KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank...
Transcript of KAJIAN JIAN EKONOMI REGION GIONAL JAWA TIMUR - bi.go.id · Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank...
Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)
Kantor Pe
Misi Kantor Perwaki
“Mendukung pencapa
dan sistem pembayar
Pemda dan lembag
pembangunan ekonom
Visi Kantor Perwakil
“Menjadi kantor Ba
peningkatan peran da
Misi Bank Indonesia :
“ Mencapai dan memel
moneter dan sistem k
berkesinambungan.“
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi bank sentral y
penguatan nilai-nilai stra
Nilai – Nilai Strategis :
Kompetensi – Intergrita
Visi, Misi dan Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi dan Misi
Perwakilan Bank Indonesia Wilaya
rwakilan Bank Indonesia Wilayah IV:
ncapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang m
bayaran secara efisien dan optimal serta member
embaga terkait lainnya di daerah dalam ra
konomi daerah.”
wakilan Bank Indonesia Wilayah IV :
r Bank Indonesia yang dapat dipercaya d
ran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indones
esia :
emelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemelih
tem keuangan untuk mendukung pembangunan
sia :
ntral yang kredibel secara nasional maupun inter
ilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah d
egis :
rgritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersam
ilayah IV
ng moneter, perbankan
emberikan saran kepada
m rangka mendukung
ya di daerah melalui
donesia yang diberikan.”
meliharaan kestabilan
gunan nasional yang
internasional melalui
ndah dan stabil.“
ersamaan.
Pertama-tama ijink
Yang Maha Esa atas rah
Provinsi Jawa Timur Triwula
Kajian triwulanan ini disus
eksternal maupun interna
perbankan dan sistem pem
prospek ke depan.
Analisa pada kajian
Provinsi Jawa Timur didasa
pihak seperti perbankan da
swasta. Atas seluruh bant
kasih yang sebesar-besarny
ini dapat lebih ditingkatk
masukan dan saran unt
memberikan kemanfaatan
Semoga Tuhan Y
kemudahan kepada kita
peningkatan kesejahteraan
umumnya.
i
KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR
kanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke
ahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Eko
ulan III - 2012 dapat diselesaikan dengan baik da
usun untuk memenuhi kebutuhan informasi ba
nal yang berkaitan dengan perkembangan
mbayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dim
ian ini menggambarkan perkembangan pereko
sarkan pada data dan informasi yang diperole
dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,
ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga
nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang
tkan di masa yang akan datang. Kami juga
ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s
n yang maksimal.
Yang Maha Pemurah selalu memberikan
a semua dalam memberikan kontribusi yan
n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan
Surabaya, 7 Novem
KEPALA KANTOR PERW
INDONESIA WILAYAH IV
Mohamad I Direktur Eks
ke hadirat Tuhan
konomi Regional
dan tepat waktu.
bagi stakeholders
n perekonomian,
imaksud maupun
konomian daerah
leh dari berbagai
, BUMN maupun
gaan dan terima
g terjalin selama
a mengharapkan
sehingga dapat
kekuatan dan
ng terbaik bagi
n Indonesia pada
ember 2012
WAKILAN BANK
V (JAWA TIMUR)
d Ishak ksekutif
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIK vii
DAFTAR ISTILAH xviii
DAFTAR SINGKATAN xix
DAFTAR LAMPIRAN xii
RINGKASAN EKSEKUTIF xiii
INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xvi
INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xvii
BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1
1.1 KONDISI UMUM 1
1.2 SISI PERMINTAAN 3
a. Konsumsi 3
b. Investasi 6
c. Ekspor - Impor 8
1.3 SISI PENAWARAN 10
a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 12
b. Sektor Industri Pengolahan 14
c. Pertanian 15
d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 16
e. Bangunan 17
f. Pengangkutan dan Komunikasi 18
BOKS 1AN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR 19
BOKS 2
23
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 27
2.1 KONDISI UMUM 27
2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 28
2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 33
2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 37
2.5 DISAGREGASI INFLASI 41
BOKS 3 46
DAFTAR ISI
PENGEMBANGAN KLASTER KOMODITI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA
PEMBERDAYAAN SEKTOR RIIL & UMKM DI JAWA TIMUR
UPAYA PENGENDALIAN HARGA MELALUI OPERASI PASAR PROGRAM
BANTUAN BIAYA TRANSPORTASI/ANGKUTAN BAHAN POKOK
BOKS 4 48
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 51
3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 51
3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 52
3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 55
3.1.3. KREDIT 57
3.1.4. KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 61
3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 62
3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 63
3.2.1. RISIKO KREDIT 64
3.2.2. RISIKO LIKUIDITAS 67
3.3 PERBANKAN SYARIAH 69
3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 71
3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 74
3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 77
3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 77
a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 78
b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 79
3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 80
a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 80
b. Transaksi Kliring 81
3.6.3 PENEMUAN UANG PALSU JAWA TIMUR 83
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 85
4.1 UMUM 85
4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 85
4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 86
BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 89
5.1 UMUM 89
5.2 KETENAGAKERJAAN 89
5.2.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran 89
5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 92
5.3.1 NILAI TUKAR PETANI (NTP) 92
PROGRAM KERJA (PK) INISIATIF BANK INDONESIA 2012 : SKEMA
TUNDA JUAL "JOMBANGAN" SEBAGAI PILOT PROJECT POLA
PENGUATAN KETAHANAN PANGAN KOMODITAS BERAS
5.3.2 NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) 93
BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 95
6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 95
6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 96
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Pulau Jawa 1
Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm) 28
Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi Di Jawa Timur (qtq) 34
Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 37
Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 39
Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (% yoy) 40
Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Tw II 2012 (%
yoy)40
Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 43
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 51
Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 52
Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 60
Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64
Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 72
Tabel 3.6 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 75
Tabel 3.7 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 78
Tabel 3.8 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.II - 2012 82
Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan III - 2012 83
Tabel 4.2 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan III - 2012 (Rp juta) 83
Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) (dalam ribuan) 84
Tabel 5.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Jawa Timur 85
Tabel 6.1 Tedensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko 86
DAFTAR TABEL
Grafik 1.1 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2
Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2
Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 2
Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2
Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3
Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 3
Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran 4
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4
Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi 4
Grafik 1.10 Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat) 4
Grafik 1.11 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 5
Grafik 1.12 Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 5
Grafik 1.13 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 6
Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 6
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.18 Perkembangan PMTB 7
Grafik 1.19 Perkembangan Kredit Investasi 7
Grafik 1.20 Perkembangan Volume Penjualan Semen 8
Grafik 1.21 Perkembangan Barang Modal 8
Grafik 1.22 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 9
Grafik 1.23 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 9
Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor Per jenis Barang 9
Grafik 1.25 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 9
Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Ekspor 10
Grafik 1.27 Perkembangan Nilai Impor 10
Grafik 1.28 Nilai Impor Per Jenis Barang 10
Grafik 1.29 Pertumbuhan Impor Per Jenis Barang 10
Grafik 1.30 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 10
Grafik 1.31 Petumbuhan Sektor Pendukung 10
Grafik 1.32 Pertumbuhan Sektor Pendukung 11
Grafik 1.33 Utilisasi Kapasitas Produksi 11
Grafik 1.34 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 11
Grafik 1.35 Indeks Realisasi Usaha 12
Grafik 1.36 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 12
Grafik 1.37 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 13
Grafik 1.38 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 13
Grafik 1.39 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 14
Grafik 1.40 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 14
Grafik 1.41 Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan 14
Grafik 1.42 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 14
Grafik 1.43 Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Bahan Baku 15
Grafik 1.44 Perkembangan Konsumsi BBM Industri 15
Grafik 1.45 Konsumsi Listrik Golongan Industri 15
Grafik 1.46 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 15
Grafik 1.47 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 15
Grafik 1.48 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 16
Grafik 1.49 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 16
Grafik 1.50 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 16
Grafik 1.51 Perkembangan Fee - Based Income 17
Grafik 1.52 Perkembangan Interest - Based Income 17
Grafik 1.53 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank 17
Grafik 1.54 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 17
Grafik 1.55 Arus Penumpang di Tanjung Perak 18
Grafik 1.56 Arus Barang di Tanjung Perak 18
Grafik 1.57 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 18
Grafik 1.58Grafik 1.58 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 18
Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 28
Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 28
Grafik 2.3 Inflasi April 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 30
Grafik 2.4 Inflasi Mei 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 30
Grafik 2.5 Inflasi April 2012 - Berdasarkan Kelompok Barang 31
Grafik 2.6 Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan 31
Grafik 2.7 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras 33
Grafik 2.8 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuhan 33
Grafik 2.9 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan 34
Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan Tw I - 2012 & Tw II - 2012 34
Grafik 2.11 Pergerakan Harga Bumbu-bumbuan 36
Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging-dagingan 36
Grafik 2.13Perkembangan Harga Kelompok Makanan Jadi, Minuman Rokok dan
Tembakau 36
Grafik 2.14 Pergerakan Harga Sayur-sayuran 36
Grafik 2.15 Pergerakan Harga Beras di Surabaya 36
Grafik 2.16 Pergerakan Harga Beras Internasional 36
Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang (qtq) 37
Grafik 2.18 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) Per Kelompok Barang 38
Grafik 2.19 Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang 38
Grafik 2.20 Inflasi Tahunan (yoy)Kelompok bahan Makanan Tahun 2011-2012 38
Grafik 2.21 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 38
Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy ) 7 Kota di Jawa Timur 39
Grafik 2.23 Laju Inflasi Jatim Per Komponen 41
Grafik 2.24 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 42
Grafik 2.25 Perkembangan Harga Minyak Internasional 42
Grafik 2.26 Perkembangan Harga CPO 42
Grafik 2.27 Perkembangan Harga Batu Bara 42
Grafik 2.28 Perkembangan Herga Karet 42
Grafik 2.29 Perkembangan Capacity Utilization 42
Grafik 2.30 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 43
Grafik 2.31 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 44
Grafik 2.32 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 44
Grafik 2.33 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 44
Grafik 2.34 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 44
Grafik 3.1 Perkembangan LDR 53
Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 53
Grafik 3.3 Perkembangan LDR per Wilayah Kerja 53
Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 54
Grafik 3.5 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 54Grafik 3.5 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 54
Grafik 3.6 Perkembangan Total Aset Bank Umum 55
Grafik 3.7 Proporsi Aktiva Produktif 55
Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 55
Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 56
Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 56
Grafik 3.11 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 56
Grafik 3.12 Komposisi DPK Bank Umum (%) 56
Grafik 3.13 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 57
Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (yoy) 57
Grafik 3.15 Pertumbuhan Kredit (qtq) 57
Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 58
Grafik 3.17 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 58
Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 59
Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 59
Grafik 3.20 Proporsi Kredit Sektoral 59
Grafik 3.21 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 60
Grafik 3.22 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 60
Grafik 3.23 Perkembangan Kredit UMKM 61
Grafik 3.24 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 61
Grafik 3.25 Jumlah & Pangsa Kredit UMKM 61
Grafik 3.26 Perkembangan NPL Kredit UMKM (%) 61
Grafik 3.27 Pertumbuhan Kredit UMKM (%) 62
Grafik 3.28 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 63
Grafik 3.29 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 63
Grafik 3.30 Perkembangan NPL Bank Umum 65
Grafik 3.31 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 65
Grafik 3.32 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 65
Grafik 3.33 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy) 66
Grafik 3.34 NPL Per Sektor Ekonomi 67
Grafik 3.35 Money Position Perbankan di Jawa Timur 67
Grafik 3.36 Proporsi Deposito per Jangka Waktu 68
Grafik 3.37 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 69
Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 69
Grafik 3.39 Proporsi DPK Perbankan Syariah 70
Grafik 3.40 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yo) 70
Grafik 3.41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 70
Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah Perjenis Penggunaan 70
Grafik 3.43 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)
Perbankan Syariah di Jawa Timur 71
Grafik 3.44Grafik 3.44 Perkembangan Indikator BPR (yoy) 72
Grafik 3.45 Perkembangan Indikator BPR (qtq) 72
Grafik 3.46 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (yoy) 73
Grafik 3.47 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (qtq) 73
Grafik 3.48 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan 73
Grafik 3.49 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 74
Grafik 3.50 Perkembangan LDR & NPL BPR 74
Grafik 3.51 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 75
Grafik 3.52 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 75
Grafik 3.53 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 76
Grafik 3.54 Pertumbuhan DPK Perjenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya 76
Grafik 3.55Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya 76
Grafik 3.56 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 76
Grafik 3.57 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 77
Grafik 3.58 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) 79
Grafik 3.59 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 79
Grafik 3.60 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 79
Grafik 3.61 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 80
Grafik 3.62 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 80
Grafik 3.63 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw II 2012 81
Grafik 3.64 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw II 2012 81
Grafik 3.65 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 82
Grafik 3.66 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 82
Grafik 3.67 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan 83
Grafik 3.68 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (lembar) 83
Grafik 3.69 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 83
Grafik 3.70 Statistik Uang Palsu yang Dilaporkan Per Kota (lembar) 84
Grafik 4.1 Dana Pemerintah Prov/Kab/Kota di Perbankan 85
Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 86
Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 87
Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 87
Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 88
Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 88
Grafik 5.6 NTP Nasional & Jawa Timur 89
Grafik 5.7 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 89
Grafik 5.8 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 90
Grafik 5.9 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 91
Grafik 5.10 NTN Nasional & Jatim 91
Grafik 5.11 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 92
Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur
Triwulan III-2012
x
Bank Indonesia Surabaya
RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)
TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IIIIIIIII –––– 2012012012012222
Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi
Di pertengahan tahun 2012, perekonomian Jawa Timur pada
triwulan ini mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi
dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 7,21% (yoy) menjadi
7,24% (yoy). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada
periode laporan pun berada pada level yang lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar
6,17%.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih
didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB),
yang masing-masing menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar
5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy). Meskipun pertumbuhan konsumsi
rumah tangga pada triwulan ini sedikit melambat dibandingkan
triwulan lalu, namun besaran proporsi yang masih berada di atas
70%, mengakibatkan sumbangan pertumbuhannya masih
signifikan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur.
Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan
Restoran (PHR), sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian
merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga
sektor tersebut, secara berurutan menyumbang pertumbuhan
ekonomi masing-masing sebesar 3,09% (yoy), 1,71% dan 0,64%.
Sektor Pertanian mengalami tumbuh meningkat dari 3,04% (yoy)
menjadi 4,19%. Tibanya musim panen beberapa jenis tanaman
bahan makanan, seperti padi, aneka buah dan bumbu turut
mendorong pertumbuhan sektor ini pada periode laporan. Kedua
sektor utama lainnya, yaitu sektor PHR dan sektor Industri
Pengolahan mengalami perlambatan pertumbuhan, yaitu masing-
Perekonomian provinsi Jawa Timur pada triwulan III-2012 kembali mencatatkan peningkatan pertumbuhan dari 7,21% (yoy) menjadi 7,24%
Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur
Triwulan III-2012
xi
Bank Indonesia Surabaya
masing dari sebelumnya 10,54% (yoy) menjadi 10,03% serta dari
6,71% menjadi 6,35%.
Assesmen Inflasi
Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang
dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71
kota pada triwulan III-2012 sebesar 1,93% (qtq) atau meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,68%(qtq).
Hingga pertengahan tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%-yoy)
berada pada level yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya (4,87%).
Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan
di sepanjang triwulan III-2012 relatif bervariasi. Dibandingkan
triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang, kelompok
pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar berada pada level yang lebih rendah sehingga turut
mendorong melambatnya inflasi pada periode laporan. Tercatat
melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan
harga emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang
lebih rendah, masing-masing sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%.
Berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada triwulan
III-2012 terutama didorong oleh perlambatan kelompok volatile
food dari 0,85% (mtm) menjadi -0,80% dan administered price dari
0,24% (mtm) menjadi -0,43%. Sedangkan, kelompok core inflation
sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43% (mtm) menjadi
0,55%.
Assesmen Perbankan
Pada triwulan III-2012, kinerja perbankan (Bank Umum dan
BPR) di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan yang
positif, tercermin dari indikator total aset, kredit dan DPK yang
tumbuh dengan cukup baik serta tingkat risiko kredit yang terjaga
di bawah 5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 22,13%
1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.
Kenaikan IHK di 7 (tujuh) kota pada periode laporan mengalami peningkatan sehingga secara tahunan mencapai 4,50%.
Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur
Triwulan III-2012
xii
Bank Indonesia Surabaya
(yoy) dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 24,38%
(yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing
Loans (NPLs) sebesar 2,68%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
mencerminkan fungsi intermediasi perbankan meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 82,37% karena
pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan
DPK. Peningkatan fungsi intermediasi tersebut terutama didorong
oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah. Dengan
mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat
dan bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun
sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor perbankan atas
peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan
meningkat.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Triwulan IV-2012
Pada triwulan IV-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim masih
berpotensi mengalami peningkatan dengan rentang pertumbuhan
7,20% – 7,30% (yoy). Momentum perayaan Idul Adha, Natal dan
Tahun Baru pada periode laporan diperkirakan menjadi faktor
utama pendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan pola
pertumbuhan ekonomi pada periode sebelumnya.
Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking
beberapa indikator harga, maka inflasi Provinsi Jawa Timur pada
bulan triwulan IV-2012 berada pada rentang sebesar 4,40% (yoy)
s/d 4,50%. Secara keseluruhan, inflasi Jawa Timur di akhir tahun
berada dalam rentang yang diproyeksikan yaitu 4,5% + 1%.
Kelompok volatile food diyakini masih menjadi pendorong
inflasi di pada triwulan IV-2012, meskipun pada level yang
tidak terlalu tinggi. Sementara itu, inflasi inti diperkirakan
relatif stabil, meskipun terdapat risiko dari pergerakan harga
komoditas core inflation seperti emas perhiasan dan gula
pasir. Potensi tekanan lainnya diperkirakan berasal dari inflasi
administered price yang turut menekan inflasi pada periode
Ekonomi Jatim pada Tw IV-2012 diperkirakan berpotensi meningkat.
Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur
Triwulan III-2012
xiii
Bank Indonesia Surabaya
laporan, dengan pemicunya adalah kenaikan tarif
angkutan/transportasi , khususnya untuk tarif angkutan
udara, seiring banyaknya momentum cuti bersama pada
periode ini.
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
JAWA TIMUR 125,591 125,92 128,50 129,69 130,58 131,75 134,29
- Kota Surabaya 125,081 125,50 128,30 129,38 130,33 131,39 133,81
- Kota Malang 125,735 126,03 128,46 129,91 130,48 131,63 134,34
- Kota Kediri 123,956 124,60 127,34 128,66 129,33 130,90 134,03
- Kota Jember 127,970 126,99 128,73 130,02 131,15 132,22 134,39
- Kota Probolinggo 129,455 129,84 131,66 132,75 133,59 135,2 139,28
- Kota Madiun 130,053 130,09 132,35 133,51 134,45 135,90 137,50
- Kota Sumenep 122,031 123,09 125,03 127,02 128,25 129,81 132,62
LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)
JAWA TIMUR 6,94 6,26 4,87 4,29 4,48 4,63 4,50
- Kota Surabaya 7,60 6,98 5,22 4,73 4,56 4,69 4,30
- Kota Malang 5,82 5,37 4,71 4,07 4,50 4,44 4,58
- Kota Kediri 5,38 4,48 4,45 3,64 4,71 5,06 5,25
- Kota Jember 6,76 5,04 4,03 2,42 3,63 4,12 4,39
- Kota Probolinggo 6,81 5,59 3,71 3,78 3,85 5,46 5,56
- Kota Madiun 5,60 5,32 4,65 3,49 4,28 4,66 3,91
- Kota Sumenep 5,69 5,70 3,57 4,19 5,53 3,93 6,05
PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 88.724.137 91.361.994 93.350.482 93.212.679 95.255.849 97.984.951
- Pertanian 15.553.734 13.773.813 13.336.371 10.507.871 15.903.128 13.954.912 13.314.382
- Pertambangan dan Penggalian 1.802.122 2.085.751 2.139.238 2.201.521 1.893.917 2.120.466 2.167.540
- Industri Pengolahan 21.820.355 22.560.496 23.274.729 24.299.093 23.417.927 24.091.691 24.763.849
- Listrik, gas, dan air bersih 1.174.790 1.237.703 1.245.192 1.274.399 1.269.738 1.322.563 1.331.292
- Bangunan 2.626.382 3.054.205 3.102.022 3.212.217 2.893.702 3.224.522 3.249.351
- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27.085.226 28.588.367 29.708.289 30.450.678 30.081.571 31.778.068 33.255.748
- Pengangkutan dan komunikasi 6.546.139 6.966.113 7.141.739 7.443.098 6.933.037 7.627.372 8.125.439
- Keuangan, persewaan, dan jasa 4.785.173 4.993.959 5.124.947 5.282.030 5.153.153 5.361.931 5.509.384
- Jasa 7.330.216 8.101.587 8.277.955 8.541.772 7.709.676 8.503.427 8.600.008
Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29
Pertumbuhan (YoY)
- Pertanian 2,82 5,11 4,52 1,64 2,25 3,04 2,24
- Pertambangan dan Penggalian 10,34 5,44 4,55 4,85 5,09 1,66 1,32
- Industri Pengolahan 5,61 6,01 5,67 5,96 6,27 6,71 6,47
- Listrik, gas, dan air bersih 7,22 7,05 5,17 5,65 8,08 6,86 6,91
- Bangunan 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 4,75
- Perdagangan, Hotel dan Restoran 8,24 8,86 9,29 9,69 9,69 10,54 10,78
- Pengangkutan dan komunikasi 19,72 10,69 9,11 9,86 13,01 8,08 11,14
- Keuangan, persewaan, dan jasa 8,21 8,50 8,17 7,87 7,69 7,37 7,50
- Jasa 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 3,89
Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29
2012INDIKATOR
2011
LAMPIRAN
INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR
xviii
�
Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1
PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL
�
1
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral
Prov.Jawa Timur
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan
Prov.Jawa Timur
1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
1.1. KONDISI UMUM
Di pertengahan tahun 2012, perekonomian Jawa Timur pada triwulan ini
mencatatkan perbaikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari
7,21% (yoy) menjadi 7,24% (yoy). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada
periode laporan pun berada pada level yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,17%.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja
konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy). Meskipun pertumbuhan
konsumsi rumah tangga pada triwulan ini sedikit melambat dibandingkan triwulan lalu,
namun besaran proporsi yang masih berada di atas 70%, mengakibatkan sumbangan
pertumbuhannya masih signifikan mempengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur.
Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR),
sektor Industri Pengolahan, serta sektor Pertanian merupakan sektor pendorong
pertumbuhan ekonomi Jatim. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang
pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 3,09% (yoy), 1,71% dan 0,64%. Sektor
Pertanian mengalami tumbuh meningkat dari 3,04% (yoy) menjadi 4,19%. Tibanya musim
panen beberapa jenis tanaman bahan makanan, seperti padi, aneka buah dan bumbu turut
mendorong pertumbuhan sektor ini pada periode laporan. Kedua sektor utama lainnya, yaitu
sektor PHR dan sektor Industri Pengolahan relatif stabil, yaitu masing-masing terjaga pada
level 10% dan 6%.
Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah
67.18
0.59
7.14
19.10
4.16
21.94
-20.10
70.64
0.64
6.02
20.72
1.89
23.71
-23.61
-40.00 -20.00 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
q1-2012 q4-2011 q1-2011
14,95
2,28
26,71
1,43
4,74
30,52
5,81
4,89
8,67
15,19
2,08
26,96
1,33
4,61
30,83
5,71
4,86
8,43
0 5 10 15 20 25 30 35
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa …
Jasa-jasa Tw.III-2012 Tw.II-2012
Tw.III-2011
2
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur
1.2. SISI PERMINTAAN
Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja
konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% (yoy) dan 1,37%(yoy).
a. Konsumsi
Pada triwulan III - 2012, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi
pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Walaupun mengalami
perlambatan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap berada pada level tinggi yaitu di
kisaran 6%. Tercatat pertumbuhannya pada triwulan ini mencapai 5,66% (yoy), sedikit lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,40%. Namun demikian,
beberapa indikator konsumsi mengindikasikan bahwa kinerja konsumsi rumah tangga di
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur
Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur
Sumber: BPS Jatim Sumber: BPS Jatim
Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah
5,79 5,89
6,32
6,44
5,97 6,08
6,11
5,61
4,33
5,01
5,28 5,42
5,81
6,53
7,14 7,20
7,17
7,29 7,30
7,11
7,19 7,21 7,24
6,03
6,64 6,58
5,85
6,25 6,42 6,40
5,18
4,37
4,00
4,20
4,58
5,70
6,17
5,80
6,90
6,50 6,50 6,50 6,50 6,40 6,17
3
4
5
6
7
8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur
%
y
o
y
2,89
0,67
6,30
0,20
2,08
11,67
1,96
1,42
1,97
3,61
0,42
7,15
0,13
1,20
9,96
1,65
1,35
2,00
0 5 10 15
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa …
Jasa-jasa Tw.III-2012 Tw.II-2012
Tw.III-2011
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah
gKonsumsi (rhs) g_Konsumsi Pemerintah (rhs)
T
r
i
l
i
u
n
R
p
%
Y
O
Y
-3.500
-3.000
-2.500
-2.000
-1.500
-1.000
-500
0
500
1.000
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau
g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)
T
r
i
l
i
u
n
R
p
%
Y
O
Y
3
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010 Perkembangan Kredit Konsumsi
Jawa Timur relatif stabil. Indikator tersebut berupa tingkat konsumsi listrik rumah tangga,
pembelian kendaraan (mobil) serta kredit konsumsi. Demikian pula dengan indikator yang
merupakan hasil Survei Bank Indonesia, yang meliputi nilai indeks omset riil dan tingkat
keyakinan konsumen, yang diperoleh dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) dan Survei
Konsumen (SK).
Dalam merespon pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus meningkat, kinerja konsumsi
masyarakat Jatim pada triwulan III-2012 mengalami pertumbuhan, seiring tibanya
momentum Tahun Ajaran Baru, Bulan Puasa dan Lebaran. Tercatat kelompok bahan kimia
dan kelompok suku cadang mengalami peningkatan omset, masing-masing meningkat
sebesar 10 poin. Secara keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran
yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, mengalami kenaikan
dari sebelumnya berada pada level 106,97 menjadi 108,14.
Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank
Umum meningkat dari 31,14% (yoy) menjadi 36,63%. Pola ini searah dengan indikator
konsumsi rumah tangga lainnya yang umumnya mengalami peningkatan kinerja pada
periode laporan.
Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)Jumlah Kendaraan Baru (Roda Empat)
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
-
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya
Makanan, Minuman, Tembakau Alat Tulis Konstruksi
Barang Budaya dan Rekreasi
Sumber: Hasil Survei Penjualan Eceran BI (diolah)
Indeks
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
70
80
90
100
110
120
130
140
150
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan
Sumber : PLN (diolah)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
Total g Penjualan Mobil (yoy)
Sumber : Dinas Pendapatan Jatim (diolah)
4
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.13131313 Survei Konsumen – Kondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.12121212 Survei Konsumen – Keyakinan Konsumen
Peningkatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang
mengindikasikan kenaikan indeks sebagai akibat dari meningkatnya kedua indeks
penyusunnya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) menjadi sebesar 122,81 dan 137,91. Selain faktor momentum Tahun
Ajaran Baru dan Lebaran, membaiknya tingkat pendapatan masyarakat turut mempengaruhi
perbaikan indeks ini. Meskipun masih terdapat kekhawatiran perkembangan ekonomi
sebagai akibat dari ketidakpastian ekonomi global, namun Indeks Ekspektasi Konsumen
(IEK) terus mengalami perbaikan, yang mengindikasikan optimisme kelompok rumah
tangga dalam melakukan kegiatan konsumsinya di masa mendatang. Keyakinan konsumen
akan tingkat penghasilan dan lapangan pekerjaan 6 (enam) bulan yang akan datang
mengalami kenaikan seiring membaiknya tingkat pendapatan masyarakat pada periode
laporan, dengan terus berkembangnya kegiatan sektor usaha.
b. Investasi
Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin pada tingkat pertumbuhan investasi
(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB) mengalami penurunan dari sebesar 12,11 (yoy)
menjadi sebesar 10,32% pada periode laporan. Meskipun demikian, menyerupai pola
konsumsi rumah tangga, dengan porsi kedua terbesar, investasi publik pada periode
laporan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Jatim.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
diperoleh informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan
mengindikasikan hal serupa pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan jenis
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan (pada nilai). Dapat
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Penghasilan Saat Ini
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
5
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11117777 Perkembangan Kredit Investasi
Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16 Perkembangan PMTB
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.14141414 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.15151515 Perkembangan Nilai Proyek Investasi
dilaporkan, bahwa realisasi investasi jenis PMA mengalami penurunan dari USD 949,54 juta
(90 proyek) menjadi USD 232,2 juta (66 proyek) atau pertumbuhannya menurun dari
1135% (yoy) menjadi -7%. Sedangkan, untuk kinerja investasi jenis PMDN tercatat
mengalami peningkatan, yaitu dari Rp3.044,44 milyar (60 proyek) menjadi Rp5.165,6 milyar
(36 proyek) atau pertumbuhannya meningkat dari 43% (yoy) menjadi 92%.
Berdasarkan informasi dari kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Wilayah IV, diperkirakan akan terus terjadi perbaikan kinerja investasi di
Jatim, seiring dengan berkembangnya optimisme para pelaku usaha di Jatim. Selain itu
juga sebagai respon balik atas berbagai program inisiatif yang telah dicanangkan oleh
Gubernur Jatim melalui instansi terkait. Salah satunya yang mendapat sambutan positif dari
para pelaku usaha di dalam negeri adalah upaya untuk mengembangkan jejaring
perdagangan dalam negeri dengan membuka perwakilan dagang wilayah mitra dagang
Provinsi Jawa Timur.
Sumber: BKPM
Sumber: BPS Jawa Timur, diolah
Sumber: BKPM
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
18%
20%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)
T
r
i
l
i
u
n
R
p
%
Y
O
Y
-100%
0%
100%
200%
300%
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN
Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN
-400%
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar) g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN
6
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.18Grafik 1.18Grafik 1.18Grafik 1.18 Perkembangan Volume Penjualan Semen
Grafik 1.19Grafik 1.19Grafik 1.19Grafik 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal
Grafik 1.20Grafik 1.20Grafik 1.20Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim
Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim
Indikator lainnya juga mengindikasikan kinerja yang positif, sebagaimana tercermin
dari peningkatan kinerja penyaluran kredit investasi yang merupakan salah satu sumber
pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat pertumbuhan kredit
jenis ini meningkat dari 29,82% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 30,01%.
Indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan semen di wilayah Jatim pun
tercatat mengalami peningkatan yaitu dari 15,08% (yoy) menjadi 17,81%. Yang
mengindikasikan meskipun terjadi perlambatan realisasi investasi pada periode laporan,
namun kegiatan pembangunan masyarakat Jatim masih tetap tumbuh. Pengaruh tingginya
kebutuhan pembangunan di daerah ini yang belum mempengaruhi kinerja komoditas
semen, sehingga penjualannya pun bahkan mengalami peningkatan.
c. Ekspor-Impor
Mengawali tahun 2012, tercatat transaksi perdagangan Jawa Timur mengalami
peningkatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net
ekspor sebesar Rp12,39 triliun. Perolehan kinerja triwulan ini diperoleh dari kenaikan tajam
nilai net ekspor perdagangan dalam negeri dari posisi net ekspor sebesar Rp14,06 triliun
menjadi Rp16,24 triliun. Selain itu, perdagangan luar negeri Jawa Timur pun mencatatkan
kinerja positif dengan posisi net impor sebesar Rp-3,8 triliun dari sebelumnya berada pada
kondisi net impor sebesar Rp-2,69 triliun.
Sumber: Bank Indonesia
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
1.800.000
2.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2008 2009 2010 2011 2012
Penjualan Semen g_Penjualan Semen
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
160
0
100
200
300
400
500
600
700
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Capital Goods g_Capital Goods
(5.000.000)
-
5.000.000
10.000.000
15.000.000
20.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau
(800)
(600)
(400)
(200)
-
200
400
600
800
1.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods
Net Intermediate Goods Net Consumption Goods
Sumber: Bank Indonesia
7
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.26262626 Nilai Impor per Jenis Barang
Grafik 1.27Grafik 1.27Grafik 1.27Grafik 1.27
Pertumbuhan Impor per Jenis Barang
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor
Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222 Perkembangan Nilai Ekspor Per Jenis Barang
Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 Perkembangan Nilai Ekspor
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ
U
T
A
U
S
D
(
C
I
F)
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Impor g_Capital Goods
g_Intermediate Goods g_Consumption Goods
%
y
o
y
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Impor g_Total Impor
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Consumption Goods Intermediate Goods Capital Goods
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
70
80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)
g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Ekspor g_Total Ekspor
8
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
1.3. SISI PENAWARAN
Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2012 masih
masih didorong oleh tiga sektor utama yaitu Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR), Industri
Pengolahan dan Pertanian. Kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga sekitar
71,10% terhadap PDRB Jawa Timur.
Pertumbuhan tertinggi berada pada salah satu sektor utama Jawa Timur, yaitu
sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) yang mencapai 10,03% sehingga
memberikan sumbangan pertumbuhan terbesar mencapai 3,09%. Sedangkan sektor
Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masing-masing tumbuh sebesar 6,35% dan
4,19% dengan kontribusi masing-masing sebesar 1,71% dan 0,64% terhadap pertumbuhan
ekonomi Jatim. Sedangkan sektor pendukung secara umum mencatatkan peningkatan
pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya.
Grafik Grafik Grafik Grafik 1.321.321.321.32 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama
Sumber: BPS Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung
Sumber: BPS Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia
(10,00)
(5,00)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
gPengangkutan & Komunikasi (rhs)
gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan (rhs)
gJasa-jasa (rhs)
Tri
liu
n R
p.
(10,00)
(5,00)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian
Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel & Restoran
gPertanian (rhs)
gIndustri Pengolahan (rhs)
gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)
Trili
un
Rp
.
9
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur, tingkat utilisasi kapasitas produksi di
Jawa Timur tercatat mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari
77,09% menjadi 73,73% (lihat grafik 1.35). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas
produksi ini dipicu oleh perbaikan kinerja sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air
bersih.
Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui
angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami
perlambatan menjadi 16,30. Sedangkan indeks realisasi usaha secara sektoral
mencatatkan perolehan angka tertinggi berada pada sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang diikuti oleh sektor pertanian.
a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran
Kinerja sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) relatif stabil terjaga pada level
10% (yoy). Apabila ditinjau berdasarkan sub-sub sektornya, tercatat subsektor hotel
Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha
Sumber: SKDU BI Surabaya
Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral
Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral
63,4
56,9
67,2
71,5
63,3
64,2
70,0
69,8
75,1
80,1
77,7
73,2
74,9
69,3
70,7
73,974,3
73,3
74,5
78,178,5
77,1
73,7
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)
0
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
TotalPertanianPertambangan
%,
SBT
Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)
-27,23
7,05
22,1
-0,45
-18,91
11,35
22,32
25,86
-1,85
21,623,29
4,15
1,1
19,5518,54
6,47
-1,46
20,88
11,6
15,81
6,43
26,35
8,49
35,87
12,65
31,82
16,3016,55212809
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Realisasi Usaha
S
B
T
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*
2009 2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
10
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
mengalami peningkatan, sedangkan sisanya melambat. Subsektor ini mencatat peningkatan
dari sebesar 7,30% (yoy) pada periode sebelumnya menjadi 7,47% (yoy) pada Triwulan III-
2012. Sub Sektor Restoran melambat dari sebesar 8,86% (yoy) menjadi 8,48% (yoy) pada
periode laporan. Sementara itu Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran mencatat
sedikit perlambatan, yaitu dari sebesar 10,89% (yoy) menjadi 10,41% (yoy). Perlambatan
kinerja pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restaurant tersebut disebabkan oleh
relatif melambatnya konsumsi masyarakat meskipun masih berada pada level yang cukup
tinggi.
b. Sektor Industri Pengolahan
Kinerja Industri Pengolahan pada triwulan III-2012 pun relatif terjaga stabil pada level
6%. Pertumbuhan tertinggi (yoy) terdapat pada subsektor logam dasar, besi dan baja serta
subsektor makanan, minuman dan tembakau, masing-masing sebesar 8,91% (yoy) dan
8,74%. Pertumbuhan positif hampir terjadi di seluruh sub sektor, kecuali sub sektor kertas
dan barang cetakan serta subsektor semen dan barang galian bukan logam masing-masing
sebesar -0,09% (yoy) dan -0,19%.
Terjaganya kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh ketiga
indikatornya, yaitu impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan listrik sektor
industri. Meskipun impor barang modal mengalami sedikit menurun, namun impor barang
bahan baku mencatatkan peningkatan. Kondisi ini merefleksikan bahwa kegiatan produksi
sektor industri pengolahan masih berjalan dengan baik seiring masih terjaganya konsumsi
dalam negeri di tengah melemahnya perekonomian global.
Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku
Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45 Perkembangan Pertumbuhan Impor
Impor Barang Bahan Baku
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47Grafik 1.47
Konsumsi Listrik Golongan Industri
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Consumption Goods Intermediate Goods Capital GoodsJ
U
T
A
U
S
D
(
C
I
F)
11
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – 2012
c. Pertanian
Kinerja Sektor Pertanian mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya
yaitu dari tumbuh dari 3,04% menjadi 4,19% (yoy). Hampir semua sub sektor mengalami
peningkatan pertumbuhan, kecuali subsektor tanaman perkebunan dan subsektor
peternakan yang mencatatkan perlambatan masing-masing menjadi sebesar 2,04% (yoy)
dan 3,24% (yoy). Peningkatan pertumbuhan terbesar terdapat pada Sub Sektor Kehutanan
yang mencatat kenaikan dari sebesar 16,52% (yoy) menjadi 40,51% pada triwulan laporan.
Sumber: Bank Indonesia
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Impor g_Capital Goods
g_Intermediate Goods g_Consumption Goods
%
y
o
y
-25%
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
80
180
280
380
480
580
680
780
880
980
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan
Sumber : PLN (diolah)
Kwh%
�
Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2
�
PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI
JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR
�
12
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI
2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM
Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang dihitung berdasarkan
kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71 kota pada triwulan III-2012 sebesar 1,93%
(qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,68%(qtq).
Hingga pertengahan tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%-yoy) berada pada level yang
jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (4,87%).
Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan III-
2012 relatif bervariasi. Dibandingkan triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang,
kelompok pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berada
pada level yang lebih rendah sehingga turut mendorong melambatnya inflasi pada periode
laporan. Tercatat melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan harga
emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang lebih rendah, masing-masing
sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%.
Berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada triwulan III-2012 terutama
didorong oleh perlambatan kelompok volatile food dari 0,85% (mtm) menjadi -0,80% dan
administered price dari 0,24% (mtm) menjadi -0,43%. Sedangkan, kelompok core inflation
sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43% (mtm) menjadi 0,55%.
2.2 2.2 2.2 2.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)
2.2
Secara bulanan, rata-rata realisasi inflasi Jatim (0,64% - mtm) sedikit lebih rendah
dibandingkan inflasi bulanan di sepanjang triwulan III-2011 (0,68% - mtm), lihat tabel 2.1.
Penyebabnya adalah rendahnya level inflasi pada bulan September, yang hanya mencapai
0,02% (mtm) dibandingkan 2011 (0,47%-mtm). Setelah mengalami kenaikan harga pada
1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.
Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Jawa Timur
4,50
4,31
2
3
4
5
6
7
8
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2010 2011 2012
jatim nasional
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2010 2011 2012
% Inflasi Bulanan (mtm) inflasi Tahunan (yoy)
Inflasi Triwulanan (qtq)
Sumber : BPS Jatim (diolah)
13
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Juli dan Agustus, kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi dan komunikasi
mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,85% (mtm) dan -0,69%.Sedangkan
dibandingkan komoditas lainnya, kenaikan biaya pendidikan dan harga emas internasional
turut mempengaruhi meningkatnya inflasi Jawa Timur di sepanjang triwulan III-2012.
Pola inflasi di sepanjang triwulan III-2012 masih sama dengan tahun 2011, yaitu
karena beberapa momentum yang serupa menjadi pemicu inflasi, diantaranya bulan puasa
dan lebaran, yang mendorong peningkatan permintaan pada periode laporan. Meskipun
memiliki pola inflasi yang relatif sama, namun fluktuasi nilai yang terjadi pada triwulan III-
2012 sedikit lebih tinggi.
Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan
III-2012 relatif bervariasi. Dibandingkan triwulan III-2011, tekanan inflasi kelompok sandang,
kelompok pendidikan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berada
pada level yang lebih rendah sehingga turut mendorong melambatnya inflasi pada periode
laporan. Tercatat melambatnya inflasi pada kelompok Sandang, berasal dari kenaikan harga
emas perhiasan dan ragam sandang pria pada level yang lebih rendah, masing-masing
sebesar 0,32% (mtm) dan 2,10%. Selanjutnya, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan
Olahraga mengalami kenaikan harga cukup tinggi pada Agustus dan September.
Pendorong utama kenaikan kelompok pendidikan bersumber dari momentum tibanya
tahun ajaran baru yang memicu kenaikan biaya hampir di tiap level pendidikan. Namun
secara keseluruhan kenaikan harga pada tahun ini masih lebih kecil dibandingkan dengan
tahun 2011, sehingga level inflasi secara tahunan pada triwulan III-2012 mencapai 4,50%
(yoy).
