Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia
-
Upload
sandhi-indraswara -
Category
Documents
-
view
497 -
download
4
Transcript of Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kehidupan sekarang ini, pengetahuan akan pentingnya kedua
belahan otak, yaitu otak kanan dan otak kiri semakin diketahui masyarakat.
Otak kiri yang logis dan analitis serta otak kanan yang intuitif dan kreatif.
Untuk itu semakin banyak orang yang mengetahui pentingnya untuk
menyeimbangkan kedua belahan otak, khususnya otak kanan yang jarang
diperhatikan oleh orang banyak.
Salah satu yang diproses otak kanan adalah kreativitas. Kini makin
banyak orang menyadari bahwa kreativitas memainkan peran sangat penting
dalam meraih kebahagiaan pribadi dan kesuksesan. Banyak sekali kegiatan
yang dapat membantu mengembangkan daya kreatif kita. Seperti
mengembara, banyak membaca, bermain, teknologi, musik, menggambar,
dan masih banyak lagi.
Menggambar adalah salah satu contoh kegiatan kreativitas yang
menyenangkan. Namun sayang, sudah enjadi keyakinan umum bahwa
menggambar dianggap suatu sifat bawaan. Sedikit sekali orang yang
mengerti bahwa mereka bisa belajar agar bisa menggambar. Umumnya
mereka tidak mendapat motivasi bahwa mereka bisa, dan mereka tidak
1
mendapat pujian atau komentar yang positif. Hal ini menyebabkan hilangnya
rasa percaya diri dan semangat untuk terus berlatih.
Di SMA N 1 Purworejo kelas XI IPS 1 khususnya, masih banyak
siswa-siswi yang merasa dirinya tidak bisa menggambar dan tidak akan
pernah bisa, selalu menganggap hasil karyanya tidak bagus. Sebagian siswa-
siswi tersebut walaupun merasa tidak bisa menggambar, namun mempunyai
minat untuk bisa menggambar. Tetapi sebagian lagi sama sekali tidak punya
kepercayaan diri untuk bisa dan sama sekali tidak mempunyai minat untuk
mencoba berlatih menggambar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo mempunyai
minat dalam menggambar?
2. Apa alasan siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo tidak minat
dalam menggambar?
3. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo merasa optimis
dan pesimis akan kemampuan menggambarnya?
4. Apa alasan siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo yang
merasa pesimis akan kemampuan menggambarnya?
5. Apakah menurut siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo
menggambar itu sulit?
6. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo mengetahui
manfaat-manfaat menggambar?
2
7. Bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan minat menggambar pada
siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo?
C. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini bertujuan, untuk mengetahui seberapa besar minat
siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo dalam menggambar.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mendorong siswa-siswi kelas XI IPS
1 SMA N 1 menyukai kegiatan menggambar untuk mengembangkan
kreativitas dan kemampuan berpikir visual.
E. Batasan Istilah
Sesuai dengan judul karya tulis ilmiah MINAT MENGGAMBAR SISWA-
SISWI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN
2009/2010 maka dalam pembahasannya penulis membatasi istilah pada kata
gambar dan minat. Pengertian gambar menurut Menurut Howard Simon dalam
buku Teknik Menggambar, gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang
ada hubungannya dengan salah satu keinginan manusia
Sedangkan minat yang dimaksud adalah kecenderungan seseorang terhadap
hal-hal yang dianggapnya mempunyai nilai lebih
F. Sistematika Laporan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
3
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penyajian.
2. BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
Pada bab ini berisi tentang landasan teori, kerangka berpikir, serta
hipotesis.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi, sampel dan
instrumen, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang deskripsi data, hasil penelitian dan pembahasan.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
a) Pengertian Menggambar
Gambar adalah ekspresi. Menurut Howard Simon dalam buku Teknik
Menggambar, gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang ada
hubungannya dengan salah satu keinginan manusia. Menggambar adalah kegiatan
membentuk imaji, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula
berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan
dari alat gambar. Dengan gambar, manusia ingin mengekspresikan diri, pola pikir,
dan emosi-emosinya.
Kebanyakan karya dengan cara menggambar adalah representasi dari ingatan
atau imajinasi seseorang. Subjek ini bisa berupa tampilan realistis dalam kehidupan
sehari-hari seperti potret, setengah realistis seperti karya-karya sketsa, atau yang
benar-benar mementingkan gaya gambar seperti kartun, karikatur, atau gambar
abstrak.
