Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

83
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR Jl.SEMERU NO 40 BLITAR Telp (0342) 808165/Fax (0342) 806275 KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS TAHUN ANGGARAN 2015

description

mahenra

Transcript of Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

Page 1: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR Jl.SEMERU NO 40 BLITAR Telp (0342) 808165/Fax (0342) 806275

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI

DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS

TAHUN ANGGARAN

2015

Page 2: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 1

DAFTAR ISI

1.1. UMUM 1

1.2. LATAR BELAKANG 2

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN 5

1.4. LOKASI KEGIATAN 6

1.5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN 6

Page 3: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. UMUM

Pemanfaatan sumber daya air dan tanah untuk berbagai keperluan, di satu pihak terus

meningkat dari tahun ke tahun sebagai dampak pertumbuhan penduduk dan

perkembangan aktivitasnya, tetapi di lain pihak ketersedian sumber daya air tanah semakin

terbatas, bahkan cenderung semakin langka terutama akibat sedimentasi, degradasi dasar

sungai, polusi air sungai dan pembukaan tanah tidak terkendali di daerah hulu yang

mengakibatkan menurunnya fungsi sumber daya air dan tanah.

Apabila hal ini tidak diantisipasi secara cepat dan tepat, pada saatnya dapat menimbulkan

ketegangan dan konflik akibat terjadinya benturan kepentingan karena permintaan tidak lagi

seimbang dengan ketersediaan sumber daya air dan tanah untuk pemenuhannya. Oleh

karena itu, perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan,

pelestarian dan pemanfaatan sumber daya air dan tanah, baik dilihat dari aspek teknis

maupun dari aspek legal.

Sedangkan kerusakan tanah akan berdampak pada resiko kejadian bencana seperti banjir,

longsoran, sedimentasi tinggi, degradasi penurunan ketersediaan air saat musim kering.

Untuk upaya pelestarian Sumber Daya Air dan Tanah, diperlukan suatu perencanaan

terpadu yang berbasis Konservasi wilayah sungai guna menentukan langkah dan tindakan

yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan

potensi pengembangan sumber daya air (SDA), melindungi, melestarikan dan meningkatkan

nilai SDA dan tanah.

1.2. LATAR BELAKANG

WS Kali Brantas mempunyai luas cacthment area sebesar 14.103 km2 yang secara

administratif melintasi 15 Kabupaten/Kota dengan total panjang sungai + 320 km.

Jumlah curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm/tahun dan dari jumlah tersebut

sekitar 85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan per tahun rata-rata 11,7

milyar m3. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6 - 3 milyar m3/tahun.

Penduduk yang tinggal di wilayah sungai Kali Brantas mencapai 15,6 juta jiwa (2004)

atau 42,8% dari penduduk Jawa Timur dan mempunyai kepadatan rata-rata 1.272

Page 4: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 2

orang/km2 atau 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur. WS Kali Brantas

mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang Propinsi Jawa Timur sebagai

lumbung pangan nasional. Pada tahun 2004, Propinsi Jawa Timur memberikan

kontribusi 9.002.025 ton beras atau sebesar ± 16,6% dari total produksi beras nasional.

DAS Kali Brantas berbentuk trapesium dengan jumlah sub DAS sebanyak 32 buah.

Morfologi sungai Kali Brantas mulai sungai di pegunungan, sungai di daerah transisi,

sampai sungai di pedataran atau daerah pasang surut, mempunyai perubahan morfologi.

Secara keseluruhan kemiringan lereng di DAS Kali Brantas dapat diklasifikasikan ke dalam

kelas kemiringan sebagai berikut: ≤ 8%, 8-15%, 16-25%, 26-45% dan ≥ 45%.

PERMASATANAH KONSERVASI

Sejalan dengan bertambahnya populasi, manusia telah memaksa tanah untuk

berproduksi pada tingkat maksimum dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Usaha yang ditempuh untuk mendapatkan produksi yang tinggi adalah dengan

meningkatkan produksi per satuan luas dan meningkatkan luasan tanah yang

diusahakan. Dalam usaha peningkatan produksi ini, biasanya manusia hanya terpaku

pada tingkat produksi yang ingin dicapai. Jarang sekali ada pihak yang memperhatikan

tanah sebagai sumber daya alam yang mempunyai sifat fisik tidak dapat diperbaharui.

Setelah semua tanah yang cocok sebagai tanah pertanian dapat dikatakan sudah

semuanya dimanfaatkan, para petani terpaksa memanfaatkan tanah yang kurang sesuai

untuk pertanian, misalnya pada tanah yang mempunyai kemiringan atau lereng yang

curam. Hal ini akan menyebabkan tanah tersebut dengan mudah terkikis dan terangkut

oleh aliran air hujan. Kerusakan tanah dipercepat dengan adanya pengelolaan tanah

yang tidak benar, seperti yang banyak terjadi di DAS Kali Brantas khususnya di sub DAS

Kali Brantas Hulu, sub DAS Kali Lesti dan sub DAS Kali Konto, dimana para petani

menanami tanah dengan tanaman semusim, seperti kentang pada guludan-guludan yang

dibuat searah dengan kemiringan lereng.

DAERAH KASUS KONSERVASI DAS BRANTAS

Pada pekerjaan ini akan mengkhususkan permasatanah Konservasi tanah dan air pada

Daerah Sungai Kali Bogel salah satu Sub DAS WS Brantas. Kali Bogel saat ini mengalami

bencana banjir hampir setiap tahun saat musim basah. Warga masyarakat sekitar,

khususnya masyarakat tani mengeluhkan kondisis ini karena saat hujan dan debit besar

terjadi, tanah sawah mereka terkena dampak genangan luapan banjir dari Kali Bogel.

Page 5: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 3

Kejadian banjir tersebut juga membawa material material sedimen yang besar sehingga

pendangkalan sungai terjadi di sepanjang sistem jaringan sungai kali Bogel mulai dari

hulu hingga bagian hilirnya. Pendangkalan tersebut semakin lama memberikan dampak

kejadian luapan banjir Kali Bogel menjadi lebih besar.

Bencana banjir dan besarnya tingkat sedimentasi di DAS Kali Bogel ini adalah salah

satunya disebabkan adanya perubahan fungsi kawasan yang besar, di wilayah sub DAS

bagian hulu.

Pada gambar di atas terlihat bahwa di daerah tanah DAS bagian hulu Kali Bogel, telah

terjadi pembukaan tanah besar besaran, dimana kawasan tersebut merupakan daerah

kawasan perbukitan dan pegunungan. Pembukaan tanah tersebut akan berdampak pada

peningkatan Debit Banjir saat musim Hujan terjadi dan menimbulkan resiko degradasi

debit saat musim kering. Pembukaan tanah secara besar besaran juga akan berpengaruh

terhadap resiko longsoran dan erosi tanah sehingga tingkat sedimen disungai menjadi

tinggi dan pendangkalan sungai menjadi tersebar di sepanjang aliran Kali Bogel.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan studi ini adalah : untuk melakukan kajian simulasi upaya

konservasi perbaikan tanah guna mendapatkan keterpaduan perencanaan penataan

kawasan terhadap penanggulangan bencana banjir dan kerusakan sungai, serta

diketahui usulan penanganan kontruksi sipil yang dibutuhkan untuk menanggulangi daya

rusak Kali Bogel saat ini dan masa mendatang, sehingga dapat tersusun Pedoman

Perencanaan, dan Pelaksanaan pemeliharaan yang optimal untuk kelestarian kawasan

Kali Bogel.

Page 6: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 4

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan solusi optimal yang

dapat menjamin berkelanjutan fungsi kawasan DAS dan Sungai Kali Bogel yaitu

diantaranya adalah:

1 Merencanakan suatu perencanaan perbaikan tanahdansungai.

2 Menganalisis erosi yang mungkin terjadi sebagai potensi sedimen yang

berdampakpadapendangkalan Kali Bogel.

3 Perencanaan konservasi di masa mendatang, untuk tujuan pelestarian

wilayah catchment area.

4 Perencanaan struktur bangunan yang akan dipakai dalam perencanaan

bangunan pengaman sungai.

5 Perencanaan penanggulanganpotensi DayaRusak Kali Bogel AspekKualitas Air

6 Menyajikan profil masyarakat di sekitar wilayah DAS Kali Bogel

7 Mengetahui kondisi potensi sumber daya air di wilayah DAS Kali Bogel

8 Mengetahui potensi lahan sebagai pengembangan kawasan Konservasi dan

wisata.

1.4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan”Kajian Perencanaan Konservasi Daerah Aliran Sungai DAS Brantas”

iniadalahdikhususkan di SUB DAS Brantas Kali Bogel, yang terletak di Kecamatan

Sutojayan, Kecamatan Kademangan KabupatenBlitar.

1.5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Ruang lingkup dari kegiatan Kajian Perencanaan Konservasi ini adalah sebagai berikut :

1. KegiatanPersiapan

a. Penyusunan Tim danJadwalPelaksanaanPenyelesaianProyek

b. Pengumpulan data datastuditerdahuludansekunder

c. Desk Study

d. Peninjauan Awal Daerah Studi dan Pencatatan Poin Penting Yang Berkaitan

dengan Pengaruh Kawasan terhadap kelestarian Kali Bogel.

2. Survey Pendahuluan

Survey Pendahuuandilakukanuntuk :

1. IdentifikasiKondisiFisik Daerah Tangkapan (Catchment Area) Kali Bogel

2. IdentifikasiPerilakuMasyarakatSekitarkawasan Daerah Tangkapan (Catchment

Area) Kali Bogel

Page 7: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 5

3. Identifikasikerusakantanahdansungaisaatini di sepanjang Daerah Tangkapan

(Catchment Area) Kali Bogel

4. Identifikasiupayakonservasi yang sudahadasaatini

3. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sangat diperlukan dalam mendukung

keakuratan hasil analisa secara keseluruhan. Sebagian besar data sekunder

merupakan data historis yang mampu memberikan informasi proses yang terjadi

dilokasi pekerjaan. Beberapa data seperti; PetaRupaBumi, PetaRencana Tata

Tanam Global Kabupaten Blitar, Peta PenggunaanTanah RBI ataupun Updating

dari data Sekunder lainnya seperti Google Earth, Data sekunder rencana

penanganan dan pemeliharaan kawasan Hutan, Data Hidroklimatologi, Data

Hidrometri Kali Bogel, dan data datalainnya yang menunjangserta data data studi

terdahuu.

4. Pengumpulan Data Primer

Pengumpuan data data primer yang dibutuhkan untuk penyelesaian kegiatan ini

adalah :

1. Pengukuran kondisi geologi dan Tanah Tanah DAS Kali Bogel

2. Pengukuran Material Sedimen di Sepanjang Kali Bogel yang perlu untuk

diiedentifikasi

3. Pengukuran Debit Kali Bogel

4. PengukuranKualitas Air Kali Bogel

5. Survey Wawancara Masyarakat sekitar di wilayah hulu DAS kali Bogel Wilayah

tengah dan Hilir yang dominan terkena dampak bencana.

5. Analisa Rancangan

Kajian perencanaan Konservasi merupakan salah satu kajian yang membutuhkan

analisa data dan analisa desain yang komprehensif, pada pelaksanaan kegiatan ini

harus mencakup analisa analisa sebagai berikut dibawah ini :

1. Inventarisasi kondisi tataguna tanaheksisting DAS Kali Bogel

2. Inventarisasi kondisi jenis tanah eksisting DAS Kali Bogel

3. Melakukan identifikasi besarnya laju limpasan permukaan di DAS Kali Bogel

4. Melakukan identifikasi potensi erosi tanahDAS Kali Bogel

5. Melakukan identifikasi laju sedimentasi yang terjadi di Kali Bogel

6. Melakukan identifikasi sumber polutan yang mencemariperairan Kali Bogel

Page 8: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 6

7. Mengkaji pengaruh kegiatan sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap

potensikerusakan DAS Kali Bogel.

8. MelakukanKajianSimulasiperbaikankawasan DAS Kali Bogel

6. AnalisaDesainRancangan

Pada hasil kegiatan pekerjaan ini, ditujukan untuk mendapatkan hasil desain

perencanaan perbaikan Kawasan DAS dan desainpenangananDayaRusak Kali

Bogel yang efektif guna menanggulangi bencana besar seperti yang sudah pernah

terjadi.Desain penanganan dapat diusulkan berupa desain konservasi sipil dan

desain konservasi non sipil.

AspekPerencanaandesainharusmencakupuntukpenanggulanagan :

1. ResikoPeningkatanErosiTanah DAS Kali Bogel

2. ResikoPeningkatanSedimentasi Kali Bogel

3. ResikoPeningkatanPencemaranKualitas Air Kali Bogel

4. ResikoPeningkatan Debit Banjir Kali Bogel

Page 9: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

I - 7

1.1. UMUM .............................................................................................................................. 1

1.2. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN..................................................................................................... 3

1.4. LOKASI KEGIATAN............................................................................................................. 4

1.5. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN.................................................................................... 4

Page 10: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 1

BAB IIGAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

2.1. UMUM

Kabupaten Blitar merupakan Kabupaten yang kaya akan Sumber Daya Alam. Dengan

wilayah utara yang dibatasi dengan Gunung Kelud dan wilayah selatan dibatasi dengan

Samudra Indonesia, sedangkan di tengahnya di lintasi oleh Sungai Brantas maka

Kabupaten Blitar memliki kekayaan alam yang lengkap untuk daerah tropis. Hal ini juga

menggambarkan siklus hidrologi yang lengkap mulai dari sumber dari pegunungan

sampai mengalir menuju muara sungai di Samudra Indonesia.

2.2. WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BLITAR

2.2.1 KABUPATEN BLITAR

Kabupaten Blitar merupakan Kabupaten yang terletak di Pulau Jawa bagian Timur.

Merupakan salah satu Kabupaten dari 38 Kabupaten/Kota yang membagi habis

wilayah Provinsi Jawa Timur, berada di pesisir Samudra Indonesia dengan batas

wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Kediri,

Sebelah Timur : Kabupaten Malang.

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung.

Dan Di tengah Wilayah Kabupaten Blitar Berbatasan Dengan Kota Blitar. Kabupaten

Blitar berada di sebelah Selatan Khatulistiwa, terletak pada 111°40¹-112°10¹ Bujur

Timur dan 7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan.

2.2.2 KEADAAN GEOGRAFIS

Keberadaan Sungai Brantas membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi dua wilayah

yaitu wilayah Kabupaten Blitar Bagian Utara dan Wilayah Kabupaten Blitar Bagian

Selatan.

Bagian Utara:

Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 105 – 349

Meter dari permukaan air laut, dan keberadaanya dekat dengan Gunung Kelud yang

merupakan gunung berapi yang masih aktif membuat struktur tanahnya lebih subur

Page 11: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 2

dan banyak dilalui sungai. Meliputi Kecamatan: Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben,

Doko, Wlingi, Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi

dan Udanawu.

Bagian Selatan:

Merupakan dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 150 –

420Meter dari permukaan air laut. Sebagian wilayahnya merupakan daerah pesisir,

dan pegunungan berbatu membuat struktur tanah yang kurang subur bila

dibandingkan dengan Blitar bagian utara. Meliputi Kecamatan : Bakung, Wonotirto,

Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan dan Kademangan.

