JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU...
Transcript of JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU...
ANALISIS BIOPSIKOSOSIAL SPIRITUAL PADA ANAK DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK BALITA TUNAS BANGSA
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
SUSILAWATI NIM : 107054102495
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ANALISIS BIOPSIKOSOSIAL SPIRITUAL PADA ANAK DI
PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK BALITA TUNAS BANGSA
CIPAYUNG JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Di Bawah Bimbingan
Oleh:
SUSILAWATI
NIM. 107054102495
Di Bawah Bimbingan
Siti Napsiyah, MSW
NIP: 19740101 200112 2003
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Analisis Biopsikososial Spiritual Pada Anak Di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa Cipayung Jakarta Timur. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada 22 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesejahteraan Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Studi Kesejahteraan Sosial.
Jakarta, 22 September 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Wahidin Saputra, MA Ahmad Zaky, M.Si
NIP. 19700903 199603 1001 NIP. 150411158
Penguji I Penguji II
Drs.H.Mahmud Jalal, MA Lisma Dyawati Fuaida, M.Si
NIP. 19520422 198103 NIP. 150411210
Pembimbing
Siti Napsiyah, MSW
NIP. 19740101 200112 2003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 September 2011
SUSILAWATI
107054102495
i
ABSTRAK
Nama : Susilawati
Nim : 107054102495
Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana manusia seutuhnya. Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan perlindungan hukum dalam berbagai aktivitas mereka. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan tumbuh kembangnya anak. Salah satu lembaga yang perduli terhadap anak yaitu Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa yang berada di bawah naungan Dinas Sosial. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Biopsikososial Spiritual Terhadap Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa.
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, bagaimana perkembangan biopsikososial spiritual anak di panti? Dan kedua, bagaimana proses pelaksanaan program pengembangan biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Yang menjadi informan peneliti adalah pengasuh, kepala seksi pengembangan sosialisasi, seksi asuhan keperawatan .
Dari hasil penelitian ini, diperoleh data bahwa; Pertama, perkembangan biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa adalah: biologi anak berkembang sesuai usianya, terlihat dari berat badan, tinggi badan dan penampilan. Hal ini didorong dari asupan gizi yang diberikan oleh panti, dimana anak diberikan makanan 4 sehat 5 sempurna yang sesuai dengan ahli gizi dari Puskesmas Kecamatan. Dari segi psikososial anak, salah satunya terlihat dari emosi, emosi anak berkembang dengan baik, anak mengekpresikan emosinya dan tidak berlebihan. Misalnya, ekpresi sedih, anak menangis dan ketika dihampiri orang dewasa atau dialihkan dengan mainan maka anak tersebut berhenti menangis. Pada intinya anak memerlukan orang yang bisa ia percayai. Selain emosi, didalam hubungan dengan lingkungan, teman sebaya, anak tidak mengalami banyak kesulitan. Hal ini karena, anak tinggal dalam satu ruangan lebih dari 10 orang dan anak pun sering mendapatkan kunjungan dari orang luar, jadi hal ini menyebabkan anak tidak sulit untuk menjalin hubungan dengan orang
ii
lain. Dalam hal spiritual, kecerdasan spiritual anak di panti menunjukan bahwa anak cerdas sesuai dengan tingkat usianya. Anak-anak belajar sholat, mendengarkan cerita Nabi-nabi dan mengaji. Hanya saja anak belum melakukan sholat 5 waktu.
Kedua, proses perkembangan biopsikosoial spiritual anak di panti sosial tunas bangsa, panti memberikan yang terbaik untuk anak. Hal ini sesuai dengan visi panti yaitu melindungi dan mengembangkan potensi balita terlantar agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan pemberian makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna, kegiatan olahraga untuk menunjang fisiknya, mengaji, sholat, menceritakan kisah Nabi untuk kecerdasan spiritualnya dan hubungan dengan orang luar, untuk mencerdaskan kecerdasan psikososialnya.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah
SWT dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat
kepada kekasihnya, dan masih memberikan begitu banyak kenikmatan dan
karunianya yang tak pernah dapat di hitung sehingga dengan izinya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung,
yang baik budi pekertinya, yang telah membawa kita ke alam ilmu pengetahuan
serta yang menyelamatkan umatnya di dunia dan akhirat beliau adalah nabi yang
sangat mulia hingga akhir zaman nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Halangan dan rintangan yang penulis hadapi menjadikan pelajaran
yang sangat berarti bagi penulis. Sungguh anugerah terindah yang diberikan Allah
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. Semua ini
terwujud karena banyak dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Seuntai kata penulis ucapkan terima kasih dan penulis persembahkan
segalanya khususnya kepada orang tua bapak (Nasuki) dan ibu (Paryanti) yang
telah memberikan dukungan dan do’a yang diberikan kepada penulis, dan dengan
ketegaran dan kesabaran hatinya dalam mengadapi hidup telah menjadi sumber
inspirasi dan semangat hidup bagi penulis.
iv
Selanjutnya penulis juga ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada ;
1. Kepada Bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi, kepada Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A
selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II, dan
Bapak Drs. Study Rizal LK,M.A selaku Pudek III.
2. Ibu Siti Napsiyah, M.SW. selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial
sekaligus pembimbing yang dengan tulus memberikan pengarahan,
petunjuk dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepada para dosen yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar
yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan
kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Kepada Bapak/Ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan perpustakaan
fakultas yang telah membantu penulis dengan menyediakan bahan-bahan
dalam mengerjakan skripsi.
5. Kepada Bapak dan Ibu di panti serta anak-anak Panti Sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa yang telah membantu penulis dalam memberikan
data-data demi terselesainya skripsi ini.
6. Kepada teman terdekat Dace Sudjana yang telah memberikan dukungan
dan motivasi kepada penulis serta menemani hari-hari penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
v
7. Keluarga besar KESSOS angkatan 2007 serta teman-teman yang tidak
penulis sebutkan nama-namanya kalian sudah memberikan keceriaan
kepada penulis dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan.
8. Kepada sahabat-sahabat ESACU (Echi, Jossie, Suhar, Adi), kepada
sahabat kecil Dhini Agustiany, Siti Dawiyah dan Arini Rozak, terima
kasih karena telah setia dan tidak putus asa dalam memberikan motivasi.
9. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah
yang akan membalas kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.
Kritik dan saran sangat paraktikan harapkan dari berbagai pihak yang
membaca laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi praktikan
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umunya.
Amin Ya Robbal Alamin
Jakarta, 20 September 2011
SUSILAWATI
NIM :107054102495
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Batasan dan Perumusan Masalah ....................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
D. Metodologi Penelitian ........................................................ 11
E. Tinjauan Pustaka…………………………………………… 17
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 18
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Biopskososial .................................................................... ...20
1. Pengertian Biopsikososial .............................................. ...20
B. Asesmen Bio ...................................................................... ...21
1. Pertumbuhan Fisik ....................................................... ...21
2. Kondisi yang mempengaruhi ukuran tubuh .................. ...22
C. Asesmen Psikososial .......................................................... ...24
1. Pengertian Psikososial ................................................... ...24
2. Faktor-faktor Psikososial .............................................. ...25
3. Perkembangan Psikososial ............................................. ...27
4. Emosi……………………………………………………...28
vii
D. Asesmen Spiritual .............................................................. ...30
1. Pengertian Spiritual ...................................................... ...30
2. Kecerdasan Spiritual ...................................................... ...33
E. Anak ................................................................................... ...35
1. Pengertian Anak ........................................................... ...35
2. Anak Terlantar .............................................................. ...39
F. Perilaku .............................................................................. ...43
1. Pengertian Perilaku........................................................ ...43
2. Faktor-faktor penggerak Perilaku................................... ...45
BAB III. Deskripsi Lembaga
A. Sejarah Berdirinya PSAA Tunas Bangsa ............................. ...50
B. Falsafah PSAA Tunas Bangsa............................................. ...51
C. Tujuan Berdirinya PSAA Tunas Bangsa ............................. ...51
D. Kegiatan Program PSAA Tunas Bangsa……………………..52
E. Kedudukan , Tugas dan Fungsi PSAA Tunas Bangsa………..53
F. Persyaratan Calon Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan
Anak Balita Tunas Bangsa…………………………………...54
G. Sasaran dan jumlah Binaan…………………………………...55
H. Prosedur Penerimaan…………………………………………57
I. Persyaratan Pengangkatan Anak……………………………...58
J. Pelayanan……………………………………………………..59
K. Daya Tampung………………………………………………..59
viii
L. Sarana dan Prasarana…………………………………………60
M. Pendanaan Panti………………………………………………61
N. Personalia……………………………………………………..61
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS HASIL
A. Analisa Bio Anak dalam Panti………………………………..80
1. Perkembangan Bio Anak Asuh .......................................... ...81
2. Kesehatan Anak………………………………………………85
B. Perkembangan Psikososial Anak……………………………..87
1. Pemahaman Emosi Anak……………………………………..88
2. Model Pengasuhan Anak……………………………………..90
C. Perkembangan Spiritual Anak………………………………..92
1. Motivasi yang diberikan Pengasuh agar Anak Taat kepada
tuhanya………………………………………………………93
2. Warisan budaya dalam mencerdaskan Spiritualitas………….94
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ ..97
B. Saran ................................................................................. ..98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana
manusia seutuhnya.1 Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan
perlindungan hukum dalam berbagai aktifitas mereka. Orang tua adalah
orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan,
perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan
tumbuh kembangnya anak.
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Dalam Al-Quran pun telah menyuratkan dan mengajarkan
bahwa anak harus dipelihara dengan baik. Sebagaimana yaitu Allah
berfirman :
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena
kebodohan lagi dan tidak mengetahui. Dan mereka mengharamkan apa
1 UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. h,33
2
yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-
ngadakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk”. (Q.S. An-nahl 58-59)
Anak-anak juga memiliki karakteristik yang khas. Lingkungan
kehidupan pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan
anak adalah keluarga. Orang tua merupakan orang penting yang langsung
berhubungan dengan anak.2 Perkembangan adalah perubahan psikologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak,
yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran
waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak
berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.
Psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh
faktor sosial dan kultur. Erikson (Faktor gangguan Psikososial, 1963)
menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat
tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diselesaikan dengan baik.
Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara
urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik.
Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang dinamis antara
psikologis dan pengaruh sosial dan diantara keduanya saling
mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting
2 Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung
:PT.Refika Aditama), cet:1
3
untuk proses perkembangan anak, hal tersebut akan beriringan dengan
proses, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan
pertumbuhan dan perkembangan individu.3
Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk
spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas
adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar
daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita
langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai
dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai
spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yang merawatnya. Lingkungan pertama yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan anak adalah keluarga. Oleh karena itu
untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai
hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan akan
makanan bergizi, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual,
pendidikan, kesehatan, bermain serta memerlukan lingkungan keluarga
dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan tumbuh
3 http://www.kalbe.co.id/files/ck/159 09Prevalensibeberapafaktorgangguanpsikososial.
4
kembang hidupnya.4 Idealnya berarti anak harus tinggal bersama orang
tuanya, untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tetapi pada
kenyataanya, masih banyak kita melihat anak-anak yang terlantar. Padahal
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak pasal 4 berbunyi setiap anak berhak untuk dapat hidup,
tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.5 Tentunya hal demikian itu tidak sesuai dengan isi pasal
tersebut.
Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa selaku Panti sosial
dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan
perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh
kembang secara wajar. Disini anak-anak diberikan pelayanan seperti,
pelayanan kesehatan gizi, kesejahteraan sosial, mental, spiritual,
pendidikan pra sekolah, pendidikan taman kanak-kanak, rekreasi, dan
penyaluran bina lanjut.6 Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
4 Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat
Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan
Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Surabaya:Media Center 2006).h.117
6 Profil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, h.2.
5
diharapkan dapat mengembalikan anak-anak kedalam kehidupan yang
layak dan normatif.
Meskipun sudah banyak panti-panti yang berdiri dengan tujuan
menghindarkan anak dari keterlantaran, tetap keluargalah tempat yang
paling utama untuk tempat di mana anak dapat tumbuh dan berkembang.
Hal ini disebabkan karena anak-anak dalam perkembanganya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Hal ini terlihat dari
bagaimana anak itu tumbuh dan berkembang. Terlihat berbeda
perkembangan diantara anak yang tumbuh dilingkungan keluarga dengan
anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan. Perkembangan anak dilihat
dari perkembangan bio, psiko, sosial dan spiritualnya. Berdasarkan
pengamatan penulis sementara mengenai perkembangan anak yang tinggal
bersama orang tuanya adalah:
1) Perkembangan Bio: Anak terlihat sehat, bersih. Dikarenakan
anak mendapatkan ASI (air susu ibu) yang cukup dan
mendapatkan makanan yang bergizi. Serta daya imun yang
cukup.
2) Perkembangan Psikologis: Anak dalam perawatan orang tua,
emosi akan terlihat labil, tidak emosional. Emosi anak masih
bisa dikendalikan karena adanya kedekatan hubungan antara
anak dengan orang tua.
6
3) Perkembangan Sosial: Anak mudah beradaptasi, mudah
bersosialisasi dan lebih terbuka. Anak juga tidak akan sulit
dalam berkenalan dengan orang baru dan anak pun tidak sulit
untuk mendapatkan teman baru.
4) Perkembangan Spiritual: Anak usia 3 tahun sudah bisa meniru
gerakan sholat dan usia 6 tahun sudah bisa mulai membaca
huruf-huruf Al-Qur’an.
Hal ini akan berbeda situasinya dengan anak yang tumbuh didalam
panti asuhan. Penulis berasumsi bahwa perkembangan anak yang tumbuh
di dalam panti asuhan akan terlihat sebagai berikut:
1) Perkembangan Bio: Tidak terlalu sehat. Anak pun mudah sakit
hal ini karena anak tidak mendapatkan ASI (air susu ibu)
sehingga kurang daya imun didalam tubuhnya.
