Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

12
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006 1 PENGARUH KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS LOKAL BIMA DALAM UPAYA PEMBUATAN BROSUR BAGI MASYARAKAT Hildegardis Jenira 1 , Sumarjan 2 , Sucika Armiani 3 1 Guru Biologi SMP St. Arnoldudus Labuan Bajo 2,3 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA, IKIP Mataram E-mail: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini telah dilakukan di kebun alamat Jln. Lestari, Gg Manalagi IV no.11 Pejeruk Bangket, Ampenan, kota Mataram, mulai bulan Agustus sampai dengan November 2016. Penelitian ini mempunyai empat faktor perlakauan yang terdiri dari faktor perlakuan pertama (P0) adalah 100% tanah, kedua (P1) 100% pupuk organik, ketiga (P2) 50% pupuk organik + 50% pupuk anorganik dan keempat (P3) 100% pupuk anorgani, semua faktor perlakuan ini diulang sebanyak 4 kali jadi terdapat 16 unit percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA, yang dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi pupuk organik dan anorganik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi batang, jumlah cabang, jumlah polong, berat basah polong dan berat kering polong, tetapi berpengruh nyata terhadap jumlah daun tanaman dengan F hitung 3,580 > F tabel 3,29 pada arah signifikansi 0,5%. Setelah diuji lanjut Duncan terdapat kecenderungan poduksi tertinggi diperoleh pada faktor perlakun P2 diikuti oleh faktor perlakuan (P1) dan faktor perlakuan (P3), kemudian pertumbuhan dan produksi kacang tanah terendah diperoleh pada faktor perlakuan (P0) 100% tanah. Kata Kunci: Kombinasi pupuk, Lokal Bima, dan Brosur ABSTRACT: This research has been done in the garden address Jln. Lestari, Gg Manalagi IV no.11 Pangkeruk Bangket, Ampenan, Mataram city, from August to November 2016. This research has four factors of perlakauan consisting of first treatment factor (P0) is 100% of land, second (P1) 100% organic fertilizer, third (P2) 50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer and fourth (P3) 100% of anorganic fertilizer, all of these treatment factors are repeated 4 times so there are 16 experimental units. The experimental design used was Completely Randomized Design (RAL). The data collection technique was done by direct observation and the data obtained were analyzed using ANOVA, which was assisted by using SPSS version 16 for windows. The results showed that the combination of organic and inorganic fertilizers did not have a significant effect on the stem height, the number of branches, the number of pods, the wet weight of the pods and the dry weight of the pod, but significantly influenced the number of plant leaves with F count 3.580> F table 3.29 on direction of 0.5% significance. After Duncan tested the highest tendency of poduksi was obtained on the P2 perlakun factor followed by treatment factor (P1) and treatment factor (P3), then

Transcript of Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Page 1: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

1

PENGARUH KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

TERHADAP PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

VARIETAS LOKAL BIMA DALAM UPAYA PEMBUATAN

BROSUR BAGI MASYARAKAT

Hildegardis Jenira1, Sumarjan

2, Sucika Armiani

3

1Guru Biologi SMP St. Arnoldudus Labuan Bajo

2,3 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA, IKIP Mataram

E-mail: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini telah dilakukan di kebun alamat Jln. Lestari, Gg

Manalagi IV no.11 Pejeruk Bangket, Ampenan, kota Mataram, mulai bulan

Agustus sampai dengan November 2016. Penelitian ini mempunyai empat faktor

perlakauan yang terdiri dari faktor perlakuan pertama (P0) adalah 100% tanah,

kedua (P1) 100% pupuk organik, ketiga (P2) 50% pupuk organik + 50% pupuk

anorganik dan keempat (P3) 100% pupuk anorgani, semua faktor perlakuan ini

diulang sebanyak 4 kali jadi terdapat 16 unit percobaan. Rancangan percobaan

yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan observasi langsung dan data yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan ANOVA, yang dibantu dengan menggunakan program

SPSS versi 16 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi pupuk

organik dan anorganik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap parameter

tinggi batang, jumlah cabang, jumlah polong, berat basah polong dan berat kering

polong, tetapi berpengruh nyata terhadap jumlah daun tanaman dengan F hitung

3,580 > F tabel 3,29 pada arah signifikansi 0,5%. Setelah diuji lanjut Duncan

terdapat kecenderungan poduksi tertinggi diperoleh pada faktor perlakun P2

diikuti oleh faktor perlakuan (P1) dan faktor perlakuan (P3), kemudian

pertumbuhan dan produksi kacang tanah terendah diperoleh pada faktor perlakuan

(P0) 100% tanah.