Hamparan wilayah Kabupaten Blitar merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata

+100 meter di atas permukaan air laut, distribusi wilayah menurut ketinggian yaitu:

36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 100 – < 200 Meter di atas

permukaan air laut

36,4 persen kecamatan berada pada ketinggian antara 200 – < 300 Meter di

ataspermukaan air laut

27,2 persen kecamatan berada pada ketinggian antara > 300 Meter di

ataspermukaan air laut

Ada enam kecamatan yang wilayahnya berada pada ketinggian > 300 meter di atas

permukaan air laut, yaitu : Kecamatan. Wates, Wonotirto, Doko, Gandusari, Nglegok

dan Panggungrejo. Wilayah Kecamatan Wates beradapada ketinggian tertinggi

diantara 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Blitar, yaitu +420 m di ataspermukaan

air laut.

2.2.3 IKLIM

Kabupaten Blitar berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka sama dengan

wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim

pada setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan Nopember

sampai dengan bulan Mei adalah musim penghujan dan musim kemarau biasanya

pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober.

Data yang diperoleh dari Dinas PU. Binamarga dan Pengairan Kabupaten Blitar

menyatakan jumlah stasiun pengamat curah hujan sejumlah 42 stasiun pengamat yang

tersebar di seluruh wilayah Blitar, yaitu 36 stasiun pengamat berada di wilayah

Kabupaten Blitar dan 6 stasiun pengamat berada di wilayah Kota Blitar. Dari 22

Page 12: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 3

kecamatan yang ada terdapat 3 kecamatan yang tidak mempunyai stasiun pengamat

curah hujan di wilayahnya, yaitu Kecamatan Wonotirto, Wates dan Selopuro.

Data yang terekam pada 36 stasiun pengamat di Kabupaten Blitar tersebut

menyimpulkan bahwa selama tahun 2011 Kabupaten Blitar diguyur hujan selama 108

hari atau hampir 4 bulan dengan rata-rata curah hujan 17,16 mm, mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun 2010 rata-rat

curah hujan sebanyak 20,98 mm. Walau sektor pertanian sangat tergantung oleh

kondisi alam namun dengan pola tanam yang tepat dapat mengimbangi kondisi alam

pada saat itu. Sehingga menurunnya curah hujan di tahun 2011 tidak mempengaruhi

peningkatan produksi pertanian.

Tabel 2. 1. Luas Wilayah , Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di KabupatenBlitar 2011

Sumber : Kabupaten Blitar dalam angka 2012

2.2.4 PENDUDUK

Berdasarkan data hasil Sensus Penduduk (SP) jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada

tahun 2000 adalah sebesar 1.064.643 jiwa.dan pada tahun 2010 sebesar 1.116.639

jiwa mencakup penduduk tidakbertempat tinggal tetap.

Page 13: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 4

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar selama dua periode yaitu 1990-2000

dan 2000-2010 mengalami kenaikan dari 0,14 persen pertahun selama periode 1990-

2000 menjadi 0,48 persen per tahun selamaperiode 2000-2010. Sensus penduduk

dilaksanakan sepuluh tahun sekali,guna memenuhi kebutuhan data kependudukan,

pada setiap tahun dihitunglah proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bisa maju untuk

beberapa tahun kedepan dan juga bisa mundur sampai sensus penduduk sebelumnya.

Penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2011 menurut hasil proyeksi Sensus Penduduk

mencapai 1.122.922 jiwa, terdiri dari 562.623 jiwa penduduk laki-laki dan 560.299 jiwa

penduduk perempuan, dengan sex rasiosebesar 100,41 persen yang berarti dalam 100

jiwa penduduk perempuan ada sebanyak 100-101 jiwa penduduk laki-laki.

2.2.5 LUAS LAHAN

Kabupaten Blitar dengan luas 158.879 Ha, apabila di lihat dari penggunaan lahannya

tampak bahwa 19,96 persen merupakan luas sawah dan 80,04 persen merupakan

bukan lahan sawah. Dari lahan sawah seluas ituterdapat 71,00 persen lahan sawah

berpengairan teknis, 12,12 persen lahan sawah berpengairan setengah tehnis,

sederhana 10,57 persen, desa/Non PU2,51 persen dan lahan sawah yang berpengairan

tadah hujan 3,80 persen.

Untuk luas bukan lahan sawah dilihat dari penggunaannya tampak bahwa luas

tegal/kebun menduduki luas terbesar yaitu 35,34 persen, urutankedua yaitu rumah

dan pekarangan sebesar 26,85 persen, sedangkan sisanyauntuk penggembalaan/

padang rumput, tambak, kolam, sementara tidakdiusahakan, hutan perkebunan dan

lainnya, sebagaimana terlihat pada kontribusi tanah di wilayah Kabupaten Blitar

menurut jenis penggunaan danfungsinya.

2.2.6 KEHUTANAN

Hutan menurut fungsinya dibagi menjadi hutan produksi, hutanlindung, hutan tebang

pilih dan suaka alam/hutan wisata/taman nasional.Luas tebangan secara umum

mengalami peningkatan, tanaman kehutananyang menjadi produk andalan Kabupaten

Blitar yaitu kayu jati dan kayurimba yang pada tahun 2011 ini produksinya mencapai

15.982 m3. Program PHBM (Pemanfaatan Hutan Bersama Masyarakat) yang

dilaksanakan Perum Perhutani KPH Blitar diperoleh hasil pertanian tanaman bahan

makanan, untuk tahun 2011 mengalami geliat peningkatan lagisetelah pada tahun

2010 mengalami penurunan yang menurut informasi yangdiperoleh dari Perum

Page 14: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 5

Perhutani KPH Blitar dikarenakan luas lahan yangdipergunakan program PHBM pada

tahun 2010 menurun dari sekitar 6.000Ha pada tahun 2009 tinggal sekitar 218,9 Ha,

sehingga mempengaruhi produksinya.

2.2.7 PERKEBUNAN

Luas areal, produksi dan jumlah petani perkebunan rakyat dibedakanmenjadi tanaman

semusim dan tanaman tahunan, khusus mengenai tanamanperkebunan rakyat

semusim per kecamatan yang terdiri dari tanaman tebu,tembakau lokal dan virgina,

dimana petani tebu masih cukup banyak yaitu2.093 orang, 1.676 orang petani

tembakau virginia dan lokal.Kemudian tanaman tahunan perkebunan rakyat yang

terbanyak adalahpetani kelapa yaitu 33.713 orang, menyusul kakao 5.438 orang, kopi

3.436orang, cengkeh 2.831 orang, disusul kenanga dan lada masing-masing 840orang

dan 41 orang.

2.2.8 PETERNAKAN

Data peternakan, mengenai populasi ternak, dan hasilnya yaitu produksitelur susu dan

daging yang didapat dari Dinas Peternakan Kabupaten Blitar.Disamping itu juga

terdapat inseminasi buatan menurut jenis ternak danpengadaan ternak menurut

jenisnya.Peternakan ayam ras petelur sangat berpengaruh pada sektor peternakan

diKabupaten Blitar, populasi ayam ras petelur di Kabupaten Blitar mencapai

13.900.400 ekor pada tahun 2011 menurun 10,13 persen dibandingkan tahun

sebelumnya, namun untuk ayam ras pedaging meningkat 22,38 persen yaitu sebanyak

17.873.880 ekor pada tahun 2010 menjadi 21.873.600 ekor. Peternakan sapi potong

menduduki urutan kedua setelah ayam pedaging dan petelur, pada tahun 2011

populasinya mencapai 189.378 ekor dibandingkan tahun sebelumnya meningkat 62,13

persen. Produksi daging,susu dan telur selama lima tahun terakhir meningkat secara

lamban.

2.2.9 PERIKANAN

Komoditi ikan hias terutama ikan koi mengalami perkembangan yangcukup bagus

pada beberapa tahun terakhir walaupun perkembangan tersebutterlihat berfluktuatif

dari tahun ke tahun. Salah satu komoditi subsector perikanan yang dijadikan sebagai

produk unggulan di Kabupaten Blitaradalah ikan hias khususnya ikan Koi, sub sektor

perikanan menyumbangnilai PDRB Kabupaten Blitar sebanyak 1,88 persen pada tahun

Page 15: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 6

2011,merupakan penyumbang sektor pertanian terkecil kedua setelah subsector

kehutanan. Data perikanan diperoleh dari Dinas Perikanan dan KelautanKabupaten

Blitar yang memuat tentang luas kolam, jumlah petani ikan,banyaknya produksi dan

nilai produksi ikan baik ikan air tawar maupun ikanlaut.

2.3. WILAYAH ADMINISTRASI DAS BOGEL WS BRANTAS

DAS Bogel merupakan salah satu Sub DAS Wilayah Sungai Brantas yang memiliki luas

55,425 km2, dengan 3 anak sungai utama yaitu : Kali Bogel, Kali Gesing, dan Kali

Kedungwungu.

DAS Bogel secara administratif melintasi 2 wilayah kecamatan, yaitu kecamatan

Sutojayan dan kecamatan Panggungrejo. Kecamatan Sutojayan memotong DAS Bogel

di sebelah barat dan lebih dominan atau areal yang lebih luas daripada kecamatan

Panggung rejo yang ada di sebelah timur. Tiga (3) anak sungai utama juga masih

berada di wilayah kecamatan Sutojayan. Namun begitu DAS Bogel yang berada di

wilayah kecamatan Panggungrejo sangatlah penting untuk di perhatikan karena

merupakan wilayah hulu yang akan mempengaruhi sekali wilayah tengah dan hilir dari

DAS Bogel. Segala aspek, baik secara alami maupun aktivitas manusia di dalamnya

akan berpengaruh pada kondisi DAS Bogel, yang tentunya menjadi penentu kebijakaan

instansi terkaid dalam melaksanakan perencanaan Konservasi Daerah Aliran Sungai

(DAS) di wilayah tersebut.

2.4. KONDISI UMUM DAS BOGEL

Lahan DAS Bogel merupakan lahan yang sudah menjadi lahan produktif bagi

masyarakat Kabupaten Bitar, Daerah daerah hulu di perbukitan menjadi lahan produksi

tanaman ladang dan tanaman hutan yaitu Hutan Jati milik perhutani. Daerah tengah

dan hilir menjadi lahan pemukiman dan pertanian padi.

Namun beberapa jangka waktu dekat ini, sistem jaringan sungai Kali Bogel ini selalu

mengalami banjir saat musim hujan berlangsung, sehingga sarana prasarana kota

kabupaten Blitar ini terendam banjir, lahan sawah tergenang luapan banjir Kali Bogel,

dan hingga menjangkau wilayah pemukiman penduduk.

Luas DAS Bogel 55,43 km2, dengan anak sungai utamanya adalah Sungai Gesing,

Sungai Kedung wungu dan Kali Bogel. Berikut ini kondisi fisik dan hidrologi DAS Bogel.

Page 16: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 7

DAS Bogel mencakup 2 wilayah administrasi kecamatan Kabupaten Blitar yaitu

Kecamatan Sutojayan dan Kecamatan Panggung Rejo.

Gambar 2.1. Cakupan Wilayah Administrasi DAS Kali Bogel

2.5. KONDISI FISIK DAS BOGEL

2.5.1. KARAKTERISTIK KELERENGAN DAS BOGEL

Kelerengan lahan DAS Kali Bogel adalah antara 6,77% hingga 60,99%. Perbukitan

terletak di sebelah Selatan dan kelerengan mengarah ke arah utara hingga di area

perkotaan Kecamatan Sutojayan dan Panggung Rejo.

2.5.2. KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LAHAN DAS BOGEL

Secara umum Kabupaten Blitar terdiri dari lahan pertanian yang efektif. DAS Bogel

mempunyai karakteristik yang juga dominan pertanian. Untuk penggunaan rinci di

DAS Bogel terdiri dari :

1. Kebun

2. Padang Rumput/ Tanah Kosong

3. Pemukiman

4. Sawah Irigasi

5. Sawah Tadah Hujan

6. Semak Belukar

Page 17: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 8

7. Ladang

8. Air terbuka

2.5.3. KARAKTERISTIK JENIS TANAHDAS BOGEL

Jenis tanah pada DAS Bogel terdiri dari 2 jenis tanah , yaitu :

1. Bagian Utara terdiri dari Kompleks Litosol, Mediteran, dan Renzina2. Bagian tengah dan selatan terdiri dari Regosol Coklat Keabuan3.

2.5.4. KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS BOGEL

sungai-sungai dan anak sungai bermuara di sungai Brantas.Sumber-sumber mata air

relatif kecil (rata-rata < 5 liter/detik). Kali Bogel memiliki jaringan anak sungai

sebanyak 3 yaitu Sungai Gesing, Sungai Kedung Wungu, Sungai Bacem dan Kali Bogel

Sebelah Hulu.

Gambar 2.2. Jaringan Sungai DAS Bogel

2.6. KERUSAKAN DAN BENCANA DAS BOGEL

Pada DAS Kali Bogel bencana yang sering terjadi adalah bencana banjir, baik pada Kali

Bogel maupun anak anak sungainya. Bencana tersebut diakibatkan penampang sungai

sungainya sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan luas penampang.

Di bagian hulu didapati lereng lereng terjal yang menjadi areal lahan rawan longsor,

dimana kejadian longsor sering mangganggu akses jalan di daerah tersebut dan

material materrial bekas longsoran masuk ke pengaliran anak sungai Kali Bogel.

Page 18: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 9

Gambar 2.3. DAS Kali Bogel

Gambar 2.4. Cakupan Wilayah Administrasi DAS Kali Bogel

Page 19: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

II - 10

2.1. UMUM .............................................................................................................................. 1

2.2. WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BLITAR ............................................................... 1

2.2.1 KABUPATEN BLITAR...................................................................................................... 1

2.2.2 KEADAAN GEOGRAFIS .................................................................................................. 1

2.2.3 IKLIM ............................................................................................................................. 2

2.2.4 PENDUDUK.................................................................................................................... 3

2.2.5 LUAS LAHAN ................................................................................................................. 4

2.2.6 KEHUTANAN ................................................................................................................. 4

2.2.7 PERKEBUNAN................................................................................................................ 5

2.2.8 PETERNAKAN ................................................................................................................ 5

2.2.9 PERIKANAN ................................................................................................................... 5

2.3. WILAYAH ADMINISTRASI DAS BOGEL WS BRANTAS ...................................................... 6

2.4. KONDISI UMUM DAS BOGEL............................................................................................ 6

2.5. KONDISI FISIK DAS BOGEL ................................................................................................ 7

2.5.1. KARAKTERISTIK KELERENGAN DAS BOGEL .................................................................. 7

2.5.2. KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LAHAN DAS BOGEL ................................................... 7

2.5.3. KARAKTERISTIK JENIS TANAHDAS BOGEL ................................................................... 8

2.5.4. KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS BOGEL ..................................................................... 8

2.6. KERUSAKAN DAN BENCANA DAS BOGEL......................................................................... 8

Tabel 2. 1. Luas Wilayah , Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Blitar2011 .............................................................................................................................................. 3

Gambar 2.1. Cakupan Wilayah Administrasi DAS Kali Bogel 7

Gambar 2.2. Jaringan Sungai DAS Bogel 8

Gambar 2.3. DAS Kali Bogel 9

Gambar 2.4. Cakupan Wilayah Administrasi DAS Kali Bogel 9

Page 20: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 1

BAB IIIANALISA SPASIAL HIDROLOGI KONSERVASI

3.1. UMUM

Dalam pekerjaan Studi ini ”Kajian Perencanaan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Brantas wilayah perencanaan DAS Bogel” dibutuhkan tahapan analisa hidrologi yang

berbasis keruangan atau spasial wilayah DAS.

