JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI …/Desain... · 6. Teman-teman “Paramore...
-
Upload
nguyenkiet -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI …/Desain... · 6. Teman-teman “Paramore...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESAIN INTERIOR
SOLO INDIE FASHION CONSPIRACY
DENGAN PENDEKATAN PADA GAYA MODERN ROCK
DI SURAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Disusun oleh :
KANDIAWAN BANGUN KUSUMO
C 0805019
JURUSAN DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PERSETUJUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DESAIN INTERIOR SOLO INDIE FASHION CONSPIRACY
DENGAN PENDEKATAN PADA GAYA MODERN ROCK DI SURAKARTA
Oleh : Kandiawan Bangun Kusumo C0805019
Telah disetujui pada mata kuliah Kolokium dan Tugas Akhir Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2010
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Soepono Sasongko, M.Sn Drs. Supriyatmono, M.Sn
NIP. 19570319 198903 1 001 NIP. 19560117 198811 1 001
Mengetahui
PENGESAHAN
DESAIN INTERIOR
SOLO INDIE FASHION CONSPIRACY DENGAN PENDEKATAN PADA GAYA MODERN ROCK
Koordinator Tugas Akhir
Iik Endang Siti W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2 002
Ketua Jurusan
Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn NIP. 19621221 199201 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DI SURAKARTA
Oleh : Kandiawan Bangun Kusumo C0805019
Telah disahkan dan dipertanggung jawabkan pada Sidang Tugas Akhir
Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Surakarta Pada hari Senin,26 Juli 2010
Tim Penguji:
1. Ketua Sidang
Drs. Rahmanu Widayat,M.Sn, .................................
NIP. 19621221 199201 1 001
2. Sekretaris Sidang
Anung B Studyanto, S.Sn, MT ................................. NIP. 19710816 200501 1 001
3. Penguji I
Drs. Soepono Sasongko, M.Sn ................................. NIP. 19570319 198903 1 001
4. Penguji II
Drs. Soepriyatmono, M.Sn .................................
NIP. 19560117 198811 1 001
Mengetahui
PERNYATAAN
Nama : Kandiawan Bangun Kusumo
NIM : C0805019
Ketua Jurusan Desain Interior
Drs. Rahmanu Widayat, M. Sn NIP. 19621221 199201 1 001
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Drs. Sudarno, M.A NIP. 19530315 198506 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Tugas Akhir Berjudul “Desain
Interior Solo Indie Fashion Conspiracy Dengan Pendekatan Pada Gaya Modern Rock
di Surakarta” adalah benar benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-
hal yang bukan karya saya. Dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi Akademik.
Surakarta, 28 Juli 2010
Yang membuat pernyataan
Kandiawan Bangun
NIM. C0805019
MOTTO
Lelaki yang paling lemah adalah Lelaki yang mudah menyerah..
Musik menjadikan hidup lebih bermakna dan berwarna..
Hidup adalah Perjuangan..
Pengalaman adalah Guru yang Terbaik..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal-hal kecil dapat membuat Perubahan Besar..
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, pada akhirnya penulis telah
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir: Perancangan Interior fashion street centre di
Surakarta, sebagai salah satu syarat kelengkapan kelulusan Jurusan Desain Interior, Fakultas
Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Untuk itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan moril dalam penyelesaian tugas ini, dan pernyataan
rasa terima kasih ini penulis haturkan kepada :
1. Pihak Dosen dan Civitas Akademika yang turut mendukung penulis, terutama kepada
:
a. Bapak Drs. Soepono Sasongko, M.Sn, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
inspirasi dan bimbingan dalam proses perancangan Tugas Akhir
Karya ini saya persembahkan untuk :
“Ibunda tercinta yang dengan sabar memberikan semangat dan doa.
Teman-teman yang saling bantu membantu dalam susah maupun senang Semua umat manusia..”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Bapak Drs. Soepriyatmono, M.Sn, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
banyak pengarahan dalam penyusunan karya Tugas Akhir.
c. Bapak Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku ketua Sidang Tugas Akhir dan Ketua
Jurusan Desain Interior yang telah memberikan petunjuk dan himbauan.
d. Bapak Anung B Studyanto, S.Sn, M.T, selaku Sekretaris Sidang Tugas Akhir.
e. Ibu Lu’lu’ Purwaningrum, S.Sn, MT selaku Pembimbing Akademik saya yang
dengan sabar memberi dukungan dan motivasi.
2. Ibuku yang telah mendukung dan mendorong semangat serta doa selama ini.
3. Rekan-rekan Jurusan Desain Interior seperjuangan, Joko Purnomo (2005), Achmad
Khadafi (2005), Arya Pradana (2002), Yogie Irawan Cendana (2004) dan Afrian
Prasetya (2005) yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Kalian yang Terbaik..!!
4. Teman-teman “Remain Silent” ( Imam, Mancrot, Beti dan Moses).
5. Teman-teman “Anatomi” (Yogie, Tatag dan Japrak).
6. Teman-teman “Paramore Cover” (Fendi, Takur, Uci)
7. Band-Band penginspirasi dan selalu menjadi playlist winamp-ku yang selalu
menemani saat pengerjaan Tugas Akhir ini (Nirvana, Silverchair, Foo Fighters, Alice
In Chains, Stone Temple Pilots, Soundgarden, Violent Soho, The Vines, Navicula,
Cupumanik, Sporadic Bliss, dll..)
Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan oleh seluruh pihak akan
mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata, dalam penulisan dan penyusunan Tugas
Akhir: Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy Dengan Pendekatan Pada Gaya
Modern Rock di Surakarta ini mungkin masih ada kekurangan, oleh karena itu segala saran
dan kritik yang berguna untuk melengkapi kesempurnaan Makalah Tugas Akhir ini. Dan
semoga penulisan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 28 Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
ABSTRAKSI ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH .......................................... 1
B. BATASAN MASALAH ........................................................... 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. RUMUSAN MASALAH .......................................................... 2
D. TUJUAN ................................................................................... 3
E. SASARAN ................................................................................ 3
F. MANFAAT…………………………………………………... . 4
G. METODOLOGI ........................................................................ 5
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ........................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
........................................................................................................ 16
........................................................................................................
A. DEFINISI JUDUL ....................................................................
........................................................................................................ 16
........................................................................................................
B. TINJAUAN STREET FASHION ............................................
........................................................................................................ 17
1. Sejarah street fashion ............................................................
........................................................................................................ 17
C. SEJARAH INDIE FASHION STORE ....................................
........................................................................................................ 18
D. TINJAUAN PERAGAAN FASHION .....................................
........................................................................................................ 19
1. Sejarah Perkembangan Peragaan Fashion ............................
........................................................................................................ 19
2. Fashion Show ........................................................................
20
3. Interior Fashion Show ...........................................................
........................................................................................................ 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bentuk Catwalk .....................................................................
25
5. Standarisasi interior ..............................................................
........................................................................................................ 28
a. Unsur Ruang ...............................................................
......................................................................................... 28
1. Lantai ........................................................
........................................................ 28
2. Dinding ........................................................
........................................................ 28
3. Langit-langit ..................................................
........................................................ 30
b. Sistem Interior ..............................................................
......................................................................................... 32
1. Pencahayaan ..................................................
........................................................ 32
2. Penghawaan ...................................................
........................................................ 52
3. Akustik ........................................................
........................................................ 54
c. Panggung dan Pelengkapnya .......................................
......................................................................................... 56
d. Sistem Keamanan ........................................................
....................................................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. TINJAUAN KHUSUS AREA PENJUALAN ..........................
.......................................................................................................................... 66
..........................................................................................................................
