JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/31305/1/1401413209.pdf1. Ikatlah...
Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS …lib.unnes.ac.id/31305/1/1401413209.pdf1. Ikatlah...
KEEFEKTIFAN MODEL TEAM PRODUCT
DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DAN MENULIS PUISI
PADA SISWA KELAS V MI AL AZHARY
KABUPATEN BANYUMAS
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Titi Astuti
1401413209
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Team Product dalam Pembelajaran
Berbicara dan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V MI Al Azhary Kabupaten
Banyumas”, oleh Titi Astuti 1401413209, telah dipertahankan di hadapan sidang
Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 14 Agustus 2017.
PANITIA UJIAN
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya (Ali bin Abi Thalib).
2. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat dan setiap kata ada tempatnya
yang tepat (Boy Candra).
3. Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang
menciptakannya (Stephen King).
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua
orang tuaku tercinta, Ibu Urifah dan Bapak
Maskur.
Untuk Adikku Agus Prayoga dan semua
keluarga besar yang telah memberikan
semangat dan doa.
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Keefektifan Model Team Product dalam Pembelajaran Berbicara dan
Menulis Puisi pada Siswa Kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya pihak-pihak yang
telah membantu dan mendukung penulis, penulisan skripsi ini tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang menjadi ketua panitia dalam ujian skripsi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian hingga penyusunan skripsi.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah mengizinkan penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
5. Drs. Suwandi, M.Pd., dan Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing
yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama
vii
penyusunan skripsi.
6. Dosen Jurusan PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah banyak membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan.
7. Muakhiroh, S.Pd. I., Kepala MI Al Azhary Kabupaten Banyumas dan Moh.
Ali Ma’ruf, S.Sos. I., Kepala MI Ma’arif NU Pancurendang Kabupaten
Banyumas yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
8. Yuli Rohayati, S.Pd. I., dan Yuli Setiana Aji, S.Pd., guru kelas V MI Al
Azhary Kabupaten Banyumas, serta Mei Fitriani, S.Pd. I., guru kelas V MI
Ma’arif NU Pancurendang Kabupaten Banyumas yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Siswa kelas V MI Al Azhary dan siswa kelas V MI Ma’arif NU
Pancurendang Kabupaten Banyumas yang telah turut berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian.
10. M. Rizqy Alfiardhi, Tetti, Novia, Dina, Avisha, Izdihar, Ashri, Ima, dan Silvi
yang saling menyemangati dan memotivasi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Tegal, Juli 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Astuti, Titi. 2017. Keefektifan Model Team Product dalam Pembelajaran
Berbicara dan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V MI Al Azhary
Kabupaten Banyumas. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:
Drs. Suwandi, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: keterampilan berbicara; menulis puisi; model team product
Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat keterampilan berbahasa
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis puisi bebas,
siswa masih mengalami kesulitan belajar yaitu sulit menemukan ide atau gagasan
yang akan dikembangkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, guru perlu memiliki
sikap kreatif dan inovatif dengan menerapkan model yang lebih menarik perhatian
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Salah satu model yang sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar adalah penggunaan model team product yang
membantu merangsang imajinasi siswa dalam menulis puisi siswa secara
berkelompok. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan model team
product pada pembelajaran berbicara dan menulis puisi pada siswa kelas V MI Al
Azhary Kabupaten Banyumas. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental dengan
bentuk nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas. Sampel pada penelitian ini
menggunakan semua anggota populasi (sampling jenuh). Anggotanya berjumlah
42 orang siswa yang terdiri dari 22 orang siswa dari kelas VA dan 20 orang siswa
dari kelas V B. Variabel bebas penelitian ini yaitu model team product sedangkan
variabel terikatnya yaitu keterampilan berbicara dan menulis puisi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumentasi,
wawancara, observasi dan tes. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
yaitu pedoman wawancara, dokumentasi, lembar observasi, dan soal tes.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sampel t-
test, data keterampilan berbicara siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,563 >
2,021) dan signifikansinya 0,000 < 0,05. Sementara itu, data menulis puisi siswa
menunjukkan bahwa thitung > ttabel (3,422 > 2,021) dan signifikansi 0,001 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan keterampilan berbicara dan hasil
menulis puisi pelajaran bahasa Indonesia antara siswa kelas V yang mendapatkan
pembelajaran dengan model team product dibandingkan dengan yang
menggunakan model konvensional. Berdasarkan hasil uji hiptesis menggunakan
rumus uji one sampel t-test, data keterampilan berbicara siswa menunjukkan
bahwa thitung > ttabel (6,480 > 1,721). Hasil uji hipotesis hasil menulis puisi siswa
menunjukkan bahwa thitung > ttabel (6,219 > 1,717). Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan penggunaan model team product efektif terhadap keterampilan
berbicara dan hasil menulis puisi bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan .............................................................................. ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan ......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
Bab
1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Pembatasan Masalah .......................................................................... 9
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................... 10
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 10
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 11
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 11
2. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 13
2.1 Landasan Teori .................................................................................. 13
2.1.1 Pengertian Belajar .............................................................................. 13
2.1.2 Pengertian Pembelajaran ................................................................... 16
2.1.3 Pengertian Berbicara .......................................................................... 18
x
2.1.4 Pengertian Menulis ............................................................................ 20
2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar .................................................... 22
2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................................ 24
2.1.7 Karakteristik Materi Menulis Puisi ................................................... 26
2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................ 27
2.1.9 Model Pembelajaran Team Product .................................................. 29
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Team Product dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia ................................................................................ 30
2.2 Kajian Empiris ................................................................................... 31
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 35
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 37
3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 39
3.1 Metode Penelitian .............................................................................. 39
3.1.1 Desain Penelitian ............................................................................... 39
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 41
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 41
3.3.1 Populasi ............................................................................................. 42
3.3.2 Sampel ............................................................................................... 43
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 43
3.4.1 Variabel Bebas ................................................................................... 43
3.4.2 Variabel Terikat ................................................................................. 44
3.5 Definisi Operasional .......................................................................... 44
3.5.1 Model Team Product ......................................................................... 44
3.5.2 Pembelajaran Berbicara ..................................................................... 45
3.5.3 Menulis Puisi ..................................................................................... 45
3.6 Data Penelitian ................................................................................... 46
3.6.1 Jenis Data ........................................................................................... 46
3.6.2 Sumber Data ...................................................................................... 47
3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48
3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur .......................................................... 48
xi
3.7.2 Observasi .......................................................................................... 49
3.7.3 Dokumentasi ..................................................................................... 50
3.7.4 Tes ..................................................................................................... 50
3.8 Instrumen Penelitian .......................................................................... 51
3.8.1 Pedoman Wawancara ........................................................................ 51
3.8.2 Lembar Observasi .............................................................................. 52
3.8.3 Soal Tes ............................................................................................. 53
3.9 Teknik Analisis Data ......................................................................... 62
3.9.1 Deskriptif Data .................................................................................. 62
3.9.2 Uji Prasyarat Analisis ........................................................................ 63
3.9.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................. 65
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 68
4.1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 68
4.1.1 Kelas Eksperimen .............................................................................. 69
4.1.2 Kelas Kontrol ..................................................................................... 71
4.2 Deskripsi Data ................................................................................... 74
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Independen .......................................... 74
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Dependen ............................................. 75
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ........................................................... 81
4.3.1 Uji Prasyarat Analisis Data Tes Awal (pretest) ................................ 82
4.3.2 Uji Prasyarat Analisis Data Tes Akhir (posttest) .............................. 85
4.4 Analisis Akhir (Uji Hipotesis) ........................................................... 90
4.4.1 Uji Perbedaan Berbicara Siswa ......................................................... 90
4.4.2 Uji Perbedaan Menulis Puisi Siswa ................................................... 92
4.4.3 Uji Keefektifan Berbicara Siswa ....................................................... 93
4.4.4 Uji Keefektifan Menulis Puisi Siswa ................................................ 94
4.5 Pembahasan ....................................................................................... 95
4.5.1 Perbedaan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Penggunaan
Model Team Product ......................................................................... 96
4.5.2 Perbedaan Hasil Menulis Puisi Siswa dengan Penggunaan Model
Team Product .................................................................................... 97
xii
4.5.3 Keefektifan Model Team Product terhadap Berbicara Siswa ............ 98
4.5.4 Keefektifan Model Team Product terhadap Menulis Puisi Siswa .... 99
5. PENUTUP ......................................................................................... 101
5.1 Simpulan ............................................................................................ 101
5.2 Saran .................................................................................................. 104
5.2.1 Bagi Guru .......................................................................................... 104
5.2.2 Bagi Sekolah ...................................................................................... 105
5.2.3 Bagi Peneliti Lain .............................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106
