Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan dalam ... fileKebijakan dan Strategi Kementerian...
Transcript of Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan dalam ... fileKebijakan dan Strategi Kementerian...
Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan dalam Pengelolaan Limbah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Padang, Rakerkesda Sumbar 15 April 2019
Direktur Kesehatan Lingkungan
Ditjen Kesmas , Kementerian Kesehatan RI
Direktur RSHS Tersangka Kasus
Dugaan Pencemaran Limbah
Medis, Sabtu, 20 Oktober 2018
11:05 WIB
Komisi II DPRD Solo Minta Polisi
Telusuri Kasus Pembuangan Limbah
Ribuan Jarum Suntik di Jebres,
Minggu, 10 Maret 2019 06:00 WIB
KASUS-KASUS LIMBAH MEDIS
Fasyankes yang mengelola Limbah sesuaiaturan Masih Sedikit
Fasilitas Pengolah limbahmilik Fasyankes berizin sangat sedikit (63
rumah sakit)
Pihak swasta penyedianjasa pengolahan Limbah
medis sedikit (8 perusahaan)
Munculnya kasus hukumterkait dengan
pengelolaan limbahfasyankes
Kepedulian pimpinan/ pengelola fasyankes
belum maksimal
Dukungan pengelolaanLimbah terhadap
akreditasi BelumMaksimal
Regulasi terkaitpengelolaan Limbah belum implementatif
Ketidakseimbanganantara Timbulan Limbah
dengan KapasitasPengolahan
DARURAT LIMBAH
Permasalahan Pengelolaan Limbah di Fasyankes
8,65
23,15
7,228,36
2,96
4,64
9,28
2,1 2,27
7,81
18,92
37,13
9,63
38,86
6,27
39,46
6,2
3,5
4,89 5,09
1,2
4,985,9
0,98
5,71
1,32
4,47
2,49
11,15
1,432,54
1,54 1,73
4,04
0
2,13
00,78
0,24 0,36
2,79
0,24 0 0,24
5,4
3,9
0,3
3,54
0,9
15,66
00,6
4,68
0 0
3,15
0 0 0 0
1,622,76
0 0 0 0 0 0
Timbulan dan Kapasitas Pengolahan Limbah MedisMenurut Provinsi tahun 2018
Timbulan
Kapasitas
Peta Sebaran Kapasitas RS mengolah limbah medis
dengan Insenerator berizins/d Oktober 2018
Sumatera Utara
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
DKI Jakarta
Kapasitas: 5.200
Kg/ Hari
Banten
Kapasitas: 400 Kg/Hari
Jawa Barat
Kapasitas: 3.400 Kg/Hari Jawa Tengah
Kapasitas: 3.120 Kg/Hari Jawa Timur
Kapasitas: 17.320 Kg/ Hari
Nusa Tenggara Barat
Kapasitas: 800 Kg/ Hari
Sumatera Selatan
Kapasitas: 3.400
Kg/ Hari
Kalimantan Selatan
Kapasitas: 3.720 Kg/ Hari
Kalimantan Timur
Kapasitas: 2.680 Kg/ Hari
Sulawesi Selatan
Kapasitas: 3.680 Kg/ Hari
Sulawesi Tengah
Kapasitas: 2.160 Kg/ Hari
Riau
Kapasitas: 240 Kg/ Hari
Bangka Belitung
Kapasitas: 320
Kg/Hari
Jambi
Kapasitas: 2.000
Kg/ Hari
Kalimantan Tengah
Kapasitas: 1.600 Kg/
Hari
Nusa Tenggara Timur
Kapasitas: 400 Kg/ Hari
Jumlah Insinerator RS Berizin: 63 RS
Kapasitas Total: 53,12 Ton/ Hari Sumber: KLHK, 2018
Peta Sebaran Kapasitas Pengolah limbah medis
swasta yang berizins/d Februari 2019
Banten (2)
Kapasitas : 43,308 Ton/Hari
Jawa Barat (2)
Kapasitas : 43,2 Ton/Hari
Jawa Tengah )1)
Kapasitas : 17,28 Ton/Hari
Jawa Timur (1)
Kapasitas : 14,40 Ton/Hari
Kalimantan Timur (1)
Kapasitas: 21,60 Ton/ Hari
Jumlah Insinerator Jasa Berizin: 10 perusahaan
Kapasitas Total: 171,108 Ton/ Hari
Sumber: KLHK, 2019
Batam (1)
Kapasitas : 16,2 Ton/Hari
DKI Jakarta (1)
Kapasitas : 15,12 Ton/Hari
Sulawesi Selatan (1*)
Kapasitas : 2,4 Ton/Hari
FASYANKES Rumah sakit (2820)
Puskesmas (9825)
Klinik (7641)
Laboratorium Kesehatan
Apotek (26.418)
Unit Transfusi Darah
Optikal
Fasilitas Pelayanan
Kedokteran untuk
kepentingan hukum
Fasyankes tradisional
Tempat Praktek Mandiri
