Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

7
1. HASIL PENGAMATAN Pada praktikum ini dilakukan proses ekstraksi karagenan yang diamati dari hasil % rendemen yang dapat dilihat pada tabel.1. Tabel 1. Hasil % Rendemen Proses Ekstraksi Kelompok Berat Awal (gr ) Berat kering (%) % Rendemen D1 40 2,631 6,578 D2 40 2,421 6,053 D3 40 1,535 3,837 D4 40 1,725 4,712 D5 40 1,941 4,853 D6 40 2,443 6,107 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi % rendemen terdapat pada kelompok D1 dengan nilai sebesar 6.578%. Selain itu dapat diketahui bahwa nilai berat kering berbanding lurus dengan nilai % rendemen, jadi semakin banyak nilai berat kering akan semakin banyak  pula nilai rendemennya atau sebaliknya.  

description

ka ra ge nan

Transcript of Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    1/

    1. HASIL PENGAMATAN

    Pada praktikum ini dilakukan proses ekstraksi karagenan yang diamati dari hasil % rendemen

    yang dapat dilihat pada tabel.1.

    Tabel 1. Hasil % Rendemen Proses EkstraksiKelompok Berat Awal (gr ) Berat kering (%) % Rendemen

    D1 40 2,631 6,578D2 40 2,421 6,053

    D3 40 1,535 3,837

    D4 40 1,725 4,712D5 40 1,941 4,853

    D6 40 2,443 6,107

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi % rendemen terdapat pada kelompok D1

    dengan nilai sebesar 6.578%. Selain itu dapat diketahui bahwa nilai berat kering berbandinglurus dengan nilai % rendemen, jadi semakin banyak nilai berat kering akan semakin banyak

    pula nilai rendemennya atau sebaliknya.

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    2/

    2. PEMBAHASAN

    Karagenan adalah polisakarida yang bisa didapat dengan mengekstrasi beberapa spesies rumput

    laut. Karagenan adalah galaktan tersulfatasi linear hidrofilik yang merupakan bentuk polimer

    dari pengulangan unit disakarida. 3 jenis karagenan yang sering digunakan adalah iota, kappa

    dan lambda. Ada dua prekursor yang dapat digunakan untuk membuat karagenan komersial yaitu

    karagenan mu yang menjadi prekursor karagenan jenis kappa dan karagenan nu yang menjadi

    prekursor karagenan jenis iota. Jenis karagenan iota dan kappa dapat dibentuk secara alami

    dengan bantuan enzim sulfohydrolase. Tetapi juga dapat dibentuk secara komersial dengan

    bantuan larutan alkali (Angka & Suhartono, 2000).

    Pertama-tama rumput laut dari jenis Eucheuma cotonii diambil sebanyak 40 gt lalu dipotong

    kecil-kecil dan di blender. Kemudian di ekstraksi dalam air sebanyak 500 ml selama 1 jam pada

    suhu 80-90oC. Ekstraksi merupakan metode pemisahan suatu komponen dari campurannya

    dengan menggunakan pelarut sebagai pemisah. Dalam jurnal Development of high yielding

    carragenan extraction method from Eucheuma Cotonii using cellulase and Aspergillus niger

    dikatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengoptimalkan proses ekstraksi karagenan.

    Antara lain dengan mengatur pH, temperatur, dan waktu tertentu.

    Proses ekstraksi yang digunakan dalam praktikum ini termasuk ke dalam proses tradisional

    karena menggunakan perebusan (Soovendran A/l Varadarajan et. al, 2009). Selain itu proses

    penghalusan rumput laut menggunakan blender memiliki tujuan untuk mengoptimalkan proses

    ekstraksi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Distantina,et al.(2011) bahwa semakin halus

    padatan yang diekstrak, semakin besar luas permukaan kontak antara pelarut dengan bahan atau

    padatan yang di ekstraksi, sehingga proses ekstraksi akan semakin efektif.

    Dalam jurnal Iota-carrageenans from Solieria filiformis (Rhodophyta) and their effects in the

    inflammation and coagulation mengatakan bahwa terdapat beberapa metode ekstraksi yang

    dapat digunakan untuk mengetahui proses ekstraksi mana yang lebih efektif, metode ekstraksi

    yang digunakan antara lain refined hot-water extraction (RHWE) and hot-water extraction

    (HWE) danekstraksi menggunakan enzim.

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    3/

    Penggunaan suhu 900C pada praktikum ini telah sesuai dengan teori Aslan (1998) yang

    mengatakan bahwa suhu optimum untuk melakukan proses ekstraksi karagenan adalah 900C.

