FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU...
Transcript of JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU...
PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KECERDASAN SPIRITUAL ANAK JALANAN DI SANGGAR
KREATIF ANAK BANGSA CIPUTAT–TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.kom.I)
Disusun Oleh :
Abdul Rasyid Ahmad SaputraNIM : 108052000019
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1435 H/ 2014 M
i
ABSTRAK
Abdul Rasyid AS. (108052000019)
Pembinaan Keagamaan Dalam Mengembangkan Nilai–Nilai KecerdasanSpiritual Di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat-Tanggerang Selatan
Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya mencarinafkah di jalanan dan di tempat-tempat umum lainnya. Umumnya anak jalananmemiliki latar belakang keluarga yang komplek, dengan tingkat kesulitan yang tentusaja berbeda. Melihat kondisi tersebut, jika tidak didukung kondisi lingkungan yangbaik dan kepribadian yang baik, maka menjadi pemicu timbulnya berbagai perilakupenyimpangan dan perbuatan-perbuatan yang negatif. yang dapat melanggar aturandan norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat di wilayah tertentu.
Adapun tujuan dari penelitian ini member pembinaan terhadap anak jalananyang jauh dari pembinaan keagamaan dan untuk mengetahui pembinaan keagamaandalam mengembangkan nilai-nilai Kecerdasan Spiritual di sanggar kreatif anakbangsa, dan mengetahui faktor mengembangkan nilai – nilai kecerdasan spiritual bagipembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai–nilai kecerdasan spiritualterhadap anak jalanan (peserta didik).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kualitatif,dengan desain deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa datanyaberupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunciterhadap apa yang sudah diteliti.
Subjek dalam penelitian ini adalah Pimpinan Yayasan SKAB, PembinaAgama dan tiga anak jalanan sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kegiatanpembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual bagianak jalanan. Dalam pengambilan informan peneliti menggunakan teknik deskriftif.Adapun teknik analisa data yang digunakan reduksi, penyajian data dan penarikankesimpulan.
Pembinaan keagamaan dalam penelitian ini penulis mengarahkan anak jalananagar mengenal dari pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh para pengajar danditerapkan kedalam pengembangan nilai-nilai kecerdasan spiritual agar anak jalanantersebut bukan pengajaran biasa tapi membekas dalam sehari-hari.
Hasil dari penelitian ini adalah pembinaan keagamaan dalam mengembangkannilai-nilai kecerdasan spiritual anak jalanan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa berperansebagai Fasilitator, sebagai penyedia informasi, sebagai motivator dengan materikeagamaan meliputi Aqidah, Syariah dan Akhlak. Sedangkan faktor pendukungPembina agama memberi pengaruh di lembaga dan kepercyaan anak sanggar yangantusias serta fasilitas yang mendukung yang meliputi sarana dan prasarana yangcukup memadai serta para donator atas bantuan terhadap sanggar tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia.
Alhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pembinaan
Keagamaan Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual Di
Sanggar Kreatif Anak Bangsa”.
Selanjutnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua
penulis, Ayahanda H.Nimar dan Ibunda Hj. Muhanih (Almarhumah) yang selama ini
telah memberikan penulis dukungan baik dari segi moril maupun materil, yang
senantiasa ridho dengan langkah penulis, yang tak letih berdoa di setiap penghujung
malam, dan tak habis membagi cinta dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun
materil, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M. Ed selaku Wadek I, Bapak Drs.
Jumroni, M.Si selaku Wadek II, dan Bapak DR. H. Sunandar, M.A selaku
Wadek III.
iii
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam. Terima kasih atas bimbingan dan masukan yang
bermanfaat selama ini. Bapak Drs. Sugiharto, M.A selaku Sekretaris Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam
3. Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, M.A selaku Dosen Pembimbing yang selalu
mengajarkan dan memberi motivasi dalam pembuatan skripsi ini. Dan untuk
Bapak Suhaimi M.Si, sekaligus selaku Dosen Penasehat Akademik yang
dengan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis
sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmunya kepada penulis.
5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
6. Keluarga Besar Sanggar Kreatif Anak Bangsa, Yaitu Bapak Diki
Komaruzaman, Bapak Sigit, beserta para tutor lainya yang berjuang demi
sanggar, para anak didik pula dan seluruh yang banyak membantu penulis
dalam penelitian ini hingga dapat berjalan baik dan lancar.
7. Untuk keluarga besar orang tua H. Nimar dan Hj. Muhanih (almarhumah),
kakak tercinta Sumarni, Suryanih, Nurjanah, M.Sofyan Hadi (almarhum),
Ibrahim, Nur Aini, Nur Rohmah, Misbahudin, dan para Saudara dan
iv
keponakan yang penulis sanyangi yang senantiasa mendukung dan
memberikan banyak pelajaran hidup untuk penulis.
8. Teman-teman kosan: M. Boy, Try Prasetyo, Enan Nurzaman, Oki Rahmat,
yang selalu ada dalam perjalan penulis tidak lupa kekasih Elva Ristiawan
yang selalu di hati penulis, dan teman-teman BPI angkatan 2008 lainnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terima kasih buat sharingnya dalam
proses merampungkan skripsi.
9. Sahabat dari adik-adik Jurusan HMJ BPI, DEMAF FIDKOM, HMI
KOMFAKDA Cabang Ciputat serta teman sekitarnya yang selalu mendoakan
hingga sekarang.
Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Dengan
tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis mengucapkan
banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita
semua.
Akhirnya kepada-Nyalah penulis serahkan segala urusan ini. Penulis
berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah
khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.
Jakarta, 15 April 2014
Abdul Rasyid
NIM : 108052000019
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ................................................................................................................. i
KATAPENGANTAR..................................................................................... ............ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ............ v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................. 6
D. Metodologi Penelitian .......................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 11
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Keagamaan ............................................... ........................ 16
1. Pengertian Pembinaan ................................................................... 16
2. Pengertian agama .......................................................................... 17
3. Pengertiaan pembinaan keagamaan .............................................. 21
4. Ruang Lingkup pembinaan keagamaan ....................................... 22
vi
5. Bentuk Metode pembinaan keagamaan ........................................ 26
6. Bentuk Pembinaan Keagamaan .................................................... 32
B. Kecerdasan Spiritual ........................................... ................................ 36
1. Pengertian kecerdasan spiritual ..................................................... 36
2. Kecerdasan Spiritual Menurut Pandangan Islam .......................... 39
3. Nilai-nilai Kecerdasan Spiritual ................................................... 42
C. Anak Jalanan ...................................................................................... 44
1. Pengertian Anak Jalanan ............................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya.............................................................................. 46
B. Visi, Misi, Tujuan ............................................................................. 48
C. Program dan Muatan Kurikulum Mata Pelajaran .............................. 50
D. Struktur Organisasi ........................................................................... 57
E. Kegiatan ............................................................................................ 58
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Identifikasi Informan ......................................................................... 61
B. Analisis Hasil Temuan ....................................................................... 64
1. Pembinaan wudhu ....................................................................... 65
2. Pembinaan Shalat ........................................................................ 67
3. Pembinaan Membaca dan menulis Al qur’an ............................. 69
4. Pembinaan Keagamaan dalam Nilai Kecerdasan Spiritual .......... 71
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 75
B. Saran..................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Transkip Wawancara
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
4. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak Jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar
waktunya mencari nafkah dijalanan dan ditempat umum lainnya.
Umumnya anak jalanan memiliki latar belakang keluarga yang komplek
dengan tingkat kesulitan yang tentu saja berbeda. Latar belakang keluarga
mereka di antara lain berasal dari :
1. Keluarga miskin atau ekonomi yang lemah sehingga mereka menjadi
“tulang punggung ekonomi” keluarga bahkan ada yang secara sengaja
dieksploitasi.
2. Keluarga broken home kedua orang tua tidak ada atau tidak berfungsi
selayaknya orang tua atau salah satu dari keduanya tidak berfungsi
selayaknya orang tua.
3. Status hubungan kekelurgaan anak dan orang tua tidak jelas, artinya
anak lahir di lluar nikah.1
Melihat kondisi tersebut jika tidak didukung kondisi lingkungan
yang kondusif dan kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu
timbulnya berbagai perilaku penyimpangan dan perbuatan-perbuatan yang
negatif yang dapat melanggar aturan dan norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat di wilayah tertentu. Contonya terhadap anak jalanan
1 Soekarso Ekodjatmiko, Pedoman Penyeleggaraan Pendididkan Layanan Khusus AnakJalanan, (Bandung : Depdiknas, 2007), h. 5.
2
yang sering meresahkan dan mengganggu masyarakat. Untuk itu, pada
anak jalanan dibutuhkan penyesuaian diri bagi mereka.
Banyak penyimpangan yang terjadi pada anak jalanan contohnya
kriminalitas, itu karena kurang perhatian dari orang tua, kurang kesadaran
dari masyarakat sekitar dan pemerintah sehingga mereka bebas tanpa
adanya aturan dan kewajiban. Maka perlu adanya pembinaan keagamaan
yaitu, seseorang memberikan nasehat atau memberi kejelasan-kejelasan
kepada anak jalanan tersebut agar memahami atau mengerti tentang hal
yang dialaminya.
Pembinaan keagamaan ini merupakan proses masukan seperangkat
keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang
lain.2 Menurut Kamus Besar Indonesia Pembinaan adalah usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara budaya guna untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.3 Sedangkan pengertian keagamaan
sendiri ialah, bahwa keagamaan berasal dari kata agama yang kemudian
mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Sehingga membentuk kata baru
yaitu “keagamaan”. Jadi keagamaan di sini mempunyai arti “segenap
2 Djamaluddin anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta : PustakaPelajar,2001), Cet. Ke-4, h. 77.
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II(Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 117
3
kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaikan dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu 4
Dari pembinaan keagamaan ini dapat mengantarkan anak jalanan
tersebut menambahkan ilmu dan mendorong kepada kecerdasan spiritual
yang di dalamnya mengajarakan pemahaman diri yang lebih baik lagi.
Dari pengertian kecerdasan spiritual ialah mengacu kepada energi batin
yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.5 Maka pentingnya bagi
anak jalanan dan lainya membentuk karakter yang baik.
Dari Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang penulis buat
dalam bahasa sehari-hari sering digunakan untuk menyebut pada kegiatan
pemberian penerangan kepada masyarakat, baik oleh lembaga pemerintah
maupun oleh lembaga non-pemerintah. Arti ini diambil dari kata dasar
suluh dengan kata lain dengan obor dan berfungsi sebagai penerang.6 dan
adapun itu penyuluhan harus dikaitkan dengan metodenya karena metode
itulah penunjang dalan penyuluhan tersebut. Selain itu juga penyuluahan
berkaitan dengan metode-metode penyampainnya dalam bentuk
komunikasi sehingga metode itu penting sekali.
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan
yang telah direncakan. Contohnya setiap orang “belajar” lebih banyak
4 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :1979), h.10
5 Ana Budi Kuswandani, Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual,(Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke- 1, h. 6
6 Isep Zainal Arifin. Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah MelaluiPsikoterapi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 49.
4
melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam
menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar
saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikannya.7
Metode penyuluhan merupakan cara dan prosedur yang dilakukan
penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada sasaran agar terjadi
perubahan perilaku sesuai dengan tujuannya. Tujuan pemilihan metode
penyuluhan untuk mendorong terjadinya efek/perubahan perilaku yang
sebanyak-banyaknya dari sasaran, untuk meningkatkan komunikasi dan
mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan daya sasaran serta
untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan kemandirian sasaran
penyuluh.8
Maka penulis menginginkan perubahan terhadap anak jalanan agar
tidak berkelanjutan terhadap masalah yang dialaminya dan agar anak
jalanan itu mendapatkan layak sepertinya anak-anak lain agar terarah dan
terbimbing. Dan mendapatkan ilmu pembelajaran bagi mereka sehingga
menambahkan motivasi mereka agar menjadi anak yang terbaik dan
menggali kemampuanya lebih baik lagi.
Adapun tempat atau wadah bagi anak jalanan ini sudah ada, tempat
ini memberikan sarana belajar dan kreasi seni dan kreatifitas lainnya agar
7 ______,Metode dan Tekhnik Penyuluhan, Artikel diakses pada 28 Juni 2012 darihttp://www.burhand182.wordpress.com/2012/06/28/metode-dan-teknik-penyuluhan/
8 Anur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Cet, IV; Yogyakarta; UIIPress, 2004), h. 17.
5
para anak jalanan ini memperoleh bekal ilmu dan kreatifitas yang sama
dengan sekolah lainnya. Ini merupakan sanggar kretif anak bangsa yaitu
sekolah alternatif yang memiliki model pendidikan yang berbeda dengan
lembaga pendidikan pada umumnya. Dan lebih menariknya adanya
kerjasama antara Universitas Islam Negeri Jakarta dan Dompet Duafa
dengan tujuan menciptakan anak bangsa yang lebih baik.
Keberadaan sanggar kreatif anak bangsa memberi pengaruh
terhadap anak jalanan yang putus sekolah dan perhatian terhadap tempat
tinggalnya yang mayoritas masyarakatnya didaerah pasar dan terminal hal
ini juga dikatakan oleh pendiri sekaligus ketua Direktur Sanggar Kreatif
Anak Bangsa Bapak Diki Komaruzaman bahwa:
“Sanggar Kreatif Anak Bangsa adalah sekolah alternatif yang memiliki
model pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada
umumnya. Model pendidikan dibangun dan diperkuat oleh suasana dan
lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi anak-
anak jalanan yang putus sekolah pada usia SD, SMP, dan SMA.
Keberadaan Sanggar Kreatif Anak Bangsa merupakan bagian dari impian
dan harapan masyarakat yang memiliki komitmen kuat untuk menjadikan
pendidikan sebagai gerakan sosial yang kreatif, terarah, dan
berkelanjutan”.9
9 Hasil wawancara pribadi dengan Diki Komaruzan saat penelitian mengujungi SanggarKreatif Anak Bangsa, tanggal 3 Maret 2013 pukul 13.00.
6
Jadi, dari semua penjelasan diatas penulis mengangkat judul ini
pembinaan keagamaan yang membentuk kecerdasan spiritual agar peserta
didik mendapatkan bekal dan mampu menjalankan dan meningkatkan
lebih sempurna dan sesuai dengan syriat yang ditentukan agama.
