Jurnal Region Asia Timur terhadap kemitraan strategis ASEAN.pdf
-
Upload
luis-alberto-suarez-diaz -
Category
Documents
-
view
89 -
download
9
Transcript of Jurnal Region Asia Timur terhadap kemitraan strategis ASEAN.pdf
Pengaruh Region Ekonomi Asia Timur Terhadap Kemitraan Strategis
ASEAN
Jurnal Geografi Regional
Mata Kuliah: Geografi Regional
Dosen Pengampu: Drs. Marhadi Slamet Kistiyanto, M.Si
Disusun oleh :
Nofirly Hamli
140722601754
Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
Jurusan Geografi
Program Studi Geografi
2015
Pengaruh Region Ekonomi Asia Timur Terhadap Kemitraan Strategis
ASEAN
Nofirly Hamli
NIM. 140722601754
Abstrack:
Secara letak geografis Jepang, Korea Selatan dan Cina sangat berdekatan,
regionalisme di Asia Timur mengarahkan ke tiga negara tersebut dalam
kerjasama dalam ASEAN Plus Three. Kerjasama ASEAN Plus Three membuat
perbedaaan dan perselisihan antara ke tiga tersebut untuk bekerjasama-sama
demi mencapai kepentingan nasionalnya masing-masing. Awalnya regionalisme
di Asia Timur susah tercapai, sedikitnya kerjasama antara negara-negara di Asia
Timur membuat regionalisme susah tercapai. Banyaknya perselisihan antara
negara di Asia Timur seperti Jepang dan Cina yang sejak dahulu selalu
berselisih, yang dimulai dari penjajahan negara Jepang ke Cina hingga membuat
kerjasama antara negara kurang terjalin dengan baik. Tetapi melalui kerjasama
ASEAN Plus Three membuat perkembangan baru di kawasan Asia Timur. Jepang,
Cina dan Korea Selatan setuju untuk saling berkerjasama dalam ASEAN yang
bermula karena adanya krisis global tahun 1997. Jepang ikut bergabung dengan
ASEAN Plus Three agar mencegah perkembangan pesat perekonomian Cina
secara regional dan global.Kemajuan Cina yang semakin pesat memang membuat
Jepang khawatir, dan untuk membatasi gerak-gerik Cina itulah, Jepang bersedia
untuk bergabung dalam ASEAN Plus Three.
Kata Kunci: Region Ekonomi, Asia Timur, ASEAN.
Pendahuluan
Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Negara ini terletak di ujung
barat Samudera Pasifik (sebelah timur laut Jepang). Republik Rakyat Cina, Korea,
dan Rusia merupakan negara tetangga Jepang. Jepang adalah negara maju di
bidang ekonomi. Namun pada tahun 1986-1990 Jepang pernah mengalami
permasalahan ekonomi, masalah ekonomi yang terjadi disebabkan
penggelembungan ekonomi yaitu gejala dimana harga aset seperti tanah dan
saham naik secara luar biasa, melampaui batas kewajaran. Bedasarkan data IMF
tahun 2006, Jepang menduduki posisi kedua di dunia dalam hal produk domestik
bruto (PDB). Tahun 2005 nominal PDB Jepang sekitar 4,5 triliun Dollar Amerika
dibandingkan dengan Cina sekitar 2,2 triliun Dollar Amerika dan Korea sekitar 7
miliar Dollar Amerika. Industri utama Jepang adalah otomotif, realestate,
perbankan, komunikasi, transportasi. Dibandingkan dengan negara-negara Asia
Timur lainnya, Jepang merupakan perekonomian yang lebih maju.(Syamsurizaldi,
2007).
Sebagai kekuatan perekonomian di Asia, Jepang mendapatkan kebutuhan dalam
negerinya dari negara-negara lain melalui ekspor dan impornya. Tujuan utama
ekspor Jepang adalah kawasan Asia seperti Cina, Korsel, Hongkong. Jepang
mengekspor produk unggulan seperti alat transportasi, kendaraan bermotor,
elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Jepang juga mengimpor
mesinmesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan
mentah untuk industri dari Cina, Amerika, Arab Saudi, Korea Selatan dan
Indonesia. Jepang juga bekerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara melalui
ASEAN.
ASEAN yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 merupakan perhimpunan
bangsa-bangsa Asia Tenggara yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Bangkok.
