Keberhasilan Silver Diamine Fluoride Sebagai Agen Fluoride Topikal Dibandingkan Dengan Varnish...
-
Upload
muhammad-abzar-ghifahri -
Category
Documents
-
view
64 -
download
3
description
Transcript of Keberhasilan Silver Diamine Fluoride Sebagai Agen Fluoride Topikal Dibandingkan Dengan Varnish...
Keberhasilan Silver Diamine Fluoride Sebagai Agen Fluoride
Topikal Dibandingkan Dengan Varnish Fluoride Dan Acidulated
Phosphate Fluoride Gel: Studi In Vivo
Abstrak
Silver diamine fluoride (SDF) sudah terbukti sebagai agen antibakteri secara in vitro. Penelitian ini
diranacang untuk membandingkan keberhasilan SDF sebagai agen fluoride topikal in vivo
dibandingkan dengan Fluoride Varnish dan Acidulated Phosphate Fluoride (APF) Gel. Sebanyak
123 anak terdiri dari 82 anak laki-laki dan 41 anak perempuan dilibatkan dalam studi selama 18
bulan. Anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda - Kelompok 1: SDF; Kelompok 2:
Fluoride Varnish; Kelompok 3: APF Gel. Semua Subjek dievaluasi melalui decay (rusak), missing
(hilang), dan filled (ditambal) (dmfs) + DMFS indeks setelah penggunaan selama 6, 12 dan 18
bulan serta adanya fluoride dalam enamel pada bulan ke-6 dari follow-up. Peningkatan yang
signifikan dalam fluoride pada enamel ditemukan di Kelompok 1 bila dibandingkan dengan
Kelompok 2 dan 3, sedangkan tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan antara Kelompok 2
dan 3. Pengurangan karies gigi ditemukan pada semua kelompok tetapi antar kelompok
pembanding menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Dalam penaplikasian in vivo dari
SDF pada enamel secara signifikan meningkat kandungan fluoride pada enamel dibandingkan
dengan Fluoride Varnish dan APF Gel dan dapat digunakan secara efektif sebagai agen fluoride
topikal.
Kata kunci: pencegahan karies, biopsi enamel, silver diamine fluoride, agen fluoride topikal
Pendahuluan
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi kronis yang paling umum
yang mempengaruhi berbagai usia di semua negara dan semua populasi dengan
berbagai tingkat keparahan. Perawatan karies gigi mungkin memerlukan
keterampilan yang lebih dari dokter gigi dan tingginya biaya anestesi umum untuk
manajemen pasien.1 Pada tahun 1941 Bibby mulai era fluorides topikal dengan
penggunaan larutan 0,1% sodium fluoride (NaF).2 Selanjutnya selama bertahun-
tahun berbagai agen fluoride topikal lainnya telah berkembang, yang secara
berurutan adalah Stannous Fluorida (SnF2) (1947), Acidulated Phosphate Fluoride
(APF) (1963), Varnish yang mengandung Fluoride (1964) dan Amine Fluoride
(1967). Fluoride telah terbukti menjadi satu senjata paling efektif tetepi masih
terbatas sebagai agen antikaries dalam 60 tahun terakhir. Studi juga
1 Universitas Syiah Kuala
2
menyimpulkan bahwa efek pencegahan karies dengan menggunakan fluoride
hampir secara khusus berupa topikal.3,4 Fluoride memberikan efek pelindung
karies dalam beberapa cara. Fluoride terkonsentrasi di plak dan saliva dapat
menghambat demineralisasi jaringan keras gigi. Fluoride juga telah terbukti dapat
menghambat proses dimana bakteri kariogenik dalam metabolisme karbohidrat
yabg menghasilkan asam, dan dengan demikian mempengaruhi produksi bakteri
adhesive polisakarida. 5 Fluoride yang diambil bersama dengan kalsium dan fosfat
oleh demineralisasi jaringan keras gigi struktur kristal (remineralisasi) lebih tahan
terhadap zat asam dari bakteri.6 Sampai saat ini, Varnish fluoride dan 1,23% APF
Gel adalah yang paling umum digunakan agen profesional penggunaan topikal
fluoride (PATF),7 namun masih tidak ada satupun dari bahan tersebut yang telah
terbukti benar-benar memuaskan.
