Karya Tulis Ilmiah SMPN 4 kelas 9.1 (ONZE#1) - Pengelolaan Sampah Di Indonesia PDF
description
Transcript of Karya Tulis Ilmiah SMPN 4 kelas 9.1 (ONZE#1) - Pengelolaan Sampah Di Indonesia PDF
-
0
KARYA TULIS ILMIAH
SAMPAH DI INDONESIA
Oleh :
KELOMPOK I
Nur Hijriani. Z
Novia Ayu Siswari
Ranty Audia
Andi Widya Helmalia Putri
Putri Dzakilla Handayani
KELAS IX.1
SMP NEGERI 4 MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2014/2015
-
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah ini yang
berjudul Sampah Di Indonesia. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan membuat tugas ini kami
mengharapkan agar kita semua mampu untuk lebih mengenal tentang
masalah sampah dan berbagai bahaya yang dapat ditimbulkannya, yang
merupakan salah satu PR besar bangsa Indonesia dan sering kali tidak
ditanggapi dengan baik dan bijaksana oleh masyarakat Indonesia.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, kami telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa kami
tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun
tata bahasa. Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan karya ilmiah kami meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai
pihak yang bersifat membangun.
Makassar, Maret 2014
Tim Penulis
-
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................. 5
1.4 Manfaat Pembahasan ............................................................................ 5
BAB II SAMPAH DI INDONESIA ........................................................................ 6
2.1 Defenisi Sampah ................................................................................... 6
2.2 Jenis-jenis Sampah ............................................................................... 7
2.2.1 Sampah berdasarkan komposisi kimia ........................................... 7
2.2.2 Sampah berdasarkan sumber penghasilnya ................................... 8
2.2.3 Sampah berdasarkan uraiannya ................................................... 10
2.3 Dampak Sampah Bagi Kehidupan Manusia ......................................... 11
2.3.1 Dampak sampah bagi kesehatan................................................ 12
2.3.2 Dampak sampah terhadap lingkungan ....................................... 12
2.3.3 Dampak sampah terhadap keadaan sosial ekonomi ..................... 13
2.4 Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan .................................. 13
2.5 Upaya untuk Mengatasi Sampah di Lingkungan Sekitar ...................... 16
2.6 Masalah Pengelolaah Sampah di Indonesia ........................................ 18
2.7 Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah .................................... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 21
3.1 Simpulan ............................................................................................. 21
3.2 Saran ................................................................................................... 22
3.3 Pendapat ............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
-
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di
dunia. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara
maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar
di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut
oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang
sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus
menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Dalam kehidupan manusia, sebagian besar jumlah sampah berasal dari
aktivitas industri, seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Jenis
sampah yang banyak dijumpai dalam jumlah besarpun sangat beragam. Sampah
berupa kemasan makanan atau minuman yang terbuat dari kertas, aluminium,
atau pun plastik berlapis semakin mendominasi. Demikian pula sampah
elektronik termasuk sampah jenis baru, semakin marak di tempat pembuangan
sampah.
Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia
dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna,
berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan.
Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka
panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lainnya.
Volume tumpukan sampah memiliki nilai sebanding dengan tingkat
konsumsi masyarakat terhadap material yang digunakan dalam kehidupan
-
4
sehari-hari. Output jenis sampah sendiri sangat tergantung pada jenis material
yang dikonsumsi.
Secara umum bisa ditarik benang merah bahwa peningkatan jumlah
penduduk dan gaya hidup masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap
volume sampah beserta komposisinya.
Di Indonesia, sekitar 60-70% dari total volume sampah yang dihasilkan
merupakan sampah basah dengan kadar air antara 65-75%. Sumber sampah
terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman. Sampah pasar
tradisional, seperti pasar lauk-pauk dan pasar sayur-mayur membuang hampir
95% sampah organik. Jika ditinjau dari pengolahannya, sampah jenis ini akan
lebih mudah ditangani. Sementara itu, sampah di daerah pemukiman jauh lebih
beragam. Namun, minimal 75% dari total sampah tersebut termasuk sampah
organik dan sisanya merupakan sampah anorganik.
Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang
menusuk dan pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik
perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan
pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya
racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak
cucu kita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
pembahasan ini adalah :
1. Jelaskan defenisi sampah?
2. Karateristik dan bagian-bagian sampah?
3. Apa dampak sampah bagi kehidupan?
-
5
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak dicapai dalam pedoman
untuk melakukan suatu kegiatan yang telah dirumuskan. Adapun tujuan
diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
2. Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada
tempatnya itu sangat penting.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh sampah bagi
kehidupan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah.
5. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah.
6. Untuk mengetahui cara mengatasi sampah.
1.4 Manfaat Pembahasan
Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mengetahui jenis-jenis
sampah yang ada di Indonesia, bagian-bagian sampah dan dampak yang
ditimbulkan dari sampah bagi kehidupan.
-
6
BAB II
SAMPAH DI INDONESIA
2.1 Defenisi Sampah
Kata sampah adalah sebuah kata yang sering digunakan dalam
komunikasi sehari-hari, baik dalam bentuk ucapan (perkataan) maupun tulisan.
Oleh karna itu banyak orang yang menginterpretasikan arti sampah menurut
pandanganya masing-masing. Defenisi atau pengertian sampah yaitu :
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sampah berarti barang atau benda yg dibuang karena tidak terpakai lagi
2. Menurut kamus istilah lingkungan
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga.
Dalam bidang produksi sampah bisa diartikan sebagai barang at benda
yang rusak (cacat) dalam pembuatannya, atau sisa-sisa dari bahan
utama dalam sebuah barang hasil prosuksi.
3. Menurut Soewedo (1983)
Sampah (refuse) adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan yang
biologis.
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat
dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan seharihari masyarakat. Jadi,
manusia dan binatang tidak bisa dikatergorikan sebagai sampah. Ketika
manusia dan hewan mati maka tubuhnya disebut jasad untuk manusia dan
bangkai untuk hewan.
-
7
2.2 Jenis-jenis Sampah
2.2.1 Sampah berdasarkan komposisi kimia
Berdasarkan komposisi kimianya, menurut Daniel (2009) sampah dibagi
menjadi sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya dan
beracun (B3). Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan
bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah
tersebut dapat digunakan kembali.
a. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-
bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan
bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan
manusia (Ardiyanti, 2013).
Sampah organik dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1) Sampah organik basah
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
2) Sampah organik kering.
Sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya
kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau
ranting pohon, dan dedaunan kering.
b. Sampah Anorganik
Menurut Ardiyanti (2013) Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri
dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya
membutuhkan waktu yang sangat lama.
-
8
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya
dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat
rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
c. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) merupakan limbah dari
bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik
dan lain-lain.
2.2.2 Sampah berdasarkan sumber penghasilnya
Berdasarkan sumber penghasilnya, menurut Alex (2012) sampah
dibedakan atas tujuh jenis yaitu :
a. Sampah alam : sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang
terurai menjadi tanah.
b. Sampah manusia : sampah dari hasil-hasil dari pencernaan manusia,
seperti feses dan urin.
c. Sampah rumah tangga : sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga,
sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas
dan plastik.
d. Sampah konsumsi : sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
e. Sampah perkantoran : sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran
dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik
dan logam.
-
9
f. Sampah industri : sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri
dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
g. Sampah nuklir : sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia.
Menurut Damanhuri dan Padmin (2008) bila dilihat dari sumbernya, maka
sampah perkotaan yang dikelola oleh Pemerintah Kota di Indonesia sering
dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu :
a. Sampah dari rumah tinggal
Merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah
tangga atau sering disebut dengan istilah sampah domestik. Dari kelompok
sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa makanan, plastik, kertas,
karton atau dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan kadang -kadang sampah
berukuran besar seperti dahan pohon.
Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang ditempati oleh sebuah
keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam suatu kawasan
permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah susun. Dari rumah
tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan berbahaya dan
beracun), seperti misalnya : baterei, lampu TL, sisa obat, oli bekas, dan lainnya.
b. Sampah dari daerah komersial
Sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan, pusat
perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dan lain-lain. Dari sumber ini umumnya
dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan juga sisa
makanan. Khusus dari pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah,
makanan yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari sumber ini adalah
mirip dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi yang berbeda.
