JURNAL LENGKAP

download JURNAL LENGKAP

of 13

description

jurnal

Transcript of JURNAL LENGKAP

KAJIAN PANJANG WORK ZONE DAN SISTEM PENGATURAN LALU LINTAS PADA PROYEK PERBAIKAN JALAN SEMARANG GODONG

Ericha Marthina, Arini Novita SariBambang Riyanto*), Amelia K Indriastuti*)Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas DiponegoroJl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50239Telp.: (024) 7474770, Fax.: (024) 7460060

ABSTRAKKegiatan perbaikan jalan sedang gencar dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Ruas jalan yang sangat terpengaruh akibat adanya perbaikan jalan adalah tipe jalan dua arah tak terbagi (2/2 UD), sehingga perbaikan jalan pada tipe tersebut umumnya tidak dilakukan di kedua ruas secara bersamaan melainkan dilakukan secara bergantian. Salah satu jalan di Provinsi Jawa Tengah dengan tipe tersebut yang sedang diperbaiki yaitu ruas jalan Semarang Godong yang menjadi objek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis karakteristik lalu lintas, mencari hubungan antara volume kedatangan kendaraan panjang antrian panjang work zone dan mengkaji sistem pengaturan lalu lintas pada zona penyempitan ruas jalan (work zone) di proyek perbaikan jalan Semarang Godong.Untuk mencapai tujuan dari penelitian, analisis dilakukan pada kondisi existing serta sistem pengaturan lalu lintas. Data yang digunakan dalam analisis berupa data hasil pengamatan dan data pengamatan yang telah diklasifikasi. Analisis menggunakan metode pendekatan simpang bersinyal dengan pengaturan 2 fase yang mengacu pada MKJI 1997. Hasil penelitian menunjukkan analisis pada kondisi existing yang menggunakan data hasil pengamatan tiap siklus memiliki nilai IFR>1 sehingga perhitungan tidak dapat dilanjutkan, sedangkan analisis dengan data hasil klasifikasi memiliki DS maksimal 1.50 dengan kombinasi arus dari arah Semarang sedang dan arus dari arah Godong tinggi pada hari libur serta nilai antrian kendaraan maksimal yaitu sebesar 2.78 km dari arah Semarang pada kombinasi arus dari arah Semarang tinggi dan arus dari arah Godong sedang. Adanya sistem pengaturan lalu lintas dapat meminimalisir panjang antrian serta derajat kejenuhan (DS) dengan nilai maksimal sebesar 0.85 dan antrian maksimal sebesar 2.48 km. Hasil lain yang diperoleh adalah semakin besar arus kedatangan semakin panjang antrian kendaraannya, tetapi tingkat kenaikan antrian kendaraan pada kondisi existing lebih besar dibandingkan dengan tingkat kenaikan antrian pada hasil analisis sistem pengaturan lalu lintas.Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode lain terkait faktor pada kerusakan jalan dan panjang segmen yang paling optimal. Untuk mengefektifkan pengaturan lalu lintas dapat menggunakan APILL portable atau menggunakan metode pelaksanaan yang lebih tepat dan terencana.

Kata kunci : work zone, karakteristik lalu lintas, pengaturan lalu lintas, derajat kejenuhan, antrian kendaraan