LAMPIRAN ....................................................................................................... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pedoman Penilaian Berbicara ................................................................... 45
3.2 Hasil Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ...................................................... 56
3.3 Kategori Reliabilitas ................................................................................. 57
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ......................................................... 58
3.5 Kategori Indeks Tingkat Kesukaran Soal ................................................. 59
3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ............................................................ 60
3.7 Kategori Indeks Daya Beda Soal .............................................................. 61
3.8 Hasil Analisis Daya Beda Soal ................................................................. 61
4.1 Hasil Pengamatan Penggunaan Model Team Product bagi Siswa ........... 75
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Variabel Berbicara Siswa ............................... 76
4.3 Deskripsi Data Awal Menulis Puisi (Pretest) ........................................... 78
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal (Pretest) .......................................... 79
4.5 Deskripsi Data Tes Akhir Siswa ............................................................... 80
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir (Posttest) ........................................ 81
4.7 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Eksperimen .......................... 82
4.8 Hasil Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Kontrol ................................ 82
4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal .................................................... 83
4.10 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal (Pretest) .......................... 84
4.11 Hasil Uji Normalitas Data Berbicara Kelas Eksperimen .......................... 85
4.12 Hasil Uji Normalitas Data Berbicara Kelas Kontrol ................................ 86
4.13 Hasil Uji Normalitas Menulis Puisi Kelas Eksperimen ............................ 87
4.14 Hasil Uji Normalitas Menulis Puisi Kelas Kontrol .................................. 87
4.15 Hasil Uji Homogenitas Data Berbicara .................................................... 88
4.16 Hasil Uji Homogenitas Data Menulis Puisi .............................................. 89
4.17 Hasil Uji Perbedaan Data Berbicara Siswa .............................................. 91
4.18 Hasil Uji Perbedaan Data Menulis Puisi Siswa ........................................ 92
4.19 Hasil Uji Keefektifan Data Berbicara Siswa ............................................ 94
4.20 Hasil Uji Keefektifan Menulis Puisi Siswa .............................................. 95
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 36
3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Grup Design ........................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Penelitian ................................................................................... 110
2. Populasi Siswa Kelas V MI Al Azhary ..................................................... 111
3. Daftar Nama Siswa Kelas VA MI Al Azhary Kelas Eksperimen ............. 112
4. Daftar Nama Siswa Kelas VB MI Al Azhary Kelas Kontrol .................... 113
5. Daftar Nama Siswa Kelas V MI Ma’arif Pancurendang Kelas Uji Coba ... 114
6. Daftar Nilai Siswa Kelas Eksperimen UAS Tahun 2016/2017 ................ 115
7. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol UAS Tahun 2016/2017 ........................ 116
8. Hasil Uji Prasyarat Analisis Nilai UAS Semester Gasal .......................... 117
9. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ................................................... 119
10. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 120
11. Pengembangan Silabus Kelas Eksperimen ............................................... 121
12. Pengembangan Silabus Kelas Kontrol ...................................................... 125
13. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ........................................................ 129
14. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ......................................................... 148
15. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1 ................................................................ 167
16. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 2 ................................................................ 186
17. Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................. 206
18. Lembar Validasi Oleh Penilai Ahli ........................................................... 208
19. Lembar Validasi Oleh Penilai Ahli ............................................................ 210
20. Pedoman Penilaian Menulis Puisi ............................................................. 212
21. Rekapitulasi Nilai Tes Uji Coba 1 ............................................................. 215
22. Hasil Uji Validitas Data Uji Coba 1 .......................................................... 217
23. Hasil Uji Reliabilitas Data Uji Coba 1 ....................................................... 218
24. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Data Uji Coba 1 ........... 219
25. Rekapitulasi Nilai Tes Uji Coba 2 ............................................................ 220
26. Hasil Uji Validitas Data Uji Coba 2 .......................................................... 222
27. Hasil Uji Reliabilitas Data Uji Coba 2 ...................................................... 223
28. Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Data Uji Coba 2 ........... 224
xvi
29. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................................ 225
30. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................... 226
31. Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen ......................................... 227
32. Data Nilai Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ................................................ 229
33. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kelas Eksperimen ................................... 231
34. Hasil Uji Normalitas Tes Awal Kelas Kontrol ......................................... 232
35. Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ............................................................. 233
36. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Tes Awal .................................................. 234
37. Data Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 235
38. Data Nilai Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ............................................... 237
39. Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen ............... 239
40. Hasil Uji Normalitas Data Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ...................... 240
41. Hasil Uji Homogenitas Data Tes Akhir Siswa .......................................... 241
42. Hasil Uji Perbedaan/Hipotesis Data Tes Akhir Menulis Puisi Siswa ....... 242
43. Hasil Uji Keefektifan Data Tes Akhir Menulis Puisi Siswa ..................... 243
44. Pedoman Penilaian Berbicara ................................................................... 244
45. Data Nilai Berbicara Siswa Kelas Eksperimen ......................................... 247
46. Data Nilai Berbicara Siswa Kelas Kontrol ................................................ 249
47. Hasil Uji Normalitas Data Berbicara Siswa Kelas Eksperimen ............... 251
48. Hasil Uji Normalitas Data Berbicara Siswa Kelas Kontrol ...................... 252
49. Hasil Uji Homogenitas Data Berbicara Siswa .......................................... 253
50. Hasil Uji Perbedaan/Hipotesis Data Berbicara Siswa ............................... 254
51. Hasil Uji Keefektifan Data Berbicara Siswa ............................................. 255
52. Lembar Pengamatan Pembelajaran Model Team Product Bagi Guru di
Kelas Eksperimen ...................................................................................... 256
53. Lembar Pengamatan Pembelajaran Model Konvensional Bagi Guru di
Kelas Kontrol ............................................................................................ 258
54. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Team Product Bagi Siswa di
Kelas Eksperimen ...................................................................................... 260
55. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Konvensional Bagi Siswa di
Kelas Kontrol ............................................................................................ 264
xvii
56. Hasil Tulisan Puisi Bebas Siswa Kelas Eksperimen ................................. 268
57. Hasil Tulisan Puisi Bebas Siswa Kelas Kontrol ....................................... 270
58. Surat Ijin Penelitian dari PGSD Unnes UPP Tegal ................................... 272
59. Surat Ijin Penelitian dari KESBANGPOL ................................................ 273
60. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDALITBANG ....................................... 274
61. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Coba Instrumen .................... 275
62. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 276
63. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .................... 277
64. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .......................... 278
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan kajian pertama dalam penelitian dan merupakan bab
pertama dalam skripsi yang mengantarkan pembaca untuk mengetahui apa yang
akan diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan. Bagian pendahuluan
membahas tentang hal-hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian.
Pada bagian pendahuluan akan membahas mengenai latar belakang masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitan, dan manfaat penelitian.
Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, perlu adanya
usaha yang disebut pendidikan. Sejalan dengan hal itu, pendidikan hadir untuk
mengubah mutu sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1
bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan
merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan individu, dan menjadi
2
hak tiap individu untuk memperoleh pendidikan serta pendidikan mempengaruhi
perkembangan potensi yang ada dalam diri individu. Dalam upaya memenuhi hak
tiap individu untuk memperoleh pendidikan dan mengembangkan potensi yang
ada dalam diri individu, pemerintah memiliki lembaga strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan, yaitu sekolah. Dewantara (1962) dalam Munib,
Budiyono, dan Suryono (2012:30) mengemukakan bahwa pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak.
Driyakara (1980) dalam Mikarsa, Taufik, dan Prianto (2009:1.2)
menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda.
Pengangkatan manusia ke taraf insani harus diwujudkan di dalam seluruh proses
atau upaya-upaya pendidikan. Oleh karena itu, tujuan utama pendidikan yaitu
untuk mengangkat derajat manusia ke arah yang lebih baik sesuai dengan
martabat dan kemampuannya. Proses pendidikan terjadi jika komponen-
komponen yang ada di dalam sistem bergerak dan saling terkait. Komponen inilah
yang nantinya menjadi satu kesatuan dalam mencapai suatu tujuan.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 1 Pasal 1
Ayat 20 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Interaksi yang
dihasilkan antara siswa, guru, dan sumber belajar bertujuan untuk meningkatkan
intensitas dan kualitas siswa. Pandangan terhadap peserta didik kini telah
mengalami banyak perubahan. Artinya peserta didik tidak lagi dianggap sebagai
sosok yang pasif menerima informasi. Maraknya arus informasi dan komunikasi
di era gobal ini telah mempengaruhi peserta didik memiliki tingkat pengetahuan
3
yang berbeda. Perbedaan konteks belajar yang dialami peserta didik tersebut
menjadikan mereka berbeda pula perkembangannya secara individual, khususnya
pada perkembangan psikisnya. Di samping itu perbedaan individual juga terjadi
akibat cara mereka berinteraksi atau berkomunikasi dengan lingkungannya.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VII Pasal
33 Ayat 1, yang berisi: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional. Dalam proses pendidikan, bahasa
memegang peranan yang sangat penting. Bahasa digunakan sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis, seperti yang sudah tertuang dalam
Undang-Undang tersebut bahwa bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa
pengantar pada dunia pendidikan. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan
nasional, kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia tersebut seharusnya bisa
menjadi media strategis sekaligus pesan dalam mencerdaskan bangsa. Agar
pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
harus memperhatikan peserta didik, gurunya serta bagaimana proses
pembelajarannya. Guru merupakan peran utama bagi penentu kualitas pendidikan.
Guru dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya secara profesional. Guru harus
menguasai bidang ilmu dan keterampilan yang diajarkan serta karakteristik anak
didik sehingga guru dapat menentukan model pembelajaran yang tepat untuk
peserta didik.
