KATA PENGANTAR - PPID JABARppid.jabarprov.go.id/assets/uploads/2019/09/LLID_JABAR...Laporan Layanan...
Transcript of KATA PENGANTAR - PPID JABARppid.jabarprov.go.id/assets/uploads/2019/09/LLID_JABAR...Laporan Layanan...
Laporan Layanan Informasi dan Dokumentasi (LLID) Tahun 2018 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Provinsi Jawa Barat
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmaanirraahiim,
Dengan mengucap syukur alhamdulillah, Laporan Layanan Informasi dan
Dokumentasi PPID Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 telah tersusun. Laporan ini kami
buat sebagai bentuk tanggung jawab kami atas kewajiban yang diamanatkan oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengelolaan
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah. Laporan ini setidaknya memuat gambaran umum kebijakan pengelolaan
pelayanan informasi dan dokumentasi publik, gambaran pelaksanaan pelayanan
informasi dan dokumentasi publik, hingga rekomendasi tindak lanjut pengelolaan dan
pelayanan informasi dan dokumentasi publik.
Alhamdulillah, atas dukungan banyak pihak kami dapat mengimplementasikan
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat. Tahun 2018 kami memperoleh penghargaan sebagai Pemerintah
Provinsi Informatif dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan Informasi
Badan Publik Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat Republik
Indonesia. Tidak hanya itu, kami juga melaksanakan kewajiban pembinaan dan
pengawasan terhadap PPID Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di wilayah Jawa Barat
melalui berbagai kegiatan dan inisiasi pembentukan Forum Koordinasi PPID Pemerintah
Daerah tingkat Provinsi. Namun meskipun begitu, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam implementasi agenda keterbukaan informasi publik ini. Untuk itu, kami
senantiasa terbuka menerima saran dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi
dan perbaikan bagi kami di masa-masa yang akan datang.
Semoga apa yang telah dilakukan, menjadi amal ibadah dan setiap langkah
dalam pelaksanaan kegiatan diridhoi oleh Allah SWT.
BANDUNG, APRIL 2019
ASISTEN ADMINISTRASI Selaku
ATASAN PPID UTAMA PROVINSI JAWA BARAT,
Ttd.
Dr. H. DUDI SUDRADJAT ABDURACHIM, MT.
Pembina Utama NIP. 19610924 198603 1 004
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ iv
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
B. GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PPID PROVINSI JAWA BARAT ..................... 3
1) Kebijakan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi PPID Provinsi
Jawa Barat ........................................................................................................ 6
2) Pembinaan PPID Provinsi Jawa Barat terhadap PPID Kabupaten/
Kota ................................................................................................................ 11
3) Partisipasi Aktif PPID Provinsi Jawa Barat di tingkat Nasional ................ 17
a. Partisipasi dalam Penyelenggaraan Bimbingan Teknis PPID dan
Revitalisasi FKPPID oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ...... 17
b. Partisipasi dalam Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis Fasilitasi
Pengaduan Masyarakat dan Pengelolaan Informasi Publik di Tingkat
Pemerintahan Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri RI ......................... 18
c. Partisipasi dalam Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan
Informasi Badan Publik Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Komisi
Informasi Pusat Republik Indonesia ............................................................ 19
C. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PELAYANAN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI PUBLIK ...................................................................................... 30
1) Rekapitulasi Pelayanan Permohonan Informasi dan Dokumentasi
Publik .............................................................................................................. 30
2) Rincian Penyelesaian Sengketa Informasi Publik ...................................... 37
D. TANTANGAN DAN HAMBATAN PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI
DAN DOKUMENTASI PUBLIK ............................................................................. 38
E. REKOMENDASI PENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI
DAN DOKUMENTASI PUBLIK ............................................................................. 39
F. PENUTUP .............................................................................................................. 40
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matriks Capaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat ........................................................................ 29
Tabel 2 Rekapitulasi Permohonan Informasi Publik kepada PPID Utama
Provinsi Jawa Barat .................................................................................... 31
Tabel 3 Rekapitulasi Pelayanan Permohonan Informasi Publik PPID Provinsi
Jawa Barat Tahun 2018 ............................................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi
(PLID) Utama Provinsi Jawa Barat .......................................................... 4
Gambar 2 Struktur Organisasi Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi
(PLID) Pembantu Provinsi Jawa Barat .................................................... 5
Gambar 3 Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi PPID di Lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat ................................................ 8
Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/
Kota Wilayah 1 ....................................................................................... 12
Gambar 5 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/
Kota Wilayah 2 ....................................................................................... 13
Gambar 6 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/
Kota Wilayah 3 ...................................................................................... 14
Gambar 7 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/
Kota Wilayah 4 ...................................................................................... 15
Gambar 8 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Monev Keterbukaan
Informasi Badan Publik di Jawa Barat ................................................... 16
Gambar 9 Dokumentasi Kegiatan Pemeringkatan Hasil Monev Keterbukaan
Informasi Badan Publik di Jawa Barat ................................................... 17
Gambar 10 Dokumentasi Kegiatan Bimbingan Teknis PPID Kementerian dan
Lembaga oleh Kemenkominfo Tahun 2018 .......................................... 18
Gambar 11 Dokumentasi Kegiatan saat Menghadiri Pembukaan Rakor Teknis
Fasilitasi Pengaduan Masyarakat dan Pengelolaan Informasi Publik
oleh Kementerian Dalam Negeri RI Tahun 2018 ................................... 18
Gambar 12 Dokumentasi Kegiatan Penerimaan Kunujungan Kerja Peserta
Rakor Teknis Fasilitasi Pengaduan Masyarakat dan Pengelolaan
Informasi Publik oleh Kementerian Dalam Negeri RI Tahun 2018 ........ 19
Gambar 13 Dokumentasi Kegiatan FGD Tim Peningkatan Indeks Keterbukaan
Informasi Publik Provinsi Jawa Barat .................................................... 22
Gambar 14 Dokumentasi Kegiatan Rapat Evaluasi Pemutakhiran Daftar Infomasi
Publik .................................................................................................... 23
Gambar 15 Dokumentasi Kegiatan Rapat Pemenuhan Data Dukung SAQ Monev
Keterbukaan Informasi Publik 2018 ...................................................... 24
Gambar 16 Dokumentasi Penyerahan SAQ Monev Keterbukaan Informasi Badan
Publik Tahun 2018 ................................................................................ 25
Gambar 17 Dokumentasi Tahapan Presentasi Monev Keterbukaan Informasi
Badan Publik Tahun 2018 oleh Asisten Daerah Bidang Administrasi
selaku Atasan PPID Utama Provinsi Jawa Barat .................................. 26
Gambar 18 Dokumentasi Penyerahan Anugerah Keterbukaan Informasi Badan
Publik Tahun 2018 ................................................................................ 27
Gambar 19 Piagam Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik
Tahun 2018 ........................................................................................... 28
Laporan Layanan Informasi dan Dokumentasi (LLID) Tahun 2018 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Provinsi Jawa Barat
LAPORAN LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2018
A. LATAR BELAKANG
Keberadaan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada
setiap Badan Publik di Indonesia merupakan amanat Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disebut Undang-
undang KIP). Undang-undang ini lahir atas pertimbangan bahwa informasi
merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan
lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.
Kemudian hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting Negara demokratis
yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan
Negara yang baik. Disamping itu, keterbukaan informasi publik merupakan sarana
dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan Negara dan
Badan Publik lainnya, dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.
Dengan adanya undang-undang ini, maka agenda keterbukaan informasi publik
memiliki kedudukan hukum yang kuat dan mengakibatkan seluruh elemen Negara
terikat oleh aturan-aturan yang terkandung di dalamnya.
Undang-undang KIP mengatur hak dan kewajiban Badan Publik selaku
penguasa informasi dan pengambil kebijakan dalam penyelenggaraan Negara serta
hak dan kewajiban masyarakat, baik individu maupun kelompok, selaku pengguna
informasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk melaksanakan
beberapa ketentuan dalam Undang-undang KIP, Pemerintah Republik Indonesia
(RI) menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Kedua aturan ini memberi kepastian hukum bagi pemerintah dan masyarakat dalam
hal pengelolaan dan akses informasi sekaligus mendorong komitmen yang kuat di
antara para pemangku kepentingan dalam mewujudkan cita-cita tersebut di atas.
Terkait dengan komitmen tersebut, dalam urusan Pemerintahan Daerah
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menerbitkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi
dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun
2017 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. Sementara
fungsi teknis pelaksanaan Undang-undang KIP dimandatkan kepada Komisi
Informasi sebagaimana tercantum dalam BAB VII Undang-undang KIP. Komisi
Informasi memiliki legitimasi untuk menerbitkan peraturan pelaksanaan Undang-
undang KIP, sehingga mengeluarkan beberapa aturan yang mengikat seluruh Badan
Publik, termasuk Pemerintah Daerah, dalam penerapan Undang-undang KIP
tersebut. Adapun peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Komisi
Informasi diantaranya yaitu; 1) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010
tentang Standar Layanan Informasi Publik; 2) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1
Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik, dan 3)
Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengklasifikasian
Informasi Publik.
Penerapan Undang-undang KIP di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat sendiri dilaksanakan sejak tahun 2010 melalui Keputusan Gubernur
Nomor 489/Kep.487-Diskominfo/2010 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi pada Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Keputusan ini direvisi/ disesuaikan setelah muncul Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Transparansi dalam
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah melalui Keputusan Gubernur Nomor
042/Kep.665-Humasprotum/2014 Tahun 2014 tentang Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dalam rangka penguatan kapasitas kelembagaan PPID di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Keputusan Gubernur tersebut di atas
kembali disesuaikan pada Tahun 2017 lalu melalui Keputusan Gubernur Nomor
042/Kep.175-Humaspro/2017 tentang Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Perubahan
terakhir ini dipengaruhi oleh perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat serta kebutuhan akan penguatan payung
hukum dalam pembagian tugas antara PPID Utama dan PPID Pembantu di Provinsi
Jawa Barat yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun
2017. Dalam Keputusan Gubernur terakhir dimandatkan agar seluruh Perangkat
Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat menunjuk
pejabat struktural di lingkungannya sebagai PPID Pembantu melalui Surat
Keputusan pimpinan Perangkat Daerah dan BUMD masing-masing.
B. GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN PPID PROVINSI JAWA BARAT
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 042/Kep.175-Humaspro/2017 yang
ditetapkan tanggal 1 Maret 2017 membagi struktur Pengelola Layanan Informasi dan
Dokumentasi (PLID) menjadi dua, yaitu PLID Utama dan PLID Pembantu. PLID
Utama terdiri dari Pembina, Pengarah, Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi,
Atasan PPID Utama, dan PPID Utama. Pembina adalah Gubernur dan Wakil
Gubernur, Pengarah adalah Sekretaris Daerah, Tim Pertimbangan Pelayanan
Informasi terdiri dari Asisten Daerah Bidang Pemerintahan, Hukum dan
Kesejahteraan Sosial, Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan,
seluruh Staf Ahli Gubernur, Kepala Perangkat Daerah, Biro dan Sekretaris Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta Komisaris pada BUMD. Atasan PPID
Utama melekat pada jabatan Asisten Daerah Bidang Administrasi.
Kemudian PPID Utama sendiri terdiri dari 4 Unit Kerja di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu Dinas Komunikasi dan Informatika selaku Bidang
Pengolahan Data dan Dokumentasi Informasi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah selaku Bidang Kearsipan dan Klasifikasi Informasi, Biro Hukum dan HAM
Sekretariat Daerah selaku Bidang Penyelesaian Sengketa, serta Biro Humas dan
Protokol Sekretariat Daerah selaku Ketua PPID Utama.
Sementara itu, PLID Pembantu terdiri dari Atasan PPID Pembantu, Ketua PPID
Pembantu, dan 4 (empat) bidang pendukung yaitu Bidang Pendukung Sekretariat
PLID, Bidang Pengolahan Data dan Klasifikasi Informasi, Bidang Pelayanan
Informasi dan Dokumentasi, dan Bidang Fasilitasi Sengketa Informasi. Atasan PPID
Pembantu adalah Kepala Dinas/ Badan/ Biro, dan Sekretaris DPRD yang juga
merupakan bagian dari Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi dalam Struktur PLID
Utama. Kemudian Ketua PPID Pembantu melekat pada jabatan struktural baik di
lingkup Perangkat Daerah maupun Biro. Ketua PPID Pembantu pada Perangkat
Daerah (Dinas/ Badan) dijabat oleh Sekretaris Dinas/ Badan, Ketua PPID Pembantu
pada Sekretariat DPRD dijabat oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat
DPRD, dan Ketua PPID Pembantu pada Biro di lingkungan Sekretariat Daerah
dijabat oleh Kepala Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan Biro.
Dalam menjalankan fungsi teknis, PPID Utama berperan dalam proses
konsultansi, koordinasi serta evaluasi pengelolaan dan pelayanan informasi publik,
disamping berkoordinasi dengan Atasan PPID masing-masing. PPID Utama dan
Pembantu juga berkoordinasi Tim Pertimbangan Pelayanan Informasi, baik
sebagian ataupun seluruhnya, dalam proses pengklasifikasian informasi, utamanya
proses penyusunan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK).
Untuk lebih memahami struktur PLID pada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat, di bawah ini adalah gambar Struktur Organisasi PLID Utama dan Pembantu.
Gambar 1 Struktur Organisasi Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi (PLID) Utama Provinsi Jawa Barat
Gambar 2
Struktur Organisasi Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi (PLID) Pembantu Provinsi Jawa Barat
1) Kebijakan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi PPID Provinsi Jawa Barat
PPID Utama dan PPID Pembantu memiliki kewenangan untuk mengelola
dan melayani informasi publik secara mandiri, namun tetap saling berkoordinasi
dalam hal pelaporan layanan informasi publik. PPID Pembantu melaporkan
kepada Atasan PPID Pembantu dan PPID Utama, sementara PPID Utama
melaporkan kepada Atasan PPID Utama. PPID Utama dan PPID Pembantu juga
berkoordinasi dalam proses pelayanan informasi publik, penyusunan dan
pemutakhiran Daftar Informasi Publik (DIP), serta Uji Konsekuensi untuk
menetapkan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK).
Dalam hal pelayanan permohonan informasi, PPID Utama selalu
berkoordinasi dengan PPID Pembantu karena PPID Utama tidak menghimpun
seluruh dokumen informasi dari seluruh PPID Pembantu, kecuali dokumen
informasi yang dimohon merupakan dokumen informasi yang sudah
dipublikasikan. Begitu pula ketika PPID Pembantu mendapat permohonan
informasi namun dokumen informasi dimaksud tidak dibawah kewenangannya,
maka PPID Pembantu berkoordinasi dengan PPID Utama dan PPID Pembantu
pada Perangkat Daerah lain yang menguasai dokumen informasi dimaksud.
Pada dasarnya, dokumen informasi disimpan, disediakan dan didokumentasikan
oleh masing-masing PPID Pembantu sesuai dengan kaidah pengelolaan
kearsipan yang berlaku.
Disamping pelaporan dan layanan informasi publik berdasarkan
permohonan, PPID Provinsi Jawa Barat juga memberikan layanan informasi
dengan menyampaikan/ mengumumkan informasi publik secara berkala terkait
program, kegiatan, hingga capaian pembangunan melalui berbagai kanal
informasi dan komunikasi yang dimiliki. Beberapa kanal yang digunakan yaitu
website (dengan situs www.jabarprov.go.id, www.humas.jabarprov.go.id,
www.ppid.jabarprov.go.id, dan website masing-masing Perangkat Daerah),
media sosial (www.instagram.com/humas_jabar, www.twitter.com/humasjabar,
www.twitter.com/ppidprovjabar, dan media sosial masing-masing Perangkat
Daerah), majalah (Majalah Gedung Sate, Warta Bappeda, Info SDA, dan lain
sebagainya), media luar ruang hingga distribusi informasi/ berita (press release)
kepada media massa.
Kemudian Pemutakhiran DIP dan penetapan DIK untuk tahun 2018
dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya korespondensi dan rapat evaluasi.
Selama proses pelaksanaannya, PPID Utama mengalami beberapa hambatan
seperti lambatnya respon dan pengembalian formulir isian DIP dari Perangkat
Daerah, serta keraguan Perangkat Daerah untuk melakukan Uji Konsekuensi
internal dan mengusulkannya kepada PPID Utama. Namun hambatan tersebut
dapat diatasi dengan koordinasi yang lebih intensif, baik secara formal maupun
informal, sehingga DIP dan DIK Tahun 2018 dapat ditetapkan. DIP termutakhir
ditetapkan melalui surat Penetapan Pemutakhiran DIP di Lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Nomor 489/3788/Humaspro
tertanggal 28 Agustus 2018, sementara DIK ditetapkan melalui Penetapan PPID
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 067/979/Humaspro Tahun 2018
tentang Klasifikasi Informasi yang Dikecualikan pada Tanggal 21 Agustus 2018.
Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di
Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 yang telah
diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, PPID Utama memilki tugas melakukan
pembinaan, pengawasan, evaluasi, dan monitoring atas pelaksanaan kebijakan
informasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh PPID Pembantu, yang dalam
hal ini PPID pada Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat. Kemudian PPID
Utama juga diamanatkan untuk melaksanakan rapat koordinasi dan rapat kerja
secara berkala dan/ atau sesuai dengan kebutuhan. Biro Humas dan Protokol
selaku PPID Utama memahami bahwa hal tersebut dimaksudkan agar PPID di
internal Badan Publik dapat membangun komunikasi dan koordinasi yang baik
sehingga proses pengelolaan dan pelayanan informasi publik dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana
sesuai dengan prinsip keterbukaan informasi publik.
PPID Utama Provinsi Jawa Barat berkepentingan untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan dan pelayanan informasi publik di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut di atas.
Namun dalam perjalanannya, pelayanan informasi kepada publik sering
terhambat karena belum maksimalnya kualitas pengelolaan informasi publik. Hal
ini tercermin saat proses pemutakhiran Daftar Informasi Publik (DIP) dan proses
penyusunan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK) milik masing-masing
Perangkat Daerah. PPID pada Perangkat Daerah belum secara utuh memahami
bagaimana memilah jenis informasi yang dikuasai agar tersusun DIP dan DIK
yang benar-benar berkualitas sehingga hasilnya belum sepenuhnya sesuai
harapan. Kemudian kami menemukan bahwa sebagian PPID pada Perangkat
Daerah masih belum memahami bagaimana menyikapi permohonan informasi
dari individu/ kelompok masyarakat yang mengaku mewakili Organisasi
Kemasyarakatan dan/ atau Perusahaan Pers, meminta dokumen anggaran,
kontrak pengadaan barang-jasa, dan lain sebagainya, dengan tujuan
melaksanakan fungsi pengawasan publik. PPID sering kebingungan untuk
menyikapinya karena khawatir dengan kredibilitas pemohon, baik dalam hal
pribadi pemohonnya, Organisasi Kemasyarakatan dan/ atau Perusahaan Pers
yang diwakilinya, maupun tujuan permohonan dan penggunaan informasi
publiknya.
Oleh karena itu, untuk mengakomodir kebutuhan PPID dalam
meningkatkan wawasan maupun kecakapan pengelolaan dan pelayanan
informasi publik, kami telah menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi PPID
di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 dengan
mengundang pejabat struktural Perangkat Daerah yang sudah ditunjuk sebagai
Ketua PPID Pembantu dan bersama-sama melakukan evaluasi kinerja PPID
selama Tahun 2018. Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi PPID Pembantu
untuk berbagi pengalaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses
pengelolaan, pelayanan permohonan, hingga penyelesaian sengketa informasi
publik. Kemudian untuk menambah wawasan PPID mengenai perkembangan
isu keterbukaan informasi publik, kami juga mengundang narasumber dari
Dewan Pers, Komisi Informasi Pusat, dan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat.