Analisa hidrologi yang dilakukan adalah :

1. Analisa Limpasan Permukaan Lahan DAS

2. Analisa Laju erosi lahan DAS

3. Analisa Sumber Pencamar Polutan Di Lahan

4. Analisa beban Debit banjir jaringan Sungai

5. Analisa beban Sedimen Sungai

6. Analisa beban Polutan jaringan Sungai DAS Bogel

3.2. KAJIAN SEBARAN LIMPASAN PERMUKAAN LAHAN DAS BOGEL

Berdasarkan hasil analisa pemodelan hidrologi, laju limpasan rerata bulanan di lahan

DAS Bogel maksimum terjadi sebesar : 73.33 mm/Bulan

Sebaran limpasan permukaan lahan terbesar berada pada wilayah Kecamatan

Panggung rejo Desa Morgomulyo, Desa Bumi Ayu, Panggung Asri, dan Kecamatan

Sutojayan Desa Jingglong, Desa Sukorejo, Desa Sumberrejo, Desa Kalipang, Desa

Kembang Arum, Berikut ini adalah sebaran limpasan permukaan lahan tiap wilayah

administrasi Desa di wilayah DAS Bogel :

Dimana rerata laju limpasan permukaan lahan akibat hujan yang pernah terjadi adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1. Rerata Laju Limpasan Permukaan Lahan DAS Bogel

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des123.97 140.00 131.12 46.27 22.59 3.76 6.37 2.05 8.29 44.82 68.42 124.16

Page 21: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 2

Gambar 3.1. Peta Sebaran Laju Limpasan Permukaan Lahan DAS Bogel

3.3. KAJIAN SEBARAN LAJU EROSI LAHAN DAS BOGEL

Sebaran laju erosi lahan terbesar di wilayah DAS Bogel adalah di wilayah perbukitan

sebelah selatan yaitu : pada Kecamatan Sutojayan Desa Pandan Arum, Desa Kaulon,

Desa Kedung Bunder, Desa Sukorejo, Kecamatan Panggung Rejo Desa Panggung Asri,

Desa Margo Mulyo.

Dimana rerata laju Erosi lahan akibat hujan yang pernah terjadi pada satuan wilayah

DAS Bogel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Rerata Laju Erosi Lahan DAS Bogel

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

17.79 25.87 27.43 8.64 4.01 0.78 1.06 0.19 0.81 8.97 12.04 15.87

di simpulkan bahwa kehilangan tanah akibat erosi rerata pertahunnya adalah sebesar

4,05 mm/tahun, Wilayah yang memiliki nilai kehilangan tanah akibat erosi adalah

tiap wilayah administrasi desa .

Page 22: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 3

3.4. TINGKAT KEKRITISAN LAHAN

Pada DAS Bogel secara keseluruan wilayah DAS memiliki tingkat kekritisan lahan Kelas

III, hal ini mengindikasikan bahwa DAS Bogel dalam keadaan waspada kritis, namun

beberapa wilayah Sub DAS Bogel sudah mengalami tingkat Kritis kelas IV. Berikut ini

adalah sebaran luas area lahan dengan tingkat kekritisannya :

Tabel 3.3. Luas dan Kelas Kekritisan lahan DAS Bogel

Kelas KekritisanLahan Luas ha

I 1775.25II 875.5III 1188.5IV 1703.25

Gambar 3.2. Rerata Bulanan Laju Erosi Lahan (ton/ha/Bulan) DAS Bogel

Page 23: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 4

Gambar 3.3. Rerata Tahunan Laju Erosi Lahan DAS Bogel (ton/ha/Tahun)

Gambar 3.4. Peta Sebaran Kelas Kekritisan Lahan DAS Bogel

Page 24: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 5

3.5. KAJIAN SEBARAN SUMBER PENCEMARAN LAHAN DAS BOGEL

Pada kajian sebaran sumber pencemar di lahan, akibat pengolahan management lahan

pertanian lahan peternakan dan lahan permukiman, parameter polutan pencemar di

lahan yang di lakukan kajian adalah :

1. Polutan pencemar Organik N di lahan2. Polutan Pencemar Organik P di lahan3. Polutan Pencemar Nitrat NO3 di lahan4. Polutan Pencemar Phopur Terlarut di lahan5. Polutan Pencemar Mineral P di lahan

Berdasarkan pola sebaran bahan pencemar polutan di lahan tersebut menjadi bahan

pencemar inflow menuju sungai dan akan berakhir mengendap di tampungan waduk,

sehingga akan berpotensi terjadinya pencemaran waduk menyebabkan peningkatan

kesuburan waduk atau eutrupikasi. Dalam hal ini konservasi kualitas air yang perlu

dijaga pada DAS Bogel adalah untuk melindungi Waduk Lodoyo.

Berikut ini kajian masing masing parameter sumber pencemar polutan di lahan DAS

Bogel :

3.5.1. Polutan Organik N di Lahan DAS Bogel

Daerah perbukitan selatan DAS Bogel merupakan area lahan sumber pencemar

polutan organik N yang lebih dominan, dikarenakan laju limpasan yang lebih besar

akibat kelerengan yang lebih curam sehingga laju transpor polutan menjadi lebih

besar, dan juga lahan lahan perbukitan tersebut saat ini di manfaatkan sebagai lahan

kebun dan tegalan.

Nilai sumber pencemar polutan Organik N pada lahan lahan perbukitan wilayah selatan

tersebut adalah : 2,95 – 4,59 (kg N/ha/Bulan).

Tabel 3.4. Rerata Sumber Pencemar Polutan Organik N Lahan DAS Bogel

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

9.62 7.52 4.74 0.98 0.42 0.06 0.12 0.04 0.16 1.93 1.74 3.12

Desa Karang sono, Satreyan, Kedung Bunder, Sutojayan, Bacem, Kalipang, Kembang

arum, memiliki kandungan bahan pencemar polutan Organik N di bawah rata rata, di

akibatkan lahan lahan wilayah tersebut merupakan wilayah dataran.

Page 25: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 6

Gambar 3.5. Peta Sebaran Polutan Organik N (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel

3.5.2. Polutan Organik P di Lahan DAS Bogel

Pola sumber pencemar Polutan Organik N memiliki trend yang sama dengan

parameter Pencemar Organik N, yakni lahan perbukitan sebelah selatan memiliki

sebaran polutan yang dihasilkan di lahan dominan lebih besar, yakni antara : 0,39 –

0,58 kg/ha/Bulan.

Desa Karangsono, Desa satreyan, Desa Kedung Bunder, Desxa Sutojayan, Desa Bacem,

Desa Kalipang, Desa Kembang Arum, merupakan area lahan yang memiliki sumber

bahan pencemar Polutan Organik P di bawah rerata nilai Lahan DAS Bogel.

Tabel 3.5. Rerata Sumber Pencemar Polutan Organik P Lahan DAS Bogel (kg

P/ha/Bulan)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

1.20 0.94 0.60 0.13 0.06 0.01 0.02 0.01 0.02 0.25 0.23 0.42

Page 26: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 7

Gambar 3.6. Peta Sebaran Polutan Organik P (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel

3.5.3. Polutan Organik NO3 di Lahan DAS Bogel

Polutan NO3 adalah di sebabkan oleh pergerakan bahan pencemar dari limbah

pertanian, pada lahan DAS Bogel dominan pencemar NO3di area lahan tegalan, dengan

kandungan 0.15 – 0.24 kg N/ha/Bulan.

Kecamatan Panggung Rejo Desa Margo Mulyo, Bumiayu, Panggungasri merupakan

Sumber Pencemar polutan NO3 tertinggi diatas rerata Polutan NO3 0.17 kg/ha/Bulan

Lahan DAS Bogel.

Tabel 3.6. Rerata Sumber Pencemar Polutan NO3 Lahan DAS Bogel (kg P/ha/Bulan)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

0.30 0.31 0.31 0.12 0.08 0.02 0.07 0.03 0.09 0.20 0.16 0.30

Page 27: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 8

Gambar 3.7. Peta Sebaran Polutan NO3 (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel

3.5.4. Polutan Phospor Terlarut di Lahan DAS Bogel

Phospor terlarut adalah limbah pencemar polutan phospour yang terlarut bersama

dengan laju limpasan permukaan lahan. Sebaran sumber pencemar Phospor terlarut

tersebar merata di seluruh lahan DAS Bogel 0.01 – 0.04 kg/ha/Bulan.

Tabel 3.7. Rerata Sumber Pencemar Polutan Phospor Terlarut Lahan DAS Bogel (kg

P/ha/Bulan)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

0.024 0.024 0.019 0.006 0.003 0.000 0.001 0.001 0.002 0.009 0.012 0.022

Page 28: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 9

Gambar 3.8. Peta Sebaran Polutan Phospor Terlarut (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel

3.5.5. Polutan Mineral P di Lahan DAS Bogel

Pergerakan Transport Polutan Mineral P adalah terbawa bersama sama material erosi

lahan hingga menjadi polutan di perairan sungai. Lahan DAS Bogel sebaran sumber

pencemar polutan mineral P besar di area perbukitan 0.16 – 0.225 kg/ha/Bulan.

Page 29: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 10

Gambar 3.9. Peta Sebaran Polutan Phospour Terlarut (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel

3.6. KAJIAN FASE DI SUNGAI DAS BOGEL

Kajian hidrologi fase disungai adalah menganalisa pola hidrologi yang ada di setiap

jaringan Sungai DAS Bogel, yakni terdiri dari kajian tentang :

1. Ketersedian Debit Sungai Sungai DAS Bogel

2. Debit Banjir DAS Bogel

3. Beban Sedimen Sungai Sungai DAS Bogel

4. Beban Pencemar Kualitas Air DAS Bogel

Page 30: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 11

3.6.1. Skema Sungai di Lokasi Studi Untuk Analisa Hidrologi

3.6.2. Ketersediaan Debit Sungai Sungai DAS Bogel

Pada Das bogel terdiri dari 4 aliran sungai besar yaitu :

1. Sungai Kedung Wungu/ Lodoyo,

2. Sungai Bacem,

3. K Gesing

4. Judeg

Titik Kontrol 1

Sub DasGesing

Sub DasBacem

Sub DasKedungwungu

Sub DasJudeg 2

Titik Kontrol 2

Sungai Brantas

Bendung PLTA Lodoyo

Page 31: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 12

Pada ke empat sungai tersebut, memiliki pola ketersediaan debit sebagai berikut,

rerata harian bulan :

Outlet Sungai Kedung Wungu

Berdasarkan data tersebut diatas maka disinpulkan bahwa banjir maksimum yang

pernah terjadi adalah sebesar 40 m3/det, berdasarkan time series data hujan banjir

tersebut terjadi pada tanggal 5 Desember 2004.

Sedangkan ketersediaan debit rerata pada Sungai Kedungwungu 1,25 m3/det. Berikut

ini adalah tabel debit rerata bulharian pada sungai Kedungwungu :

Tabel 3.8. Ketersediaan Debit Rerata Harian Bulan Sungai Kedungwungu (m3/det)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

2.39 3.29 2.82 1.44 0.60 0.11 0.16 0.02 0.14 0.84 1.27 2.34

Tabel 3.9. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Kedungwungu (m3/det)

Andalan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

80 0.27 0.78 0.58 0.30 0.10 0.04 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.11

50 0.94 2.34 1.40 0.74 0.21 0.06 0.02 0.01 0.00 0.00 0.04 0.91

Outlet Sungai Bacem

Rerata Debit Outlet Sungai Bacem adalah sebesar 0.433 m3/det. Sedangkan debit

Banjir Maksimum yang terjadi sebesar 15,49 m3/det.

Tabel 3.10. Ketersediaan Debit Rerata Harian Bulan Sungai Bacem (m3/det)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

0.85 1.10 1.10 0.42 0.23 0.04 0.04 0.01 0.04 0.29 0.42 0.86

Tabel 3.11. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Bacem (m3/det)

Andalan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

80 0.05 0.14 0.13 0.08 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01

50 0.21 0.47 0.36 0.18 0.07 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.16

Page 32: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 13

Outlet Sungai Gesing

Sungai Gesing memiliki rerata aliransebesar : 0.494 m3/det dengan debitmaksimum yang pernah terjadi sebesar :40 m3/det.

Rerata debit andalan 80 % pada SungaiGesing adalah sebesar : 0.05 m3/det.

Tabel 3.12. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Gesing (m3/det)

Andalan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des80 0.06 0.20 0.19 0.10 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0350 0.30 0.71 0.40 0.23 0.06 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.23

Outlet Sungai Judeg

Sungai Judeg merupakan sungaipertemuan paling hilir dengan SungaiBogel. Sungai judeg memiliki debitrerata sebesar : 0.211 m3/det.

Debit maksimum banjir yang pernahterjadi 10.2 m3/det.

Ketersediaan debit andalan 80 persen disungai ini sebesar :

Tabel 3.13. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Judeg (m3/det)

Andalan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des80 0.07 0.16 0.12 0.07 0.03 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0550 0.17 0.37 0.24 0.14 0.05 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.01 0.18

Outlet Sungai Bogel

Banjir maksimum yang terjadi di Outlet Muara Sungai Bogel adalah 50 m3/det,

sedangkan debit rerata outflow outlet muara Sungai Bogel adalah sebesar : 1.5 m3/det

Page 33: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 14

Berikut ini merupakan routing debit rerata harian bulan di seluruh sistem jaringan

Sungai DAS Bogel dan tergambar pada gambar berikut ini :

Gambar 3.10. Peta Sebaran Debit Rerata Sungai Sungai DAS Bogel

3.6.3. High Flow Peluang Banjir DAS Bogel

Analisa hidrologi khususnya perhitungan debit banjir rancangan dalam studi ini

dilakukan dengan membagi daerah aliran sungai Kali Bogel menjadi beberapa sub das.

Cara ini dilakukan agar dapat diketahui nilai debit banjir rancangan pada tiap-tiap ruas

sungai yang ada di sistem Sungai Bogel.

