KABUPATEN MINAHASA DINAS KESEHATAN TENGGARA · Dinas Kesehatan membawahi 13 wilayah kerja Puskesmas...
Transcript of KABUPATEN MINAHASA DINAS KESEHATAN TENGGARA · Dinas Kesehatan membawahi 13 wilayah kerja Puskesmas...
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 1
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat-Nya,
sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2017 dapat
diselesaikan. Penyusunan LAKIP ini dimaksudkan sebagai laporan,
evaluasi sekaligus pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara yang
dijabarkan dalam pelaksanaan berbagai program kegiatan dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak
baik di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara maupun Pemerintah
Kabupaten Minahasa Tenggara yang telah memberikan sumbangsi yang amat berharga sejak dari
pengumpulan data, penyusunan naskah sampai dengan penyelesaian penyusunan LAKIP ini.
Kami sadari sepenuhnya, bahwa apa yang tertuang dalam laporan ini masih ditemui adanya
kelemahan dan kekurangan oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan
dan penyempurnaan di waktu yang akan datang.
Akhirnya, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dapat
memberikan manfaat bagi kelancaran tugas kita sekalian.
Ratahan, Januari 2018
KEPALA DINAS KESEHATAN
dr. RINNY TAMUNTUAN
PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 19651002 199103 2010
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum ............................................................................. 1
B. Struktur Organisasi ........................................................................... 2
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis ....................................................................... 3
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja ............................................. 6
C. Perjanjian Kinerja ............................................................................. 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017
A. Pengukuran Pencapaian Sasaran ...................................................... 11
B. Pengukuran Kinerja Keuangan ......................................................... 29
BAB IV P E N U T U P ........................................................................................ 31
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 32
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
System Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya
mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan
sebuah system dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (Performance-base Management)
untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan
pelaksanaan pemerintahahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab
serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah yang baik, maka perlu disusun
laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun.
Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang ada di Pemerintahan Kabupaten Minahasa Tenggara yang terletak di Kelurahan Wawali
Pasan Kecamatan Ratahan. Visi Dinas Kesehatan adalah Masyarakat Mitra Yang Sehat, Mandiri
dan Berkeadilan dengan Misi yaitu Menggerakkan masyarakat bagi Pembangunan yang
berwawasan kesehatan, Meningkatkan kinerja petugas kesehatan, menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri, Meningkatkan pembiayaan pelayanan
kesehatan.
Dinas Kesehatan membawahi 13 wilayah kerja Puskesmas yang ada di Kabupaten
Minahasa Tenggara, yang terdiri dari 10 Puskesmas Perawatan antara lain yaitu Puskesmas
Ratahan, Puskesmas Towuntu Timur, Puskesmas Molompar, Puskesmas Tombatu, Puskesmas
Silian, Puskesmas Touluaan, Puskesmas Tambelang, Puskesmas Molompar Belang, Puskesmas
Belang, Puskesmas Basaan serta 2 Puskesmas Non Perawatan yaitu Puskesmas Pusomaen dan
Puskesmas Ratatotok Serta 1 Pembangunan Baru Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Ratahan
Timur.
Dalam mewujudkan visi untuk meningkatkan derajat kesehatan di Kabupaten Minahasa
Tenggara, ditunjang oleh bidang-bidang yang secara spesifik menangani masalah kesehatan yang
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 5
ada antara lain Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang membawahi seksi surveilans
dan imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Seksi Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa , Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
yang membawahi Seksi Pelayanan Kesehatan, Seksi kefarmasian dan Alkes,seksi SDM
Kesehatan, Bidang Kesehatan Masyarakat membawahi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Seksi
Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan, Seksi Kesehatan Lingkungan, kesehatan kerja dan
olahraga.
Dinas Kesehatan memiliki jumlah tenaga kesehatan sebanyak 404 Pegawai Negeri Sipil
yang sudah termasuk dengan jumlah tenaga yang ada di 13 puskesmas serta jumlah Pegawai Tidak
Tetap yang terdiri dari 4 orang dokter umum dan 1 orang dokter gigi pegawai tidak tetap.