2) Perkembangan Psikologis: Anak bersifat cenderung agresif.
Agresif ditunjukan karena anak ingin mencari perhatian kepada
orang dewasa. Anak juga ada yang bersifat penakut.
Ketakutanya ditunjukan dengan apabila anak melihat orang
asing, ia akan lari dan apabila dihampiri si anak akan menangis.
Anak pun juga ada yang memiliki sifat pendendam meskipun
tidak semua anak. Sifat pendendam disebabkan karena si anak
mendapat perlakuan yang tidak baik, tidak adil. Anak tidak bisa
7
mengungkapkanya sehingga ia pendam didalam hati dan
tumbuh menjadi pendendam.
3) Perkembangan Sosial: Anak sulit untuk beradaptasi dengan
orang asing. Yang anak kenal hanyalah orang yang berada
didalam panti, sehingga anak akan sulit dalam beradaptasi,
bersosialisasi dengan orang asing.
4) Perkembangan Spiritual: Anak didalam panti usia 3 tahun
belum bisa meniru gerakan sholat. Anak pun usia 6 tahun
belum bisa menghafal huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini
dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang
mengajarkan mereka.
Ilustrasi diatas merupakan hasil observasi awal, belum tentu benar
dan mungkin dari ilustrasi sementara tersebut berakibat sebaliknya. Untuk
itu kebenaranya akan lebih digali lagi di dalam penelitian ini dan
dituangkan di dalam skripsi ini. Yang akan menjadi pertanyaan, apakah
benar anak yang di panti asuhan lebih rentan sakit, emosi tidak labil, anak
panti cenderung pendiam? kegiatan seperti apakah yang mereka lakukan
sehari-hari? Kondisi lingkungan seperti apakah yang mereka dapat?
Apakah anak yang di dalam panti bisa tumbuh secara optimal? Dan apakah
benar ada perbedaan perkembangan biopsikososial spiritual antara anak di
panti asuhan dengan anak yang tumbuh di lingkungan keluarga? Atau
justru malah sebaliknya, tidak ada perbedaan perkembangan diantara
keduanya?
8
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis ingin
meneliti lebih jauh lagi mengenai perkembangan biopsikososial spiritual
anak yang tumbuh di dalam panti asuhan. Untuk itu penulis akan menggali
lebih dalam tentang perkembangan biopsikososial spiritual anak yang
berada didalam panti asuhan? Dan bagaimana cara panti mengembangkan
perkembangan biopsikososial spiritual anak? Oleh karena itu penulis
mengambil judul tentang “Analisis Biopsikososial Spiritual pada Anak di
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa”.
B. Batasan dan Perumusan masalah
A. Batasan Masalah
Untuk mrenghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis
memfokuskan hanya pada analisis biopsikososial spiritual anak balita di
Panti Tunas Bangsa Cipayung Jakarta Timur.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan
masalah yaitu:
Bagaimana perkembangan biopsikososial spiritual anak di panti sosial
asuhan anak balita tunas bangsa?
9
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan mengetahui :
a. Tujuan Umum
Untuk mendefinisikan perkembangan biopsikososial
spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Biopsikososial
Spiritual Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita
Tunas Bangsa.
2. Untuk mengetahui gambaran proses pelaksanaan
program dalam pengembangan Biopsikososial Spiritual
Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
10
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
1) Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai cara
pengembangan Biopsikososial Spiritual anak balita yang
dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
2) Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kompetensi
pekerjaan sosial di bidang pengembangan anak khususnya
perkembangan Biopsikisosial Spiritual.
2. Manfaat Praktis
1) Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih
lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan
anak.
2) Memberikan masukan dan saran kepada Panti Sosial
Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dalam mengembangkan
perkembangan biopsikososial spiritual Anak.
3) Memberikan masukan saran untuk para praktisi di lembaga
pelayanan anak, khususnya anak balita dalam rangka
pengembangan biopsikososial spiritual anak.
11
D. Metodologi penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan dalam beberapa
pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan
berbagai perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih
mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.7
Sedangkan menurut Bodgan Tailor dalam bukunya
sebagaimana di kutip oleh Lexy J.Moleong, metodologi kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Menurut mereka pendapat ini diartikan pada latar dan
individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan
angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi rinci
7 Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), cet.ke-2, h.39
8 Dr. Lexy J.moleong, MA, “ Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya, 2000), h.3
12
terhadap apa yang sudah diteliti. Pendekatan kualitatif ini dipilih
berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran
tentang bio psikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa dan bagaimana program pengembanganya.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis.
Deskriptif analisis yaitu, analisis terhadap sampel dimaksudkan untuk
menarik kesimpulan.9Di mana data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan
dokumentasi resmi lainya.10
Dalam penelitian deskriptif analisis ini penulis menganalisa
biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa dan proses pelaksanaan programnya, yang bertujuan untuk
mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, sejauh
mana dan sebagainya.
9http://www.pdfwindows.com/goto?=http:/file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTR
ASI_PENDIDIKAN/197011091998021SURURI/Pokok_Bahasan_Pengolahan_dan_analisis_Data
10 Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT..Raja Grafindo
Persada,2003) cet, Ke-2, h.39
13
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk melaksanakan penelitian teknik pengumpulan
data yang akan dilaksanakan melalui :
a. Observasi: Penulis mendatangi Panti Sosial Asuhan Anak
Tunas Bangsa, disini penulis melakukan pengamatan
lansgung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agar dapat
memperoleh data yang akurat dan konkrit tentang masalah
yang diteliti penulis.
b. Wawancara: Penulis melengkapi pengumpulan data yang
diperlukan, selain observasi langsung penulis juga
melakukan wawancara langsung yang dianggap dapat
memberikan info kepada penulis. Wawancara dilakukan
kepada Ka.Sie Pengembangan dan Sosialisasi, Staff.Asuhan
dan Keperawatan, Pengasuh PSAA Tunas Bangsa.
c. Catatan lapangan: Penulis mencatat tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap penelitian.
14
4. Macam dan Sumber Data
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama
Sumber Utama :
no Data yang di cari Informan Posisi Metode Jumlah
1 Kelembagaan 1.Dra. Mariana.
M.si
Kepala PSAA
Tunas Bangsa
Wawancara 1
2 Asuhan&Perawatan 2.Sri Marsiyanti
3.Nurlly.
Sie.Asuhan
dan Perawatan.
Wawancara 2
3 Sosialisasi dan
Pengembangan
4.DraDiah
Ratnaningsih
Sosialisasi dan
Pengembangan
Wawancara 1
Total = 4 ( empat ) jumlah keseluruhan subyek data primer
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
15
5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa. Jl. Raya Bina marga no.79 Cipayung Jakarta Timur.
6. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 September-14 September
2011. Penelitian ini dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WIB.
7. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pengurus, pengasuh, pengajar
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Informan adalah
seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan
kondisi latar penelitian.
8. Teknik Analisa Data
1. Proses awal yang penulis lakukan adalah observasi ke lembaga.
Setelah itu penulis mengamati seluruh data dari hasil wawancara
secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal dan selama
proses ini berlangsung, data yang penulis kumpulkan kemudian
penulis rangkum data terhimpun dan menyeleksi sesuai dengan
konsep penelitian.
16
2. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian
diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok
dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan
masalah dan tinjauaan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam menganalisa penulis menggunakan analisa deskriptif,
mendeskriptifkan hasil temuan secara sistematis, faktual, akurat
yang disertai petikan wawancara.
Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari
hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau
pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna
yang terkandung didalamnya, untuk mengetahui makna yang
terkandung di dalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan
permasalahan yang diteliti.
9. Teknik Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
untuk pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Teknik
triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap
sumber lainya. Dalam hal ini, penulis menggunakan klien sebagai
pengecekan data yang penulis peroleh dari pengurus, perawat serta
staf-staf Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
17
10. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka penulis mengacu
kepada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai
langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar dari
kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-
sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti
menemukan skripsi yang hampir sama dari segi judul yang penulis buat,
tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :
Nama : Nona Supriyanti
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Kesejahteraan Sosial
Tahun : 2009
Dalam penelitianya, Supriyanti lebih menekankan mengenai
perkembangan psikososial anak terlantar. Bagaimana peran panti asuhan
dalam mengembangkan perkembangan psikososial anak. Kekurangan
dalam kajian literatur ini, Supriyanti hanya menjelaskan mengenai
18
perkembangan psikososial anak, padahal masih banyak perkembangan
anak lainya, seperti: perkembangan bio dan Spiritual.
Maka di dalam skripsi ini penulis secara spesifik membahas
mengenai biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita
Tunas Bangsa. Bukan hanya perkembangan psikososial saja, melainkan
perkembangan bio dan spiritual anak juga dijabarkan. Penelitian ini
diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan bagi akademis
dan praktisi yang menaruh perhatian khususnya anak terlantar.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang
diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi dalam lima
bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodelogi penulisan, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
19
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini mengemukakan tentang pengertian bio, pengertian
psikososial, faktor psikososial, perkembangan psikososial,
pengertian spiritual, pengertian anak, pengertian anak
terlantar.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek
penelitian yang terdiri dari latar belakang berdirinya panti,
tugas fungsi dan kedudukan Panti sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa, prosedur penerimaan, struktur
organisasi.
BAB IV Menjelaskan tentang analisis biopsikososial spiritual anak
di Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dari tulisan ini yang berisi
tentang kesimpulan dan saran.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan amanah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,
yang di dalam dirinya mempunyai harkat dan martabat sebagaimana
manusia seutuhnya.1 Oleh karena itu, tentunya anak membutuhkan
perlindungan hukum dalam berbagai aktifitas mereka. Orang tua adalah
orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan,
perlindungan, peningkatan, kelangsungan hidup dan mengoptimalkan
tumbuh kembangnya anak.
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Dalam Al-Quran pun telah menyuratkan dan mengajarkan
bahwa anak harus dipelihara dengan baik. Sebagaimana yaitu Allah
berfirman :
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena
kebodohan lagi dan tidak mengetahui. Dan mereka mengharamkan apa
1 UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. h,33
2
yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-
ngadakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah
mereka mendapat petunjuk”. (Q.S. An-nahl 58-59)
Anak-anak juga memiliki karakteristik yang khas. Lingkungan
kehidupan pertama yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan
anak adalah keluarga. Orang tua merupakan orang penting yang langsung
berhubungan dengan anak.2 Perkembangan adalah perubahan psikologis
sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak,
yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran
waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak
berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.
Psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh
faktor sosial dan kultur. Erikson (Faktor gangguan Psikososial, 1963)
menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat
tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diselesaikan dengan baik.
Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan psikososial ini secara
urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik.
Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang dinamis antara
psikologis dan pengaruh sosial dan diantara keduanya saling
mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting
2 Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung
:PT.Refika Aditama), cet:1
3
untuk proses perkembangan anak, hal tersebut akan beriringan dengan
proses, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan
pertumbuhan dan perkembangan individu.3
Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk
spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas
adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar
daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita
langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai
dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai
spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Anak-anak dalam perkembanganya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan yang merawatnya. Lingkungan pertama yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan anak adalah keluarga. Oleh karena itu
untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, anak mempunyai
hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan akan
makanan bergizi, kebutuhan emosional, pengembangan spiritual,
pendidikan, kesehatan, bermain serta memerlukan lingkungan keluarga
dan lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan tumbuh
3 http://www.kalbe.co.id/files/ck/159 09Prevalensibeberapafaktorgangguanpsikososial.
4
kembang hidupnya.4 Idealnya berarti anak harus tinggal bersama orang
tuanya, untuk bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Tetapi pada
kenyataanya, masih banyak kita melihat anak-anak yang terlantar. Padahal
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak pasal 4 berbunyi setiap anak berhak untuk dapat hidup,
tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan. Serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.5 Tentunya hal demikian itu tidak sesuai dengan isi pasal
tersebut.
Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa selaku Panti sosial
dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan
perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh
kembang secara wajar. Disini anak-anak diberikan pelayanan seperti,
pelayanan kesehatan gizi, kesejahteraan sosial, mental, spiritual,
pendidikan pra sekolah, pendidikan taman kanak-kanak, rekreasi, dan
penyaluran bina lanjut.6 Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
4 Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat
Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan
Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
(Surabaya:Media Center 2006).h.117
6 Profil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, h.2.
5
diharapkan dapat mengembalikan anak-anak kedalam kehidupan yang
layak dan normatif.
Meskipun sudah banyak panti-panti yang berdiri dengan tujuan
menghindarkan anak dari keterlantaran, tetap keluargalah tempat yang
paling utama untuk tempat di mana anak dapat tumbuh dan berkembang.
Hal ini disebabkan karena anak-anak dalam perkembanganya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan yang merawatnya. Hal ini terlihat dari
bagaimana anak itu tumbuh dan berkembang. Terlihat berbeda
perkembangan diantara anak yang tumbuh dilingkungan keluarga dengan
anak yang tumbuh di lingkungan panti asuhan. Perkembangan anak dilihat
dari perkembangan bio, psiko, sosial dan spiritualnya. Berdasarkan
pengamatan penulis sementara mengenai perkembangan anak yang tinggal
bersama orang tuanya adalah:
1) Perkembangan Bio: Anak terlihat sehat, bersih. Dikarenakan
anak mendapatkan ASI (air susu ibu) yang cukup dan
mendapatkan makanan yang bergizi. Serta daya imun yang
cukup.
2) Perkembangan Psikologis: Anak dalam perawatan orang tua,
emosi akan terlihat labil, tidak emosional. Emosi anak masih
bisa dikendalikan karena adanya kedekatan hubungan antara
anak dengan orang tua.
