Jurnal Sahriani F
-
Upload
riyafebrina -
Category
Documents
-
view
35 -
download
4
Transcript of Jurnal Sahriani F
![Page 1: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/1.jpg)
Gambaran diagnostik Etil Glukuronida (EtG) di rambut untuk meneliti
perilaku konsumsi alkohol: perbandingan dengan biomarker tradisional
Hicham Kharbouche & Mohamed Faouzi & Nathalie Sanchez & Jean Bernard
Daeppen & Marc Augsburger & Patrice Mangin & Christian Staub & Frank
Sporkert
Abstrak
Latar Belakang Etil glukuronat (EtG) di rambut telah muncul sebagai biomarker
yang berguna untuk mendeteksi penyalahgunaan alkohol dan pemantauan
terhadap kepantangan menggunakan alkohol. Namun, ada kebutuhan untuk
membangun nilai cutoff yang dapat diandalkan untuk mendeteksi konsumsi
alkohol yang berlebihan dan kronis.
Metode Seratus dua puluh lima subyek diklasifikasikan sebagai teetotalers atau
orang yang tidak mengkonsumsi alkohol, peminum berisiko rendah, peminum
berisiko, atau peminum berat. Gold standar untuk klasifikasi subyek adalah
berdasarkan monitoring log harian prospektif konsumsi alkohol. Subjek dipantau
selama periode 3-bulan. Gambaran diagnostik EtG dievaluasi dan dibandingkan
dengan Carbohydrate-deficience transferring (CDT) dan aktivitas aspartat
aminotransferase, alanin aminotransferase, dan γ-glutamil-transferase (γGT).
Hasil Cutoff >9 pg/mg dari EtG di rambut, menunjukkan adanya konsumsi
alkohol >20/30 g (peminum beresiko), dan cutoff >25 pg/mg, menunjukkan
konsumsi >60 g (peminum berat), ditentukan dengan mengoperasikan receiver
analisis karakteristik. Gambaran diagnostik EtG adalah jauh lebih baik (P <0,05)
daripada biomarker tradisional saja. EtG, sebagai biomarker tunggal,
menghasilkan gambaran diagnostik yang kuat atau serupa dalam mendeteksi
peminum beresiko atau peminum berat, daripada kombinasi terbaik dari
tradisional biomarker (CDT dan γGT). Kombinasi dari EtG dengan biomarker
tradisional tidak meningkatkan gambaran diagnostik. EtG menunjukkan potensi
kuat untuk mengidentifikasi konsumsi alkohol berat, sedangkan biomarker
tradisional tidak dapat melakukannya. EtG tidak secara signifikan dipengaruhi
oleh jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI), atau usia.
1
![Page 2: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/2.jpg)
Kesimpulan EtG dirambut diketahui secara pasti memberikan diagnostik yang
akurat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi adanya konsumsi alkohol yang
berlebihan dan kronis. Nilai-nilai cutoff diusulkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk rekomendasi cutoff selanjutnya untuk penggunaan klinis dan
forensik.
Kata kunci Konsumsi alkohol, Cutoff, Gambaran diagnostik, Etil glukuronat,
Biomarker alkohol
Daftar singkatan
ASAT : Aspartate aminotransferase
ALAT : Alanine aminotransferase
γGT : γ-Glutamyl-transferase
CDT : Carbohydrate-deficient transferring
EtG : Ethyl glucuronide
DASM log : Daily Alcohol Self-monitoring log
GC-MS/MS : Gas chromatography-tandem mass spectrometry
LOQ : Limit of quantification
ROC : Receiver operating characteristic
AUROC : Area under the ROC curve
BMI : Body mass index
OR : Odds ratio
CI : Confidence interval
Pendahuluan
Konsumsi alkohol yang kronis dan berlebihan diakui sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Di Eropa Barat, diperkirakan bahwa 20% dari populasi
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dan kronis, termasuk
dikategorikannya peminum sebagai peminum beresiko dan peminum berat.
2
![Page 3: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/3.jpg)
Konsumsi alkohol beresiko (>20/30 g/hari) dikaitkan dengan peningkatan resiko
penyakit dan kematian dini, dan itu memberi beban sosial dan ekonomi yang
cukup besar [1, 2]. Deteksi dini konsumsi alkohol beresiko adalah penting untuk
membantu mengurangi cedera yang berhubungan dengan alkohol.
Nilai diagnostik dari biomarker tradisional dan biomarker tidak langsung seperti
aspartat aminotransferase (ASAT), alanin aminotransferase (ALAT), γ-glutamil-
transferase (γGT), dan carbohydrate-deficient transferring (CDT) sering dibatasi
oleh kurangnya kepekaan dan atau spesifisitas, peningkatan nilainya dapat
disebabkan oleh banyaknya gangguan alkohol lain [3-5]. Kombinasi biomarker
tradisional yang demikian dianjurkan untuk meningkatkan diagnosis [3, 6-10].
Etil glukuronida (EtG) merupakan biomarker konsumsi alkohol yang
menjanjikan. Berbeda dengan biomarker tradisional, EtG adalah metabolit
langsung dari etanol yang secara eksklusif diproduksi secara invivo pada
konsumsi alkohol. EtG disimpan di dalam rambut, yang membuat analisis yang
efektif dan non-invasif untuk memantau konsumsi alkohol retrospektif selama
periode waktu yang lama (minggu/bulan). Beberapa studi telah menyelidiki
potensi EtG pada rambut sebagai penanda konsumsi alkohol [11-16]. Secara
keseluruhan, EtG tidak terdeteksi pada rambut orang-orang yang tidak
mengkonsumsi alkohol. Peminum berat (>60 g/hari) konsentrasi EtG di rambut
akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang disebut sebagai peminum sosial
(≤60 g/hari). Selain itu, tingkat EtG di rambut tampaknya mencerminkan jumlah
rata-rata konsumsi harian alkohol [17, 18].
