JURNAL HUKUM - STAIHAS
Transcript of JURNAL HUKUM - STAIHAS
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 18
Abstrak
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang
seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang di-
perdagangkan, serta mekanisme
perdagangannya sendiri telah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah. Pasar modal berperan
menjalankan dua fungsi secara simultan
berupa fungsi ekonomi dengan mewujudkan
pertemuan dua kepentingan, yaitu pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
memerlukan dana, dan fungsi keuangan
dengan memberikan kemungkinan dan kes-
empatan untuk memperoleh imbalan bagi
pemilik dana melalaui investasi. Pada fungsi
keuangan, pasar modal berperan sebagai sa-
rana bagi pendanaan usaha atau sebagai sara-
na bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana
yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk membangun usaha, ekspan-
si, penambah modal kerja dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan studi literatur
dan review dari beberapa jurnal maupun
artikel-artikel terkait. Hasil studi ini, menun-
jukkan bahwa secara garis besar peluang
pasar modal syariah di Indonesia cukup ba-
gus dan menurut hemat penulis pasar modal
syariah di Indonesia sudah sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
Kata Kunci: pasar modal syariah, fungsi
ekonomi, prinsip syariah
Abstract
Sharia capital market is a capital market
whose entire mechanism of activity is mainly
concerning issuers, types of traded securi-
ties, and the trading mechanism itself is in
accordance with sharia principles. The role
of the capital market is to carry out two func-
tions simultaneously in the form of an eco-
nomic function by creating a meeting of two
interests, namely those who have excess
funds with those who need funds, and the
financial function by providing possibilities
and opportunities to obtain rewards for fund
owners through investment. In the financial
function, the capital market has a role as a
PELUANG PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA
Ali Muchlisin
Mahasiswa Magister Hukum Ekonomi Syariah Program Pasca Sarjana
Universitas Islam Negeri Sunang Gunung Djati Bandung
Email : [email protected]
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH19
means for business funding or as a means for
companies to get funds from the capital own-
er community (investors). Funds obtained
from the capital market can be used to build
businesses, expand, increase working capital
and others. This study uses literature studies
and reviews from several journals and relat-
ed articles. The results of this study, show
that in general the opportunities of the Is-
lamic capital market in Indonesia are quite
good and in the opinion of the writers of the
Islamic capital market in Indonesia are in
accordance with Islamic principles.
A. PENDAHULUAN
Pasar modal syariah menurut fat-
wa DSN-MUI No.40/DSN-MUI/IX/2003
adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbit-
kannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek yang akad, pengel-
olaan perusahaannya, maupun cara pen-
erbitannya memenuhi prinsip-prinsip
syariah. Kehadiran produk syariah di
pasar modal Indonesia ditandai dengan
peluncuran produk Danareksa syariah
pada Tanggal 3 Juli 1997 oleh PT. Dana-
reksa Investment Management (Andir
Soemitra, 2014: 1). ketika diterbitkan
Invesment Management dan dilanjutkan
dengan peluncuran Jakarta Islamic Index
(JII). Peluncuran JII ini bertujuan dalam
rangka memberikan wadah bagi mereka
yang tidak ingin bersinggungan dengan
pasar modal konvensional yang sarat
akan riba, dimana pasar modal syariah ini
menerapkan prinsip-prinsip syariah dari
awal hingga akhir transaksi.
Kegiatan pasar modal Indonesia
diatur dalam UU No. 8 tahun 1995
(Undang-Undang Pasar Modal /UUPM).
UUPM tidak membedakan apakah
kegiatan pasar modal tersebut dilakukan
dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak.
Dengan demikian, berdasarkan UUPM,
kegiatan pasar modal Indonesia dapat
dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah
dan dapat pula dilakukan tidak sesuai
dengan prinsip syariah (konvensional).
Prinsip pasar modal syariah ten-
tunya berbeda dengan pasar modal kon-
vensional. Sejumlah instrumen syariah di
pasar modal sudah diperkenalkan kepada
masyarakat, misalkan saham Syariah,
obligasi syariah dan reksadana syariah.
Pasar modal syariah pun sudah diluncur-
kan pada tanggal 14 Maret 2003. Banyak
kalangan meragukan manfaat diluncur-
kannya pasar modal syariah ini. Ada
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 20
yang mencemaskan nantinya akan ada
dikotomi dengan pasar modal yang ada.
Akan tetapi Badan Pengawas Pasar Mod-
al (Bapepam) menjamin tidak akan ada
tumpang tindih kebijakan yang mengatur,
justru dengan diluncurkannya pasar mod-
al syariah ini, akan membuka ceruk baru
di lantai bursa.