TIMBULAN LIMBAH
294,66 ton/hari
SELISIH:
70,432 ton/hari
KAPASITAS:
171,108 ton/hariKAPASITAS:
53,12 ton/hari
Pengolahan oleh Incinerator
Fasyankes Berizin (63 RS)
Ada SELISIH antara
TIMBULAN LIMBAH dengan
KAPASITAS PENGOLAHAN
DISTRIBUSI Lokasi
Pengolah Swasta TIDAK MERATA
Pengolahan oleh Perusahaan
Pengolah Limbah B3 untuk
Limbah Medis (10 Perusahaan
7 di P. Jawa, 1 di P. Kalimantan, 1
di Sumatera, 1 di Sulawesi)
Data Feb 2019
27
55
5,8
6,55,3
0,5 0
Penggunaan Jasa Pihak Ketiga Pengolah Limbah (%)
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Bali dan Nusa Tenggara
Sulawesi
Maluku dan Kep Maluku
Papua
Dari data 578 Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah B3 fasyankes sesuai dengan
standar, diketahui bahwa ada sebanyak 518 Rumah Sakit yang memiliki kerjasama pengolahan
limbah dengan pihak ketiga, dengan didominasi oleh Rumah Sakit yang berada di pulau Jawa
(55%), diikuti dengan pulau Sumatera (27%).
GRAFIK PERSENTASE RUMAH SAKIT YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
SESUAI STANDAR TINGKAT NASIONAL SD TW IV TAHUN 2018
PER 31 DESEMBER 2018
96
,86
79
,07
70
,67
66
,22
57
,69
54
,32
50
,00
50
,00
49
,15
43
,86
43
,14
37
,39
35
,29
33
,70
33
,33
32
,41
27
,27
25
,64
21
,88
20
,45
12
,50
11
,54
10
,34
10
,05
8,3
3
8,0
0
7,5
3
7,1
4
6,0
0
5,7
1
4,5
5
4,3
5
2,2
2
1,5
9
0,0
0
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00 TARGET : 28%
23 PROVINSI DI BAWAH TARGET NASIONAL
REALISASI : 33.70%
Undang-Undang No 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang No 36/2009 tentang
Kesehatan
Peraturan Pemerintah No. 101/2014
tentang Pengelolaan Liimbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
Peraturan Pemerintah No. 66/2014 tentang
Kesehatan Lingkungan
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
No. P-56/2015 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah bahan
Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan
No. 7/2019 tentang Kesehatan
Lingkungan rumah Sakit
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No. P-
68/2015 tentang Baku Mutu
Limbah Cair Domestik
Peraturan Menteri Kesehatan
No. 24/2016 tentang Persyaratan
Teknis bangunan dan Prasarana
Rumah Sakit
Undang-Undang No 44/2009 tentang
Rumah Sakit
KEWAJIBAN FASYANKES
UNTUK MENGELOLA LIMBAH
UNDANG-UNDANG NO. 44 TAHUN 2009
TENTANG RUMAH SAKIT
Instalasi pengelolaan limbah
(Pasal 11 ayat 1a)
Pengolahan sampah
(Pasal 10 ayat 2t)
Dokumen Lingkungan
(Pasal 8 ayat 2)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO 24 TAHUN 2016 TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN PRASARANA RUMAH SAKIT
Prasarana Rumah Sakitmeliputi ... Instalasi
Pengelolaan Limbah .. (Pasal 18)
Instalasi Air meliputi … instalasi air kotor/Limbah
…Pasal 19)
RUMAH SAKIT
PERMEN LHK Nomor: P.56/MenLHK-Sekjen/2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
• Mengatur Terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan Meliputi:
a. Pusat Kesehatan Masyarakat;
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Atau Sejenis; Dan
c. Rumah Sakit
• Limbah B3 Yang Diatur Meliputi Limbah:
Dengan Karakteristik Infeksius; Benda Tajam,
Patologis, Bahan Kimia Kedaluwarsa,
Tumpahan, Atau Sisa Kemasan, Radioaktif,
Farmasi, Sitotoksik, Peralatan Medis Yang
Memiliki Kandungan Logam Berat Tinggi; Dan
Tabung Gas Atau Kontainer Bertekanan.
