Karya tulis kesultanan palembang
-
Upload
liananda-indri-putri -
Category
Education
-
view
649 -
download
1
description
Transcript of Karya tulis kesultanan palembang
NAMA PENELITI : LIANANDA INDRI PUTRI
NAMA SEKOLAH : SMAN 2 KAYUAGUNG
ALAMAT SEKOLAH : Jln. Letjend H.M. Yusuf Singadekane No. 13,
Kayuagung , kab. OKI Telp / fax (0712-322476)
Kode pos 30616 Kayuagung kab. OKI
NAMA KOTA : PALEMBANG
TAHUN PENYUSUN : 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT ,
Dimana pada kesempatan yang baik ini kami dapat melakukan observasi
dan pembuatan makalah ini. Berikut ini makalah sejarah mengenai
kesultanan Palembang darusssalam. Semoga anda senang membacanya
dan dapat mengambil manfaat darinya . Namun sebelum membaca ,
telitiilah dahulu makalah ini dengan nalar yang sehat , logika yang jernih ,
agar senantiasa tidak terjadi kekeliruan. Tentu saja tak bijak menilai
sesuatu karya tulis secara terburu-buru sebelum pernah membayangkan
dan menganalisis makalah tersebut. Sebelum terlebih dahulu mengkaji
akar permasalahannya , membaca pernyataaan – pernyataan terhadap
makalah tersebut , mencari argumen-argumen yang mendasari penelitian
tersebut . Kami memberikan ulasan mengenai Sejarah kota Palembang
dari segi struktur pemerintahan maupun tata kota Palembang di masa
kesultanan Palembang darussalam . Makalah ini akan mengatakan
kepada anda bahwa , ” Pentingnya bagi kita untuk mempelajari sejarah ”.
Demikianlah dalam makalah ini kami mencoba menerangkan
sedemikian rupa bahwa sejarah itu penting dalam perkembangan
kehidupan untuk menjadi lebih baik lagi . Dalam pembuatan makalah ini
kami menyadari masih banyak kekurangan . Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk sekalian.
September 2011
Penulis .
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terbentuknya kesultanan Palembang darussalam terjadi pada abad ke
16 yang ditandai dengan adanya peperangan besar antara VOC dan
kerajaan Palembang yaitu ditandai dengan menghilangnya eksistensi dari
kerajaan Palembang . Masa Kesultanan Palembang berkisar selama 157
tahun . Semenjak berdirinya kesultanan Palembang diketahui bahwa telah
adanya perkembangan pengetahuan dan kemajuan dalam bidang
kebudayaan , agama maupun adat istiadat yang ditandai dengan
pembangunan masjid Agung Palembang , Makam Lembang , Keraton Kuto
Batu selain itu membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan yang mempunyai
multi fungsi yaitu sebagai pelayaran , pertanian juga pertahanan yang
dibangun oleh Sultan Badaruddin I . Sultan Badaruddin merupakan salah
satu tokoh pembesar yang mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamuddin banyak pembangunan
yang dilaksanakan dalam memajukan perekonomian maupun pertahanan
dalam kesultanan Palembang Darussalam seperti pembangunan menara
masjid agung dan membuat kontrak perdagangan dengan Belanda dalam
hal komoditi lada dan timah .Tak heran jika nama Palembang yang sering
disebut orang Cina dengan nama Palinforg merupakan kekuatan yang paling
besar dalam kerajaannya terdahulu seperti kerajaan sriwijaya yang
merupakan kerajaan maritim yang ada di kota Palembang Pembangunan
juga dilakukan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Badaruddin
diadakannya pembangunan Benteng Kuto Besak dalam upaya memperkuat
pertahanan dalam melawan penjajah Belanda dan Inggris juga mengatasi
kekuatan politik diplomatik serta peperangan yang dilakukan kedua bangsa
itu , maupun mengusir pasukan kolonial Belanda yang berada di wilayah
kesultanan Palembang Darussalam .Selain itu dimasa pemerintahan Sultan
Badaruddin II , karya sastra mulai berkembang dipelosok kota Palembang
dan juga ditandai dengan perkembangan agama Islam , seni kegiatan bela
diri maupun budaya lainnya , Oleh karena itu Sultan Badaruddin II yang
dikenal sebagai ulama penyiar agama islam , penulis karya sastra maupun
ahli dalam seni kegiatan bela diri , Sultan Badaruddin II juga telah mengusir