Sungai Brantas

Sub Das Lodoyo

A = 14,44 km2

Sub Das Bacem

A = 13,02 km2

Sub Das Judeg 1

A = 17,57 km2

Sub Das Judeg 2

A = 7,05 km2

Bendung PLTA Lodoyo

Gambar 3.11. Peta Das di Sistem Sungai Bogel

Page 34: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 15

1. Analisa Hidrologi Untuk Sub Das Lodoyo (Sungai Kedungwungu)a. Debit Banjir Rancangan

Debit Banjir Rancangan Metode HSS Nakayasu Sub Das Lodoyo (Sungai Kedungwungu)

Tabel 3.14. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu untuk Sub Das Lodoyo

Kala ulang Debit BanjirBanjir Maks

T Q( Tahun ) ( m3/dt )

Q 1.01 th 21,63Q 2 th 32,17Q 5 th 63,17

Q 10 th 83,69Q 20 th 103,38Q 25 th 109,63Q 50 th 128,87

Q 100 th 147,96Q 200 th 166,99

Q 1000 th 211,06

2. Analisa Hidrologi Untuk Sub Das Bacema. Debit Banjir Rancangan

Debit Banjir Rancangan Metode HSS Nakayasu Sub Das Bacem

Tabel 3.15. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Bacem

Kala ulang Debit BanjirBanjir Maks

T Q( Tahun ) ( m3/dt )Q 1.01 th 24,82

Q 2 th 29,90Q 5 th 36,43

Q 10 th 40,59Q 20 th 43,94Q 25 th 45,72Q 50 th 49,46

Q 100 th 53,17Q 200 th 56,86

Q 1000 th 65,59

3. Analisa Hidrologi Untuk Sub Das Judeg (Sungai Gesing/Kedut Unut)a. Debit Banjir Rancangan

Debit Banjir Rancangan Metode HSS Nakayasu Sub Das Judeg

Page 35: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 16

Tabel 3.16. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Judeg

Kala ulang Debit BanjirBanjir Maks

T Q( Tahun ) ( m3/dt )Q 1.01 th 10,94

Q 2 th 38,67Q 5 th 67,16

Q 10 th 86,02Q 20 th 104,12Q 25 th 109,86Q 50 th 127,54

Q 100 th 145,09Q 200 th 162,58

Q 1000 th 203,08

4. Analisa Hidrologi Pada Pertemuan Sungai (Gabungan)

Tabel 3.17. Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan Untuk Titik Kontrol 1(Pertemuan

Sungai)

Kala Ulang Debit BanjirMaksimum

(tahun) (m3/det)

Q 1.01 th 57,39

Q 2 th 100,73

Q 5 th 166,75

Q 10 th 210,30

Q 20 th 251,44

Q 25 th 265,20

Q 50 th 305,86

Q 100 th 346,22

Q 200 th 386,43

5. Analisa Hidrologi Sub Das Judeg 2

Debit Banjir Rancangan Metode HSS Nakayasu Sub Das Judeg 2

Page 36: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 17

Tabel 3.18. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Judeg 2

Kala ulang Debit BanjirBanjir MaksT Q( Tahun ) ( m3/dt )

Q 1.01 th 7,60

Q 2 th 26,01

Q 5 th 44,93

Q 10 th 57,46

Q 20 th 69,48

Q 25 th 73,29

Q 50 th 85,03

Q 100 th 96,69

Q 200 th 108,30

Q 1000 th 135,20

6. Analisa Hidrologi untuk Titik Kontrol 2 – Sungai Bogel (Pertemuan Sungai)

Analisa hidrologi untuk titik kontrol ini dilakukan dengan menjumlahkan hidrograf satuanantara hidrograf satuan pada titik kontrol 1, yaitu pertemuan ketiga sungai dengan hidrografsatuan pada sub das Judeg 2. Berikut adalah hasil analisa hidrologinya.

Gambar 3.12. Hidrograf Banjir Rancangan DAS Kali Bogel

Page 37: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 18

3.6.4. Beban Sedimen Sungai Sungai DAS Bogel

Tinjauan besar beban sedimen yang mengalir di dalam perairan sungai sungai DAS

Bogel di kaji berdasarkan 4 jaringan Sungai utama pada DAS Bogel seperti pada

pembahasan Routing Debit Sungai sungai DAS Bogel.

Berikut ini besar beban sedimen yang mengalir di jaringan sungai sungai DAS Bogel :

Outlet Muara Sungai BacemSungai Bacem rerata memiliki jumlah angkutan sedimen sebesar : 7109.17 ton/Bulan.

Sedangkan selama data hujan mulai tahun 2002 hingga 2012, angkutan sedimen

terbesar adalah : 13660 ton/hari. Laju sedimen di Sungai Bacem besar karena di

pengarui hasil erosi lahan di wilayah Selatan DAS Bogel.

Berikut ini historis hasil pemodelan Hidrologi angkutan sedimen yang terangkut di

Sungai Bacem :

Gambar 3.13. Transpor Sedimen Sungai Bacem (ton/hari)

Outlet Sungai Kedungwungu Pertemuan Sungai BacemRerata bulanan sedimen inflow sungai kedung wungu adalah sebesar : 3038.59

ton/bulan

Outlet Sungai GesingRerata transpor sedimen di Sungai Gesing adalah sebesar : 4504.95 ton/bulan.

Angkutan sedimen terbesar adalah 32700.00 ton/hari..

Page 38: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 19

Outlet Sungai JudegPada Sungai Judeng rerata sedimen yang mengalir masuk adalah sebesar : 35,81

ton/hari. Pada saat musim hujan besar, sedimen yang terbawa di aliran sungai Judeg

hingga 5120 ton.

Outlet Sungai Muara BogelRerata volume sedimen Sungai Bogel adalah sebesar 7804.35 ton/Bulan, atau 264.98

ton/hari. Volume sedimen ini sangat lah mengganggu kondisi bank kapasitas

penampang sungai di lahan DAS Bogel.

Gambar 3.14. Peta Sebaran Rerata Sedimen Sungai DAS Bogel (ton/Bulan)

3.6.5. Beban Pencemaran Kualitas Air Sungai Sungai DAS Bogel

Pada kajian pencemaran sungai sungai di DAS Bogel ini, parameter yang dikaji

diantaranya adalah :

1. Beban Pencemar Air Organik N kg/time Period

2. Beban Pencemar Air Organik P kg/time Period

3. Beban Pencemar Air NO3 kg/time Period

4. Beban Pencemar Air Mineral P kg/time Period

Page 39: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 20

Berdasarkan kajian diatas maka dapat diketahui kelas baku mutu air kondisi perairan

Sungai Bogel saat ini, berikut adalah kajian beban polutan dan tingkat kualitas air di

sungai sungai DAS Bogel :

3.6.5.1. Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Organik NRerata beban Polutan Organik N seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah

sebesar : 510.50 kg/Bulan.

Dimana sebaran beban pencemaran sungai parameter Organik N masing-masing titik

tinjau outlet sungai adalah sebagai berikut :

1. Sungai Kedung Wungu Pertemuan Sungai Bacem1572.321 kg/Bulan

2. Sungai Bacem 2298.03 kg/Bulan

3. Sungai Gesing 1338.12 Kg/Bulan

4. Sungai Judeg 1540.68 kg/Bulan

5. Dan Muara Sungai Bogel 2875.34 kg/Bulan

Berdasarkan nilai tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber pencemar

lahan, yang berdampak pada inflow polutan besar yaitu pada lahan Sub DAS Bacem,

Kedung Wungu, dan Judeg.

Pada Sungai Kedung wungu rerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai

adalah sebesar 50.34 kg/hari atau 0.0022 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat

musim hujan besar adalah sebesar : 1445 kg/hari atau 0.0017 mg/lt.

Sungai BacemPada Sungai Bacemrerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai adalah

sebesar 73.72 kg/hari atau 0.002 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 3022 kg/hari atau 0.0023 mg/lt.

Sungai GesingPada Sungai Gesing rerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai adalah

sebesar 42.81 kg/hari atau 0.001 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 806.50 kg/hari atau 0.0002 mg/lt.

Sungai Judeg

Pada Sungai Judegrerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai adalah

sebesar 49.58 kg/hari atau 0.003 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 5123 kg/hari atau 0.006 mg/lt.

Page 40: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 21

Sungai Outlet Muara Sungai Bogel

Pada Sungai Muara Bogel rerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai

adalah sebesar 92.54 kg/hari atau 0.0007 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat

musim hujan besar adalah sebesar : 1546 kg/hari atau 0.0004 mg/lt.

Gambar 3.15. Peta Sebaran Beban Polutan Organik N Sunga DAS Bogel (kg/Bulan)

3.6.5.2. Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Organik PRerata beban Polutan Organik P seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah

sebesar : 60.38 kg/Bulan.

Dimana sebaran beban pencemaran sungai parameter Organik P masing-masing titik

tinjau outlet sungai adalah sebagai berikut :

1. Sungai Kedung Wungu Pertemuan Sungai Bacem 153.22 kg/Bulan

2. Sungai Bacem 246.23 kg/Bulan

3. Sungai Gesing 155.53 Kg/Bulan

4. Sungai Judeg 152.74 kg/Bulan

5. Dan Muara Sungai Bogel 282.25 kg/Bulan

Page 41: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 22

Berdasarkan nilai tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber pencemar

lahan, yang berdampak pada inflow polutan besar yaitu pada lahan Sub DAS Bacem,

Kedung Wungu, dan Judeg.

Sungai KedungwunguPada Sungai Kedung wungu rerata harian beban pencemar polutan Organik N di sungai

adalah sebesar 4.90 kg/hari atau 0.0002 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat

musim hujan besar adalah sebesar : 134.9 kg/hari atau 0.0002 mg/lt.

Sungai BacemPada Sungai Bacemrerata harian beban pencemar polutan Organik P di sungai adalah

sebesar 7.882 kg/hari atau 0.0002 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 249.5 kg/hari atau 0.0002 mg/lt.

Sungai GesingPada Sungai Gesingrerata harian beban pencemar polutan Organik P di sungai adalah

sebesar 4.97 kg/hari atau 0.0001 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 78.89 kg/hari atau 0.00002 mg/lt.

Sungai JudegPada Sungai Judegrerata harian beban pencemar polutan Organik P di sungai adalah

sebesar 4.898 kg/hari atau 0.0003 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 418.5 kg/hari atau 0.0005 mg/lt.

Sungai Outlet Muara Sungai BogelPada Sungai Muara Bogel rerata harian beban pencemar polutan Organik P di sungai

adalah sebesar 92.54 kg/hari atau 0.0007 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat

musim hujan besar adalah sebesar : 1546 kg/hari atau 0.0004 mg/lt.

Page 42: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 23

Gambar 3.16. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan Organik P Sungai DAS Bogel (kg/Bulan)

3.6.5.3. Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan NO3Rerata beban Polutan NO3 seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah sebesar :

2707.412 kg/Bulan.

Dimana sebaran beban pencemaran sungai parameter NO3 masing-masing titik tinjau

outlet sungai adalah sebagai berikut :

1. Sungai Kedung Wungu Pertemuan Sungai Bacem 5102.85 kg/Bulan

2. Sungai Bacem 27968.36 kg/Bulan

3. Sungai Gesing 13281.56 Kg/Bulan

4. Sungai Judeg 2917.28 kg/Bulan

5. Dan Muara Sungai Bogel 55893.53 kg/Bulan

Berdasarkan nilai tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber pencemar

lahan, yang berdampak pada inflow polutan besar yaitu pada lahan Sub DAS Bacem,

Kedung Wungu, dan Judeg.

Page 43: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 24

Sungai Kedungwungu

Gambar 3.17. Pola Rerata Beban Polutan NO3 Sungai Kedung Wungu (kg/Bulan)

Sungai BacemPada Sungai Bacem rerata harian beban pencemar polutan NO3 di sungai adalah

sebesar 910.25 kg/hari atau 0.024 mg/lt.

Sungai GesingPada Sungai Gesingrerata harian beban pencemar polutan NO3 di sungai adalah

sebesar 431.25 kg/hari atau 0.01 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim

hujan besar adalah sebesar : 14760 k g/hari atau 0.0044 mg/lt.

Sungai JudegPada Sungai Judegrerata harian beban pencemar polutan NO3 di sungai adalah sebesar

95.35 kg/hari atau 0.0052 mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim hujan

besar adalah sebesar : 3959 kg/hari atau 0.0045 mg/lt.

Sungai Outlet Muara Sungai BogelPada Sungai Muara Bogel rerata harian beban pencemar polutan NO3 di sungai adalah

sebesar 1810 kg/hari atau 0.014 mg/lt.

Page 44: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 25

Gambar 3.18. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan NO3 Sungai DAS Bogel (kg/Bulan)

3.6.5.4. Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Mineral PRerata beban Polutan Mineral P seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah

sebesar : 525.67 kg/Bulan.

Dimana sebaran beban pencemaran sungai parameter Mineral P masing-masing titik

tinjau outlet sungai adalah sebagai berikut :

1. Sungai Kedung Wungu Pertemuan Sungai Bacem 1451.75 kg/Bulan

2. Sungai Bacem 2704.96 kg/Bulan

3. Sungai Gesing 2914.23 Kg/Bulan

4. Sungai Judeg 961.48 kg/Bulan

5. Dan Muara Sungai Bogel 9398.01 kg/Bulan

Berdasarkan nilai tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa sumber pencemar

lahan, yang berdampak pada inflow polutan besar yaitu pada lahan Sub DAS Bacem,

Kedung Wungu, dan Judeg.

Page 45: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 26

Gambar 3.19. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan Mineral P Sungai DAS Bogel (kg/Bulan)

Page 46: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 27

3.1. UMUM .........................................................................................................................1

3.2. KAJIAN SEBARAN LIMPASAN PERMUKAAN LAHAN DAS BOGEL ......................1

3.3. KAJIAN SEBARAN LAJU EROSI LAHAN DAS BOGEL ..........................................2

3.4. TINGKAT KEKRITISAN LAHAN.................................................................................3

3.5. KAJIAN SEBARAN SUMBER PENCEMARAN LAHAN DAS BOGEL .......................53.5.1. Polutan Organik N di Lahan DAS Bogel................................................53.5.2. Polutan Organik P di Lahan DAS Bogel................................................63.5.3. Polutan Organik NO3 di Lahan DAS Bogel...........................................73.5.4. Polutan Phospor Terlarut di Lahan DAS Bogel .....................................83.5.5. Polutan Mineral P di Lahan DAS Bogel.................................................9

3.6. KAJIAN FASE DI SUNGAI DAS BOGEL....................................................................103.6.1. Skema Sungai di Lokasi Studi Untuk Analisa Hidrologi.........................113.6.2. Ketersediaan Debit Sungai Sungai DAS Bogel .....................................113.6.3. High Flow Peluang Banjir DAS Bogel ...................................................143.6.4. Beban Sedimen Sungai Sungai DAS Bogel..........................................183.6.5. Beban Pencemaran Kualitas Air Sungai Sungai DAS

Bogel ....................................................................................................193.6.5.1. ..............................................................................................................Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Organik N 203.6.5.2. ..............................................................................................................Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Organik P 213.6.5.3. ..............................................................................................................Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan NO3 233.6.5.4. ..............................................................................................................Kajian Beban Pencemar Sungai Polutan Mineral P 25

Tabel 3.1. Rerata Laju Limpasan Permukaan Lahan DAS Bogel ...................... 1Gambar 3.1. Peta Sebaran Laju Limpasan Permukaan Lahan DAS Bogel 2Tabel 3.2. Rerata Laju Erosi Lahan DAS Bogel .................................................. 2Tabel 3.3. Luas dan Kelas Kekritisan lahan DAS Bogel .................................... 3Gambar 3.2. Rerata Bulanan Laju Erosi Lahan (ton/ha/Bulan) DAS Bogel

3Gambar 3.3. Rerata Tahunan Laju Erosi Lahan DAS Bogel (ton/ha/Tahun)

4Gambar 3.4. Peta Sebaran Kelas Kekritisan Lahan DAS Bogel................. 4Tabel 3.4. Rerata Sumber Pencemar Polutan Organik N Lahan DAS Bogel .... 5Gambar 3.5. Peta Sebaran Polutan Organik N (kg/ha/Bulan) Lahan DASBogel 6Tabel 3.5. Rerata Sumber Pencemar Polutan Organik P Lahan DAS Bogel (kgP/ha/Bulan) 6Gambar 3.6. Peta Sebaran Polutan Organik P (kg/ha/Bulan) Lahan DASBogel 7Tabel 3.6. Rerata Sumber Pencemar Polutan NO3 Lahan DAS Bogel (kgP/ha/Bulan) 7