Gambar 3 Dokumentasi Kegiatan Rapat Koordinasi PPID di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Bandung, 14-15 November 2018
Kegiatan ini dimaksudkan agar PPID di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat dapat memperbaiki kualitas pengelolaan dan pelayanan
informasi publik, serta meningkatkan wawasan mengenai perkembangan isu
keterbukaan informasi publik. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini
adalah untuk:
(1) Menggali permasalahan yang dihadapi PPID di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengimplementasikan Undang-
undang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus mendiskusikan solusi
yang bisa dilakukan;
(2) Menggali hubungan antara isu Keterbukaan Informasi Publik dengan
Kebebasan Pers dan fungsi pengawasan publik;
(3) Memahami proses pengklasifikasian informasi publik yang sesuai
dengan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Pengklasifikasian Informasi Publik.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (hari), terhitung mulai Tanggal 14
November 2018, sampai Tanggal 15 November 2018, dan dibagi menjadi 2 (dua)
sesi. Untuk sesi pertama, undangan/ peserta akan dilibatkan untuk
mendiskusikan penyusunan Laporan Layanan Informasi dan Dokumentasi
(LLID) yang akan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Ketua Komisi
Informasi Pusat setelah Tahun Anggaran 2018 berakhir. Kemudian seluruh
peserta dilibatkan dalam sebuah diskusi yang membahas pengalaman PPID
Pembantu dalam melakukan fungsi pelayanan informasi publik, utamanya dalam
menghadapi sengketa informasi publik di Komisi Informasi. PPID Pembantu
yang pernah bersengketa, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta
Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), didorong untuk menceritakan
pengalamannya menjalani tahap demi tahap penyelesaian sengketa informasi
publik. Dengan begitu, PPID yang belum pernah bersengketa, atau bahkan
belum pernah sama sekali menerima permohonan informasi, mendapat
gambaran mengenai proses pelayanan hingga penyelesaian sengketa
informasi.
Di sesi pertama ini kami juga menghadirkan Ketua Komisi Informasi
Provinsi Jawa Barat untuk menanggapi pengalaman yang diceritakan tersebut,
serta memaparkan faktor-faktor umum penyebab terjadinya sengketa informasi
dan proses penyelesaiannya, termasuk upaya untuk meminimalisir sengketa.
Narasumber juga diharapkan menyampaikan hal-hal apa saja yang selama ini
menjadi kekurangan PPID Perangkat Daerah dalam memberi pelayanan
informasi publik serta menghadapi sidang sengketa informasi berdasarkan
pengamatan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Hal ini tidak dimaksudkan
untuk mempengaruhi netralitas dan independensi Komisi Informasi Provinsi
Jawa Barat saat harus menyelesaikan sengketa informasi antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dengan pemohon informasi pubik, melainkan agar PPID di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat semakin memahami tugas
dan tanggung jawabnya sesuai amanat Undang-undang.
Di sesi kedua, peserta mendapat materi dari para narasumber, yaitu
anggota senior Dewan Pers, Bapak Muhammad Ridlo Eisy, dan Tenaga Ahli
Komisi Informasi Pusat, Aditya Nuriya S., SH., MH. Narasumber dari Dewan Pers
diminta untuk menyampaikan materi dengan Tema “Keterbukaan Informasi
Publik dan Kebebasan Pers”. Materi ini diharapkan dapat menjelaskan sejumlah
isu mengenai hak-hak publik dalam mendapat informasi serta norma-norma
jurnalistik dalam memperoleh dan menyebarluaskan informasi. Juga diharapkan
narasumber dapat menyampaikan aspek-aspek legal formal pendirian
perusahaan pers, termasuk bagaimana seharusnya PPID menyikapi
permohoanan informasi dari Perusahaan Pers yang belum diverifikasi oleh
Dewan Pers.
Selanjutnya Komisi Informasi Pusat diminta untuk menyampaikan materi
dengan Tema “Menyusun Daftar Informasi Publik (DIP) dan Daftar Informasi
Dikecualikan (DIK) yang Berkualitas sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-
undangan”. Tema ini diangkat karena dalam pelaksanaannya PPID sering
kebingungan memilah jenis informasi publik yang dikuasai Unit Kejanya
berdasarkan jenis informasi dalam ketentuan BAB IV dan BAB V Undang-
undang KIP. Persoalan ini berdampak pada kualitas DIP dan DIK, padahal DIP
dan DIK merupakan patokan bagi PPID dalam menentukan diberi atau tidaknya
informasi yang dimohon oleh pemohon informasi publik. Disamping itu, DIP dan
DIK juga menjadi sorotan saat pelayanan informasi publik sudah memasuki
tahap sengketa informasi di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat antara
pemohon dengan PPID Perangkat Daerah.
Secara umum, kebijakan terkait pengelolaan dan pelayanan informasi
publik oleh PPID Utama selama Tahun 2018 dibagi menjadi 3 (tiga) kegiatan
utama, yaitu:
(1) Pemutakhiran dan Penetapan Daftar Informasi Publik (DIP) Tahun
2018;
(2) Penetapan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK) Tahun 2018; dan
(3) Rapat Koordinasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
2) Pembinaan PPID Provinsi Jawa Barat terhadap PPID Kabupaten/ Kota
Dalam rangka melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sebagaimana diatur oleh Pasal
7 dan 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh daerah kabupaten/ kota dilaksanakan oleh Gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat. Kemudian dalam kerangka penerapan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah mengatur bahwa Pemerintah Provinsi melakukan
koordinasi, pembinaan dan pengawasan Forum Koordinasi Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi (FKPPID) Pemerintahan Daerah Tingkat Provinsi
yang terdiri dari seluruh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Pemerintah Kabupaten/ Kota di wilayah Provinsi masing-masing.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Biro Humas dan Protokol selaku PPID
Utama di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berupaya untuk
membangun jejaring komunikasi dan koordinasi bersama seluruh Kabupaten/
Kota di wilayah Jawa Barat melalui agenda peningkatan kapasitas kelembagaan
dan pembinaan PPID Kabupaten/ Kota di wilayah Jawa Barat. Agenda tersebut
juga merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan daerah di
Jawa Barat yang akuntabel dan transparan sesuai amanat Undang-undang KIP.
Sebagai wujud tanggung jawab kami dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap PPID Kabupaten/ Kota, kami telah menyelenggarakan
rangkaian kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID (FKPPID) Kabupaten/ Kota
yang dibagi berdasarkan lingkup kewilayahan Badan Koordinasi Pemerintahan
dan Pembangunan (BKPP) Wilayah I, II, III dan IV di Provinsi Jawa Barat.
Rangkaian kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/ Kota di
Wilayah Jawa Barat dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan fungsi
kelembagaan PPID Kabupaten/ Kota, sehingga tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance), akuntabel dan transparan dapat terwujud. Tujuan
dilaksanakannya rangkaian kegiatan ini adalah untuk:
(1) Menginisiasi pembentukan Forum Koordinasi PPID (FKPPID)
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Jawa Barat;
(2) Mendiskusikan permasalahan, menampung aspirasi dan menyusun
rekomendasi tindak lanjut untuk keberlangsungan FKPPID; serta
(3) Mendorong keterbukaan informasi publik untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government),
akuntabel, dan transparan di wilayah Jawa Barat.
Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/ Kota Wilayah 1
Bogor, 24-25 April 2018
Rangkaian kegiatan Rapat FKPPID Kabupaten/ Kota dilaksanakan
sebanyak 4 (empat) kali yang dibagi berdasarkan lingkup kewilayahan Badan
Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat. Setiap
kegiatannya menghadirkan 2 (dua) orang narasumber serta PPID kabupaten/
kota atau yang mewakili sebagai peserta. Adapun narasumber yang dihadirkan
berasal dari kalangan akademisi atau praktisi kehumasan serta kalangan
birokrat. Narasumber dari kalangan akademisi/ praktisi memaparkan materi
dengan tema Keterbukaan Informasi Publik dalam Perspektif Publik, sedangkan
narasumber dari kalangan birokrat memaparkan materi dengan tema Best
Practice Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di salah satu kabupaten/
kota dalam masing-masing lingkup wilayah.
Rapat FKPPID Kabupaten/ Kota Wilayah I dilaksanakan pada Tanggal 24-
25 April 2018 di Kota Bogor dengan peserta yaitu: (1) PPID Kota Bogor; (2) PPID
Kabupaten Bogor; (3) PPID Kota Sukabumi; (4) PPID Kabupaten Sukabumi; (5)
PPID Kabupaten Cianjur; dan (6) PPID Kota Depok. Untuk wilayah II,
dilaksankan Tanggal 2-3 Agustus 2018 di Kabupaten Purwakarta. Adapun
peserta yang diundang adalah: (1) PPID Kabupaten Purwakarta; (2) PPID
Kabupaten Karawang; (3) PPID Kabupaten Subang; (4) PPID Kabupaten
Bekasi; dan (5) PPID Kota Bekasi. Namun PPID Kota Bekasi berhalangan hadir
karena waktu pelaksanaan Rapat FKPPID Wilayah II ini bersamaan dengan
agenda kegiatan Uji Konsekuensi PPID Kota Bekasi.
Gambar 5
Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/ Kota Wilayah 2 Purwakarta, 2-3 Agustus 2018
Rangkaian kegiatan dilanjutkan di Kota Cirebon pada Tanggal 13-14
September 2018 dengan mengundang PPID Kabupaten/ Kota di wilayah III,
yaitu: (1) PPID Kota Cirebon; (2) PPID Kabupaten Cirebon; (3) PPID Kabupaten
Indramayu; (4) PPID Kabupaten Kuningan; dan (5) PPID Kabupaten Majalengka.