Silver diamine fluoride (SDF) (38% w/v) (Molecular formula:. Ag
(NH3)2F. Misalnya Saforide solution [J Morita Company, JAPAN]) diperkenalkan
di Jepang pada tahun 1970-an. Sejak itu digunakan di Jepang sebagai agen efektif
pencegah karies.8 Banyak pengujian secara in vivo9-11 serta in vitro12,13 dilakukan
untuk mengevaluasi efek potensial dari pencegahan karies dan antibakteri. Sampai
saat ini, tidak ada studi in vivo telah dilaporkan untuk memeriksa keampuhan
agen fluoride topikal bila diterapkan pada permukaan email.
Tujuan dan sasaran
Mediskusikan seperti hal yang telah dijabarkan sebelumnya dan penelitian
ini dirancang untuk membandingkan keberhasilan dari SDF dengan Fluoride
Varnish dan APF Gel pada pencegahan karies dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk membandingkan peningkatan konsentrasi fluoride dari enamel
setelah peangaplikasian SDF, Fluoride Varnish, APF Gel.
2. Untuk memeriksa perkembangan lesi karies baru setelah pengaplikasian
agen fluoride topikal yang disebutkan di atas.
Bahan dan Metode
Penelitian dilakukan di Departemen Pedodontik dan Pencegahan
Kedokteran Gigi, Ahmedabad Dental College, Gandhinagar. Merupakan studi in
Universitas Syiah Kuala
3
vivo random, terkontrol dan prospektif acak. Studi Protokol telah disetujui oleh
Komite Etik dari Ahmedabad Dental College dan Rumah Sakit. Sebanyak 419
anak-anak disaring dari empat sekolah dasar dan menengah negeri di Kabupaten
Gandhinagar, Gujarat, India. Dikarenakan sekolah-sekolah ini adalah sekolah
yang didanai pemerintah, anak-anak di sekolah ini berasal dari status sosial-
ekonomi rendah. Karena mereka dari desa-desa tetangga (dari komunitas yang
sama), pola diet ini hampir mirip pada anak-anak tersebut. Pada saat
skrining ,kebersihan mulut juga dievaluasi, anak-anak yang secara teratur
menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta fluoride juga dilibatkan dalam
penelitian tersebut. Skrining ini dilakukan dengan kaca mulut dan dilakukan
dengan pencahayaan yang baik (cahaya alam). Pada akhir pemeriksaan, 123 anak-
anak (anak laki-laki = 82, anak perempuan= 41) dengan usia rata-rata 8.38±0.75
tahun dipilih yang memenuhi kriteria inklusi - dijelasakan di bawah. Sebelum
dimulainya penelitian, orang tua yang menjelaskan tujuan penelitian dan informed
consent diperoleh untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Kriteria inklusi
Subyek antara 6 dan 9 tahun (usia rata-rata 8.38 ± 0.75 tahun) fulfi lling kriteria
inklusi berikut dimasukkan dalam penelitian ini:
1. Semua gigi molar pertama permanen sepenuhnya erupsi.
2. Subyek dengan decay (rusak), missing (hilang), dan filled (ditambal)
(dmfs) + DMFS skor sama dengan atau lebih dari satu.
3. Subyek terdapat semua gigi molar desidui.
4. Tidak terdapat riwayat alergi terhadap partikel perak atau colophonium.
Pembagian kelompok
Group 1: Anak-anak menerima aplikasi SDF (38% w/v) (Saforide-J.
Morita Company, Jepang.) pada semua gigi kaninus dan molar desidui
serta molar pertama permanen (n = 41).
Group 2: Anak-anak menerima aplikasi Fluoride Varnish (6% NaF, 6%
CaF2) (Bifluoride 12-voco, Jerman) pada semua gigi kaninus dan molar
desidui serta molar pertama permanen (n = 41).
