KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI ...
Transcript of KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI ...
1
KEBUDAYAAN SOSIAL DALAM NOVEL AKU TIDAK MEMBELI CINTAMU
KARYA DESNI INTAN SURI
DESI SUSANTI
ABSTRACT
This study aimed to describe the problems of Minangkabau culture and social interaction
are contained in the novel I'm Not Buying Your love Desni work Intan Suri. This research is
descriptive qualitative method. Object of this study is the novel I'm Not Buying Your love Desni
work Intan Suri. Data collection techniques in this study using the method of documentation.
Techniques of data analysis in this study is ( a) reading the data that has been collected as a
whole. ( b ) Classify the sentences containing the problematic culture based research instrument
format. ( c ) Classify the sentences that contain social interaction based research instrument
format. ( d ) Conducting discussions regarding the problem of culture in the novel I'm Not
Buying Your love Desni work Intan Suri. ( e ) Conducting discussions regarding social
interaction in a novel I'm Not Buying Your love work Desni Intan Suri. ( f ) To formulate
conclusions and suggestions. The results of this study are : Social Culture In the novel I'm Not
Buying Your love work Desni Diamond found Suri in as many as 90 data. Of 9 existing data,
found 7 cultural barriers associated with live view and belief system that includes, issues lineage,
matriarchal philosophy, mamak notch, traditional ceremony, the status of women, money
transfers, the position of the husband. Cultural barriers related to differences in perception or
point of view consists of 12 existing data, found 7 cultural barriers related to differences in
perception or point of view that includes customs, business, money transfers, the emancipation of
women, matriarchal philosophy, education and myth. Of 3 existing data found 2 cultural barriers
associated with fsikologi or psychological factors that include matchmaking, customs.
Tradisonalisme the prejudiced attitude toward new things consists of 2 existing data, found 2
attitude traditionalism include money transfers, customs. Of the 19 existing data, found 15 social
actions include emotional, jam, education, matchmaking, patiently, traffic, reunion, family
gatherings, divorce, marriage, residence. Jobs, health, religion, decisions. 22 interactive
relationship existing data, found 9 includes interactive relationships, work, disagreement,
matchmaking, customs, women Minang, motivation, religion, family, health. Of the 24 existing
data, it was found 20 that includes attitude, fights, character Minang women, matriarchal
philosophy, character Minang, jammed, do not want to interfere, character differences,
similarities of character, job, falsehood, male characters Minang, an inconvenience, order,
emotions, obedient, human sycophant, religious observance, family, marriage, quickly decided
something.
2
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Masalah kebudayaan merupakan
tema yang menarik untuk dianalisis
dalam karya sastra karena sastra
masyarakat dan kebudayaan merupakan
suatu jalinan yang sangat erat dan saling
mempengaruhi. Ada beberapa
problematika kebudayaan Minangkabau
yaitu, hambatan budaya yang berkaitan
dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan, hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang ini dapat terjadi
antara masyarakat dan pelaksana
pembangunan, hambatan budaya
berkaitan dengan faktor psikologi atau
kejiwaan, masyarakat yang terasingkan
dan kurang komunikasi dengan
masyarakat luar, sikap tradisionalisme
yang berprasangka buruk terhadap hal-
hal baru, sikap etnosentrisme,
perkembangan IPTEK.
Kebudayaan merupakan hasil
karya yang kreatif dan bersifat dinamis.
Dengan mengkaji kebudayaan manusia
dapat memahami gejala-gejala yang
berkenaan dengan kebudayaan dan
kemanusiaan. Manusia yang tercipta dari
ragam kehidupan manusia terjalin
hubungan yang saling membutuhkan.
Untuk mengembangkan kepribadian dan
wawasan tentang kebudayaan diperlukan
hasil karya sastra yang menyinggung
penceritaan mengenai kebudayaan. Salah
satu data tentang problematika
kebudayaan pada hambatan budaya yang
berkaitan dengan pandangan hidup dan
sistem kepercayaan. Adat pariaman
memberlakukan tradisi uang jemputan
dalam perkawinan anak-anaknya dengan
image membeli kaum lelaki untuk
dijadikan menantu. Keterkaitan orang
Pariaman dengan menggunakan sistem
uang jemputan sangat erat, karena
menurut mereka tanpa uang jemputan
tidak masuk akal menurunkan anak laki-
laki dan merendahkan martabat
keluarganya.
