Karya Tulis 2

25
BAHAYA ASBESTOS BAGI KESEHATAN Karya Tulis Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti UAN/UAS pada SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh Nama : Tio Ardiansah NIS : 10960 Kelas : XII IPA 1 Program : Ilmu Pengetahuan Alam

description

shit for scribd

Transcript of Karya Tulis 2

Page 1: Karya Tulis 2

BAHAYA ASBESTOS BAGI KESEHATAN

Karya Tulis

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti

UAN/UAS pada SMA Negeri 1 Terbanggi Besar

Tahun Pelajaran 2014/2015

Oleh

Nama : Tio Ardiansah

NIS : 10960

Kelas : XII IPA 1

Program : Ilmu Pengetahuan Alam

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Terbanggi Beesar

Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015

i

Page 2: Karya Tulis 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Asbestos atau sering disebut asbessering kita temui sehari-hari dan

banyak digunakan untuk berbagai atap bangunan. Baik itu untuk rumah

tinggal, tempat usaha, tempat ibadah, bahkan sekolah. Alasannya tentu

beragam, namun yang jelas harga atap asbes tentu murah lebih ketimbang

genteng. Selain lebih ringan, pemakaiannya pun lebih mudah dan cepat.

Padahal dibalik itu, ada bahaya yang mengancam dari debu-debu asbes yang

beterbangan. Kurang-nya pengetahuan dan Penanganan dari masyarakat

tentang bahaya asbes menyebabkan masalah serius terhadap kesehatan

masyarakat.

Beberapa unsur asbes dapat terhirup ketika kita bernafas, masuk ke

paru-paru dan beresiko kanker. Karena sifat ini di beberapa negara maju

(Amerika dan Eropa), penggunaan bahan asbes ini telah mulai dilarang.

Bahaya yang ditimbulkan dari debu-debu asbes tidaklah main-main. Asbes

dapat menyebabkan berbagai penyakit serius yakni:

Kanker paru-paru, asbes merupakan penyebab kanker atau karsinogen

termasuk kanker batang tenggorokan.

Pleural disease, penyakit ini timbul akibat adanya cairan pada paru – paru

Asbestosis, atau fibrosis merupakan penyakit yang timbul di paru-paru dan

1

Page 3: Karya Tulis 2

diakibatkan oleh adanya luka di paru-paru yang menyebabkan sulit untuk

bernafas.

Mesothelioma, adalah kanker pada dada dan paru-paru. Penyakit kanker ini

baru akan timbul setelah penderita menghirup asbes dalam kurun waktu 20 –

40 tahun kedepan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sejauh mana dampak penggunaan asbes bagi kesehatan manusia

2. Faktor - faktor penentu timbulnya penyakit akibat penggunaan asbes

3. Cara mengurangi dampak buruk penggunaan asbes

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan penggunaan asbes

2. Menambah wawasan dalam penerapan ilmu biologi dalam kesehatan.

3. Sebagai syarat bagi penulis dalam mengikuti UAN/UAS di SMA Negeri 1

Terbanggi Besar.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan karya tulis ini adalah dapat mengetahui sejauh

mana dampak atau pengaruh pengggunaa asbes bagi kesehatan masyarakat.

1.5 Pembatasan Masalah

Karena Keterbatasan data atau bahkan kurangnya pengamatan

pembuatan karya tulis maka penulis membatasi hanya pada penyakit dan

bahaya penggunaan asbes bagi kesehatan manusia.

2

Page 4: Karya Tulis 2

1.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data untuk melengkapi dalam pembuatan karya

tulis ini, penulis menggunakan metode:

A. Metode Pustaka, yaitu penulis membaca buku-buku yang tersedia di

perpustakaan SMA Negeri 1 Terbanggi Besar dan mencari melalui

internet.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.4 MANFAAT PENULISAN

1.5 PEMBATASAN MASALAH

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN ASBESTOS

2.2 SIFAT KIMIA ASBESTOS

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 DAMPAK BAHAYA PENGGUNAAN ASBESTOS

3.2 PENGENDALIAN RESIKO BAHAYA SERAT ASBESTOS

Page 5: Karya Tulis 2

3

3.3 MENGURANGI DAMPAK BURUK PENGGUNAAN AS-

BESTOS

3.4 FAKTOR PENENTU TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT

ASBESTOS

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Karya Tulis 2

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Asbestos

Asbestos atau yang lebih sering dikenal asbes adalah nama yang

diberikan untuk kelompok mineral fibrous yang berbeda (amosite,chrysotile,

crocidolite, tremolite, actinolite dan anthophyllite) dan terbentuk secara alami

di lingkungan kita (US Department of Health & Human Services, 2001)

(Hendra, Penyakit pernafasan manusia : 56).