    Tujuan menggunakan panas pada proses ini adalah untuk meningkatkan proses pelarutan

    senyawa karagenan ke dalam pelarut. Sehingga semua senyawa dalam karagenan dapat larut

    dalam air panas secara efektif. Dalam proses ekstraksi, pengadukan dilakukan dengan maksud

    untuk meratakan panas ke dalam larutan karagenan, sehingga menghindari kegosongan dan

    menghindari terbentuknya busa. Sebab jika terjadi kegosongan dan terbentuknya busa, akan

    mengurangi kekuatan gel dari karagenan (Fachruddin, 1997).

    Setelah selesai diekstraksi, didiamkan terlebih dahulu hingga suhu kurang lebih 40oC lalu pH

    larutan ekstraksi diatur menjadi 8 dengan bantuan pH meter dan pH diatur dengan larutan NaOH

    0.1 N dan larutan HCl 0.1 N. Suhu harus diturunkan terlebih dahulu karena pengukuran pH

    dengan pH meter dalam keadaan terlalu panas atau terlalu dingin dapat menyebabkan

    ketidakakuratan hasil (Alfonso & Edward,1992). Distantina et al. (2011) menyatakan bahwa

    dibutuhkan keadaan alkali untuk mengekstrak larutan karagenan, sebab pada pH 8 karagenan

    akanbersifat lebih stabil. Hal ini juga didukung dalam jurnal Effect of extraction parameters on

    the chemical structure and gel properties of k/i-hybrid carrageenans obtained from Mastocarpus

    stellatus dimana dalam ekstraksi harus dilakukan secara alkali karena jika dilakukan dalam

    keadaan asam maka karagenan akan dapat kehilangan struktur gelnya. Jadi praktikum ini sudah

    sesuai dengan teori yang ada.

    Setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Larutan hasil

    penyaringan ditampung didalam wadah dan diukur volume filtratnya. Proses penyaringan ini

    memiliki tujuan untuk menghilangkan padatan-padatan terlarut yang tidak diinginkan, sehingga

    didapatkan larutan karagenan yang murni (Prasetyowati, et al.,2008). Kemudian larutan

    karagenan yang sudah disaring, ditambahkan larutan NaCl 10% sebanyak 5% dari volume filtrat

    dan kemudian dilakukan proses pemanasan sampai suhu 600C. Penambahan NaCl ini bertujuan

    untuk mengaktifkan kemampuan pembentuk gel. Van de Velde et al. (2002) mengatakan larutan

    karagenan yang diberi larutan garam akan mengaktifkan kemampuan pembentukan gel

    karagenan dan NaCl juga berfungsi untuk mengendapkan karagenan.

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    4/

    Setelah didapatkan filtrat karagenan, filtrat tersebut dituangkan ke dalam cairan IPA (Isopropil

    Alkohol) sebanyak 300 ml. Kemudian dilakukan pengadukan selama 10-15 menit hingga

    terbentuk endapan karagenan yang berupa serat yang menggumpal atau menempel pada

    pengaduk yang digunakan. Prasetyowati, et al. (2008) mengatakan bahwa larutan IPA yang

    digunakan ini berfungsi untuk mengendapkan serat-serat karagenan. Sebab serat karagenan akan

    terbentuk jika kontak dengan alkohol. Kemudian serat karagenan yang terbentuk ditiriskan dan

    direndam lagi menggunakan larutan IPA hingga seluruhnya terendam ini. Perendaman

    menggunakan larutan IPA ini dilakukan 2 kali untuk membuat struktur serat karafenan yang

    lebih kaku. Kemudian serat itu di urai tipis dan diperas untuk menghilangkan kandungan larutan

    IPA untuk mempermudah proses pengeringan. Proses pengeringan yang dilakukan menggunakan

    oven pada suhu 350C selama 24 jam. Tujuan dari proses pengeringan ini adalah untuk

    mengurangi kadar air dan kadar alkohol. Setelah kering, serat karagenan itu dihaluskan hingga

    menjadi bubuk. Tujuan pengeringan ini adalah untuk meningkatkan umur simpan sehingga tidak

    mudah rusak. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai tertinggi % rendemen terdapat pada

    kelompok D1 dengan nilai sebesar 6.578%. Sedangkan % rendemen yang paling rendah

    dihasilkan oleh kelompok D3 dengan nilai % rendemen 3,837. Selain itu dapat diketahui bahwa

    nilai berat kering berbanding lurus dengan nilai % rendemen, jadi semakin banyak nilai berat

    kering akan semakin banyak pula nilai rendemennya atau sebaliknya. Perbedaan hasil rendemen

    pada tiap kelompok dapat diakibatkan oleh adanya perbedaan waktu ekstraksi tiap kelompokyang tidak seragam.

    Dalam jurnal Formaldehyde inCarrageenan and Processed Eucheuma Seaweed mengatakan

    bahwa terdapat kandungan formadehid pada karagenan dan rumput laut yang telah diproses.