Dan itulah beberapa hal yang dapat dijadikan latar belakang atau
landasan, maka penulis mengangkat topik yang diberjudul “Pembinaan
Keagamaan dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Kecerdasan Spiritual
di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah agar lebih fokus,
terarah dan jelas. Maka batasannya adalah pada Pembinaan keagamaan
pada anak jalanan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan
spiritual di Sanggar Kreatif Anak Bangsa Ciputat.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana pembinaan keagamaan pada anak jalanan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual di sanggar kreatif anak
bangsa?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pembinaan keagamaan pada anak jalanan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual di sanggar kreatif anak
bangsa.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan menambah dan memperkaya
teori-teori yang berkaitan dengan pembinaan keagamaan yang
terdapat di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya
dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada umumnya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan, memberikan masukan dan dorongan
dalam pengetahuan anak didik, lalu dijadikan acuan untuk
memberikan partisipasi bagi lembaga dalam pengetahuan agama
dan menambahkan informasi dan pengetahuan tentang pembinaan
keagamaan bagi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam serta dapat
memperkaya kepustakaan bagi akademik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan desain
penelitiannya menggunakan jenis penelitian desain deskriftif. yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data.
Dalam buku metode penelitian kualitatif, Bagdan dan Taylor
mendefinisikan, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
8
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.10 Dalam penelitian ini penulis
memberikan potensi terhadap peserta didik untuk meningkatkan
pengetahuan agama yang sesuai dengan syariat.
Penelitian deskriptif ialah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam
penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu
gejala keagamaan.11
Dalam pendekatan kualitatif dalam agama sebagai pedoman bagi
kehidupan masyarakat hanya mencakup dan terpusat pada penyajian untuk
pemenuhan kebutuhan adab yang integratif. Karena itu agama berfungsi
sebagai pedoman moral dan etika yang terwujud dalam nilai-nila budaya.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang Pimpinan Lembaga, pengajar
(tutor) dan tiga anak didik yaitu tempat untuk memperoleh informasi
mengenai objek penelitian.12 Adapun teknik pemilihan subjek yang
digunakan peneliti adalah deskriftif yaitu sampel yang diambil betul-betul
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Dan alasan penulis memilih
10 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1993), h. 3.
11 Msthufu, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada2006), h.29.
12 B. Sandjajaj dan albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta : Prestasi Pustaka,2006), cet ke-1, h.111
9
tiga anak didik karena anak didik tersebut sudah lama menetap dan lebih
dewasa.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian terhadap pembinaan keagamaan dalam
menggembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual disanggar kreatif anak
bangsa kecamatan ciputat.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
(participation observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan
dokumentasi.13 Berikut ini adalah teknik pengumpulan data yang akan
peneliti lakukan dalam penelitian ini di antaranya:
a. Pengamatan/observasi
Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses di mana peneliti
terlibat langsung dalam objek penelitian. Pengamatan dapat dilakukan
secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan
ini adalah lembar pengamatan, ceklist, catatan kejadian, dan lain-lain.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Yang penulis amati dalam
penelitian ini keberadaan sanggar, bentuk kegiatan sanggar dan para anak
didik di sanggar. Pada penulis mengamati dalam satu minggu dua kali
13 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penetitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,2010), h. 146.
14 Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002),h. 181.
10
pertemuan yang setiap hari selasa dan kamis pukul 13.00 sampai 15.00
wib.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis
sifatnya. Karena bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara peneliti
dan responden.15 Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam pada
subjek penelitian dan wawancara juga bertujuan untuk mengkuatkan data
yang sebelumnya diperoleh. Penulis melakukan wawancara dengan
pengurus sanggar yang pertama ketua sanggar bapak Diki Komaruzaman,
kedua pengajar (tutor) bapak Diki dan tiga anak-anak didik sanggar
diantaranya tony, imam dan ari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen pengumpulan data
dan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
penelitian.16 Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung
analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik
atau dokzumen pribadi.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton, adalah proses mengatur uraian data.
Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian
15 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta:Rajawali Pers, 1995) h. 39.
16 Irwan Soehartono, metode Penelitian Sosia,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995),h. 70.
11
dasar.17 Dalam analisis data yang telah terkumpul dianalisis, peneliti
melakukan dengan analisis deskriptif interpretatif, yaitu dengan
menganalisis setiap data atau fakta yang ditemukan lebih dekat,
mendalam, mengakar dan menyeluruh.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Kecamatan Ciputat. Dari mulai tanggal 3 maret 2013 yang dilakukan pada
setiap hari selasa dan rabu. Adapun yang dijadikan alasan dan
pertimbangan penulis dalam memilih lokasi penelitian dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Pihak lembaga menyediakan sarana bagi penulis dan memberikan
data dan informasi sesuai dengan permasalah.
b. Lembaga sendiri terjangkau bagi penulis serta mempermudah bagi
penulis.
Adapun teknik penulisan skripsi penulis berpedoman dan mengacu
kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi,tesis,disertasi) uin
syarif hidayatullah jakarta “yang diterbitan oleh CeQDA , april, cet,ke-2
tahun 2007
E. Tinjauan pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan tinjauan ke perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mencari penelitian yang sebelumnya
khususnya skripsi berikut:
17 Lexy J. Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1993), h. 103
12
1. Mumun Mulyana, NIM 102052025653 dengan judul ‘upaya
pembimbing agama dalam meningkatkan pengetahuan ibadah shalat
siswa di SDN Kunciran 4 pinang kota tanggerang’. Dalam skripsinya
memiliki hasil kesimpulan memberikan materi yang sesuai dengan
tujuan yang ingin diharapkan adapun metode yang digunakan para
pembimbing dengan menggunakan metode tanya jawab, metode
ceramah, dzikir dan bimbingan belajar Al-Qur’an Berisi mengenai
pengetahuan ibadah shalat. Dengan menjadikan ibadah itu sebuah
perbuatan yang mengasikan dan menyenangkan, sehingga peserta
bimbingan akan merasa mudah dalam memahami dan
memepraktekannya. Dalam hal ini pembimbing dituntut untuk
memberikan perhatian yang dalam kepada peserta bimbingnya, yang
membedakan dari skripsi ini lebih menekankan dalam metode
penyampaiannya pada anak didik subjeknya.
2. Ruslan Habibi, NIM 104052001993 dengan judul ‘penerapan metode
bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al qur’an anak
usia 8-15 tahun dipanti sosial asuhan rabbani Parung-Bogor. Hasil
kesimpulan ini berisi tentang metode bimbinganya dalam menghafal
Al-Qur’an serta mendidik anak dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an. Dan dalam penerapannya untuk meningkatkan
kemampuan menghapal Al-Qur’an di panti sosial asuhan Rabbani
mengunakan dua bentuk metode bimbingan, metode bimbingan
kelompok dan individu dengan melalui kegiatan kelompok seperti,
training dakwah, tahfidz dan takrir Al-Qur’an dan belajar kelompok.
13
3. Nonik Murzayanah, NIM 104052001990 dengan judul “metode
bimbingan agama bagi anak usia 7-12 tahun pada keluarga di
perumahan villa indah permai bekasi utara” dalam hasil kesimpulanya,
setiap orang tua mempunyai tujuan yang sama dalam memberikan
bimbingan terhadap anak-anak mereka khususnya di perumahan vila
indah permai bekasi utara yaitu agar anak-anak meraka agar memiliki
bekal hidup mereka kelak tidak hanya sekedar mengetahui tentang
agama tetapi juga mereka memahami dan mampu manjalankandalam
kehidupan sehari-hari.
4. Jamaludin Shidiq, NIM 105052001748 dengan judul “analisis terhadap
materi bimbingan Agama bagi remaja mesjid Innayatullah Cimanggis
Bogor” dalam temuannya bedasarkan katagori aqidah, ibadah dan
akhlak terdapat 50 frekuensi uraian materi pembimbing, yang terdiri
aqidah 14 uraian materi atau sekitar 28% ibadah 16 uraian atau sekitar
32% dan akhlak 20 uraian materi sekitar 40% jadi dapat dilihat bahwa
dalam analisa yang penulis lakukan dalam materi bimbingan agama
yang paling menonjol yitu mengenai materi akhlak, kemudian disusul
dengan materi ibadah serta materi aqidah.
Berbeda empat peneliti sebelumnya penulis lebih berfokus pada
pembinaan keagamaan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan
spiritual, karena peserta didik sendiri kurang mengerti terhadap
pengetahuan agamanya.
14
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan
gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan
yang ada dalam skripsi ini, maka peneliti mengelompokan lima bab
pembahasan, yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN pada bab ini penulis membahas tentang Latar
Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini meliputi Pengertian Pembinaan,
Pengertian Agama, Pengertian Pembinaan Agama dan Ruang
Lingkup Pembinaan Agama, metode pembinaan keagamaan,
pengertian kecerdasan spiritual, kecerdasan spiritual pandangan
islam dan anak jalanan.
BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan tentang Sejara
Berdirinya Sarana Kreatif Anak Bangsa, Visi dan Misi, program
dan muatan kurikulum, Struktur Organisasi, kegiatan Sanggar
Kreatif Anak Bangsa.
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA Bab ini Indentifikasi
informan melingkupi pimpinan sanggar, pembimbing atau
pengajar, dan anak didik yang ditelitinya dan Memberikan hasil
dari penelitian dari bentuk Pembinaan Keagamaan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual.
15
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari penelitian yang
berisi kesimpulan dan saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pembinaan Keagamaan
1) Pengertian Pembinaan
Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai pembinaan keagamaan,
maka perlu kiranya dikemukakan pengertian pembinaan itu sendiri,
diantaranya :
a. Menurut Masdar Helmy Pembinaan mencakup segala ikhtiar (usaha-
usaha), tindakan dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan
kwalitas beragamabaik dalam bidang tauhid, bidang peribadatan,
bidang ahlak dan bidang kemasyarakatan.1
b. Menurut Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN Pembinaan adalah suatu
usaha yang dilakukan dengan sabar, berencana, teratur dan terarah serta
bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala
aspek-aspeknya.2
c. Menurut Kamus Besar Indonesia Pembinaan adalah usaha, tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara budaya guna untuk memperoleh hasil
yang lebih baik.3
1 Masdar Helmy, Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat, (Semarang :DiesNatalies,IAIN Walisongo Semarang), h. 31.
2 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :1979), h. 2
3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II(Jakarta: Balai Pustaka, 1986), h. 117.
17
Di sini dapat dilihat hubungan antara pembinaan dan agama sangat
dekat yaitu dari lingkungan dan sikap masyarakat terhadap nilai - nilai
agama di kalangan masyarakat, ketika akan memberi pengaruh dalam
pembentukan jiwa keagamaan dibanding dengan masyarakat lain yang
memiliki ikatan longgar terhadap norma - norma agama.
Jiwa keagamaan akan sangat bergantung dari seberapa jauh
masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan. Dari segi lain
kita lihat pula, betapa pentingnya peranan agama itu untuk memberikan
bimbingan dalam hidup manusia. Agama mengakui adanya dorongan-
dorongan atau keinginan-keinginan yang perlu di penuhi oleh tiap-tiap
individu.
Semua orang menginginkan harta, pangkat dan bahkan dalam
memenuhi kebutuhan jasmaninya akan makan dan minum. Namun dalam
pemenuhannya agama juga mengajarkan bagaimana cara mendapatkan
semua itu sesuai dengan yang telah diajarkan oleh agama. Singkat kata
pembinaan agama dengan kepribadian anak, agama memberikan
bimbingan hidup dari yang sekecil-kecilnya kepada yang sebesar-
besarnya, mulai dari hidup pribadi, masyarakat maupun dengan Tuhan.
2) Pengertian Keagamaan
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
18
Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.4
Pengertian dari keagamaan itu sendiri ialah, bahwa keagamaan
berasal dari kata agama yang kemudian mendapat awalan “ke” dan akhiran
“an”. Sehingga membentuk kata baru yaitu “keagamaan”. Jadi keagamaan
di sini mempunyai arti “segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan
ajaran kebaikan dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan itu .5
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti
"tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi
yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-
ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.6
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari
kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata
salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah
diri masuk dalam kedamaian.
kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat
sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat. Kata
aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti
yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu, orang yang berserah
diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian
4 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)edisi ke.3, h.24.
5 Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, (Jakarta :1979), h.10
6 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo, 2000), h. 16-17.
19
berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada
Allah Swt. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di
dunia dan akhirat.
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata
agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan
kebiasaan. Pengertian Islam demikian itu, menurut Maulana Muhammad
Ali dapat dihami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat AI-
Baqarah yang artinya,
Artinya: mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari
pada yang mereka usahakan dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.7
(QS. Al Baqarah 202).
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata
Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan
berserah diri kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan keba-
hagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan
atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura,
melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang
sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada
Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat
manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”.
Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang
7 Departemen Agama R I, Al-Qur’an bayan dan terjemahannya, (Depok: CV Penerbit AlQur’an terkemuka 2009), hal. 31.
20
tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah
dirinya sendiri. Demikianlah pengertian Islam dari segi kebahasaan
sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai sumber yang dikemukakan
para ahli.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan
yang berbeda-beda. Harun Nasution mengatakan bahwa Islam menurut
istilah (Islam sebagai agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad
Saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari
kehidupan manusia.8
Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka kata Islam adalah
mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari
Allah Swt. bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi
Muhammad Saw. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang
ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat
manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam
memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun
keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama bagi suatu
agama yang berasal dari Allah SWT. Nama Islam demikian itu memiliki
8 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Cet. XI;Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 112.
21
perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak
mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia
atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan
sendiri.
Sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allahhanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitabkecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian(yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayatAllah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”.9 (Q.S Al Imronayat 19).
3) Pengertian Pembinaan Keagamaan
Pembinaan Keagamaan yaitu membimbing, mengarahkan, atau
membangun nilai-nilai yang sangat penting dan beragama bagi manusia
yaitu nilai-nilai keagamaan berupa ajaran-ajaran agama kepada orang lain,
sehingga menjadi pedoman bagi tingkah laku keagamaan bagi orang
tersebut. Pembinaan agama merupakan proses masukan seperangkat
keyakinan atau keimanan yang dipercayai kebenarannya mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan ajaran atau paham agama terhadap orang
lain.10
9 Departemen Agama R I, Al-Qur’an Bayan dan terjemahannya, (Depok: CV PenerbitAlQur’an Terkemuka, 2009).
10 Djamaluddin anchok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam, (Yogyakarta : PustakaPelajar,2001), Cet. Ke-4, h. 77.