Berdasarkan Standar isi kurikulum KTSP 2006 menyatakan bahwa
standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal
siswa yang menggambarkan penguasaan, pengetahuan, keterampilan berbahasa
dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Ruang lingkup mata
4
pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan
kemampuan yang meliputi aspek-aspek seperti mendengar, berbicara, membaca
dan menulis.
Menurut Nida (1957) dalam Tarigan (2015:1) keterampilan bahasa
mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening skills);
(2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading
skills); (4) keterampilan menulis (writing skills). Berbicara adalah suatu
keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului
oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara
atau berujar dipelajari.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa dapat melalui suatu
hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil belajar menyimak
bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Berbicara
sebagai suatu cara berkomunikasi sangat mempengaruhi kehidupan-kehidupan
individual. Siswa saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan,
dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Hal ini efektif bagi
siswa dalam mendirikan hubungan mental, emosional dengan siswa lainnya.
Menurut Powers (1951:263) dalam Tarigan (2015:40) satu-satunya cara,
tempat manusia dapat mengemukakan beberapa pendekatan, untuk mengetahui
keseluruhan suatu pokok pembicaraan adalah dengan jalan mengetahui segala hal
yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai pendapat-pendapat yang
berbeda. Dengan kata lain, suatu kelompok menampilkan suatu ide mereka secara
berbeda, tetapi tujuan akhir yang dicapai itu sama. Hal ini dapat dijadikan sebagai
pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.
5
Menurut Mulgrave (1954:3-4) dalam Tarigan (2015:16) berbicara adalah
suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau
penyimak. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa berbicara adalah suatu aktivitas
mengungkapkan buah pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain secara
lisan. Dengan berbicara seseorang dapat bertukar pengalaman, bertukar pikiran
saling menghibur, saling memberi petunjuk dan penjelasan kepada orang lain.
Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan
berbahasa mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia
dan banyak orang berasumsi menulis merupakan bagian yang paling tinggi
kesulitannya. Keterampilan menulis ini menjadi cara berkomunikasi secara tidak
langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain, karena dalam bentuk
tertulis bukan lisan seperti berbicara.
Keterampilan berbicara dan menulis mempunyai banyak persamaan. Jika
siswa berbicara sebelum dapat menulis, setelah dapat menulis dengan lancar hal
yang pertama dilakukan yaitu berlatih secara berulang-ulang menulis hal-hal yang
ingin diungkapkan ke dalam tulisan. Kemudian siswa tersebut belajar
mengembangkan keterampilan menulis dengan ide-ide yang ada dalam pikirannya
sendiri, sehingga siswa dapat memahami proses dalam mengatur ide-idenya
sebelum dia mulai menulis sesuatu menjadi sebuah karangan. Menurut Maulana
(2015:258) mengolah pengalaman adalah sebuah proses dalam menulis puisi,
proses kreatif penulisan puisi sama dengan menulis puisi itu sendiri. Menulis puisi
pada dasarnya merupakan ekspresi dari beberapa pengalaman, yaitu mengolah
pengalaman sebagai sumber penciptaan puisi itu.
6
Melihat karakteristik pelajaran bahasa Indonesia menjadikan siswa
merasa kesulitan dalam memahami setiap materi yang dipelajari. Selain itu, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton, yaitu menggunakan
model konvensional yang dalam pembelajarannya terpusat pada guru. Siswa
hanya berperan sebagai objek belajar yang harus menguasai semua materi yang
disampaikan oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam
kegiatan pembelajaran dan cenderung sulit untuk menguasai materi.
Untuk menumbuhkan minat dan menambah keterampilan perlu adanya
pengelolaan pembelajaran yang baik. Salah satunya dengan menggunakan variasi
model pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan yang disesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Namun pada kenyataannya,
pembelajaran di sekolah yang berlangsung saat ini sepenuhnya masih berpusat
pada guru, proses pembelajaran masih mengutamakan model ceramah, siswa
hanya duduk diam dan mendengarkan materi yang disampaikan guru, serta
kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Usaha guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis puisi
pada siswa salah satunya melalui penggunaan model pembelajaran yang kreatif
dan inovatif. Dengan digunakannya berbagai model pembelajaran akan membantu
meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam mengikuti pembelajaran, selain
itu juga akan terjadi pembelajaran dua arah antara guru dan siswa karena siswa
dituntut aktif di dalam pembelajaran. Hal ini selaras dengan model pembelajaran
Team Product. Menurut Huda (2016: 130), dinamakan Team Product karena
setiap kelompok diminta untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu. Misalnya,
guru mengelompokkan siswa untuk menulis sebuah esai, menggambar mural,
7
mengerjakan tugas, membuat presentasi di kelas, mendaftar solusi-solusi alternatif
tentang masalah tertentu, atau menganalisis puisi.
Beberapa penelitian mengenai penerapan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Team Product telah dilaksanakan sebelum penelitian ini.
Salah satu penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti (2014) dengan judul “Keefektifan Model
Team Product dalam Pembelajaran Keterampilan Berpidato Persuasif Siswa
Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada keterampilan berpidato persuasif
antara siswa kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen yang mendapat
pembelajaran menggunakan model Team Product dengan siswa yang mendapat
pembelajaran menggunakan model ceramah. Model Team Product efektif
digunakan dalam pembelajaran keterampilan berpidato persuasif pada kelas X
SMK N 1 Karanganyar.
Studi pendahuluan di MI Al Azhary Kabupaten Banyumas hasil observasi
dan wawancara dengan guru kelas V, pada hari Kamis, 5 Januari 2017 diperoleh
informasi yaitu: 1) Siswa di kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas
berjumlah 44 dan merupakan MI yang kelasnya paralel; 2) KKM untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia di MI Al Azhary Kabupaten Banyumas yaitu kelas 75;
3) Rata-rata nilai hasil UAS semester gasal di MI Al Azhary Kabupaten
Banyumas yaitu kelas VA 76,91 sedangkan kelas VB 79,00; 4) Model
pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih
belum variatif, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional; 5)
Keterampilan berbicara dan menulis puisi masih tergolong rendah.
8
Penggunaan model pembelajaran konvensional lebih memfokuskan pada
aspek kognitif, sehingga pengembangan afektif dan psikomotorik siswa belum
optimal. Penggunaan model pembelajaran tersebut merupakan hasil belajar
kognitif siswa yang tergolong rendah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
karakteristik perkembangan siswa, kebutuhan siswa, materi pelajaran, serta
ketersediaan sumber belajar. Selain memperhatikan siswa, guru juga perlu
menguasai model pembelajaran yang akan diterapkan agar proses pembelajaran
dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal
sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik.
Penggunaan model Team Product masih jarang dilakukan di sekolah
dasar, khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Peneliti bermaksud
untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana keefektifan penggunaan model
Team Product pada pembelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dilatarbelakangi
oleh keefektifan penggunaan suatu model pembelajaran yang bergantung pada
beberapa aspek karakteristik materi. Penelitian ini menggunakan materi yang
terdapat pada kelas V semester II, yaitu materi menulis puisi bebas. Materi ini
dipilih oleh peneliti karena materi ini cocok untuk keaktifan siswa dalam melatih
keterampilan berbicara di kelompok, kemudian siswa selain berlatih dalam hal
berbicara juga berlatih menuangkan ide pemikirannya kedalam suatu karangan
atau peneliti lebih fokus kedalam karangan puisi, yaitu puisi bebas.
Sesuai Undang-Undang, karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran,
serta berbagai keterampilan yang perlu dimiliki siswa melalui pembelajaran
bahasa Indonesia mengharuskan adanya penggunaan model pembelajaran yang
9
kreatif, inovatif, mengaktifkan siswa, dan efektif. Oleh sebab itu, peneliti
melakukan penelitian penggunaan model pembelajaran Team Product, agar dapat
diketahui keefektifannya dalam pembelajaran berbicara dan menulis puisi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Keefektifan Model Team Product dalam Pembelajaran Berbicara
dan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas”.
1.2 Pembatasan Masalah
Setiap penelitian yang akan dilakukan perlu adanya pembatasan masalah.
Pembatasan masalah diperlukan untuk menghindari kesalahan maksud, tujuan,
serta agar lebih efektif dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, pembatasan
masalah pada penelitian ini yaitu :
(1) Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model Team Product, sedangkan
variabel terikatnya yaitu keterampilan berbicara dan menulis puisi siswa kelas
V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas.
(2) Materi yang digunakan terbatas pada menulis puisi bebas.
(3) Populasi penelitian terbatas hanya pada siswa kelas VA dan VB semester 2
MI Al Azhary yang berjumlah 44 siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan rumusan persoalan yang perlu dipecahkan
melalui penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah
penerapan model Team Product efektif dalam pembelajaran berbicara dan menulis
10
puisi siswa kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas daripada menggunakan
pembelajaran konvensional?”.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian
yang digunakan. Penelitian dikatakan berhasil apabila tujuan peneliti tercapai.
Terdapat dua jenis tujuan dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus penelitian. Tujuan umum adalah tujuan yang bersifat umum dan luas
cakupannya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan yang bersifat khusus dan
lebih sempit cakupannya. Berikut ini penjelasan mengenai tujuan umum dan
tujuan khusus penelitian.
