Jurnal teleskop
-
Upload
dita-issriza -
Category
Education
-
view
353 -
download
7
Transcript of Jurnal teleskop
I. Pengertian
Teleskop atau teropong bintang adalah alat untuk melihat benda-benda jauh khususnya
untuk mengamati benda-benda luar angkasa. Teropong bintang memiliki dua buah lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan benda) dan lensa okuler (dekat dengan
mata). Jarak fokus lensa obyektif juga lebih besar dari pada lensa okuler (fob > fok).
Dalam pengaplikasiannya, teropong bintang biasanya digunakan untuk:
- untuk melihat benda-benda luar angkasa
- untuk meneliti keadaan galaksi
- untuk mengetahui rasi bintang
II. Jenis Teleskop
Adapun jenis teleskop dibagi menjadi dua, yaitu teleskop refraktor dan teleskop reflektor.
a. Teleskop Refraktor (Dioptrik)
Hans Lippershey dari Middleburg, Belanda, yang mendapatkan kredit atas penemuan
refraktor pada 1608 dan menggunakan instrumen militer pertama. Galileo adalah orang pertama
yang menggunakannya dalam astronomi. Baik Lippershey dan Galileo desain menggunakan
kombinasi lensa cembung dan cekung. Sekitar 1611, Kepler memperbaiki desain memiliki dua
lensa cembung, yang membuat gambar terbalik. Desain Kepler masih desain utama teleskop
refraktor sampai saat ini.
Refraktor memiliki bagian-bagian berikut:
Tabung panjang, terbuat dari logam, plastik, atau kayu : Tabung membantu untuk terus
keluar debu, kelembaban dan cahaya yang akan mengganggu membentuk citra yang baik.
Kombinasi kaca lensa di ujung depan (lensa objektif) : Lensa objektif mengumpulkan
cahaya, dan membias ke fokus dekat bagian belakang tabung.
Eyepieces (lensa mata) : Lensa mata membawa gambar ke mata Anda, dan memperbesar
gambar. Eyepieces membuat benda terlihat lebih pendek daripada panjang fokus lensa
objektif.
Page | 1
Gambar.1 Inilah model teleskop sederhana. Lensa objektif membawa berkas cahaya dan
mengaturnya ke titik fokus dan Eyepiece membawa gambar menuju mata Anda
Teleskop bias terdiri atas dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler.
Sinar yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena itu, teropong ini disebut
teleskop bias.
Menggunakan lensa kaca cembung atau lensa konveks untuk membiaskan atau
membelokkan cahaya dan membawa cahaya ke dalam fokus. Kaca lensa cembung ini sering
disebut sebagai lensa objektif. Benda yang diamati terletak di titik jauh tak hingga, sehingga
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif tepat berada pada titik fokusnya (lensa cembung
dirancang khusus untuk menjadi tebal di pusat dan tipis di tepi. Desain ini memungkinkan
cahaya untuk menjadi bengkok pada satu titik fokus). Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup.
Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih
kuat daripada lensa objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan besar.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
Bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil terhadap benda yang
diamati. Seperti pada mikroskop, teropong bintang juga dapat digunakan dengan mata
berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
Page | 2
Ada dua masalah utama sehubungan dengan pembiasan teleskop ini. Pertama, kekuatan
lensa cembung diatur oleh ukuran lensa cembung. Hal ini akan mempengaruhi ukuran fisik dari
teleskop. Selanjutnya, karena cahaya dibiaskan atau dibengkokkan, gambar yang dihasilkan pun
tidak selalu jelas.
Gambar.2 Diagram dari sebuah refraktor menunjukkan jalan cahaya di dalamnya.
Gambar.3 Bagian dalam teleskop refraktor
Page | 3
Gambar.4 Teleskop refraktor
b. Teleskop Reflektor (Katoptrik)
Tahun 1722, John Hadley mengembangkan desain yang menggunakan cermin parabolik,
dan ada berbagai perbaikan dalam pembuatan cermin reflektor dan yang digunakan sampai saat
ini. Teleskop reflektor ini juga dapat dikenal dengan sebutan teropong Newtonian karena dari
nama penemunya, yaitu Isaac Newton. Isaac Newton mengembangkan reflektor sekitar 1680,
sebagai tanggapan terhadap penyimpangan kromatik (pelangi halo) pada teleskop refraktor.