PP No. 47 tahun 2016 tentang
Fasyankes :
Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
Tempat praktik mandiri Tenaga Kesehatan;
Pusat kesehatan masyarakat;
Klinik;
Rumah Sakit;
Apotek;
Unit Transfusi Darah;
Laboratorium Kesehatan;
Optikal;
Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk
kepentingan hukum; dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tradisional.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PenyelenggaraanKesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Penyehatan
Air, Udara, Tanah,
Pangan, Sarana Prasarana
Pengamanan
1.Limbah2.Radiasi
Pengendalian
VektorBinatang Pembawa
Penyakit
Pengawasan
Linen,Dekontaminasi,
Konstruksi/Renovasi
PengamananLimbah
Limbah PadatDomestik
Pemilahan dan Pengurangan
PenyediaanFasilitas
PenangananVektor
Limbah B3
Pengurangandan Pemilahan
Penyimpanan
Pengangkutan
Pengolahan
Limbah Cair
Limbah Gas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019
tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PENGELOLAAN LIMBAH Dalam
AKREDITASI FASYANKES
(khusus RUMAH SAKIT)
PPI 7.4 Pengendalian risiko infeksi dari
kegiatan pengelolaan Limbah infeksius
PPI 7.5 Pengendalian risiko infeksi dari
benda tajam dan jarum
MFK 1
Izin-izin (Izin Lingkungan, IPLC, Izin TPS
Limbah B3, Izin Pengolahan Limbah B3)
MFK 2
Program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan (B3 dan Limbah B3)
MFK 5
Identifikasi dan Pengendalian secara
aman B3 dan Limbah B3
MFK 5.1.
Penyimpanan dan pengolahan Limbah B3
MFK 9.3
Pemeriksaan kualitas air bersih dan air
Limbah secara berkala
Manajemen Fasilitas dan Keamanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
PENGELOLAAN
LIMBAH
Efisiensi Energi
Tata Udara
Minimisasi Limbah
Efisiensi dan konservasi Air
Transportasi
Pendidikan ramah lingkungan
Kebersihan ramah lingkungan
Makanan yang sehat
Pengadaan material ramah lingkungan
Manajemen ramah lingkungan
PENGELOLAAN LIMBAH DAN
PROGRAM FASYANKES HIJAU DAN
BERSIH
Penggantian alat kesehatan mengandung
merkuri
Inventarisasi alat kesehatan mengandung
merkuri
Menyiapkan kebijakan pembelian “bebas
merkuri”
Pengelolaan dan penyimpanan Limbah
merkuri
Sosialisasi dan edvokasi substitusi alat
kesehatan mengandung merkuri
Monitoring dan evaluasi terkait substitusi
alat kesehatan mengandung merkuri
PENGELOLAAN LIMBAH DAN
PROGRAM FASYANKES BEBAS
MERKURI
KATEGORI LIMBAH FASYANKES
(PERMENLHK P-56/2015)
Tajam
Patologis
Infeksius
Kimia
Farmasi
Sitotoksik
Logam Berat
Kontainer Bertekanan
Radioaktif
Menghindari penggunaan material yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan
yang lain;
Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping)
setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran
terhadap lingkungan;
Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream)
menurut jenis, kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia
dan bahan farmasi untuk menghindari terjadinya
penumpukan dan kedaluwarsa; dan
Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap
peralatan sesuai jadwal.