Untuk belajar menggambar, anda harus belajar merasakan. Kita harus
mengenali bahwa gambar adalah suatu alat yang abstrak. Menggambar itu bebas,
tidak ada benar maupun salah. Corat-coret juga dapat dikatakan gambar, corat-
coret adalah salah satu bentuk seni terburuk. Akan tetapi, walaupun hanya terdiri
dari garis-garis sederhana tak berbentuk, corat-coret merupakan teknik yamg amat
bagus untuk melepaskan kritik yang datang dari diri sendiri, dan membiarkan
5
tangan bebas menggambar apa saja yang dimaui. Biarkan perasaan alamiah
mengalir ke jemari-jemari anda. Anda bisa mencorat-coret kapan saja, tanpa tahu
tujuannya, atau gambar apa yang akan muncul. Anda menggambar satu tarikan
garis, diikuti garis selanjutnya, tanpa lebih dahulu memikirkan gaya, bentuk,
gambar, atau warna, karena yang mengasyikkan adalah proses kreatif itu sendiri,
bukan hasil gambarnya.
b) Peralatan dan Media Menggambar
Alat-alat teknis untuk berekspresi hanya mengalami sedikit perubahan. Itulah
sebabnya, kenapa kita masih banyak menjumpai bahan dan alat menggambar yang
juga digunakan pada jaman dahulu.
Yang sering digunakan adalah pensil, pena, kuas tinta, pensil warna, krayon,
pensil konte, dan spidol. Bisa pula dengan peralatan digital seperti stylus, mouse,
atau alat lain yang menghasilkan efek sama seperti peralatan manual.
Pensil merupakan alat menggambar yang paling mudah didapat dan harganya
pun terjangkau. Pensil sangat bagus untuk belajar menggambar, karena mudah
dihapus. Setiap pensil juga mempunyai ketebalannya masing-masing. Pensil yang
biasa digunakan untuk menggambar yaitu nomor 2B dan HB, tapi bisa disesuaikan
dengan pilihan masing-masing sesuai apa yang ingin diekspresikan.
Penghapus, selain digunakan untuk membenarkan kesalahan, penghapus juga
dapat digunakan untuk membuat efek cahaya dan menghaluskan goresan.
Kertas mempengaruhi gaya dan teknik menggambar. kertas yang halus tapi
kau, sangat bagus untuk pen dan pensil. Bereksperimenlah dan kenalkan diri anda
dengan berbagai bahan yang bisa digunakan, kita akan semakin leluasa dalam
6
berlatih berekspresi dengan aktivitas menggambar, dan menjadi lebih
menyenangkan.
Krayon mempunyai keuntungan tersendiri. Kita bisa memberikan tekanan
kertas dengan cepat, dengan berbagai variasi serta ketebalan sesuai dengan tekanan
tadi. Krayon merupakan bahan yang paling cocok dipakai pada tahap awal, dalam
proses menggambar, kekurangannya adalah hasilnya tidak bisa dihapus.
Hampir semua pena dari bahan baja bisa digunakan untuk menggambar. akan
tetapi ada yang khusus dibuat untuk menggambar. setiap toko pasti akan
menganjurkan anda untuk menggunakan pena yang baik yang menggunakan tinta
Indian. Untuk pulpen biasa, maka tinta warna buatan pabrik apa saja bisa dipakai.
Dalam menggambar, tinta Indian sifatnya tahan air.
c) Teknik Menggambar
Alat-alat menggambar sebenarnya dapat mempengaruhi teknik yang kita
terapakan. Teknik juga memperlihatkan gaya khas masing-masing. Teknik atau
cara menggambar tidak merupakan tahap yang paling penting dalam menggambar
kreatif. Teknik harus digunakan sebagai sarana alamiah untuk menggambar utuh,
dari awal sampai akhir. Berikut adalah teknik-teknik dasar dalam menggambar:
1. Menggaris
Menggaris sangat mendasar dalam menggambar, karena setiap bentuk karya
menggambar pada umumnya diawali dengan garis, coretan atau goresan garis.
Menggaris merupakan kegiatan menggambar yang paling sederhana dan
mudah, karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan juga sangat sederhana dan
mudah didapat, kita bisa menggunakan pensil, bisa juga pena dan selembar kertas,
7
kertas apapun bisa dipakai yang penting masih ada ruang kosong tempat nanti kita
mencoret atau menggoreskan garis.
Cara memulainya sederhana saja, langsung saja menggaris atau menorehkan
garis, garis apa saja. Tapi sebaiknya mulailah dulu dengan garis yang paling
sederhana, mulailah dengan garis lurus, macam-macam garis lurus, yang mendatar,
vertikal, dan diagonal. Dari berbagai arah, dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dari
atas ke bawah atau sebaliknya, dari kanan atas ke kiri bawah dan yang lainnya bisa
dikembangkan lagi.