Adanya suatu kebudayaan
menandakan terjadinya proses berpikir,
berkarya yang dimotori semangat hidup
dan terkandung dalam pandangan hidup
dilatarbelakangi oleh lingkungan dan
kepercayaan yang dianut oleh suatu
masyarakat. Pandangan itu akan
mengungkapkan bagaimana manusia
mencari hakikat hidup, memperoleh
kedudukan yang layak di tengah-tengah
manusia yang lain serta menunaikan
kewajiban terhadap Tuhan. Semuanya
3
itu tercermin dari hasil kebudayaan yang
dalam hal ini adalah seni sastra sebagai
hasil kebudayaan, seni sastra merupakan
pencerminan hidup dari masyarakat
tempat seni itu lahir.
Melalui sastra pembaca dapat
menilai kebudayaan suatu masyarakat.
Sastra dan kebudayaan merupakan dua
hal yang sama-sama menyentuh manusia
dalam persoalan hidup. Antara manusia
dan kebudayaan terjalin hubungan erat.
Manusia menciptakan kebudayaan dan
kebudayaan merupakan pencerminan
manusia. Fenomena hidup dalam
masyarakat merupakan sumber ide bagi
pengarang dalam melahirkan karya
sastra. Apa yang terjadi di sekeliling
akan menjadi bahan yang menarik untuk
dimanifestasikan dalam bentuk tulisan,
sebagai pandangan dan cerminan dari
kehidupan masyarakat, karya sastra lahir
dari pengaruh yang diolah pengarang
dengan imajinasi. Dalam menciptakan
karya sastra, pengarang melalui
karyanya dapat mengajak pembaca
untuk bersikap kritis. Dalam menilai
persoalan-persoalan yang ada sangkut
pautnya dengan manusia, nilai-nilai
sosial yang disajikan dalam karya sastra
dapat memperkaya batin dengan
pengalaman baru.
Masalah kehidupan menjadi
sorotan pengarang dalam berkarya,
khususnya dalam bentuk prosa berkisar
pada kondisi, tatanilai sosial dan norma-
norma yang ditemukan dalam kehidupan
masyarakat. Masalah tersebut pada
prinsipnya timbul dalam perubahan
watak dan kepribadian tokoh yang
tujuannya mengiring pembaca ke arah
sikap, mental dan tatanilai yang
diharapkan. Ada beberapa masalah
dalam interaksi sosial yaitu tindakan
sosial, hubungan interaktif dan sikap.
Kebudayaan dan kehidupan sosial dapat
dilihat dalam peristiwa dan setiap
perilaku tokoh-tokoh yang ada dalam
novel. Adakalanya pengarang melalui
cerita mengisahkan sifat-sifat tokoh dan
peristiwa yang dialaminya yang
dihubungkan dengan orang lain. Hal ini
karena pengarang ingin mengangkat
persoalan hidup manusia yang beragam
sifat karakternya.
Budaya Minangkabau adalah
kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat Minangkabau dan
berkembang diseluruh kawasan daerah
perantauan Minangkabau. Budaya ini
merupakan salah satu dari dua
kebudayaan besar di Nusantara yang
sangat menonjol dan berpengaruh.
4
Budaya ini memiliki sifat demokratis
yang menjadi anti-tesis bagi kebudayaan
besar lainnya, yakni budaya Jawa yang
bersifat feodal. Berbeda dengan
kebanyakan budaya yang berkembang di
dunia, budaya Minangkabau menganut
sistem matrilineal baik dalam hal
pernikahan, persukuan dan warisan.
Novel Aku Tidak Membeli
Cintamu karya Desni Intan Suri ini
adalah novel kedua yang ditulis. Novel
ini menceritakan tentang seorang gadis
yang berdarah Minang asli dari daerah
Pariaman yang bernama Suci Intan
Baiduri. Adat Minang yang
diperkenalkan keluarganya membuatnya
tidak menyukai sistem adat daerah
asalnya sendiri. Sistem matriarkat yang
diajarkan ibunya memperlihatkan seolah
kekuasaan mutlak terletak di tangan
kaum wanita Minang. Adat Minang yang
sesungguhnya bertujuan melahirkan
watak Bundo kanduang bagi wanita
Minang.
