KAJIAN FENG SHUI ALIRAN BENTUK - digilib.its.ac.id · Bagaimana kajian hasil adaptasi Feng Shui...
Transcript of KAJIAN FENG SHUI ALIRAN BENTUK - digilib.its.ac.id · Bagaimana kajian hasil adaptasi Feng Shui...
KAJIAN FENG SHUI ALIRAN BENTUKPADA RUMAH TOKO ETNIS TIONGHOA DI MEDAN
G R A C E M U L Y O N O
3 2 1 0 2 0 2 0 0 1
pembimbing:
PROF. DR. IR. JOSEF PRIYOTOMO, M. ARCH
DR. IR. MURNI RACHMAWATI, M.T
LATAR BELAKANG
Feng Shui sebagai ilmu arsitektur yang berkembang sebagai bagian dari budaya Cina
Feng Shui sebagai bentuk adaptasi bangsa Cina terhadap kondisi iklimnya
Aliran angin sebagai salah satu fokus pengaturanFeng Shui sebagai bentuk adaptasi iklim
Feng Shui yang masih diterapkan etnis Tionghoa
Medan pada rumah toko sebagai aturan berasitektur
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana adaptasi Feng Shui aliran bentuk ke dalam iklim Indonesia?
Bagaimana kajian hasil adaptasi Feng Shui ditinjau dari aliran angin pada rumah toko di Medan?
METODE PENELITIAN
Feng Shui
Aliran Angin
MENYANDINGKAN
Metode kritik deskriptif (Attoe) Depictive Critisism
Ilmu arsitektur
Cina
Pendinginan Pasif
Arsitektur
RUMAH TOKO MEDAN
obyek kajian
Latar Belakang PenelitianFeng Shui sebagai bentuk pertahanan bangunan terhadap aliran angin iklim empat musim Cina yang diadaptasikan ke dalam
iklim dua musim Indonesia
Perlunya PenelitianKajian Aplikasi Fengsui Aliran Bentuk Pada Rumah Toko Etnis Tionghoa di Medan
PermasalahanFeng Shui sebagai bentuk adaptasi aliran angin terhadap iklim empat musim Cina perlu diadaptasikan ke dalam iklim Indonesia.
Aturan Feng Shui yang ada dikaji secara logis dari sudut keilmuan arsitektur melalui fungsi aliran angin sebagai sistem pendinginan
pasif. Analisa kesejajaran Feng Shui dan aliran angin dalam Arsitektur dilakukan dengan mengambil rumah toko Medan sebagai
obyek kajian
Aturan Feng Shui sebagai adaptasi
aliran angin terhadap kondisi iklim
Bagaimana adaptasi Feng Shui aliran bentuk ke dalam iklim Indonesia? Bagaimana kajian hasil adaptasi Feng Shui ditinjau
dari aliran angin pada rumah toko di Medan?
Adaptasi Feng Shui Cina ke dalam iklim dua musim Indonesia.
Penerapan Feng Shui sebagai konsep adaptasi aliran angin arsitektur terhadap kondisi iklim di Indonesia
Penyandingan Feng Shui ditinjau dari prinsip aliran angin pada arsitektur dengan mengambil rumah toko sebagai obyek kajian
Hasil Akhir
Rumusan Masalah
Metode Analisa Kritik DeskriptifPendekatan Depictive Critisism
ALUR PIKIR PENELITIAN
FENG SHUI
Tengah, Son of Heaven,Logam
Ular Kuning
Utara, Musim Dingin, Air, Kura-kura
Hitam
Timur, MusimSemi, Kayu,
Naga Biru/Hijau
Selatan, Musim Panas, Api, Phoenix
Merah
Barat, Musim Gugur, Logaml,
Macan Putih
‘Konsep adaptasi masyarakat Cina terhadap kondisi alam yang tidak menentu untuk menentukan keputusan berarsitektur’
(Skinner; 1997; Dian, 2010; Mariana, 2012)
EMPAT POSISI BINATANG LANGIT Cang Feng Ju Qi
Penggambaran kondisi iklim dan geografis Cina yang diterjemahkan ke dalam konsep
ruang untuk pemukiman yang ideal (Pratiwo, 2010)
Gurun Gobi
Peg. Himalaya
Laut Cina
Selatan
Laut Pasifik
C h ’i
energi yang mempengaruhi kondisi langit dan bumi
dengan angin sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca
(Skinner, 1997)
K A J I A N P U S T A K A
ALIRAN FENG SHUI
Analisis pengamatan serta dampak langsung permasalahan
yang timbul karena hubungan interaktif antara alam lingkungan, bangunan dan manusia (Dian, 2010)
Penjabaran sifat dan bentuk lahan, kondisi topografi, organisasi ruang dan perabot (Dian, 2010)
aliran angin dan air menjadi pertimbangan utama dalam perhitungan Feng Shui aliran bentuk (Skinner, 1997)
