julayha kardio
Transcript of julayha kardio
-
8/19/2019 julayha kardio
1/24
-
8/19/2019 julayha kardio
2/24
Suatu penyakit dimana terjadi hypertrofi septum interventrikular secara
berlebihan aliran darah keluar dari ventrikel kiri terhambat. Kardiomiopati
adalah hipertrofi ventrikel tanpa penyakit jantung dan sistematis lain yang
dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel ini. Kondisi ini ditandai dengan
penebalan (hipertrofi$ ventrikel kiri, yang penebalan septum
interventrikularisnya lebih mencolok. %ambaran klinis meliputi dispnea,
angina pectoris, mudah lelah, palpitasi, dan sinkop.
&. Kardiomiopati 'estriktif Suatu penyakit dimana terjadi kelainan komposisi miokardium sehingga
menjadi lebih kaku sehingga pengisian kapiler kiri terganggu, mengurangi
curah jantung, dan meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri. %angguan
ini ditandai dengan adanya gangguan pada fungsi diastolic, dinding ventrikel
sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel. %ambaran klinis meliputi
lemah, sesak nafas, paying jantung sebelah kanan, tanda serta gejala
sistematis hemokromatosis.
D. !io%o&i
Sebagian besar kardiomiopatik tidak diketahui ada beberapa sebab yang
diketahui antara lain) infeksi berbagai mikroorganisme toksin seperti etanol)
metabolic miasalnya pada buruknya gi*i dan dapat pula diturunkan.
(*!!'in, 2009)
Pada kardiomiopati dilatasi yang disebabkan oleh pengguaan alcohol,
kehamilan, penyakit tiroid, penggunaan kokain dan keadaan takikardia kronik
yang tidak terkontrol, dikatakan kardiomiopati tersebut bersifat reversible.
+bsitas akan meningkatkan risiko terjadinya gagal jantung, sebagaimana juga
gejala sleep opnea. Kiri!kira #!- pasien memiliki kelainan yang bersifat
familial gen (seperti gen distrofin dan desmin$, kontraktilitas dan membrane
sel (seperti gen lamin /0$ dan protein!protein lainnya.
Penyakit ini bersifat genetic heterogen tetapi kebanyakan transmisinya secara
autosomal resesif dan !linked enheritance, sampai saat ini belum diketahui
bagaimana menentukan seseorang memiliki predisposisi kardiomiopati
-
8/19/2019 julayha kardio
3/24
dilatasi apabila tidak diketahui ri2ayatnya kejadian penyakit ini dalam
keluarganya.
. P!ofisio%o&i #n +!w-. P!ofisio%o&i
3iopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok
penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium. Kardiomiopati
digolongkan berdasar patologi, fisiologi dan tanda klinisnya. Pada
kardiomiopati terjadi kehilangan fungsi miosit menyebabkan menurunnya
daya kontraksi dan bertambahnya dilatasi dari jantung. Penyakit ini
dikelompokkan menjadi tiga yaitu)
1. Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling
sering terjadi. itandai dengan adanya dilasi atau pembesaran rongga
ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan
stasis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot
memperlihatkan berkurangnya jumlah elemen kontraktil serat otot. Komsumsi
alkohol yang berlebihan sering berakibat berakibat kardiomiopati jenis ini.#. Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa
otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum. "erjadi peningkatan
ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel
selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif.
&. Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi.
4entuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja
volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis
(dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel$ dan penyakit infiltrasi
lain.
. P!w-
Kardiomiopati Kardiomiopati Kardiomiopati
Kongesif 5ipertrofi 'estriktif
-
8/19/2019 julayha kardio
4/24
%angguan ejeksi ventrikel kiri
Statis darah dalam ventrikel dan di atrium Peningkatan preload dan afterlod
%agal jantung kongestif
Peningkatan be!
0urah jantung ban volume atri!
6m kiri
Penerunan suplai /Prognosis kondisi penyakit Kongesti paru +ksigen kejaringan /danya program terapi 7dema paru
• Penurunan perfusi /Kecemasan
Perifer /Pemenuhan pendidikan
• 8ntolransi aktifitas kesehatan
$. nifes!si K%inis
Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria maupun
2anita. Kebanyakan orang dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan
gejala dan tanda gagal jantung. ispnu saat beraktifitas, parosikmal nocturnal
dispnu (P9$, batuk, dan mudah lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.
Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan kongesti vena sistemik, distensi
vena jugularis, pitting edema pada bagian tubuh ba2ah, pembesaran hepar,
dan takikardi.