Newton menggunakan lensa untuk mengumpulkan cahaya, logam cermin (cermin primer) dibuat
melengkung untuk mengumpulkan cahaya dan mencerminkan ke sebuah fokus.
Page | 4
Gambar.5 Bagian dalam teleskop reflektor
Teleskop pantul merupakan teropong bintang yang disusun dari bahan cermin cekung,
cermin datar dan lensa. Fungsi lensa obyektif diganti dengan cermin cekung. Perbesaran
bayangan pada teropong ini sama dengan teropong bintang bias. Ada beberapa contoh teropong
pantul, yaitu teropong Cassegrain, teropong Newtonian, teropong Gregorian. Teleskop jenis ini
sangat berguna untuk mengamati objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, open cluster,
komet serta objek-objek lain yang mempunyai intensitas cahaya kecil.
Cermin cekung dirancang sedemikian sehingga bagian tertipis lensa terjadi di tengah
lensa, berkebalikan dengan lensa cembung. Cermin cekung utama pada teleskop reflektor
digunakan untuk mengumpulkan dan memantulkan cahaya untuk menghasilkan gambar. Karena
cermin memantulkan cahaya kembali ke dalam tabung, cermin datar sekunder di jalan fokus
cermin utama untuk membelokkan gambar keluar melalui sisi tabung sebagai lensa mata. Lensa
mata (eyepiece) kemudian menyebar atau memperbesar citra yang terbentuk. Cermin sekunder
akan memblokir beberapa gambar, tetapi karena hal tersebut sangat kecil dibandingkan dengan
cermin utama, yang mengumpulkan banyak cahaya, cermin yang lebih kecil tidak akan
memblokir gambar.
Page | 5
Gambar.6 Teropong Cassegrain Gambar.7 Teropong Gregorian
Gambar.8 Teleskop Newtonian
c. Teleskop Katadioptrik
Teleskop Katadioptrik dapat dianggap sebagai teleskop hibrida. Sebagai teleskop
gabungan dari refraktor dan reflektor, dimana menggunakan lensa di satu sisi dan menggunakan
cermin di sisi yang lain. Menggunakan cermin sekunder yang memantulkan cahaya melalui
lubang di cermin utama ke lensa mata.
Page | 6
Hal ini memungkinkan untuk dihasilkannya keakuratan dalam mengoreksi kesalahan
pada lensa maupun cermin serta sudut pandang yang relatif lebar. Sistem katadioptrik juga
diterapkan pada mikroskop, sistem mercusuar dan lensa tele pada kamera.
Gambar.9 Teleskop Katadioptrik
d. Teleskop Ruang Angkasa Hubble
Gambar.10 Bagian-bagian dari Teleskop Hubble
Keterangan gambar
1. High-gain antenna
2. Aperture door
3. Light shield
4. Secondary mirror
5. Primary mirror
6. Equipment section
7. Fine-guidance optical control sensors
8. Aft shroud
Page | 7
9. Scientific modules 10. Double roll-out ar
Cara kerja teleskop ruang angkasa hubble yang pertama, Hubble menangkap gambar,
setelah diterima oleh teleskop, gambar tersebut akan diubah manjadi kode digital dan
diradiasikan ke bumi dengan menggunakan antena yang mamiliki kemampuan mengirimkan data
1 juta bit per detik. Setelah kode digital diterima oleh stasiun di bumi, kode itu akan diubah
menjadi foto dan spektrograf (sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat spektrum
astronomikal).
Hubble sangat banyak membantu para ilmuwan dalam mempelajari, mengobservasi dan
memahami tentang jagad raya, objek luar angkasa (lubang hitam/black hole, galaksi, bintang),
dll. Hubble adalah teleskop angkasa yang berhasil menemukan Xena, planet ke-10 beserta
Gabrielle, satelitnya. Selain itu, Hubble juga banyak mengirimkan gambar-gambar yang
menakjubkan tentang kejadian-kejadian di luar angkasa seperti; supernova, lahirnya bintang,
tabrakan bintang,
Nama lengkap teleskop itu Hubble Space Telecope atau teleskop antariksa Hubble.