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
Tabel 2.1 Inflasi Triwulan III Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm)
Jul Agst Sept Jul Agst Sept
UMUM 0,58 0,98 0,47 0,68 0,63 1,27 0,02 0,64
1 BAHAN MAKANAN 1,50 0,41 0,14 0,69 1,27 2,13 -0,85 0,85
2 MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU 0,60 0,87 0,74 0,74 1,17 1,11 0,30 0,86
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0,10 0,21 0,48 0,26 0,21 0,46 0,05 0,24
4 SANDANG 0,94 3,57 1,28 1,93 0,15 0,93 2,50 1,19
5 KESEHATAN 0,07 0,08 0,12 0,09 0,29 0,35 0,26 0,30
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH R 0,40 3,77 1,06 1,74 0,18 2,29 1,05 1,17
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI 0,10 0,65 0,03 0,26 0,17 1,32 -0,69 0,27
Tw III-2011Rata-rata
Tw III-2012Rata-rataNo Kelompok Barang
14
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Bulan Bulan Bulan Bulan JuliJuliJuliJuli
Inflasi Jatim pada bulan Juli 2012 (0,65% - mtm) berada pada level yang rendah jika
dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi pada periode yang sama dalam 5 (lima) tahun
terakhir (2007 – 2011) yang mencapai 0,91%, karena beberapa periode (tahun 2008 dan
2010) mengalami inflasi cukup tinggi. Meskipun demikian, inflasi Jatim masih berada
dibawah inflasi nasional yang mencapai 0,70% (mtm). Namun, dibandingkan periode
sebelumnya yaitu Juni 2012 (0,07% - mtm), terjadi peningkatan signifikan kenaikan harga
beberapa komoditas utama pada periode ini, khususnya pada kelompok bahan makanan
serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
Meningkatnya harga sub kelompok buah-buahan, sub kelompok telur, susu dan
hasil-hasilnya, sub kelompok kacang-kacangan serta sub kelompok daging dan hasil-
hasilnya menjadi pendorong utama meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan.
Tibanya bulan puasa pada pertengahan bulan menjadi pemicu meningkatnya permintaan
kelompok bahan makanan. Di sisi lain, guna mengendalikan harga, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur berinisiatif melakukan Program Bantuan Biaya Transportasi Bahan Pokok/Angkut
di Jawa Timur Tahun Anggaran 2012.
Berdasarkan komoditas, kenaikan harga pada kelompok ini, utamanya didorong oleh
telur ayam ras, alpukat, anggur dan daging ayam kampung. Selain faktor permintaan, harga
bahan makanan pun turut terpengaruh oleh kenaikan harga komoditas internasional, yaitu
dengan meningkatnya harga kacang kedelai lokal, sehingga turut mempengaruhi level
harga produk turunannya, seperti tahu dan tempe.
Selanjutnya, kenaikan harga komoditas rokok mendorong inflasi pada kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada periode laporan. Masih berlanjutnya
kenaikan harga rokok menjadi bagian dari strategi manajemen dalam menghadapi
Grafik 2.3 Inflasi Juli 2012
Berdasarkan Kelompok Barang
Grafik 2.4 Inflasi Agusutus 2012
Berdasarkan Kelompok Barang
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1
1,27
1,17
0,21
0,15
0,29
0,18 0,17
Inflasi mtm (%)
BAHAN MAKANAN
MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
TRANSPOR,KOMUNIKASI Inf. Jatim : 0,63%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
1
2,13
1,11
0,46
0,93
0,35
2,29
1,32
Inflasi mtm (%)
BAHAN MAKANAN
MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
TRANSPOR,KOMUNIKASI
Inf. Jatim : 1,27%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
15
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
kebijakan tarif cukai rokok yang terus mengalami peningkatan. Dengan menerapkan
kenaikan harga secara bertahap, diharapkan jumlah penjualan produk relatif stabil.
.
Bulan Bulan Bulan Bulan AgustusAgustusAgustusAgustus
Tekanan inflasi pada bulan Agustus 2012 mengalami peningkatan dari
0,63% (mtm) menjadi 1,27%. Level inflasi Jatim pada bulan ini sedikit lebih tinggi
dibandingkan nasional yang mencapai 0,95% (mtm). Beberapa kelompok mengalami
peningkatan harga cukup tinggi, sehingga signifikan mendorong inflasi pada bulan ini, yang
terdiri dari kelompok bahan makanan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta
kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.
Kelompok bahan makanan meningkat sebesar 0,64% (mtm), dari 1,49% menjadi
2,13%. Pada periode laporan, level harga pada sub kelompoknya relatif bervariasi,
beberapa mengalami inflasi dan lainnya deflasi. Harga pada sub kelompok kacang-
kacangan, ikan segar dan sayur-sayuran meningkat signifikan hingga level inflasi kelompok
ini rata-rata berada di atas 4,00%. Selanjutnya, kenaikan harga pada sub kelompok ikan
diawetkan, sub kelompok lemak dan minyak, serta sub kelompok padi-padian, umbi-
umbian dan hasilnya pun turut mendorong kenaikan inflasi kelompok bahan makanan yang
rata-rata meningkat sebesar 1% (mtm). Meningkatnya harga komoditas di hampir seluruh
sub kelompok disebabkan karena kenaikan permintaan masyarakat pada bulan puasa dan
Lebaran yang jatuh di pertengahan bulan Agustus 2012. Di sisi lain, beberapa kelompok
lainnya mengalami deflasi, yaitu sub kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok
telur, susu dan hasil-hasilnya, sub kelompok buah-buahan serta sub kelompok bahan
makanan lainnya. Menyadari tingginya tekanan permintaan pada periode laporan,
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya melakukan Program Bantuan Biaya
Transportasi/Angkut Bahan Pokok Tahun 2012.
Selanjutnya, tekanan inflasi juga meningkat pada kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga dari 0,20% (mtm) menjadi 2,29%. Kenaikan kelompok ini utamanya didorong
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
-0,85
0,30
0,05
2,50
0,26
1,05
-0,69
Inflasi mtm (%)
BAHAN MAKANAN
MAMIN, ROKOK &
TEMBAKAUPERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GA
S & BBSANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN
OLAH RAGA
Inf. Jatim : 0,02%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Grafik 2.5
Inflasi September 2012 – Per Kelompok Barang Grafik 2.6
Harga Emas Internasional vs Emas Perhiasan
Sumber: SPH, Bank Indonesia & Bloomberg
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2010 2011 2012
Rp/Gram
Harga Emas Perhiasan Harga Emas Internasional (rhs)
16
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
oleh kenaikan biaya pendidikan hingga mencapai 3,67% (mtm). Dimulainya tahun ajaran
baru pendidikan tingkat akademi/perguruan tinggi mendorong kenaikan harga pada sub
kelompok ini. Kenaikan harga juga terjadi pada sub kelompok perlengkapan/peralatan
pendidikan sebesar 1,44% (mtm). Namun demikian, kenaikan kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga pada Agustus 2012 masih lebih kecil dibandingkan tahun 2011, yang
mengalami inflasi sebesar 6,85% (mtm) dari sebelumnya 0,16%.
Sebagaimana pada umumnya, momentum Lebaran yang disertai tradisi mudik
menjadi kesempatan tersendiri bagi pengusaha transportasi guna meningkatkan laba.
Dengan pemberlakuan ketentuan tarif batas atas alat transportasi oleh Kementerian
Perhubungan RI diharapkan kenaikan tarifnya tidak memberatkan masyarakat.
Meningkatnya biaya angkut di 7 (tujuh) kota penghitungan inflasi pada akhirnya turut
mendorong inflasi sub kelompok transpor dari 0,24% (mtm) menjadi 1,87%. Tidak hanya
itu, meningkatnya kebutuhan masyarakat hampir di seluruh sektor, termasuk sub sektor jasa
keuangan yang pada akhirnya turut mempengaruhi tingkat biaya yang harus dibayar.
Tercatat, sub kelompok jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 2,46% (mtm).
Bulan Bulan Bulan Bulan SeptemberSeptemberSeptemberSeptember
Sebagaimana pola sebelumnya, pasca momentum bulan puasa, tahun ajaran baru
dan Lebaran, tekanan inflasi di bulan September 2012 menurun dari 1,27% (mtm) menjadi
0,02%. Meredanya tekanan inflasi bulan ini dipicu oleh menurunnya permintaan
masyarakat serta stabilnya sisi penawaran, sehingga mendorong terjadinya deflasi pada
beberapa kelompok, yaitu kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi
dan jasa keuangan, masing-masing sebesar -0,85% (mtm) dan -0,69%. Tekanan inflasi
cukup tinggi berasal dari kelompok sandang, yang meningkat menjadi 2,50% (mtm).
Peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan yang turut terpengaruh oleh
peningkatan harga emas di level internasional. Inflasi pada kelompok lainnya relatif stabil
terjaga pada level yang sama dibandingkan periode sebelumnya.
Hampir seluruh sub kelompok bahan makanan mengalami deflasi, terutama sub
kelompok bumbu-bumbuan serta sub kelompok daging dan hasil-hasilnya yang masing-
masing mencapai -2,72% (mtm) dan -2,31%. Menurunnya permintaan masyarakat serta
tibanya musim panen gadu beberapa komoditas kelompok bumbu-bumbuan menjadi
pendorong terjadinya deflasi pada kelompok ini. Tercatat penurunan harga terjadi pada
komoditas bawang merah, cabe merah dan ketumbar, masing-masing sebesar -11,38%
(mtm), -8,31% dan -1,06%. Menurunnya harga komoditas daging ayam ras, daging ayam
kampung dan hati sapi, masing-masing sebesar -6,09% (mtm), -2,97% dan -4,00%
menjadi pendorong terjadinya deflasi kelompok bahan makanan pada periode laporan.
17
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Selanjutnya, deflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
utamanya didorong oleh penurunan harga sub kelompok transpor sebesar -0,95% (mtm).
Tercatat tarif angkutan antar kota, kereta api, angkutan udara, kendaraan sewa dan
kendaraan travel menjadi pendorong utama penurunan sub kelompok ini, masing-masing
sebesar -14,97% (mtm), -8,07%, -2,89%, -0,68% dan -0,46%. Minimnya momentum
untuk berwisata serta telah berlalunya musim liburan sekolah dan lebaran menjadikan
seluruh biaya jasa transport kembali normal.
2.3.2.3.2.3.2.3. IIIINFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN NFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)
Secara triwulanan, laju inflasi Jatim mencapai 1,95% (qtq) pada triwulan II-2012 atau
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level 0,89% (qtq). Dari
kelompok pembentuknya, peningkatan pada triwulan ini terutama disebabkan oleh
meningkatnya laju kenaikan harga komoditas (secara berurutan) pada kelompok sandang
dari -0,53% (qtq) menjadi 3,66%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dari 0,25%
(qtq) menjadi 3,56%, kelompok bahan makanan dari 0,68% (qtq) menjadi 2,77%,
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 1,85% (qtq) menjadi 2,66%,
kelompok kesehatan dari 0,52% (qtq) menjadi 0,91%dan kelompok transpor, komunikasi
dan jasa keuangan dari 0,41% (qtq) menjadi 0,79%.
Peningkatan harga komoditas emas perhiasan, beberapa jenis sandang wanita dan
laki-laki menjadi pendorong utama kenaikan harga kelompok sandang pada triwulan ini.
Tercatat, secara konsisten, ketiga komoditas ini mengalami peningkatan harga di bulan
Agustus dan September pada triwulan III-2012. Selanjutnya, kenaikan tarif pendidikan di
saat tahun ajaran baru mulai terjadi sejak Agustus di seluruh jenjang pendidikan, dengan
kenaikan tertinggi pada tingkat Sekolah Dasar (7,80% - qtq). Bahkan tahapan pendidikan
Kelompok Bermain pun mengalami kenaikan harga sebesar 3,82% (qtq). Pada kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga, tidak hanya sub kelompok pendidikan yang mengalami
Grafik 2.8 Harga Sub Kelompok Bumbu-bumbuan
Grafik 2.7 Harga Daging Ayam Ras & Telur Ayam Ras
Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
20.000
22.000
24.000
26.000
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg Daging ayam ras Telur Ayam Ras
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg Cabe Merah Bawang Merah Cabe Rawit Bawang Putih
18
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
kenaikan biaya, namun juga sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan pun
harganya meningkat sebesar 2,06% (qtq). Kenaikan harga tertinggi bersumber dari jenis
komoditas buku pelajaran (SD/SMP/SMA), buku tulis bergaris dan printer desk jet yang
bergerak pada level 3% (qtq).
Produksi tanaman bahan makanan di sepanjang triwulan III-2012 lebih kecil
dibandingkan periode sebelumnya, sehingga turut mempengaruhi level harga sub
kelompoknya, kecuali sub kelompok ikan yang diawetkan dan sub kelompok bumbu-
bumbuan yang tercatat mengalami deflasi. Kenaikan harga tertinggi bersumber dari
kelompok kacang-kacangan, yang turut terpengaruh oleh kenaikan harga kedelai di pasar
internasional. Kelompok ini tercatat mengalami kenaikan harga hingga mencapai level
15,03% (qtq), jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga umumnya yang bergerak di
level 0,50% s.d 1,00%.
Sementara itu, kenaikan harga sub kelompok makanan jadi sebesar 2,59% (qtq)
menjadi sumber inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada
periode laporan, selain masih terus berlanjutnya kenaikan komoditas rokok di sepanjang
tahun. Pada kelompok kesehatan, sumber pendorong inflasi berasal dari sub kelompok
perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1,49% (qtq). Selanjutnya, sub kelompok jasa
keuangan dan sub kelompok transpor signifikan mempengaruhi tingkat inflasi kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan dari 0,41% (qtq) menjadi 0,79%.
Tabel 2.2
Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)
Sumber : BPS, data diolah
Grafik 2.9 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan
Grafik 2.10 Inflasi (qtq) Kel. Bahan Makanan
Tw II-2012 & Tw III-2012
Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah
-30,00
-25,00
-20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
Pa
di-
pa
dia
n,
um
bi-
um
bia
n
Da
gin
g d
an
Ha
sil-
ha
sil
nya
Ika
n S
eg
ar
Ika
n D
iaw
etk
an
Te
lur,
Su
su
da
n
Ha
sil2
nya
Sa
yu
r-sa
yu
ran
Ka
ca
ng
-ka
ca
ng
an
Bu
ah
-b
ua
ha
n
Bu
mb
u -
bu
mb
ua
n
Le
ma
k d
an
Min
ya
k
Ba
ha
n M
aka
na
n
La
inn
ya
0,94
4,853,12
-3,82 -0,471,75
14,95
7,23
-5,140,82 1,80
% (qtq)
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00Padi-padian, umbi-umbian
Daging dan Hasil-hasilnya
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu dan Hasil2nya
Sayur-sayuranKacang - kacangan
Buah - buahan
Bumbu - bumbuan
Lemak dan Minyak
Bahan Makanan Lainnya
Tw II-2012 Tw III-2012
Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III
UMUM 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,99 0,26 2,06 0,92 3,98 0,55 2,30
BAHAN MAKANAN 0,81 -1,14 2,07 2,49 0,56 0,90 2,55 0,18 -0,25 0,46 0,56 0,90 0,25 3,81
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 1,20 0,71 2,23 0,77 1,28 1,90 2,61 0,22 0,23 0,30 0,14 1,04 1,34 3,04
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 1,01 0,65 0,79 0,57 0,67 1,18 0,72 0,22 0,14 0,17 0,13 0,58 0,85 1,11
SANDANG 1,04 2,03 5,88 -0,21 1,06 -0,48 3,60 0,07 0,14 0,40 -0,01 0,61 -0,96 2,30
KESEHATAN 1,64 1,46 0,26 0,52 0,50 0,54 0,90 0,08 0,07 0,01 0,02 0,13 0,47 0,78
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0,79 0,35 5,29 0,40 0,25 0,27 3,55 0,07 0,03 0,48 0,04 0,57 0,03 3,75
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 1,06 0,17 0,79 0,23 0,42 0,40 0,79 0,19 0,03 0,14 0,03 0,28 0,33 1,14
20122012201220122011201120112011SUMBANGAN INFLASI QTQINFLASI QTQ
KELOMPOKKELOMPOKKELOMPOKKELOMPOK 2011201120112011 2012201220122012
19
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Grafik 2.15 Pergerakan Harga Beras di Surabaya
Grafik 2.16 Pergerakan Harga Beras Internasional
Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Bloomberg
Meskipun kenaikan harga pada kelompok bahan makanan tidak terlalu tinggi
dibandingkan periode sebelumnya, namun sumbangan utama inflasi masih berasal dari sub
kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub kelompok buah-buahan dan sub kelompok sayur-
sayuran, masing-masing bergerak pada level 8%, 5% dan 2%. Sedangkan sub kelompok
bumbu-bumbuan lebih banyak mengalami deflasi, kecuali di bulan Agustus yang
mengalami kenaikan harga sebesar 4,32% (qtq).
Grafik 2.12 Pergerakan Harga Daging-Dagingan
Grafik 2.11 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya
Grafik 2.14 Pergerakan Harga Sayur-sayuran
Grafik 2.13 Perkembangan Harga Kelompok Makanan Jadi, Minuman
Rokok dan Tembakau
Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya Sumber: Survei Pemantauan Harga, KBI Surabaya
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg Cabe Merah Bawang Merah Cabe Rawit Bawang Putih
-
10.000,00
20.000,00
30.000,00
40.000,00
50.000,00
60.000,00
70.000,00
80.000,00
90.000,00
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
20.000
22.000
24.000
26.000
28.000
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg Daging ayam ras Telur Ayam Ras Daging Sapi
7.400,00
7.600,00
7.800,00
8.000,00
8.200,00
8.400,00
8.600,00
8.800,00
9.000,00
9.200,00
9.400,00
7.000
9.000
11.000
13.000
15.000
17.000
19.000
5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg Gula Pasir Lokal ROKOK KRETEK ROKOK KRETEK FILTER
3.000
5.000
7.000
9.000
11.000
13.000
15.000
17.000
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg
Kacang Panjang Kangkung Bayam Sawi Hijau Tomat Sayur Wortel Kentang
-
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
USD/mt
Harga Beras Internasional
7000
7500
8000
8500
9000
9500
10000
10500
5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
Rp/Kg
Harga Beras Domestik
20
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Hingga September 2012, realisasi pengadaan beras Bulog Jatim mencapai 932.348
ton, dari target 1.036.000 pada akhir tahun. Meskipun musim kemarau mulai melanda
beberapa kawasan di Jatim, namun diperkirakan tidak berdampak pada produksi dan
serapan beras petani oleh Bulog Jatim. Dengan strategi untuk memperluas cakupan
kegiatan di bidang on farm, kini Bulog Jatim turut berperan pada kegiatan yang
berhubungan dengan penanaman dan pembelian gabah/beras langsung dari
petani/kelompok petani/Gapoktan. Kegiatan tersebut diantaranya:
1. On Farm Mandiri, adalah kegiatan usaha tani padi yang dikelola secara mandiri oleh
Perum Bulog di lahan milik Perum Bulog dan/sewa lahan milik pihak lain;
2. On Farm Kemitraan, adalah kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum Bulog dan
Mitra Kerja On Farm Mandiri (MKO) dengan cara memberikan bantuan sarana produksi
berupa bibit benih, pupuk dan pestisida kepada petani/kelompok petani/Gapoktan atas
jaminan dari MKO yang dibayarkan setelah selesai panen (yarnen);
3. On Farm Sinergi, adalah kegiatan kerjasama usaha tani padi antara Perum Bulog dengan
petani/kelompok tani/Gapoktan, Mitra Kerja, Perusahaan Saprodi, Perbankan dan
Instansi terkait seperti (Pemerintah Daerah, Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan
Pangan). Kegiatan kerjasama yang dilakukan tersebut dalam rangka untuk penyediaan
Saprodi, produksi (budidaya), penanganan panen dan pasca panen, pembiayaan usaha
tani dengan seluruh hasil panen di jual kepada Perum Bulog Drive Jatim.
4. On Farm Alternatif, adalah kegiatan usaha tani padi antara Perum Bulog dengan
Gapoktan/KTNA, dimana Gapoktan melaksanakan penandatangan MOU dengan Perum
Bulog serta selanjutnya Gapoktan melaksanakan kontrak pengadaan dengan Perum
Bulog.
Bulog Divre Jawa Timur bertekad akan terus mengembangkan Program On Farm untuk
mendukung target surplus 10 juta ton setara beras pada tahun 2014. Pada tahun ini
tercatat Kabupaten Bojonegoro menjadi sentra produksi beras terbesar di Jawa Timur
dengan produksi 173.926 ton, disusul oleh Kabupaten Madiun dan Kabupaten Madura
masing – masing sebesar 59.430 ton dan 59.123 ton.
21
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Tabel Tabel Tabel Tabel 2.3 2.3 2.3 2.3 TiTiTiTime Series me Series me Series me Series Pengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun TerakhirPengadaan Gabah/Beras 5 Tahun Terakhir oleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatimoleh BULOG Jatim
2.32.32.32.3 INFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNANINFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)
Berbeda dengan laju inflasi bulanan dan triwulanan, secara tahunan, pada triwulan II-
2012, terjadi perlambatan laju inflasi dari sebelumnya 4,60% (yoy) menjadi 4,50%.
Perlambatan ini didorong utamanya oleh terjadinya perlambatan laju inflasi pada kelompok
sandang dari 6,21% (yoy) menjadi 3,98%, kelompok serta kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar dari 3,22% (yoy) menjadi 3,18%. Namun demikian, masih terdapat
tekanan inflasi dari kelompok kesehatan, bahan makanan serta kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau, masing-masing sebesar 2,47% (yoy), 6,64% serta 6,72%.
Sedangkan, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masih berada pada level
yang sama yaitu 1,87% (yoy).
Berbeda dengan triwulan sebelumnya,
kelompok sandang menjadi pendorong
inflasi pada periode laporan dengan
meningkatnya harga emas perhiasan, yang
turut terpengaruhi oleh kenaikan harga
emas di pasar dunia.