6
3) Perkembangan Sosial: Anak mudah beradaptasi, mudah
bersosialisasi dan lebih terbuka. Anak juga tidak akan sulit
dalam berkenalan dengan orang baru dan anak pun tidak sulit
untuk mendapatkan teman baru.
4) Perkembangan Spiritual: Anak usia 3 tahun sudah bisa meniru
gerakan sholat dan usia 6 tahun sudah bisa mulai membaca
huruf-huruf Al-Qur’an.
Hal ini akan berbeda situasinya dengan anak yang tumbuh didalam
panti asuhan. Penulis berasumsi bahwa perkembangan anak yang tumbuh
di dalam panti asuhan akan terlihat sebagai berikut:
1) Perkembangan Bio: Tidak terlalu sehat. Anak pun mudah sakit
hal ini karena anak tidak mendapatkan ASI (air susu ibu)
sehingga kurang daya imun didalam tubuhnya.
2) Perkembangan Psikologis: Anak bersifat cenderung agresif.
Agresif ditunjukan karena anak ingin mencari perhatian kepada
orang dewasa. Anak juga ada yang bersifat penakut.
Ketakutanya ditunjukan dengan apabila anak melihat orang
asing, ia akan lari dan apabila dihampiri si anak akan menangis.
Anak pun juga ada yang memiliki sifat pendendam meskipun
tidak semua anak. Sifat pendendam disebabkan karena si anak
mendapat perlakuan yang tidak baik, tidak adil. Anak tidak bisa
7
mengungkapkanya sehingga ia pendam didalam hati dan
tumbuh menjadi pendendam.
3) Perkembangan Sosial: Anak sulit untuk beradaptasi dengan
orang asing. Yang anak kenal hanyalah orang yang berada
didalam panti, sehingga anak akan sulit dalam beradaptasi,
bersosialisasi dengan orang asing.
4) Perkembangan Spiritual: Anak didalam panti usia 3 tahun
belum bisa meniru gerakan sholat. Anak pun usia 6 tahun
belum bisa menghafal huruf-huruf Al-Qur’an. Hal ini
dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang
mengajarkan mereka.
Ilustrasi diatas merupakan hasil observasi awal, belum tentu benar
dan mungkin dari ilustrasi sementara tersebut berakibat sebaliknya. Untuk
itu kebenaranya akan lebih digali lagi di dalam penelitian ini dan
dituangkan di dalam skripsi ini. Yang akan menjadi pertanyaan, apakah
benar anak yang di panti asuhan lebih rentan sakit, emosi tidak labil, anak
panti cenderung pendiam? kegiatan seperti apakah yang mereka lakukan
sehari-hari? Kondisi lingkungan seperti apakah yang mereka dapat?
Apakah anak yang di dalam panti bisa tumbuh secara optimal? Dan apakah
benar ada perbedaan perkembangan biopsikososial spiritual antara anak di
panti asuhan dengan anak yang tumbuh di lingkungan keluarga? Atau
justru malah sebaliknya, tidak ada perbedaan perkembangan diantara
keduanya?
8
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, penulis ingin
meneliti lebih jauh lagi mengenai perkembangan biopsikososial spiritual
anak yang tumbuh di dalam panti asuhan. Untuk itu penulis akan menggali
lebih dalam tentang perkembangan biopsikososial spiritual anak yang
berada didalam panti asuhan? Dan bagaimana cara panti mengembangkan
perkembangan biopsikososial spiritual anak? Oleh karena itu penulis
mengambil judul tentang “Analisis Biopsikososial Spiritual pada Anak di
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa”.
B. Batasan dan Perumusan masalah
A. Batasan Masalah
Untuk mrenghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis
memfokuskan hanya pada analisis biopsikososial spiritual anak balita di
Panti Tunas Bangsa Cipayung Jakarta Timur.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan
masalah yaitu:
Bagaimana perkembangan biopsikososial spiritual anak di panti sosial
asuhan anak balita tunas bangsa?
9
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan mengetahui :
a. Tujuan Umum
Untuk mendefinisikan perkembangan biopsikososial
spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kondisi Biopsikososial
Spiritual Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita
Tunas Bangsa.
2. Untuk mengetahui gambaran proses pelaksanaan
program dalam pengembangan Biopsikososial Spiritual
Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
10
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
1) Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai cara
pengembangan Biopsikososial Spiritual anak balita yang
dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa.
2) Memberikan sumbangan pengetahuan bagi kompetensi
pekerjaan sosial di bidang pengembangan anak khususnya
perkembangan Biopsikisosial Spiritual.
2. Manfaat Praktis
1) Merupakan masukan untuk penelitian-penelitian lebih
lanjut, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan
anak.
2) Memberikan masukan dan saran kepada Panti Sosial
Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dalam mengembangkan
perkembangan biopsikososial spiritual Anak.
3) Memberikan masukan saran untuk para praktisi di lembaga
pelayanan anak, khususnya anak balita dalam rangka
pengembangan biopsikososial spiritual anak.
11
D. Metodologi penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian penulis menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan dalam beberapa
pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim
mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan
berbagai perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih
mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan.7
Sedangkan menurut Bodgan Tailor dalam bukunya
sebagaimana di kutip oleh Lexy J.Moleong, metodologi kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Menurut mereka pendapat ini diartikan pada latar dan
individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh mengisolasikan
individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu
gambaran sebagai dari suatu keutuhan.8
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan
angka-angka, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi rinci
7 Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), cet.ke-2, h.39
8 Dr. Lexy J.moleong, MA, “ Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya, 2000), h.3
12
terhadap apa yang sudah diteliti. Pendekatan kualitatif ini dipilih
berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran
tentang bio psikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa dan bagaimana program pengembanganya.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis.
Deskriptif analisis yaitu, analisis terhadap sampel dimaksudkan untuk
menarik kesimpulan.9Di mana data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau memo dan
dokumentasi resmi lainya.10
Dalam penelitian deskriptif analisis ini penulis menganalisa
biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa dan proses pelaksanaan programnya, yang bertujuan untuk
mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, sejauh
mana dan sebagainya.
9http://www.pdfwindows.com/goto?=http:/file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTR
ASI_PENDIDIKAN/197011091998021SURURI/Pokok_Bahasan_Pengolahan_dan_analisis_Data
10 Burhan Bungins, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT..Raja Grafindo
Persada,2003) cet, Ke-2, h.39
13
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun untuk melaksanakan penelitian teknik pengumpulan
data yang akan dilaksanakan melalui :
a. Observasi: Penulis mendatangi Panti Sosial Asuhan Anak
Tunas Bangsa, disini penulis melakukan pengamatan
lansgung dalam mengikuti kegiatan-kegiatan agar dapat
memperoleh data yang akurat dan konkrit tentang masalah
yang diteliti penulis.
b. Wawancara: Penulis melengkapi pengumpulan data yang
diperlukan, selain observasi langsung penulis juga
melakukan wawancara langsung yang dianggap dapat
memberikan info kepada penulis. Wawancara dilakukan
kepada Ka.Sie Pengembangan dan Sosialisasi, Staff.Asuhan
dan Keperawatan, Pengasuh PSAA Tunas Bangsa.
c. Catatan lapangan: Penulis mencatat tentang apa yang
didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap penelitian.
14
4. Macam dan Sumber Data
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber utama
Sumber Utama :
no Data yang di cari Informan Posisi Metode Jumlah
1 Kelembagaan 1.Dra. Mariana.
M.si
Kepala PSAA
Tunas Bangsa
Wawancara 1
2 Asuhan&Perawatan 2.Sri Marsiyanti
3.Nurlly.
Sie.Asuhan
dan Perawatan.
Wawancara 2
3 Sosialisasi dan
Pengembangan
4.DraDiah
Ratnaningsih
Sosialisasi dan
Pengembangan
Wawancara 1
Total = 4 ( empat ) jumlah keseluruhan subyek data primer
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
15
5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa. Jl. Raya Bina marga no.79 Cipayung Jakarta Timur.
6. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 7 September-14 September
2011. Penelitian ini dilakukan dari pukul 08.00-15.00 WIB.
7. Subyek, Informan dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pengurus, pengasuh, pengajar
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Informan adalah
seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan
kondisi latar penelitian.
8. Teknik Analisa Data
1. Proses awal yang penulis lakukan adalah observasi ke lembaga.
Setelah itu penulis mengamati seluruh data dari hasil wawancara
secara detail dan melakukan berulang-ulang dari awal dan selama
proses ini berlangsung, data yang penulis kumpulkan kemudian
penulis rangkum data terhimpun dan menyeleksi sesuai dengan
konsep penelitian.
16
2. Selanjutnya penulis menyusun dalam catatan lapangan, kemudian
diringkas, dirangkum dipilah-pilah hal-hal yang penting dan pokok
dan disusun secara sistematis dengan mengacu kepada perumusan
masalah dan tinjauaan teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam menganalisa penulis menggunakan analisa deskriptif,
mendeskriptifkan hasil temuan secara sistematis, faktual, akurat
yang disertai petikan wawancara.
Penulisan menganalisa secara kualitatif data-data kualitatif dari
hasil wawancara mendalam yang berupa kalimat-kalimat atau
pertanyaan pendapat tersebut dianalisa untuk mengetahui makna
yang terkandung didalamnya, untuk mengetahui makna yang
terkandung di dalamnya, untuk memahami keterlibatan dengan
permasalahan yang diteliti.
9. Teknik Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan teknik
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
untuk pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Teknik
triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap
sumber lainya. Dalam hal ini, penulis menggunakan klien sebagai
pengecekan data yang penulis peroleh dari pengurus, perawat serta
staf-staf Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
17
10. Teknik Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan ini maka penulis mengacu
kepada pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan ini, penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai
langkah dari penyusunan skripsi yang penulis teliti, agar terhindar dari
kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelum-
sebelumnya. Setelah mengadakan tinjauan pustaka, maka peneliti
menemukan skripsi yang hampir sama dari segi judul yang penulis buat,
tetapi penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :
Nama : Nona Supriyanti
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Kesejahteraan Sosial
Tahun : 2009
Dalam penelitianya, Supriyanti lebih menekankan mengenai
perkembangan psikososial anak terlantar. Bagaimana peran panti asuhan
dalam mengembangkan perkembangan psikososial anak. Kekurangan
dalam kajian literatur ini, Supriyanti hanya menjelaskan mengenai
18
perkembangan psikososial anak, padahal masih banyak perkembangan
anak lainya, seperti: perkembangan bio dan Spiritual.
Maka di dalam skripsi ini penulis secara spesifik membahas
mengenai biopsikososial spiritual anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita
Tunas Bangsa. Bukan hanya perkembangan psikososial saja, melainkan
perkembangan bio dan spiritual anak juga dijabarkan. Penelitian ini
diharapkan dapat menambah keilmuan dan pengetahuan bagi akademis
dan praktisi yang menaruh perhatian khususnya anak terlantar.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang
diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi dalam lima
bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan
masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodelogi penulisan, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
19
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini mengemukakan tentang pengertian bio, pengertian
psikososial, faktor psikososial, perkembangan psikososial,
pengertian spiritual, pengertian anak, pengertian anak
terlantar.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek
penelitian yang terdiri dari latar belakang berdirinya panti,
tugas fungsi dan kedudukan Panti sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa, prosedur penerimaan, struktur
organisasi.
BAB IV Menjelaskan tentang analisis biopsikososial spiritual anak
di Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup dari tulisan ini yang berisi
tentang kesimpulan dan saran.
50
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
Banyaknya masalah bayi yang terlantar di DKI Jakarta, diantaranya
adalah bayi yang dibuang, bayi yang ditinggalkan orangtuanya di Rumah
Sakit, ataupun bayi dari hasil hubungan diluar nikah dan semua hal tersebut
merupakan masalah yang perlu mendapatkan penanganan. Pada saat itu
lembaga pemerintah maupun swasta yang menangani masalah yang dimaksud
masih sangat terbatas, sehingga timbul gagasan dari Dinas Sosial untuk
mendirikan sebuah pada tahun 1985, dengan didirikannya sebuah panti
dengan sarana dan penampungan guna menangani masalah tersebut. Gagasan
tersebut direalisasikan prasarana yang sangat terbatas, diberi nama Panti
Asuhan Balita yang mempunyai daya tampung sebanyak 50 orang.
Setelah dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta dengan Nomor SK
1640/1986 tertanggal 31 Agustus 1986, Panti tersebut mulai dioperasikan.
Pada tahun 1996, tepatnya tanggal 1 Mei 1996, seluruh Panti Sosial dibawah
binaan Dinas Sosial dirubah namanya, salah satunya adalah Panti Asuhan
Balita menjadi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa 01 Cipayung
Jakarta Timur, tanpa merubah fungsi dan tugas pokoknya didirikannya Panti
51
ini. Kemudian dengan adanya pengembangan organisasi, maka diterbitkan SK
Gubernur DKI Jakarta nomor 163 tahun 2002 tentang Pembentukan
organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis di lingkungan Dinas Sosial
Provinsi DKI Jakarta.1
B. Falsafah Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
Visi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa adalah
menyelamatkan anak dari keterlantaran agar dapat tumbuh kembang secara
wajar. Sedangkan Misi dari Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
adalah mengembalikan anak balita terlantar ke dalam kehidupan yang layak
dan normatif serta membuat anak mempunyai disiplin tinggi, percaya diri,
penuh semangat dan tanggung jawab.2
C. Tujuan berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
Tujuan dari berdirinya Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
adalah :
1. Sebagai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
menangani balita terlantar.
2. Balita terlantar dapat hidup layak dan normatif.
1 Brosur Profil Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2010 2 ibid
52
3. Sebagai upaya Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta untuk
menyelamatkan anak balita dari keterlantaran agar dapat
tumbuh kembang secara wajar.3
D. KEGIATAN/PROGRAM PSAA Balita Tunas Bangsa
Penampungan dan Perawatan
1. Pelayanan kesehatan gizi: melakukan imunisasi serta mencukupi
makanan anak berupa 4 sehat 5 sempurna.