B. Struktur Organisasi
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2014 – 2018 adalah
:
“ Mewujudkan Masyarakat Minahasa Tenggara yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”
2. Misi
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan, termasuk,
swasta dan masyarakat madani
- Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang bermutu dan berkeadilan
- Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
- Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
mengemban tujuan “Menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di Minahasa
Tenggara yang berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran pembangunan bidang Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
Tahun 2014 – 2018 adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin berkualitas guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Sasaran Strategis 1 : Terwujudnya derajat Kesehatan masyarakat yang tinggi
Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini pada tahun 2017 adalah :
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 7
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH)
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup
3. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
4. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup
5. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
Sasaran Strategis 2 : Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan
Tidak Menular
Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah :
1. Cakupan Penemuan Pasien Baru BTA Positif
2. Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk) atau Annual Paracite Index-API
(Kasus malaria) per 1.000 penduduk
3. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
4. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD yang ditangani
b. Tujuan : Meningkatkan Pemerataan dan Kualitas Pelayanan kesehatan bagi
masyarakat
Sasaran strategis 3: Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu,
dan Terjangkau
Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah Jumlah Puskesmas,
RSUD MITRA SEHAT
c. Tujuan : Mewujudkan Individu Keluarga dan Masyarakat agar mampu
menumbuhkan perilaku hidup bersih dan Sehat
Sasaran strategis 4 : Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
Indikator kinerja tercapainya sasaran strategis ini adalah :
1. Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih
2. Prosentase keluarga yang menggunakan jamban
3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 8
Program pokok pembangunan kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
merupakan gambaran upaya yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat
Minahasa Tenggara yang Sehat meliputi :
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak
2. Program Perbaikan gizi masyarakat
3. Peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak
menular
4. Program promosi dan pengembangan kesehatan serta pemberdayaan
masyarakat
5. Program pengawasan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 9
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
TUJUAN INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Mewujudkan
pelayanan kesehatan
yang semakin
berkualitas guna
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
1. Cakupan
Pelayanan
Kesehatan dasar
2. Cakupan
Pelayanan
Kesehatan Gizi
Masyarakat
Terwujudnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
yang Tinggi
1. Umur harapan hidup 72 tahun
2. AKI per 100.000
kelahiran hidup
0 Kasus
3 Jumlah persalinan
yang ditolong oleh
tenaga kesehatan
93 %
Persalinan
4. AKB per 1000
kelahiran hidup
23 Kasus
Per 1000
kelahiran
hidup
5. Cakupan Balita Gizi
Buruk yang mendapat
Perawatan
100 %
Menurunnya Angka
Kesakitan Akibat
Penyakit Menular dan
Tidak Menular
1. Cakupan Penemuan
Pasien baru BTA
Positif
93 %
2. Angka Kejadian
Malaria (per 1.000
penduduk) atau
Annual Paracite
Index-API (kasus
malaria) per .1000
penduduk
< 5 ‰
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 10
3. Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Imunization
95 %
4. Cakupan Penemuan
dan Penanganan
Penderita DBD yang
ditangani
100 %
3. Meningkatkan
pemerataan, dan
kualitas pelayanan
kesehatan bagi
Masyarakat
1. Jumlah sarana
kesehatan yang
bermutu dan
terjangkau
Meningkatnya Pelayanan
Kesehatan Yang Merata,
Bermutu, dan Terjangkau
1. Jumlah Puskesmas 13
2. RSUD Mitra Sehat 1
4. Mewujudkan
Individu Keluarga
dan Masyarakat
agar mampu
menumbuhkan
perilaku hidup
bersih dan Sehat
1. Tercapainya Pola
Hidup Bersih dan
Sehat
2. Tersedianya
Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Yang merata
Meningkatnya Perilaku
Masyarakat Untuk Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
1. Persentase Keluarga
yang memiliki akses
terhadap air bersih
92 %
2. Prosentase Keluarga
yang menggunakan
Jamban
92 %
3. Jumlah
Desa/Kelurahan Siaga
Aktif
144 Desa
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 11