Berbagai nilai cutoff (4, 23, 25, 30, dan 50 pg/mg) telah diusulkan untuk
mendeteksi konsumsi alkohol kronis dan berlebihan [14, 17, 19-21]. Meskipun
pada konsensus Society of Hair Testing (SoHT) tahun 2009, nilai cutoff >30
pg/mg menunjuk pada peminum berat [22], tidak ada kesepakatan umum
mengenai nilai-nilai cutoff yang harus digunakan.
Sebuah studi yang dilakukan pada 154 orang dalam penilaian kemampuan
mengemudi menggunakan nilai cutoff >7 pg/mg untuk peminum sosial antara 20
dan 40 g ethanol perhari dan >30 pg/mg untuk peminum berat (>60 g/hari) [23].
3
![Page 4: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/4.jpg)
Konsentrasi EtG dirambut dibandingkan dengan persentase plasma CDT. Berbeda
dengan 53 orang yang diuji dengan EtG dirambut >30 pg/mg, hanya 15 kasus saja
dimana CDT terdeteksi di atas batas atas yang sering digunakan.
Hanya satu studi retrospektif yang didasarkan pada laporan diri dipadu dengan
komponen statistik dalam rangka untuk memvalidasi kinerja EtG di rambut [24].
Dua puluh tujuh picograms per miligram telah diusulkan sebagai nilai cutoff
untuk mengidentifikasi peminum berat dengan sensitivitas 0,92 dan spesifisitas
0,96.
Sebuah studi baru-baru ini diterbitkan Swedia mengukur EtG di
rambut setelah konsumsi ethanol harian terkontrol 16 g (14 relawan perempuan)
atau 32 g (7 relawan laki-laki) dalam wakttu lebih dari 3-bulan [25]. EtG dapat
dideteksi dirambut pada enam dari tujuh relawan dengan konsumsi 32 g/hari
dan dalam konsentrasi rendah EtG ditemukan pada 6 dari 14 kasus dengan
konsumsi 16 g/hari. Mereka menyimpulkan bahwa EtG dirambut tidak bisa
sepenuhnya mengesampingkan konsumsi alkohol harian dalam dosis kecil dan
tidak memiliki sensitivitas untuk tujuan pemantauan terhadap yang bukan
peminum.
Sebuah estimasi yang tidak akurat dari konsumsi alkohol dapat mengakibatkan
kesalahan klasifikasi subjek dan nilai cutoff tidak dapat diandalkan. Pilihan gold
standar ialah kunci elemen untuk memastikan keabsahan hasil. Penilaian
konsumsi alkohol bergantung pada baik retrospektif atau metode prospektif.
Metode retrospektif terkait dengan kurangnya kepatuhan dan data hilang
dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengingat konsumsi alkohol selama waktu
yang lama [26]. Sementara metode prospektif merupakan alternatif yang unggul
dibandingkan retrospektif, metode penyampaian langsung dari pengguna alkohol
itu sendiri. Mereka memungkinkan subjek untuk mengumpulkan lebih
akurat data konsumsi alkohol setiap harinya dan tidak memerlukan subjek untuk
mengingat konsumsi alkohol mereka [27, 28]. Untuk pengetahuan kita, belum ada
penelitian yang mengevaluasi gambaran diagnostik dari EtG rambut dengan
menggunakan prospektif, metode pemantauan diri sebagai gold standar.
4
![Page 5: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/5.jpg)
Tujuan utama dari studi prospektif ini adalah untuk menilai relevansi EtG rambut
sebagai penanda konsumsi alkohol dalam populasi. Untuk tujuan ini, nilai cutoff
yang digunakan untuk mengidentifikasi konsumsi alkohol yang berlebihan dan
kronik ditentukan dengan menggunakan analisis statistik. Gambaran diagnostik
EtG dirambut dievaluasi dan dibandingkan dengan biomarker tradisional sendiri,
atau dalam kombinasi. Selanjutnya, dipelajari pengaruh faktor intrinsik terhadap
gambaran diagnostik EtG dirambut.
Bahan dan metode
Populasi penelitian
Studi prospektif ini dilakukan antara Maret 2009 dan Juni 2009 selama periode
pengujian 3 bulan di University Center of Legal Medicine, Lausanne. Seratus
empat puluh subyek direkrut melalui iklan di surat kabar lokal dan poster yang
dipublikasikan di tempat umum. Subyek yang memenuhi syarat berada di atas 18
tahun, tidak hamil, dan tanpa gangguan kognitif. Subyek dengan
penyalahgunaan narkoba tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Dari 140 subyek, sepuluh tidak memenuhi kelayakan kriteria, dan lima
menarik diri dari penelitian. Data lengkap yang diperoleh dari 125 subjek (69
wanita, 56 pria) yang menyelesaikan penelitian. Semua peserta memberikan izin
tertulis sebelum pendaftaran. Protokol penelitian telah disetujui oleh Clinical
Research Ethics Committee University of Lausanne.