22
Pembinaan agama merupakan usaha dari seseorang untuk
memberikan bimbingan dalam bersikap dan berpikir sehingga dapat
diarahkan kejalan yang sesuai menurut ajaran-ajaran yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Yang terdapat didalam kitab suci Alqur’an
dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
4) Ruang Lingkup Pembinaan Keagamaan
Dalam pembinaan agama terdapat ruang lingkup yang dilakukan
dalam proses pembelajaran yang diberikan terhadap objeknya diantaranya
hal dalam pengenalan bentuk syriah yaitu mengajarkan anak didik
terhadap pembinaan shalat dan cara membaca dan menulis Al Qur’an.
a) Pembinaan Shalat dilakukan pada yang pertama keutamaan shalat,
rukun shalat, rukun shalat dan prekteknya shalat. Mengenai pengertian
shalat menurut istilah syara’ ialah seperangkat perkataan dan perbuatan
yang dilakukan dengan beberapa syarat tertentu, dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam.11
Kedudukan shalat diterangkan oleh Sayyid Sabiq sebagai berikut:
“Shalat dalam isalam menempati kedudukan yang tidak dapat dipandang
sama dengan ibadah yang lainnya. shalat merupakan tiang agama yang
tidak dapat berdiri tanpa shalat. Shalat adalah yang pertama-tama yang
diwajibkan oleh Allah yang disampaikan kewajiban shalat itu secara
langsung kepada rasulnya pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara.”12
11 Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,t.t), h. 5512 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih Bahasa Mahyudin syaf, (Bandung: PT.Al-
Ma’arif,1997), Jilid1, Cet.19, h. 78.
23
b) Pembelajaran membaca dan meulis Al Qur’an diantaranya memulai dari
lisan membaca salah satu huruf arab atau huruf hijaiyyah pengenalan
ini yang harus dikenalkan pada anak didik baru mulai pada penulisan
huruf arab atau tulisan arab.
Disetiap melakukan tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Untuk itu, tujuan dari pembinaan baca tulis Al-Qur’an adalah dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, sesuai makhorijul huruf dan
dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid dan dapat menulis huruf Al-Qur’an
dengan benar dan rapi. Hafalan beberapa surat pedek, ayat pilihan dan doa
sehari-sehari, sehingga mampu melakukan bacaan sholat dengan baik dan
terbiasa hidup dalam suasana Islami.13
1). Pembinaan Keagamaan dalam Keluarga
Islam mengajarkan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur
hidup, dari buaian sampai ke liang lahat. Karena pembinaan dan
pendidikan anak dalam keluarga adalah awal dari suatu usaha untuk
mendidik anak untuk menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas dan
terampil. Maka hal ini menempati posisi kunci yang sangat penting dan
mendasar serta menjadi fondasi penyangga anak selanjutnya.
Dalam hal ini hubungan diantara sesama anggota keluarga sangat
mempengaruhi jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh perhatian dan
kasih sayang yang akan membawa kepada kepribadian yang tenang,
13 Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,t.t), h. 57.
24
terbuka dan mudah dididik karena ia mendapat kesempatan untuk tumbuh
dan berkembang,14
Untuk membina keimana dan ke Islaman anak, Abdullah Ulwani
meletakkan tanggung jawab pendidikan anak pada orang tua atau Ibu
Bapaknya yang meliputi hal–hal sebagai berikut :
a. Memberi petunjuk, mengajari agar beriman kepada Allah dengan jalan
merenungkan dan memikirkan ciptaan-Nya (bumi, langit atau alam dan
isinya).
b. Menamkan dalam jiwanya roh kekhususan, bertaqwa dan beribadah kepada
Allah, melalui sholat, dan melatih tingkah laku denngan rasa haru dan
menangis disaat mendengar suara Al-Qur’an.
c. Mendidik anak untuk dekat kepada Allah di setiap kegiatan dan situasi.
Melatih bahwa Allah selalu mengawasi, melihat dan mengetahui rahasia.
2). Pembinaan Keagamaan di Sekolah
Sekolah adalah sebagai pembantu pendidikan anak, yang dalam
banyak hal melebihi pendidikan dalam keluarga, terutama: dari segi
cakupan ilmu pengetahuan yang diajarkannya. Karena sekolah juga
merupakan pelengkap dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah betul -
betul merupakan dasar pembinaan anak.
Apabila Pembinaan pribadi anak terlaksana dengan baik, maka si
anak akan memasuki masa remaja dengan mudah dan membina masa
remaja itu tidak akan mengalami kesusahan. Akan tetapi jika si anak
kurang bernasib baik, dimana pembinaan pribadi di rumah tidak terlaksana
14 Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta BumiAksara, 1995), h. 12.
25
dan di sekolah kurang membantu, maka ia akan mengahadapi masa remaja
yang sulit dan pembinaan pribadinya akan sangat sukar. Fungsi sekolah
dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara
lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga, atau
membentuk keagamaan pada diri anak agar menerima pendidikan agama
yang diberikan.15
3). Pembinaan Keagamaan dalam Masyarakat
Selain keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarpun turut andil
dalam membina anak. Pembinaan agama yang diberikan oleh keluarga
sebagai dasar utama, sedangkan sekolah menjadi sangat penting untuk
memenuhi kekurangan maupun keluarga dalam mendidik anak.
Kebudayaan hidup yang semakin kompleks, mental anak untuk
mengetahui berbagai macam hal penemuan ilmiah dan agama, maka perlu
kerjasama antar keluarga dan sekolah serta masyarakat untuk mengarahkan
ke hal yang positif. Sehingga mampu mengenal makna kehidupan yang
sebenarnya.16
Masyarkat merupakan lapangan pendidiakan yang ketiga,
keserasian antara ketiga lapangan pembinaan ini akan memberi dampak
yang positif bagi perkembangan anak termasuk dalam pembentukan jiwa
keagamaan mereka. Seperti diketahui bahwa dalam keadaan yang ideal,
pertummbuhan seorang menjadai sosok yang memiliki kepribadian yang
terintegrasi dalam berbagai aspek, mencakup fisik, psikis, moral dan
15 Djalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 21716 Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta Bumi
Aksara, 1995), h. 59.
26
spiritual. Dalam hal ini masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat
besar, menyangkut hal-hal sebagai konsekuensi interaksi sebagai berikut:
a) Anak akan mendapatkan pengalaman langsung setelah memperhatikan
(mengamati) apa yang terjadi pada masyarakat.
b) Membina anak-anak itu berasal dari masyarakat dan akan kembali ke
masyarakat.
c) Masyarakat (dapat menjadi sumber) pengetahuan.
5) Bentuk Metode Pembinaan Keagamaan
Pada umumnya, metode yang digunakan dalam penyuluhan
menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individual( individual counseling).
a. Penyuluhan Kelompok (group guidance)
Metode yang digunakan dalam membantu seseorang atau
sekelompok orang orang memecahkan masalah-masalah dengan melalui
kegiatan kelompok. Beberapa bentuk khusus metode penyuluhan
kelompok, yaitu : karya wisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok dan
organisasi.
b. Penyuluhan Individu (individual counseling)
Dalam metode ini, pemberian bantuan dilakukan face to face
relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan dengan
wawancara antara konselor dengan klien. Masalah-masalah yang
27
dipecahkan melalui metode counseling ini ialah masalah-masalah yang
sifatnya pribadi. 17
Dalam metode pembinaan keagamaan memiliki bentuk - bentuk
metode yang disampikan pada suatu kelompok diantaranya yaitu: a)
Metode Ceramah b) Metode Diskusi c) Metode Tanya Jawab d) Metode
Demostrasi dan Eksperimen 18
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ini sejak lama oleh orang-orang yunani, hindu dan
cina di pergunakan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan
kepada orang banyak. Di sekolah-sekolah modern sekarang ini sudah
banyak ditinggalkan, karena tugas guru sekarang anak-anak bisa untuk
berfikir, membimbing mereka dalam perkembangannya, membantu
mereka dalam cara belajar dan dalam memecahkan masalah-masalah yang
ada dalam hidup mereka.
Metode ceramah juga disebut metode memberitahukan (lekture
method) karena banyak dipergunakan perguruan tinggi. Sebenarnya bukan
hanya memberitahukan, menyampaikan sejumlah keterangan atau fakta-
fakta, tetapi ceramah dimaksud juga menjelaskan dan menguraikan
mengenai suatu masalah, topik dan pertanyaan.19 Adapun kekurangan dari
metode ceramah ini adalah:
17 Anur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Cet, IV; Yogyakarta: UIIPress, 2004), h. 37.
18 Rochman Natawidjaja, Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok,(Bandung : 1987), h. 56.
19Asmuni Syukur, Dasar – dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99
28
Dalam pengajaran modern, metode ini sudah diganti kedudukannya
oleh Metode Problem Solving, karena metode ceramah ini ada
kekurangan-kekurangan sebagai berikut:
a. Tujuan metode ini adalah pengisian dan penumpukan pengetahuan
kepada orang lain, yang dianggapnya masih kosong dan pasif.
Pengajaran ini berpusat kepada guru (teacher center). Pendirian modern,
belajar itu aktif dengan semboyan “Learning by doing” yakni belajar
sambil berbuat.
b. Metode ceramah ini tidak memberi kesempatan untuk berbuat dan
berfikir, umtuk memecahkan masalah. Klien dipaksa mengikuti jalan
pikiran penyuluh, mereka diharapkan hanya menerima keterangan atau
penjelasan penceramah.
Metode ini dapat dipergunakan, karena masih ada kebaikan –
kebaikannya. Manfaat penggunaanya bergantung kepada sifat bahan yang
disampaikan, kecakapan penyuluh yang menyampaikan dan taraf
perkembangan klien (penerima). Metode ceramah ada kebaikan
dipergunakan bila:
a. Untuk menyampaikan sesuatu kepada klien, yang sulit disampaikan
dengan cara lain. (umpamanya disekolah yang kurang lengkap alat dan
bahan diperpustakaan).
b. Untuk membangkitkan minat, hasrat, antusiasme, emosi dan apresiasi
pada klien untuk sesuatu hal, akan lebih baik dengan ceramah.
29
2. Metode Diskusi
Seperti juga dengan metode lainya, metode diskusi ini pun dapat
dihubungkan dengan metode-metode lainnya. Setelah ceramah dan
karyawisata dapat diteruskan dengan diskusi. Metode ini merupakan
bagian yang penting dalam metode pemecahan masalah. (problem
solving).20 Adapun manfaat diskusi antara lain:
a) Dalam diskusi anak belajar berfikir tentang suatu masalah.
Mereka mendapat latihan untuk mengemukakan pendapatnya.
b) Mendapat kesempatan untuk berfikir bersama tentang suatu masalah.
Setiap peserta dapat memberikan sumbangannya berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya.
c) Dalam diskusi seseorang dapat belajar toleran, terhadap pendirian orang
lain, lebih kritis dan berhati-hati terhadap pendiriannya sendiri. Saling
mengoreksi dan menerima.
d) Hasil belajar dengan diskusi akan lebih baik dari pada hanya dengan
hafalan. Seseorang dapat menggunakan pikirannya dan pengetahuannya
secara aktif dan efektif dalam menghadapi masalah.21
3. Metode Tanya Jawab
Pertanyaan untuk mengevaluasi pengetahuan klien. Pertanyaan
harus pertanyaan ingatan, pertanyaan pikiran. Dan pertanyaan dapat
20 Drs. B. Simanjuntak dan Dra.I.L. Pasaribu, Didaktik dan Metodik, (Bandung :Tarsito,1986), hlm. 96-98
21 Basyiruddin Ustman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres,2002), hlm. 34
30
membangkitkan semangat dan minat klien dengan pertanyaan akan
menimbulkan rasa ingin tahu akan jawaban sesuai rasa ingin tahu ini akan
merupakan rangsangan untuk belajar. Pertanyaan yang baik akan
mengandung masalah yang akan merangsang peserta didik untuk
berfikir.22 Dengan pertayaan dapat melatih peserta didik untuk mengingat.
dengan tanya jawab dapat melatih peserta didik memberikan
jawaban˗jawaban. Berikut cirri-ciri pertanyaan yang baik:
a. Pertanyaan hendaknya merangsang peserta didik untuk berfikir.
b. Pertanyaan hendaknya jelas, tidak menimbulkan tafsiran yang
bermacam˗macam.
c. Pertanyaan hendaknya singkat, sehingga mudah ditangkap dalam
keseluruhan.23
Dalam hubungan ini bimbingan dan penyuluhan mempunyai fungsi
efektif dan menggali sumber-sumber kekuatan rohaniah dan menggunakan
sumber-sumber manusia yang ada untuk mengatasi kebutuhan yang
ditimbulkan oleh proses perubahan yang mempunyai dampak negatif atau
yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka dapatlah diketahui
bahwa tujuan bimbingan penyuluhan Islam adalah untuk kepribadian
manusia yang tangguh terhadap diri sendiri dan Allah swt. Namun secara
garis besarnya atau secara umum tujuan bimbingan dan konseling Islam itu
22 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Jakarta : miizan, 2001), h. 78.
23 Simanjuntak dan I.L. Pasaribu, Didaktik dan Metodik, (Bandung :Tarsito, 1986), h.118.
31
dapat di rumuskan sebagian membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagian hidup di dunia dan
akhirat.
Bimbingan dan konseling sifatnya hanya merupakan bantuan, hal
ini sudah diketahui dari pengertianya. Individu yang dimaksudkan disini
adalah orang yang dibimbing untuk diberi konseling, baik perorangan
maupun kelompok, “mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya” berarti
mewujudkan diri sesuai dengan hakikatnya sebagai manusia untuk menjadi
manusia yang selaras perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi
atau kedukaannya sebagai makhluk Allah, makhluk individu, makhluk
sosial, dan sebagai makhluk berbudaya.
Karena itu tujuan akhir bimbingan dan konseling Islam adalah
kebahagian hidup manusia di dunia dan akhirat. Karena berbagai faktor,
individu bisa juga terpaksa menghadapi masalah dan kerapkali pula
individu tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri, maka bimbingan
berusaha membantu memecahkan masalah yang dihadapinya itu. Bantuan
pemecahan masalah ini merupakan salah satu fungsi bimbingan juga,
khususnya merupakan fungsi konseling sebagai bagian sekaligus teknik
bimbingan.
Dalam kaitan ini, bimbingan konseling membantu individu untuk
menjadi insan yang berguna dalam kehidupan yang memiliki berbagai
wawasan, pandangan, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat
berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Insan seperti ini adalah
32
insan yang mandiri yang memiliki kemampuan untuk memahami diri
sendiri dan lingkungannya secara tepat dan objektif, menerima diri sendiri
dan lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan
secara tepat dan bijaksana, mengarahkan diri sendiri sesuai dengan
keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri
sendiri secara optimal 24
Jadi fungsi dan tujuan metode penyuluhan adalah untuk
memantapkan pemahaman agama bagi masyarakat, dalam kehidupan
berkelompok sehingga dapat membentuk budaya yang berintikan agama
Islam bertujuan sebagai subjek dakwah, karena itu bimbingan penyuluhan
agama Islam harus mempengaruhi dan mengarahkan manusia dari alam
kebodohan dan kealam yang berpengetahuan atau alam kekufuran kealam
ketauhidan. Dengan demikian bimbingan penyuluhan Islam dimaksudkan
untuk membina daya manusia sehingga melahirkan orang-orang sehat jiwa
dan raga, takwa kepada Tuhan, luhur budi pekertinya, mencintai bangsa
dan sesama manusia.