1. Sistem Pelayanan ..................................................................
........................................................................................................ 66
........................................................................................................
2. Sistem Display .....................................................................
........................................................................................................ 66
3. Prinsip Desain Sarana Penjualan ..........................................
........................................................................................................ 76
3. Standarisasi Area Penjualan ..................................................
........................................................................................................ 77
F. ORGANISASI RUANG ...........................................................
........................................................................................................ 84
........................................................................................................
G. ELEMEN PEMBENTUK RUANG .........................................
.......................................................................................................................... 86
H. INTERIOR SYSTEM ..............................................................
........................................................................................................ 88
I. COLOR IN INTERIOR DESIGN .............................................
.......................................................................................................................... 90
BAB III PROGRAMMING .........................................................................
........................................................................................................ 93
A. PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
INTERIOR SOLO INDIE FASHION CONSPIRACY .................
........................................................................................................ 93
........................................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Pengertian proyek .................................................................
........................................................................................................ 93
2. Tujuan dan manfaat ..............................................................
........................................................................................................ 93
B. ASUMSI LOKASI ....................................................................
........................................................................................................ 94
C. PROGRAMMING ....................................................................
........................................................................................................ 95
1. Status Kelembagaan ...............................................................
........................................................................................................ 95
........................................................................................................
a. Pokok Kegiatan Utama .....................................................
........................................................................................................ 97
b. Program Kegiatan ..............................................................
........................................................................................................ 97
c. Analisa Kebutuhan Ruang ..................................................
........................................................................................................ 99
d. Waktu Kegiatan .................................................................
........................................................................................................ 100
e. Organisasi Ruang ...............................................................
........................................................................................................ 101
f. Jenis Ruang dan FasilitasRuang .........................................
........................................................................................................ 104
g. Besaran Ruang ...................................................................
........................................................................................................ 106
h. Hubungan Antar Ruang .....................................................
........................................................................................................ 108
D. KONSEP DESAIN ...................................................................
........................................................................................................ 110
a. Ide Gagasan .......................................................................
........................................................................................................ 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Tema ..................................................................................
........................................................................................................ 110
c. Aspek Suasana ...................................................................
........................................................................................................ 113
d. Elemen Pembentuk Ruang .................................................
........................................................................................................ 114
e. Interior System ...................................................................
........................................................................................................ 115
BAB IV PENUTUP ......................................................................................
........................................................................................................ 118
A. KESIMPULAN .............................................................................
........................................................................................................ 118
1. Pengertian ..................................................................................
........................................................................................................ 118
........................................................................................................
2. Lokasi .........................................................................................
........................................................................................................ 118
3. Zoning Grouping ........................................................................
........................................................................................................ 119
4. Tema dan Warna ........................................................................
........................................................................................................ 120
5. Elemen Pembentuk Ruang .........................................................
........................................................................................................ 121
6. Interior System ...........................................................................
........................................................................................................ 122
7. Sistem Keamanan .......................................................................
........................................................................................................ 124
........................................................................................................
B. SARAN .....................................................................................
........................................................................................................ 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
............................................................................................... 126
...............................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gb.1 Penataan ruang pada gedung peraga .................................................... 24
Gb. 2 Penataan Teater .................................................................................... 25
Gb. 3 Bentuk Catwalk H ................................................................................ 25
Gb. 4 Bentuk Catwalk I ................................................................................. 26
Gb. 5 Bentuk Catwalk T ................................................................................ 26
Gb. 6 Bentuk Catwalk K ................................................................................ 27
Gb. 7 Lampu Cahaya Khusus ........................................................................ 27
Gb. 8 Lampu Cahaya Khusus (lekolitas) ....................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gb. 9 Lampu Spot Lensa Plano Konveks ...................................................... 40
Gb.10 Lampu Spot Lensa ............................................................................... 41
Gb. 11 Type Spot Digital ................................................................................. 41
Gb. 12 Profile Spot .......................................................................................... 42
Gb. 13 Short Trow Follow Spot....................................................................... 42
Gb. 14 Front Of House Follow Spot ................................................................ 43
Gb. 15 Safety Wire Of Lamps ......................................................................... 43
Gb. 16 Layang-Layang .................................................................................. 43
Gb. 17 Layang-Layang dengan sistem bandul keseimbangan ........................ 60
Gb. 18 Layar Tarik ........................................................................................... 60
Gb. 19 Layar Tablo dan Layar Gantung .......................................................... 61
Gb. 20 Jembatan Lampu .................................................................................. 61
Gb. 21 Para-para .............................................................................................. 62
Gb. 22 Sistem Bandul Keseimbangan ............................................................. 62
Gb. 23 Manual Console ................................................................................... 63
Gb. 24 Computer Console ............................................................................. 63
Gb. 25 Lobby Mall ........................................................................................... 64
Gb. 26 Etalase sistem terbuka .......................................................................... 69
Gb. 27 Etalase sistem tertutup ......................................................................... 69
Gb. 28 Etalase sudut ........................................................................................ 70
Gb. 29 Etalase atas ........................................................................................... 70
Gb. 30 Etalase kanan ....................................................................................... 71
Gb. 31 Etalase bertingkat ................................................................................. 71
Gb. 32 Etalase arcade ....................................................................................... 72
Gb. 33 Vitrine .................................................................................................. 72
Gb. 34 Tempel dan panil .................................................................................. 73
Gb. 35 Sistem Gantung .................................................................................... 73
Gb. 36 Island display ....................................................................................... 74
Gb. 37 Table Fixture ...................................................................................... 74
Gb. 38 Cases Fixture ...................................................................................... 75
Gb. 39 Panel Fixture ........................................................................................ 75
Gb. 40 Antrophometri Area Retail Publik Utama ........................................... 76
Gb. 41 Antrophometri Area Retail Publik Kedua ............................................ 77
Gb. 42 Antrophometri Area Retail Counter ..................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gb. 43 Antrophometri Area Retail Counter Pembungkusan ........................... 78
Gb. 44 Antrophometri Area Retail Counter ..................................................... 79
Gb. 45 Antrophometri Area Retail Counter ................................................... 79
Gb. 46 Antrophometri Area Retail display .................................................... 80
Gb. 47 Antrophometri Area Retail display .................................................... 80
Gb. 48 Antrophometri Area Retail display sepatu ......................................... 81
Gb. 49 Antrophometri Area Retail display .................................................... 81
Gb. 50 Antrophometri Area Retail display .................................................... 82
Gb. 51 Antrophometri Area kamar ganti pakaian .......................................... 82
Gb. 52 Antrophometri display berdiri ............................................................ 83
Gb. 53 Denah lokasi ......................................................................................... 94
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Model Analisis Data Interaktif ........................................................ 10
Bagan 2. Struktur Organisasi .......................................................................... 96
Bagan 3. Pola Aktivitas Pengunjung .............................................................. 98
Bagan 4. Pola Aktivitas Pengelola .................................................................. 99
Bagan 5. Hubungan Antar Ruang ................................................................... 108
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tipe Pengorganisasian Ruang ........................................................... 103
Tabel 2. Fasilitas Lobi .................................................................................... 104
Tabel 3. Fasilitas Stage ................................................................................... 104
Tabel 4. Fasilitas Fashion Store ...................................................................... 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Fasilitas Office .................................................................................. 105
DESAIN INTERIOR SOLO INDIE FASHION CONSPIRACY
DENGAN PENDEKATAN PADA GAYA MODERN ROCK DI SURAKARTA
Kandiawan Bangun Kusumo
(C0803019)
Pembimbing I : Drs. Soepono Sasongko, M.Sn Pembimbing II : Drs. Soepriyatmono M.Sn
ABSTRAKSI
Kandiawan Bangun Kusumo. 2010/ TA. Berawal dari fungsi yang berbeda ( komersial , idealisme dan edukasi) untuk menciptakan suatu wadah, dimana terdapat segala macam aktivitas fashion yang bersifat artistik dan dimana pengetahuan mengenai fashion dan gaya berbusana. Membatasi pada perencanaan interior ruang yang berhubungan dengan kegiatan komersial ( promosi dan informasi) dan pendidikan mengenai fashion / style terbaru, perancangan interior yang bisa mewakili fungsi komersiil dan edukasi; yaitu : Fashion store, lobby, minibar , catwalk/stage dan area pameran. Bagaimana menciptakan fasilitas yang komunikatif pada indie fashion centre sekaligus dapat mengarahkan pengunjung yang beraktifitas sesuai dengan tujuan? Bagaimana menciptakan wadah yang mendukung bagi komunitas fashion yang ada didalamnya, mendorong penciptaan karya – karya indie fashion yang brilian di jamannya. Bagaimana menciptakan ruang interaksi yang dapat mengakomodasi sifat dan karakter calon pengguna.( masyarakat fashion).
