jurnal kimia forensik

7
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR   BATAN Bandung, 22 Juni 2011 Tema : Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang Kesehatan, Lingkungan, Industri dan Pendidikan dalam Mendukung Pembangunan Nasional 213 PENENTUAN LOGAM BERAT Cr, Co, Zn, dan Hg PADA BERAS DAN KEDELAI DARI WILAYAH KOTA BANDUNG Woro Yatu Niken Syahfitri, Endah Damastuti dan Syukria Kurniawati Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari 71, Bandung, 40132, E-mail: [email protected] ABSTRAK PENENTUA N LOGAM BERAT Cr, Co, Zn, d an Hg PADA BE RAS DAN K EDEL AI DARI WILAYAH KOTA BANDUNG.  Aktivitas dan pertumbuhan industri yang sangat cepat dapat memberikan kontribusi pencemaran logam berat pada beras dan kedelai. Logam berat yang terkandung dalam kedua bahan pangan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia.  Pada kegiatan ini, telah dilakukan penentuan kandungan logam berat pada beras dan kedelai yang dijual di beberapa wilayah di k ota Bandung. Penentuan kandungan logam berat tersebut dilakukan menggunakan teknik analisis aktivasi neutron (AAN). Cuplikan diiradiasi pada fasilitas rabbit sistem di reaktor G.A. Siwabessy dengan fluks neutron ~10 13  n.cm -2 .s -1  , selanjutnya dicacah menggunakan detektor HPGe. Hasil analisis kandungan Cr, Co, Zn, dan Hg pada beras kurmo, beras setra, dan kedelai masing-masing berada pada rentang 0.129 ± 0.020 - 0.602 ± 0.163 µg/g; 0.011 ± 0.001 - 0.031 ± 0.001 µg/g; 34.4 ± 0.693 - 99.1 ± 0.641 µg/g; dan 0.123 ± 0.036 - 0.183 ± 0.073 µg/g. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan masih dibawah baku mutu yang ditetapkan, dan masih berada pada rentang konsentrasi di beberapa negara Asia seperti India, China, dan Jepang, kemudian Afrika dan  Kansas USA. Hazard Quotient logam Cr, Co, Zn, dan Hg untuk cuplikan beras kurmo, beras setra, dan kedelai masing-masing memberikan nilai < 1. Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo, beras  setra, dan kedelai yang dikonsumsi masyarakat di wilayah kota Bandung secara umum sesuai dengan  standar yang direkomendasikan dan aman untuk diko nsumsi. Kata kunci  : beras, kedelai, logam berat, AAN ABSTRACT HEA VY METAL Cr, Co, Zn, AND Hg CONCENTRATION I N RICE AN D SOYBEAN FROM BANDUNG . Activity and rapid growth industrial are having contribution on heavy metal contamination in rice and soybean. Heavy metal contamination in rice and soybean can cause human health problems as its accumulated in organs. In this activity, we have performed the determination of heavy metal content in rice and soybeans that are sold in some areas of the city of Bandung.  Determination of heavy metal concentration was carried out using the technique of neutron activation analysis (NAA). Samples were irradiated at the rabbit system at the reactor facility G.A Siwabessy with neutron flux ~ 10 13  n.cm -2 .s -1  and then counted using HPGe detector. The analysis results of Cr, Co, Zn, and Hg in kurmo rice, rice setra, and soybeans in the range of 0.129 ± 0.020    0.602 ± 0163 µg/g; 0.011 ± 0.001 - 0.031 ± 0.001 µg/g; 34.4 ± 0.693-99.1 ± 0.641 µg/g, and 0.123 ± 0.036    0.183 ± 0.073  µg/g respectively. Results obtained were in the range of concentrations in several other countries, such as India, China, Japan, Africa and Kansas USA. Hazard Quotient Cr, Co, Zn, and Hg in kurmo rice,  setra rice, and soybeans gave values < 1. These indicated that kurmo rice, setra rice, and soybean in the city of Bandung are having good agreement with the recommended standards and safe for consumption. Keywords:  rice, soybean, heavy metals, NAA DAFTAR ISI

description

teknik nuklir dalam mendeteksi unsur kelumit

Transcript of jurnal kimia forensik

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 17

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir

PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

213

PENENTUAN LOGAM BERAT Cr Co Zn dan Hg PADA BERAS

DAN KEDELAI DARI WILAYAH KOTA BANDUNG

Woro Yatu Niken Syahfitri Endah Damastuti dan Syukria Kurniawati

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri Badan Tenaga Nuklir Nasional

Jl Tamansari 71 Bandung 40132 E-mail worobatangoid

ABSTRAK

PENENTUAN LOGAM BERAT Cr Co Zn dan Hg PADA BERAS DAN KEDEL AI DARI

WILAYAH KOTA BANDUNG Aktivitas dan pertumbuhan industri yang sangat cepat dapat

memberikan kontribusi pencemaran logam berat pada beras dan kedelai Logam berat yang

terkandung dalam kedua bahan pangan tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia Pada kegiatan ini telah dilakukan penentuan kandungan logam berat pada beras dan kedelai yang

dijual di beberapa wilayah di kota Bandung Penentuan kandungan logam berat tersebut dilakukan

menggunakan teknik analisis aktivasi neutron (AAN) Cuplikan diiradiasi pada fasilitas rabbit sistem di

reaktor GA Siwabessy dengan fluks neutron ~1013

ncm-2

s-1 selanjutnya dicacah menggunakan

detektor HPGe Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan Hg pada beras kurmo beras setra dankedelai masing-masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 - 0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031

plusmn 0001 microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microgg dan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil yang

diperoleh secara keseluruhan masih dibawah baku mutu yang ditetapkan dan masih berada pada

rentang konsentrasi di beberapa negara Asia seperti India China dan Jepang kemudian Afrika dan

Kansas USA Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg untuk cuplikan beras kurmo beras setra

dan kedelai masing-masing memberikan nilai lt 1 Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo beras setra dan kedelai yang dikonsumsi masyarakat di wilayah kota Bandung secara umum sesuai dengan

standar yang direkomendasikan dan aman untuk dikonsumsi

Kata kunci beras kedelai logam berat AAN

ABSTRACT

HEAVY METAL Cr Co Zn AND Hg CONCENTRATION I N RICE AND SOYBEAN FROM

BANDUNG Activity and rapid growth industrial are having contribution on heavy metal

contamination in rice and soybean Heavy metal contamination in rice and soybean can cause human

health problems as its accumulated in organs In this activity we have performed the determination ofheavy metal content in rice and soybeans that are sold in some areas of the city of Bandung

Determination of heavy metal concentration was carried out using the technique of neutron activationanalysis (NAA) Samples were irradiated at the rabbit system at the reactor facility GA Siwabessy with

neutron flux ~ 1013

ncm-2

s-1

and then counted using HPGe detector The analysis results of Cr Co Zn

and Hg in kurmo rice rice setra and soybeans in the range of 0129 plusmn 0020 ndash 0602 plusmn 0163 microgg

0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn 0001 microgg 344 plusmn 0693-991 plusmn 0641 microgg and 0123 plusmn 0036 ndash 0183 plusmn 0073

microgg respectively Results obtained were in the range of concentrations in several other countries such

as India China Japan Africa and Kansas USA Hazard Quotient Cr Co Zn and Hg in kurmo rice

setra rice and soybeans gave values lt 1 These indicated that kurmo rice setra rice and soybean in

the city of Bandung are having good agreement with the recommended standards and safe for

consumption

Keywords rice soybean heavy metals NAA

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 27

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

214

1 PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk dan industri yang

sangat cepat memberikan kontribusi pada

peningkatan pencemaran terhadap lingkungandi negara berkembang seperti Indonesia

Dampak meningkatnya hal tersebut adalah

menurunnya kualitas tanah air dan udara

akibat pencemaran limbah yang dihasilkanoleh manusia baik hasil penambangan

industri rumah tangga oleh sampah-sampah

metabolik dan produk detergen yang

mengandung Cr Co Zn dan sebagainya

maupun pertanian yang berasal dari

penyalahgunaan pestisida dan pupuk kimiayang merupakan sumber utama dari

pencemaran logam berat seperti krom (Cr)

kobalt (Co) seng (Zn) dan mercury (Hg) pada

lingkungan [12] Logam berat merupakan

istilah yang digunakan untuk unsur-unsur

transisi yang mempunyai massa jenis atomlebih besar dari 5 gcm

3[3] Menurut

Kementerian Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas

logam berat dapat dibagi ke dalam 3

kelompok yaitu bersifat toksik tinggi yang

terdiri dari unsur-unsur mercury (Hg)

cadmium (Cd) timbal (Pb) tembaga (Cu) dan

seng (Zn) bersifat toksik sedang terdiri dari

unsur-unsur krom (Cr) nikel (Ni) dan kobalt

(Co) dan yang bersifat toksik rendah terdiri

atas unsur mangan (Mn) dan besi (Fe) [4]