Sebagai catatan, pada saat latihan jangan coba-coba memutar posisi kertas
dengan alasan untuk hasil yang lebih rapi. Biarkan posisi kertas tetap seperti
adanya. Karena latihan ini tujuan utamanya bukan untuk menghasilkan garis yang
rapi, lurus dan bagus, melainkan untuk melatih kelenturan dan keluwesan tangan
supaya terbiasa dan spontan dalam menggaris dan menggores. Jika kemampuan itu
sudah dikuasai, akan memudahkan kita menggambar atau memvisualisasikan
apapun.
Setelah berlatih dengan garis lurus kta dapat mencoba macam-macam garis
lainnya, misalnya garis patah-patah, garis zig-zag, garis bergelombang, garis
melingkar, garis spiral dan variasi lainnya.
Bebaslah dalam menggaris, jangan pernah berpikir takut salah, hilangkan
keraguan dalam menggaris, ini berguna untuk melatih spontanitas dalam
menggambar atau memvisualisasikan sesuatu.
2. Mengarsir
Arsir atau gradasi akan membantu ketajaman mata agar mengenal ingkat
intensitas cahaya sehingga dapat melihat daerah terang dan gelap suatu obyek.
8
Latihan arsir gradasi juga sangat membantu ketika Anda membuat bayangan dari
suatu obyek.
Beberapa langkah yang harus dilakukan saat belajar Arsir :
Berlatih teknik arsir gradasi dapat mulai dengan membuat kotak.
Jumlahnya bebas terserah seperti gambar di bawah ini. Kemudian arsirlah setiap
kotaknya dengan berbagai jenis ukuran pensil, atau jika ingin dengan satu
jenis pensil saja, bedakan setiap kotak pada tekanan pensil.
Contoh kotak pertama diarsir dengan pensil 2H, kemudian kotak kedua diarsir
dengan pensil H, dan seterusnya, atau kotak pertama diarsir dengan tekanan
yang paling kuat, kotak kedua tekanannya makin lemah.
Ketika mengarsir dengan berbagai jenis pensil, semua dilakukan dengan tekanan
yang sama.
Lihat perbedaan intensitas gelap terang yang dihasilkan pada setiap kotak. (lihat
contoh gambar di bawah).
Latihan selanjutnya mencoba membuat komposisi bentuk dasar, kemudian pada
setiap bentuk dasar memberikan arsir dengan tingkat intensitas yang berbeda.
Buatlah kotak dengan berbagai ukuran dan bentuk yang sudah mengalami
distorsi. Kemudian komposisikan kotak-kotak tersebut.
Disamping itu juga dapat membuat komposisi bentuk dengan menggunakan
bentuk dasar lainnya seperti lingkaran, segitiga, dan sebagainya. Selain itu
9
dapat mengkomposisikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan cara yang
berbeda.
Cobalah membuat berbagai macam sketsa lainnya, carilah berbagai ide
komposisi bentuk lainnya, dan pilihlah sketsa yang disukai.
Setelah membuat sketsa komposisi bentuk kotak, persiapkanlah berbagai jenis
ukuran pensil, contoh menggunakan pensil ukuran keras seperti H terlebih
dahulu untuk memberikan arsir terang pada kotak yang diinginkan, kemudian
pada beberapa bagian masih dengan pensil yang sama, tekanan yang lebih
kuat memberikan arsir gelap.
Selanjutnya dapat dilihat pada gambar dibawah dengan memberikan arsir gelap
dan terang maka pada komposisi kotak terlihat ada suatu volume atau
kedalaman. Pada saat menggambar suatu obyek Anda akan mengerti bahwa
hanya dengan memberikan arsir gradasi gelap terang, maka obyek tersebut
terlihat mempunyai volume dan intensitas cahaya yang berbeda.
Cobalah berbagai bentuk sesuai imajinasi anda, bermainlah secara kreatif,
gunakan berbagai macam garis untuk mengarsir, seperti lingkaran, ombak, lurus,
dan sebagainya, maka anda akan melihat tekstur yang berbeda (lihat contoh
gambar).
10
3. Penghalusan (blending)
Penghalusan (blending) adalah proses pengusapan sebuah arsiran agar tampak
lebih halus. Di bawah ini adalah contoh arsiran yang belum dihaluskan dan setelah
dihaluskan.
Sebelum Sesudah
Ada bermacam-macam cara untuk menghaluskan arsiran, tapi yang paling
umum adalah menggunakan jari, tissue, dan paper stump. Menghaluskan
menggunakan jari mempunyai kelemahan yaitu meninggalkan noda sehingga
arsiran terkesan tidak bersih. Menghaluskan dengan tissue sangat berguna pada
saat ingin menghaluskan area yang cukup besar, cara menggunakan tissue untuk
menghaluskan adalah dengan melilitkan jari telunjuk dengan tissue, lalu usapkan
tissue tersebut dengan gerakan melingkar ke arsiran yang ingin dihaluskan. Paper
11
stump adalah pensil yang terbuat dari kertas, ini bisa digunakan untuk area yang
kecil. Bila sudah digunakan ujungnya akan menghitam, dan tidak bisa dipakai
untuk menghaluskan bagian yang terang. Bila hal ini terjadi, maka ujungnya dapat
dipotong dengan pisau.
hasil dengan teknik blending
4. Vas atau Wajah (Vase or Faces)
Ini adalah ilusi optik terkenal, disebut vas atau wajah karena dapat dilihat
sebagai wajah yang saling berhadapan, dan sebuah vas di tengah. Latihannya
adalah melengkapi wajah kedua, yang dengan sengaja akan menyelesaikan vasnya.