Pasar modal memiliki peran yang
sangat penting terhadap perekonomian
suatu negara karena pasar modal mejal-
ankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi
dan fungsi keuangan (Tjiptono Darmadji,
2001: 2). Dalam fungsi ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk mem-
pertemukan dua kepentingan yaitu pihak
pemilik kelebihan dana (investor) dan
pihak yang memerlukan dana (emiten).
Dengan adanya pasar modal, pihak yang
memiliki kelebihan dana dapat
penginvestasikan dana tersebut dengan
harapan memeproleh keuntungan
(return), sedangkan perusahaan (issuer)
dapat dimanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa menunggu
tersedianya dana operasional perusahaan.
Fungsi keuangan, pasar modal mem-
berikan kemungkinan dan kesempatan
memeproleh keuntungan (retrun) bagi
pemiliki dana, sesuai dengan karatristik
investasi yang dipilih.
Jika dilihat perkembangan pasar
modal sampai tahun 2013 jumlah emiten
yang listing di BEI sebanyak 480 perus-
ahaan dengan nilai kapitalisasi sebesar
Rp.4.512.714 triliun. Sementara ber-
dasarkan Daftar Efek Syariah (DES) ter-
dapat 309 saham yang sesuai dengan
prinsip syariah. Banyaknya jumlah sa-
ham yang masuk dalam DES menjadikan
pilihan bagi investor untuk memilih lebih
banyak saham-saham syariah dalam me-
nanamkan modalnya.
Meskipun pertumbuhan pasar
modal syariah cukup menggembirakan,
namun ekspos pasar modal syariah masih
minim. Kurangnya pemahaman masyara-
kat mengenai pasar modal syariah men-
jadi keraguan bagi investor untuk me-
nanamkan modalnya pada pasar modal.
Hal ini dikarenakan adanya praktik
kegiatan di pasar modal yang mengan-
dung unsur spekulasi. Oleh karena itu,
dibutuhkan pengetahuan mengenai pasar
modal syariah, baik dari konsep dan prin-
sip, serta mekanisme perdagangannya
(Anna Nurlita, 2014).
Contoh pasar modal lainnya yang
terbaru di indonesia adalah Invenstasi
BIG Data Indonesia (VB Data) dikuat-
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH21
kan dengan Peraturan Menteri
Perdagangan RI Nomor 99 Tahun 2018.
Penulis merasa perlu dikaji secara ilmiah
prespektif Hukum Ekonomi Syariah,
apakah sudah sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
B. PEMBAHASAN
Pengertian pasar modal berdasar-
kan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
1976, menyebutkan bahwa Pasar Modal
adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud
dalam UU No. 15 Tahun 1952
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor
67). Menurut UU tersebut, bursa adalah
gedung atau ruangan yang ditetapkan se-
bagai kantor dan tempat kegiatan
perdagangan efek, sedangkan surat ber-
harga yang dikategorikan sebagai efek
adalah saham, obligasi, serta surat bukti
lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.
UU yang mengatur tentang pasar
modal (UU Republik Indonesia no. 8 ta-
hun 1995) juga mencantumkan
pengertian bursa efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sis-
tem dan atau sarana untuk memper-
temukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak yang lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka
(Suad Husnan, 1998: 27).
Pasar Modal Syariah Istilah seku-
ritas (securities) seringkali disebut juga
dengan efek, yakni sebuah nama kolektif
untuk macam-macam surat berharga,
misalnya saham, obilgasi, surat hipotik,
dan jenis surat lain yang membuktikan
hak milik atas sesuatu barang. Dengan
istilah yang hampir sama, sekuritas juga
dapat dipahami sebagai promissory
notes/commercial bank notes yang men-
jadi bukti bahwa satu pihak mempunyai
tagihan pada pihak lain. Adapun, yang
dimaksud dengan sekuritas syariah atau
efek syariah adalah efek sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal yang
akad, pengelolaan perusahaan, maupun
cara penerbitannya memenuhi prinsip-
prinsip syariah.
Pasar modal secara umum meru-
pakan suatu tempat bertemunya para
penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi dalam memperoleh modal.
Penjual dalam pasar modal merupakan
perusahaan yang membutuhkan modal
(emiten), sehingga mereka berusaha un-
tuk menjual efek-efek di pasar modal.
Sedangkan pembeli (investor) adalah
pihak yang ingin membeli modal di pe-
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 22
rusahaan yang menurut mereka
menguntungkan (Andri Soemitra, 2009:
109-111).
