KAJIAN BOBOT MOLEKUL POLIETILEN GLIKOL (PEG ...PEG 4000, 6000, dan 8000 mempunyai perbedaan...
Transcript of KAJIAN BOBOT MOLEKUL POLIETILEN GLIKOL (PEG ...PEG 4000, 6000, dan 8000 mempunyai perbedaan...
KAJIAN BOBOT MOLEKUL POLIETILEN GLIKOL (PEG) TERHADAP
PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM SISTEM DISPERSI PADAT
EKSTRAK KUNYIT-PEG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Andreas Billyansa
148114090
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KAJIAN BOBOT MOLEKUL POLIETILEN GLIKOL (PEG) TERHADAP
PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM SISTEM DISPERSI PADAT
EKSTRAK KUNYIT-PEG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Andreas Billyansa
148114090
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
penyertaan-Nya, akhirnya naskah skripsi berjudul “Kajian Bobot Molekul
Polietilen Glikol (PEG) terhadap Profil Disolusi Kurkumin dalam Sistem
Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-PEG” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selama proses pengerjaan skripsi ini, dimulai dari penulisan proposal, lalu
penelitian, hingga penulisan naskah skripsi ini, penulis mendapat banyak
dukungan maupun bimbingan yang bermanfaat dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Aris Widayati, PhD., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
2. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing atas semua
ilmu, bimbingan, saran, masukan, nasihat dari mulai pencarian ide,
penyusunan proposal, proses penelitian, penyusunan naskah skripsi, serta
menyediakan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
3. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt. atas diperbolehkannya penulis untuk
bergabung ke dalam penelitian payung “Formulasi Dispersi Padat Ekstrak
Kunyit Terstandar untuk Meningkatkan Disolusi dan Bioavailibilitas”.
4. Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji atas semua saran,
masukan dan kritik selama proses pembuatan proposal dan naskah skripsi.
5. Dr. Agatha Budi Susiana Lestari, Apt. selaku Dosen Penguji atas semua
saran, masukan dan kritik selama proses pembuatan proposal dan naskah
skripsi.
6. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas semua
pengajaran, ilmu dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama
masa perkuliahan.
7. PT Megasetia Agung Kimia yang telah memberikan PEG 8000 kepada
penulis.
8. Bapak Dian Ardiyanto yang telah membantu mengirimkan PEG 8000 dari
PT Megasetia Agung Kimia kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
9. Mas Bimo, Pak Musrifin, Pak Wagiran, dan semua laboran atas bantuan di
dalam laboratorium kepada penulis.
10. Teman-teman kelompok skripsi: Indrie, Sastira, Ayu, Fafa, Widi, Astrid,
Christine, Retta, dan Venty yang telah membantu dan menyemangati saat
proses pengerjaan skripsi.
Penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini mungkin masih jauh dari
sempurna. Maka dengan kerendahan hati penulis siap menerima setiap kritik
dan saran untuk naskah skripsi ini. Penulis juga berharap karya ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Yogyakarta, 28 Februari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KAJIAN BOBOT MOLEKUL POLIETILEN GLIKOL (PEG) TERHADAP
PROFIL DISOLUSI KURKUMIN DALAM SISTEM DISPERSI PADAT
EKSTRAK KUNYIT-PEG
Andreas Billyansa
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta, Indonesia, 55282
Telp. (0272) 883037, Fax. (0274) 886529
ABSTRAK
Kurkumin digolongkan sebagai senyawa BCS (Biopharmaceutics
Classification System) kelas II karena kurkumin memiliki kelarutan dalam air
yang rendah namun mempunyai permeabilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk
memperbaiki kelarutan kurkumin yang rendah tersebut ialah dengan cara
membuatnya menjadi dispersi padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
penggunaan pembawa PEG dengan variasi bobot molekul, yaitu 4000, 6000, dan
8000 terhadap profil disolusi kurkumin dalam dispersi padat ekstrak kunyit-PEG.
Dispersi padat dalam penelitian ini dibuat dengan metode pelarutan. Kurkumin
dan PEG dicampurkan dalam pelarut yang sesuai yakni etanol 96%, kemudian
pelarut diuapkan dengan metode solvent evaporation hingga didapatkan massa
kering yang kemudian dibentuk menjadi serbuk. Pada penelitian ini, parameter
yang diukur yaitu kelarutan dan disolusi. Analisis sampel dilakukan dengan
spektrofotometer UV-Vis.
Setelah diuji statistik, dispersi padat ekstrak kunyit yang dibuat dengan
PEG 4000, 6000, dan 8000 mempunyai perbedaan kelarutan dan disolusi
kurkumin. Hasil yang didapat tersebut sesuai dengan hipotesis yang ingin diuji.
Hasil uji kelarutan dan disolusi menunjukkan bahwa campuran fisik dan dispersi
padat yang dibuat dengan pembawa PEG 6000 memiliki kelarutan yang paling
tinggi dibandingkan dengan PEG 4000 dan PEG 8000. Hasil ini dapat didukung
dan dikonfirmasi dengan nilai Ka PEG 6000 yang juga paling tinggi dibandingkan
dengan PEG 4000 dan PEG 8000. Semakin tinggi nilai Ka, maka afinitas ikatan
antara pembawa dan obat akan semakin besar sehingga pada saat pembuatan
dispersi padat, pembawa akan lebih mudah berikatan dengan kurkumin untuk
membentuk dispersi padat yang lebih optimal.
Kata kunci: ekstrak kunyit, kurkumin, disolusi, dispersi padat, PEG.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Curcumin is classified as a class II BCS (Biopharmaceutics Classification
System) because curcumin has low water solubility but has a high permeability.
One of the following ways improve this low solubility of curcumin by making it
into solid dispersion. This study aims to examine the use of PEG carriers in their
molecular weight variations, ie 4000, 6000, and 8000 against the dissolution
profile of curcumin in a solid dispersion of PEG-turmeric extract. The solid
dispersion in this study was made by solvent method. Curcumin and PEG were
mixed in an appropriate solvent ie 96% ethanol, then the solvent was evaporated
by solvent evaporation method until the dry mass was obtained which was then
formed into a powder. In this study, the parameters measured were solubility and
dissolution. The sample analysis was performed with UV-Vis spectrophotometer.
Solubility and dissolution test results showed that the physical mixture
and solid dispersion made with PEG 6000 carriers had the highest solubility
compared to PEG 4000 and PEG 8000. The results obtained did not match the
hypothesis to be tested. However, these results can be supported and confirmed
with Ka of PEG 6000 which is also the highest value compared to PEG 4000 and
PEG 8000. The higher the Ka value, the greater the bond affinity between the
carrier and the drug.
Keywords: turmeric extract, curcumin, dissolution, solid dispersion, PEG.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................ v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 8
KESIMPULAN ............................................................................................... 17
SARAN ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19
LAMPIRAN .................................................................................................... 22
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Dispersi Padat ..................................................................... 6
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi ................................................................... 10
Tabel III. Hasil Energi Bebas Gibbs .................................................................. 11
Tabel IV. Hasil Nilai Ka PEG ........................................................................... 13
Tabel V. Hasil Uji Drug Load ......................................................................... 13
Tabel VI. Hasil Uji Kelarutan ............................................................................ 14
Tabel VII. Hasil DE120 ........................................................................................ 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Konsentrasi Larutan Standar Kurkumin vs Absorbansi ...... 10
Gambar 2. Grafik %PEG 4000 vs %Kadar Kurkumin .................................... 12
Gambar 3. Grafik %PEG 6000 vs %Kadar Kurkumin .................................... 12
Gambar 4. Grafik %PEG 8000 vs %Kadar Kurkumin .................................... 13
Gambar 5. Grafik Waktu vs Rata-rata %Terdisolusi ....................................... 15
Gambar 6. Grafik Perbedaan DE120 pada masing-masing bobot molekul PEG 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT.