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian secara
umum. Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menguji
keefektifan model Team Product dalam pembelajaran berbicara dan menulis puisi
pada siswa kelas V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas.
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dirumuskan dalam bentuk butir–butir yang secara spesifik
mengacu pada penelitian. Tujuan khusus penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsi
ada tidaknya perbedaan keterampilan berbicara pada siswa kelas V materi menulis
puisi bebas antara pembelajaran yang menggunakan model Team Product dengan
yang menggunakan model konvensional; (2) Mendeskripsi ada tidaknya
perbedaan hasil menulis puisi pada siswa kelas V materi menulis puisi bebas
antara pembelajaran yang menggunakan model Team Product dengan yang
11
menggunakan model konvensional; (3) Mendeskripsi penerapan model Team
Product lebih baik terhadap keterampilan berbicara pada siswa kelas V materi
menulis puisi bebas; (4) Mendeskripsi penerapan model Team Product lebih baik
terhadap hasil menulis puisi pada siswa kelas V materi menulis puisi bebas.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori yang diperoleh dari penelitian
ini. Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh secara praktis dari penelitian
ini, yaitu manfaat dalam bentuk praktis yang ditujukan kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam penelitian ini. Meliputi manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan
peneliti. Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat teoritis dan manfaat praktis
akan dijelaskan sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
berkaitan dengan objek yang diteliti, antara lain menyediakan informasi tentang
model Team Product terhadap keterampilan berbicara dan menulis puisi pada
siswa kelas V materi Menulis Puisi. Selain itu, dijadikan sebagai rujukan bagi
para guru dan para peneliti lain untuk menerapkan model Team Product di
sekolah, khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi Menulis Puisi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak yang terkait yaitu: guru, sekolah, dan peneliti. Penjelasan
selengkapnya akan dijabarkan sebagai berikut.
12
1.5.2.1 Bagi Guru
Manfaat praktis yang diperoleh guru dalam penelitian ini yaitu
memperluas wawasan guru tentang berbagai model pembelajaran yang diharapkan
dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas serta dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD
yang masih senang bermain agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan
serta variasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.5.2.2 Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah yaitu diharapkan dapat memberikan
kontribusi kepada sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran bahasa
Indonesia, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa selanjutnya
berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam memberdayakan lembaga
pendidikan dengan menerapkan pembelajaran yang inovatif dan penerapan model
yang sesuai dengan materi pembelajaran agar nantinya tercipta pembelajaran yang
lebih bermakna.
1.5.2.3 Bagi Peneliti
Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu mendapatkan pengalaman
melaksanakan penelitian dibidang pendidikan khususnya mengenai pengujian
keefektifan pembelajaran menggunakan model Team Product serta meningkatkan
ketrampilan peneliti dalam melakukan pembelajaran berbicara dan menulis puisi.
13
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka merupakan bab kedua dalam skripsi yang mengantarkan pembaca
untuk mengetahui teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, disajikan pada
bagian kajian teori. Pada bagian ini akan dijelaskan pula tentang hasil penelitian
yang relevan berupa penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain,
penelitian tersebut dijadikan acuan dalam penyusunan skripsi. Terdapat pula
kerangka kerangka berfikir dan hipotesis penelitian yang berupa jawaban
sementara atas rumusan masalah. Uraian selengkapnya akan dijelaskan sebagai
berikut.
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar pijakan bagi peneliti dalam melakukan
penelitian. Di dalam landasan teoritis memuat teori-teori yang dikemukakan oleh
para tokoh/ahli. Teori-teori tersebut yaitu belajar, pembelajaran, keterampilan
berbicara, menulis puisi, karakteristik siswa SD, pembelajaran bahasa Indonesia,
karakteristik materi menulis puisi, hakikat model pembelajaran kooperatif, hakikat
model pembelajaran Team Product, dan penerapan model pembelajaran Team
Product dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Berikut uraian selengkapnya.
2.1.1 Pengertian Belajar
Gagne (1977:3) dalam Rifa’i dan Anni (2012:66) menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung
14
selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses
pertumbuhan. Menurut Slavin (1994:152) dalam Rifa’i dan Anni, belajar
merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.
Menurut Aunurrahman (2012:141) belajar yang kita harapkan bukan
sekedar mendengar, memperoleh atau menyerap informasi yang disampaikan
guru. Belajar harus menyentuh kepentingan siswa secara mendasar. Belajar harus
dimaknai sebagai kegiatan pribadi siswa dalam menggunakan potensi pikiran dan
nuraninya baik terstruktur maupun tidak terstruktur untuk memperoleh
pengetahuan, membangun sikap dan memiliki keterampilan tertentu.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah serangkaian kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah
laku secara keseluruhan pada diri individu sehingga mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.
2.1.1.1 Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar merupakan ketentuan yang harus dijadikan
pegangan atau pedoman di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Prinsip belajar
dianggap penting karena berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar siswa.
Menurut Slameto (2010:27-28) calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat
menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individual.
Menurut Slameto (2010:27-28) susunan prinsip-prinsip belajar yaitu
berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar: (1) dalam belajar setiap
siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing
15
untuk mencapai tujuan instruksional; (2) belajar harus dapat menimbulkan
reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional; (3) belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif; (4)
belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. Sesuai hakikat belajar:
(1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya; (2) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery; (3) belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang diharapkan.
Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari: (1) belajar bersifat keseluruhan
dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa
mudah menangkap pengertiannya; (2) belajar harus dapat mengembangkan
kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
Sesuai syarat keberhasilan belajar: (1) belajar memerlukan sarana yang cukup,
sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; (2) repetisi, dalam proses belajar
perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ keterampilan/sikap itu mendalam pada
siswa.
2.1.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Rifa’i dan Anni (2012: 81), faktor-faktor yang memberikan kontribusi
terhadap proses belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik.
Kondisi internal meliputi (1) kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, (2)
kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual emosional, dan (3) kondisi sosial,
seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Kondisi eksternal meliputi:
16
variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon),
tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab 1 Pasal 1
Ayat 20 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Winkel (1991)
dalam Siregar dan Nara (2011:4), pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang dialami siswa.
Gagne (1985) dalam Siregar dan Nara (2011:4), mendefinisikan
pembelajaran sebagai peraturan peristiwa secara seksama dengan tujuan terjadi
pembelajaran dan membuatnya berhasil daya guna. Berdasarkan beberapa
pengertian pembelajaran tersebut, pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh guru kepada siswa agar timbul hubungan timbal balik saat
pembelajaran berlangsung. Berdasarkan beberapa pengertian pembelajaran
tersebut, pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru
kepada siswa agar timbul hubungan timbal balik saat pembelajaran berlangsung.
2.1.2.1 Komponen Pembelajaran
Komponen merupakan bagian dari suatu kesatuan kegiatan atau program.
Pembelajaran bagian dari program pendidikan yang terdiri dari beberapa
komponen sehingga dalam prosesnya berjalan secara bersamaan dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan tertentu. Bila pembelajaran tersebut ditinjau
dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan berbagai
17
komponen. Menurut Rifa’i dan Anni (2012:159), komponen-komponen tersebut
antara lain:
a) Tujuan, tujuan yang diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran adalah instructional effect berupa pengetahuan, dan
keterampilan atau sikap; b) Subyek Belajar, subyek belajar dalam
pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan
sebagai subyek sekaligus obyek; c) Materi Pelajaran, merupakan
sistem pembelajaran berada dalam Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan buku sumber; d) Strategi Pembelajaran,
merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang
diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran; e)
Media Pembelajaran, merupakan alat/ wahana yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian
pesan pembelajaran; f) Penunjang, komponen penunjang
pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran,
bahan pelajaran dan semacamnya.
2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran agar dicapai hasil yang optimal perlu
diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas
dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan
hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu akan meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan cara memberikan dasar-dasar teori untuk
membangun sistem intruksional yang berkualitas tinggi. Prinsip-prinsip
pembelajaran akan dijelaskan dibawah ini.
Prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Gagne (1977) dalam Siregar dan
Nara (2011:14), sebagai berikut:
a) Menarik perhatian (gaining attention): hal yang menimbulkan
minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh,
kontradiksi atau kompleks; b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
(informing learner of the objective): memberitahukan kemampuan
yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran; c)
Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating
recall or prior learning): merangsang ingatan tentang pengetahuan
18
yang telah dipelajari menjadi prasyarat untuk mempelajari materi
yang baru; d) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the
stimulus): menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah
direncanakan; e) Memberikan bimbingan belajar (providing
learner guidance): memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman
yang lebih baik; f) Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting
performance): siswa diminta untuk menunjukan apa yang telah
dipelajari atau penguasaannya terhadap materi; g) Memberikan
balikan (providing feedback): memberitahu seberapa jauh
ketepatan performance siswa; h) Menilai hasil belajar (assessing
performance): memberikan tes/tugas untuk mengetahui seberapa
jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran; i) Memperkuat retensi
dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):
merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan
memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktikan
apa yang telah dipelajari.