Universitas Syiah Kuala
4
Group 3: Anak-anak menerima aplikasi dari APF Gel 1,23%) (Fluocal,
Septodont, Prancis) pada semua gigi kaninus dan molar desidui serta
molar pertama permanen (n = 41).
Cara Pengevaluasian
Kandungan fluoride pada di enamel dinilai dengan bantuan enamel biopsi.
dmfs14 + DMFS15 indeks. Indeks DMFS digunakan untuk menggambarkan
DMFS pada gigi permanen, komponennya adalah:
Komponen D
Digunakan untuk menggambarkan decay (gigi busuk) yang meliputi:
1. Gigi yang karies.
2. Gigi dengan karies sekunder.
3. Hanya akar yang tersisa.
4. Tambalan yang tidak bagus dengan karies.
5. Tambalan sementara.
6. Gigi yang ditambal dengan permukaan gigi lainnya yang membusuk.
Komponen M
Digunakan untuk menggambarkan gigi hilang karena karies, kasus lain yang harus
dieksklusikan adalah:
1. Gigi yang diekstraksi untuk alasan lain selain karies harus dikeluarkan,
2. Gigi erupsi.
3. Hilang karena kongenital.
4. Gigi avulsi karena trauma atau kecelakaan.
Komponen F
Hal ini digunakan untuk menggambarkan gigi yang ditambal karena karies. Gigi
dianggap ditambal tanpa kerusakan ketika satu atau lebih restorasi permanen yang
hadir dan tidak ada karies sekunder (berulang) atau daerah lain dari gigi dengan
karies primer. Gigi dengan mahkota (crown) karena pembusukan sebelumnya
termasuk dalam kategori ini.
Universitas Syiah Kuala
5
Indeks dmfs digunakan untuk menggambarkan DMFS untuk gigi desidui. Kriteria
mirip dengan DMFs indeks.
Langkah-langkah untuk penelitian
Awalnya, dilakukan scaling pada selurut mulut dengan menggunakakan
scaling ultrasonik untuk menghilangkan debris, plak atau kalkulus yang ada pada
permukaan gigi. Selain itu digunakan polishing rubber cup dengan handpiece,
dengan penggunaan aliran air. Kemudian biopsi enamel diambil dari permukaan
bukal gigi molar pertama permanen mandibula untuk memeriksa dasar
konsentrasi fluoride. Semua lesi karies hadir di mulut dipulihkan dengan
Intermediate Restorative Material (IRM) (Kalzinol, DPI, India). Prosedur yang
disebutkan di atas adalah sama untuk semua subjek. Setelah itu mereka dibagi
dalam 3 kelompok yang berbeda secara acak menggunakan tabel pengacakan
dengan komputerisasi (GraphPad Software, Inc, CA, USA).
Aplikasi fluoride dilakukan pada kaninus, molar 1 dan 2 molar desidui
serta molar 1 permanen berdasarkan kelompok individu. Gigi anterior pasien
diekslusikan karena pasien yang dipilih dalam penelitian ini memiliki masa
transisi untuk gigi insisivus dan juga SDF dapat menyebabkan perubahan warna
pada permukaan gigi, sehingga tidak diindikasikan untuk gigi anterior.
Prosedur pengaplikasian fluoride
Aplikasi SDF
Sebelum memulai prosedur, permukaan seluruh mukosa di rongga mulut
ditutupi dengan Vaseline, untuk melindunginya dari sensasi terbakar ringan
karena SDF. Isolasi gigi juga dilakukan dengan bantuan cotton rolls dan suction
dengan volume tinggi. Tutup botol telah dibuka sebelum aplikasi dan larutan
diteteskan dan diperas pada cotton pellet. Kemudian aplikasi dilakukan selama 3-4
menit pada semua permukaan gigi pada 4 gigi di kuadran tunggal pada 1 waktu
(Gambar 1). Prosedur ini diulang pada semua kuadran dengan cara yang sama.
Sesuai instruksi pabrik, setelah 3-4 menit aplikasi pasien diizinkan untuk
membersihkan mulutnya dengan berkumur menggunakan air suling atau normal
saline.