Phytochemindo Reksa ............................................................. 22
Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin dari
Nacalai Tasque, Inc. ................................................................. 23
Lampiran 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ............................. 24
Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis : Akurasi dan Presisi ........... 26
Lampiran 5. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku
Medium Disolusi ...................................................................... 27
Lampiran 6. Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol .................................... 27
Lampiran 7. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku
Metanol .................................................................................... 27
Lampiran 8. Perhitungan Energi Bebas Gibbs ............................................. 28
Lampiran 9. Tabel Formula Pembuatan Dispersi Padat dan Campuran Fisik 29
Lampiran 10. Pembuatan Dispersi Padat ........................................................ 29
Lampiran 11. Statistika Uji Kelarutan ............................................................ 31
Lampiran 12. Uji Disolusi .............................................................................. 34
Lampiran 13. Statistika Uji Disolusi .............................................................. 38
Lampiran 14. Foto Uji Kelarutan.................................................................... 43
Lampiran 15. Foto Uji Disolusi ...................................................................... 43
Lampiran 16. Foto Pembuatan Dispersi Padat ............................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan bagian dari famili Zingiberaceae
yang merupakan tanaman asli dari wilayah Asia Tenggara (Murthy et al., 2013)
(Chiranjib et al., 2009). Kunyit mengandung senyawa kurkumin sebagai senyawa
utama, demethoxy-curcumin, dan bisdemethoxy-curcumin (Pfeiffer et al., 2007).
Kurkumin telah dikenal mempunyai aktivitas biologis yang luas, yakni sebagai
antioksidan, antiinflamasi, antikanker, bahkan kurkumin juga dapat
memperlambat progresifitas penyakit Alzheimer (Chiranjib et al., 2009).
Kurkumin terklasifikasi dalam BCS kelas II karena sifat kurkumin yang sukar
larut air namun mempunyai permeabilitas yang tinggi (Wan et al., 2011). Pada
obat oral yang mempunyai kelarutan rendah di saluran pencernaan namun
memiliki permeabilitas yang baik, pelepasan obat menjadi hal yang krusial dan
merupakan limiting step untuk meningkatkan bioavailabilitasnya (Vancoscelos et
al., 2007).
Salah satu cara untuk meningkatkan bioavailabilitas obat yang sukar larut
air adalah dengan cara meningkatkan disolusinya. Disolusi dapat ditingkatkan
dengan cara memformulasi obat tersebut menjadi dispersi padat. Dispersi padat
adalah dispersi satu atau lebih bahan aktif di dalam pembawa atau matriks yang
inert pada bentuk padat yang dipreparasi dengan menggunakan metode pelelehan
(fusion), pelarutan, atau pelelehan-pelarutan (Singh et al., 2011). Mekanisme dari
dispersi padat dalam membantu kelarutan obat yang sukar larut air ialah dengan
cara memperkecil ukuran partikel, meningkatkan pembasahan obat, serta
pembentukan molekul amorf. Melalui mekanisme tersebut bentuk dispersi padat
akan membuat pelepasan obat menjadi lebih baik dan dapat lebih meningkatkan
bioavailabilitasmya (Vancoscelos et al., 2007).
Salah satu pembawa berbentuk polimer yang bisa digunakan untuk
membuat dispersi padat adalah Polietilen Glikol (PEG). PEG telah banyak
digunakan sebagai pembawa dispersi padat obat-obat seperti misalnya dispersi
padat simvastatin, klofazimin, dan etoposide (Narang and Srivastava, 2002;
Bolourchian, et al., 2013; Ozkan et al., 2000). PEG mempunyai bermacam-
macam bobot molekul yang berada dalam rentang 200 sampai dengan 300000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(Leuner and Dressman, 2000). PEG telah terbukti dapat meningkatkan disolusi
obat-obat yang sukar larut air dengan cara memformulasi obat tersebut menjadi
dispersi padat (Rowe et al., 2009).
Masing-masing bobot molekul PEG mempunyai sifat yang berbeda-beda
dalam memperbaiki disolusi obat. Ford et al. (1986) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa untuk membuat dispersi padat indometasin-PEG, di antara
PEG 1500, 4000, 6000, dan 20000, urutan PEG yang menghasilkan disolusi
indometasin yang paling tinggi ialah PEG 1500>4000>6000>20000. Suresh et al.,
(2013) dalam penelitiannya membuat dispersi padat ekstrak kunyit-PEG 4000 dan
PEG 6000 dengan metode pelelehan. Penelitian tersebut mengemukakan bahwa
kurkumin yang dibuat dengan pembawa PEG 4000, disolusinya lebih tinggi
dibandingkan jika dibuat dengan pembawa PEG 6000. Hal ini disebabkan bobot
molekul PEG berbanding terbalik dengan disolusinya (Corrigan et al., 1979; Ford
et al., 1986; Betageri and Makarla, 1995; Leuner and Dressman, 2000; Suresh et
al., 2013). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori karena semakin rendah
bobot molekul PEG maka akan semakin tinggi koefisien difusinya, sedangkan
semakin besar bobot molekul PEG maka akan semakin rendah koefisien difusinya
(Chin et al., 1991; Waggoner, et al., 1995). Hal ini sesuai dengan persamaan
Noyes-Whitney, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan disolusi adalah
dengan memperbesar koefisien difusinya.
Terdapat penelitian lain yang menghasilkan data yang tidak sesuai
dengan teori tersebut di atas. Narang and Srivastava (2002) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa di antara PEG yang memiliki bobot molekul 1500, 4000,
6000, dan 9000, jenis PEG yang paling baik dalam meningkatkan disolusi
klofazimin dalam bentuk dispersi padat ialah PEG 9000. Hal ini dikarenakan PEG
yang memiliki bobot molekul tinggi memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas
yang tinggi akan mencegah presipitasi dari obat pada saat obat terdisolusi (Leuner
and Dressman, 2000). Bolourchian et al., (2013) pada penelitiannya
membandingkan antara PEG 6000, 12000, dan 20000 pada dispersi padat
simvastatin-PEG. Hasilnya, profil disolusi simvastatin yang paling baik pada
dispersi padat simvastatin-PEG adalah PEG 12000 karena pada PEG 20000 akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menghasilkan larutan yang sangat kental dan mengakibatkan terbentuknya viscous
layer yang menghambat pelepasan obat.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian-penelitian di atas dan belum
adanya data penelitian sebelumnya tentang perbandingan disolusi kurkumin dalam
dispersi padat kurkumin dengan PEG 4000, 6000, 8000 dengan metode pelarutan,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bobot molekul PEG terhadap
profil disolusi dispersi padat ekstrak kunyit-PEG. Hipotesis peneliti dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan variasi bobot molekul PEG sebagai
pembawa yakni 4000, 6000, dan 8000, terdapat perbedaan profil disolusi
kurkumin dalam sistem dispersi padat ekstrak kunyit PEG.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex
Iwaki), rotarievaporator (Buchi), oven vakum (Brouwer), termometer, timbangan
analitik (Mettler Toledo), hotplate magnetic stirrer, sonikator (Elmasonic S 10H),
spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1240), mikropipet (Socorex), makropipet
(Socorex), pH indikator universal (Merck), alat uji disolusi (Guoming), desikator,
ayakan nomor mesh 60, mortir dan stamper.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kurkumin
(Nacalai Tesque, Inc.), ekstrak kunyit terstandar dengan kadar 84,675%
ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis (PT Phytochemindo Reksa),
akuades, etanol 96%, metanol p.a., polietilen glikol (PEG) 4000, 6000, dan 8000,
kapsul kosong 00, Sodium Lauril Sulfat (SLS) 0,5%, dapar fosfat pH 6,0 sebagai
medium disolusi.