Keberadaan logam berat dalam lahan air

dan udara dapat membahayakan kesehatan

manusia Masuknya logam berat dari

lingkungan melalui rantai makanan

menyebabkan tingkat konsentrasi logam berat

di dalam organisme menjadi tinggi karenasifatnya yang sulit terurai dan terdeposit pada

permukaan tanah sehingga dapat terserap oleh

organisme Proses ini dikenal sebagai

biomagnifikasi [4] Proses biomagnifikasi ini

dapat terjadi pada tanaman hasil panen seperti beras dan kedelai

Pencemaran logam berat pada beras dan

kedelai tidak dapat diabaikan karena dapat

menyebabkan gangguan kesehatan manusia

dalam jangka panjang akibat akumulasi pada

organ [4] sehingga kaitan konsumsi pangan

seperti beras dan kedelai dengan kesehatan

sangat erat dan sulit untuk dipisahkan [5]

Penyebab dari penyakit yang dihubungkan

dengan bahan pangan sudah meningkatkan

kesadaran konsumen mengenai mutu dan

keamanan dari bahan pangan sehingga

kandungan konsentrasi logam berat (Cr CoZn dan Hg) dalam beras dan kedelai perlu

diketahui dan untuk diperkirakan nilai

toksiknya ( Hazard Quotient ) Oleh karena itu

dilakukan penentuan logam berat dalam beras

dan kedelai menggunakan teknik analisis

aktivasi neutron Analisis aktivasi neutronadalah salah satu teknik analisis nuklir yang

potensial dalam penentuan kualitas pangan

[6] memiliki sensitivitas tinggi akurat dan

limit deteksi yang mencapai orde nanogramUntuk mendapatkan metode uji yang valid dan

menjamin mutu hasil pengujian dilakukan

validasi menggunakan standard reference

material (SRM) National Institute of

Standards and Technology (NIST) 1567a

wheat flour yang memiliki matriks serupadengan cuplikan yang dianalisis

menggunakan metode yang sama seperti pada

cuplikan

Dalam makalah ini dilaporkan hasil

penentuan logam berat Cr Co Zn dan Hg

pada beras kurmo beras setra dan kedelaiyang disampling di wilayah kota Bandung

2 TATA KERJA

21 Bahan dan peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah cuplikan beras dengan dua merek yaitu

beras kurmo beras setra dan kedelai SRM

NIST 1567a Wheat Flour standar unsur Cr

Co Zn dan Hg E-Merck air demin 182

mΩcm2 serta bahan umum lainnya Alat yang

digunakan pada penelitian ini adalah

spektrometer sinar gamma dengan detektor

HPGe fasilitas rabbit sistem reaktor GA

Siwabessy vial polietilen neraca analitikoven 105

oC desikator vakum serta peralatan

penunjang lainnya

22 Pencuplikan bahan pangan

Pencuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai dilakukan dengan mengumpulkan

bahan-bahan pangan tersebut dari pasar-pasar

tradisional yang tersebar di lima wilayah kota

Bandung yaitu Bandung utara selatan barat

timur dan tengah

23 Preparasi cuplikan bahan pangan dan

SRM

Cuplikan beras dari dua macam merek

yakni kurmo dan setra dan kedelai dari setiap

pasar dikumpulkan berdasarkan wilayahnyaKemudian cuplikan dibersihkan lalu

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 37

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

215

dihomogenkan dan ditimbang kemudian

dihaluskan menggunakan blender mata titan

Setelah itu sebagian cuplikan yang sudah halus

dan diketahui bobotnya dimasukan ke dalam

tabung polyethylene (PE) Dilakukan juga penentuan kadar air pada cuplikan beras dan

kedelai Cuplikan bahan pangan kemudian

ditimbang plusmn 00250 g dimasukkan ke dalam

vial PE berukuran 0273 mL lalu di seal panasuntuk menutupnya Hal yang sama dilakukan

terhadap SRM NIST 1568a Wheat Flour

Cuplikan dan SRM siap diiradiasi

24 Preparasi larutan standar tetes

Dilakukan penyiapan larutan standar tetes

Hg Zn Co dan Cr masing-masing dengan

bobot 01 10 02 dan 02 microg dari larutan

titrisol E-Merck dan Hg(CH3COO)2 dengan

konsentrasi 4000 mgL

25 Iradiasi dan pengukuran cuplikan

dengan AAN

Cuplikan beras dan kedelai beserta standar

diiradiasi pada fasilitas rabbit system reaktor

GA Siwabessy Serpong dengan fluks neutron

~1013

ncm-2

s-1

dan daya 15 MW selama 2 jam

Cuplikan dan standar yang telah diiradiasi dan

didinginkan selama lebih dari 1 bulan dan

dicacah selama 50000 detik menggunakan

spektrometer sinar gamma dengan detektor

HPGe yang memiliki efisiensi relatif sebesar

25 Cuplikan dan standar pasca pencacahan

disimpan di tempat penyimpanan cuplikan

pasca iradiasi

26 Analisis data

Analisis spektrum hasil pengukuran

cuplikan dengan metode AAN dilakukan

menggunakan software Genie-2000 dan

penentuan kadar unsur dalam cuplikandihitung dengan membandingkan aktivitas

cuplikan ( Acuplikan) dengan aktivitas standar

( A std ) yang diketahui kadarnya Perhitungan

kadar unsur dalam cuplikan dihitung dengan

Persamaan 1

C = Aocuplikan x W standar (1)

Ao standar W cuplikan

Dimana C adalah kadar unsur dalam cuplikan

(gg) Wstandar adalah bobot unsur dalam

standar (g) Wcuplikan adalah bobot unsur

dalam cuplikan (g) dan Ao adalah aktivitasawal (count per second )

Asupan harian untuk setiap unsur (microgkg

bwhari) dapat dihitung menggunakan

Persamaan 2 dimana C adalah konsentrasi

(microgg) I adalah ingestion rate (ghari) nilai

rerata konsumsi masyarakat Indonesia untuk bahan pangan beras dan kedelai masing-

masing sebesar 223 dan 01ghari Bb adalah

rata-rata bobot badan untuk orang Indonesia

dewasa sebesar 60 kg Hazard Quotient (HQ)dapat dihitung dengan membandingkan asupan

harian dengan Tolerable Daily Intake (TDI)

(Persamaan 3) [7] TDI adalah nilai

pendekatan toleransi asupan harian untuk

semua bahan kimia beracun yang masuk ke

dalam tubuh setiap hari oleh manusia tanpaefek yang merugikan kesehatan [8]

Asupan harian = Ci x Ii (2)

Bb

Hazard quotient = Asupan harian (3)

TDI

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi pada SRM NIST 1567a

Wheat Flour yang dibandingkan dengan nilai

sertifikat ditunjukkan pada Tabel 1

Tabel 1 Hasil validasi pada SRM NIST 1568a

Wheat Flour

UnsurKadar Sertifikat [9] Recovery

(mgkg) ()

Co 006 006 100

Zn 114 plusmn 03 116 plusmn 04 98

Hasil validasi pada Tabel 1 menunjukkan

terdapat kesesuaian yang baik antara nilai

pengukuran dan nilai pada sertifikat dimanametode uji yang digunakan valid dan dapat

dipercaya untuk pengujian cuplikan beras dan

kedelai Pengujian akurasi ditunjukkan dengan

nilai recovery untuk unsur Co dan Zn sesuai

dengan batas keberterimaan akurasi masing-

masing berada pada rentang 75-120 dan 80-

115 [10]

Analisis kandungan logam berat pada beras

dan kedelai dari wilayah kota Bandung dapat

dilihat pada Tabel 2

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 47

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

216

Tabel 2 Hasil analisis kandungan Cr Co Zn

dan Hg pada beras dan kedelai dari wilayah

kota Bandung

UnsurBahan

Pangan

Konsentrasi (mgkg)

HasilAnalisis

BakuMutu

CrBeras Kurmo 0129 plusmn 0020

01-05 [11] Beras Setra 0150 plusmn 0037

Kedelai 0602 plusmn 0163

CoBeras Kurmo 0011 plusmn 0001

194 [12] Beras Setra 0018 plusmn 0001

Kedelai 0031 plusmn 0001

ZnBeras Kurmo 991 plusmn 0641

100 [4] Beras Setra 710 plusmn 0764

Kedelai 344 plusmn 0693

Hg

Beras Kurmo 0149 plusmn 0037

05 [13] Beras Setra 0123 plusmn 0036Kedelai 0183 plusmn 0073

Dari hasil analisis yang dirangkum pada

Tabel 2 kandungan Cr pada beras kurmo dan

beras setra masih berada pada rentang yang

diperbolehkan terkandung pada bahan pangan

yaitu sebesar 01-05 mgkg (The Act

20012006) [11] Selain itu kandungan Cr pada

beras kurmo dan beras setra selaras dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan diKansas USA (lt 065 microgg) [12] dan lebih

rendah dari penelitian yang dilakukan di India(16 microgg) [13] Kandungan Cr pada kedelai

lebih besar jika dibandingkan dengan baku

mutu yang ditetapkan namun jika dikonsumsi

tidak berlebihan maka aman untukdikonsumsi Hal ini menunjukkan bahwa

ketiga cuplikan bahan pangan tersebut aman

untuk dikonsumsi

Secara keseluruhan hasil analisis

kandungan Co pada beras dan kedelai masih

berada di bawah baku mutu yang ditetapkan diUK untuk bahan pangan sebesar 194 mgkg

[14] dan menunjukkan kesesuaian dengan

penelitian kandungan Co pada berassebelumnya yang dilakukan di beberapa

negara seperti Kansas (0021 mgkg) dan

Perancis (0010 mgkg) [1216]