Salah satu butir deklarasi tersebut adalah “Meningkatkan kerja sama yang aktif
dan saling membantu dalam masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama
di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan,dan administrasi. Pada saat
ini ada sepuluh negara yang menjadi anggota ASEAN negara-negara tersebut
adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Pilipina, Vietnam, Laos, Brunei
Darussalam, Myanmar, dan Kamboja. Sejak berdirinya Asean pada 1967 para
pendiri ASEAN juga menekankan peningkatan pertumbuhan ekonomi di
kawasan, salah satu tujuan utama untuk kerjasama secara lebih efektif dalam
memanfaatkan pertanian dan industri, perluasan perdagangan, termasuk dalam
menghadapi masalah-masalah perdagangan komoditi internasional, peningkatan
sarana transportasi dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup masyarakat.(Ade
Maman Suherman,2002).
Untuk menciptakan kerjasama ekonomi yang positif ASEAN melalukan beberapa
cara seperti menyerap keuntungan ekonomi melalui kegiatan diplomatik, menarik
dan menyakinkan investasi asing masuk ke ASEAN.( R Hendra Halwani, 2002).
Dalam upaya peningkatan kerjasama perekonomian ASEAN, ASEAN mulai
melakukan kerjasama negara diluar ASEAN seperti Jepang. Jepang telah
mengembangkan pola perdagangan dengan mengekspor mesin-mesin, elektronik
dan otomotif, sementara defisit perdagangan dengan negara-negara lain dengan
mengimpor bahan pangan dan sumber daya alam. Sementara itu berdasarkan
stastik ASEAN, ekspor ASEAN ke Jepang pada tahun 2003 sebesar US$ 50,3
milyar, sedangkan impornya mencapai US$ 58 miliyar. Jepang berusaha keras
untuk menjaga keseimbangan perdagangannya, dan pendapatan yang
diperolehnya dari perdagangan dengan negara-negara berkembang biasanya cukup
untuk menutup defisit perdaganganya dengan negara maju.
Sejak diselenggarakannya ASEAN - Jepang Forum (AJF) pada tahun 1977
ASEAN dan Jepang telah terus memperluas bidang kerjasama karena Jepang
salah satu mitra yang aktif bagi ASEAN. Ini termasuk serangkaian langkah-
langkah yang dilaksanakan untuk pembangunan ekonomi negara-negara ASEAN
seperti pembentukan ASEAN - Japan Development Fund (AJDF) untuk
mendorong pengembangan sektor swasta negara-negara ASEAN. Kemudian
disepakatinya ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership yang ditanda
tangani tanggal 5 November 2002 serta penandatanganan Framework for
Comprehensive Economic Cooperation between ASEAN and Japan pada tanggal
8 Oktober 2003. Kerjasama ini merupakan kesepakatan negara-negara anggota
ASEAN dengan Jepang untuk mewujudkan perdagangan bebas antara negara-
negara ASEAN dan Jepang. Jepang masih terus didominasi impor minyak bumi
dan bahan baku dari ASEAN. ASEAN menegaskan bahwa hambatan untuk akses
pasar dari produk manufaktur terutama disebabkan oleh kebijakan ketat komersial
Jepang, tarif dan hambatan non-tarif ditambah dengan kenyataan bahwa sebagian
besar eksportir ASEAN harus menghadapi sistem distribusi yang kompleks di
Jepang. ASEAN merupakan kawasan penting dan strategis bagi pemasaran
produk komiditi Jepang. Produk komoditi Jepang dalam bidang pengembangan
teknologi dan otomotif cenderung lebih banyak di pasarkan di kawasan Asia
Tenggara. Jepang kemudian bergabung dalam ASEAN Plus Three bersama
negara Asia Timur lainnya yaitu Korsel dan China.(KerjasamaEkonomiASEAN.
http://www.kemenlu.go.id/Documents/Kerjasa ma Ekonomi ASEAN.doc (diakses
19 November 2015).
Terjadinya krisis global yang membuat negara Asia Timur seperti Jepang, Cina,
dan Korea Selatan bergabung dalam Asean Plus Three. Jepang yang merupakan
termasuk negara perekonomian di Asia mulai bekerjasama dengan Asean dan
Asean Plus Three bersama China dan Korsel. China dan Korsel terus menjadi
pesaing utama Jepang khususnya China yang perekonomiannya terus berkembang
pesat, sedangkan Jepang terus memulihkan perekonomiannya sejak mengalami
penggelembungan ekonomi . Berbagai permusuhan dan perbedaan di tinggalkan
oleh ketiga negara Asia Timur tersebut, untuk menghasilkan berbagai keputusan
bersama dalam bentuk kerja sama yang dihasilkan melalui Asean Plus Three.