Pembuatan Larutan Baku Kurkumin
1. Larutan Stok Kurkumin
Kurkumin ditimbang saksama kurang lebih 1 mg, dimasukkan dalam
mikrotube dan dilarutkan dengan 1 mL metanol dan disimpan dalam wadah
terlindung cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Larutan Intermediet
Larutan intermediet dibuat dari larutan stok, dilarutkan dengan pelarut
metanol sehingga konsentrasi larutan intermediet menjadi 10 µg/mL
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
1. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut Medium
Disolusi
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL; 1,5 mL, dan 3
mL dan diencerkan dengan medium disolusi pada labu ukur 10 ml. Larutan ini
diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang antara 400-600 nm.
2. Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kurkumin dengan Pelarut Metanol
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak 0,25 mL; 1,5 mL, dan 3
mL dan diencerkan dengan metanol pada labu ukur 10 ml. Larutan ini diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
antara 400-600 nm.
Verifikasi Metode Analisis
1. Akurasi dan Presisi
Larutan intermediet kurkumin dibuat tiga seri dengan konsentrasi 0,538 ;
3,232 ; 5,384 (µg/mL) kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL
diencerkan dengan medium disolusi hingga batas tanda. Serapan diukur pada
panjang gelombang maksimum. Replikasi sebanyak tiga kali. Presisi
dinyatakan dengan nilai koefisiensi variasi dan akurasi dinyatakan dengan
%perolehan kembali.
2. Linearitas
Larutan intermediet dibuat dengan konsentrasi 0,011 ; 0,021 ; 0,043 ;
0,085 ; 0,173 ; 0,214 ; 0,416 ; 0,538 ; 1,080 ; 2,078 ; 3,232 ; 4,365 ; 5,384 ;
6,444 (µg/mL) masing-masing dimasukkan dalam labu ukur 10 mL dan
diencerkan dengan medium disolusi hingga tanda batas. Serapan diukur pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
panjang gelombang maksimum. Linearitas dianalisis dengan Least Square
Analysis.
Pembuatan Kurva Baku
1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Larutan intermediet kurkumin dibuat enam seri dengan konsentrasi 0,538
; 1,080 ; 2,078 ; 3,232 ; 4,365 ; 5,384 (µg/mL) kemudian dimasukkan ke dalam
labu takar 10 mL diencerkan dengan metanol hingga batas tanda. Larutan ini
diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Replikasi sebanyak
tiga kali. Persamaan kurva baku didapat dengan menghitung regresi linier.
2. Kurva Baku Kurkumin dalam Medium Disolusi
Larutan intermediet kurkumin diambil sebanyak konsentrasi 0,011
µg/mL; 0,021 µg/mL; 0,043 µg/mL; 0,085 µg/mL; 0,0173 µg/mL; 0,214
µg/mL; 0,416 µg/mL; 0,538 µg/mL; 1,080 µg/mL; 2,078 µg/mL; 3,232 µg/mL;
4,365 µg/mL; 5,384 µg/mL; 6,444 µg/mL dimasukkan ke dalam labu takar
10,0 mL, diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,0 dengan 0,5% SLS hingga
batas tanda. Larutan diukur pada panjang gelombang maksimum. Replikasi
sebanyak tiga kali. Persamaan kurva baku didapat dengan menghitung regresi
liner.
Uji Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Kunyit
Uji kadar kurkumin ini dilakukan untuk mengetahui kadar kurkumin di
dalam ekstrak setelah disimpan selama waktu tertentu. Ekstrak kunyit ditimbang
sebanyak 5 mg dilarutkan dengan 5 mL metanol dan diaduk menggunakan
magnetic stirrer selama 15 menit. Larutan disaring menggunakan kertas saring
Whatman no. 1 kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum dan dihitung kadar kurkuminnya berdasarkan pada kurva baku.
Perhitungan Energi Bebas Gibbs
Sejumlah serbuk ekstrak kunyit dilarutkan dalam 25 mL tiga jenis larutan
PEG (PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000) dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan 20% untuk mencapai konsentrasi jenuh. Campuran ekstrak kunyit-PEG
diaduk dengan magnetic stirrer 300 rpm selama 48 jam di atas hot plate pada
suhu 37OC. Kemudian suspensi yang terbentuk disaring dengan kertas saring
Whatman no. 1. Filtrat hasil penyaringan diencerkan dan dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum, direplikasi tiga
kali untuk masing-masing konsentrasi PEG. Sebagai kontrol perhitungan,
digunakan ekstrak kunyit dalam air yang tidak mengandung PEG. Energi bebas
Gibbs dihitung dengan persamaan:
ΔG0tr = -2.303RT log S0/Ss ........................... 1
(Yadav, et al., 2013)
S0/Ss adalah rasio solubilitas molar dari kurkumin di medium mengandung PEG
dengan kontrol. Kemudian, besarnya afinitas ikatan antara pembawa dengan obat
dilihat dengan menggunakan nilai Ka.
.........................2
(Yadav, et al., 2013)
Pembuatan Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-PEG 4000, 6000, dan 8000
Tiga jenis dispersi padat dengan proporsi ekstrak 30%, yakni dispersi padat
ekstrak kunyit-PEG 4000, ekstrak kunyit PEG-6000, dan ekstrak kunyit-PEG
8000 dibuat dengan menimbang serbuk ekstrak kunyit sesuai formula (Tabel I)
kemudian dilarutkan dengan etanol 96%, sedangkan PEG dilarutkan dengan
etanol 96%. Kedua larutan tersebut dicampurkan kemudian diaduk menggunakan
magnetic stirrer selama 40 menit.
Tabel I. Formula Dispersi Padat
Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak Kunyit 1,8 gram 1,8 gram 1,8 gram
PEG 4000 4,2 gram - -
PEG 6000 - 4,2 gram -
PEG 8000 - - 4,2 gram
Bobot Total 6,0 gram 6,0 gram 6,0 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Larutan tersebut diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator
hingga didapatkan cairan kental, lalu penguapan pelarut dilanjutkan dengan oven
vakum sampai didapatkan massa dengan bobot konstan. Massa hasil pengeringan
tersebut dibentuk menjadi serbuk dengan cara digerus menggunakan mortir dan
stamper. Masing-masing serbuk kering dispersi padat tersebut diayak dengan
ayakan nomor mesh 60, ditimbang 500 mg, kemudian dimasukkan ke dalam
kapsul kosong 00 untuk uji disolusi.
Pembuatan Campuran Fisik Ekstrak Kunyit-PEG 4000, 6000, dan 8000
Tiga jenis campuran fisik dengan proporsi ekstrak 30% dibuat dengan
mencampurkan serbuk ekstrak kunyit dan PEG 4000, ekstrak kunyit dan PEG
6000, serta ekstrak kunyit dan PEG 8000 hingga homogen (hingga secara fisik
terlihat telah halus dan warna kuning dari ekstrak kunyit serta warna putih dari
PEG terlihat tercampur merata) menggunakan mortir dan stamper, lalu diayak
dengan ayakan bernomor mesh 60. Masing-masing jenis serbuk campuran fisik
ditimbang 500 mg kemudian dimasukkan ke dalam kapsul untuk uji disolusi.
