10. Batang magnet 6 buah/ lab Dilengkapi dengan potongan
berbagai jenis logam.
11. Globe 1 buah/ lab Memiliki penyangga dan
dapat diputar. Diameter
minimum 50 cm. Dapat
memanfaatkan globe yang
terdapat di ruang
perpustakaan.
12. Model tata surya 1 buah/ lab Dapat menunjukkan
terjadinya gerhana. Masing-
masing planet dapat diputar
mengelilingi matahari.
26
Lanjutan Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium
IPA
No. Jenis Rasio Deskripsi
13. Garpu tala 6 buah/ lab Bahan baja, memiliki
frekuensi berbeda dalam
rentang audio.
14. Bidang miring 1 buah/ lab Kemiringan dan kekasaran
permukaan dapat di ubah.
15. Dinamometer 6 buah/ lab Ketelitian 0,1 N/cm.
16. Katrol tetap 2 buah/ lab -
17. Katrol bergerak 2 buah/ lab -
18. Balok kayu 3 macam/ lab Memiliki massa, luas
permukaan, dan koefisien
gesek berbeda
19. Percobaan muai
Panjang
1 set/ lab Mampu menunjukkan
fenomena dan memberikan
data pemuaian minimum
untuk tiga jenis bahan
20. Percobaan optic 1 set/ lab Mampu menunjukkan
fenomena sifat bayangan dan
memberikan data tentang
keteraturan hubungan antara
jarak benda, jarak bayangan,
dan jarak fokus cermin
cekung, cermin cembung,
lensa cekung, dan lensa
cembung. Masing-masing
minimum dengan tiga nilai
jarak fokus.
21. Percobaan
rangkaian listrik
1 set/ lab Mampu memberikan data
hubungan antara tegangan,
arus, dan hambatan.
22. Gelas kimia 30 buah/ lab Berskala, volume 100 ml.
23. Model molekul
sederhana
6 set/ lab Minimum terdiri dari atom
hidrogen, oksigen, karbon,
belerang, nitrogen, dan dapat
dirangkai menjadi molekul
24. Pembakar
spirtus
6 buah/ lab -
25. Cawan
penguapan
6 buah/ lab Bahan keramik, permukaan
dalam diglasir.
26. Kaki tiga 6 buah/ lab Dilengkapi kawat kasa dan
tingginya sesuai tinggi
pembakar spiritus.
27. Plat tetes 6 buah/ lab Minimum ada 6 lubang.
28. Pipet tetes+karet 100 buah/ lab Ujung pendek.
29. Mikroskop 6 buah/ lab Minimum tiga nilai
27
Lanjutan Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium
IPA
No. Jenis Rasio Deskripsi
monokuler perbesaran obyek dan dua
nilai perbesaran okuler
30. Kaca pembesar 6 buah/ lab Minimum tiga nilai jarak
fokus.
31. Poster genetika 1 buah/ lab Isi poster jelas terbaca dan
berwarna, ukuran minimum
A1
32. Model kerangka
manusia
1 buah/ lab Tinggi minimum 150 cm.
33. Model tubuh
manusia
1 buah/ lab Tinggi minimum 150 cm.
Organ tubuh terlihat dan
dapat dilepaskan dari model.
Dapat diamati dengan mudah
oleh seluruh peserta didik.
34. Gambar/model
pencernaan
manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
isinya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
35. Gambar/model
sistem peredaran
darah manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
isinya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
36. Gambar/model
sistem
pernafasan
manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
isinya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
37. Gambar/model
jantung manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
isinya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
38. Gambar/ model
mata manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
gambarnya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
39. Gambar/ model 1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
28
Lanjutan Tabel 2.3 Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium
IPA
No. Jenis Rasio Deskripsi
telinga manusia gambarnya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
40. Gambar/ model
tenggorokan
manusia
1 buah/ lab Jika berupa gambar, maka
gambarnya jelas terbaca dan
berwarna dengan ukuran
minimum A1. Jika berupa
model, maka dapat
dibongkar pasang.
41. Petunjuk
percobaan
6 buah/
percobaan
Media Pendidikan
1. Papan tulis 1 buah/ lab Ukuran minimum 90 cm x
200 cm.
Ditempatkan pada posisi
yang memungkinkan seluruh
peserta didik melihatnya
dengan jelas.
Perlengkapan Lain
1. Soket listrik 9 buah/ lab 1 soket untuk tiap meja
peserta didik,
2 soket untuk meja demo,
2 soket untuk di ruang
persiapan.
2. Alat pemadam
kebakaran
1 buah/ lab
3. Peralatan P3K 1 buah/ lab Terdiri dari kotak P3K dan
isinya tidak kadaluarsa
termasuk obat P3K untuk
luka bakar dan luka terbuka.
4. Tempat sampah 1 buah/ lab
5. Jam dinding 1 buah/ lab
g. Optimalisasi Laboratorium IPA
Menurut Hamdani (2014: 41), optimalisasi laboratorium
adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan pemakaian laboratorium
sehingga secara optimal memberikan faedah dan menunjang
pencapaian tujuan ruangan. Berbagai ruangan/laboratorium
29
memberikan keterampilan proses dan afektif pada peserta didik, tentu
saja laboratorium yang optimum penggunaannya akan memberikan
faedah yang sebesar-besarnya kepada peserta didik secara maksimal.
Karakteristik laboratorium yang dikelola dengan baik:
1) Efektif yaitu peralatan mendukung peningkatan kualitas proses
pembelajaran/praktikum.
2) Efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi,
biaya.
3) Sehat dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih,
keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi
persyaratan.
4) Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua
peralatan/fasilitas terhindar dari kerusakan, kemacetan dan
terlindung dari kehilangan.
5) Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan
adanya administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas
dan program yang jelas.
6) Memenuhi kebutuhan psikologis yaitu secara visual menarik
dan menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan
lahir batin yang memadai (Rahmiyati, 2008: 93).
h. Administrasi Laboratorium IPA
Menurut Muna (2016: 114), administrasi merupakan suatu
proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas
30
laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat
terorganisir dengan sistematis. Adapun tujuan utama program
pengadministrasian sumber daya laboratorium antara lain untuk:
1) Menyediakan informasi tentang keadaan dan kondisi sumber
daya laboratorium.
2) Memudahkan penelusuran dan memudahkan pengecekan
sumber daya laboratorium.
3) Mengoperasionalisasikan laboratorium agar menjadi lebih
fungsional dan siap melayani kegiatan praktikum.
Beberapa manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan administrasi
laboratorium antara lain:
1) Memudahkan program pemeliharaan.
2) Mencegah/mengatasi penyalah gunaan.
3) Menekan biaya operasi laboratorium sekecil mungkin.
4) Peningkatan kualitas kerja SDM.
5) Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain.
6) Menghindari duplikasi dan overlapping pengadaan alat dan
bahan.
7) Jumlah dan keterampilan teknisi yang memadai.
8) Meningkatkan kepuasan pelanggan.
9) Sebagai upaya Monitoring.
10) Penerapan konsep perbaikan dan pencegahan.
11) Penyempurnaan yang berkesinambungan.
31
12) Dukungan staf pengajar sebagai penanggung jawab.
13) Laboratorium IPA di sekolah yang memadai baik dalam hal
kuantitas maupun kualitasnya.
14) Menggunakan dan merawat alat-alat yang sebaik mungkin.
15) Mempersiapkan penyusunan proposal pengembangan
laboratorium seawal mungkin.
16) Merencanakan pengadaan dan perawatan alat dengan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan dan pengembangannya.
17) Mengoptimalkan penggunaan laboratorium melalui mata
pelajaran terkait.
18) Adanya upaya melakukan penghematan dengan melaksanakan
pemanfaatan bersama dalam hal penggunaan peralatan dan
pemakaian bahan.
i. Desain Laboratorium
Ketentuan ruang laboratorium menurut Permendiknas No. 24
Tahun 2007 yaitu rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta
didik, untuk rombongan belajar kurang penyimpanan kurang dari 20
orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang
penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium 5 m2.
Luas laboratorium harus sesuai dengan jumlah peserta didik
dalam satu kelas. Ruang praktik memiliki ruang panjang 11 m dan
lebar 9 m, sedangkan tinggi plavon 3 m. Rasio ruang gerak minimum
32
Gambar 2.1 Desain Laboratorium (Sumber: google image)
peserta didik dalam runang laboratorium 2,4 m2/peserta didik,
sehingga diperkirakan ruang praktek memiliki luas 124 m2, termasuk
ruangan persiapan dan gudang penyimpanan. Luas ini didasarkan
atas perhitungan bahwa laboratorium tersebut dipakai 40 peserta
didik.
Kedua dinding melebar merupakan dinding penuh, pada
dinding tersebut digantungi papan tulis atau rak simpanan. Papan
tulis digantung pada dinding yang berdekatan dengan ruang
persiapan, sedangkan kedua dinding disamping yang memanjang
digunakan untuk penerangan dan ventilasi pada salah satu dinding
tersebut dapat dipasang rak penyimpanan (Depdiknas, 2014: 23).
Setiap laboratorium perlu memiliki 6 ruang, 1 ruang laboratorium
peserta didik dan 5 ruang penunjang. Jenis-jenis yang dimaksud
adalah ruang laboratorium peserta didik adalah ruang tempat peserta
didik melakukan kegiatan, ruang kerja dan persiapan guru, ruang
penyimpanan alat dan bahan (mungkin 2 ruang), ruang perpustakaan
dan komputer, ruang teknisi laboratorium yang baik beserta
ukurannya dapat dilihat pada Gambar 2.1.
33
j. Penyimpanan Alat dan Bahan Laboratorium
Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan
sebaiknya disimpan di tempat penyimpanan khusus. Misalnya
mikroskop, agar kualitas fungsi lensanya terjaga dapat disimpan di
tempat yang terang dan tidak lembab. Penyimpanan alat berbahan
dasar plastik, kaca logam dan karet seperti gelas ukur, tabung reaksi
dan sebagainya masing-masing dikelompokkan menjadi satu dan
disimpan menurut kelompoknya masing-masing (Depdiknas, 2014:
24). Alat yang berat diletakkan ditempat yang mudah dijangkau, alat
yang mahal atau yang berbahaya disimpan di tempat yang terkunci.
Pada dasarnya penyimpanan alat tidak boleh ditempatkan di
tempat yang dapat menyebabkan alat itu rusak atau di tempat yang
pada proses pengambilan/ pengembaliannya dapat membahayakan
pemakainya. Demikian halnya alat-alat laboratorium, bahan kimia
yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak. Bahan Kimia
dapat menimbulkan resiko bahaya yang cukup tinggi, oleh karena itu
dalam pengelolaan laboratorium dalam aspek penyimpanan,
penataan dan pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting
yang harus diperhatikan.
Peralatan yang akan digunakan juga harus diperhatikan,
karena potensi bahaya juga dapat datang dari peralatan yang
dipergunakan. Bahaya yang dimaksud adalah terjadinya kebakaran,
keracunan, mengganggu kesehatan, merusak, menyebabkan luka,
34
menyebabkan korosi dan sebagainya (Depdiknas, 2014: 25). Oleh
karena itu, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penyimpanan bahan kimia dipisahkan antara senyawa organik
dan senyawa anorganik, senyawa anorganik disusun berurutan
menurut abjad nama radikal logamnya. Pengurutan secara
alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah
dikelompokkan menurut sifat fisis dan sifat kimianya terutama
tingkat kebahayaannya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus
didasarkan atas tingkat risiko bahaya yang paling tinggi.
2) Zat atau bahan kimia disimpan jauh dari sumber panas dan tidak
terkena sinar matahari langsung.
3) Pada label botol diberi catatan tentang tanggal zat dalam botol
sehingga dapat diketahui tanggal bahan kimia tersebut
kadaluwarsa.
4) Setiap bahan kimia harus diberi label yang jelas. Gunakan MSDS
(Mastery Safety Data Sheet/ lembar data keamanan bahan) untuk
informasi lebih jelas mengenai bahan kimia tersebut.
5) Tidak menyimpan botol bahan kimia di tempat yang lebih tinggi
letaknya daripada mata.
6) Penyimpanan dapat dilakukan dengan mengelompokkan
berdasarkan atas bahan pembuat dan berdasarkan atas kelompok
pokok bahasan.
35
Penyimpanan merupakan bagian dari pemeliharaan, alat
disimpan agar alat itu aman, artinya alat itu tidak boleh hilang atau
rusak, disamping agar ruang tempat penyimpanan alat itu terletak
kelihatan rapi tergantung pada fasilitas yang ada di laboratorium.
k. Inventarian Laboratorium IPA
Inventarisasi adalah suatu kegiatan mencatat, menyusun daftar
inventaris barang secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
Inventarisasi dimaksudkan untuk membuat sumber informasi
peralatan dan bahan yang dimiliki laboratorium, karenanya hasil
inventarisasi harus diamankan dari kerusakan, penyalahgunaan,
pencurian, dan kebakaran (Depdiknas, 2014: 18). Adapun tujuan
inventarian antara lain:
1) Merancang percobaan/penelitian maupun analisis untuk
mengetahui jumlah dan jenis peralatan;
2) Perencanaan untuk pemesanan bahan/ alat/ zat kimia,
menentukan keadaan peralatan yang baik/ tidak baik/ tak
berfungsi/ rusak, dll;
3) Memperoleh informasi bagi peneliti tentang jenis, sampai
dimana peralatan itu berada.
Hasil inventarian memiliki peran penting sebagai data untuk
pertimbangan menyusun program kerja dan pengembangan
laboratorium ke depan:
36
1) Perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.
2) Pengadaan merupakan semua kegiatan dalam rangka
mengadakan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas.
3) Penyimpanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menampung hasil pengadaan barang yang belum atau akan
didistribusikan dan disimpan dalam gudang.
4) Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan
barang dan bertanggung jawab dari satu bagian ke bagian yang
lain.
5) Pemeliharaan dan Penghapusan merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk memelihara dan menghapuskan barang dari
daftar inventaris berdasarkan perpu yang berlaku.
6) Pengendalian berfungsi yang melaksanakan monitoring
kegiatan dari fungsi perlengkapan yang lain.
3. Pembelajaran IPA
a. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
agar mendapatkan perubahan baru sebagai hasil pengalamannya
dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan unsur
pengajaran yang memegang peranan vital. Mengajar adalah proses
membimbing kegiatan belajar (Hamalik, 2008: 27).
37
Menurut Rusman (2012: 85), belajar sebagai aktivitas yang
dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis yang berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Aktivitas
yang bersifat psikologis berarti melibatkan mental, misalnya:
aktivitas berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak,
membandingkan, membedakan, mengungkapkan, dan lain
sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis berarti
melibatkan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan
percobaan, latihan, membuat karya (produk), dan lain sebagainya.
Menurut Hamalik (2008: 36), belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan
lainya. Belajar adalah perubahan kemampuan dan disposisi seseorang
yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan
hasil dari proses pertumbuhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar adalah suatu sebuah proses yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih dimana interaksi tersebut dapat menghasilkan
perubahan sikap/ perilaku/ tindakan yang bersifat psikologis
(aktivitas, berfikir kritis, menyimpulkan, memahami, menyimak,
menelaah, dll) dan bersifat fisiologis (eksperimen, latihan, membuat
produk, apresiasi).
Menurut Hamdani (2011: 199), pembelajaran merupakan
proses belajar yang dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan
38
kreativitas berfikir agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik serta pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan
penguasaan terhadap materi pembelajaran. Sedangkan Saptorini
(2011: 1), pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan pendidik
dalam membentuk terjadinya kegiatan belajar.
Dari uraian di atas mengenai pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
direncanakan oleh pendidik untuk mengadakan, mendukung, dan
membantu proses berpikir peserta didik sehingga proses belajar
menjadi terarah dan efektif.
b. Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains adalah upaya sistematis
untuk menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan
pengetahuan tentang gejala alam (Kemendikbud, 2017: 5). Cara
berfikir IPA yang meliputi percaya, rasa ingin tahu, imajinasi,
penalaran, dan koreksi diri merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
ilmu yang dinamis sehingga cara berpikir IPA di atas perlu diterapkan
ketika mengikuti proses pembelajaran IPA (Kurniawan, 2019: 22).
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus
yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa
kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab
akibatnya. Ada dua hal berkaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan
39
IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai
proses, yaitu kerja ilmiah (Kustiana, 2019: 27).
Dari uaraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan oleh
pendidik untuk mengadakan, mendukung, dan membantu proses
berpikir peserta didik yang mempelajari fenomena alam yang faktual,
baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan
sebab akibatnya.
4. Peran Laboratorium dalam Pembelajaran
Menurut Emha (2010: 27), laboratorium IPA berperan penting
dalam kegiatan pembelajaran yakni dengan menumbuhkan dan
mengembangkan aspek-aspek antara lain:
a. Keterampilan dalam pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan
data.
b. Kemampuan menyusun data dan menganalisis serta menafsirkan
hasil pengamatan.
c. Kemampuan menarik kesimpulan secara logis berdasarkan hasil
eksperimen, mengembangkan model dan menyusun teori.
d. Kemampuan mengkomunikasikan secara jelas dan lengkap hasil-
hasil percobaan.
e. Keterampilan merancang percobaan, urutan kerja, dan
pelaksanaannya.
40
f. Keterampilan dalam memilih dan mempersiapkan peralatan dan
bahan untuk percobaan.
g. Keterampilan dalam menggunakan peralatan dan bahan.
h. Kedisiplinan dalam mematuhi aturan dan tata tertib demi
keselamatan kerja.