Dalam arti sempit, pasar modal
merupakan tempat dalam pengertian fisik
yang teroganisasi dengan efek-efek yang
diperdagangkan yang disebut bursa efek
(stock exchange) yaitu suatu sistem yang
terorganisasi yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek yang dilakukan
baik secara langsung maupun tidak lang-
sung. Dalam transaksi di pasar modal
investor dapat langsung meneliti dan
menganalisis keuntungan masing-masing
perusahaan yang menawarkan modal.
Begitu mereka anggap menguntungkan
dapat langsung membeli dan menjualnya
kembali pada saat harga naik dalam pasar
yang sama. Jadi dalam hal ini investor
dapat pula menjadi penjual kepada para
investor lainnya (Kasmir, 2014: 182-
183 ). Istilah Pasar Modal Syariah yaitu:
1. Istilah pasar. Dalam ilmu
ekonomi adalah tempat ber-
temunya penjual dan pem-
beli. Transaksi jual beli yang
terjadi tidak selalu memer-
lukan lokasi fisik, pasar yang
dimaksud bisa menunjuk
kepada suatu negara tempat
suatu barang dijual dan
dipasarkan.
2. Pasar modal syariah adalah
kata syariah. Syariah yaitu
peraturan-peraturan yang
mengandung bentuk hukum
yang telah digariskan oleh
Allah, atau telah digariskan
pokok-pokoknya dan dibe-
bankan kepada manusia supa-
ya mematuhinya.
Adapun Pasar Modal Syariah ber-
dasarkan atas Fatwa Dewan Syariah Na-
sional (DSN) No: 40/ DSN-MUI/ X/
2003 Tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bi-
dang Pasar Modal adalah sebagai berikut:
1. Pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, ser-
ta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
2. Pasar modal beserta seluruh
mekanisme kegiatannya teru-
tama mZengenai emiten, jenis
efek yang diperdagangkan dan
mekanisme perdagangannya
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH23
dipandang telah sesuai dengan
syariah apabila telah memen-
uhi prinsip-prinsip syariah.
Pasar modal syariah adalah pasar
modal yang seluruh mekanisme
kegiatannya terutama mengenai emiten,
jenis efek yang diperdagangkan dan
mekanisme perdagangannya telah sesuai
dengan prinsip syariah. Pasar modal sya-
riah secara prinsip berbeda dengan pasar
modal konvensional, sejumlah instru-
ment syariah sudah digulirkan di pasar
modal Indonesia seperti dalam bentuk
saham dan obligasi dengan kriteria ter-
tentu yang sesuai dengan prinsip syariah
(Abdul Aziz, 2010: 61-63).
Banyak industri dan perusahaan
yang menggunakan isntitusi ini sebagai
media untuk menyerap investasi dan me-
dia untuk memperkuat posisi keuanngan-
ya. Pasar modal memiliki peran yang
sangat besar bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan
dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Di Indo-
nesia pasar modal menjadi salah satu ele-
men penting dalam laju perekonomian
negara ini. pasar modalpun menjadi tem-
pat investasi yang sangat dinikmati oleh
berbagai kalangan, terutama kalangan
menengah. Hal ini dikarenakan segala
efisien sistem teransaksi atau sistem in-
vestasi di pasar modal.
1. Instrumen Pasar Modal Syariah
Sejalan dengan penejelasan diat-
as, maka produk pada pasar modal syari-
ah yang berupa efek harus tidak berten-
tangan dengan prinsip syariah. Oleh ka-
rena itu efek tersebut dikatakan sebagai
Efek Syariah. Efek Syariah adalah Efek
sebagaimana dimaksud dalam UUPM
dan peraturan pelaksanaannya yang akad,
cara, dan kegiatan usaha yang menjadi
landasan pelaksanaannya tidak berten-
tangan dengan prinsip-prinsip syariah di
Pasar Modal. Sampai dengan saat ini,
Efek Syariah yang telah diterbitkan di
pasar modal meliputi Saham Syariah,
Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa
Dana Syariah.
a) Saham Syariah
Secara konsep, saham merupa-
kan surat berharga bukti penyertaan
modal kepada perusahaan dan dengan
bukti penyertaan tersebut pemegang
saham berhak untuk mendapatkan ba-
gian hasil dari usaha perusahaan terse-
but. Konsep penyertaan modal dengan
hak bagian hasil usaha ini merupakan
konsep yang tidak bertentangan dengan
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 24
prinsip syariah (Rosylin Mohd, 2008: .