BENTUK
KOMPAS
K A J I A N P U S T A K A
FENG SHUI ALIRAN BENTUK
MAKRO FENG SHUI
• Posisi landform, arah hadap lahan
• Bentuk lahan
MIKRO FENG SHUI
• Pintu, Jendela
• Kamar Tidur, Kamar mandi, Dapur
• Elemen Eksternal Arsitektur
Bersandar ke gunung memandang ke lautanDepan: phoenix merah-rendah,
Belakang: kura-kura hitam-tinggi
Kiri: naga hijau- tinggi, Kanan: harimau putih-rendah
Bentukan persegi dengan perbandingan
panjang dan lebar 1:2 atau 1:2,5 mampu
menghantarkan Ch;i ke dalam bangunan
pintu dan jendela sebagai akses masuknya
energi Ch’i perlu memperhatikan bentuk,
dimensi, letak, arah bukaan dan hubungannya
dengan elemen arsitektur lain.
Penempatan pintu ruang perlu
memperhatikan hubungan dengan ruang
lain serta perabot didalamnnya
Penempatan tanaman,kolam dan elemen
eksternal lain memperkuat energi yang ada
dan melahirkan perilaku tertentu
(Skinner, 1997; Dian, 2010; Mariana 2008)
K A J I A N P U S T A K A
ALIRAN ANGIN DALAM ARSITEKTUR
ANGIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM
• iklim sangat dipengaruhi oleh PERGERAKAN ANGIN.
• PERBEDAAN SUHU di daratan dan perairan menghasilkan perbedaan tekanan yang menimbulkan angin.
ANGIN SEBAGAI TATA UDARA BANGUNAN
• Aspek luar yang mempengaruhi pola aliran udara:
• ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
• KEBERADAAN OBYEK ATAU BANGUNAN SEKITAR
• Aspek dalam yang mempengaruhi pola aliran udara:
• POSISI PENEMPATAN JENDELA DAN PINTUDIMENSI dan TIPE JENDELA
Lechner (2007)
Lechner (2007), Kindangen (2005) , Mediastika (2002)
K A J I A N P U S T A K A
TATA UDARA BUATAN DALAM BANGUNAN
PRINSIP PENGHAWAAN BUATAN
Sistem kerja AC
Lechner (2007)
udara panas dipompa keluar digantikan
dengan udara dingin yang telah diolah
dalam mesin pendingin
Udara panas dihisap sentrifugal pada
evaporator sehingga udara
bersentuhan dengan coil evaporator
dengan gas pendingin
K A J I A N P U S T A K A
Udara panas dipompa keluar dengan bantuan alat
CINA
ADAPTASI FENG SHUI CINA KE IKLIM INDONESIA
Utara, MusimDingin, Air, Kura-
kura Hitam
Timur, Musim Semi, Kayu, Naga
Biru/Hijau
Selatan, MusimPanas, Api,
Phoenix Merah
Barat, MusimGugur, Logam,
Macan Putih
Angin dingin
Angin dingin
Angin panas
Angin panas
a s i a
a u s t t r a l i a
Angin panas
Angin dingin
B E R S A N D A R K E G U N U N GM E M A N D A N G K E L A U T A N
UDARA BERGERAK DARI
TEKANAN TINGGI KE TEKANAN RENDAH
C I N A
I N D O N E S I A
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
Dengan kondisi iklim dan geografis yang berbeda, aturan arah hadap yang berlaku dalam Feng
Shui Cina tidak dapat diterapkan di Indonesia
penjabaran dari pengkondisian aliran angin
Esensi Dasar Aturan Feng Shui
CINA
ADAPTASI FENG SHUI KE KONDISI GEOGRAFIS MEDAN
Angin laut/angin lembah
Angin gunung/darat
Kura-kuraHitam
Phoenix Merah
U
Utara, Musim
Dingin, Air, Kura-kura
Hitam
Timur, Musim Semi, Kayu,
Naga Biru/Hijau
Selatan, Musim
Panas, Api, Phoenix Merah
Barat, MusimGugur, Logam,
Macan Putih
C I N A M E D A N
B E R S A N D A R K E G U N U N GM E M A N D A N G K E L A U T A N
SELATAN
T IMUR LAUT
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
Arah hadap yang baik
Arah hadap yang baik
POSISI LAHAN
B E R S A N D A R K E G U N U N G
M E M A N D A N G K E L A U T A N
A N G I N L A U T / L E M B A H
S I A N G
A N G I N G U N U N G / D A R A T
M A L A M
LANDFORM
GUNUNG
LAUT
Posisi ini mengatur posisi bangunan sehingga aliran
angin laut yang hangat pada siang hari masuk
melalui depan bangunan dan angin gunung yang
dingin pada malam hari tertahan oleh belakang
bangunan.