Kata Kunci: Kombinasi pupuk, Lokal Bima, dan Brosur

ABSTRACT: This research has been done in the garden address Jln. Lestari, Gg

Manalagi IV no.11 Pangkeruk Bangket, Ampenan, Mataram city, from August to

November 2016. This research has four factors of perlakauan consisting of first

treatment factor (P0) is 100% of land, second (P1) 100% organic fertilizer, third

(P2) 50% organic fertilizer + 50% inorganic fertilizer and fourth (P3) 100% of

anorganic fertilizer, all of these treatment factors are repeated 4 times so there are

16 experimental units. The experimental design used was Completely

Randomized Design (RAL). The data collection technique was done by direct

observation and the data obtained were analyzed using ANOVA, which was

assisted by using SPSS version 16 for windows. The results showed that the

combination of organic and inorganic fertilizers did not have a significant effect

on the stem height, the number of branches, the number of pods, the wet weight of

the pods and the dry weight of the pod, but significantly influenced the number of

plant leaves with F count 3.580> F table 3.29 on direction of 0.5% significance.

After Duncan tested the highest tendency of poduksi was obtained on the P2

perlakun factor followed by treatment factor (P1) and treatment factor (P3), then

Page 2: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

2

the lowest growth and peanut production were obtained at 100% P (100%)

treatment factor.

Keywords: Combination of fertilizer, Local Bima, and Brochure

PENDAHULUAN

Kebutuhan kacang tanah

(Arachis hypogaea L.) di

Indonesiabelum tercukupi oleh

produksi nasional, sekalipun berbagai

varietas unggul telah dikembangkan

baik melalui persilangan maupun

penggaluran. Rekomendasi varietas

unggul didasarkan pada kondisi iklim

tertentu, sehingga apabila varietas

tersebut dibudidayakan pada iklim

yang berbeda maka sifat unggulnya

tidak terekspresi. Sebagai alternatif

dalam upaya peningkatan produksi

kacang tanah antara lain memperbaiki

aspek agronomis dan pemanfaatan

varietas lokal yang diyakini telah

teradaptasi dengan kondisi setempat.

Salah satu daerah pensuplai kacang

tanah di Indonesia adalah NTB.

Suprapto (2001) dalam Halopi (2008)

menjelaskan bahwa angka produksi

kacang tanah di Indonesia khususnya di

NTB masih menempati urutan kedua

setelah kedelai dan masih kalah dengan

komoditas- komoditas pertanian

lainnya. Rendahnya produksi kacang

tanah tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya teknik

bercocok tanam yang kurang baik,

gangguan gulma, hama, penyakait

jamur, dan penurunan luas panen serta

pemberian pupuk yang kurang

memadai. Melihat kenyataan yang

demikian maka perlu dilakukan

pengendalian yang lebih ramah

lingkungan, diantaranya dengan

menanam varietas yang memiliki

ketahanan tinggi terhadap serangan

hama dan penyakit juga dengan

pemberian pupuk.

Suprapto (2001) dalam Halopi

(2008) menjelaskan bahwa angka

produksi kacang tanah di Indonesia

khususnya di NTB masih menempati

urutan kedua setelah kedelai dan masih

kalah dengan komoditas- komoditas

pertanian lainnya. Rendahnya produksi

kacang tanah tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya teknik

bercocok tanam yang kurang baik,

gangguan gulma, hama dan penyakait

jamur serta pemberian pupuk yang

kurang memadai. Melihat kenyataan

yang demikian maka perlu dilakukan

pengendalian yang lebih ramah

lingkungan, diantaranya dengan

menanam varietas yang memiliki

ketahanan tinggi terhadap serangan

hama dan penyakit juga dengan

pemberian pupuk. Pemupukan yang

bertujuan memperbaiki kesuburan

tanah melalui cara penambahan unsur

hara, baik makro maupun mikro yang

berguna bagi pertumbuhan dan

perkembangan kacang tanah. Dalam

upaya mencapai produktivitas yang

tinggi maka pemupukan merupakan

faktor penentu keberhasilan produksi

suatu komoditas dan jenis pupuk yang

digunakan. Unsur-unsur utama yang

perlu ditambahkan pada pemupukan

tanaman kacang tanah meliputi

nitrogen (N), phosfor (P), kalium (K)

dan magnesium (M). Pada umumnya

unsur-unsur tesebut di peroleh dari

penambahan pupuk anorganik. Akan

tetapi pemberian pupuk anorganik saja

bukan jaminan untuk memperoleh hasil

maksimal tanpa diimbangai dengan

pemberian pupuk organik Abdoellah

1996 dalam Halopi 2008.