. Pe"eri'sn Di&nisis
1. :oto rontgen toraks, pada kardiomiopati dilatatif akan didapatkan
kardiomiomegali dan edema paru
#. 7kg, akan tampak hipertropi ventrikel kiri pada jenis kardiomiopati hepertropi&. 7kokardiografi, dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung
-
8/19/2019 julayha kardio
5/24
. Pen!%'snn e#is
1. Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi volume
diastolic akhir. "erapi yang lain untuk gagal jantung mungkin diperlukan.#. iberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai
contoh, 2arfarin, heparin, dan obat baru, imelagatran. "emuan terbaru
memperlihatkan bah2a imelagatran memiliki efek samping lebih sedikit
dibandingkan obat lain dan pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai
obat keras. ;imelagataran sedikit diketahui berinteraksi dengan makananatau obat lain.
&. Penyekat beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan
menurunkan kecepatan denyut jantung, sehingga 2aktu pengisian diastolic
meningkat. +bat < obat ini juga mengurangi kekakuan ventrikel.-. apat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang mengalami
hepertrofi.
=. Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin menurunkan
konraktilitas jantung.
I. Ko"+%i'si
1. apat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang
menebal tidak di penuhi
#. apat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila jantung tidak
mampu memompa keluar darah yang masuk.
BAB III
KNSP ASUAN KP3A4ATAN
A. Pen&'in
B. Pe"eri'sn $isi'
Kardiomiopati kongestif pada fase lanjut terjadi gagal jantung akibat
kegagalan ventrikel kiri dengan manifestasi penurunan curah jantung,
penurunan perfusi jaringan, dan pada kompensasi akhir bisa mengganggu
ventrikel kanan dengan manifestasi emboli sistemik dan paru. Sering didapat
-
8/19/2019 julayha kardio
6/24
adanya keluhan dispnea, nyeri dada, cepat lelah, palpitasi dan sinkop.
1. System Pernafasan
Sesak nafas, tidur setangah duduk, pengguaan banyak bantal, batuk tanpa
sputum, nafas crackles, ronkhi(>$, ri2ayat penyakit paru kronis, pengguanaanalat bantu nafas.
#. Sirkulasidanya ri2ayat hipertensi, infark miokardium akut (83$, infark miokardium
kronis (83K$, irama jantung disritmia, edema, tekanan vena jugularis (P?@$
meningkat, pembedahan jantung, endokarditis, anemia, systemic lupus
erythematosus (SA7$, syok sepsis, pengguaan obat beta bloker.
&. 9eurosensoriKelemahan, pusing, pingsan, disorientasi, perubahan perilaku, mudah
tersinggung.-. Kenyaman/ 9yeri
9yeri dada, menarik diri, perilaku melindungi diri, tidak tenang, gelisah, sakit
pada otot, nyeri pada abdomen keatas, takut, mudah tersinggung.
=. System perkemihanPenurunan pola, edema ekstremitas, nokturia, 2arna urine gelap.
B. 9utrisi dan 0airannoreksia, konstipasi, diare, mual, muntah, pertambahan berat badan yang
mencolok, pembengkakan ekstermitas ba2ah, pengguaan diuretic, diet garam,
distensi perut, edema anasarka dan setempat, serta pitting edema(>$. Selain
itu, diet tinggi garam, makanan olahan (diproses$, lemak dan gula protein.
C. ktivitas dan 8stirahat3ungkin akan kita dapatkan data) insomnia, kelemahan/kecapaian menurun,
nyeri dada saat aktifitas, sesak nafas saat istirahat, perubahan status mental,
perubahan tanda vital saat aktifitas.D. Kebersihan iri
8ndikasi penurunan kebersihan diri, kelelahan, dan menurunnya kemampuan
mera2at diri.
C. Di&nos Ke+erw!n
-
8/19/2019 julayha kardio
7/24
1. Pola nafasa tidak efekti berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal, kelebihan cairan paru, penurunan energy atau kelelahan.
#. ctual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan
menurunnya curah jantung.&. 0emas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan-. 8ntoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kecemasan fisik,
ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan
=. 'isiko ketidakpatuhan terhadapa aturan terapeutik berhubungan dengan tidak
mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai, keterbatasan pengetahuan,
kehilangan kekuatan.
D. In!er6ensi
a. Pola nafasa tidak efekti berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal, kelebihan cairan paru, penurunan energy atau kelelahan.