PENGURANGANCONTOH PENGURANGAN
SEGREGASI
LIMBAH
LIMBAH
FASYANKESPADAT
CAIR
GASB3 MEDIS
NON-B3
� Limbah farmasi,
� limbah sitotoksis,
� limbah kimiawi,
� limbah radioaktif,
� limbah kontainer
bertekanan, dan
� limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
di rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya
semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan
semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di
rumah sakit seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator, anastesi, dan
pembuatan obat citotoksik
PEMILAHAN
� limbah infeksius,
� imbah patologi,
� limbah benda tajam,
B3 NON MEDIS
Pemilahan dan Pewadahan Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap sumber/
ruangan ditempatkan wadah yang sesuai dengan
limbah yang dihasilkan.
Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah
dan diberikan kantong plastik sesuai warna.
Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat
dilakukan tindakan. Setelah menyuntik, suntik
langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa
menutup kembali.
Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter
atau needle destroyer untuk memisahkan siringe
dengan spoitnya.
MERAH
KUNING
KUNING
UNGU
COKLAT
CONTOH
WADAH
Limbah Medis Limbah Tajam
PRINSIP
• Lakukan pemilahan sesuai dengan jenis pengolahan
• Buat TPS B3 dengan izin DLH kabupaten/kota
• Kerjasama dengan Pihak ke III MOU
• Penganggaran pemusnahan masuk BOK
• Diperlukan SOP pengelolaan limbah
• Sosialisasi ke Petugas Medis
NEEDLE PIT
Needle Cutter
Needle Pit
Contoh Freezer Untuk B3 di Puskesmas
Suhu : -15oC
Kapasitas : 100-200 lt
Jenis Pengolahan di Puskesmas
Jenis Limbah Pengolahan Dasar
Jarum Needle Cutter, Needle Distroyer,
Needle Pitt
PMLHK 56/2015
WHO
Botol Infus, Plastik2, botol obat Disinfeksi, Cacah PMLHK 56/2015
Pathologis/jaringan Disinfeksi, dikubur PMLHK 56/2015
Kasa, verban, pampers Incinerator PMLHK 56/2015
Farmasi (obat kadaluarsa) Kembali ke Distributor, atau
Incinerator
Permenkes 7/ 2019
PEMILAHAN LIMBAH PADAT
DARI UNIT PELAYANAN RSUP DR. SARDJITO
Benda tajam/Botolmedis Infeksius non-
tajam non-medis
PIHAK ke 3
TPA
Botol infus , Jerigen HD
3RBANK SAMPAH
INCENERATOR/
METODE LAIN
INFEKSIUS SITOTOKSIS
NON MEDIS
TAJAM
KOMPOS
TPS B3
JERIGEN HDBotol Infus
CONTOH
INTERNAL
EKSTERNAL
PT. EDELWEIS
TRANSPORTASI
HALWA
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai
kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya. Harus segera
dilakukan pengantian kantong/wadah.
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
• Tidak dianjurkan pelakukan pemadatan/ penekanan pada
saat pengumpulan limbah untuk menghindari risiko
tertusuk
• Kantong limbah tidak boleh diikat model “telinga kelinci”
atau menggunakan selotipe/sejenisnya.
Untuk pengangkutan:
1. Dari penghasil ke Depo
2. Dari penghasil ke pengolah
Di dalam Provinsi, Kabupaten/Kota
• Pengangkutan dilakukan oleh jasa transporter yang
berizin.
• Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah
bisa menggunakan kendaraan roda 3, sesuai
ketentuan yang berlaku.
PENGANGKUTAN
1. RSUD KARDINAH sebagai Depo Pemindahan Limbah
Medis (Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Kegiatan
Penyimpanan Limbah B3 nomor 660/001/2017 tanggal
30 Mei 2017) oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tegal.
2. Limbah Medis diterima dari 8 (delapan) PUSKESMAS
CONTOH PENERAPAN PENGELOLAAN TRANSPORTASI
LIMBAH MEDIS DI KOTA TEGAL
• Alat angkut tersebut dimiliki oleh tiap-tiap Puskesmas
• Puskesmas juga memiliki cold storage.
• Alat angkut dan cold storage tersebut merupakan pengadaan langsung
dari puskesmas melalui anggaran BLU (Badan Layanan Umum).