Karena itu lah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti Kepentingan
Nasional Jepang dalam Kemitraan Strategis Asean.
Konsep Regionalisme
Istilah regionalisme berasal dari kata „regional‟ ditambah „isme‟. Region dalam
perspektif hubungan internasional merupakan unit terkecil dari suatu negara yaitu
nation-state. Sedangkan regional merupakan dua atau lebih negara (nation-state)
yang letaknya secara geografis berdekatan. Berdasarkan pengertian tersebut maka
regionalisme dapat dimaknai secara sederhana sebagai suatu kerjasama regional.
Sedangkan menurut Joseph Nye, yang dimaksud dengan region internasional
adalah kumpulan sejumlah negara yang dihubungkan atas dasar kondisi geografis
dan ketergantungan bersama. Berdasarkan asumsi tersebut, maka Nye menyatakan
bahwa regionalisme merupakan wilayah yang dibentuk berdasarkan formasi
region. Pemikiran Nye ini menunjukkan bahwa regionalisme dapat dipahami
dengan menggunakan pendekatan fisik, seperti letak geografis negara-negara
anggotanya. Berbeda dengan Nye, Ravenhill justru berpendapat bahwa tidak ada
sesuatu yang „murni‟ region, regionalisme hanyalah suatu rekaan atau kontruksi
sosial dari anggotanya yang mendefinisikan batas-batas region tersebut. (Joseph
Nye, 2002).
Pembahasan
Kepentingan Nasional Jepang.
Keikutsertaan Jepang dalam kemitraan strategis ASEAN tidak dapat dipisahkan
dengan kepentingan nasional Jepang. Adapun kepentingan nasional Jepang dalam
kemitraan strategis ASEAN adalah sebagai berikut : Kepentingan ekonomi Jepang
melalui perdagangan dengan negara-negara di ASEAN. Hubungan perdagangan
antara Jepang dengan negara-negara ASEAN telah berlangsung jauh sebelum
ASEAN dibentuk. Adapun yang melatar belakangi hubungan dagang Jepang-
ASEAN antara lain: Pertama, untuk memenuhi kebutuhan bahan mentah dan
energi. Sebagai negara yang berbasis industri, Jepang sangat miskin akan sumber
daya industrial. Untuk itu, Jepang memerlukan pasokan produk-produk
pertambangan yang banyak terdapat dinegara- negara ASEAN. Kedua, keinginan
Jepang untuk mengembangkan wilayah pemasaran hasil industrinya. Negara-
negara ASEAN yang cakupan wilayahnya begitu luas menjadi pasar yang
potensial bagi Jepang. Selama ini, negara-negara ASEAN merupakan pelanggan
utama dari produk-produk buatan Jepang seperti elektronik, peralatan,
permesinan, maupun kendaraan dalam jumlah besar Konsistensi produk-produk
Jepang dengan harga terjangkau dan berkualitas tinggi, menjadi daya tarik
tersendiri bagi konsumen di negara-negara Asia. Cina yang aktif melakukan
hubungan dagang dengan ASEAN membuat perekonomian Cina meningkat dan
menjadi pesaing Jepang).
Jepang, Cina dan Korea Selatan bergabung dalam ASEAN Plus Three bukan
tanpa maksud dan tujuan tertentu. Masing-masing negara di Asia Timur itu
memiliki tujuan tersendiri yang dapat dicapai melalui keanggotaanya dalam
ASEAN Plus Three. Tujuan Jepang yaitu ingin menjaga kekuataan
perekonomiannya dikawasan Asia. Kemajuan ekonomi Cina yang sangat pesat
membuat Jepang khawatir, Jepang khawatir Cina akan mendominasi pasar Asia,
atau bahkan dunia. Kekhawatiran ini diikuti dengan keinginan Jepang
merevitalisasi perekonomiannya. Kekhawatiran Jepang akan menguatnya
pengaruh Cina dan keinginan untuk merevitalisasi perekonomianya agar semakin
maju, mendorong Jepang untuk bergabung dengan ASEAN Plus Three bersama
Cina dan Korea Selatan. Dengan begitu Jepang dapat memantau Cina dan
kebijakan dan tindakannya akan lebih dapat diprediksi oleh Jepang.