Hubble berada sekitar 600 kilometer di atas permukaan bumi. Ia mengelilingi bumi dengan
kecepatan 8 kilometer per detik. Untuk mengelilingi bumi satu kali putaran, Hubble memerlukan
waktu sekitar 97 menit. Jadi dalam sehari, Hubble mampu mengelilingi bumi 16 kali tanpa henti
Agar bisa berkomunikasi dengan para ilmuwan di bumi, Hubble dilengkapi antena dan
komputer. Para ilmuwan mengirimkan perintah secara terperinci beberapa kali sehari. Perintah
itu diubah menjadi kode yang dapat dimengerti komputer pada teleskop Hubble. Teleskop itu
memiliki dua buah cermin cekung. Cermin utama bergaris tengah 2,4 meter dan satu lagi
bergaris tengah 0,3 meter.
Teleskop itu juga dilengkapi kamera dan spektograf. Kamera itu tidak menggunakan film
seluloid, tetapi detektor elektronik mirip pada kamera digital. Detektor elektronik
mengumpulkan cahaya bintang dan galaksi yang tertangkap cermin. Lalu, spektrograf
menguraikan sinar itu menjadi spektrum warna-warni pelangi seperti dilakukan prisma. Sinar
itulah yang dikirim ke bumi dan dipelajari para ilmuwan. Dari sinar itu, para ilmuwan dapat
memperkirakan kondisi fisik benda langit yang diteliti. Misalnya, temperatur dan usia benda
langit, unsur kimia yang terkandung.
Page | 8
III. Perbesaran Teleskop
1. Teleskop Refraktor (Bias)
Berkas cahaya dari benda-benda luar angkasa datang berupa sinar sejajar. Kemudian
lensa objektif membentuk sebuah bayangan yang bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik pada
bidang fokus lensa objektif. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif ini kemudian menjadi
benda bagi lensa okuler.
Berikut adalah proses pembentukan bayangan pada teropong bintang :
Dalam penggunaannya, teropong bintang dapat digunakan dengan mata tanpa
berakomodasi dan berakomodasi maksimal.
a. Mata tidak berakomodasi
Untuk penggunaan dengan mata yang tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lensa
objektif jatuh pada titik fokus lensa okuler. Sehingga rumusannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan:
M=−f ob
f ok
Panjang teropong atau jarak kedua lensa:
d=f ob+ f ok
b. Mata berakomodasi maksimal
Untuk penggunaan dengan mata yang berakomodasi maksimal, bayangan yang dibentuk
lensa objektif jatuh di antara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler. Sehingga
rumusannya adalah sebagai berikut:
Perbesaran bayangan:
Page | 9
M=f ob
sok
Panjang teropong atau jarak kedua lensa:
d=f ob+sok
2. Teleskop Reflektor (Pantul)
Lensa objektif berupa cermin cekung dan cermin datar sebagai pembalik. Bayangan yang
dihasilkan okuler, diperbesar dan tidak terbalik
Perbesaran bayangan:
M=f ob
f ok
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
d = panjang teropong atau jarak kedua lensa
f ob = fokus lensa objektif
f ok = fokus lensa okuler
sok = jarak fokus lensa okuler
Daftar Pustaka
Hendrajaya, Lilik. Dkk. 1983. Teori - Soal - Penyelesaian Optika cetakan ke-4. Surabaya: Sinar Wijaya
Serway, Jewett. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 3 Edisi 6. Jakarta: Salemba Teknika
Halliday, Resnick. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
http://rahmandj-fisika.blogspot.com/2012/02/1a-teropong-bias.html Diakses pada tanggal 29 April 2014 Pukul 19:32
http://teropong.co.id/prinsip-kerja-teleskop/ Diakses pada tanggal 29 April 2014 pukul 19:45
http://softilmu.blogspot.com/2013/12/alat-alat-optik.html Diakses pada tanggal 29 April 2014 pukul 20:04
Page | 10
Page | 11