Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

19

Click here to load reader

Transcript of Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

Page 1: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS SIMPANG CISALAK, DEPOK

(Studi Kasus Jalan Ir.H.Juanda - Tol Cijago, Bogor - Cisalak)

Moriani Nathasya [18311926],

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Universitas Gunadarma

Jln. Margonda Raya No.100, Depok

email :[email protected]

Abstrak

Simpang Cisalak merupakan simpang yang memiliki permasalahan kemacetan lalu lintas yang cukup tinggi. Simpang ini menghubungkan ruas Jalan Juanda menuju Tol Cijago maupun dari arah Bogor menuju Cisalak. Permasalahan kemacetan ini terjadi karena kurangnya pengaturan lalu lintas dan ketidakaturan para pengguna jalan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tak bermotor ditambah lagi dengan dibangun tol Cijago( Cinere – Jagorawi). Pada awalnya tol Cijago ini di bangun dengan tujuan untuk mengurangi kemacetan kepadatan di jalan Margonda Raya, namun pada akhirnya justru memberi dampak kemacetan terhadap simpang cisalak yang memang jauh sebelum di bangunnya tol Cijago memang sudah macet. Melihat permasalahan yang ada, maka dilakukan studi analisa kemacetan lalu lintas simpang Cisalak, Depok dengan tujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kemacetan, tingkat pelayanan dari ruas simpang Cisalak, Depok serta menemukan alternatif solusi untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Data – data yang digunakan analisa merupakan data primer yang diambil langsung dari lapangan, berupa data kepadatan arus lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan,besarnya tundaan dan perilaku lalu lintas.

Kata Kunci : kemacetan lalu lintas, kepadatan lalu lintas, tundaan.

1. Pendahuluan

Permasalahan yang biasa terjadi

dalam lalu lintas adalah kemacetan.

Kemacetan merupakan situasi atau keadaan

tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu

lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah

kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan biasanya terjadi karena tidak

Page 2: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

mempunyai transportasi publik yang baik

atau memadai ataupun juga tidak

seimbangnya kebutuhan jalan dengan

kepadatan penduduk, kurangnya

pengaturan lalu lintas, adanya pasar

tumpah yang secara tidak langsung

memakan badan jalan sehingga membuat

antrian sejumlah kendaraan.

Permasalahan kemacetan ini juga

terjadi pada simpang Cisalak, Depok.

Simpang Cisalak merupakan simpang yang

menghubungkan ruas jalan Juanda menuju

Tol Cijago maupun dari arah Bogor

menuju Cisalak. Kemacetan yang terjadi

karena kurangnya pengaturan lalu lintas

dan adanya angkutan umum yang berhenti

sembarangan disekitar simpang tersebut.

Kondisi tersebut mengakibatkan

menurunnya tingkat pelayanan dari

simpang. Hal ini terlihat dari antrian

panjang kendaraan pada kaki – kaki

simpang. Kondisi diatas mengakibatkan

menurunnya tingkat pelayanan dari

simpang.

Untuk mengatasi kondisi tersebut,

maka perlu dilakukan upaya untuk

meningkatkan tingkat pelayanan simpang

dengan studi pengamatan terhadap

simpang tersebut.

Permasalahan pengamatan meliputi:

a) penyebab kemacetan pada simpang

cisalak,Depok , b) tingkat pelayanan jalan

pada simpang cisalak, Depok , c)

menemukan solusi terhadap kemacetan

yang terjadi.

Tujuan pengamatan meliputi: a)

mengetahui penyebab kemacetan pada

simpang cisalak, Depok , b) menganalisa

tingkat pelayanan jalan pada simpang

cisalak, Depok , c) memberikan solusi

terhadap kemacetan yang terjadi.

2. Dasar Teori

Kemacetan adalah keadaan

tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu

lintas yang disebabkan oleh banyaknya

jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota

besar, terutama kota yang tidak

mempunyai transfortasi publik yang baik

atau memadai. Kemacetan juga disebabkan

tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan

kepadatan penduduk. Kemacetan lalu

lintas menjadi permasalahan sehari-hari di

Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan

kota-kota besar lainnya.