Menurut Rustaman (2005: 136), ada empat alasan yang menguatkan
peran laboratorium dalam pembelajaran di sekolah, antara lain:
a. Praktikum membangkitkan motivasi belajar IPA. Dalam belajar,
peserta didik dipengaruhi oleh motivasi. Peserta didik yang
termotivasi untuk belajar akan bersungguh-sungguh dalam
mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, peserta didik
diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan
ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum di mana
peserta didik menemukan pengetahuan melalui eksplorasi.
b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan
eksperimen. Kegiatan eksperimen merupakan aktivitas yang
banyak dilakukan oleh ilmuwan. Untuk melakukan eksperimen
diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati,
mengestimasi, mengukur, membandingkan, memanipulasi
peralatan laboratorium, dan keterampilan sains lainnya. Dengan
adanya kegiatan praktikum di laboratorium akan melatih peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan bereksperimen dengan
melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat,
41
mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih
canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman,
merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen.
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Para ahli
menyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan
ilmiah adalah dengan menjadikan peserta didik sebagai ilmuwan.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan melalui pendekatan
inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Oleh karena itu pembelajaran IPA baik di SMA/MA maupun di
SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
d. Praktikum menunjang materi pelajaran. Praktikum memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan teori, dan
membuktikan teori. Selain itu praktikum dalam pembelajaran IPA
dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip IPA. Dari
kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa praktikum dapat
menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
B. Kajian Pustaka
Kajian tentang keefektifan penggunaan laboratorium ipa dalam
mendukung pembelajaran IPA memang bukanlah kajian yang pertama kali,
42
terutama penelitian jurnal ataupun skripsi. Sejauh penelitian yang dilakukan,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang keefektifan penggunaan
laboratorium ipa dalam mendukung pembelajaran IPA, berikut kajian
penelitian yang relevan dengan penelitian yang diangkat penulis sebagai
acuan.
Penelitian yang berkaitan dengan Keefektifan Penggunaan
Laboratorium IPA dalam menunjang Pembelajaran IPA, penulis merujuk
pada skripsi yang ditulis oleh Arifin (2017) mahasiswa Program Studi
Managemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri
Raden Fatah yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium IPA
dalam Menunjang Pembelajaran di MI Daarul Aitam Palembang”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Laboratorium IPA di MI Daarul Aitam
Palembang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan
praktikum IPA, tempat penyimpanan hasil praktik peserta didik dan sebagai
tempat melakukan pembelajaran peserta didik serta dikatakan efektif dalam
menunjang pembelajaran IPA. Hal tersbut sesuai dengan Permendiknas No.
24 Tahun 2007.
Penulis merujuk pada skripsi yang ditulis oleh Wahyunidar (2017)
mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Alauddin Makassar dengan judul “Analisis Pemanfaatan Laboratorium
Fisika sebagai Sarana Kegiatan Praktikum di SMA Negeri Se-Kabupaten
Luwu Timur”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Hasil
43
observasi dan wawancara dapat di simpulkan bahwa pemanfaatan
laboratorium fisika sebagai sarana kegiatan praktikum di SMA Negeri 1
Tomoni Timur masih belum efektif. Secara standar laboratorium dapat
dikatakan efektif apabila memiliki beberapa indikator yakni frekuensi
penggunaan laboratorium, kelengkapan alat-alat yang ada di laboratorium,
kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium dengan materi dan alokasi waktu
yang cukup untuk kegiatan praktikum.
Penulis merujuk pada penelitian yang ditulis oleh Zikrika (2015)
mahasiswi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang berjudul “Keefektifan
Penggunaan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran Biologi di SMP Negeri
3 Palembang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode yang berlandaskan pada filsafat postpositive.
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini bahwa teknis
pengelolaan laboratorium yang meliputi aspek perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi serta beberapa persyaratan tata
letak, kelengkapan saran dan administrasi belum semua terpenuhi. Selain
secara fisik laboratorium, peran guru sebagai pengelola sangat besar.
Kenyataannya masih banyak guru yang kurang pelatihan dalam penggunaan
laboratorium, sehingga kurang kurang aktif dalam berlangsungnya proses
pembelajaran di laboratorium.
Dari beberapa kajian penelitian yang telah diteliti di atas, terdapat
beberapa persamaan dengan tema yang diambil peneliti sehingga akan
44
dijadikan sebagai pertimbangan bahan rujukan peneliti. Sebagaimana yang
peneliti kaji dalam penelitian ini, kemuktahiran pada penelitian ini terletak
pada keefektifan penggunaan laboratorium IPA (Biologi, Kimia, Fisika) yang
berada di jenjang SMP meliputi mata pelajaran IPA (Biologi, Kimia, Fisika)
dengan judul “Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA dalam Mendukung
Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2019/2020”.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini merupakan penelitian kualitaif. Penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2014: 55). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif analisis. Peneliti menggunakan pendekatan
tersebut karena dapat membantu peneliti untuk mengetahui cara pandang
informan dengan cara mengumpulkan data dan merekap data dengan lebih
mendalam terkait informasi yang dibutuhkan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian studi kasus karena meneliti suatu peristiwa berkaitan dengan
banyaknya guru IPA yang kurang memanfaatkan dan mengoptimalkan
penggunaan laboratorium IPA dalam mendukung pembelajaran IPA seperti
di Kecamatan Bancak terdapat 3 sekolah MTs/SMP dimana 2 MTs yang
memiliki rata-rata rombel belajar ≤ 20 peserta didik dengan ruang
laboratorium IPA yang menjadi satu ruang dengan ruang UKS dan ruang seni
sehingga belum dapat digunakan sepenuhnya sedangkan di SMP Negeri 1
Bancak dengan rombel ≥ 30 peserta didik dengan ruang laboratorium IPA
tersendiri yang belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh pendidik.
Penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
dalam penelitian ini dibatasi hanya dengan mengambil data dari 5 informan
46
pada Tabel 3.1. Data sekunder dibatasi oleh dokumentasi laboratorium, dan
data inventarian laboratorium.
Tabel 3.1 Daftar Informan
No. Kode
Informan
Keterangan
1. SA Koordinator Laboratorium
2. SR Guru Mata Pelajaran IPA
3. JH Peserta Didik Kelas VIII
4. MZ Peserta Didik Kelas VIII
5. DM Peserta Didik Kelas VIII
Sumber: (dokumen peneliti)
Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu: (1) tahap pertama berupa
observasi segala sesuatu yang berkaitan dengan laboratorium seperti kondisi
ruang laboratorium, daftar inventaris alat dan bahan, data inventaris
penggunaan laboratorium IPA dan lain sebagainya serta melakukan pemilihan
subjek penelitian dengan teknik sampel purposive berdasarkan pertimbangan
tertentu. (2) pada tahap kedua dilakukan dengan mewawancari informan yang
telah terpilih untuk menganalisis dan mengkonfirmasi data yang diperoleh
dari hasil observasi dengan pernyataan para informan. (3) tahap ketiga berupa
validasi data dengan menggunakan teknik tiangulasi metode dari data hasil
observasi yang dikonfirmasi melalui hasil wawancara serta hasil dokumentasi
sebagai bukti untuk mendapatkan hasil data yang valid mengenai keefektifan
penggunaan laboratorium IPA dalam mendukung pembelajaran IPA di
sekolah tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bancak di Jl. Raya
Rejosari-Bringin Km. 18, Dusun Melikan, Kelurahan Rejosari, Kecamatan
47
Bancak, Kabupaten Semarang. Sesuai kurikulum 2013 yang diterapkan di
SMP Negeri 1 Bancak, lokasi ini dipilih karena sekolah tersebut merupakan
satu-satunya sekolah negeri di Kecamatan Bancak. Selain SMP Negeri 1
Bancak terdapat sekolah yang sederajat seperti MTs tetapi belum memiliki
ruang laboratorium tersendiri dan hanya SMP Negeri 1 Bancak yang telah
memiliki ruang laboratorium walaupun belum dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu penelitian dilaksanakan pada waktu semester genap pada
tahun 2019/2020 yaitu tepatnya pada 23 Juni 2020 dan selesai pada 1 Juli
2020.
C. Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif,
untuk itu sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdapat dua data,
yaitu:
1) Data Primer
Data primer merupakan data pokok yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian yang dilakukan dengan teknik penjaringan berupa observasi
dan wawancara. Dalam masa pandemi covid-19 ini observasi dilakukan
langsung oleh penelitian ke sekolah dan wawancara dilakukan secara
langsung dengan informan serta mengikuti protokol kesehatan dari
pemerintah demi keamanandan kesehatan bersama.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bersifat menunjang dalam penelitian
ini. Teknik penjaringan data berupa dokumentasi, arsip dari pihak
48
sekolah, dan catatan-catatan yang terkait dengan penelitian seperti
dokumentasi laboratorium, data inventarian laboratorium, dan lain
sebagainya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif merupakan kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya di bagi ke dalam kata-
kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2017:
89). Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data melalui 3 tahap:
1. Tahap Persiapan
Menyusun instrumen penelitian berupa pedoman observasi dan
pedoman wawancara, melakukan izin penelitian, dan melakukan
observasi di SMP Negeri 1 Bancak serta pemilihan sampel.
Menurut Sugiyono (2014: 168), dalam penelitian kualitatif,
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel yang digunakan sebagai informan dalam
penelitian ini, yaitu koordinator laboratorium (SA), guru mata pelajaran
IPA (SR), berserta 3 peserta didik (JH, MZ, dan DM) yang diambil
dengan teknik sampel purposive dengan pertimbangan untuk koordinator
laboratorium (SA), dan guru memiliki kualifikasi Pendidikan IPA (SR)
serta sebelumnya telah pernah menjadi pendamping peserta didik dalam
melakukan praktikum mata pelajaran IPA. Sedangkan 3 peserta didik
(JH, MZ, DN) yang dipilih menjadi informan dengan pertimbangan guru
49
mata pelajaran IPA yang didasarkan pada nilai mata pelajaran IPA yang
baik di sekolah tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan wawancara terhadap 5 informan yitu
SA, SR, JH, ZF, dan DM serta melakukan dokumentasi yang berkaitan
dengan penelitian.
3. Tahap Akhir
Setelah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan selesai
dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap akhir yaitu menganalisis
informasi, menyusun data-data informasi yang telah terkumpul.
Berikut merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian kualitatif:
1. Observasi
Observasi secara umum diartikan sebagai cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi
sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Arifin, 2017: 25).
Menurut Sugiyono (2014: 203), observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-
obyek alam yang lain. Pengumpulan data dalam penelitian ini
50
menggunakan teknik observasi tidak terstruktur, yaitu peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku tetapi hanya rambu-rambu
pengamatan.
Sasaran observasi dalam penelitian ini adalah laboratorium IPA
yang ada di SMP Negeri 1 Bancak. Menurut Elseria (2016: 23), indikator
yang digunakan dalam pedoman observasi berkaitan dengan keefektifan
penggunaan laboratorium sebagai berikut:
1) Frekuensi penggunaan laboratorium.
2) Kelengkapan sarana, alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium.
3) Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium dengan materi.
4) Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum.
Dengan kategori penilaian terdiri dari dua point penilaian yaitu ada
dan tidak ada. Selain itu peneliti juga ikut terjun dalam penelitian guna
untuk memastikan data dan informasi yang diperoleh valid adanya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada partisipan (Azwar. 2016: 39). Wawancara
digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan permasalahan penelitian. Ada tiga macam pedoman wawancara,
yaitu:
a. Terstruktur/ structured;
b. Semi terstruktur/ semi structured;
51
c. Tidak terstruktur/ unstructured.
Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara yang
pertanyaan-pertanyaannya bersifat terbuka yang dibatasi dengan tema
yang telah disiapkan, seperti menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Elseria (2016: 23), indikator yang digunakan dalam pedoman
wawancara berkaitan dengan keefektifan penggunaan laboratorium
sebagai berikut:
1) Frekuensi penggunaan laboratorium.
2) Kelengkapan sarana, alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium.
3) Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium dengan materi.
4) Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum.
Wawancara terstruktur ini digunakan untuk mendapatkan
informasi pasti tentang sesuatu yang ingin diketahui peneliti dari subjek
penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan koordinator laboratorium
(SA) dan guru IPA (SR), serta peserta didik (JH, MZ, DM) sehingga
jumlah keseluruhan 5 orang yang akan dijadikan sebagai subjek
penelitian dengan teknik sampel purposive.
3. Dokumentasi
Menurut Saputra (2017: 45), metode dokumentasi adalah cara
pengumpulan data dengan mengambil dari dokumen yang telah ada.
Dokumen tersebut haruslah dokumen resmi yang telah terjamin
keakuratannya. Metode ini dilakukan oleh peneliti untuk mengambil data
52
hasil peserta didik SMP Negeri 1 Bancak yang akan digunakan sebagai
acuan dalam melakukan penelitian. Beberapa dokumen yang diambil
berupa dokumentasi ruang laboratorium, data inventaris penggunaan
laboratorium, data inventaris alat dan bahan.
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasikan yang mengurutkan data
menjadi pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data
(Afifuddin, 2012: 96). Menurut Sudijono (2009: 76), analisis data adalah
suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan memilih
mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami.
Pendapat lain mengemukakan bahwa analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 2017: 64).
Menurut Miles dan Huberman (dalam Annur, 2016: 194), analisis data
dalam penelitian kualitatif haruslah dilakukan langsung dengan reduksi data,
penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses penyederhanaan (proses seleksi
data) dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di
53
lapangan yang melalui beberapa tahap, yaitu membuat ringkasan,
mengkode, menulis tema, membuat tugas-tugas, membuat praktis dan
membuat tema. Jadi, dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan
dan dipaparkan dalam berbagai macam cara di antarnya: (1) melalui
seleksi ketat, (2) melalui ringkasan atau uraian singkat, (3)
menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas dan sebagainya
2. Penyajian (Display) Data
Penyajian data merupakan proses analisis kedua yang harus
dilakukan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah
dalam betuk naratif atau deskriptif analisis.
3. Verifikasi atau Pengambilan Kesimpulan
Verifikasi kesimpulan yaitu makna-makna yang muncul dari data
harus diuji keabsahannya, kekokohan dan kecocokan yaitu validitas.
Sehingga ketika penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat hasil
reduksi data tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang
hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan
yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan
yang ada. Pada bagian ini diutarakan kesimpulan dari data-data yang
diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dan hasil dokumentasi.
54
F. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam sebuah penelitian ini sangat
diperlukan, berikut teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan suatu
data dalam penelitian ini.
Menurut Gibbs (dalam Kustiana, 2019: 37), validitas kualitatif
merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan
menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Sementara reliabilitas kualitatif
mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika
diterapkan oleh peneliti-peneliti lain (dan) untuk proyek-proyek yang berbeda
(Sugiyono, 2014: 91).
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling
banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain (Moleong, 2017: 55).
Menurut Arikunto (2017: 63), teknik triangulasi yaitu suatu cara memandang
permasalahan atau objek yang dievaluasi dari berbagai sudut pandang, bisa
dipandang dari banyaknya metode yang dievaluasi dari berbagai sisi.
Triangulasi dilakukan untuk mengejar atau mengetahui kualitas data yang
dipertanggung jawabkan
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode. Triangulasi
metode merupakan teknik dengan menggunakan sejumlah metode
pengumpulan data dalam suatu penelitian (Moleong, 2017: 60). Di dalam
penelitian ini sedikitnya memadukan tiga metode berupa observasi, wawancara
55
dan dokumentasi, dimana untuk mengetahui keefektifan penggunaan
laboratorium IPA dalam mendukung pembelajaran IPA di SMP Negeri 1
Bancak. Pertama melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengatahui
keadaan ruangan laboratorium IPA berserta kelengkapan alat dan bahan di
laboratorium tersebut. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap subjek
penelitian berupa informan yang telah terpilih seperti koordinator laboratorium
IPA, guru mata pelajaran IPA dan peserta didik (yang sudah pernah melakukan
praktikum) yang bertujuan untuk melakukan konfirmasi kebenaran tentang
ruangan laboratorium IPA, kelengkapan alat dan bahan di laboratorium, dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan laboratorium IPA dalam mendukung
pembelajaran IPA. Agar data yang diperoleh valid maka langkah selanjutnya
melakukan analisis data observasi dan data wawancara yang dibuktikan dengan
data dokumentasi agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya dan menjadikan data tersebut valid.
56
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2020 sampai tanggal
01 Juli 2020. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bancak dengan
menggunakan alat pengumpul data berupa wawancara terhadap 1 koordinator
laboratorium IPA, 1 guru mata pelajaran IPA, serta 3 peserta didik.
1. Kesesuaian Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak
a. Hasil Observasi
Hasil observasi menunjukan bahwa dari segi sarana dan desain
laboratorium, SMP Negeri 1 Bancak memiliki laboratorium IPA yang
dibangun dengan panjang 7 m, lebar 6 m dan tinggi 3 m sehingga
memiliki luas tanah 42 m2 dan luas bangunan 90 m2. Didalam ruangan
tersebut juga memiliki lemari bahan sebanyak 2 buah, lemari alat 3
buah, lemari ruangan 1 buah, meja demontrasi, meja pembuatan
bahan, meja dan kursi peserta didik, meja dan kursi guru, papan tulis,
ruang penyimpanan, bak cuci, tempat P3K serta sarana lainnya yang
mendukung.
Kelengkapan alat laboratorium dan bahan laboratorium
termasuk baik karena semua alat dan bahan sesuai dengan standar
laboratorium IPA pada Permendiknas No. 24 tahun 2007 baik untuk
praktikum fisika, praktikum biologi dan praktikum kimi. Semua alat
dan bahan ditaruh di ruang penyimpanan karena waktu itu diadakan
57
penyemprotan disinfektan serta ada beberapa alat dan bahan yang
berada di lemari luar ruang penyimpanan yang sudah rusak, tidak
dapat digunakan dan berdebu. (Observasi dilakukan pada Selasa, 23
Juni 2020 pada pukul 08.30-14.30 di Laboratorium SMP Negeri 1
Bancak).
b. Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator
laboratorium, guru IPA dan peserta didik mengenai kesesuaian
laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak berdasarkan Permendiknas
No. 24 tahun 2007, sebagai berikut:
1) Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai koordinator
laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas VIII. Pertanyaan
yang diajukan peneliti terhadap narasumber diatas berkaitan
dengan kesesuaian sarana, alat dan bahan di laboratorium SMP
Negeri 1 Bancak berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007.
Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan pernyataan
berupa “Sudah, laboratorium IPA yang sekarang mau direnovasi
karena sering bocor jadi alat dan bahannya kurang tertata rapi”.
(Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
kesesuaian alat dan bahan sesuai pembelajaran IPA yang meliputi
biologi, fisika dan kimia, didapatkan pernyataan berupa “Sudah
58
dik, sekiranya alat dan bahan untuk praktikum tersedia dengan
baik”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
2) Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai guru IPA
kelas VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap narasumber
berkaitan dengan kesesuaian sarana, alat dan bahan di laboratorium
SMP Negeri 1 Bancak berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun
2007. Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan
pernyataan “Sudah tetapi mungkin penempatannya saja yang
belum sesuai. Kalau laboratorium sudah ada ruang persiapan,
ruang penyimpanan, tata letak meja dan kursi sesuai”. (Wawancara
tgl. 24 Juni 2020 pukul 11.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
kesesuaian alat dan bahan sesuai pembelajaran IPA yang meliputi
biologi, fisika dan kimia, didapatkan pernyataan berupa “Sebagian
besar tapi kemarin ketika observasi inventaris ada beberapa yang
kurang dan tidak ada, sebagian sudah kadaluwarsa sebagian
memang belum dikasih dari dinas”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 11.00 WIB di sekolah).
3) Peserta Didik
Wawancara yang dilakukan dengan peserta didik
melibatkan 3 peserta didik kelas VIII yaitu:
59
(a) JH (VIII B)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
berkaitan dengan kesesuaian alat dan bahan laboratorium IPA
yang meliputi biologi, fisika dan kimia. Peserta didik tersebut
memberi pernyataan bahwa “Sesuai kok mbak, ada
mikroskop, timbangan, dan masih banyak mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00 WIB di rumah JH).
(b) MZ (VIII A)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang kesesuaian
alat dan bahan laboratorium IPA yang meliputi biologi, fisika
dan kimia. Peserta didik tersebut memberi pernyataan bahwa
“Sesuai mbak kadang praktikum tenteng biologi pakai
mikroskop, fisika yang nimbang-nimbang gitu trus kimia dulu
tentang indikator alami”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul
10.00 WIB di rumah MZ).
(c) DM (VIII C)
Pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan tentang
kesesuaian alat dan bahan dengan laboratorium IPA yang
meliputi biologi, fisika dan kimia. Peserta didik tersebut
memberi pernyataan bahwa “Selama ini sesuai mbak dengan
materi praktikum IPA”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul
13.00 WIB di rumah DM).
60
c. Hasil Dokumentasi
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi dan
dikonfirmasi dari hasil wawancara, agar data yang didapat lebih
terpecaya maka disajikan data hasil dokumentasi berupa foto checklist
sarana, alat dan bahan laboratorium pada Lampiran 21.
2. Keefektifan Penggunaan Laboratororium IPA SMP Negeri 1 Bancak
a. Frekuensi penggunaan laboratorium
1) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang frekuensi
penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak, didapat
data berupa bahwa sekolah tersebut telah terdapat jadwal
penggunaan laboratorium dengan pembagian minggu ke-1 kelas
VII, minggu ke-2 kelas VIII, minggu ke-3 kelas IX dan minggu
ke-4 sebagai hari pengganti apabila ada guru ataupun peserta
didik yang belum mengadakan/ mengikuti praktikum sesuai
dengan hari yang telah ditetapkan, dapat diganti pada minggu ke-
4, praktikum berjalan seperti biasa tetapi karena terdapat kendala
covid-19 beberapa praktikum ditiadakan dan diganti daring class.
Ada beberapa praktikum yang dilakukan sebelum covid-19
sekitar 2-3 praktikum. Jumlah total praktikum yang telah
dilakukan selama semester genap sudah lebih dari 4 kali dengan
rata-rata jumlah rombel 30 peserta didik (Observasi dilakukan
61
pada Selasa, 23 Juni 2020 pada pukul 08.30-14.30 di
Laboratorium SMP Negeri 1 Bancak).
2) Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
koordinator laboratorium, guru IPA dan peserta didik mengenai
frekuensi penggunaan laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak,
sebagai berikut:
a) Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai
koordinator laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas
VIII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap narasumber
berkaitan berupa berapa banyak praktikum yang dilakukan
selama semester genap sebelum covid-19. Hasil wawancara
yang telah dilakukan, didapatkan pernyataan berupa
“Sebelum covid-19 ini sekitar 2 sampai 3 kali dik tergantung
materinya juga mudah/ sulit dipraktikumkan, jika terlalu sulit
maka tidak dipraktikumkan”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
dengan frekuensi penggunaan laboratorium berupa rata-rata
satu rombel peserta didik, didapatkan pernyataan berupa
“Sekitar 30 peserta didik dik”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 10.00 WIB di sekolah).
62
b) Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai guru
IPA kelas VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti berkaitan
dengan berapa banyak praktikum yang dilakukan selama
semester genap, didapatkan pernyataan berupa “Kemarin di
saya mengajar di kelas VII. Jadi saya lebih menekankan
praktikum dikelas VII. Kelas tersebut pengetahuannya masih
awam karena perpindahan dari SD ke SMP masih labil.
Sehingga mereka harus tahu bagaiamana cara atau konsep
dalam pembelajaran itu, saya kemarin praktikum 2 materi
materi: sel sama pengukuran”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 11.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
dengan frekuensi penggunaan laboratorium yaitu tentang
rata-rata satu rombel peserta didik, didapatkan pernyataan
“Sekitaran 30 peserta didik”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 11.00 WIB di sekolah).
c) Peserta Didik
Wawancara yang dilakukan dengan peserta didik
melibatkan 3 peserta didik kelas VIII yaitu:
(1) JH (VIII B)
Pertanyaan yang peneliti ajukan berkaitan tentang
pratikum yang pernah dilakukan selama semester genap.
63
Peserta didik tersebut menyatakan “Dua kali tok mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00 WIB di rumah
JH). Pertanyaan lain yang diajukan peneliti tentang jumlah
peserta didik di kelasnya. Peserta didik tersebut memberi
pernyataan “Kalau di kelas ku sekitar 31 atau gak 32
mbak”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00 WIB di
rumah JH).
(2) MZ (VIII A)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang pratikum
yang pernah dilakukan selama semester genap. Peserta
didik tersebut menyatakan “Baru sekali mbak”,
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah
MZ). Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
tentang jumlah peserta didik di kelasnya. Peserta didik
tersebut memberi pernyata anbahwa “30 orang mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah
MZ).
(3) DM (VIII C)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang pratikum
yang pernah dilakukan selama semester genap. Peserta
didik tersebut menyatakan “Sekali mbak”. (Wawancara
tgl. 23 Juni 2020 pukul 13.00 WIB di rumah DM).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan tentang
64
jumlah peserta didik di kelasnya. Peserta didik tersebut
memberi pernyataan bahwa “Paling 30 orang mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 13.00 WIB di rumah
DM).
3) Hasil Dokumentasi
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi dan
wawancara, agar lebih menyakinkan maka disajikan data hasil
dokumentasi berupa foto inventaris penggunaan laboratorium
IPA di sekolah tersebut di bawah pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Penggunaan Laboratorium IPA
SMP Negeri 1 Bancak
(sumber: dokumen laboratorium)
b. Kelengkapan sarana, alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium
1) Hasil Observasi
Hasil observasi yang dilakukan peneliti, dilihat dari kondisi
ruang laboratorium SMP Negeri 1 Bancak sudah memiliki lemari
bahan sebanyak 2 buah, meja demontrasi, meja pembuatan bahan,
meja dan kursi peserta didik, meja dan kursi guru, lemari alat
65
sebanyak 3 buah, dan lemari luar ruang penyimpanan 1 buah, ruang
penyimpanan, bak cuci, tempat P3K serta sarana lainnya yang
mendukung.
Kelengkapan alat dan bahan laboratorium termasuk baik
karena semua alat dan bahan sesuai dengan standar laboratorium IPA
berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 baik untuk praktikum
fisika, praktikum biologi dan praktikum kimia. Alat dan bahan semua
di taruh di ruang penyimpanan. Ada beberapa alat dan bahan yang
sudah rusak, berdebu dan tidak dipakai lagi berada di lemari luar ruang
penyimpanan.
Alat peraga IPA yang sudah rusak disimpan di depan ruang
penyimpanan tetapi tidak tertata rapi. Terdapat beberapa bahan yang
harus tersedia dalam 2 jenis tetapi tersedia hanya tersedia 1 jenis
seperti contoh seharusnya tersedia 2 jenis alkohol berupa alkohol 96%
dan alkohol 70%, tetapi yang tersedia hanya alkohol 96%. Beberapa
bahan lainnya tidak tersedia karena dianggap tidak dibutuhkan oleh
peserta didik dalam melakukan praktikum seperti PTX Auxin,
Safranin, Kristal violet, HPT Sitonin, dan beberapa lainnya.
Kebersihan laboratorium IPA dijaga teknisi laboran dibantu
oleh peserta didik sehingga setiap hari peserta didik akan ada
membantu membersihkan laboratorium akan tetapi beberapa bulan ini
hanya dibesihkan 1 kali dalam dua minggu oleh teknisi laboran saja
sehingga meja, kursi dan lemari bahan banyak yang berdebu
66
(Observasi dilakukan pada Selasa, 23 Juni 2020 pada pukul 08.30-
14.30 di Laboratorium SMP Negeri 1 Bancak).
2) Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator
laboratorium, guru IPA dan peserta mengenai sarana, alat dan bahan
yang tersedia di laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak dengan
Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Hasil wawancara dari pernyataan
informan sebagai berikut:
(a) Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai koordinator
laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas VIII. Pertanyaan
yang diajukan peneliti terhadap narasumber diatas berkaitan
dengan kesesuaian sarana, alat dan bahan di laboratorium SMP
Negeri 1 Bancak berdasarkan Permendiknas No. 24 Tahun 2007.
Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan pernyataan
bahwa “Sudah. Laboratorium IPA yang sekarang mau direnovasi
karena sering bocor jadi alat dan bahannya kurang tertata rapi”.
(Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
kesesuaian alat dan bahan sesuai pembelajaran IPA yang meliputi
biologi, fisika dan kimia, didapatkan pernyataan berupa “Sudah
dik, sekiranya alat dan bahan untuk praktikum tersedia dengan
baik”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
67
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan peneliti berkaitan
dengan kerusakan alat dan bahan sesuai pembelajaran IPA yang
meliputi biologi, fisika dan kimia, didapat pernyataan berupa
“Kalau untuk alat yang harganya murah tidak perlu mengganti dik
tapi kalau alatnya yang harganya berjuta-juta ya harus diganti”.
Serta pertanyaan berupa upaya menjaga agar alat dan bahan tidak
rusak, didapatkan pernyataan berupa “Standar dik dibersihkan dan
dilap pakai serbet biar kering lalu dikembalikan lagi”.
(Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
(b) Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai sebagai guru
IPA kelas VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap
narasumber diatas yang berkaitan dengan kesesuaian sarana, alat
dan bahan di laboratorium SMP Negeri 1 Bancak berdasarkan
Permendiknas No. 24 Tahun 2007. Hasil wawancara yang telah
dilakukan, didapatkan pernyataan berupa “Sudah tetapi mungkin
penempatannya saja yang belum sesuai. Kalau laboratorium sudah
ada ruang persiapan, ruang penyimpanan, tata letak meja dan kursi
sesuai”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 11.00 WIB di
sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
kesesuaian alat dan bahan sesuai pembelajaran IPA yang meliputi
biologi, fisika dan kimia, didapatkan pernyataan berupa “Sebagian
68
besar tapi kemarin ketika observasi inventaris ada beberapa yang
kurang tidak ada, sebagian sudah kadaluwarsa sebagian memang
belum dikasih dari dinas”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul
11.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan peneliti berkaitan
dengan kerusakan alat dan bahan di laboratorium IPA, didapatkan
pernyataan berupa “Tidak pernah soalnya kita benar-benar
memandu jalannya praktikum dan ada lembar peserta didik jadi
peserta didik benar-benar tahu bagaimana cara menggunakannya
bahkan sebelum praktikum anak tersebut sudah kita kasih demo
dulu sehingga nanti ketika mereka praktikum sudah bisa
menggunakannya dengan maksimal” serta pertanyaan berupa
upaya menjaga agar alat dan bahan tidak rusak, didapatkan
pernyataan berupa “Kalau bahan lebih ke laboran agar bahan
disimpan sebagai mana semestinya sehingga bahan tidak bereaksi,
sedangkan untuk alat lebih ditekankan kepada peserta didik untuk
menggunakan alat yang sejenis kaca. Dalam pembakaran
diperhatikan untuk bunsennya agar tidak menguap sama alat yang
besi setelah dibersihkan harus dikeringkan agar tidak mudah
korosi”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 11.00 WIB di
sekolah).
69
(c) Peserta Didik
Wawancara yang dilakukan dengan peserta didik
melibatkan 3 peserta didik kelas VIII yaitu:
(1) JH (VIII B)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
berkaitan dengan kerusakan alat dan bahan. Peserta didik
tersebut memberi pernyataan bahwa “Enggak mbak, tapi
teman ku dulu pernah rusakin miskroskop mbak trus bilang
sama pak guru dan dipanggil orangtuanya kayaknya suruh
ganti soalnya mikroskopnya jumlahnya dikit” berserta
pertanyaan berupa upaya menjaga agar alat dan bahan tidak
rusak, didapatkan pernyataan berupa “Iya mbak, selesai
praktikum alatnya langsung dibersihkan kalau sisa bahannya
dibuang di bak”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00
WIB di rumah JH).
(2) MZ (VIII A)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
berkaitan dengan kerusakan alat dan bahan. Peserta didik
tersebut memberi pernyataan bahwa “Enggak kayaknya
mbak” berserta pertanyaan berupa upaya menjaga agar alat
dan bahan tidak rusak, didapatkan pernyataan berupa “Iya
mbak, biasanya langsung dicuci dan ditaruh lagi”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah MZ).
70
(3) DM (VIII C)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
berkaitan dengan kerusakan alat dan bahan. Peserta didik
tersebut memberi pernyataanbahwa “Tidak mbak” serta upaya
menjaga agar alat dan bahan tidak rusak, didapatkan
pernyataan berupa “Iya mbak, dicuci dahulu baru dibereskan
dan ditaruh ke tempatnya lagi”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020
pukul 13.00 WIB di rumah DM).
3) Hasil Dokumentasi
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi dan
wawancara, agar lebih menyakinkan maka disajikan data hasil
dokumentasi berupa foto checklist sarana, alat dan bahan laboratorium
IPA di sekolah tersebut pada Lampiran 21.
c. Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium dengan materi IPA
1) Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa
seluruh alat dan bahan di laboratarium IPA dimanfaat dalam
pembelajaran IPA. Sebelum dilakukan praktikum guru IPA akan
memberi demo yang berkaitan dengan praktikum tersebut. Materi IPA
yang diajarkan tidak semuanya memanfaatkan alat dan bahan di
laboratorium. Materi yang tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan
mudah dilakukan praktikum maka materi tersebut akan dipilih untuk
dipraktikumkan agar peserta didik benar paham tentang apa yang
71
dipraktikumkan. Materi yang dipraktikukan biasanya menyesuaikan
waktu serta alat dan bahan di laboratorium (Observasi dilakukan
pada Selasa, 23 Juni 2020 pada pukul 08.30-14.30 di Laboratorium
SMP Negeri 1 Bancak).
2) Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator
laboratorium, guru IPA dan peserta didik tentang kesesuaian alat dan
bahan yang tersedia di laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak
dengan materi praktikum IPA yang meliputi praktikum biologi,
praktikum fisika maupun praktikum kimia, sebagai berikut:
(a) Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai koordinator
laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas VIII. Pertanyaan
yang diajukan peneliti terhadap narasumber diatas berkaitan
dengan alat dan bahan laboratorium IPA yang dimanfaatkan
sepenuhnya dalam pembelajaran IPA. Hasil wawancara yang telah
dilakukan, didapatkan pernyataan “Belum semuanya, jika
kebanyakan praktikum nanti waktunya kurang untuk memahami
konsep pembelajaran IPA lainnya”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
alat dan bahan yang ada di laboratorium yang tidak sesuai dengan
materi IPA, didapatkan pernyataan berupa “Sejauh ini tersedia dan
72
sesuai dengan materi mungkin belum dimanfaatkan secara
optimal”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di
sekolah).
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan peneliti berkaitan
dengan pengenalan alat dan bahan sebelum melakukan praktikum,
didapatkan pernyataan berupa “Ada, sebelum praktikum
dilakukan demonstrasi terlebih dahulu. Kalau tidak didemonstrasi
dulu pasti pada ngawur praktikumnya”. (Wawancara tgl. 24 Juni
2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain berkaitan dengan materi IPA yang harus
dilakukan praktikum sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dari
pertanyaan tersebut didapatkan pernyataan berupa “Kalau kami
kondisional dik, kiranya kok waktunya mepet walaupun
dikurikulum dijadwalkan praktikum, disini mungkin tidak
praktikum tetapi diganti dengan cara lain yang dapat menunjang
pengetahuan peserta didik misal ditampilkan animasi atau video
yang berkaitan dengan materi tersebut”. (Wawancara tgl. 24 Juni
2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
(b) Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai sebagai guru
IPA kelas VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap
narasumber diatas yang berkaitan dengan alat dan bahan
laboratorium IPA dimanfaatkan sepenuhnya dalam pembelajaran
73
IPA. Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan
pernyataan bahwa “Tidak. Hem hanya beberapa materi yang
sekiranya peserta didik mampu untuk melakukan praktikum.