Universitas Syiah Kuala
6
Gambar 1. Pengaplikasian silver diamine fluoride
Aplikasi varnish fluoride dan APF gel juga dilakukan sesuai instruksi
pabrik di kelompok masing-masing (Gambar 2 dan 3). Selanjutnya pasien
diinstruksikan untuk tidak dibilas, minum atau makan selama minimal 30 menit,
memakan-makanan yang cair dan semipadat padahari itu dan tidak sikat gigi
untuk hari itu. Prosedur yang sama diulangi pada ketiga kelompok di bulan ke- 6
dan ke-12 dari follow up, ketika subjek menerima aplikasi fluoride berikutnya
Gambar 2. Pengaplikasian varnish fluoride
Gambar 3. Pengaplikasian acidulated phosphate fluoride gel
Universitas Syiah Kuala
7
Kriteria evaluasi
Analisis fluoride
Metode biopsi enamel
Kandungan fluoride dievaluasi pada bulan ke-6 dari kunjungan follow up
sebelum aplikasi berikutnya. Kandungan fluoride diukur dari permukaan bukal
gigi molar 1 permanen bawah. Gigi yang akan dibiopsi dilakukan isolasi dengan
cotton roll dan suction volume tinggi untuk menghilangkan kemungkinan
kontaminasi air liur. Menempelkan plester digunakan untuk menutupi gigi yang
dilakukan biopsi. Dibuat stiker dengan lubang persegi 4 mm/sisi untuk
mengingatkab bahwa itu merupakan pada permukaan bukal dari molar (Gambar
4). Sebuah kertas pengering dengan bentuk persegi 4 mm/sisi yang tidak
mengandung fluoride dibasahi dengan 5 mikroliter dari 0,5M asam perklorat dan
segera ditempatkan pada lubang yang terdapat pada permukaan mesiobuccal gigi
selama 4 detik menggunakan timer (Gambar 5). Kertas filter ini langsung
dipindahkan ke tabung plastik yang diteteskan 0,1 ml air suling ganda dengan
menggunakan mikropipet. Jumlah yang sama dari total ionic strength adjustment
buffer (TISAB-II) ditambahkan dengan menggunakan mikropipet ke tabung
plastik, setelah itu disimpan selama 3 hari untuk mendapatkan hasil maksimal
difusi fluoride dengan pengencer air suling ganda dan TISAB-II.16 , 17 Karena
semua pasien dilakukan pengaplikasian fluoride, daerah biopsi yang juga
menerima aplikasi fluoride karena semua subjek yang menerima topikal fluoride
sesuai dengan distribusi kelompok mereka (Entah SDF atau Naf Vanish atau APF
Gel). Setelah 3 hari penyimpanan, sampel diaduk menggunakan pengaduk
magnetik dan kirim ke laboratorium untuk analisis fluoride.
Gambar 4. Menempelkan plester dengan lubang sebesar 4 mm2
Universitas Syiah Kuala
8
Gambar 5. Biopsi enamel dengan kertas pengering yang mengandung HClO4
Prosedur laboratorium
Fluoride yang ada pada permukaan gigi diukur dalam bagian per juta
(ppm), perlu juga menghitung jumlah massa enamel yang terambil melalui
prosedur enamel biopsi. Berat dan volume enamel dihapus dengan menggunaka
etsa asam dan konsentrasi fluoride yang sesuai dihitung dengan menggunakan
nilai-nilai 2,95 untuk kepadatan enamel manusia dan 37% untuk kandungan
kalsium. Kandungan kalsium dalam sampel diukur dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom.18-20 Dari data yang diperoleh, kedalaman setiap
biopsi dihitung dengan cara persamaan berikut.21-23
Massa enamel = µg Ca++ × (1 ÷ 1000) × (1 ÷ 1000) ×(100 ÷ 37)g
Kedalam enamel saat dietsa (cm)= Massa dari enamel
kepadatan enamel×biopsy area (cm2 )×10000
Biasanya, konsentrasi elemen disajikan dalam ppm, sehingga rumus berikut
digunakan untuk menyatakan ppm fluoride dalam sampel biopsi:
Fluoride ( ppm )=Fluoride darialikuot (µg )Enamel dari alikuot (g )
×10000
Kadar fluoride dalam sampel enamel biopsi (alikuot) diperkirakan oleh
teknisi laboratorium (tidak mengetahuan divisi kelompok) menggunakan Ion
Selektif Elektroda dan analisa ion ORION Model 290.