C. Perjanjian Kinerja
Dokumen penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/
kesepakatan kinerja /perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target
kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Penetapan kinerja
antara Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Tenggara dengan Bupati Minahasa Tenggara tahun
2017 adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis 1 :
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang tinggi
1. Umur harapan hidup 72 tahun
2. AKI per 100.000
kelahiran hidup
0 Kasus
3. Jumlah persalinan yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan
93 % Persalinan
4. AKB per 1000 kelahiran
hidup
23 Kasus Per 1000
kelahiran hidup
5. Cakupan balita gizi buruk
yang mendapat
perawatan
100 %
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 12
Sasaran strategis 2 :
Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Menurunnya Angka Kesakitan
Akibat Penyakit Menular dan
Tidak Menular
1. Cakupan Penemuan pasien
baru BTA Positif
93 %
2. Angka Kejadian Malaria
(per 1.000 penduduk) atau
Annual Paracite Index-API
(Kasus malaria) per 1.000
penduduk
< 5 ‰
3. Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child
Imunization
100%
4. Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penderita DBD
yang ditangani
100%
Sasaran strategis 3 :
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan
Yang Merata, Bermutu, dan
Terjangkau
Jumlah Puskesmas 13 Puskesmas
RSUD Mitra Sehat 1 Unit
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 13
Sasaran strategis 4 :
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya Perilaku
Masyarakat Untuk Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
1. Prosentase keluarga yang
memiliki akses terhadap air
bersih
2. Prosentase Keluarga yang
menggunakan jamban
3. Jumlah Desa/Kelurahan
Siaga Aktif
93%
93%
144 Desa
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Pencapaian Sasaran
Capaian kinerja organisasi adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat
kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Dinas Kesehatan dalam kurun
waktu Januari – Desember 2017.
Analisis atas pencapaian kinerja sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Sasaran strategis 1 :
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi
Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah Bidang Bina Kesehatan Ibu,
Anak dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Sasaran tersebut terumuskan
dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2017 sebagai
berikut :
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi
Umur harapan Hidup Tahun 72 72,2
AKI per 100.000 kelahiran
hidup
Per 100.000
kelahiran
hidup
0 kasus
< 102/100.000
LH
3 kasus
126/100.000
LH
Jumlah Persalinan ditolong
tenaga kesehatan % 2040 1581
AKB per 1000 kelahiran hidup
Per 1000
kelahiran
hidup
0 kasus
< 23/100.000
LH
22 kasus
20/100.000
LH
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 15
Cakupan balita gizi buruk yang
mendapat perawatan % 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa capaian indikator kinerja kematian
Ibu melahirkan, Bayi dan BALITA pada tahun 2017 ada yang mengalami penurunan tetapi
juga ada indikator yg mengalami peningkatan kinerja
a. Indikator kinerja : Umur Harapan Hidup
Umur harapan hidup dapat didefinisikan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur X pada tahun tertentu,
dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
Umur harapan hidup waktu lahir adalah rata-rata hidup yang akan dijalani oleh bayi
yang baru lahir pada tahun tertentu.
Indikator ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Target kinerja indikator ini pada tahun 2016 tercapai.
Meningkatnya Umur Harapan Hidup memiliki dampak agar Masyarakat dapat
lebih meningkatkan Pola hidup Sehata untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi
tigginya.
Tabel Perbandingan
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi
Umur harapan Hidup
Tahun 2015 65 74,4
Tahun 2016 72 72,2
Tahun 2017 72 72,3
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 16
b. Indikator Kinerja : Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan
atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan
lain-lain.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, meliputi pengembangan program peningkatan
kesehatan reproduksi. Terutama pelayanan kehamilan yang aman bebas resiko tinggi
(making pregnancy safer), peningkatan jumlah persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan, penyiapan sistem rujukan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong
kelahiran.
Data AKI dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas ini menggunakan angka
absolut peristiwa kematian ibu yang didasarkan atas laporan program KIA dan
diperoleh 3 kasus AKI di Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2017.