ABSTRACT

Road improvement activities are heavily done by the Provincial government of Central Java. The very roads affected due to the repair of the road is a two-way street type undivided (2/2 UD), so those on the type of road repair is generally not done on both sides simultaneously but rather performed interchangeably. One of the roads in Central Java Province with the type that is being corrected i.e. Semarang Godong roads that became the object of research. The aim of the research was to analyze the characteristics of the traffic, looking for the relationship between the volume of the arrival of the vehicle long queues the length of the work zone and examine system settings on the zone traffic narrowing roads (work zone) in road improvement projects Semarang Godong.To achieve the goal of the research, the analysis carried out on the existing condition and system arrangement of traffic. The data used in the analysis is data of the results of observation and observation data that has been classified. Analysis using the method of the approach to the junction signals with phase 2 settings which refers to MKJI 1997.The results showed that the existing conditions analysis using data observations each cycle has the value IFR > 1 so calculations cannot be continued, while the analysis with data classification results have a maximum DS 1.50 with a combination of medium flow from Semarang and high flow from Godong on holidays as well as the value of maximum vehicle queue i.e. amounting to 2.78 km from Semarang on a combination of high flow from Semarang and medium flow from Godong. The existence of the system settings can minimize the length of traffic queue as well as the degree of saturation (DS) and the maximum value of 0.85 and maximum queue of 2.48 km. Other results obtained is increasingly large flows of arrival on-site queue getting longer, but the rate of increase in the existing conditions on the vehicle queue greater than the rate of increase in the queue on the results of the analysis of the traffic management system.

Further research is needed with other methods-related factors on damage to roads and the length of the segment that is most optimal. To streamline traffic settings can use the APILL method or using a portable implementation of a more precise and well-planned.Key words: work zone, traffic characteristics, traffic arrangements, degree of saturation, the queue of vehicles

PENDAHULUAN

Adanya kondisi jalan di Provinsi Jawa Tengah yang rusak membuat ketidaknyamanan dan rasa tidak aman bagi pengguna jalan. Saat ini, kegiatan perbaikan jalan sedang gencar dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan misi jalan tanpa lubang. Perbaikan jalan pada suatu ruas tertentu sangat mempengaruhi kinerja jalan untuk melayani arus kendaraan yang melintas. Ruas jalan yang sangat terpengaruh akibat adanya perbaikan jalan adalah tipe jalan dua arah tak terbagi (2/2 UD), sehingga perbaikan jalan pada umumnya tidak dilakukan di kedua ruas secara bersamaan melainkan dilakukan pada setiap satu ruas secara bergantian dan oleh karena itu diperlukan adanya kontrol lalu lintas secara khusus, seperti menggunakan rambu-rambu, pengaturan secara buka tutup atau dengan alat pemberi isyarat lalu lintas. Salah satu jalan di Provinsi Jawa Tengah dengan tipe jalan dua arah tak terbagi (2/2UD) yang mengalami kerusakan yaitu ruas jalan Semarang Godong.Pekerjaan perbaikan segmen jalan Semarang Godong dengan panjang tertentu serta kondisi jalan yang sempit dan terbatas dapat mempengaruhi antrian dan waktu kendaraan dalam melintasi ruas jalan yang dibuka. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengaturan lalu lintas dan kajian mengenai hubungan volume kedatangan kendaraan panjang work zone panjang antrian untuk melihat kondisi antrian kendaraan dengan variasi panjang work zone yang berbeda. Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan diatas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :1. Menganalisis karakteristik lalu lintas pada ruas Semarang Godong yang sedang dalam perbaikan jalan.2. Mencari hubungan antara volume kedatangan kendaraan panjang antrian panjang work zone.3. Mengkaji sistem pengaturan lalu lintas pada zona penyempitan ruas jalan di proyek perbaikan jalan Semarang Godong.TINJAUAN PUSTAKAZona Perbaikan Jalan (Work Zone)Zona kerja (work zone) merupakan suatu segmen sebagai bagian dari ruas jalan yang ditutup pada sebagian lebar jalannya karena adanya suatu kegiatan di jalan.Pada umumnya zona kerja (work zone) ini mengakibatkan adanya penyempitan ruas jalan karena kegiatan kontruksi pada perbaikan jalan (Widjajanti, 2009).

