Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
-
Upload
thycka-kartika-sari -
Category
Documents
-
view
359 -
download
26
Transcript of Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
1/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kartika Sari70300111039
ABSTRAK
Background: komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang bertujuan untuk memberitahu
dan menyampaikan ide, gagasan, maupun pesan atau informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan, baik secara secara individual atau kelompok yang disampaikan secara individual
atau kelompok yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung manggunakan bahasa
barbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan.
Purpose: Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berusaha menjalin hubungan dengan
individu lain. Jalinan hubungan individu satu dengan yang lain tentu tidak dapat terlepas dari
suatu kegiatan yang disebut komunikasi. Hubungan yang baik akan membantu individu dalam
menjalankan perannya dengan baik pula. Penyampaian informasi yang jelas dalam roses
komunikasi akan mempengaruhi hasil hubungan yang terjalin. Kesalahan dalam penyampaian
informasi juga akan mebawa dampak yang tidak baik bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi
Finding: Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujatmiko mengenai
hubungan komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat kepuasan klien di ruang
rawat inap RSUD kab. Madiun didapatkan bahwa 8-82% klien yang tidak puas dikarenakan
dengan aspek komunikasi yang tidak efektif.
Keyword:Komunikasi, Manajemen Keperawatan.
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
2/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
2 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
PENDAHULUAN
Komunikasi memegang
peranan sangat penting dalam
pelayanan keperawatan, bahkan dapat
dikatakan komunikasi merupakan
kegiatan mutlak dan menentukan bagi
hubungan atau interaksi perawat dengan
pasien untuk menunjang kesembuhan
pasien (Mirnawati. 2014). Komunikasi
merupakan kunci sukses sebuah
kerjasama yang merupakan suatu proses
yang kompleks yang tidak boleh
diabaikan. Sebab perawat sangat
membutuhkan keahlian ini setiap setiap
hari dalam pekerjaan mereka untuk
berkomunikasi dengan pasien, keluarga
pasien dan rekan kerja mereka (Anita
Finkelman. 2012).
Kepuasan klien dalam asuhankeperawatan yang diberikan tidak lepas
dari kemampuan perawat dalam
berkomunikasi baik verbal maupun
nonverbal. Dengan menunjukkan
perhatian sepenuhnya, sikap yang
ramah, bertutur kata yang lembut
menunjukkan kualitas dan keberhasilan
perawat akan meningkat secara optimal
(Sujatmiko, 2012).
Komunikasi merupakan
sebuah faktor yang paling penting, yang
digunakan untuk menetapkan hubungan
terapeutik antara perawat dan klien.
Dalam proses asuhan keperawatan,
komunikasi ditujukan untuk mengubah
perilaku klien guna mencapai tingkat
kesehatan yang optimal (Sandra, 2013).
Komunikasi yang efektif
adalah penting begi manajer. Seperti apa
yang dikatakan Monica (1986),
komunikasi merupakan keterampilan
yang sangat penting dalam
kepemimpinan dan manajemen
keperawatan. Komunikasi terjadi dalam
setiap tahap proses manajemen.
Handoko (1999) menyampaikan bahwa
ada dua alasan mengapa komunikasi
penting bagi manajer, antara lain: (1)
komunikasi adalah proses melalui
fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dapat dicapai, dan (2)
komunikasi adalah kegiatan manajer
untuk mencurahkan sebagian besarproporsi waktu mereka (Asmuji, 2012).
Proses komunikasi
memungkinkan manajer untuk
melaksanakan tugas-tugasnya.
Komunikasi merupakan alat bagi
manajer untuk mengumpulkan
informasi sebagai dasar membuat
perencanaan. Rencana yang telah dibuat
juga harus dikomunikasikan kepada
bawahan atau pihak lain agar
dilaksanakan. Pengorganosasian juga
perlu dikomunikasikan kepada pihak
lain atau bawahan untuk mengetahui
tugas dan tanggung jawabnya.
Pengarahan mengharuskan manajer
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
3/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
3 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
untuk berkomunikasi dengan bawahan
agar tujuan dapat tercapai. Pengawasan
akan efektif jika manajer mampu
mendapatkan informasi yang akurat dan
tepat pada waktunya sehingga mampu
melihat perkembangan terhadap tujuan
yang diinginkan. Pengumpulan
informasi yang akurat ini ditentukan
juga proses komunikasi yang terjadi
antara manajer dan pihak-pihak lain
(Asmuji, 2012).
LITERATUR RIVIEW
Pengertian
Hardjana (2003) menyatakan
bahwa secara etiomologis komunikasi
berasal darin bahasa latin cum yang
berarti bersama dengan, dan kata umus
yang berarti satu. Dua kata tersebutkemudian membentuk kata benda
communion yang berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan
pergaulan atau hubungan. (Asmuji.
2012).
Komunikasi adalah proses
penyampaian gagasan, harapan, dan
pesan yang disampaikan melalui
lambing tertentu, mengandung arti
dilakukan oleh penyampai pesan
ditujukan kepada penerima pesan.
(Wijaya, 2000). Komunikasi adalah
sebuah proses interaksi untuk
berhubungan dari satu pihak kepihak
lainnya, yang pada awalnya berlangsung
sangat sederhana, dimulai dengan
sejumlah ide-ide yang abstrak atau
pikiran dalam otak seseorang untuk
mencari data atau menyampaikan
informasi yang kemudian dikemas
menjadi sebentuk pesan untuk
disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung menggunakan bahasa
berbentuk kode-kode, seperti kode
visual, kode suara, atau kode tulisan
(Asmuji. 2012)
Berdasarkan Pengertian-
pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah proses
interaksi yang bertujuan untuk
memberitahu dan menyampaikan ide,
gagasan, maupun pesan atau informasi
dari pengirim pesan kepada penerima
pesan, baik secara secara individual ataukelompok yang disampaikan secara
individual atau kelompok yang
disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung manggunakan bahasa
barbentuk kode visual, kode suara atau
kode tulisan.
Sebagaimana dalam surah An
Nisa ayat 9 yang membahas mengenai
komunikasi dalam islam.
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
4/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
4 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
Artinya: Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yangseandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anakyang lemah, yang merekakhawatir terhadap(kesejahteraan) mereka. Olehsebab itu hendaklah merekabertakwa kepada Allah danhendaklah merekamengucapkan perkataan yangbenar (Al Quran dan
terjemahan, 2015).Manajemen adalah suatu proses
merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang
bekerja sama didalam suatu kelompok
dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan seefisien mungkin
(Suarli, 2009).