Tema perancangan ’’ Rock’’karakter yang dihadirkan dalam perancangan Street Fashion Centre dengan mengadaptasi dari karakter musik Rock - Keras/ Cadas : Karakter dari musik Rock yang terasa keras saat didengarkan, berasal
dari overdrive gitar dan gebukan drum yang keras.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Cepat : Tempo dari musik Rock yang menunjukkan perbedaannya dengan musik lain, terasa menghentak dan menghasilkan energi yang berbeda.
- Panas : Kenaikan adrenalin yang timbul akibat efek mendengarkan musik Rock. Secara spesifik gaya desain yang dihasilkan berdasarkan karakter musik Rock yang tercipta pada pembagian area berdasarkan tema perancangan ”Modern Rock” karakter tersebut mengalami pengolahan dan transformasi sehingga muncul gaya yang unconvensional, atau diluar kebiasaan yang memunculkan bentuk bentuk ekspresif , bebas, elegan, fleksibel, dan inovatif. Berdasarkan perbedaan fungsi dan sistem organisasi ruang maka pembagian area ditetapkan dalam bataan yang jelas hal ini dimaksudkan ruang di maksimalkan untuk jenis aktivitas yang sama atau serupa dalam kontek, sehingga untuk aktivitas yang lain dalam konteks yang lain juga ditempatkan terpisah. Dalam indie fashion conspiracy ini terbagi menjadi 4 program ruang yaitu : area komersial (fashion store, mini bar), area entertainment, area pameran dan area kegiatan pengelola.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fashion tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia di zaman sekarang dan
sudah menjadi prestige serta lifestyle di kota-kota besar pada khususnya. Jika kita
berbicara mengenai untuk anak-anak muda sangatlah berbeda dengan fashion pada
umumnya. Trend fashion pada anak muda sangat cepat berubah sesuai kondisi anak
muda yanfg masih labil dan mencari jati diri.
Beberapa tahun terakhir ini fashion anak muda cukup berkembang di kota Solo,
hal ini dapat dibuktikan dengan banyak sekali toko pakaian dengan konsep indie
khususnya di Kota Solo. Beberapa media pendukung seperti zine dan event dengan
konsep indie fashion pun semakin mendukung indie fashion untuk bertahan dan tetap
mempunyai tempat sendiri khususnya di kalangan anak muda.
Namun dengan semakin banyaknya indie fashion store yang bermunculan,
semakin banyak pula indie fashion store yang melenceng dari konsep indie. Dan hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
beberapa dari indie fashion store tersebut yang benar-benar masih di jalur indie. Indie
disini diartikan dengan idealis yang masih kental, dalam hal ini fashion yang dijual pun
merupakan fashion yang desainnya merupakan idealis dari anak muda dan sangat
berbeda dengan fashion di butik atau tempat-tempat lainnya. Produksinya pun juga
hanya sedikit pada tiap desain fashion atau limited.
Dari beberapa masalah di atas maka dibuatlah sebuah pusat indie fashion dengan
luas bangunan 1200-1500 m2 yang merupakan kumpulan dari beberapa indie store di
kota Solo dan sekitarnya dengan konsep yang bermacam-macam.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perancangan akan difokuskan pada
”Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy”sebagai publik servis dan fokus kepada
hal-hal yang berkaitan dengan indie fashion.
Untuk pembahasannya meliputi :
a. Fasilitas Utama
Terdiri dari : Lobby, Fashion Store, Ruang Pameran, Rest Area.
b. Fasilitas Pendukung
Terdiri dari : Office, Lavatory, dan Gudang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas maka diajukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana menciptakan suatu fashion store yang berbeda pada ”Solo Indie fashion
Conspiracy”?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Bagaimana memenuhi persyaratan interior sebagai public space yang memiliki
fasilitas lengkap dan nyaman pada ”Solo Indie Fashion Conspiracy”?
c. Bagaimana menarik customer melalui perancangan interior ”Solo Indie Fashion
Conspiracy”?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari perencanaan dan
perancangan ”Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy” yaitu :
a. Menarik lebih perhatian customer agar tertarik untuk datang ke “Solo Indie Fashion
Conspiracy”.
b. Menciptakan kenyamanan pada interior “Solo Indie Fashion Conspiracy”
c. Menyediakan fasilitas bagi para pengunjung pada “ Solo Indie Fashion Conspiracy”
E. Sasaran
Dalam perencanaan dan perancangan ”Desain Interior Solo Indie Fashion
Conspiracy” ini memuat beberapa sasaran, antara lain :
a. Subyek
Dimana perencanaan dan perancangan ”Desain Interior Solo Indie Fashion
Conspiracy” ditujukan bagi pengelola dan pengunjung khususnya anak-anak muda
usia antara 15-30th. Serta dari semua golongan baik dari golongan atas sampai
bawah.
b. Produk
Dikhususkan bagi produk-produk fashion atau pakaian produksi/ karya anak-
anak muda Solo dan sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Desain
Memperhatikan dan menyelesaikan kebutuhan fungsional sesuai dengan aktifitas di
dalam Lobby, Fashion Store, Ruang Pameran, Rest Area.
Memperhatikan dengan menyelesaikan kebutuhan fisik bangunan, dengan
memperhatikan keamanan, pengamanan dan kenyamanan Lobby, Fashion Store, Ruang
Pameran, Rest Area.
Memperhatikan dan meyelesaikan kebutuhan estetis, menyangkut tema sebagai
ungkapan citra dan karakter yang tercipta dari bentuk perencanaan dan perancangan interior
Lobby, Fashion Store, Ruang Pameran, Rest Area Buku.
F. Manfaat
Manfaat perencanaan dan perancangan interior ”Desain Interior Solo Indie
Fashion Conspiracy” yaitu:
a. Bagi Solo Indie Fashion Conspiracy
Menciptakan interior sebuah fashion store yang komersil dan merupakan wadah
dari para desainer fashion anak muda khususnya di Kota Solo.
b. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan referensi mengenai penataan interior sekaligus
tempat belanja pakaian di dalam suatu fashion store.
G. Metodologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada indie fashion store yang mewakili fungsi dari
indie fashion store itu sendiri. Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai lokasi
penelitian adalah :
a. 18th Park
Local Indie Fashion Conspiracy, Bandung
18th Park adalah satu-satunya indie store terbesar di kawasan itu, bahkan
di Bandung. Di satu atap, 18th Park terdiri dari 23 toko dengan 200 merek produk.