Pembuatan Medium Disolusi
Medium disolusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dapar fosfat
pH 6. Larutan tersebut ditambahkan 0,5% SLS, dan disonikasi.
Uji Kadar Kurkumin dalam Campuran Fisik dan Dispersi Padat
Uji kadar kurkumin ini dilakukan untuk memastikan bahwa kadar
kurkumin yang dikehendaki di awal sama dengan kadar kurkumin dalam hasil
akhir campuran fisik atau dispersi padat. Dispersi padat dan campuran fisik
masing-masing ditimbang sebanyak 5 mg dilarutkan dengan 5 mL metanol dan
diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 15 menit. Larutan disaring
menggunakan kertas saring Whatman no.1 kemudian diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum dan dihitung kadar kurkumin berdasarkan pada
kurva baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Uji Kelarutan
Dispersi padat dan campuran fisik sebanyak 25 mg dilarutkan dalam 25
mL dapar fosfat pH 6 di dalam wadah tertutup, diaduk menggunakan shaker 75
rpm selama 24 jam di suhu kamar dan terlindung dari cahaya, kemudian
disentrifugasi. Lalu diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan terhadap dispersi padat ekstrak kunyit-PEG dan
campuran fisik menggunakan alat disolusi tipe II dengan kecepatan 100 rpm
(Rahman et al., 2009). Medium disolusi terdiri dari 500 mL dapar fosfat pH 6,0
dan SLS 0,5% dengan suhu dalam wadah pada 37oC ± 0,5oC (USP, 1995).
Sebanyak 5 mL cuplikan diambil pada interval waktu tertentu yaitu 0, 10, 15, 30,
45, 60, 90, dan 120 menit. Setiap kali pengambilan cuplikan medium yang hilang
diganti dengan medium yang baru dengan jumlah dan suhu yang sama. Cuplikan
yang telah diambil sebanyak 5 mL, kemudian diencerkan 250x dan diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum.
Analisis data
Analisis data dilakukan secara statistik mengunakan aplikasi realstatistic
pada Microsoft Excel. Nilai efisiensi disolusi kurkumin pada dispersi padat dan
campuran fisik diuji normalitas dan homogenitas dengan mengunakan Shapiro-
Wilk Test. Bila data yang dihasilkan terdistribusi normal dan homogen, pengujian
dilakukan dengan uji statistik parametrik yaitu ANOVA dengan taraf kepercayaan
95%. Namun bila data tidak terdistribusi normal atau tidak homogen, pengujian
dengan uji statistik non parametrik yaitu Kruskal-Wallis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan profil disolusi
kurkumin dalam sistem dispersi padat ekstrak kunyit-PEG menggunakan PEG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dengan bobot molekul yang berbeda-beda. Tiga jenis PEG yang digunakan adalah
PEG dengan bobot molekul 4000, 6000, dan 8000. Suresh et al. (2013) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa ketika ekstrak kunyit dibuat dispersi padat
dengan metode pelelahan menggunakan pembawa PEG 4000 dan 6000, PEG yang
menghasilkan disolusi kurkumin yang lebih tinggi adalah PEG 4000 dibandingkan
dengan PEG 6000. Hal ini kemudian yang menjadi fokus penelitian penulis untuk
mengetahui perbedaan profil disolusi kurkumin bila ekstrak kunyit dibuat dispersi
padat dengan pembawa PEG 4000, 6000, dan 8000 dengan metode pelarutan.
Metode yang peneliti gunakan dalam pembuatan dispersi padat adalah
metode pelarutan. Prinsip dari metode pelarutan adalah obat dan pembawa
dilarutkan ke dalam pelarut organik hingga homogen, kemudian pelarut tersebut
diuapkan. Massa yang telah terbentuk dan kering kemudian digerus hingga
didapatkan serbuk dispersi padat. Penulis menggunakan metode pelarutan agar
waktu kontak antara pelarut dengan obat dan PEG lebih lama, sehingga peluang
pelarut untuk mencampurkan obat dan PEG lebih besar sehingga lebih besar juga
kemungkinan obat dan PEG untuk berikatan dan membentuk dispersi padat.
Penelitian diawali dengan melakukan penetapan kadar kurkumin pada
ekstrak kunyit yang didapat dari PT Phytochemindo Reksa. Penetapan kadar ini
bertujuan untuk mengetahui bila ada pengurangan kadar dalam ekstrak tersebut
karena pengaruh penyimpanan. Dari penetapan kadar ini didapatkan hasil bahwa
kadar kurkumin dalam ekstrak kunyit sebesar 84,675%.
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan karena panjang
gelombang serapan maksimum memiliki kepekaan paling tinggi saat mendeteksi
senyawa yang akan diukur. Panjang gelombang maksimum yang didapatkan
dengan pelarut metanol adalah 424 nm dan panjang gelombang maksimum untuk
pelarut medium disolusi adalah 430 nm.
Verifikasi Metode
Untuk menjamin validitas metode yang digunakan, maka dilakukan
validasi metode analisis. Parameter validasi metode analisis yang digunakan
adalah linearitas, akurasi, dan presisi. Tiga replikasi kurva baku standar kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dibuat dan menghasilkan nilai r sebesar 0,9969 (Gambar 1). Nilai r yang didapat
telah memenuhi syarat linearitas menurut AOAC (2002), syarat tersebut yakni
r>0,99.
Gambar 1. Kurva Konsentrasi Larutan Standar Kurkumin vs Absorbansi
Menurut AOAC (2016), syarat akurasi dan presisi yang diperbolehkan untuk
sampel dengan konsentrasi 0,538 ppm sampai dengan 5,384 ppm adalah 80%-
110% untuk akurasi dan KV maksimal 11% untuk presisi. Dari penelitian yang
dilakukan, parameter akurasi dan presisi tersebut telah terpenuhi (Tabel II).
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi
Konsentrasi
Teoritis (µg/mL)
Konsentrasi yang didapat
(µg/mL)
% Perolehan
Kembali SD KV
0,538
0,51 95,55
0,001 1,46 0,50 92,80
0,51 94,17
3,232
3,13 96,69
0,01 0,36 3,12 96,46
3,10 96,00
5,384
5,32 98,84
0,17 3,26 4,99 92,66
5,12 95,13
Keterangan: SD = Standar Deviasi; KV = Koefisien Variasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Perhitungan Energi Bebas Gibbs
Perhitungan energi bebas Gibbs (ΔG0tr) dilakukan untuk melihat
spontanitas masing-masing pembawa (PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000)
dalam membantu melarutkan ekstrak kunyit. Semakin negatif nilai energi bebas
Gibbs, maka semakin spontan pembawa tersebut dalam membantu melarutkan
suatu zat aktif (Yadav, et al., 2013). Hasilnya semua bobot molekul PEG
mempunyai energi bebas Gibbs yang bernilai negatif (Tabel III), yang berarti
pembawa PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000 dapat digunakan sebagai
pembawa yang baik untuk membantu melarutkan ekstrak kunyit dengan spontan
sehingga proses disolusi akan semakin mudah. Dari tabel III menunjukkan bahwa
semakin besar konsentrasi PEG yang ditambahkan akan menghasilkan energi
bebas Gibbs yang juga semakin negatif sehingga disolusi kurkumin dalam dispersi
padat ekstrak kunyit-PEG juga akan semakin besar.