Page 47: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

III - 28

Gambar 3.7. Peta Sebaran Polutan NO3 (kg/ha/Bulan) Lahan DAS Bogel 8Tabel 3.7. Rerata Sumber Pencemar Polutan Phospor Terlarut Lahan DASBogel (kg P/ha/Bulan) ................................................................................................ 8Gambar 3.8. Peta Sebaran Polutan Phospor Terlarut (kg/ha/Bulan) LahanDAS Bogel 9Gambar 3.9. Peta Sebaran Polutan Phospour Terlarut (kg/ha/Bulan)Lahan DAS Bogel 10Tabel 3.8. Ketersediaan Debit Rerata Harian Bulan Sungai Kedungwungu(m3/det) 12Tabel 3.9. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Kedungwungu (m3/det)12Tabel 3.10. Ketersediaan Debit Rerata Harian Bulan Sungai Bacem (m3/det) ..12Tabel 3.11. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Bacem (m3/det) .............12Tabel 3.12. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Gesing (m3/det) ............13Tabel 3.13. Ketersediaan Debit Andalan 80 % Sungai Judeg (m3/det) ..............13Gambar 3.10. Peta Sebaran Debit Rerata Sungai Sungai DAS Bogel ........14Gambar 3.11. Peta Das di Sistem Sungai Bogel ..........................................14Tabel 3.14. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu untuk Sub Das Lodoyo ....15Tabel 3.15. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Bacem................15Tabel 3.16. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Judeg.................16Tabel 3.17. Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan Untuk Titik Kontrol1(Pertemuan Sungai) ................................................................................................16Tabel 3.18. Debit Banjir Rancangan HSS Nakayasu Sub Das Judeg 2..............17Gambar 3.12. Hidrograf Banjir Rancangan DAS Kali Bogel........................17Gambar 3.13. Transpor Sedimen Sungai Bacem (ton/hari).........................18Gambar 3.14. Peta Sebaran Rerata Sedimen Sungai DAS Bogel (ton/Bulan)

19Gambar 3.15. Peta Sebaran Beban Polutan Organik N Sunga DAS Bogel(kg/Bulan) 21Gambar 3.16. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan Organik P Sungai DASBogel (kg/Bulan) 23Gambar 3.17. Pola Rerata Beban Polutan NO3 Sungai Kedung Wungu(kg/Bulan) 24Gambar 3.18. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan NO3 Sungai DAS Bogel(kg/Bulan) 25Gambar 3.19. Peta Sebaran Rerata Beban Polutan Mineral P Sungai DASBogel (kg/Bulan) 26

Page 48: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 1

BAB IVIndeks Kerusakan DAS

4.1. UMUM

Indeks merupakan indikator untuk mengukur suatu nilai tertentu dengan standar atau

dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Indeks kerusakan DAS adalah suatu cara

untuk memonitor dan mengevaluasi kondisi lingkungan DAS secara kuantitatif dengan

standard tertentu. Indeks akan menggambarkan kinerja DAS dari skala kondisi bagus,

sedang dan rusak.

Jika kondisi komponen DAS / HRU Hidrology Respon Unit (Lahan, hidrologi, penduduk,

sosial ekonomi dan kelembagaan ) kurang dari jumlah tertentu berarti DAS dalam

kondisi tidak terganggu (normal, tidak rusak).

Indeks disusun berdasarkan parameter parameter kunci yang diperkirakan mempunyai

indikasi yang kuat terhadap perkembangan kondisi suatu DAS.

Page 49: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 2

Tabel 4.1. Kriteria Dan Indikator Kinerja DAS

KRITERIA INDIKATOR PARAMETER STANDAR EVALUASI KETERANGAN

A. PENGGUNAAN LAHAN

1 Penutupan VegetasiIPL = %100x

LuasDAS

LVP IPL > 75 % baikIPL = 30 %– 75% sedangIPL < 30 % jelek

IPL = Indeks Penutupan LahanLVP = Luas lahan bervegetasi permanenInformasi dari peta penutup lahan / land use

2 Kesesuaian Penggunaan Lahan

LuasDAS

LPSKPL

KPL > 75 % baikKPL = 40%-75% sedangKPL < 40% jelek

LPS = luas penggunaan lahan sesuai.Rujukan kesesuaian penggunaan lahan adalah RT, RW dan atau pola RLKT

3 Erosi, Indeks Erosi (IE)

iditoleransyangErosi

AktualErosiIE

IE ≤ 1 baikIE > 1 Jelek

Perhitungan erosi merujuk pedoman RTL – RLKT 1998

4 Pengolahan Lahan Pola Tanam ( c ) dan tindakan konservasi(P)

C x P 0.10 baikC x P = 0.10-0.15 sedangC x P 0.10 Jelek

Perhitungan nilai C & P merujuk pedoman RTL-RLKT tahun 1998

B. TATA AIR

1 Debit Air Sungai]a.

min

max

Q

QKRS

b. %100xrataQrata

SdCV

c.Persediaan

KebutuhanIPA

KRS < 50 baikKRS = 50 – 120 sedangKRS > 120 buruk

CV <10% baikCV> 10% Jelek

Nilai IPA semakin kecil semakin baik

Data SPAS PU/BRLKT/HPHQ = debit sungao

CV = Coefisien VarianSd = Standar deviasiData SPAS

IPA = Indeks Penggunaan Air

2 Kandungan Sedimen Kadar lumpur dalam air Semaikn menurun semakin baik menurutmutu peruntukan

Data SPAS

3 Kandungan Pencemar (Polutan) Kadar biofisik kimia Menurut stndar yang berlaku Stndar baku yang berlaku, misal : PP 20/19904 Nisbah hantar sedimen (SDR)

TotalErosi

enTotalSeSDR

dim

SDR < 50% NormalSDR 50% - 75% Tidak NormalSDR > 75% Rusak

Data SPAS dan perhitungan/pengukuran erosi

C. SOSIAL1 Kepedulian Individu E Kegiatan positip konservasi mandiri Ada, tidak ada Data dari instansi terkait

2 Partisipasi Masyarakat % kehadiran masyarakat dalam kegiatanbersama

> 70% tinggi40% - 70% sedang< 40% rendah

Dari data pengamatan atau Laporan instansi terkait

3 Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Indek Tekanan Penduduk (TP)

L

rfPzxTP

t)1(0

TP < 1 ringanTP = 1 – 2 sedangTP> 2 berat

T = waktu dalam 5 tahunz = luas lahan pertanian minimum utk hidup layak/petani

f = proporsi petani terhadap populasi penduduk DasP0 = Jumlah penduduk tahun 0L = Luas Lahan pertanianR = Pertumbuhan Penduduk/thn

D. EKONOMI

1 Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan Kontribusi pertanian terhadap totalpendapatan keluarga

> 75% tinggi50% - 75% sedang< 50% rendah

Dihitung KK/thnData dari instansi terkait atau petani sample

2 Tingkat Pendapatan Pendapatan keluarga/tahun Garis kemiskinan BPS Data dari instansi terkait atau petani sample3 Produktivitas Lahan Produksi/ha/thn Menurun, tetap, meningkat Data BPS atau petani sample4 Jasa Lingkungan (Air, wisata, iklim mikro, umur waduk) Internalitas dari externalitas pembiayaan

pengelolaan bersama (Cost Sharing)Ada, tidak ada Dalam bentuk pajak, retribusi untuk dana lingkungan

E. KELEMBAGAAN1 Pemberdayaan lembaga lokal/adat Peranan lembaga local dalam

penghelolaaan DASBerperan, tidak berperan Data hasil pengamatan

2 Ketergantungan Masyarakat Kepada Pemerintah Intervensi Pemerintah Tinggi, sedang, rendah Data hasil pengamatan3 KISS Konflik Tinggi, sedang, rendah Data hasil pengamatan4 Kegiatan Usaha Bersama Jumlah Unit Usaha Bertambah, berkurang, tetap Data dari instansi terkait

Page 50: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 3

4.2. Evaluasi Kinerja DAS

4.2.1. Evaluasi Komponen Lahan

Indikator evaluasi komponen lahan DAS adalah terdiri dari :

1. Penutupan vegetasi

Pada DAS Bogel prosentase luasan fungsi lahan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Porsentasi Pemanfaatan LahanFungsi Lahan Luas %Perkebunan 2300.689 40.19Padang Rumput\Tanah Kosong 159.176 2.78Sawah Irigasi 173.151 3.02Sawah Tadah Hujan 1003.574 17.53Semak Belukar 3.063 0.05Tanah Ladang 1015.646 17.74

IPL = %100xLuasDAS

LVP

IPL = Indeks Penutupan Lahan

LVP = Luas lahan bervegetasi permanen

Informasi dari peta penutup lahan / land use

Informasi dari peta penutup lahan / land use tersebut diatas maka nilai LVP adalah

pada lahan perkebunan, yakni perkebunan yang di kelola oleh perhutani sebesar

40,19 %. Sehingga indikator kerja DAS Indeks Penutupan lahan masuk kategori

evaluasi Sedang.

2. Kesesuaian Penggunaan lahan

LuasDAS

LPSKPL

LPS = luas penggunaan lahan sesuai.

Rujukan kesesuaian penggunaan lahan adalah RT, RW dan atau pola RLKT

Nilai total lahan yang sesuai dengan RTRW adalah seluas : 78,48 ha, maka nilai KPL

adalah : 78,48% % Indikartor Baik

KPL > 75 % baik

KPL = 40%-75% sedang

KPL < 40% jelek

Page 51: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 4

3. Erosi, Indeks Erosi

iditoleransyangErosi

AktualErosiIE

IE ≤ 1 baik

IE > 1 Jelek

Diketahu dari hasil pemodelan hidrologi AVSWAT 2000 bahwa rerata laju erosi DAS

Bogel adalah sebesar : 123.45 ton/ha/tahun maka nilai IE adalah > 1 (jelek)

4. Pengolahan Lahan

Pola Tanam ( c ) dan tindakan konservasi (P) dengan syarat batas/Indikator sebagai berikut :

C x P ≤ 0.10 baik

C x P = 0.10-0.15 sedang

C x P ≥0.15 Jelek

Diketahui nilai CxP rerata DAS Bogel = 0,119, maka indikator kinerja das pada kelas

sedang.

4.2.2. Evaluasi Komponen Tata Air

Diketahui Bahwa : Debit Outlet DAS Bogel adalah sebesar : 1,56 m3/det dan Q minimum

rerata adalah sebesar : 0,032 m3/det, Q maks = 3,9 m3/det, dan kebutuhan layanan air

sebesar : 2,02 m3/det maka :

DAS Bogel evaluasi kinerja DAS komponen tata air adalah :

1. IPA = Defisit

2. KRS = 3.94 / 0.032 =123,2 a- Buruk/Jelek

3. %8,89%10056,1

4,1%100

xx

rataQrata

SdCV Jelek

Berdasarkan kajian evaluasi kinerja DAS Bogel diatas maka disimpulkan bahwa secara globalKinerja DAS Bogel dinilai pada kondisi jelek, sehingga dibutuhkan upaya konservasi untukmenanggulangi :

1. Tingkat laju erosi lahan DAS2. Tingkat laju sedimentasi Sungai3. Tingkat pencemaran kualitas air4. Dan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi.

Detail kebutuhan konservasi di sajikan pada pembahasan BAB Vi.

Page 52: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 5

Tabel 4.3. Evaluasi Kinerja DAS

KRITERIA INDIKATOR PARAMETER EVALUASI KETERANGAN

A. PENGGUNAAN LAHAN 1 Penutupan Vegetasi IPL = %100xLuasDAS

LVP 40,19 %. Sehingga indikator kerja DAS Indeks Penutupan lahan masuk kategorievaluasi Sedang

IPL = Indeks Penutupan LahanLVP = Luas lahan bervegetasi permanenInformasi dari peta penutup lahan / land use

2 Erosi, Indeks Erosi (IE)

iditoleransyangErosi

AktualErosiIE

laju erosi DAS Bogel adalah sebesar : 123.45 ton/ha/tahun maka nilai IE adalah > 1(jelek)

Perhitungan erosi merujuk pedoman RTL – RLKT 1998

3 Pengolahan Lahan Pola Tanam ( c ) dan tindakan konservasi (P) Diketahui nilai CxP rerata DAS Bogel = 0,119, maka indikator kinerja das pada kelassedang

Perhitungan nilai C & P merujuk pedoman RTL-RLKTtahun 1998

LuasDAS

LPSKPL

Nilai total lahan yang sesuai dengan RTRW adalah seluas : 78,48 ha, maka nilai KPLadalah : 78,48% % Indikartor Baik

LPS = luas penggunaan lahan sesuai.Rujukan kesesuaian penggunaan lahan adalah RT, RWdan atau pola RLKT

B. TATA AIR 1 Debit Air Sungai]a.

min

max

Q

QKRS

b. %100xrataQrata

SdCV

c.Persediaan

KebutuhanIPA

1. IPA = Defisit

2.KRS = 3.94 / 0.032 =123,2 a- Buruk/Jelek

3. %8,89%10056,1

4,1%100

xx

rataQrata

SdCV

Jelek

Data SPAS PU/BRLKT/HPHQ = debit sungao

CV = Coefisien VarianSd = Standar deviasiData SPASIPA = Indeks Penggunaan Air

3 Kandungan Pencemar (Polutan) Organik P = 0,07 mg/ltOrganik N = 0,711 mg/ltNO3 = 13,82 mg/ltMineral P = 2,32 mg/lt

Total p= Kelas IVNO3 = Kelas III

Stndar baku yang berlaku, misal : PP 20/1990

4 Nisbah hantar sedimen (SDR)

TotalErosi

enTotalSeSDR

dim = 19%

SDR < 50% NormalSDR 50% - 75% Tidak NormalSDR > 75% Rusak

Data SPAS dan perhitungan/pengukuran erosi

C. SOSIAL 1 Kepedulian Individu E Kegiatan positip konservasi mandiri Ada Data dari instansi terkait

2 Partisipasi Masyarakat % kehadiran masyarakat dalam kegiatanbersama 40% - 70% sedang

Dari data pengamatan atau Laporan instansi terkait

3 Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Indek Tekanan Penduduk (TP)

L

rfPzxTP

t)1(0

TP = 1 – 2 sedangt = waktu dalam 5 tahun

z = luas lahan pertanian minimum utk hiduplayak/petani

f = proporsi petani terhadap populasi penduduk DasP0 = Jumlah penduduk tahun 0L = Luas Lahan pertanianR = Pertumbuhan Penduduk/thn

C. EKONOMI 1 Ketergantungan Penduduk Terhadap Lahan Kontribusi pertanian terhadap totalpendapatan keluarga

> 75% tinggi Dihitung KK/thnData dari instansi terkait atau petani sample

2 Produktivitas Lahan Produksi/ha/thn Menurun Data BPS atau petani sample

3 Jasa Lingkungan (Air, wisata, iklim mikro,umur waduk)

Internalitas dari externalitas pembiayaanpengelolaan bersama (Cost Sharing)

Tidak Ada, Dalam bentuk pajak, retribusi untuk dana lingkungan

D. KELEMBAGAAN 1 Pemberdayaan lembaga lokal/adat Peranan lembaga local dalam penghelolaaanDAS

Berperan (BPD) dan Perhutani Data hasil pengamatan

2 Ketergantungan Masyarakat KepadaPemerintah

Intervensi Pemerintah Tinggi Data hasil pengamatan

3 KISS Konflik rendah Data hasil pengamatan

4 Kegiatan Usaha Bersama Jumlah Unit Usaha Bertambah (TAHURA,PJT I, Proyek Brantas, PPSA, LSM sekitar) Data dari instansi terkait

Page 53: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

IV - 6

4.1. UMUM 1

4.2. Evaluasi Kinerja DAS 3

4.2.1. Evaluasi Komponen Lahan 3

4.2.2. Evaluasi Komponen Tata Air 4

Tabel 4.1. Kriteria Dan Indikator Kinerja DAS ...................................................................... 2Tabel 4.2. Porsentasi Pemanfaatan Lahan ........................................................................... 3Tabel 4.3. Evaluasi Kinerja DAS ............................................................................................. 5

Page 54: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 1

BAB V

PERENCANAAN KONSERVASI

5.1. UMUM

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang secara geomorfologi

terdiri dari 3 sub sistem besar yaitu ekosistem pesisir, ekosistem dataran dan

ekosistem perbukitan/pegunungan, yang secara ekologi mempunyai kesinambungan

dalam kesatuan yang tidak terpisahkan. Pesatnya pembangunan di lahan DAS sering

tidak memperhatikan aspek lingkungan dan daya dukung lahan sehingga berakibat

pada pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tataruang.