Sebuah watak kepemimpinan
yang terampil, cermat dan bijak. Salah
satu kekuasaan ibunya yang ekstrim
adalah memperlakukan tradisi adat uang
jemputan dalam perkawinan anak-
anaknya dengan image membeli kaum
pria untuk dijadikan menantu. Suci pun
tidak bisa berkutik ketika jodoh yang
ditentukan untuk dirinya adalah seorang
pria yang berdarah asal sama dengan
dirinya. Suci pernah bersumpah dalam
dirinya, pantang baginya bersuamikan
orang Minang apalagi keturunan daerah
Pariaman. Pantang pula dirinya untuk
membeli sebuah cinta dengan
mewujudkannya dalam bentuk
perkawinan.
Novel Aku Tidak Membeli
Cintamu ditulis oleh Desni Intan Suri.
Desni Intan Suri lahir di Padang
Sumatera Barat. Sudah menyukai dunia
tulis-menulis sejak masih di sekolah
dasar. Tulisan pertamanya berupa
karangan pendek, dimuat di Majalah
Bobo ketika duduk di kelas 5 SD. Saat
remaja aktif menulis cerpen, cerbung,
puisi dan artikel Haluan dan harian
Singgalang, dua surat kabar terkenal di
Sumbar. Ia menulis sebuah buku
antologi, Bussiness MOM: 15 Ibu
Rumah Tangga berbagi Sukses Menjadi
Pengusaha (Gramedia Pustaka Utama,
2011) dan novel berlatar belakang adat
budaya Minangkabau, Antara Ibuku dan
Ibuku (Salsabila, 2011). Aku Tidak
Membeli Cintamu adalah novelnya yang
kedua dari empat karyanya yang
diterbitkan.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka
saya tertarik melakukan penelitian
tentang kebudayaan sosial dalam novel
aku tidak membeli cintamu karya Desni
Intan Suri. Dalam novel karya Desni
intan suri banyak terdapat kebudayaan
sosial Minangkabau khususnya daerah
Pariaman. Kebudayaan Minangkabau
merupakan kebudayaan saya sendiri.
Oleh karena itu saya tertarik untuk
mengangkat novel ini sebagai objek
penelitian.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, fokus masalah dalam
penelitian ini yaitu kebudayaan sosial
yang terdapat dalam novel Aku Tidak
Membeli Cintamu Karya Desni Intan
Suri, yang mencakup: Pertama,
problematika kebudayaan Minangkabau
yang terdapat dalam novel Aku Tidak
Membeli Cintamu Karya Desni Intan
Suri. Kedua, interaksi sosial yang
terdapat dalam novel Aku Tidak Membeli
Cintamu Karya Desni Intan Suri.
Berdasarkan latar belakang
masalah dan fokus masalah di atas,
masalah penelitian ini dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana problematika
kebudayaan Minangkabau yang
terdapat dalam novel Aku Tidak
Membeli Cintamu Karya Desni Intan
Suri?
2. Bagaimana interaksi sosial yang
terdapat dalam novel Aku Tidak
Membeli Cintamu Karya Desni Intan
Suri?
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan problematika
kebudayaan Minangkabau dalam
novel Aku Tidak Membeli Cintamu
karya Desni Intan Suri.
2. Mendeskripsikan interaksi sosial
yang terdapat dalam novel Aku Tidak
Membeli Cintamu karya Desni Intan
Suri.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat :
1. Bagi peneliti sendiri, untuk
menambah pemahaman tentang
sastra khususnya kebudayaan sosial.
2. Bagi peneliti lainnya, agar dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam
melakukan peneletian yang sejenis.
3. Bagi pembaca kritis, ditujukan
kepada mahasiswa UMMY jurusan
Bahasa Indonesia.
4. Bagi guru mata pelajaran bahasa
Indonesia, khususnya pelajaran
6
sastra dapat dijadikan sebagai
rujukan dalam materi kultur sosial.