2. Kesejahteraan sosial, mental dan spiritual: anak-anak diajarkan
mengenal Tuhan yang Maha Esa dengan cara sholat dan mengaji.
3. Pendidikan pra sekolah : anak-anak sebelum memasuki sekolah taman
kanak-kanak, anak-anak ada kegiatan belajar sambil bermain. Anak-
anak diajarkan bagaimana cara memegang alat tulis, mengenal warna,
menyanyi, menulis dan membaca. Kegiatan ini dilakukan didalam
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dengan mendatangkan
guru dari luar.
4. Pendidikan taman kanak-kanak: Anak yang berusia 5 tahun dimasukan
kedalam Pendidikan Taman Kanak-kanak, pendidikan ini dilakukan di
luar lingkungan Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa
dengan tujuan anak-anak bisa bersosialisasi.
3 Brosur Profil Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2011
53
5. Rekreasi : Rekreasi dilakukan minimal satu tahun sekali, supaya anak-
anak bisa refreshing dan mengenal lingkungan/ taman bermain.
6. Penyaluran bina lanjut : setelah anak mengayomi Pendidikan Taman
Kanak-kanak, anak tidak ditempatkan di Panti Sosial Anak Balita
Tunas Bangsa karena harus melanjutkan pendidikan di Sekolah
Dasar.4
E. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa
Mengenai tugas, fungsi dan kedudukan PSAA Balita :
a. Kedudukanya: merupakan unit pelaksana teknis Dinas Bintal dan
Kessos dalam pelayanan dan pembinaan anak balita terlantar.
b. Tugas: menyelenggarakan kegiatan pelayanan Kessos anak terlantar
usia 5 tahun kebawah yang meliputi perlindungan, perawatan,
sosialisasi dan pengembangan, penitipan anak, pengaturan dan bina
lanjut.
c. Fungsi:
1. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan,
observasi, identifikasi, motifasi dan seleksi
4 Data di ambil dari wawancara dengan Ka. Sie. Asuhan dan Perawatan ibu R.Yuliani Purwita
S.sos, M.si
54
2. Pelaksanaan penerimaan, meliputi regristrasi, persyaratan
administrasi, penempatan dalam panti dan penitipan dalam
asuhan anak
3. Pelaksanan perawatan, pemeliharaan serta asuhan dan
perlindungan social
4. Pelaksanaan assessment meliputi penelahaan, pengungkapan,
pemahaman masalah dan potensi
5. Pelaksanaan pembinaan fisik, kesehatan, hubungan mental,
social, pendidikan non formal dan pengembangan kepribadian
6. Pelaksanaan sosialisasi meliputi kemampuan, bermasyarakat
kehidupan dalam keluarga dan kesiapan pendidikan.5
F. Persyaratan Calon Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan Anak
Balita Tunas Bangsa
Laki-laki/Perempuan
1. Anak usia balita (0-5 Tahun)
2. Status terlantar
3. Sehat fisik dan mental
4. Berdomisili di DKI Jakarta
5 Data di ambil dari Brosur Profil Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2011
55
G. Sasaran dan Jumlah Binaan
Panti Sosial Asuhan Anak Balita memiliki beberapa sasaran yang
menjadi warga binaan sosial dari Panti ini, yakni :
1. Anak yatim, piatu, dan yatim piatu yang terlantar pada usia 0-5
tahun
2. Keluarga yang tidak mampu
3. Kapasitas tampung 60 anak, tetapi kapasitas tersebut bersifat
fleksibel karena terkadang melebihi dari 60 orang.
56
Daftar Anak PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung
No Jumlah Anak Usia Jumlah
Keseluruhan
Sosialisasi/kembali
ke
keluarga/dirujuk
ke panti lain
Jumlah
Yang Ada
P L P L P L
1 0 s/d 12 bulan 6 13 0 0 6 13
2 13 bulan s/d 24
bulan
9 20 9 11 0 9
3 25 bulan s/d 36
bulan
5 7 2 0 3 7
4 37 bulan s/d 48
bulan
0 5 0 1 0 4
5 49 bulan s/d 60
bulan
2 5 0 0 2 5
6 61 bulan s/d 72
bulan
6 11 2 0 4 11
57
Jumlah 28 61 13 12 15 49
Jumlah Total 89 25 64
Keterangan :
- Bayi ditempatkan di Ruang Arjuna
- Usia Balita ditempatkan di Ruang Dewi Shinta
- Usia 1,5-5 Tahun ditempatkan di Ruang Srikandi6
H. Prosedur Penerimaan
1. Penyerahan dari Rumah Sakit ke Panti dengan surat rekomendasi dari
Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta/Sudin Sosial setempat.
Kelengkapannya meliputi, surat kelahiran, surat penyerahan, berita acara
penyerahan dan studi kasus (study case).
2. Penyerahan dari kepolisian, yaitu penyerahan langsung ke Panti dan
memberikan surat penyerahan.
3. Penyerahan dari lembaga sosial. Kelengkapannya meliputi surat pengantar
penyerahan dan laporan sosial yang bersangkutan.
4. Penyerahan dari keluarga/masyarakat, yaitu menyerahkan langsung ke
panti dan membuat surat pernyataan/perjanjian diatas materai yang cukup
serta memberikan keterangan dari lurah setempat.7
6 Data diambil dari white board mengenai data anak.
58
I. Persyaratan Pengangkatan Anak
a. Usia pernikahan minimal 5 tahun
b. Usia suami dan istri minimal 30 tahun
c. Surat permohonan izin pengangkatan anak kepada kepala dinas social
provinsi DKI jakarta
d. Surat pernyataan dari keluarga dan istri
e. Surat pernyataan dari suami dan istri calon orang tua angkad
f. Foto copy surat nikah
g. Surat keterangan catatan kepolisian suami istri
h. Surat kesehatan suami istri dari rumah sakit pemerintah
i. Surat keterangan dari dokter/ahli kandungan/kebidanan
j. Surat keterangan kesehatan jiwa dari dokter
k. Foto copy kartu keluarga
l. Surat keterangan lahir/akta kelahiran calon orang tua adoptan
m. Surat pernyataan wali nikah (bila yang di adopsi bayi/anak
perempuan)8
7 Brosur profil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. 2010 8 Data diambil dari standing banner Panti Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
59
J. Pelayanan
Kegiatan operasional dikoordinasikan kedalam beberapa sub bagian, yaitu :
a. Sub Bagian Tata Usaha
Tugasnya mencakup persiapan sarana dan prasarana dan mengatur pola
pendanaan panti.
b. Sub Bagian Asuhan dan Perawatan
Tugasnya mencakup pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi anak, seperti
makanan, minuman dan kebutuhan dasar lainnya yang dibutuhkan oleh
anak.
c. Sub Sosialisasi dan Pengembangan
Tugasnya mencakup pemenuhan akan pengembangan anak, baik formal
maupun non formal, salah satunya pendidikan.
K. Daya Tampung
Kapasitas tampung ditetapkan sebanyak 60 anak. Kapasitas tampung
ini bersifat fleksibel sehingga terkadang bisa melebihi kapasitas yang
ditetapkan, meskipun Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa jumlah
maksimal yaitu 70 orang.
60
L. Sarana dan Prasarana
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa telah dilengkapi
berbagai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk mendukung proses
pelayanan. Berbagai upaya pembenahan sarana dan prasarana terus dilakukan
agar pelayanan yang diberikan terhadap anak dapat maksimal.
Fasilitas Panti
1. Ruang Kantor : 1 lokal
2. Ruang tata usaha : 1 lokal
3. Ruang asrama : 4 lokal
kamar yang terdiri dari kamar arjuna (bayi), dewi shinta, srikandi
(1,5-5 tahun) dan isolasi.
4. Taman bermain : 1 lokal
5. Ruang belajar/serba guna : 1 lokal
6. Ruang poliklinik : 1 lokal
7. Aula : 1 lokal
8. Gudang : 1 lokal
9. Ruang Makan : 3 lokal
1 ruang dapur, 1 ruang makan pegawai dan 1 ruang makan anak
yang berada di ruang srikandi.
10. Ruang Cuci : 1 lokal
11. Mess pegawai : 2 lokal
61
12. Mushola : 1 lokal
13. Peralatan transportasi : terdapat 2 buah mobil
14. Peralatan komunikasi : 1 telepon dan 1 mesin fax
15. Peralatan mendukung : peralatan mandi, sarana tidur, televisi,
peralatan dapur, peralatan cuci dan peralatan makan.
M. Pendanaan Panti
Sumber pendanaan, barang, dan properti yang dimiliki panti itu semua
dari Subsidi Pemerintah yaitu dari Pemda DKI Jakarta melalui APBD setiap
tahun dan sumbangan dari para donatur yang bersifat tidak tetap.
N. Personalia
Sumber daya manusia merupakan penggerak utama suatu program.
Dalam melaksanakan pelayanan sosial terhadap anak terlantar, dibutuhkan
sumber daya manusia dengan kualitas yang cukup baik. Dukungan
SDM/personalia di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa dapat
dilihat pada tabel berikut ini.9
9 Data diambil dari white board Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa mengenai
data tingkat pendidikan personalia tahun 2011
62
Personalia PSAA Balita Tunas Bangsa
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. S2 3
2. S1 4
3. SMA 14
4. SMP 11
5. PGAN 1
Total 33
63
Struktur Organisasi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas
Bangsa 201110
10 Data Diambil dari white board Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa mengenai
data Struktur Organisasi tahun 2011.
Kepala Panti
Dra. Mariana, M.si
KA. Sub Bagian Tata Usaha
Yenti Kemala, AKs
Pengelola
TAA Pertiwi
Retno Listiana
Pengelola
TAA Tat Twam ASI
Sutarsi
Ka. Sie
Asuhan dan Perawatan
R. Yuliani Purwita S.sos, Msi
Ka. Sie
Sosialisasi dan Pengembangan
Dra. Diah Ratnaningsih
64
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
Pada Bab ini penulis akan membahas tentang Analisis Biopsikososial
Spiritual Terhadap Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa.
Dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil observasi, wawancara
catatan lapangan dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah di jelasakan pada
Bab II. Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai Analisa
Biopsikososial Spiritual Anak, baik dari segi subyeknya maupun dari segi obyek
penelitian sebagai upaya yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Balita
Tunas Bangsa.
Sebelumnya penulis akan terlebih dahulu membahas dua informan yang
akan menjadi sumber dari skripsi ini.
1. WBS “FA” ( Warga Binaan Sosial)
A. Bio Anak
Identitas Anak
Nama : Febby
Nama inisial : “ FA”
Tempat Tanggal Lahir : 27 Januari 2010
Jenis Kelamin : Laki-laki
65
Alamat :PSAA Balita Tunas Bangsa
Umur : 1 tahun
Agama : Islam
Asal : Serang
Alamat sebelum berada di panti : Tangerang
Tanggal masuk PSAA Balita : 09 Juni 20101
a. Gambaran Fisik Anak
Bila dilihat dari fisiknya, “FA” memiliki badan yang kecil,
namun selama penulis penelitian di PSAA Balita ini “FA” sering
menderita sakit pilek dan batuk. “FA” memiliki paras muka yang
tampan dengan kulit putih, bola matanya bulat kecil berwarna hitam,
bulu mata yang panjang dan lentik, memiliki hidung yang mancung
serta berambut botak 2 senti dengan tinggi badan 57 cm dan berat
badan 8 kg.2
b. Identitas Keluarga anak
“FA” terlahir dari keluarga yang tidak mampu, ibunya berasal
dari Serang. “FA” merupakan putra kedua dari dua bersaudara.” FA”
1 Data di ambil dari file anak Panti Sosial Asuhan ANak Balita Tunas Bangsa, tanggal 07
September 2011 2 Observasi tanggal 07 September 2011
66
dilahirkan di Tangerang dan kakak “FA” lahir di Tangerang pula,
seperti terlihat pada table di bawah ini:
Tabel 2.3. Identitas Keluarga anak “FA”
No Nama L/P Umur Hubungan dengan
Anak
Pendidikan
1 “NT” P 25 Ibu SD
2 “NS” L 2 tahun 11
bulan
Kakak 3Belum
Sekolah
c. Penampilan Anak
“FA” selalu tertawa bila dipanggil namanya. Respon yang
begitu cepat bila ada kunjungan yang mendekat ke dirinya dan selalu
ingin digendong dan bila diturunkan akan menangis,”FA” ingin selalu
digendong dan diturunkan dari boks tempat tidur. “FA” berpenampilan
tampan, wangi dan lucu.4
3 Data diambil dari file anak Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa pada tanggal 07 Septwmbwe 2011
4 Observasi pada tanggal 07 September 2011
67
d. Status Kesehatan
Tidak nampak adanya suatu diagnosis masalah kesehatan.
Selama di panti, “FA” tidak memperoleh layanan kesehatan khusus
kecuali bila sakit demam, flu, batuk dan sebagainya. Penanganan sakit
seperti itu dilakukan dengan pemberian obat tanpa dibawa ke Rumah
Sakit.5
Psiko
a. Gambaran tentang Emosi Anak
“FA” kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan
selalu ingin di sayang kepada setiap orang orang yang datang, baik
calon adoptan maupun kunjungan.hal ini terlihat dari “FA” yang selalu
gembira dan tertawa bila ada yang memanggil namanya dan tidak mau
turun bila sudah digendong.