DiagnosaKeperawatan/
Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pola Nafas tidakefektif berhubungandengan :
! Hiperventilasi
! Penurunanenergi/kelelahan
! Perusakan/pelemahanmuskulo-skeletal
! Kelelahan otot
pernafasan! Hipoventilasi sindrom
! Nyeri! Kecemasan
! DisfungsiNeuromuskuler
! Obesitas
! n!uri tulang belakang
NOC: "espiratory status : #entilation
"espiratory status : $ir%ay patency
#ital sign &tatus
&etelah dilakukan tindakankepera%atan selama '''((pasienmenun!ukkan keefektifan pola nafas)dibuktikan dengan kriteria hasil:
*endemonstrasikan batuk efektifdan suara nafas yang bersih) tidakada sianosis dan dyspneu +mampumengeluarkan sputum) mampubernafas dg mudah) tidakadapursed lips,
*enun!ukkan !alan nafas yang
paten +klien tidak merasa tercekik)irama nafas) frekuensi pernafasan
NIC:
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Pasang mayo bila perlu
• akukan fisioterapi dada !ika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
• $uskultasi suara nafas) catat adanya suara tambahan
• .erikan bronkodilator :
-'''''''((''''''''(
• .erikan pelembab udara Kassa basah Nal embab
• $tur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan(
• *onitor respirasi dan status O0
.ersihkan mulut) hidung dan secret trakea
Pertahankan !alan nafas yang paten
Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
*onitor adanya kecemasan pasien terhadap
-
8/19/2019 julayha kardio
8/24
D&:
! Dyspnea! Nafas pendek
DO:! Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
! Penurunan pertukaranudara per menit
! *enggunakan ototpernafasantambahan
! Orthopnea
! Pernafasan pursed-lip! 1ahap ekspirasi
berlangsung sangatlama
! Penurunan kapasitasvital
! "espirasi: 2 33 4 056 /mnt
dalam rentang normal) tidak adasuara nafas abnormal,
1anda 1anda vital dalam rentang
normal +tekanan darah) nadi)pernafasan,
oksigenasi *onitor vital sign
nformasikan pada pasien dan keluarga tentang
tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas( $!arkan bagaimana batuk efektif
*onitor pola nafas
b. ctual/risiko tinggi gangguan perfusi perifer berhubungan dengan
menurunnya curah jantung."ujuan) dalam 2aktu #E#- jam perfusu perifer meningkat.
c. 0emas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status
kesehatan, situasi krisis, ancaman atau perubahan kesehatan
Intervensi Rasional
3( 7kur tekanan darah) bandingkan Kedua -Hipotensi dapat ter!adi sehungan dengan disfungsi ventrikel) hipo-
lengan) ukur dalam keadaan berbaring) tensi !uga merupakan fenomena umum yang berhubungan dengan duduk) atau berdiri bila *emungkinkan( Nyeri) cemas) dan pengeluaran katekolamin(
0( ka!i %arna kulit) suhu) sianosis)nadiperifer -*engetahui dera!at hipoksemia dan peningkatan tahanan perifer(dan diaphoresis secara teratur( 4*engetahui pengaruh hipoksila terhadap fungsi saluran cerna serta
8( ka!i kualitas peristatik) !ika perlu pasang dampak penurunan elektrolit( sonde( 4sebagai dampak gagal !antung kanan kondisinya berat akan ditemu
5( Ka!i adanya kongestif hepar pada$bdo- kan adanya kongesti(men kanan atas -penurunan cuarh !antung mengakibatkan menurunnya produksi urine
9( Pantau output urine sehingga perlu dipantau produksi urine 2;;ml/hari merupakan tanda( atat adanya murmur tanda ter!adinya syok kardiogenik(( Kolaborasi:pertahankan cara masuk disritma(
Heparin+#, sesuai indikasi -makanana porsi besar dapat meningkatkan ker!a !antung( Kafien da
Pat merangsang langsung ke!antung sehingga meningkatkan frekuensi ?antung(
-
8/19/2019 julayha kardio
9/24
Diagnosa
Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kecemasan berhubungandengan@aktor keturunan) Krisissituasional) &tress)perubahan statuskesehatan) ancamankematian) perubahankonsep diri) kurangpengetahuan danhospitalisasi
DO/D&:
! nsomnia
! Kontak mata kurang! Kurang istirahat
! .erfokus pada diri sendiri! ritabilitas! 1akut
! Nyeri perut
! Penurunan 1D dan denyutnadi
! Diare) mual) kelelahan
! Aangguan tidur! Aemetar
! $noreksia) mulut kering
! Peningkatan 1D) denyutnadi) ""
! Kesulitan bernafas
! .ingung! .loking dalam pembicaraan
! &ulit berkonsentrasi
NOC :
! Kontrol kecemasan/ Koping &etelah dilakukan asuhan selama'''''klien kecemasan teratasidgn kriteria hasil: Klien mampu mengidentifikasi
dan mengungkapkan ge!alacemas
*engidentifikasi)
mengungkapkan danmenun!ukkan tehnik untukmengontol cemas
#ital sign dalam batas normal
Postur tubuh) ekspresi %a!ah)
bahasa tubuh dan tingkataktivitas menun!ukkanberkurangnya kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
• Aunakan pendekatan yang
menenangkan
• Nyatakan dengan !elas harapan
terhadap pelaku pasien
• ?elaskan semua prosedur dan apa yang
dirasakan selama prosedur