Pada pembahasan Bab ini berisi tentang perencanaan Konservasi yang diusulkan di

wilayah DAS Bogel, untuk menanggulangi kerusakan lahan DAS Bogel. Prinsip dasar

konservasi yang di usulkan adalah untuk tujuan :

1. Upaya penanganan Erosi Lahan dan Limpasan permukaan Lahan

2. Upaya Penanganan Sedimen Sungai

3. Penanganan tingkat sedimentasi di sungai sungai DAS Bogel

4. Upaya Penanganan Banjir Sungai Bogel

5. Upaya Penanganan Kualitas air

6. Pengamanan yang dapat di lakukan adalah :

Berikut ini adalah pembahasan masing masing perencanaan Konservasi yang di usulkan

pada Management DAS Bogel :

5.2. SITE PLAN UPAYA KONSERVASI DAS BOGEL

Site plan Upaya Konservasi merupakan rencana master Plan Konservasi DAS Bogel

secara keseluruhan untuk tujuan upaya penanganan aspek aspek di atas. Berikut ini

merupakan site plan konservasi DAS Bogel :

5.3. Penanganan Penghutanan Kembali

Wilayah DAS yang harus di akukan penghutanan kembai / Reforestation adalah wilayah

perbukitan sebelah selatan, yaitu wilayah :

1. Kecamatan Sutojayan Desa Kaulon, Sumber Jati, Pandanarum

2. Kecamatan Sutojayan Desa Panggung Asri, Bacem, Margomulyo, Sukorejo

Page 55: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 2

Berikut ini adalah luasan lahan kebutuhan Konservasi penghutanan kembali, di DAS

Bogel :

Tabel 5.1. Luas Lahan Yang Harus DiKonservasi Penghijauan/Penghutanan KembaliMenurut Wilayah Administrasi Pada DAS Bogel

Kecamatan Desa Luas lahan Konservasi haKADEMANGAN PLOSOREJO 120.68

SUMBERJATI 130.954PANGGUNGREJO BUMIAYU 120.287

KALITENGAH 0.875MARGO MULYO 347.456PANGGUNG ASRI 15.872PANGGUNGASRI/HTN 231.837

SUTOJAYAN BACEM 33.657JINGGLONG 34.483KAULON/HTN 1046.397KEDUNG BUNDER 143.65PANDANARUM 310.157SOTOJAYAN 8.091SUKOREJO 81.346SUMBERJO 2.545

Berikut di bawah ini adalah usulan tindakan Upaya Konservasi di wilayah DAS Bogel,

yang dapat diterapkan untuk menjaga kelestarian DAS dan mengurangi potensi

bencana yang bisa terjadi di lahan lahan DAS Bogel.

5.3.1. Upaya Konservasi Kecamatan Kademangan

Desa plosorejo, adalah lahan dengan kelerengan

5,5 % - 17 %, lahan yang harus dikonservasi

seperti pada gambar yaitu area Tegalan dan

Kebun.

Tindakan konservasi penghutanan kembali di

usulkan pada lahan lahan kemiringan > 10 %

dengan tataguna lahan saat ini adalah kebun,

dengan luasan sebesar : 46,41 ha, yaitu pada

area lokasi X ; 628457,24 dan Y : 9094827,37

Upaya Konservasi yang di terapkan adalah

dengan melakukan penanaman pohon tanaman

Page 56: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 3

keras tahunan seperti Pohon Jati, Pohon Sengon, atau bisa juga Pohon Kayu Putih.

Penanaman Pohon kayu putih tersebut dapat memberikan dampak yang sangat bagus

untuk penduduk sekitar. Pengelolaan lahan di usulkan untuk dikelola langsung oleh

PERHUTANI.

Pada Desa Sumberjati memiliki kelerengan 2 – 10 %, lahan tersebut dapat langsung di

kelola oleh masyarakat sekitar. Di Desa Semberjati ini didapati lahan lahan kosong

ditanami rerumputan pada areal perbukitan kelerengan 10%, dengan luasan 4,21 ha,

luasan wilayah ini dalam waktu jangka pendek haruslah segera dilakukan penanaman

kembali atau pengaturan manajemen lahan yang lebih bagus, dengan cara

Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat, penanaman kembali dengan jenis

tanam yang produktif, yaitu pada lokasi geografis UTM X : 627556,61 dan Y :

9094179,86

Pada gambar terlihat citra warna coklat merupakan lahan terbuka pada areal

perbukitan, dimana luasan lahan tersebut diperlukan upaya penanaman kembali

dengan menggunakan jenis tanaman keras musiman.

Page 57: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 4

Untuk luasan lainnya dengan kemiringan lahan <10% dilakukan pemantaban cara

pengolahan lahan pengaturan Drainase dan terasering, serta pengaturan tata drainase

agar aju limpasan dapat diarahkan pengalirannya.Pengolahan lahan di Desa Sumberjati

dapat dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.

5.3.2. Upaya Konservasi Kecamatan Panggungrejo

Pada area panggungrejo, yakni Desa Bumiayu, Kali Tengah, Margo Mulyo, Panggung

Asri, merupakan lahan lahan yang membutuhkan tindakan konservasi penanaman

kembali.

Page 58: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 5

1. Desa Bumi ayu

Areal ahan Desa Bumi ayu dengan kelerengan ≥ 10 % seluas 23,36 ha, lokasi

640240,95 dan Y : 9094597,05 di manfaatkan untuk tegalan dan kebun. Berdasarkan

citra diatas tegalan dengan jenis kerapatan tanam yang jarang, atau menjadi lahan

kosong, dan juga jenis penggunaan lahan tegalan/ladang pada kemiringan ≥ 10 %

adalah riskan terhadap erosi lahan dalam jumlah besar.

Penanganan jangka panjang lahan Desa Bumi Ayu adalah seluas 96,92 ha, untuk lahan

lahan dengan kemiringan < 10%, pada lahan tanah ladang dan kebun.

Pada lahan desa Bumi ayu diusulkan adanya sistem pemberdayaan masyarakat untuk

mengolah lahan tegalannya menjadi lebih baik dengan konsep terasering yang bagus,

pembuatan saluran saluran drainase, serta memberikan penanaman tanaman

tambahan untuk memberikan dampak kerapatan tanaman di lahan lahan Desa Bumi

ayu.

Page 59: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 6

2. Desa Margo Mulyo

Kawasan Perbukitan di Desa Margo Mulyo, didapati 5,65 ha lahan kosong dengan

tingkat kemiringan lahan 15,8%. Pada lahan tersebut diusukan penghutanan kembali

dengan tanaman keras tahunan seperti Jati, Sengon, kayu putih, Karet, Kapas, Kopi.

Dan lahan lahan lainnya, harus ditangani dalam jangka waktu pendek, pada lokasi

geografis UTM X : 638288,12 dan Y : 9093783,37.

Penanganan jangka waktu pendek lainnya adalah pada lahan lahan perkebunan 54,09

ha dan tegalan ladang 24,45 ha pada kelerengan 10% > Lahan< 15%.

Upaya konservasi wilayah Desa Margomulyo ini dapat dilakukan secara pemberdayaan

Masyarakat karena lokasi nya sangat dekat dengan lokasi pemukiman masyarakat

bagian hilirnya. Dengan kendali Pemerintah Daerah dan PERHUTANI program

Konservasi Pemberdayaan Masyarakat ini dapat dilaksanakan.

Page 60: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 7

3. Desa Panggung Asri

Pada Desa Panggung Asri, terdapat pembukaan lahan yang sangat besar di wilayah

perbukitan bagian selatan, yang saat ini dimanfaatkan sebagai area tegalan/tanah

ladang. Kemiringan lahan di daerah Desa Panggungasri adalah : 10 – 15 % dengan total

luas 56,2 ha dengan difungsikan sebagai tanah ladang tersebut (X : 639045,47 dan Y :

9092788,18)

Pada lahan Perbukitan Desa panggungasri ini, upaya Konservasi juga dapat dilakukan

secara pemberdayaan masyarakat, Dengan kendali Pemerintah Daerah dan

PERHUTANI untuk penghutanan kembali dengan tanaman keras tahunan seperti Jati,

Sengon, kayu putih, Karet, Kapas, Kopi.

5.3.3. Upaya Konservasi Kecamatan Sutojayan

1. Desa Kaulon

Pada lahan kecamatan Sutojayan Desa Koulon perbukitan bagian selatan dengan

kemiringan lahan 15%-20% seluas 41,65 ha, saat ini menjadi lahan terbuka.

Berdasarkan hasil perhitungan hidrologi erosi lahan pada kajian BAB 4 laporan ini, areal

lahan tersebut memiliki tingkat kekritisan kelas IV. ( X : 636141,26, Y : 9092938,40)

Konservasi yang diusulkan adalah peningkatan status lahan di area ini menjadi

Kawasan Lindung, dengan luasan lahan 41,65 ha tersebut diatas. Peningkatan status

kawasan lindung ini, maka pengolahan dan kepemilikan lahan mutlak dalam

pengawasan Pemerintah Indonesia melalui Dinas Kehutanan, Perhutani, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar.

Page 61: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 8

Dalam waktiu jangka dekat juga dilakukan pengelolaan dan perbaikan lahan seluas209.56 ha pada kawasan lahan lereng < 5%

2. Desa Kedung Bunder

Pada Desa kedung Bunder terdapat

lahan dengan kemiringan lahan 16% -

22 % seluas 14,38 ha, saat ini di

fungsikan sebagai tanah ladang. Lokasi

lahan tersebut adalah berada pada

bagian hulu dari area pemukiman

sekjitar.

Konservasi yang dapat di berlakukan

pada lahan Desa Kedung Bunder adalah

peningkatan status jenis tanam pada

lahan lahan tegalan, menjadi tanaman

industri tahunan, seperti :

Kapas

Kopi,

Kayu Putih

Dan tanaman tegalan

Page 62: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 9

Beserta pengolahan teknis lahan yang bagus, yaitu perencanaan terasering, saluran

drainase, Penyusunan Global Jadwal Tanam, dan penjadwalan Panen raya

3. Desa Pandan Arum

Lahan seluas 28 ha telah

mengalami pembukaan lahan

menjadi lahan kosong dan

tanaman tegalan dengan

intensitas tanam yang

rendah.

Pada areal lahan ini di nilai

cocok jika dimanfaatkan

sebagai lahan Konservasi

Wisata berupa Wisata

Arboretum dengan isian tanaman tanaman keras yang memiliki nilai kelangkaan dan

tanaman tanaman buah dan bunga, yang sesuai dengan iklim di Kabupaten Blitar.

Pengolahan Kawasan wisata Konservasi Arboretum ini dapat di kelola atas kerjasama

Pemerintah Kabupaten Blitar, Dinas Pariwisata dan Dinas Kehutanan. Pembukaan

lahan ini juga akan menambah nilai aset pendapatan di wilayah Desa Pandan Arum.

Page 63: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 10

Gambar 5.1. Peta Lokasi Usulan Konservasi Perlindungan Kawasan Tanam

5.4. PENANGANAN BESAR SEDIMEN SUNGAI DAS BOGEL

5.4.1. Lokasi Chek Dam

Berdasarkan nilai tingkat sedimen di seluruh outlet outlet jaringan Sungai dan besar

erosi, kekritisan lahan di DAS Bogel pada BAB 4, maka dapat di usulkan lokasi-lokasi

perencanaan bangunan pengendali sedimen.

Untuk tujuan menghambat laju sedimentasi kearah hilir sungai pada lokasi yang

direncanakan bangunan Check DAM.

Lokasi Usulan Check Dam adalah tersebar, yaitu di :

1. Desa Pandan Arum Kali Gonjongan x : 630770.048, Y : 9094837.8 dengan

beban Sedimen Inflow = 2755 ton/Bulan atau 966.67 m3/bulan

2. Desa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x : 632024.331, Y :

9094684.903 dengan beban Sedimen Inflow = 1409,9 ton/Bulan atau 494.70

m3/bulan

3. Desa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x : 632324.989, Y : 9094709.6

dengan beban Sedimen Inflow = 5968,92 ton/Bulan atau 2094.36 m3/bulan

Page 64: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 11

4. Desa Bacem x : 635502.492, Y : 9093879.074 dengan beban Sedimen Inflow =

2268.07 ton/Bulan atau 795.81 m3/bulan

5. Desa Margo Mulyo Kali Kedungpuring x : 638319.472, Y : 9094943.76 dengan

beban Sedimen Inflow = 4350,86 ton/Bulan atau 1526.62 m3/bulan

6. Desa Sumber Rejo Kali Kedungpuring x : 636152.198, Y : 9094947.814 dengan

beban Sedimen Inflow = 7804.35 ton/Bulan atau 2738.36 m3/bulan

Gambar 5.2. Peta Lokasi Usulan Check DamTipikal Volume Check DAM adalah sebagai berikut :

Desain Tinggi Check Dam = 3.5 m

Maka perhitungan volume yang dapat ditampung Check Dam adalah sebagai berikut :

dengan :

V = ½ x nm

n xm

x B x H2

dengan :

V = Volume sedimen yang tertampung

n = 1/i

i = slope rata-rata sungai = 0.0018

Page 65: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 12

m = 3/2 n

B = lebar dasar sungai

H = tinggi check dam

Diambil pendekatan bahwa rerata lebar sungai yang ada 15 m maka :