Grafik 2.17 Inflasi Kelompok Sandang (qtq)
2007 2008 2009 2010 2011 Rencana Realisasi
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1 Januari - - 32.490 - 183 63.500 625
2 Februari - 559 51.369 16 17.513 89.000 19.510
3 Maret - 162.685 258.602 69.304 87.312 135.000 153.557
4 April 111.037 242.450 296.401 192.078 91.779 192.000 242.648
5 Mei 202.540 169.469 174.055 176.416 75.803 160.000 195.755
6 Juni 113.844 102.798 109.207 105.646 38.622 132.500 117.775
7 Juli 70.187 96.318 69.846 23.169 18.296 92.500 83.936
8 Agustus 39.274 55.885 65.077 15.393 27.622 67.500 66.273
9 September 6.047 41.179 28.176 7.351 3.875 42.100 33.978
10 Oktober 105 35.685 19.905 18.133 6.284 37.500 83.256
11 Nopember - 50.684 3.311 7.090 14.761 20.000
12 Desember - 17.313 298 706 29.720 4.400
Jumlah 543.034 975.025 1.108.737 615.302 411.764 1.036.000 962.838
No Bulan
Realisasi Pengadaan 2012
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-
anak
Barang Pribadi dan
Sandang Lain
Tw I-2011 Tw II-2011 Tw III-2011 Tw IV-2011
Tw.I-2012 Tw II-2012 Tw III-2012
%, qtq
Sumber : BPS Jatim (diolah)
22
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Perlambatan pada periode laporan didorong oleh penurunan harga komoditas pada
kelompok Sandang, terutama pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain dari
10,60% (yoy) menjadi 5,10% serta sub kelompok sandang laki-laki dari 4,13% (yoy)
menjadi 2,43%. Meskipun harga emas perhiasan mengalami kenaikan namun
peningkatannya masih lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 2.18, perkembangan dua kelompok barang
utama penyumbang inflasi di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang searah, yaitu
keduanya mengalami kenaikan laju inflasi secara tahunan di sepanjang bulan Juli, Agustus
dan September 2012. Serupa dengan pola inflasi secara bulanan dan triwulanan, faktor
utama pendorong inflasi pada kelompok bahan makanan berasal dari sub kelompok
kacang-kacangan, sub kelompok bumbu-bumbuan, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya
serta sub kelompok ikan segar dengan rata-rata tingkat inflasi berada pada level 10% -
14%. Sedangkan pendorong kenaikan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau berasal dari sub kelompok tembakau dan minuman yang beralkohol yang
mengalami inflasi sebesar 9,75% (yoy) dari sebelumnya 2,40%.
Sumber: BPS, data diolah
Grafik 2.18 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy)
Per Kelompok Barang
Grafik 2.19
Inflasi (yoy) Tertinggi - Kelompok Barang
Sumber : BPS, (data diolah)
Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
BAHAN
MAKANAN
MAMIN,ROK
OK &
TEMBAKAU
PERUMAHA
N
SANDANGKESEHATAN
PENDIDIKAN,
REKREASI,
OLAH RAGA
TRANSPORT
ASI,
KOMUNIKASI
Inflasi (mtm) Agust 2012
Inflasi (mtm) Sept 2012
0,00
4,00
8,00
12,00
16,00
20,00
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9
2010 2011 2012
Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB
Sumber: BPS (diolah)
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
Umum 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,63 4,50 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,27 4,52
Bahan Makanan 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 6,14 6,64 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 5,46 7,25
Makanan Jadi, Minuman & Rokok 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 6,32 6,72 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 5,74 6,58
Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 4,62 4,83 3,08 3,04 2,70 3,24 3,18 4,62 4,83 3,08 3,04 2,70 2,91 3,23
Sandang 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 6,27 3,98 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 5,76 2,18
Kesehatan 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,83 2,47 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,76 2,28
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,26 4,51 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,01 4,46
Tranpor, Komunikasi & Jasa 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,86 1,87 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,78 2,14
KELOMPOK
Inflasi (yoy) Sumbangan Inflasi (yoy)
2011 2012 2011 2012
23
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
2.42.42.42.4 INFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTAINFLASI MENURUT KOTA
Pada triwulan periode laporan, perkembangan IHK 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk
dalam perhitungan inflasi nasional secara umum menunjukkan peningkatan laju inflasi
triwulanan. Sebagaimana ditunjukkan pada table 2.4 di bawah ini, inflasi tertinggi pada
periode laporan terjadi di kota Probolinggo dengan inflasi sebesar 2,49% (qtq) sedangkan
terendah terjadi di Madiun (1,70%).
Hal serupa ditunjukkan juga pada laju inflasi tahunan 7 (tujuh) kota di Jatim yang
seluruhnya mengalami peningkatan. Tercatat, inflasi tahunan (yoy) tertinggi terjadi di kota
Sumenep (6,05%) dan inflasi terendah terjadi di Madiun (3,91%). Masih sama dengan
periode sebelumnya, faktor utama yang mendorong tingginya inflasi di kota Sumenep
dibanding kota-kota lainnya masih terkait dengan kendala untuk mengakses wilayah ini,
Grafik 2.20 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan
Tahun 2011 - 2012
Grafik 2.21 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman &
Tembakau
Sumber : BPS, (data diolah) Sumber : BPS, (data diolah)
-40,00
-20,00
0,00
20,00
40,00
Padi-padian
Daging & hasilnya
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu
Sayur-sayuranKacang - kacangan
Buah - buahan
Bumbu - bumbuan
Lemak dan Minyak
Bahan Makanan Lainnya
Inflasi (yoy) Tahun 2011 Inflasi (yoy)Tahun 2012
0,00
5,00
10,00
15,00Makanan Jadi
Minuman yang
Tidak Beralkohol
Tembakau dan
Minuman
Beralkohol
Inflasi (yoy) Tahun Sept 2011 Inflasi (yoy) Tahun Sept 2012
Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur
Sumber: BPS, Data diolah.
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
Jawa Timur 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,63 4,50
Surabaya 1,25 0,34 2,23 0,84 0,73 0,82 1,84 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,30
Malang 0,72 0,24 1,92 1,13 0,46 0,86 2,05 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58
Kediri -0,15 0,52 2,20 1,03 0,53 1,20 2,40 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,25
Jember 0,80 -0,76 1,37 1,00 0,84 0,84 1,64 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,39
Sumenep 0,10 0,87 1,59 1,57 0,97 1,21 2,16 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,05
Probolimggo 1,20 0,30 1,62 0,61 0,63 1,73 2,49 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,56
Madiun 0,81 0,03 1,73 0,89 0,68 0,58 1,70 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91
2012
Inflasi Tahunan (yoy)Inflasi Triwulanan (qtq)
WILAYAH 2011 2012 2011
24
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Sementara itu, relatif rendahnya laju inflasi di kota Madiun baik secara triwulanan
maupun tahunan pada periode laporan disebabkan oleh relatif rendahnya laju inflasi dari
kelompok kesehatan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan, yang masing-
masing tercatat sebesar 2,71% (yoy) dan 0,21%. Selain itu, menurunnya tekanan inflasi dari
kelompok kesehatan dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan turut
menyumbang terbentuknya tingkat inflasi yang rendah di kota ini.
Pada periode laporan, kelompok barang penyumbang inflasi yang menjadi sumber
tekanan inflasi di ketujuh kota diindikasikan utamanya berasal dari kelompok bahan
makanan, yang masing-masing menyumbang inflasi Jatim di level 0,91% - 14,37% (yoy).
Selanjutnya, kenaikan harga gula pasir dan rokok yang terjadi di seluruh wilayah Jatim,
diindikasikan menjadi penyumbang inflasi tertinggi kedua, yang berasal dari kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Masih sama seperti periode sebelumnya,
sumbangan inflasi kelompok kesehatan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa
keuangan merupakan yang terendah dibandingkan kelompok lainnya.
sehingga mengakibatkan tingginya
fluktuasi harga barang. Selain itu, faktor
ketinggian ombak di musim tertentu pun
turut mempengaruhi tingkat harga,
terutama untuk sub kelompok bumbu-
bumbuan yang bersifat tidak tahan lama.
Pendirian lumbung desa merupakan salah
satu strategi yang dapat dilakukan guna
mengendalikan fluktuasi harga.
Grafik 2.22 Perbandingan Inflasi Year on Year (yoy)
7 Kota di Jawa Timur
Sumber: BPS, Data diolah.
Jatim 4,50
Surabaya 4,30
Malang 4,58 Kediri 5,25
Jember 4,39
Probolinggo 5,56
Madiun 3,91
Sumenep 6,05
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50
% (yoy)
Sumber : BPS Jatim (diolah)
Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun
Umum 0,78 1,25 0,52 -0,02 -0,03 -0,56 -0,35 -0,14
Bahan Makanan 0,23 0,46 0,46 -0,03 -0,05 -0,71 -0,24 -0,28
Makanan Jadi, Minuman & Rokok 0,16 0,22 0,22 0,03 0,14 0,00 0,04 0,09
Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,10 0,13 0,13 0,00 0,12 0,02 0,01 0,01
Sandang 0,08 0,06 0,06 0,10 0,14 0,13 0,03 0,08
Kesehatan 0,01 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,20 0,19 0,19 0,10 0,06 0,03 0,00 0,07
Tranpor, Komunikasi & Jasa 0,03 0,19 0,19 -0,22 -0,32 -0,02 -0,18 -0,22
Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa
Triwulan III-2012 (% mtm)
Sumber : BPS, data diolah.
25
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
2.52.52.52.5 DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI
Analisis lebih lanjut berdasarkan disagregasinya, melambatnya laju inflasi pada
triwulan III-2012 terutama didorong oleh perlambatan kelompok volatile food dari 0,85%
(mtm) menjadi -0,80% dan administered price dari 0,24% (mtm) menjadi -0,43%.
Sedangkan, kelompok core inflation sedikit mengalami peningkatan, yaitu dari 0,43%
(mtm) menjadi 0,55%.
Melambatnya laju inflasi kelompok volatile food pada triwulan III-2012 didorong
oleh penurunan harga pada hampir seluruh sub kelompok, kecuali sub kelompok kacang-
kacangan dari dan sub kelompok buah-buahan. Meningkatnya harga bahan makanan pada
sub kelompok kacang-kacangan turut dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas kacang
kedelai di pasar dunia sehingga mendorong meningkatnya harga kacang kedelai lokal dan
produk turunannya, seperti tahu dan tempe. Masih tingginya ketergantungan Indonesia
pada kedelai impor menjadi landasan kebijakan pemerintah untuk mendorong produksi
kedelai lokal di masa mendatang. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebagai acuan
harga jual kedelai lokal diharapkan menjadi insentif bagi petani lokal guna
mengembangkan komoditas ini seiring makin menjanjikannya laba hasil penanamannya.
Selanjutnya, minimnya panen sub kelompok buah-buahan pada triwulan ini di tengah
Sumber : BPS, data diolah.
Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa
Triwulan III-2012 (% yoy)
Grafik 2.23
Laju Inflasi Jatim per Komponen (mtm)
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2009 2010 2011 2012
(% ,mtm)
Umum Volatile food Adm Price Core Inflation
Sumber: BPS (diolah)
Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun
Umum 4,52 4,33 4,58 5,25 4,39 6,05 5,56 3,91
Bahan Makanan 7,25 1,59 1,57 2,27 1,40 4,03 1,78 1,76
Makanan Jadi, Minuman & Rokok 6,58 1,28 1,04 1,43 1,33 0,58 1,32 0,70
Perumahan Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,23 0,65 0,44 0,77 1,27 0,65 0,71 0,81
Sandang 2,18 0,08 0,23 0,17 0,09 0,54 0,31 0,31
Kesehatan 2,28 0,09 0,09 0,16 0,07 0,22 0,15 0,12
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 4,46 0,27 0,70 0,40 0,15 0,16 1,36 0,34
Tranpor, Komunikasi & Jasa 2,14 0,43 0,53 0,15 0,17 0,07 0,16 0,03
26
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
kenaikan permintaan masyarakat menjadi sumber penyebab kenaikan harga sub kelompok
ini pada periode laporan.
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, kenaikan pada kelompok core inflation
terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas telur ayam ras dan daging ayam ras
yang mengalami peningkatan pada triwulan laporan. Selanjutnya, dorongan inflasi dari sub
kelompok biaya tempat tinggal (0,11%), sub kelompok minuman yang tidak beralkohol
(0,10%) serta sub kelompok makanan jadi (0,08%) menjadi pendorong utama peningkatan
laju inflasi kelompok core inflation. Sedangkan, penurunan pada kelompok administered
price didorong oleh penurunan inflasi sub kelompok transportasi (0,08%).
Pada triwulan III-2012, tekanan inflasi di Jatim yang berasal dari faktor fundamental
atau inflasi inti tercatat sebesar 3,95% (yoy), atau mengalami penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,43%. Secara umum tekanan inflasi
inti bisa berasal dari faktor eksternal, peningkatan ekspektasi inflasi serta interaksi antara sisi
permintaan dan penawaran. Tekanan dari faktor eksternal terutama berasal dari kenaikan
harga komoditas strategis di pasar internasional seperti emas dan minyak mentah. Di
triwulan III tahun 2012, harga minyak dunia kembali mengalami peningkatan karena
memburuknya situasi geopolitik di Timur Tengah. Demikian pula dengan kenaikan harga
emas dunia yang dipicu oleh ekspektasi pelaku ekonomi internasional atas pelemahan
ekonomi dunia menyebabkan kenaikan harga emas perhiasan di pasar domestik.
Sementara itu, faktor yang juga ikut mempengaruhi adalah perkembangan sisi supply yang
menurun. Tingkat penggunaan kapasitas produksi di Jawa Timur pada triwulan laporan
menunjukkan adanya penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal tersebut
dikonfirmasi dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia yang
menunjukkan secara rata-rata kapasitas terpakai industri di Jawa Timur triwulan III-2012
mencapai 73,73% menurun bila dibandingkan triwulan II-2012 (77,09%) dan triwulan I-
2012 (78,53%). Dari sisi eksternal terutama dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah
yang melemah dari sebelumnya Rp 9.305 menjadi Rp 9.508. Dipandang masih tingginya
ketidakpastian terkait penanganan krisis utang dan fiskal di Eropa, pemulihan ekonomi AS
yang belum solid, melemahnya perekonomian China serta koreksi harga komoditas global
turut memberi tekanan terhadap rupiah.
27
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Grafik 2.27 Perkembangan Harga Batu Bara
Sumber Bloomberg Sumber Bloomberg
Grafik 2.26 Perkembangan Harga CPO
Grafik 2.29 Perkembangan Capacity Utilization
Sumber Bloomberg
Grafik 2.28 Perkembangan Harga Karet
63,4
56,9
67,2
71,5
63,3
64,2
70,0
69,8
75,1
80,1
77,7
73,2
74,9
69,3
70,7
73,974,3
73,3
74,5
78,178,5
77,1
73,7
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II I II IV I I I III IV I II III IV I II II I IV I I I III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)
442,67 442,67 442,67 442,67
316,05 316,05 316,05 316,05
334,13 334,13 334,13 334,13
150150150150
200200200200
250250250250
300300300300
350350350350
400400400400
450450450450
500500500500
10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*
2011201120112011 2012201220122012
USD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / Kg
913,95 913,95 913,95 913,95
871,98 871,98 871,98 871,98
737,83 737,83 737,83 737,83
30 30 30 30
230 230 230 230
430 430 430 430
630 630 630 630
830 830 830 830
1.030 1.030 1.030 1.030
1.230 1.230 1.230 1.230
10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*
2011201120112011 2012201220122012
USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel
81,05 81,05 81,05 81,05
63,66 63,66 63,66 63,66 65,03 65,03 65,03 65,03
40 40 40 40
45 45 45 45
50 50 50 50
55 55 55 55
60 60 60 60
65 65 65 65
70 70 70 70
75 75 75 75
80 80 80 80
85 85 85 85
10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*
2011201120112011 2012201220122012
USD / Metrik USD / Metrik USD / Metrik USD / Metrik TonTonTonTon
86,41 86,41 86,41 86,41
94,66 94,66 94,66 94,66
91,20 91,20 91,20 91,20
30 30 30 30
40 40 40 40
50 50 50 50
60 60 60 60
70 70 70 70
80 80 80 80
90 90 90 90
100 100 100 100
110 110 110 110
10101010 11111111 12121212 1111 2222 3333 4444 5555 6666 7777 8888 9999 10*10*10*10*
2011201120112011 2012201220122012
USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel
Grafik 2.25 Perkembangan Harga Minyak Internasional
Sumber Bloomberg Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia
Grafik 2.24 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
78008000820084008600880090009200940096009800
01
-Ju
n-1
1
01
-Ju
l-1
1
01
-Ag
ust
-11
01
-Se
p-1
1
01
-Okt-
11
01
-No
p-1
1
01
-De
s-1
1
01
-Ja
n-1
2
01
-Fe
b-1
2
01
-Ma
r-1
2
01
-Ap
r-1
2
01
-Me
i-1
2
01
-Ju
n-1
2
01
-Ju
l-1
2
01
-Ag
ust
-12
01
-Se
p-1
2
Rp/ 1 USD
Kurs Tukar Rupiah
28
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Analisis lebih detail untuk faktor pendorong inflasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan komoditas. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, komponen laju inflasi inti
berada pada level yang sama, dengan nilai sedikit lebih besar pada laju inflasi inti non
tradeable (jasa).
Kenaikan inflasi inti tradeable (barang) melandai 0,62% (mtm) dari sebelumnya
0,66%. Sedangkan kenaikan inflasi inti non tradeable (jasa) terjadi sebesar 0,63% (mtm),
jauh lebih rendah dari sebelumnya 0,97% (mtm).
Grafik 2.30 Perbandingan Komponen Inflasi Inti
Tabel 2.7 Perkembangan Capacity Utilization Sektor Usaha
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
INTI
Inti - Tradeable (Barang)
Inti - Non Tradeable (Jasa)
Sumber: BPS (diolah)
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
REALISASI
1 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 72,84 69,66 79,71 74.69 74.47 72.17 74.82 80.32 84,38 79,20 70.71
A. Tanaman Pangan 84,75 71,56 73,61 73.33 81.56 68.00 71.94 69.00 91,47 78,93 69.24
B. Tanaman Perkebunan 55,92 62,22 88,75 72.50 59.44 70.47 74.38 85.08 72,50 69,57 62.01
C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87,50 88,33 85,63 86.67 75.88 83.75 85.86 86.88 88,40 89,44 83.89
D. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100.00 0,00 0,00
E. Perikanan 79,49 67,61 76,43 72.62 77.93 83.22 66.94 87.84 86,25 86,96 76.00
2 PERTAMBANGAN 70,00 55,13 75,00 75.00 78.33 68.33 61.67 100.00 91,43 92,14 86.25
A. Minyak dan gas bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B. Pertambangan tanpa migas 50,00 0,50 100,00 75.00 75.00 80.00 80.00 100.00 80,00 70,00 80.00
C. Penggalian 80,00 73,33 50,00 0,00 80.00 62.50 52.50 0,00 93,33 95,83 87.14
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 68,16 71,51 73,29 74.41 73.80 74.85 74.26 77.32 74,44 76,54 73.56
A. Industri Non Migas
1. Makanan, minuman dan tembakau 64,84 70,88 73,79 71.00 73.98 75.38 74.40 77.40 76,06 71,82 76.11
2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 81,53 74,19 77,03 74.26 80.11 74.37 78.37 78.98 77,94 85,15 77.59
3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 53,07 63,23 58,15 61.73 59.67 65.81 56.73 59.91 65,45 71,25 60.44
4. Kertas dan barang cetakan 67,80 76,38 83,57 89.56 83.63 86.38 71.63 84.14 77,57 84,67 74.00
5. Kimia dan barang dari karet 73,24 78,47 76,13 87.11 80.91 83.54 83.86 87.23 80,29 81,31 81.23
6. Semen dan barang galian bukan logam 98,50 73,00 100,00 80.00 90.00 99.00 92.33 80.00 75,50 90,00 63.33
7. Logam dasar, besi dan baja 63,93 68,23 69,71 76.45 73.17 68.67 74.29 77.64 68,00 71,97 52.50
8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 78,00 76,25 76,67 72.50 64.63 73.13 73.57 80.00 73,57 80,00 79.43
9. Barang Lainnya 64,18 66,00 72,13 73.57 67.13 68.00 69.55 71.88 67,80 67,92 71.73
B. Industri Migas
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83,82 68,71 61,36 72.29 64.56 64.83 78.49 76.06 82,99 67,69 79.08
A. Listrik 0,00 67,50 26,67 82.50 35.00 45.00 46.50 66.25 95,00 44,31 75.00
B. Gas 0,00 75,00 100,00 0,00 80.00 0,00 81.67 72.00 75,00 69,33 82.00
C. Air bersih 83,82 67,75 70,71 69.74 70.99 69.79 86.27 81.78 81,99 72,33 79.67
TOTAL SELURUH SEKTOR 69,49 70,71 73,89 74,31 73,26 73,64 74,47 78.14 78,53 77,09 73.73
2011No SEKTOR
2010 2012
29
BAB II n PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan III n Tahun 2012
Lebih dalam lagi analisis dilakukan terhadap faktor pembentuk inflasi inti tradeable
(barang), yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas pada sub kelompok
food. Tercatat, inflasi pada sub kelompok food meningkat dari 0,66% (mtm) menjadi
0,82%. Sedangkan sub kelompok non food mengalami perlambatan dari 0,78% (mtm)
menjadi 0,55%.