Terakhir, kegiatan dilaksanakan di Kota Tasikmlaya pada Tanggal 24-25
September 2018 dengan mengundang PPID Kabupaten/ Kota di wilayah IV,
yang terdiri dari: (1) PPID Kabupaten Bandung; (2) PPID Kota Bandung; (3) PPID
Kabupaten Bandung Barat; (4) PPID Kota Cimahi; (5) PPID Kabupaten Garut;
(6) PPID Kota Tasikmalaya; (7) PPID Kabupaten Tasikmalaya; (8) PPID
Kabupaten Sumedang; (9) PPID Kota Banjar; (10) PPID Kabupaten Ciamis; dan
(11) PPID Kabupaten Pangandaran.
Berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) dalam setiap rangkaian
kegiatan tersebut, dapat disimpulkan sejumlah isu umum yang dihadapi oleh
PPID Kabupaten/ Kota dalam mengimplementasikan Undang-undang KIP, yaitu:
(1) Kelembagaan PPID;
- PPID Utama Kabupaten/ Kota kesulitan berkoordinasi dengan PPID
Pembantu. Hambatan ini berkenaan dengan Permendagri Nomor 3
Tahun 2017, yang menyebut bahwa PPID Utama Kabupaten/ Kota
dijabat oleh Pejabat Eselon III Bidang Informasi dan Komunikasi/
Bidang Kehumasan, sementara dalam pelaksanaannya harus
mengkoordinir pejabat Eselon II pada Perangkat Daerah lain.
(2) Sumber Daya Manusia (SDM);
- Jumlah SDM yang terbatas disertai beban tugas ganda;
- Rotasi dan mutasi jabatan tanpa adanya Transfer of Knowledge;
- Minimnya Pejabat Fungsional Kehumasan, Arsiparis, dan Komputer.
(3) Sarana dan Prasarana;
- Beberapa Kabupaten/ Kota belum memiliki Ruang Pelayanan Informasi
Publik (RPID) sebagaimana diamanatkan Permendagri Nomor 3 Tahun
2017, bahkan belum memiliki gedung kantor sendiri serta pemanfaatan
teknologi informasi yang belum maksimal. Isu ini berkenaan dengan
alokasi anggaran dan proporsionalitas jumlah SDM untuk mewujudkan
kondisi ideal penerapan Undang-undang KIP.
(4) Anggaran
- Kesadaran para pimpinan di daerah yang masih rendah (baik eksekutif
maupun legislatif), sehingga penganggaran untuk implementasi UU
KIP belum kuat secara politis;
- Keterbatasan keuangan daerah, sehingga beberapa diantaranya
masih lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur dan pelayanan
dasar seperti pendidikan dan kesehatan.
Gambar 6 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/ Kota Wilayah 3
Cirebon, 13-14 September 2018
Disimpulkan pula sejumlah rekomendasi tindak lanjut berdasarkan isu/
permasalahan yang dihadapi tersebut, yaitu:
(1) Menjadikan kegiatan Rapat FKPPID Kabupaten/ Kota di Jawa Barat
sebagai agenda rutin, dengan materi yang lebih mendalam, seperti
bedah masalah dan bedah aturan;
(2) Melakukan Studi Banding dengan Kabupaten/ Kota di Provinsi lain
untuk meningkatkan wawasan penerapan Undang-undang KIP;
(3) Memfasilitasi kegiatan bimbingan teknis untuk Sumber Daya Manusia
PPID Kabupaten/ Kota, seperti seminar, workshop, dan Training of
Trainers (ToT);
(4) Mendorong pimpinan daerah agar memperhatikan implementasi
Undang-undang KIP dengan mengalokasikan anggaran dan Sumber
Daya Manusia yang proporsinal, misalnya melalui Surat Edaran yang
ditujukan kepada Bupati/ Walikota;
(5) Apabila dimungkinkan, alokasikan dana hibah untuk membangun
sarana dan prasarana di Kabupaten/ Kota.
Gambar 7 Dokumentasi Kegiatan Rapat Forum Koordinasi PPID Kabupaten/ Kota Wilayah 4
Tasikmlaya, 24-25 September 2018
PPID Utama Provinsi Jawa Barat juga terlibat aktif dalam kegiatan
Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Badan Publik di Jawa
Barat yang rutin diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat,
terutama Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Jawa Barat. Monev ini masih
bersifat sukarela, artinya Badan Publik diberi daftar pertanyaan (Self-
Assessment Questionnaire/ SAQ) untuk diisi dan dikembalikan kepada Tim
Verifikasi Monev, namun tidak ada konsekuensi bagi yang tidak mengisi dan
mengembalikan. Dari 27 Kabupaten/ Kota, 3 (tiga) diantaranya tidak
mengembalikan pada waktu yang sudah ditentukan, yaitu Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.
Gambar 8 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik di Jawa Barat
Bandung, 7 Mei 2018
Rangkaian kegiatan monev diawali dengan acara sosialisasi di Ruang
Rapat Sanggabuana, Gedung Sate, pada Tanggal 7 Mei 2018. Monev Tahun
2018 menilai 5 (lima) aspek kewajiban Badan Publik, yaitu: 1) Kelembagaan
PPID; 2) Standar Layanan Informasi Publik; 3) Penyediaan Informasi Setiap
Saat; 4) Pengumuman Informasi Berkala; dan 5) Laporan Layanan Informasi
Publik.Kelima aspek tersebut tertuang dalam 5 (lima) Kategori SAQ yang di
dalamnya terdapat sejumlah indikator. Di tahap sosialisasi ini, SAQ tersebut
didistribusikan kepada seluruh Badan Publik untuk diisi sampai Tanggal 29 Juni
2018.
Proses verifikasi dilakukan setelah batas waktu pengumpulan selesai, yang
kemudian dilanjutkan dengan penyampaian hasil penilaian sementara dan
Badan Publik diberi waktu untuk mengklarifikasi penilaian sementara tersebut
selama masa sanggah yang berakhir pada Tanggal 31 Juli 2018. Tim kemudian
melakukan verifikasi lapangan sepanjang Bulan Agustus hingga awal
September, dan hasil akhir penilaian monev disampaikan bertepatan dengan
peringatan Hari Hak untuk Tahu se-Dunia pada Tanggal 28 September 2018.
Dalam Monev Tahun 2018, Kabupaten Bogor memperoleh hasil tertinggi
berdasarkan keseluruhan penilaian.
Gambar 9 Dokumentasi Kegiatan Pemeringkatan Hasil Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik di Jawa Barat
Bandung, 28 September 2018
3) Partisipasi Aktif PPID Provinsi Jawa Barat di tingkat Nasional
a. Partisipasi dalam Penyelenggaraan Bimbingan Teknis PPID dan
Revitalisasi FKPPID oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis PPID Kementerian dan
Lembaga pada Hari Kamis, 24 Mei 2018 di Gedung Sate, Kota Bandung.
PPID Utama Provinsi Jawa Barat berperan sebagai panitia daerah yang
memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan tersebut. Kegiatan ini
menghadirkan sejumlah narasumber yaitu diantaranya Plt. Direktur
Komunikasi Publik, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Kementerian Kominfo, Tenaga Ahli Komisi Informasi Pusat, Perwakilan Arsip
Nasional RI (ANRI) serta Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan sebagai Best Practice Pengelolaan
Informasi Publik lingkup Kementerian. PPID Utama Provinsi Jawa Barat juga
menghadiri kegiatan Forum Koordinasi PPID Nasional di Kota Pontianak,
Kalimantan Barat pada Hari Kamis-Jumat, 27-28 September 2018,
bertepatan dengan peringatan Hari Hak Untuk Tahu se-Dunia.
Gambar 10 Dokumentasi Kegiatan Bimbingan Teknis PPID Kementerian dan Lembaga oleh Kemenkominfo Tahun 2018
Bandung, 24 Mei 2018
b. Partisipasi dalam Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis Fasilitasi
Pengaduan Masyarakat dan Pengelolaan Informasi Publik di Tingkat
Pemerintahan Daerah oleh Kementerian Dalam Negeri RI
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI melaksanakan kegiatan
peningkatan kualitas pelayanan pengaduan masyarakat dan pengelolaan
informasi publik dengan mengumpulkan para Pejabat Pengelola Pengaduan
Masyarakat dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di
tingkat Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia dalam kegiatan Rapat
Koordinasi Teknis Fasilitasi Pengaduan Masyarakat dan Pengelolaan
Informasi Publik di Tingkat Pemerintahan Daerah. Kegiatan dilaksanakan
pada Hari Rabu-Jumat, Tanggal 31 Oktober – 2 November 2018 di GH
Universal Hotel, Bandung.
Gambar 11 Dokumentasi Kegiatan saat Menghadiri Pembukaan Rakor Teknis Fasilitasi Pengaduan Masyarakat dan
Pengelolaan Informasi Publik oleh Kementerian Dalam Negeri RI Tahun 2018 Bandung, 31 Oktober 2018
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Kemendagri menunjuk Biro
Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai salah
satu tujuan kunjungan kerja para peserta. Ini merupakan kesempatan yang
baik bagi kami untuk menunjukkan bagaimana pengelolaan layanan
informasi dan dokumentasi pada PPID Utama Provinsi Jawa Barat. Selain
itu, para peserta juga berkunjung ke Museum Gedung Sate dan Command
Center dengan disuguhi jamuan kopi khas Jawa Barat.