Berdasarkan data tersebut, dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja atas indikator ini
adalah sebesar 3 kasus kematian ibu bersalin dengan realisasi 126 per 100.000 lahir
hidup dari target 102 per 100.000 lahir hidup. Angka di atas menunjukkan bahwa target
kinerja indikator ini pada tahun 2016 mengalami sedikit penurunan dalam capaian
kinerja karena kasus kematian ibu di tahun 2016 berjumlah 2 kasus dengan realisasi
533 per 100.000 lahir hidup, ini agar selalu di harapkan guna menuju Peningkatan
layanan mutu kesehatan di Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dan selalu tetap
bersinergi dalam pelayanan kesehatan. Untuk mencapai kinerja yang maksimal, maka
perlu ada Upaya-upaya bagi para bidan dan dokter dalam peningkatan kenerja adalah
sebagai berikut :
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 17
1. Diperlukan Kebijakan penempatan bidan PTT pusat dan daerah untuk mengisi
desa-desa yang belum memiliki tenaga bidan, sehingga akses masyarakat terhadap
pelayanan kebidanan semakin meningkat.
2. Kesadaran masyarakat akan proses persalinan yang aman dengan bantuan tenaga
kesehatan (bidan) perlu ditingkatkan, dengan demikian mengurangi risiko
kematian ibu dan bayi.
3. Kemampuan tenaga kesehatan (bidan) dalam penanganan kasus-kasus persalinan
normal maupun dengan komplikasi perlu di tingkatkan.
4. Perlu adanya peningkatan kemitraan antara bidan dengan dukun bayi, sehingga
pertolongan persalinan oleh dukun bayi tetap dibawah pembinaan bidan di desa.
Dengan demikian kualitas pelayanan persalinan dapat ditingkatkan.
Indikator Kinerja Sasaran Tahun Satuan Target Realisasi
AKI Per 100.000
kelahiran hidup
2017
Kasus
102/100.000
Lahir hidup
3 kasus
128/100.000 LH
AKI Per 100.000
kelahiran hidup
2016
Kasus
102/100.000
Lahir hidup
2 kasus
126/100.000 LH
AKI Per 100.000
kelahiran hidup 2015 Kasus
102/100.000
Lahir hidup
9 kasus
533/100.000 LH
c. Indikator Kinerja : Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh dokter
spesialis kebidanan/dokter umum/bidan/pembantu bidan. Indikator ini digunakan
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 18
untuk mengukur cakupan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya dalam
pelayanan persalinan.
Berdasarkan data kinerja tahun 2017, dapat dijelaskan bahwa cakupan
persalinan ditolong tenaga kesehatan mencapai 80% dari target sebesar 93%, tidak
tercapainya indikator ini karena ada sekitar 459 lebih ibu hamil yang belum
melahirkan. Capaian kinerja ditahun 2017 menagalami peningkatan dari tahun 2016
yang hanya mencapai 78%. Peningkatan ini dapat terjadi karena adanya dukungan
dari program – program yang ada di dinas kesehatan khususnya pada seksi kesehatan
keluarga dan Gizi.
d. Indikator Kinerja : Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu aspek penting dalam
mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di suatu wilayah dari sisi kesehatan
masyarakatnya. Angka ini menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana
angka kematian itu dihitung.
Kematian bayi adalah kematian terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi ada 2 (dua)
macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen biasa disebut disebut dengan kematian neonatal adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang
tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian bayi post natal adalah kematian bayi yang
terjadi pada bulan pertama setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Indikator
ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak, terutama pelayanan ibu hamil, program pencegahan penyakit menular terutama
pada anak-anak, program perbaikan gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak balita.
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 19
Berdasarkan data tahun 2017 untuk indikator ini terjadi peningkatan kinerja,
karena pada tahun 2016 terdapat 32 kasus kematian bayi sedangkan tahun 2017 turun
menjadi 22 kasus kematian bayi. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari
tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/ Penurunan Naik/ Turun
2015 34 Kasus Peningkatan Naik
2016 32 Kasus Peningkatan Naik
2017 22 Kasus Peningkatan Naik
e. Indikator kinerja : Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah seluruh kasus gizi buruk
yang ditemukan pada suatu wilayah mendapakan perawatan sesuai standar tatalaksana
gizi buruk. Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas dan jangkauan pelayanan
kesehatan khususnya dalam penanggulangan gizi buruk. Berdasarkan data kinerja tahun
2017 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan pada tahun 2017 adalah sebesar 100 % atau sesuai dengan target.