TPS PuskesmasDEPO
RSUD Kardinah
PT. ArahEnvironment
PT. Tenang Jaya Sejahtera
Transporter Eksternal Jasa Pengolahan
• Paling lama:
• 2 hari, pada suhu > 0oC
• 90 hari, pada suhu < 0oC
PatologisInfeksius
Tajam
• Paling lama:
• 90 hari, yang dihasilkan >50 kg per hari atau lebih;
• 180 hari, yang dihasilkan <50 kg per hari
KimiaFarmasi
SitotoksikTabung bertekanan
Logam berat
Paling lama:
• 7 hari, pada suhu 3-8OC
• 90 hari, pada suhu <
0oC
Paling lama:
• 90 hari, yang dihasilkan >
50 kg per hari atau lebih;
• 180 hari, yang dihasilkan
< 50 kg per hari
Usulan Revisi (sesuai
Permenkes No. 7/2019):
Permen LHK P.56 tahun 2015:
PENYIMPANAN SEMENTARA
EFISIENSI BIAYA PENGELOLAAN LIMBAHDENGAN DAUR ULANG DI RSUP DR. SARDJITO
JENIS LIMBAH TIMBULANEFISIENSI
(Rp/tahun) (%)
Medis (botol infus,
jerigen HD)
1,696 ton/bulan
20,35 ton/tahun360.398.500
7,62
Domestik 8,07 Ton/bulan
96,84 Ton/tahun249.802.000 53,38
TEKNOLOGI
PENGOLAHAN LIMBAH PADATTeknologi
Pengolahan
Termal
InsinerasiNon
Insinerasi
Non Termal
DisinfeksiKimia
Solidifikasi/ Stabilisasi
• Microwave
• Autoclave
• Hydroclave
• Enkapsulasi
• Inertisasi
PENGOLAHAN LIMBAH
FASYANKES
Off-site
Pihak ke-3 (swasta)
Fasyankes Pemda (BUMD)
On-site
RS Mandiri
SKENARIO PENGOLAHAN LIMBAH Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Recycle
Non Insenerator
berizin
Insenerator berizin
/ pihak ke 3
Non Insenerator berizin
Insenerator berizin
Setiap Fasyankes WAJIB:
• Memiliki Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah B3
• Mengurus Izin TPS Limbah B3 di
Kabupaten/Kota masing-masing
• Mentaati persyaratan teknis TPS
Limbah B3
• Tidak melakukan pembelian dan
menghentikan pemakaian alkes
mengandung merkuri
• Melakukan pengumpulan alkes
mengandung merkuri di TPS
Limbah B3
• Semua penghasil limbah secara hukum danfinansial bertanggung jawab menggunakan metodepengelolaan limbah yang aman dan ramahlingkungan
The Polluter Pays Principle
• Prinsip kunci yang mengatur perlindungankesehatan dan keselamatan melalui upayapenanganan yang secepat mungkin dengan asumsirisiko yang dapat terjadi cukup signifikan
The Precautionary Principle
• Prinsip kewaspadaan bagi yang menangani ataumengelola karena secara etik bertanggung jawabuntuk menerapkan kewaspadaan tinggi
The Duty of Care Principle
• Prinsip kedekatan dalam penanganan limbahberbahaya untuk meminimalkan risiko padapemindahan
The Proximity Principle
PRINSIP PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES
Penghasil
Penghasil
Penghasil
KONDISI SAAT INI
Memilah :
- Limbah Domestik
- Limbah Medis
Limbah Infeksius
Patologis
Limbah Tajam
Limbah
Plastik/Kaca
PENGOLAH
LIMBAH MEDIS
SWASTA DENGAN
INSENERATOR
BERIZIN KLHK
Landfill
Limbah B3
Fasyankes
ABU
RS
DENGAN INSENERATOR
BERIZIN KLHK
Puskesmas
Klinik
LIMBAH
MEDIS
TRANSPORTER
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES
Penghasil
Penghasil
Penghasil
KONDISI SAAT INI
Memilah :
- Limbah Domestik
- Limbah Medis
Limbah Infeksius
Patologis
Limbah Tajam
Limbah
Plastik/Kaca
PENGOLAH
LIMBAH MEDIS
SWASTA DENGAN
INSENERATOR
BERIZIN KLHK
Landfill
Limbah B3