6). Bentuk Pembinaan Keagamaan
Bentuk-bentuk pembinaan keagamaan yang diantaranya pembinaan
tentang wudhu, pembinaan shalat dan pembinaan dalam membaca al
qur’an.
24 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : RinekaCipta, 1991), h. 112-114.
33
a. Wudhu
Wudhu, menurut bahasa berarti baik dan bersih. Menurut istilah
syara’, wudhu ialah membasuh muka, dan kedua tangan sampai siku,
mengusap sebagian kepala dan membasuh kaki didahului dengan niat dan
dilakukan dengan tertib.25
Perintah wudhu diberikan kepada orang yang akan mengerjakanshalat, dan menjadi salah satu dari syarat sahnya shalat, dasarnya: FirmanAllah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendakmengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampaidengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengankedua mata kaki. Jika kamu junub maka Mandilah. Dan jika kamu sakit,atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat air (kakus) ataumenyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, makabertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dantanganmu dengan (debu itu). Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapiDia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nyabagimu, agar kamu bersyukur. ” (QS. Al-maidah: 6) 26
25 Ilmu Fiqh, Jilid I, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1983.
26 Al-qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Darus Sunnah, 2002).
34
Allah hanya menerima shalat yang dikerjakan oleh mereka yang
suci dari hadas. Karenanya, Allah swt, tidak menerima shalat mereka yang
dikerjakan dalam keadaan berhadas.
b. Pengertian shalat
Dalam bahasa Arab perkataan “shalat” digunakan untuk beberapaarti, diantaranya digunakan untuk arti “do’a” seperti dalam firman Allahsurat (At-Taubah (9): 103); digunakan untuk arti “rahmat” dan “mohonampunan” seperti dalam firman Allah surat (Al-Ahzab (33): 43 dan 56).
Dalam istilah ilmu Fikih, shalat adalah salah satu macam ataubentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatantertentu disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syarat-syarattertentu pula.27 Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorang pun yangsempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalammenempuh perjalanan hidupnya yang sangat kompleks itu, ia tidak akanluput dari kesulitan dan problema.
Dalil-dalil Sebagai Dasar Shalat:
Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat: 56
Artinya: “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali supayamenyembah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzuriyat: 56).
Al-Qur’an surat Thaha ayat 14
Artinya: “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, makasembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingatAku.” (QS. Thaha: 14)
c. Pembinaan baca Al qur’an
27 Al-Bukhary, Al Lu’lu wal Marjan (Jakarta: Muslim 1996) hal. 62.
35
Al-Quran adalah jalan lurus yang tak mengandung suatu kebatilan apapun.
Maka amat baik jika anak dibiasakan membaca al-Quran dengan benar, dan
diupayakan semaksimalnya agar mengbafal al-Quran atau sebagian besar darinya
dengan diberi dorongan melalui berbagai cara. Karena itu, kedua orangtua
bendaklah berusaha agar putera puterinya masuk pada salah satu sekolah tahfizh
al-Quran; kalau tidak bisa, diusahakan masuk pada salah satunya.
Setiap orang tua harus menyadari bahwa mengajarkan al-Qur´an kepada
anak-anak adalah suatu kewajiban mutlak dan harus dilaksanakan sejak dini agar
ruh al-Qur´an dapat membekas dalam jiwa mereka. Sebab bagaimana anak-anak
dapat mengerti agamanya jika mereka tidak mengerti al-Qur´an. Selain itu untuk
kepentingan bacaan dalam sholat, anak-anak pun wajib mengetahui dan dapat
membaca surah Al Fatihah dan lainnya yang menjadi keperluan sebagai bacaan
dalam sholat. Dengan adanya tuntutan kewajiban sholat, maka mutlak bagi orang
tua wajib memberi pendidikan al-Qur´an kepada anak-anaknya.
Islam juga memerintahkan untuk memberikan pendidikan membaca Al
Qur-an kepada anak sejak usia dini, tentu saja dalam bentuk pendidikan awal.
Pada masa sekarang ini pembelajaran membaca al Qur-an pada anak usai dini
dapat diberikan dengan cara pembelajaran metode Iqra', dan ternyata metode ini
banyak memberikan hasil positif bagi perkembangan dan kemampuan membaca
al Qur-an anak usia dini (usia Taman Kanak-kanak). Cara yang dapat ditempuh
orang tua dalam memberikan pendidikan al-Qur-an kepada anak-anaknya, antara
lain adalah:
1. Mengajarkannya sendiri dan ini cara yang terbaik. Karena orang tua sekaligus
dapat lebih akrab dengan anak-anaknya dan mengetahui sendiri tingkat
36
kemampuan anak-anaknya. Ini berarti orang tualah yang wajib terlebih dahulu
dapat membaca Al Qur-an dan memahami ayat-ayat yang dibacanya.
2. Menyerahkan kepada guru mengaji al-Qur-an atau memasukkan anak-anak pada
sekolah-sekolah yang mengajarkan tulis baca al-Qur-an.
3. Dengan alat yang lebih modern, dapat mengajarkan al-Qur-an lewat video
casette, dan atau vcd, jika orang tua mampu menyediakan peralatan semacam ini,
tetapi ingatlah bahwa cara yang pertamalah yang terbaik.28
Pada usia dini anak juga perlu diberi pengajaran tentang ibadah, seperti
tentang bersuci, do'a-do'a, dan ayat-ayat pendek, cara mengucap salam, dan
sedikit tentang tata cara melaksanakan şalat, serta beberapa hal lain yang
dikategorikan kepada amal dan perbuatan baik yang diridhoi Allah. Dalam hal
memberi pendidikan şalat kepada anak di usia dini dapat dilakukan orang tua
dengan mulai membimbing anak untuk mengerjakan şalat dengan mengajak
melakukan şalat di sampingnya, dimulai ketika ia sudah mengetahui tangan kanan
dan kirinya.29
b) Kecerdasan Spiritual
1. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Pengertian Kecerdasan Spiritual Secara konseptual kecerdasan
spiritual terdiri dari gabungan kata kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan
berasal dari kata cerdas yaitu sempurna perkembangan akal budi untuk
28 M. Thalib, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, (Yogyakarta: Pustaka AlKautsar, 1992), h. 106-107.
29 Muhammad Suwaid, Manhaj at-Tarbiyyah an-Nabawiyyah lit-Tifl, terjemahanSalafuddin Abu Sayyid, Mendidik Anak Bersama Nabi, (Solo: Pustaka Arafah,2003), h. 175.
37
berfikir dan mengerti.30 Menurut Kamus Bahasa Indonesia Sedangkan
spiritual berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa latin yaitu spritus
yang berarti nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada energi batin
yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.31
Dalam kamus psikologi spirit adalah suatu zat atau makhluk
immaterial, biasanya bersifat ketuhanan menurut aslinya, yang diberi sifat
dari banyak ciri karakteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat,
vitalitas energi disposisi, moral atau motivasi.32
Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal dengan SQ (bahasa
Inggris: spiritual quotient) adalah kecerdasan jiwa yang membantu
seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif. SQ merupakan fasilitas
yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai
dengan persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan
kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk
penerapan nilai dan makna.
Spiritual Intelligence adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan kerohanian yang berkorelasi dengan IQ (Intelligence
Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seperti EQ, Spiritual Intelligence
menjadi lebih utama dalam penyelidikan ilmiah dan diskusi filosofis /
psikologis. Ini merujuk kepada sekelompok atau serangkaian
30 Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka, 1993) cet. Ke-2, h. 186.
31 Ana Budi Kuswandani, Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional Spiritual,(Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke- 1, h. 6
32 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 1989) cet. Ke-1, h.480.
38
kecenderungan yang terdiri dari persepsi, intuisi, kognisi, yang berkaitan
dengan spiritualitas dan/atau religiusitas, khususnya modal spiritual.
Kecerdasan spiritual tidak berhubungan dengan agama, melainkan
berhubungan erat dengan kejiwaan seseorang, demikian disimpulkan oleh
banyak ahli psikologi dalam bidang ini. Jadi, tidak benar jika kecerdasan
spiritual diartikan sebagai orang yang rajin melakukan ibadah, aktif datang
ke sebuah pengajian, atau segala hal yang menyangkut agama.
Dengan demikian dapat dimaknai bahwa yang dimaksud dengan
kecerdasan spiritual adalah kemampuan yang sempurna dari
perkembangan akal budi untuk memikirkan hal-hal diluar alam materi
yang bersifat ketuhanan yang memancarkan energi batin untuk memotivasi
lahirnya ibadah dan moral.
Dari sudut pandang psikologi, kecerdasan spiritual justru
mengejutkan kita, karena ternyata sudut pandang psikologi memberitahu
kita bahwa ruang spiritual (spiritual space) pun memiliki arti kecerdasan.
Secara sederhana, manusia mempunyai tingkat kecerdasan spiritual yang
berbeda-beda. Manusia bisa saja memiliki kecerdasan rendah secara
spiritual, dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik, eksklusif, dan
intoleran, yang sering kali berakibat pada kobaran konflik atas nama
agama.
Begitu juga sebaliknya, sikap keagamaan manusia dengan tingkat
kecerdasan spiritual tinggi memiliki ekspresi keagamaan yang penuh
kesadaran, sikap jujur dan terbuka, inklusif dan pluralis dalam beragama di
tengah pluralitas agama-agama. Memahami dan mempunyai kesadaran
39
spiritual (Spiritual Quotient) yang baik, sangat diperlukan seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan dampak yang baik bagi
dirinya sendiri dan lingkungan sosial keagamaan di sekitarnya. Menilik
saat ini Indonesia banyak menjadi sorotan dunia karena mulai munculnya
kekerasan-kekerasan atas nama agama.33
2. Kecerdasan Spiritual Dalam Pandangan Islam
Kemampuan seseorang untuk yakin dan berpegang teguh terhadap
nilai spritual islam, selalu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai islam
dalam hidupnya, dan mampu untuk menempatkan dirinya dalam
kebermaknaan diri yaitu ibadah dengan merasakan dirinya selalu dilihat
Tuhan, sehingga ia dapat hidup dengan mempunyai jalan dan
kebermaknaan yang akan membawanya terhadap kebahagiaan dan
keharmonisan yang hakiki. Allah berfirman Dalam Surat Al-Mu’minun
yang artinya:
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman. (yaitu)orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yangmenjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Danorang-orang yang menunaikan zakat (QS: Al-Mu’minun: 1-4).34
Ciri-ciri manusia yang memiliki kualitas kecerdasan spiritual tinggi
dijelaskan oleh Dadang Hawari sebagai berikut:
33 Sukidi, Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Gramedia, 2004).34 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : Rajawali Pers 1989) h.
526.
40
1) Beriman kepada Allah dan bertaqwa kepada Allah Sang Pencipta dan
beriman terhadap malikatNya, kitab-kitab Allah, rasul-rasulNya, hari
Akhir, serta Qadha’ dan Qadar. Hal ini membuatnya selalu bersandar
kepada ajaran Allah dan merasa bahwa dirinya selalu diawasi, dicatat
perbuatannya, akhirnya ia selalu menjaga perbuatan dan hatinya. Ia juga
berusaha agar selalu berbuat sholeh kebajikan.
2) Selalu memegang amanah, konsisten dan tugas yang diembannya
adalah tugas mulia dari Allah, ia juga berpegang pada amar ma’ruf nahi
munkar, sehingga ucapan dan tindakannya selalu menerminkan nilai-
nilai luhur, moral dan etika agama.
3) Membuat keberadaan dirinya bermanfaat untuk orang lain, dan bukan
sebaliknya. Ia bertanggung jawab dan mempunyai kepedulian sosial.
4) Mempunyai rasa kasih sayang antar sesama sebagai pertanda seorang
yang beriman.
5) Bukan pendusta agama atau orang zalim. Mereka mau berkorban,
berbagi, dan taat pada tuntunan agama.
6) Selalu menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakannya, dengan cara
selalu beramal saleh dan berlomba-lomba untuk kebenaran serta
kesabaran.
Karena itu kecerdasan spiritual adalah komponen utama bila
dibandingkan engan IQ, EQ, dan CQ. Untuk mengembangkannya adalah
dengan menghayati dan mengamalkan agama; yaitu rukun iman, rukun
islam dalam kehidupan. 35
35 Dadang Hawari, Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), hal. 223-232.
41
Pentingnya petunjuk Al-Qur’an dan amal sholeh untuk
menghilangkan awan hitam hati tersebut telah dijelaskan dalam firman
Allah surat Al-isra yang Artinya:
Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalanyang lurus dan memberi kabar gembira kepada kaum mukmin yangmengerjakan amal sholeh (kesadaran akan pekerjaan yang dilakukan ataskepatuhan terhadap Allah) bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Al-isra’9).36
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan kecerdasan
spiritual menurut islam diatas adalah:
1) Jalan hidup spritualitas islam memiliki tiga fondasi dasar untuk
membentuk pribadi muslim yang utuh, yaitu iman, islam, dan ihsan.
Iman merupakan fondasi yang paling dasar dalam islam, ia adalah ikrar
jiwa untuk yakin terhadap kekuatan tertinggi yaitu Allah. Syarat utama
dari iman adalah keyakinan tadi, dan selanjutnya ikrar lisan dan
akhirnya ikrar tingkah laku sebagai manifestasi dari keyakinan terhadap
kekuatan Tertinggi dalam setiap perbuatannya. Islam merupakan
pokok-pokok ibadah, rule, dan metodologi dalam menempuh jalan
islam. Sedangkan ihsan merupakan kebaikan dan kebajikan budi pekerti
sebagai manifestasi dari iman dan islam, amal perbuatannya hanya di
sandarkan hanya pada Allah dan merasa seakan-akan melihat dan
dilihat Allah.
2) Muslim yang memiliki kecerdasan spritual akan memiliki budi pekerti
yang luhur, taat beribadah, tenang jiwanya, bijaksana, peduli dan peka
dalam kehidupan pribadi, sosial, keluarga, maupun terhadap
36 (Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya. Hal. 425)
42
lingkungan. Semuanya adalah sebagai menifestasi keadaan jiwa yang
memiki jalan dan bersandar pada Allah dan tertuang pada perilaku
dalam kehidupannya.