• 1emani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
• .erikan informasi faktual mengenai
diagnosis) tindakan prognosis
Liatkan keluar!a untuk mendampin!i
klien
Instruksikan pada pasien untukmen!!unakan te"nik relaksasi
• Dengarkan dengan penuh perhatian
• dentifikasi tingkat kecemasan
• .antu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
• Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan) ketakutan) persepsi
• Kelola pemberian obat anti cemas:((((((((
d. 8ntoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kecemasan fisik,
ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan
Diagnosa
Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi akti#itas .erhubungan dengan :
•
1irah .aring atauimobilisasi
• Kelemahan
menyeluruh
• Ketidakseimbangan
antara suplei oksigendengan kebutuhan
Aaya hidup yang
dipertahankan(
NOC :
&elf are : $Ds
1oleransi aktivitas Konservasi eneergi
&etelah dilakukan tindakan kepera%atanselama '( Pasien bertoleransi terhadapaktivitas dengan Kriteria Hasil : .erpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanandarah) nadi dan ""
*ampu melakukan aktivitas sehari
NIC :
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas Ka!i adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan *onitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat *onitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan *onitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas +takikardi) disritmia)
-
8/19/2019 julayha kardio
10/24
D&:
• *elaporkan secara
verbal adanyakelelahan ataukelemahan(
• $danya dyspneu atau
ketidaknyamanan saatberaktivitas(
DO :
• "espon abnormal dari
tekanan darah ataunadi terhadap aktifitas
• Perubahan BA :
aritmia) iskemia
hari +$Ds, secara mandiri Keseimbangan aktivitas dan
istirahat
sesak nafas) diaporesis) pucat)perubahan hemodinamik,
*onitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien Kolaborasikan dengan 1enaga
"ehabilitasi *edik dalam
merencanakan progran terapi yangtepat(
.antu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan .antu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengankemampuan fisik) psikologi dan sosial
.antu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukanuntuk aktivitas yang diinginkan
.antu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda) krek .antu untuk mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
.antu klien untuk membuat !ad%allatihan di%aktu luang
.antu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalamberaktivitas
&ediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas .antu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan *onitor respon fisik) emosi) sosial dan
spiritual
e. 'isiko ketidakpatuhan terhadapa aturan terapeutik berhubungan dengan tidak
mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai, keterbatasan pengetahuan,
kehilangan kekuatan.
Diagnosa
Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
-
8/19/2019 julayha kardio
11/24
$ane%emen re!imen terapeutiktidak efektif berhubungandengan:Konflik dalam memutuskan terapi)konflik keluarga) keterbatasanpengetahuan) kehilangan
kekuatan) defisit support sosial D&:! Pilihan tidak efektif terhadap
tu!uan pengobatan/programpencegahan
! Pernyataan keluarga danpasien tidak mendukungregimenpengobatan/pera%atan)
! Pernyataan keluarga danpasien tidak mendukung/tidak mengurangi faktorrisiko perkembanganpenyakit atau skuelle
DO :
! Percepatan ge!ala-ge!alapenyakit
NOC:
omplience .ehavior
Kno%ledge : treatment
regimen&etelah dilakukan tindakankepera%atan selama '(
mane!emen regimen terapeutiktidak efektif pasien teratasi dengankriteria hasil: *engembangkan dan
mengikuti regimen terapeutik *ampu mencegah perilaku
yang berisiko *enyadari dan mencatat
tanda-tanda perubahanstatus kesehatan
NIC :
&elf *odification assistance! Ka!i pengetahuan pasien tentang
penyakit) komplikasi dan pengobatan
! ntervie% pasien dan keluarga untukmendeterminasi masalah yang
berhubungan dengan regimenpengobatan tehadap gaya hidup
! Hargai alasan pasien
! Hargai pengetahuhan pasien! Hargai lingkungan fisik dan sosial
pasien
! &ediakan informasi tentang penyakit)komplikasi dan pengobatan yangdirekomendasikan
! Dukung motivasi pasien untukmelan!utkan pengobatan yangberkesinambungan
BAB I7
PNUTUP
A. Si"+*%n
B. Srn
-
8/19/2019 julayha kardio
12/24
-
8/19/2019 julayha kardio
13/24
-
8/19/2019 julayha kardio
14/24
-
8/19/2019 julayha kardio
15/24
-
8/19/2019 julayha kardio
16/24
-
8/19/2019 julayha kardio
17/24
-
8/19/2019 julayha kardio
18/24
-
8/19/2019 julayha kardio
19/24
-
8/19/2019 julayha kardio
20/24
-
8/19/2019 julayha kardio
21/24
-
8/19/2019 julayha kardio
22/24
-
8/19/2019 julayha kardio
23/24
-
8/19/2019 julayha kardio
24/24