Tabel III. Hasil Energi Bebas Gibbs
Pembawa %PEG ΔG0tr (kJ/mol)
Kontrol - -
PEG 4000
5% -4933,66
10% -6650,01
15% -8079,01
20% -9480,89
PEG 6000
5% -5258,38
10% -7183,49
15% -7924,67
20% -9245,34
PEG 8000
5% -5258,38
10% -7320,78
15% -8668,93
20% -9413,50
Keterangan: ΔG0tr = energi bebas Gibbs
Kemudian dibuat grafik %kadar kurkumin terlarut vs %PEG untuk menghitung
nilai konstanta stabilitas kompleks (Ka). Nilai Ka dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
.......................... 2
(Yadav, et al., 2013)
Nilai Ka menyatakan besarnya afinitas ikatan antara pembawa dan zat
aktif. Ikatan yang terjadi antara PEG dengan kurkumin adalah ikatan hidrogen.
Semakin besar nilai Ka, maka semakin besar afinitas pembawa untuk mengikat zat
aktif (Yadav, et al., 2013). Dari nilai Ka yang didapat, terlihat bahwa nilai Ka
paling besar adalah nilai Ka pada pembawa PEG 6000 dan yang paling kecil pada
pembawa PEG 4000 (Tabel IV). Hal ini berarti PEG 6000 memiliki afinitas ikatan
dengan ekstrak kunyit yang paling besar dibandingkan PEG 4000 dan 8000.
y = 2.2467x - 0.0704
R² = 0.9593
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0% 5% 10% 15% 20% 25%
%ka
da
r ku
rku
min
(b
/v)
%PEG 4000 (b/v)
Gambar 2. Grafik %PEG 4000 vs %Kadar kurkumin
y = 1.9022x - 0.0305
R² = 0.9594
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0% 5% 10% 15% 20% 25%
%ka
da
r ku
rku
min
(b
/v)
%PEG 6000 (b/v)
Gambar 3. Grafik %PEG 6000 vs %Kadar kurkumin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
y = 2.1584x - 0.035R² = 0.9986
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0% 5% 10% 15% 20% 25%
%ka
da
r ku
rku
min
(b
/v)
%PEG 8000 (b/v)
Gambar 4. Grafik %PEG 8000 vs %Kadar kurkumin
Tabel IV. Hasil Nilai Ka PEG
Pembawa Ka
PEG 4000 25,60
PEG 6000 69,13
PEG 8000 53,24
Keterangan: Ka = konstanta stabilitas kompleks
Uji Drug Load
Uji drug load dilakukan untuk memastikan drug load campuran fisik dan
dispersi padat yang dibuat sesuai dengan drug load 30% yang diinginkan.
Hasilnya didapatkan drug load 24,18%; 24,50%, dan 24,65% untuk campuran
fisik ekstrak kunyit dengan PEG 4000; PEG 6000; dan PEG 8000, lalu drug load
sebesar 26,44%; 26,54%; dan 27,26% untuk dispersi padat ekstrak kunyit dengan
PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000 (Tabel V). Drug load yang didapatkan lebih
kecil daripada drug load seharusnya (30%) yang disebabkan oleh hilangnya bahan
saat proses pembuatan.
Tabel V. Hasil Uji Drug Load Sampel Rata-rata drug load ± SD
CF ekstrak kunyit-PEG 4000 24,18% ± 0,94
DP ekstrak kunyit-PEG 4000 26,44% ± 0,65
CF ekstrak kunyit-PEG 6000 24,50% ± 0,27
DP ekstrak kunyit-PEG 6000 26,54% ± 0,48
CF ekstrak kunyit-PEG 8000 24,65% ± 0,51
DP ekstrak kunyit-PEG 8000 27,26% ± 1,22
Keterangan: SD = Standar Deviasi; CF = Campuran Fisik; DP = Dispersi Padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Uji Kelarutan
Uji kelarutan bertujuan untuk melihat perbandingan kelarutan antara
campuran fisik dan dispersi padat pada masing-masing formula. Uji kelarutan
dilakukan dengan memasukkan sejumlah campuran fisik atau dispersi padat ke
dalam medium disolusi dapar fosfat pH 6 tanpa SLS lalu diaduk dengan shaker
selama 48 jam. Kemudian konsentrasi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 424 nm.
Tabel VI. Hasil Uji Kelarutan
Sampel Rata-rata konsentrasi
(µg/mL) ± SD
Perbandingan
Konsentrasi DP dan CF
CF ekstrak kunyit-PEG 4000 0,016 ± 0,004 140,231 kali
DP ekstrak kunyit-PEG 4000 2,247 ± 0,088
CF ekstrak kunyit-PEG 6000 0,036 ± 0,004 91,690 kali
DP ekstrak kunyit-PEG 6000 3,278 ± 0,448
CF ekstrak kunyit-PEG 8000 0,107 ± 0,007 7,552 kali
DP ekstrak kunyit-PEG 8000 0,810 ± 0,066
Keterangan: SD = Standar Deviasi; CF = Campuran Fisik; DP = Dispersi Padat
Berdasarkan tabel VI telihat perbedaan kelarutan antara dispersi padat
dan campuran fisik. Pada pembawa PEG 4000, kelarutan kurkumin dalam dispersi
padat adalah ±140x dibandingkan campuran fisiknya; pada pembawa PEG 6000,
kelarutan dispersi padat adalah ±91x dibandingkan campuran fisiknya; pada
pembawa PEG 8000, kelarutan dispersi padat adalah ±7x dibandingkan campuran
fisiknya. Dispersi padat ekstrak kunyit-PEG 6000 memiliki kelarutan yang paling
tinggi. Pada dispersi padat ekstrak kunyit-PEG 8000, kelarutannya lebih rendah
dibandingkan dengan dispersi padat ekstrak kunyit-PEG 4000 dan dispersi padat
ekstrak kunyit-PEG 6000 karena nilai Ka PEG 8000 yang rendah dan terbentuknya
viscous layer yang menghambat pelepasan obat. Untuk mengetahui apakah
perbedaan kelarutan antara dispersi padat dengan campuran fisik pada masing-
masing pembawa tersebut signifikan, dilakukan uji statistik. Hasilnya perbedaan
kelarutan antara dispersi padat dan campuran fisik pada masing-masing pembawa
adalah signifikan dengan nilai p<0,05 yakni 0,002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Peningkatan kelarutan dapat disebabkan karena keuntungan PEG sebagai
pembawa yang dapat meningkatkan pembasahan obat (Leuner and Dressman,
2000). Data di atas membuktikan bahwa dengan pembuatan ekstrak kunyit
menjadi dispersi padat akan lebih meningkatkan kelarutan kurkumin
dibandingkan hanya dibuat dengan pencampuran secara fisik. Pada campuran fisik
kelarutannya lebih rendah daripada dispersi padat pada formula yang identik
karena kurkumin dalam campuran fisik tidak mengalami mekanisme peningkatan
kelarutan seperti yang terjadi pada dispersi padat. Mekanisme peningkatan
kelarutan pada dispersi padat tersebut yakni memperkecil ukuran partikel,
meningkatkan pembasahan obat, serta pembentukan molekul amorf obat
(Vancoscelos et al., 2007).
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan dengan melarutkan kapsul yang telah diisi
campuran fisik atau dispersi padat ekstrak kunyit-PEG ke dalam medium disolusi
(0,05% SLS dalam 20 mM dapar fosfat pH 6,0). Larutan dicuplik pada menit-
menit tertentu untuk diukur absorbansinya dan dihitung nilai %terdisolusi
(Gambar 5) serta nilai DE menit ke 120.