Keberadaan bangunan atau objek-objek
besar lain di sekitar bangunan akan
mengurangi laju udara dan membelokkan
arah angin
FENG SHUI DITINJAU DARI ALIRAN ANGIN
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
FENG SHUI DITINJAU DARI ALIRAN ANGIN
ELEMEN EKSTERNAL
ARSITEKTUR
PENEMPATAN TANAMAN DAN KOLAM UNTUK
MENOLAK ENERGI NEGATIF DAN
MENDATANGKAN KEBERUNTUNGAN
BENTUK LAHANPERBANDINGAN PANJANG DAN
LEBAR LAHAN MAKSIMAL 1:2
Beberapa hal yang mempengaruhi
aliran udara dalam bangunan
o Perbandingan panjang dan lebar
o Bentuk outlet dan inlet
o Layer pembentuk ruangan
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
• penggunaan tanaman yang berjajar rapat dapat dapat membantu terciptanya
udara sejuk pada salah satu sisi bangunan dan udara panas pada sisi lainnya
sehingga terjadi aliran udara pada bangunan . Tanaman dapat membantu
mengarahkan aliran angin masuk ke dalam bangunan serta berfungsi sebagai
penahan angin yang dapat melindungi bangunan dari terpaan angin kencang
• Penempatan kolam pada salah satu sisi bangunan menciptakan kelembaban
sehingga terjadi aliran udara.
FENG SHUI DITINJAU DARI ALIRAN ANGIN
JENDELA DAN PINTUPADA POSISI LAHAN YAN BAIK
BUKAAN DIBUAT SELUAS-LUASNYA
tipe dan rancangan jendela berpengaruh besar
terhadap kuantitas maupun arah aliran udara
Pintu sebagai akses antar ruang juga dapat membantu
sistem sirkulasi udara pada bangunan dengan beberapa
layer ruang
lubang ventilasi dalam ruangan pada dinding-dinding yang
saling berhadapan (ventilasi silang) dapat membantu
terjadinya aliran udara secara horizontal
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
FENG SHUI DITINJAU DARI ALIRAN ANGIN
RUANGANKAMAR TIDUR, KAMAR MANDI, DAPUR
Kamar Tidur Kamar Mandi
Dapur
POSISI PINTU ANTAR RUANG TIDAK BOLEH BERHADAPAN
POSISI SINK DAN KOMPOR2
POSISI HEADBOARD &
RANJANG1 POSISI KLOSET3
Posisi saling berhadapan menyebabkan sirkulasi UDARA langsung yang
mempengaruhi kualitas udara ruang satu dengan lainnya
Tidak berpengaruh
langsung terhadap aliran
udara dalam ruang
namun berpengaruh
terhadap
Keamanan &
Kenyamanan Pengguna
Tidak berpengaruh
langsung terhadap aliran
udara dalam ruang
namun berpengaruh
terhadap
Keamanan Sirkulasi
Ruang
Tidak berpengaruh langsung terhadap aliran udara
dalam ruang namun berpengaruh terhadap
Efektifitas dan kenyamanan kerja Dapur
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA
K.TIDUR
K.MANDI
RUMAH TOKO A
Jl. Thamrin
• Menghadap gunung Bandahara, membelakangi Selat
Malaka.
• Angin laut dari belakang bangunan pada siang hari dan angin gunung yang dingin dari depan bangunan pada
malam hari.
• Bagian depan datar dan belakang yang tinggi
menciptakan perbedaan tekanan udara sehingga terjadi
aliran angin
• pintu tidak berfungsi sebagai akses aliran
udara.