Kalau semua dipraktikum, waktunya tidak cukup karena belum
ada laboran yang benar ahli dalam bidangnya. Jadi kami harus
mempersiapkan segala sesuatu sendiri jika mau praktikum jadi
memakan waktu yang banyak juga. Sehingga beberapa materi saja
yang memungkinkan untuk mengajak peserta didik melakukan
praktikum”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 11.00 WIB di
sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
alat dan bahan yang ada di laboratorium yang tidak sesuai dengan
materi IPA, didapatkan pernyataan berupa “Kalau saya belum
secara maksimal tapi sudah berusaha untuk semaksimal mungkin
esensianya jika tidak melakukan praktikum biasanya saya
menyiapkan metode atau media pembelajaran yang membantu
peserta didik untuk memahami konsep tersebut bisa dengan
penanyangan video dan lain sebagainya”. (Wawancara tgl. 24 Juni
2020 pukul 11.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan peneliti berkaitan
dengan pengenalan alat dan bahan sebelum melakukan praktikum,
didapatkan pernyataan berupa “Ada biasanya melakukan demo
dulu dikelas sebelum adanya praktikum”. (Wawancara tgl. 24 Juni
74
2020 pukul 11.00 WIB di sekolah). Pertanyaan lain berkaitan
dengan materi IPA yang harus dilakukan praktikum sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dari pertanyaan tersebut didapatkan
pernyataan berupa “Kalau waktunya cukup ya dipraktikumkan.
Jika semua harus sesuai dengan kurikulum pasti bagus tapi
kenyataanya kita tidak tahu masalah masing-masing sekolah
kenapa tidak sepenuhnya menjalankan sesuai dengan kurikulum
yang terpenting tujuan dari materi didalam kurikulum tersebut
tercapai walaupun praktikum tidak diadakan”. (Wawancara tgl. 24
Juni 2020 pukul 11.00 WIB di sekolah).
(c) Peserta Didik
Wawancara yang dilakukan dengan peserta didik
melibatkan 3 peserta didik kelas VIII yaitu:
(1) JH (VIII B)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang arahan yang
diberikan sebelum praktikum. Peserta didik tersebut
menyatakan “Iya mbak, dikasih tahu trus cuma kadang gak
dengar penjelasannya karena ada teman yang asyik mainin alat
laboratorium”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00
WIB di rumah JH).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
manfaat pembelajaran IPA menggunakan laboratorium.
Peserta didik tersebut memberi pernyataan bahwa “Membantu
75
mbak terutama waktu itu belajar tentang sel tumbuhan,
walaupun tidak semua terlihat jelas karena irisannya kurang
tipis paling tidak sedikit membantu memahami sel tersebut
mbak” serta pertanyaan berupa pembelajaran IPA yang
memanfaatkan laboratorium IPA, didapatkan pernyataan
“Enggak mbak, hanya pembelajaran tertentu saja”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00 WIB di rumah JH).
(2) MZ (VIII A)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
arahan yang diberikan sebelum praktikum. Peserta didik
tersebut menyatakan “Iya mbak, dikasih tahu ini alat untuk
memotong bahan ini, seperti ini dan lain-lain”. (Wawancara
tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah MZ).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
manfaat pembelajaran IPA menggunakan laboratorium.
Peserta didik tersebut memberi pernyataan bahwa “Membantu
mbak trus asik” serta pertanyaan berupa pembelajaran IPA
yang menggunakan laboratorium IPA. Peserta didik tersebut
memberi pernyataan bahwa “Enggak tahu juga mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah
MZ).
76
(3) DM (VIII C)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang arahan yang
diberikan sebelum praktikum. Peserta didik tersebut
menyatakan “Dikasih tahu mbak urutan praktikum dan cara
menggunakan alatnya”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul
13.00 WIB di rumah DM).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
manfaat pembelajaran IPA menggunakan laboratorium.
Peserta didik tersebut memberi pernyataan bahwa “Membantu
mbak” serta pertanyaan tentang pembelajaran IPA yang
menggunakan laboratorium IPA. Peserta didik tersebut
memberi pernyataan bahwa “Enggak mbak banyak di kelas
kalau mungkin banyak yang di laboratorium enak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 13.00 WIB di rumah
DM).
3) Hasil Dokumentasi
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi telah
terkonfirmasi dengan hasil wawancara, agar lebih menyakinkan maka
disajikan data hasil dokumentasi berupa foto checklist sarana, alat dan
bahan laboratorium serta hubungannya dengan materi IPA di sekolah
tersebut pada Lampiran 21.
77
d. Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan praktikum
1) Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, untuk alokasi
waktu dalam kegiatan praktikum di SMP Negeri 1 Bancak dilakukan
sesuai jadwal laboratorium IPA, yaitu untuk kelas VII, VIII dan IX
(minggu ke-1 untuk kelas VII, minggu ke-2 untuk kelas VIII, minggu
ke- 3 untuk kelas IX dan minggu ke-4 sebagai hari pengganti.
Sedangkan dari inventaris penggunaan laboratorium biasanya guru
mengambil mata pelajaran IPA dengan durasi 3 x 40 menit untuk
melakukan praktikum hal itu untuk mengantisipasi kekurangan waktu
dalam praktikum, membersihkan alat dan bahan yang sudah tidak
digunakan, serta membersihkan laboratorium setelah digunakan
(Observasi dilakukan pada Selasa, 23 Juni 2020 pada pukul 08.30-
14.30 di Laboratorium SMP Negeri 1 Bancak).
2) Hasil Wawancara
. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator
laboratorium, guru IPA dan peserta didik tentang alokasi waktu dalam
melakukan praktikum di laboratorium IPA, sebagai berikut:
a) Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai koordinator
laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas VIII. Pertanyaan
yang diajukan peneliti terhadap narasumber diatas berkaitan
dengan jadwal penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
78
Bancak. Hasil wawancara yang telah dilakukan, didapatkan
pernyataan berupa “Ada di file saya karena kalau ditaruh di
laboratorium akan hilang dan rusak pastinya”, (Wawancara tgl. 24
Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
alokasi waktu dalam praktikum, didapatkan pernyataan berupa
“Biasanya kalau saya menggunakan waktu yang 3 jam
pembelajaran biar lebih efektif”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 10.00 WIB di sekolah).
b) Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai guru IPA
kelas VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap narasumber
diatas yang berkaitan dengan jadwal penggunaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak. Hasil wawancara yang telah
dilakukan, didapatkan pernyataan berupa “Ada kok tapi memang
tidak dipasang di laboratorium sama SA soalnya tangannya
peserta didik disini sebagian jahil”. (Wawancara tgl. 24 Juni 2020
pukul 11.00 WIB di sekolah).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan dengan
alokasi waktu dalam praktikum, didapatkan pernyataan berupa “3
jam karena 1 jam untuk persiapan sisanya untuk praktikum”.
(Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 11.00 WIB di sekolah).
79
c) Peserta Didik
Wawancara yang dilakukan dengan peserta didik
melibatkan 3 peserta didik kelas VIII yaitu:
(1) JH (VIII B)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang jadwal
laboratorium. Peserta didik tersebut menyatakan “Kurang tahu
mbak, kalau dikasih tahu besok praktikum ya praktikum kalau
tidak pembelajaran di kelas mbak. Setahu ku yang kelas VIII
itu di minggu ke-2”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul
09.00 WIB di rumah JH).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
alokasi praktikum yang diberikan oleh guru terjadi kekurangan
waktu/ tidak dalam praktikum. Peserta didik tersebut memberi
pernyataan bahwa “Oh begitu, biasanya 3 jam pelajaran mbak
tergantung jadwal pelajarannya. Kalau aku merasa cukup
mbak tapi dulu pas praktikum dengan mikroskop pernah
kurang mbak waktunya sampai minta jawaban teman karena
mikroskopnya masih manual yang harus cari cahaya sampai
ke jendela gitu”. (Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 09.00
WIB di rumah JH).
(2) MZ (VIII A)
Pertanyaan yang peneliti ajukan tentang jadwal
laboratorium. Peserta didik tersebut menyatakan “Tidak mbak,
80
kalau dikasih tahu ke laboratorium berarti praktikum kalau gak
ada pemberitahuan ya tidak ke laboratorium mbak.”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di MZ).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
alokasi praktikum yang diberikan oleh guru terjadi kekurangan
waktu/ tidak dalam praktikum. Peserta didik tersebut memberi
pernyataan bahwa “Biasanya 3 jam mata pelajaran”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di rumah
MZ).
(3) DM (VIII C)
Pertanyaan pertama yang peneliti ajukan tentang
jadwal laboratorium. Peserta didik tersebut menyatakan “gak
tahu mbak, kayaknya sih gak ada.”. (Wawancara tgl. 23 Juni
2020 pukul 13.00 WIB di rumah DM).
Pertanyaan lain yang diajukan peneliti berkaitan
alokasi praktikum yang diberikan oleh guru terjadi kekurangan
waktu/ tidak dalam praktikum. Peserta didik tersebut memberi
pernyataan bahwa “Biasanya sih yang 3 jam mbak”.
(Wawancara tgl. 23 Juni 2020 pukul 13.00 WIB di rumah
DM).
3) Hasil Dokumentasi
Data yang telah didapatkan dari hasil observasi dan
wawancara, agar lebih menyakinkan maka disajikan data hasil berupa
81
foto alokasi waktu pada Gambar 4.2.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Penggunaan Laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak
Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator
laboratorium dan guru IPA mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri1 Bancak,
sebagai berikut:
a. Koordinator Laboratorium
Wawancara ini dilakukan dengan SA sebagai koordinator
laboratorium sekaligus sebagai guru IPA kelas VIII. Pertanyaan yang
diajukan peneliti terhadap narasumber berkaitan faktor yang
mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Bancak, didapatkan pernyataan bahwa “Kalau menurut saya,
keefektifan laboratorium IPA disini dipengaruhi oleh faktor
pemanfaatan laboratorium IPA, inventaris alat dan bahan, dan
Gambar 4.2 Alokasi Waktu Laboratorium IPA
SMP Negeri 1 Bancak
(sumber: dokumen laboratorium)
82
inventaris penggunaan laboratorium IPA”. (Wawancara tgl. 24 Juni
2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
b. Guru IPA
Wawancara ini dilakukan dengan SR sebagai guru IPA kelas
VII. Pertanyaan yang diajukan peneliti terhadap narasumber berkaitan
faktor yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Bancak, didapatkan pernyataan bahwa “Menurut saya,
keefektifan penggunaan laboratorium IPA di sekolah ini dipengaruhi
oleh penggunaan laboratorium IPA, jumlah peserta didik, kelengkapan
alat dan bahan dengan praktikum, oh ya durasi untuk praktikum”.
(Wawancara tgl. 24 Juni 2020 pukul 10.00 WIB di sekolah).
B. Analisis Data
Dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan
oleh peneliti terhadap objek yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, ada
beberapa bagian yang menjadi pusat peneliti, antara lain:
1. Kesesuaian Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak
Standar sarana dan prasarana laboratorium untuk sekolah
menengah pertama/ madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) dengan kriteria
minimum baik jenis sarana dan rasionya maka SMP Negeri 1 Bancak
memiliki alat yang memadai serta sesuai dengan Permendiknas No. 24
tahun 2007, hal tersebut didukung dengan:
1. Berdasarkan hasil observasi, laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak
telah sesuai dengan Permendiknas No. 24 tahun 2007 baik dari segi
83
sarana, alat dan bahan yang mendukung untuk melakukan praktikum
hanya tata letahnya yang belum tetata rapi.
2. Pernyataan diatas didukung dengan hasil wawancara dengan
koordinator laboratorium (SA) dan guru IPA (SR). secara garis besar
keduanya mengatakan bahwa laboratorium IPA sudah sesuai dengan
standar minimum sarana laboratorium IPA berdasarkan Permendiknas
No. 24 Tahun 2007, hanya ada beberapa bahan yang tidak tersedia
karena tidak dibutuhkan oleh peserta didik dalam praktikum serta tata
letak beberapa sarana yang kurang tertata rapi karena kendala bangunan
yang sering bocor.
3. Hasil observasi dan wawancara yang telah terkonfirmasi, agar lebih
terjamin kebenarannya maka dilakukan dokumentasi. Hasil
dokumentasi berupa scan checklist sarana, alat dan bahan pada
Lampiran 21. Dari hasil checklist sarana, alat dan bahan yang tersedia
hanya 98 dari total 117 jenis sarana, alat dan bahan sehingga dapat
diketahui sarana, alat dan bahan yang tersedia 83,9%.
2. Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA
a. Frekuensi Penggunaan Laboratorium
Penggunaan laboratorium IPA dalam pembelajaran IPA dapat
dikategorikan dalam kategori cukup efektif walaupun dari segi
penggunaan seluruh alat di laboratorium belum optimal dan maksimal.
Hal ini didukung dengan bukti-bukti sebagai berikut:
84
1) Berdasarkan hasil observasi penggunaan laboratorium IPA telah
memenuhi standar keefektifan penggunaan laboratorium dilihat
dari rata-rata satu rombel peserta didik 30 orang dengan
penggunaan laboratorium lebih dari 4 kali.
2) Pernyataan diatas didukung dengan hasil wawancara terhadap
koordinator laboratorium (SA), guru IPA (SR) yang keduanya
memberi pernyataan bahwa rata-rata jumlah peserta didik ≥ 30
orang dan selama satu semester ini sebelum terjadi wabah covid-
19, telah melakukan praktikum di laboratorim sekitar 2-3 kali
untuk kelas VIII dan kelas VII sekitar 2 kali. Sedangkan pernyataan
dari peserta didik (NH, MZ, DM) kelas VIII bahwa mereka telah
melakukan praktikum 1 hingga 2 kali dalam semester genap ini.
3) Untuk mendukung hasil observasi dan hasil wawancara dilakukan
dokumentasi sebagai berupa hasil scan jadwal penggunaan harian
laboratorium IPA pada Lampiran 23.
Untuk mengetahui bahwa laboratorium IPA dikatan cukup
efektif dengan dilakukan perhitungan sebagai berikut:
𝑃 =𝑓
𝑁 𝑋 100%
𝑃 =13
31,25 𝑋 100%
𝑃 = 41,6%
Dengan hasil diatas termasuk kategori cukup efektif.
85
b. Kelengkapan Sarana, Alat-alat dan Bahan yang Ada Di
Laboratorium
Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 yaitu mengenai
standar sarana dan prasarana laboratorium untuk sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) dengan kriteria minimum
untuk jenis sarana dan rasionya maka SMP Negeri 1 Bancak memiliki
alat yang memadai serta sesuai dengan peraturan tersebut hanya
terdapat beberapa bahan yang tidak tersedia karena sekolah tersebut
tidak memerlukan bahan tersebut dalam praktikum jikapun ada dan
tidak digunakan akan mubazir karena kadaluwarsa. Hal tersebut
didukung dengan adanya bukti:
1) Berdasarkan hasil observasi, desain laboratorium IPA, alat di
laboratorium sekolah tersebut sudah memadai untuk melakukan
praktikum mata pelajaran IPA hanya tata letaknya belum tertata
rapi karena adanya penyemprotan terkait covid-19, sedangkan
untuk beberapa bahan yang ada di laboratorium tidak tersedia dan
terdapat beberapa bahan yang telah kadaluwarsa dan sudah tidak
layak pakai.
2) Pernyataan di atas didukung dengan wawancara yang dilakukan
dengan koordinator laboratorium (SA) dan guru IPA (SR) dapat
disimpulkan bahwa desain laboratorium, alat dan bahan di
laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak tergolong lengkap sesuai
dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang meliputi biologi,
86
fisika dan kimia, serta memadai untuk dilakukan praktikum. Bahan
yang tidak tersedia sesuai Permendiknas No. 24 Tahun 2007
dianggap tidak terlalu diperlukan dalam praktikum serta terdapat
beberapa bahan yang telah kadaluwarsa. Untuk alat yang
dirusakkan oleh peserta didik, jika alat tersebut dalam kategori
barang mahal maka peserta didik wajib mengganti dan sebaliknya,
oleh karena itu alat yang tersedia di laboratorium tersebut harus
dijaga dengan baik. Hal tersebut dibenarkan oleh peserta didik (JH,
MZ, dan DM) bahwa selama praktikum tidak mengalami
kekurangan alat dan bahan. Jika ada yang merusakan alat yang
ternilai mahal wajib mengganti. Agar alat tidak mudah rusak
dilakukan upaya untuk menjaga barang-barang.
3) Untuk mengetahui pernyataan tersebut mengenai sarana, desain
ruang, alat dan bahan yang sesuai dengan Permendiknas No. 24
Tahun 2007 maka dilakukan checklist sarana, alat dan bahan di
sekolah tersebut agar dapat diketahui kebenarannnya yang dapat
dipahami pada lampiran Lampiran 21.
c. Kesesuaian Alat Yang Tersedia Di Laboratorium Dengan Materi
IPA
Keberadaan laboratorium sangat membantu guru dalam
mengajak peserta didik untuk memahami secara nyata tentang teori
yang didapatkan, salah satunya dengan keberadaan laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Bancak yang membatu peserta didik dalam memahami
87
materi IPA seperti sel, besaran, gaya dan sebagainya. Hal tersebut
mendukung dengan bukti berikut:
1) Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa alat dan
bahan yang tersedia di laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak
sejauh ini sesuai dengan konsep IPA yang meliputi biologi, fisika
dan kimia, dan semua alat di laboratorium telah sesuai dengan
materi IPA yang diajarkan walaupun dari tata letak kurang rapi.
2) Hasil observasi diatas didukung oleh pernyataan koordinator
laboratorium (SA) dan guru IPA (SR) yang dapat disimpulkan
berupa alat dan bahan laboratorium di sekolah tersebut memenuhi
untuk dilakukan praktikum sesuai dengan materi IPA tanpa ada
kekurangan. Mata pelajaran IPA tidak semuanya memanfaatkan
laboratorium hanya beberapa materi yang mudah maka akan
dilakukan praktikum. Walaupuan secara segi penggunaan alat
belum dioptimalkan oleh guru IPA. Hanya beberapa praktikum
sederhana yang tidak memerlukan alat nonkompleks untuk
dilakukan praktikum. Hal tersebut dibenarkan oleh peserta didik
(JH, MZ, dan DM) yang juga diwawancara dan memberi
pernyataan bahwa selama praktikum yang dilakukan tidak
mengalami kekurangan alat yang dapat dilihat pada Lampiran 13.