Mulai dari fashion, tas, sepatu, aksesori, sepeda hingga kuliner. 18 Park yang
berdiri pada bulan Mei 2006 diibaratkan seperti melting pot, yaitu lelehan dari
beragam hal baik industri clothing/fashion maupun komunitas remaja. Bukan
sekedar kawasan belanja tapi bisa menjadi muara yang menampung aktivitas
apapun, seperti seminar, talkshow, fashion show, musical concert, skate,
pemotretan, dll. Konsep setiap indie store di 18th Park pun berbeda-beda yang
juga merepresentasikan perbedaan yang identik dengan music, ada juga yang
berbau adventure hingga tempat monovideo dll. Lebih dari 22 distro dibawah
manajemen 18 Park yang dipilih secara selektif.
b. Tomcat
Indie Fashion Store, Solo
Tomcat merupakan salah satu indie fashion store terbesar di kota Solo.
Tomcat mendistribusikan barang-barang (yang berhubungan dengan fashion) dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Solo dan juga bahkan dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Malang,
Yogyakarta, dll. Kurang lebih sekitar 100 brand tersedia disini, mulai dari brand
yang sudah lama terkenal hingga brand-brand yang baru. Sistem distribusi barang
disini menggunakan sistem konsinyasi. Jadi Tomcat mendapatkan 20-25% dari
harga tiap brand yang laku terjual, tergantung dari invoice tiap-tiap brand tersebut.
c. Moveable
Indie Fashion Store, Solo
Moveable tidak jauh berbeda dengan Tomcat, hanya jumlah brand dan pilihan
barang di Moveable lebih sedikit daripada di Tomcat. Hal ini karena Moveable lebih
cenderung condong ke rock. Jadi barang-barang di dalamnya tidak sembarangan atau
lebih ke bertema rock. Hal ini sengaja dilakukan Moveable karena agar terkesan lebih
eksklusif dari indie store lainnya.
2. Bentuk Penelitian
Dengan pertimbangan permasalahan yang ada maka diajukan bentuk
penelitian yang dipilih adalah penelitian kualitatif deskriptif ( uraian yang bersifat
informatif dan tidak berbentuk angka ). Penelitian ini akan mampu menangkap
berbagai informasi dengan deskriptif yang penuh nuansa. “Deskriptif
mempersyaratkan suatu usaha dengan keterbukaan pikiran yang menentukan obyek
yang sedang dipelajari” ( H.B.Sutopo,2002;110 )
3. Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Informan, dalam permasalahan ini yang menjadi nara sumber adalah selaku
pengelola perpustakaan atau karyawan yang berkerja di tempat observasi tersebut
Arsip-arsip dan dokumen resmi mengenai perpustakaan serta buku-buku
yang relevan
Tempat dan peristiwa yang ada pada lokasi penelitian tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif, maka sumber data diperoleh
melalui teknik :
a. Wawancara
Metode ini untuk memperoleh data atau hal yang sifatnya tidak
terungkap secara fisik ( Sutresno Hadi, 1985;31 ). Wawancara ini dilakukan
dengan struktur yang lentur tetapi dengan “pertanyaan yang semakin
memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam”.(
H.B.Sutopo,1989;31 )
Wawancara ini dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam hal ini,
adalah pihak pengelolah dari proyek yang diamati yaitu :
a.1. Rommy Zulkarnain, selaku Pemilik 18th Park Bandung.
a.2. Ahmad Hilman, selaku desainer dan pengelola Tomcat Solo.
a.3. Singgih Agung Pambudi selaku Store Manager Moveable Solo.
b. Observasi
Observasi dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai observasi
berperan pasif ( Spandley , 1980 ). Observasi ini dilakukan secara formal dan
informal untuk mengamati berbagai kegiatan di lokasi penelitian yang sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan daftar masalah. Observasi ini juga menggunakan alat Bantu observasi
seperti alat pencatat, alat perekam ( recorder ), kamera serta alat pendukung
lainnya.
c. Kontek Analisa ( Analisa Dokumen )
Tehnik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari dokumen dan arsip yang terdapat pada lokasi penelitian.
5. Teknik Cuplikan
Pada penelitian ini cuplikan yang akan digunakan adalah bersifat ”Purpose
Sampling” atau cuplikan dengan “Criterion – based selection” ( Goetz dan Le
Compte,1984). Hal ini dilakukan karena peneliti akan memilih informan yang
dipandang paling tahu, sehingga kemungkinan pilihan informan dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data (Patton,1980) “
Teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive
sampling, karena sama sekali tidak membuat generalisasi hasil. Dalam hal
ini, penulis memilih informan yang dianggap mengetahui masalahnya
secara mendalam. Dalam hal ini penulis dapat mengambil keputusan
sendiri saat memiliki pemikiran tentang apa yang sedang diteliti, dengan
siapa dan kapan melakukan observasi, serta apa yang akan direview. (HB.
Sutopo, 2002).
6. Validitas Data
Guna menjamin validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
maka penelitian kualitatif ini menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
teori, dimana diharapkan dengan cara ini bisa menguji lebih dalam tentang
berbagai sumber data dan perspektif teori yang ada dan diperoleh saat melakukan
penelitian ini.
7. Analisa Data
Model analisa data yang digunakan adalah model analisa interaktif , dimana
peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data,
penarikan simpulan/verifikasi sesudah pengumpulan data selesai unitnya dengan
menggunakan waktu yang tersisa.( H.B.Sutopo,2002;96)
Bagan1: Model Analisis Data Interaktif
( Sumber : Metodologi Penelitian Kualitatif, H.B. Sutopo, 2002;96 )
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam Perencanaan dan Perancangan Desain Interior Solo Indie
Fashion Conspiracy di Surakarta ini adalah :
TAHAP I PENDAHULUAN
Pengumpulan Data
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Sajian Data
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berisi tentang latar belakang masalah , ruang lingkup perancangan, rumusan
masalah, tujuan, sasaran perancangan, manfaat perancangan, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
TAHAP II KAJIAN TEORI
Uraian tentang landasan teori yang dijadikan analisis untuk mencapai tujuan
perancangan. Berisi tentang kajian teoritis mengenai proyek perencanaan dan
perancangan Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy di Surakarta yang
meliputi pembahasan teori indie fashion store secara umum, pengertian
besaran ruang, jenis ruang, pola organisasi ruang, komponen pembentuk
ruang, sistem interior, serta pertimbangan desain. Dari semua kajian teoritis
tersebut akan dapat membantu penulis dalam pengerjaan ide gagasan dari
Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy.
TAHAP III STUDI LAPANGAN
Merupakan uraian tentang data-data hasil survey lapangan yang berhubungan
dengan proyek interior yang akan dikerjakan. Berisi tentang hasil observasi di
lapangan, sebagai dasar atau acuan untuk mangkaji desain yang sesuai untuk
sebuah commercial public space yang akan didesain. Hal-hal yang berada di
lapangan memberi gambaran , mengenai kondisi yang diharapkan sesuai
kebutuhan penggunanya. Data observasi yang diperoleh dari lapangan mampu
menjadi masukan dalam perencanaan maupun sebagai bahan pembanding dan
pengayakan bagi proses analisa dari konsep perencanaan dan perancangan
Desain Interior Solo Indie Fashion Conspiracy di Surakarta. Studi lapangan akan
sangat memberi banyak referensi dan inspirasi bagi penulis dan sedikit banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penulis akan mampu memilah mana tempat yang patut dijadikan acuan dan mana
yang tidak.