Ambillah pensil dan anda tinggal menyelesaikan gambar berikut.
5. Menggambar terbalik
Orang- orang yang
meragukan kekuatan seni
maupun kemampuan mereka
12
di bidang itu, sering merasa tercengang melihat apa yang bisa mereka hasilkan
lewat metode menggambar yang diciptakan Betty Edwards, yaitu menggambar
terbalik.
a. Hasil Penemuan Mengenai Otak
Salah satu temuan penting dalam studi mengenai otak terjadi pada tahun
1960 dan 1970, saat Roger Sperry dari Institut Teknologi California membawa
teman-teman penelitiannya menuju pengertian baru yaitu bahwa otak manusia
terdiri dari dua belahan, masing-masing mengendalikan proses yang berlainan.
Semenjak penemuan Sperry, yang dianugerahi hadiah nobel pada 1981, telah
diterima secara luas bahwa kedua sisi otak tersebut memiliki dominasi dalam
bidang masing-masing, seperti dijelaskan di bawah ini.
Otak Kiri Otak Kanan
Analitis holistis
Logis intuitif
Verbal gambar
Berurutan simultan
Temporal spasial
Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, belahan kiri otak sering dianggap
sebagai sisi yang mengatur kemampuan logika, berbahasa, dan matematika.
Sedangkan belahan kanan dianggap sebagai kedudukan kreativitas dan daya
khayal.
13
Penelitian mengenai dua sisi otak tersebut telah membantu jutaan orang,
yang sebelumnya tidak pernah merasa diri mereka kreatif ataupun berjiwa seni,
untuk belajar menggambar.
Setelah mengetahui bahwa otak kiri yang logis mempengaruhi kemampuan
bersantai dan membebaskan jari-jari menggambar apa yang kita lihat, Edwards
mengembangkan berbagai teknik. Salah satunya menggambar terbalik, yaitu
memnggambar menirukan contoh gambar yang dibalik. Menurutnya, membalik
gambar itu perlu, karena otak kiri kita yang logis dan tak kenal kompromi, tak
henti-hentinya mengenali serta menamai hal-hal yang dilihatnya, otak menolak
atau tak mampu menerjemahkan informasi tersebut menjadi garis-garis sebuah
gambar. Jika ingin mengatasi kemampuan otomatis otak kiri dalam menafsirkan
gambar, kita harus mengabaikan keseluruhan gambaran dan berkonsentrasi pada
garis serta bentuk satu per satu yang tampak dalam gambar terbalik. Seperti
yang dijelaskan edwards sebagai berikut.
Benda-benda yang biasa kita kenal tidak akan sama jika dilihat terbalik. Kita
secara otomatis menetukan sisi atas dan samping pada benda yang kita lihat, dan
mengharapkan benda itu menghadap ke arah yang normal, yaitu berdiri tegak.
Ketika melihat gambar yang terbalik, petunjuk-petunjuk visual yang kita lihat
menjadi tidak sesuai, dan otak menjadi bingung. Kita melihat bentuk, serta
daerah terang dan gelap pada gambar itu. Biasanya, kita tidak berkeberatan
melihat gambar terbalik, asalkan kita tidak diharuskan mengenali benda yang
14
kita lihat tersebut. Kalau demikian, itu bisa menjadi tugas yang sangat
menjengkelkan.1
b. Latihan Menggambar Terbalik.
Untuk latihan ini, lupakan dahulu apa pun yang pernah anda pelajari
mengenai seni. Ambil sehelai kertas dan pensil atau pena, lalu tirulah gambar di
bawah ini tanpa menegakkan gambarnya. Jangan biarkan diri anda terganggu
oleh keingingan membetulkan gambar itu di kepala anda, usahakan
berkonsentrasi untuk menggambar garis-garis seperti yang anda lihat. Tidak
usah terburu-buru. Jangan membalikkan kertas atau gambar di bawah ini
sebelum anda benar-benar selesai.