Manajemen keperawatan
merupakan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara professional
(Nursalam, 2009).
Tujuan komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manusia
akan selalu berusaha menjalin hubungan
dengan individu lain. Jalinan hubungan
individu satu dengan yang lain tentu
tidak dapat terlepas dari suatu kegiatan
yang disebut komunikasi. Hubungan
yang baik akan membantu individu
dalam menjalankan perannya denganbaik pula. Penyampaian informasi yang
jelas dalam roses komunikasi akan
mempengaruhi hasil hubungan yang
terjalin. Kesalahan dalam penyampaian
informasi juga akan mebawa dampak
yang tidak baik bagi pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi (Asmuji.
2012).
Menurut Asmuji, 2012.
Terjadinya komunikasi antara-individu
tertentu mempunyai maksud dan
tujuan. Secara umum, tujuan
komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Pesan yang disampaikan
komunikator (penyampai pesan)
dapat dimengerti oleh komunikan
(Penerima Pesan).
Penyampaian pesan secra jelas,
lengkap, ringkas, dan tidak bertele-
tele akan mempengaruhipemahaman individu penerima
pesan terhadap informasi yang
diterima. Kejelasan informasi
membuat individu penerima pesan
tidak mengalami salah tafsir
terhadap informasi tersebut.
Dengan demikian, tujuan
penyampaian informasi tersebut
dapat saling menguntungkan.
2. Memahami orang lain.
Pemahaman mengenai kondisi
individu lain dapat dilakukan
dengan komuniukasi yang baik.
Komunikator harus mempunyai
keahlian khusus dalam
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
5/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
5 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
berkomunikasi sehingga dapat
kondisi komunikan. Hal ini juga
terjadi dalam dunia keperawatan.
Seorang perawat harus mampu
menggali data pasien secara
komprehensif sehingga perawat
akan paham benar dengan kondisi
yang dialami oleh pasien.
Pemahaman perawat atas kondisi
pasien sangat mempengaruhi
keberhasilan asuhan keperawatan
yang doilakukan.
3. Gagasan dan ide yang disampaikan
oleh komunikator dapat diterima
oleh komunikan.
Komunikasi dalam menyampaikan
pesannya tentu ada maksud,
diantaranya adalah gagasan, pesan,
dan idenya dapat diterima olehpenerima pesan. Kenyataan ini juga
terjadi dalam dunia keperawatan.
Sebagai edukator, perawat harus
berusaha untuk memberikan
informasi-informasi kesehatan
kepada individu, kelompok, dan
masyarakat secara jelas dan
persuasif. Penyampaian gagasan
dan ide secara jelas dan persuasive
diharapkan dapat lebih mudah
diterima oleh individu penerima
pesan.
4. Menggerekkan orang lain untuk
melakukan suatu kegiatan.
Komunikasi dapat menjadi kunci
keberhasilan dalam mempengaruhi
orang lain untuk melakukan
kegiatan tertentu. Kejelasan pesan,
pesan yang argumentative, dan
persiasif mempengaruhi efektifitas
dalam menggerakkan orang lain
untuk melakukan suatu kegiatan.
Dalam dunia keperawatan,
kejelasan informasi yang
disampaikan oleh perawat kepada
pasien sangat dibutuhkan jika
menginginkan terjadinya
perubahan perilaku yang
diinginkan. Berdasarkan uraian
diatas, dapat disampaikan bahwa
keterampilan komunikasi secara
efektif perlu dipunyai oleh setiap
tenaga keperawatan.Fungsi Komunikasi
Komunikasi itu melayani empat
macam fungsi besar didalam sebuah
kelompok organisasi yaitu fungsi
control, motivasi, ekspresi emosional,
dan informasi. Komunikasi itu
berfungsi untuk mengontrol prilaku
anggota dalam berbagai cara. Organisasi
atau perusahaan itu memiliki hierarki
kewenangan dan petunjuk-petunjuk
normal yang mengharuskan para
karyawan untuk mengikutinya
(Satrianegara dan Saleha, Sitti. 2012).
Sebagai kegiatan penting dalam
menjalin hubungan dengan orang lain,
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
6/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
6 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
fungsi komunikasi dalam kehidupan
sehari-hari tidak sekedar saling tegur-
sapa atau berbicara dengan orang lain,
tetapi menyangkut banyak aspek
kehidupan. Berikut adalah beberapa
fungsi komunikasi (Asmuji, 2012).
1. Informasi, pengumpulan,
penyimpanan, pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar,
fakta, pesan, opini, dan komentar
yang dibutuhkan agar dapat
dimengerti dan beraksi secara jelas
terhadap kondisi lingkungan dan
orang lain agar dapat mengambil
keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi. Sebagai makhluk social,
manusia akan selalu berusaha
untuk bersosialisasi. Manusia
sebagai makhluk yang mempunyaiide, gagasan, maupun pesan tentu
tidak akan membiarkan ide,
gagasan, dan pesannya hanya
disimpan sendiri, tetapi juga ingin
didengar atau disosialisasikan
kepada orang lain. Tindakan
sosialisasi ini tidak dapat terlepas
dari kegiatan yang bernama
komunikasi.
3. Motivasi. Pesan yang disampaikan
secara argumentatif dan persuasif
dapat menjadi pendorong
memengaruhi orang lain untuk
melakukan suatu kegiatan. Pujian
dan penghargaan dalam bentuk
kata-kata juga dapat memengaruhi
motivasi seseorang dalam
melakukan suatu kegiatan.
4. Pendidikan. Transformasi ilmu
pengetahuan, pembentukan sikap,
pemberian, dan peningkatan
keahlian atau keterampilan dapat
berjalan dengan baik dapat
dilakukan dengan komunikasi yang
efektif.
5. Integrasi. Adanya kesempatan
dalam memperoleh berbagai
informasi dan pesan yang
diperlukan dapat memengaruhi
individu untuk berfikir, bersikap,
dan bertindak serta sebagai sarana
untuk menghargai dan memahami
pandangan orang lain dapat
dieroleh melalui komunikasi yangdilakukan.
6. Perdebatan dan diskusi.
Permasalahan-permasalahan yang
tidak memungkinkan untuk
diselesaikan secara individual dapat
dilakukan dengan cara komunikasi
secara intensif melalui perdebatan
dan diskusi.
7. Memajukan kehidupan.
Komunikasi memungkinkan
terjadinya pertukaran informasi
yang dapat memengaruhi individu
dalam berubah perilakunya.
Komunikasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, tidak hanya
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
7/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
7 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
lisan, tetapi juga dapat lewat pesan
gambar ataupun tulisan. Pesan
tulisan atau gambar yang dapat
memengaruhi kemajuan kehidupan
antara lain: berisi bagaimana cara
hidup sehat, mendorong kreativitas
individu untuk hidup lebih baik,
dan lain-lain.
8. Hiburan. Produk komunikasi yang
dapat menjadi hiburan antara lain
cerita boneka, dunia lawak, drama,
film, seni tari, seni suara, dan lain-
lain.
Robbins (2003) dan sendjaja
(1994) menyatakan bahwa fungsi
komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut :
1. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagaisuatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam
suatu organisasi berharap dapat
memeroleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik, dan tepat
waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota
organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti.
Orang-orang dalam tataran
manajement membutuhkan
informasi untuk membuat suatu
keputusan maupun kebijakan
organisasi guna mengatasi konflik
yang terjadi didalam organisasi.
Selain itu, juga menurut Robbins
(2003) bahwa informasi atau data
dapat digunakan untuk
mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif. Sedangkan, karyawan
(bawahan) membutuhkan
informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, disamping itu juga
informasi tentang jaminan
keamanan, jaminan social dan
kesehatan, izin cuti, dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Terdapat
dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulative, yaitu sebagai
berikut:a. Fungsi regulative berkaitan
dengan orang-orang yang
berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua
informasi yang disampaikan.
Juga, member perintah atau
instruksi supaya perintah-
perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya.
b. Fungsi regulative berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan
regulative pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya,
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
8/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
8 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak
boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi,
kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan
adanya kenyataan ini, banyak
pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk
menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjan
dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi yang dapatmewujudkan hal tersebut, yaitu
sebagai berikut:
a. Saluran komunikasi formal,
seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut
(bulletin,Newsletter) dan laporan
kemajuan organisasi.
b. Saluran komunikasi informal,
seperti perbincangan antar
pribadi selama masa instrahat
kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktifitas ini akan
menumbuhkan keinginan
untuk berpartisifasi yang lebih
besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
5. Fungsi Pengendalian
Komunikasi berfungsi
mengendalikan prilaku anggota
organisai. Dalam organisasi,
terdapat hierarki wewenang dan
kekuasaan yang harus dipatuhi oleh
setiap anggota. Hierarki, wewenang
uraian tugas, dan kebijakan
organisasi, merupakan panduan
formal untuk melakukan
komunikasi (Robbins, 2003).
Dengan demikian, komunikasi
berfungsi sebagai pengendali.
6. Fungsi Motivasi
Komunikasi dapat memperkuat
atau meningkatkan motivasi
anggota organisasi. Dengankomunikasi, seorang atasan dapat
menjelaskan kepada bawahan
tentang keberhasilan atau prestasi
yang dicapai, pengarahan, atau
memberikan masukan kepada
bawahan tentang apa harus
dikerjakan jika ada kesalahan atau
kelemahan. Selain itu, masih
banyak kegiatan lain yang perlu
dikomunikasikan untuk
meningkatkan komunikasi anggota
organisasi.
7. Fungsi Pengungkapan Emosi
Organisasi merupakan kumpulan
orang yang berinteraksi untuk
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
9/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
9 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan interaksi, akan
terjadi komunikasi. Komunikasi
yang terjadi dalam kelompok
merupakan mekanisme dasar para
anggota menunjukkan kepuasan
dan kekecewaannya. Dengan
demikian, komunikasi memfasilitasi
pelepasan ungkapan emosi
perasaan anggota organisasi.
Dari fungsi komunikasi diatas al
Quran juga membahas mengenai fungsi
komunikasi, bagaimana kita harus
berkomunikasi dengan efektif. Semua
perintah jatuhnya wajib, selama tidak
ada keterangan lain yang memperingan.
Begitu bunyi kaidah yang dirumuskan
Ushul Fiqh. Dari sisi yang lain, Alquran
melarang kita melakukan komunikasitang tidak efektif. Keterangan lain
memperkokoh kesimpulan ini. Nabi
Muhammad SAW berkata: Katakanlah
dengan baik. Bila tidak mampu,
diamlah. Sebagaimana dalam surah An
Nisa ayat 63:
Artinya : Mereka itu adalah orang-orangyang Allah mengetahui apayang di dalam hati mereka.Karena itu berpalinglahkamu dari mereka, dan
berilah mereka pelajaran, dankatakanlah kepada merekaperkataan yang berbekaspada jiwa mereka (Al Qurandan Terjemahan, 2015).
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah setiap
langkah mulai dari saat mencuptakan
informasi sampai dipahami oleh
komunikan. Komunikasi adalah sebuahproses, sebuah kegiatan yang
berlangsung kontinu. Joseph De Vito
(1996) mengemukakan komunikasi
adalah transaksi. Hal tersebut
dimaksudkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses, dimana
komponen-komponen saling terkait.
Bahwa para pelaku komunikasi beraksi
dan bereaksi sebagai satu kesatuan dan
keseluruhan (Suprapto, Tommy. 2009)
Komunikasi merupakan sesuatu
yang kompleks, sehingga banyak model
yang digunakan dalam menjelaskan
bagaiman cara organisasi dan orang
berkomunikasi (Nursalam, 2012).
Komunikasi di antara orang-
orang atau kelompok-kelompok itu
dapat terjadi melalui berbagai variasi
cara yang luas seperti tatap muka,
melalui telefon atau dalam bentuk
tulisan. Pengiriman dalam komunikasi
bertanggung jawab untuk dua buahtindakan yaitu seleksi dari sebuah pesan
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
10/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
10 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
yang dimaksud dan menerjemahkan
pesan tersebut (encoding). Encoding
adalah proses bagaimana cara anda
mengonversikan ide dari ppesan
tersebut ke dalam bentuk yang dapat
ditransmisikan (kata-kata tertulis, kata-
kata yang diucapkan, kode-kode
computer, penampilan, dan seterusnya).
Anda mengirimkan pesan yang telah
diterjemahkan tersebut kearah penerima
dengan menempatkannya kedalam
saluran komunikasi (saluran telefon,
sistem computer, dan lain-lain) yang
berfungsi sebagai media fisik untuk
mentransmisikan pesan. Penerima
kemudian bertanggung jawab untuk dua
buah tindakan juga yaitu mengartikan
pesan (decoding) dan menerima pesan.
