Kala Zion

download Kala Zion

of 16

description

mengetahui gambaran dan pengertian tentang kalazion

Transcript of Kala Zion

I. KASUS

KALAZION

DEFINISI

Kalazion, lokasi kelenjar meibom

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut lainnya.

ETIOLOGIKalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom. Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.

EPIDEMIOLOGIKalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.

PATOFISIOLOGIKalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.

Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.

MANIFESTASI KLINIS Benjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.

Pseudoptosis

Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.

DIAGNOSIS BANDING Hordeoulum.

Dermoid Cyst.

Tear Gland Adenoma.

DIAGNOSISDiagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi.

PENATALAKSANAANKadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.

1. Kompres hangat 10-20 menit 4kali sehari.

2. Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan.

3. Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan pengeluaran isinya.

4. Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.

Untuk mengurangi gejala :1. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.

2. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Ekskokleasi KalazionTerlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia infiltratif disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.

Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila sangant diperlukan untuk rasa sakit.

Catatan :- Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan.

- Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari underlying cause.

Penyulit :- Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmatisma.

- Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.

PROGNOSISPasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut intermiten.

KOMPLIKASI Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.

Luka Bakar MataDefinisi

Trauma bakar adalah trauma yang merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).Etiologi

Panas (api, air panas, uap panas)

Radiasi

Kimia

Klasifikasi

Trauma Bakar Kimia

Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium, industry, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian dan peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern. Bahan kimia yang dapat mengakibatkan kelainan pada mata dapat dibedakan dalam bentuk trauma asam dan trauma basa atau alkali. Pengaruh bahan kimia sangat bergantung pada pH, kecepatan dan jumlah bahan kimia tersebut mengenai mata. Dibanding bahan asam, maka trauma oleh bahan alkali cepat dapat merusak dan menembus kornea. Setiap trauma kimia pada mata memerlukan tindakan segera karena dapat memberikan penyulit yang lebih berat. Luka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air yang tersedia pada saat itu, seperti dengan air keran, larutan garam fisiologik dan asam berat. Bahan kimia yang dapat mengakibatkan kelainan pada mata dapat dibedakan dalam bentuk : a. Trauma Asam

Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organic anhidrat (asetat). Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera terjadi pengendapan ataupun penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasi tidak tingi maka tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Bahan asam dengan konsentrasi tinggi dapat bereaksi seperti terhadap trauma basa sehingga kerusakkan yang akan diakibatkannya akan lebih dalam. Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang terkena secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma. Trauma akibat asam normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu. Untuk bahan asam digunakan larutan natrium bikarbonat 3%, sedang untuk basa larutan asam borat, asam asetat 0,5% atau buffer asam asetat pH 4,5% untuk menetralisir.b. Trauma Basa

Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat pada mata. Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina. Pada trauma basa akan terjadi penghancuran bahan kolagen jaringan kornea. Bahan kimia alkali bersifat koagulasi sel dan terjadi proses persabunan, disertai dengan dehidrasi. Bahan akustik soda dapat menembus ke dalam bilik mata depan dalam waktu 7 detik. Pada trauma alkali akan terbentuk kolagenase yang akan menambah bertambah kerusakan kolagen kornea. Alkali yang menembus ke dalam bola mata akan merusak retina sehingga akan berakhir dengan kebutaan penderita.Menurut klasifikasi Thoft maka trauma basa dapat dibedakan dalam : Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea Derajat 3 : hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%Tindakan bila terjadi trauma basa adalah dengan secepatnya melakukan irigasi dengan garam fisiologik. Sebaiknya irigasi dilakukan selama mungkin. Bila mungkin irigasi dilakukan selama 60 menit segera setelah trauma. Penderita diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA untuk mengikat basa. EDTA diberikan setelah 1 minggu trauma alkali diperlukan untuk menetralisir kolagenase yang terbentuk pada hari ke tujuh.Trauma Bakar Panas

Luka bakar panas dapat diakibatkan oleh api. Trauma ini di dapatkan akibat terjadinya kebakaran, petasan, atau kecelakaan lainnya. Luka bakar termal pada kelopak mata diterapi dengan antibiotic topical dan pembalut steril. Apabila terjadi kerusakan kornea, maka biasanya tidak perlu dilakukan bebat tekan karena adanya pembengkakan kelopak yang ekstensif. Setelah 2-3 hari mulai terjadi ektropion dan retraksi kelopak mata. Tarsorafi dan ruang basah yang dibuat dari plastic dapat melindungi kornea. Tandur kulit, full thickness ditunda sampai kontraksi kulit tidak lagi berlanjut.Trauma Bakar RadiasiTrauma radiasi yang sering ditemukan adalah