Perkembangan inflasi inti kecuali komoditas emas, yang ditunjukkan pada grafik
2.34 mengindikasikan bahwa laju inflasi pada sub kelompok barang manufaktur lebih tinggi
dibandingkan jasa, searah dengan perbandingan laju inflasi inti tradeable (barang) dan
inflasi inti non tradeable (jasa).
Grafik 2.31 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable
Grafik 2.32
Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price
Grafik 2.33
Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable
Grafik 2.34
Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
INTI
Inti - Tradeable (Barang)
Inti - Non Tradeable (Jasa)
Sumber: BPS (diolah)
-0,20
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
INTI
Core -Exc. Gold
Sumber: BPS (diolah)
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
TRADED
Food
Non Food
Sumber: BPS (diolah)
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
MANUFACTURING
GOOD
SERVICES
Sumber: BPS (diolah)
�
Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3
�
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN
PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN
SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN
�
30
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
3333 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM & SISTEM & SISTEM & SISTEM
PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN
Pada Pada Pada Pada triwulan triwulan triwulan triwulan IIIIIIIIIIII----2012, k2012, k2012, k2012, kinerja perbankaninerja perbankaninerja perbankaninerja perbankan (Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR) di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur
masih terus masih terus masih terus masih terus menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang menunjukkan perkembangan yang positifpositifpositifpositif, tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset,
kredit dan DPK kredit dan DPK kredit dan DPK kredit dan DPK yang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baikyang tumbuh dengan cukup baik serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang serta tingkat risiko kredit yang terjaga di terjaga di terjaga di terjaga di
bawah 5%bawah 5%bawah 5%bawah 5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 22,13% (yoy) dengan penyaluran
utama pada kredit. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang
mencapai 24,38% (yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio Non Performing Loans (NPLs)
sebesar 2,68%. Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencerminkan fungsi intermediasi perbankan
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 82,37% karena pertumbuhan
penyaluran kredit yang lebih tinggi dibandingkan DPK. Peningkatan fungsi intermediasi
tersebut terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah.
Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat dan bahkan lebih
tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor
perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan meningkat.
TW I TW II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
Total Aset (Triliun Rupiah) 262,29 276,41 287,12 299,63 311,21 330,24 350,68
Pertumbuhan (yoy %) 15,30 15,87 16,43 17,33 18,65 19,47 22,13
Pertumbuhan (qtq %) 2,71 5,38 3,88 4,36 3,86 6,11 6,19
Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) 218,52 228,35 235,87 252,42 256,99 266,63 278,40
Pertumbuhan (yoy %) 12,45 13,85 14,70 16,37 17,60 16,77 18,03
Pertumbuhan (qtq) 0,74 4,50 3,29 7,02 1,81 3,76 4,41
Kredit (Triliun Rupiah) 165,41 176,37 184,37 194,50 197,91 215,64 229,31
Pertumbuhan (yoy %) 22,05 19,71 20,45 22,07 19,65 22,26 24,38
Pertumbuhan (qtq) 3,81 6,63 4,53 5,49 1,75 8,96 6,34
LDR (%) 75,69 77,24 78,16 77,05 77,01 80,87 82,37
NPL (%) 3,41 3,59 3,50 2,92 3,00 2,77 2,68
2012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR
2011
Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun non-tunai pada triwulan III -
2012 berjalan dengan baik sehingga dapat memperlancar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan
Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
31
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
transaksi keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta
jumlah temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.
3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM
Sejalan dengan kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR), kinerja Bank Umum di Jawa
Timur pada triwulan III-2012 tetap menunjukkan perkembangan positif dan mencerminkan
pelaksanaan fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di
Jawa Timur tersebut tercermin dari pertumbuhan total aset, DPK dan kredit (masing-masing
sebesar 22,05%, 17,94% dan 24,49%) yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
dan mencapai titik tertinggi selama tahun 2012. Peningkatan penyaluran kredit tersebut
menyebabkan rasio LDR meningkat menjadi 85,07%, sementara rasio NPL dapat ditekan
menjadi 2,64% atau turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 2,73%.
Secara umum, Bank Umum di Jawa Timur menunjukkan kinerja yang konsisten dan
meningkat selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank
Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3 .1.1.1.1 Perkembangan LDR
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
Total Aset (Juta Rupiah) 256.43 270.26 280.75 292.82 304.22 322.89 342.66
Pertumbuhan (yoy %) 15.86 22.42 20.87 17.30 18.64 19.48 22.05
Pertumbuhan (qtq %) 2.72 5.39 4.34 3.84 3.89 10.73 6.12
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 214,941,278.00 224.62 232.03 248.38 252.81 262.25 273.66
Pertumbuhan (yoy %) 12.48 13.73 15.63 16.43 17.62 16.75 17.94
Pertumbuhan (qtq) 0.83 4.56 3.23 6.98 1.78 6.43 4.35
Kredit (Juta Rupiah) 161,124,136.00 171,755,921.00 179,542,188.00 189,646,950.00 192,754,345.00 210,063,135.00 223,506,097.00
Pertumbuhan (yoy %) 22.23 19.50 20.65 22.18 19.63 22.30 24.49
Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.59 4.53 5.63 1.64 12.66 6.40
LDR (%) 74.96% 76.46% 77.38% 76.35% 76.25% 80.10% 85.07%
NPL (%) 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64
INDIKATOR BANK UMUM2011 2012
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)LDR Bank Umum (%)
Sumber : LBU BI
(diolah)
% , yoy
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
LDR total Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing
Sumber : LBU BI (diolah)
% , yoy
32
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Meskipun cenderung berfluktuasi, namun tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank
umum selama periode 2010 hingga triwulan III-2012 masih menunjukkan tren yang meningkat
(grafik 3.1). Peningkatan ini terutama didorong oleh rata-rata pertumbuhan kredit yang lebih
tinggi daripada DPK, dimana pada triwulan III-2012 LDR tercatat mencapai 85,07%.
Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesar masih didominasi oleh kelompok Bank
Pemerintah dengan LDR sebesar 100,96%, diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar 84,49%
dan Bank Swasta sebesar 65,82% (grafik 3.2). Terdapat pergeseran LDR dari bank pemerintah
ke bank asing pada triwulan III-2012 walaupun secara nominal bank pemerintah tetap
mendominasi penyaluran kredit. Hal ini menunjukkan bahwa bank asing juga mulai
meningkatkan fungsi intermediasi pada masyarakat di wilayahnya.
Berdasarkan nominal, proporsi penyaluran kredit masing-masing kelompok bank
terhadap total kredit perbankan di Jawa Timur masih didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar
51,97%, Bank Swasta sebesar 42,14% dan sisanya adalah Bank Asing sebesar 5,89%. Terjadi
penurunan tipis proporsi bank swasta dari periode sebelumnya yaitu 42,56% dan beralih
kepada Bank Asing sehingga proporsi Bank Asing sedikit meningkat dibandingkan periode
sebelumnya yang sebesar 5,46%.
3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIFASET DAN AKTIVA PRODUKTIF
Total aset Bank Umum pada triwulan III-2012 menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya baik dari sisi nominal maupun
pertumbuhan, yaitu tumbuh 22,05% atau meningkat sebesar Rp61,91 triliun (yoy).
Pertumbuhan aset Bank Umum pada triwulan laporan ini tercatat cukup tinggi dibandingkan
pertumbuhan pada periode-periode sebelumnya yaitu di kisaran 20%-25% (yoy) dan 6%-
10%% (qtq).
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.3333 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy)
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Aset Kredit DPK%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.4444 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Aset Kredit DPK
%, qtq
Sumber : LBU BI (diolah)
33
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Tingginya pertumbuhan aset bank umum disebabkan karena bank mengalokasikan
sumber dana yang diperolehnya pada aktiva produktif yang juga tumbuh secara signifikan.
Komposisi terbesar penyaluran aktiva produktif Bank Umum adalah pada kredit (65,23%),
disusul oleh penempatan pada bank lain (2,07%) dan penempatan pada Bank Indonesia
(1,34%). Komposisi ini mendukung bank untuk mencapai kinerja yang optimal dan
mendukung fungsi intermediasi perbankan. Sejalan dengan stabilnya inflasi dan tingginya
pertumbuhan ekonomi, diharapkan akan semakin memacu pertumbuhan kinerja bank dalam
meningkatkan aktiva produktifnya.
Pada triwulan III-2012, penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank
lain masing-masing tumbuh sebesar 15,89% dan 76,76% (yoy) atau 26,24% dan 13,87%
(qtq). Tingginya pertumbuhan penempatan Bank Umum ini mengindikasikan beberapa hal
antara lain masih terdapat idle fund dari penghimpunan DPK yang belum terserap dalam
penyaluran kredit namun di lain sisi dapat diartikan pula sebagai peningkatan cadangan
likuiditas bank untuk memenuhi pemenuhan Giro Wajib Minimum baik Primer maupun
Sekunder serta untuk mengantisipasi penarikan dana.
3.1.2.3.1.2.3.1.2.3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)DANA PIHAK KETIGA (DPK)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aktiva Produktif
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2010 2011 2012
Kredit Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain Surat Berharga
Sumber Bank Indonesia (diolah)
Miliyar
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank Umum
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
350.000.000
400.000.000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Nominal (Skala Kiri) Growth (Skala Kanan)
Sumber : LBU BI (diolah)
Juta Rupiah % yoy
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)
(5,00)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
DPK (yoy) DPK (qtq)
Sumber : LBU BI (diolah)
%
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di Jawa
Timur pada triwulan III-2012 tetap
menunjukkan pertumbuhan yang positif, yaitu
tumbuh sebesar 17,94% (yoy) atau 4,35%
(qtq) menjadi Rp273,66 triliun. Secara tahunan,
pertumbuhan DPK menunjukkan tren
peningkatan walaupun pernah melambat pada
Tw II-2012.
34
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Sedangkan secara triwulanan, pertumbuhan DPK berfluktuasi dengan siklus yang
hampir sama yaitu cenderung melambat setiap awal triwulan dan kembali meningkat pada
triwulan selanjutnya. Dengan mempertimbangkan siklus musiman tersebut serta melihat
prospek daya beli masyarakat yang masih meningkat, diprediksi sepanjang tahun 2012
pertumbuhan DPK masih tetap meningkat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur masih didominasi oleh tabungan (44,91%),
deposito (38,26%) dan giro (16,84%). Terdapat sedikit penurunan pada jenis simpanan
deposito dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 39,09% menjadi 38,26%. Sementara
dari pertumbuhannya, tabungan memberikan kontribusi terbesar dengan tumbuh sebesar
25,04% (yoy) disusul oleh giro (18,48%) dan deposito (10,37%). Secara bertahap, komposisi
deposito mulai turun seiring dengan tren penurunan suku bunga deposito.
Kebijakan dan kondisi makro juga memberikan ruang yang kondusif untuk
mendukung penurunan komposisi dana mahal Bank Umum. Hal ini tercermin dari penetapan BI
rate sebesar 5,75% dan suku bunga penjaminan LPS sebesar 5,5% yang direspon oleh Bank
Umum dengan menurunkan suku bunga deposito sehingga pada Tw III-2012 mencapai titik
terendahnya yaitu dengan rata-rata suku bunga deposito sebesar 5,17%.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))
(5,00)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Giro Deposito Tabungan
%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.9999 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)
35
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Diharapkan dengan adanya trend penurunan komposisi dan suku bunga deposito tersebut
akan mampu mendorong Bank Umum untuk beroperasi dengan lebih efisien sehingga dapat
memberikan suku bunga kredit yang kompetitif dan meningkatkan fungsi intermediasi
perbankan serta sejalan dengan arah pertumbuhan perbankan nasional yaitu meningkatkan
efisiensi perbankan.
3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT
Penyaluran kredit oleh Bank Umum di Jawa Timur pada triwulan III-2012 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp43,96 triliun atau tumbuh 24,49% (yoy)
dan 6,40% (qtq). Walaupun mengalami penurunan pada periode ini (periode sebelumnya 8,98-
qtq), namun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Jawa timur yang cukup stabil
dan kondusif serta adanya perayaan Natal dan Tahun Baru maka kredit diprediksi tetap akan
mengalami pertumbuhan sampai dengan akhir 2012.
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.11111 Komposisi DPK Bank Umum (%)
GGGGrafik 3.rafik 3.rafik 3.rafik 3.11110000 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp. Milyar)
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Giro Deposito Tabungan
Sumber : LBU BI (diolah)
Milyar Rupiah
GIRO
17%
DEPOSITO
39%
TABUNGAN
44%
Tw II-2012
Sumber : LBU BI (diolah)
GIRO
17%
DEPOSITO
38%
TABUNGAN
45%
Tw III-2012
Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
80.000
85.000
90.000
95.000
100.000
105.000
110.000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Deposito LPS % Deposito BI Rate
Rp Miliyar %
Sumber Bank Indonesia (diolah)
36
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Berdasarkan jenisnya, kredit di Jawa Timur pada laporan masih didominasi oleh kredit
produktif yaitu kredit modal kerja dengan jumlah mencapai Rp129,66 triliun atau sebesar
58,01% dari total kredit, disusul kemudian oleh kredit konsumsi sebesar Rp 62,64 triliun
dengan proporsi 28,03% serta kredit investasi sebesar Rp 31,21 triliun dengan proporsi
13,96%. Pertumbuhan kredit tertinggi pada periode ini masih terjadi pada kredit investasi
dengan pertumbuhan sebesar 35,59% (yoy) disusul kredit konsumsi sebesar 25,12%
(meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 22,39%) dan kredit
modal kerja sebesar 21,79%. Terdapat trend peningkatan kredit konsumsi dan investasi serta
perlambatan kredit modal kerja pada periode ini. Walaupun melambat, kredit modal kerja
masih mendominasi penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Timur selama 3 tahun terakhir
sehingga perbankan Jawa Timur masih turut berperan aktif dalam mendorong aktivitas dunia
usaha melalui penyaluran kredit yang bersifat produktif.
Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar
dengan proporsi 51,97% disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,14% dan Bank Asing sebesar
5,89%. Terjadi pergeseran komposisi yang relatif kecil dari Bank Swasta ke Bank Asing seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit Bank Asing (yoy) yang mencapai
38,44% (periode sebelumnya sebesar 32,13%) dan turunnya pertumbuhan penyaluran kredit
Bank Swasta yang pada periode ini mencapai 29,99% (periode sebelumnya sebesar 32,78%).
Sementara Bank Pemerintah tetap mengalami pertumbuhan yang stabil di kisaran 15%-20%.
Hal ini menunjukkan bank semakin meningkatkan fungsi intermediasinya dan adanya tingkat
persaingan yang semakin kondusif antara kelompok bank sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas penyaluran kredit kepada masyarakat.
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333 Pertumbuhan Kredit (yoy)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Kredit Miliyar Rupiah (Skala Kiri) Growth % yoy (Skala Kanan)
Sumber : LBU BI (diolah)
Milyar Rupiah
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 Pertumbuhan Kredit (qtq)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
0,00
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
250.000,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Th
ou
sa
nd
s
Kredit Miliyar Rupiah (Skala Kiri) Growth % qtq (Skala Kanan)
Sumber : LBU BI (diolah)
Milyar Rupiah
37
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
95.365.789
101.918.282
106.462.361
112.817.796
112.308.501
123.450.558
129.657.208
21.548.764
22.561.043
23.018.055
24.741.616
26.125.367
28.749.534
31.210.671
44.209.584
47.276.597
50.061.771
52.087.538
54.320.477
57.863.043
62.638.218
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
201
120
12
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank
88.099.084
93.900.308
97.585.854
100.868.891
100.628.506
109.188.587
116.166.417
64.407.711
68.864.649
72.449.298
78.812.333
81.339.181
89.396.515
94.178.078
8.617.341
8.990.964
9.507.036
9.965.726
10.786.658
11.478.033
13.161.602
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
20
11
20
12
Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17777 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18888 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq)
(10,00)
(5,00)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
%, qtq
Sumber : LBU BI (diolah)GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.19191919 Proporsi Kredit Sektoral
3%
0%
1%
28%
4%
23%
1%
4%
1%
4%
0%
0%
0%
1%
0%
0%
2%
28%
0%
PERTANIAN, PERBURUAN DAN
KEHUTANAN
PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK, GAS DAN AIR
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN
ECERAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN
PENYEDIAAN MAKAN MINUM
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN
DAN KOMUNIKASI
PERANTARA KEUANGAN
Sumber : LBU BI (diolah)
38
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar disalurkan
kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di Jatim, seperti sektor Industri
Pengolahan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing
sebesar 28,04% dan 23,07%. Sementara apabila dilihat dari angka pertumbuhannya,
peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah pada sektor jasa perorangan yang melayani
rumah tangga, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan serta sektor pertambangan dan
penggalian dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 101,94%, 74,09%, dan 63,55%
(yoy).
Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan dati II (kab/kota) di Jawa Timur didominasi
oleh kota Surabaya (56,54%), diikuti oleh kota Malang (8,51%), kota Kediri (4,97%), kab
Jember (4,35%) dan kab Gresik (3,05%). Namun berdasarkan pertumbuhannya, secara
tahunan pertumbuhan tertinggi terdapat di kab Kediri (83,63%), diikuti oleh kab Madiun
(78,33%) dan kab Gresik (49,60%).
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22220000 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)
(60,00)
(40,00)
(20,00)
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
PERTANIAN, PERBURUAN DAN
KEHUTANAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN
ECERAN
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN
DAN KOMUNIKASI
REAL ESTATE, USAHA
PERSEWAAN, DAN JASA
PERUSAHAAN
KEGIATAN YANG BELUM JELAS
BATASANNYA
PENERIMA KREDIT BUKAN
LAPANGAN USAHA
%, yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21111 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate
5,00
7,00
9,00
11,00
13,00
15,00
17,00
Tw 1 Tw II Tw
III
Tw
IV
Tw I Tw II Tw
III
Tw
IV
Tw I Tw II Tw
III
2010 2011 2012
Investasi Konsumsi Modal kerja BI Rate (%)
Sumber Bank Indonesia (diolah)
%
Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3Tabel 3.3 PePePePenyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di nyaluran Kredit pada kab/kota Dominan di Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur
Dati II
Provinsi Jawa
Timur Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
Total 161.12 171.76 179.54 189.65 192.75 210.06 19.63 22.30 100% 100% 100% 100%
Kab. Gresik 3.98 4.28 4.84 5.79 5.27 6.40 32.41 49.60 2.70% 3.05% 2.73% 3.05%
Kab. Jember 6.4 6.95 7.51 8.15 8.24 9.13 28.75 31.37 4.18% 4.30% 4.27% 4.35%
Kab. Malang 0.38 0.47 0.52 0.57 0.59 0.65 55.26 37.66 0.29% 0.30% 0.31% 0.31%
Kab. Kediri 0.15 0.19 0.25 0.32 0.37 0.35 146.67 82.63 0.14% 0.17% 0.19% 0.17%
Kab. Madiun 0.04 0.06 0.07 0.08 0.09 0.11 125.00 78.33 0.04% 0.04% 0.05% 0.05%
Kota Surabaya 91.98 98.62 99.84 105.86 107.72 118.77 17.11 20.43 55.61% 55.82% 55.89% 56.54%
Kota Malang 13.61 14.26 15.24 16.31 16.45 17.88 20.87 25.39 8.49% 8.60% 8.53% 8.51%
Kota Kediri 7.28 7.28 10.27 10.54 10.9 10.44 49.73 43.34 5.72% 5.56% 5.65% 4.97%
Nominal Kredit (Triliun Rupiah)
2012
yoy (%) Pangsa
2011 201220122011
39
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
3.1.4 3.1.4 3.1.4 3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH ((((UUUUMMMMKM)KM)KM)KM)
Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peranan UMKM dalam mendukung
perekonomian daerah, perbankan juga turut mengambil peranan dengan meningkatkan
penyaluran kredit pada sektor tersebut. Peluang perbankan dalam pengembangan kredit
UMKM masih terbuka lebar mengingat tingginya jumlah UMKM di Jawa Timur. Selain itu,
berbagai fasilitas dan kebijakan yang disediakan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah
seperti pembentukan PT. Jamkrida (lembaga penjaminan kredit daerah), penyaluran kredit
linkage, pemberian bantuan teknis/pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk
memperoleh pembiayaan dari perbankan dengan mengoptimalkan fungsi Konsultan Keuangan
Mitra Bank (KKMB), pengembangan klaster komoditas potensial, serta Program Kerjasama
Sertifikasi Tanah antara Bank Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk
meningkatkan aksesibilitas kredit UMKM diharapkan mampu menjadi sweetener yang
mendorong industri perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit UMKM.
Walaupun belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, namun secara bertahap
kredit UMKM mengalami peningkatan yang konstan dan pada tahun 2012 berada pada kisaran
Rp60-70 triliun (grafik 3.22).
Pada Triwulan III-2012, penyaluran kredit UMKM1 di Jawa Timur mencapai Rp63,65
triliun, tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dan -7,58% (qtq) atau mengalami perlambatan
dibandingkan Triwulan II-2012 yang tumbuh sebesar 16,58% (yoy) dan 8,95% (qtq).