• Dengan penghawaan buatan pada layer depan, pintu utama hanya
berfungsi sebagai akses sirkulasi utama.
• Jendela depan tidak berfungsi sebagai akses
penghawaan, hanya sinar matahari
• Tipe jendela dorong memungkinkan 90 % aliran udara masuk ke dalam bangunan. Namun
kondisi inlet dan outlet bersebelahan tidak
memungkinkan terjadi sirkulasi silang
• Potensi angin laut pada siang hari melalui
belakang bangunan membantu optimalisasi
penghawaan dalam bangunan
• Sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
menyebabkan terciptanya aliran udara ruang dapur yang panas ke
ruang lain yang lebih dingin. • Posisi berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara langsung dari
area dapur ke kamar mandi dan sebaliknya
• Posisi pintu antar ruang tidak berhadapan posisi
kedekatan ruang antar kamar tidur dengan kamar
mandi dan dapur menyebabkan kemungkinan terjadinya gangguan kualitas udara dalam kamar
tidur.
• Sifat udara bergerak dari suhu atau tekanan tinggi
ke tekanan yang lebih rendah, memicu terjadinya
potensi aliran udara panas dari dapur dan kamar
mandi yang lembab ke kamar tidur.
• Posisi saling berhadapan memungkinkan sirkulasi
langsung asap dan udara panas dapur mengalir ke
kamar mandi. • Walaupun posisi kompor diatur miring sehingga tidak
berhadapan dengan pintu kamar mandi, posisi
ruang bersebelahan bersebelahan memungkinkan
aliran udara panas dapur ke kamar mandi.
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA
K.TIDUR
K.MANDI
RUMAH TOKO B
Jl. Sutomo Ujung
• Menghadap,Selat Malaka membelakangi gunung Bandahara.
• Angin laut dari depan bangunan pada siang hari dan angin
gunung yang dingin dari belakang bangunan pada malam hari. • Bagian disekeliling dengan ketinggian yang sama berpotensi
menghambat terjadinya aliran angin masuk dalam bangunan
• Dimensi bukaan pintu utama yang
memenuhi lebar bangunan
memungkinkan masuknya aliran udara secara maksimal.
• pola bukaan semacam ini memberi
peluang cahaya matahari yang
langsung masuk mengenai depan
bangunan.
• Jendela depan tidak berfungsi sebagai akses
penghawaan, hanya sinar matahari
• Tipe jendela dorong memungkinkan 90 % aliran udara masuk ke dalam bangunan. Namun
tanpa bukaanpadai sisi dinding lainnya tidak
memungkinkan terjadinya sirkulasi udara silang.
• posisi jendela di samping kompor dan cooker hood membantu aliran
udara kotor dan asap keluar dari bangunan.
• Walau posisi sink ditata serong menghindari kamar mandi, posisi berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara langsung dari area
dapur ke kamar mandi.
• posisi dapur dan kamar mandi yang berbeda lantai
tidak berpengaruh terhadap kualitas udara dalam
kamar tidur.
• Posisi kamar mandi diluar kamar tidur tidak
mempengaruhi kualitas udara dan kelembaban
dalam kamar tidur
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA
K.TIDUR
K.MANDI
RUMAH TOKO C
Jl. Madong Lubis
• Menghadap gunung Bandahara, membelakangi Selat
Malaka.
• Angin laut dari belakang bangunan pada siang hari danangin gunung yang dingin dari depan bangunan pada
malam hari.
• Bagian depan datar dan belakang yang tinggi
menciptakan perbedaan tekanan udara sehingga terjadi
aliran angin
• pintu tidak berfungsi sebagai akses aliran
udara.
• Dengan penghawaan buatan padalayer depan, pintu utama hanya
berfungsi sebagai akses sirkulasi utama.
• Jendela depan tidak berfungsi sebagai akses
penghawaan, hanya sinar matahari
• Tipe jendela gantung memungkinkan 50 % aliran udara masuk ke dalam bangunan. Namun
tanpa adanya bukaan pada sisi dinding lainnya,
tidak terjadi sirkulasi silang pada ruangan.