TAHAP IV ANALISA DESAIN
Berisi analisa perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari kajian teoritis
dan hasil observasi lapangan yang merupakan dasar konsep perencanaan dan
perancangan. Berisikan pendekatan pada proyek, asumsi pemilihan lokasi
proyek, programmming dan konsep desain. Konsep desain berisikan ide
gagasan dari penulis yang merupakan pengembangan-pengembangan dari
hasil studi lapangan, kajian teori yang akan memberi batasan pada hal-hal
tertentu.
TAHAP V KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa data , evaluasi konsep
perencanaan dan perancangan serta keputusan desain dari konsep
perencanaan.
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah adalah metode pembahasan
analisa interaktif, dimana ada tiga tahap pokok yang digunakan oleh peneliti, yaitu :
a. Data Reduksi
Yaitu proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data. Data-data yang
sekiranya tidak sesuai untuk proyek yang dikerjakan akan dibuang dan lebih difokuskan
pada data-data yang lebih akurat atau dibutuhkan. Dari data-data yang dipakai tersebut
masih disederhanakan.
b. Data Display
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merupakan suatu penyusunan informasi sebelum menyusun sebuah kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan.
c. Concluding Drawing
Dari awal penelitian data penelitian sudah harus memulai melakukan pencatatan
peraturan, pola-pola pertanyaan, arahan sebab-akibat dan proporsi-proporsi. (Sutopo HB,
1988, 23-24
(Sumber : Aris S, 2006)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skema tersebut menggambarkan proses sebelum munculnya desain. Pola pikir
tersebut menunjukkan langkah-langkah yang harus dilewati untuk memunculkan ide
gagasan baru. Dari beberapa langkah tersebut akan menghasilkan suatu ide gagasan baru.
Tanpa melalui proses-proses yang berurutan tersebut akan sulit ditarik kesimpulan desain
yang akhirnya akan digunakan untuk proyek yang bersangkutan. Pertimbangan-
pertimbangan lain juga perlu diperhatikan saat proses penulisan seperti beberapa aspek
dan norma yang berlaku di masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. DEFINISI JUDUL
Pengertian dari judul “ Perencanaan dan Perancangan Desain Interior Solo Indie Fashion
Conspiracy”, adalah sebagai berikut:
Perencanaan : proses, pembuatan, cara merencanakan, atau merancangkan.( Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 1988. Jakarta : Perum Balai Pustaka.)
Perancangan : proses, cara, cara, pembuatan, merancang.” ( Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988.
Jakarta : Perum Balai Pustaka.)
Interior : bagian dalam dari gedung (ruang dan sebagainya).” ( Tim Penyusun
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
1988. Jakarta : Perum Balai Pustaka.)
Diambil dari alamat:
Indie : atau Independen 'bebas', 'merdeka' atau 'berdiri
sendiri'.(www.wikipediaindonesia.com)
Fashion : Fashion itu tidak hanya pakaian, tapi style. Fashion itu produk zaman,
banyak produk dari luar diri yang mempengaruhi. (Menurut John
Martono-Dosen Kriya Tekstil ITB)
Gaya berpakaian (tapi juga dapat termasuk masakan, bahasa, seni,
arsitektur) yang populer dalam suatu budaya. Gaya dapat berubah
dengan cepat. (Menurut Adib Munajib-Enterpreneurship/TDA
Community)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Store : suatu bentuk toko yang menjual barang dagangan eceran.
Jadi “Perencanaan dan Perancangan Interior Solo Indie Fashion Conspiracy” adalah
suatu proses , pembuatan, merancangkan, merencanakan bagian dalam dari gedung yang
menyediakan tempat untuk menjual barang dagangan berupa pakaian yang berjalan di
jalur independen.
B. TINJAUAN STREET FASHION
1. Street wear (street fashion)
Street fashion tidak dapat dipisahkan dari indie fashion. Produk-produk indie
fashion banyak yang merupakan penerapan dari street fashion. Street fashion adalah
suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan pertunjukan busana yang ada dijalan
yang akhirnya menjadi trend dan mode, cara berbusana ini tidak muncul dari studio
perancang desain fashion tetapi lahir dari jalan.. street fashion dipromosikan dengan
pengambilan gaya dan kecenderungan yang lampau dan sekarang, dengan
menambahkan suatu gaya modern dan pribadi bagi pemakainya. Street fashion
biasanya dihubungkan dengan youth subculture, dan paling sering di lihat di pusat jalan
utama dan distric di kota-kota besar.
Karakter street wear
1. Konservatif
2. Unkonvensional
3. Bebas
4. Inovatif
5. Menarik perhatian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Ekspresif
7. kreatif
Street fashion yang paling banyak dijumpai adalah Youth subculture karena
dilakukan oleh anak muda untuk mengeksprikan diri,
Perkembangan Fashion di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya Barat
yang beradaptasi dengan budaya Indonesia. Masuknya budaya barat di Indonesia
melalui globalisasi, sehingga fashion di Indonesia mengalami perkembangan dan
menjadi beraneka ragam bentuknya.
C. SEJARAH INDIE FASHION STORE
Diambil dari alamat:
Http://www.wikipediaindonesia.com/distro
Http://www.anakostroom.html/sejarahclothingdandistributionstore
Pada kedua website diatas tertera bagaimana dan seperti apa Indie Fashion
Store, seperti awal mula Indie fashion Store berkembang di Indonesia. Berikut dari apa
yang telah kami peroleh dari website tersebut:
Indie Fashion Store adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan
aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Indie Fashion
Store umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan
merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan
diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif
suatu produk.
Konsep Indie fashion berawal pada pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu
band-band independen di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti
CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
awalnya bentuknya adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-
shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk
dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian
dan aksesori mereka. Kini, industri tersebut sudah berkembang, bahkan dianggap
menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007
diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha indie fashion di Indonesia, dan 300 diantaranya
ada di Bandung.
D. TINJAUAN PERAGAAN FASHION
1. Sejarah Perkembangan Peragaan Fashion
Pakaian berkembang sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia.
Masing-masing masa mempunyai gaya pakaian yang berbeda. Contohnya pada masa
Yunani. Pada masa Yunani orang-orang penganut gaya pakaian sangat sederhana,
sampai akhirnya ditemukan peradaban Kreta. Sebuah kebudayaan baru muncul dan
gaya pakaian. Dengan sendirinya berkembang pesat mengikuti budaya yang baru
tersebut. Kondisi ini juga berlaku pada masa-masa sesudahnya, yaitu masa permulaan
Eropa, Renaisance, abad ke-17 dan abad-abad sesudahnya. Saat ini gaya pakaian
sudah sangat beragam karena banyaknya ‘literatur’ dalam sejarah perkembangan
fashion. (James Laver, 1995).
Perkembangan dunia pakaian dipercepat dengan adanya kemajuan pusat di
bidang teknologi dan sistem komunikasi serta informasi. Pakaian tidak hanya sebagai
suatu barang, tapi lebih sebagai suatu komoditi. Pada abad ke-14 Paris sudah diakui
sebagai pusat fashion, lebih karena keunggulan mesin-mesin dan banyaknya saudagar
pedagang barang-barang modern. Pengusaha Perancis mempromosikan barang-barang
mereka dengan mengirim boneka yang didandani dengan busana dengan gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mutakhir ke seluruh Eropa, kebiasaan itu berlangsung hingga abad ke-19. (Grolier,
1993).
Cara promosi inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh fashion designer
dari berbagai rumah mode di seluruh dunia dengan mengadakan peragaan mode atau
fashion show. Dengan cara-cara seperti inilah pakaian diperkenalkan kepada pemakai
di seluruh dunia.