2.1.3 Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Menurut Mulgrave (1954:3-4) dalam Tarigan (2015:16)
berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang
disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau
penyimak.
2.1.3.1 Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, sebaiknya pembicara memahami makna
segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Siswa harus mampu mengevaluasi
efek komunikasinya terhadap pendengarnya dan harus mengetahui prinsip-prinsip
yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun
perorangan. Selain itu juga berbicara memiliki tujuan lain yaitu: 1)
19
memberitahukan dan melaporkan; 2) menjamu dan menghibur; 3) membujuk,
mengajak, mendesak, dan meyakinkan (Tarigan, 2015:16-17).
Menurut Brooks (1964:30) dalam Tarigan (2015:17) prinsip berbicara,
antara lain:
(a) Membutuhkan paling sedikit dua orang; (b) Mempergunakan
bahasa yang dipahami bersama; (c) Menerima atau mengakui suatu
bahasa daerah; (d) Saling berpartisipasi; (e) Menghubungkan antar
pembicara dengan lingkungannya; (f) Berhubungan dengan masa
kini; (g) Berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa dan
pendengaran (vocal and auditory apparatus); (h) Secara tidak
pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata
dan apa yang diterima sebagai dalil.
2.1.3.2 Keterampilan Berbahasa
Nida (1957) dalam Tarigan (2015:1), menyatakan bahwa keterampilan
bahasa mempunyai empat komponen, yaitu: (1) keterampilan menyimak (listening
skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca
(reading skills); (4) keterampilan menulis (writing skills).
Setiap keterampilan berhubungan erat sekali dengan tiga keterampilan
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memeroleh keterampilan
berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada
masa kecil belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar
membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan
suatu kesatuan, merupakan catur tunggal.
2.1.3.3 Berbicara sebagai suatu keterampilan berbicara
Linguis dalam Tarigan (2015: 3) berkata bahwa speaking is language.
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan
siswa, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa
20
tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah tentu
berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh siswa, baik
melalui kegiatan menyimak ataupun membaca. Pada penelitian ini berbicara
dihubungkan dengan menulis.
2.1.3.4 Berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi
Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling penting
adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling
mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling
mengekspresikan. Sehingga, untuk menghubungkan manusia dengan manusia
lainnya maka diperlukan komunikasi. Anderson dalam Tarigan (2015:9)
mengemukakan adanya 8 prinsip dasar, yaitu:
1) bahasa adalah suatu sistem; 2) bahasa adalah vokal (bunyi
ujaran); 3) bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka
(arbitrary symbols); 4) setiap bahasa bersifat unik, bersifat khas; 5)
bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan; 6) bahasa adalah alat
komunikasi; 7) bahasa berhubungan dengan kebudayaan
tempatnya berada; 8) bahasa itu berubah-ubah.
2.1.4 Pengertian Menulis
Menurut Suparno dan Yunus (2008:1.3) dalam Dalman (2015:4) menulis
merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Tarigan (2005: 21) dalam
Dalman (2015:4), menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut
dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.
Menurut Yunus, dkk (2013: 1.3) menulis merupakan suatu aktivitas
menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tertulis atau kegiatan
21
memikirkan, menggali, dan mengembangkan suatu ide dan menuangkannya
dalam bentuk tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa menulis adalah salah satu komponen keterampilan berbahasa dalam bahasa
Indonesia dan proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk
lambang/tanda/tulisan yang bermakna.
2.1.4.1 Puisi Anak
Puisi anak adalah puisi yang tidak mengikuti pola tertentu, seperti jumlah
bait, jumlah baris, ada tidaknya sampiran (Rosdiana, 2011:7.9). Puisi untuk
dikonsumsi anak, yang isinya sesuai dengan lingkungan anak, usia anak, dan
memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk sikap, budi pekerti yang luhur, serta
memiliki nilai seni yang sesuai dengan karakteristik anak.
Puisi anak berfungsi sebagai media anak dalam mengekspresikan apa
yang dirasakan anak, serta dikemas dengan kesederhanaan bentuk, pemakaian
bahasa dan gaya penyampaiannya secara langsung. Perkembangan puisi anak
sampai saat ini tidak sepesat perkembangan puisi orang dewasa. Puisi anak
sampai saat ini yang ada yaitu puisi berjenis pantun, syair, perpaduan antara
pantun dan syair, dan puisi bebas. Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji
materi menulis puisi.
2.1.4.2 Menulis Puisi
Menulis puisi adalah mengekspresikan sebentuk pengalaman dengan
media kata-kata. Pengalaman yang diekspresikannya itu bisa berupa pengalaman
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan sesama,
maupun dengan alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi
merupakan sebuah kegiatan rohani yang mengekspresikan hubungan manusia
22
dengan segala hal, baik secara fisik maupun metafisik (Maulana, 2015:246). Guru
mengajarkan siswanya menulis puisi dengan benar, serta siswa dapat memiliki
tingkat apresiasi yang tinggi terhadap karya sastra di Indonesia.
Siswa mengerjakan tugas untuk menulis puisi berawal dari
pengalamannya sendiri yang kemudian mereka tuangkan ke dalam kata-kata dan
kata-kata tersebut di rangkai sedemikan rupa menjadi kata-kata yang indah.
Kualitas puisi yang baik itu bergantung pada intensitas penghayatan sang penulis
terhadap apa yang ditulisnya. Selain itu, menulis puisi harus menguasai bahasa
dan kosa kata, yang dapat dijadikan alat untuk berekspresi atau berkomunikasi
melalui bentuk tertulis.
2.1.5 Karakteristik siswa SD
Rifa’i dan Anni (2012:3), menjelaskan bahwa pada saat guru merumuskan
tujuan pembelajaran, guru menggunakan gagasan dan informasi mengenai
karakteristik siswa. Masalah yang dihadapi oleh guru yaitu pemahaman terhadap
guru, seperti masalah perbedaan kemampuan, kekuatan dan kelemahan, serta
tahap-tahap perkembangan siswa. Berkaitan dengan pendidikan anak usia sekolah
dasar, guru perlu memahami dengan benar sifat dan karakteristik siswa agar dapat
mendidik dan mengajar dengan baik dan benar, sehingga potensi dan kemampuan
yang dimiliki siswa dapat terbina/terbimbing serta terasah dengan optimal.
Menurut Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2012:32-35), perkembangan kognitif
mencakup empat tahap, yaitu:
1) Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun), yaitu tahap bayi menyusun pemahaman dunia; 2) Tahap Praoperasional (2-7 tahun), yaitu tahap dimana pemikiran lebih bersifat simbolis, egosentris dan lebih bersifat intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional; 3) Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun), yaitu tahap dimana anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk
23
benda konkret; 4) Tahap Operasional Formal (7-15 tahun), yaitu tahap dimana anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis.
Berdasarkan teori tersebut, siswa usia sekolah dasar berada pada tahap
operasional konkret, dimana siswa sudah mampu mengoperasionalkan berbagai
logika, namun masih dalam bentuk benda konkret dan belum bisa berpikir secara
abstrak.
Karakteristik pertama siswa sekolah dasar, yaitu senang bermain. Guru
harus menyajikan pembelajaran yang bermuatan permainan. Permainan
pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan memahami materi pelajaran, dan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Bermakna dapat
dicapai dengan berbagai model pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik
siswa.
Karakteristik kedua siswa sekolah dasar, yaitu senang bergerak. Tidak
seperti orang dewasa yang dapat duduk berjam-jam, siswa sekolah dasar dapat
duduk dengan tenang paling lama 30 menit. Oleh karena itu, guru dituntut untuk
merancang model dan model yang memungkinkan siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran.
Karakteristik ketiga siswa sekolah dasar, yaitu senang bekerja dalam
kelompok. Pembelajaran secara berkelompok menuntut guru untuk merancang
model atau model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerja atau
belajar dalam kelompok. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan siswa dapat
berbaur dengan kelompoknya dan belajar bagaimana bersosialisasi dengan
individu lainnya, serta pada akhirnya siswa dapat menyesuaikan diri dalam
kehidupan bermasyarakat.
24
Karakteristik keempat siswa sekolah dasar, yaitu senang merasakan atau
melakukan atau meragakan sesuatu secara langsung. Berdasarkan perkembangan
kognitif, usia siswa sekolah dasar memasuki tahap operasi konkret. Hal ini
menjadikan siswa senang belajar dengan terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan karakteristik siswa SD yang disebutkan, guru perlu
mengajak siswa untuk ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran,
berdasarkan pengalaman sehingga siswa dapat kreatif dalam menuangkan idenya.
Guru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, juga siswa diajak
untuk terlibat secara langsung dan penuh dalam pembelajaran yang bermakna dan
berkesan bagi siswa. Kebermaknaan ini penting karena dapat menarik perhatian
siswa dalam pembelajaran yang dapat memacu ide dan kreatifitas siswa.
2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia
lainnya. Interaksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Menurut
Kridalaksana (1997) dalam Rosdiana, dkk (2011:1.4), Bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri.
Menurut Santoso, dkk (2008:1.2) arti bahasa dalam bahasa Inggris disebut
language berasal dari bahasa Latin yang berarti “Lidah”. Secara universal
pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran.