Tercapainya target kinerja indikator sasaran ini didukung oleh tersedinya alokasi
anggaran yang cukup, semakin meningkatkannya kemampuan petugas kesehatan
mengenai pelacakan gizi buruk.
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat
perawatan % 100% 100%
Ada 1 kasus yang ditemukan di tahun 2017. Kendala yang dihadapi dalam
memberikan perawatan pada kasus gizi buruk ini antara lain sikap yang tertutup dan tidak
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 20
menerima petugas kesehatan pada saat memberikan perawatan, kurangnya kerja sama
dari orang tua dalam membantu penyembuhan, tetapi karena kerja sama dari petugas gizi
setempat, petugas gizi dinas kesehatan, pemerintah desa dan kader kasus gizi buruk bias
ditangani secara total. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 yang
sebesar 100%, maka capaian kinerja tahun 2017 adalah sama dan yang meningkatkan
capaian yang diperoleh adalah sudah berkurangnya jumlah kasus gizu buruk yang
sebelumya 2 sudah menjadi 1 kasus. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja
dari tahun ke tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tahun Raelisasi Kinerja Penigkatan/Penurunan Naik/Turun
2015 4 kasus
100 %
Penurunan Tetap
2016 2 kasus
100 %
Peningkatan Naik
2017 1 kasus
100 %
Peningkatan Naik
Pencapaian indikator kinerja sasaran diatas tidak terlepas dari dukungan program-
program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2017, yaitu berupa :
1. Program Peningkatan Status Kesehatan, dengan kegiatan utama :
a) Pengadaan perlatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
b) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
c) Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
d) Pelatihan konseling remaja bagi petugas kesehatan di Puskesmas
e) Pemantapan kemitraan bidan dan dukun bayi
f) Pertemuan fasilitasi Audit Maternal Perinatal (AMP) tingkat provinsi
g) Pertemuan bidan kordinator dalam penerapan implementasi fasilitasi AMP
h) Penilaian kinerja Puskesmas se kabupaten Minahasa Tenggara
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 21
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan utama :
a) Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
b) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan
Zat Gizi Mikro lainnya.
c) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Sasaran strategis 2 :
Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular dan Tidak Menular
Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah bidang Bina Pengendalian
Masalah Kesehatan. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kinerja sasaran
dengan target dan realisasi pada tahun 2017 sebagai berikut :
Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi %
Cakupan Penemuan pasien baru BTA
Positif
% 235 190 81 %
Angka Kejadian Malaria (per 1.000
penduduk) atau Annual Paracite Index-
API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk
‰ < 5 ‰ 130 Kasus 1,2 ‰
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Imunization
% 100% 137 desa 95,1 %
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Penderita DBD yang ditangani
4 kasus 100%
a. Indikator kinerja : Cakupan Penemuan pasien baru BTA Positif
Penderita Tuberculosis adalah penderita yang menurut pemeriksaan laboratorium
(pemeriksaan sedia dahaknya) dinyatakan positif TB Paru.
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 22
Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit TB- Paru BTA (+).
Berdasarkan data kinerja tahun 2017 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat
dijelaskan bahwa capaian kinerja sasaran atas indikator cakupan penemuan pasien baru
BTA positif adalah sebesar 190 kasus dari target 235 kasus.
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 maka angka capaian
tahun 2017 meningkat. Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke
tahun, maka hasilnya adalah sebgai berikut :
Tahun Jumlah Kasus Penigkatan/Penurunan Naik/Turun
2015 67,7% Penurunan Turun
2016 51% Penurunan Turun
2017 81% Peningkatan Naik
Tercapainya target kesembuhan penderita TBC BTA (+) ini dukung oleh
intensifnya penanganan penderita oleh tenaga kesehatan serta terjaminnya ketersedianan
obat anti TBC (OAT) di sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas dan jaringan).
b. Indikator kinerja : Angka Kejadian Malaria (per 1.000 penduduk) atau Annual
Paracite Index-API (Kasus malaria) per 1.000 penduduk.