pasukan penjajah Belanda maupun Inggris seperti pada perang Palembang
dan adanya peristiwa Loji Sungai Aur .Tak heran jika Sultan Badarruddin II
mendapat penghargaan Indonesia sebagai pahlawan nasional .Kesultanan
Palembang darussalam inilah yang menjadi kekayaan budaya nasional kota
Palembang , oleh karena itu , kekayaan dikota Palembang dapat
dimanfaatkan , Jika masyarakat di kota Palembang sendiri belajar dari
sejarah pemerintahan kesultanan Palembang darussalam ,sehingga dapat
mengoptimalkan pembangunan perkembangan maupun struktur kota yang
lebih berkembang dari sekarang hingga menjadi lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Palembang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan maupun
kota yang telah menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain secara
diplomatik .Ini merupakan kebanggaan tersendiri untuk masyarakat
Palembang , Namun masyarakat Palembang secara umum ada yang tidak
mengetahui tentang sejarah Palembang secara mendetail maupun asal
muasal objek –objek yang ada dikota Palembang seperti Benteng Kuto
Besak , Masjid Agung maupun objek-objek lainnya .Hal ini dikarenakan
masyarakat hanya terpusat pada satu sisi yang hanya memperhatikan
bidang teknologi maupun perkembangan dimasa yang akan datang ,
sehingga banyak diantaranya melupakan makna tentang sejarah .Upaya
yang dapat dilakukan untuk melestarikan kebudayaan kota Palembang yaitu
dengan mempelajari masa silam terdahulu seperti kesultanan Palembang
darussalam .
BAB II
DATA DAN PEMBAHASAN
A. ASAL MULA KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berada di kota
Palembang . Salah satu yang mendasari penemuan tersebut adalah
tercantumnya nama Palinforg yang kita sebut sekarang dengan nama
Palembang , dalam catatan dua orang penulis dari Cina bernama Chufanshi
dan Toa Cih Lio bahwa wilayah Palembang merupakan bandar
perdagangan yang terbesar pada masa itu dan diperkirakan dahulu terletak
di wilayah Laut Selatan .Pada abad ke 12 adanya serangan yang
dilakukan Kerajaan Cola dari India maupun dari kerajaan Majapahit ,
sehingga runtuhnya kerajaan Sriwijaya .Kerajaan majapahit pun yang
mengambil alih kekuasaan kerajaan sriwijaya , tapi hal itu ditolak oleh orang
Cina yang telah lama menguasai Palembang dan mendominasi
pemerintahan di Kota Palembang . Orang –orang Cina tersebut
diperkirakan terusir dari Laut Cina Selatan dan mereka berdagang di selat
Malaka yang diperkirakan merupakan pusat pemerintahan kerajaan
Sriwijaya , maka dari itu kelompok Cina dapat menguasai wilayah
Palembang kurang lebih 200 tahun , karena dapat mendominasi
perdagangan yang ada di wilayah Sriwijaya.Setelah kelompok Cina yang
menguasai Palembang dominasi terhadap perdagangan mulai berakhir.
Kesempatan itu diambil oleh kerajaan Majapahit untuk merebut kembali
pemerintahan yang dilakukan oleh kelompok Cina. Kerajaan sriwijaya pun
berganti dengan nama kerajaan Palembang dengan pusat pemerintahannya
yang berada di Kuto Gawang .Tokoh pendiri kerajaan Palembang adalah Ki
Gede Ing Suro. Karena kerajaan ini berbentuk keraton jawa , Maka terjadilah
akulturasi dan asimilasi atau penggabungan budaya antara budaya Jawa
dan budaya Melayu yang dinamakan dengan budaya Palembang. Kerajaan
Palembang pun menjalin hubungan dengan VOC , Akibat dari hubungan
dengan VOC yang merupakan politik adu domba / devide et impera yang
dibuat oleh penjajah kolonial Belanda .Dalam perkembangan terjadilah
perang besar yang melibatkan kerajaan Palembang dan VOC pada abad ke
16. Hal itu menyebabkan runtuhnya eksistensi pemerintahan kerajaan
Palembang . Setelah runtuhnya kerajaan Palembang maka , lahirlah
Kesultanan Palembang Darussalam dengan pusat pemerintahan yang
berada di daerah Beringin Janggut . Dengan wilayah kekuasaan dari daerah
hulu Sungai Palembang , menyebar ke Beringin Janggut , Bangka Belitung ,
sebagian daerah Jambi , Lampung maupun daerah Bengkulu .
B. PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN PADA MASA KESULTANAN
PALEMBANG DARUSSALAM
Sultan yang pertama bernama Sultan Abdurrahman Kholifatul Mukminin
Sayidul Iman Pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman terjadinya
hubungan dan ikatan yang kuat dalam kerajaan Palembang terhadap
kerajaan yang terdapat diwilayah Jawa . Setelah pemerintahan Sultan
Abdurrahman berakhir di tahun 1706 digantikan oleh Sultan Muhammad
Mansyur Jayo Ing Lago . Sewaktu Sultan Jayo Ing Lago memerintah
kesultanan Palembang Darussalam , Sultan tersebut memenangkan perang
di Jambi . Pada tahun 1714 , berakhinya masa pemerintahan Jayo Ing Lago
yang kemudian digantikan oleh adik dari Raja Jayo Ing Lago yang bernama
Sultan Agung Komaruddin Sri Truno , Karena merasa keputusan itu tidak
adil , maka Putra dari Raja Jayo Ing Lago melakukan perlawanan terhadap
Sultan Agung Komarudin .Pada akhirnya Sultan Agung Komaruddin pun
mendamaikan peperangan sengit yang dilakukan oleh keponakannya yang
bernama Raden Lembu dan Pangeran Adipati Mangkubumi Alimuddin
dengan mengangkat keponakannya tersebut menjadi Pangeran Ratu
Wijayakromo dan Pangeran Sultan Anom Alimudin . Dengan demikian pada
masa itu kesultanan Palembang Darussalam dipimpin oleh tiga sultan
walaupun kedudukan yang tertinggi dipegang oleh Sultan Agung
Komaruddin. Keputusan yang dibuat oleh Sultan Agung Komaruddin tidak
disetujui oleh Pangeran Sultan Anom Alimudin karena merasa tidak puas
dan lebih menguntungkan Pangeran Ratu Wijayakromo yang mendapat istri
dari putri Sultan Agung Komaruddin dengan nama Ratu Rangda . Maka
terjadilah peperangan saudara antara Pangeran Ratu Wijayakromo dan
Pangeran Sultan Anom Alimudin , Namun peperangan tersebut
dimenangkan oleh Pangeran Ratu Wijayakromo , sehingga Pangeran Ratu
Wijayakromo mendapat gelar Sultan Badaruddin I . Setelah pemerintahan
Sultan Agung Komaruddin berakhir maka , berhak digantikan oleh Sultan
Badaruddin I pada tahun 1724. Sultan Badaruddin merupakan tokoh yang
sangat penting dalam perkembangan tekonologi maupun pendidikan tanpa
meninggalkan tradisi yang dilakukan nenek moyang terdahulu ,sehingga
pada masa pemerintahan Sultan Badaruddin I banyak hal-hal yang
dilakukan dalam pembangunan seperti pembangunan masjid Agung
Palembang , Makam Lembang , Keraton Kuto Batu selain itu membuat
kanal-kanal di wilayah kesulatan yang mempunyai multi fungsi yaitu sebagai
pelayaran , pertanian juga pertahanan . Setelah masa pemerintahan Sultan
Badaruddin I berakhir pada tahun 1757 dan digantikan oleh Sultan Ahmad
Najamuddin I . Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamuddin
banyak pembangunan yang dilaksanakan dalam memajukan perekonomian
maupun pertahanan dalam kesultanan Palembang Darussalam seperti
pembangunan menara masjid agung , membuat kontrak perdagangan
dengan Belanda dalam hal komoditi lada dan timah , Setelah pemerintahan
Sultan Ahmad Najamudin berakhir kekuasaan dipegang oleh Sultan
Muhammad Badaruddin . Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad
Badaruddin dilakukannya pembangunan Benteng Kuto Besak dalam upaya
memperkuat pertahanan dalam melawan penjajah Belanda dan Inggris dan
mengatasi kekuatan politik diplomatik dan peperangan yang dilakukan
kedua bangsa itu , maupun mengusir pasukan kolonial Belanda yang berada