B. Metode dan Jenis Penelitian
Metode penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan
menggunakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya, prilaku, persepsi, motivasi
dan tindakan (Moleong, 2009:6).
Penelitian kualitatif yang diutamakan
kedalaman penghayatan terhadap
interaksi antar konsep yang sedang
dikaji secara empiris. Penelitian ini
dilakukan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Moleong, 2009:6).
Data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-
angka. Data tersebut berasal dari karya
sastra. Penelitian ini mendeskripsikan
kebudayaan sosial dalam novel Aku
Tidak Membeli cintamu karya Desni
Intan Suri. Penelitian kualitatif yang
menggunakan jenis deskriptif, yaitu
jenis dengan langkah-langkah dengan
pengumpulan data, klasifikasi data dan
kesimpulan. Jenis deskriptif digunakan
karena hasil penelitian berdasarkan pada
pengamatan yang bukan berbentuk
angka-angka. Tujuan jenis deskriptif
ialah untuk membuat gambaran
deskriptif secara sistematis, faktual dan
akurat (Suryabrata, 2004:75).
C. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan pembahasan
hasil penelitian mengenai kebudayaan sosial
dalam novel Aku Tidak Membeli Cintamu
karya Desni Intan Suri. Data yang diperoleh
dideskripsikan dan kemudian dianalisis
kebudayaan sosial yang terdapat di dalam
novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya
Desni Intan Suri.
1. Deskripsi dan Analisis Data
Pada bab ini diuraikan
kebudayaan sosial dalam novel Aku
Tidak Membeli Cintamu karya Desni
Intan Suri. Novel Aku Tidak Membeli
Cintamu karya Desni Intan Suri terbit
pada bulan Maret 2012 yang terdiri dari
255 halaman. Penganalisissan judul
difokuskan pada kebudayaan sosial
dalam novel Aku Tidak Membeli
Cintamu karya Desni Intan Suri.
Kebudayaan sosial meliputi
7
problematika kebudayaan Minangkabau
yang terdiri dari hambatan budaya yang
berkaitan dengan pandangan hidup dan
sistem kepercayaan, hambatan budaya
yang berkaitan dengan perbedaan
persepsi atau sudut pandang, hambatan
budaya berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan, masyarakat
yang terasingkan dan kurang komunikasi
dengan masyarakat luar, sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk
terhadap hal-hal baru, sikap
etnosentrisme, perkembangan IPTEK,
tindakan sosial, hubungan interaktif dan
sikap.
Dari keseluruhan data ditemukan
90 kebudayaan sosial dalam novel Aku
Tidak Membeli Cintamu karya Desni
Intan Suri, yang terdiri dari 9 hambatan
budaya yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan sistem
kepercayaan, 12 hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang, 3 hambatan budaya
berkaitan dengan faktor psikologi atau
kejiwaan, masyarakat yang terasingkan
dan kurang komunikasi dengan
masyarakat luar, 2 sikap tradisionalisme
yang berprasangka buruk terhadap hal-
hal baru, sikap etnosentrisme,
perkembangan IPTEK, 19 tindakan
sosial, 22 hubungan interaktif, 24 sikap.
Sedangkan data sikap etnosentrisme,
masyarakat yang terasingkan dan kurang
komunikasi dengan masyarakat luar,
perkembangan IPTEK tidak ditemukan
dalam penelitian. Data dapat diuraikan
satu persatu.
Novel Aku Tidak Membeli
Cintamu merupakan karya dari Desni
Intan Suri. Novel ini menceritakan
tentang kebudayaan sosial daerah
Pariaman yang merupakan kampung
halaman pengarang sendiri. Untuk
menuangkan pendapatnya dalam bentuk
bahasa tulis, Desni Intan Suri sering
menggunakan latar belakang
kebudayaan sosial untuk menyampaikan
pendapat kepada orang lain. Kebudayaan
sosial inilah yang akan diteliti dalam
novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya
Desni Intan Suri.
1. Problematika Kebudayaan
Minangkabau
a. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan pandangan hidup dan
sistem kepercayaan.
Analisis dari kebudayaan
yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan sistem
kepercayaan akan dijelaskan
sebagai berikut:
8
Data (1) Suci intan baiduri, seorang
gadis berdarah Minang asli.