Penderita Malaria adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai
mengigil) dengan atau tanpa pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Indikator ini
digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya penurunan angka kesakitan
(morbiditas) akibat malaria di masyarakat. Berdasarkan data kinerja tahun 2017 yang
tersaji dalam tabel diatas menunjukan bahwa kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2017
tercapai. Tercapainya indikator kinerja sasaran ini disebabkan oleh :
a. Distribusi kelambu berjalan dengan baik
b. Penaburan larvaseding
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 23
c. Kegiatan Mass Blood Survey (MBS) berjalan dengan baik.
d. Indoor residual sprayer (IRS); penyemprotan di dalam rumah
e. Kegiatan penyuluhan malaria di daerah endemis
f. Kegiatan lintas sektor berjalan dengan baik
g. Survey vektor (penangkapan nyamuk dan jentik)
h. Mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis yang berkurang.
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 maka capaian indikator
kinerja sasaran ini pada tahun 2017 mengalami peningkatan yang sangat baik dengan
menurunnya API dari 1,9 ‰ menjadi 1,2 ‰ di tahun 2017.
Bila dilakukan perbandingan API dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah
sebagai berikut :
Tahun Annual paracite rate index – API
(Kasus Malaria)
Penigkatan /
Penurunan
Naik / Turun
2015 4,5 Penurunan Turun
2016 1,9 Peningkatan Naik
2017 1,2 Peningkatan Naik
a. Indikator kinerja : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Imunization
Desa yang mencapai Unversal Child Immunization (UCI) adalah desa/ kelurahan
dengan cakupan imunisasi dasar lengkap BCG(1 kali), DPT (3 kali), Hepatitis B (3 kali)
Polio (4 kali) dan Campak (1 kali) pada bayi usia 0-11 bulan lebih dari 80%.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program imunisasi di tingkat
desa/kelurahan. Berdasarkan data kinerja tahun 2017 yang tersaji dalam tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa realisasi capaian kinerja sasaran indikator ini adalah sebesar 95,3% dari
target sebesar 95%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 yang sebesar
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 24
95,1% maka capaian untuk tahun 2017 terjadi peningkatan. bila dilakukan perbandingan
realisasi data kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya sebagai berikut :
Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan/penurunan Naik/turun
2015 95,1% Peningkatan Naik
2016 95,1% Penurunan Turun
2017 95,2% Penurunan Turun
Cakupan Desa UCI di tahun 2017 mengalami peningkatan, namun sasaran estimasi
yang ada dari Data Pusdatin berbeda dengan data yang ada di Puskesmas,. Selain itu, masih
kurangnya ketekunan dari para petugas imunisasi untuk melakukan sweping ke rumah –
rumah yang memiliki anak bayi untuk dapat di imunisasi lengkap. Kepedulian masyarakat
terhadap imunisasi juga masih kurang, karena sering melalaikan waktu pelaksanaan
Posyandu, bahkan ada pula orangtua yang memang tidak ingin anaknya di imunisasi karena
takut anaknya panas atau jadi sakit karena di suntik. Oleh karena alas an tersebut, maka
capaian Desa UCI menjadi menurun.
b. Indikator Kinerja : Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita DBD yang
ditangani
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam pengendalian dan
penanggulangan penyakit demam berdarah (DBD) dan penurunan prevalensi penyakit
DBD, sekaligus mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).
Tidak tercapainya target penurunan angka kesakitan DBD ini pada tahun 2016
disebabkan oleh masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemantauan jentik berkala
dan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan 3M Plus.
Bila dilakukan perbandingan Jumlah kasus dari tahun ke tahun, maka hasilnya
adalah sebagai berikut :
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 25
Tahun Jumlah Kasus Peningkatan/penurunan Naik/turun
2015 16 Peningkatan Naik
2016 20 Penurunan Turun
2017 4 Peningkatan Naik
Meningkatnya angka kesakitan akibat penyakit menular di atas tidak terlepas dari
perilaku masyarakat dan pengaruh lingkungan. Sementara itu dukungan program –
program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2017, yaitu berupa :
a. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular,
Dengan kegiatan utama:
1) Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
2) Pencegahan penularan penyakit endemik
3) Peningkatan imunisasi
4) Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
5) Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit.