Decoding adalah proses dimana dengancara itu penerima menerjemahkan
kembali pesan itu agar memiliki arti
(dengan membaca, mendengarkan,
melihat dan seterusnya). Sekali pesan
telah diterjemahkan, baru bias diterima
oleh penerima (Sastranegara dan Saleha,
Sitti. 2012).
Menurut Asmuji, 2012 Intinya,
dalam interaksi atau komunikasi terjadi
proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan.
1. Sumber Pesan
Menurut Widjaja (2000),
sumber pesan adalah dasar yang
digunakan dalam penyampaian
pesan dan digunakan dalam rangka
memperkuat pesan. Sumber pesan
dapat berupa orang, buku,
dokumen, lembaga, atau sejenisnya.
Perbedaan sumber pesan dengan
komunikator atau penyampai pesan
adalah terdapat pada posisinya.
Sumber pesan bersifat pasif,
sedangkankomunikator
mempunyai tugas mengaktifkan
sumber pesan tersebut.
Sumber pesan menjadi
penentu berkualitas atau tidaknya
suatu pesan. Sumber pesan juga
dapat dijadikan acuan untuk
menentukan kira-kira pesan yang
disampaikan nanti diterima atau
tidak oleh penerima pesan. Proses
komunikasi yang ada direpublik initerkadang masih dipengaruhi
budaya setempat.
2. Komunikasi (Penyampai Pesan)
Komunikator adalah orang
yang menyampaikan pesan kepada
orang lain. Disaat komunikator
bertindak sebagai penyampai
pesan, secara otomatis dia
menginginkan pesan disampaikan
dapat diterima dan dimengerti oleh
penerima pesan sehingga terjadi
umpan balik. Apabila terjadi
umpan balik, penerima pesan jadi
bertindak sebagai komunikator,
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
11/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
11 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
sedangkan penyampai pesan
menjadi penerima pesan.
Sebagai penyampai pesan,
seorang komunikator harus
memerhatikan beberapa hal
sehingga pesan disampaikan benar-
benar dapat menarik minat
penerima pesan dan sekaligus dapat
memberikan informasi yang benar-
benar dapat diterima dan
dimengerti oleh penerima pesan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk menjadi komunikator yang
baik, antara lain sebagai berikut:
a. Penampilan
Penampilan komunikator
dapat menjadi factor penentu
awal untuk meyakinkan
komunikasi terhadap pesan-pesan yang akan
dikomunikasikan. Penampilan
yang menarik, baik dan sopan
mempengaruhi keberhasilan
komunikasi. Perawat sebagai
pemberi pelayanan
keperawatan harus dapat
menyakinkan pasien dengan
penampilan yang bersih,
menarik, sopan, daan baik hati.
Penampilan akan memberikan
kesan untuk dapat masuk pada
tahap selanjutnya. Bagaimana
informasi yang kita sampaikan
dapat memengaruhi seseorang
jika penampilan kita tidak
menyakinkan?
b. Penguasaan Informasi yang
Akan Disampaikan
Komunikator akan dapat
memberikan informasi dengan
baik, jelas, dan informatif jika
komunikator menguasai
informasi atau pesan yang
disampaikan. Hal ini perlu
dikuasai oleh komunikator jika
terjadifeedback.
Kepercayaan penerima pesan
kepada komunikator akan
terjadi jika komunikator
munguasai informasi yang
akan disampaikan. Sebagai
contoh, apabila seorang
perawat akan memberikanpendidikan kesehatan tentang
diet hipertensi, perawat harus
benar-benar mempersiapkan
diri dan menguasai benar
tentang diet hipertensi.
c. Penguasaan Bahasa
Bahasa menjadi faktor penentu
keberhasilan komunikasi.
Informasi tidak akan dapat
tersampaikan dengan baik jika
terjadi ketidak mengertian
bahasa yang dipergunakan.
Dampak ketidak mengertian
bahasa yang digunakan dalam
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
12/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
12 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
berkomunikasi adalah
terjadinya salah perseepsi.
Dengan demikian, dalam
memberikan pendidikan
kesehatan, seorang perawat
harus menggunakan bahasa-
bahasan yang biasa
dipergunakan oleh penerima
pesan.hindari bahasa-bahasa
kesehatan yang tidak dikenal
oleh penerima pesan.
3.
Pesan
Pesan adalah seluruh informasi
yang disampaikan oleh
komunikator kepeda komunikan.
Isi pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapar bersifat:
a. Informatif, artinya, isi pesan
hanyalah suatu informasitertentu. Sebagai contoh adalah
jumlah pasien yang dirawat
diruang X sebanyak 30 orang,
pasien Tn. S telah
mendapatkan terapi antibiotic
PPc dengan dosis 300000 unit.
b. Persuasif. Artinya, isi pesan
mengandung argument-
argumen ataupun alasan-alasan
yang berguna untuk
memengaruhi orang lain
sehingga orang lain percaya dan
mau melakukan tindakan sesuai
dengan yang kita inginkan.
Komunikasi persuasif yang ada
di ruang perawatan dapat
terjadi pada saat seseorang
perawat mau memberikan
tindakan perawatan tertentu
kepada pasien, maupun pasien
tersebut menolaknya. Untuk
menyakinkan kepada pasien,
perawat tadi memberikan
argument-argumen supaya
tindakannya dapat diterima.
c. Koersif. Artinya, isi pesan
mengandung perintah untuk
melakukan suatu tindakan
tertentu. Komunikasi seperti ini
biasa terjadi antara atasan
terhadap bawahan, tetapi juga
terjadi antar-tim kesehatan.
Sebagai contoh, dokter
memberikan perintah (lebihkearah kolaboratif) kepada
perawat untuk memberikan
obat tertentu kepada pasien.
Untuk memperoleh hasil yang kita
inginkan, sebuah pesan yang
disampaikan harus memenuhi
beberapa syarat, antara lain sebagai
berikut:
a. Pesan harus direncanakan
sebaik-baiknya sesuai
kebutuhan.
b. Pesan yang disampaikan
menggunakan bahasa yang baik
dan mudah dimengerti oleh
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
13/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
13 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
kedua belah pihak yang terlibat
dalam komunikasi
c. Pesan yang akan disampaikan
harus menarik minat dan
kebutuhan penerima pesan,
serta dapat menimbulkan
kepuasan.