Berdasarkan hal ini, disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.
25
2.1.6.1 Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik,
sistematis, dan terencana. Dikatakan sistemik karena di dalamnya terdapat
seperangkat subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi secara fungsional
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran
dikatakan sistematis karena dalam pelaksanaannya terdapat tatanan dan tahapan
yang bersifat prosedural dan berhubungan. Selanjutnya dikatakan terencana
karena dalam pembelajaran terlihat jelas dan tegas adanya dasar, arah/tujuan, dan
sasaran yang ingin dicapai. Untuk melaksanakan pembelajaran perlu perencanaan
yang dipersiapkan dan evaluasi sebagai tindak lanjut untuk mengetahui berhasil
tidaknya pembelajaran tersebut.
2.1.6.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Menurut kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari
rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta
mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89) dalam Solchan
(2011:11.6).
Untuk kelas rendah, pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada
aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan
untuk kelas tinggi menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi
lisan dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang
telah ditentukan dalam kurikulum. Ruang lingkup standar kompetensi mata
26
pelajaran Bahasa Indonesia SD terdiri atas aspek mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Pembelajaran perlu direncanakan agar semua aspek
keterampilan berbahasa ditambah unsur kebahasaan dan sastra dapat diajarkan
secara terpadu. Dari penjelasan tersebut, standar kompetensi yang menjadi fokus
tersebut harus menjadi pusat aktivitas pembelajaran dan penilaian.
2.1.7 Karakteristik Materi Menulis Puisi
Pembelajaran apresiasi sastra bertujuan agar siswa mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menyimak, membaca, dan
melisankan hasil sastra berupa dongeng, puisi, dan drama pendek, serta
menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi (Depdiknas, 2003). Hal ini
berarti bahwa siswa diharapkan mampu berapresiasi sastra secara aktif dan kreatif.
Menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran apresiasi sastra yang
perlu dimiliki siswa. Kompetensi dasar menulis puisi di kelas V semester 2
Sekolah Dasar yaitu “menulis puisi bebas” dengan indikator pembelajaran, yaitu
“siswa mampu menentukan gagasan pokok puisi, menentukan hal-hal yang
menarik dari pengalaman dan mampu menulis puisi bebas”. Kompetensi dasar
tersebut mengisyaratkan sebuah proses. Melalui tahapan proses menulis, siswa
diajak dan diarahkan untuk menemukan hal-hal yang dipikirkannya. Hal-hal yang
dipikirkan siswa tidak lepas dari pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Tahapan yang bermula dari pemunculan gagasan sampai menjadi suatu karya
disebut dengan proses menulis kreatif.
Menulis puisi termasuk ke dalam menulis kreatif. Hal ini sesuai dengan
Piaget dalam Rifa’i dan Anni (2012:34), usia siswa sekolah dasar (7-11 tahun) ada
pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan
27
berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret. Siswa sekolah dasar
selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat. Oleh karena
itu, guru harus mengembangkan kreatifitas siswanya secara berkelompok melalui
model Team Product yang akan menghasilkan sebuah karya sastra berupa puisi.
2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk
mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya model-
model pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar
mengajar. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono,
2013:46).
Sejalan dengan pendapat di atas, model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan sebuah pembelajaran di kelas. Model pembelajaran sejatinya harus
mempermudah proses belajar siswa. Selain siswa itu, model pembelajaran harus
memberikan kesenangan kepada siswa, agar mereka merasa nyaman dalam proses
belajar. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan
keterampilan siswa dalam mendalami suatu materi tertentu dan sekaligus
membentuk karakter siswa secara tidak langsung.
2.1.8.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Suprijono, 2011:54). Seperti yang dijelaskan oleh Abdulhak
(2001) dalam Majid (2015:174) bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan
28
melalui sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan
pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran
(Slavin, 2011:4). Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif
berlangsung dalam interaksi saling percaya, terbuka, dan rileks di antara anggota
kelompok memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan memberi
masukan di antara siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan
moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pembelajaran juga lebih baik
digunakan dalam model ini, siswa diajak untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan
pembelajaran serta dapat saling membantu antar teman dalam kualitas interaksi
dan komunikasi. Persaingan juga menjadi tidak begitu terasa dengan kegiatan
pembelajaran yang memerlukan satu sama lain siswa. Oleh sebab itu, Cooperative
Learning sangat baik untuk dilaksanakan karena untuk mendorong siswa agar
dapat bekerja sama dengan baik dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang
dihadapinya.
2.1.8.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Majid (2015:175), pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa
tujuan, diantaranya:
1) meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Model kooperatif ini memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit; 2) agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang; 3) mengembangkan keterampilan sosial siswa, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
29
memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
2.1.8.3 Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai
berikut: a) Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar; b)
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan
rendah (heterogen); c) Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda; d) Penghargaan lebih
berorientasi pada kelompok daripada individu (Ibrahim dalam Majid, 2015:176).
2.1.9 Model Pembelajaran Team Product
Model Team Product merupakan model informal pembelajaran
kooperatif. Menurut Huda (2016:130), dinamakan Team Product karena setiap
kelompok diminta untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu. Dalam model Team
Product semua hal atau kegiatan yang dilakukan oleh setiap kelompok haruslah
berbentuk sebuah produk, baik itu abstrak maupun konkret. Untuk memastikan
adanya tanggung jawab pada setiap siswa atau individu, guru dapat memberikan
peran atau tugas yang berbeda-beda pada masing-masing anggota dalam setiap
kelompok untuk menciptakan satu produk kelompok.
2.1.9.1 Pelaksanaan Model Team Product
Menurut Yuniarti (2014:18) pelaksanaan model Team Product sebagai
berikut: (1) siswa membuat kelompok; (2) setiap kelompok terdiri atas empat
anggota; (3) siswa secara berkelompok memilih topik yang akan dipresentasikan;
(4) siswa mengumpulkan informasi mengenai topik yang akan dipilih; (5) siswa
secara berkelompok membuat karya kreatif; (6) siswa membuat catatan penting;
30
(7) siswa berlatih membacakan puisi di depan teman-temannya, dengan banyak
berlatih siswa dapat menambah keterampilan berbicara di kelompok yang lebih
baik; (8) tahapan yang terakhir adalah siswa berpresentasi di depan kelas
mengenai produk yang dibuat secara berkelompok, kemudian kelompok yang lain
menilainya.
2.1.10 Penerapan Model Pembelajaran Team Product dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Penerapan model pembelajaran Team Product menciptakan kreasi dan
produk atau suatu hasil karya kelompok sehingga siswa dapat menuangkan hasil
pemikirannya berdasarkan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota.
Pada model Team Product ini ada suatu bentuk kerja sama untuk mencapai
tujuan, serta akan muncul kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan
kelompoknya.
Penerapan model Team Product pada materi menulis puisi ini
menciptakan puisi berdasarkan hasil pemikiran masing-masing siswa yang
kemudian dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Pada model ini siswa akan dilatih
bertukar ide atau pendapat secara berkelompok untuk meningkatkan keterampilan
berbicara siswa didepan teman-temannya. Serta melalui model ini diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menulis puisi.
Suatu pembelajaran tingkat keberhasilannya sangat tinggi jika model,
strategi dan metode yang digunakan lebih kreatif dan bervariatif. Hal ini cukup
beralasan karena pembelajaran bahasa Indonesia selama ini belum mencapai hasil
yang diinginkan, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Oleh karena
31
itu, model Team Product akan sangat membantu guru dalam pengajaran tingkah
laku yang bersifat permanen dalam diri siswa dan tingkah laku potensial yang
diakibatkan adanya pembelajaran yang baik dalam Bahasa Indonesia.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Medan yang bernama Sihombing (2016) dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Type Team Product (TP) Terhadap Hasil Belajar
pada Materi Aransemen Lagu Daerah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sumbul”,
hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Team
Product (TP) terhadap hasil belajar siswa pada materi aransemen lagu daerah
kelas X SMA Negeri 1 Sumbul. Presentase pengaruh model pembelajaran Team
Product (TP) terhadap hasil belajar diperoleh hasil sebesar 41,9%.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Padang yang bernama Sukma (2007) dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Sumbersari III Malang dengan Strategi
Pemetaan Pikiran” dengan hasil sebagai berikut: (a) pada tahap pemunculan
gagasan, siswa telah mampu memunculkan gagasan yang akan dijadikan sebagai
gagasan pokok, (b) pada tahap pengembangan gagasan, siswa telah mampu
mengembangkan gagasan secara rinci, logis, menggunakan imajinasi dan gambar,
(c) pada tahap penulisan, siswa telah mampu menulis judul, menyusun kata,
mengembangkan kata menjadi kalimat, menata kalimat menjadi puisi dengan
32
memperhatikan kesesuaian isi dengan judul, diksi, imajinasi dan manajemen, serta
merevisi puisi, dan (d) pada tahap penyajian, siswa telah mampu membaca puisi
dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2016) dengan judul
“Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Product Terhadap
Peningkatan Sikap Sosial Siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas X IPS SMA
Negeri 1 Prembun Tahun Pelajaran 2015/2016” diperoleh simpulan bahwa rerata
sikap sosial siswa kelas eksperimen 78,38% yang termasuk kategori tinggi dengan
gain 0,35 dengan kategori sedang. Penilaian sarana belajar diperoleh presentase
sebesar 88,54% dengan kategori sangat baik. Rerata total keterlaksanaan proses
pembelajaran ditinjau dari kegiatan guru sebesar 3,61 sedangkan dari kegiatan
siswa sebesar 3,52 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil
tersebut maka model pembelajaran kooperatif tipe Team Product efektif terhadap
peningkatan sikap sosial siswa dalam pembelajaran fisika.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta yang bernama Wijayanti (2014) dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Bercerita Siswa Kelas V Sekolah
Dasar 1 Pedes, Sedayu, Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”, hasil penelitian bahwa
metode bercerita dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siklus I sebesar
7,28 pada kondisi awal 65,18 meningkat menjadi 72,46 dan pada siklus II
meningkat sebesar 14,84 pada kondisi awal 65,18 meningkat menjadi 80,02.
Jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM mengalami peningkatan.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang bernama Hasanah (2016) yang berjudul
33
“Hubungan Antara Keterampilan Berbicara Siswa dengan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia”, hasil penelitian menunjukan hasil penilaian tes keterampilan berbicara
siswa yang telah dilakukan menunjukan nilai rata-rata sebesar 62 dan terdapat
hubungan antara keterampilan berbicara dengan hasil belajar bahasa Indonesia
Siswa kelas I MI Unggulan Al Amanah Bedahan Depok.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yang bernama Reni (2013) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Melalui Teknik Akrostik dengan Media Lagu pada Siswa Kelas V
SDN Gajahmungkur 02 Semarang”, hasil penelitian menunjukan bahwa teknik
akrostik dengan media lagu dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan keterampilan menulis puisi. Peneliti menyarankan agar guru
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Padang yang bernama Ningsih (2013) dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Berbicara Melalui Metode Bermain Teka-Teki Siswa Kelas X MAS-TI Tabek
Gadang Kabupaten Lima Puluh Kota”, hasil penelitiannya yaitu penggunaan
metode bermain teka-teki dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan
keterampilan berbicara siswa, khususnya dalam menceritakan pengalaman dengan
pilihan kata dan ekspresi yang tepat.
Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta bernama Kinani (2013) dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi Bebas Menggunakan Model Active Learning Teknik Imajinasi
Siswa Kelas V SD Godegan Srandakan Bantul”, hasil penelitian menunjukan
34
bahwa penggunaan model active learning teknik imajinasi dapat meningkatkan
proses pembelajaran dan hasil keterampilan menulis puisi bebas siswa kelas V SD
Godegan. Hal ini dibuktikan pada observasi pratindakan, siswa tampak mengeluh
saat diminta untuk menulis puisi, ramai sendiri, dan tidak ikut aktif selama
pembelajaran. Setelah pemberian tindakan pada siklus I dan II siswa mulai
mengalami banyak peningkatan dalam menulis puisi bebas.
Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Larson dan Maier (2000)
dalam penelitiannya yang berjudul “Co-Authoring Classroom Texts; Shifting
Participant Roles in Writing Activity”, dari hasil penelitian tersebut disimpulkan
bahwa salah satu keberhasilan pembelajaran menulis adalah dengan mengaktifkan
peran guru dan siswa (kelompok siswa) dalam proses kegiatan menulis.
Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Rodriguez (2006) dalam
penelitiannya yang berjudul “Experiences with Poetry, Pedagogy, and Participant
Observation: Writing with Students in a Study Abroad Program” menunjukan
bahwa menulis puisi merupakan cara yang efektif untuk merefleksikan
pengalaman lintas-budaya. Menulis puisi sebagai metode untuk merenungkan dan
mewakili pengalaman yang pernah dialami dalam bentuk tulisan yang puitis.
Dalam penelitian ini juga dijelaskan bahwa menulis puisi menjadikan siswa
berpikir kritis.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran team product pada
penelitian-penelitian tersebut menjadi salah satu faktor pendorong bagi peneliti
untuk melakukan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut memiliki kesamaan
baik pada penggunaan model team product ataupun pada variabel yang
mempengaruhi yaitu keterampilan berbicara dan menulis puisi. Proses penelitian
35
dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu dengan membandingkan keterampilan berbicara
dan menulis puisi siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian
yang relevan digunakan sebagai acuan dan diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam penelitian ini.
2.3 Kerangka Berfikir
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab VII Pasal
33 Ayat 1, yang berisi: Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa
pengantar dalam pendidikan nasional. Bahasa Indonesia di sekolah digunakan
sebagai bahasa pengantar sejak SD sampai Perguruan Tinggi, dan menjadi
pelajaran pokok yang diajarkan di SD. Berdasarkan data hasil belajar siswa kelas
V MI Al Azhary Kabupaten Banyumas, tampak bahwa hasil belajar belum
optimal.
Dilihat dari prosesnya, pembelajaran bahasa Indonesia umumnya
menggunakan model konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran jarang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, suasana
belajar yang terkesan kaku di dalam kelas. Guru mengejar penyampaian materi
yang banyak tanpa memperhatikan pemahaman siswa, hal inilah yang
menyebabkan siswa pasif dan bosan. Guru memonopoli kegiatan pembelajaran
atau yang sering disebut dengan teacher centered. Siswa hanya mengandalkan
guru sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga proses pembelajaran yang
terjadi hanya satu arah.
36
Hasil tersebut menyebabkan keterampilan berbicara dan menulis puisi
pada siswa dalam mengikuti pembelajaran menjadi kurang optimal. Salah satu hal
yang dapat dilakukan agar pembelajaran bahasa Indonesia lebih menarik yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran Team Product. Penerapan model Team
Product akan membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena
melalui model ini belajar secara berkelompok membuat suatu produk atau suatu
karangan, misalnya puisi.
Peneliti mengujicobakan pembelajaran menggunakan model Team Product
pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Peneliti membandingkan keterampilan berbicara dan menulis puisi antara kelas
yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan dengan harapan dapat
memberi masukan bagi guru sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi
masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi
bebas. Dari uraian tersebut, digambarkan alur pemikirannya yaitu sebagai berikut:
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Materi Menulis Puisi Bebas
Kelompok Eksperimen
Pembelajaran Model Team Product
Berbicara dan Menulis Puisi
Belajar
Kelompok Kontrol
Pembelajaran Konvensional
Berbicara dan Menulis Puisi
Dibandingkan
Ada atau tidak ada perbedaan pembelajaran berbicara dan menulis puisi yang
pembelajarannya menggunakan model Team Product dan yang menggunakan
pembelajaran konvensional
37
Gambar 1.1. Bagan Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014:99). Berdasarkan kerangka berpikir tersebut,
dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu sebagai berikut:
Ho1 Tidak terdapat perbedaan pembelajaran berbicara siswa kelas V pada
materi menulis puisi bebas yang proses belajarnya menerapkan model
pembelajaran Team Product dengan siswa kelas V yang menerapkan
model konvensional. Ho1 : µ1 = µ2
Ha1 Terdapat perbedaan pembelajaran berbicara siswa kelas V pada materi
menulis puisi bebas yang proses belajarnya menerapkan model Team
Product dengan siswa kelas V yang menerapkan model konvensional. Ha1
: µ1 ≠ µ2
Ho2 Tidak terdapat perbedaan hasil menulis puisi siswa kelas V pada materi
menulis puisi bebas yang proses belajarnya menerapkan model Team
Product dengan siswa kelas V yang menerapkan model konvensional. Ho2
: µ1 = µ2
Ha2 Terdapat perbedaan hasil menulis puisi siswa kelas V pada materi menulis
puisi bebas yang proses belajarnya menerapkan model Team Product
dengan siswa kelas V yang menerapkan model konvensional. Ha2 : µ1 ≠ µ2
Ho3 Penerapan model Team Product tidak lebih baik terhadap pembelajaran
berbicara siswa kelas V pada materi menulis puisi bebas. Ho3 : µ1 ≤ µ2
38
Ha3 Penerapan model Team Product lebih baik terhadap pembelajaran
berbicara siswa kelas V pada materi menulis puisi bebas. Ha3 : µ1 ˃ µ2
Ho4 Penerapan model Team Product tidak lebih baik terhadap hasil menulis
puisi siswa kelas V pada materi menulis puisi bebas. Ho4 : µ1 ≤ µ2
Ha4 Penerapan model Team Product lebih baik terhadap hasil menulis puisi
siswa kelas V pada materi menulis puisi bebas. Ha4 : µ1 ˃ µ2
68
BAB 5
PENUTUP
Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Pada bab ini akan dipaparkan
simpulan dan saran. Simpulan merupakan ringkasan dari uraian hasil penelitian.