3. Nilai – nilai kecerdasan spiritual
Sinetar (2001) menuliskan beberapa aspek dalam kecerdasan
spiritual, yaitu :
a. Kemampuan untuk memilih dan menata hingga ke bagian-bagian
terkecil ekspresi hidupnya berdasarkan suatu visi batin yang tetap dan
kuat yang memungkinkan hidup mengorganisasikan bakat.
b. Kemampuan untuk melindungi diri. Individu mempelajari keadaan
dirinya, baik bakat maupun keterbatasannya untuk menciptakan dan
menata pilihan terbaiknya.
c. Kedewasaaan yang diperlihatkan. Kedewasaan berarti kita tidak
menyembunyikan kekuatan-kekuatan kita dan ketakutan dan sebagai
konsekuensinya memilih untuk menghindari kemampuan terbaik kita.
d. Kemampuan mengikuti cinta. Memilih antara harapan-harapan orang
lain di mata kita penting atau kita cintai.
e. Disiplin-disiplin pengorbanan diri. Mau berkorban untuk orang lain,
pemaaf tidak prasangka mudah untuk memberi kepada orang lain dan
selalu ingin membuat orang lain bahagia.37
Menurut Buzan (2003) ada sepuluh aspek-aspek dalam kecerdasan
spiritual yaitu mendapatkan gambaran menyeluruh tentang jagad raya,
37 http://www.masbow.com/2009/08/kecerdasan-spiritual.html
43
menggali nilai-nilai, visi dan panggilan hidup, belas kasih, memberi dan
menerima, kekuatan tawa, menjadi kanak-kanak kembali, kekuatan ritual,
ketentraman, dan cinta.
Selain dari hal di atas, menurut Robbins & Judge dalam bukunya
yang berjudul Organizational Behavior menyebutkan budaya spiritualitas
yang perlu dibentuk adalah:
1. Strong Sense of Purpose. Meskipun pencapaian keuntungan itu penting,
tetapi hal itu tidak menjadi nilai utama dari suatu organisasi dengan
budaya spiritual. Karyawan membutuhkan adanya tujuan perusahaan
yang lebih bernilai, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk visi dan
misi organisasi.
2. Trust and Respect. Organisasi dengan budaya spiritual senantiasa
memastikan terciptanya kondisi saling percaya, adanya keterbukaan dan
kejujuran. Salah satunya dalam bentuk manajer dan karyawan tidak
takut untuk melakukan dan mengakui kesalahan.
3. Humanistic Work Practices. Jam kerja yang fleksibel, penghargaan
berdasarkan kerja tim, mempersempit perbedaan status dan imbal jasa,
adanya jaminan terhadap hak-hak individu pekerja, kemampuan
karyawan, dan keamanan kerja merupakan bentuk-bentuk praktik
manajemen sumber daya manusia yang bersifat spiritual.
4. Toleration of Employee Expression. Organisasi dengan budaya spiritual
memiliki toleransi yang tinggi terhadap bentuk-bentuk ekspresi emosi
karyawan. Humor, spontanitas, keceriaan di tempat kerja tidak dibatasi.
44
Saat ini sudah cukup banyak perusahaan yang menerapkan budaya
spiritualitas di tempat kerja.38
C). Anak Jalanan
Pengertian anak jalanan telah banyak dikemukakan oleh banyak
ahli. Secara khusus, anak jalanan menurut PBB adalah anak yang
menghabiskan sebagian besa waktunya di jalanan untuk bekerja, bermain
ataupun melakukan aktifitas lain.39
Sedangkan Menurut Tata Sudrajat anak jalanan dapat
dikelompokan menjadi 3 kelompok berdasarkan hubungan dengan orang
tuanya, yaitu : Pertama, Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya,
tidak sekolah dan tinggal di jalanan (anak yang hidup dijalanan / children
the street). Kedua, anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang
tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua
minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang
bekerja di jalanan (Children on the street) Ketiga, Anak yang masih
sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang
rentan menjadi anak jalanan (vulnerable to be street children).40
Hidup menjadi anak jalanan bukanlah merupakan harapan dan
cita-cita seorang anak. Tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan
bercita-cita menjadi anak jalanan. Anak merupakan bagian dari komunitas
38 Nata, Abudin, 2003, Ciri-ciri Kecerdasan Emosional , (Prenada Media: Jakarta ) h. 58.
39 Sirait, 2006, dalam Ranesi, 2006, Anak Jalanan.diperoleh pada 25 Oktober 2012, darihttp://www.anjal.ranesi.or.id
40 Soekarso Ekodjatmiko, Pedoman Penyeleggaraan Pendididkan Layanan Khusus AnakJalanan, (Bandung : Depdiknas, 2007), hal 78.
45
seluruh manusia di muka bumi. Tanpa terkecuali anak jalanan. Mereka
bukan binatang, sampah, atau kotoran yang menjijikkan. Anak jalanan
juga manusia yang mempunyai rasa dan hati. Dikejar-kejar, ditangkap,
diboyong ke truk secara paksa, diinterogasi bersama-sama dengan preman,
pencuri, perampok, bahkan pembunuh tanpa memikirkan bagaimana cara
hak-hak mereka bisa terpenuhi.
Anak jalanan tinggal di jalanan karena dicampakkan ataupun
tercampak dari keluarga yang tidak mampu, menanggung beban karena
kemiskinan dan kehancuran keluarganya.Umumnya anak jalanan bekerja
sebagi pengamen, pengasong, pemulung, tukang semir, ataupun pengais
sampah. Tidak mengalami kecelakaan lalu lintas, pemerasan, perkelahian,
dan kekerasan lain. Anak jalanan lebih mudah tertular kebiasaan tidak
sehat terutama dari kultur jalanan, khususnya seks dan penyalah gunaan
obat. Lebih memprihatinkan lagi lingkungan akan mendorong anak jalanan
menjadi obyek sosial.
Dengan kata lain bahwa di jalan rawan terhadap gangguan
kesehatan baik fisik maupun mental yakni merubah karakter menjadi anak
yang beringas, sangat aggresif, suka baku hantam, usil, berani memprotes,
suka berbicara seenaknya yang disertai dengan kata-kata kotor, perilaku
lain yang muncul pada anak-anak jalanan adalah berusaha mencari uang
dengan cara apaapun sehingga sering berganti pekerjaan, termasuk
pekerjaan yang tidak terpuji misalnya: mencopet, merampas, menodong.
Mereka juga sering rawan terhadap obat-obatan terlarang, minum-
minuman keras dan zat-zat aditif lainnya, serta mobilitasnya sangat tinggi.
46
BAB III
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Pada awalnya Sanggar Kreatif Anak Bangsa lahir dari sebuah gagasan
mahasiswa yang peduli terhadap masalah pendidikan dan anak jalanan yang
putus sekolah. Pada tahun 2010, Lingkar Samudera Belajar yang disingkat
LSB (nama pertama kali muncul sebelum Sanggar Kreatif Anak Bangsa) hadir
sebagai sebuah wahana dan wadah belajar bagi anak jalanan. Selama kurang
lebih 3 bulan proses pembelajaran diselenggarakan dalam sebuah ruangan dari
salah satu bangunan tua yang menjadi sekretariat organisasi mahasiswa, yaitu
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat.
Kemudian berdasarkan beberapa pertimbangan tempat proses
pembelajaran pindah ke sebuah kontrakan yang berada di Kampung Sawah
Ciputat, sekaligus sebagai tempat tinggal sementara bagi anak jalanan yang
ikut serta dalam proses pembelajaran di LSB. Selanjutnya, proses
pembelajaran banyak diselenggarakan halaman-halaman kampus UIN Jakarta.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dana yang dimiliki oleh LSB pada saat
itu.1
1 AD/ART Lembaga sanggar kreatif anak bangsa tahun 2012.
47
Pada tahun 2012, LSB berganti nama menjadi Sanggar Kreatif Anak
Bangsa dan mulai mendirikan sekolah sederhana di daerah Pisangan Ciputat
Tangerang Selatan. Saat ini, peserta belajar di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
tercatat sebanyak 30 anak jalanan, mereka adalah anak-anak bangsa yang
terpaksa terjun ke jalan karena permasalahan ekonomi keluarga. Mereka
biasa operasi di sekitar pasar Ciputat, Pesanggrahan, Lebak Bulus, Pasar
Rebo, Pasar Jumat, bahkan Senayan.
Sebuah tempat yang menarik di Ciputat. Tepatnya di Jl Legoso,
Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, kira-kira dua kilometer dari Jl
Raya Ciputat. Tempat itu adalah sebuah Sanggar Kreatif Anak Bangsa.
Tempat sederhana itu didirikan diatas tanah seluas 8.000 m2, milik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.
Bangunan sederhana yang memanjang terdiri dari deretan 5 buah
kamar yang terdiri dari dapur, 3 kamar tidur dan kantor. Di depan deretan
kamar-kamar tersebut dibangun sebuah “aula” yang cukup besar yang juga
dibangun dengan bahan yang sama. Di pojok belakang ada kamar mandi
merangkap toilet. Bangunan ini terbuat dari bambu beratapkan rumbia. “Aula”
ini merupakan pusat kegiatan sanggar tersebut sebagai tempat berkumpul
sekaligus tempat belajar mengajar para penghuninya.
Sanggar ini dihuni oleh 32 orang anak jalanan yang terdiri dari putera
dan puteri. Anak jalanan ini seluruhnya dibawah asuhan 8 orang anak muda
48
yang seluruhnya juga alumni UIN. Mereka bekerja siang malam untuk
mengangkat derajat anak jalanan ini supaya menjadi orang yang bermartabat
kelak nanti.2
Dapat mengesankan adalah kesungguhan kedelapan anak muda ini
untuk membaktikan diri demi kepentingan masa depan anak jalanan yang
mereka asuh. Hubungan antara guru dan murid tampak akrab. Tampaknya
mereka sangat menikmati tinggal di sanggar ini. Para pengelola muda ini
antara lain terdiri dari Harris yang berasal dari Banten, Bara yang berasal dari
Tasikmalaya, Khoiril Anwar asal Pati. Mereka bersatu dalam satu wadah yang
bernama Sanggar Kreatif Anak Bangsa.3
B. Visi, Misi dan Tujuan Lembaga
Sanggar Kreatif Anak Bangsa adalah sekolah alternatif yang memiliki
model pendidikan yang berbeda dengan lembaga pendidikan pada umumnya.
Model pendidikan dibangun dan diperkuat oleh suasana dan lingkungan
belajar yang nyaman, aman, dan menyenangkan bagi anak-anak jalanan yang
putus sekolah pada usia SD, SMP, dan SMA.
Keberadaan Sanggar Kreatif Anak Bangsa merupakan bagian dari
impian dan harapan masyarakat yang memiliki komitmen kuat untuk
2 Hasil Observasi penelitian saat mengujungi lokasi sanggar kreatif anak bangsa, tanggal 20februari 2013 pukul 10.00.
3 Wawancara pribadi dengan bapak Diki komaruzaman di Lembaga Sanggar Kreatif AnakBangsa Ciputat 20 April 2013.
49
menjadikan pendidikan sebagai gerakan sosial yang kreatif, terarah, dan
berkelanjutan.
a. Visi :
Menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dalam melaksanakan
proses pendidikan untuk mewujudkan generasi masyarakat pembelajar yang
kreatif, mandiri dan santun secara berkelanjutan.
b. Misi :
1. Memberikan fasilitas dan sarana yang aman dan nyaman bagi anak putus
sekolah dalam memenuhi haknya atas pendidikan.
2. Melakukan kegiatan pembelajaran dan pengembangan program yang
berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
dan kepribadian secara berkelanjutan.
3. Menanamkan dan mengembangkan sikap kerelawanan bagi seluruh civitas
sanggar.
4. Membangun sistem manajemen sanggar yang transparan dan akuntebel.
5. Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain yang bersifat mutual
6. Mengembangkan profesionalisme SDM yang terlibat dalam pengelolaan
sanggar
c. Tujuan lembaga
Meletakkan dasar kecerdasan dan pengetahuan, mengembangkan bakat serta
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
50
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, inovatif dan mandiri.
d. Prinsip lembaga Kesetaraan, Kepedulian, Kreatif & Kritis, Mandiri,
Kesantunan dan Kerelawanan.
C. Program dan Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi 5 kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jenjang sanggar kreatif anak
bangsa disajikan pada tabel berikut :
51
No Kelompok mata pelajaran Cakupan
1 Agama dan akhlak mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakupi etika,budi pekerti, atau moral
sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2 Kewarganegaraan dan kepribadian Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian dimaksudkan untuk
peningkatkan kesadaran dan wawasan
peserta didik akan status, hak dan
kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta peningkatkan kualitas dirinya sebagai
manusia
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotism bela
Negara,penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa,pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
52
demokrasi, tanggung jawab social, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak,serta
sikap dan prilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berprilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekpresikan mencakup dalam kehidupan
individu sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5 Jasmani, Olah raga,Kesehatan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga
53
dan kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan potesi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap dan prilaku hidup sehat yang bersifat
individual atau pun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
prilaku seksual bebas kecanduan narkoba,
HIV/ AIDS, demam berdarah serta penyakit
lainnya yang potensial untuk mewabah.
a. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulim disanggar kreatif anak bangsa meliputi sejumlah
mata pelajar yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selam 3 tahun
mulai kelompok belajar tingkat I, II, sampai tingkat III. Materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum.
Ada delapan mata pelajaran utama yang diberikan pada peserta belajar,
meliputi matematika, bahasa Inggirs, bahasa Indonesia, IPS, IPA, agama, dan
sejarah. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu menulis, menari, teater dan
kerajinan tangan dll.
54
b. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajaran berdasarkan landasan
keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar
melalui metode dan pendekatan tertentu. Pada bagian ini sanggar kretif anak
bangsa mencatumkan mata pelajaran,muatan lokal, dan pengembangan diri
besrta alokasi waktunya yang akan diberikan kepada peserta didik
Berikut disajikan Kurikulum Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Mata pelajaran
Kelompok Belajar dan Alokasi Waktu
I II III
Pendidikan Agama
Baca Tulis Arab dan Latin
Pendidikan Baca Iqra,Juz’ama dan Alqur’an
Pendidikan kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
55
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
Kesehatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Muatan Lokal
Pendidikan lingkungan kehidupan
Jakarta
Pendidikan pengembangan
Keterampilan
Pendidikan Seni dan Sastra
Pengembangan Diri
Jumlah 4 kali 11 kali 12 kali
Meskipun secara formal jadwal pelajaran telah tercantum dalam
kurikulum Sanggar Kreatif Anak Bangsa,tapi untuk kelompok belajar yang
sudah masuk ke tingkat II dan III tidak diwajibkan mengikuti seluruh mata
pelajaran yang tercantum dalam jadwal, mereka dibebaskan memilih mata
56
pelajaran berdasarkan minatnya masing-masing, dengan syarat pada setiap
semester dan tahun ajaran baru mereka harus mampu mempertanggung
jawabkannya berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dan
menjadi aturan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa.
Sedangkan siswa yang masih duduk dikelompok belajar tingkat 1
diwajibkan untuk mengikuti seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum dan jadwal pelajaran yang ada pada kelompok belajarnya.