Tidak ada darah campuran
selain darah Minang
ditubuhnya. Kedua orang
tuanya mempunyai darah
kental dari Pariaman, salah satu
kabupaten di provinsi Sumatera
Barat. Dengan kata lain
keturunannya adalah keturunan
asli dari Pariaman yang
masyarakatnya terkenal sangat
kuat menggunakan sistem
adatnya, terkadang banyak pula
yang disalah maknai sehingga
menimbulkan banyak
pertentangan dengan
kesalahpahaman. (Suri, 2012:
10).
Data di atas menceritakan bahwa
Suci merupakan keturunan asli Pariaman
yang masyarakatnya sangat kuat
menggunakan sistem adatnya. Saking
kuatnya terkadang salah dalam maknai
sehingga menimbulkan banyak
pertentangan. Hambatan budaya dalam
keluarga Suci karena sistem kepercayaan
di Pariaman yang diberlakukan oleh
Ibunya dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun Suci dan keluarganya tinggal
di Padang tetapi ia tidak terlepas dari
sistem adat Pariaman.
b. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang.
Analisis dari kebudayaan yang
berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang akan dijelaskan
sebagai berikut:
Data (10) Sekurang-kurangnya dengan
cara bundonya yang ekstrem
memperlakukan adat istiadat
Pariaman di tengah kehidupan
mereka sehari-hari, membuat
Suci sudah kelewat gerah.
Menurutnya, tujuan semua adat
istiadat di mana pun juga tentu
agar hidup lebih bertata krama.
Tapi pada kenyataannya
banyak yang menggunakan
adat berdasarkan persepsinya
sendiri-sendiri. (Suri, 2012:
11).
Data di atas menerangkan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari Bundo Suci
terlalu ekstrem dalam memperlakukan
adat istiadat Pariaman sehingga
membuat Suci merasa kesal. Menurut
Suci tujuan adat istiadat itu agar hidup
lebih bertata karma. Akan tetapi
9
kenyataannya Bundonya menggunakan
adat berdasarkan persepsinya sendiri.
Setelah Suci memahami adat Minang
ternyata tidaklah kaku. Ia mendengar ada
pepatah Minang yang berbunyi usang-
usang diparabui, baju dipakai usang,
adat di pakai baru, sekali alek
gadang,sekali tapian barasak, sekali air
besar sekali tepian beranjak artinya.
Benda apapun yang sudah usang bisa
diperbaharui. Akan Tetapi Ibu Suci telah
memiliki persepsi sendiri tentang
kebudayaan Pariaman sehingga sulit
baginya untuk mengeluarkan pendapat.
c. Hambatan budaya berkaitan dengan
faktor psikologi atau kejiwaan.
Analisis dari kebudayaan yang
berkaitan dengan pandangan hidup dan
sistem kepercayaan akan dijelaskan
sebagai berikut:
Data (22) Bertahun-tahun ia menjadi
pihak yang mengalah dalam
keluarga. ini satu-satunya jalan
baginya untuk bisa hidup
tentram. Ketika orang tuanya
menjodohkannya dengan gadis
yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan dengan
orang tuanya itu, ia tak mampu
menolak, “Hidupmu akan
terjamin dengan mengawini ia,
Din, tak sia-sia kami
menurunkan kamu dan
menyerahkan anak laki-laki
kami pada toke beras yang kaya
itu. Kamu tu dibeli dengan
sebuah kedai emas yang sedang
maju usahanya Din,” ia masih
ingat kata-kata amaknya
berpuluh tahun yang lalu. (Suri,
2012: 81).
Data di atas menjelaskan
bahwa ayah Suci selalu mengalah
dalam semua perkataan dan
tindakan yang diambil Bundo
Suci. Ini satu-satunya jalan bagi
ayah Suci untuk bisa hidup
tentram. Begitu pula ketika orang
tuanya menjodohkannya dengan
gadis yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan dengan
orang tuanya itu. Ia tak mampu
menolak keberhasilan wanita
yang sudah puluhan tahun
menjadi pendampingnya, inilah
yang membuat istrinya semakin
bisa tampil sebagai seorang ibu
yang berkuasa penuh. Berkuasa
dalam jenis apapun, termasuk
untuk menguasai dirinya sebagai
10
seorang suami. Sikap ketakutan
dan kekhawatiran ayah Suci
terahdap bundo Sucilah yang
menjadi masalah. Ia lebih
memilih mengalah demi
ketentraman keluarganya
walaupun orang orang
menganggap dia sebagai suami
takut istri.
d. Sikap tradisionalisme yang berprasangka
buruk terhadap hal-hal baru.