Perlambatan ini mengikuti nature UMKM (dimana pengajuan kredit murni digunakan sebagai
modal kerja) sehingga siklus kredit mengikuti siklus usahanya. Walaupun mengalami
1 mengacu pada definisi UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.23333 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank
34.187.098
35.887.982
36.691.981
37.078.521
36.455.161
40.097.148
35.437.082
20.769.960
21.556.340
23.391.175
24.356.340
26.060.243
27.671.728
27.020.814
1.313.487
1.627.662
1.210.108
910.722
693.713
1.098.665
1.192.546
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Tw I
Tw II
Tw III
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw III
20
11
20
12
Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22222 Perkembangan Kredit UMKM
0
50000
100000
150000
200000
250000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Total Kredit Kredit U M K M
Sumber : LBU BI (diolah)
Milyar Rupiah
40
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
perlambatan namun diprediksi pada akhir tahun 2012 nominal kredit UMKM akan tetap
tumbuh positif sejalan dengan kondusifnya perekonomian Jawa Timur.
Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh Bank Umum di Jawa Timur didominasi oleh
Bank Pemerintah sebesar 55,67% dengan jumlah mencapai Rp 35,44 triliun, disusul oleh Bank
Swasta dan Bank Asing masing-masing sebesar Rp27,02 triliun (42,45%) dan Rp1,19 miliar
(1,87%). Terdapat pergeseran yang cukup besar terhadap komposisi penyaluran kredit UMKM
dari Bank Pemerintah ke Bank Swasta dan Bank Asing dibandingkan Tw II-2012, yaitu yang
semula hanya sebesar 40,18% (Bank Swasta) dan 1,60% (Bank Asing). Hal ini menunjukkan
bahwa perbankan di Jawa Timur telah merespon kebijakan Pemerintah Daerah dan menjadikan
UMKM sebagai salah satu pasar potensial.
3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT
Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total
kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada periode laporan membaik
dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari 2,73% menjadi 2,64%. Turunnya NPL ini
disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit
bermasalah. Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi berada kelompok bank
pemerintah yang mencapai 3,37%, disusul kemudian oleh kelompok bank swasta dan bank
asing dengan rasio NPL masing-masing sebesar 1,69% dan 3,05%.
Berdasarkan jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja
dengan prosentase sebesar 3,22%, disusul oleh kredit investasi sebesar 2,43% dan kredit
konsumsi sebesar 1,55%. Peningkatan NPL terbesar berada pada jenis kredit investasi yaitu
sebesar 12,18% (qtq) atau meningkat menjadi Rp758,83 milyar, sedangkan kredit modal kerja
dan konsumsi hanya meningkat sebesar 1,70% dan 1,45%. Tingginya pertumbuhan NPL kredit
investasi ini sejalan dengan tingginya penyaluran kredit investasi pada Tw III-2012 yang
mencapai 8,56% (qtq). Hal ini didukung pula dengan nature kredit investasi yang umumnya
merupakan kredit jangka panjang atau pembangunan proyek tertentu sehingga pembayaran
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank
Sumber: Bank Indonesia
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
NPL Bank Umum (%) 3,013,013,013,01 2,882,882,882,88 3,043,043,043,04 2,962,962,962,96 3,363,363,363,36 3,553,553,553,55 3,473,473,473,47 2,892,892,892,89 2,962,962,962,96 2,732,732,732,73 2,642,642,642,64
Bank Pemerintah 2,74 2,67 2,99 3,14 3,77 4,10 4,37 3,69 4,09 3,62 3,37
Bank Swasta 2,71 2,56 2,53 2,35 2,57 2,64 2,13 1,71 0,85 1,51 1,69
Bank Asing 6,64 6,57 7,11 5,55 5,18 4,88 4,46 4,18 8,40 3,87 3,05
Kelompok Bank2010 2011 2012
41
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
kredit bergantung pada penyelesaian termasuk proyek dan tidak dapat ditetapkan cash flow
(aliran pendapatan) sebagaimana pada kredit modal kerja.
Secara individual debitur, kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko
terbesar karena bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian
kredit lebih kecil dibandingkan kredit produktif. Namun secara aggregat perbankan, kredit
konsumsi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan kredit lainnya karena risiko
kredit tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan signifikansi default debitur
kredit konsumsi.
Secara sektoral, penyaluran kredit terbesar yang dilakukan oleh Bank Umum hingga
akhir Triwulan III-2012 tertuju pada sektor Industri Pengolahan, sektor Penerima Kredit Bukan
Lapangan Usaha, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing
sebesar 28,04%,28,03 dan 23,07%. Sektor ini juga merupakan sektor utama perekonomian di
Jawa Timur sehingga perbankan telah bersinergi dalam mendukung perekonomian daerah.
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.26666 Perkembangan NPL Bank Umum
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
NPL Bank Umum Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Asing
Sumber : LBU BI (diolah)
%
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.27777 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
0,00%
0,50%
1,00%
1,50%
2,00%
2,50%
3,00%
3,50%
4,00%
4,50%
5,00%
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
NPL Bank Umum Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber : LBU BI (diolah)
%
GGGGrafikrafikrafikrafik 3.23.23.23.28888 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 INDUSTRI PENGOLAHAN
PENERIMA KREDIT BUKAN
LAPANGAN USAHA
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN,
DAN JASA PERUSAHAAN
KONSTRUKSI
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN
DAN KOMUNIKASI
PERTANIAN, PERBURUAN DAN
KEHUTANAN
Sumber : LBU BI (diolah)
Miliyar)
42
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Sementara untuk 8 (delapan) sektor lainnya yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial,
listrik, gas dan air, jasa pendidikan, perikanan, badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya, administrasi pemerintahan, jasa perorangan yang melayani rumah
tangga, serta sektor lain-lain, masing-masing hanya memiliki proporsi kurang dari
0,5%terhadap total penyaluran kredit.
Dari sisi pertumbuhan tahunan, peningkatan penyaluran kredit tertinggi terdapat pada
Sektor Perorangan yang Melayani Jasa Rumah Tangga sebesar 101,94% (yoy), Pertanian,
Perburuan dan Kehutanan sebesar 74,09%, dan Pertambangan dan Penggalian sebesar
53,14% (yoy). Sementara sektor usaha yang justru mengalami perlambatan adalah sektor
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta sektor kegiatan yang
belum jelas batasannya. Pertumbuhan tertinggi ini umumnya terjadi pada sektor yang
proporsinya terhadap total kredit relatif kecil. Sementara itu, 3 (tiga) sektor utama Jawa Timur
tumbuh secara konstan pada tingkat 25%-30%. Dengan demikian, pertumbuhan yang
signifikan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas kredit perbankan.
Berdasarkan kualitasnya, NPL terbesar dimiliki oleh sektor pertambangan dan
penggalian dengan NPL sebesar 14%, disusul kemudian oleh sektor industri pengolahan dan
sektor perikanan masing-masing sebesar 7,65% dan 7%. Tingginya NPL sejalan dengan
tingginya komposisi penyaluran kredit utama perbankan. Sementara sektor utama lainnya yaitu
perdagangan dan eceran hanya memiliki NPL sebesar 4% sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat risiko pada sektor ini relatif lebih terkendali dibandingkan sektor utama lainnya.
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.29292929 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120 JASA PERORANGAN YANG MELAYANI
RUMAH TANGGA
PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN
KOMUNIKASI
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN
MAKAN MINUM
KONSTRUKSI
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
PERANTARA KEUANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
JASA PENDIDIKAN
PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN
USAHA
LISTRIK, GAS DAN AIR
REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA
PERUSAHAAN
PERIKANAN
JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,
HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA
KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,
PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
Sumber : LBU BI (diolah)
%
43
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa selain sektor utama, kualitas kredit pada
sektor lainnya relatif tersebar secara merata di bawah 4%. Jika di-manage dengan baik, maka
sektor yang lain juga masih berpotensi untuk ditingkatkan dengan kualitas kredit yang terjaga.
3.2.3.2.3.2.3.2.2222. . . . RISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITAS
Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur pada Triwulan III-2012 masih terjaga dengan
baik. Cash Ratio yang mencerminkan kemampuan perbankan Jawa Timur dalam melunasi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimilikinya sebesar 6,40% atau mengalami
perbaikan dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 5,96%. Membaiknya cash
ratio perbankan disebabkan peningkatan penempatan pada BI dan bank lain masing-masing
sebesar 26,24% dan 13,87% (qtq) sehingga meningkatkan cadangan bank untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek khususnya kepada pihak ketiga.
Aktiva Lancar meningkat dari Rp16,28 triliun
pada triwulan sebelumnya menjadi Rp18,23
triliun (11,95%-qtq). Komposisi aktiva lancar
terbesar berupa penempatan pada bank lain
sebesar Rp7,1 triliun, disusul kas dan
penempatan pada Bank Indonesia masing–
masing sebesar Rp6,57 triliun dan Rp4,58
triliun. Sementara pasiva lancar sebesar
Rp284,8 triliun dan didominasi oleh dana pihak
ketiga.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.31313131 Money Position Perbankan di Jawa Timur
36,03%
25,13%
38,84%
Kas Penempatan pada BI Penempatan pada bank lain
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.30303030 NPL per Sektor Ekonomi
5%
0%
7%
14%
7,65%
7%
0%
4%7%
3%
5%
4%
3%
0%
2% 3%6%
5%
0%
5% 3%
LAIN LAIN
PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN
PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
LISTRIK, GAS DAN AIR
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN
MAKAN MINUM
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN
KOMUNIKASI
PERANTARA KEUANGAN
REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA
PERUSAHAAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,
PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,
HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA
JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH
TANGGA
BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA
INTERNASIONAL LAINNYA
KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA
PENERIMA KREDIT BUKAN LAPANGAN
USAHASumber : LBU BI (diolah)
44
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Pada triwulan III-2012, komposisi dana pihak ketiga di Jawa Timur terhadap giro, tabungan dan
deposito masing-masing adalah 16,84%, 44,91% dan 38,26%. Perubahan yang tampak
dibandingkan periode sebelumnya adalah adanya pergeseran dari deposito menjadi tabungan
(proporsi tabungan dan deposito pada periode sebelumnya adalah 44,31% dan 39,09%). Hal
ini menunjukkan bahwa preferensi penempatan dana masyarakat pada instrument perbankan
adalah pada tabungan. Tabungan memang tidak membebani perbankan namun memerlukan
manajemen likuiditas yang lebih baik dan akurat karena tidak dapat diprediksi waktu
penarikannya. Sedangkan deposito lebih bersifat manageable namun memerlukan persediaan
atau cadangan likuiditas yang lebih besar khususnya untuk deposito berjangka pendek (1
bulan).
Berdasarkan jangka waktunya, deposito jangka pendek masih menjadi pilihan sebagian
besar nasabah perbankan. Hal ini tercermin dari komposisi deposito berjangka waktu 1 dan 3
bulan yang masing-masing sebesar 47% dan 33%. Hanya 7% deposito yang memiliki jangka
waktu lebih dari 1 tahun. Sebagai akibatnya bank harus memiliki mitigasi yang tepat untuk
memastikan kecukupan cadangan likuiditas terhadap pencairan deposito jangka pendek
tersebut
3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH
Terus tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha perbankan syariah di Provinsi Jawa
Timur didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang terus menunjukkan
perkembangan positif, serta masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan syariah
Walaupun trend pertumbuhan dana pihak
ketiga di Jawa Timur (yoy) masih didominasi
oleh tabungan dan disusul oleh deposito
namun perbankan diharapkan tetap
menjaga asset and liability management
(ALMA), melakukan pengendalian risiko
likuiditas serta menjaga komposisi
penghimpunan DPK sehingga dapat
meminimalkan risiko likuiditas.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33332222 Money Position Perbankan di Jawa Timur
47%
33%
13%
6%
1%0%
0%0%
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
18 bulan
24 bulan
36 bulan
>36 bulan
Sumber : LBU BI (dioah)
45
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
di Jawa Timur. Selain itu, peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur juga dapat
menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank Syariah.
Secara umum, indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri
atas aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mencatat pertumbuhan walaupun
melambat dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 36,71% (yoy) dan 7,22%
(qtq) dari Rp 13,14 triliun pada Triwulan II-2012 menjadi Rp 14,10 triliun pada Triwulan III-
2012. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di Jawa Timur tumbuh
36,87% (yoy) dan 7,22% (qtq), atau meningkat dari sebesar Rp 9,88 triliun menjadi Rp 10,59
triliun.
Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup
tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang masing–
masing secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 90,47%, 95,45%, dan (4,82)%. Secara
triwulanan (qtq), pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga Bank Syariah adalah
0,15% untuk giro, 6,90% untuk tabungan, dan 9,22% untuk deposito. Pada triwulan ini
terjadi pergeseran bentuk simpanan dari deposito menjadi tabungan (sejalan dengan arah dan
trend DPK pada Bank Umum) sehingga dapat mengurangi potensi risiko likuiditas akibat
pencairan deposito jangka pendek.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333333 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011
Total Asset Pembiayaan DPK
Sumber : LBU BI (diolah)
% qtq
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.34444 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Total Asset Pembiayaan DPK
% yoy
Sumber : LBU BI (diolah)
46
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Selama Tw III-2012 penyaluran pembiayaan tumbuh 6,39% (qtq) atau 32,08% (yoy)
dengan baki debet sebesar Rp 10,68 triliun. Berdasarkan jenisnya, penyaluran pembiayaan
konsumsi mulai menurun dan digantikan oleh modal kerja yang pada Triwulan ini mengambil
proporsi terbesar dengan prosentase mencapai 42,54% dari total pembiayaan yang disalurkan
Bank Syariah di Jawa Timur, disusul kemudian oleh pembiayaan konsumsi 39,79% dan
pembiayaan investasi 17,68%.
Beralihnya komposisi terbesar penyaluran pembiayaan dari konsumsi ke modal kerja
menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra
bisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi (yoy) yang masing-masing tumbuh sebesar
43,32% dan 58,48% jauh di atas pertumbuhan pembiayaan konsumsi yang hanya mencapai
14,07%. Dengan demikian, perbankan syariah juga secara bertahap mendukung
pengembangan sektor produktif di Jawa Timur.
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.35555 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur
- GIRO
8,30%
- TABUNGAN
51,28%
- DEPOSITO
40,42%
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik Grafik Grafik Grafik 3.33.33.33.36666 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)
(20,00)
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Giro Tabungan Deposito
% yoy
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.37777 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
% yoy
Sumber : LBU BI (diolah)
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.38888 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan
- Modal Kerja
42,54%
- Investasi
17,68%
- Konsumsi
39,79%
Sumber : LBU BI (diolah)
47
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Kinerja penyaluran pembiayaan yang menggembirakan tersebut diiringi dengan kualitas
pembiayaan yang terjaga, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,63%.
Walaupun secara nominal dan rasio meningkat dibandingkan periode sebelumnya (dari Rp 143
milyar menjadi Rp 173 milyar) namun jumlah tersebut masih berada dalam kendali perbankan
dan telah dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran
pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan
pertumbuhan yang stabil di kisaran 95%-100%. Walaupun sedikit mengalami perlambatan
dibandingkan periode sebelumnya (dari 101,59% menjadi 100,80%), namun secara substansi
perbankan syariah telah mampu mengoptimalkan penghimpunan dananya ke dalam sektor-
sektor yang produktif. Pertumbuhan rasio FDR ini diimbangi dengan terjaganya rasio NPF di
bawah 2%.
3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada Triwulan III-2012 menunjukkan
peningkatan yang cukup baik. Secara tahunan (yoy), total aset pada periode laporan tumbuh
sebesar 25,75%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
19,33%. Peningkatan yang sama juga terjadi pada penghimpunan dana yaitu sebesar 23,45%
lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang hanya sebesar 17,74%. Sementara itu,
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.39393939 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)
Perbankan Syariah Jawa Timur
-
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
FDR (%) NPF
Sumber : LBU BI (diolah)
%
48
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
penyaluran kredit BPR tumbuh secara stabil yaitu dari 20,76% pada triwulan sebelumnya
menjadi sebesar 20,38% pada periode ini.
Tingginya pertumbuhan aset tersebut dipicu oleh pertumbuhan DPK pada Triwulan III-
2012 meningkat 8,04% (qtq). Hingga akhir periode laporan total dana masyarakat yang
disimpan pada BPR di Jawa Timur mencapai Rp4,74 triliun. Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh tabungan yaitu meningkat sebesar Rp112,85 miliar atau tumbuh sebesar
8,34% (qtq) dan 27,61% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Sementara deposito
meningkat sebesar Rp239,54 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% (qtq) dan 21,67% (yoy),
menjadi Rp3,27 triliun pada periode laporan.
Stabilnya peningkatan dana masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan yang
disimpan di BPR hingga triwulan III-2012, selain menunjukkan tingginya kepercayaan
masyarakat juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan BPR yang secara rata-rata
berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum. Walaupun BPR memiliki daya saing
dalam penghimpunan dana karena pemberian suku bunga deposito yang lebih tinggi
dibandingkan Bank Umum (komposisi deposito terhadap total penghimpunan dana sebesar
69,01%), namun secara bertahap juga mulai meningkatkan penghimpunan dana murah yang
tercermin dari pertumbuhan tabungan yang melebihi pertumbuhan deposito selama tahun
2012. LPS juga secara bertahap menurunkan suku bunga penjaminannya sehingga menjadi
acuan oleh BPR untuk menentukan komposisi pendanaan dan meningkatkan efisiensi.
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III
Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah) 5.863.144 6.155.763 6.372.570 6.808.042 6.982.253 7.345.638 8.013.778
Pertumbuhan (yoy) 17,39 17,64 16,50 18,76 19,09 19,33 25,75
Pertumbuhan (qtq) 2,28 4,99 3,52 6,83 2,56 5,20 9,10
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 3.578.663 3.724.342 3.837.571 4.040.661 4.177.128 4.385.038 4.737.430
Pertumbuhan (yoy) 15,80 15,02 14,53 15,19 16,72 17,74 23,45
Pertumbuhan (qtq) 2,022,022,022,02 4,074,074,074,07 3,043,043,043,04 5,295,295,295,29 3,383,383,383,38 4,984,984,984,98 8,048,048,048,04
Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah) 4.282.468 4.617.801 4.823.475 4.849.367 5.153.678 5.572.413 5.806.554
Pertumbuhan (yoy) 13,6813,6813,6813,68 14,2014,2014,2014,20 15,4615,4615,4615,46 16,8816,8816,8816,88 20,3420,3420,3420,34 20,6720,6720,6720,67 20,3820,3820,3820,38
Pertumbuhan (qtq) 3,22 7,83 4,45 0,54 6,28 8,12 4,20
LDR (%)LDR (%)LDR (%)LDR (%) 119,67% 115,49% 125,69% 120,01% 123,38% 127,08% 122,57%
NPL (%)NPL (%)NPL (%)NPL (%) 4,99% 4,92% 4,77% 4,01% 4,29% 4,14% 4,24%
INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR 2011201120112011 2012201220122012
49
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja yang memiliki proporsi terbesar dalam
penyaluran kredit BPR (mencapai 65,12% dari total kredit) meningkat sebesar 17,42% (yoy)
menjadi sebesar Rp3,78 triliun pada Triwulan III-2012. Sementara berdasarkan jenisnya,
pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi (dari 33,85% menjadi 41,99%) disusul oleh
kredit konsumsi (dari 29,82% menjadi 24,86%). Pertumbuhan kredit BPR sejalan dengan
pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur yaitu didominasi oleh kredit investasi. Sedangkan
untuk kredit konsumsi terdapat trend penurunan pertumbuhan kredit sehingga dapat
disimpulkan bahwa BPR juga mulai meningkatkan penyaluran kreditnya pada sektor produktif
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.40404040 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
DPK DEPOSITO TABUNGAN%, yoy
Sumber Bank Indonesia
(diolah)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.41414141 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)
(2,00)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
DPK Deposito Tabungan
%, qtq
Sumber Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.42222 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)
(10,00)
-
10,00
20,00
30,00
40,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Kredit Modal Kerja Investasi Konsumsi
%, yoy
Sumber Bank Indonesia (diolah)
50
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit selama 2 (dua) periode
terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun dari 127,08% (Triwulan II-
2011) menjadi 122,57% pada Triwulan III-2012. Tingginya pertumbuhan kredit tersebut
didukung dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan
(NPL) selama 1 (satu) tahun terakhir berada di kisaran 4%-4,5% dan mencapai 4,24% pada
Triwulan III-2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi intermediasi BPR telah berjalan
dengan cukup baik dan menjadi salah satu indikasi peningkatan kinerja BPR dalam menghadapi
resiko kredit.
3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAAA
Kinerja 6 (enam)2 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan
menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan cenderung meningkat. Tercatat pertumbuhan
total aset Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur meningkat dari 4,65% (qtq) pada Triwulan II-
2011, menjadi 10,15% (qtq) pada Triwulan III-2012 dengan nominal sebesar Rp 42,25 triliun.