Gambar 12 Dokumentasi Kegiatan Penerimaan Kunujungan Kerja Peserta Rakor Teknis Fasilitasi Pengaduan
Masyarakat dan Pengelolaan Informasi Publik oleh Kementerian Dalam Negeri RI Tahun 2018 Bandung, 2 November 2018
c. Partisipasi dalam Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keterbukaan
Informasi Badan Publik Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Komisi
Informasi Pusat Republik Indonesia
Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018
dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu:
1) Tahap Sosialisasi Monev dan Distribusi Self Assessment
Questionnaire (SAQ) yang dilaksanakan pada Tanggal 1-2 Agustus
2018 di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia;
2) Tahap Pengisian dan Pengembalian SAQ yang dilaksanakan hingga
Tanggal 31 Agustus 2018;
3) Tahap Verifikasi SAQ oleh Tim Monev Komisi Informasi (KI) Pusat
selama Bulan September 2018; dan
4) Tahap Presentasi (untuk Badan Publik yang mengisi dan
mengembalikan SAQ) pada Tanggal 10 Oktober 2018 di Jakarta.
SAQ Monev menitikberatkan pada 4 (empat) indikator. Masing-
masing indikator mengandung jumlah poin maksimal yang apabila
dijumlahkan yaitu sebesar 200 poin. Adapun indikator dan jumlah poin
maksimalnya adalah sebagai berikut:
1) Indikator Pengembangan Website, dengan jumlah poin maksimal
sebesar 40 poin;
2) Indikator Pengumuman Informasi Publik, dengan jumlah poin
maksimal sebesar 60 poin;
3) Indikator Pelayanan Informasi Publik, dengan jumlah poin maksimal
sebesar 50 poin; dan
4) Indikator Penyediaan Informasi Publik, dengan jumlah poin
maksimal sebesar 50 poin.
Indikator 1 (satu) dan 2 (dua) merupakan Komponen Penilaian
Pertama yang menyumbang besaran persentase nilai sebesar 30% dari total
keseluruhan penilaian. Komponen pertama ini diverifikasi oleh Tim Monev KI
Pusat dengan melihat langsung website resmi Badan Publik. Kemudian
indikator 3 (tiga) dan 4 (empat) merupakan Komponen Penilaian Kedua yang
menyumbang besaran persentase nilai sebesar 40% dari total keseluruhan
penilaian. Komponen kedua diverifikasi oleh Tim Monev berdasarkan Data
Dukung yang diserahkan bersamaan dengan pengembalian SAQ kepada
Tim Monev KI Pusat. Terakhir, Komponen Penilaian Ketiga dilihat saat
Badan Publik yang mengisi dan mengembalikan SAQ melakukan presentasi
di hadapan Juri. Komponen ketiga ini menyumbang besaran persentase nilai
sebesar 30% dari total keseluruhan penilaian.
Untuk tahun ini, metode penilaian Monev tidak mengacu pada
Peraturan Komisi Informasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode dan
Teknik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik, melainkan
berdasarkan Keputusan Ketua Komisi Informasi Nomor 03/KEP/Ketua-
KIP/III/2018. Apabila di tahun-tahun sebelumnya penilaian hanya didasarkan
pada pengisian dan pengembalian SAQ sehingga Monev bersifat voluntary,
tahun ini penilaian Monev bersifat mandatory. Artinya seluruh Badan Publik
tetap diberi penilaian oleh KI Pusat meskipun Badan Publik bersangkutan
tidak mengisi dan mengembalikan SAQ. Penilaian tersebut didasarkan pada
Komponen Penilaian Pertama, yaitu Indikator Pengembangan Website dan
Indikator Pengumuman Informasi Publik. Penilaian dapat diberikan karena
Tim Monev bisa menilai dengan memantau website seluruh Badan Publik.
Sementara itu, Badan Publik yang mengisi dan mengembalikan SAQ,
penilaiannya juga didasarkan pada Komponen Penilaian Kedua yaitu
Indikator Pelayanan Informasi Publik dan Indikator Penyediaan Informasi
Publik, serta Komponen Penilaian Ketiga saat melakukan Presentasi.
Meskipun seluruh Badan Publik tingkat nasional diberi penilaian oleh
KI Pusat, penganugerahan yang diberikan Komisi Informasi tahun ini hanya
diberikan kepada Badan Publik yang memenuhi kualifikasi dengan capain
nilai terbaik sebagai Badan Publik Informatif, Badan Publik Menuju Informatif
dan Badan Publik Cukup Informatif. Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan
Ketua Komisi Informasi Pusat Nomor 06/KEP/KIP/X/2018. Adapun
kualifikasi dan rentang nilai yang diberikan oleh KI Pusat adalah sebagai
berikut:
1) Informatif dengan nilai antara 90 sampai 100;
2) Menuju Informatif dengan nilai antara 80 sampai 89,9;
3) Cukup Informatif dengan nilai antara 60 sampai 79,9;
4) Kurang Informatif dengan nilai antara 40 sampai 59,9; dan
5) Tidak Informatif dengan nilai kurang dari 39,9.
Hasil penilaian Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan
Informasi Publik terhadap Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov
Jabar) dalam 5 (lima) tahun terakhir sempat mengalami pasang-surut.
Memperoleh peringkat ke-7 (tujuh) dengan nilai indeks Keterbukaan
Informasi Publik sebesar 63 (Cukup Informatif) di Tahun 2014, meningkat
mejadi peringkat ke-6 (enam) dengan nilai indeks sebesar 72,994 (Cukup
Informatif) di Tahun 2015, tidak masuk 10 (sepuluh) besar di Tahun 2016,
hingga berhasil menduduki peringkat ke-5 (lima) dengan nilai indeks sebesar
82,89 (Menuju Informatif) di Tahun 2017.
Memperhatikan capaian di Tahun 2017, Biro Humas dan Protokol
selaku PPID Utama Provinsi Jawa Barat bertekad untuk mempertahankan
sekaligus meningkatkan capaian indeks Keterbukaan Informasi Publik
Provinsi Jawa Barat. Untuk itu, PPID Utama membentuk tim ad hoc untuk
melakukan pengawalan pelaksanaan Monev Tahun 2018 sejak Bulan April
2018. Tim ini terdiri dari unsur PPID Utama dan beberapa PPID Pembantu
pada Perangkat Daerah. PPID Utama berdasarkan Struktur Organisasi
Pengelola Layanan Informasi dan Dokumentasi (PLID) dalam Keputusan
Gubernur Nomor 042/Kep.175-Humaspro/2017 terdiri dari Biro Hukum dan
HAM, Dinas Komunikasi dan Informatika, serta Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah, yang bekerja di bawah koordinasi Biro Humas dan
Protokol. Di lingkungan Biro Humas dan Protokol sendiri, unit teknis yang
melaksanakan pengawalan kegiatan Monev Keterbukaan Informasi Badan
Publik adalah Subbagian Pelayanan Informasi, di bawah arahan Kepala
Bagian Pelayanan Media dan Informasi. Sementara itu, Perangkat Daerah
yang dilibatkan dalam pengawalan Monev diantaranya adalah:
1) Inspektorat Provinsi Jawa Barat;
2) Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat;
3) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Barat;
4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat;
5) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Barat;
6) Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat;
7) Biro Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
8) Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat;
9) Biro Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat;
10) Biro Pemerintahan dan Kerjasama Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat; dan
11) Subbagian Perencanaan dan Ketatausahaan pada Biro Humas
dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Tindak lanjut dari pembentukan tim tersebut diwujudkan dalam
beberapa kegiatan, yaitu Focus Group Discussion (FGD) Tim Peningkatan
Indeks Keterbukaan Informasi Publik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat dan Rapat Evaluasi Pemutakhiran Daftar Informasi Publik serta Rapat
Persiapan Pemenuhan Data Dukung dan Pengisian SAQ Monev
Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018.
Gambar 13 Dokumentasi Kegiatan FGD Tim Peningkatan Indeks Keterbukaan Informasi Publik Provinsi Jawa Barat
Bandung, 10 April 2018
Sebagai langkah awal, Biro Humas dan Protokol selaku PPID Utama
berinisiatif memetakan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
menghadapi Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018
melalui kegiatan FGD. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 April
2018 di Ruang Rapat Malabar, Gedung Sate dengan mengundang unsur
PPID Utama lainnya yaitu Biro Hukum dan HAM selaku Bidang
Penyelesaian Sengketa, Dinas Komunikasi dan Informatika selaku Bidang
Pengolahan Data dan Dokumentasi, serta Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat selaku Bidang Kearsipan dan
Klasifikasi Informasi. Kegiatan ini juga menghadirkan 2 (dua) orang Pejabat
Fungsional Perencana di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat.
FGD ini menyimpulkan bahwa peningkatan indeks Keterbukaan
Informasi Publik dapat dicapai apabila lingkungan internal pemerintah dan
lingkungan eksternal (pemahaman hak dan kewajiban masyarakat umum)
sudah bersinergi, yang diawali dengan terbentuknya standar pengelolaan
dan pelayanan informasi sehingga melahirkan kebijakan keterbukaan
informasi publik yang tepat. Hal ini sudah dilaksanakan di Jawa Barat,
terbukti dengan lahirnya peraturan-peraturan tingkat daerah dalam bidang
keterbukaan informasi, diantaranya Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun
2011, Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2014, dan Keputusan Gubernur
Nomor 042/Kep.175-Humaspro/2017.
Gambar 14 Dokumentasi Kegiatan Rapat Evaluasi Pemutakhiran Daftar Infomasi Publik
Bandung, 7 Juni 2018
Kemudian dalam diskusi ditemukan bahwa berdasarkan pengalaman
pada kegiatan Monev di tahun sebelumnya, persoalan ketersediaan Daftar
Informasi Publik (DIP) cukup krusial. Sementara itu, kewajiban PPID Utama
untuk memutakhirkan DIP secara berkala Tahun 2018 ini sempat terhambat
karena DIP mutakhir dari masing-masing Perangkat Daerah tidak terkumpul
seluruhnya tepat waktu. Oleh karena itu, untuk menghadapi kegiatan Monev
tahun ini Biro Humas dan Protokol kembali melakukan persiapan dengan
mengadakan kegiatan Rapat Evaluasi Pemutakhiran Daftar Informasi Publik.