Kemitraan Ekonomi di kawasan Asia Timur
Secara letak geografis Jepang, Korea Selatan dan Cina sangat berdekatan,
regionalisme di Asia Timur mengarahkan ke tiga negara tersebut dalam kerjasama
dalam ASEAN Plus Three. Kerjasama ASEAN Plus Three membuat perbedaaan
dan perselisihan antara ke tiga tersebut untuk bekerjasama-sama demi mencapai
kepentingan nasionalnya masing-masing. Awalnya regionalisme di Asia Timur
susah tercapai, sedikitnya kerjasama antara negara-negara di Asia Timur membuat
regionalisme susah tercapai. Banyaknya perselisihan antara negara di Asia Timur
seperti Jepang dan Cina yang sejak dahulu selalu berselisih, yang dimulai dari
penjajahan negara Jepang ke Cina hingga membuat kerjasama antara negara
kurang terjalin dengan baik. Tetapi melalui kerjasama ASEAN Plus Three
membuat perkembangan baru di kawasan Asia Timur. Jepang, Cina dan Korea
Selatan setuju untuk saling berkerjasama dalam ASEAN yang bermula karena
adanya krisis global tahun 1997. Jepang ikut bergabung dengan ASEAN Plus
Three agar mencegah perkembangan pesat perekonomina Cina secara regional
dan global.Kemajuan Cina yang semakin pesat memang membuat Jepang
khawatir, dan untuk membatasi gerak-gerik Cina itulah, Jepang bersedia untuk
bergabung dalam ASEAN Plus Three.
Regonalisasi yang disebabkan adanya perkembangan dari negara Cina dan Korea
Selatan yang dimana kedua negara tersebut perekonomian meningkat dan menjadi
pesaing Jepang di Asia Timur. Jepang bergabung ke ASEAN Plus Three agar
hegemoni ekonomi masih teratas dari Cina dan Korea Selatan, disini Jepang dapat
leluasa memantau kebijakan yang dilakukan oleh Cina dan Korea Selatan.
ASEAN sendiri melihat ASEAN Plus Three sebagai patner yang kuat dalam
menjaga perekonomian di negara-negara ASEAN dikarena ASEAN Plus Three
terdiri dari negara-negara yang perekonomiannya pesat dan maju sehingga
terjadinya kerjasama regional di kawasan Asia. Jepang melakukan kerjasama
regional yang terjalin antara negara-negara Asia Timur dalam meningkatkan
kerjasama ekonomi di kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN Plus Three. Pada
dasarnya tujuan utama suatu negara melakukan hubungan internasional adalah
untuk memenuhi kepentingan nasionalnya yang tidak dimiliki di dalam negeri.
Untuk itu, negara tersebut perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar
negeri, untuk itu, diperlukan suatu kerjasama untuk mempertemukan kepentingan
nasional antar negara. Apabila kepentingan kepentingan nasional tadi mempunyai
perbedaaan – perbedaan yang tajam dan tidak dapat dipertemukan maka hal itu
dapat menimbulkan konflik. Sehingga, sering dianggap bahwa kerjasama
internasional itu menempati posisi yang cukup penting dalam politik
internasional. Kerjasama antara Jepang dengan ASEAN melalui ASEAN Plus
Three sematamata dilakukan karena Jepang membutuhkan ASEAN untuk
mencapai kepentingannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya begitu
juga sebaliknya, ASEAN membutuhkan Jepang yang secara ekonomi lebih kuat
dan maju dari negara-negara di ASEAN. Dalam bentuk kerjasama yang dijelaskan
oleh Budiarjo terdapat 4 bentuk kerjasama yaitu kerjasama global, kerjasama
regional, kerjasama fungsional dan kerjasama ideologi. Jepang melaksanakan
kerjasama regional yang terjalin antara negara-negara Asia Timur dalam
meningkatkan kerjasama ekonomi di kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN
Plus Three.
Dalam kerjasama Jepang dengan ASEAN berupa kerjasama perdagangan yang
berupa ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) yaitu
merupakan kesepakatan antara negara-negara anggota ASEAN dengan Jepang
untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan menghilangkan atau
mengurangi hambatan-hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun non tarif,
peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan ketentuan investasi, sekaligus
peningkatan aspek kerjasama ekonomi. Dalam berlakunya kerjasama ini yang
mulai aktif mulai 1 Desember 2008. Dalam kerjasama ini diharapkan dapat
memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi antara negara anggota. Jepang
yang membutuhkan sumber daya alam dari negara-negara Asia Tenggara sangat
beharap kerjasama ini dapat berjalan baik sehingga kebutuhan ekspor dan
impornya terpenuhi begitu juga sebaliknya dengan Jepang. Selain Jepang
melakukan kerjasama dengan ASEAN, Cina dan Korea juga melakukan hal yang
sama yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan perekonomia antara
kawasan. Tetapi Jepang melihat Cina sebagai rivalnya yang berat, ini ditunjukan
dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Cina di kawasan Asia.