313-329). Prinsip syariah mengenal
konsep ini sebagai kegiatan
musyarakah atau syirkah. Berdasarkan
analogi tersebut, maka secara konsep
saham merupakan efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
Namun demikian, tidak semua saham
yang diterbitkan oleh Emiten dan Pe-
rusahaan Publik dapat disebut sebagai
saham syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah
jika saham tersebut diterbitkan oleh:
Emiten dan Perusahaan Publik
yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan
usaha Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan Prinsip-
prinsip syariah.
Emiten dan Perusahaan Publik
yang tidak menyatakan dalam ang-
garan dasarnya bahwa kegiatan usaha
Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip
syariah, namun memenuhi kriteria se-
bagai berikut:
Kegiatan usaha tidak berten-
tangan dengan prinsip syariah, yaitu
tidak melakukan kegiatan usaha Dian-
taranya: Pertama, perjudian dan per-
mainan yang tergolong judi; Kedua,
perdagangan yang tidak disertai
dengan penyerahan barang/jasa; Keti-
ga, perdagangan dengan penawaran/
permintaan palsu; Keempat, bank ber-
basis bunga; Kelima, perusahaan pem-
biayaan berbasis bunga; Keenam, jual
beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian (gharar) dan/atau judi
(maisir), antara lain asuransi konven-
sional; Ketujuh, memproduksi,
mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa
haram zatnya (haram li-dzatihi), ba-
rang atau jasa haram bukan karena
zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetap-
kan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang
atau jasa yang merusak moral dan ber-
sifat mudarat; Kelapan, melakukan
transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah); Kesembilan, rasio total hu-
tang berbasis bunga dibandingkan total
ekuitas tidak lebih dari 82%, dan Kese-
puluh rasio total pendapatan bunga
dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan
usaha dan total pendapatan lainnya tid-
ak lebih dari 10%.
b) Sukuk
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH25
Jenis sukuk terdiri dari: Per-
tama, Sertifikat kepemilikan dalam
aset yang disewakan. Kedua, Sertif-
ikat kepemilikan atas manfaat, yang
terbagi menjadi 4 (empat) tipe: Ser-
tifikat kepemilikan atas manfaat aset
yang telah ada, Sertifikat
kepemilikan atas manfaat aset di
masa depan, sertifikat kepemilikan
atas jasa pihak tertentu dan Sertif-
ikat kepemilikan atas jasa di masa
depan. Ketiga, Sertifikat salam.
Keempat, Sertifikat istishna. Kelima,
Sertifikat murabahah. Keenam, Ser-
tifikat musyarakah. Ketujuh, Sertif-
ikat muzara'a. Kelapan, Sertifikat
musaqa. Dan Kesembilan, Sertifikat
mugharasa.
Kehadiran Obligasi Syariah
yang pertama sekali adalah oleh PT.
Indosat Tbk pada awal September
2002. akad yang digunakan adalah
akad mudharabah (bagi hasil),
dengan tenor 5 tahun indikiasi re-
turn 15,75%
c) Reksa Dana Syariah
Reksadana di Inggris dikenal
dengan sebutan unit trust yang be-
rarti unit kepercayaan (ka E Cahy-
ono, 200: 16) dan Amerika di kenal
dengan sebutan mutual fund yang
berarti dana bersama dan di Jepang
dikenal dangan sebutan investment
fund yang berarti pengelolaan dana.
Secara bahasa reksa dana tersusun
dari dua konsep, yaitu reksa yang
berarti jaga atau pemeliharaan dan
konsep dana yang berarti
(himpunan) uang. Dengan demikian
secara bahasa reksa dana berarti
kumpulan uang yang dipelihara
(Asri Sitompul, 200: 2). Disimpul-
kan Reksa dana merupakan dana
bersama yang dioperasikan oleh
suatu perusahaan investasi atau ser-
ing disebut Manajer Investasi (MI)
(Iggi Achsien, 200: 73), yang mengum-
pulkan uang dari pemegang dana
dan menginvestasikannya ke dalam
saham, obligasi, opsi, komoditas.
Dll (John Downes dan Jordan Elliot
Goodman, 2001: 50).
Jadi, Reksadana syariah
(Islamic investment funds) adalah
reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip-prinsip syari-
ah Islam, baik dalam bentuk akad
antara pemodal dengan manajer
investasi (wakil pemodal), maupun
antara manajer investasi dengan
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 26
pengguna investasi (Lihat:Fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN) No.
20/DSN-MUI/IV/2001).
Selain itu, Reksa Dana syari-
ah juga didefinisikan sebagai reksa
dana sebagaimana dimaksud dalam
UUPM dan peraturan pelaksanaann-
ya yang pengelolaannya tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah di Pasar Modal.