Log pemantauan diri terhadap konsumsi alkohol harian
Konsumsi alkohol subjek setiap harinya diperkirakan menggunakan log
pemantauan diri terhadap konsumsi alkohol harian atau Daily Alcohol Self-
monitoring log (DASM log) dicatat selama periode penelitian 3 bulan. Mereka
diminta untuk melaporkan konsumsi alkohol mereka setiap hari menggunakan
kalender mingguan. DASM log diperbolehkan untuk mengumpulkan secara
prospektif informasi kualitatif maupun kuantitatif tentang nomor, volume,
frekuensi, dan jenis minuman (dikategorikan sebagai bir, anggur, diperkaya
5
![Page 6: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/6.jpg)
anggur, dan spirit) yang dikonsumsi setiap hari. Rata-rata konsumsi alkohol harian
(gram per hari) dihitung berdasarkan pada konten alkohol, volume yang
dilaporkan, dan frekuensi minum. Alkohol pada bir, anggur, anggur yang
diperkaya, dan spirit isinya didefinisikan masing-masing sebagai 5%, 12%, 20%,
dan 40% (v/v).
Identifikasi profil subjek yang mengkonsumsi alkohol
Subjek diklasifikasikan menjadi tiga kategori (tidak mengkonsumsi
alkohol/teetotalers, peminum beresiko rendah, dan peminum beresiko)
berdasarkan hasil dari DASM log. Teetotalers didefinisikan sebagai subyek yang
menyatakan jumlah konsumsi alkohol (0 g/hari) selama 12 bulan terakhir.
Peminum berisiko rendah didefinisikan sebagai subyek yang konsumsi alkoholnya
≤20 g/hari untuk wanita dan ≤30 g/hari untuk pria. Peminum beresiko
didefinisikan sebagai subyek yang mengkonsumsi alkohol >20 g/hari untuk
perempuan dan >30 g/hari untuk pria. Ambang ini didasarkan pada Rekomendasi
WHO. Untuk memungkinkan perbandingan langsung dari temuan kami dengan
hasil yang dilaporkan dalam literature, subjek dengan konsumsi alkohol >60
g/hari untuk pria dan wanita juga diklasifikasikan dan disebut sebagai peminum
berat.
Desain penelitian
Subjek diminta untuk menghadiri tiga kunjungan: pada minggu ke 0, 6, dan 12.
Wawancara pertama terdiri dari memperkenalkan tujuan dan desain penelitian.
Informasi-informasi dikumpulkan, termasuk jenis kelamin, usia, berat badan,
tinggi badan, warna rambut alami, dan rambut perawatan kosmetik. DASM log
dijelaskan dan diberikan kepada masing-masing subjek. Subjek diminta untuk
mengisi dan mengembalikan DASM log setiap minggu selama periode penelitian.
Contoh darah diambil pada semua kunjungan, dan contoh rambut pada kunjungan
pertama dan terakhir. DASM log diperiksa pada minggu ke 6 dan akhir protokol.
6
![Page 7: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/7.jpg)
Sampel darah dan rambut
Sampel darah dikumpulkan dalam Sarstedt S-Monovette serum Gel tabung, yang
segera disentrifugasi. Dua mililiter serum dipisahkan dan disimpan pada -20°C
sampai dilakukan analisis. Sampel rambut dikumpulkan dari simpul regio
posterior, sedekat mungkin dengan kulit. 3 cm segmen proksimal rambut,
mewakili sekitar 3 bulan pertumbuhan [29], digunakan untuk analisis ETG.
Sampel rambut disimpan kering dan dijauhkan dari cahaya pada suhu kamar
sampai dilakukannya analisis.
Analisis serum dan rambut
Biomarker tradisional (ASAT, ALAT, γGT, dan CDT) dianalisis dalam semua
sampel serum. ASAT, ALAT, dan γGT diukur dengan immunoassay pada suatu
Dimensi ® Xpand ® Plus sistem kimia klinis (Siemens). CDT dianalisis dengan
zona kapiler elektroforesis, dilengkapi dengan detektor UV ditetapkan pada 210
nm, menggunakan uji kit komersial (CEofix ™ CDT, Analis). CDT dinyatakan
sebagai persen dari asialo-plus disialo-transferin isoform pada total transferrin.
EtG di rambut dianalisis menggunakan metode gas yang sepenuhnya divalidasi
metode chromatography-tandem mass spectromtry (GC-MS/MS) [30]. Batas
deteksi dan limit of quantification (LOQ) masing-masing adalah 2 dan 4 pg/mg
rambut.
Analisis data
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Stata ® versi 11 dan versi R
2.9.2 perangkat lunak. Mean, standar deviasi, rentang median, dan interkuartil
(25-75%) digunakan sebagai statistik deskriptif. Variabel kontinyu dibandingkan
menggunakan Kruskal-Wallis test dan U Mann-Whitney tes (satu sisi); variabel
kategori dibandingkan menggunakan χ2 test (dua sisi). Gambaran diagnostik EtG,
ASAT, ALAT, γGT, dan CDT (sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif positif, dan
nilai prediksi negatif) dihitung untuk nilai-nilai cutoff yang optimal yang dipilih
dari kurva receiver operating characteristic (ROC) (yaitu, nilai pada kurva ROC
terjauh dari garis diagonal [kesempatan] mengoptimalkan baik sensitivitas dan
spesifisitas). Gambaran diagnostik dari setiap tes dibandingkan menggunakan
7
![Page 8: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/8.jpg)
kurva area under the ROC (AUROC). AUROC mendekati 1 menunjukkan tes
diagnostik yang lebih baik, sedangkan AUROC 0,5 menunjukkan tidak ada
kemampuan diagnostik. Analisis regresi logistik univariat dilakukan untuk
mengevaluasi efek independen usia, jenis kelamin, dan BMI pada gambaran
diagnostik EtG, dinyatakan sebagai rasio odds (OR). Analisis regresi logistik
multivariat dilakukan untuk menentukan kombinasi antara lima biomarker yang
dapat paling baik memprediksi konsumsi alkohol yang berlebihan. P <0,05
dianggap signifikan secara statistik.