Cuplikan beras dan kedelai selain

mengandung Cr dan Co juga mengandung Zn

dan Hg seperti yang dirangkum pada Tabel 2

Seng adalah unsur kelumit penting dalam

nutrisi manusia dan memenuhi berbagai fungsi biokimia dalam metabolisme manusia Namun

disisi lain Zn merupakan logam berat dengan

toksisitas tinggi jika dikonsumsi berlebih

dapat menyebabkan dampak kronis seperti

gangguan fungsional sebagai respon

imunologi penurunan status tembaga

mengubah fungsi Fe metabolisme kolesterol

dan pneomonitis dan edema paru-paru yang berlangsung permanen [17]

Kandungan Zn pada cuplikan beras dan

kedelai dari wilayah kota Bandung masih

berada dibawah baku mutu cemaran logam Zn

Menurut Pengawasan Obat dan Makanan

Nomor 0375BSKVII89 tentang Batas

Maksimum Cemaran Logam Zn dalamMakanan yaitu 100 mgkg [4] Namun

kandungan Zn pada beras kurmo dan beras

setra yang ditunjukkan pada Tabel 2 lebih

tinggi dari penelitian yang dilakukan di

Kansas (880 mgkg) dan beberapa negara

lainnya seperti Afrika India dan Jepangmasing-masing sebesar 218-268 261 dan

16 mgg sedangkan kandungan Zn pada

kedelai dari wilayah kota Bandung lebih tinggi

dari penelitian yang dilakukan di Kansas

tetapi sedikit lebih rendah dari penelitian yang

dilakukan di Afrika sebesar 499 mgkg [13]

Kandungan unsur Hg pada tiga bahan

pangan dari wilayah kota Bandung (beras

kurmo beras setra dan kedelai) pada Tabel 2

masih berada di bawah batas maksimum

cemaran logam berat dalam makanan sesuai

dengan SK Dirjen POM

No03725BSKVII89 dan SNI 01-27291-2006 yaitu 05 mgkg [15] Namun

kandungan Hg jika dibandingkan dengan

penelitian di negara lain menunjukkan hasillebih tinggi dari penelitian di Jepang (0005

pada beras dan 002microgg pada kedelai) tetapi

selaras dengan penelitian sebelumnya di

Afrika (0197 plusmn 011 microgg) [1813] dan data

dari Balai Besar Sumber Daya Lahan dan

Pertanian menunjukkan bahwa kandungan Hg

dalam beras rata-rata 02 mgkg [19]

Kandungan Hg pada cuplikan beras lebih

rendah dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India (5-9 microgg) dan China (13

microgg) [13] Hasil analisis kandungan unsur Hg

dalam cuplikan tersebut masih berada di

bawah batas lethal dose merkuri anorganik

sebesar 10-42 mgkg BB [20]

Pada umumnya dari hasil yang dirangkum

pada Tabel 2 untuk beras dan kedelai

kandungan logam Cr Co dan Hg pada kedelai

menunjukkan kadar lebih tinggi dibandingkan beras Hal ini dikarenakan pada umumnya

tanaman berdaun rindang cenderung

mengakumulasi logam dengan konsentrasi

lebih tinggi dibandingkan butir padi atau buah

[21]

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

217

Tabel 3 Asupan harian dan Hazard Quotient logam berat Cr Co Zn dan Hg

Unsur

Asupan Harian

(microgkg bwhari) Hazard Quotient (HQ)TDI

BerasKedelai

BerasKedelai

Kurmo Setra Kurmo Setra

Cr 048 056 00010 012 014 25x10-4 4 [1]

Co 004 007 00001 003 005 10x10-5 14 [2]

Zn 3682 2639 00573 026 018 143x10-3 1440 [3]

Hg 055 046 00003 028 023 80x10-5 2 [4]

1 WHO (1996) [7] 2 Vermeire et al 1991 [8] 3 FAOWHO (2001) [7] 4 Sorkina et al [22]

Pada dasarnya Cr Co dan Zn adalah

mikronutrien esensial namun karena sifatnyayang termasuk logam berat dan berpotensi

toksik bila masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah berlebih maka dapat membahayakan

kesehatan Hasil Hazard Quotient untuk

cuplikan beras kurmo beras setra dan kedelai

dari wilayah kota Bandung menunjukkan

hasil lt 1 [7] seperti yang tertera pada Tabel 3

Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Cr Co Zn dan Hg pada bahan pangan

tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak

menimbulkan resiko serius bagi kesehatan

Mengingat bahaya akumulasi logam berat

dalam lingkungan dan efek buruknya padakesehatan maka usaha yang dapat dilakukan

untuk menghindari bahaya logam berat dapat

dilakukan antara lain dengan menghindari bahan pangan yang memiliki resiko

mengandung logam berat mencuci dengan

baik dan seksama misalnya dengan

menggunakan air yang mengalir atau

menggunakan sanitizer Pencegahan

akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat Buah-

buahan sayuran bawang dan kacang-

kacangan merupakan makanan yang

mengandung serat seperti pektin ligninvitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut

dalam air yang dapat menetralkan dan

mengurangi penyerapan logam berat melalui

sistem pencernaan kita [2]

4 K ESIMPULAN

Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan

Hg pada beras kurmo beras setra dan kedelai

yang dijual di wilayah kota Bandung masing-

masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 -

0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn

0001microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microggdan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil

yang diperoleh secara keseluruhan masih

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan

dan masih berada pada rentang konsentrasi di

beberapa negara lain seperti India China dan

Jepang kemudian Afrika dan Kansas USA

Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg

untuk cuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai masing-masing menunjukkan nilai lt 1

Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo

beras setra dan kedelai yang berada di kota

Bandung secara umum sesuai dengan standar

yang direkomendasikan dan aman untukdikonsumsi

5 UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada seluruh personel Teknik

Analisis Radiometri atas bantuan dan

kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik

6

DAFTAR PUSTAKA

1 CAO HONGBIN JIANJIANG CHEN

JUN ZHANG HUI ZHANG LI QIAO

YIMEN Heavy metals in rice and

garden vegetables and their potential

health risk to inhabitants in industrial zone

in Jiangsu China J of EnvironmentalSciences 22 (2010) 1792-1799

2 WIDANINGRUM MISKIYAH dan

SUISMONO Bahaya kontaminasi logam

berat dalam sayuran dan alternative

pencegahan cemarannya Buletin

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 27

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

214

1 PENDAHULUAN

Perkembangan penduduk dan industri yang

sangat cepat memberikan kontribusi pada

peningkatan pencemaran terhadap lingkungandi negara berkembang seperti Indonesia

Dampak meningkatnya hal tersebut adalah

menurunnya kualitas tanah air dan udara

akibat pencemaran limbah yang dihasilkanoleh manusia baik hasil penambangan

industri rumah tangga oleh sampah-sampah

metabolik dan produk detergen yang

mengandung Cr Co Zn dan sebagainya

maupun pertanian yang berasal dari

penyalahgunaan pestisida dan pupuk kimiayang merupakan sumber utama dari

pencemaran logam berat seperti krom (Cr)

kobalt (Co) seng (Zn) dan mercury (Hg) pada

lingkungan [12] Logam berat merupakan

istilah yang digunakan untuk unsur-unsur

transisi yang mempunyai massa jenis atomlebih besar dari 5 gcm

3[3] Menurut

Kementerian Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas

logam berat dapat dibagi ke dalam 3

kelompok yaitu bersifat toksik tinggi yang

terdiri dari unsur-unsur mercury (Hg)

cadmium (Cd) timbal (Pb) tembaga (Cu) dan

seng (Zn) bersifat toksik sedang terdiri dari

unsur-unsur krom (Cr) nikel (Ni) dan kobalt

(Co) dan yang bersifat toksik rendah terdiri

atas unsur mangan (Mn) dan besi (Fe) [4]

Keberadaan logam berat dalam lahan air

dan udara dapat membahayakan kesehatan

manusia Masuknya logam berat dari

lingkungan melalui rantai makanan

menyebabkan tingkat konsentrasi logam berat

di dalam organisme menjadi tinggi karenasifatnya yang sulit terurai dan terdeposit pada

permukaan tanah sehingga dapat terserap oleh

organisme Proses ini dikenal sebagai

biomagnifikasi [4] Proses biomagnifikasi ini

dapat terjadi pada tanaman hasil panen seperti beras dan kedelai

Pencemaran logam berat pada beras dan

kedelai tidak dapat diabaikan karena dapat

menyebabkan gangguan kesehatan manusia

dalam jangka panjang akibat akumulasi pada

organ [4] sehingga kaitan konsumsi pangan

seperti beras dan kedelai dengan kesehatan

sangat erat dan sulit untuk dipisahkan [5]