    Seharusnya dalam karagenan dan rumput laut yang telah di proses tidak mengandung

    formaldehid karena pengaplikasian formaldehid pada karagenan dan rumput laut hanya diijinkan

    pada saat segar atau fresh product dengan kadar tertentu. Dalam jurnal Characterizations of

    Fish Gelatin Films Added with Gellan and K-Karrageenan karagenan diketahui dapat memiliki

    fungsi untuk memberbaiki karakteristik dari gelatin ikan. Dari hasil penelitian ini penambahan

    gellan dan karagenan jenis kappa dapat meningkatkan tingkat melting point dari gelatin ikan,

    tetapi penambahan gellan menunjukkan hasil yang lebih efektif jika dibandingkan dengan

    karagenan kappa.

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    5/

    3. KESIMPULAN

    Karagenan adalah polisakarida yang bisa didapat dengan mengekstrasi beberapa spesies

    rumput laut.

    Ekstraksi merupakan metode pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan

    menggunakan pelarut sebagai pemisah.

    Proses ekstraksi yang digunakan dalam praktikum ini termasuk ke dalam proses tradisional.

    Semakin halus padatan yang diekstraksi maka akan semakin efektf proses ekstraksi.

    Proses ekstraksi karagenan harus dalam keadaan basa agar lebih stabil.

    Penambahan NaCl bertujuan untuk mengaktifkan kemampuan pembentuk gel.

    Nilai berat kering berbanding lurus dengan nilai % rendemen, jadi semakin banyak nilai berat

    kering akan semakin banyak pula nilai rendemennya atau sebaliknya.

    Semarang, 20 Oktober 2014

    Praktikan Asisten Dosen

    Hengky 12.70.0075 Alethia Handoko & Margaretha Rani Kirana

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    6/

    4. DAFTAR PUSTAKA

    Alfonso, M. & Edward J. F. (1992). Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi 2. Erlangga. Jakarta.

    Angka, S. L. & M. T. Suhartono. (2000). Bioteknologi Hasil Laut. Pusat Kajian Sumberdaya

    Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Aslan, L. M. (1998). Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Jakarta.

    Bill Blakemore.2012. Journal Formaldehyde in Carrageenan and Processed Eucheuma

    Seaweed. Prepared for Marinalg International.

    Distantina, S. ; Wiratni; Moh. Fahrurrozi; and Rochmadi. (2011). Carrageenan Properties

    Extracted FromEucheuma cottonii, Indonesia. World Academy of Science, Engineering and

    Technology54 : 738-742.

    Fachruddin, L. (1997). Membuat Aneka Selai. Kanisius. Yogyakarta

    Ianna Wivianne Fernandes de Arajo, Jos Arivilo Gurgel Rodrigues, Edfranck de Sousa

    Oliveira Vanderlei, Gabriela Almeida de Paula, Ticiana de Brito Lima dan Norma MariaBarros Benevides.2012. Journal Iota-carrageenans from Solieria filiformis (Rhodophyta)

    and their effects in the inflammation and coagulation. Acta Scientiarum. Technology

    L. Hilliou , F.D.S. Larotonda , P. Abreu , A.M. Ramos ,A.M. Sereno, M.P. Goncalves.2006.

    JournalEffect of extraction parameters on the chemical structure and gel properties of k/i-

    hybrid carrageenans obtained from Mastocarpus stellatus. Biomolecular Engineering 23

    (2006) 201208.

    Pranoto,Yudi ; Lee,Chong-Min ; Park,Hyun-Jin.2006.Journal Characterizations of Fish GelatinFilms Added with Gellan and K-Karrageenan.LWT Food Science and Technology 40(5).

    Prasetyowati; Corrine, J. A. & D. Agustiawan. (2008). Pembuatan Tepung Karaginan dariRumput Laut (Eucheuma cottonii) Berdasarkan Perbedaan Metode Pengendapan. JurnalTeknik Kimia, No. 2, Vol. 15 : Hlm 27-33.

    Soovendran A/l Varadarajan , Nazaruddin Ramli, Arbakariya Ariff, Mamot Said, dan SuhaimiMd Yasir.2009.Development of high yielding carragenan extraction method from Eucheuma

    Cotonii using cellulase and Aspergillus niger. Prosiding Seminar Kimia Bersama UKM-ITB

    VIII 9-11 Jun 2009.

    Van de Velde,.F.,Knutsen, S.H., Usov, A.I., Romella, H.S., and Cerezo, A.S., 2002, 1H and 13

    C High Resolution NMR Spectoscopy of Carrageenans: Aplication in Research and

    Industry, Trend in Food Science and Technology, 13, 73-92.

  • 5/19/2018 Karagenan_Hengky K_12.70.0075_D3_Unika Soegijapranata

    7/

    5. LAMPIRAN

    5.1 Perhitungan Karagenan

    Rumus :

    Kelompok D1

    Kelompok D2

    Kelompok D3

    Kelompok D4

    Kelompok D5

    Kelompok D6

    5.2 Diagram Alir

    5.3 Laporan Sementara