Sementara itu, definisi zona kerja (work zone) di Amerika Serikat (NYSDOT, 2005) dalam Widjajanti (2009) adalah jarak antara rambu-rambu peringatan yang pertama dengan titrik di luar area kerja dimana lalu lintas tidak lagi terpengaruh.Kontrol Lalu Lintas Pada Work ZoneSistem pengontrolan lalu lintas merupakan pengaturan lalu lintas yang berupa perintah atau larangan. Perintah atau larangan tersebut dapat berupa lampu lalu lintas, rambu-rambu lalu lintas, atau marka jalan. Manual yang dikeluarkan oleh Inggris (DTLR, 2002), sebagian dituliskan dalam Widjajanti (2009) yang dapat dilihat dalam Tabel 2.1, memberikan standar metode kontrol lalu lintas yang harus dipilih untuk meminimalkan gangguan lalu lintas akibat keluar/masuk kendaraan kerja bergantung pada batas kecepatan yang diijinkan dan arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut. Kepadatan di suatu ruas jalan perlu dikontrol agar tidak terjadi antrian kendaraan yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas, pengontrolan lalu lintas dapat menggunakan lampu lalu lintas. Selain menggunakan lampu lalu lintas, pengontrolan dapat dilakukan dengan cara manual menggunakan polisi lalu lintas dan/atau seseorang yang ditugasi untuk mengontrol arus kendaraan. Seperti pada penggunaan lampu lalu lintas dengan sistem operasi waktu, hal ini juga dapat diterapkan pada pengontrolan lalu lintas secara manual dengan metode pendekatan lampu lalu lintas.Parameter Kontrol Lalu LintasAdapun parameter yang digunakan dalam pengontrolan lalu lintas, yaitu :1. Klasifikasi Kendaraan2. Kecepatan3. Karakteristik Lalu Lintas4. Karakteristik Geometrik5. Pengaturan Sinyal

Penelitian Terdahulu1. Metode Tundaan Diskrit Minimum dan Throughput MaksimumPenelitian tersebut dilakukan menggunakan metode pendekatan dengan model Tundaan Diskrit Minimum dan Throughput maksimum. Hasil simulasi yang dilakukan menunjukan bahwa semakin panjang LPRJ semakin besar tundaan total dan semakin kecil throughput rata-rata yang terjadi.2. Metode Shock Wave atau Gelombang KejutDalam penelitian ini terdapat 3 metode pendekatan yaitu linier Greenshield, logaritmik Greenberg, eksponensial Underwood. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga metode pendekatan tersebut metode Underwood menghasilkan panjang antrian yang mendekati keadaan antrian sebenarnya di lapangan.METODOLOGI PENELITIANTahapan-tahapan yang terstruktur dan sistematis sangat diperlukan dalam pelaksanaan. Hal tersebut akan berpengaruh pada efektivitas waktu dan pekerjaan serta dapat menghindari terjadinya pekerjaan yang berulang-ulang dan tidak diperlukan.AData Primer : Geometrik Jalan Arus Lalu Lintas Arus Kendaraan Lepas Waktu Pengaturan Lalu Lintas Waktu Tempuh KendaraanData Sekunder : Data LHRT Peta Lokasi Perbaikan Jalan

Identifikasi MasalahIdentifikasi Jenis Data Yang DibutuhkanPerumusan Metodelogi PenelitianMulaiSurvei PendahuluanStudi PustakaPengumpulan Data

SelesaiHasil dan PembahasanKesimpulan dan Saran Analisis Kondisi Analisis Hubungan antara Volume Kedatangan Kendaraan panjang Work Zone Panjang Antrian Analisis Sistem Pengaturan Lalu Lintas pada Lokasi Perbaikan Jalan

Pengolahan Data Arus Lalu Lintas Pengolahan Data Arus Kendaraan Lepas Pengolahan Data Waktu Tempuh Klasifikasi DataA

Objek penelitian berlokasi di segmen ke dua dari enam segmen perbaikan jalan Semarang Godong, tepatnya di Jalan Raya Tegowanu, Karang Awen, Kabupaten Grobogan. Waktu pengamatan dilakukan pada 1 hari kerja dan 1 hari libur pada jam 06.00 09.00 dan 14.00 17.00. Personil pelaksanaan survei di lapangan 4 (empat) orang, yaitu dua orang berada di titik pengamatan untuk arah Semarang Godong dan dua orang lagi berada di titik pengamatan untuk arah yang berlawanan yaitu Godong Semarang. Masing-masing surveyor pada kedua arah tersebut mengamati waktu tempuh kendaraan, volume kendaraan yang dilepas saat jalan dibuka, waktu pengaturan lalu lintas sistem buka tutup dan volume lalu lintas (traffic counting survei).