3) Untuk mendukung pernyataan yang telah dipaparkan diatas, maka
dibuktikan dengan hasil dokumentasi berupa scan data inventaris
88
alat an bahan yang sesuai dengan materi IPA di sekolah tersebut
yang dapat dilihat pada Lampiran 21.
d. Alokasi Waktu Yang Cukup Untuk Kegiatan Praktikum
Alokasi waktu yang tepat sangat diperlukan baik oleh laboran,
guru IPA maunpun peserta didik dalam melakukan praktikum agar
tujuan praktikum berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data sebagai berikut:
1) Hasil observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa
praktikum dilakukan pada pembelajaran IPA dengan durasi 3 x 40
menit yang diikuti oleh satu rombel dengan ≥ 30 peserta didik dan
memiliki jadwal dalam penggunaan laboratorium IPA.
2) Pernyataan diatas didukung dengan wawancara koordinator
laboratorium (SA) dan guru IPA (SR) menyatakan bahwa
praktikum yang dilakukan di sekolah tersebut mengambil durasi
jam pembelajaran 3 x 40 menit dengan alokasi berupa 1 jam untuk
persiapan praktikum, sisanya untuk praktikum dan membersihkan
alat-alat yang telah digunakan, dengan waktu tersebut diharapkan
tujuan praktikum dapat tercapai dan kebersihan alat praktikum
terjamin. Selain itu dalam menggunakan laboratorium IPA terdapat
jadwalnya seperti dengan pembagian minggu ke-1 kelas VII,
minggu ke-2 kelas VIII, minggu ke-3 kelas IX dan minggu ke-4
sebagai hari pengganti apabila ada guru maupun peserta didik yang
belum mengikuti praktikum sesuai dengan hari yang telah
89
ditetapkan. Pemilihan alokasi waktu tersebut dibenarkan oleh
peserta didik dalam wawancara dengan peneliti bahwa peserta
didik selama ini melakukan praktikum dengan durasi 3x 40 menit,
sedangkan untuk jadwal penggunaan laboratorium IPA sebagian
besar peserta didik tidak mengetahuinya karena jadwal
penggunaan tersebut tidak terdapat di laboratorium IPA tetapi
sekolah tersebut memiliki jadwal penggunaan laboratorium IPA
yang disimpan oleh SA yang dibuktikan dengan hasil dokumentasi.
3) Untuk membenarkan pernyataan diatas dilakukan dokumentasi
berupa scan file penggunaan harian laboratorium IPA di SMP N 1
Bancak yang dapat dilihat pada Lampiran 20.
3. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Bancak
Hasil wawancara dengan koordinator laboratorium IPA (SA) dan
guru IPA (SR) mengenai faktor yang mempengaruhi keefektifan
penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Bancak dapat disimpulkan
berupa:
1) Pemanfaatkan laboratorium IPA;
2) Kelengkapan alat dan bahan;
3) Inventais penggunaan laboratorium IPA;
4) Jumlah peserta didik;
5) Alokasi waktu praktikum.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan di atas, maka
penulis menarik kesimpulan tentang Keefektifan Penggunaan Laboratorium
IPA dalam Mendukung Pembelajaran di SMP Negeri 1 Bancak yaitu sebagai
berikut:
1. Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak telah sesuai dengan
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 baik dari segi sarana, desain
laboratorium, alat dan bahan. Hal tersebut didukung oleh bukti-bukti
sebagai berikut: (1) baik dari segi sarana dan desain laboratorium, SMP
Negeri 1 Bancak memiliki laboratorium IPA yang dibangun dengan
panjang 7 m, lebar 6 m dan tinggi 3 m sehingga memiliki luas tanah 42 m2
dan luas bangunan 90 m2. Didalam ruangan tersebut juga memiliki lemari
bahan sebanyak 2 buah, meja demontrasi, meja pembuatan bahan, meja
dan kursi peserta didik, meja dan kursi guru, lemari alat sebanyak 4 buah,
dan lemari ruangan 1 buah, ruang penyimpanan, bak cuci, tempat P3K
serta sarana lainnya yang mendukung. (2) alat dan bahan yang berada di
laboratorium IPA tersebut sesui dengan Permendiknas No. 24 Tahun 2007
hanya terdapat beberapa bahan yang tidak ada dikarenakan sekolah
tersebut menganggap bahan tersebut tidak digunakan oleh peserta didik
dalam praktikum apabila tersedia dan tidak digunakan akan terbuang sia-
sia. Dari hasil checklist sarana, alat dan bahan yang tersedia hanya 98 dari
91
total 117 sehingga dapat diketahui sarana, alat dan bahan yang tersedia
83,9%. (3) alat dan bahan yang tersedia sudah meliputi biologi, fisika dan
kimia serta selama ini sesuai dengan materi yang dipraktikumkan.
2. Penggunaan laboratorium IPA dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 1
Bancak cukup efektif. Hal ini didukung dengan bukti-bukti sebagai
berikut: (1) dari segi frekuensi penggunaan laboratorium di sekolah dalam
kategori cukup efektif diihat dari penggunaan laboratorium IPA di kelas
VII dan VIII dalam semester genap ini > 4 kali dan frekuensinya 41,6%
dalam kategori cukup. (2) Alokasi waktu yang digunakan dalam praktikum
menggunakan waktu pembelajaran 3 x 40 menit untuk persiapan,
praktikum dan membersihkan alat.
3. Faktor yang mendukung keefektifan penggunaan laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Bancak berupa: (1) Pemanfaatkan laboratorium IPA, (2)
Kelengkapan alat dan bahan, (3) Inventais penggunaan laboratorium IPA,
(4) Jumlah peserta didik, (5) Alokasi waktu praktikum.
B. Saran
1. Bagi kepala SMP N 1 Bancak, diharapkan lebih mengefektifkan
penggunaan laboratorium IPA, agar laboratorium IPA dapat digunakan
sebagaimana mestinya sehingga pengetahuan peserta didik dapat
berkembang.
2. Bagi teknisi laboran benar-benar memiliki kualifikasi tenaga laboran agar
perawatan sarana, alat dan bahan di laboratorium dapat terjaga dengan
sebaik-baiknya.
92
3. Bagi guru IPA diharapkan lebih banyak menggunakan laboratorium dalam
melaksanakan pembelajaran IPA agar pengetahuan yang didapatkan
peserta didik akan lebih teringat karena melakukan praktikum sebagai
penguat ilmu yang didapatkan.
4. Bagi peserta didik diharapkan lebih memperhatikan dan kritis ketika
melaksanakan praktikum sehingga peserta didik akan lebih memahami
praktikum yang dilakukan agar memperoleh banyak ilmu.
5. Bagi peneliti diharapakan skripsi ini bisa menjadi acuan ketika melakukan
penelitian dengan objek yang serupa.
93
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Annur, Saipul. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Palembang: Grafika
Telindo Press.
Arifin, Imam. 2017. EfektivitasPeanfaatan Laboratorium IPA dalam Menunjang
Pembelajaran di MI Daarul Aitam Palembang. Skripsi. Palembang: UIN
Raden Fatah Press.
Arifin, Zainal. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Arikunto, Suharsimi. 2019. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
. 2017. Evaluasi Progam Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aril. 2007. Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di Laboratorium Biologi.
Jurnal Biologi. 2(4): 67.
Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Azwar, Saifuddin. 2016. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Standar Sarana dan Prasarana
laboratorium. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Standar Tenaga Laboratorium Sekolah.
Jakarta: Depdiknas.
. 2014. Paduan Pengelolaan Pemanfaatan Laborium IPA. Jakarta:
Depdiknas.
Elseria. 2016. Efektfitas Pengelolaan Laboratorium IPA. Jurnal Managemen
Pendidikan, 10(1): 192- 110.
Emha, Saleh H. 2010. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Bandung:
Remaja Rodakarya.
Ferazona, Sepira. 2016. E-learning Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Foristek, 2(1): 68.
94
Hamalik, O. 2008. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Madar
Maju.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hamdani, Mulia. 2014. Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium Untuk
Meningkatkan Kinerja Pengelola dan Minat Pengguna Laboratorium
Fisika Di SMA Ngeri 1 Bungoro Kab. Pangkep. Skripsi. UIN Alauddin
Makassar Prees
Imastuti. 2016. Pemanfaatan LAboratorium Dalam Pembelajaran Fisika SMA/ MA
Se – Kabupaten Salatiga. Skripsi. Semarang: UNNES Press.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VII Semester II. Jakarta: Kemendikbud.
. 2014. Paduan Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium IPA. Jakarta:
Kemendikbud.
Kurniawan, Wawan. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Peredaran
Darah Manusia dengan Strategi Pembelajaran Group Resume Pada Siswa
Kelas VIII SMPN 06 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi.
Salatiga: IAIN Salatiga Press.
Kustiana, Asfia. 2019. Pemanfaatan Laboratorium IPA Guna Mendukung
Pembelajaran Siswa SMP N 1 Jatinom Klaten Tahun Ajaran 2018/2019.
Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga Press.
Muna, Izza Aliyatul. 2016. Optimalisasi Fungsi Laboratorium IPA Melalui
Kegiatan Praktikum Pada Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo.
Jurnal IPA, 10(1): 113.
Munandar, Kukuh. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Refika
Aditama.
Moleong, J. Lexy. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rahmiyati, Sri. 2008. Efektivitas Penggunaan Laboratorium Di Madrasah Aliyah
Yogyakart. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 6(2): 93.
Richard, Decaprio. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva
Press.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
95
Rustaman, N. 2005. Peranan Praktikum Dalam Pendidikan Biologi. Bandung:
IKIP Bandung.
Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Saptorini. 2011. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: FMIPA. Universitas
Negeri Semarang.
Saputra, Budiyono. 2017. Pengantar Metodologi Penenlitian Pendidikan. Solo:
UNS Press.
Sani, Abdullah Ridwan. 2018. Pengelolaan Laboratorium IPA Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Siregar, Antoni. Dkk. 2013. EfektivitasodePembelajaran Cups: Dampak Terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik Madrsah Aliyah
Mathla’ul Anwar Gisting Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika
AlBuRuNi, 2 (1): 15-56.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Wahyunidar. 2017. Analisis Pemanfaatan Laboratorium Fisika sebagai Sarana
Kegiatan Praktikum di SMA Negeri Se-Kabupaten Luwu Timur. Makasar:
UIN Alauddin Makasar.
Yawaransyah, W. 2011. Efektifitas Penggunaan Laboratorium Fisika dalam
Menunjang Kegiatan Praktikum di SMA N se-Kabupaten Lombok Tengah
Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Makasar: UIN Alauddin Makasar Press.
Zikrika. 2015. Efektivitas Penggunaan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran
Biologi di SMP Negeri 3 Palembang. Skripsi. Palembang: UIN Raden
Fatah.
96
LAMPIRAN
97
Lampiran 1
Profil SMP Negeri 1 Bancak
A. Identitas Sekolah
2. Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 BANCAK
3. NPSN : 20320289
4. Jenjang Pendidikan : SMP
5. Status Sekolah : Negeri
6. Alamat Sekolah : Jl. Raya Rejosari-Bringin Km. 18, Melikan,
Rejosari, Bancak, Kab. Semarang, Kode
Pos 57481
7. RT/ RW : 05/ 06
8. Kode Pos : 50772
9. Kelurahan : Rejosari
10. Kecamatan : Bancak
11. Kabupaten : Semarang
12. Provinsi : Jawa Tengah
13. Posisi Geografis : -7.2429944, 110. 6105936
B. Data Pelengkap
1. SK Pendirian Sekolah : 13A/ O/ 1998
2. Tanggal SK Pendirian : 29 Januari 1998
3. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
4. SK Izin Operasional : 13A/ O/ 1998
5. Tgl SK Izin Operasional : 29 Januari 1998
6. Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
7. Nomor Rekening : 2147483647
8. Nama Bank : BPD JAWA TENGAH
9. Cabang KCP/Unit : UNGARAN
10. Rekening Atas Nama : SMP NEGERI 1 BANCAK
11. MBS : Ya
12. Luas Tanah Milik (m2) : 6.000 m2
98
13. NPWP : 2147483647
C. Kontak Sekolah
1. Nomor Telepon : 2147483647
2. Nomor Fax : 2147483647
3. Email : [email protected]
4. Website : -
D. Data Periodik
1. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
2. Bersedia Menerima Bos : Bersedia Menerima
3. Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
4. Sumber Listrik : PLN
5. Daya Listrik (watt) : 3600
6. Akses Internet : Tidak ada
7. Akses Internet Alternatif : -
E. Data Lainnya
1. Kepala Sekolah : Endang Widiastuti
2. Operator Pendataan : Wuwus Suryanto
3. Akreditas : A
4. Kurikulum : 2013
99
Lampiran 2
Visi Misi SMP N 1 BANCAK
A. Visi Sekolah
PRESTASI MENINGKAT, BUDI PEKERTI MELEKAT, LINGKUNGAN
SEHAT.
B. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi sekolah sebagaimana terurai di atas, SMP N 1
mempunyai misi – misi sebagai berikut:
1. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
2. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetetif.
4. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki
kemampuan dan kreatifitas tinggi.
5. Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan
memadai.
6. Terwujudnya managemen sekolah yang tangguh.
7. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang akuntabel.
8. Terwujudnya pengembangan pengembangan sistem penilaian terstandar.
9. Terwujudnya lingkungan pendidikan yang sehat, nyaman, dan memadai.
100
Lampiran 3
Struktur Organisasi Laboratorium IPA
SMP N 1 Bancak
Kepala Sekolah
Endang Widiastuti, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19671215 199512 2 003
Koordinator Laboratorium
Sabar, S.Pd.
NIP. 19721029 200012 1 001
Guru IPA
Sabar, S.Pd.
NIP. 19721029 200012 1 001
Guru IPA
Slamet Riyadi, S.Pd.
NIP. -
Laboran
Iis Widiyanti, S.Pd.
NIP. 19810607 201406 2 003
101
Lampiran 4
Rekapitulasi Data
SMP NEGERI 1 BANCAK
1. Data PTK dan PD
No. Uraian Guru Tendik PTK PD
1. Laki-laki 11 3 14 176
2. Peerempuan 8 6 15 192
Total 19 9 28 368
Keterangan:
- Perhitungan jumlah PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, berstatus
aktif dan terdaftar di sekolah induk.
- Singkatan:
a) PTK = Guru ditmbah Tendik
b) PD = Pesert Didik
2. Data Sarpras
No. Uraian Jumlah
1. Ruang Kelas 12
2. Ruang Laboratorium 2
3. Ruang Perpus 1
Total 15
3. Data Rombongan Belajar
No. Uraian Detail Jumlah Total
1.
Kelas 7 Laki-laki 63
132 2. Perempuan 69
3.
Kelas 8 Laki-laki 57
125 4. Perempuan 68
5.