4. Saluran
Saluran adalah media atau sarana
yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan. Secara
umum, media komunikasi dibagi
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
a. Media cetak. Contohnya adalah
surat kabar, majalah, surat
telegram, dan lain-lain.
b. Media elektronik. Contohnya
adalah televise, OHP, telepon,
radio, film, LCD, internet,computer dan lain-lain.
c. Media kasus. Media kasus
adalah media yang biasa
dipergunakan oleh dan untuk
orang tertentu saja yang
mempunyai keahlian dan
wewenang tertentu. Misalnya,
sandi atau kode-kode atau
symbol tertentu. (dapat berupa
tulisan, gambar, maupun suara)
pada dunia intelijen.
Dalam ruang perawatan, media
komunikasi yang memungkinkan
untuk dipergunakan oleh OHP,
telepon, film, LCD, Komputer,
Internet, dan dokumentasi
keperawatan serta catatan pasien.
Bahkan sekarang ini telah
berkembang model komunikasi
yang menggunakan media
elektronik guna menunjang
pelayanan keperawatan, yang
bernama telenursing. dengan model
ini, perawat tidak harus datang
menemui pasien setiap saat. Untuk
memperoleh data, mementau
kondisi pasien, mengingatkan apa
yang boleh dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilakukan,
mengingatkan waktu untuk minum
obat, dan lain-lain dapat dilakukan
melalui media telepon atau internet
(email, facebook, dan twitter).
5.
Penerima Pesan (Komunikan)Penerima pesan menerima pesan
melalui panca inderanya, melalui
panca inderanya, baik penglihatan,
pendengaran, penciuman,
pengecapan, maupun perabaan.
Penerima pesan dapat digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu personal,
kelompok, dan massa. Penerima
pesan yang baik harus memiliki
bebepara syarat berikut:
a. Keterampilan menangkap dan
meneruskan pesan
b. Pengetahuan yang cukup
tentang materi yang
dikomunikasikan
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
14/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
14 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
c. Sikap jujur dan siap untuk
menerima dan memberi pesan.
6. Feedback (Umpan Balik)
Merupakan respon dari komunikan
yang berupa balasan kepeda
pemberi pesan. Adanya feedback
dipergunakan untuk menilai apakah
pesan yang disampaikan oleh
komunikator memang benar-benar
sudah diterima dan dimengerti oleh
komunikan.
7.
Effect (Dampak)
Merupakan keluaran hasil
komunikasi berupa perubahan
sikap atau perilaku yang kita
inginkan. Keberhasilan komunikasi
yang kita lakukan dapat dilihat dari
effek yang kita timbulkan.
Model KomunikasiMenurut Nursalam, 2012. Model
komunikasi yaitu:
1. Komunikasi Tertulis
Adalah bagian yang penting dalam
organisasi. Dalam mencapai setiap
kebutuhan individu atau staff, setiap
organisasi telah mengembangkan
metode penulisan dalam
mengkomunikasikan pelaksanaan
pengelolaan, misalnya publikasi
perusahaan, surat menyurat ke staff,
pembayaran, dan jurnal. Manager
harus terlibat dalam komunikasi
tertulis, khususnya kepada stafnya.
Menurut asosiasi pendidikan
kesehatan di amerika (1988)
komunikasi tertulis dan memo
dalam suatu organisasi meliputi :
a. Mengetahui apa yang ingin
disampaikan sebelum memulai
menulis.
b. Menulis nama orang dalam
tulisan anda dan perlu
dipertimbangkan dampaknya.
c. Gunakan kata aktif, dimana
akan mempunyai pengaruh yang
baik.
d. Tulis kata yang sederhana,
pamiliar, spesifik, dan nyata,
karena akan lebih mudah
dipahami dan memungkinkan
untuk dibaca orang lain.
e. Gunakan seminimal mungkin
kata-kata yang tidak penting dantemukan cara yang baik untuk
menggambarkan inti tulisan
sehingga orang lain mudah
mengerti.
f. Tulis kalimat dibawah duapuluh
kata, dan masukkan satu ide tiap
kalimat, tuliskan kalimat yang
penting dan menjadi topic
utama.
g. Berikan pembaca petunjuk,
konsistensi, penggunggunaan
istilah dan pesan.
h. Atur isi tulisan secara sistematis.
i. Gunakan paragraph untuk
mempermudah pembaca. untuk
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
15/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
15 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
memo antara 8- 10 baris, dan
untuk surat tidak lebih dari 6
baris setiap paragraph.
j. Komunikasi dilakukan secara
,jelas dan focus.
2. Komunikasi Secara Langsung
Manager selalu mengadakan
komunikasi verbal kepada atasan
dan bawahan baik secara formal
maupun informal. Mereka juga
menggunakan komunikasi secara
verbal pada pertemuan formal, baik
kepada individu dalam kelompok
dan peresentasi secara formal.
Tujuan komunikasi verbal adalah
assertivenes. Perilaku assertive adalah
suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan individu
untuk mengekspresikanperasaannya secara langsung, jujur,
dan dengan cara yang sesuai tanpa
menyinggung perasaan orang lain
yang diajak berkomunikasi.
Hal yang harus dihindari
pada komunikasi secara assertif
adalah pasif dan agresif, khususnya
agresif yang tidak langsung.
Komunikasi pasif terjadi jika
individu tidak tertarik terhadap
topic atau karena enggan
berkomunikasi, sedangkan
komunikasi agresif terjadi jika
individu merasa superior terhadap
topic yang dibicarakan.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal
adalah komunikasi dengan
menggunakan ekspresi wajah
gerakan tubuh, dan sikap tubuh
(body language). Menurut Arnold dan
Boogs (1989) komunikasi nonverbal
lebih mengandung arti yang
signifikan dibangingkan komunikasi
verbal karena menganddung
komponen emosi terhadap pasan
yang diterima atau disampaikan.
Tetapi akan menjadi sesuatu yang
membahayakan jika komunikasi
nonverbal disalahartikan tanpa
adanya penjelasan secara verbal.
Manager yang efektif akan
melakukan komunikasi verbal dan
nonverbal, supaya individu (atasanatau bawahan) dapat menerima
pesan secara jelas.
Dibawah ini adalah
komponen utama komunikasi
nonverbal yang dapat terjadi tanpa
atau dengan komunikasi verbal.
a. Lingkungan, yaitu tempat
dimana komunikasi
dilaksanakan merupakan bagian
penting pada proses
komunikasi.
b. Penampilan, misalnya pakaian,
kosmetik, dan sesuatu yang
menarik, merupakan bagian dari
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
16/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
16 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
komunikasi verbal yang perlu
diidentifikasi.
c. Kontak mata memberikan
makna terhadap kesediaan
seseorang untuk berkomunikasi.
d. Postur tubuh dan gesture, bobot
suatu pesan bias ditunjukan
dengan orang yang
menudingkan telunjuknya,
berdiri, atau duduk.
e. Ekspresi wajah, komunikasi
yang efektif memerlukan respon
wajah yang setuju terhadap
pesan yang disampaikan.
f. Suara, intonasi, dan refleks cara
tersebut menandakan bahwa
pesan dapat ditransfer dengan
baik.