Reksa Dana Syariah se-
bagaimana reksa dana pada
umumnya merupakan salah satu al-
ternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil
dan pemodal yang tidak memiliki
banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi
mereka. Reksa Dana dirancang se-
bagai sarana untuk menghimpun
dana dari masyarakat yang memiliki
modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas (Heri Sudarsono, 2004:
201).
Reksa Dana Syariah dikenal
pertama kali di Indonesia pada ta-
hun 1997 ditandai dengan penerbi-
tan Reksa Dana Syariah Danareksa
Saham pada bulan Juli 1997. Se-
bagai salah satu instrumen investasi,
Reksa Dana Syariah memiliki krite-
ria yang berbeda dengan reksa dana
konvensional pada umumnya.
Perbedaan ini terletak pada pemili-
han instrumen investasi dan
mekanisme investasi yang tidak
boleh bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah. Perbedaan lainnya
adalah keseluruhan proses mana-
jemen portofolio, screeninng
(penyaringan), dan cleansing
(pembersihan) (Dahlan Samat,
2004: 259).
Jenis Reksa dana
Saat ini setidaknya tercatat ter-
dapat 10 jenis reksa dana syariah: Per-
tama, Reksa Dana Syariah Pasar
Uang. Reksa dana yang hanya
melakukan investasi pada instrument
pasar uang syariah dalam negeri dan/
atau efek syariah berpendapatan tetap
yang diterbitkan dalam jangka waktu
tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau
sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1
(satu) tahun. Kedua, Reksa Dana Sya-
riah Pendapatan Tetap. Reksa dana
yang melakukan investasi paling sedi-
kit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH27
bentuk efek syariah berpendapatan
tetap. Ketiga, Reksa Dana Syariah Sa-
ham. Reksa dana yang melalukan in-
vestasi paling sedikit 80% dari Nilai
Aktiva Bersih dalam bentuk efek sya-
riah bersifat ekuitas. Keempat, Reksa
Dana Syariah Campuran. Reksa dana
yang melakukan investasi pada efek
syariah bersifat ekuitas, efek syariah
berpendapatan tetap, dan/atau instru-
ment pasar uang dalam negeri yang
masing-masing tidak melebihu 79%
dari Nilai AktivaBerih, dimana dalam
portofolio reksa dana tersebut wajib
terdapat efek syariah bersifat ekuitas
dan efek berpendapatan tetap. Kelima,
Reksa Dana Syariah Terproteksi.
Reksa dana yang melakukan investasi
paling sedikit 70% dari NAB dalam
bentuk efek syariah berpendapatan
tetap dan paling banyak 30% dari
NAB dalam bentuk saham syariah
dan.atau sukuk yang diperdagangkan
di Bursa Efek Luar Negeri. Keenam,
Reksa Dana Syariah Indeks. Reksa
dana yang melakukan investasi paling
sedikit 80% dari NAB dalam efek sya-
riah yang merupakan bagian dari suatu
indeks syariah yang menjadi acuann-
ya. Investasi pada efek syariah terse-
but, paling sedikit 80% dari seluruh
efek syariah yang ada dalam indeks.
Pembobotan atas masing-masing efek
syariah dalam reksa dana syariah in-
deks tersebut antara 80%-100% dari
pembobotan atas masing-masing efek
syariah dalam indeks yang menjadi ac-
uan. Ketujuh, Reksa Dana Syariah Ber-
bentuk KIK yang Unit Penyertaannya
diperdagangkan di Bursa Efek (ETF).
Reksa dana yang portofolio efeknya
terdiri dari efek syariah yang liquid.
Kelapan, Reksa Dana Syariah Ber-
bentuk KIK Penyertaan Terbatas.
Reksa dana yang hanya ditawarkan
kepada pemodal profesional dan dil-
arang ditawarkan melalui Penawaran
Umum dan/atau dilarang dimiliki oleh
50 pihak atau lebih. Pemodal profes-
sional merupakan pemodal yang mem-
iliki kemampuan untuk membeli unit
penyertaan dan melakukan analisis ra-
sio. Kesembilan, Reksa Dana Syariah
Berbasis Efek Syariah Luar Negeri.