-
10
c. Sampah dari perkantoran atau institusi
Sumber sampah dari kelompok ini meliputi perkantoran, sekolah, rumah
sakit, lembaga pemasyarakatan, dll. Dari sumber ini potensial dihasilkan sampah
seperti halnya dari daerah komersial non pasar.
d. Sampah dari jalan atau taman dan tempat umum:
Sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat
parkir, tempat rekreasi, saluran darinase kota, dll. Dari daerah ini umumnya
dihasilkan sampah berupa daun / dahan pohon, pasir / lumpur, sampah umum
seperti plastik, kertas, dan lain-lain
e. Sampah dari industri dan rumah sakit sejenis sampah kota
Kegiatan umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit tetap
menghasilkan sampah sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas,
plastik, dan lain-lain. Yang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana agar
sampah yang tidak sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam sistem
pengelolaan sampah kota.
2.2.3 Sampah berdasarkan uraiannya
Penggolongan sampah jika diurai lebih rinci maka sampah dikelompokkan
menjadi empat jenis yaitu :
a. Human Erecta
Human Erecta merupakan istilah bagi bahan buangan yang dikeluarkan
oleh tubuh manusia sebagai hasil pencernaan. Tinja (faeces) dan air seni (urine)
adalah hasilnya. sampah manusia ini dapat berbahaya bagi kesehatan karena
bisa menjadi vektor yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
b. Sewage
Air limbah rumah tangga maupun pabrik termasuk dalam sewage. limbah
cair rumah tangga umumnya dialirkan ke got tanpa proses penyaringan, seperti
sisa air mandi, bekas cucian, dan limbah dapur.
-
11
Sementara itu, limbah pabrik perlu diolah secara khusus sebelum dilepas
kea lam bebas agar lebih aman.Namun, tidak jarang limbah berbahaya ini
disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyaringan.
c. Refuse
Refuse diartikan sebagai bahan sisa proses industri atau hasil sampingan
kegiatan rumah tangga. refuse inilah yang populer disebut sampah dalam
pengertian masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. sampah ini dibagi menjadi
garbage (sampah lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak mudah
lapuk).
Sampah lapuk ialah sampah sisa-sisa pengolahan rumah tangga (limbah
rumah tangga) atau hasil sampingan kegiatan pasar bahan makanan, seperti
sayur mayur. sementara itu, sampah tidak lapuk merupakan jenis sampah yang
tidak bisa lapuk sama sekali, seperti mika, kaca, dan plastik. sampah tidak
mudah lapuk merupakan sampah yang sangat sulit terurai, tetapi bisa hancur
secara alami dalam jangka waktu yang lama. Sampah jenis ini ada yang dapat
terbakar (kertas dan kayu) dan tidak terbakar (kaleng dan kawat).
d. Industrial Waste
Industrial Waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan
merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.
2.3 Dampak Sampah Bagi Kehidupan Manusia
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat
perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan
teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang
tidak sedikit.
-
12
2.3.1 Dampak sampah bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok
bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita.
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak
melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau sampah.
d. Sampah beracun : telah dilaporkan bahwa di Jepang 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh
raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut
oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2.3.2 Dampak sampah terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah
yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gascair
organik seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.
-
13
2.3.3 Dampak sampah terhadap keadaan sosial ekonomi
Selain berdampak bagi kesehatan dan lingkungan, sampah juga
berdampak bagi kondisi sosial ekonomi, antara lain sebagai berikut :
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat : bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk akibat sampah dimana-mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain - lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
2.4 Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
Menurut Kartikawa (2007) secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan
sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer
dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir.
-
14
1. Penimbulan sampah (solid waste generated)
Dari definisinya dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sampah itu
tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan (solid waste is generated, not produced). Oleh
karena itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan
besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis dan
kegiatannya.
Mengetahui besarnya timbulan sampah yang terjadi, harus dilakukan
dengan suatu studi. Tetapi untuk keperluan praktis, telah ditetapkan suatu
standar yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum. Salah satunya adalah
SK SNI S-04- 1993-03 tentang Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan
kota sedang. Dimana besarnya timbulan sampah untuk kota sedang adalah
sebesar 2,75-3,25 liter/orang/hari atau 0,7-0,8 kg/orang/hari.