Setelah selesai, putarlah kembali gambar tersebut dengan benar. Anda akan
heran melihat hasil gambar anda yang bagus. Hal ini terjadi karena anda dapat
mengabaikan otak kiri anda yang kritis, sehingga membuat otak kiri tersebut
tidak sempat mengeluarkan pendapat, sementara otak kanan bersenang-senang
akan hal itu.
d) Manfaat Menggambar (Pengembangan Otak Kanan)
1Jordan E. Ayan, Bengkel Kreativitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas, Kaifa, Bandung, 2002, hlm 189.
15
Seperti yang diketahui, otak kanan merupakan gudangnya spontanitas dan
kreativitas. Kedua belahan otak sama penting dan sama kuatnya. Mereka saling
melengkapi satu sama lain.
Namun pada umumnya orang-orang lebih mementingkan analisis, logika,
matematika, dan jarang sekali memperhatikan atau kurang mengoptimalkan fungsi
belahan otak kanan dalam pembelajaran. Pada kenyataannya, pendidikan tidak
lebih dari 10% mata pelajaran memakai fungsi otak kanan.
Untuk mengembangkan otak kanan, menggambar adalah salah satu
contohnya, karena dalam proses ini otak kanan lebih banyak berperan daripada
otak kiri.
1. Kreativitas
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau
konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Kita
semua lahir dikaruniai banyak keterampilan kreatif. Ketika masih bayi, kita secara
alamiah selalu ingin tahu dan antusias menjelajahi lingkungan sekitar. Kita puas
menghabiskan hari bermain dan bereksperimen dengan berbagai benda.
Kita pada umumnya mulai membatasi pencarian dan kemampuan keatif pada
usia yang sangat muda. Biasanya, mulai saat masuk SD. Sedikit demi sedikit
kreativitas mulai dikekang oleh pendidikan tradisional, kita harus tunduk pada
peraturan yang kaku, yang kebanyakan membatasi keterampilan berpikir kreatif.
Dalam belajar, kita lebih sering menghafal ketimbang mengeksplorasi, bertanya,
atau bereksperimen. Saat SD, SMP, dan seterunya, kreativitas semakin jarang
diasah, hingga akhirnya berhenti tumbuh.
16
Salah satu contoh nyata yang terjadi pada Christoper, anak dari Jordan E.
Ayan, penulis buku Bengkel Kreativitas. Anaknya yang pandai menggambar
mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam pelajaran seni di sekolahnya.
Gurunya mengatakan bahwa Christoper tidak mau mewarnai dalam batas garis,
suatu persyaratan resmi untuk mendapatkan nilai tinggi dalam keterampilan
motorik. Jelaslah sang guru terlalu memusatkan pada upaya memampukan anak
didiknya mewarnai dalam batas garis, sampai mengabaikan dorongan kreatif si
anak. Lebih buruk lagi, mungkin ia malah mengkritik. Saat pulang dari sekolah
Christoper membawa pulang hasil gambarnya yang muram, dan penuh warna
hitam. Padahal menurut Jordan, gambar yang dihasilkan putranya di rumah sangat
indah dan kaya warna, karena di rumahnya tak ada peraturan dalam masalah seni.
Akhirnya banyak orang yang tidak mengembangkan daya kreatif mereka
karena tidak pernah diberi tahu cara memanfaatkan keterampilan kreatif alami
ataupun cara mengembangkan berbagai teknik. Dalam bukunya, Jordan
memaparkan bahwa menggambar merupakan salah satu kegiatan yang dapat
mengembangkan kreativitas, yang termasuk dalam sepuluh strateginya untuk
mengembangkan kreativitas, yaitu menggemari seni.
2. Kemampuan Berpikir Visual
Berpikir visual merupakan cara berpikir dengan gambar atau kemampuan otak
dalam menerima informasi dari apa yang dilihat. Berdasarkan sejarah mengenai
gambaran mental seseorang, ternyata ada banyak pemikir unggul yang
menggunakan pembayangan visual untuk membantu mereka melahirkan karya.
Albert Einstein, Charles Darwin, Sigmund Freud, Leonardo Davinci, dan masih
17
banyak lagi, semuanya menggunakan gambaran visual dalam mengembangkan
berbagai teori revolusioner mereka.
Bahkan kejeniusan seorang Sherlock Holmes yang terkenal sebagai seorang
detektif tidak lebih dari sekadar melihat secara aktif. Holmes secara sadar mencari
petunjuk visual lebih banyak dibandingkan orang lain. Namun bukan hanya tokoh
fiktif saja yang bisa berhasil dengan melihat secara aktif.
Berpikir secara visual membantu kita belajar berpikir menggunakan bagian
visual otak kita. Kekuatan visualisasi dari gambar telah diteliti selama dua dekade.
Para peneliti menemukan bahwa dengan memvisualisasikan gambar yang
menyembuhkan (otosugesti) terbukti memberikan efek bermanfaat bagi tubuh.