Kelas 9 Laki-laki 56
111 6. Perempuan 55
102
Lampiran 5
Daftar Peserta Didik Kelas VIII
VIII A/ 8A
No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. 2668 Abdullah Faqih Laki – laki
2. 2630 Andika Tri Widiyatmoko Laki – laki
3. 2672 Anes Saputro Laki – laki
4. 2635 Anggita Saputri Perempuan
5. 2670 Anis Angraini Perempuan
6. 2673 Anton Sujarwo Laki – laki
7. 2698 Arif Sebastian Laki – laki
8. 2676 Dara Dwintami Perempuan
9. 2704 Desti Marsellina Perempuan
10. 2608 Desy Puji Lestariningsih Perempuan
11. 2611 Dini Sarahwati Utami Perempuan
12. 2705 Dita Fatmala Perempuan
13. 2706 Dwi Puji Utami Perempuan
14. 2678 Eka Sri Lestari Perempuan
15. 2684 Galang Tegar Pamungkas Laki – laki
16. 2709 Gressillia Indri Gladistania Perempuan
17. 2680 Ika Zuliyanti Perempuan
18. 2653 Ketot Wija Kusuma Laki – laki
19. 2620 Marchel Aditya Putra Laki – laki
20. 2621 Mauren Wijayanti Perempuan
21. 2710 Muhammad Yogi Galih Saputra Laki – laki
22. 2654 Muhammad Zulfa Abidin Laki – laki
23. 2624 Mutia Najwatul Maura Perempuan
24. 2687 Nofia Reda Wati Perempuan
25. 2688 Novia Rahma Wati Perempuan
103
26. 2640 Rian Tri Agustin Perepmpuan
27. 2656 Rissalatul Mua’wanah Perempuan
28. 2666 Robby Restu Prassetyo Laki – laki
29. 2658 Sefri Puspita Saputra Perempuan
30. 2647 Slamet Agung Saputro Laki – laki
VIII B/ 8B
No. No. Induk Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. 2669 Anindita Putri Azzahra Perempuan
2. 2671 Anisa Nur Septiani Perempuan
3. 2701 Anita Melia Putri Perempuan
4. 2606 Dahayu Dwi Rahmawati Perempuan
5. 2626 Danda Nur Muhammad Laki – laki
6. 2679 Febby Nurrohmah Perempuan
7. 2644 Febriana Nuryati Perempuan
8. 2610 Ferry Kurnia Ananda Perempuan
9. 2645 Fika Anastasiya Putri Perempuan
10. 2648 Gita Putriyana Perempuan
11. 2717 Hamdani Aziz Saputra Plaki – laki
12. 2667 Handika Hafiz Saputra Laki – laki
13. 2619 Indah Rahayu Ningsih Perempuan
14. 2725 Joni Hermawan Laki – laki
15. 2696 Lutfhi Ramdani Laki – laki
16. 2702 Muh Umr Rifa’i Minallah Laki – laki
17. 2715 Muntiya Hafit Perempuan
18. 2607 Nur Rohman Laki – laki
19. 2622 Nur Rokhim Laki – laki
20. 2652 Rahayu Septiani Perempuan
21. 2690 Rahmania Dwi Anissa Perempuan
22. 2655 Risma Afi Ariyanti Perempuan
104
23. 2718 Safira Enggar Satriani Perempuan
24. 2719 Shalsa Nabila Pinasti Perempuan
25. 2713 Slamet Andhika Prasetya Laki – laki
26. 2723 Sugeng Prayitno Laki – laki
27. 2691 Tauhit Wayuri Laki – laki
28. 2694 Vina Widianti Perempuan
29. 2627 Yoga Kristya Dewa Laki – laki
30. 2699 Yudi Saputra Laki – laki
VIII C/ 8C
No. No. Induk Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. 2649 Abdul Munthalib Laki – laki
2. 2697 Agung Nugroho Laki – laki
3. 2638 Asiska Wulandari Perempuan
4. 2686 Candra Ari Saputra Laki – laki
5. 2631 Danang Maulana Laki – laki
6. 2675 Danda Ariyanto Laki – laki
7. 2641 Della Puspita Sari Perempuan
8. 2608 Denra Aditya Laki – laki
9. 2609 Devana Nurul Auliya Perempuan
10. 2677 Dwi Agustin Setiyani Perempuan
11. 2612 Evi Rusmiyati Perempuan
12. 2646 Fitri Arfianita Indah Lestari Perempuan
13. 2614 Fitri Faradila Perempuan
14. 2681 Inayatul Qaromah Perempuan
15. 2623 M. Abiyosa Laki – laki
16. 2707 Mei Satrio Laki – laki
17. 2711 Misbachul Anwar Laki – laki
18. 2692 Muhammad Dwi Roziqin Laki – laki
19. 2625 Novi Enjelina Perempuan
105
20. 2689 Nurul Sifaul Jannah Perempuan
21. 2651 Oktavia Mela Safitri Perempuan
22. 2628 Rahma Salsabila Perempuan
23. 2650 Rian Arianto Laki – laki
24. 2720 Silviana Ayu Permatasari Perempuan
25. 2721 Siti Alfiana Perempuan
26. 2661 Tri Rahmawati Perempuan
27. 2662 Tyna Amellia Zahra Rahmdhani Perempuan
28. 2712 Wahyu Rizqi saputra Laki – laki
29. 2703 Wisnu Aji Pranoto Laki – laki
30. 2604 Yunuf Aji Santosa Laki – laki
31. Devia Nur Anggraeni Perempuan
32. Dwi Mareeta Perempuan
VIII D/ 8D
No. No. Induk Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1. 2633 Adentha Hady Arya Pratama Laki – laki
2. 2603 Amanda Andyka Putri Mustakim Perempuan
3. 2336 Anisa Evayanti Perempuan
4. 2724 Bagas Maulana Laki – laki
5. 2693 Bintang Arwinda Putra Laki – laki
6. 2605 Cristyan Ningtias Saputri Perempuan
7. 2639 Dani Ferdianto Laki – laki
8. 2642 Dian Suryaningsih Perempuan
9. 2634 Dimas Susanto Laki – laki
10. 2613 Fajar Ahmad Saputra Laki – laki
11. 2682 Febri Nuansyah Laki – laki
12. 2700 Fendi Setyawan Laki – laki
13. Gladis Firsti Harjono Putri Perempuan
14. 2616 Hamidah El Zakiyyah Perempuan
106
15. 2617 Helin Patricia Perempuan
16. 2618 Herlina Perempuan
17. 2665 Muhamad Arya Laki – laki
18. 2714 Muntiasih Perempuan
19. 2716 Nila Aryanti Perempuan
20. 2629 Ramona Oktaviani Perempuan
21. 2683 Rendi Kurniawan Laki – laki
22. Robi Setiawan Laki – laki
23. 2643 Septian David Maulana Perempuan
24. 2659 Silvia Rahmadani Perempuan
25. 2660 Sri Rahayu Perempuan
26. 2632 Susi Setyowati Perempuan
27. 2722 Syafa Azzahra Perempuan
28. 2637 Viky Andrian Saputra Perempuan
29. 2695 Wakid Alifiah Perempuan
30. 2663 Yusuf Al Buchory Sukamdy Putra Laki – laki
107
KISI – KISI INSTRUMEN KEEFEKTIFAN LABORATORIUM
SMP NEGERI 1 BANCAK
Lampiran 6
Indikator Sub Indikator Metode
Pengumpulan
Alat Pengumpul
Data
Sumber Data Pengecekan Keabsahan
Data
Frekuensi
penggunaan
laboratorium.
1. Penggunaan laboratorium
dalam satu semester min. 4
kali dengan 1 rombel berisi 20
peserta didik.
➢ Obervasi
➢ Wawancara
➢ Dokumentasi
➢ Lembar
observasi
➢ Pedoman
wawancara
➢ Kamera peneliti
➢ Kepala
Laboraorium
➢ Guru IPA
➢ Dokumen buku catatan
pengguna Laboratorium
➢ Wawancara peserta didik
➢ Foto inventaris
pengunaan laboratorium
Kelengkapan
alat dan
bahan yang
ada di
laboratorium.
2. Keadaan ruang laboratorium
yang sesuai dengan
Permendiknas No. 24 tahun
2007.
3. Alat dan bahan sesuai dengan
standar laboratorium
berdasarkan Permendiknas
No. 24 tahun 2007.
4. Kendala alat dan bahan di
laboratorium.
5. Upaya agar alat dan bahan
tidak mudah usang dan
kadaluarsa.
6. Perawatan alat dan bahan
yang berada di laboratorium.
➢ Observasi
➢ Wawancara
➢ Dokumentasi
➢ Lembar
observasi
➢ Pedoman
wawancara
➢ Kamera peneliti
➢ Kepala
Laboraorium
➢ Guru IPA
➢ Data inventari alat dan
bahan
➢ Wawancara peserta didik
➢ Foto alat dan bahan
108
Kesesuaian
alat yang
tersedia di
laboratorium
dengan
materi IPA
7. Alat dan bahan yang tersedia
di laboratorium sesuai dengan
materi pembelajaran IPA.
8. Pengenalan alat dan bahan
dalam pembelajaran materi
IPA sebelum praktikum.
9. Pemanfaatan secara optimal
laboratorium dalam
pembelajaran IPA.
➢ Dokumentasi
➢ Wawancara
➢ Kamera peneliti
➢ Pedoman
wawancara
➢ Kepala
Laboraorium
➢ Guru IPA
➢ Data inventari alat dan
bahan Foto alat dan bahan
sesuai materi.
➢ Wawancara peserta didik
Alokasi
waktu yang
cukup untuk
kegiatan
praktikum.
10. Adanya jadwal penggunaan
laboratorium di laboratorium.
11. Waktu melakukan praktikum
min. 2 X 45 menit setiap
praktikum.
➢ Dokumentasi
➢ Wawancra
➢ Kamera peneliti
➢ Pedoman
wawancara
➢ Kepala
Laboratorium
➢ Gru IPA
➢ Dokumen penggunaan
laboratorium
➢ Wawancara peserta didik
109
Lampiran 7
Pedoman Observasi
Keterangan Kegiatan
Nama Kegiatan : Observasi Laboratorarium IPA
Tema Kegiatan :
Tujuan Kegiatan : Tugas Akhir Kuliah (Skripsi)
Nama Pelaksana/ NIM : Hikmatul Arifah/ 23060160022
No. Aspek yang di Observasi Hasil Observasi
1. Frekuensi penggunaan
laboratorium.
2. Kelengkapan alat dan bahan
yang ada di laboratorium.
3.
Kesesuaian alat yang tersedia
di laboratorium. dengan
materi IPA.
4. Alokasi waktu yang cukup
untuk kegiatan praktikum.
Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA
Dalam Mendukung Pembelajaran IPA Di SMP
Negeri 1 Bancak Tahun Pelajaran 2019/2020
110
Lampiran 8
Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium IPA, Guru Mapel IPA
INDIKATOR PERTANYAAN
Frekuensi penggunaan laboratorium. 1. Dalam satu semester, berapa kali mengadakan praktikum untuk setiap rombelnya?
2. Bagaimana total penggunaan laboratorium selama semester ini?
3. Berapa jumlah satu rombel dalam mengikuti praktikum?
4. seluruh peserta didik mengikuti seluruh praktikum?
5. Bagaimana jika ada peserta didik yang ijin tidak mengikuti praktikum? .
Kelengkapan alat dan bahan yang ada di
laboratorium.
6. Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007, Apakah alat dan bahan laboratorium di
SMP ini sudah sesuai standar laboratorium IPA di SMP/ Madrsah?
7. Apakah alat-alat praktikum yang tersedia di laboratorium sesuai dengan pembelajaran
IPA yang meliputi Biologi, Fisiska maupun Kimia?
8. Untuk alat dan bahan yang telah rusak, apakah langsung diganti?
9. Upaya apa yang dilakukan agar alat dan bahan tidak mudah usang dan kadaluarsa?
10. Pada saat praktikum, pernahkah ada alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum
namun tidak tersedia di lab? jika ada, apa saja.?
111
Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium
dengan materi IPA.
11. Apakah seluruh alat dan bahan di laboratorium digunakan dalam pembelajaran IPA?
12. Bagaimana jika terdapat alat dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak sesuai materi
pembelajaran IPA?
13. Apakah seluruh pembelajaran IPA dapat memanfaatkan laboratorium IPA?
14. Apa ada pengenalan alat dan bahan dalam pembelajaran materi IPA sebelum praktikum?
15. Bagaimana jika ada beberapa alat dan bahan yang tidak tersedia sesuai dengan
Permendiknas No. 24 Tahun 2007?
16. Apakah laboratorium IPA dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran IPA?
17. Bagaiamana jika dihari tersebut terdapat jadwal praktikum tetapi ada alat atau bahan yang
tidak tersedia karena telah rusak?
18. Bagaimana jika dalam mata pelajaran IPA yang ada di kurikulum dianjurkan untuk
melakukan praktikum tetapi tidak diadakan?
Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan
praktikum.
19. Apakah ada penjadwalan penggunaan laboratorium?
20. Bagaimana alokasi waktu dalam praktikum?
112
Lampiran 9
Pedoman wawancara Peserta Didik
INDIKATOR PERTANYAAN
Frekuensi penggunaan laboratorium. 1. Dalam satu semester, berapa kali diadakan praktikum?
2. Pernahkah kalian tidak mengikuti praktikum? Bagaimana solusi yang ditawarkan oleh
guru mu? .
Kelengkapan alat dan bahan yang ada di
laboratorium.
3. Pernahkah kamu merusakan alat yang berada di laboratorium?
4. Apakah kamu memberi tahu kepada guru mu jika merusakan alat yang berada di
laboratorium?
5. Untuk alat dan bahan yang telah rusak, apakah langsung diganti?
6. Upaya apa yang diajarkan guru mu dalam alat dan bahan agar tidak mudah usang dan
kadaluarsa?
Kesesuaian alat yang tersedia di laboratorium
dengan materi IPA.
7. Sebelum melakukan praktikum, adakah pengenalan tentang penggunaan alat dan bahan
praktium?
8. Selama melakukan praktikum, pernahkah kamu menemui kendala kekurangan alat
praktikum?
113
9. Apakah pembelajaran IPA di laboratorium membantu mu dalam memahami pelajaran
IPA?
10. Apakah seluruh pembelajaran IPA dilakukan di laboratorium?
Alokasi waktu yang cukup untuk kegiatan
praktikum.
11. Adakah penjadwalan penggunaan laboratorium?
12. Bagaimana alokasi waktu dalam praktikum?
13. Pernahkah kalian kekurangan waktu selama melakukan praktikum?
114
Lampiran 10
HASIL OBSERVASI
FREKUENSI PENGGUNAAN LABORATORIUM IPA
SMP NEGERI 1 BANCAK
Cacatan Observasi:
Dari hasil observasi untuk frekuensi penggunaan laboratorium di IPA SMP Negeri 1
cukup baik karena di sekolah tersebut sudah dibuat jadwal penggunaan laboratorium
walaupun tidak ditempel di laboratorium dengan pembagian minggu ke-1 kelas VII,
minggu ke-2 kelas VIII, minggu ke-3 kelas IX dan minggu ke-4 sebagai hari pengganti
apabila ada guru belum melakukan praktikum pada minggu yang sudah ditentukan
ataupun ada peserta didik yang belum mengikuti praktikum sesuai dengan hari yang
telah ditetapkan oleh guru IPA dapat diganti praktikumya di minggu ke-4. Praktikum
yang telah dilakukan selama semester genap ini lebih dari 4 kali dengan rata-rata jumlah
rombel 30 peserta didik.
Foto:
115
HASIL OBSERVASI
KELENGKAPAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM IPA
SMP NEGERI 1 BANCAK
Cacatan Observasi:
Dari hasil observasi untuk kelengkapan alat dan bahan di laboratorium IPA SMP Negeri
1 Bancak termasuk dalam kategori lengkap, ada beberapa alat masih ditaruh di dalam
kardus dan disimpan di dalam ruang penyimpananan supaya tidak mudah rusak. Hanya
beberapa alat yang dikeluarkan dari ruang penimpanan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk praktikum. Begitupula dengan bahan praktikum. Bahan praktikum
disimpan di dalam ruang bahan agar bahan tidak mudah berreaksi. Ada beberapa alat dan
bahan yang sudah usang dan rusak diletakkan di ruang tersendiri. Untuk penataan alat
dan bahan di ruang penyimpanan kurang tertata rapi dan berdebu karena kurang
perawatannya.
Foto:
116
HASIL OBSERVASI
KESESUAIAN ALAT DAN BAHAN DENGAN MATERI IPA
SMP NEGERI 1 BANCAK
Cacatan Observasi:
Kelengkapan alat laboratorium dan bahan laboratorium termasuk baik karena semua alat
dan bahan sesuai materi IPA untuk melakukan praktikum fisika, praktikum biologi dan
praktikum kimia. Seluruh alat dan bahan di laboratarium IPA dimanfaatkan dalam
pembelajaran IPA walaupun belum maksimal dalam memanfaatkannya. Sebelum
dilakukan praktikum, guru IPA akan memberi demontrasi terlebih dahulu yang berkaitan
dengan praktikum tersebut. Materi IPA yang diajarkan tidak semuanya memanfaatkan
alat dan bahan di laboratorium. Materi yang tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan
mudah dilakukan praktikum, materi tersebut dipilih dan akan dipraktikumkan.
Foto:
117
HASIL OBSERVASI
ALOKASI WAKTU YANG CUKUP UNTUK KEGIATAN PRAKTIKUM
SMP NEGERI 1 BANCAK
Cacatan Observasi:
Dari hasil observasi, kegiatan praktikum di SMP Negeri 1 Bancak dilakukan sesuai
jadwal laboratorium IPA untuk kelas VII, VIII dan IX (minggu ke-1 untuk kelas VII,
minggu ke-2 untuk kelas VIII, minggu ke-3 untuk kelas IX dan minggu ke-4 sebagai
hari pengganti apabila ada guru belum melakukan praktikum pada minggu yang sudah
ditentukan. Untuk alokasi waktu dalam praktikum biasanya guru mengambil mata
pelajaran IPA dengan durasi 3 x 40 menit untuk mengantisipasi kekurangan waktu dalam
praktikum, membersihkan alat dan bahan yang sudah tidak digunakan, serta
membersihkan laboratorium setelah digunakan.
Foto:
118
Lampiran 11
Hasil Wawancara Kepala Laboratorium
Narasumber : SA
Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Juni 2020
Waktu : 10.00 WIB – selesai
Tempat/ Melalui : SMP Negeri 1 Bancak/ SMP Negeri 1 Bancak
HA : Assalamualaikum wr. wb., maaf sebelumnya menganggu waktu Bapak.
Perkenalkan nama saya Hikmatul Arifah, mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan
Tadris IPA semester 8. Sebelumnya bisa diperkenalkan bapak siapa?
SA : Nama saya SA, guru IPA kelas VIII serta Koordinator Laboratorium di
sekolah ini.
HA : Terimakasih atas waktu yang sudah diluangkan Bapak. Disini saya ijin untuk
mewawancara Bapak mengenai Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA
dalam Mendukung Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini.
SA : Iya dik, silahkan.
HA : Baik Bapak. Pertama, dalam satu semester ini sudah berapa kali diadakan
praktikum di laboratorium IPA, pak?
SA : Sebelum covid-19 ini sekitar 2 sampai 3 kali dik tergantung materinya juga,
mudah/ sulit dipraktikumkan jika terlalu sulit maka tidak dipraktikumkan.
HA : Bisa dijelaskan materi seperti apa yang susah dipraktikumkan Pak?
SA : Sekiranya materi yang membutuhkan alat praktikum yang banyak dan waktu
yang lama karena peserta didik kalau tidak diawasi dengan sesama akan salah
dan dengan alat yang banyak tidak akan selesai praktikumnya.
HA : Rata-rata satu rombel berisi berapa peserta didik, pak?
119
SA : Sekitar 30 peserta didik dik.
HA : Bagaimana jika ada peserta didik yang ijin tidak mengikuti praktikum?
SA : Biasanya dilain waktu praktikum mandiri kalau tidak diganti tugas yang
berkaitan dengan materi tersebut.
HA : Menurut bapak, berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007, Apakah alat
dan bahan laboratorium di SMP ini sudah sesuai standar laboratorium IPA di
SMP/ Madrsah?
SA : Sudah tetapi laboratorium IPA yang sekarang mau direnovasi karena sering
bocor jadi alat dan bahannya kurang tertata rapi.
HA : Apakah alat-alat praktikum yang tersedia di laboratorium sesuai dengan
pembelajaran IPA yang meliputi Biologi, Fisika maupun Kimia?
SA : Sudah dek, sekiranya alat dan bahan untuk praktikum tersedia dengan baik.