2. Fashion Show
Pada dasarnya fasilitas ini terdiri dari 3 bagian yaitu:
- Stage catwalk, yang merupakan area pertunjukan atau panggung peragaan.
- Audience, merupakan area untuk pengunjung dan penonton fashion show.
- Area Penunjang, terdiri dari Ruang Persiapan (backstage meliputi Ruang Ganti
dan Ruang Rias). Ruang Servis dan Lobby,
a. Bentuk Fashion Show
Fashion Show mempunyai dua bentuk penyajian, yaitu:
1. Fashion Show On The Stage
Fashion Show ini menampilkan peragaan busana di panggung
(catwalk}. Bentuk fashion Show ini disertai dengan sistem tata suara dan
tata lampu khusus untuk mendukung penampilan busana yang
diperagakan. Fashion show seperti ini biasanya didahului dengan
penyajian hidangan (snack ataupun makanan berat, lunch diner).
Fashion show seperti ini, selain disajikan dalam acara gala dinner
untuk para peminat, konsumen serta pihak-pihak yang berkepentingan
dengan dunia fashion, juga diadakan secara khusus untuk memberi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
informasi dan berpromosi melalui pers dengan mengundang wartawan
serta fashion fotografi di samping para peminat fashion.
Dalam acara fashion show, diperlukan penataan tempat untuk
penonton, tergantung dari misi pergelaran tersebut, yaitu:
a) Fashion Show untuk acara promosi
Terdiri dari dua jenis audience:
Peragaan untuk area promosi biasanya dihadiri oleh kalangan
pers, peminat fashion dan para konsumen. Acara seperti ini juga
merupakan sarana informasi dan sekaligus pemasaran secara langsung
kepada masyarakat.
Fashion show ini biasanya para undangan dimohon hadir 30
menit sebelum show dimulai dan dipersilahkan menikmati minuman
dan makanan kecil yang disediakan di ruang tunggu. Penataan ruang
audience dalam show ini dengan kursi-kursi yang diletakkan secara
berbaris dengan arah pandangan ke arah catwalk.
b) Fashion Show untuk acara tertentu
Fashion show jenis ini diadakan untuk mengisi acara tertentu
yang biasanya diadakan bersama dengan acara makan (lunch ataupun
dinner). Penataan tempat penonton sesuai dengan penataan meja pada
acara makan. Satu meja makan untuk menampung 4-6 orang penonton.
2. Fashion Show On The Floor
Fashion show ini tidak memerlukan panggung khusus kedudukan
audience dan model sejajar. Terdapat tiga bentuk penyajian fashion show
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
a) Fashion show untuk promosi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fashion show ini diperuntukan khusus bagi pers ataupun
bersama-sama dengan konsumen. Disini penonton dalam posisi berdiri
/ standing party dengan membentuk sebuah lingkaran besar sehingga
terbentuk ruang untuk memperagakan busana, dalam fashion show ini
para model bebas berjalan dalam lingkaran tersebut.
b) Fashion show sebagai pelayanan kepada konsumen
Fashion show ini merupakan bentuk pelayanan khusus kepada
konsumen rumah mode. Ada dua bentuk penyajian:
1) Fashion show terbuka
Fashion show ini tidak memerlukan ruang khusus untuk
show. Jadi calon pembeli lain yang kebetulan ada pada butik
tersebut dapat ikut melihat fashion show yang diadakan untuk
calon pembeli lain.
2) Fashion show tertutup
Fashion show ini memerlukan suatu ruang khusus dimana
hanya konsumen yang bersangkutan yang dapat menyaksikan.
Fashion show ini biasanya dibutuhkan oleh konsumen fashion dari
kalangan high class yang menghendaki adanya eksklusifitas tinggi
dalam berbusana maupun memakai produk pelengkap busana,
mereka tidak ingin apa yang mereka pakai dicontoh orang lain.
c) Fashion show pada acara tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fashion show ini diadakan untuk mengisi acara tertentu,
penonton dalam posisi duduk. Para model berjalan sesuai dengan
sistem sirkulasi yang terbentuk oleh penataan tempat duduknya, tetapi
seringkali para model kadang-kadang dibebaskan untuk berjalan sesuai
dengan keinginan sendiri dalam memperagakan fashion produk.
3. Interior Fashion Show
Dalam lingkup fashion show terdapat designer, peraga, photographer,
pengunjung / konsumen, penyelenggara. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
dalam merencanakan dan merancang fasilitas fashion show adalah:
a. Pengaturan sirkulasi yang jelas antara peraga, pengunjung dan servis. Misalnya
sirkulasi peraga: dari belakang catwalk atau dari arah penonton.
b. Pengaturan ruang yang memungkinkan sistem akustik yang baik, termasuk
pengaturan pencahayaan yang diharapkan mendukung kegiatan fashion show.
Gambar 1 : Penataan ruang pada gedung peragaan Sumber: Neuferst Ernst, Data Arsitek, 1995
c. Penyediaan ruang-ruang yang memungkinkan perubahan-perubahan penataan,
sehingga didapat suasana yang berubah-ubah sesuai keinginan, Terdapat beberapa
jenis penataan stage (catwalk) yaitu H, I, T, dan K.
d. Pengaturan yang memenuhi tuntutan kenyamanan pandangan penonton ke arah
catwalk. Diharapkan ruang peragaan cukup fleksibel sehingga memungkinkan
untuk dua jenis penataan yaitu table dan theater. Serta memungkinkan untuk
diubah-ubah tanpa mengurangi kenyamanan pandangan penonton ke arah catwalk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 2 : Penataan Teater Gambar 3 : Penataan Table r R. Audience R. Audience Sumber umi Khasanah, Sumber umi Khasanah
Fashion Centre, 1997 : 22 Fashion Centre, 1997 : 22
4. Bentuk Catwalk
Untuk Stage (catwalk), ada 4 macam yang biasanya digunakan, yaitu :
a. Bentuk H
Gambar 4 : Bentuk catwalk H Sumber : Illustrasi Sri siswanti.
b.
Gambar 5 : Bentuk catwalk I
Sumber : Illustrasi Sri siswanti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bentuk T
Gambar 6 : Bentuk catwalk T Sumber : Illustrasi Sri siswanti.
d. Bentuk K
Gambar 7 : Bentuk catwalk K Sumber : Illustrasi Sri siswanti
5. Standarisasi Interior
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Unsur Ruang
1) Lantai
Dalam ruang peragaan, beban yang berat terhadap lantai mungkin
terjadi. Spesifikasi desain lantai sering didasarkan pada pembebanan yang
merata, yaitu 200KN/m2-50KN/m2 dengan konstruksi dan komposisi finishing
tertentu untuk mencegah debu dan memungkinkan perbaiakan. (Fred Lawson,
2000 : 111).
Persyaratan materi untuk ruang peragaan adalah tahan terhadap
tekanan dan beban, tekstur halus dan warna alami, mudah dibersihkan, dan
mudah dalam perawatannya.(Pamudji Suptandar, 1999:132).
2) Dinding
Pada ruang peragaan, dinding yang rendah (pada ketinggian sedikitnya
2m) mempunyai tingkat kerusakan yang terjadi akibat gesekan / konstruksi
beton halus yang dicat sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk kebutuhan di
atasnya dapat menggunakan sistem panel atau lembaran yang memenuhi
syarat keamanan dan mempunyai tingkat penyerapan suara yang tinggi. (Fred
Lawson, 2000:111).