• Potensi angin laut pada siang hari melalui
belakang bangunan membantu optimalisasi
penghawaan dalam bangunan
• Sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
menyebabkan terciptanya aliran udara ruang dapur yang panas ke
ruang lain yang lebih dingin. • Posisi berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara langsung dari
area dapur ke kamar mandi dan sebaliknya
• Walau posisi pintu antar ruang tidak berhadapan
posisi kedekatan ruang antar kamar tidur dengan
kamar mandi dan dapur menyebabkan kemungkinan terjadinya gangguan kualitas udara
dalam kamar tidur. Sifat udara bergerak dari suhu
atau tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah,
memicu terjadinya potensi aliran udara panas dari
dapur dan kamar mandi yang lembab ke kamar
tidur.
• Dengan sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah , posisi saling berhadapan
memungkinkan sirkulasi langsung asap dan udara panas dapur mengalir ke kamar mandi.
• Pada rumah toko C walaupun posisi kompor sudah
diatur sedemikian rupa sehingga tidak berhadapan
dengan pintu kamar mandi, Posisi dapur dan kamar
mandi yang bersebelahan memungkinkan aliran
udara panas dapur ke kamar mandi
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA
K.TIDUR
K.MANDI
RUMAH TOKO D
Jl. Letnan Dua Sujono
• Menghadap Danau Toba, membelakangi Selat Malaka.
• Angin laut dari belakang bangunan pada siang hari dan
angin gunung yang dingin dari depan bangunan pada malam hari.
• Bangunan depan dan belakang tidak memicu terjadinya
pergerakan udara dari depan masuk ke dalam
bangunan karena faktor tekanan yang sama
• Dimensi bukaan pintu utama yang
memenuhi lebar bangunan
memungkinkan masuknya aliran udara secara maksimal.
• Pada lantai dasar toko rumah toko D
terdapat dua layer ruang sehingga tidak
memungkinkan terjadinya aliran udara
secara maksimal hingga ke bagian
dalam bangunan
• Area layer depan bangunan memanfaatkan
jendela sebagai sarana aliran angin karena
memanfaatkan penghawaan alami. • Jendela depan dan belakang yang terbuka
memungkinkan terjadinya sirkulasi silang. Namun
kondisi ini tidak didukung dengan adanya
tembok pemisah yang menyebabkan
terbentuknya dua layer ruang.
• posisi dapur dan kamar mandi yang bersebelahan sangat
memungkinkan masuknya asap dapur ke area kamar mandi.
• Jendela di belakang kompor dan cooker hood membantu mengurangi aliran udara langsung dari dapur ke ruang lainnya.
• Posisi serong pintu kamar tidur dan kamar mandi
diciptakan untuk menghindari aliran udara
langsung dari kamar mandi ke kamar tidur. Namun dengan sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah dan posisi area yang saling
berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara
yang lembab ke area kamar tidur.
• Posisi serong pintu kamar mandi dan kamar tidur
diciptakan untuk menghindari aliran udara
langsung dari kamar mandi ke kamar tidur. Namun dengan sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah dan posisi area yang saling
berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara
yang lembab ke area kamar tidur.
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA
K.TIDUR
K.MANDI
RUMAH TOKO E
Jl. Pukat
• Menghadap Selat Malaka membelakangi gunung
Bandahara,
• Angin laut dari depan bangunan pada siang hari danangin gunung yang dingin dari belakang bangunan
pada malam hari.
• Bagian depan datar dan belakang yang sama tinggi
tidak mempengaruhi terjadinya aliran udara.
• Pintu utama memungkinkan masuknya
aliran udara secara maksimal karena
lantai dasar hanya terdiri dari satu layerruang.Namun kondisi ini tidak didukung
dengan adanya jendela belakang yang
memungkinkan terjadinya penghawaan
silang.
• layer depan bangunan memanfaatkan jendela
sebagai sarana aliran angin.
• Jendela jalousie pada bagian depan dan jendela engsel pada bagian depan dapat
menjadi outlet dan inlet yang baik, namun
dinding pemisah layer menyebabkan sikulasi
siang tidak maksimal.
• Sifat udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
menyebabkan terciptanya aliran udara ruang dapur yang panas ke
ruang lain yang lebih dingin. • Posisi berdekatan memungkinkan terjadinya aliran udara dan asap
langsung dari dapur ke kamar mandi dan sebaliknya
• Posisi pintu kamar tidur tidak berhadapan dengan
kamar mandi, namun Sifat udara yang bergerak
dari suhu atau tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, memicu terjadinya potensi aliran
udara kamar mandi yang lembab ke kamar tidur.