“FA” sudah mulai aktif dalam bergerak, seperti tepuk tangan,
mulai bisa duduk dan berdiri sambil berpegangan boks tempat tidur.6
5 Observasi pada tanggal 07 September 2011 6 Observasi pada tanggal 07 September 2011
68
b) Kesehatan Jiwa
Tidak ada indikasi dan bukti tentang masalah kesehatan jiwa
pada diri “FA”, tetapi ibu “FA” yang memiliki indikasi kesehata jiwa
dan sekarang berada di Panti Kebon Kosong.7
2. Sosial
a). Riwayat Masalah
Orang tua “FA” tepatnya ibu anak yang berinisial “NF” berusia
25 tahun dan berstatus menikah. WBS mempunyai 2 orang anak dari
suami yang berbeda. Suami pertama “NF” pekerjaannya supir yang
berinisial “AM” dari pernikahan dengan suami pertama mendapatkan
satu orang anak laki-laki yang berusia 2 tahun dan saat ini berada di
PSAA Balita Tunas Bangsa.
“NF” diusir suami pertamanya karena mempunyai selingkuhan
yang berprofesi sebagai supir juga. Akhirnya mereka hidup bersama,
dan dari selingkuhannya mendapatkan satu orang anak laki-laki
berusia 4 bulan, karena selingkuhan menderita penyakit diabetes
akhirnya suami selingkuhan “NF” meninggal dunia.
7 Data di ambil dari file caserecord anak pada tanggal 07 September 2011
69
“NF” kembali ke tempat suami pertamanya untuk meminta
pertanggung jawaban tetapi mertua dan suami “NF” sangat marah dan
memukulinya serta menyiram “NF” dengan air panas dan tidak mau
menerima “NF” kembali.
Sementara suami pertama “NF” sudah menikah lagi dengan
seorang wanita lain dan mempunyai anak. Akhirnya “NF” pergi dan
berniat menuju ke Surabaya dengan membawa kedua anaknya. Di
perjalanan dalam Kereta Api “NF” bertemu dengan seorang pria
berinisial “H” dan diajaklah kembali ke Jakarta. Pada tanggal 26 April
2010 “NF” dan kedua anaknya di rujuk ke Panti Sosial Kebon Kosong.
Selama di panti “NF” sangat malas, jorok dan sering memukuli
anaknya apabila sedang menangis. Petugas panti berusaha untuk
mencari dan menghubungi keluarganya, oleh karena itu pihak panti
memutuskan untuk menitipkan, sementara satu orang anaknya di
PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung agar “NF” tidak kerepotan
untuk mengurus dirinya dan anaknya.
b) Hubungan Anak dengan Teman Sebaya
Hubungan “FA” dengan teman 1 boks yang biasa tidur
bersama terjalin sangat dekat. Di dalam boks mereka sering bercanda
dan tertawa, dan sering berebut botol susu yang diberikan kepada
pengasuh.
70
Bila “FA” dikeluarkan dari dalam boks, “FA” sangat senang
bermain dengan banyak teman yang berada di dalam ruangan dewi
shinta.
c) Hubungan Anak dengan Pengasuh
Hubungan “FA” dengan pengasuh cukup baik, banyak para
pengasuh yang menyayanginya. Salah satunya mba Dewi.8
d) Hubungan Anak dengan Pihak Lain
Hubungan “FA” dengan pihak lain sangat baik, karena di Panti
PSAA Balita Tunas Bangsa banyak sekali kunjungan dari luar. “FA”
sangat respek sekali dengan orang-orang yang berkunjung ke panti
tersebut. Hal ini terlihat dari tersenyumna “FA” apabila melihat orang
asing.
Setiap hari Kamis ada voulenter dari luar yang berkunjung ke
panti tersebut, dan “FA” sering diajak bermain dan bernyayi bersama-
sama voulenter.9
e) Keberfungsian Ekonomi
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan pengasuh diketahui
bahwa kondisi keluarga “FA” tergolong dalam kelas keluarga yang
8 Observasi pada tanggal 07 September 2011 9 Observasi pada tanggal 07 September 2011
71
berekonomi lemah. Bapak “FA” seorang supir dan ibunya seorang ibu
rumah tangga. Dan kini bapak “FA” yang sudah meninggal dunia.10
3. Spiritual
a) Warisan Budaya
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh, anak “FA” tidak
menjalani budaya warisan. Karena “FA” masih terlalu kecil ketika masuk
didalam panti. Bahkan ketika ada perayaan hari-hari besar seperti idul
fitri, “FA” tidak merayakan bersama keluarganya melainkan di panti. Hal
ini dilakukan bukan karena “FA” tidak memiliki keluarga tetapi karena
keluarg ”FA” mengalami gangguan Psikis dan dikhawatirkan akan
membahayakan “FA”.11
10 Data di ambil dari File Caserecord Anak pada tanggal 07 September 2011 11 Wawancara Pribadi dengan Bu Nurlly pada tanggal 12 September 2011
72
2. WBS “KC” (Warga Binaan Sosial)
A. Bio Anak
Identitas Anak
Nama : Kysha Cimico
Nama inisial : “KC”
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : PSAA Tunas Bangsa
Ummur : 3 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Identitas Keluarga Anak (ibu WBS)
Nama : Marlina
Tempat Tanggal Lahir; Bangka, 18 Februari 1976
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir: SMA
Status : Menikah
Alamat asal : Bangka
73
Alamat Tinggal : Panti Sosial Bhakti Kasih (kebon
kosong)12
a. Keberfungsian Fisik
Bila dilihat dari fisiknya “KC” memiliki Fisik yang sehat ,
sesuai dengan usianya. Berkulit putih, mata yang agak sipit. “KC”
tidak memiliki cacat medis artinya penyakit yang diderita khusus.
Sakit yang dialami seperti pada umumnya seperti: flu, batuk,
campak dll. “KC” memiliki wajah yang oval, bermata sipit,
memiliki hidung mancung dan berambut pendek.13
b. Keluarga
Hubungan “KC” dengan kelurga cukup dekat. Hal ini
disebabkan karena di panti “KC” tinggal bersama kakanya yang
berinisial “KN”. Hubungan dengan ibunya juga terjalin dekat,
karena terlihat ketika anak sakit, ibu “KC” menjenguk, dan terlihat
kehangatan antara ibu dan anak.14
12 Data di ambil dari File caserecord Anak pada tanggal 08 September 2011 13 Observasi pada tanggal 08 September 2011 14 Observasi pada tanggal 08 September 2011
74
Susunan Keluarga “KC”15
NO NAMA TANGGAL
LAHIR
JENIS
KELAMIN
HUBUNGAN
1 Kenedy Jakarta
161975
Laki-laki Ayah
2 Marlina Pangkal
Pinang
18021976
Perempuan Ibu
3 Namira
Aprilia
Fauziah
Tangerang
11042000
Perempuan Kakak
kandung
4 Salsa
Nabila
Bekasi
11012004
Perempuan Kakak
Kandung
5 Ken
Watanabe
(KN)
Bekasi
19102005
Laki-laki Kakak
Kandung
15 Data di ambil dari File Caserecord Anak pada tanggal 08 September 2011
75
c. Penampilan
“KC” yang selalu tersenyum bila dipanggil namanya. Respon
yang begitu cepat. Apabila ada kunjungan yang mendekat ke
dirinya “KC” menjauh tetapi sambil tersenyum. 16
d. Kesehatan
Tidak nampak adanya suatu diagnosis masalah kesehatan.
Selama di panti, “KC” tidak memperoleh layanan kesehatan
khusus kecuali bila sakit demam, flu, batuk dan sebagainya. 17
Psiko
a) Emosi Anak
Hubungan “KC” dengan pengasuh terjalin baik. Hal
inidikarenakan “KC” merupakan salah satu anak yang tidak nakal
dan nurut. Apa yang diperintahkan pengasuh, “KC” menurutinya,
seperti makan, tidur, duduk didepan televisi dan tidak sambil lari-
lari. 18
16 Observasi pada tanggal 08 September 2011 17 Data di ambil dari File CaseRecord Anak pada tanggal 08 September 2011 18 Observasi pada tanggal 08 September 2011
76
b) Kesehatan Jiwa
Tidak ada indikasi dan bukti tentang masalah kesehatan jiwa
pada diri “KC” tetapi ayah “KC” memiliki indikasi kesehata jiwa.19
B. Sosial
a. Riwayat Masalah
Pada tahun 1997 Tn. Kenedy dan Ny.Marlina menikah.
Pasangan ini kemudian tinggal dirumah milik sendiri di derah
Tangerang dan mereka hidup bahagia dan harmonis. Tn. Kenedy
bekerja di PT KGD TG pada tahun 2000. Pada tahun 2003 PT KGD
pecah menjadi 5 perusahaan tersebut dan Tn.Kennedy bekerja disalah
satu perusahaan tersebut yaitu PT. Sindengeng Bekasi dan menempati
rumah milik sendri tipe 36/78 yang dibeli secara angsur selama 10
tahun sedangkan rumah yang di Tangerang dikontrakan. Di daerah
Bekasi pasangan ini di karuniai anak kedua sampai dengan anak
mereka yang keempat.
Tn.Kennedy selain menjadi staf administrasi di PT Sindengeng
juga aktif sebagai anggota di organisasi serikat pekerja seluruh
19 Dta di ambil dari File Caserecord Anak pada tanggal 08 September 2011
77
Indonesia (SPSI) dimana masa anaggotanya berlaku samapai 3 tahun
tapi baru berjalan 1 tahun tepatnya bulan juli 2006 disomasi/dipecat
dari keangotaanya. Tahun 2006 Tn.kennedy mencalonkan diri
menjadi Bupati Bekasi dengan biaya sendiri dan disponsori oleh
H.Nahromi. untuk membiayai pencalonanaya Tn. Kennedy menjual
rumah di Tangerang pada desember 2006.
Tn. Kennedy mulai berangan-angan, misalkan bicara mengenai
nanti kalau ayah terpilih kita akan memeli tanah yang ada disebelah
dan nanti kalau jadi Bupati kita beli mobil. setelah ayah “KC”
mengalami gangguan jiwa karena gagal menjadi anggota Pilkada di
daerah Bekasi. Keadaanya dari hari kehari pun menjadi buruk dan
pada bulan April tahun 2007 Tn.Kennedy dipecat pula dari tempat
kerjanya.
Pada tahun 2009 rumah yang di Bekasi juga dijual untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan dimana hasil penjualan
rumah jua untuk melunasi angsuran dan untuk mengontrak. Tahun
2007 Tn.Kennedy di rawat dirumah sakit jiwa Sujatminto Yogya.
Setel;ah 14 ahri dirawat Tn.Kennedy pulih dan mereka kembali ke
rumah kontrakan pada saat itu Tn.Kennedy menjadi tukang ojek,
namun beberapa minggu kemudian Tn.Kennedy mengalami gangguan
jiwa lagi hingga saat ini. Dan saat ini Tn.Kennedy hidup dijalan.
78
Ibu “KC” sering sekali dipukuli oleh suamniya. Suatau hari
ibu “KC” meninggalkan suaminya dengan membawa 3 orang anaknya
Satu anaknya sudah dititipkan kerumah teman suaminya yang bernama
Irfan. Karena factor ekonomi pak Irfan tak mampu merawat anak dari
ibu “KC”, kemudian “KC” dititipkan dirumah tetangganya tetapi
tetangganya menitipkan kembali kepada kakanya yang tidak
mempunyai anak.
Untuk menyelamatkan anaknya supaya tak terlanatar ibu “KC”
serta ketiga anakanya meminta perlindungan dari PSBL BD Ceger dan
merujuk WBS beserta ketiga naknya kepanti social perlindungan
Bhakti Kasih. Demi untuk kehiupan keluarganya ibu “KC” menjadi
tenaga baby siter, dan untuk sementara menitipkan anaknya ke Panti
Cipayung.20
“KC” tergolong anak yang pendiam, dia berbeda dengan anak
yang lain dimana anak yang lain lebih aktif, seperti contoh apabila ada
orang baru anak lain mendekati serta dengan berbagai macam tingkah
laku mereka yang mencari perhatian, tetapi beda dengan “KC” yang
cenderung menjauh, dan apabila kita medekatinya ”KC” cenderung
galak ia berlaku menyerang seperti menggigit dan mencakar klien
berprilaku seperti itu hanya karena melindungi diri. “KC” berprilaku
20 Data Diambil dari File Caserecord Anak pada tanggal 08 September 2011
79
seperti ini dkarenakan “KC” sering melihat pertengkaran kedua orang
tuanya bahkan kekerasan yang dialami ibu “KC” melihatnya. “KC”
cendrung diam karena”KC” cenderung lebih suka menyendiri.
Tetapi lama kelamaan berada di panti “KC” sudah terbiasa
dengan orang-orang, sudah terbiasa bermain dengan teman-teman
sebayanya dan sudah jarang terlihat bermain sendiri.21
b. Hubungan anak dengan Teman Sebaya
Hubungan”KC” dengan teman sebaya maupun usia diatasnya
cenderung baik, dapat bermain dengan normal. Tapi terkadang “KC”
lebih suka main sendirian kadang pun teman yang mendatangi bukan
“KC”yang mendatangi teman-teman. Tetapi hal tersebut tidak
menggangu kedekatan bersama teman-temanya.22
c. Hubungan anak dengan pengasuh
Hubungan “KC” dengan pengasuh berjalan baik, karena “KC”
merupakan anak yang pendiam, belum tertular nakalnya. “KC”
dengan pengasuh dapat berjalan baik dikarenakan “KC” sudah
lama mengenal pengasuh serta perawat, terlebih lagi “KC” terlihat
sangat nyaman berada didalam asuhan pengasuh, dikarenakan
21 ibid 22 Observasi pada tanggal 08 September 2011
80
“KC” jauh dari orang tua dan menyebabkan”KC” kurang
mendapatkan kasih sayang seperti anak seusia pada umumnya.23
d. Keberfungsian Ekonomi
Berdasarkan Caserecord, “KC” tergolong dari ekonomi yang
cukup, karena Bapaknya bekerja dan jabatan yang bagus. Tetapi
karena factor tertentu keluarga “KC” menjadi keluarga yang
tergolong ekonomi lemah.24
A. Analisa Bio Anak dalam Panti
Manusia selalu berusaha mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkunganya, Keadaan ini disebut dengan sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan diri dan lingkunganya.25
Secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan fisik seseorang
anak akan mempengaruhi ketrampilan anak dalam bergerak. Maka dari itu Bio
anak harus diperhatikan. Karena dimulai dari sejak dinilah kesehatan anak
perlu dijaga untuk kehidupan anak kelak.