Salah satu dari kelompok mineral tersebut, yaitu chrysotille adalah

termasuk ke dalam keluarga serpentin, sedangkan mineral-mineral  fibrous

yang lain termasuk ke dalam keluarga amfibol. Walaupun semua jenis asbes

berbahaya (dapat menyebabkan kanker), tetapi asbes yang berasal dari grup

amfibol memiliki potensi lebih besar untuk membahayakan kesehatan

manusia dibanding chrysotille.

Asbes yang paling banyak digunakan dalam industri adalah

chrysotille atau disebut juga asbes putih. Sedangkan asbes dari grupamfibol

tidak banyak digunakan. Asbes yang memiliki sifat fibrous  ini tidak memiliki

bau dan rasa, mereka juga tidak larut dalam air, tidak mengalami evaporasi

serta tahan terhadap panas, api, degradasi biologi dan kimia. Karena sifat –

sifat inilah asbes banyak digunakan sebagai bahan berbagai produk industri

terutama bahan bangunan, friction product dan bangunan tahan panas.

Page 7: Karya Tulis 2

5

2.2 Sifat Kimia Asbestos

Asbes adalah istilah umum yang digunakan untuk kelompok mineral

silikat berserat (naturally-occurring) yang telah secara luas digunakan di

dalam dunia industri. Asbes mineral terbagi menjadi dua kelompok besar

yakni serpentin dan amfibol. Harus diingat bahwa pada mulanya mineral–

mineral asal serpentin dan amfibol terjadi dengan bentuk non fibrous dan non

asbes. Mineral nonfibrous ini lebih banyak dijumpai dan tersebar di alam

dibanding dengan variasi bentuk asbes.

Asbes serpentin yang mengandung mineral chrysotile, magnesium

silikat, terbentuk secara memanjang dan memiliki susunan kristal fiber yang

fleksibel untuk ditenun. Asbes amfibol yang terdiri dari mineral amosite,

crocidolite, tremolite, anthophyllite dan actinolite memiliki bentuk fiber

Kristal yang lebih brittle danlebih sedikit keterdapatannya dibanding asbes

serpentin. Kelompok ini terbentuk dengan struktur polimerik yang memiliki

ikatan Si-O-Si. Untuk asbes jenis amfibol, struktur polimeriknya terdiri dari

dua cincin linear, cincin ini terbentuk memanjang, kurus dan straight

fibers yang merupakan sifat dari asbes jenis ini. Sedangkan asbes jenis

serpentin bentuk polimeriknya adalah extended sheet. Ikatan seperti ini

mengimplikasikan bentuk tabular pada asbes jenisnya (Wylie and

Verkouteren, 2000 dalam US Department Helath & Human Resources).

Page 8: Karya Tulis 2

6

Beberapa jenis mineral asbes akan berada dalam fase solid solution bila

suatu mineral menunjukkan rumus kimia sebagai hasil dari substitusi ion/

ionik. Contoh mineral–mineral yang mengalami hal ini adalah tremolit dan

aktinolit. Tremolit yang mengalami penggantian ion magnesium oleh besi

akan berubah menjadi aktinolit. Mengenai banyaknya jumlah besi yang harus

menggantikan magnesium agar tremolit berubah menjadi aktinolit tidak dapat

diketahui secara universal karena belum ada kepastian mengenai hal itu.

Geologi komersial dari asbes secara umum meliputi

bentuk fibrous dari mineral silicaceous serpentine dan amphibole seperti

yang telah disebutkan sebelumnya. Mineral asbes terbentuk di bawah kondisi

fisika tertentu yang memacu pertumbuhan fiber apakah terikat dalam

dalam fiber bundles atau matted masses. Individual fiber yang terpisah dari

bundel fiber dan tersebar adalah yang berukuran halus. Pengendapan dari

mineral fibrous umumnya ditemukan pada vein. Secara definisi mineral

umum, ukuran fiber tidak ada yang spesifik (Occupational Safety And Helath

Administration (OSHA) ,1992).