Penyebab dari penyakit yang dihubungkan

dengan bahan pangan sudah meningkatkan

kesadaran konsumen mengenai mutu dan

keamanan dari bahan pangan sehingga

kandungan konsentrasi logam berat (Cr CoZn dan Hg) dalam beras dan kedelai perlu

diketahui dan untuk diperkirakan nilai

toksiknya ( Hazard Quotient ) Oleh karena itu

dilakukan penentuan logam berat dalam beras

dan kedelai menggunakan teknik analisis

aktivasi neutron Analisis aktivasi neutronadalah salah satu teknik analisis nuklir yang

potensial dalam penentuan kualitas pangan

[6] memiliki sensitivitas tinggi akurat dan

limit deteksi yang mencapai orde nanogramUntuk mendapatkan metode uji yang valid dan

menjamin mutu hasil pengujian dilakukan

validasi menggunakan standard reference

material (SRM) National Institute of

Standards and Technology (NIST) 1567a

wheat flour yang memiliki matriks serupadengan cuplikan yang dianalisis

menggunakan metode yang sama seperti pada

cuplikan

Dalam makalah ini dilaporkan hasil

penentuan logam berat Cr Co Zn dan Hg

pada beras kurmo beras setra dan kedelaiyang disampling di wilayah kota Bandung

2 TATA KERJA

21 Bahan dan peralatan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah cuplikan beras dengan dua merek yaitu

beras kurmo beras setra dan kedelai SRM

NIST 1567a Wheat Flour standar unsur Cr

Co Zn dan Hg E-Merck air demin 182

mΩcm2 serta bahan umum lainnya Alat yang

digunakan pada penelitian ini adalah

spektrometer sinar gamma dengan detektor

HPGe fasilitas rabbit sistem reaktor GA

Siwabessy vial polietilen neraca analitikoven 105

oC desikator vakum serta peralatan

penunjang lainnya

22 Pencuplikan bahan pangan

Pencuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai dilakukan dengan mengumpulkan

bahan-bahan pangan tersebut dari pasar-pasar

tradisional yang tersebar di lima wilayah kota

Bandung yaitu Bandung utara selatan barat

timur dan tengah

23 Preparasi cuplikan bahan pangan dan

SRM

Cuplikan beras dari dua macam merek

yakni kurmo dan setra dan kedelai dari setiap

pasar dikumpulkan berdasarkan wilayahnyaKemudian cuplikan dibersihkan lalu

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 37

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

215

dihomogenkan dan ditimbang kemudian

dihaluskan menggunakan blender mata titan

Setelah itu sebagian cuplikan yang sudah halus

dan diketahui bobotnya dimasukan ke dalam

tabung polyethylene (PE) Dilakukan juga penentuan kadar air pada cuplikan beras dan

kedelai Cuplikan bahan pangan kemudian

ditimbang plusmn 00250 g dimasukkan ke dalam

vial PE berukuran 0273 mL lalu di seal panasuntuk menutupnya Hal yang sama dilakukan

terhadap SRM NIST 1568a Wheat Flour

Cuplikan dan SRM siap diiradiasi

24 Preparasi larutan standar tetes

Dilakukan penyiapan larutan standar tetes

Hg Zn Co dan Cr masing-masing dengan

bobot 01 10 02 dan 02 microg dari larutan

titrisol E-Merck dan Hg(CH3COO)2 dengan

konsentrasi 4000 mgL

25 Iradiasi dan pengukuran cuplikan

dengan AAN

Cuplikan beras dan kedelai beserta standar

diiradiasi pada fasilitas rabbit system reaktor

GA Siwabessy Serpong dengan fluks neutron

~1013

ncm-2

s-1

dan daya 15 MW selama 2 jam

Cuplikan dan standar yang telah diiradiasi dan

didinginkan selama lebih dari 1 bulan dan

dicacah selama 50000 detik menggunakan

spektrometer sinar gamma dengan detektor

HPGe yang memiliki efisiensi relatif sebesar

25 Cuplikan dan standar pasca pencacahan

disimpan di tempat penyimpanan cuplikan

pasca iradiasi

26 Analisis data

Analisis spektrum hasil pengukuran

cuplikan dengan metode AAN dilakukan

menggunakan software Genie-2000 dan

penentuan kadar unsur dalam cuplikandihitung dengan membandingkan aktivitas

cuplikan ( Acuplikan) dengan aktivitas standar

( A std ) yang diketahui kadarnya Perhitungan

kadar unsur dalam cuplikan dihitung dengan

Persamaan 1

C = Aocuplikan x W standar (1)

Ao standar W cuplikan

Dimana C adalah kadar unsur dalam cuplikan

(gg) Wstandar adalah bobot unsur dalam

standar (g) Wcuplikan adalah bobot unsur

dalam cuplikan (g) dan Ao adalah aktivitasawal (count per second )

Asupan harian untuk setiap unsur (microgkg

bwhari) dapat dihitung menggunakan

Persamaan 2 dimana C adalah konsentrasi

(microgg) I adalah ingestion rate (ghari) nilai

rerata konsumsi masyarakat Indonesia untuk bahan pangan beras dan kedelai masing-

masing sebesar 223 dan 01ghari Bb adalah

rata-rata bobot badan untuk orang Indonesia

dewasa sebesar 60 kg Hazard Quotient (HQ)dapat dihitung dengan membandingkan asupan

harian dengan Tolerable Daily Intake (TDI)

(Persamaan 3) [7] TDI adalah nilai

pendekatan toleransi asupan harian untuk

semua bahan kimia beracun yang masuk ke

dalam tubuh setiap hari oleh manusia tanpaefek yang merugikan kesehatan [8]

Asupan harian = Ci x Ii (2)

Bb

Hazard quotient = Asupan harian (3)

TDI

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi pada SRM NIST 1567a

Wheat Flour yang dibandingkan dengan nilai

sertifikat ditunjukkan pada Tabel 1

Tabel 1 Hasil validasi pada SRM NIST 1568a

Wheat Flour

UnsurKadar Sertifikat [9] Recovery

(mgkg) ()

Co 006 006 100

Zn 114 plusmn 03 116 plusmn 04 98

Hasil validasi pada Tabel 1 menunjukkan

terdapat kesesuaian yang baik antara nilai

pengukuran dan nilai pada sertifikat dimanametode uji yang digunakan valid dan dapat

dipercaya untuk pengujian cuplikan beras dan

kedelai Pengujian akurasi ditunjukkan dengan

nilai recovery untuk unsur Co dan Zn sesuai

dengan batas keberterimaan akurasi masing-

masing berada pada rentang 75-120 dan 80-

115 [10]

Analisis kandungan logam berat pada beras

dan kedelai dari wilayah kota Bandung dapat

dilihat pada Tabel 2

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 47

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

216

Tabel 2 Hasil analisis kandungan Cr Co Zn

dan Hg pada beras dan kedelai dari wilayah

kota Bandung

UnsurBahan

Pangan

Konsentrasi (mgkg)

HasilAnalisis

BakuMutu

CrBeras Kurmo 0129 plusmn 0020

01-05 [11] Beras Setra 0150 plusmn 0037

Kedelai 0602 plusmn 0163

CoBeras Kurmo 0011 plusmn 0001

194 [12] Beras Setra 0018 plusmn 0001

Kedelai 0031 plusmn 0001

ZnBeras Kurmo 991 plusmn 0641

100 [4] Beras Setra 710 plusmn 0764

Kedelai 344 plusmn 0693

Hg

Beras Kurmo 0149 plusmn 0037

05 [13] Beras Setra 0123 plusmn 0036Kedelai 0183 plusmn 0073

Dari hasil analisis yang dirangkum pada

Tabel 2 kandungan Cr pada beras kurmo dan

beras setra masih berada pada rentang yang

diperbolehkan terkandung pada bahan pangan

yaitu sebesar 01-05 mgkg (The Act

20012006) [11] Selain itu kandungan Cr pada

beras kurmo dan beras setra selaras dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan diKansas USA (lt 065 microgg) [12] dan lebih

rendah dari penelitian yang dilakukan di India(16 microgg) [13] Kandungan Cr pada kedelai

lebih besar jika dibandingkan dengan baku

mutu yang ditetapkan namun jika dikonsumsi

tidak berlebihan maka aman untukdikonsumsi Hal ini menunjukkan bahwa

ketiga cuplikan bahan pangan tersebut aman

untuk dikonsumsi

Secara keseluruhan hasil analisis

kandungan Co pada beras dan kedelai masih

berada di bawah baku mutu yang ditetapkan diUK untuk bahan pangan sebesar 194 mgkg

[14] dan menunjukkan kesesuaian dengan

penelitian kandungan Co pada berassebelumnya yang dilakukan di beberapa

negara seperti Kansas (0021 mgkg) dan

Perancis (0010 mgkg) [1216]

Cuplikan beras dan kedelai selain

mengandung Cr dan Co juga mengandung Zn

dan Hg seperti yang dirangkum pada Tabel 2

Seng adalah unsur kelumit penting dalam

nutrisi manusia dan memenuhi berbagai fungsi biokimia dalam metabolisme manusia Namun

disisi lain Zn merupakan logam berat dengan

toksisitas tinggi jika dikonsumsi berlebih

dapat menyebabkan dampak kronis seperti

gangguan fungsional sebagai respon

imunologi penurunan status tembaga

mengubah fungsi Fe metabolisme kolesterol

dan pneomonitis dan edema paru-paru yang berlangsung permanen [17]