• Posisi pintu kamar mandi tidak berhadapan
dengan kamar tidur, namun Sifat udara yang
bergerak dari suhu atau tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah, memicu terjadinya potensi
aliran udara kamar mandi yang lembab ke kamar
tidur.
A N A L I S A D A N P E M B A H A S A N
DAPUR
POSISI
LAHAN
PINTU
JENDELA K.TIDUR
K.MANDI
•Jendela depan bangunan sebagian besar
tidak berfungsi sebagai akses sirkulasi udara
(menggunakan penghawaan buatan)
•Jendela belakang dimanfaatkan sebagai
akses sirkulasi udara yang membantu sirkulasi
udara dapur.
•Dua layer pada bangunan rumah toko
menghambat terjadinya aliran udara silang
pada bangunan.
• Dengan sifat udara yang bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah,
kedekatan hubungan antar ruang
memungkinkan terjadinya aliran udara
langsung dari ruang satu ke ruang lainnya
BERSANDAR KE GUNUNG MEMANDANG KE LAUTANLANDFORM kota MEDAN : TIMUR LAUT
• Posisi Selat Malaka menciptakan aliran angin laut yang hangat pada siang hari (masuk melalui depan bangunan)
• Posisi Gunung Bandaharan menciptakan aliran angin gunung yang dingin pada malam hari (tertahan oleh belakang
bangunan)
• Keberadaan bangunan atau objek-objek besar lain di sekitar bangunan akan mengurangi laju udara dan membelokkan arah
angin. Pada kompleks pertokoan yang rapat bangunan seperti yang ada di kota Medan, perlu diusahakan desain jendela
dan detail desain bangunan lainnya yang mampu mengembalikan arah dan kecepatan angin.
• Pintu utama yang terbuka lebar tanpa sekat
memperluas aliran sirkulasi udara dalam
ruang, dan kondisi ini terjadi hanya saat toko
buka.
• Pada toko dengan penghawaan buatan,
Pintu utama hanya berfungsi sebagai akses
manusia dan barang.
DAPUR K.TIDUR
K.MANDI
• Posisi ruang berdempet antar kamar mandi dan dapur,
berpotensi mengganggu kualitas ruang lainnya. Asap
dan udara panas dapur terjebak di dalam kamar mandi, sedang udara lembab dan kotor dari kamar
mandi mencemari area dapur yang higienis
• Kamar mandi dan dapur berpotensi mencemari kualitas
udara dalam ruang lain, khususnya kamar tidur. Ditinjau
dari sifat udara yang bergerak dari tekanan atau suhu
tinggi ke tekanan atau suhu rendah, kelembaban kamar mandi dapat meningkatkan kelembaban kamar
tidur.
KESIMPULAN ANALISA OBYEK KAJIAN
Adaptasi Feng Shui aliran bentuk ke dalam iklim Indonesia
KESIMPULAN
sifat dasar aliran angin yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah merupakan prinsip utama Feng Shui yang dapat diadaptasikan
di Indonesia.
Utara, Musim Dingin, Air, Kura-kura Hitam
Timur, Musim Semi, Kayu, Naga Biru/Hijau
Selatan, Musim Panas, Api, Phoenix Merah
Barat, Musim Gugur, Logam, Macan Putih
Angin dingin
Angin dingin
Angin panas
Angin panas
a s i a
a u s t t r a l i a
Angin panas
Angin dingin
CINA INDONESIACINA
Hasil adaptasi Feng Shui Cina pada obyek kajian
Aturan posisi lahan ‘bersandar ke gunung memandang ke lautan’merupakan sistem yang dikondisikan untuk menciptakan aliran angin. Perbedaan
tekanan yang timbul akibat posisi bangunan sekitar dimanfaatkan untuk menciptakan
aliran udara ke dalam arsitektur.
Pengaturan pintu utama dan jendela berperan mengontrol masuknya aliran
angin dari luar ke dalam arsitektur. Pengaturan ini tidak berfungsi saat AC (Air
Conditioner) sebagai sistem penghawaan buatan digunakan.
Penempatan posisi pintu dalam hubungan antar ruang memungkinkan
terjadinya aliran udara langsung yang mempengaruhi kualitas udara ruang satu
dengan ruang lainnya.
Feng shui memanfaatkan sifat gerakan udara yang mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam upayanya untuk
mempercepat, memperlambat, mengarahkan atau mengalihkan udara dalam skala makro maupun mikro ke dalam arsitektur
KESIMPULAN
Antariksa, (2011), Melihat Sejarah dan Arsitektur Kawasan Pecinan, http://antariksaarticle.blogspot.com/search?q=arsitektur+cina
Attoe, Wayne, (1978), Architecture and critical imagination, John Wiley & Sons, New York.