Kemacetan dapat disebabkan oleh

berbagai faktor. Berikut adalah faktor-

faktor yang dapat menyebabkan kemacetan

di jalan raya: Arus yang melewati jalan

telah melampaui kapasitas jalan, terjadi

kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi

gangguan kelancaran karena masyarakat

yang menonton kejadian kecelakaan atau

Page 3: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

karena kendaraan yang terlibat kecelakaan

belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,

terjadi banjir atau longsor sehingga

kendaraan memperlambat kendaraan,

serta adanya perbaikan jalan sehingga luas

jalan menjadi berkurang dan membuat

jarak antara kendaraan satu dengan

kendaraan yang lainnya semakin dekat.

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia

(MKJI, 1997), ruas jalan dibagi menjadi 3

(tiga) jenis, yang meliputi : Jalan Antar

Kota (Interurban Road), Jalan Perkotaan

(Urban road) dan Jalan Tol (Motorways).

Pengelompokan jalan menurut peran

Pengelompokan jalan menurut perannya

adalah sebagai berikut: Jalan Arteri , Jalan

Kolektor , Jalan Lokal .

Jalan perkotaan (urban road)

Variabel-variabel yang akan akan dicari

dalam menentukan kinerja Jalan Perkotaan

antara lain:

• Kecepatan Arus Bebas, FV

• Kapasitas, C

• Derajat Kejenuhan, DS dan

• Kecepatan, V

a. Kecepatan Arus bebas (FV)

Kecepatan arus bebas didefinisikan

sebagai kecepatan pada saat tidak ada

arus (Q=0). Kecepatan arus bebas ini

didapat dengan menggunakan formula

sebagai berikut :

FV=(FV0+FVW)+FFVSF+FFVcs

………..(1)

Dimana:

FV : Kecepatan arus bebas kendaraan

ringan untuk kondisi sesungguhnya

(km/jam)

FV0 : Kecepatan arus bebas dasar untuk

kendaraan ringan pada jalan yang

diamati untuk kondisi ideal

FVW : Penyesuaian kecepatan untuk

lebar jalan (km/jam)

FFVSF : Faktor penyesuaian untuk

hambatan samping dan lebar bahu

FFVcs : Faktor penyesuaian kecepatan

untuk ukuran kota

b. Kapasitas (Capacity, C)

Kapasitas didefinisikan sebagai arus

maksimum yang melalui suatu titik di

jalan yang dapat dipertahankan per

satuan jam dalam kondisi tertentu.

Kecepatan ini dianalisa dengan

menggunakan formula:

C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

....(2)

dimana:

C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam)

C0 : Kapasitas Dasar untuk kondisi

tertentu (ideal) (smp/jam)

FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan

FCSP : Faktor penyesuaian pemisahan

arah

Page 4: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

FCSF : Faktor penyesuaian hambatan

samping

Kapasitas Simpang (C)

Kapasitas adalah kemampuan simpang

untuk menampung arus lalu lintas

maksimum per satuan waktu dinyatakan

dalam smp/jam hijau. Kapasitas pada

simpang dihitung pada setiap pendekat

ataupun kelompok lajur didalam suatu

pendekat. Kapasitas simpang

dinyatakan dengan rumus:

C = S . g/c ……………………….. (3)

Dimana:

C = Kapasitas (smp/jam hijau); S =

Arus jenuh (smp/jam hijau);

g = Waktu hijau (detik).

c = Panjang siklus (detik).

c. Derajat Kejenuhan (Degree of

Saturation, DS)

Derajat kejenuhan merupakan rasio arus

terhadap kapasitas, digunakan sebagai

faktor utama dalam penentuan tingkat

kinerja ruas jalan. Nilai DS ini

menunjukkan apakah ruas jalan tersebut

mempunyai masalah dengan kapasitas

atau tidak jika dihubungkan dengan

volume lalu lintas yang lewat. Harga

DS dapat dihitung dengan formula:

