Karsinoma Nasofaring

7
Karsinoma Nasofaring DEFINISI Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaing dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring. Etiologi (1)Aadanya infeksi EBV, (2) Faktor lingkungan (3) Genetik Secara mikroskopis karsinoma nasofaring dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu : 1. Bentuk ulseratif Bentuk ini paling sering terdapat pada dinding posterior dan di daerah sekitar fosa rosenmulleri. Juga dapat ditemukan pada dinding lateral didepan tuba eustachius dan pada bagian atap nasofaring. Lesi ini biasanya lebih kecil disertai dengan jaringan yang nekrotik dan sangat mudah mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitarnya. Gambaran histopatologik bentuk ini adalah karsinoma sel skuamosa deengan diferensiasi baik. 2. Bentuk noduler/lubuler/proliferative Bentuk noduler atau lobuler sangat sering dijumpai pada daerah sekitar muara tuba eustachius. Tumor jenis ini

description

karsinoma

Transcript of Karsinoma Nasofaring

Karsinoma Nasofaring

DEFINISI

Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaing dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring.

Etiologi

(1)Aadanya infeksi EBV, (2) Faktor lingkungan

(3) Genetik Secara mikroskopis karsinoma nasofaring dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu :

1. Bentuk ulseratif

Bentuk ini paling sering terdapat pada dinding posterior dan di daerah sekitar fosa rosenmulleri. Juga dapat ditemukan pada dinding lateral didepan tuba eustachius dan pada bagian atap nasofaring. Lesi ini biasanya lebih kecil disertai dengan jaringan yang nekrotik dan sangat mudah mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitarnya. Gambaran histopatologik bentuk ini adalah karsinoma sel skuamosa deengan diferensiasi baik.2. Bentuk noduler/lubuler/proliferative

Bentuk noduler atau lobuler sangat sering dijumpai pada daerah sekitar muara tuba eustachius. Tumor jenis ini berbentuk seperti buah angguratau polipoid jarang, dijumpai adanya ulserasi, namun kadang-kadang dijumpai ulserasi kecil. Gambaran histopatologik bentuk ini biasanya karsinoma tanpa diferensiasi.

3. Bentuk eksofitik

Bentuk eksofitik biasanya tumbuh pada satu sisi nasofaring, tidak dijumpai adanya ulserasi, kadang-kadang bertangkai dan prmukaannya licin. Tumor jenis ini biasanya tumbuh dari atap nasofaring dan dapat mengisi seluruh rongga nasofaring. Tumor nini dapat mendorong palatum mole ke bawah dan tumbuh kearah koana dan masuk ke dalam rongga hidung. Gambaran histopatologik berupa limfasarkoma

C. GEJALA DAN TANDA Gejala pokok karsinoma nasofaring:

1. Gejala hidung : Pilek lama yang tidak sembuh

Epistaksis. Keluarnya darah ini biasanya berulang-ulang, jumlahnya sedikit dan seringkali bercampur dengan ingus, sehingga berwarna merah jambu Ingus dapat seperti nanah, encer atau kental dan berbau.2. Gejala telinga : Tinitus. Tumor menekan muara tuba eustachii sehingga terjadi tuba oklusi, karena muara tuba eustachii dekat dengan fosa rosenmulleri. Tekanan dalam kavum timpani menjadi menurun sehingga terjadi tinnitus. Gangguan pendengaran hantaran Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri di telinga (otalgia). 3. Gejala mata :

Diplopia. Tumor merayap masuk foramen laseratum dan menimbulkan gangguan N. IV dan N. VI. Bila terkena chiasma opticus akan menimbulkan kebutaan.4. Gejala cranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan dirasakan pada penderita. Gejala ini berupa :

Sakit kepala yang terus menerus, rasa sakit ini merupakan metastase secara hematogen. Sensitibilitas derah pipi dan hidung berkurang. Kesukaran pada waktu menelan Afoni Sindrom Jugular Jackson atau sindroma reptroparotidean mengenai N. IX, N. X, N. XI, N. XII. Dengan tanda-tanda kelumpuhan pada: Lidah Palatum Faring atau laring M. sternocleidomastoideus M. trapezeus 5. Gejala di leher berupa benjolan. Pembesaran kelenjar limfoid leher ini merupakan penyebaran atau metastase dekat secara limfogen dari karsinoma nasofaring.Stadium

Penentuan stadium yang terbaru berdasarkan atas kesepakatan antara UICC (Union Internationale Contre Cancer) pada tahun 2002 adalah sebagai berikut :

T = Tumor, menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya.

T0 : Tidak tampak tumor

T1 : Tumor terbatas di nasofaring

T2 : Tumor meluas ke jaringan lunak

T2a : Perluasan tumor ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring

T2b : Disertai perluasan ke parafaringT3 : Tumor menginvasi struktur tulang dan sinus paranasalT4 : Tumor dengan perluasan intrakranial dan/ terdapat keterlibatan saraf kranial , fossa infratemporal, hipofaring, orbita atau ruang maskiatorN = Nodul, menggambarkan keadaan kelenjar limfe regionalNX : Pembesaran kelenjar getah bening tidak dapat dinilaiN0 : Tidak ada pembesaran kelenjar

N1 : Metastasi kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikulaN2 : Metastasis kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, diatas fossa supraklavikula N3 : Metastasis kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6 cm atau terletak di dalam fossa supraklavikula

N3a : ukuran lebih dari 6 cm

N3b : di dalam fossa supraklavikulaM = Metastase, menggambarkan metastase jauhMX : Metastasis jauh tidak dapat dinilaiM0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Terdapat metastase jauh.2,3,9-13

Berdasarkan TNM tersebut di atas, stadium penyakit dapat ditentukan :

Stadium I: T1 N0 M0

Stadium II: T2 N0 M0

Stadium III: T3 N0 M0

T1,T2,T3 N1 M0

Stadium IV: T4 N0,N1 M0

Tiap T N2,N3 M0

Tiap T Tiap N M12

Laryngitis tuberkulosa Adalah proses inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang terjadi dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosa.1. Stadium infiltrasiMukosa laring posterior bengkak dan hiperemis

Disubmukosa terbentuk tuberkel, mukosa tidak rata, tampak bintik-bintik kebiruan. Tuberkel makin membesar dan bersatu sehingga mukosa diatasnya meregang yang suatu saat pecah dan timbul ulkus

2. Stadium ulserasiUlkus pada stadium infiltrasi membeesar, dangkal dan dasarnya ditutupi oleh perkijuan dan rasanya sangat nyeri.

3. Stadium perikondritisUlkus makin dalam dan mengenai kartilago laring yang paling sering adalah kartilago aritenoid dan epiglottis terbentuk nanah dan bau dan melanjut terbentuk sekuester. Pada stadium ini keadaan umum pasien memburuk dan dapat meninggal dunia.4. Stadium fibrotuberkulosisTerbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik

Gejala klinis

Tergantung pada stadium, selain itu terdapat gejala sebagai berikut :

Rasa kering, panas dan tertekan di daerah laring

Suara parau berlangsung berminggu-minggu, sedangkan stadium lanjut dapat timbul afoni

Hemoptisis

Nyeri menelan yang lebih hebat disbanding nyeri radang lainnya

Keadaan umum buruk

Pada pemeriksaan paru(secara klinis dan radiologic) terdapat proses aktif (biasanya pada stadium eksudatif atau pada pembentukan kaverner).

Terapi

Obat antituberkulosis

Istirahat suara