4.
Komunikasi Via TeleponPada era global ini, komunikasi
manager bergantung pada telepon.
Dengan kemudaahan sarana
komunikasi tersebut,
memungkinkan manager untuk
merespon setiap perkembangan
masalah dalam organisasi. Oleh
karena itu, untuk menjaga citra
organisasi, manager dan semua staf
harus belajar dan sopan serta
menghargai setiap menjawab
telepon. Jika orang lain harus
menunggu untuk berbicara, maka
waktu yang diperlukan harus singkat
untuk menghindari kesan yang
nagatif.
Strategi Komunikasi dalam Praktik
keperawatan di Rumah Sakit
Komunikasi pada tahapan ini
tidak hanya ditujukan secara spesifik
melalui strategi perencanaan. Tetapi tiga
komponen, yaitu struktur, budaya, dan
teknologi harus mendapat perhatian
yang sama.
Struktur dalam organisasi
bertujuan untuk mencapai status praktik
komunikasi efektif yang dapat
direncanakan dan diterapkan oleh
kolompok kerja. Setiap struktur yang
ada harus memiliki kelompok klinik
yang dirancang untuk pelaksanaan
prinsip-prinsip asuhan keperawatan
kepada pasien, keterampilan yang baikdan dapat membantu penyelesaian
masalah organisasi.
Budaya dalam suatu organisasi
bukan sesuatu yang mudah untuk
diubah dalam waktu sesaat. Kita
percaya bahwa kita akan bekerja dengan
lingkungan dan individu yang
mempunyai budaya yang berbeda.
Keadaan ini penting untuk diperhatikan
mengingat perubahan suatu budaya
dalam manajemen adalah aspek yang
penting pada proses perubahan yang
efektif.
Tehnologi merupakan komponen
ketiga dalam praktik komunikasi yang
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
17/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
17 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
efektif. Komunikasi interpersonal dan
organisasi sering memerlukan perantara
yang akan sangat bermanfaat dimasa
akan datang, yaitu tehnologi elektronik
dan penggunaan media. Setiap suatu
perubahan dirumah sakit harus selalu
didukung oleh perencanaan Health
Information system (HIS) yang efektif,.
Komunikasi melalui tehnologi akan
selalu dipantau dan dievaluasi pada
setiap tahap proses perubahan
(Nursalam. 2012).
Aplikasi Komunikasi dalam Asuhan
Keparawatan
Komunikasi dalam praktik
keperawatan professional merupakan
unsur utama bagi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
untuk mencapai hasil yang optimal.Menurut Nursalam, 2012. Kegiatan
keperawatan yang memerlukan
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi Saat Serah Terima
Tugas (Overan)
Pada saat overran antarperawat,
diperlukan suatu komunikasi yang
jelas tentang kebutuhan pasien,
intervensi yang sudah dan yang
belum dilaksanakan, serta respons
yang terjadi pada pasien. Perawat
melakukan overran bersama dengan
perawat lainnya dengan cara
berkeliling kesetiap pasien dan
menyampaikan kondisi pasien
secara akurat didekat pasien. Cara
ini akan lebih efektif dari pada harus
menghabiskan waktu orang lain
sekedar untuk membaca
dokumentasi yang telah kita buat,
selain itu juga akan membantu
perawat dalam menerima overran
secara nyata.
2. Wawancara atau Anamnesis
Anamnesis pasien merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh
perawat kepada pasien pada saat
pelaksanaan asuhan keperawatan
(proses keperawatan). Perawat
melakukan anamnesis kepada
pasien, keluarga, dokter dan tim
kerja lainnya. Wawancara adalah
metode komunikasi dengan
digunakan untuk memperoleh datatentang keadaan pasien. Data
tersebut akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien dengan
melaksanakan tindakan secara tepat.
Data yang didapatkan harus akurat
tanpa bias, sehingga wawancara
sebaiknya dilaksanakan secara
terencana.
Prinsif yang perlu diterapkan oleh
perawat pada komuniukasi ini
adalah:
a. Hindari komunikasi yang terlalu
formal atau tidak tepat, ciptakan
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
18/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
18 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
suasana yang hangat dan
kekeluargaan.
b. Hindari interupsi atau gangguan
yang timbul akibat dari
lingkungan yang gaduh.
Wawancara merupakan proses
komunikasi aktif yang
membutuhkan focus dan
perhatian terhadap pertanyaan.
c. Hindari respon yang hanya ya
dan tidak karena akan
mengakibatkan tidak berjalanya
komunikasi dengan baik,
perawat kelihatan kurang
tertarik dengan topic yang
dibicarakan dan enggan untuk
berkomunikasi.
d. Tidak memonopoli
pembicaraan dengan caramenyampaikan kata-kata ya
atau tidak. Meskipun kata-
kata tersebut meninggalkan
kesan negative, ditambah kata-
kata sesuai dengan topic yang
dibicarakan.
e. Hindari hambatan personal,
keberhasilan suatu komunikasi
sangat ditentukan oleh
subjektifitas seseorang, jika
perawat menunjukkan ras tidak
senang kepada pasien sebelum
komunikasi, maka akan
berdampak terhadap hasil yang
didapat selama proses
komunikasi.
3. Komunikasi Melalui Komputer
Kom;puter merupakan suatu alat
komunikasi cepat dan akurat pada
sistem manajemen keperawatan saat
ini. Penulisan data-data pasien
melalui computer akan
mempermudah perawat lain dalam
mengidentifikasi masalah pasien dan
memberikan intervensi yang akurat.
Melalui computer, informasi-
informasi terbaru dengan cepat
diperoleh dengan menggunakan
internet, yang akan memudahkan
perawat saat mengalami kesulitan
dalam mengalami masalah pasien.
4. Komunikasi tentang Kerahasiaan
Pasien yang masuk kedalam sistempelayanan kesehatan
mempercayakan datanya yang
bersifat rahasia kepada institusi.
Perawat sering dihadapkan pada
suatu dilema dalam menyimpan
rahasia pasien. Disatu sisi dia
membutuhkan kebenaran informasi
yang diberikan pasien dengan cara
mengonfirmasi ke orang lain. Dilain
sisi, dia harus memegang janji untuk
tidak menyampaikan informasi
tersebut kepada siapapun.