2. Penanganan di tempat (on site handling)
Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap
sampah yang dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan.
Kegiatan ini bertolak dari kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang
atau tidak dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan
sampah ditempat, dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
penanganan sampah pada tahap selanjutnya.
Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi
pemilahan (shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle).
Tujuan utama dan kegiatan di tahap ini adalah untuk mereduksi besarnya
timbulan sampah (reduce)
3. Pengumpulan (collecting)
Pengumpulan dalah kegiatan pengumpulan sampah dan sumbernya
menuju ke lokasi TPS. Umunmya dilakukan dengan menggunakan gerobak
dorong dan rumah-rumah menuju ke lokasi TPS.
-
15
4. Pengangkutan (transfer and transport)
Pengangkutan dalah kegiatan pemindahan sampah dan TPS menuju
lokasi pembuangan pengolahan sampah atau lokasi pembuangan akhir.
5. Pengolahan (treatment)
Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai
alternatif yang tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah :
a. Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah (shorting) dan
pemadatan (compacting), yang tujuannya adalah mempermudah
penyimpanan dan pengangkutan.
b. Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang
dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat
berkurang hingga 90-95%. Meski merupakan teknik yang efektif, tetapi
bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena
teknik tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara.
c. Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik)
yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang
sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya
kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan
pabrik, seperti urea. Pada proses pembuatan kompos baik bahan baku,
tempat pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh
siapapun dan dimanapun.
d. Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi
panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di
Negara-negara maju yaitu pada instalasi yang cukup besar dengan
kapasitas 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik
sehingga energi listrik ( 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolaan.
-
16
6. Pembuangan akhir
Pada prinsipnya, pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan
adalah dengan open dumping, di mana sampah yang ada hanya di tempatkan di
tempat tertentu, hingga kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat
berpotensi untuk menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Teknik yang
direkomendasikan adalah dengan sanitary landfill. Di mana pada lokasi TPA
dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan sampah.
2.5 Upaya untuk Mengatasi Sampah di Lingkungan Sekitar
Akibat dari sampah yang tidak pada tempatnya di buang yaitu bisa
memnyebabkan penyakit, bencana alam seperti banjir yang akhir-akhir ini bisa
kita rasakan akibatnya dikarenakan kurang disiplinnya cara pembuangan
sampah ke tempat yang lebih pantas.
Penanggulangan sampah perlu dilakukan agar sampah tidak
menggunung di mana-mana sebaiknya kita melakukan program 4 R. 4 R adalah
Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang)
dan Replace (mengganti).
1. Reduce
Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan yang
tidak ramah lingkungan. Cara yang dapat di lakukan adalah :
a. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastic yang sulit
diuraikan.
b. Membeli kemasan isi ulang untuk deterjen, shampo, sabun, atau
kecap daripada selalu memberi kemasan yang baru setiap kali habis.
c. Membeli barang kebutuhan dengan kemasan besar.
d. Mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan.
-
17
2. Reuse
Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat
digunakan. Cara atau upaya yang dapat dilakukan yaitu :
a. Menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan
atau coret-coret.
b. Menggunakan kedua sisi kertas.
c. Botol air mineral dapat digunakan untuk pot bunga, dll.
3. Recycle
Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah mejadi barang baru
yang dapat kita gunakan. Misalnya kita membuat kompos, membuat wadah
tissue, membuat pot bunga dan masih banyak lagi. Biasanya jika kita merecycle
barang-barang bekas kita dapat membuahkan suatu keuntungan.
Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat mengurangi
sampah yang ada di sekitar kita.
4. Replace
Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau
menggantikan barang-barang sampah. Biasanya kita hanya mengenal program 3
R. tetapi bagi saya apabila program 3 R ditambah menjadi 4 R mungkin hasilnya
akan lebih baik. Contoh dari replace adalah :
a. Mengganti Styrofoam dengan kertas minyak.
b. Mengganti tissue dengan sapu tangan.
c. Mengganti botol plastik yang dapat diremukkan dengan botol plastik
keras.