Kegiatan ini ditujukan agar proses pemutakhiran DIP yang sempat
terhambat tersebut dapat disegerakan dan ditetapkan oleh Kepala Biro
Humas dan Protokol selaku Ketua PPID Utama.
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Papandayan, Gedung
Sate, pada Tanggal 7 Juni 2018. Diselenggarakan oleh Biro Humas dan
Protokol selaku Ketua PPID Utama, dan mengundang perwakilan PPID
Pembantu dari seluruh Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Gambar 15 Dokumentasi Kegiatan Rapat Pemenuhan Data Dukung SAQ Monev Keterbukaan Informasi Publik 2018
Bandung, 23 Agustus 2018
Setelah Sosialisasi Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik
Tahun 2018 dilaksanakan di Kantor Kementerian Komunikasi dan
Informatika pada Tanggal 1-2 Agustus 2018, disusul dengan pendistribusian
Self Assessment Questionnaire (SAQ) Monev melalui surat Nomor
223/KIP/VIII/2018 tanggal 3 Agustus 2018, PPID Utama Provinsi Jawa Barat
langsung memproses pengisian SAQ tersebut. Untuk mengisi dan
memenuhi Data Dukung SAQ Monev tersebut, PPID Utama Provinsi Jawa
Barat melaksanakan beberapa kali rapat bersama tim yang terdiri dari unsur
PPID Utama dan PPID Pembantu tertentu pada Tanggal 10 Agustus 2018,
16 Agustus 2018 dan 23 Agustus 2018. Melalui rangkaian kegiatan rapat
tersebut, PPID Utama bersama sejumlah PPID Perangkat Daerah berhasil
memenuhi poin-poin penilaian dalam SAQ serta mengumpulkan seluruh
Data Dukungnya. Akhirnya, berdasarkan penilaian sendiri (self-
assessment), PPID Provinsi Jawa Barat berhasil mengumpulkan 200 poin
untuk Komponen Penilaian Pertama dan Kedua dalam SAQ, atau terpenuhi
100%.
Gambar 16 Dokumentasi Penyerahan SAQ Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018
Jakarta, 31 Oktober 2018
SAQ yang telah diisi beserta Data Dukung diserahkan secara
langsung kepada Komisi Informasi Pusat pada Tanggal 31 Oktober 2018
oleh Kepala Subbagian Pelayanan Informasi didampingi 2 (dua) orang
anggota tim dengan membawa Surat Pengantar Nomor 489/3787/Humaspro
tertanggal 28 Agustus 2018. Verifikasi SAQ dilakukan oleh Tim Monev KI
Pusat sepanjang Bulan September 2018. Hingga tahap ini selesai, KI Pusat
mulai mengagendakan tahapan Presentasi untuk seluruh Badan Publik yang
mengisi dan mengembalikan SAQ.
Undangan Komisi Informasi Pusat kepada PPID Utama Provinsi Jawa
Barat untuk melakukan Presentasi disampaikan melalui surat Nomor
326/KIP/IX/2018 Tanggal 26 September 2018. Presentasi dilaksanakan
pada Tanggal 10 Oktober 2018 di Hotel Treva Internasional, Jakarta.
Tahapan Presentasi ini menilai 3 (tiga) aspek, yaitu:
1) Komitmen Badan Publik dalam mewujudkan layanan publik yang
berkualitas;
2) Koordinasi Badan Publik dalam Pelayanan dan Pengelolaan
Informasi Publik; dan
3) Inovasi Badan Publik dalam Pelayanan Informasi Publik.
Sebagai wujud komitmen PPID Provinsi Jawa Barat, Biro Humas dan
Protokol berupaya menghadirkan Atasan PPID Utama, yaitu Asisten
Administrasi Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, untuk
mempresentasikan paparan di hadapan Juri. Adapun Juri yang menilai
paparan tersebut yaitu:
1) Ketua Komisi Informasi Pusat, Gede Narayana;
2) Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat, Hendra J. Kede; serta
3) Koordinator Freedom of Information Network Indonesia (FoINI),
Desiana Samosir.
Gambar 17 Dokumentasi Tahapan Presentasi Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018 oleh Asisten
Daerah Bidang Administrasi selaku Atasan PPID Utama Provinsi Jawa Barat Jakarta, 10 Oktober 2018
Untuk aspek pertama, PPID Provinsi Jawa Barat memaparkan
mengenai jumlah dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) penunjang
fungsi PPID, kegiatan Pembinaan SDM penunjang fungsi PPID, serta
pengalokasian anggaran dalam melaksanakan fungsi pengelolaan dan
pelayanan informasi publik. Untuk aspek kedua, PPID Provinsi Jawa Barat
memaparkan pola koordinasi penyusunan Daftar Informasi Publik (DIP) dan
Uji Konsekuensi untuk menyusun Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK)
serta pola koordinasi penyediaan informasi publik. Kemudian untuk aspek
ketiga, disampaikan bentuk-bentuk penyediaan dan pelayanan informasi
publik yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Website, Media
Sosial, Desk Informasi, Majalah, dan Media Luar Ruang, serta inovasi yang
baru dikembangkan yaitu Mobile Application (Android) PPID Jabar. Terakhir,
Atasan PPID Utama menyampaikan bentuk-bentuk penyimpanan/
pendokumentasian informasi publik dan pendokumentasian informasi yang
dikecualikan, yang selama ini sudah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan Laporan Implementasi Keterbukaan Informasi Publik &
Penganugerahaan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) di bawah komando Biro Humas dan Protokol
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat berhasil meningkatkan indeks
Keterbukaan Informasi Publiknya. Capaian yang diperoleh Pemprov Jabar
Tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan. Pemprov Jabar
memperoleh nilai sebesar 90,32 sehingga termasuk sebagai Badan Publik
dengan kualifikasi Informatif, capaian tertinggi nasional untuk Kategori
Pemerintah Provinsi bersama Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DKI Jakarta,
dan Provinsi Kalimantan Barat.
Gambar 18
Dokumentasi Penyerahan Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018 Jakarta, 5 November 2018
Capaian ini tidak lepas dari peran aktif Biro Humas dan Protokol
selaku Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Utama
Provinsi Jawa Barat selama 2 (dua) tahun terakhir. Subbagian Pelayanan
Informasi selaku unit teknis pelaksanan fungsi pengelolaan dan pelayanan
informasi publik di bawah arahan Kepala Bagian Pelayanan Media dan
Informasi berhasil mencegah kemunduran yang sempat dialami. Hal ini
dapat terwujud karena Biro Humas dan Protokol beserta tim secara
konsisten memperbaiki dan berupaya memenuhi kelengkapan kriteria
penilaian Monev yang sesuai dengan standar layanan informasi publik
berdasarakan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010. Atas
capaian tersebut, penghargaan diserahkan secara langsung kepada
Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil, oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia, Bapak Jusuf Kalla, di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat pada
Hari Senin, 5 November 2018.
Gambar 19 Piagam Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2018
Pasang surut capaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tidak lepas dari dinamika/
perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat serta penunjukkan PPID itu sendiri. Pada awal mula
pembentukannya, PPID Provinsi Jawa Barat ditunjuk melalui Keputusan
Gubernur Nomor 489/Kep.487-Diskominfo/2010 tentang Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi pada Organisasi Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Keputusan ini diprakarsai oleh
Dinas Komunikasi dan Informatika pada Tahun 2010 dan berlaku selama 4
(empat) Tahun hingga akhirnya diperbaharui pada Tahun 2014. Data
capaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat selama 4 (empat) Tahun tersebut tidak diketahui.
Tahun 2014, fungsi PPID dialihkan ke Biro Humas, Protokol dan
Umum pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan
Keputusan Gubernur Nomor 042/Kep.665-Humasprotum/2014 tentang
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Peralihan ini dimaksudkan guna mewujudkan
pelaksanaan tugas pelayanan informasi yang efisien dan efektif. Keputusan
tersebut berlaku selama hampir 3 (tahun) hingga akhirnya diperbaharui
melalui Keputusan Gubernur Nomor 042/Kep.175-Humaspro/2017 tentang
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat. Pembaharuan peraturan ini disebabkan oleh
perubahan SOTK serta kebutuhan akan penguatan payung hukum dalam
pembentukan dan pembagian kewenangan antara PPID Utama dan PPID
Pembantu di Provinsi Jawa Barat yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2017. Adapun capaian Indeks Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke
tahun dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Matriks Capaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
No. Tahun Kedudukan
Hukum PPID
Pemrakarsa dan
Pelaksana Utama
Capaian
Indeks
KIP
Capaian
Kualifikasi
1. 2010 –
2013
Kepgub No.
489/Kep.487-
Diskominfo/2010
Dinas Komunikasi
dan Informatika N.A. N.A.
2. 2014
Kepgub No.
042/Kep.665-
Humasprotum/2014
Biro Humas,
Protokol dan Umum 63
Cukup
Informatif
3. 2015
Kepgub No.
042/Kep.665-
Humasprotum/2014
Biro Humas,
Protokol dan Umum 72,994
Cukup
Informatif
4. 2016
Kepgub No.
042/Kep.665-
Humasprotum/2014
Biro Humas,
Protokol dan Umum 76,50
Cukup
Informatif
5. 2017
Kepgub No.
042/Kep.175-
Humaspro/2017
Biro Humas dan
Protokol 82,89
Menuju
Informatif
6. 2018
Kepgub No.