Sebagian besar mineral amfibol dan serpentin di kerak bumi adalah

non fibrous form, atau disebut juga sebagai non asbestiform. Bentuk fibrous

terjadi bersama dengan bentuk nonfibrous dalam lingkungan pengendapan

yang sama. Non asbestiform amphibole dapat terbentuk dalam beberapa ben-

tuk termasuk prismatik flat, kristal elongate dan cleavage fragments. Kristal-

kristal ini tumbuh menjadi prismatic cleavage dengan sudut sekitar 55deg

Page 9: Karya Tulis 2

7

 di antara bidang belahan. Ketika sepotong mineral amfibol non fibrous

dihancurkan, seperti di penambangan atau penggilingan besi, fragmen

mikroskopis dapat terbentuk dan memiliki bentuk fiber  tetapi umumnya lebih

pendek (Skinner et al. 1988 dalam US Department Of Health & Human

Resources ,2001).

Page 10: Karya Tulis 2

8

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Dampak Bahaya Penggunaan Asbestos

Serat asbes berbahaya karena mengandung hidroksida magnesium

silikat yang bersifat karsinogen (pemicu penyakit kanker). Jika terhisap, serat

asbes akan mengendap di dalam paru-paru. Gangguan kesehatan atau

penyakit yang timbul ditentukan oleh dosis serat asbes yang masuk ke dalam

tubuh, mulai dari gejala ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) sampai dengan

penyakit kronis , yaitu :

1. Mesothelioma

Debu asbes yang telah masuk ke paru-paru, akan bergerak

hingga sampai pada selubung paru-paru. Di sini, debu asbes akan

merusak DNA dari sel selubung paru (mesothelium), akibatnya kontrol

pertumbuhan sel terganggu. Sel yang telah menjadi abnormal akan

membelah tak terkendali, kemudian berekspansi dan merusak jaringan di

sekitarnya.

2. Kanker Paru-Paru

Mekanisme timbulnya kanker paru-paru akibat debu asbes

hamper sama dengan kanker mesothelioma. Bedanya, yang terkena

adalah dinding saluran napas (bronchiolus). Awalnya kerusakan hanya

terbatas pada paru-paru, kemudian pada stadium lanjut dapat

bermetastasis keorgan tubuh lainnya.

Page 11: Karya Tulis 2

9

3. Asbestosis

Debu asbes juga dapat menyebabkan iritasi pada jaringan dan

selubung paru-paru. Akibat iritasi, akan terbentuk jaringan parut yang

kaku. Jaringan ini perlahan-lahan akan meluas dan menebal sehingga

paru-paru tidak bisa lagi mengembang dan mengempis seperti layaknya

paru-paru normal. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai macam

gejala seperti sulit bernapas, napas pendek, batuk, dan nyeri dada. Selain

itu, aliran darah paru-paru juga akan terhambat, memaksa jantung untuk

bekerja lebih keras. Lama kelamaan, jantung akan membesar. Timbulnya

jaringan parut di paru-paru akibat debu asbes disebut asbestosis.Dampak

bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu

singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30

tahun setelah terpapar serat asbes pertama kali.

3.2 Pengendalian Resiko Bahaya Serat Asbestos

Pengendalian resiko yang dapat kita lakukan tentu saja dengan

subtitusi material yang mengandung asbestos dengan material lain. Di

pasaran sudah terdapat material pengganti sebagai alternatif asbestos yaitu :

A. Kalsiboard (serat selulosa, silica, zat aditif, semen, dan air)

B. Ardex (seraat sintetis, serat selulosa, zat aditif, semen, dan air)

C. Seng Eternit (serat sintetis, serat selulosa, zat aditif, semen, dan air)

Page 12: Karya Tulis 2

10

3.3 Mengurangi Dampak Buruk Penggunaan Asbestos

Untuk mengurangi paparan dari serat asbes dan melakukan

pencegahan jangka pendek bisa dengan melakukan beberapa cara:

1. Menyemprotkan air ke lembaran asbes untuk mencegah tanah, debu atau

serat beterbangan di udara.

2. Menutup asbes dengan lembaran plastik atau terpal untuk menghindari

paparan cuaca.

3. Mencegah anak untuk bermain di atap rumah yang terbuat daria asbes.

4. Mengganti lembaran asbes yang sudah rusak atau berlubang.

5. Sebisa mungkin memberikan ruang batas antara asbes dengan ruangan

dalam rumah.