-
18
2.6 Masalah Pengelolaah Sampah di Indonesia
Dewasa ini masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu
mendapat perhatian dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi
sampah, disisi lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Seperti
kita ketahui bersama bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif pada lingkungan. Gangguan yang
ditimbulkan meliputi bau, penyebaran penyakit hingga terganggunya estetika
lingkungan.
Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan sampah
sistem yang terjadi selama ini adalah :
1. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari
sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum
dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan
berupa komposting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan
menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan, dan hal ini akan
memerlukan dana maupun menyita waktu.
2. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya :
a. Perlu lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir sehingga
hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak lahan yang
tidak terpakai. bila kota menjadi semakin bertambah jumlah
penduduknya, maka sampah akan menjadi semakin bertambah baik
jumlah dan jenisnya. Hal ini akan semakin bertambah juga luasan
lahan bagi TPA.
-
19
b. Dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri
serta bibit penyakit lain juga dapat menimbulkan bau tidak sedap yang
dapat tercium dari puluhan bahkan ratusan meter yang pada akhirnya
akan mengurangi nilai estetika dan keindahan lingkungan.
2.7 Peran Pemerintah Dalam Menangani Sampah
Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa
penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh
Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat
perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran
ke pendekatan sumber dan perubahan paradigma yang pada gilirannya
memerlukan adanya campur tangan dari Pemerintah. Pengelolaan sampah
meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan,
pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari pengertian pengelolaan sampah
dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu penetapan kebijakan (beleid,
policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan sampah.
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah
Pusat karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah
ini meliputi :
a. Penetapan Instrumen Regulasi: penetapan aturan kebijakan
(beleidregels).
b. Undang - undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan
perusakan lingkungan instrumen ekonomik: penetapan instrumen
ekonomi untuk mengurangi beban penanganan akhir sampah
(system insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi
perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak
lingkungan.
-
20
c. Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai
kembali (re-use), dan (recycling) mendaur-ulang sampah, dan
mengganti (replace), pengembangan produk dan kemasan ramah
lingkungan, pengembangan teknologi.
Standar dan prosedur penanganan sampah, yaitu: penetapan kriteria
dan standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah, penetapan
lokasi pengolahan akhir sampah, luas minimal lahan untuk lokasi
pengolahan akhir sampah, penetapan lahan penyangga.
-
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang sampah yang ada di Indonesia
serta seluk beluknya dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
2. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan
oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam
waktu yang sangat lama.
3. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus
yang berasal dari
4. sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
5. Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis.
6. Penanggulan sampah dapat dilakukan dengan 4 R, yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang)
dan Replace (mengganti).
-
22
3.2 Saran
1. Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga control sosial
budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas
dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
2. Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas
pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin
Depkominfo.
3. Di beberapa negara, seperti Filipina, Kanada, Amerika Serikat, dan
Singapura yang mengalami persoalan serupa dengan Indonesia,
sedikitnya 14 departemen dilibatkan di bawah koordinasi langsung
presiden atau perdana menteri.
3.3 Pendapat
Menurut kami sampah adalah suatu benda
-
23
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. di posting Rama Putra Isvara. 2013.
http://ayodarling.wordpress.com/2013/04/07/jenis-jenis-sampah/ diakses pada 09 Maret 2014 Ardiyanti, Sinta. 2013. Sampah Organik dan Non Organik. http://sintaardiyanti.wordpress.com/2013/03/30/sampah-organik-dan-non- oraganik/ di akses 09 maret 2014 Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah. Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri., 2008. Diktat Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB. Bogor. diakses melalui http://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/ di akses 09 Maret 2014. http://arimcsetyavengeance.blogspot.com/ http://suratproposal.blogspot.com/2013/11/contoh-karya-tulis-ilmiah- tentang-sampah.html http://rizkyarya48.blogspot.com/2013/01/cara-mengatasi-sampah-dan- untuk-bumi.html http://bastian-ganda.blogspot.com/2011/10/cara-menanggulangi-sampah- di-lingkungan.html http://arimcsetyavengeance.blogspot.com/ http://books.google.co.id/books?id=a9U4G45ZyhYC&pg=PT11&dq=sampah&hl=i d&sa=X&ei=CLwXU67GGs7wrQfpkICQBw&ved=0CDsQ6AEwBA#v=one page&q=sampah&f=false