Efek ini diantaranya memperkuat sistem imunitas dan mengurangi tekanan darah
dan jantung.
Ketika kita melihat gambar dalam kenyataan, lewat imajinasi, atau ingatan,
sel saraf otak mengirimkan pesan kepada tubuh sebagai respons dari stimulus
tersebut. Pesan tersebut akan pergi menuju otak bagian bawah yang berhubungan
dengan hipotalamus, kelenjar yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan cabang
sistem saraf otonom parasimpatik. Kemudian saraf tersebut akan mengurangi
tekanan darah, memperlambatkan pernapasan, dan menurunkan detak jantung,,
melepaskan ketegangan fisik dari tubuh kita.
Menggambar adalah proses alami untuk berpikir, mengembangkan ide, dan
belajar, serta menyelesaikan masalah. Setiap anak menikmati kegiatan
menggambar dan berkhayal. Tetapi orang yang sering melamun biasanya dianggap
sebagai pemalas dan dicap orang yang tidak fokus. Padahal mungkin saja pelamun
18
serta pemikir visual inilah yang dapat melihat kemungkinan kreatif dalam
kehidupan ini.
Bermain tidak hanya untuk mencari kesenangan. Itulah bagaimana kita
belajar. Anda bisa mempraktikkan kemampuan berpikir secara visual dan
mendapatkan kesenangan pada waktu yang bersamaan. Mulai sekarang berlatihlah
untuk mengubah kata menjadi gambar. Praktikkan cara berpikir visual dalam
keseharian anda. Cobalah salah satu latihan berikut ini, anda tinggal mengubah
kata-kata menjadi bentuk gambar sederhana (tidak perlu bagus, yang penting anda
tahu itu apa).
buku tas wortel bangku
burger sapu lalat mawar
pohon kain pel perangko ember
vas tiang listrik telur mata sapi paku
mobil lampu merah
B. Kerangka Berfikir
Kini makin banyak orang menyadari bahwa kreativitas memainkan peran
sangat penting dalam meraih kebahagiaan pribadi dan kesuksesan. Banyak sekali
kegiatan yang dapat membantu mengembangkan daya kreatif kita. Seperti
mengembara, banyak membaca, bermain, teknologi, musik, menggambar, dan
masih banyak lagi.
19
Menggambar adalah salah satu contoh kegiatan kreativitas yang
menyenangkan. Namun sayang, sudah menjadi keyakinan umum bahwa
menggambar dianggap suatu sifat bawaan.
Kondisi tersebut membuat penulis ingin melihat minat menggambar siswa-
siswi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 ini
meneliti tentang minat atau ketertarikan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Purworejo untuk mengekspresikan diri, pola pikir, dan emosi-emosinya dalam
bentuk gambar.
C. Hipotesis
Penulis menduga ada pengaruh kecerdasan otak kanan terhadap kekreatifan
seseorang. Semakin bagus kinerja otak kanan seseorang maka semakin kreatif
orang tersebut .
Menurut penulis, siswa kelas XI IPS tentu kreatif dalam menghadapi sesuatu
karea cenderung menggukan otak kiri.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
deskriptif kualitatif. Yaitu dengan mendeskripsikan tingkat ketertarikan siswa kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010 dalam
menggambar
B. Populasi, Sampel, Instrumen
Populasi penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Subjek penelitian yang
digunakan sebagai sampel adalah siswa-siswi XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo
Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penulis memilih sampel dari kelas tersebut karena
penulis berasal dari SMA Negeri 1 Purworejo, sehingga diharapkan penelitian
dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Sedangkan instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat tulis dan laptop.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini adalah dengan cara studi pustaka dan observasi dari berbagai media komunikasi
( media cetak dan media elektronik ), kemudian menyebarkan.
21
D. Teknik Analisis Data
Penulis melakukan teknik analisis data dengan 2 tahap.
Tahap pertama :
1. Penulis melakukan studi pustaka sebagai referensi penelitian.
2. Penulis melakukan obervasi dari berbagai media komunikasi, antara lain media
cetak dan media elektronik ( komputer / internet )
Tahap kedua :
1. Penulis membuat angket yang berisi 10 pertanyaan.
2. Kemudian angket dibagikan kepada 27 siswa dari kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
3. Setelah angket diisi berdasarkan pendapat masing-masing responden, hasil
jawaban angket diterima kembali oleh penulis.
4. Penulis mengevaluasi hasil jawaban angket dari responden.
5. Kemudian penulis mengklasifikan evaluasi hasil jawaban angket dari
responden.
6. Setelah pengklasifikasian, penulis melakukan pengolahan data.
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penulis melaksanakan penelitian dengan membagikan angket kepada 27 siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2009 /2010. Angket dibagikan
pada Hari Jumat, 09 April 2010, dan dikembalikan pada hari yang sama.