Pemupukan yang bertujuan

memperbaiki kesuburan tanah melalui

cara penambahan unsur hara, baik

makro maupun mikro yang berguna

Page 3: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

3

bagi pertumbuhan dan perkembangan

kacang tanah. Dalam upaya mencapai

produktivitas yang tinggi maka

pemupukan merupakan faktor penentu

keberhasilan produksi suatu komoditas

dan jenis pupuk yang digunakan.

Unsur-unsur utama yang perlu

ditambahkan pada pemupukan tanaman

kacang tanah meliputi nitrogen (N),

phosfor (P), kalium (K) dan

magnesium (M). Pada umumnya unsur-

unsur tesebut di peroleh dari

penambahan pupuk anorganik. Akan

tetapi pemberian pupuk anorganik saja

bukan jaminan untuk memperoleh hasil

maksimal tanpa diimbangai dengan

pemberian pupuk organik Abdoellah

1996 dalam Halopi 2008. Pupuk

organik berperan mempengaruhi sifat-

sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.

Pupuk organik memiliki peranan kimia

dalam menyediakan N, P, dan K untuk

tanaman, peranan biologis dalam

mempengaruhi aktifitas organisme

makroflora dan mikrofanuana serta

peranan fisik dalam memeperbaiki

struktur tanah. Kenaikan harga pupuk

anorganik kiwiawi akibat dicabutnya

subsidi pemerintah untuk usaha

tanaman pangan, memicu penggunaan

pupuk organik semakin intensif seperti

penggunaan pupuk kandang, karena

pupuk tersebut murah dan mudah

didapat, meskipun dalam aplikasinya

tidak dapat menggantikan seluruh hara

yang diperlukan tanaman. Oleh karena

itu untuk menanggapi masalah diatas

peneliti telah membuat kombinasi

pupuk organik dan anorganik yang

sekiranya akan mampu mengatasi

masalah pemupukan bagi masyarakat.

Pupuk organik didefinisikan sebagai

produk buangan dari hewan peliharaan

maupun pelapukan tumbuhan juga sisa-

sisa aktivitas manusia yang dapat

digunakan untuk menambah hara,

memperbaiki sifat fisik dan biologi

tanah (Hartatik, 2010 dalam Gustiana

2012).

Pupuk organik yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pupuk

kandang. Pupuk kandang dalam bahasa

sehari-hari diartikan sebagai pupuk

yang berasal dari kotoran hewan yang

telah terfermentasi. Pupuk kandang

memiliki sifat yang alami dan tidak

merusak tanah, menyediakan unsur

makro (nitrogen, fosfor, kalium,

kalsium, dan belerang) dan mikro (besi,

seng, boron, kobalt, dan molibdenium).

Selain itu pupuk kandang berfungsi

untuk meningkatkan daya menahan air,

aktivitas mikrobiologi tanah, nilai

kapasitas tukar kation dan memperbaiki

struktur tanah. Jenis-jenis pupuk

kandang antara lain; pupuk kandang

sapi, pupuk kandang kuda, pupuk

kandang kambing atau domba, pupuk

kandang babi, dan pupuk kandang

unggas.