Fasyankes
ABU
RS
Tanpa
Insenerator
Puskesmas
Klinik
LIMBAH
MEDIS
TRANSPORTER
RS
KLINIK
PUSKESMAS
FASYANKES
LAIN
• Pengurangan limbah
• Pemilahan : plastik, tajam,
pathologis
• Limbah plastic : Non
insenerasi recycle
• Limbah infeksius
pathologis : ke pengolah
Insenerator berizin
• Limbah tajam, botol kaca :
tidak utuh dan disinfeksi
SUMBER LIMBAH
PENGOLAHAN
EXTERNAL
DGN INSENERATOR
BERIZIN
(BUMD/UPT/ SWASTA)
Sanitari Landfil
Solidifikasi/
inertisasi
Limbah
pathologis
Recycle Pengumpul
Limbah plastik
(non Insenerasi)
Limbah tajam, botol
(non Insenerasi)
PENGOLAHAN EXTERNALPENGOLAHAN INTERNAL
(Pra-pengolahan)
KONDISI IDEAL : PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BERBASIS WILAYAH
ABU
Depo
Penyimpan
anan
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BERBASIS WILAYAH
Penghasil
Penghasil
Penghasil
MODEL TRANSISI
Minimalisir Limbah Medis
Memilah : - Limbah Plastik
- Limbah Tajam
- Limbah Patologis
Limbah Plastik : Non insenerasi
� Recycle
Limbah Infeksius Patologis
� kirim ke RS yang memiliki
Insenerator berizin menerima
dari Fasyankes lain
Atau
� Pihak ke 3 dengan insenerator
berizin
Limbah Tajam : Non insenerasi
� Limbah Non B3
RS RUJUKAN /
RS WILAYAH
YANG
MEMPUNYAI
COLD STORAGE
DAN
INSENERATOR
BERIZIN
MENERIMA
DARI FASYANKES
LAIN Landfill
Limbah B3
Fasyankes
Pihak ke-3
ABU
BIJIH PLASTIK
HASIL NON
INSENERASI
RECYCLE
RS A
Puskesmas
Klinik
LIMBAH
INFEKSIUS
PATOLOGIS
SISA LIMBAH
TAJAM HASIL NON
INSENERASI
PENGUMPUL
KAB/ KOTA/ PROV/ KARISIDENAN/ GUGUS PULAU
Solidifikasi/inertisasi
SK DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN No. HK.02.03/ I/0363/ 2015 tentang
PENETAPAN RS RUJUKAN PROVINSI DAN RS RUJUKAN REGIONAL
PELUANG PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LIMBAH DARI FASYANKES
YANG MENDUKUNG PRINSIP PROXIMITY (Memperpendek jarak)
1. Model Pengelolaan Limbah Medis dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah (diusulkan untuk menjadi Permenkes draft saat ini sudah di Hukor)
2. Permintaan dukungan Kemenkes dari Pemerintah Daerah Provinsi D.I.
Yogyakarta, Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Kotawaringin Barat, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi tengah untuk mengembangkan
pengelolaan limbah medis berbasis wilayah
3. Pengembangan minimisasi limbah, khusus daur ulang limbah medis (plastik dan
kaca) dengan melakukan disinfeksi terlebih dahulu
Tujuan untuk meminimalkan risiko terhadap kesehatan masyarakat
MANFAAT
• Berkurangnya volume limbah medis yang perlu dikerjasamakan dengan pengolah limbah sebagai pihak ke-3
• Mencegah terjadinya dampak pencemaran lingkungan baik di lingkungan RS maupun masyarakat di luar RS
• Mencegah terjadinya infeksi dan keselamatan terhadap petugas Fasyankes
• Mencegah terjadinya penyalahgunaan konsep reuse, reduce dan recycle limbah, yang berpotensi menjadi kasus hukum
• Bagi Pemerintah daerah yang melakukan pengelolaan limbah medisnya dengan benar dan sistematis, sehingga dapat dilakukan secara efisien dan efektif serta dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi wilayahnya.