Tahap Pengolahan DataTahap pengolahan data diperlukan untuk mempersiapkan data awal yang harus diolah terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap analisis data. Dalam tahap ini terdapat dua jenis data yang digunakan yaitu data real hasil pengamatan tiap siklusnya dan data yang diperoleh dari cara pengklasifikasian.

Tahap Analisis DataPada tahap ini, data primer yang sudah diolah kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang dituju yaitu untuk mengkaji hubungan antara panjang antrian panjang work zone volume kedatangan kendaraan dan sistem pengaturan lalu lintasnya. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan simpang bersinyal dua fase dalam MKJI 1997.ANALISIS DAN PEMBAHASANSebelum memasuki tahap analisis data diperlukan pengolahan data terlebih dahulu. Banyak beberapa data yang masih belum siap untuk digunakan dalam tahap analisis, terutama dalam masalah satuan. Data yang digunakan dalam tahap analisis terdapat dua jenis yaitu data real hasil pengamatan tiap siklus dan data real hasil pengamatan yang sudah diklasifikasi.Analisis Jam PuncakAnalisis jam puncak dimaksud untuk mengetahui fluktuasi dan karakteristik arus lalu lintas kondisi existing pada lokasi perbaikan jalan sepanjang 1.105 km. Analisis ini menggunakan data real hasil pengamatan tiap siklusnya. Hasil dari analisis jam puncak dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 1: Grafik Fluktuasi Arus Lalu Lintas pada Ruas Semarang GodongSumber : Hasil Analisis, 2015

Analisis Kondisi Existing dengan Data Real Hasil Pengamatan tiap SiklusAnalisis derajat kejenuhan dan panjang antrian kondisi existing menggunakan data real hasil pengamatan tiap siklus tidak dapat dilanjutkan karena beberapa data memiliki nilai IFR lebih dari 1. Hasil rekapitulasi nilai IFR dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1: Rekapitulasi nilai FR dan IFR

Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Analisis Kondisi Existing dengan Data Hasil Klasifikasi Analisis yang dapat dilanjutkan adalah analisis kondisi existing menggunakan data yang sudah diklasifikasi menjadi range rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T). Klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan tahap analisis data selanjutnya. Hasil dari klasifikasi data dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.Tabel 2: Hasil Klasifikasi Data

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015Dalam tahap analisis kondisi existing, penggunaan arus jenuh (S) pada data hasil klasifikasi tidak boleh melebihi arus jenuh ideal untuk kondisi jalan dengan lebar 3.5 m sesuai dengan rumus menurut MKJI 1997 yaitu 2100 smp/jam. Jika melebihi nilai tersebut maka arus jenuh yang digunakan sebesar 2100 smp/jam.Pada analisis ini tidak menggunakan data arus lalu lintas tiap siklus, melainkan menggunakan perhitungan dengan kombinasi data arus lalu lintas (R/S/T). Sesuai dengan tahapan-tahapan dalam mencari derajat kejenuhan dan panjang antrian pada MKJI 1997, pada analisis ini didapatkan nilai derajat kejenuhan dan panjang antrian yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.Tabel 3: Rekapitulasi Derajat Kejenuhan dan Panjang Antrian Kondisi Existing

Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Hubungan antara Volume Kedatangan Panjang Work Zone Panjang Antrian Kondisi Existing