Kandungan Zn pada cuplikan beras dan

kedelai dari wilayah kota Bandung masih

berada dibawah baku mutu cemaran logam Zn

Menurut Pengawasan Obat dan Makanan

Nomor 0375BSKVII89 tentang Batas

Maksimum Cemaran Logam Zn dalamMakanan yaitu 100 mgkg [4] Namun

kandungan Zn pada beras kurmo dan beras

setra yang ditunjukkan pada Tabel 2 lebih

tinggi dari penelitian yang dilakukan di

Kansas (880 mgkg) dan beberapa negara

lainnya seperti Afrika India dan Jepangmasing-masing sebesar 218-268 261 dan

16 mgg sedangkan kandungan Zn pada

kedelai dari wilayah kota Bandung lebih tinggi

dari penelitian yang dilakukan di Kansas

tetapi sedikit lebih rendah dari penelitian yang

dilakukan di Afrika sebesar 499 mgkg [13]

Kandungan unsur Hg pada tiga bahan

pangan dari wilayah kota Bandung (beras

kurmo beras setra dan kedelai) pada Tabel 2

masih berada di bawah batas maksimum

cemaran logam berat dalam makanan sesuai

dengan SK Dirjen POM

No03725BSKVII89 dan SNI 01-27291-2006 yaitu 05 mgkg [15] Namun

kandungan Hg jika dibandingkan dengan

penelitian di negara lain menunjukkan hasillebih tinggi dari penelitian di Jepang (0005

pada beras dan 002microgg pada kedelai) tetapi

selaras dengan penelitian sebelumnya di

Afrika (0197 plusmn 011 microgg) [1813] dan data

dari Balai Besar Sumber Daya Lahan dan

Pertanian menunjukkan bahwa kandungan Hg

dalam beras rata-rata 02 mgkg [19]

Kandungan Hg pada cuplikan beras lebih

rendah dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India (5-9 microgg) dan China (13

microgg) [13] Hasil analisis kandungan unsur Hg

dalam cuplikan tersebut masih berada di

bawah batas lethal dose merkuri anorganik

sebesar 10-42 mgkg BB [20]

Pada umumnya dari hasil yang dirangkum

pada Tabel 2 untuk beras dan kedelai

kandungan logam Cr Co dan Hg pada kedelai

menunjukkan kadar lebih tinggi dibandingkan beras Hal ini dikarenakan pada umumnya

tanaman berdaun rindang cenderung

mengakumulasi logam dengan konsentrasi

lebih tinggi dibandingkan butir padi atau buah

[21]

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

217

Tabel 3 Asupan harian dan Hazard Quotient logam berat Cr Co Zn dan Hg

Unsur

Asupan Harian

(microgkg bwhari) Hazard Quotient (HQ)TDI

BerasKedelai

BerasKedelai

Kurmo Setra Kurmo Setra

Cr 048 056 00010 012 014 25x10-4 4 [1]

Co 004 007 00001 003 005 10x10-5 14 [2]

Zn 3682 2639 00573 026 018 143x10-3 1440 [3]

Hg 055 046 00003 028 023 80x10-5 2 [4]

1 WHO (1996) [7] 2 Vermeire et al 1991 [8] 3 FAOWHO (2001) [7] 4 Sorkina et al [22]

Pada dasarnya Cr Co dan Zn adalah

mikronutrien esensial namun karena sifatnyayang termasuk logam berat dan berpotensi

toksik bila masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah berlebih maka dapat membahayakan

kesehatan Hasil Hazard Quotient untuk

cuplikan beras kurmo beras setra dan kedelai

dari wilayah kota Bandung menunjukkan

hasil lt 1 [7] seperti yang tertera pada Tabel 3

Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Cr Co Zn dan Hg pada bahan pangan

tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak

menimbulkan resiko serius bagi kesehatan

Mengingat bahaya akumulasi logam berat

dalam lingkungan dan efek buruknya padakesehatan maka usaha yang dapat dilakukan

untuk menghindari bahaya logam berat dapat

dilakukan antara lain dengan menghindari bahan pangan yang memiliki resiko

mengandung logam berat mencuci dengan

baik dan seksama misalnya dengan

menggunakan air yang mengalir atau

menggunakan sanitizer Pencegahan

akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat Buah-

buahan sayuran bawang dan kacang-

kacangan merupakan makanan yang

mengandung serat seperti pektin ligninvitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut

dalam air yang dapat menetralkan dan

mengurangi penyerapan logam berat melalui

sistem pencernaan kita [2]

4 K ESIMPULAN

Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan

Hg pada beras kurmo beras setra dan kedelai

yang dijual di wilayah kota Bandung masing-

masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 -

0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn

0001microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microggdan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil

yang diperoleh secara keseluruhan masih

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan

dan masih berada pada rentang konsentrasi di

beberapa negara lain seperti India China dan

Jepang kemudian Afrika dan Kansas USA

Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg

untuk cuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai masing-masing menunjukkan nilai lt 1

Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo

beras setra dan kedelai yang berada di kota

Bandung secara umum sesuai dengan standar

yang direkomendasikan dan aman untukdikonsumsi

5 UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada seluruh personel Teknik

Analisis Radiometri atas bantuan dan

kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik

6

DAFTAR PUSTAKA

1 CAO HONGBIN JIANJIANG CHEN

JUN ZHANG HUI ZHANG LI QIAO

YIMEN Heavy metals in rice and

garden vegetables and their potential

health risk to inhabitants in industrial zone

in Jiangsu China J of EnvironmentalSciences 22 (2010) 1792-1799

2 WIDANINGRUM MISKIYAH dan

SUISMONO Bahaya kontaminasi logam

berat dalam sayuran dan alternative

pencegahan cemarannya Buletin

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 37

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

215

dihomogenkan dan ditimbang kemudian

dihaluskan menggunakan blender mata titan

Setelah itu sebagian cuplikan yang sudah halus

dan diketahui bobotnya dimasukan ke dalam

tabung polyethylene (PE) Dilakukan juga penentuan kadar air pada cuplikan beras dan

kedelai Cuplikan bahan pangan kemudian

ditimbang plusmn 00250 g dimasukkan ke dalam

vial PE berukuran 0273 mL lalu di seal panasuntuk menutupnya Hal yang sama dilakukan

terhadap SRM NIST 1568a Wheat Flour

Cuplikan dan SRM siap diiradiasi

24 Preparasi larutan standar tetes

Dilakukan penyiapan larutan standar tetes

Hg Zn Co dan Cr masing-masing dengan

bobot 01 10 02 dan 02 microg dari larutan

titrisol E-Merck dan Hg(CH3COO)2 dengan

konsentrasi 4000 mgL

25 Iradiasi dan pengukuran cuplikan

dengan AAN

Cuplikan beras dan kedelai beserta standar

diiradiasi pada fasilitas rabbit system reaktor

GA Siwabessy Serpong dengan fluks neutron

~1013

ncm-2

s-1

dan daya 15 MW selama 2 jam

Cuplikan dan standar yang telah diiradiasi dan

didinginkan selama lebih dari 1 bulan dan

dicacah selama 50000 detik menggunakan

spektrometer sinar gamma dengan detektor

HPGe yang memiliki efisiensi relatif sebesar

25 Cuplikan dan standar pasca pencacahan

disimpan di tempat penyimpanan cuplikan

pasca iradiasi

26 Analisis data

Analisis spektrum hasil pengukuran

cuplikan dengan metode AAN dilakukan

menggunakan software Genie-2000 dan

penentuan kadar unsur dalam cuplikandihitung dengan membandingkan aktivitas

cuplikan ( Acuplikan) dengan aktivitas standar

( A std ) yang diketahui kadarnya Perhitungan

kadar unsur dalam cuplikan dihitung dengan

Persamaan 1

C = Aocuplikan x W standar (1)

Ao standar W cuplikan

Dimana C adalah kadar unsur dalam cuplikan

(gg) Wstandar adalah bobot unsur dalam

standar (g) Wcuplikan adalah bobot unsur

dalam cuplikan (g) dan Ao adalah aktivitasawal (count per second )

Asupan harian untuk setiap unsur (microgkg

bwhari) dapat dihitung menggunakan

Persamaan 2 dimana C adalah konsentrasi

(microgg) I adalah ingestion rate (ghari) nilai

rerata konsumsi masyarakat Indonesia untuk bahan pangan beras dan kedelai masing-

masing sebesar 223 dan 01ghari Bb adalah

rata-rata bobot badan untuk orang Indonesia

dewasa sebesar 60 kg Hazard Quotient (HQ)dapat dihitung dengan membandingkan asupan

harian dengan Tolerable Daily Intake (TDI)

(Persamaan 3) [7] TDI adalah nilai

pendekatan toleransi asupan harian untuk

semua bahan kimia beracun yang masuk ke

dalam tubuh setiap hari oleh manusia tanpaefek yang merugikan kesehatan [8]

Asupan harian = Ci x Ii (2)

Bb

Hazard quotient = Asupan harian (3)

TDI

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi pada SRM NIST 1567a

Wheat Flour yang dibandingkan dengan nilai

sertifikat ditunjukkan pada Tabel 1

Tabel 1 Hasil validasi pada SRM NIST 1568a

Wheat Flour

UnsurKadar Sertifikat [9] Recovery

(mgkg) ()

Co 006 006 100

Zn 114 plusmn 03 116 plusmn 04 98

Hasil validasi pada Tabel 1 menunjukkan

terdapat kesesuaian yang baik antara nilai

pengukuran dan nilai pada sertifikat dimanametode uji yang digunakan valid dan dapat

dipercaya untuk pengujian cuplikan beras dan

kedelai Pengujian akurasi ditunjukkan dengan

nilai recovery untuk unsur Co dan Zn sesuai

dengan batas keberterimaan akurasi masing-

masing berada pada rentang 75-120 dan 80-

115 [10]