5. Komunikasi melalui Sentuhan
Komunikasi melalui sentuhan
kepada pasien merupakan metode
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
19/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
19 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
dalam mendekatkan hubungan
antara pasien dan perawat.
Sentuhan yang diberikan oleh
perawat juga dapat berguna sebagai
terapi bagi pasien, khususnya pasien
dengan depresi, kecemasan, dan
kebingungan dalam mengambil
suatu keputusan. Tetapi yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan
tehnik sentuhan tersebut adalah
perbedaan jenis kelamin antar
perawat dan pasien. Dalam situasi
ini perlu adanya suatu persetujuan.
6. Dokumentasi Sebagai Alat
Komunikasi
Dokuntasi adalah suatu alat
yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan dalam
memvalidasi asuhan keperawatan,sarana komunikasi antartim
kesehatan lainya, dan merupakan
dokumen paten dalam pemberian
asuhan keperawatan.
Menurut Nursalam (2002)
kapan saja perawat melihat
pencatatan kesehatan, maka perawat
dapat memberi dan menerima
pendapat serta pemikiran. Dalam
kenyataannya dengan semakin
kompleksnya pelayanan
keperawatan dan peningkatan
kualitas keperawatan, perawat tidak
hanya dituntut untuk meningkatkan
mutu pelayanan tetapi dituntut
untuk dapat mendokumentasikan
secara benar. Keterampilan
dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk
mengomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya, dan menjelaskan
apa yang sudah, sedang, dan akan
dikerjakan oleh perawat.
Menurut Suarli, 2009.
Manfaat komunikasi dalam
pendokumentasian adalah:
1.
Dapat digunakan lagi untuk
keperluan yang bermanfaat.
2. Mengomunikasikan kepada
tenaga perawat dan tenaga
kesehatan lainnya tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan
kepada pasien.
3.
Bermanfaat untuk pendataanpasien yang akurat karena
berbagai informasi mengenai
pasien telah dicatat.
Komunikasi yang baik akan
meningkatkan hubungan
professional antar perawat dan tim
keseehatan lainya seperti dokter, ahli
gizi, fisioterapis, daan lain-lain.
Pengembangan model praktik
keperawatan professional
merupakan sarana peningkatan
komunikasi antar perawat dan tim
kesehatan lainnya. Komunikasi yang
dimaksud disini adalah adanya suatu
kejelasan dalam pemberian informasi
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
20/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
20 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
dari masing-masing individu sesuai
dengan kedudukannya.
Hambatan Dalam Berkomunikasi
Menurut Suarli, 2009.
Hambatan yang dapat terjadi dalam
berkomunikasi antara perawat
dengan klien dapat teratasi apabila
perawat mengetahui beberapa
ucapan yang perlu dihindari dalam
kondisi seperti dibawah ini.
1. Member nasihat atau member
tahu cara pencegahan masalah
keperawatan yang menunjukkan
seskan-akan klien tidak mampu
melakukannya sendiri.
Contoh: mengapa anda tidak
melakukan.
bila saya adalah anda
maka saya akan.akan lebih baik bila
anda.
2. Berupaya untuk menentramkan
hati, dimana perawat
memberikan informasi tidak
berdasarkan fakta tetapi lebih
bertujuan untuk memberikan
perasaan senang.
Contoh:tidak perlu cemas, tidak
ada apa-apa kok.
jangan bersedih, semua
orang dapat
mengalami
3. Mengalihkan pembicaraan
mengenai hal-hal yang
mengancam kepada hal-hal yang
kurang mengancam. Hal ini
dapat terjadi karena perawat
tidak bersedia atau tidak siap
untuk mendengarkan ungkapan
perasaan menyakitkan yang
dialami klien.
Contoh:kita bicara soal ini lain
kali saja.
4. Membuat penilaian terhadap
prilaku klien berdasarkan sistem
nilai yang dianut oleh perawat.
Contoh:anda salah, anda malas
untuk berobat.
5. Menunjukkan prilaku yang
berfokus pada diri perawat.
Contoh:dapatkah anda ulangi,
saya tidak mendengar.
6.
Memberikan pengarahan ataupetunjuk yang harus diikuti
dengan mengabaikan
kemampuan klien, dan
menganggap klien tidak mampu
untuk mengatasi masalahnya.
Conto:bukan begitu caranya,
mestinya anda melakukan..
7. Mengajukan pertanyaan yang
berlebihan tanpa memperhatikan
perasaan klien.
8. Memberikan komentar klise atau
stereotype, yaitu member
komentar dengan kata-kata
secara spontan tanpa tujuan yang
jelas.
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
21/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
21 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
Contoh:hati-hati kalau tidak
teratur makan.!
disuntik ya, tidak sakit
kok!
Keterampilan Berkomunikasi
Komunikasi merupakan alat
atau sarana yang digunakan dalam
menjalin hubungan. Tehnik
berkomunikasi yang digunakan
secara tepat dapat menciptakan
hubungan terapeutik, dan apabila
tidak tepat akan menimbulkan
masalah bagi klien dan perawat.
Menurut Suarli, 2009. Dalam
tehnik berkomunikasi ini, ada tiga
keterampilan yang diperlukan untuk
membina hubungan terapeutik
antara perawat dank lien.
1.
Kehadiran atau KeberadaanPerawat
Kehadiran berrarti kebersamaan
fisik dan psikologis dalam
berkomunikasi dengan klien. Hal
itu antara lain mencakup
mendengarkan dan mengamati,
serta memberikan perhatian
terhadapa ucapan dan prilaku
klien. Kehadiran fisik adalah
perhatian yang diberikan melalui
penampakan tubuh dan
kehadiran psikologis. Kehadiran
psikologis disini berarti perhatian
melalui pikiran dan perasaan.
a. Kehadiran Fisik, mempunyai
peran yang penting dalam
komunikasi interpersonal
karena tubuh dapat
memperkuat pesan yang
disampaikan dalam bentuk
kata-kata. Akan tetapi,
keberadaan tubuh juga dapat
membingungkan bahkan
mengubah pesan yang
sampai kepenerima menjadi
kebalikannya.
Ada beberapa hal
yang dapat dilakukan perawat
agar klien mengerti atau
merasakan bahwa perawat
secara fisik terlibat dalam
interaksi atau perawat benar-
benar memperhatikan klien.1) Perawat menghadapi
klien dengan jujur atau
terbuka melalui sikap
yang menunjukkan
perhatian. Misalnya
perawat berkata, saya
bersedia mendengarkan
anda dan membantu
anda, dengan tubuh
berhadapan muka,
mengahadap kearah
klien.