1. Check Dam 1 Desa Pandan Arum Kali Gonjongan x : 630770.048, Y : 9094837.8

dengan beban Sedimen Inflow = 2755 ton/Bulan atau 966.67 m3/bulan

mengalami Penuh Sedimen tahun ke 13

2. Desa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x : 632024.331, Y :

9094684.903 dengan beban Sedimen Inflow = 1409,9 ton/Bulan atau 494.70

m3/bulan mengalami Penuh Sedimen tahun ke 26

3. Desa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x : 632324.989, Y : 9094709.6

dengan beban Sedimen Inflow = 5968,92 ton/Bulan atau 2094.36 m3/bulan

mengalami Penuh Sedimen tahun ke 6

4. Desa Bacem x : 635502.492, Y : 9093879.074 dengan beban Sedimen Inflow =

2268.07 ton/Bulan atau 795.81 m3/bulan mengalami Penuh Sedimen tahun ke

6

5. Desa Margo Mulyo Kali Kedungpuring x : 638319.472, Y : 9094943.76 dengan

beban Sedimen Inflow = 4350,86 ton/Bulan atau 1526.62 m3/bulan mengalami

Penuh Sedimen tahun ke 8

6. Desa Sumber Rejo Kali Kedungpuring x : 636152.198, Y : 9094947.814 dengan

beban Sedimen Inflow = 7804.35 ton/Bulan atau 2738.36 m3/bulan

mengalami Penuh Sedimen tahun ke 5

Page 66: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 13

Gambar 5.3. Tipikal Desain Site Plan Check DAM

Gambar 5.4. Tipikal Desain Memanjang Check DAM

Gambar 5.5. Tipikal Desain Melintang Check DAM

Page 67: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 14

5.4.2. Pendekatan Perhitungan Dimensi Check DAM 1, 2,dan 3Perhitungan Banjir Lokasi Check DAM1, 2,dan 3

1. Perhitungan kedalaman Limpasan Diatas Pelimpah, B1 dan B2

Data Perencanaan :

Lebar Check Dam B1 : 15 m

H Dam : 3.5 m

h1 : 0.6 m

Disain : 0.000Qo = 80.141 m³/dtC = 0.62g = 9.81 m/dtB1 = 15 mKemiringan tepi = 0.5Tabel hubungan antara hw dan Qhw (m) Q (m³/dt) v (m/dt) B2

1.815 80.141 33.816 22.260Kedalaman pondasi

0.25

Page 68: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 15

D = 1.32878 m

= 1.5 m

Kemiringan Hilir Bangunan Utama

2 . g = 19.62f = 0.67 atg Io = 0.04412n maks = 0.46979

n maks = 0.50

Panjang Apron

Disain :

h = 3.5 mq = 5.3427 m³/dt/m'D = 0.0679Ld = 7.2792 myp = 1.9366 my1 = 0.6024 my2 = 2.8101 m

PanjangapronL1 = 5 x y2L1 = 14.0505L1 = 14.10

2. Pendekatan Perhitungan Dimensi Check DAM4, 5,dan 6

Page 69: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 16

Perhitungan kedalaman Limpasan Diatas Pelimpah, B1 dan B2

Qo = 45.316 m³/dtC = 0.62g = 9.81 m/dtB1 = 15 mKemiringan tepi = 0.5

Tabel hubungan antara hw dan Qhw (m) Q (m³/dt) v (m/dt) B20.6686 16.082 10.924 17.675

Kedalaman pondasi

Disain : 0.25D = 1.41716 m

= 1.5 m

Kemiringan Hilir Bangunan Utama

Disain :

b = 2 . g = 19.62

f = 0.67

a = atg Io = 0.044117742

n maks = 0.5

Panjang Apron

Disain :

h = 3.5 mq = 5.3427 m³/dt/m'D = 0.0679Ld = 7.2792 myp = 1.9366 my1 = 0.6024 my2 = 2.8101 m

Panjang apronL1 = 5 x y2L1 = 14.0505L1 = 14.10

Page 70: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 17

Area Check DAM Dapat dimanfaatkan juga menjadi area wisata sungai seperti gambar

diatas. Kawasan wisata education akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan

akan menambah pendapatan daerah dari sektor wisata.

5.5. UPAYA PENANGANAN BANJIR SUNGAI BOGEL

Berdasarkan analisa hidrologi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, diperoleh

rekapitulasi debit banjir rancangan maksimum pada berbagai kala ulang. Dari data

hasil perhitungan ini dapat diketahui kapasitas eksisting sungai kemudian dijadikan

pedoman untuk perencanaan normalisasi sungai pada tahap selanjutnya.

Tabel 5.2. Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan

No.

Debit Sub Das Sub Das Sub Das Titik Sub Das Titik

Kala Ulang Lodoyo Bacem Judeg Kontrol 1 Judeg 2 Kontrol 2

(m3/det)

1 Q 1.01 th 21,63 24,82 10,94 57,39 7,60 64,292 Q 2 th 32,17 29,90 38,67 100,73 26,01 124,09

3 Q 5 th 63,17 36,43 67,16 166,75 44,93 207,034 Q 10 th 83,69 40,59 86,02 210,30 57,46 261,785 Q 20 th 103,38 43,94 104,12 251,44 69,48 313,666 Q 25 th 109,63 45,72 109,86 265,20 73,29 330,83

7 Q 50 th 128,87 49,46 127,54 305,86 85,03 381,998 Q 100 th 147,96 53,17 145,09 346,22 96,69 432,76

9 Q 200 th 166,99 56,86 162,58 386,43 108,30 483,36

Gambar 5.6. Skema Tata Air Debit Banjir Pada Sistem Sungai Bogel

Page 71: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 18

Berikut ini adalah hasil analisa pendahuluan untuk perencanaan normalisasi sungai

berdasarkan kapasitas eksisting sungai dengan menggunakan perhitungan secara

parsial atau terpisah hanya pada titik-titik tertentu yang dianggap kritis.

Tabel 5.3. Perhitungan Kapasitas Sungai Eksisting pada Titik Tertentu Secara Parsial

No. Ruas Panjang Debit Debit Debit Kedalaman Kapasitas KeteranganSungai Sungai banjir banjir banjir aliran bank full

yang Q 10 th Q 20 th Q 25 th maksimum Sungaidinormalisasi eksisting eksisting

(m) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m) (m3/det)1 A - B 370,84 40,59 43,94 45,72 2,20 15,97 Melimpas/banjir2 C - B 2371,80 86,02 104,12 109,86 2,64 46,70 Melimpas/banjir3 D - B 1044,44 83,69 103,38 109,63 2,60 75,79 Melimpas/banjir4 B - F 1717,54 210,30 251,44 265,20 2,40 55,28 Melimpas/banjir5 F - G 1927,73 261,78 313,66 330,83 3,40 154,68 Melimpas/banjir

Tabel 5.4. Perhitungan Kapasitas Sungai Eksisting

No. Ruas Panjang Debit Debit Debit Kedalaman Kapasitas Kedalaman Kedalaman Kapasitas Kapasitas

Sungai Sungai banjir banjir banjir aliran bank full pengerukan aliran desain bank full

yang Q 10 th Q 20 th Q 25 th maksimum Sungai dasar maksimum normalisasi normalisasi

dinormalisasi eksisting eksisting sungai Normalisasi Sungai Sungai

(m) (m3/det) (m3/det) (m3/det) (m) (m3/det) (m) (m) (m3/det) (m3/det)

1 A - B 370,84 40,59 43,94 45,72 2,20 15,97 2,00 3,60 38,17 50,58

2 C - B 2371,80 86,02 104,12 109,86 2,64 46,70 2,00 4,04 102,61 133,81

3 D - B 1044,44 83,69 103,38 109,63 2,60 75,79 2,00 4,00 165,73 215,45

4 B - F 1717,54 210,30 251,44 265,20 2,40 55,28 3,00 4,60 251,08 334,86

5 F - G 1927,73 261,78 313,66 330,83 3,40 154,68 2,00 4,40 271,34 387,48

Page 72: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 19

5.5.1. Analisa Kapasitas Sungai Desain

Dari hasil running program dengan menggunakan bantuan program HEC-RAS 4.1.0.

untuk kondisi eksisting diatas, dapat dilihat bahwa pada beberapa lokasi (cross section)

masih meluap, terutama pada saat debit kala ulang 10 tahun dan debit kala ulang 25

tahun.

Untuk menanggulangi kejadian tersebut perlu dilakukan kegiatan normalisasi

penampang sungai dan perencanaan tanggul pada tiap-tiap ruas sungai.

5.5.2. Perbaikan Dasar Sungai

Perbaikan dasar sungai dapat dilakukan dengan cara pengerukan. Pengerukan adalah

pekerjaan penggalian endapan di bawah permukaan air dan dapat dilaksanakan baik

dengan tenaga manusia maupun dengan alat berat. Kecuali pada hal-hal yang khusus,

pengerukan biasanya dilakukan dengan menggunakan kapal keruk.

Pengerukan dasar sungai hendaknya dimulai dari hulu ke hilir dan supaya dilakukan

pengamanan, agar daerah yang sudah dikeruk tidak terisi kembali oleh sedimen.

Demikian pula guna meningkatkan efisiensi pengerukan, supaya dipersiapkan pula

alat-alat bantu seperti kapal bantu, dump truck dan lain-lain.

Pengerukan dasar sungai dalam pekerjaan galian merupakan pekerjaan galian tanah

deposit sungai. Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa

deposit sungai yang terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan

dengan excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya lebih rendah dibandingkan

dengan galian tanah biasa, karena kondisi lapisan endapan relatif lebih padat.

Perbaikan dasar sungai direncanakan dilakukan disepanjang Kali Bogel, kali Gesing (kali

Kedut Unut) dan Kali Kedungwungu karena hampir seluruh dasar sungai dari kali-kali

tersebut telah mengalami pendangkalan.

5.5.3. Perencanaan Penampang Sungai Rencana

Penampang melintang sungai perlu direncanakan untuk mendapatkan penampang

ideal dan efisien dalam penggunaan lahan. Penampang yang ideal yang dimaksudkan

merupakan penampang yang stabil terhadap perubahan akibat pengaruh erosi

maupun pengaruh pola aliran yang terjadi. Sedang penggunaan lahan yang efisien

dimaksudkan untuk memperhatikan lahan yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan

permasalahan terhadap pembebasan lahan.

Page 73: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 20

5.6. KONSEP DESAIN NORMALISASI SUNGAI

Konsep desain normalisasi sungai pada sistem kali Bogel, dilakukan dengan beberapa

pertimbangan sebagai berikut :

1. Kondisi morfologi sungai,

2. Karakteristik elevasi topografi di kiri dan kanan sungai,

3. Kondisi batas hilir sungai Bogel pada pertemuan dengan sungai Brantas di hulu

Bendung PLTA Lodoyo (Serut), yaitu dengan kondisi muka air banjir 1,5 meter

dan 3,5 meter lebih tinggi dari muka air normal sungai Bogel,

4. Kondisi batas kecepatan maksimum yang diijinkan untuk saluran tanah,

5. Kondisi batas slope dasar sungai yang dapat direncanakan berdasarkan

pertimbangan hidrolis,

6. Karakteristik debit banjir,

7. Karakteristik transport sedimen hasil erosi lahan di DAS sistem Kali Bogel,

8. Karakteristik genangan banjir pada beberapa kejadian banjir masa lampau

yang pernah terjadi di wilayah Kecamatan Sutojayan,

9. Dampak kerugian banjir yang pernah terjadi pada masa lampau.

5.7. UPAYA PENANGANAN KUALITAS AIR

Konsep yang diusulkan pada lahan DAS Bogel ini, untuk mengatasi masalah kualitas air

di persungaian DAS Bogel adalah dengan menambahkan imbuan alam buatan

Wetland. Yang bertujuan untuk menampung aliran dari sungai atau lahan lahan dan di

endapkan di dalam tampungan wetland tersebut.

Ekosistem buatan Wetland sebagai usaha alternatif treatment pengelolaan kualitas air

di negara indonesia, dengan penjelasan sebagai berikut :

Untuk mengatasi masalah pencemaran air ini, jalan keluar yang cukup efektif adalah

mencegah masuknya bahan pencemar kedalam system perairan. Biasanya limbah cair

dari rumah tangga atau industri diolah terlebih dahulu difasilitas pembersih sebelum

dibuang kesungai.

Pembuatan Wetland untuk pengelolaan limbah dapat dikategorikan atas Free Water

Surface atau sub surface Flow. Pada system FWS aliran air adalah posisinya diatas

permukaan tanah, dan tanaman mengakar pada lapisan sediment yaitu pada dasar

zona air. sedangkan pada sistem SSF aliran air melewati media porositas seperti kerikil,

atau suatu agregat lainnya, dimana terdapat akar tanaman.

Page 74: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 21

Berikut ini usulan lokasi perencanaan wetland di lahan DAS Bogel dengan tipe FWS :

Gambar 5.7. Lokasi WetLand Pemurnian Kualitas Air

Wetland Desa Kualon Kecamatan Sutojayan seluas 17 Ha

Wetland Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan seluas 27 ha

Inlet Banjir Kolam Tampungan Outlet

Inlet

Gambar 5.8. Mekanisme Kinerja Retarding Wetland

INLET WETLAND Outlet

Page 75: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 22

5.1. UMUM .........................................................................................................................1

5.2. SITE PLAN UPAYA KONSERVASI DAS BOGEL ......................................................1

Site plan Upaya Konservasi merupakan rencana master Plan Konservasi DASBogel secara keseluruhan untuk tujuan upaya penanganan aspek aspekdi atas. Berikut ini merupakan site plan konservasi DAS Bogel :..................................1

5.3. Penanganan Penghutanan Kembali .........................................................................15.3.1. Upaya Konservasi Kecamatan Kademangan.......................................25.3.2. Upaya Konservasi Kecamatan Panggungrejo......................................45.3.3. Upaya Konservasi Kecamatan Sutojayan ............................................7

5.4. PENANGANAN BESAR SEDIMEN SUNGAI DAS BOGEL ........................................105.4.1. Lokasi Chek Dam .................................................................................105.4.2. Pendekatan Perhitungan Dimensi Check DAM 1, 2,dan

3Perhitungan Banjir Lokasi Check DAM 1, 2,dan 3 ..............................14

5.5. UPAYA PENANGANAN BANJIR SUNGAI BOGEL ...................................................176.6.1. Analisa Kapasitas Sungai Desain .........................................................196.6.2. Perbaikan Dasar Sungai.......................................................................196.6.3. Perencanaan Penampang Sungai Rencana .........................................19

5.6. KONSEP DESAIN NORMALISASI SUNGAI...............................................................20

5.7. UPAYA PENANGANAN KUALITAS AIR ....................................................................20

Gambar 5.1. Peta Lokasi Usulan Konservasi Perlindungan KawasanTanam 10Gambar 5.2. Peta Lokasi Usulan Check Dam.............................................11Gambar 5.3. Tipikal Desain Site Plan Check DAM .....................................13Gambar 5.4. Tipikal Desain Memanjang Check DAM ...............................13Gambar 5.5. Tipikal Desain Melintang Check DAM ..................................13Gambar 5.6. Skema Tata Air Debit Banjir Pada Sistem Sungai Bogel .....17Gambar 5.7. Lokasi WetLand Pemurnian Kualitas Air ..............................21Gambar 5.8. Mekanisme Kinerja Retarding Wetland .................................21

Page 76: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

V - 23

Tabel 5.1. Luas Lahan Yang Harus DiKonservasi Penghijauan/PenghutananKembali Menurut Wilayah Administrasi Pada DAS Bogel ....................................... 2Tabel 5.2. Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan ...............................................17Tabel 5.3. Perhitungan Kapasitas Sungai Eksisting pada Titik Tertentu SecaraParsial 18Tabel 5.4. Perhitungan Kapasitas Sungai Eksisting .........................................18

Page 77: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 1

BAB VI

PENUTUP

6.1. KESIMPULAN

Dalam studi ini di dapatkan beberapa kesimpulan penting mengenai lingkup kajian

hidrologi dan konservasi, yaitu :

1. laju limpasan rerata bulanan di lahan DAS Bogel maksimum terjadi sebesar : 73.33

mm/Bulan, Sebaran limpasan permukaan lahan terbesar berada pada wilayah

Kecamatan Panggung rejo Desa Morgomulyo, Desa Bumi Ayu, Panggung Asri, dan

Kecamatan Sutojayan Desa Jingglong, Desa Sukorejo, Desa Sumberrejo, Desa

Kalipang, Desa Kembang Arum

2. Sebaran laju erosi lahan terbesar di wilayah DAS Bogel adalah di wilayah

perbukitan sebelah selatan yaitu : pada Kecamatan Sutojayan Desa Pandan Arum,

Desa Kaulon, Desa Kedung Bunder, Desa Sukorejo, Kecamatan Panggung Rejo

Desa Panggung Asri, Desa Margo Mulyo.