Pupuk kandang yang di maksud

dalam penelitian ini adalah pupuk

kandang kotoran sapi yang telah

terfermentasi.Pupuk kandang sapi

memiliki keunggulan dibanding pupuk

kandang lainnya yaitu mempunyai

kadar serat yang tinggi seperti selulosa,

menyediakan unsur hara makro dan

mikro bagi tanaman, serta memperbaiki

daya serap air pada tanah. Penambahan

bahan organik sebagai teknologi

produksi pada tanaman tidak hanya

untuk meningkatkan hasil tanaman,

tetapi juga memperbaiki kesuburan

tanah serta mengarahkan pada sistem

pertanian berkelanjutan yang dapat

menjamin kelestarian usaha tani. Tanah

yang subur dan banyak mengandung

bahan organik tanah dapat memberikan

produktivitas yang optimal bagi

pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Kacang tanah (A.hypogaea

L.) merupakan tanaman polong-

polongan kedua terpenting setelah

kedelai di Indonesia. Kacang

Page 4: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

4

tanahberasal dari benua Amerika

tepatnya di daerah Brazilia (Amerika

Selatan). Namun, saat ini kacang tanah

telah tersebar keseluruh dunia yang

beriklim tropis atau subtropis. Kacang

tanah diperkirakan masuk ke Indonesia

pada abad ke-16 yang dibawa oleh

orang spanyol yang melakukan

pelayaran dan perdagangan di

kepulauan Meksiko dan kepulauan

Maluku (Tim Bina Karya Tani.2010

dalam Tiawati 2015). Di Indonesia

telah ditemukan beragam varietas

kacang tanah antara lain; varietas

nasional, varietas pelanduk, varietas

kelinci, varietas badak, varietas singa,

varietas lokal Lombok dan varietas

lokal Bima. Dalam penelitian ini

peneliti memilih salah satu dari

beberapa varietas diatas yaitu kacang

tanah varietas lokal Bima yang akan

diteliti produksinya dengan

menggunakan beberapa kombinasi

pupuk organik dan anorganik. Kacang

tanah (A.hypogaea L.) varietas lokal

Bima merupakan kacang tanah yang

secara turun-temurun diawariskan dan

di budidayakan oleh nenek moyang

masyarakat Bima dan pada waktu yang

cukup lama. Kacang tanah ini

mempunyai keunggulan yang melebihi

varietas unggul lainnya. Keunggulan

tersebut adalah ketahanan terhadap

serangan penyakit layu yang cukup

baik. (Ujiyanto, 2008 dalam Tiawati

2015).

Brosur merupakan media

informasi yang bersifat praktis dan

sederhana, sehingga isi brosur mudah

dipahami dan informasi cepat tersebar

luas. (Hardiyansyah, 2011 dalam

Syarifudin 2012).

Tujuan penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pengaruh kombinasi

pupuk organik dan anorganik terhadap

produksi kacang tanah (A. hypogaea

L.) varietas lokal Bima dalam upaya

pembutan brosur bagi masyrakat dan

untuk membuat brosur bagi masyarakat

yang memuat tentang kombinasi pupuk

organik dan anorganik yang tepat

terhadap produksi kacang tanah (A.

hypogaea L.) varietas lokal Bima

dalam upaya pembutan brosur bagi

masyrakat.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitianini adalah

penelitian Eksperimen karena prosedur

penelitian yang dilakukan untuk

mengungkapkan hubungan sebab

akibat antara variabel yang disengaja

terhadap variabel lainnya (Arikunto,

2010). Pendekatan Penelitian,

pendekatan yang akan digunakan pada

penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, karena semua data-data

yang dikumpulkan berupa angka

melalui pengukuran seperti tinggi

batang, jumlah daun , jumlah polong,

jumlah cabang, jumlah biji, dan berat

kering (Sugiyono, 2011 dalam

Syarifudin 2013).

Rancangan percobaan yang

akan digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) atau Fully

Randomized Design yang dipergunakan

bila media dan bahan percobaan

seragam atau dapat dianggap seragam.

(Kusriningrum, 2008 dalam Syarifudin

2013). Percobaan ini terdiri dari 4

perlakuan yaitu (P0) perlakuan

kontrol/tanpa pupuk, (P1) perlakuan

dengan penggunaan 100% pupuk

organik (1:0 = 150gr pupuk + 9.850gr

tanah =10.00gr) , (P2) perlakuan

dengan menggunakan 50% pupuk

organik dan 50% pupuk anorganik (1:1

= 75gr pupuk organik +1gr pupuk

anorganik + 9.924gr tanah = 10.000gr),

(P3)perlakuan dengan 100% pupuk

anorganik (1:0 = 2gr pupuk + 9.998gr

tanah = 10.000gr). Dengan masing-

masing perlakuan diulang sebanyak

empat kali sehingga diperoleh 16

polybag percobaan. Populasi dalam

Page 5: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

5

penelitian ini adalah seluruh tanaman

kacang tanah (A. hypogaea L.) yang

akan digunakan sebagai percobaan.

Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah (1) 16 buah

polybag yang berkapasitas 10kg, (2)

Penggaris, (3) Timbangan (Triple

Bean), (4) Alat-alat tulis, (5) Gunting,

(6) Kertas label, (7) Papan tripleks, (8)