di wilayah kesultanan Palembang Darussalam . Tahta kekuasaan
kesultanan Palembang Darussalam dipegang oleh Sultan Badaruddin II
yang dikenal sebagai ulama penyiar agama islam , penulis karya sastra
maupun ahli dalam seni kegiatan bela diri , Sultan Badaruddin II juga telah
mengusir pasukan penjajah Belanda maupun Inggris seperti pada perang
Palembang dan adanya peristiwa Loji Sungai Aur . Pada masa
pemerintahan Sultan Badaruddin II , beliau mengangkat Sultan Ahmad
Najamuddin II Husin Diauddin sebagai Sultan Palembang Darussalam yang
merupakan adik beliau sendiri. Selain itu juga terjadi pengangkatan yang
juga dilakukan oleh beliau , yaitu mengangkat putra sulungnya menjadi
Sultan Palembang Darussalam yang bernama Sultan Ahmad Najamuddin III
Pangeran Ratu , sekaligus terdapat tiga sultan yang memimpin Kesultanan
Palembang Darussalam sendiri . Hal ini disebabkan karena terjadinya
pemecatan oleh kolonial Belanda dan Inggris terhadap Sultan Badaruddin
II , walaupun kekuasaan tertinggi tetap berada dalam kedudukan Sultan
Badaruddin II . Sultan Badaruddin II dan anaknya yang bernama Sultan
Ahmad Najamuddin III Pangeran Ratu saling bantu membantu dalam
melawan para penjajah , hingga akhirnya Sultan Badaruddin II dan anaknya
yang bernama Sultan Ahmad Najamuddin III Pangeran Ratu harus
mengungsi di wilayah Ternate . Oleh karena itu kepemimpinan diambil alih
oleh Sultan Ahmad Najamuddin II Husin Diauddin , Setelah itu pada masa
pemerintahan Sultan Ahmad Najamuddin II Husin Diauddin , beliau melantik
putranya yang bernama Sultan Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom , Namun
pada masa pemerintahan Parabu Anom Kesultanan Palembang Darussalam
dibawah kendali oleh penjajahan Belanda dan juga adanya pengaruh Inggris
, sehingga adanya berbagai desakan dari pihak Belanda untuk menyudutkan
kedudukan Prabu Anom yang selalu melakukan perlawanan .Perlawanan
yang dilakukan Prabu Anom tidak hanya dalam pusat pemerintahan
melainkan juga didaerah-daerah , sehingga Belanda memberi gelar kepada
Prabu Anom dengan gelar Sultan Amuk . Akhirnya perlawanan yang
dilakukan oleh Prabu Anom karena ditangkap oleh pihak Belanda .
Sementara , Sultan Ahmad Najamuddin II Husin Diauddin yang merupakan
ayah Prabu Anom diasingkan di Batavia dan juga meninggal didaerah
Batavia .Keadaan yang sama juga dialami oleh Sultan Ahmad Najamuddin
IV Prabu Anom yaitu diasingkan diwilayah Banda serta Manado . Sultan
Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom pun juga wafat di Manado .Sejak
tertangkapnya Sultan Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom merupakan sultan
terakhir pada kerajaan Palembang. Maka , Kesultanan Palembang
darussalam telah dihapuskan oleh pihak Belanda .Pada saat pemerintahan
dipegang oleh kolonial Belanda , pemerintahan dirombak secara
keseluruhan termasuk susunan tata kota didaerah Palembang .
C. UPAYA MEMBANGKITKAN MASA KEJAYAAN DAN KEEMASAN
KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
Setelah kejayaan kesultanan Palembang berakhir upaya untuk
membangkitkan kesultanan Palembang darussalam muncul dari beberapa
pihak .Masa keemasan yang dilalui oleh kerajaan Palembang darussalam
selama 157 tahun dirintis kembali oleh 2 tokoh yang merasa pewaris tahta
kekuasaan kesultanan Palembang darussalam yang bernama Drs. Raden H.