Proses penelitian diawali dengan studi pustaka dari berbagai buku . Setelah
itu, penulis menyusun angket pertanyaan berdasarkan materi yang penulis ketahui.
Setelah angket disusun dan diperbanyak, angket dibagikan kepada siswa dan siswi
kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo. Angket dibagi dua yaitu minat menggambar
serta keoptimisan dan kepesimisan siswa dalam kemampuan menggambarnya.
Kedua angket ini digabung pada penyebarannya dalam 10 pertanyaan.
1. Minat Menggambar Siswa-Siswi Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo
Pengambilan data yaitu melalui penyebaran angket kepada siswa-siswi XI IPS
1 SMA N 1 Purworejo. Angket mengenai minat menggambar ini terdiri dari 6
pertanyaan yaitu pertanyaan ke-1, ke-2, ke-3, ke-8, ke-9, dan ke-10.
2. Keoptimisan dan Kepesimisan Siswa-Siswi dalam Kempuan Menggambarnya
Pengambilan data yaitu melalui penyebaran angket kepada siswa-siswi XI IPS
1 SMA N 1 Purworejo. Angket mengenai keoptimisan dan kepesimisan dalam
23
kemampuan menggambar ini terdiri dari 4 pertanyaan yaitu pertanyaan ke-4,
ke-5, ke-6, dan ke-7.
B. Pembahasan
1. Minat Menggambar Siswa-Siswi
Inilah hasil pengisian angket minat menggambar kepada siswa-siswi kelas XI
IPS 1 SMA
N 1
Purworejo yang terdiri dari 27 orang.
No OpsiJumlah (orang)
1Ya IIIII IIIII IIIII IIII
tidak IIIII III
2
sering IIIIIIIcukup sering IIIII IIterkadang IIIII IIIIjarang IIIItidak pernah
3
disuruh atau tugas IIIIIhanya ingin berekspresi IIIII IImemang senang (hobi) IIIII IIIIiseng IIIII IIIIlain-lain
8 YaIIIII IIIII IIIII IIIII IIII
tidak III
9
saya merasa tidak akan pernah bisa saya bukan orang visual Isaya tidak suka gambar-gambar Isaya bukan orang yang kreatif saya benar-benar malas mencoba saya cenderung otak kiri I
24
Jawaban untuk no. 10:
Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menggambar berdasarkan
hasil angket:
Meningkatkan kemampuan berpikir imajinatif.
Membantu melepas unek-unek, sehingga menciptakan kesenangan.
Menghilangkan stress, karena dapat mencurahkan segala perasaan.
Mengatasi kebosanan.
Mengisi waktu luang.
Menambah keindahan jika dipajang dan membuat orang lain senang
melihatnya.
Menyeimbangkan otak kanan.
Menambah kreativitas.
Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut :
19 orang senang menggambar dan 8 orang tidak. Kelompok yang senang
menggambar jauh lebih banyak daripada yang tidak senang menggambar.
7 orang sering menggambar, 7 orang cukup sering menggambar, 9 orang
terkadang menggambar, 4 orang jarang menggambar, dan tidak ada yang tidak
pernah menggambar. Kelompok yang sering dan cukup sering sama besarnya,
tetapi lebih sedikit dari kelompok yang terkadang menggambar, sedangkan
25
kelompok jarang lebih sedikit dari sering dan cukup sering, serta sama sekali
tidak ada yang tidak pernah menggambar.
5 orang beralasan disuruh atau tugas untuk menggambar, 7 orang hanya ingin
berekspresi, 9 orang hobi, dan 9 orang iseng. Kelompok iseng sama besar
dengan kelompok hobi, kelompok ingin berekspresi cukup besar dan terakhir
yang paling sedikit adalah kelompok yang karena disuruh atau tugas.
24 orang minat dalam menggambar, sedangkan 3 orang lainnya tidak.
Kelompok yang berminat jauh lebih banyak daripada yang tidak.
Dari orang yang tidak berminat menggambar dihasilkan 3 alasan yaitu 1
menjawab tidak visual, 1 menjawab tidak suka gambar, dan 1 cenderung otak
kiri.
2. Keoptimisan dan Kepesimisan Siswa-Siswi dalam Kemampuan
Menggambarnya
Berikut adalah hasil pengisian angket keoptimisan dan kepesimisan siswa-
siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo yang berjumlah 27 orang.
No OpsiJumlah (orang)
4
sangat bagus IIIbagus IIIII IIIcukup bagus IIIII IIbiasa saja IIIII IIIjelek I
5bisa IIIII IIIIIcukup bisa IIIII IIIII Itidak bisa IIIII I
6
gambar saya sering dibilang tidak bagus I
gambar saya tidak dibilang jelek tetapi tidak juga mendapat pujian Isaya memang tidak suka menggambar Isaya memang pesimis dalam menggambar IIlain-lain I
26
7
sulit II
cukup sulitIIIII IIIII III
tidak sulit IIIIbiasa saja IIIII III
Lain-lain pada no 6 adalah : karena gambar saya biasa saja.
Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut :
3 orang mengatakan gambarnya sangat bagus, 8 orang bagus, cukup bagus 7
orang, biasa saja 8 orang, dan 1 orang mengatakan gambarnya jelek. Kelompok
orang yang mengatakan gambarnya bagus berjumlah sama dengan orang yang
mengatakan biasa saja, lalu diikuti kelompok yang mengatakan gambarnya
cukup bagus, dan terakhir yang paling sedikit mengatakan jelek.
10 orang mengatakan bisa menggambar, 11 orang mengatakan cukup bisa, dan
6 orang mengatakan tidak bisa. Kelompok yang merasa bahwa dirinya cukup
bisa menggambar berjumlah paling banyak, lalu yang merasa dirinya bisa
hanya sedikit, dan yang paling sedikit adalah yang mengatakan tidak bisa.
Dari 6 orang yang mengatakan bahwa ia tidak bisa menggambar alasannya
adalah bahwa gambarnya sering dibilang tidak bagus, gambarnya dibilang
biasa saja, tidak mendapat pujian, dan memang tidak suka menggambar.
2 orang mengatakan sulit menggambar, 13 mengatakan cukup sulit, tidak sulit
4 orang, dan biasa saja 8 orang. Kelompok yang mengatakan bahwa
menggambar itu cukup sulit mendapat jumlah yang paling besar, lalu
setelahnya yang mengatakan biasa saja cukup sedikit. Kelompok yang
mengatakan tidak sulit sedikit, dan yang mengatakan sulit sangat sedikit.
27
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berilut.
1. Siswa-Siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo pada umumnya mempunyai
minat dalam menggambar.
2. Alasan siswa-siswi yang tidak minat menggambar adalah karena tidak suka
gambar-gambar, cenderung otak kiri, dan merasa bukan orang yang visual.
3. Siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo pada umumnya cukup optimis
terhadap kemampuan menggambarnya.
4. Bagi siswa-siswi yang pesimis, alasannya adalah gambarnya sering dikatakan
tidak bagus, tidak mendapat pujian dan ada yang mengatakan bahwa ia
memang tidak suka menggambar.
5. Pada umumnya, siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo merasa
gambar itu cukup sulit.
6. Siswa-siswi mengetahui manfaat menggambar yang pada umumnya yaitu
mengekspresikan atau mencurahkan perasaan, menghibur, dan
mengembangkan kreativitas serta imajinasi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian umumnya responden mempunyai minat dalam
menggambar, dan untuk yang masih belum mempunyai minat untuk terus
28
mengembangkan minat dalam menggambar. Yang paling hargailah karya orang
lain agar karya sendiri dihargai.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ayan, Jordan E. 1997. Bengkel Kreativitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas.
Bandung: Kaifa.
Olivia, Femi. 2009. Visual Thinking. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Simon, Howard. 2007. Teknik Menggambar. Semarang: Dahara Prize.
www.khanzaku.wordpress.com
www.ruangkelassuyono.com
www.sinsengarden.org
www.google.co.id
`
30
Biografi Penulis
Cowok alim ini adalah anak ke dua dari tiga
bersaudara, dari pasangan serasi Bp. Kundrato
dengan ibunda tercinta Ibu Sumaryani.
Bernama lengkap Sandhi Indraswara. Lahir
pada tanggal 1 Juni 1993, bertepatan dengan
hari lahirnya Pancasila.
Saat ini penulis tinggal bersama keluarganya
di Wonoroto, Kec/Kab.Purworejo. Cowok yang bergolongan darah O ini, berzodiak
Gemini, memiliki hobi seperti kebanyakan cowok lainnya yakni sepak bola, renang,
nge-game, and touring ama temen. Gag ketinggalan cowok yang satu ini juga demen
mincing. Eeeeiiiitttt..cowok ini gag suka kekerasan looo!!!!!
Cowok yang akrab disapa “Sondonk” oleh temen2nya ini, dulunya mengenyam
pendidikan di SD Negeri 1 Wonoroto dari usia 6 tahunan sampai sekitar 12 tahunan.
Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP favorit, SMP N 2 Purworejo.
Alhamdulillah Sondonk lulus dengan nilai yang cukup memuaskan, sehingga ia mampu
melanjutkan jenjang pendidikannya di SMA N 1 Purworejo.
Di tahun 2010 ini, Sondonk menjadi bagian dari MANCHESTER UNITED-nya
Smansa alias XI IPS 1
31