Hasil
Gambaran hasil
Seratus dua puluh lima subyek diklasifikasikan berdasarkan laporan konsumsi
alkohol mereka. Demografi dan karakteristik asupan alkohol dan biomarker
disajikan pada Tabel 1. Empat puluh tiga subyek tidak melaporkan adanya
konsumsi alkohol, 44 subyek melaporkan konsumsi alkohol ≤20/30 g/hari
(perempuan/laki-laki), dan 38 subyek melaporkan konsumsi alkohol >20/30 g/hari
(perempuan/laki-laki). Dua puluh satu subyek memiliki konsumsi alkohol >60
g/hari. Tidak ada perbedaan signifikan pada usia dan BMI, perbedaan yang
signifikan terdapat pada jenis kelamin antara tiga kelompok. Wanita lebih sedikit
sebagai peminum beresiko dibandingkan pria.
Konsentrasi median EtG bervariasi antara kelompok dan secara signifikan lebih
tinggi pada peminum berisiko daripada peminum berisiko rendah (tes Mann-
Whitney U, P <0,001). Nilai-nilai median dari γGT dan CDT juga secara
signifikan lebih tinggi pada peminum berisiko daripada peminum berisiko rendah
(tes Mann-Whitney U, P <0,001). Perbedaan ini, meskipun signifikan, kurang
jelas dengan nilai-nilai median ASAT dan ALAT (tes Mann-Whitney U, P <0,05).
Peminum berat menunjukkan secara signifikan nilai ETG, ASAT, ALAT, γGT,
dan CDT yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang mengkonsumsi ≤60
g/hari (tes Mann-Whitney U, P <0,001). Khususnya pada biomarker, secara
signifikan didapatkan nilai yang meningkat pada peminum berat, dibandingkan
dengan peminum berisiko (tes U Mann-Whitney, P <0,01).
8
![Page 9: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/9.jpg)
Tabel 1 Demografi dan karakteristik asupan alkohol dan biomarker ( EtG diukur di rambut, ASAT, ALAT, GGT, dan CDT diukur di plasma) pada 125 subjek penelitian yang di klasifikasikan menurut laporan konsumsi alkohol harian mereka
Penentuan nilai cutoff yang optimal dan gambaran diagnostik EtG
Tabel 2 daftar gambaran diagnostik EtG untuk masing-masing nilai cutoff yang
optimal. Analisis ROC dilakukan untuk menentukan nilai cutoff EtG yang
optimal, untuk memungkinkan membedakan peminum beresiko dari yang lain.
Nilai cutoff optimal ditetapkan pada >9 pg/mg. Berdasarkan cutoff ini, sensitivitas
EtG adalah 0,82 (31 dari 38 pada peminum berisiko yang diklasifikasikan dengan
benar), dan spesifisitas adalah 0,93 (6 dari 87 subjek salah didiagnosis sebagai
peminum berisiko). Nilai prediktif positif dan negatif masing-masing adalah 0,84
dan 0,92, yang berarti bahwa probabilitas untuk subyek dengan konsentrasi EtG
>9 pg/mg untuk menjadi peminum berisiko adalah 84%, dan probabilitas
untuk subyek dengan konsentrasi EtG ≤9 pg/mg untuk menjadi peminum berisiko
rendah adalah 92%. Nilai cutoff demikian diusulkan sebagai indikator yang baik
pada peminum berisiko. Nilai cutoff yang optimal untuk mendeteksi peminum
9
![Page 10: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/10.jpg)
berat ditetapkan pada >25 pg/mg (>60 g/hari dibandingkan yang lain). EtG
memiliki gambaran diagnostik yang lebih baik dalam mendeteksi peminum berat
daripada peminum berisiko, dengan tingkat negatif palsu yaitu 5% dan tingkat
positif palsu yaitu 3%. Peminum berisiko rendah ditunjukkan dalam 58% kasus
dengan EtG konsentrasi lebih rendah dari LOQ dari metode analisis yang
diterapkan dari 4 pg/mg. Perbedaan nyata antara teetotalers (orang yang tidak
mengkonsumsi alkohol) dan peminum berisiko rendah itu tidak mungkin.
Keuntungan dalam sensitivitas dari metode analisis dapat memungkinkan
perbedaan antara kelompok tersebut.
Tabel 2 Gambaran diagnostik EtG untuk mendeteksi bukan peminum, peminum beresiko dan peminum berat
Perbandingan gambaran diagnostik
AUROC dari masing-masing biomarker ditampilkan dalam Gambar 1. EtG,
ASAT, ALAT, γGT, dan CDT memiliki nilai AUROC lebih besar dari 0,5, di
mana 0,5 menunjukkan tes yang tidak efektif. Gambaran diagnostik EtG secara
signifikan lebih tinggi dari biomarker tradisional (P <0,0001). EtG menunjukkan
nilai AUROC terbesar (0,95; 95% CI, 0,92-0,99), diikuti oleh CDT (0,80; 95%
CI, 0,71-0,89), γGT (0,76; 95% CI, 0,66-0,86), ASAT (0,65; 95% CI, 0,54-0,76),
dan ALAT (0,60; 95% CI, 0,49-0,71). Gambaran diagnostik setiap biomarker
untuk mendeteksi peminum berat juga dievaluasi. Semua biomarker adalah
prediktor yang lebih baik pada peminum berat daripada peminum beresiko (EtG,
0,99; 95% CI, 0,98-1,00; CDT, 0,84, 95% CI, 0,75-0,93; γGT, 0,79; 95% CI,
0,65-0,93; ASAT, 0,79, 95% CI, 0,68-0,90; ALAT, 0,73, 95% CI, 0,62-0,85).
10
![Page 11: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/11.jpg)
Nilai AUROC untuk ETG secara signifikan lebih tinggi dari tradisional biomarker
yang lain (P <0,001).