Reksa dana yang melakukan investasi
paling sedikit 51% dari Nilai Aktiva
Bersih Reksa Dana Syariah pada Efek
Syariah Luar Negeri yang dimuat da-
lam Daftar Efek Syariah yang diterbit-
kan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 28
Syariah. Kesepuluh, Reksa Da-
na Syariah Berbasis Sukuk. Reksa dana
yang melakukan investasi paling sedi-
kit 85% dari Nilai Aktiva Bersih pada
instrument sukuk.
d) Efek Beragun Aset Syariah
Efek beragun Aset Syariah ada-
lah efek yang diterbitkan oleh kontrak
investasi kolektif EBA Syariah yang
portofolionya terdiri dari asset keuangn
berupa tagihan yang timbul dari surat
berharga komersial, tagihan yang tim-
bul dikemudian hari, jal beli pemilikan
asset fisik oleh lembaga keuangan,
Efek bersifat invesasi yang dijamin
pemerintah, sarana peningkatan inves-
tasi/arus kas serta aset keuangan setara,
yang sesuai dengan prinsip syariah.
e) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(Rights Issue)
HMETD adalah produk yang
dinilai sesuai dengan kriteria DSN ka-
rena bersifat hak dan meleka dengan
produk induknya. Mekanisme rights
bersifat opsional dimana rights meru-
pakan hak unutk membeli saham pada
harga tertentu pada waktu yang telah
ditetapkan.
f) Warran Syariah
Warran adalah produk turunan
saham (derivatif) yang dinilai sesuai
dengan kriteri DSN. Pemilik saham
dengan imbalan (warran) diperbolehkan
untuk mengalihkan kepemilikan sa-
hamnya kepada orang lain dengan
mendapat imbalan (Awaludin, 2016:
142).
g) Fungsi dan Karakteristik Pasar Mod-
al Syariah
Dalam islam, investasi merupa-
kan kegiatan muamalah yang sangat
dianjurkan, karena dengan berinvestasi
harta yang dimiliki menjadi produktif
dan juga mendatangkan manfaat bagi
orang lain. Al-Qur’an dengan tegas
melarang aktivitas penimbunan
(iktinaz) terhadap harta yang dimiliki.
Untuk mengimplementasikan
seruan investasi tersebut, harus dicip-
takan suatu sarana untuk berinvestasi.
Banyak pilihan untuk menanamkan
modalnya dalam bentuk investasi. Sa-
lah satu bentuk investasi adalah me-
nanamkan hartanya di pasar modal.
Pasar modal merupakan salah satu pi-
lar penting dalam perekonomian dunia
saat ini. Banyak industry dan perus-
ahaan yang mengunakan institusi pasal
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH29
modal sebagai media untuk me-
nyerap investasi dan sebagai media
untuk memperkuat posisi keuangannya
(drian Sutedi, 2004: 95-96).
Pasar modal berperan men-
jalankan dua fungsi secara simultan
berupa fungsi ekonomi dengan
mewujudkan pertemuan dua kepent-
ingan, yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang me-
merlukan dana, dan fungsi keuangan
dengan memberikan kemungkinan dan
kesempatan untuk memperoleh imba-
lan bagi pemilik dana melalaui inves-
tasi. Pada fungsi keuangan, pasar mod-
al berperan sebagai sarana bagi penda-
naan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemdal (investor). Da-
na yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk membangun
usaha, ekspansi, penambah modal kerja
dan lain-lain. Sedangkan pada fungsi
yang kedua pasar modal menjadi sara-
na bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan sebagai sa-
ham, obligasi, reksa dana, dan lain-
lain, dengan demikian masyarakat
dapat menempatkan dana yang dimili-
kinya sesuai dengan karakteristik keun-
tungan dan rasio masing-masing instru-
ment (Andri Soemitra, 2014: 112).
3. Peluang Pasar Modal Syariah di
Indonesia
Perkembangan pasar modal
syariah yang telah dicapai tersebut
merupakan hasil kerja keras regulator
dan seluruh pemangku kepentingan
dalam mengimplementasikan strategi
pengembangan pasar modal syariah
yang tertuang dalam Master Plan Pasar
Modal dan Industri Keuangan Non
Bank 2010-2014 serta Master Plan
Pasar Modal 2005-2009. Perkem-
bangan pasar modal syariah selama 20
tahun tersebut patut diapresiasi. Na-
mun demikian, mengingat bahwa mar-
ket share produk syariah di pasar mod-
al yang masih relatif kecil, maka diper-
lukan strategi pengembangan yang ter-
encana untuk mewujudkan pasar modal
syariah yang memberikan kontribusi
signifikan bagi perekonomian nasional,
berkeadilan, dan melindungi kepent-
ingan masyarakat. Beberapa hal yang
memerlukan pengembangan lebih
lanjut adalah aspek regulasi, produk,
sumber daya manusia, serta teknologi
informasi. Selain itu, promosi dan
edukasi mengenai pasar modal syariah
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 30
juga perlu mendapatkan perhatian yang
lebih besar .
Terkait dengan regulasi, Indone-
sia saat ini telah memiliki beberapa pera-
turan serta fatwa yang melandasi
kegiatan pasar modal syariah. Namun
demikian, masih perlu disusun peraturan
lain agar dapat memacu perkembangan
pasar modal syariah secara optimal.