Analisis kandungan logam berat pada beras

dan kedelai dari wilayah kota Bandung dapat

dilihat pada Tabel 2

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 47

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

216

Tabel 2 Hasil analisis kandungan Cr Co Zn

dan Hg pada beras dan kedelai dari wilayah

kota Bandung

UnsurBahan

Pangan

Konsentrasi (mgkg)

HasilAnalisis

BakuMutu

CrBeras Kurmo 0129 plusmn 0020

01-05 [11] Beras Setra 0150 plusmn 0037

Kedelai 0602 plusmn 0163

CoBeras Kurmo 0011 plusmn 0001

194 [12] Beras Setra 0018 plusmn 0001

Kedelai 0031 plusmn 0001

ZnBeras Kurmo 991 plusmn 0641

100 [4] Beras Setra 710 plusmn 0764

Kedelai 344 plusmn 0693

Hg

Beras Kurmo 0149 plusmn 0037

05 [13] Beras Setra 0123 plusmn 0036Kedelai 0183 plusmn 0073

Dari hasil analisis yang dirangkum pada

Tabel 2 kandungan Cr pada beras kurmo dan

beras setra masih berada pada rentang yang

diperbolehkan terkandung pada bahan pangan

yaitu sebesar 01-05 mgkg (The Act

20012006) [11] Selain itu kandungan Cr pada

beras kurmo dan beras setra selaras dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan diKansas USA (lt 065 microgg) [12] dan lebih

rendah dari penelitian yang dilakukan di India(16 microgg) [13] Kandungan Cr pada kedelai

lebih besar jika dibandingkan dengan baku

mutu yang ditetapkan namun jika dikonsumsi

tidak berlebihan maka aman untukdikonsumsi Hal ini menunjukkan bahwa

ketiga cuplikan bahan pangan tersebut aman

untuk dikonsumsi

Secara keseluruhan hasil analisis

kandungan Co pada beras dan kedelai masih

berada di bawah baku mutu yang ditetapkan diUK untuk bahan pangan sebesar 194 mgkg

[14] dan menunjukkan kesesuaian dengan

penelitian kandungan Co pada berassebelumnya yang dilakukan di beberapa

negara seperti Kansas (0021 mgkg) dan

Perancis (0010 mgkg) [1216]

Cuplikan beras dan kedelai selain

mengandung Cr dan Co juga mengandung Zn

dan Hg seperti yang dirangkum pada Tabel 2

Seng adalah unsur kelumit penting dalam

nutrisi manusia dan memenuhi berbagai fungsi biokimia dalam metabolisme manusia Namun

disisi lain Zn merupakan logam berat dengan

toksisitas tinggi jika dikonsumsi berlebih

dapat menyebabkan dampak kronis seperti

gangguan fungsional sebagai respon

imunologi penurunan status tembaga

mengubah fungsi Fe metabolisme kolesterol

dan pneomonitis dan edema paru-paru yang berlangsung permanen [17]

Kandungan Zn pada cuplikan beras dan

kedelai dari wilayah kota Bandung masih

berada dibawah baku mutu cemaran logam Zn

Menurut Pengawasan Obat dan Makanan

Nomor 0375BSKVII89 tentang Batas

Maksimum Cemaran Logam Zn dalamMakanan yaitu 100 mgkg [4] Namun

kandungan Zn pada beras kurmo dan beras

setra yang ditunjukkan pada Tabel 2 lebih

tinggi dari penelitian yang dilakukan di

Kansas (880 mgkg) dan beberapa negara

lainnya seperti Afrika India dan Jepangmasing-masing sebesar 218-268 261 dan

16 mgg sedangkan kandungan Zn pada

kedelai dari wilayah kota Bandung lebih tinggi

dari penelitian yang dilakukan di Kansas

tetapi sedikit lebih rendah dari penelitian yang

dilakukan di Afrika sebesar 499 mgkg [13]

Kandungan unsur Hg pada tiga bahan

pangan dari wilayah kota Bandung (beras

kurmo beras setra dan kedelai) pada Tabel 2

masih berada di bawah batas maksimum

cemaran logam berat dalam makanan sesuai

dengan SK Dirjen POM

No03725BSKVII89 dan SNI 01-27291-2006 yaitu 05 mgkg [15] Namun

kandungan Hg jika dibandingkan dengan

penelitian di negara lain menunjukkan hasillebih tinggi dari penelitian di Jepang (0005

pada beras dan 002microgg pada kedelai) tetapi

selaras dengan penelitian sebelumnya di

Afrika (0197 plusmn 011 microgg) [1813] dan data

dari Balai Besar Sumber Daya Lahan dan

Pertanian menunjukkan bahwa kandungan Hg

dalam beras rata-rata 02 mgkg [19]

Kandungan Hg pada cuplikan beras lebih

rendah dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India (5-9 microgg) dan China (13

microgg) [13] Hasil analisis kandungan unsur Hg

dalam cuplikan tersebut masih berada di

bawah batas lethal dose merkuri anorganik

sebesar 10-42 mgkg BB [20]

Pada umumnya dari hasil yang dirangkum

pada Tabel 2 untuk beras dan kedelai

kandungan logam Cr Co dan Hg pada kedelai

menunjukkan kadar lebih tinggi dibandingkan beras Hal ini dikarenakan pada umumnya

tanaman berdaun rindang cenderung

mengakumulasi logam dengan konsentrasi

lebih tinggi dibandingkan butir padi atau buah

[21]

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

217

Tabel 3 Asupan harian dan Hazard Quotient logam berat Cr Co Zn dan Hg

Unsur

Asupan Harian

(microgkg bwhari) Hazard Quotient (HQ)TDI

BerasKedelai

BerasKedelai

Kurmo Setra Kurmo Setra

Cr 048 056 00010 012 014 25x10-4 4 [1]

Co 004 007 00001 003 005 10x10-5 14 [2]

Zn 3682 2639 00573 026 018 143x10-3 1440 [3]

Hg 055 046 00003 028 023 80x10-5 2 [4]

1 WHO (1996) [7] 2 Vermeire et al 1991 [8] 3 FAOWHO (2001) [7] 4 Sorkina et al [22]

Pada dasarnya Cr Co dan Zn adalah

mikronutrien esensial namun karena sifatnyayang termasuk logam berat dan berpotensi

toksik bila masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah berlebih maka dapat membahayakan

kesehatan Hasil Hazard Quotient untuk

cuplikan beras kurmo beras setra dan kedelai

dari wilayah kota Bandung menunjukkan

hasil lt 1 [7] seperti yang tertera pada Tabel 3

Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Cr Co Zn dan Hg pada bahan pangan

tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak

menimbulkan resiko serius bagi kesehatan

Mengingat bahaya akumulasi logam berat

dalam lingkungan dan efek buruknya padakesehatan maka usaha yang dapat dilakukan

untuk menghindari bahaya logam berat dapat

dilakukan antara lain dengan menghindari bahan pangan yang memiliki resiko

mengandung logam berat mencuci dengan

baik dan seksama misalnya dengan

menggunakan air yang mengalir atau

menggunakan sanitizer Pencegahan

akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat Buah-

buahan sayuran bawang dan kacang-

kacangan merupakan makanan yang

mengandung serat seperti pektin ligninvitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut

dalam air yang dapat menetralkan dan

mengurangi penyerapan logam berat melalui

sistem pencernaan kita [2]

4 K ESIMPULAN

Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan

Hg pada beras kurmo beras setra dan kedelai

yang dijual di wilayah kota Bandung masing-

masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 -

0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn

0001microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microggdan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil

yang diperoleh secara keseluruhan masih

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan

dan masih berada pada rentang konsentrasi di

beberapa negara lain seperti India China dan

Jepang kemudian Afrika dan Kansas USA

Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg

untuk cuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai masing-masing menunjukkan nilai lt 1

Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo

beras setra dan kedelai yang berada di kota

Bandung secara umum sesuai dengan standar

yang direkomendasikan dan aman untukdikonsumsi

5 UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada seluruh personel Teknik

Analisis Radiometri atas bantuan dan

kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik

6

DAFTAR PUSTAKA

1 CAO HONGBIN JIANJIANG CHEN

JUN ZHANG HUI ZHANG LI QIAO

YIMEN Heavy metals in rice and

garden vegetables and their potential

health risk to inhabitants in industrial zone

in Jiangsu China J of EnvironmentalSciences 22 (2010) 1792-1799

2 WIDANINGRUM MISKIYAH dan

SUISMONO Bahaya kontaminasi logam

berat dalam sayuran dan alternative

pencegahan cemarannya Buletin

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 47

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

216

Tabel 2 Hasil analisis kandungan Cr Co Zn

dan Hg pada beras dan kedelai dari wilayah

kota Bandung

UnsurBahan

Pangan

Konsentrasi (mgkg)