a.Trauma sinar infra merahAkibat sinar infra merah dapat terjadi saat menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja di pemanggangan. Kerusakan ini dapat terjadi akibat terkonsentrasinya sinar infra merah terlihat. Kaca yang mencair seperti yang ditemukan di tempat pemanggangan kaca akan mengeluakan sinar infra merah. Bila seseorang berada pada jarak satu kaki selama 1 menit di depan kaca yang mencair dan pupilnya melebar atau midriasis maka suhu lensa akan naik naik sebanyak 9C. demikian pula iris yang mengabsorpsi sinar infra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik terhadap kapsul lensa di dekatnya. Absorpsi sinar infra merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan ekspoliasi kapsul lensa. Selain itu sinar infra merah akan mengakibatkan keratitis superpisial, katarak kortikal anterior posterior dan koagulasi pada koroid. Bergantung akibat beratnya lesi akan terdapat skotoma sementara ataupun permanen. Tidak ada pengobatan terhadap akibat buruk yang sudah terjadi kecuali mencegah terkenanya mata oleh sinar infra merah ini. Steroid sistemik dan local deberikan untuk mencegah terbentuknya jaringa parut pada macula atau untuk mengurangi gejala radang yang timbul.b. Trauma Sinar Ultra Violet ( Sinar Las )

Sinar ultraviolet merupakan sinar gelombang pendek yang tidak terlihat mempunyai panjang gelombang antara 350-295 Nm. Sinar ultraviolet banyak terdapat pada saat bekerja las, dan menatap sinar matahari atau pantulan sinar matahari diatas salju. Sinar ultraviolet akan segera merusak epitel kornea. Sinar ultraviolet biasanya memberikan kerusakan terbatas pada kornea sehingga kerusakan pada retina dan lensa tidak akan terlihat secara nyata. Kerusakan ini akan membaik setelah beberapa waktu dan tidak akan memberikan gangguan tajam penglihatan yang menetap. Pasien yang telah terkena sinar ultra violet akan memberikan keluhan sekitar 4-10 jam setelah trauma. Pasien akan merasa mata sangat sakit, mata terasa kelilipan atau kemasukkan pasir, fotofobia, blefarospasme dan konjungtiva kemotik. Kornea akan menunjukkan adanya infiltrate pada permukaannya, yang kadang-kadang disertai dengan kornea yang keruh dan pada uji fluoresein positif. Pupil akan terlihat miosis, tajam penglihatan akan terganggu. Pengobatan yang diberikan adalah sikloplegia, antibiotika local, analgetik, dan mata ditutup untuk selama 2-3 hari. Biasanya sembuh setelah 48 jam.c.Sinar Ionisasi dan Sinar X

Sinar ionisasi dibedakan dalam bentuk : Sinar alfa yang dapat diabaikan Sinar beta yang dapat menembus 1 cm jaringan. Sinar gama Sinar XSinar ionisasi dan sinar X dapat mengakibatkan katarak dan rusaknya retina. Dosis kataraktogenik bervariasi dengan energi dan tipe sinar, lensa yang lebih mudah dan lebih peka. Akibat dari sinar ini pada lensa terjadi pemecahan diri sel epitel secara tidak normal. Sinar X merusak retina dengan gambaran seperti kerusakan yang diakibatkan diabetes mellitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan, mikroaneuris mata dan eksudat. Luka bakar akibat sinar X dapat merusak kornea yang mengakibatkan kerusakkan yang permanen sehingga sukar untuk diobati. Biasanya akan terlihat keratitis dengan iridosiklitis ringan. Pada keadaan yang berat dapat mengakibatkan parut konjungtifa atrofi sel goblet yang akan mengganggu fungsi air mata. Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika topical dan steroid 3x sehari dan sikloplegik 1x sehari bila terjadi semblafaron pada konjungtiva dilakukan tindak pembedahanII. TINDAKAN

Perimetri

DefinisiPemeriksaan lapang pandang terutama di daerah sentral dan peisentral dengan menggunakan suatu alat yang disebut perimeter. Lapang pandangan, bagian ruangan yang terlihat oleh suatu mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan.

Lapang pandang normal adalah 90 derajat temporal, 60 derajat superior, 50 derajat nasal, dan 70 derajat inferior

Tujuan

Perimetri dilakukan untuk mencari batas luar persepsi sinar perifer dan melihat kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan demikian dapat dilakukan pemeriksaan defek lapang pandang

Dasar

Saraf yang mempunyai fungsi sama akan mempunyai kemampuan melihat yang sama. Bila ada rangsangan sinar pada retina maka retina akan melihat rangsangan tersebut.