042/Kep.175-
Humaspro/2017
Biro Humas dan
Protokol 90,32 Informatif
Tabel 1
Matriks Capaian Indeks Keterbukaan Informasi Publik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
C. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PELAYANAN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI PUBLIK
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Publik di Provinsi Jawa Barat
dilaksanakan sesuai dengan Standard Operational Procedur (SOP) yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Transparansi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Namun semenjak diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 3 Tahun 2017, PPID Utama Provinsi Jawa Barat melakukan penyesuaian
SOP sebagaimana diamanatkan oleh Permendagri tersebut. Setidaknya terdapat
6 (enam) SOP yang disusun oleh Ketua PPID Utama, yaitu:
1. SOP Pelayanan Permohonan Informasi Publik;
2. SOP Penanganan Pernyataan Keberatan;
3. SOP Fasilitasi Sengketa Informasi;
4. SOP Penyusunan Daftar Informasi Publik;
5. SOP Pengecualian Informasi Secara Aktif;
6. SOP Pengecualian Informasi Secara Pasif;SOP
Serta 2 (dua) SOP yang disusun oleh Bidang Kearsipan dan Klasifikasi
Informasi atau Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah selaku anggota PPID
Utama, yaitu:
1. SOP Pendokumentasian Informasi Publik; dan
2. SOP Pendokumentasian Informasi yang Dikecualikan.
PPID Provinsi Jawa Barat melayani permohonan informasi publik setiap hari
kerja mulai pukul 09.00 hingga pukul 15.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00
hingga pukul 13.00 pada Hari Senin-Kamis dan pukul 11.00 hingga pukul 13.00
pada Hari Jumat. Jangka waktu penyelesaian permohonan informasi adalah 10
(sepuluh) hari kerja ditambah satu kali 7 (tujuh) hari kerja apabila diperlukan dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada pemohon.
1) Rekapitulasi Pelayanan Permohonan Informasi dan Dokumentasi Publik
Berdasarkan rekapitulasi layanan Permohonan Informasi Publik pada
PPID Utama Provinsi Jawa Barat Tahun 2018, terdapat 12 (dua belas)
permohonan informasi publik yang terdaftar. Tahun 2018 ini, seluruh
permohonan informasi publik pada PPID Utama ditanggapi dengan baik,
dengan pemohon informasi yang seluruhnya merupakan kategori Individu.
Permohonan informasi terbanyak adalah pada bulan Oktober 2018,
dengan pemohon informasi yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Dalam pemenuhan dokumen, tidak seluruh pemohon informasi mendapatkan
dokumen yang dimohonkan. Beberapa dokumen informasi yang dimohon tidak
berada di bawah kekuasaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Karena
hal tersebut pula, sebagian pemohon merasa tidak puas sehingga mengajukan
keberatan walaupun pada akhirnya tetap ditanggapi bahwa dokumen informasi
yang dimohon tidak di kuasai dan mengarahkan untuk memohon kepada
Badan Publik lain. Di bawah adalah tabel rekapitulasi permohonan informasi
publik kepada PPID Utama Provinsi Jawa Barat.
BULAN
JUMLAH PERMOHONAN
INFORMASI PUBLIK
KATEGORI PEMOHON INFORMASI
INDIVIDU BADAN HUKUM
KELOMPOK ORANG
Januari 0 0 0 0
Februari 0 0 0 0
Maret 1 1 0 0
April 0 0 0 0
Mei 1 1 0 0
Juni 1 1 0 0
Juli 1 1 0 0
Agustus 1 1 0 0
September 2 2 0 0
Oktober 3 3 0 0
November 2 2 0 0
Desember 0 0 0 0
TOTAL 12 12 0 0
Tabel 2 Rekapitulasi Permohonan Informasi Publik kepada PPID Utama Provinsi Jawa Barat
Adapun rekapitulasi layanan permohonan informasi publik kepada PPID
Provinsi Jawa Barat, baik PPID Utama maupun PPID Pembantu adalah
sebagaimana tertuang dalam Tabel 3 berikut ini.
Kat
ego
ri P
emo
ho
n Kel
om
-p
ok
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Bad
an
Hu
kum
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ind
ivid
u
12 0
0
0
0
0
0
0
0
41
Per
mo
ho
nan
Info
rmas
i pad
a B
ula
n
Des
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
No
v
2
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Okt
3
0
0
0
0
0
0
0
0
12
Sep
2
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Ags
1
0
0
0
0
0
0
0
0
15
Jul 1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jun
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mei
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ap
r
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mar
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Feb
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Jan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Nam
a P
eran
gkat
Dae
rah
Bir
o H
um
as d
an P
roto
kol
Bir
o P
em
erin
tah
an d
an K
erja
sam
a
Bir
o H
uku
m d
an H
ak A
sasi
Man
usi
a
Bir
o P
ela
yan
an d
an P
enge
mb
anga
n S
osi
al
Bir
o S
aran
a P
ere
kon
om
ian
, In
vest
asi,
dan
BU
MD
Bir
o P
en
gen
dal
ian
Pe
mb
angu
nan
Bir
o P
rod
uks
i dan
Ind
ust
ri
Bir
o O
rgan
isas
i
Bir
o U
mu
m
Din
as P
en
did
ikan
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tab
el
3
Rekap
itu
lasi P
ela
yan
an
Perm
oh
on
an
In
form
asi P
ub
lik P
PID
Pro
vin
si Jaw
a B
ara
t T
ah
un
2018
REK
AP
ITU
LASI
PEL
AY
AN
AN
PER
MO
HO
NA
N
INFO
RM
ASI
PU
BLI
K T
AH
UN
20
18
Kat
ego
ri P
emo
ho
n
Kel
om
-p
ok
0
0
0
0
0
0
4
0
4
0
Bad
an
Hu
kum
0
0
0
0
1
2
0
0
6
0
Ind
ivid
u
0
0
0
0
0
16
40 0
16 0
Per
mo
ho
nan
Info
rmas
i pad
a B
ula
n
Des
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
No
v
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
Okt
0
0
0
0
0
0
3
0
1
0
Sep
0
0
0
0
0
2
5
0
0
0
Ags
0
0
0
0
0
0
6
0
1
0
Jul 0
0
0
0
0
3
4
0
0
0
Jun
0
0
0
0
0
0
3
0
5
0
Mei
0
0
0
0
0
5
2
0
2
0
Ap
r
0
0
0
0
1
3
6
0
1
0
Mar
0
0
0
0
0
2
7
0
5
0
Feb
0
0
0
0
0
2
3
0
3
0
Jan
0
0
0
0
0
1
5
0
7
0
Nam
a P
eran
gkat
Dae
rah
Din
as K
eseh
atan
Din
as B
ina
Mar
ga d
an P
enat
aan
Ru
ang
Din
as S
um
ber
Day
a A
ir
Din
as P
eru
mah
an d
an P
erm
uki
man
Din
as S
osi
al
Din
as P
em
ber
day
aan
Pe
rem
pu
an, P
erl
ind
un
gan
A
nak
dan
Kel
uar
ga B
eren
can
a
Din
as L
ingk
un
gan
Hid
up
Din
as P
em
ber
day
aan
Mas
yara
kat
dan
Des
a
Din
as P
erh
ub
un
gan
Din
as K
om
un
ikas
i dan
Info
rmat
ika
No
.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tab
el
3
Rekap
itu
lasi P
ela
yan
an
Perm
oh
on
an
In
form
asi P
ub
lik P
PID
Pro
vin
si Jaw
a B
ara
t T
ah
un
2018
Kat
ego
ri P
emo
ho
n
Kel
om
-p
ok
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bad
an
Hu
kum
12 0
0
0
0
0
0
19 0
0
Ind
ivid
u
15 0
0
0
29
14
6
0
7
0
0
Per
mo
ho
nan
Info
rmas
i pad
a B
ula
n
Des
0
0
0
0
0
12
0
0
0
0
No
v
1
0
0
0
0
14 0
0
0
0
Okt
4
0
0
0
3
16 0
0
0
0
Sep
3
0
0
0
1
15 0
1
0
0
Ags
1
0
0
0
2
9
0
1
0
0
Jul 7
0
0
0
5
18 0
4
0
0
Jun
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
Mei
0
0
0
0
2
11
0
4
0
0
Ap
r
9
0
0
0
4
23 0
5
0
0
Mar
1
0
0
0
5
7
0
8
0
0
Feb
3
0
0
0
5
7
0
2
0
0
Jan
1
0
0
0
2
7
0
1
0
0
Nam
a P
eran
gkat
Dae
rah
Din
as K
op
eras
i dan
Usa
ha
Kec
il
Din
as P
MP
TSP
Din
as P
em
ud
a d
an O
lah
raga
Din
as P
erp
ust
akaa
n d
an K
ears
ipan
Dae
rah
Din
as T
en
aga
Ker
ja d
an T
ran
smig
rasi
Din
as K
etah
anan
Pan
gan
dan
Pet
ern
akan
Din
as P
ariw
isat
a d
an K
ebu
day
aan
Din
as K
elau
tan
dan
Per
ikan
an
Din
as T
anam
an P
anga
n d
an H
olt
iku
ltu
ra
Din
as P
erk
ebu
nan
No
.
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tab
el
3
Rekap
itu
lasi P
ela
yan
an
Perm
oh
on
an
In
form
asi P
ub
lik P
PID
Pro
vin
si Jaw
a B
ara
t T
ah
un
2018
Kat
ego
ri P
emo
ho
n
Kel
om
-p
ok
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bad
an
Hu
kum
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
Ind
ivid
u
0
0
0
0
0
0
0
0
6
24
Per
mo
ho
nan
Info
rmas
i pad
a B
ula
n
Des
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
No
v
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Okt
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
Sep
0
0
0
0
0
0
0
0
2
2
Ags
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Jul 0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
Jun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
Mei
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
Ap
r
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Mar
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
Feb
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Jan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Nam
a P
eran
gkat
Dae
rah
Din
as K
ehu
tan
an
Din
as E
ner
gi d
an S
um
ber
Day
a M
iner
al
Din
as P
eri
nd
ust
rian
dan
Pe
rdag
anga
n
Din
as K
epen
du
du
kan
dan
Pen
cata
tan
Sip
il
Bad
an P
eren
can
aan
Pe
mb
angu
nan
Dae
rah
Bad
an K
epeg
awai
an D
aera
h
Bad
an P
enge
mb
anga
n S
um
ber
Day
a M
anu
sia
Bad
an P
enel
itia
n &
Pen
gem
ban
gan
Dae
rah
Bad
an P
enge
lola
an K
euan
gan
& A
set
Dae
rah
Bad
an P
end
apat
an D
aera
h
No
.