Analisis dari kebudayaan yang
berkaitan dengan sikap tradisionalisme
yang berprasangka buruk terhadap hal-
hal baru akan dijelaskan sebagai berikut:
Data (25) “Takkanlah Bundo
menurunkan anak laki-laki
satu-satunya tanpa uang
jamputan, Zak! Tak masuk akal
dan ini merendahkan martabat
keluarga kita!” masih
terbayang oleh Suci perdebatan
sengit Bundo dan Uda Razak.”
(Suri, 2012: 68).
Data di atas menerangkan bahwa
bundo Suci tidak menyetujui dan
menentang habis-habisan pernikahan
anak laki-laki satu-satunya tanpa uang
jemputan. Bundo Suci memiliki sikap
tradisionalisme yang sangat kukuh, jika
tradisi jemputan dihilangkan maka akan
merendahkan martabat keluarganya.
Padahal sebenarnya tidak seburuk yang
difikirkan Bundonya. Prasangka buruk
seperti inilah yang menjadi problematika
kebudayaan.
e. Tindakan sosial.
Analisis dari interaksi sosial yang
berkaitan dengan tindakan sosial akan
dijelaskan sebagai berikut:
Data (27) Rupanya Riana sang kakak
sudah marah besar. (Aku Tidak
Membeli Cintamu, 2012: 10).
Data di atas menjelaskan bahwa
kakak Suci yaitu Riana menunjukkan
keadaan perasaannya tentang prilaku
Suci yang tidak mengacuhkan pesan dari
Bundo dan ayahnya. Riana mengambil
keputusan untuk bersikap marah, kesal
serta mengancam Suci.
f. Hubungan interaktif.
Analisis dari interaksi sosial yang
berkaitan dengan hubungan interaktif
akan dijelaskan sebagai berikut:
Data (47)“Ini, kamu bagi kepada
masing-masing group leader di
factory ya... aku ini ada
keperluan keluarga jadi
terpaksa harus tepat waktu
pulangnya. (Suri, 2012: 8).
Data (47) menjelaskan bahwa
Suci sebagai atasan di kantornya
11
memerintahkan bawahannya yaitu
Nindya untuk menyebarkan informasi
kepada anggota-anggota di
perusahaannya. Ia bekerja sama dengan
Nindya untuk menginformasikan kepada
anggota lain, karena ada urusan keluarga
yang harus diselesaikan juga. Karena
adanya hubungan interaksilah Suci dapat
menyelesaikan dan meninggalkan
pekerjaannya. Maka terciptalah sebuah
kerjasama dalam mengatasi segala
permasalahan Nindya dan Suci yang
saling mengingatkan tugas masing-
masing.
g. Analisis dari interaksi sosial yang
berkaitan dengan sikap akan dijelaskan
sebagai berikut:
Data (68) Hari ini memang ia sengaja
pulang “kepagian”.Sudah dua
hari ia dimaki-maki oleh kakak
kandungnya sendiri. (Suri,
2012: 9).
Data di menjelaskan sikap kakak
Suci yaitu Riana menunjukkan keadaan
perasaannya tentang prilaku Suci yang
tidak mengacuhkan 10 pesan dari Bundo
dan ayahnya. Riana mengambil
keputusan untuk bersikap marah, kesal
serta mengancam Suci.
D. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari
hasil penelitian dapat disampaikan
beberapa kesimpulan mengenai
kebudayaan sosial dalam novel Aku
Tidak Membeli Cintamu karya Desni
Intan Suri. Kebudayaan sosial dalam
novel Aku Tidak Membeli Cintamu karya
Desni Intan Suri ditemukan 90 data. 90
kebudayaan sosial dalam novel Aku
Tidak Membeli Cintamu karya Desni
Intan Suri, terdiri dari 9 hambatan
budaya yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
Dari 9 data yang ada, ditemukan
7 hambatan budaya yang berkaitan
dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan yang meliputi, masalah
garis keturunan, filosofi matriarkat,
kedudukan mamak, upacara adat, status
perempuan, uang jemputan, kedudukan
suami. Hambatan budaya yang berkaitan
dengan perbedaan persepsi atau sudut
pandang terdiri dari 12 data yang ada,
ditemukan 7 hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan persepsi
atau sudut pandang yang meliputi adat
istiadat, bisnis, uang jemputan,
emansipasi wanita, filosofi matriarkat,
pendidikan dan mitos. Dari 3 data yang
12
ada ditemukan 2 hambatan budaya yang
berkaitan dengan faktor fsikologi atau
kejiwaan yang meliputi perjodohan, adat
istiadat.
Sikap tradisonalisme yang
berprasangka buruk terhadap hal-hal
baru terdiri dari 2 data yang ada,
ditemukan 2 sikap tradisionalisme
meliputi uang jemputan, adat istiadat.
Dari 19 data yang ada, ditemukan 15
tindakan sosial meliputi emosi, macet,
pendidikan, perjodohan, sabar, lalu
lintas, reunion, pertemuan keluarga,
perceraian, pernikahan, tempat tinggal.
Perkerjaan, kesehatan, agama,
keputusan. Hubungan interaktif 22 data
yang ada, ditemukan 9 hubungan
interaktif meliputi, pekerjaan,
perselisihan paham, perjodohan, adat
istiadat, perempuan Minang, motivasi,
agama, keluarga, kesehatan. Dari 24 data
yang ada, ditemukan 20 sikap yang
meliputi, pertengkaran, karakter wanita
Minang, filosofi matriarkat, karakter
orang Minang, macet, tidak ingin ikut
campur, perbedaan karakter, persamaan
karakter, pekerjaan, kepalsuan, karakter
laki-laki Minang, ketidaknyamanan,
ketertiban, emosi, patuh, manusia
penjilat, ketaatan beragama, berkeluarga,
penikahan, cepat memutuskan sesuatu.
E. Kepustakaan
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan
Terapan. Padang: Yayasan Citra
Budaya.
Abdurahman. 2011. Nilai-Nilai Budaya
dalam Kaba Minangkabau suatu
Interpretasi Semiotik. Padang: UNP
Press.
Bungin, M. Burhan. 2009.
AnalisisWacanaKritis. Bandung:
Yrama Widya.
Dahyona, Melly. 2010. “Aspek Nilai
Budaya Dasar dalam Novel Di Ujung
Subuh Karya M. Tanwirul A. Z”.
(Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah, FBSS, UNP.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra:
dari Strukturalisme Genetik sampai
Post-Modernisme. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gusnita, Melti. 2011. “Novel Bunga Karya
Korrie Layun Rampan Suatu Tinjauan
Ilmu Budaya Dasar”. (Skripsi).
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah, FBSS, UNP.
Herimanto, dkk. 2009. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
13
Lawang, Robert M.Z. 2005. Kapital Sosial.
FISIP UI Press: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Muhadi dan Hasanuddin WS. 1992.
ProsedurAnalisisFiksi. Padang: IKIP
Padang.
Moleong, Lexi. 2009. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1994.
TeoriPengajianFiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
___________. 2007. TeoriPengajianFiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Prayitno, Ujianto Singgih. 2011. Landasan
Sosiologi: Dalam Perancangan
Peraturan Perundang-undangan.
Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan
Informasi (P3DI).
Pebriani, Yulia. 2010. “Nilai-Nilai Sosial
dalam Novel Perempuan Berkalung
Sorban Karya Abidah El Khalieqy”.
(Skripsi). Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah, FBSS, UNP.
Setiadi, Elly M, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan
Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Suryabrata, Suwita. 2004. MetodePenelitian.
Jakarta: Raya Grafindo Prasada.
Semi, M. Atar. 1989. Anatomi Sastra.
Padang: IKIP Padang Press.
___________. 1993. Metode Penelitian
Sastra. Bandung: Angkasa.
Suri, Desni Intan. 2012. Aku Tidak Membeli
Cintamu. Jakarta : Jendela.