Muhammad Sjafei Prabu Diradja, S.H dan Ir. H. Raden Mahmud Badaruddin
, Majelis Musyawarah Adat Kesultanan Palembang Darussalam mengangkat
Drs. Raden H. Muhammad Sjafei Prabu Diradja sebagai Sultan di
Kesultanan Palembang Darussalam dengan gelar Sultan Muhammad
Badaruddin III . Ada dua alasan utama pengangkatan tersebut yaitu
berdasarkan berita yang disampaikan oleh koran “ Sumatera Ekspres” pada
tanggal 11 Maret 2003 dengan judul “ Saya Menerima Wangsit “.Drs. Raden
H. Muhammad Sjafei Prabu Diradja yang dulunya merupakan seorang
perwira polisi mengaku mendapat wangsit yang mengaku sebagai Sultan
Muhammad Badaruddin III dan kedua disebabkan karena menurut silsilah
keturunan kesultanan Palembang darussalam bahwa merupakan keturunan
ke -11 dari Sultan Abdurrahman , sehingga jika secara garis keturunan
kesultanan Palembang darussalam beliau adalah putra Raden H. Abdul
Hamid Prabu Diratdjah IV, bin R.H. Sjarif Prabu Diratdjah III, bin R. H. Abdul
Habib Prabu Diratdjah II, bin Pangeran Prabu Diratdjah Haji Abdullah, bin
Sultan Mahmud Badaruddin Khalifatul Mukminin Sayidul Iman (Sultan
Badaruddin II), bin Sultan Muhammad Bahauddin, bin Sultan Ahmad
Najamuddin I, bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo (Sultan
Badaruddin I), bin Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago, bin Sultan
Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Iman . Tokoh yang kedua yaitu Ir.
H Raden Mahmud Badaruddin yang merupakan seorang ketua umum
himpunan zuriat Islam . Ir. H Raden Mahmud Badaruddin dinobatkan
menjadi seorang Sultan karena ada beberapa alasan tertentu yang
mendasari itu yaitu dari silsilah keturunan kesultanan Palembang
darussalam bahwasanya Ir. H Raden Mahmud Badaruddin merupakan
keturunan dari dua orang yang pernah menjadi sultan di kesultanan
Palembang darussalam yang bernama Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing
Lago dan Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo .
D. PEMBANGUNAN TATA KOTA YANG TELAH DILAKUKAN SEJAK
MASA KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
Pembangunan yang ada dikota Palembang pada masa pemerintahan
kesultanan Palembang darussalam dapat disimpulkan bahwa adanya
Keraton/Istana Kuto Gawang yang sekarang merupakan wilayah PT Pusri I
Ilir , adanya Benteng Kuto Lamo dan Kuto Besak dan sekarang merupakan
wilayah Kelurahan 19 Ilir ,Adanya pembangunan Benteng pertahanan yang
dulunya berfungsi sebagai pemasangan lantai di Sungai Musi untuk
menghalangi kapal musuh ,Adanya Mesjid yang berada di I Ilir, Beringin
Janggut dan Mesjid Agung yang berada di 19 Ilir , Adanya Pelabuhan dan
tempat penambatan angkutan sungai , Adanya Makam raja-raja
Palembang, Makam raja-raja Palembang, Berkembangnya Penataan tata
ruang kota seperti Kepandean, Sayangan, Kebumen, Depaten,
Pembangunan budaya dan perkembangan tata kota yang telah dilakukan
dalam kota Palembang berupa adanya klenteng, rumah limas, industri
rumah tangga , tenunan, ukiran, dll . Setelah masa kesultanan Palembang
berakhir yang memerintah kota Palembang yaitu para kolonial Belanda .
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda , perombakan dan perubahan
secara revolusi dalam tata kota Palembang jauh berbeda pada masa
kesultanan palembang darussalam .Pada masa kesultanan Palembang
darussalam adanya pembagian wilayah berdasarkan golongan kelas
tertinggi hingga kelas terendah seperti Sindang , Kepungutan dan Sikap .
Sindang adalah sebutan untuk suatu daerah yang berada di perbatasan
wilayah kesultanan. Penduduk di daerah sindang memperoleh status
mardika (merdeka atau bebas). Tugas utama penduduk daerah perbatasan
adalah menjaga perbatasan. Jika , Kepungutan merupakan daerah yang
langsung berada dalam pengawasan kekuasaaan sultan. Kepungutan
merupakan daerah bebas pajak tetapi mempunyai tanggung jawab lain
yang disebut tiban atau tukon. Tiban adalah tanggung jawab bagi
masayarakat yang berada di daerah kepungutan untuk memproduksi
komoditi ekspor seperti lada atau menambang timah. Komoditi ini menjadi
hak (monopoli) Kesultanan Palembang Darussalam dalam pemasarannya.