Gambar 5. Grafik Waktu vs Rata-rata %Terdisolusi
Keterangan: CF = Campuran Fisik; DP = Dispersi Padat
Berdasarkan grafik di atas, urutan sampel dengan persentase terdisolusi
dari yang paling tinggi ke yang paling rendah pada menit ke 120 yakni DP ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kunyit-PEG 6000 > CF ekstrak kunyit-PEG 8000 > DP ekstrak kunyit-PEG 4000
> DP ekstrak kunyit-PEG 8000 > CF ekstrak kunyit-PEG 6000 > CF ekstrak
kunyit-PEG 4000. Dispersi padat ekstrak kunyit-PEG 6000 mempunyai persen
terdisolusi yang paling tinggi bisa disebabkan karena nilai Ka-nya yang paling
besar sehingga afinitas ikatan PEG terhadap kurkumin lebih besar. Selain itu, bisa
disebabkan karena PEG 6000 akan membentuk lingkungan yang viscous untuk
mencegah presipitasi obat (Bolourchian et al. 2013). DP ekstrak kunyit-PEG 8000
memiliki persen terdisolusi yang lebih rendah dari DP ekstrak kunyit-PEG 4000
dan DP ekstrak kunyit-PEG 6000 yang dapat diakibatkan karena larutan PEG
8000 yang sangat kental dapat membuat terbentuknya viscous layer di sekeliling
obat yang menghambat pelepasan obat (Bolourchian, et al., 2013).
Selain persen terdisolusi, nilai Dissolution Efficiency (DE) juga dianalisis
untuk menggambarkan profil disolusi kurkumin. DE adalah perbandingan luas
area di bawah kurva profil disolusi dibandingkan dengan luas segiempat seratus
persen zat aktif yang terlarut dalam medium disolusi pada waktu tertentu
(Fudholi, 2013). %Terdisolusi hanya menggambarkan disolusi per titik waktu,
sementara DE akan menggambarkan disolusi secara keseluruhan dari titik-titik
waktu tersebut. Nilai DE yang digunakan untuk menggambarkan disolusi adalah
DE120. Berikut adalah data (Tabel VII) dan grafik (Gambar 6) yang
menggambarkan perbedaan DE120 pada DP dan CF untuk masing-masing bobot
molekul PEG.
Tabel VII. Hasil DE120
Sampel DE120 (%)
CF ekstrak kunyit-PEG 4000 13,30
DP ekstrak kunyit-PEG 4000 17,42
CF ekstrak kunyit-PEG 6000 13,94
DP ekstrak kunyit-PEG 6000 19,13
CF ekstrak kunyit-PEG 8000 18,39
DP ekstrak kunyit-PEG 8000 14,71
Keterangan: CF = Campuran Fisik; DP = Dispersi Padat; DE120 = Dissolution
Efficiency pada menit ke 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 6. Grafik perbedaan DE120 pada masing-masing bobot molekul PEG
Keterangan: CF = Campuran Fisik; DP = Dispersi Padat
Dari data tersebut, nilai DE120 yang paling besar adalah pada pembawa
PEG 6000 karena PEG 6000 memiliki nilai Ka yang paling tinggi dan dapat
mencegah presipitasi obat. Dispersi padat PEG 8000 memiliki DE120 yang lebih
rendah dari campuran fisiknya yang dapat diakibatkan karena ketika proses
disolusi, terbentuk viscous layer di sekeliling partikel obat yang menghambat
proses pelepasan obat, yang tidak terjadi selama proses disolusi campuran fisik
ekstrak kunyit-PEG 8000. Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa pembuatan
dispersi padat ekstrak kunyit-PEG dapat lebih meningkatkan disolusi kurkumin
dibandingkan dengan campuran fisik. DE120 antara CF dan DP kemudian diuji
statistik apakah terjadi perbedaan yang signifikan. Setelah diuji statistik, hasilnya
adalah perbedaan DE120 antara CF dan DP adalah berbeda signifikan (nilai
p<0,05). Nilai DE120 antar dispersi padat dengan pembawa PEG 4000, PEG 6000,
dan PEG 8000 juga diuji statistik untuk melihat apakah ada perbedaan yang
signifikan. Hasilnya adalah PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000 mempunyai
nilai DE120 yang berbeda signifikan bila digunakan sebagai pembawa.
KESIMPULAN
Terdapat perbedaan signifikan dalam hal kelarutan dan disolusi yang
terjadi antara PEG 4000, PEG 6000, dan PEG 8000 ketika digunakan sebagai
pembawa dalam dispersi padat ekstrak kunyit-PEG. PEG 6000 adalah pembawa
yang dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi paling besar pada dispersi padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
ekstrak kunyit-PEG dibandingkan dengan PEG 4000 dan 8000 dengan nilai
kelarutan sebesar 3,278 ± 0,448 dan nilai DE120 sebesar 19,13%.
SARAN
Untuk memastikan mekanisme yang terjadi pada dispersi padat dalam
meningkatkan kelarutan obat, dapat dilakukan uji karakterisasi dispersi padat
seperti Particle Size Analysis, Differential Scanning Calorymetry, X-Ray
Diffraction, Scanning Electron Microscopy, dan Fourier Transform Infrared
Spectroscopy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
DAFTAR PUSTAKA
AOAC, 2002, AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical
Methods for Dietary Supplements and Botanicals, AOAC International, 5-26.
AOAC, 2016, Appendix F: Guidelines for Standard Method Performance
Requirements, Journal of AOAC Official Methods of Analysis, 1-18.
Betageri, G. V., and Makarla, K. R., 1995, Enhancement of Dissolution of
Glyburide by Solid Dispersion and Lyophilization Techniques, International
Journal of Pharmaceutics, 126, 155–160.
Bolourchian, N., Mahboobian, M. M., and Dadashzadeh, S., 2013, The Effect of
PEG Molecular Weights on Dissolution Behavior of Simvastatin in Solid
Dispersions, Iranian Journal of Pharmaceutical Research, 12, 11–20.
Chin, K. P., Li, S. F. Y., Yao, Y. J., and Yue, L. S., 1991, Infinite Dilution
Diffusion Coefficients of Poly(ethylene glycol) and Poly(propy1ene glycol)
in Water in the Temperature Range 303-318K, J. Chem. Eng, 36 (3), 329–
331.
Chiranjib, D. B., Kumar, K. P. S., Chandira, M., and Jayakar, B., 2009, Turmeric:
A Herbal and Traditional Medicine, Scholars Research Library, 1 (2), 86–
108.
Corrigan, G. I., Murphy, C. A., and Timoney, R. F., 1979, Dissolution Properties
of Polyethylene Glycols and Polyethylene Glycol-Drug Systems,
International Journal of Pharmaceutics, 4, 67–74.
Ford, J. L., Stewart, A. F., and Dubois, J., 1986, The Properties of Solid
Dispersions of Indomethacin or Phenylbutazone in Polyethylene Glycol,
International Journal of Pharmaceutics, 28, 11–22.
Fudholi, A., 2013, Disolusi dan Pelepasan in Vitro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
hal. 137-143.
Leuner, C. and Dressman, J., 2000, Improving Drug Solubility for Oral Delivery
Using Solid Dispersions, European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics, 50, 47–60.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Murthy, N., Soumya, K., and Srinivas, K., 2013, Antibacterial Activity of
Curcuma longa (Turmeric) Plant Extracts Against Bacterial Wilt of Tomato
Caused by Ralstonia solanacearum, International Journal of Science and
Research, 4 (1), 2136–2141.