Gambar 1 Perbandingan gambaran diagnostik dari EtG dalam mendeteksi (a) peminum beresiko (>20/30 g/hari; perempuan/laki-laki), (b) peminum berat (>60 g/hari; laki-laki dan perempuan) dengan biomarker tradisional (CDT, γGT, ASAT, and ALAT) menggunakan analisa kurva ROC, AUROC
11
![Page 12: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/12.jpg)
Gambaran diagnostik dari kombinasi biomarker
EtG, sebagai biomarker tunggal, menghasilkan kemampuan diagnostik yang sama
dalam mendeteksi peminum berisiko dengan EtG sebagai biomarker kombinasi
yang terbaik, dimana menggunakan EtG, ALAT, dan γGT. Nilai AUROC dari
kombinasi ini adalah 0,96 (95% CI, 0,93-0,99), sedangkan AUROC dari EtG
sendiri adalah 0,95 (95% CI, 0,91-0,99). Sebagai biomarker tunggal,
EtG menghasilkan gambaran diagnostik kuat dalam mendeteksi peminum berisiko
daripada kombinasi beberapa biomarker tradisional. Secara khusus, EtG lebih
baik dalam mendeteksi peminum berisiko daripada kombinasi biomarker
tradisional yang terbaik, yang mencakup CDT dan γGT (P <0,05). Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam mendeteksi peminum berat yang
diamati ketika membandingkan EtG dengan kombinasi biomarker tradisional yang
terbaik (P = 0,06).
Efek faktor intrinsik pada EtG
Sebuah analisis regresi univariat usia, jenis kelamin, dan BMI
mengungkapkan bahwa tidak ada variabel-variabel yang mempengaruhi gambaran
12
![Page 13: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/13.jpg)
diagnostik EtG dalam mengidentifikasi konsumsi alkohol yang berlebihan dan
kronis (usia [OR, 0,95; 95% CI, 0,89-1,01, P = 0,09], jenis kelamin [OR, 0,86;
95% CI, 0,21-3,45, P = 0,83], atau BMI [OR, 1,04; 95% CI, 0,88-1,23, P = 0,62]).
Berdasarkan hasil ini, tidak ada koreksi yang dianggap perlu.
Diskusi
Gambaran diagnostik dan nilai-nilai cutoff
Temuan utama dari studi ini adalah bahwa EtG pada rambut diandalkan
sebagai indikator konsumsi alkohol kronis dan berlebihan, terlepas dari, jenis
kelamin, usia subyek, atau BMI.
EtG pada rambut menunjukkan gambaran diagnostik yang tinggi dalam
mendiagnosis konsumsi alkohol kronis dan berlebihan. Bahkan kombinasi terbaik
dari biomarker tradisional dan EtG tidak secara signifikan meningkatkan
gambaran diagnostik EtG saja. Meskipun EtG saja lebih baik dalam
mengidentifikasi peminum berisiko daripada kombinasi terbaik biomarker
tradisional, namun keduanya menunjukkan gambaran diagnostik yang sama dalam
mengidentifikasi peminum berat (seperti yang ditunjukkan pada CDT dan γGT
oleh Sillanaukee [7]). Seperti yang diharapkan, semua biomarker lebih baik dalam
mendeteksi peminum berat dari pada peminum berisiko. Gambaran diagnostik
tertinggi biomarker tradisional diperoleh pada deteksi peminum berat (0,73-0,84),
sedangkan gambaran diagnostik terendah diperoleh pada deteksi peminum
berisiko (0,60-0,80), dengan nilai minimum yang dilaporkan tidak lebih tinggi
dari yang diharapkan. Temuan ini mendukung hasil yang dilaporkan sebelumnya
[3] dan telah dikaitkan dengan peningkatan dalam aktivitas biomarker tradisional
pada konsumsi alkohol lebih dari 60-80 g/hari, berkelanjutan untuk jangka waktu
2 minggu [8, 31, 32]. Dengan demikian, jumlah alkohol yang tinggi diperlukan
untuk meningkatkan tingkat biomarker tradisional dan membuat deteksi dini
penyalahgunaan alkohol menjadi sangat sulit. Sebaliknya, EtG hadir bahkan
setelah konsumsi alkohol rendah sampai sedang, dan memungkinkan identifikasi
peminum beresiko dengan gambaran diagnostik yang tinggi (0,95), dibandingkan
dengan biomarker tradisional.
13
![Page 14: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/14.jpg)
Untuk mengidentifikasi peminum berat, nilai cutoff yang bermakna telah
ditentukan: nilai cutoff 25 pg/mg sebagai kombinasi terbaik untuk sensitivitas
(0,95) dan spesifisitas (0,97). Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yang
menyarankan nilai cutoff 27 pg/mg untuk mengidentifikasi peminum berat;
sensitivitas dan spesifisitasnya masing-masing adalah 0,92 dan 0,96 [24].
Menggunakan nilai cutoff 30 pg/mg yang direkomendasikan oleh SoHT [22], kita
akan memperoleh spesifisitas yang sama (0,97), namun sensitivitas akan menurun
(0,81). Dalam praktek klinis dan forensik, memastikan spesifisitas penting untuk
mengurangi hasil positif palsu. Dalam studi ini, spesifisitas terbaik diperoleh
dengan nilai cutoff 39 pg/mg: tidak ada subyek yang akan salah terkelompokkan
sebagai peminum berat, meskipun hanya 81% akan benar diidentifikasi sebagai
peminum berat. Demikian pula, nilai cutoff yang kuat ditentukan untuk
mendeteksi peminum beresiko. Nilai cutoff optimal yaitu 9 pg/mg dan
menghasilkan sensitivitas 0,82 dan spesifisitas 0,93. Untuk pengetahuan kita, ini
merupakan studi pertama yang menyelidiki kegunaan EtG dalam mendeteksi
peminum beresiko, yang sering sebagai tanda awal konsumsi alkohol berlebihan
dan kronis.