Sedangkan tukon tidak jauh berbeda dengan tiban yaitu . dipergunakan
uang sebagai alat pembayaran. Sedangkan Sikap merupakan suatu wilayah
yang dibentuk dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian di
Istana Kesultanan Palembang Darussalam. Pada umumnya daerah sikap
mempunyai keterikatan dengan kewajiban seperti menyediakan tenaga
pengangkut hasil produksi istana dan menyiapkan keperluan istana .Daerah
sikap secara khusus menjadi tanggungjawab golongan priyayi yang disebut
dengan jenang yang merupakan pemimpin suatu wilayah di luar ibukota
kesultanan. Hanya saja, kekuasaannya sebatas masa jabatannya saja.
Sebagai golongan rakyat, pihak petani bisa diperkenankan untuk membuka
tanah namun harus membayar pajak atas tanah dan hasil pertanian.
Meskipun demikian, baik golongan priyayi maupun rakyat petani, mereka
sama-sama tidak berhak mewariskan jabatan dan tanahnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa terbentuknya kesultanan
Palembang Darussalam dimulai dari peperangan besar yang dilakukan oleh
VOC kepada kerajaan Palembang .Kerajaan Palembang yang pada masa
itu berpusat di Kuto Gawang . Setelah terjadi peperangan tersebut terjadinya
kemunduran kerajaan Palembang yang mengakibatkan hilangnya eksistensi
dan pengaruh yang perkembangan yang mendominasi kota Palembang
telah hilang . Sehingga lahirlah Kesultanan Palembang darussalam yang
pemerintahannya berpusat di Beringin Janggut . Sultan yang pernah
memerintah di kesultanan Palembang darussalam yaitu Sultan
Abdurrahman Kholifatul Mukminin Sayidul Iman, Sultan Muhammad
Mansyur Jayo Ing Lago, Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing , Sultan
Agung Komaruddin Sri Truno . ,Pangeran Ratu Wijayakromo , Sultan Ahmad
Najamuddin I , Sultan Muhammad Badaruddin , Sultan Badaruddin II ,
Sultan Ahmad Najamuddin II Husin Diauddin , Sultan Ahmad Najamuddin III
Pangeran Ratu , Sultan Ahmad Najamuddin IV Prabu Anom. Pembangunan
dmulai pada masa pemerintahan Sultan Badaruddin merupakan tokoh yang
sangat penting dalam perkembangan tata kota di Palembang , sehingga
banyak hal-hal yang dilakukan dalam pembangunan seperti pembangunan
masjid Agung Palembang , Makam Lembang , Keraton Kuto Batu selain itu
membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan yang mempunyai multi fungsi
yaitu sebagai pelayaran , pertanian juga pertahanan . Setelah itu dilanjutkan
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Badaruddin dilakukannya
pembangunan Benteng Kuto Besak dalam upaya memperkuat pertahanan ..
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamuddin I juga banyak
pembangunan yang dilaksanakan dalam memajukan perekonomian maupun
pertahanan dalam kesultanan Palembang Darussalam seperti
pembangunan menara masjid agung .
B. SARAN
Berdasarkan isi makalah yang ada diatas bahwa banyak kekayaan
budaya nasional terdapat dikota Palembang . Oleh karena itu saran kami
bahwa masyarakat kota Palembang dapat melestarikan , menjaga maupun
mengembangkan budaya tersebut , sehingga budaya ataupun tradisi
tersebut tetap berlangsung ada dan generasi berikutnya bisa mengetahui
dan mempelajari tentang kebudayaan di kota Palembang . Budaya nasional
di kota Palembang merupakan objek cerminan yang khas ada di kota
Palembang , Sebagaimana tertera pada pasal 32 ayat 1 dan 2 UUD 1945
setelah amandemen . Secara garis besar bahwa negara menjamin
berkembangnya kebudayaan nasional ditengah peradaban dunia , walaupun
seiringnya berjalan waktu perkembangan modernisasi teknologi yang
berkembang pada saat ini merupakan kunci awal dalam pembangunan tata
kota , Namun jangan pernah melupakan sejarah kota Palembang termasuk
kesultanan Palembang darussalam dan kekayaan budaya , dikarenakan
banyak peradaban didunia melakukan penjiplakan budaya , seperti yang
dilakukan oleh Malaysia kepada Indonesia mengenai tari kecak di Bali yang
termasuk kebudayaan Indonesia yang fenomenal , Malaysia mengaku
bahwa budaya itu merupakan tradisi leluhur mereka , padahal ditinjau lebih
detail , kebudayaan itu bukan merupakan tradisi mereka . Oleh karena itu ,
manfaatkanlah dan lestarikan kekayaan budaya nasional secara optimal ,.