6) Monitoring evaluasi dan pelapoan
Sasaran strategis 4 :
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu, dan Terjangkau
Penanggung jawab atas pencapaian sasaran ini adalah Bidang Upaya Pelayanan
Kesehatan Dinas kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Sasaran tersebut terumuskan
dalam beberapa indikator kinerja sasaran dengan target dan realisasi pada tahun 2017sebagai
berikut :
No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi
1. Jumlah puskesmas % 12 13
3. RSUD Mitra Sehat 1 1
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 26
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator kinerja untuk
sasaran pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan terjangkau adalah tercapai dengan
bettambahnya sarana prasarana yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut
Indikator Kinerja : Jumlah Puskesmas
Untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan harus memenuhi standar
yang telah ditetapkan. Jumlah puskesams yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar adalah prosentase Puskesmas yang ada yang telah mampu memenuhi standar
kualitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data kinerja tahun 2017 yang tersaji dalam tabel diatas, dapat dijelaskan
bahwa capaian kinerja sasaran atas indikator ini telah tercapai.
Jumlah Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah 12
Puskesmas (100%) atau sesuai dengan yang ditargetkan. Dan adannya penambahan 1
bangunan puskesmas untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Tercapainya indikator kiinerja ini antara lain didukung oleh koordinasi yang baik antara
Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah. Puskesmas ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada Masyarakat secara merata menyeluruh. Sehingga sejak tahun 2017
Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 13 Puskesmas untuk menjangkau pelayanan
kepada masyarakat di setiap wilayah kerja yang ada.
Indikator Kinerja : RSUD Mitra Sehat
Pembangunan RSUD Mitra Sehat merupakan Program Pemerintah Kabupaten
Minahasa Tenggara melalui Instansi Dinas Kesehatan. RSUD ini dibangun untuk
meningkatkan pelayanan ke masyarakat di Kabupaten Minahasa Tenggara, agar
kedepannya dapat mencapai Visi dan Misi pembangunan Kesehatan di Minahasa
Tenggara.
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 27
Strategi 5 :
Meningkatnya Perilaku Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
No Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target Realisasi %
1. Prosentase keluarga yang memiliki akses
terhadap air bersih
26.140
(92%)
28.467 98,01
2. Prosentase keluarga yang menggunakan
jamban
26.140
(92%)
27.890 96,02
3. Jumlah Desa/Kelurahan Siaga Aktif 144 144 100
Berdasarkan data tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja
sasaran Perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 98,01%, yang
secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Indikator kinerja : Prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih
Prosentase penduduk yang memilki akses terhadap air minum berkualitas dan
memenuhi syarat kesehatan menggambarkan cakupan pelayanan penyediaan air minum
bagi penduduk. Akses penduduk meliputi kemudahan untuk memperolehnya dan
tersedianya air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan sesuai kebutuhan.
Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan pelayanan penyediaan air minum
berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan kepada penduduk.
Berdasarkan data kinerja tahun 2017 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan
bahwa capaian indikator kinerja sasaran ini adalah 98,01%. Capaian indikator kinerja
sasaran ini sudah melebihi target yang diharapkan yaitu 92%
b. Indikator kinerja : Prosentase Keluarga yang menggunakan jamban
Prosentase penduduk yang menggunakan jamban sehat menggambarkan tingkat kesadaran
dan perbaikan perilaku masyarakat dalam memanfatkan jamban sehat, indikator ini
digunakan untuk mengukur keberhasilan upaya pemberdayaan masyarakat
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 28
dalam pemanfaatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan data kinerja
tahun 2017 yang tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa realisasi capaian
kinerja sasaran ini adalah sebesar 96,2% . Hal ini menunjukan bahwa target capaian
kinerja indikator sasaran ini pada tahun 2017 sudah melebihi target yang diharapkan yaitu
92%.
c. Indikator Kinerja : Persentase Desa Siaga Aktif
Desa Siaga Aktif adalah desa yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan setiap hari
2) Memiliki Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dapat melaksanakan
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan medis
3) Masyarakat (Rumah tangga) mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan Desa Siaga dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2016 yang sebesar 100% maka
prosentase Desa Siaga Aktif pada tahun 2017 tetap yaitu 100 %. Dengan dicapaianya 100%
desa siaga aktif, maka Kabupaten Minahasa Tenggara mendapat penghargaan
“KABUPATEN SEHAT”.