Alat

Perimetri Goldmann

Teknik

Pemeriksa menerangkan terlebih dahulu tentang perlunya kerjasama dalam pemeriksaan, perlunya fiksasi terus menerus dan diminta untuk bereaksi cepat bila sudah melihat sinar datang dari perifer

Pasien diminta duduk di depan perimetri Goldmann dengan dagu terletak pada bantalan dagu

Sebelah mata ditutup

Mata yang tidak ditutup diberi koreksi untuk jauh disertai kacamata adisi dan diminta fiksasi pada target yang terletak 33 cm di depan mata pasien

Objek bercahaya digeser dari perifer (tidak terlihat) ke sentral (daerah terlihat) daerah fiksasi

Pasien harus segera memberi tahu bila melihat cahaya yang dicatat pada kartu kampus. Bila ditemukan defek lapang pandangan maka pemeriksaan diulang paling sedikit 2 kali

Hal ini dilakukan pada 18-20 meridian

Selama pemeriksaan, pemeriksa dapat melihat kemampuan fiksasi pasien melalui lubang pengintip

Nilai

Dilihat defek lapang pandangan yang tergambar pada kartu kampus, dan berdasakan susunan anatomis diketahui letak gangguan serat saraf

Dapat ditemukan kelainan retina, saraf, glaukoma, dan saraf optik

Catatan

Makin kecil objek, makin besar kemungkinan ditemukannya skotoma, karena makin cepat pasien sukar melihat sehingga akan memberikan reaksi yang lebih cepat untuk menyatakan benda tidak terlihat. Dengan Goldmann perimeter dapat diatur latar belakang penerangan dan intensitas objek yang dipakai. Pupil dapat dilatasi.Pasien memakai kacamatanya

Pasien dapat tahan duduk 60 menit

Penilaian Posisi dengan Cover Uncover Test

Tujuan

Untuk mengidentifikasi adanya Heterophoria

Heterophoria berhubungan dengan kelainan posisi bola mata, dimana terdapat penyimpangan posisi bola mata yang disebabkan adanya gangguan keseimbangan otot-otot bola mata yang sifatnya tersembunyi atau latent. Ini berarti mata itu cenderung untuk menyimpang atau juling, namun tidak nyata terlihat

Pada phoria, otot-otot ekstrinsik atau otot luar bola mata berusaha lebih tegang atau kuat untuk menjaga posisi kedua mata tetap sejajar. Sehingga rangsangan untuk berfusi atau menyatu inilah menjadi faktor utama yang membuat otot-otot tersebut berusaha ekstra atau lebih, yang pada akhirnya menjadi beban bagi otot-otot tesebut, sehingga akan timbul rasa kurang nyaman atau Asthenopia

Dasar pemeriksaan Pada orang heterophoria maka apabila fusi kedua mata diganggu (menutup salah satu matanya dengan penutup/occluder, atau dipasangkan suatu filter), maka deviasi atau penyimpangan laten atau tersembunyi akan terlihat

Pemeriksa memberi perhatian kepada mata yang berada di belakang penutup

Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari dalam (nasal) ke luar (temporal) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan ESOPHORIA Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari luar (temporal) ke arah dalam (nasal) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan EXOPHORIA Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari atas (superior) ke arah bawah (inferior) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan HYPERPHORIA Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari bawah (inferior) ke arah atas (superior) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan HYPOPHORIAAlat/Sarana yang dipakai

-Titik/lampu untuk fiksasi

-Jarak pemeriksaan :

Jauh 6 meter

Dekat 35 cm

-Penutup/Occluder

Cara Pemeriksaan Minta pasien untuk selalu melihat dan memperhatikan titik fiksasi, jika objek jauh kurang jelas maka gunakan kacamata koreksinya

Pemeriksa menempatkan dirinya di depan pasien sedemikian rupa, sehingga apabila terjadi gerakan dari mata yang baru saja ditutup dapat dilihat dengan jelas atau di deteksi dengan jelas

Perhatian dan konsentrasi pemeriksa selalu pada mata yang ditutup

Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari luar (temporal) kearah dalam (nasal) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan EXOPHORIA. Exophoria dinyatakan dengan dengan inisial X Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari dalam (nasal) kearah luar (temporal) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan ESOPHORIA. Esophoria dinyatakan dengan dengan inisial E Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari atas (superior) kearah bawah (inferior) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan HYPERPHORIA. Hyperphoria dinyatakan dengan dengan inisial X Sewaktu tutup dibuka, bila terlihat adanya gerakan dari bawah (inferior) kearah atas (superior) pada mata yang baru saja ditutup, berarti terdapat kelainan HYPOHORIA. Hypophoria dinyatakan dengan dengan inisial X Untuk mendeteksi Heterophoria yang kecil, seringkali kita tidak dapat mengenali adanya suatu gerakan, seolah kondisi mata tetap di tempat. Untuk itu metode ini sering kita ikuti dengan metode tutup mata bergantian ( Alternating Cover Test )

To Apply Eye Cover

Definisi

Suatu cara yang dilakukan untuk mengistirahatkan mata, mejaga mata setelah pembedahan, dan penyembuhan luka setelah trauma

Alat dan Bahan

Perban mata

Gunting

Plester

Tata cara pemeriksaan :

1. Gunakan plester kurang lebih 15 cm untuk menempel perban

2. Instruksikan pasien untuk menutup kedua matanya

3. Posisikan perban secara diagonal pada mata yang akan ditutup dan plester secara lembut pada dahi dan dagu4. Tambahkan dua atau tiga plester untuk memastikan perban melekat dengan kuat