Cangkul, (9)Bambu, (10) 32 Biji

kacang tanah (A. hypogaea L.),

(11)Tanah, (12) Pupuk kotoran sapi,

(13)Pupuk Urea dan (15) air. Langkah

Kerja dalam penelitian ini terdiri dari 5

tahap yaitu: (1)Tahap Persiapan

Tempat, (2) Tahap Persiapan Bahan,

(3) Tahap Pelaksanaan: Diisi tanah

pada semua polybag sesuai dengan

perlakuan masing–masing polybag,

diberi tanda P0 pada polybag kontrol,

diberi tanda P1 pada polybag yang diisi

dengan 100% pupuk organik (1: 0 =

150 gr pupuk + 9.850gr tanah

=10.000gr ), diberi tanda P2 pada

polybag yang diisi dengan 50% pupuk

organik dan 50% pupuk anorganik

(1:1= 75gr pupuk organik+ 1gr pupuk

anorganik + 9.924gr tanah = 10.000gr),

dan diberi tanda P3 pada polybag yang

diisi dengan 100% pupuk anorganik (1:

0 = 2gr pupuk + 9.998gr tanah =

10.000gr), dimasukan biji kacang tanah

(A. hypogaea L.) kedalam polybag

masing-masing dua biji, kemudian

disiram semua polybag tersebut dengan

air biasa atau air keran, miletakan

polybag-polybag tersebut menurut

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

telah disiapkan, dilakukan penyiraman

satu kali seminggu selama masa

penelitian, (4) Tahap Pengamatan,

Pengamatan dilakukan satu minggu

setelah penanaman dan pengambilan

data dilakukan satu kali seminggu

setelah pemberian perlakuan parameter

penelitian selama tiga bulan Parameter

yang akan diamati : Tinggi Batang,

Jumlah Daun, Jumlah cabang, Jumlah

polong, Berat basah polong, Berat

kering polong, (6) Tahap Dokumentasi

adalah mengumpulkan data dengan

cara mengambil data-data dari catatan,

dokumentasi, administrasi yang sesuai

dengan masalah yang diteliti

(Anonimous, 2011 dalam Syarifudin

2012). Dokumentasi yang dimaksud

dengan dalam penelitian ini adalah

pengambilan gambar-gambar pada saat

penelitian. (6) Tahap Analisis data

maksudnya menganalisis semua data

hasil pengamatan parameter yang

diamati.

HASIL dan PEMBAHASAN

1. Parameter Tinggi Batang

Pada pengamatan parameter

ini, alat yang digunakan untuk

mengukur tinggi batang adalah

mistar/penggaris. Berdasarkan Tabel

1 parameter batang tertinggi

diperolah pada perlakuan P2. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Rata-rata Parameter Tinggi Batang Kacang Tanah(A hypogaea L.).

Page 6: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

6

Tabel 1. Analisis ANOVA Parameter Tinggi Batang Kacang Tanah(A hypogaea

L.)

Tinggi Batang Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 87.250 3 29.083 1.658 0.229

Error 210.500 12 17.542

Corrected Total 297.750 15

Berdasarkan Tabel 1 rata-rata

hasil analisis statistik tinggi batang

kacang tanah (A. hypogaea L.)

menunjukkan bahwa nilai F hitung

(1.658) < F tabel(3.06), yang

dinyatakan non signifikan artinya

tidak ada pengaruh nyata dosis pupuk

terhadap tinggi batang kacang

tanah.Pertambahan tinggi tanaman

merupakan indikator pertumbuhan dan

perkembanga tanaman. Suatu tanaman

akan tumbuh subur apabila segala

unsur hara yang dibutuhkan cukup

tersedia baik dalam bentuk unsur hara

makro maupun unsur hara mikro. Jadi

ketersediaan unsur hara diatas dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman

(Dwijoseputro 2010 dalam Amakii.

2016).

Dari dari hasil pengamatan yang

telah dilakukan selam 12 minggu

pada parameter tinggi batang

menunjukan bahwa dari semua

perlakuan mengalami pola

pertumbuhan yang eksponsial yaitu

dari pengamatan minggu ke-1 hingga

minggu ke-7, sementara pengamatan

pada minggu selanjutnya hingga

minggu ke- 12 pertumbuhan tidak

mengalami eksponsial. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran

2.1. Tingginya tingkat pertumbuhan

hingga minggu ke-7 disebabkan

karena pertumbuhan awal tanaman

yang dipengaruhi faktor ketersediaan

unsur hara dalam tanah. Pada awal

penanaman benih kemungkinan unsur

hara yang tersedia dalam tanah masih

banyak sehingga dapat menunjang

pertumbuhan tinggi tanaman.

Pernyataan diatas senada dengan

Sanchez (2005) dalam Wijaya (2012)

menyatakan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan

awal tanaman adalah kecukupan unsur

hara di dalam tanah. Tersedianya

unsur hara makro dan mikro dalam

jumlah yang seimbang dapat

menyebabkan proses pembelahan sel

akan berlangsung dengan cepat yang

mengakibatkan tinggi batang kacang

tanah (A. hypogaea L.) juga semakin

cepat.