Perbedaan antara peminum beresiko rendah dan bukan peminum di bawah batas
analitis yang diberikan adalah tidak mungkin karena hasil negatif nya memiliki
persentase yang tinggi pada kelompok peminum berisiko rendah. Keterbatasan ini
mungkin sebagian diselesaikan dalam waktu dekat dengan peralatan analitis yang
menawarkan sensitivitas yang lebih baik.. Namun, ketika EtG terdeteksi di
rambut, bukan peminum sudah pasti dapat dieklusikan.
Beberapa penelitian telah melaporkan efek jenis kelamin, usia, atau BMI pada
tingkat biomarker tradisional. Menariknya, dalam studi ini, EtG tidak dipengaruhi
oleh jenis kelamin, usia, atau BMI. Selain itu, studi sebelumnya menunjukkan
bahwa EtG kemungkinan tidak dipengaruhi bahkan oleh warna rambut [18, 33].
Data ini mendukung relevansi EtG sebagai biomarker yang dapat diandalkan
karena tidak memerlukan jenis kelamin, usia, atau penyesuaian BMI. Temuan ini
mengkonfirmasi tren yang dilaporkan sebelumnya [24].
Namun, kekhawatiran tentang hasil positif buatan EtG karena kosmetik atau
makanan tidak dapat diabaikan. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Martins
14
![Page 15: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/15.jpg)
dkk. [34] tidak menunjukkan hasil positif palsu setelah perawatan rambut yang
mengandung ethanol. Namun demikian, kontaminasi oleh produk yang
terkontaminasi EtG tidak dapat dikesampingkan, bahkan jika itu adalah seperti
yang dilaporkan dalam kasus yang disajikan oleh Sporkert et al. [35]. Oleh karena
itu, perawatan rambut harus selalu direkam selama sampling. Kasus EtG positif
pada rambut karena makanan atau bukan kosmetik-rambut seperti obat kumur
atau sanitizer tangan belum dilaporkan, tidak seperti hasil postif EtG di urin [36-
41]. Yang dapat dijelaskan oleh sejumlah kecil etanol yang dicerna atau diserap
terhadap konsentrasi EtG dalam urin tidak cukup tinggi untuk menghasilkan
temuan positif EtG dirambut.
Interpretasi dan pertimbangan praktis
Dalam praktek klinis dan forensik, EtG telah menunjukkan
potensial tinggi pada pemantauan terhadap tidak adanya konsumsi alkohol,
mengidentifikasi adanya kekambuhan dalam konsumsi alkohol, atau dalam
mendiagnosis konsumsi alkohol berlebihan dan kronis. Analisis EtG dirambut (0-
3 cm, segmen proksimal) harus ditafsirkan sesuai dengan kriteria berikut ini: (1)
konsentrasi EtG rambut 0 sampai ≤LOQ yang menunjukkan tidak adanya
konsumsi alkohol (teetotalers), meskipun peminum alkohol resiko rendah tidak
dapat dikesampingkan, (2) konsentrasi EtG >LOQ sampai ≤9 pg/mg menunjukkan
peminum alkohol risiko rendah dan dapat mengecualikan yang bukan peminum
alkohol; (3) konsentrasi EtG >9 hingga ≤25 pg/mg menunjukkan peminum
beresiko; dan (4) konsentrasi EtG >25 pg/mg menunjukkan peminum berat.
Selain itu, perawatan harus diambil dalam interpretasi dari hasil EtG dirambut
untuk menunjukkan pantangan terbaru dari alkohol. Karena pertumbuhan rambut
tidak teratur, dan sekitar 15-20% dari folikel rambut tetap dalam fase siklus
inaktif, sisa EtG masih dapat dideteksi (rata-rata sekitar 15-20%) bahkan setelah
penghentian lengkap dari konsumsi alkohol [42]. Tergantung pada perilaku
konsumsi alkohol sebelumnya, masa tunggu, sesuai dengan fase aktif
pertumbuhan rambut, mungkin dianjurkan pada pemantauan kepantangan
konsumsi alkohol untuk menghindari adanya kesalahan dalam interpretasi. Untuk
kontrol kepantangan konsumsi alkohol tiap harinya atau beberapa minggu setelah
15
![Page 16: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/16.jpg)
penghentian konsumsi alkohol, deteksi EtG dan etil sulfat dalam urin [43, 44] atau
phosphatidylethanol di darah [45-47] merupakan pilihan yang lebih baik.
Kesimpulan, EtG dirambut menunjukkan gambaran diagnostik yang bermakna
dalam mendeteksi baik peminum beresiko maupun peminum berat, dan ini jelas
melebihi gambaran diagnostik pada biomarker tradisional. Berbeda dengan
biomarker tradisional, usia, jenis kelamin, dan BMI tidak mempengaruhi
gambaran diagnostik EtG. Analisis dari EtG dirambut secara pasti merupakan alat
diagnostik klinis yang efisien untuk mendeteksi konsumsi alkohol yang
berlebihan dan kronik. Nilai cutoff telah diketahui dapat berfungsi sebagai
referensi untuk rekomendasi cutoff selanjutnya untuk mengidentifikasi perilaku
konsumsi alkohol.
Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini didukung oleh dana dari Swiss Foundation for Alcohol Research.
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Sara Petter untuk bantuannya
serta Annette Jordan dan Magali Dovat-Sabatella atas bantuan mereka dalam
analisis sampel.
Referensi
1.Rehm J, Gmel G, Sempos CT, Trevisan M (2003) Alcohol-related morbidity
and mortality. Alcohol Res Health 27(1):39–51
2.WHO (2011) Global status report on alcohol and health. World Health
Organization, Geneva. Accessed 11 Feb 2011
3.Conigrave KM, Degenhardt LJ, Whitfield JB, Saunders JB, Helander A,
Tabakoff B (2002) CDT, GGT, and AST as markers of alcohol use: the
WHO/ISBRA collaborative project. Alcohol Clin Exp Res 26(3):332–339
4.Arndt T (2001) Carbohydrate-deficient transferrin as a marker of chronic
alcohol abuse: a critical review of preanalysis, analysis, and interpretation. Clin
Chem 47(1):13–27
5.Fleming MF, Anton RF, Spies CD (2004) A review of genetic, biological,
pharmacological, and clinical factors that affect carbohydrate-deficient transferrin
levels. Alcohol Clin Exp Res 28(9):1347–1355
16
![Page 17: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/17.jpg)
6.Sillanaukee P (1996) Laboratory markers of alcohol abuse. Alcohol Alcohol
31(6):613–616
7.Sillanaukee P, Olsson U (2001) Improved diagnostic classification of alcohol
abusers by combining carbohydrate-deficient transferrin and gamma-
glutamyltransferase. Clin Chem 47(4):681–685
8.Anton RF, Lieber C, Tabakoff B (2002) Carbohydrate-deficient transferrin and
gamma-glutamyltransferase for the detection and monitoring of alcohol use:
results from a multisite study. Alcohol Clin Exp Res 26(8):1215–1222
9.Chen J, Conigrave KM, Macaskill P, Whitfield JB, Irwig L (2003) Combining
carbohydrate-deficient transferrin and gammaglutamyltransferase to increase
diagnostic accuracy for problem drinking. Alcohol Alcohol 38(6):574–582
10.Rinck D, Frieling H, Freitag A, Hillemacher T, Bayerlein K, Kornhuber J,
Bleich S (2007) Combinations of carbohydrate-deficient transferrin, mean
corpuscular erythrocyte volume, gammaglutamyltransferase, homocysteine and
folate increase the significance of biological markers in alcohol dependent
patients. Drug Alcohol Depend 89(1):60–65
11.Alt A, Janda I, Seidl S, Wurst FM (2000) Determination of ethyl glucuronide
in hair samples. Alcohol Alcohol 35(3):313–314
12.Janda I, Weinmann W, Kuehnle T, Lahode M, Alt A (2002) Determination of
ethyl glucuronide in human hair by SPE and LC-MS/MS. Forensic Sci Int 128(1–
2):59–65
13.Yegles M, Labarthe A, Auwarter V, Hartwig S, Vater H, Wennig R, Pragst F
(2004) Comparison of ethyl glucuronide and fatty acid ethyl ester concentrations
in hair of alcoholics, social drinkers and teetotallers. Forensic Sci Int 145(2–
3):167–173
14.Politi L, Morini L, Leone F, Polettini A (2006) Ethyl glucuronide in hair: is it a
reliable marker of chronic high levels of alcohol consumption? Addiction
101(10):1408–1412
15.Jurado C, Soriano T, Gimenez MP, Menendez M (2004) Diagnosis of chronic
alcohol consumption. Hair analysis for ethyl-glucuronide. Forensic Sci Int 145(2–
3):161–166
17
![Page 18: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/18.jpg)
16.Skopp G, Schmitt G, Potsch L, Dronner P, Aderjan R, Mattern R (2000) Ethyl
glucuronide in human hair. Alcohol Alcohol 35(3):283–285
17.Appenzeller BM, Agirman R, Neuberg P, Yegles M, Wennig R (2007)
Segmental determination of ethyl glucuronide in hair: a pilot study. Forensic Sci
Int 173(2–3):87–92
18.Kharbouche H, Steiner N, Morelato M, Staub C, Boutrel B, Mangin P,
Sporkert F, Augsburger M (2010) Influence of ethanol dose and pigmentation on
the incorporation of ethyl glucuronide into rat hair. Alcohol 44(6):507–514
19.Pragst F, Yegles M (2008) Determination of fatty acid ethyl esters (FAEE) and
ethyl glucuronide (EtG) in hair: a promising way for retrospective detection of
alcohol abuse during pregnancy? Ther Drug Monit 30(2):255–263
20.Kintz P, Villain M, Vallet E, Etter M, Salquebre G, Cirimele V (2008) Ethyl
glucuronide: unusual distribution between head hair and pubic hair. Forensic Sci
Int 176(1):87–90
21.Bendroth P, Kronstrand R, Helander A, Greby J, Stephanson N, Krantz P
(2008) Comparison of ethyl glucuronide in hair with phosphatidylethanol in
whole blood as post-mortem markers of alcohol abuse. Forensic Sci Int
176(1):76–81
22.Kintz P (2010) Consensus of the Society of Hair Testing on hair testing for
chronic excessive alcohol consumption 2009. Forensic Sci Int 196(1–3):2
23.Liniger B, Nguyen A, Friedrich-Koch A, Yegles M (2010) Abstinence
monitoring of suspected drinking drivers: ethyl glucuronide in hair versus CDT.