3. Pada DAS Bogel secara keseluruan wilayah DAS memiliki tingkat kekritisan lahan

Kelas III, hal ini mengindikasikan bahwa DAS Bogel dalam keadaan waspada kritis,

namun beberapa wilayah Sub DAS Bogel sudah mengalami tingkat Kritis kelas IV.

4. Daerah perbukitan selatan DAS Bogel merupakan area lahan sumber

pencemarpolutan organik N yang lebih dominan, Nilai sumber pencemar polutan

Organik N pada lahan lahan perbukitan wilayah selatan tersebut adalah : 2,95 –

4,59 (kg N/ha/Bulan). Pencemar Organik P, yakni lahan perbukitan sebelah selatan

memiliki sebaran polutan yang dihasilkan di lahan dominan lebih besar, yakni

antara : 0,39 –0,58 kg/ha/Bulan.Kecamatan Panggung Rejo Desa Margo Mulyo,

Bumiayu, Panggungasri merupakan Sumber Pencemar polutan NO3 tertinggi

diatas rerata Polutan NO3 0.17 kg/ha/Bulan Lahan DAS Bogel.Sebaran sumber

pencemar Phospor terlarut tersebar merata di seluruh lahan DAS Bogel 0.01 –

0.04 kg/ha/Bulan. Lahan DAS Bogel sebaran sumber pencemar polutan mineral P

besar di area perbukitan 0.16 – 0.225 kg/ha/Bulan.

5. Bahwa banjir maksimum Sungai DAS Bogel adalah sebesar 40 m3/det, berdasarkan

time series data hujan banjir tersebut terjadi pada tanggal 5 Desember 2004.

Page 78: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 2

6. Sedangkan ketersediaan debit rerata pada Sungai Kedungwungu 1,25 m3/det.

Berikut ini adalah grafik debit rerata bulanan pada sungai Kedungwungu.

7. Sungai Bacem rerata memiliki jumlah angkutan sedimen sebesar : 7109.17

ton/Bulan. Sedangkan selama data hujan mulai tahun 2002 hingga 2012, angkutan

sedimen terbesar adalah : 13660 ton/hari. Laju sedimen di Sungai Bacem besar

karena di pengarui hasil erosi lahan di wilayah Selatan DAS Bogel. Rerata bulanan

sedimen inflow sungai kedung wungu adalah sebesar : 3038.59 ton/bulan. Rerata

transpor sedimen di Sungai Gesing adalah sebesar : 4504.95 ton/bulan. Angkutan

sedimen terbesar adalah 32700.00 ton/hari.Pada Sungai Judeng rerata sedimen

yang mengalir masuk adalah sebesar : 35,81 ton/hari. Pada saat musim hujan

besar, sedimen yang terbawa di aliran sungai Judeg hingga 5120 ton. Rerata

volume sedimen Sungai Bogel adalah sebesar 7804.35 ton/Bulan, atau 264.98

ton/hari. Volume sedimen ini sangat lah mengganggu kondisi bank kapasitas

penampang sungai di lahan DAS Bogel.

8. Rerata beban Polutan Organik N seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah

sebesar : 510.50 kg/Bulan. Pada Sungai Muara Bogel rerata harian beban

pencemar polutan Organik N di sungai adalah sebesar 92.54 kg/hari atau 0.0007

mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim hujan besar adalah sebesar :

1546 kg/hari atau 0.0004 mg/lt. Pada Sungai Muara Bogel rerata harian beban

pencemar polutan Organik P di sungai adalah sebesar 92.54 kg/hari atau 0.0007

mg/lt. Maksimum yang pernah terjadi saat musim hujan besar adalah sebesar :

1546 kg/hari atau 0.0004 mg/lt. Pada Sungai Muara Bogel rerata harian beban

pencemar polutan NO3 di sungai adalah sebesar 1810 kg/hari atau 0.014 mg/lt.

Rerata beban Polutan Mineral P seluruh beban sungai sungai di DAS Bogel adalah

sebesar : 525.67 kg/Bulan, dimana muara Sungai Bogel 9398.01 kg/Bulan

9. Berdasarkan kajian evaluasi kinerja DAS Bogel diatas maka disimpulkan bahwa

secara global Kinerja DAS Bogel dinilai pada kondisi jelek

6.2. Matriks Upaya Konservasi

Untuk meningkatkan kelestarian DAS Bogel Kabupaten Blitar ini, hasil kajian pekerjaan

ini mengusulkan upaya Konservasi lahan DAS, yang meliputi berbagai aspek untuk di

tangani, yaitu :

1. Aspek Konservasi terhadap penanganan erosi dan kekritisan lahan

Page 79: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 3

2. Aspek Konservasi terhadap penanganan beban Sedimen dan Banjir di sungai

3. Aspek Konservasi terhadap penanganan pencemaran kualitas air

4. Aspek Konservasi Wisata dan pemberdayaan masyarakat

Wilayah yang diusulkan dapat ditangani adalah :

1. Secara global wilayah lahan DAS sebelah Selatan, yakni pada area lahan perbukitan

2. Desa Plosorejo, Penanganan Jangka Pendek Menengah 46,41 ha pada area lahan

di lokasi X : 628457,24 dan Y : 9094827,37, penanganan jangka panjang 74,27 ha

3. Desa Sumber jati, penanganan jangka pendek Menengah 45,89 ha, pada lokasi

geografis UTM X : 627556,61 dan Y : 9094179,86 dan penanganan jangka panjang

85,06 ha, pada area lokasi X : 627420,80 dan Y : 9093966,86

4. Desa Bumiayu, penanganan jangka pendek Menengah 23,36 ha lokasi 640240,95

dan Y : 9094597,05, penanganan jangka panjang 96,92 ha

5. Desa Margo Mulyo, penanganan jangka pendek Menengah 5,65 ha lahan kosong

dengan tingkat kemiringan lahan 15,8%, pada lokasi geografis UTM X : 638288,12

dan Y : 9093783,37, dan Penanganan jangka waktu pendek lainnya adalah pada

lahan lahan perkebunan 54,09 ha dan tegalan ladang 24,45 ha pada kelerengan

10% > Lahan< 15%. penanganan jangka panjang 263,23 ha

6. Desa Panggungasri, penanganan jangka pendek Menengah 56,2 ha (X : 639045,47

dan Y : 9092788,18) , penanganan jangka panjang 175,63 ha

7. Desa Kuolon, penanganan jangka pendek Menengah 41.65 ha menjadi kawasan

lindung, dan kawasan lahan lereng < 5% 209.56 ha, dan jangka panjang lahan

dengan kelerengan > 5% seluas 836.84 ha.

8. Desa Kedung Bunder penanganan jangka pendek Menengah 14.38 ha, penanganan

jangka panjang 143.65 ha

9. Desa Pandan Arum sebagai Kawasan Wisata Konservasi 28 ha

10. Perencanaan Check Dam Desa Pandan Arum Kali Gonjongan x : 630770.048, Y :

9094837.8 dengan beban Sedimen Inflow = 2755 ton/Bulan atau 966.67 m3/bulan

11. Perencanaan Check DamDesa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x :

632024.331, Y : 9094684.903 dengan beban Sedimen Inflow = 1409,9 ton/Bulan

atau 494.70 m3/bulan

12. Perencanaan Check DamDesa Pandan Arum Anak Sungai Kali Gonjongan x :

632324.989, Y : 9094709.6 dengan beban Sedimen Inflow = 5968,92 ton/Bulan

atau 2094.36 m3/bulan

Page 80: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 4

13. Perencanaan Check DamDesa Bacem x : 635502.492, Y : 9093879.074 dengan

beban Sedimen Inflow = 2268.07 ton/Bulan atau 795.81 m3/bulan

14. Perencanaan Check DamDesa Margo Mulyo Kali Kedungpuring x : 638319.472, Y :

9094943.76 dengan beban Sedimen Inflow = 4350,86 ton/Bulan atau 1526.62

m3/bulan

15. Perencanaan Check Dam Desa Sumber Rejo Kali Kedungpuring x : 636152.198, Y :

9094947.814dengan beban Sedimen Inflow = 7804.35 ton/Bulan atau 2738.36

m3/bulan

16. Perencanaan Normalisasi Sungai Bogel, Kedung Wungu Bacem dan Gesing.

17. Perencanaan kawasan Wetlad Desa Wetland Desa Kaulon Kecamatan Sutojayan

seluas 17 Ha, Wetland Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan seluas 27 ha

Berikut di bawah ini merupakan matrik Kebijakan Konservasi yang diusulkan pada DAS

Bogel :

Page 81: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 5

Tabel 6.1. Matriks Kebijakan Konservasi DAS Bogel

No Item Konservasi Tindakan PelaksanaKebijakan KeterlibatanJangkaPendek Luas

(ha)JangkaPanjang Luas

(ha)

1 Desa Plosorejo, Desa plosorejo, adalah lahan dengan kelerengan 5,5 % - 17 %,penanaman pohon tanaman keras tahunan seperti PohonJati, Pohon Sengon, atau bisa juga Pohon Kayu Putihdilakukan pada kemiringan lahan > 10 % pada area lahan dilokasi X : 628457,24 dan Y : 9094827,37

46.401 PenataanKembaliManajemenLahan,Terasering, danDrainase,setiaplahanpertaniankebondantegalan

74,27 DinasKehutanan DanDinasPertanian

PemerintahKabupatenBlitar,BAPPEDAdanaparatdesadanmasyarakat

Penataanzonaperlindunganakar2 Desa Sumber jati, Pemberdayaan dan Pendampingan Masyarakat, penanaman

kembali dengan jenis tanam yang produktif pada lahan tanahkosong pada kemiringan lahan >10%. pada lokasi geografisUTM X : 627556,61 dan Y : 9094179,86Dan luasan lahan wilayah kemiringan lahan < 5% yaitu seluas41,69 ha dengan tataguna lahan eksisting tanah ladang,kebun, dan tanah kosong

4.21ha

41,69ha

PenataanKembali Manajemen Lahan,Terasering, danDrainase, setiaplahanpertanian kebon dan tegalan.pada area lokasi X : 627420,80 dan Y :9093966,86

85,06 DinasKehutanan DanDinasPertanian

PengelolaanLangsungolehmasyarakat

3 Desa Bumiayu, Areal ahan Desa Bumi ayu dengan kelerengan ≥ 10 % seluas23,36 ha di manfaatkan untuk tegalan dan lahan Kosonglokasi 640240,95 dan Y : 9094597,05.diusulkan adanya sistempemberdayaan masyarakat untuk mengolah lahan tegalannyamenjadi lebih baik dengan konsep terasering yang bagus,pembuatan saluran saluran drainase, serta memberikanpenanaman tanaman tambahan untuk memberikan dampakkerapatan tanaman di lahan lahan Desa Bumi ayu.

23,36 PenataanKembaliManajemenLahan,Terasering, danDrainase,setiaplahanpertaniankebondantegalan

96,92 Pemerintah Daerah,DinasPertaniandanaparatDesa

PengelolaanLangsungolehmasyarakat

4 Desa Margo Mulyo, Kawasan Perbukitan di Desa Margo Mulyo, didapati 5,65 hapada lokasi geografis UTM X : 638288,12 dan Y : 9093783,37lahan kosong dengan tingkat kemiringan lahan 15,8%. Padalahan tersebut diusukan penghutanan kembali dengantanaman keras tahunan seperti Jati, Sengon, kayu putih,Karet, Kapas, Kopi. Dan lahan lahan lainnya, harus ditanganidalam jangka waktu pendek.Penanganan jangka waktu pendek lainnya adalah pada lahanlahan perkebunan 54,09 ha dan tegalan ladang 24,45 ha padakelerengan 10% > Lahan< 15%.

5.65

54,0924,45

Penghijauan tanaman tanaman rindang diwilayah penghutanan, pertanian danpermukiman

263,31 PendampinganPemerintahDaerah,DinasPertaniandanaparatDesa

PengelolaanLangsungolehmasyarakat

5 Desa Panggungasri, penghutanan kembali dengan tanaman keras tahunan sepertiJati, Sengon, kayu putih, Karet, Kapas, Kopi (X : 639045,47dan Y : 9092788,18)

56.2 PenataanKawasanTanamProduktifMasyarakat 175,63 PendampinganPemerintahDaerah,DinasPertaniandanaparatDesa

PengelolaanLangsungolehmasyarakat

Page 82: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

KAJIAN PERENCANAAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS

VI - 6

6 Desa Kuolon, Peningkatan Status LahanMenjadiKawasanLindungdan kawasan lahan lereng < 5% ( X : 636141,26, Y :9092938,40)Dalam waktiu jangka dekat juga dilakukan pengelolaan danperbaikan lahan seluas 209.56 ha pada kawasan lahan lereng< 5%

41.65209.56

PenyusunanPerdaKawasanLindung Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasKehutanan

AparatMayarakat

PenataanKembaliManajemenLahan,Terasering, danDrainase,setiaplahanpertaniankebondantegalan

7 Desa Kedung Bunder lahan dengan kemiringan lahan 16% - 22 %, Desa KedungBunder adalah peningkatan status jenis tanam pada lahanlahan tegalan, menjadi tanaman industri tahunan , Kapas,Kopi, Cokela, Kayu Putih

14,38 PenataanKawasanTanamProduktifMasyarakat,danPendampinganMasyarakat

143.65 Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasKehutanan, DinasPertanian

AparatMayarakat

8 Desa Pandan Arum lahan Konservasi Wisata berupa Wisata Arboretum denganisian tanaman tanaman keras yang memiliki nilai kelangkaandan tanaman tanaman buah dan bunga, yang sesuai denganiklim di Kabupaten Blitar

28 PengembanganKawasanWisataKonservasi Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasKehutanan,DinasCiptaKarya

DinasPariwisatadanMasyarakat

9 Pembangunan CheckDAM

6 Check Dam, 3 di DesaPandan Arum, danDesaBacem,Margomulyo,Sumberrejo

DinasPengairan Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasCiptaKarya

10 PerencanaanNormalisasi SungaiBogel, Kedung WunguBacem dan Gesing.

Pembangunan normalisasi Sungai danTanggulTanggulBanjir Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasPengairan

BPBD(BadanPenanggulanganBencanaDaerah, Masyarakat

11 Perencanaan kawasanWetlad Desa WetlandDesa Kualon KecamatanSutojayan seluas 17 Ha,Wetland Desa SukorejoKecamatan Sutojayanseluas 27 ha

Pembangunan KawasanWisdata Wetland,sebagaiimbuahanbuatanberupatampunganpemurniankualitasair

Pemerintah Daerah, BAPPEDA,DinasPengairan,danDinasLingkunganHidup

DinasPariwisatadanMasyarakat

Page 83: Kajian Perencanaan Konservasi DAS Brantas mahenra

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHPEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR

Jl.SEMERU NO 40 BLITAR Telp (0342) 808165/Fax (0342) 806275