HasilAnalisis

BakuMutu

CrBeras Kurmo 0129 plusmn 0020

01-05 [11] Beras Setra 0150 plusmn 0037

Kedelai 0602 plusmn 0163

CoBeras Kurmo 0011 plusmn 0001

194 [12] Beras Setra 0018 plusmn 0001

Kedelai 0031 plusmn 0001

ZnBeras Kurmo 991 plusmn 0641

100 [4] Beras Setra 710 plusmn 0764

Kedelai 344 plusmn 0693

Hg

Beras Kurmo 0149 plusmn 0037

05 [13] Beras Setra 0123 plusmn 0036Kedelai 0183 plusmn 0073

Dari hasil analisis yang dirangkum pada

Tabel 2 kandungan Cr pada beras kurmo dan

beras setra masih berada pada rentang yang

diperbolehkan terkandung pada bahan pangan

yaitu sebesar 01-05 mgkg (The Act

20012006) [11] Selain itu kandungan Cr pada

beras kurmo dan beras setra selaras dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan diKansas USA (lt 065 microgg) [12] dan lebih

rendah dari penelitian yang dilakukan di India(16 microgg) [13] Kandungan Cr pada kedelai

lebih besar jika dibandingkan dengan baku

mutu yang ditetapkan namun jika dikonsumsi

tidak berlebihan maka aman untukdikonsumsi Hal ini menunjukkan bahwa

ketiga cuplikan bahan pangan tersebut aman

untuk dikonsumsi

Secara keseluruhan hasil analisis

kandungan Co pada beras dan kedelai masih

berada di bawah baku mutu yang ditetapkan diUK untuk bahan pangan sebesar 194 mgkg

[14] dan menunjukkan kesesuaian dengan

penelitian kandungan Co pada berassebelumnya yang dilakukan di beberapa

negara seperti Kansas (0021 mgkg) dan

Perancis (0010 mgkg) [1216]

Cuplikan beras dan kedelai selain

mengandung Cr dan Co juga mengandung Zn

dan Hg seperti yang dirangkum pada Tabel 2

Seng adalah unsur kelumit penting dalam

nutrisi manusia dan memenuhi berbagai fungsi biokimia dalam metabolisme manusia Namun

disisi lain Zn merupakan logam berat dengan

toksisitas tinggi jika dikonsumsi berlebih

dapat menyebabkan dampak kronis seperti

gangguan fungsional sebagai respon

imunologi penurunan status tembaga

mengubah fungsi Fe metabolisme kolesterol

dan pneomonitis dan edema paru-paru yang berlangsung permanen [17]

Kandungan Zn pada cuplikan beras dan

kedelai dari wilayah kota Bandung masih

berada dibawah baku mutu cemaran logam Zn

Menurut Pengawasan Obat dan Makanan

Nomor 0375BSKVII89 tentang Batas

Maksimum Cemaran Logam Zn dalamMakanan yaitu 100 mgkg [4] Namun

kandungan Zn pada beras kurmo dan beras

setra yang ditunjukkan pada Tabel 2 lebih

tinggi dari penelitian yang dilakukan di

Kansas (880 mgkg) dan beberapa negara

lainnya seperti Afrika India dan Jepangmasing-masing sebesar 218-268 261 dan

16 mgg sedangkan kandungan Zn pada

kedelai dari wilayah kota Bandung lebih tinggi

dari penelitian yang dilakukan di Kansas

tetapi sedikit lebih rendah dari penelitian yang

dilakukan di Afrika sebesar 499 mgkg [13]

Kandungan unsur Hg pada tiga bahan

pangan dari wilayah kota Bandung (beras

kurmo beras setra dan kedelai) pada Tabel 2

masih berada di bawah batas maksimum

cemaran logam berat dalam makanan sesuai

dengan SK Dirjen POM

No03725BSKVII89 dan SNI 01-27291-2006 yaitu 05 mgkg [15] Namun

kandungan Hg jika dibandingkan dengan

penelitian di negara lain menunjukkan hasillebih tinggi dari penelitian di Jepang (0005

pada beras dan 002microgg pada kedelai) tetapi

selaras dengan penelitian sebelumnya di

Afrika (0197 plusmn 011 microgg) [1813] dan data

dari Balai Besar Sumber Daya Lahan dan

Pertanian menunjukkan bahwa kandungan Hg

dalam beras rata-rata 02 mgkg [19]

Kandungan Hg pada cuplikan beras lebih

rendah dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India (5-9 microgg) dan China (13

microgg) [13] Hasil analisis kandungan unsur Hg

dalam cuplikan tersebut masih berada di

bawah batas lethal dose merkuri anorganik

sebesar 10-42 mgkg BB [20]

Pada umumnya dari hasil yang dirangkum

pada Tabel 2 untuk beras dan kedelai

kandungan logam Cr Co dan Hg pada kedelai

menunjukkan kadar lebih tinggi dibandingkan beras Hal ini dikarenakan pada umumnya

tanaman berdaun rindang cenderung

mengakumulasi logam dengan konsentrasi

lebih tinggi dibandingkan butir padi atau buah

[21]

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

217

Tabel 3 Asupan harian dan Hazard Quotient logam berat Cr Co Zn dan Hg

Unsur

Asupan Harian

(microgkg bwhari) Hazard Quotient (HQ)TDI

BerasKedelai

BerasKedelai

Kurmo Setra Kurmo Setra

Cr 048 056 00010 012 014 25x10-4 4 [1]

Co 004 007 00001 003 005 10x10-5 14 [2]

Zn 3682 2639 00573 026 018 143x10-3 1440 [3]

Hg 055 046 00003 028 023 80x10-5 2 [4]

1 WHO (1996) [7] 2 Vermeire et al 1991 [8] 3 FAOWHO (2001) [7] 4 Sorkina et al [22]

Pada dasarnya Cr Co dan Zn adalah

mikronutrien esensial namun karena sifatnyayang termasuk logam berat dan berpotensi

toksik bila masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah berlebih maka dapat membahayakan

kesehatan Hasil Hazard Quotient untuk

cuplikan beras kurmo beras setra dan kedelai

dari wilayah kota Bandung menunjukkan

hasil lt 1 [7] seperti yang tertera pada Tabel 3

Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Cr Co Zn dan Hg pada bahan pangan

tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak

menimbulkan resiko serius bagi kesehatan

Mengingat bahaya akumulasi logam berat

dalam lingkungan dan efek buruknya padakesehatan maka usaha yang dapat dilakukan

untuk menghindari bahaya logam berat dapat

dilakukan antara lain dengan menghindari bahan pangan yang memiliki resiko

mengandung logam berat mencuci dengan

baik dan seksama misalnya dengan

menggunakan air yang mengalir atau

menggunakan sanitizer Pencegahan

akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat Buah-

buahan sayuran bawang dan kacang-

kacangan merupakan makanan yang

mengandung serat seperti pektin ligninvitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut

dalam air yang dapat menetralkan dan

mengurangi penyerapan logam berat melalui

sistem pencernaan kita [2]

4 K ESIMPULAN

Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan

Hg pada beras kurmo beras setra dan kedelai

yang dijual di wilayah kota Bandung masing-

masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 -

0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn

0001microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microggdan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil

yang diperoleh secara keseluruhan masih

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan

dan masih berada pada rentang konsentrasi di

beberapa negara lain seperti India China dan

Jepang kemudian Afrika dan Kansas USA

Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg

untuk cuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai masing-masing menunjukkan nilai lt 1

Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo

beras setra dan kedelai yang berada di kota

Bandung secara umum sesuai dengan standar

yang direkomendasikan dan aman untukdikonsumsi

5 UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada seluruh personel Teknik

Analisis Radiometri atas bantuan dan

kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik

6

DAFTAR PUSTAKA

1 CAO HONGBIN JIANJIANG CHEN

JUN ZHANG HUI ZHANG LI QIAO

YIMEN Heavy metals in rice and

garden vegetables and their potential

health risk to inhabitants in industrial zone

in Jiangsu China J of EnvironmentalSciences 22 (2010) 1792-1799

2 WIDANINGRUM MISKIYAH dan

SUISMONO Bahaya kontaminasi logam

berat dalam sayuran dan alternative

pencegahan cemarannya Buletin

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 57

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

217

Tabel 3 Asupan harian dan Hazard Quotient logam berat Cr Co Zn dan Hg

Unsur

Asupan Harian

(microgkg bwhari) Hazard Quotient (HQ)TDI

BerasKedelai

BerasKedelai

Kurmo Setra Kurmo Setra

Cr 048 056 00010 012 014 25x10-4 4 [1]

Co 004 007 00001 003 005 10x10-5 14 [2]

Zn 3682 2639 00573 026 018 143x10-3 1440 [3]

Hg 055 046 00003 028 023 80x10-5 2 [4]

1 WHO (1996) [7] 2 Vermeire et al 1991 [8] 3 FAOWHO (2001) [7] 4 Sorkina et al [22]

Pada dasarnya Cr Co dan Zn adalah

mikronutrien esensial namun karena sifatnyayang termasuk logam berat dan berpotensi

toksik bila masuk ke dalam tubuh dalam

jumlah berlebih maka dapat membahayakan

kesehatan Hasil Hazard Quotient untuk

cuplikan beras kurmo beras setra dan kedelai

dari wilayah kota Bandung menunjukkan

hasil lt 1 [7] seperti yang tertera pada Tabel 3

Hal ini menunjukkan bahwa kandungan logam

berat Cr Co Zn dan Hg pada bahan pangan

tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak

menimbulkan resiko serius bagi kesehatan

Mengingat bahaya akumulasi logam berat

dalam lingkungan dan efek buruknya padakesehatan maka usaha yang dapat dilakukan

untuk menghindari bahaya logam berat dapat

dilakukan antara lain dengan menghindari bahan pangan yang memiliki resiko

mengandung logam berat mencuci dengan

baik dan seksama misalnya dengan

menggunakan air yang mengalir atau

menggunakan sanitizer Pencegahan

akumulasi logam berat dapat juga dilakukan

dengan banyak mengkonsumsi serat Buah-

buahan sayuran bawang dan kacang-

kacangan merupakan makanan yang

mengandung serat seperti pektin ligninvitamin C dan bioflavonid serta beberapa

hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut

dalam air yang dapat menetralkan dan

mengurangi penyerapan logam berat melalui

sistem pencernaan kita [2]