sehingga kebudayaan tersebut tidak punah dimakan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Marwati Djoenoed Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah
Nasional Indonesia II. Cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.
Retno Purwanti. 2004. “Situs Bersejarah di Palembang”, dalam Achadiati
Ikram . Jatidiri yang Terlupakan: Naskah-Naskah Palembang. Jakarta:
Yayasan Naskah Nusantara.
L. Mardiwarsito. 1986. Kamus Jawa Kuno – Indonesia. Endeh: Nusa
Indah dalam Retno Purwanti. 2004.
P. dee Roo Faille. 1971. Dari Zaman Kesultanan Palembang. Jakarta:
Bharata dalam Djohan Hanafiah. 1995. Melayu-Jawa: Citra Budaya dan
Sejarah Palembang. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. 2008. Sejarah Kesultanan
Palembang Darussalam. Palembang: Kraton Kesultanan Pelambang
Darussalam.
B.J.O. Schrieke. 1974. Penguasa-Penguasa Pribumi, Jakarta: Bharata
dalam Djohan Hanafiah. 1995. Melayu-Jawa: Citra Budaya dan Sejarah
Palembang. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan diadakannya observasi dalam pembuatan karya tulis mengenai
kesultanan palembang darussalam yaitu :
1. Memahami potensi – potensi kekayaan budaya nasional yang terdapat di
Kota Palembang dan melestarikan kebudayaan tersebut secara optimal ,
agar generasi muda dapat mengetahui kebudayaan sejarah kota Palembang
2. Mengetahui struktur pemerintahan dan tata kota Palembang semasa
kesultanan Palembang darussalam
3. Upaya membangkitkan kebudayaan nasional yang merupakan ciri khas kota
Palembang , agar tidak punah dimakan zaman.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang didapat melakukan observasi dalam, pembuatan karya tulis ini
yaitu : Menambah wawasan pengetahuan bahwa kota Palembang , Sejak
lama telah melakukan hubungan diplomatik dengan negara lain dalam
bidang perdagangan , politik , sosial , dan budaya. Mengetahui latar
belakang terbentuknya kesultanan Palembang darussalam serta
peninggalan kebudayaan kota Palembang , sehingga kami sebagai pelajar
turut melestarikan kebudayaan maupun tradisi di kota Palembang walaupun
secara tidak langsung . Dengan adanya observasi ini dapat menimbulkan
semangat rasa nasionalisme dalam diri kami sebagai masyarakat
Palembang .
LAMPIRAN I
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis saya yang berjudul “
Kesultanan Palembang Darussalam” merupakan hasil ciptaan karya
sendiri . Jika dikemudian hari terbukti secara jelas merupakan jiplakan
karya orang lain . Saya bersedia di diskualifikasi dalam perlombaan
karya tulis ini .
Kayuagung , September 2011
Penulis
LAMPIRAN II
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : LIANANDA INDRI PUTRI
NIS :9968634976
JUDUL : KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM
NAMA PEMBIMBING : HERLINA YANI , S.Pd
PEMBIMBING
HERLINA YANI
LAMPIRAN III
BIODATA PENULIS
NAMA : LIANANDA INDRI PUTRI
ALAMAT : Perumnas Tg. Rancing blok H.6 Kayuagung ,
KAB. OKI , SUMSEL , INDONESIA .
NO. HANDPHONE : 087811526621
EMAIL : [email protected]
NAMA SEKOLAH : SMAN 2 KAYUAGUNG
ALAMAT SEKOLAH : Jln. Letjend H.M. Yusuf Singadekane No. 13,
Kayuagung , kab. OKI Telp / fax
(0712- 322476) Kode pos 30616 Kayuagung
kab. OKI