Ekstrak Karotenoid dari Minyak Sawit Kasar sebagai Sumber Vitamin
Karotenoid
-
Upload
murraya-sanjaya -
Category
Documents
-
view
42 -
download
0
Transcript of Karotenoid
TUGAS
BAHAN HAYATI LAUT
KAROTENOID
Oleh:
Aditya Dwi Nugroho 260201121400
Siti Nurhayati 260201121400
Murraya 26020112140083
Rr. Dyah Artati A 26020112140088
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Pengertian Karotenoid.
Karotenoid merupakan pigmen organik yang terdapat secara alami pada khromoplast
dari tanaman, organisme photosintesis seperti alga (Spirulina plantesis, Dunaliella sp) serta
beberapa tipe dari jamur dan bakteri. Merupakan salah satu jenis pewarna pada makanan dan
merupakan kelompok pigmen terbesar yang diproduksi di alam dengan produksi tahunan
diperkirakan mencapai 100.000.000 ton. Sebagian besar merupakan fucoxantin yang
diproduksi dari alga yang hidup di lautan dan juga tiga pigmen utama yaitu lutein,
violaxanthin, dan neoxanthin pada daun hijau. Karatenoida memegang dua peranan penting
pada tanaman dan alga yaitu untuk menyerap energi cahaya yang akan digunakan dalam
proses fotosintesisi dan melindungi klorofil dari fotodamage (Armstrong G.A., Hearst J.E.,
1996).
Untuk mendapat karotenoid biasa didapat dari ekstraksi beberapa bahan, seperti
wortel, broccoli, kulit citrus, Spirulina plantesis , dunaella sp, tomat. Warna dari karatenoida
banyak menarik perhatian dari berbagai disiplin ilmu karena bermacammacam fungsi dan
sifat yang penting, warnaya berkisar dari kuning pucat sampai orange yang terkait dengan
strukturnya. Karena permintaan yang tinggi dari karotenoid juga memunculkan suatu
teknologi sintesis karotenoid ( David H. Watson, 2002)
Karotenoid adalah golongan senyawa kimia organik bernutrisi yang terdapat pada
pigmen alami tumbuhan dan hewan. Berdasarkan struktur kimianya, karotenoid masuk ke
dalam golongan terpenoid. Karotenoid merupakan zat yang menyebabkan warna merah,
kuning, oranye, dan hijau tua pada buah dan sayuran. Peran penting karotenoid adalah
sebagai agen antioksidan dan dalam sistem fotosintesis. Selain itu, karotenoid juga dapat
diubah menjadi vitamin esensial.
Ada sekitar 600 karotenoid yang dikenal dan ditemukan pada tumbuhan. Sekitar 25
jenis karotenoid dalam makanan manusia diserap dan dibawa ke dalam aliran darah.
Karotenoid sulit larut dalam air, namun paling baik larut dalam lipid. Karotenoid
ditransportasikan dalam tubuh oleh partikel kolesterol yang kaya lipid (LDL).Karotenoid
tidak hanya ditemukan pada buah dan sayuran (tumbuhan), tetapi juga pada organisme lain
seperti ganggang dan beberapa jenis bakteri fotosintetik, serta pada beberapa jenis fungi dan
bakteri non-fotosintetik.
Spirulina plantesis Sebagai Sumber Karaotenoid.
Spirulina plantesis merupakan salah satu jenis dari microalga yang banyak
dimanfaatkan oleh manusia biasa hidup di danau- danau atau perairan dengan kadar garam
yang tinggi. Kaeena memilki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Spirulina plantesis adalah
sianobakteria yang berbentuk filamen yang menghasilkan berbagai senyawa bioaktif yang
bernilai tinggi antara lain karotenoida (Tri Panji & Suharyanto, 2001).
Spirulina banyak dimafaatkan sebagai bahan tambahan pada makanan, untuk pakan
ikan (M. Ahsan et al, 2008), unggas hal ini dikarenakan kandungan beberapa zat yan
terkandung didalamnya antara lain protein, mineral, vitamin B12, karatenoida, asam lemak
essensial seperti γ-linolenic acid. (R. Henrikson, 2009) .
Mikro organisme ini juga dapat dimanfaatkan dalam teknologi lingkungan serta
memilki kandungan protein yang cukup tinggi. Untuk analisis dari karotenoid itu sendiri bisa
menggnakan HPLC, TLC, ataupun spektrofotomer (A. Pintea, et al, 2003).
Jenis – Jenis Karotenoid
Karotenoid termasuk dalam kategori tetrapenoids. Secara struktur termasuk dalam
bentuk rantai polyene dan beberapa diakhiri oleh ikatan cincin. Karotenoid dapat dibedakan
dalm dua jenis yaitu :
1 Karotenoid dengan molekul yang mengandung oxygen, seperti lutein, zeaxanthin,
yang dikenal dengan xanthophill
2 Karotenoid yang tidak mengandug molekul oxygen, seperti alpha-carotene,
betacarotene, licopene yang dikenal dengan carotene. Carotene hanya mengandung
karbon dan hirogen.