Narang, A. S. and Srivastava, A. K., 2002, Evaluation of Solid Dispersions of
Clofazimine, Drug Development and Industrial Pharmacy, 28 (8), 1001–
1013.
Ozkan, Y., Doganay, N., Dikmen, N., and Isimer, A., 2000, Enhanced Release of
Solid Dispersions of Etodolac in Polyethylene Glycol, Il Farmaco, 55, 433–
438.
Pfeiffer, E., Hoehle, S. I., Walch, S. G., Riess, A., Solyom, A. M., and Metzler,
M., 2007, Curcuminoids Form Reactive Glucuronides In Vitro, Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 55, 538–544.
Rahman, S. M. H., Telny, T. C., Ravi, T. K., and Kupusamy, S., 2009, Role of
Surfactant and pH in Dissolution of Curcumin, Indian Journal of
Pharmaceutical Sciences, 139–142.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., and Quinn, M. E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Pharmaceutical Press, London, 51-522.
Singh, S., Baghel, R. S., and Yadav, L., 2011, A Review on Solid Dispersion,
International Journal of Pharmacy and Life Sciences, 2 (9), 1078–1095.
Suresh, K., Yogesh, C., Priyanka, B., Khushbu, S., and Manisha, B., 2013,
Enhancement of Solubility and Dissolution Rate of Curcumin by Solid
Dispersion Technique, International Research Journal of Pharmacy, 4 (5),
226–232.
USP, 1995, Dissolution, The United States Pharmacopeial Convention, USA.
Vancoscelos, T., Sarmento, B., and Costa, P., 2007, Solid Dispersions as Strategy
to Improve Oral Bioavailability of Poor Water Soluble Drugs, Drug
Discovery Today, 12 (23), 1068–1075.
Waggoner, R. A., Blum, F. D., and Lan, J. C., 1995, Diffusion in Aqueous
Solutions of Poly(ethy1ene glycol) at Low Concentrations, Macromolecule,
28, 2658–2664.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Wan, S., Sun, Y., Qi, X., and Tan, F., 2011, Improved Bioavailability of Poorly
Water-Soluble Drug Curcumin in Cellulose Acetate Solid Dispersion, AAPS
PharmSciTech, 13 (1), 159–165.
Yadav, S. A., Kumar, V., Singh, U. P., Bhat, H. R., and Mazumder, B., 2013,
Physicochemical characterization and in vitro dissolution studies of solid
dispersions of ketoprofen with PVP K30 and D-mannitol, Saudi
Pharmaceutical Journal, 21, 77-84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT
Phytochemindo Reksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 2. Product Information Standar Kurkumin Nacalai Tasque, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 3. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
1. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Medium Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Overlay Optimasi Spektrum Lamda Maksimum Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 4. Hasil Verifikasi Metode Analisis : Akurasi dan Presisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 5. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Medium
Disolusi
Lampiran 6. Kurva Baku Kurkumin dalam Metanol
Lampiran 7. Summary Output Regression Statistics Kurva Baku Kurkumin
dalam Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 8. Perhitungan Energi Bebas Gibbs
1. Perhitungan Kelarutan Molar Kurkumin dalam Larutan Kontrol
R abs C
(µg/ml)
C
(mg/25mL)
% kadar
(b/v)
Rata-rata
%kadar
(b/v)
S
(mol/L)
rata-rata S
(mol/L)
1 0.041 0.23299 0.00582 0.00985
0.00931
0.00002
0.00001 2 0.04 0.22559 0.00564 0.00954 0.00002
3 0.037 0.20340 0.00509 0.00854 0.00001
2. Contoh Perhitungan Kelarutan Molar Kurkumin dalam Larutan PEG 4000
%PEG
4000
dalam
25 mL
Abs FP C
(µg/mL)
C
(mg/25mL)
% kadar
kurkumin
dalam 25
mL
Rata-rata
%kadar
dalam 25
mL
S
(mol/L)
rata-
rata S
(mol/L)
5%
0.247 - 1.75666 0.04392 0.07470
0.06642
0.00012
0.00011 0.203 - 1.43121 0.03578 0.05957 0.00010
0.221 - 1.56435 0.03911 0.06498 0.00011
10%
0.459 - 3.32470 0.08312 0.13979
0.13239
0.00023
0.00021 0.514 - 3.73151 0.09329 0.15721 0.00025
0.331 - 2.37796 0.05945 0.10018 0.00016
15%
0.165 5 5.75074 0.14377 0.23850
0.23716
0.00039
0.00038 0.163 5 5.67678 0.14192 0.24473 0.00039
0.152 5 5.26997 0.13175 0.22826 0.00036
20%
0.295 5 10.55843 0.26396 0.44104
0.40594
0.00072
0.00066 0.241 5 8.56139 0.21403 0.35625 0.00058
0.283 5 10.11464 0.25287 0.42053 0.00069
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Contoh Perhitungan Energi Bebas Gibbs
% PEG
S0/SS ΔG0tr (kJ/mol)
PEG
4000
PEG
6000
PEG
8000 PEG 4000 PEG 6000 PEG 8000
5% 7.18 8,17 8,17 -4933.66 -5258,38 -5258,38
10% 14.25 17,64 18,63 -6650.01 -7183,49 -7320,78
15% 25.22 23,72 31,93 -8079.01 -7924,67 -8668,93
20% 44.16 40,20 42,99 -9480.89 -9245,34 -9413,50
4. Contoh Perhitungan Ka
PEG 4000 PEG 6000 PEG 8000
y=2.2467x - 0.0704 y=1.9022x - 0.0305 y=2.1584x - 0.035
slope (b) 2.2467 slope 1.9022 Slope 2.1584
intercept (a) -0.0704 Intercept (a) -0.0305 Intercept (a) -0.035
Ka Ka Ka
25.59826123 69.12792409 53.23599053
Lampiran 9. Tabel Formula Pembuatan Dispersi Padat dan Campuran
Fisik
Bobot
Molekul PEG
Ekstrak Kunyit
(g) PEG (g)
4000 1,8 4,2
6000 1,8 4,2
8000 1,8 4,2
Lampiran 10. Pembuatan Dispersi Padat
1. Penimbangan Bahan Dalam Pembuatan Dispersi Padat Masing-masing
Formula
Bobot Molekul PEG Ekstrak Kunyit (g) PEG (g)
4000 1,805 4,201
6000 1,806 4,201
8000 1,800 4,200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Perhitungan Rendemen
Bobot molekul PEG
4000 6000 8000
Bobot
akhir (g) 5,128 5,013 5,218
Bobot
total (g) 6,006 6,007 6,000
Yield 85,38 83,75% 86,97%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 11. Statistika Uji Kelarutan
1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 4000
2. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 6000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 8000
4. Uji Mann-Whitney untuk melihat signifikansi kelarutan campuran fisik dan
dispersi padat PEG 4000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Uji Mann-Whitney untuk melihat signifikansi kelarutan campuran fisik dan
dispersi padat PEG 6000
6. Uji Mann-Whitney untuk melihat signifikansi kelarutan campuran fisik dan
dispersi padat PEG 8000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 12. Uji Disolusi