Fungsi dinding terbagi menjadi dua bagian:
a) Fungsi Struktural, misalnya:
(1) Breaking walls, yaitu untuk menahan tepi / tumpukan tanah.
(2) Load bearing walls, yaitu menopang balok-balok lantai, atap dan lain-
lain.
(3) Foundation walls, yaitu menopang balok-balok lantai pertama.
b) Fungsi Non Struktural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(1) Party walls, sebagai pemisah dua bangunan dan bersandar pada
masing-masing bangunan.
(2) Fire waits, sebagai pelindung pancaran api dari kebakaran.
(3) Curtain panel wall, sebagai pengisi pada suatu konstruksi yang kaku
seperti konstruksi rangka baja dan sebagainya.
(4) Partition walls untuk pemisah dan pembentuk ruang yang lebih besar
dalam ruangan. (Pamudji Suptandar, 1990: 146).
Ruangan gedung peragaan membuat distribusi yang merata
mengutamakan kualitas aslinya dan menghindari eacat akustik seperti gaung,
dengung dan lain sebagainya yang tidak diinginkan. Kondisi akustik yang baik
tidak terdapat celah. Selanjutnya celah-celah akustik yang paling umum
merupakan hasil dari suara-suara yang tidak terkendali yang tidak diinginkan.
Pengolahan dan pengaturan kualitas akustik yaitu dengan cara
penentuan jenis dan sifat permukaan dinding serta langit-langit dengan
pengaturan kemampuan penyerapan dan pantulan bunyi.
Menurut Leslei L. Docile dalam akustik lingkungan disebutkan bahwa
dalam pemilihan konstruksi dinding dan tiga faktor yang perlu diperhatikan:
a) Tingkat bising yang ada atau diduga ada di daerah sumber bunyi atau
ruang bunyi.
b) Tingkat bising latar belakang yang dapat diterima di ruang penerimaan.
c) Kemampuan dinding yang dipilih untuk mereduksi bising luar menjadi
level yang dapat diterima.
Dinding dibangun secara vertikal dart horizontal efektif sekelilingnya
antara elemen-elemennya dan sekeliling bukaan tombol dan lain-lain. Dinding
dibangun dari papan struktural atau bila dikaitkan pada langit-langit gantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
maka langkah yang diambil untuk perbaikan akustik pada bagian-bagian yang
hilang yaitu diatas langit-langit gantung. (Leslei L. Doelle, 1986: 183).
3) Langit-langit
Langit-langit berfungsi sebagai peredam suara (akustik) dengan
ditunjang oleh lantai dan dinding. Misalnya pada teater dengan pemasangan
bidang-bidang semu yang dapat meningkatkan pemantulan secara langsung.
(Pamudji Suptandar, 1999:131)
Langit-langit merupakan ruang (rongga) untuk pelindung bt-ibagai
instalasi, ducting AC, kabel listrik gantungan armaiur, Loudspeaker dan lain-
lain. (Pamudji Suptandar, 1992: 59)
Pada' ruang peragaan, agar dapat menarik pengunjung, dibuat ceiling
yang kontras, saline bersaing untuk dapat menonjolkan diri dan memberi
kesan mewah. (Pamudji Suptandar, 1999: 132)
Langit-langit disamping sebagai karakter ruang juga sebagai pemantul
yang diletakkan dengan tepat, dengan permukaan dibuat patah-patah secara
efektif akan menyumbangkan kekerasan yang cukup ke tempat duduk yang
jauh secara merata dengan bahan seperti plester, gypsum board, ply wood, pexi
glass, papan plastik dan sebagainya.
Langit-langit gantung yang diletakkan pada lantai struktural banyak
menyumbang pada insuli bunyi lantai terhadap bising di udara dan bising
benturan. Untuk menambah daya gemanya, Leslei menjelaskan sebagai
berikut:
a) Selaput langit-langit harus mempunyai berat tidak kurang dari 5 lembar
per lift persegi (25 kg permeter persegi). Bila selimut penyerap (mineral
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
wool atau glass wool) digunakan ruang udara di atas langit-langit berat
selaput dikurangi.
b) Selaput langit-langit tidak terlalu tegak.
c) Jarak langsung trasmisi bising lewat langit-langit harus dihindari dengan
menggunakan selaput padat atau kedap suara.
d) Celah antara langit-langit dan bangunan atau kerangka sekelilingnya harus
ditutup untuk menghindari penembusan lewat jejak langsung di udara.
(Leslei L. Doelle, 1986:187)
b. Sistem Interior
1) Pencahayaan
a) Pengertian Cahaya
Menurut P. J. M. Vander Meijs cahaya dapat diartikan ‘sebuah
pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata’. (P. J. M. Van der
Meijs, 1983:-96).
Sedangkan pencahayaan berasal dari bahasa Inggris ‘Lighting’ atau
‘Illumination’ yang dilndonesiakan menjadi ‘llluminasi’. (John M.
Echolas, Hassan Shadily, 1980: 386).
Illuminasi atau penerangan adalah kepadatan terang yang
mengalirkan energi pada suatu permukaan (The density of luminous flow of
energy on surface). (Arnold Friedmann, F. Pile and Wilson, 1977: 337)
Dapat diartikan ‘kepadatan fluks cahaya persatuan luas yang
diterangi secara seragam pada suatu permukaan’. (Kusudiarso Hadinoto,
1978:2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prinsip yang diambil dari beberapa pengertian pencahayaan dan
illuminasi di atas yaitu penerapan atau obyek yang dipantulkan ke mata
sehingga menyebabkan terang.
b) Macam Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari ada dua macam pencahayaan yaitu
pencahayaan alami (natural lighting) dan pencahayaan buatan (artificial
lighting).
(1) Pencahayaan Alam (Natural Lighting)
Yang dimaksud pencahayaan alam disini yaitu pencahayaan
yang berasal dari sinar matahari, sinar bulan dan sumber-sumber lain
dari alam misalnya fosfor dan sebagainya.
Sumber pencahayaan alam yang biasa digunakan untuk
perancangan ruang dalam pada umumnya adalah sinar matahari. Sinar
matahari tersebut dapat diperoleh secara langsung maupun tidak
langsung. Pencahayaan langsung biasanya diperoleh melalui atap,
jendela, genteng kaca dan lain-lain. Sedangkan pencahayaan tidak
langsung digunakan melalui skylight, permainan bidang kaca, dan lain-
lain.
Ada beberapa kemungkinan mengenai masuknya sinar matahari
ke dalam ruang yaitu:
(a) Sinar matahari yang langsung tanpa halangan apapun.
(b) Sinar matahari yang berasal dari pantulan awan.
(c) Sinar matahari refleksi luar, yaitu hasil pantulan cahaya dari benda-
benda yang berdiri di luar bangunan dan masuk ke dalam ruangan
melalui bidang jendela atau lubang cahaya lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(d) Sinar matahari refleksi uraian, yaitu hasil pantulan cahaya dari
benda-benda yang dekat sekitar bangunan maupun benda-benda
dan elemen ruangan itu sendiri.
Dalam hal tersebut jika diinginkan untuk mendapatkan jalannya
sinar matahari yang sehat dan tetap bertahan adalah melalui jendela.
Sehingga bangunan dirancang dengan jendela-jendela atau pintu-pintu
yang diarahkan pada jalannya matahari.
Untuk ruang peragaan pada umumnya tidak begitu
mementingkan tentang masuknya sinar matahari secara langsung,
bahkan ada yang sama sekali atau sengaja tidak memanfaatkan
pencahayaan alarm (khusus dibuat pada saat peragaan berlangsung).