Attoe, W. O., (1979). Theory, Criticism and History of Architecture, McGraw Hill Book Company, New York.
Bruun, Ole, (2008), An Introduction to Feng Shui, Cambridge University Press, New York.
Ching, Francis D.K. Corky Binggeli, (2011), Desain Interior dengan ilustrasi, PT Indeks, Jakarta.
Dian, Mas, (1999), Logika Feng Shui, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dian, Mas, (2005), Solusi Feng Shui, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dian, Mas, (2009), Feng Shui Rumah Toko, PT Prima Infosarana Media, Jakarta.
Dian, Mas, (2011), Solusi Feng Shui Lengkap, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dian, Mas, (2012), Feng Shui sebagai Ilmu Arsitektur Purba, Simposium Nasional Arsitektur dan Feng Shui, Universitas Parahayangan, Bandung.
Evans, Martin, Housing, Climate and Comfort, 1980, The Architectural Press Ltd, London.
Hamdani, Nasrul, (2006), Menulis Sejarah Kelompok Minoritas, Untuk Siapa? :‘Cina Medan’ 1930-1960, Konferensi Nasional Sejarah Viii, Jakarta.
Handinoto, (1992), Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya, Laporan Penelitian Fakultas Teknik Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Handinoto, (1999), “Lingkungan Pecinan” Dalam Tata Ruang Kota Di Jawa Pada Masa Kolonial(1870-1940)”, Dimensi Teknik Sipil, vol. 27, no. 1, hal. 20 – 29.
Handinoto, (2009), Peranakan Tionghoa Indonesia : sebuah perjalanan budaya, Intisari Mediatama, Jakarta.
Kindangen Jefrey I., Investigasi Pola Aliran Udara Dalam Bangunan Bertingkat Akibat Pengaruh Penghalang Di Depan Dan Di Belakangnya, (2005), Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33, No. 1, Desember 2005: 172 - 176, Surabaya
Kindangen, J.I., and Krauss, G., Investigation of Natural Ventilation with Computational Fluid Dynamics. A Comparison Study with Wind Tunnel Results, Architectural Science Review, vol. 39, no. 2, 1996, 113- 120
Krier, Rob, (2001), Komposisi Arsitektur, Erlangga, Jakarta.
Manley G. 2009. Climate and House Design. Riba Journal Vol. 156, p. 317-323.
Mariana, Dewi, (2008), Inspirasi Feng Shui: untuk ruko, rukan dan apartemen, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mariana, Dewi, (2012), Analisis Landform dan Penggunaan Teori Air untuk bangunan Publik Beserta Lingkungannya, Simposium Nasional Arsitektur dan Feng Shui, Universitas Katolik Parahayangan, Bandung.
Mediastika, Christina E., (2002) Desain Jendela Bangunan Domestik Untuk Mencapai“Cooling Ventilation” Kasus Uji: Rumah Sederhana Luas 45m Di Yogyakarta. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 30, No. 1, Juli 2002: 77 – 84, Surabaya.
Mulyana, Deddy. (2001), Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Risdakarya, Bandung.
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara.DjambatanS. Jakarta.
Nazir, (2005), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor.
Pratama,(2011)http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46757/A11ras1_BAB%20V%20Kondisi%20Umum%20Wilayah.pdf?sequence=9
Pratiwo, (2010), Arsitektur Tionghoa dan Perkembangan Kota, Penerbit Ombak, Yogyakarta.
Purwanto, (2012), Kekhasan Feng Shui Rumah dan Kawasan Pecinan Semarang, Simposium Nasional Arsitektur dan Feng Shui, Universitas Katolik Parahayangan, Bandung.
Skinner, Stephen, (1997), Feng Shui, Ilmu tata letak tanah dan kehidupan cina kuno, Dahara Proze, Semarang.
Susanta, I Nyoman, (2010), Sistem Penghawaan Pada Bangunan Tinggi (High Rise Building) Studi Kasus : Kuningan Tower, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakra, Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (113-122), Bali.
Utomo, Slamet Budi, (1990), Kajian Fenomena dan Karakteristik Pecinan Di Semarang, Thesis, Jurusan Arsitektur ITB, Bandung.
DA
FTA
R P
US
TA
KA