DS=Q/C .........................................(4)

dimana:

DS : Derajat Kejenuhan

Q : Arus lalu lintas (SMP/jam)

C : Kapasitas (SMP/jam)

d. Kecepatan (Velocity,V)

Kecepatan didefinisikan sebagai

kecepatan rata-rata ruang dari

kendaraan ringan sepanjang segmen

jalan, dihitung dengan menggunakan

formula:

V=L/TT .......................................(5)

dimana:

V : Kecepatan rata-rata (km/jam)

L : Panjang segmen (km)

TT : Waktu tempuh rata-rata (jam)

Menurut MKJI 1997,

Tundaan (Delay) adalah waktu

tempuh tambahan yang diperlukan untuk

melalui simpang apabila dibandingkan

lintasan tanpa melalui suatu simpang.

Tundaan terdiri dari tundaan lalu lintas

yaitu waktu menunggu yang disebabkan

oleh interaksi lalu-lintas dan tundaan

geometri yang disebabkan oleh

perlambatan dan percepatan kendaraan

yang membelok disimpangan dan atau

yang terhenti karena lampu lalu lintas.

Tundaan yang digunakan sebagai

indikator tingkat pelayanan dari masing-

masing pendekat maupun suatu simpangan

secara menyeluruh adalah Tundaan rata-

rata. Menurut Manual Kapasitas Jalan

Page 5: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

Indonesia (MKJI), tundaan (D) pada suatu

simpang dapat terjadi karena 2 (dua) hal,

yaitu :

a. Tundaan lalu lintas (DT) yang

disebabkan oleh interaksi lalu lintas

dengan gerakan lainnya pada suatu

simpang;

b. Tundaan geometri (DG) yang

disebabkan oleh perlambatan dan

percepatan saat membelok pada suatu

simpang dan atau terhenti karena lampu

merah.

Tundaan rata-rata untuk suatu

pendekat j merupakan jumlah tundaan lalu

lintas ratarata (DTj) dengan tundaan

geometrik rata-rata (DGj) yang

persamaannya dapat dituliskan seperti

berikut ini :

Dj = DTj + DGj

............................................. (6)

di mana :

DJ = Tundaan rata-rata untuk pendekat j

(det/smp)

DTj = Lalu-lintas rata-rata untuk pendekat

j (det/smp)

DGj = Tundaan geometri rata-rata

pendekat j (det/smp)

Berdasarkan pada Akcelik, 1998,

tundaan lalu lintas rata-rata (DT) pada

suatu pendekat dapat ditentukan dengan

persamaan sebagai berikut :

DT =c×0,5×(1−GR )2

1−(GR−DS)+

NQ1×3600

C

………(7)

di mana :

DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata

pendekat j (det/smp)

GR = Rasio hijau (g/c)

DS = Derajat kejenuhan

C = Kapasitas (smp/jam)

NQ1 = Jumlah smp tertinggal dari fase

hijau sebelumnya

Tundaan geometri rata-rata (DG)

pada suatu pendekat dapat diperkirakan

dengan persamaan sebagai berikut :

DGj = (1 – PSV) x PT x 6 + (PSV x

4)......................(8)

dengan :

DGj = Tundaan Geometri rata-rata pada

pendekat j (smp/jam)

Psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu

pendekat

PT = Rasio kendaraan membelok pada

suatu pendekat

Sedangkan untuk metode lapangan

dilakukan dengan menghitung semua

kendaraan yang masuk simpang, dan

volume kendaraan yang mendekati

simpang dalam satuan mobil penumpang.

Vtotal antri = Vberhenti + Vtidak

berhenti..................(9)

Page 6: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

ΣD = Vtotal antri x

Tpengamatan ..............................(10)

DTs=

ΣDV berhenti

................................................................