23 Observasi pada tanggal 08 September 2011 24Data di ambil dari File Caserecord Anak pada Tangal 08 september 2011 25 Gexcess, Perkembangan Anak, dari
http://www.gexcess.com/id/study/perkembangan_anak.html
81
1. Perkembangan Bio Anak Asuh
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis setidaknya
memberikan gambaran perkembangan anak yang dilihat berdasarkan jenis
kegiatan yang dilakukan dan pola makan yang dikonsumsi. Olahraga dapat
menunjang kesehatan fisik seperti anak tidak lemas, anak tumbuh optimal.
Panti memberikan beberapa fasilitas supaya anak melakukan kegiatan positif
salah satunya olahraga. Panti pun memberikan fasilitas kepada anak asuh
sama dengan yang diberikan orang tua kandung terhadap anaknya.
Hal tersebut juga diungkapin oleh Ibu Yanti bahwa :
“Kegiatan olahraga yang dilakukan anak-anak disini ya sama seperti anak pada seusianya. Untuk usia 3-5 tahun mereka bermain bola, bersepeda dan senam. Untuk senam kami memanggil guru mba, jadi bukan karyawan disini yang mengajarkan. Sedangkan untuk bayi berusia 0-6 bulan mereka kegiatan ruinitasnya dijemur mba pada pagi hari, supaya mereka mendapatkan sinar matahari. Sedangkan untuk anak yang baru bisa merangkak, merembet, mereka kami taruh di kereta dorong mba..”26
Dalam pengamatan yang penulis temukan dalam kegiatan olahraga
yang dilakukan anak, semua terbukti dari postur tubuh dan berat badan anak
dengan standar masing-masing hal ini terbukti dengan kondisi fisik yang
26 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti pada tanggal 12 September 2011
82
menjadi informan dalam penulisan skripsi ini. Dimana mereka mempunyai
tinggi badan 57 cm usia 1 tahun dan tinggi badan 87 cm usia 3 tahun.27
Selain itu tumbuh kembang anak tidak hanya terdorong dari jenis
kegiatan olahraganya saja, tetapi faktor makanan yang dikonsumsi pun juga
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Adapun yang mempengaruhi
ukuran tubuh anak adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh keluarga
Yang dimaksud disini adalah faktor keturunan.
b. Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat.
c. Gangguan emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan
menyebabkan terbentuknya strode adrenal yang berlebihan,
dan ini akan menyebabkan berkurangnya pembentukan
hormone pertumbuhan di kelenjar pituitary.
d. Jenis kelamin
Anak laki-laki biasanya tumbuh lebih tinggi dan lebih berat
daripada wanita . kecuali pada usia 12 dan 15 tahun ( anak
perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan berat
27 Observasi tanggal 9 september 2011
83
daripada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi
tubuh ini karena bangun tulang dan otot pada anak laki-laki
memang berbeda dari anak perempuan.
e. Suku bangsa
Perbedaan berat dan tinggi tubuh, mungkin saja berkaitan
dengan latar belakang suku bangsa.
f. Kecerdasan
Hampir selalu sama, anak yang kecerdasanya tinggi biasanya
lebih gemuk dan lebih berat daripada anak yang kecerdasanya
rendah.
g. Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi rendah,
cenderung akan lebih kecil daripada anak lainya.
h. Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sakit.28
Jadi makanan yang dikonsumsi oleh anak sangat mempengaruhi
perkembangan anak, baik mempengaruhi fisik dan kecerdasan. Maka dari itu
28 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama), cet ke-6, h.117-118.
84
panti memberikan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna untuk
perkembangan anak-anak.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Yanti bahwa :
“Untuk memenuhi gizi anak-anak menu makanan anak-anak kami berikan pergantianya dalam 10 hari sekali mba, kami memberikan 4 sehat 5 sempurna, untuk daging kami lebih mengutamakan daging ikan karena banyak proteinya. Daftar menu makanan untuk lebih lengkapnya nanti ikut saya ke dapur ya mba, disana ada menu makanan anak lebih lengkapnya.”29
Dalam pemberian asupan makanan, panti pun tidak sembarangan memilih
atau memberikan makanan kepada anak-anak, tetapi panti konsultasi dengan
ahli gizi dari puskesmas kecamatan. Panti memberikan makanan sesuai
anjuran ahli gizi.
Hal tersebut dijelaskan dengan Ibu Yanti yaitu :
“ Kami dipanti memberikan makanan kepada anak-anak berdasarkan persetujuan ahli gizi. Kami pun memberikan makanan atau asupan gizi berdasarkan tingkat seusianya. usia 0-6 bulan kami memberikan susu S26 ,untuk usia 7 bulan- 2 tahun kami memberikan susu Promild dan susu promild pun kmi lihat berdasarkan tingkat kemampuan motoriknya seperti baru bisa duduk kami memberikan Promild untuk bayi yang baru bisa duduk, begitupun dengan balita yang bisa berdiri dan berjalan, kami memberikan susu sesuia perkembanganya. Utnuk usia 3-5 tahun kami memberikan susu Dancow atau Sgm 3 mba. “30
29 Wawancara pada tanggal 12 September 2011 30 ibid
85
4. Kesehatan Anak
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dalam masalah
kesehatan anak, panti sangat perduli dengan kondisi anak asuh. Karena sesuai
dengan visinya yaitu melindungi dan mengembangkan potensi balita terlantar
agar apat tumbuh dan berkembang secara optimal. Apabila anak sakit dan
tidak diperdulikan maka akan menjadi penghambat pertumbuhan anak.
Kepedulian panti terhadap anak sudah terbukti oleh penulis. Penulis
melihat langsung dengan sigapnya panti memberikan pelayanan kesehatan
kepada anak. Apabila anak sakit, maka pengasuh/perawat segera memanggil
mantri untuk mengecek kondisi anak.31
Hal ini di ungkapkan oleh Ibu Yanti, sebagaimana berikut :
“Kami disini sangat perduli dengan kondisi anak-anak mba, karena merupakan tanggung jawab kami sebagai orang tua. Terlebih mengenai kesehatan karena kesehatan anak merupakan salah satu hal terpenting dalam pertumbuhan. Apabila ada anak yang sakit, kami langsung panggil mantri mba, kebetulan kami punya mantri pribadi. jadi anak dapat segera diobati dan obatnya sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Apabila memang dalam keadaan 2 atau 3 hari anak belum sembuh, kami langsung membawa kerumah sakit, kebetulan kami bekerja sama dengan rumah sakit haji pondok gede.”32
Dalam hal kesehatan, panti ternyata tidak hanya mengembangkan
perkembangan anak tetapi memulihkan kesehatan anak, dalam arti kata anak
yang datang dipanti berbeda latar belakang, otomatis berbeda juga
32 Wawancara kepada Bu Yanti pada tanggal 12 September 2011
86
pembawaan kesehatan anak. Ada yang sehat dan adapula yang sakit. Apabila
ada anak yang sakit (Gizi buruk) dari awal pertama masuk panti, action
pertama yang dilakukan panti dalam mengatasi kondisi anak tersebut adalah
anak dibawa ke Rumah sakit Haji Pondok Gede. Lalu panti merawatnya
sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan
perkembangan anak tersebut.
Hal ini dijelaskan pula oleh Bu Yanti sebagaimana berikut:
Biasanya anak yang seperti itu (Gizi buruk) bawaan dari bayi dan cara kami menangani anak dengan kendala sepert itu, kami membawa ke rumah sakit haji. Dengan begitu akan diketahui sakit apa dan kami mengobatinya berdasarkan resep dr.33
Selain itu kondisi anak yang diterima panti bukan hanya mengalami
gizi buruk tetapi ada anak yang lambat akan perkembangan psikomotoriknya.
Untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang berbeda yang dialami
anak, maka penanganan yang dilakukan berbeda pula.34
Hal ini dijelaskan pula oleh Bu Yanti, sebagaimana dijelaskan:
“ Kalau untuk anak yang kurang dengan perkembangan psikomotoriknya kami disini memanggil tenaga terapis mba. Mencegah kan lebih abik daripada mengobati ya mba, maka kami mengadakan kegiatan PIN. Kegiatan imunisasi disini juga rutin diadakan tiap satu bula sekali dengan kegiatan yang dinamakan PIN (pekan imunisasi nasional). Kami kerjasama dengan Puskesma Kelurahan.”35
33 ibid 34 Observasi pada tanggal 10 september 2011 35 Wawancara dengan Bu Yanti pada 12 September 2011
87
Anak yang sehat, baik sehat jasmani dan rohani akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan anak. Anak akan tumbuh berdasarkan tingkat
seusianya.
B. Perkembangan Psikososial Anak
Seperti yang kita ketahui psikososial menggambarkan satu hubungan
saling mempengaruhi yakni efek psikologi dan sosial. Hubungan ini bersifat
dinamis, terkadang ada dominasi hubungan dari keduanya. Dalam satu waktu,
efek psikologi lebih besar pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, begitupun
sebaliknya.
Kata psikologi sosial itu sendiri menggaris bawahi suatu hubungan
yang dinamis antara efek Psikologis dan Sosial, yang mana masing-
masingnya saling mempengaruhi. Kebutuhan Psikososial mencakup cara
seseorang berfikir dan merasa mengenal dirinya dengan orang lain, keamanan
dirinya dan orang lain, keamanan dirinya dan orang-orang yang bermakna
baginya, hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya serta
pemahan-pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-kejadian di
sekitarnya.36
36 Departemen Sosial, Standar Rehabilitasi Psikososial Pekerja Migran (Jakarta : 2004),h.2
88
1. Pemahaman Emosi Anak
Dalam perihal memahami emosi anak, pengasuh atau perawat sudah
memahami karakter setiap anak. Karakter anak berbeda-beda, ada yang
pendiam, ada yang pemalu, ada yang pemarah semua bisa terlihat dari bahasa
tubuh dan raut wajah mereka.
Pendapat ini dijelaskan oleh Bu Nurlly.
“Emosi anak dapat terlihat dari bahasa tubuhnya dan raut wajah. Ada anak yang mukul-mukul mainanya, berarti anak tersebut sedang marah. Ada yang menunjukan keceriaanya atau kesenanganya dengan lari-lari. Menunjukan kesedihanya denga menagis. Beda-beda deh mba cara mereka mengekpresikanya”.37 pendapat ini pun ditambahkan oleh Bu Diah, bahwa: ‘Dari raut wajah anak kita bisa melihat keadaan anak, dari raut
wajah itulah kita bisa memahami anak. Kalau misal usia 3 -5 tahun kalau dia lagi sedih ya kita bercandain, kita ajak bermain, nonton tv. Kalau usia 6 bulan-2 tahun apabila dia menagis kita liat dulu kegiatan sebelumnya seperti apa setekah minum susu/makan berarti dia nangis kemungkinan besar buang kotoran atau apabila sudah semuanya tapi masih menangis maka kita turunkan dari box dan kita belai belai sampai tertidur”38
Setidaknya, ada empat langkah agar emosi anak dapat berkembang
dengan baik.
1. Kenali jenis-jenis emosi pada anak. “Mengenali jenis emosi pada
anak penting. Sehingga pada akhirnya, si anak akan tahu benar
37 Wawancara dengan Bu Nurlly pada tanggal 10 September 2011 38 Wawancara dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011
89
kapan ia sedih, senang, murung, jijik, dan lain sebagainya,”
jelasnya.
2. Selain memperkenalkan jenis emosi kepada anak, langkah kedua
adalah mengajarkan mereka untuk mengelola emosinya. “Langkah
kedua ini penting, agar anak tersebut mampu mengekspresikan
emosinya dengan baik,” katanya.
3. Setelah si anak diberikan pemahaman dan pengelolaan emosi ialah
ajari mereka untuk memahami emosi orang lain. “Pada tahap ini,
mereka akan paham kondisi seseorang saat sedang marah karena ia
pun pernah mengalami hal tersebut. Mereka tidak akan tahu
seseorang sedang marah, jika ia tidak pernah mengalaminya,”
ungkapnya.
Setelah semua tahapan emosi sudah dikenali pada anak, selanjutnya
adalah ajari mereka untuk bersedia berkorban untuk orang lain. “Tahap
terakhir ini juga penting karena dapat melahirkan empati terhadap orang lain,”
tandasnya.39
39 http://melafirraz.wordpress.com/2011/01/07/empat-langkah-agar-anak-cerdas-secara-emosi/
90
Anak sangat memerlukan orang yang bisa ia percayai, yang mengenal
dirinya dan menjaganya. Didalam mengekpresikan emosi anak, anak
membutuhkan orang yang dekat denganya.
Hal ini diungkapkan oleh Bu Diah bahwa :
“Ketika Anak mengekpresikan emosinya , seperti emosi sedih anak menuju siapa orang dewasa yang dia lihat saat itu.”40
2. Model Pengasuhan Anak
Dalam kegiatan sehari-hari didalam panti, ada saja kegiatan anak-
anak. Dari mulai belajar, bermain, beribadah. Semua itu tidak lepas dari
pengasuhan pengasuh. Dari sinilah terlihat model pengasuhan anak.
Berasarkan pengamatan penulis, model yang digunakan oleh pengasuh
berbeda-beda, sesuai dengan kondisi kegiatan anak.