Kenaikan tingkat kelompok belajar dan kelulusan
Kenaikan tingkat kelompok belajar dilaksanakan pada setiap akhir
tahun ajaran .kriteria kenaikan kelas Sanggar Kreatif Anak Bnagsa berlaku
setelah siswa memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a) untuk kelompok belajar 1, mampu membaca dan menulis arab maupun
latin.
b) untuk kelompok belajar 1, mampu berhitung.
c) untik kelompok belajar 1, mampu menghafal bacaan – bacaan shalat
dan surat-surat pendek dalam juz amma.
d) Untuk kelompok 2 dan 3, menyerahkan karya seni atau sastra
berdasarkan pilihan produk yang dihasilkan masing-masing.
e) Untuk kelompok belajar 2 dan 3, mampu menyerahkan karya
keterampilan kerajinan tangan berdasarkan pilihan produknya masing-
masing.
57
f) Untuk kelompok 2 dan 3, memiliki nilai B terkait mata pelajaran yang
menjadi pilihannya.
g) Untuk semua tingkat kelompok belajar di sanggar kreatif anak bangsa,
kelulusan juga mempertimbangkan kehadiran dalam kelompok
belajarnya ,mencapai minimal 90 % .4
D. Strukstur Organisasi
Pimpinan : DIKI KOMARUZAMAN
Sekretaris : KHOIRUL ATMA
Bendahara : IRHAM MUDZAKIR
Divisi Pendidikan : NUR FADHILAH
RAMADHANI
Divisi Rumah Tangga : WINI WENI
HAMZAH IFFA HAFIFAH
Divisi Kreatif : KIKI
Divisi Litbang : DENNY FERNANDES
AGASTI PRIOR
Divisi Unit Usaha : SUKARNO PUTRA
RAZIV BAROKAH
SIGIT GANDA
PRABOWO
4 Data monografi sanggar k reatif anak bangsa 2012
58
E. Kegiatan Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Kegiatan dan Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan cirri khas dan potensi
daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Karena muatan lokal merupakan mata
pelajaran, sehingga sanggar harus mengembangkan standar kompetensi dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselanggarakan. Sanggar dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua
mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Muatan lokal yang menjadi ciri
khas daerah diterapkan disanggar kreatif anak bangsa adalah:
a) Pendidikan lingkungan kehidupan Jakarta (PLKJ)
b) Pendidikan pengembangan keterampilan.
c) Pendidkan perkembunan dan agrabisnis tanaman hias
d) Pendidikan seni dan sastra 5
1. Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri dibawah
bimbingan konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan
5 AD/ART Sanggar Kreatif Anak Bangsa tahun 2012.
59
dalm bentuk kegiatan ekstrakulikuler. kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan kehidupan social, belajar dan pengembangan
bakat dan minat peserta didik. Pengembangan diri di Sanggar Kreatif Anak
Bangsa meliputi program sebagai berikut:
a. Komunitas Teater
b. Komunitas Musik
c. Komunitas Broadcast/ Penyiaran Radio
d. Komunitas Menulis
e. Komunitas Melukis
f. Komunitas Jurnalis
g. Komunitas Ilmiah Remaja
h. Komunitas Rohani Islam
i. Komunitas Kesenian (paduan suara)
j. Komunitas Olah Raga ( basket, putsal dan voli)
k. komunitas taekondo/karate pencak silat
meskipun secara formal jadwal muatan lokal telah tercantum dalam
kurikulum sanggar kreatif anak bangsa,baik itu kelompok belajar tingkat I, II
dan III tidak diwajibkan untuk mengikuti semua mata pelajaran yang
tercantum dalam jadwal, mereka dibebaskan memilih mata pelajaran
berdasarkan minatnya masing-masing, dengan syarat pada setiap semester
dan tahun ajaran baru merak harus mampu mempertanggungjawabkannya
60
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dan menjadi aturan
di Sanggar Kreati Anak Bangsa.6
6 Data monografi sanggar kreatif anak bangsa 2012.
61
BAB IV
TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Indentifikasi Informan
Melihat berbagai persoalan dan penyimpangan yang dilakukan oleh
anak jalanan sehinga meresahkan masyarakat, maka pendampingan
pendidikan bagi mereka sangatlah penting. Tentu saja, pendampingan
pendidikan bertujuan sebagai pengubahan cara berprilaku, berpikir dan
bertindak. Diketahui dalam temuan data ini penulis memaparkan hasil
wawancara dengan ketua lembaga,tutor, serta anak didik yang menjadi subjek
dalam penelitian ini.
Berikut ini identitas informan dalam penelitian yang penulis lakukan:
1. Diki Komaruzaman
Bapak Diki Komaruzaman lahir dikota Malimping, Pandeglang,
Banten. beliau pendiri Sanggar Kreatif Anak Bangsa sejak tahun 2010, pada
saat itu beliau yang membangun SKAB atas kerja kerasnya dengan tujuan
memberikan tempat bagi anak jalanan dan anak putus sekolah terhadap
permasalahan yang dihadapi masing- masing anak yang mengalaminya.
Berawal dari keprihatinan ini, anak jalanan dan anak putus sekolah
sebagian anak yang tidak mampu dalam finansial untuk bisa bersekolah
seperti biasanya dan lemahnya pengetahuan agama pada anak jalanan. Atas
62
dasar keprihatinan beliau terdorong untuk membentuk program pembinaan
bagi anak jalanan dan sekitarnya serta mendapatkan dukungan dari kampus
Universitas Islam Negeri dan Dompet Dhuafa serta lingkungan sekitar.1
2. Sigit Ganda
Bapak Sigit ganda sebagai tutor (pengajar) dalam bidang pendidikan
disanggar kreatif anak bangsa beliau ikut memajukan sanggar dan partisipasi
dalam kegiatan yang sudah dibuat di lembaga sanggar kreatif anak bangsa
yang membatu dalam kegiatan belajar mengajar khusunya dibidang
keagamaan dan umun lainnya. Tutor-tutor lainya pun membantu dalam hal
ini, agar para anak didik bersemangat dan bekelanjutan bahkan anak didik
mendapatkan prestasi dari kota tanggerang selatan atas kerja keras dari
pembimbing serta pendidik yang sudah berusaha untuk mendapatkan hasil
yang baik.2
Dan anak didik (anak jalanan) yang merupakan sasaran dalam subjek
peneltian ini secara individu maupun kelompok. Dan anak didik tersebut
merupakan sasaran untuk diberikan bimbingan dari bentuk agama, pelajaran
umum serta keterampilan lainya
a. Adik Imam
1 Wawancara pribadi dengan bapak Diki Komaruzaman, di lembaga anggar Kreatif AnakBangsa, tanggal 5 Agustus 2013.
2 Wawancara pribadi dengan bapak Nur Fadhilah, di lembaga Sanggar Kreatif Anak Bangsa,tanggal 12Agustus 2013.
63
Lahir di jakarta yang aktif selalu mengikuti kegiatan disanggar kreatif
anak bangsa yang sebelumnya seorang pengamen jalanan yang beroprasi
di sekitar ciputat dan sudah lama putus sekolah dikarenakan biaya yang
tidak memadai serta kurangnya perhatian dari orang tuanya mendidikan
terakhir SD.
b. Adik Tony
Lahir di Tanggerang yang berusia 20 tahun sudah ditinggal oleh orang
tuanya sejak kecil dan sekarang bertempat disnggar kreati anak bangsa
yang sebelumnya pengamen jalanan yang berada di stasiun pondok ranji
bintaro.
c. Adik Arie
Lahir di Jakarta yang sudah lama tinggal disanggar yang bermula diajak
oleh kakak mahasiswa untuk mengikuti belajar mengajar dibawah kolong
jalan raya ciputat dan sebagian teman-temannya mengikuti kegiatan
tersebut.3
Penulis dalam penelitian ini berpartisipasi dalam pembinaan
keagamaan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual tepatnya kegiatan
pembelajaran shalat dan membaca Alqur’an yang diadakan disanggar kreatif
anak bangsa jumlah anak didik kurang lebih 20 anak sebagian belum menetap
3 Wawancara dengan para anak jalanan yang terdapat di Sanggar Kreatif Anak Bangsa,tanggal 20 Agustus 2013
64
disanggar, namum dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh informan sebanyak 3 anak didik yang terpilih.
Selanjutnya, penulis akan menjelaskan hasil dan analisis data yang
diperoleh selama penulis lakukan penelitian, di sanggar kreatif anak bangsa
dengan pembinaan keagamaan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual pada
anak jalanan dan anak lainya. Bertujuan mencetak anak-anak yang lebih baik
lagi.
B. Hasil dan Analisis Data
1. Pembinaan Keagamaan Dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Kecerdasan
Spiritual di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
a. Pembinaan Keagamaan yang dijalani
Kegiatan ini setiap seminggu 2 kali tepatnya pada hari selasa dan rabu.
Dalam kegiatan ini, penulis mencatat pembinaan keagamaan dalam
mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual yang dibuat untuk mengisi
kegiatan untuk para anak didik ( anak jalanan).
Dalam penelitian ini penulis memaparkan tentang pembinaan
keagamaan yang dilakukan selama di tempat penelitian. Pembinaan
keagamaan di SKAB tidak hanya berkaitan dengan pembinaan ibadah,
peambelajaran mengenai pembacaan dan menulis ayat suci Al qur’an, tapi
juga memiliki penekanan terhadap pembentukan ahlakul karimah. Hal ini
senada dengan pernyataan Direktur SKAB itu sendiri bahwa yang terpenting
dalam meningkatkan kecerdasan spiritual pembelajaraan keagamaan tidak
65
boleh terputus adalah anak memahami esensi dari setiap materi keagamaan
yang dipelajarinya. Misalnya, di SKAB pembelajaran tentang shalat tidak
hanya sekedar dipahami sebagai bentuk ritual semata. Hal ini sesuai dengan
wawancara penulis dengan bapak Diki Komaruzaman berikut hasil
wawancaranya:
“saya selalu menekankan kepada tutor agama agar memberikanpemahaman tentang shalat kepada anak dari berbagai sisi, dari sisikeehatannya, dari sisi sosialnya dan lainnya. Hal inipun tidak hanya padapembelajaran shalat, tapi berlaku untuk semua materi agama lainnya” JelasKetua Sanggar Kreatif Anak Bangsa 4
Berikut ini kegiatan yang diberikan oleh tutor kepada anak didik yang
penulis teliti di Sanggar Kreatif Anak Bangsa:
1) Pembinaan Wudhu
Bimbingan tentang tata cara berwudhu dan shalat merupakan salah
satu bentuk pembinaan keagamaan yang diberikan di Sanggar Kreatif Anak
Bangsa. Tentu saja, karena saubjek belajar atau anak didik di SKAB
mayoritas adalah anak-anak jalanan, maka pemberian bimbingan tentang
berwudhu dan sahaltpun tidaklah mudah, apalagi hanya beberapa orang saja
dari mereka yang bisa membaca huruf arab. Artinya, ini akan sangat
menyulitkan tutor dalam pemberian bacaan dan doa-doa dalam shalat.
Pada bimbingan tata cara berwudhu anak didik tidak sekedar diajarkan
tentang anggota-anggota tubuh mana yang harus dibasuh ketika berwudhu,
tapi juga dibimbing batasan-batasan yang harus dibasuh berikut, doa sebelum
4 Hasil wawancara pribadi dengan Diki Komaruzam pada saat penulis mengujungi lembagaSanggar Kreatif Anak Bangsa, tanggal 5 september 2014 pukul 11.00
66
dan sesudah berwudhu, berikut pemahaman tentang rukun wudhu. Berikut
hasil wawancara dengan Bapak Sigit selaku tutor dalam pembinaan agama di
SKAB
Sebagai tutor kami mengajarkan anak-anak didik wudhu agar anak-anak didik mengetahui sebelum melakukan shalat terlebih dahulu bersucibadan karena wudhu adalah syarat sah shalat dengan rukun-rukun shalat yangkami berikan dari niat wudhu, disunahkan dengan mencuci kedua belahtangan, kemudian berkumur-kumur, membasuh hidung, kemudian membasuhmuka sampai merata, membasuh kedua belah tangan sampai siku tangan,membasuh rambut, membasuh telinga, mencuci kaki sampai kedua mata kaki,secara teratur (berurutan) dan selain itu juga kami mengajarkan anak didikbukan hanya sekedar suci dalam badan melainka suci dari pakaian dan sucidari temapatnya.5
Karena dalam agama diajarkan untuk bersuci dahulu sebelummelakukan ibadah, Sebagaimana Allah berfirman dalam Alqur’an surat Al-Maaidah Ayat 6
.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendakmengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengansiku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua matakaki.6(Q.S maaidah:6)
Tentu saja pada bimbingan-bimbingan ini tidaklah mudah, hal ini
berkaitan dengan mayoritas dari anak didik SKAB yang belum bisa membaca
huruf arab. Oleh karena itu, tutor pun terus berupaya mencari metode-metode
5 Hasil wawancara pribadi dengan Sigit pada saat penulis mengujungi lembaga SanggarKreatif Anak Bangsa, tanggal 5 september 2014 pukul 11.00
6 Departemen Agama R I, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Depok: CV Penerbit Al Qur’anterkemuka 2009), hal. 54.
67
yang tepat untuk diterapkan dalam proses bimbingan berwudhu ataupun
shalat. Misalnya, anak-anak yang belum mengenal huruf arab metode yang
digunakan metode hafalan, dalam hal ini titik tekannya adalah pada
kemampuan anak dalam menghafal. Contohnya dengan menayangkan video-
video tentang pembelajaran shalat atau memperdengarkan bacaan-bacaan dan
doa-doa dalam shalat atau berwudhu yang sudah direkam dengan kaset atau
cd.
Dari kesimpulan ini para anak didik mengikuti yang diajarkan oleh
para tutor mulai bersucilah anak-anak tahu bahwa pentingnya sebelum
menjalankan ibadah yang dikerjakan sebab bersuci itu penting. Selanjutnya
penulis memaparkan tentang ibadah shalat yang diberikan oleh para tutor
(pembimbing).
2) Pembinaan Ibadah Shalat
Terhadap metode yang disampaikan oleh tutor selain dengan hafalan
yang bentuknya dengan video atau gambar, tutor menerapkan metode praktek
sholat, yamg langsung dalam penerapan shalat yang bertujuan agar anak
didik lebih mengingat dan cepat tanggap dalam shalat.
Dalam prakteknya tutor memberikan simulasi gerakan terhadap anak
didik agar anak tersebut mengikuti gerakan shalat yang tutor ajarkan, selain
dengan gerakan anak didik diberkan pemahaman tentang bacaan-bacaan
shalat dari mulai niat shalat sampai salam, secara tertib. Setelah itu,
pembinaan ibadah shalat yang dilakukan seminggu sekali pada hari kamis
pukul waktu 16.30 sampai 17.30 yang disetiap pertemuannya membahas
68
tentang ibadah shalat fardu dan shalat sunat. Dianataranya shalat subuh,
djuhur, ashar, magrib, isya dan shalat dhuha dan tahajud. Adapun yang
dilakukan pembinaan ibadah shalat dengan metode hafalan dan praktek.