2) Perawat menggunakan
postur tubuh terbuka,
yaitu tangan dan kaki
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
22/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
22 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
terbuka, tidak
menyilang, tidak melipat
tangan atau meletakkan
tangan dibelakang.
Postur tubuh terbuka
menunjukkan seseorang
siap mendengarkan atau
membantu klien.
3) Sikap condong perawat
kearah klien merupakan
tanda kehadiran,
kesediaan, dan
keterlibatan perawat
untuk berusaha
memahami klien.
4) Perawat memandang
atau mengadakan kontak
mata dengan klien. Hal
itu menunjukkan minatperawat untuk
mendengarkan dan
memperhatikan klien.
5) Perawat bersikap rileks,
yaitu dengan
menciptakan lingkungan
yang rileks dan menjaga
privacy.
b. Kehadiran Psikologis, yaitu
mendengarkan secara aktif
yang berarti mendengarkan
dengan telinga, pikiran, dan
perasaan, kata-kata yang
diucapkan klien dan prilaku
nonverbal klien. Selama
mendengarkan aktif, perawat
mengikuti apa yang
dibicarakan klien dan
memperhatikan prilaku klien
serta member tanggapan
dengan tepat.
2. Prilaku Nonverbal
Beberapa macam prilaku
nonverbal dapat mempengaruhi
hubungan perawat dengan klien.
Prilaku nonverbal tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Aktifitas fisik, meliputi
gerakan tubuh, ekspresi
wajah, sikap atau postur
tubuh, kontak mata, dan
gerakan mata serta sentuhan.
b. Vokalisasi, meliputi bahasa
yang digunakan denganpengaturan tekanan suara
atau nada bicara dan
kecepatan bicara.
c. Jarak antar pembicara, jarak
antar perawat dank lien
dalam membina hubungan
interpersonal adalah 40-120
cm sehingga memungkinkan
kontak mata dan sentuhan.
3. Keterampilan Memberi Respon
Keterampilan ini digunakan oleh
perawat untuk menyampaikan
pengertian kepada klien,
memberikan umpan balik, dan
memperjelas pemahaman
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
23/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
23 |K o m u n i k a s i d a l a m M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n , K a r t i k a S a r i
perawat tentang pembicaraan
dan prilaku klien. Untuk dapat
memberikan respons yang tepat,
diperlukan kemampuan perawat
yang mendasari hubungan
perawat dengan klien.
Kemampuan perawat tersebut
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Empati, yaitu merasakan apa
yang dialami klien.
b. Kesetiaan, yaitu bersikap
terbuka, jujur dan tulus
c. Kesiapan diri, yaitu peka dan
mau menyediakan diri untuk
membantu klien.
d. Bersikap objektif dan
konkret, yaitu berdasarkan
kenyataan.
e.
Menerima klien, denganmenghargai, menghormati
dan memperhatikannya.
f. Bersikap asertif, yaitu dapat
mengemukakan ketidak
sesuaian pendapat tenpa
menyinggung perasaan,
menyakiti hati, atau
merugikan orang lain.
CONCLUSION
komunikasi adalah proses interaksi
yang bertujuan untuk memberitahu dan
menyampaikan ide, gagasan, maupun pesan
atau informasi dari pengirim pesan kepada
penerima pesan, baik secara secaraindividual atau kelompok yang disampaikan
secara individual atau kelompok yang
disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung manggunakan bahasa barbentuk
kode visual, kode suara atau kode tulisan.
Dalam berkomunikasi dalam
manajemen keperawatan harus mengetahui
apa itu komunikasi, apa fungsi dari
komunikasi, bagaimana proses komunikasi,
dan bagaimana model- model komunikasi
serta bagaimana Strategi Komunikasi dalam
Praktik keperawatan di Rumah Sakit. Hal
tersebut perlu diketahui agar supaya dapat
memperlancar komunikasi. Dua alasan
mengapa komunikasi penting bagi manajer,
antara lain: (1) komunikasi adalah proses
melalui fungsi-fungsi manajemen
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dapat dicapai, dan (2)
komunikasi adalah kegiatan manajer untukmencurahkan sebagian besar proporsi waktu
mereka
Komunikasi yang baik akan
meningkatkan hubungan professional antar
perawat dan tim keseehatan lainya seperti
dokter, ahli gizi, fisioterapis, daan lain-lain.
Pengembangan model praktik keperawatan
professional merupakan sarana peningkatan
komunikasi antar perawat dan tim kesehatan
lainnya. Komunikasi yang dimaksud disini
adalah adanya suatu kejelasan dalam
pemberian informasi dari masing-masing
individu sesuai dengan kedudukannya.
DAFTAR PUSTAKA
-
8/10/2019 Jurnal Komunikasi Dalam Manajemen Keperawatan (Kartika Sari 70300111039)
24/24
Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan
Manajemen Komunikasi. Yogyakarta:
Media Pressindo.
Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan Konsep
dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Nursalam. 2009. Manajemen Keparawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Suarli & Bahtiar, Yahya. 2009. Manajemen
Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Satrianegara, Fais & Saleha, Sitti. 2012. Buku
Ajar Organisasi dan ManajemenPelayanan Kesehatan seta Kebidanan.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Finkelman, Anita. 2012. Leadership and
Management for Nurrses. Amerika:
Pearson Education.
Mirnawati. 2014. Hubungan Komunikasi
Interpersonal Perawat dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Ruang Cempaka
RSUD AW Sjahranie Samarinda jurnal
Volume 2, Nomor 1
Sujatmiko. 2012. Hubungan Komunikasi
Verbal Dan Non Verbal Perawat
Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di
Ruang Rawat Inap Rsud Kab. Madiun
Jurnal Kesehatan, Vol. 2, No. 1.
Sandra. 2013. Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan
Pasien Di Ruang Instalasi Rawat Inap
Non Bedah (Penyakit Dalam Pria Dan
Wanita) Rsup Dr. M. Djamil Padang
Tahun 2013
Rosenstein, Alan H., 2009. Disruptive
Behaviour And Its Impact On
Communication Efficiency And Patient
Care Journal Of Communication In
Healthcare Vol. 2 No. 4.
Lesko, Charles J., dan Hollingsworth,
Yolanda A., 2011. A New Approach
to Communications Management Planning
Through 3D Web and Semantic Web
Technologies Vol. 2, No. 3.
Al Quran dan terjemahan 2015