(11)

%VD=

V berhenti

V total antri

x100%................................................(12)

DTsTotal=

ΣDV total antri

......................................................(13)

dengan :

Vtotal antri = Volume keseluruhan

kendaraan yang mendekati simpang (smp)

Vberhenti = Volume kendaraan yang

masuk dan berhenti di simpang (smp)

V tidak berhenti = Volume Kendaraan

yang masuk dan tidak berhenti di simpang

(smp)

TPengamatan = Durasi pengamatan (detik)

ΣD = Jumlah tundaan (detik)

DTs = Rata-rata tundaan semua kendaraan

berhenti(detik)

%VD = Prosentase kendaraan yang

tertunda (%)

DT s Total = Rata-rata tundaan semua

kendaraan (detik)

Tingkat Pelayanan/Kinerja Jalan

Tingkat pelayanan (Level of Service)

atau kinerja jalan merupakan pengukuran

kualitatif yang menerangkan tentang

kondisi–kondisi operasional dalam suatu

aliran lalu lintas. Tingkat pelayanan suatu

persimpangan (biasanya pada

persimpangan berlampu lalu lintas)

menurut HCM’ 85 Amerika didapat-kan

dengan melihat waktu tempuh tambahan

yang diperlukan untuk melewati suatu

simpang dibandingkan terhadap situasi

tanpa simpang atau disebut dengan

Tundaan (Delay).

Kriteria tingkat pelayanan untuk simpang

bersignal dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 1. Tingkat Pelayanan

Tingkat Pelayanan Tundaan (Delay)

(det/kend)

Page 7: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

A

B

C

D

E

F

< 5,0

5,1 – 15

15,1 – 25

25,1 – 40

40,1 – 60

> 60

Sumber : HCM 85

Tingkat Pelayanan A :

pergerakan yang lancar/sangat baik dan

sebagian besar kendaraan tiba pada saat

lampu hijau.

Tingkat Pelayanan B :

pergerakan baik, kendaraan yang berhenti

pada tingkat ini lebih banyak dari

kendaraan pada LOS A.

Tingkat Pelayanan C :

pergerakan yang kurang baik dan atau

waktu siklus yang lebih panjang. Jumlah

kendaraan yang berhenti sangat

berpengaruh pada tingkat ini, walaupun

masih banyak ken-daraan yang melewati

persimpangan ini.

Tingkat Pelayanan D :

pergerakan yang buruk dan pengaruh

kemacetan lebih terlihat pada tingkat ini.

Akibat dari waktu siklus yang panjang atau

rasio kendaraan yang tinggi dan rasio

kendaraan henti menurun.

Tingkat Pelayanan E :

pergerakan yang buruk akibat dari nilai

tundaan yang tinggi, biasanya menujukan

nilai waktu siklus yang panjang dan rasio

kendaraan yang tinggi.

Tingkat Pelayanan F :

kondisi macet total atau ketika arus

kedatangan melebihi kapasitas dari

persimpangan tersebut.

Kinerja lalu lintas

Kinerja lalu lintas ruas jalan dapat

dilihat dari kondisi kapasitas jalan (C)

dengan volume lalu lintas (V), dengan

memperbadingannya (V/C). Istilah ini

sering disebut dengan VC Ratio.

V/C sangat tinggi (0,9-1) kondisi lalu lintas padat, potensi timbul kemacetan

V/C tinggi (>0,7) dianggap kondisi lalu lintas baik

V/C sedang (0,6-0,4) kondisi lalu lintas tidak terlalu ramai

V/C rendah (<0,3) kondisi lalu lintas lengang (sepi)

Page 8: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

mengumpulkan literatur dan data sekunder

yang berkaitan dengan penelitian yang

akan dilakukan. Lalu dilakukan survey

langsung di lapangan untuk mendapatkan

data primer. Data primer tersebut berupa

volume kendaraan, waktu siklus serta lebar

pendekat.