Sebelumnya para peserta didik diberi tahu tentang syarat, rukun, dan
hal yang membatalkan shalat, yang menjadi dasar bagi anak-anak didik
mengenal tentang shalat, kemudian dikenalkan mengenai bacaan-bacaan niat
shalat diantaranya shalat wajib dan shalat sunah sampai salam, selesai itu
dikenalkan gerakan shalat dari mulai takbir, ruku, itidal, sujud, duduk di
antara dua sujud, sampai tahiyat akhir dari setiap gerakan tersebut dibarengi
oleh doa-doanya. Dari prakteknya ini setiap peserta didik melakukannya
dengan suara lantang dan kompak,7 selajutnya penulis membantu memberikan
bacaan-bacaan pilihan surat-surat ketika shalat, dari ayat ayat pendek sampai
ayat yang panjang.
Kemudian juga tutor meberikan motivasi tersendiri bagi anak didik
yang memiliki keterbatasan dari pengenalan shalat sampai anak didik juga
bersemangat sehingga keberadaan pembinaan sholat yang dilakukan
disesuaikan oleh anak didik dari tingkatan umur dan tingkatan sekolah bagi
SD dan SMP dipisahkan agar lebih optimal dan teratur. Selain itu juga
pembimbing (tutor) memiliki metode metode tersendiri dari kedua tingkatan
tersebut ada yang dengan praktek dan ada juga dengan gambar yang diberikan
masing anak didiknya.
7 Hasil observasi penulis ketika mengujungi tempat belajar di Sanggar Kreatif Anak Bangsapada tanggal 5 september 2014 pukul. 15.30
69
Dari analisis penulis bahwa metode yang digunakan para tutor efektif
dan berguna sekali bagi anak-anak didik karenanya hampir sekian anak didik
dapat hafal dan mengerti tentang ibadah shalat, dari mulai niat sampai salam.
Kemudian sebagai anak didik juga memiliki keterbatasan dalam membaca
doa-doa dan ayat Al qur’an maka penulis juga memberikan tambahan atau
mengajarinya agar lebih baik dan bisa dalam pengucapanya. Penulis
menemukan pada prakteknya shalat ini ada kemudahan pada peserta didik
mengingat dalam bacaan dan gerakan dalam 2 kali pertemuan, pertama
pengenalan tentang shalat hari kedua praktek dan bacaan shalat.
Dalam pelaksanaan pembinaan shalat dalam mengembangkan nilai-
nilai kecerdasan spiritual di Sanggar Kreatif Anak Bangsa, memiliki hasil
kualitas dan kuantitas dalam sehari-harinya diantaranya :
a) Anak didik lebih mengenal ajaran-ajaran Allah SWT dan
merasa takut akan dosa.
b) Anak didik dari sikap, prilaku dan ucapannya lebih terjaga
yang selalu mecerminkan nilai agama dan moral yang baik.
c) Anak didik juga lebih saling sayang menyangi, saling tolong
menolong dan peduli terhadap sesame anak didik lainya.
3) Pembinaan membaca dan menulis Alqur’an
Memberi pembekalan tentang membaca dan menulis ayat al qur’an.
Pendidik (tutor) menyedikan alat bacaan dan alat tulisan dari pengenalan
huruf hijaiyah, tanda baca dan tajwidnya. Metode yang dilakukan ceramah
pengenalan huruf-huruf dan tanda bacanya setelah itu tutor memberikan
70
intruksi( aba-aba) apabila tutor menujukan salah satu huruf hijaiyah anak
didik semua mengikutin dan menjawabnya dengan suara lantang setelah itu
tutor mengunakan metode game (permainan) semua anak didik diberikan
tugas untuk mencari huruf-hurf hijaiyah yang disembunyikan oleh tutor
(pengajar) dan anak didik diberi waktu yang ditentukan oleh tutor yang setiap
peserta dikelompokan untuk mencari dan setelah itu, dari kelompok yang
sudah menemukan huruf hijaiyah tersebut dipekenalkan kepada kelompok
lainnya.8
Sebagian metode tesebut, lebih mengingatkan terhadap kognitif anak
masalahnya seusia anak-anak lebih cepat dengan permainan sehingga meraka
semakin bersemngat untuk belajarnya. Lalu bagi tutor sendiri lebih mudah
unutk menerangkannya bai anak didik, dari belum yang mengenal huruf
hingga tahu dan hafal huruf dan tanda bacaannya.
Setelah itu tentang penulisan huruf (ayat) Al qur’an, setiap anak didik
diberikan alat tulis unutk mengikuti tutor menulis di papan tulis dari huruf
satu persatu sampai tulisan sambung. Metode tulis ini mengingatkan bagi
anak didik terhadap ucapannya dan mengenal huruf dan tanda baca yang
dibacanya. Berikut wawancara penulis dengan Tony salah anak didik di
SKAB berkata:
“Kami ini senang ada yang masih peduli untuk mengajarkan kami darimenulis hingga membaca, kami senang kakak yang mengajar kami dengan
8 Hasil observasi penulis ketika mengujungi tempat belajar di Sanggar Kreatif Anak Bangsapada tanggal 5 september 2014 pukul 18.30
71
ikhlas dan perhatian yang tinggi yang mengenalkan baca dan tulis Al qur’anagar kami paham membaca dan memahaminya.”9
Dari penulisan ini tutor memberikan kesempatan anak didik untuk
rajin menulis agar terbiasa. Mulai tulis huruf arab sampai tulisan biasa,
kemudian anak didik juga diberikan bekal tulisan yang bersifatnya seni
(kaligrafi) yang tulisannya lebih bagus dan indah lagi. Sampai seni itu
dikagumi semua orang.
Adapun dari para tutor menggunakan model pembelajaran
partisipatorik yang memungkinkan peserta didik menjadi subjek belajar yang
dinamis dan menujukan partisipasi secara lugas dalam suasan belajarnya. Ini
salah satu karakteristik pembelajaran partisipatorik yaitu : adanya perubahan
sikap dan prilaku positif dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi lainya.10
b. Pembinaan Keagamaan dalam Mengembangkan Nilai-nilai
Kecerdasan Spiritual bagi Anak Didik
Kecerdasan spiritual bagi pembelajaran yang disampaikan oleh
tutor ialah anak didik lebih giat dan tekun dalam beribadahnya, lebih sering
membaca ayat al qur’an dan berpengaruh juga dalam perbuantannya lebih
baik lagi. Dari kebersihan pakaiannya dari bersucinya sebelum shalat dijaga
betul bagi anak didik selurunya. Selain itu juga, anak didik banyak yang sudah
9 Wawancara dengan salah satu anak didik yang diajarkan oleh Pembina agama di SanggarKreatif Anak Bangsa tanggal 6 september 2014 pukul. 13.30 wib
10 AD/ART Lembaga sanggar kreatif anak bangsa tahun 2012.
72
sering melakukan sebelum disuruh dan biasanya harus disuruh dulu baru
mengerjakannya.
Dengan penerapan model pembelajaran agama yang menitikberatkan
pada pemahaman dan kontekstual, tentu saja sistem KBM yang seperti ini
memiliki harapan tidak sekedar anak memahami materi pembelajaran yang
diberikan, tapi juga berdampak baik terhadap kepribadian dan perubahan
prilaku anak-anak didik, baik dalam tata cara beribadah, sikapnya terhadap
diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Contohnya, dalam pelajaran berwudhu , pelajaran berwudhu yang
diberikan di sanggar tidak sekedar agar anak-anak didik memahami tata cara
berwudhu, tapi juga melatih kedisiplinan dan komitmen terhadap aturan.
Tentu saja, untuk memasuki tahap bagaimana berwudhu bisa melatih
kedisiplinan dan komitmen anak didik ini tidak terlepas dari aturan-aturan
yang diterapkan oleh tutor agama. Misalnya, tutor dan sistem KBM SKAB
selalu memberhentikan semua aktifitas termasuk KBM ketika terdengar suara
lantunan adzan dan menyuruh semua anak didik untuk langsung mengambil
wudhu. Dengan sistem KBM yang seperti ini melatih kedisiplinan anak dalam
beribadah yang berdampak pada pembentukan kepribadian anak-anak dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga anak-anak terbiasa datang tepat waktu ke
SKAB untuk mengikuti pembelajaran, dan perubahan-perubahan lainnya yang
bisa di lihat dalam sikap anak didik.
73
Tidak hanya dalam berwudhu, di dalam pembelajaran shalat
kedisiplian dan komitmen terhadap aturan pun tetap dijadikan sarana
pembelajaran pembelajaran dalam membentuk kepribadian anak didik.
Pembiasaan terhadap anak didik dalam melaksanakan shalat tepat waktu
cukup membantu SKAB dalam melatih kedisiplinan anak dalam menghargai
semua jadwal KBM yang diterapkan di SKAB, termasuk komimten mereka
dalam mengikuti pembelajaran.
Penanaman nilai-nilai di atas bisa di lihat juga dalam pembelajaran
mengaji, pembelajaran mengaji di SKAB tidak hanya melatih kefasihan dan
kemampuan anak didik dalam membaca alquran, tapi juga tutor selalu
berusaha memberikan penjelasan dan pemahaman terkait setiap ayat yang
dibaca anak dan maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pola
pembelajaran yang seperti ini, anak didik tidak sekedar memiliki kemampuan
membaca alquran tapi juga memahami dan mampu memahami arti dan pesan
ayat yang dibacanya.
Adapun hasil dari pembinaan yang dijalanin, penulis mengukutip dari
hasil teori dadang hawari yang penulis jalani terhadap anak didik diantaranya:
anak didik beriman yang selalu menjalankan dari perintah Allah swt dari
mulai shalat dan prilaku yang baiknya, selalu memegang amanah sekian
banyak anak didik yang di sanggar mereka mengikuti dan menjalankan yang
diperintahkan oleh pembimbing dan teman lainya, serta bermanfaat bagi
teman dan sekitarnya dan memiliki kasih sayang terhadap sesama. Dari
74
pembinaan wudhu, pembinaan shalat dan pembinaan membaca dan menulis
Al qur’an.
Hasil dari penelitian ini penulis mendapatkan hasil bahwanya dari
pembinaan keagamaan memberikan pengaruh bagi kehidupan kita semua dari
kebiasan yang buruk hingga terpuji serta memiliki akhlak yang baik dan
mempunyai moral yang baik juga.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian yang berjudul tentang pembinaan
keagamaan dalam mengembangkan nilai-nilai kecerdasan spiritual di sanggar kreatif
anak bangsa melalui pendidikan non formal yang dilaksanakan di lembaga sanggar
kreatif anak bangsa, akhirnya diambil kesimpulan sebagai berikut :
Pembinaan keagamaan yang dilakukan disanggar ini melalui pembinaan
berwudhu, shalat dan pembinaan membaca dan menulis ayat Al qur’an yang didalamnya
terdapat pembekalan diri dalam kecerdasan spiritual yang membentuk akhlakul karimah.
Pembinaan keagamaan yang diberikan kepada anak didik optimal yang berpengaruh pada
pribadinya dari mulai prilaku, kesehatan dan keimanannya, yang bukan sekedar ritual
semata tapi suatu kewajiban yang berpengaruh pada dari anak didik tersebut.
Pembinaan yang dilakukan mendapatkan hasil bagi anak-anak menjadikan selalu
menjalankan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt. Selalu memegang
amanah yang diberikan serta menumbuhkan kasih sayang antar sesama.
Dari penelitian tersebut penulis mendapat kesimpulanya dari mulai wawancara
observasi serta dokumentasi yang saling kerja sama oleh pihak SKAB (Sanggar Kreatif
Anak Bangsa) sebagai tempat penelitian penulis.
76
B. Saran
1. Kepada para anak didik (anak jalanan) agar bisa memanfatkan waktunya agar terus
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Sanggar Kreatif Anak Bangsa dan terus
memotivasi diri, teman dan lingkungan agar selalu menambah wawasan agama, sosial,
budaya dan lainnya yang selalu berkelanjutan dan konsisten.
2. Bagi Sanggar Kreatif Anak Bangsa diharapkan selalu membina, memberi dan bekali ilmu
agama khususnya bagi anak didik (anak jalanan) dan sekitarnya. kerena dengan
kesabaran, kegigihan dan keyakinan menjadikan anak didik mandiri dan berakhlak islami
yang merupakan langkah positif dan menjadi tujuan bersama.
3. Kepada universitas islam negri syrif hidayatullah diharapkan member ruang bagi anak-
anak jalan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar dan diberikannya fasilitas yang
mendukung agar anak-anak jalanan dan anak lainnya bisa seperti anak-anak yang bisa
sekolah serta dapat mecerdaskan anak bangsa kita.
77
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Anchok, Djamaluddin dan Fuat Nashori Suroso Psikologi Islam, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2001).
Ancok, Djamaluddin, Pengaruh Shalat Pada Kejiwaan Seseorang, 1985.
Anur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Cet, IV;Yogyakarta: UII Press, 2004).
Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama,(Jakarta: PT.Golden Terayon Press, 1998).
Budi, Ana Kuswandani Langkah Meningkatkan Kecerdasan EmosionalSpiritual, (Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003).
Burhan, Arif Pengantar Metode Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional :1992).
Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN,(Jakarta:1979).
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
Departemen Agama R I, Al-Qur’an bayan dan terjemahannya, (Depok: CVPenerbit Al Qur’an terkemumaka 2009).
Daradjat, Zakiah Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:BumiAksara, 1995).
Djalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002).
Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1993).
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta : Rajawali Pers1989).
Djamaluddin Ancok, Pengaruh Shalat Pada Kejiwaan Seseorang, 1985.
Ekodjatmiko, Soekarso Pedoman Penyeleggaraan Pendididkan LayananKhusus Anak Jalanan, (Bandung : Depdiknas, 2007).
78
Faisal, Sanafiah Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi(Jakarta: Rajawali Pers, 1995).
Hawari, Dadang Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa,(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2004).
Hasbi Ash Shiddieqi, Teungku Muhammad, Mutiara Hadis 2 Thaharah danShalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003).
Helmy, Masdar Peranan Dakwah dalam Pembinaan Umat,(Semarang:DiesNatalies,IAIN Walisongo Semarang).
Haryanti, Sentot, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2007).
Ilmu Fiqh, Jilid I, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan TinggiAgama/ IAIN di Jakarta Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 1983.
Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,t.t).
Lutfi, M. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif hidayatullah, 2008).
Moeleng, J Lexy Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1993).
Msthufu, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada2006).
Mulyana, Dedy Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya,2002).
Nata, Abudin Metodologi Studi Islam (Cet. V; Jakarta: Raja Grafindo, 2000).
Nasr, Islam Dalam Cita dan Fakta, (Jakarta: LEPPENAS, 1983.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1991).
Sandjajaj, B dan albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta : PrestasiPustaka, 2006).