3.4 Faktor Penentu Timbulnya Penyakit Akibat Asbestos

Secara umum terdapat tiga faktor yang dapat menentukan

kemungkinan seseorang terkontaminasi asbes dan mempunyai penyakit akibat

asbes. Faktor – faktor tersebut (US Department of Health & Human

Resources, 2001) antara lain:

1. Jangka Waktu dan Jumlah Kontaminasi

Semakin seseorang sering beraktivitas dengan asbes dan semakin

sering asbes memasuki tubuhnya, semakin besar kemungkinan seseorang

tersebut mengalami masalah akibat asbes. Selama tidak ada level aman;

safe level, dari penyerapan asbes, seseorang yang menyerap asbes lebih

Page 13: Karya Tulis 2

11

di atas frekuensi yang seharusnya dalam periode waktu yang lama akan

memiliki resiko kesehatan yang lebih besar.

2. Merokok atau Tidaknya Seseorang

Apabila seorang perokok yang juga mengalami pengendapan asbes

dalam tubuhnya, seseorang tersebut akan lebih besar berpeluang untuk

menderita kanker paru–paru di kemudian hari dibanding orang yang hanya

terkontaminasi asbes (tanpa merokok). Dengan demikian, seseorang yang

bekerja dengan asbes atau telah menyerap asbes dianjurkan untuk berhenti

merokok sebagai langkah awal untuk menghindari dan menghambat efek

buruk asbes terhadap tubuh.

Ada beberapa organisasi yang men-support atau memberikan

informasi untuk menolong orang–orang agar berhenti merokok antara lain

OSU Wellness Center, National Heart Association, dll.

3. Usia

Kasus mesothelioma terjadi pada anak–anak dari pekerja asbes

yang hanya menyerap asbes dari debu yang dibawa pulang oleh anggota

keluarga yang bekerja dengan asbestos. Ketika orang–orang yang berusia

lebih muda bernapas dan menghirup asbes, maka mereka akan berpeluang

untuk mengalami mesothelioma. Sehingga dari kasus ini, para ilmuwan

sedang berusaha keras untuk menemukan cara agar anak– anak sekolah

tercegah dari aktivitas penyerapan asbes.

Page 14: Karya Tulis 2

12

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian bab-bab terakhir diatas penulis dapat menyimpulkan :

1. Dampak penggunaan asbes kepada manusia meliputi gangguan kesehatan

seperti Mesothelioma, Kanker Paru-Paru, Asbestosis dan gangguan

pernafasan.

2. Untuk mengendalikan penggunaan asbes yang berbahaya dapat mengganti

material asbes dengan material lain seperti : Kalsiboard (serat selulosa,

silika, zat aditif, semen, dan air), Ardex (serat sintetis, serat selulosa, zat

aditif, semen, dan air), Seng Eternit (serat sintetis, serat selulosa, zat

additif, semen, dan air)

3. Faktor Penentu Timbulnya Penyakit Akibat Asbes dipengaruhi oleh 3

faktor yaitu :

1. Jangka Waktu dan Banyaknya Seseorang Terkontaminasi

2. Merokok Tidaknya Seseorang

3. Usia Seseorang

4. Penyakit karena paparan asbes membutuhkan waktu lama untuk

berkembang. Sebagian besar kasus kanker paru-paru atau asbestosis

pada pekerja asbes terjadi 15 tahun atau lebih setelah paparan awal.

Page 15: Karya Tulis 2

Faktor perokok beresiko jauh lebih besar terkena kanker paru-paru

daripada bukan

13

perokok karena asbestosis ini. Sementara secara umum waktu antara

diagnosis penyakit ini dengan waktu pajanan awal asbes sekitar 30

tahun atau lebih.

4.2 Saran – Saran

1. Dalam menggunakan material bangunan untuk atap hendaklah kurangi

penggunaan asbes, dan mengganti dengan material alternative tak

membahayakan kesehatan seperti : Genteng, Kalsiboard (serat selulosa,

silika, zat aditif, semen, air), Ardex (serat sintetis, serat selulosa, zat aditif,

semen, air), dan Seng Eternit (serat sintetis, serat selulosa, zat additif,

semen, air)

2. Jika menggunakan asbes sebagai atap, gunakanlah flafon sebagai

penutupnya supaya serat asbes tidak menyebar ke berbagai ruangan dan

tak terhirup.

Page 16: Karya Tulis 2

14

DAFTAR PUSTAKA

Indah, Maria.2008.Material Asbes dan Bahayanya.Jakarta: Katalis

Hendra, Hendri.2005.Penyakit Pernafasan Manusia.Bandung: Informatika

Alamsyah, Indra.2012.Konstruksi Bangunan yang Aman.Bandung: Informatika

http://blog.meihva.com/ 12/10/2014

Page 17: Karya Tulis 2

15