Survey dilakukan pada hari kerja

yang diharapkan akan didapatkan waktu

puncak. Waktu survey yang dilakukan

yaitu pada 29 April 2013 hari senin

(mewakili hari kerja) jam 6.00 – 7.00

WIB, dan jam 16.00 – 17.00 WIB.

4. Pembahasan

Hasil survey yang dilakukan pada

hari senin 29 April 2013 pukul 06.00

- 07.00 WIB dan 16.00 – 17.00 WIB,

maka diperoleh volume lalu lintas

pada Jl.Ir.H.Juanda (ke arah tol

cijago dan ke arah margonda), ke

arah Bogor, serta ke arah Cisalak

yang terlihat pada tabel 2, tabel 3,

tabel 4 dan tabel 5.

Tabel 2. Data Survey Volume Lalu Lintas Jl.Ir.H. Juanda (arah tol cijago) – Waktu Pagi dan

Sore.

Jenis Kendaraan

(06.00 – 07.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2845 1,0 2845

Kendaraan Berat (HV) 173 2,5 432,5

Sepeda Motor (MC) 2901 0,5 1450,5

Jumlah 4728

Page 9: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

Tabel 3. Data Survey Volume Lalu Lintas Jl.Ir.H. Juanda (arah margonda) – Waktu Pagi dan

Sore.

Jenis Kendaraan

(06.00 – 07.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2637 1,0 2637

Kendaraan Berat (HV) 126 2,5 315

Sepeda Motor (MC) 2728 0,5 1364

Jumlah 4316

Jenis Kendaraan

(16.00 – 17.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2724 1,0 2724

Kendaraan Berat (HV) 116 2,5 290

Sepeda Motor (MC) 2812 0,5 1406

Jumlah 4420

Tabel 3. Data Survey Volume Lalu Lintas Ke Arah Bogor – Waktu Pagi dan Sore.

Jenis Kendaraan

(06.00 – 07.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2773 1,0 2773

Kendaraan Berat (HV) 150 2,5 375

Sepeda Motor (MC) 2928 0,5 1464

Jumlah 4612

Jenis Kendaraan Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Jenis Kendaraan

(16.00 – 17.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 3105 1,0 3105

Kendaraan Berat (HV) 181 2,5 452,5

Sepeda Motor (MC) 3021 0,5 1510,5

Jumlah 5068

Page 10: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

(16.00 – 17.00)

Kendaraan Ringan (LV) 2781 1,0 2781

Kendaraan Berat (HV) 147 2,5 367,5

Sepeda Motor (MC) 2931 0,5 1465,5

Jumlah 4614

Tabel 3. Data Survey Volume Lalu Lintas Ke Arah Cisalak – Waktu Pagi dan Sore.

Jenis Kendaraan

(06.00 – 07.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2852 1,0 2852

Kendaraan Berat (HV) 136 2,5 340

Sepeda Motor (MC) 3474 0,5 1737

Jumlah 4929

Jenis Kendaraan

(16.00 – 17.00)Kend/jam Emp/jam Smp/jam

Kendaraan Ringan (LV) 2871 1,0 2871

Kendaraan Berat (HV) 129 2,5 322,5

Sepeda Motor (MC) 3573 0,5 1786,5

Jumlah 4980

Sementara itu hasil pengamatan waktu sinyal lampu lalu lintas terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Waktu Siklus Sinyal Lampu Lalu Lintas

Lengan Simpang Merah(det) Kuning(det) Hijau(det) Jumlah

Page 11: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

Cisalak

Bogor

Ir.H.Juanda(arah tol

cijago)

Ir.H.Juanda(arah

margonda)

199

201

201

201

5

5

5

5

67

67

68

68

271

273

274

274

Kondisi geometrik simpang cisalak

(Ir.H.Juanda - Tol Cijago, Bogor - Cisalak)

adalah satu jalur dua lajur satu arah dengan

lebar jalan 7 m dan median jalan 1 m.