Saran merupakan anjuran yang diberikan peneliti kepada pihak-pihak terkait yang
didasarkan pada hasil penelitian. Saran dalam penelitian ini berupa saran bagi
guru, siswa, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Penjelasan selengkapnya yaitu
sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Penelitian telah dilaksanakan pada pembelajaran bahasa Indonesia materi
menulis puisi dengan menggunakan model Team Product pada siswa kelas V MI
Al Azhary. Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka simpulan penelitian ini sebagai berikut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan keterampilan berbicara
siswa kelas V pada materi menulis puisi bebas antara yang menggunakan model
Team Product dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penghitungan
hasil uji hipotesis menggunakan Independent Sample t Test melalui program SPSS
versi 21 yang menunjukkan bahwa model Team Product berpengaruh secara
signifikan terhadap keterampilan berbicara siswa yang ditandai dengan diperoleh
hasil 4,563 > 2,021 (thitung > ttabel) dan nilai signifikansi yang diperoleh 0,000 <
69
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan berbicara siswa kelas V pada
materi menulis puisi bebas antara yang menggunakan model Team Product dan
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Penghitungan hasil uji hipotesis menggunakan rumus Independent
Samples t Test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan bahwa model
Team Product berpengaruh secara signifikan terhadap menulis puisi pada siswa
yang ditandai dengan diperoleh nilai perhitungan 3,422 > 2,021 (thitung > ttabel) dan
nilai signifikansi yang diperoleh 0,001 < 0,05 maka dapat H02 ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil menulis puisi siswa antara kelas
eksperimen yang menggunakan model Team Product dan kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
Hasil uji pihak kanan diperoleh bahwa model Team Product efektif pada
pembelajaran berbicara siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia
materi menulis puisi bebas. Keefektifan model Team Product pada pembelajaran
berbicara siswa dibuktikan dengan rata-rata nilai di kelas eksperimen lebih tinggi
daripada di kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai berbicara
siswa sebesar 76,85, sedangkan di kelas kontrol sebesar 70,06. Nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Diketahui nilai thitung sebesar 6,480 dan nilai ttabel
sebesar 1,721. Nilai thitung sebesar 6,480 lebih besar dari nilai ttabel 1,721 (6,480 >
1,721), maka dapat disimpulkan bahwa H03 ditolak dan Ha3 diterima atau
keterampilan berbicara siswa pelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi
bebas pada siswa kelas V yang mendapat pembelajaran menggunakan model
70
Team Product lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
Setelah menguji keefektifan model Team Product terhadap berbicara siswa.
Hasil uji pihak kanan diperoleh bahwa model Team Product lebih efektif
atau lebih baik pada hasil menulis puisi siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi menulis puisi bebas. Keefektifan model Team Product pada
menulis puisi siswa dibuktikan dengan rata-rata nilai di kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh rata-rata nilai
menulis puisi siswa sebesar 82, sedangkan di kelas kontrol sebesar 74,50. Nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Diketahui nilai thitung sebesar 2,946
dan nilai ttabel sebesar 1,721. Nilai thitung sebesar 6,219 lebih besar dari nilai ttabel
1,717 (6,219 > 1,717), maka dapat disimpulkan bahwa H04 ditolak dan Ha4
diterima atau menulis puisi bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas pada
siswa kelas V yang mendapat pembelajaran menggunakan model Team Product
lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
Berdasarkan hasil serangkaian pengujian, diketahui bahwa berbicara
siswa kelas V MI Al Azhary pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan model
Team Product lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Artinya,
pembelajaran pada kelas eksperimen yang menerapkan model Team Product lebih
efektif dari pembelajaran kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran
konvensional. Hasil menulis puisi siswa kelas V MI Al Azhary pada pembelajaran
bahasa Indonesia dengan model Team Product lebih baik daripada dengan model
konvensional.
Pada pengujian tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan berbicara
siswa kelas V MI Al Azhary antara kelas eksperimen yang menggunakan model
71
pembelajaran Team Product dengan kelas kontrol yang menggunakan model
konvensional. Pengujian tersebut juga memperoleh hasil terdapat perbedaan
menulis puisi siswa kelas V MI Al Azhary antara kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Team Product dan kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan, model Team Product terbukti
efektif terhadap berbicara dan menulis puisi siswa kelas V pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas. Peneliti memberikan beberapa saran
sehubungan dengan penggunaan model Team Product dalam pembelajaran. Saran
yang diberikan didasarkan pada hasil penelitian dan ditujukan kepada berbagai
pihak yang terkait, yakni bagi guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Saran yang
peneliti sampaikan yaitu sebagai berikut.
5.3.1 Bagi Guru
Guru diharapkan mulai menggunakan model Team Product dalam
pembelajaran tertentu, hasil penelitian menunjukan bahwa model Team Product
efektif digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, dalam rangka
meningkatkan keterampilan berbicara dan menulis puisi yang lebih maksimal,
guru disarankan agar menjadikan model Team Product sebagai salah satu
alternative model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas.
Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan model Team Product pada saat
pembelajaran dengan rinci dan jelas, agar siswa benar-benar memahami tata cara
pelaksanaan model Team Product. Selain itu model ini dapat menambah
72
pengetahuan mengenai model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
membosankan untuk siswa. Guru dalam menggunakan model Team Product perlu
diperhatikan dengan kebutuhan siswa dan kesesuaian materi yang diajarkan. Guru
juga perlu merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga proses
pembelajaran optimal dan sesuai harapan.
5.2.2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model Team Product
efektif atau lebih baik pada pembelajaran berbicara dan menulis puisi siswa kelas
V dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi bebas di MI Al
Azhary Kabupaten Banyumas. Saran peneliti bagi sekolah yaitu pihak sekolah
mendukung para guru untuk mengikuti seminar pendidikan atau diklat, sehingga
guru dapat menambah pengetahuan mengenai cara mengefektifkan proses
pembelajaran di kelas.
5.2.3 Bagi Peneliti Lanjutan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
pelanjutnya yang masih berkaitan dengan penerapan model Team Product.
Peneliti lanjutan diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam mengenai
kelemahan, kelebihan dan teori-teori mengenai model Team Product.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
_______. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pres.
Hasanah, Niswatun. 2016. Hubungan Antara Keterampilan Berbicara Siswa
dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tersedia di http://uinjkt.ac.id (diakses pada 28
Februari 2017).
Huda, Miftahul. 2016. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan
Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Joanne Larson dan Maryrita Maier. 2000. Co – Authoring Classroom Texts;
Shifting Participant Roles in Writing Activity. National Council Of
Teachers Of English. Tersedia di http://eric.ed.gov (diakses pada 28
Februari 2017).
Kinani, Ristu. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas
Menggunakan Model Active Learning Teknik Imajinasi Siswa Kelas V SD
Godegan Srandakan Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Tersedia di http://eprints.uny.ac.id (diakses pada 28 Februari 2017).
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Maulana, Soni Farid. 2015. Apresiasi dan Proses Kreatif Menulis Puisi. Bandung:
Nuansa Cendekia.
Mikarsa, Hera Lestari. dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Munib, Achmad. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press. Ningsih, Ayu Gustia. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Bermain Teka-Teki Siswa Kelas X MAS-TI Tabek Gadang Kabupaten Lima
74
Puluh Kota. Skripsi. Universitas Negeri Padang. Tersedia di http://ejournal.unp.ac.id (diakses pada 28 Februari 2017).
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: PT. BPFE-YOGYAKARTA. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom. Puspitasari, Julianti. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Product Terhadap Peningkatan Sikap Sosial Siswa dalam Pembelajaran Fisika Kelas X IPS SMA Negeri 1 Prembun Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tersedia di http://ejournal.umpwr.ac.id (diakses pada 5 Januari 2017).
Reni, Desy Pratika. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui
Teknik Akrostik dengan Media Lagu pada Siswa Kelas V SDN Gajahmungkur 02 Semarang. Tesis. Universitas Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id (diakses pada 28 Februari 2017).
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press. Rodriguez, Karen. 2006. Experiences With Poetry, Pedagogy, And Participant
Observation: Writing With Students in a Study Abroad Program.University Of Illinois at Urbana – Champaign U.S.A. Tersedia di http://ijea.asu.edu (diakses pada 28 Februari 2017).
Rosdiana, Yusi. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Santosa, Puji dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka. Sihombing, Devi Friska Romauli. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Type Team Product (TP) Terhadap Hasil Belajar pada Materi Aransemen Lagu Daerah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sumbul. Skripsi. Universitas Negeri Medan. Tersedia di http://digilib.unimed.ac.id (diakses pada 5 Januari 2017).
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
PT. Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
75
Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha ilmu. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta. _______. 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukma, Elfia. 2007. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD
Negeri Sumbersari III Malang dengan Strategi Pemetaan Pikiran. Skripsi: Universitas Negeri Padang. Tersedia di http://journal.uny.ac.id (diakses pada 5 Januari 2017).
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. T. W, Solchan. dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.
Malang: Madani. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Tersedia di http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf (diakses pada 5 Januari 2017)
Wijayanti, Prabantara Esti. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Menggunakan Metode Bercerita Siswa Kelas V Sekolah Dasar 1 Pedes, Sedayu, Bantul, Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/13955 (diakses pada 28 Februari 2017).
Yuniarti, Eva. 2014. Keefektifan Metode Team Product Dalam Pembelajaran
Keterampilan Berpidato Persuasif Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar Kebumen. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id (diakses pada 1 Januari 2017).
Yunus. dkk. 2013. Keterampilan Menulis. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.