2. Parameter Jumlah Daun

Daun merupakan organ yang

sangat penting bagi tanaman yakni

sebagai tempat untuk fotosintesis.

Jumlah daun yang banyak

menyebabkan laju fotosintesis

menjadi lancar. Daun dihitung setelah

tanaman berumur satu minggu dari

yang telah membuka sempurna. Pada

pengamatan parameter ini, untuk

mengetahui jumlah daun yaitu dengan

menghitung semua daun secara

manual. Berdasarkan Tabel 2

parameter jumlah daun tertinggi

diperolah pada perlakuan P2. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2 berikut.

Page 7: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

7

Gambar 2. Rata-rata Parameter Jumlah Daun Kacang Tanah (A hypogaea L.)

Tabel 2. Analisis Statistik Rata-rata Jumlah Daun Kacang Tanah (A hypogaea L.)

Jumlah Daun Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 187.500 3 62.500 3.580 0.047

Error 209.500 12 17.458

Corrected Total 397.000 15

Berdasarkan Tabel 2 rata-rata

hasil analisis statistik jumlah daun

kacang tanah (A. hypogaea L.)

menunjukkan bahwa nilai F hitung

(3.580) > F tabel (3.06), yang

dinyatakan signifikan artinya, ada

pengaruh nyata dosis pupuk terhadap

jumlah daun kacang tanah. Analisis uji

lanjut dapat dilihat pada Tabel 3

berikut.

Tabel 3. Analisis Uji Lanjut Duncan Parameter Rata-rata Jumlah Daun Kacang

Tanah (A. hypogaea L.)

Duncan

PERLAKUAN N

Subset for alpha = 0.05

1 2

P0 (100% tanah) 4 36.7500

P3 (100% pupukanorganik) 4 37.2500

P1 (100% pupuk organik) 4 42.0000 42.0000

P2 (50% pupuk organik + 50% pupuk anorganik) 4 45.0000

Sig. 0.116 0.330

3. Parameter Jumlah Cabang

Pada pengamatan parameter ini,

untuk mengetahui jumlah cabang yaitu

dengan menghitung semua cabang

yang tumbuh secara manual.

Berdasarkan Tabel 3 parameter jumlah

cabang tertinggi diperolah pada

perlakuan P2. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

Page 8: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

8

Gambar 3. Rata-rata Parameter Jumlah Cabang Kacang Tanah (A hypogaea L.)

Tabel 3. Analisi Statistik (ANOVA) Parameter Rata-rata Jumlah Cabang Kacang

Tanah(A hypogaea L.)

ANOVA

Jumlah Cabang Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2.250 3 0.750 1.636 0.233

Within Groups 5.500 12 0.458

Total 7.750 15

Berdasarkan Tabel 3. rata-rata

hasil analisis statistik jumlah cabang

kacang tanah (A hypogaea L.)

menunjukkan bahwa nilai F hitung

(1.636) < F tabel (3.06), yang

dinyatakan non signifikan artinya, tidak

ada pengaruh nyata dosis pupuk

terhadap jumlah cabang kacang tanah.

Cabang merupakan tempat

pembentukan bunga, ginofor dan

polong. Berdasarkan data pada Tabel 3

dan hasil analisis statistik menunjukan

bahwa kombinasi pupuk organik dan

anorganik dinyatakan non signifikan

atau tidak ada pengaruh nyata terhadap

jumlah cabang kacang tanah. Jumlah

rata-rata cabang terbanyak diperoleh

pada perlakuan P2 (50% pupuk organik

+ 50% pupuk anorganik). Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh pada

perlakuan P2 dosis pupuk yang

diberikan sudah dapat memenuhi

kebutuhan unsur hara pada tanaman

untuk menunjang pertumbuhan cabang

atau tunas yang lebih jika dibandingkan

dengan ketiga perlakuan lainnya yang

mungkin ketersediaan unsur haranya

tidak seimbang sehingga tidak mampu

untuk memberikan hara yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan tanaman

sehingga produksi cabang menjadi

lebih rendah.

Pernyataan diatas didukung oleh

pernyataan Bagaskara (2011) yang

mengatakan bahwa ketersediaan unsur

hara makro (N, P, dan K) dan mikro

(Zn, B) yang seimbang dalam tanah

akan mempengaruhi proses

pembentukan cabang kacang tanah.