Ini berarti di dalam ruang peragaan lebih mementingkan pencahayaan
buatan dengan tujuan menciptakan suasana dalam peragaan. Maka di
sini akan dibahas khusus pencahayaan buatan dalam kaitannya fungsi
dengan ruang tersebut.
(2) Pencahayaan buatan
Dalam interior suatu bangunan banyak memanfaatkan cahaya
buatan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dalam ruang. Yang
dimaksud pencahayaan buatan yaitu pencahayaan yang berasal dari
cahaya manusia. Misalnya lilin, sinar lampu dan lain-lain.
Biasanya cahaya buatan dipergunakan jika cahaya alami tidak
memadai untuk dipakai melihat pekerjaan yang diinginkan dan jika
dipentingkan untuk mengendalikan warna cahaya pada suatu pekerjaan
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jadi pencahayaan buatan adalah hasil ciptaan yang dalam
interior dimanfaatkan untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu
sesuai dengan kehendak dan fungsi ruang. Diantara fungsi
pencahayaan buatan yang diketahui yaitu untuk menunjang kegiatan
sehari-hari dan member! keindahan dalam desain suatu ruang. Dalam
hal ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan bahan, pemilihan
warna, komposisi dan lain-lain.
Dengan desain pencahayaan yang baik akan menimbulkan
kenyamanan bagi si penghuni. Adapun fungsi pokok pencahayaan
buatan antara lain sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni-penghuni
melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah
dan tepat.
b. Memungkinkan penghuni-penghuni berjalan dan bergerak secara
mudah dan aman.
c. Menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh
baik kepada prestasi.
Sehingga dalam interior suatu bangunan, banyak
memanfaatkan cahaya buatan untuk menciptakan kondisi-kondisi
tertentu, sesuai dengan kehendak dan fungsi dari ' ruang.
c) Jenis Sumber Pencahayaan Buatan (Lampu)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari berbagai macam lampu, pada dasarnya terdapat 3 macam
golongan lampu ialah: Lampu cahaya umum, Lampu cahaya khusus,
lampu cahaya campuran.
Di samping itu masih ada beberapa lampu tambahan yang bukan
menjadi dasar cahaya utama, akan tetapi merupakan efek cahaya tertentu,
seperti misalnya lampu proyektor yang dapat memberikan efek api, langit
dan lain sebagainya, tergantung dari gambar slaid atau film yang
diproyeksikan ke layar.
Beberapa contoh dari ketiga macam lampu dasar itu adalah:
(1) Lampu cahaya umum: jenis-jenis lampu biasa, lampu kerja., dan lampu
flood.
(2) Lampu cahaya khusus: jenis-jenis lampu spot, seperti ellipsoidal,
lekoloies, fresnellifes, spherical, dan mirroe.
(3) Lampu cahaya campuran: jenis-jenis lampu strip, seperti lampu border,
lampu kaki, lampu backing, lampu siklorama.
Tiga macam lampu itu memiliki sifatnya masing-masing. Lampu
cahaya umum memiliki sifat cahaya yang memencar, disebabkan oleh
karena cahaya yang keluar dari lampu hanya dipantulkan melalui reflektor
menembus pada kaca lampu. Sedangkan pada lampu khusus, cahaya yang
keluar dari lampu setelah dipantulkan melalui reflektor kemudian
dibiaskan melalui lensa. Pembiasan melalui lensa tersebut menyebabkan
sorotan cahayanya terpadu dan keluar dengan tajam. Pada lampu campuran
sifatnya seperti lampu umum, hanya setelah cahaya terpantul melalui
reflektor kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni,
satu lampu satu warna. Biasanya terdapat warna merah, hijau, biru, putih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau amber. Lampu campuran ini gunanya untuk memberikan nada cahaya
dan untuk menghilangkan atau mengurangi bayang-bayang yang mungkin
timbul oleh lampu cahaya umum atau lampu .cahaya khusus. (Pramana
Padmodarmaya, 1988: 147-148)
d) Sarana Pengendali Lampu
Berbagai macam lampu yang telah dipasang di alas pentas harus
dapat diatur pencahayaannya berdasarkan atas keinginan sutradara yang
telah dijabarkan dalam bentuk rancangan tata cahaya oleh perancang
panggung. Untuk memenuhi keinginan itu harus ada sarana pengendali
atau pengatur cahaya lampu. Sarana pengendali lampu pada dasarnya
terdapat 4 hal penting yaitu: Intensitas, Warna, Distribusi, dan Gerakan.
(1) Intensitas
Salah satu unsur intensitas lampu adalah ‘lumen’
Dipertimbangkan dari segi pandangan penonton, maka intensitas
perlampuan akan mempengaruhi ketajaman pandangan, kelemahan
pandangan, dan suasana (hati / jiwanya. Tiap-tiap saluran ‘dimmer’
(pengendali cahaya lampu dari terang ke gelap / sebaliknya) dapat
digunakan untuk memberi keseimbangan intensitas cahaya tersebut
dari setiap sumbernya. (Pramana Padmodarmaya, 1988: 149-151)
(2) Warna
Warna juga penting peranannya sebagai alat pengendali
intensitas cahaya. Penggunaan warna cahaya di panggung sangat
menarik oleh karena sifat-sifatnya yang unik. Kualitas nada warna
cahaya dapat dinyatakan dengan campuran dua atau lebih sumber
warna cahaya, (Pramana Padmodarmaya, 1988: 151-152)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Distribusi
Yang dimaksud dengan distribusi adalah kepekatan,
penyebaran, dan arah cahaya lampu. Hal ini akan berhubungan pula
dengan banyak sedikitnya jumlah lampu, banyak sedikitnya tipe-tipe
peralatan lampu dan penempatan kedudukan lampu itu. Suatu
distribusi cahaya yang berhasil itu tergantung dari panjang pendeknya
bayangan atau sudut bayangan (makin pendek makin baik), kedalaman
daerah keteduhan (keremangan) dan kontrasnya dengan cahaya cerah,
dan menghindarkan tingkat penerangan dengan noda-noda menyolok
yang dikatakan ‘noda mati’ dan ‘noda panas’. (Pramana
Padmodarmaya, 1988 : 153-154)
(4) Gerakan
Gerakan yaitu perubahan satu atau lebih kualitas cahaya,
Gerakan cahaya lampu yang sengaja digerakkan oleh badan panggung
(manual) untuk mengikuti gerakan peragaan, biasanya disebut ‘follow
spot’. Kemudian ada gerakan cahaya lampu -yang diatur secara
mekanis (banyak digunakan di disco). Ruang operator lampu dengan
orang yang mengendalikan cahaya lampu harus . memiliki pandangan
penuh ke atas panggung. Dengan demikian ia dapat
mengkoordinasikan gerakan cahaya atau perubahan cahaya dengan
gerak lakunya (pemeranannya). (Pramana Padmodarmaya, 1988 : 154-
155)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Peralatan Lampu Untuk Pencahayaan Khusus
Sejumlah peralatan lampu khusus perlu dipasang atau ditempatkan
pada berbagai sudut pandangan.
Gambar 8 : Lampu Cahaya Khusus (Fresnellitus)
Sumber: Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, 1988 : 177
Gambar 9 : Lampu Cahaya Khusus (Lekolites) Sumber: Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, 1988 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Gambar 10 : Lampu Spot lensa Plano Konveks Sumber: Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, 1988 : 179
Gambar 11 : Lampu Spot Lensa = Step atau Fresnell Sumber: Pramana Padmodarmaya, Tata dan Teknik Pentas, 1988 : 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 12 : Type Spot Digital (Automated) Sumber: John Vasey, Concert Sound And Lighting System, 1999 : 106