Sementara itu untuk hasil

perhitungan nilai derajat kejenuhan (DS)

dan Tingkat Pelayanan terlihat pada Tabel

7.

Tabel 7.Nilai Derajat Kejenuhan (DS) dan Tingkat Pelayanan (TP)

Lengan SimpangVolume kend

(smp/jam)

Kapasitas

Jalan

(smp/jam)

TP DS

Jl.Ir.H.Juanda (arah

Tol Cijago)

(06.00 – 07.00)

(16.00 – 17.00)

4728

5068

33096

35476

0,143

0,143

0,576

0,576

Jl.Ir.H.Juanda (arah

Margonda )

(06.00 – 07.00)

(16.00 – 17.00)

4316

4420

30212

30940

0,143

0,143

0,576

0,576

Page 12: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

Arah Bogor

(06.00 – 07.00)

(16.00 – 17.00)4612

4614

32284

32298

0,143

0,143

0,583

0,583

Arah Cisalak

(06.00 – 07.00)

(16.00 – 17.00)4929

4980

34503

34860

0,143

0,143

0,578

0,578

5. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat

disimpulkan hal – hal sebagai berikut :

a. Waku siklus lampu lalu lintas pada

simpang cisalak rata -rata yaitu pada

waktu lampu merah 200 detik dan

lampu hijau 68 detik dan volume

kendaraan rata - rata yang tinggi

yaitu 4708,375 smp/jam,

menunjukkan waktu siklus lampu

lalu lintas yang panjang dengan

volume kendaraan yang tinggi,

disertai juga kurangnya pengaturan

lalu lintas, adanya angkutan umum

yang berhenti sembarangan disekitar

simpang akibatnya terjadi

kemacetan.

b. Nilai derajat kejenuhan dari

Jl.Ir.H.Juanda (arah Tol Cijago) dan

Jl.Ir.H.Juanda (arah margonda )

sebesar 0,576 ; arah Bogor sebesar

0,583 dan arah Cisalak sebesar

0,578. Hal tersebut menujukkan

simpang tidak terjadi kemacetan

karena DS< 0,85. Sedangkan nilai

tingkat pelayanan pada simpang

cisalak sebesar 0,143 sehingga dapat

disimpulkan kondisi lalu lintas

dalam keadaan bagus. Namun

berdasarkan fakta dan kenyataan

yang ada pada simpang cisalak

terjadi kemacetan karena adanya

waktu siklus lampu lalu lintas yang

panjang sehingga menyebabkan

antrian kendaraan yang panjang lalu

adanya angkutan umum yang

berhenti sembarangan disekitar

simpang.

c. Solusi yang dapat diberikan untuk

mengurangi kemacetan yang terjadi

antara lain :

Dari segi pengaturan lampu

lalu lintas perlu dilakukan

peninjauan kembali seperti

dengan merubah waktu siklus

Page 13: Jurnal Analisis Kemacetan Lalu Lintas Simpang Cisalak

dikarenakan tundaan yang

besar diakibatkan panjangnya

waktu siklus.

Perlu dilakukan pengaturan

lalu lintas terhadap angkutan

umum yang berhenti

sembarangan dengan adanya

petugas pengatur lalu lintas.

Mengurangi konflik

dipersimpangan melalui

pembatasan arus tertentu,

biasanya yang paling

dominan membatasi arus

belok kanan.

Memperlebar jalan,

menambah lalu lintas

jalansepanjang hal itu

memungkinkan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga

1997.Manual Kapasitas Jalan

Indonesia.Jakarta: Direktorat Bina Jalan

Kota.

Warpani, W., 1993. Rekayasa Lalu-

Lintas.Jakarta: Penerbit Bhratara.

Ir. Aji Suraji, MSc.Perancangan

Geometrik Jalan.Malang: Jurusan Teknik

Sipil Universitas Widyagama Malang.

Risdiyanto, 2007. Rekayasa Lalu

lintas,Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta:Jurusan Teknik Sipil

Universitas Janabadra.

.