Hal ini dijelaskan oleh Ibu Diah, bahwa:
“Kami pada umunya gaya pengasuhan yang diberikan itu otoratif (kondisiona, tergantung situasil)mba, jadi ada saatnya kami melarang kalau memang tindakanya membahayakan dan ada saatnya kami mengizinkan anak apabila itu tidak membahayakan. Seperti apabila anak berlari-lari didalam ruangan kami melarangnya mba, karena khawatir kebentur benda yang didalam dan juga terlalu banyak anak didalam.”41
40 Wawancara dengan Bu Diah pada tgl 12 September 2011 41 Wawancara dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011
91
Dalam hal ini pula, model pengasuhan anak bukan saja diterapkan
didalam kegiatan anak, tetapi pemberian izinpun juga menggunakan model
pengasuhan. Anak-anak yang sudah duduk dibangku Sekolah Taman
kanak-kanak, pastinya mendapatkan pengalaman baru, baik dari
lingkungan, orang dewasa yang ditemui dan teman-teman baru. Dengan
kata lain mereka melewati batas karantina lingkungan panti. Tidak
menutup kemungkinan untuk anak setelah kegiatan dari sekolah dan
kembali ke panti untuk meminta izin keluar panti dengan alasan bermain
dengan teman-teman atau bertemu ibu guru.42
Hal ini dijelaskan oleh Bu Diah:
Anak-anak suka meminta izin keluar dengan alasan yang berbeda-beda, tetapi didalam panti tidak mengizinkan begitu saja. Kebanyakan dari mereka mengikuti mba, tapi kamipun menjelaskan kenapa tidak dizinkan ke luar dengan gitu diharapkan anak tidak marah. Tapi ada juga mba yang sampai nangis dan apabila nangis, kami alihkan dengan kegiatan, seperti nonton. Dengan begitu anak lupa dengan keinginanya.43
Pernyataan ini ditambahkan oleh Bu Nurlly:
“Iya mba disini anak minta izin keluar panti berbeda-beda alasan. Tetapi keseringan anak yang bisa keluar panti hanya dengan alasan sekolah, dijemput keluarganya dan kerumah sakit mba. Tetapi terkadang kita semua keluar panri untuk jaln-jalan mba. “44
42 Observasi pada tanggal 11 September 2011 43 Wawancara pribadi dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011 44 Wawancara Pribadi dengan Bu Diah pada tanggal 12 September 2011
92
Model pengasuhan yang diberikan panti kepada anak bersifat
situasioanal, tergantung keadaan. Tidak hanya meberikan larangan, tetapi
disertai alasan dengan begitu anak akan memahami dan dapat mempengaruhi
kecerdasan emosinal anak.
C. Perkembangan Spiritual Anak
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
1. Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau
ketidakpastian dalam kehidupan,
2. Menemukan arti dan tujuan hidup,
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan
dalam diri sendiri,
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang
maha tinggi.45
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang
45 http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2010/12/04/pengertian-spiritual/
93
kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang
berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan
dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-
unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan
kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang
menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik,
sosiologikal dan spiritual.
1. Motivasi yang diberikan pengasuh agar anak taat kepada Tuhanya
Anak-anak selain makhluk sosial juga merupakan makhluk
spiritual. Spiritual memberi arah dan arti pada kehidupan. Spiritualitas
adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih besar
daripada kekuatan diri kita. Suatu kesadaran yang menghubungkan kita
langsung dengan Tuhan. Untuk itu orang tua wajib menanamkan nilai-nilai
dan ajaran agama kepada anak-anak. Mengabaikan pendidikan nilai-nilai
spiritual ini berarti mengingkari sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Hal ini dijelaskan oleh Bu Nurlly, bahwa :
“Karena disini anak-anak ya mba, jadi kita disini cara mengajarkanya juga berbeda dengan anak yang 6 tahun ke atas dan mereka sholat pun tidak seperti orang dewasa ya mba yang 5 waktu, jangankan anak kecil mba, kita sendiripun kadang masih suka ada yang bolong. Kami memulai mengajarkan mereka dengan kami suka
94
menceritakan tentang nabi-nabi, mengajarkan mereka sholat dengan begitu mereka perlahan-lahan menjadi terbiasa.”46
2. Warisan Budaya dalam mencerdaskan Spiritualitas
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang
kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang
berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan
dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Spiritual juga
bukan hanya dilihat berdasarkan hamba dengan Tuhanya melainkan salah
satu tradisi budaya/warisan yang diberikan kepada anak pun merupakan
spiritualitas.
Dari pengamatan yang penulis lakukan, dalam hal ini penulis tidak
menemukan tradisi yang dibawa anak kedalam panti. Karena memang anak
terlalu kecil untuk berada didalam panti, dan hanya sebentar waktu mereka
bersama keluarganya bahkan ada yang sama sekali belum pernah tinggal
bersama keluarganya. Jadi belum ada tradisi-tradisi yang dibawa anak
kedalam panti.
Pernyataan ini ditambahkan oleh Bu Nurlly :
46 Wawancara pribadi dengan Bu Nurlly pada 12 September 2011
95
“Karena mereka masih pada kecil ya mba waktu ditaruh disini, jadi tidak ada ritual apa-apa yang mereka lakukan mba. Kecuali mereka yang masih mempunyai keluarga, mereka diizinkan keluar panti”.47
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau
mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan
mempunyai dua pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur
atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-
lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan
dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang
atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan
(belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope), harapan
merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa
kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang
menyenangkan.
Karena mayoritas anak-anak, karyawan, staf-staf panti beragama
islam. Spiritualitas/tradisi yang dilakukan didalam panti sama dengan
lingkungan rumah. Apabila ada perayaan besar seperti Idul Adha dan Idul
Fitri maka mereka pun merayakanya, tetapi yang berbeda sebagian dari
mereka tidak merayakan bersama dengan keluarga, berbeda dengan anak-anak
yang mempunyai keluarga mereka merayakan bersama keluarganya.
47 Wawancara dengan Bu Nurlly pada tgl 12 September 2011
96
Hal ini dijelaskan oleh Bu Nurlly yaitu:
“Mereka yang memiliki keluaga diizinkan pulang,mereka merayakan bersama keluarganya. Sedangkan anak yang tidak memiliki keluaga mereka merayakan bersama-sama pengasuh-pengasuh dipanti. Karena hari raya pun saatnya kami masuk ya masuk. Mereka kami pakaikan baju baru, sepatu baru dan makan-makan dipanti. Setelah itu kami mengunjugi rumah-rumah pengasuh yang bersedia mengadakan acara untuk anak-ank panti dumahnya.”48
Anak-anak yang terbina kehidupan rohani dan spiritualnya cenderung
tumbuh kembang menjadi orang dewasa yang mengutamakan ibadah dan taat
kepada Tuhan, sehingga dapat menjadi orang yang bertanggung jawab
dimasyarakat. Sebaliknya anak-anak yang tidak terbina imanya, akan menjadi
orang dewasa yang cenderung berkepribadian labil dan mudah terpengaruh
oleh nilai-nilai negatif, akibatnya mereka menjadi beban sosial di
masyarakat.49
48 ibid 49 http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2010/12/04/pengertian-spiritual/
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini yang mengacu
pada beberapa pertanyaan dalam rumusan masalah di atas, akhirnya diperoleh
serangkaian kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis pada perkembangan biopsikososial spiritual anak di
Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa adalah dari segi Biologi
anak berkembang sesuai usianya, terlihat dari berat badan, tinggi badan
dan penampilan. Hal ini didorong dari asupan gizi yang diberikan oleh
panti, dimana anak diberikan makanan 4 sehat 5 sempurna yang sesuai
dengan ahli gizi dari Puskesmas Kecamatan. Dari sisi Psikososial anak
salah satunya terlihat dari emosi, emosi anak berkembang dengan baik,
anak mengekpresikan emosinya sesuai dan tidak berlebihan. Ekpresi sedih,
anak menangis dan ketika dihampiri orang dewasa atau dialihkan dengan
mainan maka anak tersebut berhenti menangis. Pada intinya Anak
memerlukan orang yang bisa ia percayai. Selain emosi, didalam hubungan
dengan lingkungan, teman sebaya, anak tidak mengalami banyak
kesulitan. Hal ini dikarenakan, anak tinggal dalam satu ruangan lebih dari
10 orang dan anak pun sering mendapatkan kunjungan dari orang luar, jadi
hal ini menyebabkan anak tidak sulit untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Dari sisi spiritual, kecerdasan spiritual anak di panti
98
menunjukan bahwa anak cerdas sesuai dengan tingkat usianya. Mereka
belajar sholat, mendengarkan cerita Nabi-Nabi dan mengaji. Hanya saja
anak belum melakukan sholat 5 waktu.
2. Hasil analisis dari proses perkembangan biopsikosoial spiritual Anak di
Panti Sosial Tunas Bangsa adalah panti memberikan yang terbaik untuk
anak. Hal ini sesuai dengan visi panti yaitu melindungi dan
mengembangkan potensi balita terlantar agar tumbuh dan berkembang
secara optimal. Hal ini dibuktikan dengan pemberian makanan dengan
menu 4 sehat 5 sempurna, kegiatan olahraga untuk menunjang fisiknya,
Mengaji, sholat, menceritakan kisah Nabi untuk kecerdasan spiritualnya
dan hubungan dengan orang luar, untuk mencerdaskan kecerdasan
psikososialnya.
B. Saran-saran
Berdasarkan dari hasil penelitian beserta kesimpulan yang telah
dijelaskan dalam skripsi ini, penulis memliki beberapa saran-saran yang akan
di sampaikan oleh Panti PSAA Tunas Bangsa. Saran-saran tersebut
diantaranya ialah :
a. Pengasuh harus lebih memahami emosi anak, agar anak merasa dirinya
diperhatikan dengan baik dan anak dapat lebih dekat dengan pengasuh.
99
b. Kepada PSAA Balita Tunas Bangsa, disarankan untuk terus mengungkap
keberadaan keluarga dari anak yang berada di panti karena sesungguhnya
keluarga adalah solusi terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.
c. Kepada PSAA Balita Tunas Bangsa, disarankan menambah jumlah
pengasuhnya karena jumlah pengasuhnya yang ada sekarang terbilang
kurang, penambahan tenaga pengasuh tersebut dimaksudkan agar anak
mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari para pengasuh sehingga
anak merasa di dalam sebuah keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak 3 Tahun Pertama, Bandung : PT
Refika Aditama), cet:1
Ali, Muhama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Amani,
1979) h.210.
Bugins, Burhan, Analisis data penelitian kualitatif, ( jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), cet.ke-2, h.39
Departemen Sosial RI, Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat
Kesejahteraan anak, keluarga dan Lanjut Usia, Petunjuk Pelaksanaan
Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, 1999, h.1.
Departemen Sosial, Standar Rehabilitasi Psikososial Pekerja Migran ( Jakarta :
2004),h.2
Drs. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), cet ke-
1,h.41
Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Bekasi: PT Delta Pamungkas, 2004), cet. IV. H. 4
Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak, ( Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama),
cet ke-6, h.117-118
Moleong, Lexy J, “ Metodelogi Penelitian kualitatif”, (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya, 2000), h.3
Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No.4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
AnakProfil Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, h.2.
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Anak (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet ke-
3, h. 166
Syaidah, Khasanah, “Pemikiran Pendidikan Anak” dalam“ Abdullah Nashih
‘Ulwan”, Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1425
H/2005 M, h. 32
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Surabaya:Media Center 2006).h.117
UU Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002
UU RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
INTERNET
Daniel Goleman's “emotional intelligence” artikel di atas diakses Sabtu 26 Februari
2011 dar http://www.businessballs.com/eq.htm
Gexcess,PerkembanganAnak,darihttp://www.g.excess.com/id/study/perkembangan_a
nak.html
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/27/pengertian-emosi/
Http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/perkembangan-kognitif-dalam-persepektif-
piaget/(senin/13 juli 2009)
http://www.kalbe.co.id/files/ck/15909Prevalensibeberapafaktorgangguanpsikososial.
Wawancara
Wawancara dengan pengasuh bernama Ibu Nurlly
Wawancara pribadi dengan Ka.Sie. Sosialisasi dan Pengembangan bernama Ibu Diah
Purwatiningsih
Wawancara pribadi dengan sie. Asuhan dan Keperawatan bernama Ibu Sri Marsiyanti
PEDOMAN WAWANCARA STAFF.SIE ASUHAN KEPERAWATAN
1. Nama lengkap : Sri Marsiyanti
2. Nama Panggilan : yanti
3. Nama ini sial : SM
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tanggal Wawancara : 8 september
6. Tingkat Pendidikan Terakhir : SLTA
7. Jabatan Di Panti : Staff asuhan keperawatan (peksos fugsional)
8. Status Pegawai : Tetap
9. Lama Kerja di Panti : 7 tahun
10. Kegiatan olahraga apa yang diberikan kepada anak dalam menunjang
kesehatan fisik anak?
Kegiatan olahraga yang dilakukan anak-anak disini ya sama seperti anak pada seusianya. Untuk usia 3-5 tahun mereka bermain bola, bersepeda dan senam. Untuk senam kami memanggi guru mba, jadi bukan karyawan disini yang mengajarkan. Sedangkan untuk bayi berusia 0-6 bulan mereka kegiatan ruinitasnya dijemur mba pada pagi hari, supaya mereka mendapatkan sinar matahari. Sedangkan untuk anak yang baru bisa merangkak, merembet, mereka kami taruh di kereta dorong mba.