4 K ESIMPULAN

Hasil analisis kandungan Cr Co Zn dan

Hg pada beras kurmo beras setra dan kedelai

yang dijual di wilayah kota Bandung masing-

masing berada pada rentang 0129 plusmn 0020 -

0602 plusmn 0163 microgg 0011 plusmn 0001 - 0031 plusmn

0001microgg 344 plusmn 0693 - 991 plusmn 0641 microggdan 0123 plusmn 0036 - 0183 plusmn 0073 microgg Hasil

yang diperoleh secara keseluruhan masih

berada dibawah baku mutu yang ditetapkan

dan masih berada pada rentang konsentrasi di

beberapa negara lain seperti India China dan

Jepang kemudian Afrika dan Kansas USA

Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg

untuk cuplikan beras kurmo beras setra dan

kedelai masing-masing menunjukkan nilai lt 1

Hal ini menunjukkan bahwa beras kurmo

beras setra dan kedelai yang berada di kota

Bandung secara umum sesuai dengan standar

yang direkomendasikan dan aman untukdikonsumsi

5 UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-

besarnya kepada seluruh personel Teknik

Analisis Radiometri atas bantuan dan

kerjasamanya sehingga kegiatan ini dapat

terlaksana dengan baik

6

DAFTAR PUSTAKA

1 CAO HONGBIN JIANJIANG CHEN

JUN ZHANG HUI ZHANG LI QIAO

YIMEN Heavy metals in rice and

garden vegetables and their potential

health risk to inhabitants in industrial zone

in Jiangsu China J of EnvironmentalSciences 22 (2010) 1792-1799

2 WIDANINGRUM MISKIYAH dan

SUISMONO Bahaya kontaminasi logam

berat dalam sayuran dan alternative

pencegahan cemarannya Buletin

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 67

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di BidangKesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikan

dalam Mendukung Pembangunan Nasional

218

Teknologi Pascapanen Pertanian 3 (2007)16- 27

3 MINGLI HUANGA SHENGLU

ZHOUB BO SUNC dan QIGUO

ZHAOC Heavy metals in wheat grainassessment of potential health risk for

inhabitants in Kunshan China J Scienceof The Total Environmental 405 (2008)

54-61

4 SAVITRI PUTRI ORIZA INDAH

RACHMATIAH SITI SALAMI Kajian

logam berat pada ikan air tawar di pasartradisional dan pasar swalayan kota

Bandung Teknik Lingkungan ITB

Bandung EH1-EH12

5 MUCHTADI DEDDY Pencegahan Gizi

Lebih dan Penyakit Kronis Melalui

Perbaikan Pola Konsumsi PanganKumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar

Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000

IPB Bogor (2001) 94-120

6 LAOHAROJANAPHAND S et al Elemental composition of Thai rice and

beans by instrumental neutron activationanalysis J Radioanal Nucl Chem 281

(2009) 69-73

7 HEIKENS ALEX et al The impact of

the hyperacid ijen crater lake Part II a

total diet study J Enviromental

geochemistry and health 27 (2005) 475-483

8 BAARS AJ et al Re-evaluation of

human-toxicological maximum

permissible risk level RIVM report

711701 025 (2001) 1-2979 NIST Certificate of analysis standard

reference material 1567a wheat flour

NIST Gaitsherburg (1988)

10 ANONYMOUS AOAC Guidelines for

single laboratory validation of chemical

methods for dietary supplements and botanicals AOAC (2000)

11 AL KHALAF N ABDULLAH et al

Monitoring of alfatoxins and heavy metals

in some poultry feeds Africa Journal of

Food Science 4 (2010) 192-199

12 CUNNINGHAM W and STROOBEWB JR Application of an instrumental

neutron activation analysis procedure to

analysis of food The science of the total

environmental 63 (1987) 29-43

13 PARENGAM MONTIRA et al Study

of nutrients and toxic minerals in rice and

legumes by instrumental neutronactivation analysis and graphite furnace

atomic absorption spectrophotometry J

Of Food Composition and Analysis 23

(2010) 340-34514 RIANTO E et al Penurunan

kandungan logam berat pada daging sapisetelah direbus dengan penambahan daun

kumis kucing (Prosiding Semnas

Keamanan Pangan UGM 2005) UGM

Yogyakarta (2005)

15 YUDHA INDRA GUMAY Kajianlogam berat Pb Cu Hg dan Cd yang

terkandung pada beberapa jenis ikan di

wilayah pesisir kota Bandar Lampung

Prosiding Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat) UNILA

Lampung (2009) B29-B3416 ANONYMOUS 2006 Cobalt in food

Available httpwwwtchdicom diunduh

8 Maret 2011

17 SCHERZ HEIMO EVA KIRCOF

Trace elements in foods Zinc content of

raw foods-a comparison of dataoriginating from different geographical

regions of the world J of food

composition and analysis 19 (2006) 420-

433

18 TORO E CS et al Toxic heavy metals

and other trace elements in foodstuffsfrom 12 different countries Biological

Trace Element Research (1994) 415-422

19 BSN SNI Batas cemaran logam berat

dalam pangan BS Jakarta (2009)

20 ROSHINTA DYAN SRI SUTAMI dan

PERNODJO DAHLAN Aspek

neurobiology pajanan merkuri terhadap

penyakit alzhaimer Berkala Neurosains

10 (2) (2009) 77-83

21 LEE CHURL GYU HYO TAEK

CHON dan MYUNG CHAE JUNGHeavy metal contamination in vicinity of

the Daduk Au-Ag-Pb-Zn mine in Korea

Applied Geochemistry 16 (2001) 1377-

1386

22 SORKINA R DE WINTER et al

Dietary intake of heavy metals (cadmiumlead and mercury) by the Dutch

population RIVM report 320103001

RIKILT Institute of food safety (2003) 1-

49

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI

7212019 jurnal kimia forensik

httpslidepdfcomreaderfulljurnal-kimia-forensik 77

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Nuklir PTNBR ndash BATAN Bandung 22 Juni 2011

Tema Peran Sains dan Teknologi Nuklir di Bidang

Kesehatan Lingkungan Industri dan Pendidikandalam Mendukung Pembangunan Nasional

219

7 DISKUSI

Hikmat

Apakah nilai 1 untuk Hazard Quotient logam Cr Co Zn dan Hg pada sampel itu berarti bagus

Woro Yatu Niken Syahfitri

Sebaiknya nilai HQ lt 1 karena HQ = asupan harian TDI dimana TDI adalah nilai pendekatan

toleransi asupan harian untuk semua bahan kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh setiap hari tanpa

efek yang merugikan kesehatan

Muhayatun Santoso

1 Mengapa Hazard Quotient pada beras lebih besar daripada kedelai

2 Mengapa hanya 4 unsur logam berat saja yang dianalisis

3 Berapa jumlah sampel yang dianalisis

Woro Yatu Niken Syahfitri

1 HQ pada beras lebih besar daripada kedelai karena pada umumnya tingkat konsumsi beras

masyarakat Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat konsumsi kedelai2 Karena 4 unsur tersebut termasuk dalam unsur dengan toksisitas tinggi (Hg Zn) dan tingkat

toksisitas sedang (Co Cr) selain itu 3 unsur (Zn Co Cr) termasuk unsure mikronutrien

3 Sampel yang dianalisis berjumlah 3 jenis yaitu beras kurmo beras setra dan kedelai yang dijual di

berbagai pasar tradisional di wilayah kota Bandung

Panji

Apakah HQ logam berat Cr Co Zn dan Hg dapat bernilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Nilai HQ gt 1 dapat saja terjadi tetapi harus ditelusuri lebih lanjut apakah benar karena lingkungan

sebagai media tanam yang sudah tercemar ataukah karena terjadi kontaminasi saat menganalisis Jadi

jika terjadi nilai HQ gt 1 harus dipelajari dan ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya dengan pasti

Tanti

Apabila kadar HQ lebih dari 1 apa yang harus dilakukan dan factor apa yang dapat menyebabkan HQ

benilai lebih dari 1 (satu)

Woro Yatu Niken Syahfitri

Penyebab Nilai HQ gt 1 dapat dikarenakan lingkungan sebagai media tanam sudah tercemar atau

terjadi kontaminasi saat analisis yang harus dilakukan apabila HQgt1 adalah dengan melukakan

pembelajaran dan penelusuran penyebab pasti dan mengulang analisis jika hasilnya tetap menunjukkan

HQ gt 1 berarti ada kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan maka langkah yang harus dilakukan

adalah menata ulang lingkungan atau remediasi

DAFTAR ISI