Peningkatan hubungan Cina-ASEAN membuat Jepang ingin semakin mendorong
terjadinya kerjasama ekonomi di ASEAN melalui AJCEP, oleh karen itu Jepang
mengambili langkah-langkah untuk memelihara dan meningkatkan pengaruhnya
di Asia Tenggara.
Jepang merasa pentingnya kerjasama antara negara di Asia Timur melalui
ASEAN Plus Three dan Jepang-ASEAN untuk menjaga kepentingan ekonominya
di kawasan Asia Tenggara dan dapat bersaing dengan Cina , dimana
perekonomian Cina yang mulai tumbuh jadi kekuatan baru di Asia. Jepang tidak
ingin membiarkan Cina berhasil menjadi kekuatan nomor satu di Asia, karenanya
Jepang setuju untuk mengajak Cina bekerja sama dalam ASEAN Plus Three, agar
Jepang dapat memantau perkembangan Cina di kawasan Asia. Sebagai negara
industri maju, Jepang ingin meningkatan perekonomiannya. Jepang yang
mempunyai kepentingan dalam kerjasama internasionalnya bertujuan untuk
meningkatkan perdagangan Internasionalnya dan juga untuk besaing di pasar Asia
dan internasional yang melemah karean krisis ekonomi. Pada tahun 1997
kerjasama Jepang dengan ASEAN semakin terjalin kuat yang pada saat itu terjadi
krisis moneter di kawasan Asia Tenggara pada khususnya. Bergabungnya Jepang
dalam keanggotaan ASEAN Plus Three merupakan bentuk kerjasama di bidang
perekonomian yang bisa saling menguntungkan bagi Jepang dan negara-negara
ASEAN dimana adanya kepentingan Jepang dalam kemitraan dengan negara-
negara di ASEAN.
Kesimpulan
Jepang sebagai salah satu negara maju di Asia, mengupayakan untuk memulihkan
kondisi perekonomian negara-negara Asia yang terkena dampak krisis finansial
1998 selain itu Jepang ingin meningkatkan perekonomiannya melalui kemitraan
dengan ASEAN. Jepang yang mengalami penurunan ekonomi pada tahun 1990an
berusaha membangkitkan perekonomiannya melalui perdagangan dengan
negaranegara di ASEAN.
Jepang mempunyai kepentingan ingin menjaga stabilitas perekonomian regional.
Jepang juga melihat kemitraan dengan ASEAN melalui ASEAN Plus Three
merupakan kepentingan jangka panjang Jepang, Jepang berkepentingan dalam
menjaga ekonominya agar bisa bersaing dengan Cina dan Korea Selatan, disini
Jepang juga dapat menjalankan kebijakan-kebijakan Cina yang merupakan
pesaing utama Jepang. Apalagi Cina tumbuh sebagai negara perekonomian yang
kuat di kawasan Asia yang menjadi pesaing utama Jepang.
Melalui kerjasama ASEAN Plus Three Jepang ingin tetap menjaga perekonomian
regional di kawasan Asia dari pesaing Jepang yaitu Cina dan Korea Selatan,
melalui Asean Plus Three Jepang bisa mengawasi pergerakan Cina dan Korea
Selatan seperti kebijakan-kebijakan. Dengan begitu Jepang lebih leluasa
mengawasi dan terlibat di kerjasama dikawasan bersama Cina dan Korea Selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal ilmiah
Ade Maman Suherman. 2002. Organisasi Internasional dan Integrasi Ekonomi
Regional dalam Prespektif Hukum dan Globalisasi, Ghalia Indonesia.
Plano, Jack C dan Roy Olton. The International Relation Dictionary. Terjemahan
Wawan Juanda, CV. Abardon, Bandung 1990.
Plano, Jack C. and Olton Roy. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Jakarta
:Putra Abardin.
R Hendra Halwani, 2002, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi,
Ghalia Indonesia.
Syamsurizaldi. 2007. Sistem Pemerintahan an Model Pembangunan Jepang
dalam bingkai budaya dan rekonsturksi ekonomi politik. Lembaga Kajian
Sarantau Sasurambi.
Internet
“Kerjasama Ekonomi ASEAN” http://www.kemenlu.go.id/Documents/Kerjasama
Ekonomi ASEAN.doc, (diakses 19 November 2015).