Unsur hara makro dan mikro yang

tersedia dalam pupuk organik dan

pupuk anorganik mempunyai peranan

masing-masing bagi tanaman

diantaranya; unsur Nitrogen (N)

dibutuhkan untuk pertumbuhan daun

dan pembentukan batang serta cabang,

Posfor (P) diperlukan bagi tanaman

untuk perkembangan biji dan akar,

Kalium (K) berfungsi untuk

membentuk bunga dan buah serta

membantu tanaman melawan penyakit,

Zink (Zn) berfungsi untuk membentuk

hormon tumbuh dan Boron (B)

berfungsi dalam perkembangan bagian-

bagian tanaman untuk tumbuh aktif.

4. Parameter Jumlah Polong

Pada pengamatan parameter ini,

untuk mengetahui jumlah polong yaitu

dengan menghitung semua polong yang

terbentuk secara manual. Berdasarkan

Tabel 4 parameter jumlah polong

tertinggi diperolah pada perlakuan P2.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 4 berikut:

Page 9: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

9

Gambar 4. Rata-rata Parameter Jumlah Polong Kacang Tanah (A. hypogaea L)

Tabel 4. Analisis Statistik (ANOVA) Rata-rata Jumlah Polong Kacang Tanah

(A. hypogaea L.)

ANOVA

Jumlah Polong Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 12.688 3 4.229 0.944 0.450

Error 53.750 12 4.479

Corrected Total 66.438 15

Berdasarkan Tabel 4 Analisis

statistik jumlah polong kacang tanah

(A. hypogaea L.) menunjukkan bahwa

nilai F hitung (0.944) < F tabel (3.06),

yang dinyatakan non signifikan artinya,

tidak ada pengaruh nyata dosis pupuk

terhadap jumlah polong kacang tanah.

Hal ini kemungkinan disebabkan

karena pada perlakuan ini memiliki

jumlah cabang terbanyak sehingga

peluang untuk menghasilkan polong

juga lebih besar. Kemudian dari segi

ketersediaan unsur hara kemungkinan

kecukupan unsur hara yang tersedia

dalam tanah sehingga dapat mencukupi

kebutuhan tanaman. Pernyataan diatas

didukung oleh pernyataan Sutedjo

(1987) dalam Hayati. et al. (2011) yang

menyatakan bahwa tanaman tidak akan

memberikan hasil yang maksimal

apabila unsur hara yang diperlukan

tidak tersedia. Pemupukan dapat

meningkatkan pertumbuhan serta hasil

panen secara kualitatif dan kuantitatif.

Jadi ketersediaan unsur hara yang

seimbang sangat dibutuhkan oleh

tanaman dalam proses pembetukan

akar, bunga dan biji.

5. Parameter Berat Basah

Pada pengamatan parameter ini,

untuk mengetahui berat basah polong

yaitu dengan menimbang semua polong

yang terbentuk secara manual.

Berdasarkan Tabel 5 parameter berat

basah polong tertinggi diperolah pada

perlakuan P2. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

Gambar 5. Rata-rata Parameter Berat Basah Polong Kacang Tanah(A.

hypogaea L.)

Page 10: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

10

Tabel 5. Analisis Statistik (ANOVA) Rata-Rata Berat Basah Polong Kacang

Tanah (A. hypogaea L.)

ANOVA

Berat Basah Polong Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 103.250 3 34.417 1.432 0.282

Error 288.500 12 24.042

Corrected Total 391.750 15

Berdasarkan Tabel 5 Analisis

statistik berat basah kacang tanah (A.

hypogaea L.) menunjukkan bahwa nilai

F hitung (1.432) < F tabel (3.06), yang

dinyatakan non signifikan artinya tidak

ada pengaruh nyata dosis pupuk

terhadap berat basah kacang tanah. Hal

ini kemungkinan disebabkan oleh

jumlah polong terbanyak yang

diperoleh pada perlakuan P2 sehingga

memungkinkan untuk mendapatkan

berat basah yang lebih tinggi juga. Hal

ini juga menunjukan bahwa

pemupukan 50%pupuk organik dan

50% pupuk anorganik sangat baik

untuk diterapkan pada tanaman kacang

tanah, karena pupuk organik dapat

memperbaiki sifat fisik tanah, teksttur

tanah, daya mengikat air dan dapat

meningkatkan efisiensi serapan hara

dari pupuk anorganik.