2 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),
Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.43333 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan
65%
3%
32%
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.44444 Perkembangan LDR & NPL BPR
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
108,00%
110,00%
112,00%
114,00%
116,00%
118,00%
120,00%
122,00%
124,00%
126,00%
128,00%
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
LDR NPL Skala Kanan
%
Sumber Bank Indonesia (diolah)
51
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Sumber utama pertumbuhan aset tersebut adalah peningkatan dana pihak ketiga yang
pada triwulan ini mencapai Rp27,93 triliun atau tumbuh sebesar 4,98% (qtq) meningkat
dibandingkan Triwulan II-2012 yang hanya tumbuh sebesar 0,99% (qtq). Komposisi Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro, tabungan dan deposito dengan
proporsi masing-masing sebesar 37,17%, 25,17% dan 37,65%. Pertumbuhan terbesar DPK
didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk deposito yang pada Triwulan III-2012 ini
mencapai 23,32% (yoy). Berbeda dengan perbankan di Jawa Timur yang penghimpunan
dananya didominasi oleh tabungan, sumber dana Bank Umum berkantor pusat di Surabaya
didominasi oleh giro dan deposito. Hal ini karena volume usaha terbesar dimiliki oleh Bank
Pembangunan Daerah dimana komposisi dana utamanya didominasi oleh giro Pemda.
Ditambah lagi dengan nature 5 bank umum lainnya yang merupakan bank swasta skala kecil
dan menengah dimana sumber pendanaan utama umumnya masih didominasi oleh deposito.
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.45555 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Aset Kredit DPK
Sumber : LBU BI (diolah)
%, yoy
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.46666 Perumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
(15,00)
(10,00)
(5,00)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Aset Kredit DPK
% qtq
Sumber : LBU BI (diolah)
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya
(dalam Milyar Rupiah)
TW I TW II Tw III Tw IV TW I TW II TW III
Total Aset (Juta Rupiah) 26.786.468,42 29.668.517,03 31.234.859,97 30.560.729,77 36.657.865,00 38.361.025,00 42.254.532,00
Pertumbuhan (yoy %) 10,83 14,55 21,53 24,33 36,85 29,30 35,28
Pertumbuhan (qtq %) 8,97 10,76 5,28 (2,16) 19,95 4,65 10,15
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 20.305.854,21 23.003.101,04 23.954.468,00 21.755.511,54 26.344.525,00 26.605.346,00 27.931.448,00
Pertumbuhan (yoy %) 9,82 12,03 17,36 20,81 29,74 15,66 16,60
Pertumbuhan (qtq) 12,76 13,28 4,14 (9,18) 21,09 0,99 4,98
Kredit (Juta Rupiah) 14.269.653,00 15.529.866,00 16.680.432,00 16.958.441,00 17.436.071,00 18.919.553,00 19.726.756,00
Pertumbuhan (yoy %) 30,09 30,38 28,20 24,70 22,19 21,83 18,26
Pertumbuhan (qtq) 4,93 8,83 7,41 1,67 2,82 8,51 4,27
LDR (%) 70,27% 67,51% 69,63% 77,95% 66,18% 71,11% 70,63%
NPL (%) 0,82% 1,03% 1,30% 1,08% 1,40% 188,83% 200,74%
2011INDIKATOR BANK kp
2012
52
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar
18,26% (yoy) dan 4,27% (qtq), meningkat dari sebesar Rp18,92 triliun pada Triwulan II-2011
menjadi Rp 19,73 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi
masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 53,71%, disusul kemudian oleh kredit modal
kerja dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 38,55% dan 7,73%. Terdapat
trend peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 11,50% (qtq) sedangkan
kredit modal kerja dan investasi justru mengalami perlambatan masing-masing sebesar -0,21%
dan -15,02%.
Berdasarkan grafik 3.49 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan kredit modal memang
berfluktuatif dan membentuk pola tertentu yaitu sedikit melambat pada akhir tahun dan
meningkat kembali di awal tahun, namun masih memiliki trend meningkat. Sedangkan kredit
konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi namun trend pertumbuhannya relatif
turun dibandingkan periode sebelumnya. Dengan demikian diharapkan perpaduan dua kondisi
tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada masyarakat.
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.48888 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.49 49 49 49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.50505050 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya
37%
38%
25%
Giro Deposito Tabungan
Sumber : LBU BI (diolah)
(30,00)
(25,00)
(20,00)
(15,00)
(10,00)
(5,00)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Giro Deposito Tabungan
Sumber : LBU BI (diolah)
% qtq
(20,00)
(15,00)
(10,00)
(5,00)
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
% qtq
Sumber : LBU BI (diolah)
38%
8%
54%
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber : LBU BI (diolah)
53
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor
Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan
Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten yaitu di kisaran 65%-70% dan mencapai nilai
70,63% pada Triwulan III-2012.
3.63.63.63.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Sistem pembayaran di Jawa Timur, baik tunai maupun non-tunai pada triwulan III -
2012 berjalan dengan baik sehingga dapat memperlancar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut tercermin antara lain melalui peningkatan
transaksi keuangan tunai dan non-tunai, perkembangan jumlah uang tidak layak edar serta
jumlah temuan uang palsu di wilayah Jawa Timur.
TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI TRANSAKSI KEUANGANKEUANGANKEUANGANKEUANGAN SECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAISECARA TUNAI
Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, yaitu:
aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia ke perbankan dan aliran uang masuk (inflow)
dari perbankan ke Bank Indonesia, kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar atau Pemberian
Tanda Tidak Berharga (PTTB), serta kegiatan penukaran uang pecahan kecil kepada masyarakat.
a.a.a.a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/OutflowInflow/OutflowInflow/OutflowInflow/Outflow) ) ) )
Hingga akhir Triwulan III-2012, aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di wilayah
Jawa Timur (KBI Surabaya, KBI Malang, KBI Kediri, dan KBI Jember) secara kumulatif
menunjukkan posisi net inflow. Artinya, jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia
kepada perbankan (outflow) lebih kecil dibandingkan jumlah aliran uang yang masuk ke Bank
Indonesia (inflow). Namun demikian, besar net-inflow dimaksud lebih kecil apabila
dibandingkan dengan net-inflow yang terjadi pada periode sebelumnya (triwulan II 2012).
54
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Tercatat net inflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp 607,2 miliar,
lebih kecil 25,74% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp
7,99 triliun. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan outflow sebesar 18,35% (qtq) sebagai
dampak dari tingginya kebutuhan uang kartal masyarakat pada saat bulan puasa dan lebaran
yang jatuh pada Bulan Agustus 2012. Di lain pihak, inflow mengalami penurunan sebesar
25,74% (qtq) yang mengindikasikan tingginya peredaran uang di masyarakat pada periode
laporan.
b.b.b.b. Uang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak Edar
Kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) sebagai bagian dari proses
pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau rusak secara rutin, merupakan salah satu
Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow – Outflow)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Gambar 3.51
Perkembangan Net Flow JawaTimur
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
dalam jutaan rupiah
2010
TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
OUTFLOW 2.018.265,88 7.241.746,38 4.826.881,52 3.323.748,12 6.106.138,14 6.803.539,46
INFLOW 4.009.777,01 6.584.758,69 5.316.031,06 6.395.569,26 5.105.846,50 8.120.035,13
NET FLOW 1.991.511,13 (656.987,69) 489.149,53 3.071.821,14 -1.000.291,64 1.316.495,67
OUTFLOW 327.528,58 3.567.299,00 2.081.368,42 1.525.840,77 3.050.172,32 3.585.984,06
INFLOW 949.725,11 2.239.735,00 1.207.693,84 1.830.428,68 2.795.660,36 2.309.860,59
NET FLOW 622.196,53 (1.327.564,00) (873.674,58) 304.587,91 -254.511,97 -1.276.123,47
OUTFLOW 166.699,29 2.135.130,44 1.331.602,91 842.198,39 1.392.481,67 1.996.300,00
INFLOW 1.608.603,03 2.726.217,97 2.177.240,19 3.071.891,49 4.919.083,50 2.823.316,86
NET FLOW 1.441.903,74 591.087,53 845.637,28 2.229.693,10 3.526.601,83 827.016,86
OUTFLOW 209.971,81 1.716.668,17 945,52 829.197,60 1.534.350,13 1.915.085,43
INFLOW 1.097.156,98 649.344,40 1.032,18 1.498.420,82 2.366.437,48 1.654.948,02
NET FLOW 887.185,17 (1.067.323,77) 86,66 669.223,22 832.087,35 -260.137,41
OUTFLOW 2.722.465,56 14.660.843,99 8.240.798,38 6.520.984,88 12.083.142,25 14.300.908,94
INFLOW 7.665.262,13 12.200.056,06 8.701.997,27 12.796.310,24 20.076.764,58 14.908.160,60
NET FLOW 4.942.796,57 (2.460.787,93) 461.198,89 6.275.325,36 7.993.622,32 607.251,65
Keterangan :
Net Flow (+) : Net Inflow
Net Flow (-) : Net outflow
2011Wilayah
2012
JAWA TIMUR
Keterangan
JEMBER
SURABAYA
KEDIRI
MALANG
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.50 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)
Dalam Juta Rupiah
-
5.000.000,00
10.000.000,00
15.000.000,00
20.000.000,00
25.000.000,00
TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2012
OUTFLOW INFLOW
(4.000.000,00)
(2.000.000,00)
-
2.000.000,00
4.000.000,00
6.000.000,00
8.000.000,00
10.000.000,00
TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2012
NET FLOW
55
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
upaya yang dilakukan Bank Indonesia untuk memelihara kualitas uang kartal yang diedarkan
kepada masyarakat (Clean Money Policy). Selama Triwulan III-2012, tercatat sebesar
Rp 292,44 miliar uang kartal yang tidak layak edar dalam berbagai pecahan dimusnahkan.
Penurunan jumlah uang kartal tidak layak edar yang tidak layak edar tersebut terkait
dengan upaya Bank Indonesia yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet,
serta edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih
panjang sehingga mengurangi besarnya volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi biaya
percetakan uang baru.
3.6.1.3.6.1.3.6.1.3.6.1. TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI
Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan transaksi
non tunai masyarakat melalui perbankan yang menggunakan sistem BI-Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.52 PemusnahanUangTidakLayakEdar (PTTB)
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
-
1.000.000,00
2.000.000,00
3.000.000,00
4.000.000,00
5.000.000,00
6.000.000,00
TW I Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2012
PTTB (Juta Rupiah) Rasio PTTB thd Inflow (%)
56
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
a. a. a. a. Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( Transaksi RTGS ( RRRReal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlement))))
Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada Triwulan
III-2012 menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat volume
transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada periode laporan adalah sebanyak
146.738 transaksi dengan nominal mencapai Rp 185,1 triliun, meningkat 1,28% (qtq) atau
23,97% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya.
Gambar 3.54
Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur
Sumber : Bank Indonesia Surabaya
Gambar 3.53
PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Share Kliring Sharet RTGS
0,00020,00040,00060,00080,000100,000120,000140,000160,000180,000200,000
1
10
100
1000
10000
100000
1000000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2010 2011 2012
Volume Nominal (Rp Triliun) rhs
57
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur, besar
transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten menunjukkan terpusatnya kegiatan perekonomian
pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada Triwulan III 2012 transaksi
outgoing maupun incoming RTGS masih didominasi oleh kota/kabupaten dengan karakteristik
perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai Ibu Kota provinsi Jawa
Timur masih mendominasi besarnya transaksi.
Tercatat transaksi RTGS pada Triwulan III-2012 dari kota Surabaya ke kota lainnya
(outgoing) sebesar Rp 99,1 triliun dengan volume mencapai 48.267 transaksi. Sementara
itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya (incoming) tercatat
sebanyak 76.013 transaksi dengan nilai mencapai Rp 130,89 triliun. Kota lain di Jawa Timur
yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming meliputi Kediri,
Malang, Gresik, Batu dan Jember.
b.b.b.b. Transaksi KliringTransaksi KliringTransaksi KliringTransaksi Kliring
Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui
transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur
diikuti oleh 457 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung
yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4
(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang,
Kediri dan Jember.
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS
Terbesar Tw III -2012
Gambar 3.56 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming
RTGS Terbesar Tw III -2012
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
SURABAYA KEDIRI MALANG GRESIK BATU JEMBER
Nilai (Miliar Rp) Volume
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
SURABAYA KEDIRI MALANG GRESIK BATU JEMBER
Nilai (Miliar Rp) Volume
58
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR
Pada Triwulan III -2012, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik melalui perbankan
maupun berdasarkan laporan masyarakat secara umum menunjukkan penurunan. Tercatat
penemuan uang palsu pada periode laporan sebanyak 5.663 lembar dalam berbagai pecahan
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Tabel 3.7
Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw III - 2012
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.59
Statistik Uang Palsu yang Ditemukan
PESERTA
KLIRING
KLIRING PENYERAHAN
KLIRING
DKE Nominal Lbr/DKE Nominal
I. KBI :
27 80.016 3.067.306 7.072 220.302
8 12.512 682.500 22 677
13 24.223 914.615 210 12.940
95 647.282 21.988.533 10.611 278.441
11 3.038 203.942 1.045 18.116
21 3.162 136.115 2.040 27.070
Jumlah I 175 770.233 26.993.011 21.000 557.547
II. NON BI :
7 3.928 161.435 132 4.230
12 4.154 194.984 46 1.459
15 7.747 316.256 155 3.976
11 2.505 95.598 66 5.595
6 116 8.626 0 0
12 6.049 140.024 287 6.566
14 6.626 211.151 346 6.561
6 1.649 45.223 0 0
Jumlah II 83 32.774 1.173.298 1.032 28.388
JUMLAH I + II 258 803.007 28.166.309 22.032 585.935
II.8 LAMONGAN
II.2 BOJONEGORO
II.3 JOMBANG
II.4 TUBAN
II.5 SUMENEP
II.6 PASURUAN
II.7 MOJOKERTO
( Nominal dalam jutaan Rp )
WILAYAH KLIRING PENGEMBALIAN
KLIRING LOKAL JUMLAH JUMLAH
PERIODE / TANGGAL
I.1 Bank Pemerintah
I.2 Bank Asing
I.3 Bank Campuran
I.4 Bank Swasta Nasional
I.5 Bank Pemb. Daerah
I.6 Bank Syariah
II.1 PAMEKASAN
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Surabaya Malang Kediri JemberNominal Jt Rp
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Surabaya Malang Kediri JemberLembar
59
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
dengan nilai nominal sebesar Rp 491,601 juta. Dilihat dari jumlah lembar uang palsu yang
ditemukan, pada periode ini terjadi penurunan sebesar -33,45% (qtq) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebanyak 8.510 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp 702,332
juta.
Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa Timur
pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi mencapai 79%
(berdasarkan lembar) dan 91% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai kota terbesar dan
pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih menjadi kota
dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur, baik lembar maupun nominal.
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.61 Statistik Uang Palsu yang ditemukan
(nilai)
Gambar 3.60 Statistik Uang Palsu yang ditemukan
(lembar)
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.62 Statistik Uang Palsu yang Per Kota
(lembar)
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
91%
8%
1%0% 0% 0%0% 0% 0%
100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 500 100
79%
14%
4%1% 2% 0%
0% 0%
100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 500
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012
Surabaya Malang Kediri Jember JATIM
60
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan III – 2012
Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi berwenang
yang terkait terus berupaya melakukan penanggulangan yang bersifat preventif maupun
represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya memasyarakatkan pengetahuan
mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta
peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri. Sementara itu,
upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan
menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang -
undangan yang berlaku.
61
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1. UMUM
Kinerja keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBD) pada triwulan III tahun 2012 mencapai Rp14,73
triliun atau meningkat 48,66% dibandingkan anggaran 2011. Hingga triwulan III-2012,
realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur telah mencapai 25,66% atau senilai
Rp3,78 triliun. Sementara itu dari sisi pengeluaran Anggaran Belanja Daerah Pemerintah
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar Rp15,15 triliun atau meningkat 42,60%
dibandingkan anggaran 2011, dengan realisasi belanja sampai dengan triwulan III – 2012
sebesar Rp3,46 triliun atau 22,86%.
Sebagaimana pola-pola anggaran di daerah, struktur pendapatan daerah di Jawa
Timur didominasi oleh Pendapatan Asli daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan
pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
serta penerimaaan asli daerah lainnya yang sah. Kontribusi terbesar selanjutnya berasal
dari Dana Perimbangan, sementara itu pendapatan lain-lain yang sah hanya memberikan
kontribusi yang relatif rendah.
4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH
Kinerja pendapatan daerah hingga triwulan III-2012 telah mencapai Rp3,78 triliun atau
terealisasi sebesar 25,66% dari yang ditargetkan di tahun 2012. Kondisi ini cenderung
menurun jika dibandingkan realisasi penerimaan pendapatan pada periode yang sama
triwulan III tahun 2011 yang berhasil merealisasikan target pendapatan daerahnya sebesar
85,14% atau Rp8,43 triliun dari Rp9,91 triliun.
Realisasi pendapatan daerah sebagian besar didominasi oleh pendapatan pajak
daerah yang merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp2,04 triliun
dan telah melebihi target yang direncanakan (27,27%), sedangkan sisanya disumbangkan
oleh dana perimbangan dengan realisasi sebesar Rp680,75 miliar (terealisasi 24,44%) dan
lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp690,03 miliar (terealisasi 24,01%).
62
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
TABEL 4.1
REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 (Rp juta)
4.3. REALISASI BELANJA DAERAH
Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012
direncanakan sebesar Rp.15,15 triliun atau naik 42,60% dibandingkan anggaran belanja
tahun sebelumnya.
TABEL 4.2 REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 (Rp juta)
Sampai dengan akhir triwulan III-2012 realisasi belanja pada periode laporan tercatat
sebesar Rp3,46 triliun atau 22,86%, menurun dibandingkan triwulan III-2011 yang berhasil
terealisasi sebesar 59,87%. Sesuai dengan penggunaannya yang bersifat rutin, tercatat
realisasi belanja terbesar adalah realisasi belanja hibah. Sementara itu,tingkat belanja bagi
hasil kepada prov/kab/kota masih menjadi faktor dominan selanjutnya. Hal ini selaras
dengan kebijakan pemerintah provinsi Jawa Timur dalam peningkatan nilai bagi hasil
kepada kabupaten/kota guna meningkatkan perekonomian di daerah. Jika dibandingkan
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Prvinsi Jawa Timur Timur
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum
Perubahan Tahun
2011
Perubahan Tahun
2012
4 9,907,001,026,685.00 8,435,234,496,954.47 14,727,475,360,411.00 3,778,992,286,260.70 85.14% 25.66%
4.1 7,615,042,879,117.00 6,544,427,562,205.97 9,068,160,048,588.00 2,408,207,752,031.70 85.94% 26.56%
4.1.1 6,120,000,000,000.00 5,350,896,204,304.52 7,502,400,000,000.00 2,045,847,863,425.00 87.43% 27.27%
4.1.2 56,357,559,100.00 45,239,192,656.87 123,663,970,000.00 22,404,948,732.00 80.27% 18.12%
4.1.3 315,158,897,817.00 365,089,986,604.59 320,317,073,588.00 6,073,286,732.00 115.84% 1.90%
4.1.4 1,123,526,422,200.00 783,202,178,639.99 1,121,779,005,000.00 333,881,653,142.70 69.71% 29.76%
4.2 2,267,158,147,568.00 1,842,285,461,095.00 2,785,080,971,823.00 680,752,651,362.00 81.26% 24.44%
4.2.1 864,625,248,568.00 702,858,021,095.00 1,240,732,155,823.00 408,404,673,362.00 81.29% 32.92%
4.2.2 1,347,501,699,000.00 1,122,918,080,000.00 1,491,561,136,000.00 248,593,522,000.00 83.33% 16.67%
4.2.3 55,031,200,000.00 16,509,360,000.00 52,787,680,000.00 23,754,456,000.00 30.00% 45.00%
4.3 24,800,000,000.00 48,521,473,653.50 2,874,234,340,000.00 690,031,882,867.00 195.65% 24.01%
4.3.1 24,800,000,000.00 20,161,121,653.50 23,300,000,000.00 10,095,077,867.00 81.29% 43.33%
4.3.4 - 28,360,352,000.00 2,850,934,340,000.00 679,936,805,000.00 0.00% 23.85%
9,907,001,026,685.00 8,435,234,496,954.47 14,727,475,360,411.00 3,778,992,286,260.70 85.14% 25.66%
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAHPENDAPATAN HIBAH
DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI
KHUSUSJUMLAH PENDAPATAN DAERAH
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKANLAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH
YANG SAHDANA PERIMBANGAN
DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL
BUKAN PAJAKDANA ALOKASI UMUM
DANA ALOKASI KHUSUS
% Tw III-
2011
% Tw III-
2012
PENDAPATAN DAERAH
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
No Uraian Realisasi s.d Tw III-
2011 Realisasi s.d Tw III-2012
Anggaran Sebelum Anggaran Sebelum
Perubahan Tahun
2011
Perubahan Tahun
2012
5.1 5,797,640,027,698.00 3,802,860,122,426.83 9,436,506,402,841.00 2,079,096,828,975.51 65.59% 22.03%
5.1.1 1,497,004,813,695.00 1,045,919,269,938.00 1,668,623,319,850.00 400,230,773,657.32 69.87% 23.99%
5.1.2 4,878,211,780.00 2,899,241,006.83 6,139,011,401.00 256,542,455.19 59.43% 4.18%
5.1.4 974,301,072,000.00 506,531,368,550.00 3,895,673,765,000.00 840,737,663,975.00 51.99% 21.58%
5.1.5 87,714,900,000.00 52,087,350,000.00 31,358,000,000.00 8,042,902,000.00 59.38% 25.65%
5.1.6 2,229,468,218,036.00 1,452,135,297,659.00 2,292,840,281,343.00 469,666,710,326.00 65.13% 20.48%
5.1.7 963,160,438,765.00 711,254,138,205.00 1,490,172,025,247.00 354,015,755,962.00 73.85% 23.76%
5.1.8 41,112,373,422.00 32,033,457,068.00 51,700,000,000.00 6,146,480,600.00 77.92% 11.89%
5.2 4,828,721,359,854.00 2,559,540,880,033.03 5,717,182,698,075.00 1,385,476,893,137.83 53.01% 24.23%
5.2.1 833,869,936,141.00 539,129,785,918.00 969,382,979,974.00 265,781,222,925.00 64.65% 27.42%
5.2.2 3,094,388,943,127.00 1,607,086,171,635.03 3,685,777,301,924.00 900,015,547,078.83 51.94% 24.42%
5.2.3 900,462,480,586.00 413,324,922,480.00 1,062,022,416,177.00 219,680,123,134.00 45.90% 20.69%
10,626,361,387,552.00 6,362,401,002,459.86 15,153,689,100,916.00 3,464,573,722,113.34 59.87% 22.86%
BELANJA LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI
BELANJA BARANG DAN JASA
BELANJA MODAL
JUMLAH BELANJA DAERAH
BELANJA BUNGA
BELANJA HIBAH
BELANJA BANTUAN SOSIAL
BELANJA BAGI HASIL KEPADA
PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA
PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA DAN BELANJA TIDAK TERDUGA
Realisasi s.d Tw III-
2011 Realisasi s.d Tw III-2012
% Tw III-
2011
% Tw III-
2012
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI
No Uraian
63
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja terendah terjadi pada belanja modal
yang baru dibelanjakan sebesar Rp219 miliar atau 20,69% dari total rencana belanja di
tahun 2012. Disamping itu, rendahnya realisasi belanja bantuan sosial kemungkinan
disebabkan oleh pemberian bantuan sosial dilakukan secara selektif, tidak mengikat/terus-
menerus dalam arti tidak harus diberikan setiap tahun anggaran serta pemberian bantuan
tersebut lebih didasarkan pada pertimbangan urgensinya bagi kepentingan daerah dan
kemampuan keuangan daerah.