11. Pertolongan pertama apa yang diberikan pengasuh/perawat ketika anak sakit? Tergantung sakitnya mba, disini kebetulan kita ada mantri ya, namanya pa Usman Pramudiana, jadi kalau ada yang dema, kita langsung cek mba sakit apa, dan kita memberikan obat sesuai sakitnya. Dan jika diberikan obat belum sembuh juga kita kerumah sakit, kebetulan panti kerja sama dengan rumah sakit Haji Pondok Gede mba dan biasa dr. Yang nangani anak dr.ismail, dr.Solihin, dr. Elly. Apabila anak harus dirawat inap atau rawat jalan ya kita laksanakan sesuai anjuran dr. Aja mba
12. Menu makanan apa yang diberikan kepada anak dalam menunjang kesehatan anak? Menu makanan anak-anak pergantianya dalam 10 hari sekali mba, kami memberikan 4 sehat 5 sempurna, untuk daging kami lebih mengutamakan daging ikan karena banyak proteinya. Daftar menu makanan untuk lebih lengkapnya nanti ikut saya ke dapur ya mba, disana ada menu makanan anak lebih lengkapnya. Trus juga kami disini memberikan susu berdasarkan tingkat usianya, usia 0-6 bulan kami memberikan susu S26 ,untuk usia 7 bulan- 2 tahun kami memberikan susu Promild dan susu promild pun kmi lihat berdasarkan tingkat kemampuan motoriknya seperti baru bisa duduk kami memberikan Promild untuk bayi yang baru bisa duduk, begitupun dengan balita yang bisa berdiri dan berjalan, kami memberikan susu sesuia perkembanganya. Utnuk usia 3-5 tahun kami memberikan susu Dancow atau Sgm 3 mba. Kami memberikan menu makanan dan susu itu kami laporkan dulu
sebelumnya ke ahli gizi Puskesmas kecamatan. Apabila disetujui baru kami berikan ke anak-anak.
13. Bagaimana cara mengatasi perkembangan fisik anak apabila anak tidak tumbuh sesuai berdasarkan usianya, seperti tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai usianya? Biasanya anak yang seperti itu bawaan dari bayi dan cara kami menangani anak dengan kendala sepert itu, kami membawa ke rumah sakit haji. Dengan begitu akan diketahui sakit apa dan kami mengobatinya brdasarkan resep dr. Kalau untuk anak yang kurang dengan perkembangan psikomotoriknya kami disini memanggil tenaga terapis mba. Kgiatan imunisasi disini juga rutin diadakan tiap satu bula sekali dengan kegiatan yang dinamakan PIN (pekan imunisasi nasional). Kami kerjasama dengan Puskesma Kelurahan.
PEDOMAN WAWANCARA KA.SIE SOSIALISASI DAN PENGEMBANGAN
1. Nama lengkap : Dra. Diah Ratnaningsih
2. Nama Panggilan : Diah
3. Nama ini sial :DR
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tanggal Wawancara : 12 september
6. Tingkat Pendidikan Terakhir : S1. Kesejahteraan Sosial STKS Bandung
7. Jabatan Di Panti :Ka. Sie
8. Status Pegawai : Tetap
9. Lama Kerja di Panti : 17 tahun
10. Bagaimana Pengasuh dalam memahami emosi anak?
Dari raut wajah anak kita bisa melihat keadaan anak, dari raut wajah itulah kita bisa memahami anak. Kalau misal usia 3 -5 tahun kalau dia lg sedih ya kita bercandain, kita ajak bermain, nonton tv. Kalau usia 6 bulan-2 tahun apabila dia menagis kita liat dulu kegiatan sebelumnya seperti apa setekah minum susu/makan berarti dia nangis kemungkinan besar buang kotoran atau apabila sudah semuanya tapi masih menangis maka kita turunkan dari box dan kita belai belai sampai tertidur.
11. Dengan cara apa anak mengekpresikan rasa marah, sedih dan bahagia?
Seperti anak pada umumnya ya, kalau marah ya dia cemberut, mukul mukul mainanya, kadang ada yang sambi nangis marahnya. Kalau lagi sedih ada yang diem aja mba, nangis sambil teriak, ibu ibu panti dia nakal sama aqu. Kalau lagi bahagia ada yang lari-lari, nyanyi. Beda-beda mba, tergantung orangnya.
12. Apa reaksi anak jika tidak di izkan keluar panti?
Anak-anak suka meminta izin keluar dengan alasan yang berbeda-beda, tetapi didalam panti tidak mengizinkan begitu saja. Kebanyakan dari mereka mengikuti mba, tapi kamipun menjelaskan kenapa tidak dizinkan ke luar dengan gitu diharapkan anak tidak marah. Tapi ada juga mba yang sampai nangis dan apabila nangis, kami alihkan dengan kegiatan, seperti nonton. Dengan begitu anak lupa dengan keinginanya
13. Kepada siapa anak mengadu dalam kondisi senang ataupun sedih?
Merka mengadu kepada siapa yang dilihatnya saat itu, atau pengasuh/perawat yag berada didalam ruangan itu.
14. Bagaimana gaya pengasuhan yang diberikan anak? (permisif, otoriter, otoratif)
Kami pada umunya gaya pengasuhan yang diberikan itu otoratif mba, jadi ada saatnya kami melarang kalau memang tindakanya membahayakan dan ada saatnya kami mengizinkan anak apabila itu tidak membahayakan. Seperti apabila anak berlari-lari didalam ruangan kami melarangnya mba, karena khawatir kebentur benda yang didalam dan juga terlalu banyak anak didalam
PEDOMAN WAWANCARA PENGASUH
1. Nama lengkap : Nurlly
2. Nama Panggilan : ema
3. Nama ini sial :NR
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Tanggal Wawancara : 12 september
6. Tingkat Pendidikan Terakhir : SLTA
7. Jabatan Di Panti :Pengasuh
8. Status Pegawai : Tetap
9. Lama Kerja di Panti : 20 tahun
10. Dorongan apa yang diberikan pengasuh/perawat terhadap anak supaya mereka
taat kepada Tuhanya?
Kami suka menceritakan tentang Nabi-nabi, mengajarkan mereka sholat dengan begitu mereka perlahan-lahan menjadi terbiasa.
11. Pengalaman ritual apa yang diberikan/ditularkan keluarga anak? Dan apakah
ritual anak tersebut masih kebawa didalam panti?
Karena mereka masih pada kecil ya mba waktu ditaruh disini, jadi tidak ada ritual apa-apa yang mereka lakukan mba. Kecuali mereka yang masih mempunyai keluarga, mereka diizinkan keluar panti.
12. Ketika ada perayaan hari besar seperti hari raya Idul fitri dan Idul Adha, apa
yang dilakukan anak-anak? Dan dengan anak yang memiliki keluarga apakah
merayakan bersama keluarganya/ serta tradisi apa yang biasa mereka lakukan?
Dan bagaimana dengan anak yang tidak memiliki keluarga?
Mereka yang memiliki keluaga diizinkan pulang,mereka merayakan bersama keluarganya. Sedangkan anak yang tidak memiliki keluaga mereka merayakan bersama-sama pengasuh-pengasuh dipanti. Karena hari raya pun saatnya kami masuk ya masuk. Mereka kami pakaikan baju baru, sepatu baru dan makan-makan dipanti. Setelah itu kami mengunjugi rumah-rumh pengasuh yang bersedia mengadakan acara untuk anak-ank panti dumahnya.
13. Bagaimana cara pengasuh/perawat dalam mengenalkan Tuhanya untuk
pertama kalinya kepad anak?
Kami mengajarkan sholat. Mengaji, dan membacakan cerita-cerita Nabi.
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama : Febby ( FA ) Tempat : Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa Tanggal Pengamatan : 7 September 2011
1. Mengamati Perkembangan BIO anak
FA merupakan salah satu balita yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. FA berusia 1 tahun 10 bulan, tinggi badan 70 cm, berat badan 8 kg. FA berambut botak 2 cm, selain itu FA berhidung mancung, memiliki bulu mata yang sangat lentik, berkulit putih, bola mata bulat kecil yang berwarna hitam, semua itu membuat FA terlihat tampan. Penampilan FA sangat menarik, membuat calon adoptan ingin mengadopsi. Ketertarikan adoptan kepada FA dikarenakan FA lucu, apabila dipanggil FA langsung tertawa, itu yang membuat adoptan menyukainya.
2. Mengamati Perkembangan Psiko Anak
Stabilitas emosional FA tergantung situasi (situasional). Terkadang suka rewel apabila tidak di izinkan turun dari box. Tetapi sikap murah senyum FA itu yang membuat FA selalu terlihat ceria.
3. Mengamati Perkembangan Sosial
a) Hubungan Anak dengan Teman Sebaya
Hubungan anak dengan teman sebaya didalam box sangat erat. Hal ini terbukti dari suka bercandanya FA dengan teman satu box, tertawa, bahkan berebut botol susu dari teman satu boxnya. Tetapi anehnya yang terjadi salah satu balita yang ada dialam box itu tidak menangis melainkan tertawa.
b) Hubungan Anak dengan Pengasuh
Hubungan FA dengan pengasuh cukup baik, salah satu pengasuh terdekatnya adalah mba Dewi. Kedekatan ini terjalin karena FA membuat mba Dewi kagum.
c) Hubungan Anak dengan pihak lain
Hubungan FA dengan pihak lain terjalin baik. Hal ini terbukti dari hubungan FA dengan volunteer dan calon adoptan. FA tidak gelisah apabila ada orang asing masuk. FA bahkan terlihat senang apabila ada yang mengunjunginya. Rasa senangnya terlihat dari senyuman FA. Setiap hari kamis volunteer mengunjungi Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. Volunteer mengajak balita bermain dan bernyanyi.
PEDOMAN PENGAMATAN
Nama : Kysha Cimico (KC) Tempat : Panti Sosial Asuhan Anak Tunas Bangsa Tanggal Pengamatan : 08 September 2011
1. Mengamati Perkembangan BIO anak
KC merupakan salah satu balita yang ada di Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa. KC berusia 3 tahun , tinggi badan 87 cm, berat badan 15 kg. KC berambut lurus, selain itu KC berhidung mancung, berkulit putih, bermata sipit. Stabilitas emosional KC tergantung pada orang dewasa yang dilihatnya. KC cenderung pendiam dengan orang baru.
2. Mengamati Perkembangan Sosial
a) Hubungan Anak dengan Teman Sebaya
Hubungan KC dengan teman sebaya terlihat akrab. Hal ini terbukti dari suka bermain boneka bersama, kuda-kudaan, ayunan, perosotan. Tetapi terkadang KC terlihat bermain sendirian.
DAFTAR MENU MAKANAN ANAK DALAM 10 HARI di PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK TUNAS BANGSA
Hari Pagi Snack Siang Snack Sore Snack 1 -Susu,
-Bayam -Roti bakar -air putih
-Air putih, -Bistik daging -Tahu kecap -Tumis wortel
-Tehmanis, -Agar-agar
-Nasi putih, udang goreng, -tempe goreng, -capcai
-Susu ultra -Biskuit
2 -Susu -Miegoreng Sosis
-Bubur kacang hijau -Air putih
-Nasi putih -Ayam Goreng -Sayur Soup -Buah Pepaya
-Teh Manis -Lemper
-Nasi Putih -Lele Goreng -Bacem Tahu -Cah Kangkung
-Susu -Bolu Kukus
3 -Susu -Nasi Goreng -Dadar Telor
-Bakso kuah -Air Putih
-Nasi Putih -Semur Ati -Tempe -Sayur kare - Buah Apel
-Teh Manis -Kue Talam
-Nasi Putih -Gurame -Kering Tempe -Sayur Lodeh
-Susu -Roti Manis
4 -Susu -Nasi Putih -Nuget Goreng
-Arem-arem -Tahu Sumedang -Air Putih
-Nasi Putih -Ikan Kembung -Tahu Bacem
-Teh Manis -Pisang Goreng
-Nasi Putih -Empal Goreng -Tempe Goreng -Tumis Sawi
-Susu -Biskuit
5 -Susu -Telor Rebus
-Bubur sum-sum -Air putih
-Nasi putih -Perkedel -Kentang -Kerupuk
-Teh manis -Kue mangkok
-Nasi putih -Semur daging -Tahu goring -Bening bayam
-Susu -Biscuit
6 -Susu -Nasi putih -Telor dadar -Tumis buncis -Tempe
-Kue hungkue -Pisang Air putih
-Gurame goreng -Kangkung -Semangka
-Ice cream -Bolu kukus
-Nasi putih -Rawon -Tempe goreng -Bayam
-Susu -Kue mangkok
7 -Susu -Nasi putih -Sarden -ketimun
-Jus jambu -Nasi putih -Mendoan -Empal -Melon
-Teh manis -Kue nogosari
-Nasi putih -Telor ddadar -Kerupuk udang -Sayur lodeh
-Susu -Kue pisang
8 -Susu -Mie rebus
-Pukis keju -Kue pepek
-Nasi putih -Ayam goring
-Teh manis -Risol
-Nasi putih -Udang tepung
-Susu -biskuit
-Telor -bakso
-Air putih -Kimlo -jeruk
-Tempe goreng -orek-orek sawi
9 -Susu -Nasi uduk -Semur tahu -Telor dadar
-Nogosari -jeruk
-Nasi putih -Semur daging -Tahu goreng -Tumis buncis
-Teh manis -lemper
-Nasi putih -Opor ayam -Bakwan -Tumis sawi
-Susu -Kue pisang
10 -Susu -Lontong sayur -Opor ayan -kerupuk
-Kue bika ambon -Teh manis
-Nasi putih -Ikan tuna -Tempe goreng -Sayur bening bayam -Wortel -semangka
-The manis -pastel
-Nasi putih -Soto ayam -Perkedel -Kentang -emping
-Susu -Martabak manis
Dokumentasi Foto-foto
WBS “FA” didalam box bayi WBS “KC” bersama temanya
z
Balita yang berada di PSAA Tunas Bangsa Kegiatan Anak di Taman Bermain