Universitas Syiah Kuala
9
Indeks karies
Kriteria diagnostik untuk karies gigi
Sebuah cermin mulut dan pigtail explorer tajam digunakan untuk
mendeteksi karies di bawah sumber cahaya yang memadai. Pemeriksaan awal
serta pemeriksaan lanjutan karies gigi dilakukan oleh dua pemeriksa berbeda yang
tidak mengetahui divisi kelompok. Berikut kriteria identifikasi karies gigi:
1. Lesi harus terlihat secara klinis dan jelas.
2. Ujung explorer dapat menembus jauh ke dalam bagian gigi yang lembut.
3. Ada perubahan warna atau kehilangan translusen yang khas kerusakan atau
demineralisasi enamel.
4. Pit dan fisura yang didiagnosis sebagai karies ketika dimasukan explorer
tertahana tau sulit diangkat dengan tekanan kuat sedang.
Kerentanan karies pada subjek
Setelah jumlah permukaan karies terlibat ditentukan persamaan berikut
digunakan untuk mengukur kerentanan karies (Richardson 1961). [24]
• Ada dua faktor:
a. Jumlah permukaan gigi yang berisiko karies
b. Jumlah karies yang berkembang selama periode pengamatan.
• 'b' dibagi dengan 'a' akan memberikan ukuran rasio kerentanan karies.
• Indeks Kerentanan = rasio kerentanan × 100.
• Dalam penelitian ini, total permukaan berisiko adalah: 76.
Analisis statistik
Estimasi ukuran sampel didasarkan pada jumlah yang diharapkan pada
kenaikan kandungan fluoride dalam enamel atas dasar studi percontohan.
Kekuatan studi itu tetap di 80% (β = 0,20) dan α = 0,05 sebagai signifikan level.
Atas dasar perbedaan jumlah rata-rata antara kelompok dan standar deviasi yang
diperoleh dari studi percontohan, ukuran sampel diperkirakan sekitar 110
menggunakan nomogram yang diberikan oleh Altman.25 Menjaga angka keluar
yang diperkirakan dalam pikiran sehingga sekitar 125 ukuran sampel diputuskan,
di antaranya total 123 subjek termasuk dalam penelitian ini. Semua data yang
Universitas Syiah Kuala
10
dikumpulkan dievaluasi menggunakan SPSS (Software pakage for statistical
analysis, IBM Corporation, Armonk, New York, AS) software versi 13 untuk os
windows.
Hasil
Konten fluoride dalam enamel
Dari 123 subyek, 115 subyek yang ada di bulan ke-6. Tabel 1
menunjukkan nilai rata-rata (pada interval kepercayaan 95%) dari fluoride pada
permukaan email pada bulan ke-6. Perbandingan intra kelompok dilakukan
dengan bantuan paired sample t-test. Hal ini disebutkan dalam Tabel 2. Analisis
uji varians dilakukan diikuti oleh uji post hoc Multiple comparisons Tukey HSD
untuk antar kelompok pembanding (Tabel 3).