6. Parameter Berat Kering

Pada pengamatan parameter ini,

untuk mengetahui berat kering polong

yaitu dengan menimbang semua polong

yang terbentuk secara manual setelah

dilakukan penjemuran selama

seminggu. Berdasarkan Tabel 6

parameter berat kering polong tertinggi

diperolah pada perlakuan P2. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Parameter Rata-rata Berat Kering Polong Kacang Tanah (A hypogaea

L.)

Tabel 6. Analisis Statistik (ANOVA) Parameter Rata-rata Berat Kering Polong

Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.

ANOVA

Berat Kering Polong Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 297.605 3 99.202 2.581 0.102

Within Groups 461.135 12 38.428

Total 758.740 15

Berdasarkan Tabel 6 Analisis

statistik berat kering polong kacang

tanah (Arachis hypogaea

L.)menunjukkan bahwa nilai F hitug

(2.581) < F tabel (3.06), yang

dinyatakan non sgnifikan artinya, idak

Page 11: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

11

ada pengaruh nyata dosis pupuk

terhadap berat kering polong kacang

tanah. Arachis hypogaea L. Salah satu

penanganan pasca panen kacang tanah

yang biasa dilakukan adalah

pengeringan dengan segera setelah

panen untuk menghindari terjadadinya

kerusakan pada kacang tanah. Dengan

melakukan pengeringan, kadar air

kacang tanah akan mengalami

penurunan sampai batas aman yaitu

pada kondisi kadar air kurang dari 10%

atau sekitar 7% kebawah agar tidak

ditumbuhi mikroorganisme yang dapat

merusak kacang tanah ( Astanto, 2004).

Hal ini kemungkinkan disebabkan oleh

jumlah polong yang dihasilkan pada

perlakuan ini yang lebih banyak

sehingga memungkinkan berat

keringnya menjadi lebih tinggi juga.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa bahwa terdapat kecendrungan

pertumbuhan P2>P1>P3>P0. Hal ini

menunjukan bahwa kombinasi pupuk

organik dan pupuk anorganik lebih

baik jika dibandingkan dengan yang

tanpa kombinasi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis

statistik diperoleh hasil bahwa

kombinasi pupuk organik dan

anorganik tidak memberikan pengaruh

nyata terhadap parameter tinggi batang,

jumlah cabang, jumlah polong, berat

basah polong, dan berat kering polong,

tetapi berpengaruh nyata terhadap

jumlah daun dengan nilai F hitung

(3,580) > F tebel (3,06). Secara statistik

terdapat kecenderungan produksi

tertinggi diperoleh pada perlakuan P2

(50% pupuk organik + 50% pupuk

anorganik).

SARAN

Penelitian lebih lanjut tentang

pemupukan pada kacang tanah

(Arachis hypogaea L.) perlu dilakukan.

Pemberian kombinasi pupuk organik

dan anorganik disarankan agar

diterapkan pada kacang tanah (Arachis

hypogaea L.) varietas lain.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur

Penelitian.Jakarta: PT. Rineke

Cipta.

Astanto, 2004. Penerapan Pertanian

Organik. Pemasyarakatan &

Pengembangannya. Penerbit

Kanisius. Yogyakarta.

Halopi, F. 2008. Pengaruh Kombinasi

Dosis Pupuk Organik dan

Anorganik Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Kacang Tanah: PS.

Budidaya Pertanian .Fakultas

Pertanian.Universitas

Tribhuwana Tunggadewi.

Hayati E, 2010.Pengaruh Pupuk

Organik Dan Anorganik

Terhadap Kandungan Logam

Berat Dalam Tanah Dan

Jaringan Tanaman

Selada.Fakultas Pertanian,

Universitas Syiah Kuala. Banda

Aceh.

Hayati M. Hayati E. Nurfandi D. 2011.

Pengaruh Pupuk Organik dan

Anorganik Terhadap

Pertumbuhan Beberapa Varietas

Jagung Manis Di Lahan

Tsunami. Program Studi

Agroteknologi. Fakultas

Pertanian Universitas Syiah

Kuala. Banda Aceh.

Tiawati, J.,A. 2015. Karakteristik

F1hasil persilangan kacang

tanah lokal Bima dengan varietas

nasional dan F1 hasil resiprokal

dalam upaya pengembangan

bahan ajar genetika. Skripsi.

IKIP Mataram.

Syarifudin. 2013. pengaruh pemberian

air dan ampas teh seduh

terhadap pertumbuhan bayam

Page 12: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Biosc Vol. 5 No.1, ISSN ...

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi “Bioscientist” Vol. 5 No.1, ISSN 2338-5006

12

(amaranthus caudatus) dalam

upaya pembuatan brosur.

Skripsi. IKIP Mataram.