�
Bab Bab Bab Bab 5555
�
KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT
�
64
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5.1. UMUM
Pada triwulan III-2012, perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa
Timur yang tercermin dari kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat
pedesaan kembali menunjukkan perbaikan. Data ketenagakerjaan memperlihatkan
bahwa kondisi pengangguran di Jawa Timur di triwulan III-2012 menurun
dibandingkan triwulan III-2011. Meningkatnya aktivitas perekonomian pada sektor
utama seperti sektor industri Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) mendorong
penyerapan tenaga kerja, hal ini dikonfirmasi dengan hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha Jawa Timur di triwulan III-2012 yang mengindikasikan peningkatan
penggunaan tenaga kerja pada sektor utama.
Sementara itu, kondisi kesejahteraaan masyarakat pedesaan juga menunjukan
adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai
Tukar Nelayan (NTN) berada di atas level 100. Kenaikan Nilai Tukar Nelayan (NTN)
disebabkan oleh lebih tingginya kenaikan indeks harga yang diterima oleh nelayan
dibandingkan dengan indeks harga yang harus dibayarkan. Demikian pula terhadap
Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan peningkatan yang didorong oleh pertumbuhan
indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga
yang dibayarkan (Ib).
5.2. KETENAGAKERJAAN
Seiring dengan terus membaiknya perekonomian di Jawa Timur hingga akhir
triwulan III-2012, indikator ketenagakerjaan menunjukkan adanya peningkatan.
Meskipun berbagai permasalahan terkait ketidaksesuaian tenaga kerja masih terjadi,
namun jumlah pengangguran pada triwulan III 2012 mengalami penurunan.
5.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur
Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur relatif membaik dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Jatim per Agustus 2012
sebanyak 19,90 Juta orang, meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan
Agustus 2011 (19,76 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio
65
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
penduduk yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Pada periode laporan tercatat TPT
mengalami penurunan dari 4,16% menjadi sebesar 4,12%.
Di sisi lain, perbaikan perekonomian Jatim yang sedang berlangsung diyakini
juga menjadi pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tercatat terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,94 juta menjadi 19,08 juta jiwa.
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2012)
Sumber : BPS Jatim, (diolah)
Gambar Gambar Gambar Gambar 5555.1 .1 .1 .1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral
Secara sektoral, distribusi penyerapan tenaga kerja terbesar di Jawa Timur
pada triwulan laporan masih didominasi oleh ketiga sektor unggulannya yaitu
pertanian dengan proporsi sebesar 39,30% yang diikuti oleh sektor perdagangan
dengan proporsi sebesar 20,17% kemudian disusul oleh sektor industri yang
menyerap sebesar 14,91% dari total tenaga kerja di Jawa Timur. Dominasi sektor
pertanian menjadi ciri dari wilayah pedesaan yang merupakan wilayah terluas di
Jawa Timur. Namun demikian penurunan sektor lahan pertanian akibat konversi
lahan untuk pemukiman dan industri diyakini akan berdampak pada penurunan
tenaga kerja di sektor ini dan beralih pada sektor lainnya.
GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.2 .2 .2 .2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
Total
Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.885 19.831.685 19.901.558
Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 19.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225 19.081.995
Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460 819.563
TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55% 69,62%
TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14% 4,12%
2008
Kegiatan
2009 2011 20122010
18.200
18.400
18.600
18.800
19.000
19.200
19.400
19.600
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
66
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal
Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal
Berdasarkan komposisinya, karakteristik tenaga kerja di Jawa Timur masih
didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal. Komposisi terbesar
pada kelompok pekerja tak dibayar dan posisi berikutnya diduduki oleh kelompok
berusaha dibantu buruh. Hal ini menunjukan pada sektor tertentu, dominasi pekerja
sosial yang mengalami kecederungan sulit lepas dari kondisi kemiskinan semakin
meningkat. Kualitas komposisi tenaga kerja ini secara langsung menunjukan tingkat
kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang sebagian besar tinggal di pedesaan
mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan imbalan upah yang
memadai. Namun demikian selama tiga tahun terakhir, tercatat jumlah pekerja di
sektor informal semakin menurun dan bergeser pada sektor formal. Dikarenakan
sektor informal belum didukung oleh adanya sumber dana yang kuat serta
keterbatasan kemampuan sumber daya manusia yang ada, sehingga
pertumbuhannya lambat bahkan tidak bisa bertahan lama.
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
Sumber: BPS Jawa Timur (diolah)
0,48 0,58 0,49 0,55 0,51 0,56 0,60 0,62 0,65 0,65
4,80 4,54 4,53 4,64 4,99 4,88 5,10 5,49 5,50 5,81
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
-
1
2
3
4
5
6
7
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan
3,33 3,45 3,40 3,42 3,29 3,02 2,89 2,89 2,67 2,76
4,26 4,25 4,34 4,46 4,36 4,10 3,85 3,85 3,99 3,61
1,48 1,50 1,57 1,51 1,46 1,47 1,43 1,43 1,41 1,39
0,86 1,00 0,94 1,04 1,01 0,91 1,05 1,05 1,13 1,19
3,65 3,56 3,85 3,69 3,99 3,77 3,62 3,62 3,67 3,69
-
2
4
6
8
10
12
14
16
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian
Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri
5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15 6,45
13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 12,84 12,84 12,86 12,63
-12%
-8%
-4%
0%
4%
8%
12%
16%
-
5
10
15
20
25
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Informal Formal G Formal G Informal
67
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Sementara itu, perkembangan tenaga kerja di sektor formal sedikit
mengalami peningkatan, dengan didominiasi oleh tenaga buruh/ karyawan yang
mencapai 89,99% dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan
selebihnya merupakan tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu
buruh tetap (wirausaha).
5.2.2. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
Membaiknya kondisi ketenagakerjaan juga dikonfirmasi dengan hasil Survei
Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah kerja
Jawa Timur yang menunjukkan peningkatan. Tercatat Saldo Bersih Tertimbang
(SBT) sebesar 2,7% melambat dibanding periode sebelumnya. Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran merupakan penyumbang terbesar peningkatan penggunaan
tenaga kerja 7,3% (SBT) selama periode laporan.
Pada triwulan yang akan datang diperkirakan, pelaku kegiatan usaha masih
optimis akan terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja.
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....2222 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (diolah)
IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII
REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI
2,89 -0,79 -0,82 -0,94 1,54 -0,62 -0,39
PERTAMBANGAN 0,00 0,04 -0,94 0,04 0,03 -0,21 -0,21
INDUSTRI PENGOLAHAN -3,18 -0,46 -1,66 0,28 -3,50 3,44 -1,69
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0,07 0,61 -0,08 -0,05 -0,77 -0,82 -0,03
BANGUNAN 1,64 1,32 -0,37 0,35 0,26 0,49 0,00
PHR -0,58 1,65 0,63 -1,38 3,23 3,67 7,30
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI -0,60 -0,54 0,19 0,33 -1,52 0,46 -1,93
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 2,13 1,72 1,67 1,36 0,32 0,71 -0,21
JASA - JASA 0,79 0,90 0,84 0,00 -0,42 0,42 -1,82
TOTALTOTALTOTALTOTAL 3,163,163,163,16 4,444,444,444,44 -0,54-0,54-0,54-0,54 -0,02-0,02-0,02-0,02 -0,83-0,83-0,83-0,83 7,547,547,547,54 2,702,702,702,70
PERTANIAN
SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR2011 2012
68
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....5555 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama
5.3. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan III-
2012 menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini didorong
oleh peningkatan terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 102,80.
Disamping itu Nilai Tukar Nelayan (NTN) relatif naik dibandingkan pada triwulan II-
2012 sebesar 152,92.
5.3.1. Kesejahteraan Petani
Sampai dengan akhir triwulan III-2012, indikator kesejahteraan petani di Jawa
Timur yang tercermin dari indikator Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan
peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. NTP Jawa Timur pada periode
laporan adalah sebesar 102,80 atau meningkat 1,22% (qtq) dibandingkan triwulan II
yang tercatat sebesar 101,56. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
indikator kesejahteraan nasional, NTP Jawa Timur masih berada di bawah level NTP
Nasional yaitu sebesar 105,41.
Peningkatan NTP Jawa Timur didorong oleh indeks harga yang diterima petani
(lt) lebih tinggi yaitu sebesar 2,45 (qtq) dibandingkan indeks harga yang dibayarkan
oleh petani (lb) jauh lebih kecil yaitu sebesar 1,22 (qtq).
Peningkatan indeks harga yang diterima petani (lt) disebabkan oleh kenaikan
(lt) 2 (dua) sub sektor pertanian yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Sub Sektor
Peternakan. Sementara Sub Sektor Hortikultura, Sub sektor Perikanan dan Sub
Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan.
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
I II III IV I II III IV I II III IV*
2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
69
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....6666 Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....7777 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)
Sumber: BPS Jawa Timur
Gambar Gambar Gambar Gambar 5555....8888 Gambar Gambar Gambar Gambar 5.5.5.5.9999
It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim
5.3.2. Kesejahteraan Nelayan
Kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Provinsi Jawa Timur pada triwulan III-2012 menunjukkan peningkatan. Hal ini
tercermin dari nilai NTN yang tercatat sebesar 152,92 meningkat 1,05 (qtq)
dibandingkan dengan triwulan II yang tercatat sebesar 151,32. Jika dibandingkan
dengan NTN nasional, kondisi kesejahteraan nelayan di Jawa Timur cenderung
berada diatas level nasional. Mengingat nilainya yang selalu berada diatas level 100,
kesejahteraan nelayan di Jatim dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan
kesejahteraan petani. Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta faktor risiko
kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu penyebab
tingginya nilai NTN dibandingkan NTP.
Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang
diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis
ikan, seperti ikan tenggiri, ikan tongkol dan udang barong. Sedangkan kenaikan indeks
90
92
94
96
98
100
102
104
106
108
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
NTP Nasional NTP Jawa Timur
-4%
-3%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
90
92
94
96
98
100
102
104
106
108
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
Nasional Jatim g NTP Nasional g NTP Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1-0,500,511,522,53
020406080
100120140160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1-0,500,511,522,533,544,5
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
It Nasional It Jawa Timur g It Nasional g It Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
70
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga biaya produksi
dan penambahan barang modal sebesar 0,12 persen.
Gambar Gambar Gambar Gambar 5.5.5.5.10101010 Gambar Gambar Gambar Gambar 5.15.15.15.11111
NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
NTN Nasional NTN Jawa Timur
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2009 2010 2011 2012
Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
�
Bab Bab Bab Bab 6666
�
PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN
HARGAHARGAHARGAHARGA
�
71
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan
6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
6.16.16.16.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR
Pada triwulan IV-2012, pertumbuhan ekonomi Jatim masih berpotensi mengalami
peningkatan dengan rentang pertumbuhan 7,20% – 7,30% (yoy). Momentum perayaan
Idul Adha, Natal dan Tahun Baru pada periode laporan diperkirakan menjadi faktor utama
pendorong pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan pola pertumbuhan ekonomi pada
periode sebelumnya.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur utamanya didorong oleh
konsumsi masyarakat, yang tercermin pada hasil survei konsumen, yang diperkirakan
relatif stabil, dengan terjaganya kedua indeks utama pada level tinggi, yaitu Indeks
Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Meskipun tekanan
pelemahan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan masih dalam level yang
cukup tinggi, namun masih kuatnya dukungan perdagangan dalam negeri diperkirakan
masih mampu mendorong iklim perdagangan Jatim yang kondusif, seiring terus
bertambahnya jumlah atase perdagangan Jatim. Mengikuti pola-pola tahun sebelumnya,
konsumsi pemerintah diperkirakan masih tetap dapat tumbuh, terutama di sepanjang
semester II tahun laporan, dimana mulai terealisasinya sejumlah proyek-proyek yang telah
dianggarkan. Sementara itu, kinerja investasi Jatim diperkirakan relatif stabil dan bergerak
pada level pertumbuhan yang moderat.
Di sisi penawaran, perdagangan antar pulau diperkirakan mengalami perlambatan
seiring telah berlalunya momentum utama sektor perdagangan secara tahunan. Di sisi lain,
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Penghasilan Saat Ini
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
72
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
perdagangan luar negeri Jatim mengalami tekanan cukup dalam akibat pelemahan
ekonomi Eropa, namun masih kuatnya perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih
cukup baik untuk menyokong kinerja sub sektor perdagangan besar Jatim. Sementara itu,
kinerja industri pengolahan diproyeksikan masih relatif stabil, seiring masih berlanjutnya
permintaan dalam dan luar negeri sebagai respon dari peningkatan impor bahan baku
pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, tibanya musim hujan dengan intensitas tinggi
dikhawatirkan turut mempengaruhi produksi tanaman jenis bahan makanan di Jawa
Timur, khususnya kelompok padi, aneka buah dan bumbu. Kondisi ini dikhawatirkan dapat
mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga mengalami perlambatan meskipun
masih berada pada level 2%. Kondisi sektoral pada triwulan IV-2012 ini searah dengan
indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) atas estimasi realisasi
usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral tiga sektor utama di Jawa Timur.
6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR
Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka
inflasi Provinsi Jawa Timur pada bulan November 2012 diperkirakan berada di kisaran 0,25
(mtm) s/d 0,35%, sehingga secara tahunan akan sebesar 4,50% (yoy) s/d 4,60%. Secara
keseluruhan, inflasi Jawa Timur di akhir tahun berada dalam rentang yang diproyeksikan yaitu
4,5% + 1%.
Grafik Grafik Grafik Grafik 6666....3333 Estimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha TwEstimasi Realisasi Usaha Tw IIIIIIII----2012201220122012
Sumber: SKDU KBI Surabaya Sumber: SKDU KBI Surabaya
Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.4.4.4.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIIIIIII----2012201220122012
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
I II III IV I II III IV I II III IV*
2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
I II III IV I II III IV I II III IV*
2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR
73
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko
Menurun Meningkat Stabil
Tw.III-12 Tw IV-12 Faktor Risiko
Volatile Food
Tw IV-12 : Pergeseran musim yang dikhawatirkan
dapat mengganggu supply kelompok bahan
makanan
Administered
Price
Tw IV-12 : Masih terjadinya potensi kenaikan harga
rokok, yang dilakukan secara bertahap di
sepanjang tahun
Core Inflation
Tw IV-12 : - Fluktuasi Harga Komoditas
Internasional (Emas & Minyak Bumi & komoditas
internasional)
- Potensi depresiasi nilai tukar rupiah
Kelompok volatile food diyakini masih menjadi pendorong inflasi pada triwulan IV-
2012, meskipun pada level yang tidak terlalu tinggi. Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya
tekanan permintaan yang berasal dari cukup banyaknya kegiatan perayaan pada periode ini.
Umumnya kondisi ini mempengaruhi tingkat harga komoditas telur dan daging ayam ras serta
sub kelompok bumbu-bumbuan yang pada umumnya banyak dikonsumsi pada rangkaian
kegiatan pernikahan di daerah. Adanya momentum cuti bersama di sepanjang triwulan turut
mendorong peningkatan permintaan. Dari sisi penawaran, pada triwulan IV-2012, sebagian
besar wilayah di Jatim memasuki musim tanam untuk kelompok tanaman bahan makanan,
sehingga dikhawatirkan turut mempengaruhi jumlah pasokan di tengah meningkatnya
permintaan masyarakat.
Sementara itu, inflasi inti diperkirakan relatif stabil, meskipun terdapat risiko dari
pergerakan harga komoditas core inflation seperti emas perhiasan dan gula pasir. Tekanan
lainnya dapat berasal dari potensi fluktuasi nilai tukar rupiah serta fluktuasi harga komoditas
inti lainnya, seperti harga emas internasional. Selain itu, faktor ekspektasi musiman inflasi
masyarakat juga diperkirakan tidak terlalu tinggi. Ekspektasi kenaikan harga 3 bulan yang akan
datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei Pedagang Eceran (SPE)
mengindikasikan adanya sedikit peningkatan baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Sementara itu kondisi output gap yang menggambarkan kesenjangan antara sisi
permintaan dan penawaran diperkirakan masih berada pada kondisi yang cukup baik dan tidak
memberikan dorongan yang signifikan terhadap kenaikan harga, meskipun pada triwulan
IV-2012 diperkirakan masih terjadi dorongan pada sisi permintaan, namun pada level yang
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun peningkatan tersebut masih dapat
74
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan III – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
dipenuhi mengingat masih terdapat ruang untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas
terpasang pada sektor produksi.
Potensi tekanan lainnya diperkirakan berasal dari inflasi administered price yang turut
menekan inflasi pada periode laporan, dengan pemicunya adalah kenaikan tarif
angkutan/transportasi , khususnya untuk tarif angkutan udara dan kereta api, seiring
banyaknya momentum cuti bersama pada periode ini.
Grafik 6.5
Ekspektasi Konsumen dan Produsen Terhadap Harga Barang dan Jasa Di Surabaya
Sumber: Survei Konsumen – KBI Surabaya Sumber: Survei Penjualan Eceran – KBI Surabaya
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
180,0
200,0
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3
2010 2011 2012 2013
3 Bulan yad 6 Bulan yad
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
220,00
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910
2008 2009 2010 2011 2012
Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang
Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
DAFTAR ISTILAH
Administered price
Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan
daerah
BI Rate
Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap
bulannya
BI-RTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-
membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer
dana
Bobot inflasi
Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan
yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut
Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka
Ekspor dan Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
provinsi
Faktor Fundamental
Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi
permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat
Fakor Non Fundamental
Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi maupun
distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh pemerintah
(adminisered price)
Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional
Imported inflation
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di luar
negeri (eksternal)
Indeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap
ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
Indeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi
ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100
Indeks Keyakinan Konsumen
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan
ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100
Inflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks harga
konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat luas
Inflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices
Inflow
Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia
Investasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi
Kredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk
• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA)
• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang
Liaison
Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai
perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan
dalam bentuk laporan
mtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya
Net Inflow
Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow
Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)
Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank,
baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL
dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan
dan (3) macet
Omset
Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
Outflow
Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, restribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
qtq
Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya
Sektor Ekonomi Dominan
Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada
pembenttukan PDRB secara keseluruhan
Volatile Food
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sanga bergejolak
karena faktor-faktor tertentu
yoy
Year on year. Perbandingan antara daa sau tahun dengan tahun sebelumnya
DAFTAR SINGKATAN
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
DAFTAR SINGKATAN
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BBM
Bahan Bakar Minyak
BOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
BPS
Badan Pusat Statistik
IHK
Indeks Harga Konsumen
IKK
Indeks Keyakinan Konsumen
KPR
Kredit Pemilikan Rumah
LDR
Loan to Deposit Ratio
LTV
Loan to Value
NIM
Net Interest Margin
NPF
Non Performing Financing
NPL
Non Performing Loan
PHR
Perdagangan, Hotel dan Restoran
PLN
Perusahaan Listrik Negara
PMA
Penanaman Modal Asing
PMDN