Tabel 1. Perbandingan intra kelompok untuk kandungan fluoride (ppm)
Kelompok N Mean Standard deviasi P valueKelompok 1
Flouride awal 41 1,815.90 474.93 <0.001***Flouride pada bulan ke-6 39 5,663.08 740.09
Kelompok 2Flouride awal 41 1,678.15 499.79 <0.001***Flouride pada bulan ke-6 37 4,903.81 756.10
Kelompok 3Flouride awal 41 1,677.85 473.27 <0.001***Flouride pada bulan ke-6 39 4,698.31 529.88
KeseluruhanFlouride awal 123 1,723.97 483.27 <0.001***Flouride pada bulan ke-6 115 5.091.61 795.48
Paired t-test. P > 0.05 (tidak signifikan). *P< 0.05 (signifikan). **P< 0.01 (sangat signifikan). ***P< 0.001 (luar biasa signifikan)
Tabel 2: Perbandingan antar kelompok untuk kandungan fluoride (ppm)
Variabel Dependen Kelompok P ValueAwal - bulan ke-6 1 2 0.003**
1 3 <0.001***2 3 0.6002
Multiple comparison Tucky HSD P> 0,05 (tidak signifikan). * P <0,05 (signifikan). ** P <0,01 (sangat signifikan). *** P <0,001 (luar biasa signifikan).HSD: Honestly significant difference
Universitas Syiah Kuala
11
Tabel 3. Disribusi awal dari lesi karies
Parameter Kelompok Subjek Lesi karies
Mean Standar Deviasi
dmfs 1 41 118 2.88 1.692 41 108 2.63 1.953 41 87 2.12 1.67
DMFS Total 123 313 2.54 1.791 41 17 0.41 0.972 41 13 0.32 0.613 41 8 0.20 0.51
Total Total 123 38 0.31 0.721 41 135 3.29 2.022 41 121 2.95 1.843 41 95 2.32 1.66
Total 123 351 2.85 1.88Perbandingan antar kelompok dengan menggunakan ANOVA. P > 0.05 tidak significant. ANOVA: Analysis of variance, DMFS: Decayed, missing and filled surface
Kandungan fluoride dalam enamel secara signifikan meningkat pada bulan
ke-6 dari tindak lanjut pada ketiga kelompok. Peningkatan signifikan dalam
kandungan fluoride ditemukan dalam kasus SDF dibandingkan dengan Fluoride
Varnish dan APF Gel. Tidak ada peningkatan yang signifikan dalam kandungan
fluoride ditemukan antara Fluoride Varnish dan APF Gel.
Perkembangan permukaan karies baru
Distribusi garis dasar karies pada kelompok yang berbeda disebutkan pada
tabel 3. perbandingan antar kelompok untuk distribusi dasar dari dmfs+ DMFS
tidak menunjukkan perbedaan signifikan (P> 0,05) antar kelompok (Tabel 4).
Tabel 4. Perbandingan antar kelompok dari distribusi awal dmfs + DMFS
Kelompok P Value1 2 0.681 3 0.062 3 0.27
Multiple comparison Tucky HSD. P > 0.05 tidak significan. DMFS: Decayed, missing and filled surfaces. HSD: Honestly significant difference
Perbandingan antar kelompok
Perkembangan permukaan karies baru dievaluasi dengan indeks
kerentanan karies oleh Richardson 1961.24 Uji Mann Whitney digunakan untuk
Universitas Syiah Kuala
12
membandingkan perbedaan untuk perkembangan karies baru yang signifikan
antara kelompok (Tabel 5).
0-6 bulan: Dibandingkan dengan awal, satu bagian karies baru ditemukan
di Kelompok 1 (SDF), enam ditemukan di Kelompok 2 (Fluoride Varnish)
dan empat ditemukan di Kelompok 3 (APF Gel).
6-12 bulan: Antara 6 dan 12 bulan, satu ditemukan di Kelompok 1 (SDF),
dua ditemukan di Kelompok 2 (FluorideVarnish) dan tiga yang ditemukan
di Kelompok 3 (APF Gel).
12-18 bulan: Antara 12 dan 18 bulan, tidak ada permukaan karies baru
yanf hadir di Kelompok 1 (SDF), dua ditemukan di Kelompok 2 (Fluoride
Varnish) dan dua ditemukan Kelompok 3 (APF Gel).
0-12 bulan: Dibandingkan dengan awal, dua permukaan karies ditemukan
di Grup 1 (SDF), delapan ditemukan di Grup 2 (Fluoride Varnish), dan
tujuh ditemukan di Grup 3 (APF Gel).
0-18 bulan: Dibandingkan dengan awal, dua permukaan karies ditemukan
di Grup 1 (SDF), 10 ditemukan di Grup 2 (Fluoride Varnish), dan
sembilan ditemukan di Grup 3 (APF Gel). Tidak ada perbedaan signifikan
jumlah permukaan karies baru yang ditemukan antara salah satu Grup
pada periode waktu yang berbeda (P> 0,05).