79
Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Metode Penetitian Kualitatif, (Bandung :Alfabeta, 2010).
Soehartono, Irwan metode Penelitian Sosial,, (Bandung: PT.RemajaRosdakarya, 1995).
Sabiq, Sayyid Fiqh Sunnah, alih Bahasa Mahyudin syaf, (Bandung: PT.Al-Ma’arif,1997), Jilid1, Cet.19.
Lutfi M, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN syarif Hidayatullah , 2008 ).
Rahim, Anur Fakih Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Cet, IV;Yogyakarta: UII Press, 2004).
Natawidjaja, Rochman Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok,(Bandung : 1987).
Syukur, Asmuni Dasar – dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas,1983).
Simanjuntak, B. dan Dra.I.L. Pasaribu, Didaktik dan Metodik, (Bandung :Tarsito, 1986).
Ustman, Basyiruddin Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta:Ciputat Pres, 2002), hlm. 34
Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Jakarta : miizan,2001).
Simanjuntak dan I.L. Pasaribu, Didaktik dan Metodik, (Bandung :Tarsito,1986).
Sukidi, Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Gramedia, 2004).Nasr, Islam DalamCita dan Fakta, (Jakarta: LEPPENAS, 1983.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqi, Mutiara Hadis 2 Thaharah danShalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003).
Sentot Haryanti, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2007).
Zainal, Isep Arifin. Bimbingan dan Penyuluhan Islam Pengembangan DakwahMelalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009).
80
Sumber Majalah
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 1989).
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi II (Jakarta: Balai Pustaka, 1986).
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).
Sumber Internet
Sirait, 2006, dalam Ranesi, 2006, Anak Jalanan.diperoleh pada 25 Oktober2012, dari http://www.anjal.ranesi.or.id
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Nama :
Tempat / Tanggal lahir :
Pendidikan :
Jabatan di Yayasan SKAB :
Tempat Wawancara :
Hari Tanggal Wawancara :
Bersedia untuk memberikan informasi dan diwancarai dalam rangka untuk keperluanpenyusunan skripsi mahasiswa Abdul Rasyid A.S Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan IslamFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judulskripsi Pembinaan Keagamaan untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual di Sanggar KreatifAnak Bangsa Ciputat Jakarta.
Data pribadi informan dan hasil wawancara akan penulis cantumkan di dalam skiripsi,dan saya berhak mengecek terlebih dahulu data yang telah di olah oleh penulis tersebut. Apabilaada kekeliruan atau kekurangan atau kurang lengkap, maka saya bersedia untuk diwwancaraikembali.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Informan
( Abdul Rasyid ) ( Bapak Sigit )
Hasil Wawancara Ketua Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Nama : Diki Komaruzaman
Lokasi : Ruangan Pengajaran
Hari/Tanggal : Senin 1 September 2014
Pukul : 16.00 WIB.
1. Bagaimana sejarah terbentuknya terbentuknya sanggar kreatif anak bangsa ?
Awalnya dari perjalanan dari anak-anak mahasiswa yang ingin berpartisipasi dalam
membangun kecerdasan anak-anak jalanan yang berada di lingkungan ciputat, yang memiliki
rasa empati dan simpatisan untuk mengajarkan anak-anak jalanan yang jauh mengenal ilmu
pengetahuan. Maka dibentuklah sebuah wadah tempat belajar untuk menggiring anak-anak
jalanan untuk membentuk kegiatan belajar. Setelah itu diberi nama lingkar samudra belajar nama
yang pertama kali muncul Selama kurang lebih 3 bulan proses pembelajaran diselenggarakan
dalam sebuah ruangan dari salah satu bangunan tua yang menjadi sekretariat organisasi
mahasiswa, yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat. Berjalan waktu nama
lingkar samudra belajar berubah menjadi sanggar kreatif anak bangsa yang melalui proses
pertimbangan dengan mahasiswa-mahasiswa yang sebagai penggerak awal pada sanggar ini.
2. Apa saja penganjaran yang disampaikan kepada anak jalanan ( anak didik)?
Pembelajaran yang disediakan disanggar kreatif anak bangsa ini meliputi pelajaran-
pelajar formal dan non formal seperti di sekolah-sekolah pada umumnya tetapi yang
membedakan cara pengajarannya yang tidak hanya dikelas yang terpaku dengan ceramah dari
para guru. Pelajaran yang disediakan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa meliputi pelajaran
matematika, bahasa, IPA, IPS, Agama dan pelajaran yang sifatnya muatan lokal diantara kreasi
seni lukis, musik dan theater.
3. Sudah berapa lama kegiatan belajar mengajar ini berjalan yang dilakukan pengajar
dengan anak didik?
Kegiatan ini sudah berjalan selama 3 tahun dari pembentukan Sanggar Kreatif Anak
Bangsa dibentuk, yang memiliki dari pelajaran-pelajaran yang belum diajarkan dari awalnya
hingga sekarang ini selama kegiatan belajar mengajar ini mendapatkan hasil yang lebih dan
meningkat dari pelajaran formal sampai pelajaran non formal.
4. Kegiatan apa saja yang diberikan kepada anak didik dalam pembekalan kegiatan
keagamaan di Sanggar Kreatif Anak Bangsa ?
Kegiatan yang diberikan pembekalan keagamaan kami membuat Kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakupi etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
5. Apa prestasi yang sudah diraih pada anak didik selama di sanggar kreatif anak bangsa ?
Prestasi yang sudah diraih diantaranya memenangi MTQ dan kegiatan cerdas cermat
yang diadakan di kota tanggerang selatan di kecamatan ciputat yaitu juara 2 dan juara 3 ini suatu
kebanggaan bagi kami selaku pendiri dan pendidik di sanggar kreatif anak bangsa.
Wawancara dengan ketua pembinaan agama ( tutor ) di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Nama : Sigit ganda
Lokasi : kantor Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Hari/tanggal: Selasa, 2 september 2014
Pukul : 16.30 WIB
1. Bagaimana terbentuknya kegiatan pembelajaran agama yang diselenggarakan di sanggar
kreatif anak bangsa?
Kegiatan ini dibentuk mulai dari keprihatinan kami bagi anak-anak jalanan yang
mayoritas pemahaman tentang agama kurang maka, diadakannya kegiatan keagamaan
karena anak-anak jalanan sangat membutuhkan pendidikan atau pembinaan ini agar
mereka tahu bahwa tidak hanya kebutuhan di dunia tetapi juga kebutuhan akhirat penting
juga. Yang melewati pendekatan-pendakat khusus agar hati para anak-anak jalanan ingin
dan mau dalam kegiatan tersebut.
2. Materi apa saja yang anda berikan kepada anak didik ditempat ini ?
Materi yang diberikan untuk anak-anak didik di Sanggar Kreatif Anak Bangsa ini
pembekalan tentang akhlak, ibadah dan doa-doa sehari-hari. Pelajaran yang disampaikan
untuk anak didik kami mengenai bimbingan sholat, membaca Alqur’an, dan yang
siafatnya praktis, dan selain itu kami memberikan tentang pelajaran kitab figh dan
ushuludin yang mendasar agar anak-anak didik kami tahu dari pokok dan awal tentang
agama.
3. Sudah berapa lama kegiatan pembelajaran agama ini dilaksanakan?
Kegiatan ini berjalan kurang lebih 2 tahun dari tahun 2011 sampai sekarang.
Dengan proses yang panjang dengan rintang dan hambatan yang dihadapi sampai anak
didik juga selalu bertambah.
4. Menurut anda seberapa pentingnya pembelajaran untuk anak didik di sanggar ini?
Pembelajaran keagamaan sangatlah penting karena pokok atau dasar bagi anak-anak
jalanan supaya anak-anak jalanan sudah mempunyai bekal untuk pribadinya yang
menjadikan dirinya berakhalak, berkarakter positif menjadi anak yang lebih baik lagi, dan
bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
5. Menurut Bapak Sigit bagaimana dengan perubahan yang terlihat setelah bapak ajarakan?
Dahulunya mereka susah untuk diajarkan tentang agama dan sekarang mereka
termotivasi atas dirinya dan teman-temannya karena mereka sudah merasa nyaman dalam
pelajaran keagamaan dan dari tingkah lakunya juga lebih sopan terhadap teman-temannya
dan para tutor lainnya.
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Nama :
Tempat / Tanggal lahir :
Pendidikan :
Jabatan di Yayasan SKAB :
Tempat Wawancara :
Hari Tanggal Wawancara :
Bersedia untuk memberikan informasi dan diwancarai dalam rangka untuk keperluanpenyusunan skripsi mahasiswa Abdul Rasyid A.S Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan IslamFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judulskripsi Pembinaan Keagamaan untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual di Sanggar KreatifAnak Bangsa Ciputat Jakarta.
Data pribadi informan dan hasil wawancara akan penulis cantumkan di dalam skiripsi,dan saya berhak mengecek terlebih dahulu data yang telah di olah oleh penulis tersebut. Apabilaada kekeliruan atau kekurangan atau kurang lengkap, maka saya bersedia untuk diwwancaraikembali.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Informan
(Abdul Rasyid) ( Bapak Diki Komaruzaman )
Surat Pernyataan Kesediaan Wawancara
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Nama :
Tempat / Tanggal lahir :
Usia :
Tempat Wawancara :
Hari Tanggal Wawancara :
Bersedia untuk memberikan informasi dan diwancarai dalam rangka untuk keperluanpenyusunan skripsi mahasiswa Abdul Rasyid A.S Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan IslamFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN syarif Hidayatullah Jakarta dengan Judulskripsi Pembinaan Keagamaan untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual di Sanggar KreatifAnak Bangsa Ciputat Jakarta.
Data pribadi informan dan hasil wawancara akan penulis cantumkan di dalam skiripsi,dan saya berhak mengecek terlebih dahulu data yang telah di olah oleh penulis tersebut. Apabilaada kekeliruan atau kekurangan atau kurang lengkap, maka saya bersedia untuk diwwancaraikembali.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Informan
(Abdul Rasyid) ( )
Wawancara dengan anak jalanan (anak didik) di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Nama : adik Imam
Lokasi : Tempat Belajar Anak Didik
Hari/Tanggal : Selasa 9 September 2014
Pukul : 13.30 WIB.
1. Sudah berapa adik berada disanggar kreatif anak bangsa ini?
Sudah 1 tahun lebih ka,
2. Pelajaran apa saja yang adik dapatkan di sanggar kreatif anak bangsa?
Pelajaran agama, seni, dan pelajaran lainnya misalnya ngaji bareng-bareng, sama belajar
pelajaran umum ka,
3. Menurut adik ibadah itu seperti apa ?
Ibadah itu sholat, ngaji sama puasa itu yang harus dikerjakan begitu sama juga kita gak
boleh melanggar yang dilarang sama Allah ka,
4. Adakah yang dapat dirasakan adik setelah diberikan pelajaran/pembinaan keagamaan
oleh tutor di Sanggar Kreatif Anak Bangsa?
Ada ka, tadinya saya gak bisa baca Al-qur’an sekarang mah sedikit-sedikit bisa terus
yang dulunya jarang shalat sekarang saya udah bisa sendiri ka,
5. Menurut adik, apakah yang dilakukan tutor di SKAB sesuai dengan keinginan adik ?
Iya sesuai ka, pengajaran di SKAB tutornya enak ngajarnya sabar juga lagi dan kita bisa
belajar agama ka,
Wawancara dengan anak jalanan (anak didik) di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Nama : Adik Tony
Lokasi : Tempat Belajar Anak Didik
Hari/Tanggal : Selasa 9 September 2014
Pukul : 13.30 WIB.
1. Sudah berapa adik berada disanggar kreatif anak bangsa ini?
Sudah lama bangat disini ka,
2. Pelajaran agama apa saja yang adik dapatkan di sanggar kreatif anak bangsa?
Pelajaran yang saya dapet pelajaran tentang sholat terus saya bisa ngaji walaupun sedikit
sedikit.
3. Menurut adik ibadah itu seperti apa ?
Ibadah kalau kata saya sih, menjalankan perintah Allah swt sama jangan berbakti sam
orang tua, ka
4. Adakah yang dapat dirasakan adik setelah diberikan pelajaran/pembinaan keagamaan
oleh tutor di Sanggar Kreatif Anak Bangsa?
Ada ka, saya jadi kenal sam ilmu agama terus bisa nagajarin orang juga
5. Menurut adik, apakah yang dilakukan tutor di SKAB sesuai dengan keinginan adik ?
Iya sesuai ka, pengajarannya disiplin waktu belajar sama tutor dan juga orang bae bangat
Wawancara dengan anak jalanan (anak didik) di Sanggar Kreatif Anak Bangsa
Nama : Adik Arie
Lokasi : Tempat Belajar Anak Didik
Hari/Tanggal : Selasa 9 September 2014
Pukul : 13.30 WIB.
1. Sudah berapa lama adik berada disanggar kreatif anak bangsa ini?
Lama juga sih lupa dari tahun berapa saya di sini
2. Pelajaran agama apa saja yang adik dapatkan di sanggar kreatif anak bangsa?
Pelajaran agama ya, sholat ngaji sama belajar kaligrafi ka dah hampir bisa saya
3. Menurut adik ibadah itu seperti apa ?
Ibadah yang diajarin disini biasanya shalat berjamaah sama ngaji bareng-bareng ka
4. Adakah yang dapat dirasakan adik setelah diberikan pelajaran/pembinaan keagamaan
oleh tutor di Sanggar Kreatif Anak Bangsa?
Ada ka, sampe sekarang saya dah bisa nagaji sendiri cuma belum lancar bangat sie.
5. Menurut adik, apakah yang dilakukan tutor di SKAB sesuai dengan keinginan adik ?
Iya, ngajarnya ngertiin kita gak bikin BT juga saya ngerti yang diajarin tutor ka,
Gambar Papan Nama Gerbang SKAB
Gambar Pengurus Sanggar Kreatif Anak Bnagsa
Gambar Papan Nama Gerbang SKAB
Gambar Pengurus Sanggar Kreatif Anak Bnagsa
Gambar Papan Nama Gerbang SKAB
Gambar Pengurus Sanggar Kreatif Anak Bnagsa
Gambar kunjungan Anggota DPR RI Memberikan Bantuan untuk SKAB
Gambar Kegiatan Sekolah Alam
Gambar kunjungan Anggota DPR RI Memberikan Bantuan untuk SKAB
Gambar Kegiatan Sekolah Alam
Gambar kunjungan Anggota DPR RI Memberikan Bantuan untuk SKAB
Gambar Kegiatan Sekolah Alam
Gambar Kegiatan belajar mengaajar Keagamaan
Gambar Kegiatan Pengajian Peserta Didik
Gambar Kegiatan belajar mengaajar Keagamaan
Gambar Kegiatan Pengajian Peserta Didik
Gambar Kegiatan belajar mengaajar Keagamaan
Gambar Kegiatan Pengajian Peserta Didik