Traffic Inj Prev 11(2):123–126
24.Morini L, Politi L, Polettini A (2009) Ethyl glucuronide in hair. A sensitive
and specific marker of chronic heavy drinking. Addiction 104(6):915–920
25.Kronstrand R, Brinkhagen L, Nystrom FH (2011) Ethyl glucuronide in human
hair after daily consumption of 16 or 32 g of ethanol for 3 months. Forensic Sci
Int. doi:10.1016/j.forsciint.2011.01.044
26.Gmel G, Daeppen JB (2007) Recall bias for seven-day recall measurement of
alcohol consumption among emergency department patients: implications for
case-crossover designs. J Stud Alcohol Drugs 68(2):303–310
18
![Page 19: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/19.jpg)
27.Lemmens P, Knibbe RA, Tan F (1988) Weekly recall and dairy estimates of
alcohol consumption in a general population survey. J Stud Alcohol 49(2):131–
135
28.Townshend JM, Duka T (2002) Patterns of alcohol drinking in a population of
young social drinkers: a comparison of questionnaire and diary measures. Alcohol
Alcohol 37(2):187–192
29.Pragst F, Balikova MA (2006) State of the art in hair analysis for detection of
drug and alcohol abuse. Clin ChimActa 370(1–2):17–49
30.Kharbouche H, Sporkert F, Troxler S, Augsburger M, Mangin P, Staub C
(2009) Development and validation of a gas chromatographynegative chemical
ionization tandem mass spectrometry method for the determination of ethyl
glucuronide in hair and its application to forensic toxicology. J Chromatogr B
Analyt Technol Biomed Life Sci 877(23):2337–2343
31.Helander A, Tabakoff B (1997) Biochemical markers of alcohol use and abuse:
experiences from the Pilot Study of the WHO/ISBRA Collaborative Project on
state and trait markers of alcohol. International Society for Biomedical Research
on Alcoholism. Alcohol Alcohol 32(2):133–144
32.Stibler H (1991) Carbohydrate-deficient transferrin in serum: a new marker of
potentially harmful alcohol consumption reviewed. Clin Chem 37(12):2029–2037
33.Appenzeller BM, Schuman M, Yegles M, Wennig R (2007) Ethyl glucuronide
concentration in hair is not influenced by pigmentation. Alcohol Alcohol
42(4):326–327
34.Martins L, Binz T, Yegles M (2011) Influence of ethanol containing cosmetics
on ethyl glucuronide concentration in hair. Ann Toxicol Anal 23:S1–10
35.Sporkert F, Kharbouche H, Augsburger M, Mangin P (2011) Positive EtG
findings in hair as a result of cosmetic treatment—a case report. Ann Toxicol
Anal 23:S1-9–S1-10
36.Musshoff F, Albermann E, Madea B (2010) Ethyl glucuronide and ethyl
sulfate in urine after consumption of various beverages and foods—misleading
results? Int J Legal Med 124(6):623–630
19
![Page 20: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/20.jpg)
37.Thierauf A, Wohlfarth A, Auwarter V, Perdekamp MG, Wurst FM, Weinmann
W (2010) Urine tested positive for ethyl glucuronide and ethyl sulfate after the
consumption of yeast and sugar. Forensic Sci Int 202(1–3):e45–e47
38.Thierauf A, Gnann H, Wohlfarth A, Auwarter V, Perdekamp MG, Buttler KJ,
Wurst FM, Weinmann W (2010) Urine tested positive for ethyl glucuronide and
ethyl sulphate after the consumption of “non-alcoholic” beer. Forensic Sci Int
202(1–3):82–85
39.Hoiseth G, Yttredal B, Karinen R, Gjerde H, Christophersen A (2010) Levels
of ethyl glucuronide and ethyl sulfate in oral fluid, blood, and urine after use of
mouthwash and ingestion of nonalcoholic wine. J Anal Toxicol 34(2):84–88
40.Rosano TG, Lin J (2008) Ethyl glucuronide excretion in humans following oral
administration of and dermal exposure to ethanol. J Anal Toxicol 32(8):594–600
41.Reisfield GM, Goldberger BA, Crews BO, Pesce AJ, Wilson GR, Teitelbaum
SA, Bertholf RL (2011) Ethyl glucuronide, ethyl sulfate, and ethanol in urine after
sustained exposure to an ethanol-based hand sanitizer. J Anal Toxicol 35(2):85–
91
42.Sachs H (1995) Theoretical limits of the evaluation of drug concentrations in
hair due to irregular hair growth. Forensic Sci Int 70(1–3):53–61
43.Helander A, Bottcher M, Fehr C, Dahmen N, Beck O (2009) Detection times
for urinary ethyl glucuronide and ethyl sulfate in heavy drinkers during alcohol
detoxification. Alcohol Alcohol 44 (1):55–61
44.Halter CC, Dresen S, Auwaerter V, Wurst FM, Weinmann W (2008) Kinetics
in serum and urinary excretion of ethyl sulfate and ethyl glucuronide after
medium dose ethanol intake. Int J Legal Med 122(2):123–128
45.Aradottir S, Asanovska G, Gjerss S, Hansson P, Alling C (2006)
Phosphatidylethanol (PEth) concentrations in blood are correlated to reported
alcohol intake in alcohol-dependent patients. Alcohol Alcohol 41(4):431–437
46.Gnann H, Weinmann W, Engelmann C, Wurst FM, Skopp G, Winkler M,
Thierauf A, Auwarter V, Dresen S, Bouzas NF (2009) Selective detection of
phosphatidylethanol homologues in blood as biomarkers for alcohol consumption
by LC-ESI-MS/MS. J Mass Spectrom 44(9):1293–1299
20
![Page 21: Jurnal Sahriani F](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081506/55cf9de1550346d033afa8ba/html5/thumbnails/21.jpg)
47.Wurst FM, Thon N, Aradottir S, Hartmann S, Wiesbeck GA, Lesch O, Skala
K, Wolfersdorf M, Weinmann W, Alling C (2010) Phosphatidylethanol:
normalization during detoxification, gender aspects and correlation with other
biomarkers and self-reports. Addict Biol 15(1):88–95
21