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 29
KABUPATEN SEHAT 2017
Penerimaan Penghargaan Swastisaba Kabupaten / Kota Sehat Tahun 2017
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 30
Bila dilakukan perbandingan realisasi data kinerja dari tahun ke tahun, maka
hasilnya adalah sebagai berikut :
Tahun Realisasi Kinerja Peningkatan / Penurunan Naik / Turun
2015 100% Peningkatan Naik
2016 100% Peningkatan Naik
2017 100% Peningkatan Naik
Pencapaian indikator kinerja sasaran ini tidak terlepas dari adanya dukungan
pemerintah Pusat dan Daerah untuk pengembangan desa siaga antara lain :
1) Pengalokasian anggaran untuk Pembangusnan Pos Kesehatan Desa (POSKESDES)
melalui anggaran DAK dan DAU.
2) Adanya program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan JKN yang menunjang
penyelenggaraan upaya promotif dan preventif termasuk di desa siaga.
3) Adanya Program Revitalisasi Desa Siaga.
4) Adanya Penilaian Kab/Kota Sehat dari kementerian Kesehatan RI
B. Pengukuran Kinerja Keuangan
1. Belanja Tidak langsung
Total anggaran belanja tidak langsung yang dikelola oleh Kabupaten Minahasa
Tenggara 2017 adalah sebesar Rp. 25.783.534.829,25 (Dua puluh lima miliyar tujuh ratus
delapan puluh tiga juta limaratus tiga puluh empat ribu delapan ratus dua puluh Sembilan
koma dua puluh lima rupiah) anggaran belanja tidak langsung ini digunakan untuk belanja
pegawai yang terdiri atas :
1. Gaji dan tunjangan
2. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 31
Dari total anggaran sebagaimana tersebut diatas, tingkat penyerapan anggaran belanja
tidak langsung di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2017 sebagai
berikut :
No. Uraian Pagu Realisasi %
1 Gaji dan tunjangan 19.591.449.136,40 19.441.411.602,00 99,23 %
2 Tambahan penghasilan
berdasarkan beban kerja
7.592.267.876,00 6.730.284.470,00 88,64 %
JUMLAH 96,25 %
2. Belanja langsung
Total anggaran belanja langsung yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Tenggara pada tahun 2017 berjumlah 33.902.002.612 (Tiga puluh tiga miliyar Sembilan ratus
dua juta dua ribu enam ratus dua belas rupiah). Dari total anggaran sebagaimana tersebut di
atas tingkat penyerapan anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Tenggara tahun 2017 (realisasi sampai bulan desember 2017) adalah sebesar 61,64% .
KABUPATEN MINAHASA
TENGGARA DINAS KESEHATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah/2017 32
BAB IV
PENUTUP
Pencapaian kinerja kegiatan kegiatan yang mendukung program tidak selalu dapat
tergambarkan dalam keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator sasaran program, karena
masih dipengaruhi oleh pencapaian kinerja kegiatan dan program dari sektor lain.
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis, berkesinambungan untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan sasaran dan tujuan yang
telah di tetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah. Proses ini
dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran
tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula
analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan
dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran,tujuan, visi, dan misi yang
sebagaimana di tetapkan dalam rencana strategi.
Hasil pengukuran kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017
menunjukan tingkat capaian yang cukup baik, meskipun masih ada beberapa indikator kinerja yang
belum memenuhi target yang telah di tetapkan. Beberapa hambatan yang dirasakan masih
menghambat pencapaian target kinerja tersebut antara lain disebabkan belum optimalnya peran
serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan masih lemahnya koordinasi lintas sektor/
lintas program serta keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Pencapaian yang diperoleh Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun
2017 merupakan hasil pelaksanaan tupoksi yang optimal oleh seluruh jajaran didukung oleh
komitmen daerah yang menempatkan pembangunan sektor kesehatan sebagai kegiatan prioritas.
Demikian laporan akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017, disusun sebagai bentuk laporan, evaluasi dan
pertanggungjawaban atas apa yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2017, semoga apa yang
tersaji dapat memberikan masukan untuk peningkatan kinerja Dinas Kesehatan di tahun yang akan
datang