Setelah mendapatkan hasil derajat kejenuhan dan panjang antrian pada kondisi existing dengan jarak 1.105 km, analisis juga disimulasikan dengan panjang work zone yang berbeda yaitu pada panjang 200, 400, 600, 800, dan 1000 km. Simulasi ini dilakukan dengan cara memasukkan nilai waktu kuning (k) yang bervariasi sesuai dengan panjang work zone nya. Waktu kuning (k) yang digunakan dapat dicari menggunakan rumus : (1)Waktu kuning (k) yang bervariasi dianalisis sesuai dengan panjang work zone untuk mendapatkan besar dari panjang antrian. Setelah itu dibuat grafik antara total arus dan total panjang antrian dari kedua arah yang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2: Grafik Hubungan antara Arus Kedatangan dan Panjang Antrian dengan Variasi Panjang Work ZoneSumber : Hasil Analisis Data, 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin panjang work zone dan semakin besar volume kedatangan kendaraan maka, semakin panjang juga antrian kendaraan dengan jumlah volume kendaraan yang sama untuk setiap variasi panjang work zone.

Sistem Pengaturan Lalu LintasDapat dilihat pada hasil analisis kondisi existing terdapat banyak nilai derajat kejenuhan yang lebih dari1, karena itu diperlukan sistem pengaturan lalu lintas yang baru. Analisis ini menggunakan data yang sudah diklasifikasi. Prinsip dari analisis ini hampir sama dengan analisis kondisi existing yaitu sesuai dengan tahapan analisis dalam MKJI 1997, hanya saja yang membedakan adalah nilai arus jenuh (S) yang dimaksimalkan menjadi arus jenuh ideal yaitu 2100 smp/jam, sehingga diharapkan dapat meminimalisisr derajat kejenuhan dan panjang antrian. Hasil dari analisis sistem pengaturan ini yang berupa nilai dari derajat kejenuhan dan panjang antrian dapat dilihat dalam Tabel 4 berikut.Tabel 4: Rekapitulasi Derajat Kejenuhan dan Panjang Antrian Sistem Pengaturan Lalu Lintas

Tabel 4: Rekapitulasi Derajat Kejenuhan dan Panjang Antrian Sistem Pengaturan Lalu Lintas (Lanjutan)Sumber : Hasil Analisis, 2015Berdasarkan tabel diatas, nilai derajat kejenuhan sudah tidak ada yang melebihi nilai 1 baik dari arah Semarang maupun dari arah Godong.Hubungan antara Volume Kedatangan Panjang Work Zone Panjang Antrian pada Sistem Pengaturan Lalu Lintas

Pada sistem pengaturan lalu lintas, analisis juga dilakukan di berbagai variasi panjang work zone untuk mengetahui hubungan antara volume kedatangan panjang antrian panjang work zone yang dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3: Grafik Hubungan antara Arus Kedatangan dan Panjang Antrian dengan Variasi Panjang Work ZoneSumber : Hasil Analisis Data, 2015

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin panjang work zone dan semakin besar volume kedatangan kendaraan maka, semakin panjang juga antrian kendaraan dengan jumlah volume kendaraan yang sama untuk setiap variasi panjang work zone.

Perbandingan Grafik pada Kondisi Existing dan Sistem Pengaturan Lalu LintasDalam penelitian ini tidak hanya membandingkan hasil analisis kondisi existing dengan sistem pengaturan lalu lintas pada jarak 1105 m, tetapi juga membandingkan hasil analisis tersebut pada berbagai panjang work zone yang berbeda. Dalam hal ini, variabel yang dibandingkan berupa total arus dan total panjang antrian dari kedua arah yang dapat dilihat pada pada Gambar 4.