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Tab
el
3
Rekap
itu
lasi P
ela
yan
an
Perm
oh
on
an
In
form
asi P
ub
lik P
PID
Pro
vin
si Jaw
a B
ara
t T
ah
un
2018
Kat
ego
ri P
emo
ho
n
Kel
om
-p
ok
0
0
0
0
0
0
0
0
29 0
Bad
an
Hu
kum
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
Ind
ivid
u
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Per
mo
ho
nan
Info
rmas
i pad
a B
ula
n
Des
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
No
v
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Okt
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
Sep
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
Ags
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
Jul 0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
Jun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mei
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
Ap
r
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
Mar
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
Feb
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
Jan
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
Nam
a P
eran
gkat
Dae
rah
Bad
an P
engh
ub
un
g
Bad
an P
enan
ggu
lan
gan
Ben
can
a D
aera
h
Bad
an K
esat
uan
Ban
gsa
dan
Po
litik
Bad
an K
oo
rdin
asi P
em
erin
tah
an d
an
Pe
mb
angu
nan
Wila
yah
I
Bad
an K
oo
rdin
asi P
em
erin
tah
an d
an
Pe
mb
angu
nan
Wila
yah
II
Bad
an K
oo
rdin
asi P
em
erin
tah
an d
an
Pe
mb
angu
nan
Wila
yah
III
Bad
an K
oo
rdin
asi P
em
erin
tah
an d
an
Pe
mb
angu
nan
Wila
yah
IV
Satu
an P
olis
i Pam
on
g P
raja
Insp
ekto
rat
Dae
rah
Sekr
etar
iat
DP
RD
No
.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Tab
el
3
Rekap
itu
lasi P
ela
yan
an
Perm
oh
on
an
In
form
asi P
ub
lik P
PID
Pro
vin
si Jaw
a B
ara
t T
ah
un
2018
2) Rincian Penyelesaian Sengketa Informasi Publik
Layanan permohonan informasi dan dokumentasi publik yang diberikan
oleh PPID Provinsi Jawa Barat tidak selamanya dapat memuaskan pemohon
informasi publik. Terlihat dari adanya sengketa informasi publik yang diajukan
kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat oleh seorang pemohon yang
sebelumnya mengajukan permohonan dengan nomor pendaftaran
ppid/utama/2018/3/1. PPID Utama Provinsi Jawa Barat dipanggil oleh Komisi
Informasi Provinsi Jawa Barat untuk menyelesaikan sengketa informasi pada
bulan Maret 2018 dengan nomor registrasi 137/T/PA/PSI/KI-JBR/VI/2018.
Adapun dokumen yang dimohon dan disengketakan yaitu;
1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang APBD TA 2004 s.d.
2018;
2. Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Penjabaran APBD TA 2004 s.d.
2018;
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Perubahan APBD TA
2004 s.d. 2018;
4. Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Penjabaran Perubahan APBD
TA 2004 s.d. 2017;
5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Pertanggung Jawaban
Pelaksanaan APBD TA 2004 s.d. 2017;
6. Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2004 s.d. 2017; dan
7. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Jawa Barat TA
2004 s.d. 2017.
Pemohon menyampaikan permohonan melalui surat dengan nomor
003/Permohonan-SIP/III/2018 tertanggal 14 Maret 2018. Surat tersebut kami
tanggapi melalui email pada tanggal 26 Maret 2018 dengan meminta kepada
pemohon agar mengisi formulir dan menjelaskan tujuan permohonan
sebagaimana diamantkan oleh Undang-undang dan Peraturan Komisi
Informasi untuk mendapatkan tanda bukti permohonan dan nomor pendaftaran.
Pemohonpun akhirnya menyampaikan formulir yang sudah dilengkapi dengan
tujuan permohonan kepada PPID Utama Provinsi Jawa Barat pada Tanggal 27
Maret 2019 dan terdaftar di tanggal yang sama. Kami menganggap hitungan
10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterbitkannya tanda bukti
permohonan dan nomor pendaftaran, sementara pemohon menganggap
hitungan 10 (sepuluh) hari kerja adalah sejak ditulisnya surat permohonan.
Karena perbedaan pemahaman tersebut, pemohon akhirnya mengajukan
keberatan melalui surat dengan nomor 013/Keberatan-SIP/III/2018 tertanggal
29 Maret 2018. Surat tersebut kami tanggapi dengan menyatakan bahwa
permohonan masih dalam proses tindak lanjut karena dokumen informasi yang
dimohon sebagiannya sudah melebih jangka waktu 10 (sepuluh) Tahun.
Namun pemohon tetap tidak puas dan akhirnya mengajukan sengketa,
walaupun sebagian dokumen sudah bisa diakses melalui situs
www.jabarprov.go.id.
Dalam sidang Pemerikasaan Awal, Komisi Informasi memeriksa
kedudukan hukum masing-masing pihak, baik pemohon maupun termohon.
Dalam proses sidang Pemeriksaan Awal tersebut ditemukan bahwa
permohonan pengajuan sengketa oleh pemohon sudah melebihi jangka waktu
14 (empat belas) hari sehingga penyelesaian sengketa dinyatakan selesai.
D. TANTANGAN DAN HAMBATAN PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI PUBLIK
Hampir setiap tahun, capaian Indeks KIP Pempov Jabar meningkat, namun
meskipun begitu, kami sepenuhnya menyadari bahwa kualitas pengelolaan dan
pelayanan informasi publik di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Dalam perjalanannya, pelayanan informasi
kepada publik sering terhambat disebabkan oleh belum maksimalnya pengelolaan
informasi publik di masing-masing Perangkat Daerah. Hal ini tercermin dalam
proses pengumpulan Daftar Informasi Publik (DIP) dan proses penyusunan Daftar
Informasi yang Dikecualikan (DIK) dari masing-masing Perangkat Daerah. PPID
pada Perangkat Daerah belum secara utuh memahami bagaimana memilah jenis
informasi yang dikuasai serta melakukan Uji Konsekuensi agar tersusun DIP dan
DIK yang benar-benar berkualitas. DIP dan DIK yang berkualitas diperlukan untuk
memudahkan masyarakat umum mengetahui informasi apa saja yang dimiliki oleh
unit-unit kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai tugas pokok dan fungsi
kedinasan tiap-tiap Perangkat Daerah.
Kemudian kami menemukan bahwa sebagian PPID pada Perangkat Daerah
masih belum memahami bagaimana menyikapi permohonan informasi dari
individu/ kelompok masyarakat yang mengaku mewakili Organisasi
Kemasyarakatan dan/ atau Perusahaan Pers. Tidak jarang para pemohon
informasi meminta dokumen anggaran, kontrak pengadaan barang-jasa, dan lain
sebagainya, dengan tujuan melaksanakan fungsi pengawasan publik. PPID sering
kebingungan untuk menyikapinya karena khawatir dengan kredibilitas pemohon,
baik dalam hal pribadi pemohonnya, Organisasi Kemasyarakatan dan/ atau
Perusahaan Pers yang diwakilinya, maupun tujuan permohonan dan penggunaan
informasi publiknya. Hal-hal lain yang menjadi hambatan kami diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Koordinasi antara PPID Utama dan PPID Pembantu sering terhambat,
karena ego jabatan dan ego sektoral, sehingga seringkali proses
pengelolaan dan pelayanan informasi publik tidak berjalan sesuai standar,
misalnya dalam proses penyusunan Daftar Informasi Publik dan Informasi
yang Dikecualikan, serta proses koordinasi pelayanan permohonan
informasi;
2. Jumlah SDM yang terbatas disertai beban tugas ganda, terlebih Pejabat
Fungsional Pranata Kehumasan, Komputer dan Arsiparis pada Perangkat
Daerah masih minim; dan
3. Rotasi Jabatan tanpa adanya transfer of knowledge, sehingga pemahaman
pejabat struktural yang membidangi PPID saat terjadi penggantian hampir
selalu dimulai dari nol.
Terakhir, satu hal penting yang belum teralisasi hingga saat ini adalah
mendorong PPID pada Perangkat Daerah untuk menunjuk PPID di setiap Unit/
Balai/ Cabang Dinas pada Perangkat Daerah. Penunjukkan PPID pada unit kerja
yang memberikan pelayanan langsung di daerah dimaksudkan agar proses
pengelolaan dan pelayanan informasi publik di seluruh unit kerja dapat
dilaksanakan dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana sesuai
dengan prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik.
E. REKOMENDASI PENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI PUBLIK
Berdasarkan tantangan dan hambatan tersebut di atas, kami merumuskan
sejumlah rekomendasi sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pelayanan permohonan
informasi publik;
2. Rapat koordinasi berkala dengan agenda kegiatan yang beragam, misalnya
workshop, Training of Trainers (ToT), seminar, bimbingan teknis dan lain
sebagainya;
3. Berkenaan dengan peran pengawasan dan pembinaan terhadap PPID
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, PPID Utama Provinsi Jawa Barat perlu
segera memperkuat Forum Koordinasi PPID Pemerintah Daerah di Jawa
Barat.
F. PENUTUP
Demikian Laporan Layanan Informasi dan Dokumentasi (LLID) PPID
Provinsi Jawa Barat ini kami buat. Kiranya laporan ini dapat dijadikan bahan
evaluasi bagi kami di tahun yang akan datang.
BANDUNG, MARET 2019
KEPALA BIRO HUMAS DAN KEPROTOKOLAN Selaku
KETUA PPID UTAMA PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT,
Ttd.
Ir. HERMANSYAH, M.Si Pembina Utama Madya
NIP. 19590103 198503 1 009