1. Massa isi kapsul untuk uji disolusi
Sampel Replikasi 1
(mg)
Replikasi 2
(mg)
Replikasi 3
(mg)
Rata-rata
(mg) SD
DP PEG
4000 500,0 500,0 499,9 500,0 0,06
CF PEG
4000 496,6 495,8 497,5 496,6 0,85
DP PEG
6000 501,0 496,2 496,4 497,87 2,72
CF PEG
6000 494,7 498,1 493,6 495,47 2,35
DP PEG
8000 500,2 498,1 501,8 500,03 1,86
CF PEG
8000 496,4 498,6 499,4 498,13 1,55
Keterangan : DP=Dispersi Padat ; CF=Campuran Fisik ; SD=Standar Deviasi
2. Contoh hasil data uji disolusi
a. Campuran Fisik PEG 4000
menit R abs C
(µg/mL)
Q
(µg/500mL)
Q
(mg) %D
rata2 %D
± SD
10
1 0.024 26.81 13406.07 13.41 10.63 9.65 ±
3,07 2 0.026 30.51 15255.18 15.26 12.11
3 0.018 15.72 7858.73 7.86 6.22
15
1 0.026 30.51 15255.18 15.26 12.09 10.87 ±
1,54 2 0.025 28.66 14330.62 14.33 11.38
3 0.022 23.11 11556.95 11.56 9.14
30
1 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.56 13.07 ±
0,42 2 0.027 32.36 16179.73 16.18 12.85
3 0.027 32.36 16179.73 16.18 12.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
45
1 0.029 36.06 18028.85 18.03 14.29 13.56 ±
0,74 2 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.58
3 0.027 32.36 16179.73 16.18 12.80
60
1 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.56 13.80 ±
0,40 2 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.58
3 0.029 36.06 18028.85 18.03 14.27
90
1 0.031 39.76 19877.96 19.88 15.76 15.51 ±
0,45 2 0.031 39.76 19877.96 19.88 15.78
3 0.030 37.91 18953.40 18.95 15.00
120
1 0.03 37.91 18953.40 18.95 15.02 16.00 ±
1,67 2 0.03 37.91 18953.40 18.95 15.05
3 0.034 45.30 22651.63 22.65 17.92
Keterangan : R=Replikasi ; abs=Absorbansi ; C=Konsentrasi ; Q=Jumlah
Kurkumin terukur ; %D=Persen Terdisolusi ; SD=Standar Deviasi
b. Dispersi Padat PEG 4000
menit R abs C
(µg/ml)
Q
(µg/500mL) Q (mg) %D
rata2 %D
± SD
10
1 0.012 4.62 2311.39 2.31 1.82 6.67 ±
6,06 2 0.016 12.02 6009.62 6.01 4.73
3 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.47
15
1 0.021 21.26 10632.40 10.63 8.37 10.31 ±
2,76 2 0.022 23.11 11556.95 11.56 9.10
3 0.028 34.21 17104.29 17.10 13.47
30
1 0.03 37.91 18953.40 18.95 14.92 15.17 ±
1,11 2 0.032 41.61 20802.51 20.80 16.38
3 0.029 36.06 18028.85 18.03 14.20
45
1 0.034 45.30 22651.63 22.65 17.83 19.05 ±
2,75 2 0.04 56.40 28198.96 28.20 22.20
3 0.033 43.45 21727.07 21.73 17.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
60
1 0.037 50.85 25425.30 25.43 20.02 19.53 ±
0,42 2 0.036 49.00 24500.74 24.50 19.29
3 0.036 49.00 24500.74 24.50 19.29
90
1 0.04 56.40 28198.96 28.20 22.20 21.96 ±
1,11 2 0.038 52.70 26349.85 26.35 20.75
3 0.041 58.25 29123.52 29.12 22.93
120
1 0.037 50.85 25425.30 25.43 20.02 21.72 ±
1,83 2 0.039 54.55 27274.41 27.27 21.47
3 0.042 60.10 30048.08 30.05 23.66
Keterangan : R=Replikasi ; abs=Absorbansi ; C=Konsentrasi ; Q=Jumlah
Kurkumin terukur ; %D=Persen Terdisolusi ; SD=Standar Deviasi
c. Perhitungan AUC dan DE Campuran Fisik PEG 4000
Menit AUC DE (%) rata-rata
DE (%) SD DE
10
53.13 5.31
4.83 1.53 60.56 6.06
31.09 3.11
15
56.80 7.33
6.64 1.76 58.73 7.95
38.41 4.63
30
192.38 10.08
9.30 1.30 181.69 10.03
164.61 7.80
45
208.87 11.36
10.64 1.02 198.20 11.09
192.04 9.47
60
208.87 12.00
11.40 0.80 203.71 11.71
203.01 10.49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
90
439.73 12.89
12.49 0.54 440.46 12.70
438.95 11.87
120
461.71 13.51
13.30 0.26 462.48 13.38
493.82 13.02
Keterangan : %D=Persen Terdisolusi ; AUC=Area Under Curve ; DE=Disolusi
Efisiensi ; SD=Starndar Deviasi
d. Perhitungan AUC dan DE Dispersi Padat PEG 4000
menit AUC DE (%) rata-rata
DE (%) SD DE
10
9.10 0.91
3.34 3.03 23.66 2.37
67.35 6.73
15
25.48 2.31
5.06 3.49 34.58 3.88
67.35 8.98
30
174.70 6.98
8.90 2.27 191.08 8.31
207.50 11.41
45
245.67 10.11
11.63 1.39 289.35 11.97
234.80 12.82
60
283.89 12.31
13.55 1.07 311.19 14.16
273.03 14.17
90
633.30 15.25
15.95 0.64 600.54 16.12
633.42 16.48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
120
633.30 16.71
17.42 0.74 633.30 17.36
698.95 18.19
Keterangan : %D=Persen Terdisolusi ; AUC=Area Under Curve ; DE=Disolusi
Efisiensi ; SD=Starndar Deviasi
Lampiran 13. Statistika Uji Disolusi
1. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 4000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 6000
3. Uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas campuran fisik dan dispersi
padat PEG 8000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Uji T-Test untuk melihat signifikansi disolusi campuran fisik dan dispersi
padat PEG 4000
5. Uji T-Test untuk melihat signifikansi disolusi campuran fisik dan dispersi
padat PEG 6000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
6. Uji T-Test untuk melihat signifikansi disolusi campuran fisik dan dispersi
padat PEG 8000
7. Uji Normalitas (Shapiro-Wilk Test) untuk Melihat Perbedaan Disolusi
Antara Dispersi Padat PEG 4000, 6000 dan 8000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Uji Anava untuk Melihat Signifikansi Perbedaan Disolusi antara Dispersi
Padat PEG 4000, 6000, dan 8000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lampiran 14. Foto Uji Kelarutan
Lampiran 15. Foto Uji Disolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lampiran 16. Foto Pembuatan Dispersi Padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dengan nama lengkap Andreas Billyansa
lahir di Lubuklinggau pada 14 April 1996
merupakan anak pertama dari Jenny dan Krisida.
Setelah menempuh pendidikan di SD Xaverius
Lubuklinggau, SMP Xaverius Lubuklinggau, dan
SMA Xaverius Lubuklinggau, penulis melanjutkan
studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tahun 2014. Selama masa
studi, penulis aktif untuk mengikuti berbagai macam
kegiatan kemahasiswaan seperti TITRASI 2015
sebagai anggota seksi konsumsi, TITRASI 2016 sebagai koordinator seksi
konsumsi, Desa Mitra II, III, dan IV (2014) sebagai seksi perlengkapan, dan Desa
Mitra I (2015) sebagai koordinator seksi perlengkapan. Penulis juga pernah
berperan sebagai asisten praktikum Pharmaceutical Care 3 (2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI