KARYA WISATA KE CANDI BOROBUDUR.docx
-
Upload
vtry-al-mafhy -
Category
Documents
-
view
153 -
download
30
Transcript of KARYA WISATA KE CANDI BOROBUDUR.docx
KARYA WISATA KE CANDI
BOROBUDUR,KETEPAS,MUSEUM
DIRGANTARA DAN MALIOBORO
Disusun Oleh :
1. Ade Setiawan
2. Aldi Firmansyah
3. Atsil Akbarudin
4. Aisyi Khikmatul Maulidy
5. Anisah
6. Chilmatunnisah
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMP NEGERI 2 LEBAKSIU
2015
PENGESAHAN
Laporan karya wisata ini dikoreksi,disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mutahidah,S.Pd Siti Qomariyah,S.Pd
Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 2 Lebaksiu
Nurul Hadi, S.Pd
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan karya tulis ini. Tugas
penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir SMP Negeri 2
Lebaksiu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini. Sebagai rasa hormat atas semua bantuan dan
bimbingannya kami ucapkan kepada :
1. Bapak nurul Hadi, S.Pd selaku kepala sekolah
2. Bapak dan Ibu pembimbing serta walali kelas
3. Orang Tua kami tercinta
Kami menyadari semua kesalahan dalam kata-kata maupun dalam bahasanya.
Maka dari itu atas kritik dan saran yang bersifat membangun,kami ucapkan terima
kasih.
Lebaksiu, Januari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Alasan pemilihan judul
B. Tujuan penulis
BAB II : ISI
A. Pelaksanaan Karya Wisata
B. Pembahasan :
1. Candi Borobudur
2. Ketepass
3. Museum Dirgantara
4. Malioboro
BAB III: PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Kami memlih judul “ KARYA WISATA KE CANDI BOROBUDUR,
KETEPAS, MUSEUM DIRGANTARA DAN MALIOBORO ” karena selain
menarik, juga memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini antara lain :
1. Melatih dan mengembangkan keterampilan menulis
2. Memperkaya kosakata bahasa
3. Meningkatkan pemahaman dan wawasan
4. Meningkatkan pola pikir dalam membuat suatu karya tulis
BAB II
ISI
A. Pelaksanaan Karya Wisata
Pelaksanaan SMP Negeri 2 Lebaksiu yaiti pada tanggal 20 sampai 22
Desember 2014. Karya wisata ini diikuti leh seluruh kelas VIII.
Menjelang pemberangkatan diadakan do’a bersama yang dipimpin oleh
Pembina yaitu hari sabtu 20 Desember 2014 pukul 17:00 WIB. Kemudian pada pukul
17:20 rombongan diberangkatkan. Pukul 01:30 WIB sampai di Magelang,tepatnya di
hotel sailendra untuk beristirahat sampai pukul 06:20 WIB,kemudian bersiap - siap
untuk makan pagi.
Pada pukul 07:00 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Candi
Borobudur.setibanya disanah,kami didampingi oleh pemandu untuk dikenalkan
dengan jenis – jenis batu dan kami diperbolehkan untuk berfoto-foto disanah.setelah
keliling candi Borobudur,kami selanjutnya ke GUSBI (Galeri Unik Seni Borobudur
Indonesia ).
Selanjutnya kami menuju ke tepas. Kami disuguhi pemendangan yang indah
dan kami melihat kejadian dimana Gunung Merapi meletus.selanjutya kami ke
Museum Dirgantara,kami melihat pesawat-pesawat yang pernah digunakan dalam
medan pertempuran.
Setibanya di Malioboro pukul 18:20 WIB kami semua diberikan izin untuk
membeli oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Pada pukul 20:30 WIB kami mampir untuk makan malam di rumah
makan.Setelah semuanya selesai kami pulang ke SMP Negeri 2 Lebaksiu dengan
selamat.
B. Pembahasan
1. Candi Borobudur
Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan
504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi
bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan,
sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur
memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan
Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan,
seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur
adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun
sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti
sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain
mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat.
Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena
tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah
berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu
tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap
tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha
Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui
setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang
masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan
manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan
bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga
tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang
disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan
bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat
Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir
pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam
(arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu
kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang
menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani
yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar
merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta
(Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang
Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang
ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap
lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha.
Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang
dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral
Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari
Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan
ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang
cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi
sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih
dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah
bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan
dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari
rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta
bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai
lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin
Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari
segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi
dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa
sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga
membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat
memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir
gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.
2. Ketep Pass
Ketep Pass adalah salah nama sebuah objek wisata di Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa
Tengah. Ketep Pass ini merupakan Obyek Wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas
wisata kegunungapian, khususnya Gunung Merapi.Pada tanggal 17 Oktober 2002, Ketep Pass
diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-
5 Megawati Soekarnoputri.
Lokasi Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan (pertengahan antara Gunung
Merapi dan Gunung Merbabu). Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas
areanya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari
Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km
dari Candi Borobudur. Dari Kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai
melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Lokasi obyek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau baik
dengan bus besar, minibus, sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor karena medan jalannya
yang tidak terlalu susah untuk dilewati.
Ketep Pass ini memiliki beberapa fungsi,yaitu :
1. Sebagai sarana dokumentasi. Fungsi ini bisa didapat dari adanya film dokumenter yang
diputar di dalam bioskop mini.
2. Sebagai sarana peragaan. Fungsi ini bisa didapat dari adanya komputer interaktif yang
menyimpan data-data tentang Gunung Merapi. Komputer ini tersedia di dalam Volcano
Centre.
3. Sebagai sarana edukasi. Fungsi bisa didapat dari adanya Volcano Centre dan Volcano
Theatre.
4. Sebagai sarana penelitian. Yakni sebagai lokasi pengamatan aktivitas Gunung Merapi.
5. Sebagai sarana rekreasi. Fungsi ini bisa didapat dari adanya gardu pandang dan pelataran
Panca Arga.
Fasilitas
Fasilitas yang disediakan di Ketep Pass ini cukup lengkap dan menarik. Fasilitas-fasilitas
itu adalah :
Museum Vulkanologi
Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya
berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang
dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari
tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster
peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang
menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi.
Bioskop mini
Bioskop ini memiliki kapasitas tempat duduk yang cukup banyak,
yaitu 78 kursi. Bioskop ini menyajikan film berupa sejarah dari Gunung
Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur
pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu. Durasi dari film
ini cukup pendek, hanya sekitar 25 menit.
Teropong
Jumlah teropong yang ada di Ketep Pass ini adalah dua buah. Masing-
masing berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini,
para pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung
Merapi, Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
Pelataran Panca Arga
Panca Arga mempunyai arti Lima Gunung. Lokasi ini merupakan
puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass. Dari puncak tertinggi ini
pengunjung dapat melihat 5 gunung, yaitu Merapi,
Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima Gunung tersebut
pengunjung juga dapat melihat dan menikmati gunung-gunung kecil dan
bukit-bukit yang sangat indah antara lain Gunung Tidar, Gunung
Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo, dll.
Gardu panjang
Berupa 2 buah gazebo masing-masing dengan ukuran empat persegi
panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang panjang sisi lima meter.
Dari Gardu Padang ini, pengujung dapat melihat keindahan alam Gunung
Merapi dan Merbabu, serta hamparan lahan pertanian yang ada di kedua kaki
Gunung tersebut.
3. Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Museum TNI AU diresmikan pada tanggal 4 April 1969 oleh Panglima
Angkatan Udara Laksamana Udara Rusmin Nuryadin berkedudukan di Makowilu V
Tanah Abang Bukit, Jakarta.
Dengan pertimbangan antara lain bahwa Yogyakarta merupakan tempat lahir
dan pusat perjuangan TNI AU periode 1945-1949 serta tempat penggodokan Karbol
AAU, maka pada bulan November 1977 Museum AURI di Jakarta dipindahkan dan
diintegrasikan dengan Museum di Ksatrian AAU di Pangkalan Adisutjipto,
Yogyakarta, dan tanggal 29 Juli 1978 diresmikan sebagai Museum Pusat TNI AU
Dirgantara Mandala.
Mengingat semakin bertambahnya koleksi, maka pada tahun 1984 Museum
dipindahkan ke Wonocatur menempati sebuah gedung bersejarah. Gedung tersebut
semasa penjajahan Belanda adalah sebuah pabrik gula dan pada waktu pendudukan
Jepang digunakan sebagai Depo Logistik. Pada bulan Oktober 1945 BKR dan para
pejuang kemerdekaan berhasil merebut Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Lanud
Adisutjipto) dari tangan Jepang, termasuk segala unsur logistik dan fasilitasnya yang
kemudian digunakan sebagai unsur kekuatan awal TNI Angkatan Udara.
Koleksi Museum saat ini sudah mencapai ribuan, diantaranya alutsista (alat
Utama Sistem Senjata) dengan banyak ragam, puluhan model pesawat, radio
pemancar dan radar, model pakaian dinas TNI AU, Diorama dan masih banyak
koleksi foto maupun prasasti yang lain. Memasuki halam museum kita akan disambut
oleh Pesawat tempur A4-E Skyhawk yang dipajang didepan gedung Museum, ini
merupakan koleksi terbaru dari museum ini. Jenis pesawat ini dimiliki TNI AU
sebanyak 37 unit hingga tahun 2003, yang kemudian beberapa digantikan oleh jenis
pesawat Sukhoi type Su-27SK dan Su-30MK.
Begitu banyaknya koleksi Museum ini maka koleksi Museum ini
dikelompokkan dalam tujuh ruangan yang berbeda yakni Ruangan Utama, Ruang
Kronologi I, Ruang K Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat Dirgantara.
Begitu memasuki Gedung Museum terdapat 4 patung tokoh perintis TNI AU
yakni, Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta
Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim
Perdanakusuma dan Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Selanjutnya Diruangan
Kronologi I anda dapat menyaksikan foto serta informasi mengenai pembentukan
Angkatan Udara Indonesia. Diantaranya penerbangan perdana pesawat merah putih
tanggal 27 Oktober 1945, pembentukan sekolah penerbangan yang pertama di
Maguwo tanggal 7 nopember 1945 yang dipimpin A. Adisutjipto, Operasi Seroja,
pembentukan TRI Angkatan Udara dan masih banyak koleksi lainnya. Ruangan
Selanjutnya yakni Ruang Paskhas berisi tentang beberapa Pakaian dinas yang
dikenakan TNI AU, baik pakaian tempur, Dinas harian ataupun pakaian tugas
penerbangan.
Ruangan berikut dan paling mengesankan adalah ruang alutsista dimana
ditunjukkan beberapa pesawat yang pernaha digunakan TNI AU diantaranya Pesawat
Mustang P51 buatan Amerika yang sangat tekenal, ada juga pesawat buatan inggris
vampire type DH-115 yang merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan oleh
Letnan Udara I Leo Wattimena pada tahun 1956. Dan yang paling penting adalah
replika pesawat Dakota C-47 yang ditembak oleh Belanda di Daerah Ngotho yang
menewaskan perintis TNI Angkatan Udara kita.
Museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul
15.30 WIB. Harga tiket yang diberlakukan untuk mengunjungi tempat ini ditetapkan
sebesar Rp. 3.000,- per orang.
4. Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor
Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan
Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton
Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono
X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran
Mangkubumi menjadi jalan Margo Utomo, dan Jalan Jenderal Achmad Yanimenjadi
jalan Margo Mulyo.
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung,Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg,
dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang
menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang
menjual makanan gudeg Jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya
paraseniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik,
melukis, hapening art, pantomim, dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami merasa senang dengan diadakannya Study Tour ini, karena selain untuk
menambah pengetahuan. Disini kami juga bisa bersenang-senang
B. Saran
Kami mengharapkan siswa untuk lebih meningkatkan kedisiplinan apabila
diadakannya Study Tour kembali. Kami berharap agar semua siswa bisa ikut semua,
dan kami sangat mengharapkan untuk ketepatan waktunya agar siswa tidak merasa
kesal karena terlalu lama.