HA : Berdasarkan inventaris bahan praktikum ada beberapa bahan yang tidak
tersedia, itu bagaimana pak?
SA : Kalau sekolah ini mengajukan ke dinas yang sekiranya bahan dibutuhkan saja,
lagian percuma toh kalau dikasih bahan lengkap dan gak digunain lama-lama
akan rusak bahannya.
HA : Kemarin saya sudah wawancara peserta didik bapak, katanya pernah
merusakan alat, untuk itu bagaimana mekanisme penggantiannya, pak?
SA : Kalau untuk alat yang harganya murah tidak perlu mengganti dik tapi kalau
alatnya yang harganya berjuta-juta ya harus diganti.
HA : Apakah alat praktikum yang tersedia di laboratorium sesuai dengan
pembelajaran IPA yang meliputi Biologi, Fisika maupun Kimia?
120
SA : Sudah walaupun belum selengkap sekolah negeri di kota.
HA : Upaya apa yang diakukan agar alat dan bahan tidak mudah usang dan
kadaluarsa?
SA : Standar dik dibersihkan dan di laboratorium biasanya pakai serbet biar kering
lalu dikembalikan lagi.
HA : Apakah seluruh alat dan bahan di laboratorium digunakan dalam
pembelajaran IPA?
SA : Belum semuanya jika kebanyakan praktikum nanti wakunya kurang untuk
memahami konsep pembelajaran IPA lainnya.
HA : Bagaimana jika terdapat alat dan bahan yang tersedia di laboratorium tidak
sesuai materi pembelajaran IPA?
SA : Sejauh ini tersedia dan sesuai dengan materi mungkin belum dimanfaatkan
secara optimal.
HA : Pada saat praktikum, pernahkah ada alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
praktikum namun tidak tersedia di laboratorium?
SA : Sejauh ini lengkap alat dan bahannya.
HA : Apa ada pengenalan alat dan bahan dalam pembelajaran materi IPA sebelum
praktikum?
SA : Ada, sebelum praktikum dilakukan demonstrasi terlebih dahulu. Kalau tidak
didemonstrasi dulu pasti pada ngawur praktikumnya.
HA : Bagaiamana jika dihari tersebut terdapat jadwal praktikum tetapi ada alat atau
bahan yang tidak tersedia karena telah rusak?
121
SA : Sebelum praktikum akan dicek dulu untuk alat dan bahan sehingga tidak hal
tersebut tidak akan terjadi.
HA : Bagaimana jika dalam mata pelajaran IPA yang ada dikurikulum dianjurkan
untuk melakukan praktikum tetapi tidak diadakan?
SA : Kalau kami konditional dik kiranya kok waktunya mepet walaupun
dikurikulum dijadwalkan praktikum, disini mungkin tidak praktikum tetapi
diganti dengan cara lain yang dapat menunjang pengetahuan peserta didik
misal ditampilkan animasi atau video yang berkaitan dengan materi tersebut.
HA : Bagaimana alokasi waktu dalam praktikum?
SA : Biasanya kalau saya menggunakan waktu yang 3 jam pembelajaran biar lebih
efektif.
HA : Faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini, Pak?
SA : Kalau menurut saya, keefektifan laboratorium IPA disini dipengaruhi oleh
faktor pemanfaatan laboratorium IPA, inventaris alat dan bahan, dan
inventaris penggunaan laboratorium IPA.
HA : Terimakasih bapak atas kesediaan waktunya untuk diwawancara.
SA : Hahahaha iya dik sama-sama, kalau masih ada yang kurang jelas ditanyakan
lagi saja.
H A : Saya rasa cukup Bapak. Saya mohon pamit dan sekali lagi terima kasih Bapak.
Assalamu’alaikum wr. wb.
SA : Iya dik, sama-sama. Wa’alaikumsalam wr. wb.
122
Lampiran 12
Hasil Wawancara Guru Mapel IPA
Narasumber : SR
Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Juni 2020
Waktu : 11.00 WIB
Tempat/ Melalui : SMP Negeri 1 Bancak/ Wawancara langsung
HA : Assalamualaikum wr. wb., Selamat siang Bapak. Sebelumnya maaf telah
menganggu waktu Bapak. Perkenalkan nama saya Hikmatul Arifah,
mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Tadris IPA semester 8. Sebelumnya bisa
diperkenalkan dengan bapak siapa?
SR : Nama saya SR, guru IPA kelas VII di sekolah ini.
HA : Terimakasih atas waktu yang sudah diluangkan. Disini saya ijin untuk
mewawancara bapak mengenai Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA
dalam Mendukung Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini.
SR : Oh iya, silahkan.
HA : Baik Bapak. Pertama, dalam satu semester ini sudah berapa kali diadakan
praktikum di laboratorium IPA, pak?
SR : Kemarin di saya mengajar di kelas VII. Saya lebih menekankan praktikum
dikelas VII. Kelas tersebut pengetahuannya masih awam karena perpindahan
dari SD ke SMP masih labil. Sehingga mereka harus tahu bagaiamana caranya
atau konsep dalam pembelajaran itu, saya kemarin praktikum 2 materi materi
sel sama pengukuran.
H A : Dalam satu rombel biasanya rata-rata peserta didiknya berapa, pak?
123
SR : Sekitaran 30 peserta didik.
HA : Pernahkah ada perserta didik yang tidak mengikuti praktikum pak semisal
karena sakit?
SR : Ada kemarin untuk gantinya, dai tetep melakukan praktikum sendiri setelah
itu.
HA : Menurut Bapak, berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007, Apakah alat
dan bahan laboratorium di SMP ini sudah sesuai standar laboratorium IPA di
SMP/ Madrsah?
SR : Sudah tetapi mungkin penempatannya saja yang belum sesuai. Kalau
laboratorium sudah ada ruang persiapan, ruang penyimpanan, tata letak meja
dan kursi sesuai.
HA : Menurut Bapak, apakah alat praktikum yang tersedia di laboratorium sesuai
dengan pembelajaran IPA yang meliputi Biologi, Fisika maupun Kimia?
SR : Sebagian besar tapi kemarin ketika observasi inventaris ada beberapa yang
kurang tidak ada sebagian sudah kadaluwarsa sebagian memang belum
dikasih dari dinas.
HA : Berdasarkan inventaris bahan praktikum ada beberapa bahan yang tidak
tersedia, itu bagaimana pak?
SR : Iya di sekolah ini hanya menyediakan bahan yang sekiranya digunakan
untuk praktikum dik. Dulu sesuai dengan Permendiknas tapi karena
laboratoriumnya dipindah ada beberapa bahan yang hilang dan rusak. Jadi
dari Kepsek mengajukan ke dinas sekiranya bahan yang diperlukan karena
124
bahan itu berbahaya banget. Kalau perserta didiknya kurang paham dan tidak
berhati-hati akibatnya akan fatal.
HA : Kemarin kan sudah praktikum pak, pernahkah peserta didik merusakkan alat
praktikum?
SR : Tidak pernah soalnya kita benar-benar memandu jalannya praktikum karena
kan ada lembar peserta didik jadi peserta didik benar-benar tahu bagaimana
cara menggunakannya bahkan sebelum praktikum anak tersebut sudah kita
kasih demo dulu sehingga nanti ketika mereka sudah bisa menggunakannya
dengan maksimal.
HA : Upaya apakah yang Bapak ajarkan kepada peserta didik untuk menjaga alat
dan bahan yang ada di laboratorium?
SR : Kalau bahan lebih ke laboran agar bahan disimpan sebagai mana semestinya
sehingga bahan tidak bereaksi sedangkan untuk alat lebih ditekankan kepada
peserta didik untuk menggunakan alat yang sejenis kaca. Dalam pembakaran
diperhatikan untuk bunsennya agar tidak menguap sama alat yang besi setelah
dibersihkan harus dikeringkan agar tidak mudah korosi.
H A : Pada saat praktikum pernahkah terdapat alat dan bahan yang digunakan
untuk praktikum tetapi tidak tersedia?
SR : Insyaallah tersedia karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
HA : Apakah alat di laboratorium IPA saat ini sudah sesuai dengan materi IPA
yang diajarkan, pak?
SR : Iya sesuai.
HA : Apakah seluruh pembelajaran IPA memanfaat laboratorium disini, pak?
125
SR : Tidak. Hem hanya beberapa materi yang sekiranya peserta didik mampu
untuk melakukan praktikum. Kalau praktikum semua waktunya tidak cukup
karena belum ada laboran yang benar ahli dalam bidangnya. Jadi kami harus
mempersiapkan segala sesuatu sendiri jika mau praktikum jadi memakan
waktu yang banyak juga. Sehingga beberapa materi saja yang memungkinkan
untuk mengajak peserta didik melakukan praktikum.
HA : Adakah pengenalan alat dan bahan sebelum praktikum dilakukan, pak?
SR : Ada biasanya melakukan demo dulu dikelas sebelum adanya praktikum.
HA : Kalau menurut Bapak, laboratorium IPA sudah dimanfaatkan secara
optimal?
SR : Kalau saya belum secara maksimal tapi sudah berusaha untuk semaksimal
mungkin esensianya jika tidak melakukan praktikum biasanya saya
menyiapkan metode atau media pembelajaran yang membantu peserta didik
untuk memahami konsep tersebut bisa dengan menanyangkan video dan lain
sebagainya.
HA : Untuk praktikumnya tersendiri, apakah ada jadwalnya pak?
SR : Ada kok tapi memang tidak dipasang di laboratorium sama SA soalnya
tangannya peserta didik disini sebagian jahil.
HA : Bagaimana jika dalam mata pelajaran IPA yang ada di kurikulum dianjurkan
untuk melakukan praktikum tetapi tidak diadakan?
SR : Kalau waktunya cukup ya dipraktikumkan. Jika semua harus sesuai dengan
kurikulum pasti bagus tapi kenyataanya kita tidak tahu masalah masing-
masing sekolah kenapa tidak sepenuhnya menjalankan sesuai dengan
126
kurikulum yang terpenting tujuan dari materi didalam kurikulum tersebut
tercapai walaupun praktikum tidak diadakan.
HA : Biasanya kalau praktikum Bapak menggunakan waktu pembelajaran yang
berapa kali?
SR : 3 jam karena 1 jam untuk persiapan sisanya untuk praktikum.
HA : Faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan penggunaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini, Pak?
SR : Menurut saya, keefektifan penggunaan laboratorium IPA di sekolah ini
dipengaruhi oleh penggunaan laboratorium IPA, jumlah peserta didik,
kelengkapan alat dan bahan dengan praktikum, oh ya durasi untuk praktikum.
H A : Terimakasih Bapak atas waktunya, saya rasa cukup Bapak. Saya mohon
pamit dan sekali lagi terima kasih Bapak. Assalamu’alaikum wr. wb.
SR : Iya, oke. Wa’alaikumsalam wr. wb.
127
Lampiran 13
Hasil Wawancara Peserta Didik
a. Hasil Wawancara Peserta Didik
Narasumber : JH
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Juni 2020
Waktu : 09.00 WIB-selesai
Tempat/ Melalui : Di rumah JH/ Wawancara langsung
HA : Selamat siang, maaf menganggu waktunya. Perkenalkan nama saya
Hikmatul Arifah, mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Tadris IPA semester
8. Sebelumnya bisa diperkenalkan siapa adik ini?
JH : Nama saya JH, peserta didik kelas VIII B di SMP Negeri 1 Bancak ini.
HA : Terimakasih atas waktu yang sudah adik luangkan. Disini saya ijin
untuk mewawancara adik mengenai Keefektifan Penggunaan
Laboratorium IPA dalam Mendukung PembelajarAn IPA di SMP Negeri
1 Bancak ini. Apakah adik bersedia?
JH : Iya mbak, bersedia.
HA : Pertama, adik pernah mengikuti praktikum belum?
JH : Sudah mbak.
HA : Kira-kira sudah berapa kali dalam semester ini?
JH : Dua kali mbak.
HA : Pernah adik tidak mengikuti paraktikum?
JH : Tidak pernah mbak, selalu ikut karena jauh hari sebelum praktikum
sudah dikasih tahu kalau ada praktikum.
128
HA : Berapa peserta didik dalam satu kelas adik?
JH : Kalau di kelas ku sekitar 31 atau gak 32 mbak.
HA : Sebelum praktikum, apakah guru adik memberi arahan jalannya
praktikum dan memberi tahu bagaimana menggunakan alat praktikum
yang benar?
JH : Iya mbak, dikasih tahu trus cuma kadang gak dengar penjelasannya
karena ada teman yang asyik mainin alat laboratorium.
HA : Pernah tidak ketika praktikum terdapat kekurangan alat laboratorium?
JH : Tidak mbak kalau selama kelas VIII ini tapi dulu kelas VII pernah
kekurangan dan disuruh gabung ke kelompok lain.
HA : Selama praktikum yang telah adik lakukan, apakah pernah adek
merusak alat laboratorium selama praktikum?
JH : Enggak mbak, tapi teman ku dulu pernah rusakin miskroskop mbak trus
bilang sama pak guru dan dipanggil orangtuanya kayaknya suruh ganti
soalnya mikroskopnya jumlahnya dikit.
HA : Pertanyaan selanjutnya, apakah dengan adanya pembelajaran IPA di
laboratorium membantu adik dalam memahami pelajaran IPA?
JH : Membantu mbak terutama waktu itu belajar tentang sel tumbuhan,
walaupun tidak semua terlihat jelas karena irisannya kurang tipis paling
tidak sedikit membantu memahami sel tersebut mbak.
HA : Apakah seluruh pembelajaran IPA di praktikumkan oleh Bapak/ Ibu
guru?
JH : Enggak mbak, hanya pembelajaran tertentu saja.
129
HA : Bisa berikan contohnya materi apa saja yang dipraktikumkan?
JH : Dulu itu pernah tentang sel, dan di rumah tentang pertumbahan dan
perkembangan makhluk hidup.
HA : Adakah jadwal untuk penggunaan laboratorium IPA di sekolah adik
contoh minggu ke-1 kelas VIII A, minggu ke-2 kelas VIII B dan
seterusnya?
JH : Kurang tahu mbak, kalau dikasih tahu besok praktikum ya praktikum
kalau tidak pembelajaran di kelas mbak. Setahu ku yang kelas VIII itu di
minggu II.
HA : Selama praktikum, bagainama alokasi waktunya?
JH : Maaf mbak itu maksudnya bagaimana ya?
HA : Begini, waktu untuk praktikum kira-kira berapa jam? dan menurut adik
waktu tersebut cukup tidak?
JH : Oh begitu, biasanya 3 jam pelajaran mbak tergantung jadwal
pelajarannya. Kalau aku merasa cukup mbak tapi dulu pas praktikum
dengan mikroskop pernah kurang mbak waktunya sampai minta jawaban
teman karena mikroskopnya masih manual yang harus cari cahaya sampi
ke jendela gitu.
HA : Setelah selesai praktikum, apakah alat dan bahan dibereskan supaya
tidak usang dan rusak?
JH : Iya mbak, selesai praktikum alatnya langsung dibersihkan kalau sisa
bahannya di buang bak.
HA : Ada tidak alat yang tidak terawat?
130
JH : Ada mbak yang di etalase ada yang pecah dan berdebu gitu.
HA : Dibiarkan begitu saja?
JH : Kurang tahu mbak.
HA : Terimakasih atas kesediaan adik telah mau diwawancara.
J H : Iya mbak, sama-sama.
HA : Assalamu’alaikum wr. wb.
JH : Wa’alaikumsalam wr. wb.
b. Hasil Wawancara Peserta Didik
Narasumber : MZ
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Juni 2020
Waktu : 10.00 WIB-selesai
Tempat/ Melalui : Di rumah MZ/ Wawancara langsung
HA : Assalamu’alaikum wr. wb, perkenalkan dik, nama kakak Hikmatul
Arifah, mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Tadris IPA semester 8.
Sebelumnya bisa diperkenalkan siapa adik ini?
MZ : Nama saya MZ, peserta didik dari kelas VIII A.
HA : Terimakasih sudah di luangkan waktu untuk wawancara tentang
Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA dalam Mendukung
Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini. Apakah adik bersedia?
MZ : Iya mbak.
HA : Yang pertama, adik pernah mengikuti praktikum belum?
MZ : Sudah pernah mengikuti mbak.
HA : Jika sudah kira-kira udah berapa kali dalam semester ini?
131
MZ : Baru sekali mbak.
HA : Kapan itu dek praktikumnya?
MZ : Semesteran ini kemarin mbak.
HA : Pernah adik tidak mengikuti paraktikum misalnya karena sakit?
MZ : Tidak pernah mbak, jarang sakit hehehehe.
HA : Berapa peserta didik dalam satu kelas adik?
MZ : 30 orang mbak.
HA : Sebelum praktikum, apakah guru adik memberi arahan jalannya
praktikum dan memberi tahu bagaimana menggunakan alat praktikum
yang benar?
MZ : Iya mbak, dikasih tahu ini alat untuk memotong bahan ini seperti ini
dan lain-lain.
HA : Apakah adik tahu nama alat dan kegunaanya?
MZ : Dikasih tahu mbak tapi aku lupa.
HA : Pernah tidak ketika praktikum terdapat kekurangan alat laboratorium?
MZ : Tidak mbak. Paling cuma rusak sedikit.
HA : Rusaknya seperti apa dik?
MZ : Dulu itu pernah dapet pipet yang ujungnya sompel (ujungnya tidak
lancip) mbak.
HA : Selama praktikum yang telah adik lakukan, apakah pernah adik merusak
alat laboratorium selama praktikum?
MZ : Tidak mbak.
HA : Mungkin adik pernah melihat temannya merusakan alat laboratorium?
132
M : Enggak kayaknya mbak.
HA : Baik. Pertanyaan selanjutnya, apakah dengan pembelajaran IPA di
laboratorium membantu adik dalam memahami pelajaran IPA?
MZ : Membantu mbak trus asik.
HA : Asiknya gimana dik?
MZ : Bisa mainin alat laboratorium dan seru.
HA : Kalau belajar IPA di kelas tidak asik?