Tabel 5. Kerentanan karies antar kelompok
Kelompok Bulan 0-6 Bulan 6-12 Bulan 12-18
Bulan 0-12 Bulan 0-18
Kelompok 1 dan 2 (P value)
0.28 0.52 0.29 0.19 0.09
Kelompok 2 dan 3 (P value)
0.31 0.30 0.14 0.13 0.06
Kelompok 1 dan 3 (P value)
0.91 0.69 0.59 0.87 0.90
Uji Mann-Whitney. P > 0.05 tidak signifikan
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan sebagai uji coba secara acak, prospektif in vivo
dengan penggunaan SDF sebagai bahan penelitian, dibandingkan dengan Fluoride
Varnish dan APF Gel sebagai kelompok pembanding. Komposisi kelompok
perlakuan serupa (anak dari status sosial-ekonomi yang hampir sama, makanan
Universitas Syiah Kuala
13
dan kebiasaan kebersihan mulut dan distribusi karies hampir mirip (Tabel 3 dan
4), kesimpulan yang didapat dari percobaan sebagian besar dikaitkan dengan
administrasi perawatan yang sedang dipertimbangkan.
Kelompok usia yang dipilih untuk penelitian ini adalah 6-9 tahun, dengan
molar permanen pertama sepenuhnya erupsi. Sebagai celah terjadinya infektivitas
di usia ini,26 molar pertama permanen berada pada risiko tertinggi untuk terkena
karies gigi. Penelitian ini juga mendukung proposal oleh Johnston dan Lewis27
yang PATFs mungkin merupakan perawatan preventif praktis yang mungkin
dilakukan pada anak-anak berisiko lebih tinggi (termasuk dalam penelitian ini)
untuk diintervensi pada usia dini. Dikarenakan tidak etis untuk meninggalkan lesi
karies terbuka dan dilanjutkan dengan studi, semua lesi karies yang ada dilakukan
restorasi dan restorasi yang rusak diperbaiki dengan IRM sebelum melakukan
protokol penelitian.
Sebuah panel ahli dari American Dental Association pada tahun 2006
menyimpulkan bahwa "varnish fluoride yang diapplikasikan setiap 6 bulan efektif
dalam mencegah karies pada gigi primer dan permanen anak-anak dan remaja".28
Selanjutnya, aplikasi dua tahunan dari APF gel yang digunakan oleh Hawkins dan
Locker29 dan Agrawal dan Pushpanjali30 menemukan pengurangan karies yang
signifikan. Di sisi lain, tidak ada rekomendasi yang diterbitkan untuk frekuensi
aplikasi SDF. Oleh karena itu, mengingat frekuensi penerapan Fluoride Varnish
dan APF Gel, dalam penelitian ini, yang dimaksudkan untuk memeriksa
ketersediaan fluoride di struktur gigi setelah 6 bulan.
Menurut Mellberg dkk, pada tahun 1983, Fluoride terdapat pada rongga
mulut hilang dengan berlalunya waktu; sehingga kelangsungan penyediaan fl
uoride sangat penting untuk efek anti-karies.31 Oleh karena itu, retensi fluoride
pada permukaan gigi setelah aplikasi topikal telah menjadi bidang utama
kepentingan dalam penelitian karies. Hal ini penting untuk mengevaluasi berapa
banyak fluoride yang dipertahankan selama periode waktu tertentu pada
permukaan gigi.
Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilaporkan dalam pengukuran
konsentrasi fluoride pada permukaan email setelah aplikasi dari SDF secara in
vivo. Kandungan fluoride diukur pada bulan ke-6 setelah follow-up. Karena
Universitas Syiah Kuala
14
frekuensi penerapan solusi ditetapkan setiap 6 bulan, diputuskan untuk mengukur
kandungan fluoride di bulan ke-6 sebelum aplikasi berikutnya. Penelitian ini
membuktikan bahwa, kandungan fluoride meningkat signifi kan pada ketiga
kelompok di bulan ke-6 setelah follow-up. Faktor yang bertanggung jawab untuk
penyerapan fluoride dan retensi terutama konsentrasi fluoride, pH larutan dan
lapisan penahan pada larutan.31 Sebagai SDF memiliki konsentrasi tertinggi
fluoride (44.800 ppm), sehingga dapat diasumsikan bahwa fluoride pada enamel
langsung sebanding dengan jumlah fluoride yang tersedia. Di sisi lain APF Gel
dengan pH asam telah meningkatkan daya penetrasi, Fluoride Varnish dengan
lapisan penghalang meningkatkan waktu kontak fluoride dengan permukaan gigi.
Mengingat signifikan antarkelompok, peningkatan yang signifikan dari
fluoride dalam enamel ditemukan di gigi subjek yang menerima aplikasi SDF
dibandingkan dengan Fluoride Varnish dan APF Gel. Tidak ada peningkatan yang
signifikan dari Fluoride dalam enamel ditemukan antara Fluorida Varnish dan
kelompok gel APF. Dua alasan bisa mungkin penjelasan untuk observasi ini.
Alasan pertama karena SDF memiliki kandungan fluoride yang tinggi bila
dibandingkan dengan dua agen lainnya, itu akan memberikan lebih fluoride.
Alasan kedua bisa SDF dapat stabil dengan sangat cepat (3-4 menit aplikasi) pada
permukaan gigi dan tidak ada instruksi tambahan pasca perawatan yang wajib
diikuti oleh pasien untuk meningkatkan penyerapan fluoride dan retensi pada
permukaan gigi seperti di Fluoride Varnish dan APF Gel kelompok . Hasil ini
bervariasi dari hasil penelitian in vitro oleh Delbem dkk. pada tahun 2006.32
Mereka menemukan lebih konsentrasi dalam kasus fluoride varnish dibandingkan
dengan SDF. Menurut mereka 'produk silver fluoride lebih sering digunakan
dalam karies dentin, yang menyajikan sejumlah besar substrat protein, karbonat
dan fosfat untuk reaksi. Di sisi lain, enamel yang sedikit substrat dibandingkan
dengan dentin mungkin telah menurun reaktivitas SDF ini. "Dalam penelitian ini,
karena molar satu permanen dimasukkan, yang memiliki struktur yang lebih
berpori dan lebih banyak lagi kandungan protein. Bruun pada tahun 1973
menyebutkan bahwa gigi yang baru erupsi ke dalam mulut belum sepenuhnya
termineralisasi dan lebih berpori, sehingga penyerapan fluoride dapat ditingkatkan
Universitas Syiah Kuala
15
bila diterapkan saat itu juga.33 Hal ini dapat disarankan dilakukan pengaplikasian
dini dari SDF, sehingga perlindungan untuk molar satu permanen dapat diperoleh.
Tidak ada perbedaan yang signifikan skor awal di dmf + DMFs antara
ketiga kelompok dengan distribusi karies gigi yang relatif sama pada ketiga
kelompok. Meskipun tidak ada pengurangan signifikan dalam pengembangan
permukaan karies baru antara salah satu kelompok ditemukan, SDF memiliki
pengurangan relatif lebih baik dalam pengembangan permukaan karies baru
karena penyerapan yang lebih tinggi fluoride dalam enamel. Juga SDF telah
terbukti sebagain efek antibakteri;12,13 mungkin menjadi faktor tambahan dalam
pengurangan lesi karies.
Meringkas diskusi, dapat disimpulakn bahwa aplikasi dua tahunan dari
SDF secara in vivo pada enamel memberikan efek pencegahan karies yang lebih
baik karena serapan yang lebih tinggi dari kandungan fluoride yang berkontribusi
terhadap pengurangan kerentanan karies dibandingkan dengan topikal agen
fluoride lainnya Fluoride Varnish dan APF Gel, masih perlu dilakukan penelitian
tambahan untuk memeriksa keampuhan dari SDF yg diterapkan secara tahunan.
Universitas Syiah Kuala