Perkembangan pasar modal syari-
ah antara lain sebagai, perkembangan
macam instrumen pasar modal sesuai
dengan syariah yang dikuatkan dengan
fatwa DSN-MUI. Perkembangan
transaksi sesuai syariah atas instrumen
pasar modal syariah dan Perkembangan
kelembagaan yang memantau macam
dan transaksi pasar modal syariah
(termasuk Bapepam Syariah, Lembaga
Pemeringkat Efek Syariah dan Dewan
Pengawas Islamic Market/Index)
Strategi-strategi yang perlu dil-
akukan untuk mengembangkan pasar
modal syariahdi Indonesia yaitu sebagai
berikut:
1. Keluarnya UU pasar modal
syariah diperlukan untuk
mendukung pembentukan
pasar modal syariah sesegera
mungkin. Walaupun hal ini
tidak lepas dari konteks per-
masalahan yang akan dihada-
pi pasar yang berhubungan
dengan pasar modal
(Sebagaimana maraknya bank
syariah setelah terjadinya
krisis 1997. Namun perlu
dipikirkan cara untuk men-
dorong keluarnya legitimasi
dari Bapepam dan
Pemerintah).
2. Perlu keaktifan dari pelaku
bisnis (pengusaha) muslim
untuk membentuk kehidupan
ekonomi yang Islami. Hal ini
guna memotivasi meningkat-
kan image pelaku pasar ter-
hadap keberadaan instrumen
pasar modal yang sesuai
dengan syariah.
3. Diperlukan rencana jangka
pendek maupun jangka pan-
jang oleh Bapepam untuk
mengakomodir perkembangan
instrumen-instrumen syariah
dalam pasar modal. Sekaligus
merencanakan keberadaan
pasar modal syariah di tanah
air.
4. Perlu kajian-kajian ilmiah
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH31
mengenai pasar modal syari-
ah. Oleh karena itu, dukungan
akademisi sangat diperlukan
guna memahamkan perlunya
keberadaan pasar modal syari-
ah
Dalam hal pengembangan sumber
daya manusia, diperlukan kualifikasi
sumber daya manusia yang memadai un-
tuk dapat melakukan kegiatan di pasar
modal syariah. Selama ini masih terdapat
kesenjangan pemahaman pelaku pasar
mengenai pasar modal syariah. Di satu
sisi banyak pelaku pasar yang belum me-
mahami prinsip syariah, di sisi lain ban-
yak ahli syariah yang belum memahami
konsep pasar modal. Dengan demikian,
perlu adanya upaya untuk mengurangi
kesenjangan tersebut, sehingga sumber
daya manusia yang memahami konsep
pasar modal sekaligus prinsip syariah
dapat meningkat secara kualitas dan
kuantitas. Dan pemanfaatan teknologi
informasi juga perlu ditingkatkan karena
pemanfaatan teknologi dapat mempermu-
dah proses bisnis serta penyebaran infor-
masi pasar modal syariah.
Promosi dan edukasi pasar modal
syariah juga perlu ditingkatkan. Promosi
dan edukasi diharapkan dapat meningkat-
kan literasi keuangan pelaku pasar dan
masyarakat khususnya literasi mengenai
pasar modal syariah. Dengan pening-
katan pemahaman pelaku pasar dan
masyarakat, upaya pengembangan pasar
modal syariah dapat lebih mudah dil-
akukan. Selain itu, pasar modal syariah
Indonesia juga perlu diperkenalkan da-
lam lingkup regional maupun global un-
tuk menarik minat pelaku pasar inter-
nasional. Selanjutnya, untuk mendukung
semua hal di atas perlu adanya koordina-
si dengan pemerintah dan regulator lain
baik dari internal maupun eksternal OJK.
Koordinasi ini diharapkan menghasilkan
sinergi kebijakan yang dapat memper-
cepat pencapaian hal-hal yang diharap-
kan dalam pengembanganpasar modal
syariah.
C. KESIMPULAN
Pasar modal syariah di Indonesia
telah berkembang selama dua dekade,
yaitu dimulai sejak pertama kali di-
luncurkannya reksa dana syariah pada
tahun 1997. Sejak saat itu, pasar modal
syariah Indonesia terus tumbuh dan
berkembang yang ditandai dengan se-
makin banyaknya produk syariah, diter-
bitkannya regulasi terkait pasar modal
syariah, dan semakin bertambahnya
Ali Muchlisin
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH 32
masyarakat yang mengenal dan peduli
pasar modal syariah. Produk syariah
yang tersedia hingga terdiri dari efek sya-
riah berupa saham syariah, sukuk, reksa
dana syariah, dan exchange traded funds
(ETF) syariah, serta layanan syariah an-
tara lain berupa online trading syariah.