UPAYA YANG SAAT INI DILAKUKAN KEMENTERIAN
KESEHATAN TERKAIT PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES
1. Terus berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait
permasalahan Limbah B3 (khususnya pada status Darurat Limbah Medis)
untuk mengevaluasi sampai kondisi kondusif
2. Melakukan sosialisasi dan advokasi kebijakan pengelolaan Limbah B3
Fasyankes kepada Pemerintah Daerah dan Fasyankes
3. Revisi Permenkes 1204 tentang Kesehatan Lingkungan RS menjadi Permenkes
No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan RS
4. Mendorong dan berkoordinasi secara terus menerus dengan KLHK dalam
proses revisi Permen LHK 56 Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah B3 dari Fasyankes (Proses pembahasan revisi oleh KLHK)
5. Menyusun Kurikulum Pelatihan bagi Petugas Kesehatan tentang Pengelolaan
Limbah Medis di Fasyankes
6. Peningkatan kapasitas petugas dalam pengelolaan Limbah Fasyankes,
khususnya Limbah B3 melalui Dana Dekonsentrasi dan sumber lain
6. Mendorong pengembangan pengolahan Limbah medis berbasis wilayah, baik oleh
Pemerintah Daerah bersama swasta dengan langkah-langkah:
a. Menyiapkan regulasi tentang pedoman pengolahan Limbah Medis Fasyankes
berbasis wilayah (proses pembahasan di Hukor)
b. Mengkoordinasi pelaksanaan pengolahan Limbah berbasis wilayah dengan
Kementerian LHK dan Kemendagri
c. Percontohan Model pengelolaan Limbah Medis berbasis wilayah di DIY dan
berkoordinasi dengan pemerintah daerah lainnya yang ingin mengembangkan
model pengelolaan limbah medis berbasis wilayah
d. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan Limbah Fasyankes
melalui monev elektronik
7. Mendorong pemenuhan kebutuhan sarana prasarana (Non Insenerator)
pengelolaan Limbah B3 Fasyankes (Dana Alokasi Khusus)
UPAYA YANG SAAT INI DILAKUKAN KEMENTERIAN KESEHATAN TERKAIT
PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES (lanjutan)
PEMERINTAH (PUSAT/
DAERAH)
SWASTA/ PROFESI / PT
FASYANKES
KLHK
1. Pembinaan
2. Pengawasan
3. Perijinan
4. Regulasi
5. Advokasi/Sosialisasi
PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS FASYANKES
KEMENKES
1. Advokasi/ Sosialisasi
2. Peningkatan kapasitas
3. Pembinaan/ Pengawasan
4. Regulasi/ NSPK
5. Pendanaan
6. Monev & pelaporan PEMDA
1. Pembinaan
2. Regulasi/ Perda
3. Peningkatan Kapasitas SDM
4. Pendanaan
5. Pengolahan/ Sarana pemusnah
6. Perijinan TPS
Rumah Sakit/Fasyankes
1.Penyiapkan sarana
2.SDM
3.Pendanaan
4.Memenuhi perizinan
5.Monev dan pelaporan
6.SOP
PROFESI / PT
1. Peningkatan kapasitas
2. Kajian/ penelitian
3. Penyiapan SDM
SWASTA
1.Transportasi/ Transporter
2.Jasa Penyediaan Fasilitas
Pengolahan
KEMENHUB
1. Izin alat transportasi
SINERGI DAN HARMONISASIDALAM PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS FASYANKES
KESIMPULAN
• Kondisi ideal pengelolaan limbah medis fasyankes :
Dilakukan oleh pihak ke 3 (Pemerintah, Pemda, Swasta)
Berbasis wilayah (Provinsi, Kab/Kota, Karesidenan, Gugus pulau)
• Masa transisi :
RS yang sudah berizin insenerator diizinkan mengelola limbah medis fasyankes sekitarnya, dimulai dari RS
rujukan Nasional, Provinsi dan Regional
Tidak perlu semua RS mempunyai insenerator
Pengelolaan limbah medis secara non insenerator sebaiknya mulai dilakukan di Fasyankes untuk : limbah
tajam dan limbah plastik.
Limbah tajam dan Limbah Plastik keluar dari RS dalam bentuk tidak utuh
• Regulasi
Revisi Kepmenkes No. 1204/2004 menjadi Permenkes No. 7 tahun 2019 ttg kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
Kewenangan dalam pengawasan pelaksanaan regulasi terkait limbah medis, Kepolisian (?)