Gambar 4: Perbandingan Total Arus dan Total Panjang Antrian Kendaraan pada berbagai panjang Work ZoneSumber : Hasil Analisis, 2015

Dari Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa semakin besar arus kedatangan semakin panjang antrian kendaraannya, hanya saja tingkat kenaikan antrian kendaraan pada kondisi existing lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat kenaikan antrian pada hasil analisis sistem pengaturan lalu lintas. Selain itu, semakin besar arus dan semakin panjang work zone maka tingkat kenaikan antrian pada sistem pengaturan lalu lintas memiliki tingkat kenaikan antrian yang cenderung sama dengan hasil pengamatan.KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dengan mengacu pada beberapa teori dan hasil penelitian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Jam puncak dari arah Semarang pada pagi hari di hari kerja terjadi sekitar pukul 07.00 08.00 WIB dan pukul 16.00 17.00 WIB di sore hari. Sementara dari arah Godong jam puncak terjadi sekitar pukul 06.25 07.25 WIB pada pagi hari dan pukul 15.45 16.45 WIB pada sore hari. Sedangkan jam puncak pada hari Sabtu (hari libur) dari arah Semarang terjadi sekitar pukul 07.10 08.10 WIB di pagi hari dan15.45 16.45 WIB pada sore hari. Sementara dari arah Godong jam puncak terjadi sekitar pukul 06.20 07.20 WIB di pagi hari dan 15.45 16.45 WIB di sore hari.2. Hasil penelitian menunjukkan analisis pada kondisi existing yang menggunakan data hasil pengamatan tiap siklus memiliki nilai IFR>1 sehingga perhitungan tidak dapat dilanjutkan, sedangkan analisis dengan data hasil klasifikasi memiliki DS maksimal 1.50 dengan kombinasi arus dari arah Semarang sedang dan arus dari arah Godong tinggi pada hari libur serta nilai antrian kendaraan maksimal yaitu sebesar 2.78 km dari arah Semarang pada kombinasi arus dari arah Semarang tinggi dan arus dari arah Godong sedang.3. Adanya sistem pengaturan lalu lintas dapat meminimalisir panjang antrian serta derajat kejenuhan (DS) dengan nilai maksimal sebesar 0.85 dan antrian maksimal sebesar 2.48 km..4. Kajian hubungan antara volume kedatangan kendaraan panjang work zone panjang antrian yang dilakukan pada variasi panjang work zone yang berbeda (L= 200m, L=400m, L= 600m, L= 800m, L= 1000m dan L= 1105m) menunjukkan bahwa semakin besar arus kendaraan yang datang dan semakin panjang work zone maka semakin besar antrian kendaraan yang ada.5. Perbandingan volume kedatangan dan total panjang antrian kendaraan dari hasil analisis kondisi existing dan analisis sistem pengaturan lalu lintas menunjukkan semakin besar arus kedatangan semakin panjang antrian kendaraannya, tetapi tingkat kenaikan antrian kendaraan pada kondisi existing lebih besar dibandingkan dengan tingkat kenaikan antrian pada hasil analisis sistem pengaturan lalu lintas.

SARANDibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode lain terkait faktor pada kerusakan jalan dan panjang segmen yang paling optimal. Untuk mengefektifkan pengaturan lalu lintas dapat menggunakan APILL portable atau menggunakan metode pelaksanaan yang lebih tepat dan terencana.

DAFTAR PUSTAKADitjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.Indrajaya.2002.Pengaruh Penyempitan Jalan Terhadap Karakteristik Lalulintas.Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.Nuhun, Ridwan.2008.Analisis Panjang Antrian Simpang Wua-Wua dan Simpang Mandiri Kota Kendari. Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro, SemarangSugiyanto, Gito. 2012. Materi Rekayasa Lalu Lintas.Universitas Jend. Soedirman: PurwokertoTamin, Z. Ofyar. 1999.Evaluasi Kinerja Persimpangan Berlampu Lalu-Lintas Dengan Metode Gelombang Kejut (Shock Wave).Fakultas Teknik Sipil Universitas Tarumanegara,Jakarta.Widjajanti, 2009. Kontrol Lalu Lintas Bersinyal di Lokasi Penyempitan Ruas Jalan pada Kondisi Arus Lalu Lintas Lewat Jenuh. Disertasi Teknik Sipil, Universitas Indonesia, Jakarta.10