Potensi Pemanfaatan
Sebagian besar jenis pigmen yang dihasilkan oleh bakteri laut adalah golongan
karotenoid. Beberapa diantaranya yang memiliki nilai komersial adalah: astaxantin, β-
karoten, zeaxantin dan kantaxantin. Karotenoid bakteri laut secara in-vitro dapat
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, diantaranya sebagai prekursor vitamin A, yang dapat
dikonversikan menjadi vitamin A. Fungsi lainnya adalah sebagai antikanker, anti obesitas,
serta dapat membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara melindungi reseptor sel-sel fagosit
(sel-sel darah putih yang mampu membunuh kuman) dari kerusakan auto-oksidasi akibat
terbentuknya radikal oksigen (Foodreview, 2011).
Beberapa jenis karoten yang telah dikenal antara lain Beta-karoten, lutein, lycopene
dan astaxanthin. Dianatara senyawa karoten tersebut yang memiliki aktivitas paling baik
sebagai antioksidan adalah astaxanthin. Astaxanthin dapat ditemukan pada biota laut
diantaranya alga hijau Haematococcus pluvialis, pada beberapa jenis ikan seperti salmon,
tuna, juga pada beberapa kelompok crustacean (udang, lobster dan kepiting/rajungan).
(Munifah, 2006)
Baru-baru ini peneliti India Selvakumar Dharmaraj et al., (2009). menemukan bakteri
laut jenis Streptomyces strain (AQBWWS1) yang mampu memproduksi pigmen kuning
hingga orange di bawah cahaya putih fluoresens. Bakteri yang hidup di tubuh sponge
Callyspongia diffusa ini menghasilkan pigmen jenis karotenoid termasuk likopen dan juga
pigmen yang belum teridentifikasi. Hasil uji pendahuluan yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pigmen yang dihasilkan bakteri tersebut berpotensi sebagai pewarna pangan. Tentu
saja masih membutuhkan penelitian lanjutan, termasuk mengetahui bagaimana pigmen
tersebut mampu diproduksi secara massal untuk industri pangan (Foodreview, 2011).
Ketersediaan prekursor vitamin A (karotenoid) di dunia kesehatan diperlukan terus
menerus. Karotenoid merupakan salah satu pigmen dihasilkan oleh tumbuhan dan
invertebrata laut yang merupakan potensi alam luar biasa di Indonesia. Keberadaan bakteri
yang berasosiasi dengan invertebrata laut terumbu karang telah memungkinkan penggunaan
organisme tersebut sebagai sumber utama biopigmen baru yang berkelanjutan, khususnya
dalam penyediaan sumber alternatif biopigmen khususnya karotenoid alami.
Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau merah
orange, yang ditemukan pada tumbuhan, kulit, cangkang / kerangka luar (eksoskeleton)
hewan air serta hasil laut lainnya seperti molusca (calm, oyster, scallop), crustacea (lobster,
kepiting, udang) dan ikan (salmon, trout, sea beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid juga
banyak ditemukan pada kelompok bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau (Wordpress,
2011).
Pigmen karotenoid mempunyai struktur alifatik atau alisiklik yang pada umumnya
disusun oleh delapan unit isoprena, dimana kedua gugus metil yang dekat pada molekul pusat
terletak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus metil lainnya terletak pada posisi C1 dan C5
serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi (Wordpress, 2011).
Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus metil dan
selalu terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus metil tersebut. Adanya ikatan ganda
terkonjugasi dalam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang
menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin banyak ikatan ganda
terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang mengarah ke warna
merah (Wordpress, 2011).
Pada organisme fotosintesis, khususnya tanaman, karotenoid memegang peranan yang
sangat penting dalam reaksi utama fotosintesis karena berpartisipasi dalam proses transfer
energi, atau melindungi reaksi utama dari auto-oxidation (R. J. Cogdell and others, 2000).
Pada organisme non-fotosintesis, khususnya manusia karotenoid berhubungan dengan
mekanisme pencegahan oksidasi (Munifah, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, G.A. & Hearst, J.E. 1996. Carotenoids 2. Genetics and Molecular. Biology of
Carotenoid Pigment Biosynthesis. FASEB Journal 10, 228–237.
Henrikson, R, (2009), “Earth Food Spirulina How this remarkable blue-green algae can
transform your health and our planet”, Ronore Enterprises, Inc. , Hawaii, USA.
Munifah, Ifah dan Thamrin Wikanta. 2006. Astaxanthin: Senyawa Antioksidan Karoten
bersumber Dari Biota Laut. Squalen Vol 1.
Pintea, AM. 2008. Food colorants derived from natural sources by rocessing. In: Socaciu C
(ed). Food Colorants Chemical and functional Properties. Boca Raton: CRC Press.
Tripanji dan Suharyanto, 2001, “Optimization Media from Low-COH Nutrient Sources for
Growing Spirulina plantesis and Carotenoid Production”, Menara Perkebunan