Indonesia telah memiliki regulasi pasar
modal syariah yang didasarkan pada fat-
wa yang diterbitkan oleh Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI).
Strategi-strategi yang perlu dil-
akukan untuk mengembangkan pasar
modal syariah perlu pembenukkan un-
dang yang lebih baik tentang UU pasar
modal syariah diperlukan untuk men-
dukung pembentukan pasar modal syari-
ah sesegera mungkin. Perlu keaktifan
dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim
untuk membentuk kehidupan ekonomi
yang Islami. Hal ini guna memotivasi
meningkatkan image pelaku pasar ter-
hadap keberadaan instrumen pasar modal
yang sesuai dengan syariah. Dan Perlu
kajian-kajian ilmiah mengenai pasar
modal syariah. Oleh karena itu,
dukungan akademisi sangat diperlukan
guna memahamkan perlunya keberadaan
pasar modal syariah.
D. DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari-
ah, (Bandung: Alfabeta, 2010).
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah lainnya,
(Jakarta: Kencana: Prenadamedia
Group, 2009)
Andir Soemitra, Masa Depan Pasar
Modal Syariah di Indo-
nesia, (Jakarta: Kencana, 2014)
Andrian Sutedi, Pasar Modal Syariah,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014)
Anna Nurlita, Investasi di Pasar Modal
Syariah dalam Kajian Islam, Ku-
tubkhanah: Jurnal Penelitian so-
sial keagamaan, Vol.17, No.1
Januari-Juni 2014
Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas
Jasa Keuangan, Roadmap Pasar
Modal Syariah 2015-2019, Mem-
bangun Sinergi untuk Pasar Mod-
al Syariah yang Tumbuh, Stabil,
dan Berkelanjutan
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2014).
Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Fakhruddin, Pasar Modal di Indo-
nesia Pendekatan Tanya Jawab,
(Jakarta: Selemba Empat, 2001).
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Porto-
folio dan Analisis Sekuritas (Edisi
Kedua), (Yogyakarta: UPP-AMP
YKPN, 1998)
Peluang Pasar Modal Syariah di Indonesia
MUSYAROKAH JURNAL HUKUMENOMI SYARIAH33
Rosylin Mohd. Yusof and M. Shabri
Abd. Majid, Towards An Islamic
International Financial Hub: The
Role Of Islamic Capital Market In
Malaysia (International Journal
of Islamic and Middle Eastern
Finance and Management Vol. 1
No. 4, 2008)
Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor,
An Introduction to
Islamic Finance: Theory and
Pracitce, Second Edition
(Singapore : John Wiley & Sons
(Asia) Pte. Ltd., 2011)
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Ka-
mus Besar Ekonomi, (Bandung :
Pustaka Grafika,2003)
Mustafa Edwin Nasution.dkk,
Pengenalan Eksklusif Ekonomi
Islam (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2006)
Jaka E Cahyono, Cara Jitu Memilih Un-
tung dari Reksa Dana (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2000)
Asri Sitompul, Reksa Dana Pengantar
Dan Pengenalan Umum
(Bandung: Citra Aditya Bakti,
2000)
Iggi Achsien, Investasi Syariah di Pasar
Modal, Menggagas Konsep dan
Praktik Manajemen Portofolio
Syariah (Jakarta: Gramedia,
2000)
John Downes dan Jordan Elliot Good-
man, Kamus Istilah Keuangan
dan Investasi, Edisi Ketiga
(Jakarta: PT Elex Media Kompu-
tindo, Jakarta,2001)
Heri Sudarsono. Bank Dan Lembaga
Keuangan Syariah Deskripsi Dan
Ilustrasi. (Yoyakarta: Ekonisia;
2004)
Dahlan Samat. Manajemen Lembaga
Keuangan .(Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
2004)
Awaludin, “Pasar Modal Syariah Jurnal
Kajian Ekonomi Islam -Volume 1,
Nomor 2, Juli-Desember 2016”
STAI Solok Nan Indah
UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal.
Berdasarkan Standar Syariah AAOIFI
No.17 tentang Investment Sukuk.
Kepres No. 52 Tahun 1976 Tentang
Pasar Modal.
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)
No. 20/DSN-MUI/IV/2001
Irfan Syauqi Beik, Prinsip Pasar Modal
Syariah, dalam//
www.pasantrendvirtual.com/
ekonomi/001.shtml.
www.idx.co.id.
Ali Muchlisin