MZ : Bosen mbak, ngantuk.
HA : Apakah seluruh pembelajaran IPA di praktikumkan oleh Bapak/ Ibu
guru?
MZ : Enggak tahu juga mbak.
HA : Adakah jadwal untuk penggunaan laboratoriu IPA di Sekolah adik?
MZ : Tidak mbak, kalau dikasih tahu ke laboratorium berarti praktikum kalau
gak ada pemberitahuan ya tidak ke laboratorium mbak.
HA : Selama praktikum, bagaimana alokasi waktu untuk praktikum?
MZ : Biasanya 3 jam mata pelajaran.
HA : Menurut adik waktu tersebut cukup tidak?
MZ : Cukup mbak malah kadang sisa waktunya.
HA : Kalau sisa waktunya biasanya adik melakukan apa?
MZ : Main sama teman mbak hehehehe.
HA : Setelah selesai praktikum, apakah alat dan bahan dibereskan supaya
tidak usang dan rusak?
MZ : Iya mbak, biasanya langsung dicuci dan ditaruh lagi.
133
HA : Apakah ada alat yang tidak terawat?
MZ : Kurang tahu mbak.
HA : Saya rasa wawancara hari ini cukup sampai disini dulu dek.
Terimakasih atas kelonggaran waktu yang telah adik luangkan,
Assalamu’alaikum wr. wb.
MZ : Iya mbak, sama-sama. Wa’alaikum salam wr. wb.
c. Hasil Wawancara Peserta Didik
Narasumber : DM
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Juni 2020
Waktu : 13.00 WIB-selesai
Tempat/ Melalui : Di rumah DM/ Wawancara langsung
HA : Assalamu’alaikum wr. wb, perkenalkan dik, nama kakak Hikmatul
Arifah, mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Tadris IPA semester 8.
Sebelumnya bisa diperkenalkan siapa adik ini?
DM : Nama saya DM, dari kelas VIII C.
HA : Terimakasih atas waktunya yang adik luangkan untuk wawancara
mengenai Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA dalam
Mendukung Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Bancak ini. Apakah adik
bersedia?
DM : Iya mbak.
HA : Pertama, adik pernah mengikuti praktikum belum?
DM : Sudah mbak.
HA : Kira-kira sudah berapa kali dalam semester ini?
134
DM : Baru sekali mbak.
HA : Kapan itu dik praktikumnya?
DM : Sebelum corona mbak.
HA : Berapa peserta didik dalam satu kelas adik?
DM : Paling 30 orang mbak.
HA : Pernah adik tidak mengikuti paraktikum misalnya karena sakit?
DM : Tidak mbak.
HA : Sebelum praktikum, apakah guru adik memberi arahan jalannya
praktikum dan memberi tahu bagaimana menggunakan alat praktikum
yang benar?
DM : Dikasih tahu mbak urutan praktikum dan cara menggunakan alatnya.
HA : Apakah adik tahu nama alat dan kegunaanya?
DM : Tahu mbak kaya mikroskop buat lihat yang kecil-kecil trus mortal dan
alunya untuk menghaluskan bahan dan lain-lainnya.
HA : Pernah/ tidak ketika praktikum terdapat kekurangan alat laboratorium?
DM : Tidak mbak.
HA : Apakah pernah adik merusak alat laboratorium selama praktikum?
DM : Tidak mbak.
HA : Pernah adik melihat teman mu merusakan alat laboratorium?
DM : Tidak juga mbak.
HA : Apakah dengan pembelajaran IPA di laboratorium membantu adik
dalam memahami pelajaran IPA?
DM : Membantu mbak.
135
HA : Pembelajaran IPA yang adik sukai seperti di laboratorium atau di kelas?
DM : Enak di laboratorium mbak gak ngantuk.
HA : Kalau di kelas ngantuk ya?
DM : Iya mbak dikelas cuma baca, dengerin sama ngerjain soal jadi bikin
ngantuk kalau di laboratorium kan bisa coba- coba alat laboratoriumnya
mbak.
HA : Apakah seluruh pembelajaran IPA di praktikumkan oleh Bapak/ Ibu
guru?
DM : Enggak mbak banyak di kelas kalau mungkin banyak yang di
laboratorium enak.
HA : Adakah jadwal untuk penggunaan laboratoriu IPA di sekolah adik?
DM : gak tahu mbak, kayaknya sih gak ada.
HA : Selama praktikum, bagaimana alokasi waktu untuk praktikum?
DM : Biasanya sih yang 3 jam mbak.
HA: Dengan alokasi waktu 3 jam perlajaran sudah cukupkah untuk adik
melakukan praktikum?
DM : Sangat cukup mbak.
HA : Setelah selesai praktikum, apakah alat dan bahan dibereskan supaya
tidak usang dan rusak?
DM : Iya mbak, dicuci dahulu baru dibereskna dan ditarih ke tempatnya lagi.
HA : Apakah ada lat yang tidak terawat?
DM : Ada mbak.
HA : Misalnya alat apa dek?
136
DM : Namanya tidak tahu mbak, biasanya di etalase banyak yang rusak mbak.
HA : Terimakasih atas kelonggaran waktu yng telah adik luangkan, saya rasa
wawancara hari ini cukup sampai disini dulu dik. Assalamu’alaikum wr.
wb.
DM : Iya mbak. Wa’alaikum salam wr. wb.
137
Lampiran 14
Pengajuan Judul Skripsi
138
Lampiran 15
Form Pengajuan Surat Penunjukkan Pembimbing
139
Lampiran 16
Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi
140
Lampiran 17
Surat Ijin Penelitian
141
Lampiran 18
Surat Keterangan Kegiatan
142
Lampiran 19
Lembar Konsultasi
143
144
Lammpiran 20
Jadwal Penggunaan Laboratoratorium
145
Lampiran 21
DAFTAR SARANA, ALAT, BAHAN DAN KESESUAIAN MATERI IPA
NO.
JENIS RASIO KETERANGAN FOTO MATERI
ADA TIDAK
ADA
KONDISI
1. Kursi 1 buah/peserta
didik,
ditambah 1
buah/guru
√ Baik
2.
Meja peserta didik 1 buah/7
peserta didik
√ Baik
146
3. Meja demonstrasi 1 buah/lab √ Baik
4. Meja persiapan 1 buah/lab √ Baik
5. Lemari alat 1 buah/lab √ Pintu
susah
untuk
dibuka/
dikunci
147
6. Lemari bahan 1 buah/lab √ Baik
7. Bak cuci 1 buah/ 2
kelompok,
ditambah 1
buah di ruang
persiapan.
√ Saluran
tersumbat
sampah
8. Lemari 1 buah/
sekolah
√ Baik
148
9. Papan tulis 1 buah/ lab √
10. Soket listrik 9 buah/ lab √ Baik
11. Alat pemadam
kebakaran
1 buah/ lab √
12. Peralatan P3K 1 buah/ lab √ Baik
13. Tempat sampah 1 buah/ lab √ Baik
149
14. Jam dinding 1 buah/ lab √
15. Stopwatch 6 buah/ lab √ Baik
1. Energi
2. Pencemaran lingkungan
3. Gerak dan Gaya
4. Usaha
5. Getaran, gelombang dan
bunyi
6. Kelistrikan
16. Rol meter 1 buah/ lab √ Baik
17. Thermometer 100 C 6 buah/ lab √ Baik
1. Energi
2. Pencemaran lingkungan
3. Perubahan iklim
4. Unsur, senyawa dan
campuran
150
18. Tabung ukur 6 buah/ lab √ Baik, ada
beberapa
yang
pecah
tetapi
sudah
diganti
1. Objek IPA dan
pengamatannya
2. Pencemaran lingkungan
3. Unsur, senyawa dan
campuran
4. Tekanan at aditif dan
adiktif
5. Sifat bahan
19. Tabung reaksi 6 buah/ lab √ Baik
1. Objek IPA dan
pengamatannya
2. Pencemaran lingkungan
3. Unsur, senyawa dan
campuran
4. Tekanan at aditif dan
adiktif
5. Sifat bahan
20. Kit listrik dan
magnet
baik
1. Energi
2. Getaran, gelombang dan
bunyi
3. Kelistrikan
4. Kemagnetan
151
21. Kit hidrostatis dan
panas
Baik
1. Tekanan zat
2. Energi
3. Perubahan iklim
22. Kit optik Baik
1. Optik
2. Cermin dan lensa
23. Gelas kimia 6 buah/ lab √
Baik
1. Objek IPA dan
pengamatannya
2. Pencemaran lingkungan
3. Unsur, senyawa dan
campuran
4. Tekanan zat
5. Zat aditif dan adiktif
6. Sifat bahan
7. Bioteknologi
152
24. Kaca benda 1 pak/ lab √ Baik
1. Sistem organisasi
kehidupan
2. Struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan
3. Reproduksi
4. Pewarisan sifat
5. Bioteknologi
25. Cermin datar lipat √
26. Corong 6 buah/ lab Baik
1. Objek IPA dan
pengamatannya
2. Pencemaran lingkungan
3. Unsur, senyawa dan
campuran
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
6. Bioteknologi
27. Timbangan 1 buah/ lab √ baik
1. Gerak dan gaya
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
153
28. Kaca benda kering 1 pak/ lab √ Baik
1. Perkembang biakan
hewan dan tumbuhan
2. Pewarisan sifat
3. Reproduksi
29. Pengaduk 6 buah/ lab √ Baik
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Tekanan zat
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
6. Bioteknologi
30. Tabung penyaring 6 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Tekanan zat
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
32. Massa logam 3 buah/ lab √ Hilang dua
1. Gerak dan gaya
2. Usaha dan pesawat
sederhana
154
33. Multimeter AC/ DC,
10 kilo ohm/ volt
6 buah/ lab √
1. Energi
2. Kelistrikan
34. Mistar 6 buah/ lab √
1. Gerak dan gaya
2. Usaha dan peswat
sederhana
35. Jangka sorong 6 buah/ lab √
1. Gerak dan gaya
2. Usaha dan peswat
sederhana
36. Timbangan 3 buah/ lab √
1. Gerak dan gaya
2. Usaha dan peswat
sederhana
155
37. Batang magnet 6 buah/ lab √
38. Globe 1 buah/ lab √ Kurang
baik
1. Tata surya
39. Model tata surya 1 buah/ lab √
1. Tata surya
40. Garpu tala 6 buah/ lab √
1. Bunyi
156
41. Katrol tetap 2 buah/ lab √
1. Usaha dan pesawat
sederhana
42. Bidang miring 1 buah/ lab √
43. Dinamometer 6 buah/ lab √
44. Katrol bergerak 2 buah/ lab √
1. Usaha dan pesawat
sederhana
45. Balok kayu 3 macam/ lab √
157
46. Model molekul
sederhana
6 set/ lab √
47. Pembakar spirtus 6 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Tekanan zat
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
48. Cawan penguapan 6 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Tekanan zat
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
49. Cawan petri
1.Objek ilmu alam dan
pengamatannya
2. Reproduksi
3. Perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan
50. Kaki tiga 6 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
158
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
51. Plat tetes 6 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
52. Pipet tetes+karet 100 buah/ lab √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Tekanan zat
4. Zat aditif dan adiktif
5. Sifat bahan
6. Objek ilmu alam dan
pengamatannya
53. Mikroskop
monokuler
6 buah/ lab √ Kurang
baik
1.Objek ilmu alam dan
pengamatannya
2. Reproduksi
3. Perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan
4. Bioteknologi
5.Jaringan tumbuhan
159
54. Kaca pembesar 6 buah/ lab √
1.Objek ilmu alam dan
pengamatannya
2. Sistem organisasi
kehidupan
55. Poster genetika 1 buah/ lab √
56. Model kerangka
manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem organisasi
kehidupan
2. Rangka dan otot
57.
Model tubuh
manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem organisasi
kehidupan
2. Rangka dan otot
160
58. Gambar/model
pencernaan manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem pencernaan
59. Gambar/model
sistem peredaran
darah manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem peredaran darah
60. Gambar/model
sistem pernafasan
manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem pernafasan
manusia
61. Gambar/model
jantung manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem peredaran darah
2. Sistem pernafasan
manusia
161
62. Gambar/ model mata
manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem organisasi
kehidupan
63. Gambar/ model
telinga manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem organisasi
kehidupan
162
64. Gambar/ model
tenggorokan
manusia
1 buah/ lab √
1. Sistem Pencernaan
2. Sistem pernafasan
65. Alkohol 96%
(C2H5OH)
1 Liter √
1.Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
66. Alkohol 70%
(C2H5OH)
1 Liter √
67. Petunjuk percobaan 6 buah/
percobaan
√ LKPD
68. Alumunium Sulfat
(Al2(SO4)3
1 Kilogram √
1. Pencemaran lingkungan
163
z
69. Amilum 1 Kilogram √
1. Zat aditif dan adiktif
70. Ammonium
Hidroksida
1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
164
71. Ammonium Klorid 500 Gram √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Sifat bahan
72. Ammonium Sulfat
(NH4SO4)
1 Kilogram √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
73. Aqudes (H2O) 1 Kilogram √
1. Pelarut alami
165
74. Asam Asetat
(CH3COOH)
1 Liter √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
75. Asam Klorida 32%
(HCl)
1 Liter √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
166
76. Asam Nitrat 68%
(HNO3)
1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
77. Asam Sulfat 98%
(H2SO4)
1 Liter √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
78. Benedict Larutan 1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
167
79. Besi Serbuk (Fe) 1 Kilogram √
80. Biuret Larutan
(NH2CONHCONH2)
1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
81. Choloform (CH3Cl) 1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
2. Rangka dan otot
82. Eosin
(C20H6Br2N2Na2O9)
1 Liter √
1. Sistem pernafan
168
83. Eosin Serbuk
(C20H6Br2N2Na2O9)
25 Gram √
84. Fehling A 1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
85. Fehling B 1 Liter √
1. Zat aditif dan adiktif
86. Gliserin (C3H8O3) 1 Liter √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
169
87. Glukosa Powder
(C6H12O6)
1 Kilogram √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Zat aditif dan adiktif
3. Sifat bahan
88. HPT Auxin Larutan 500 Mililiter √
89. HPT Auxin Serbuk 10 Gram √
90. HPT
Giberelin@10gr
10 Gram √
91. HPT Giberelin
Larutan
500 Mililiter √
92. HPT Sitoinin 10 Gram √
170
93. HPT Sitoinin
Larutan
500 Mililiter √
94. Indikator Universal
PH 0 – 14
1 Pak √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
95. Iodium (I2) 1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
96. Iodium Kristal 100 Gram √
97. Kalium Hidroksida
(KOH)
1 Kilogram √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Sifat bahan
171
98. Kalsium Hidroksida
(Ca (OH)2)
1 Kilogram √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Sifat bahan
99. Kristal Violet
Microscopi
@25gram
25 Gram √
100. Kristal Violet
Microscopi Larutan
1 Liter √
101. Kupri (II) Sulfat
(CuSO4)
1 Kilogram √
172
102. Lakmus Biru 1 Pak √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Sifat bahan
103. Lakmus Merah 1 Pak √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Sifat bahan
104. Lugol 1 Liter √
105. Methilen Blue 1 Liter √
1. Sistem organisasi
kehidupan
2. Struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan
173
106. Methilen Blue 500 Mililiter √
107. Natrium Bikarbonat
(NaHCO3)
1 Kilogram √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
108. Natrium Hidroksida
(NaOH)
1 Kilogram √
1. Unsur, senyawa dan
campuran
2. Sifat bahan
109. Natrium Klorida
Serbuk (NaCl)
1 Kilogram √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
174
110. Pewarna Makanan
Biru
1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Zat aditif dan adiktif
111. Pewarna Makanan
Hijau
1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Zat aditif dan adiktif
175
112. Pewarna Makanan
Kuning
1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Zat aditif dan adiktif
113. Pewarna Makanan
Merah
1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Zat aditif dan adiktif
114. Safranin
Miscroscopi
1 Liter √
1. Sistem pernafasan
2. Struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan
176
115. Spirtus (CH3OH) 1 Liter √
1. Pencemaran lingkungan
2. Unsur, senyawa dan
campuran
3. Zat aditif dan adiktif
4. Sifat bahan
116. Vaseline 1 Kilogram √
117. Vaseline 500 Gram √
1. Sistem pernafasan
2. Struktur dan fungsi
jaringan tumbuhan
177
Lampiran 22
Dokumentasi Peneliti
Gambar 1. Kondisi Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak
Gambar 2. Kondisi Ruang Penyimpanan Laboratorium IPA SMP Negeri 1 Bancak
Gambar 3. Kondisi Bahan Praktikum di Laboratorium IPA
178
Gambar 4. Kondisi Alat di Laboratorium IPA
Gambar 5. Peneliti bersama Koordinator Laboratorium
Gambar 6. Peneliti Bersama Guru IPA
179
Gambar 7. Peneliti Bersama Peserta Didik (JH)
Gambar 8. Peneliti Bersama Peserta Didik (MZ)
Gambar 9. Peneliti Bersama Peserta Didik (DM)
180
Lampiran 23
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
181
Lampiran 24
Identitas Mahasiswa
Nama : Hikmatul Arifah
NIM : 23060160022
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 01 Juni 1998
Alamat : Karangwuni RT/ RW 001/ 001, Desa Plumutan,
Kec. Bancak, Kab. Semarang
No. Telepon/ Hp : 0857 – 2922 – 0720
Riwaya Pendidikan :
SD/ MI : SD Negeri Plumutan
SMP : SMP Negeri 1 Bancak
SMA : SMA Negeri 1 Bringin
Sarjana : S1 Tadris IPA IAIN SALATIGA
Nama Ayah : Ahmad Nuryanto
Pekerjaan Ayah : Buruh Tani
Nama Ibu : Suwarni Ningsih
Perkerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Judul Penelitian : Keefektifan Penggunaan Laboratorium IPA dalam
Mendukung Pembelajaran IPA Di SMP Negeri 1
Bancak Tahun Pelajaran 2019/2020